rupture renal
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Rupture Renal
1/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Ruptur Ginjal
Ruptur ginjal merupakan robeknya atau koyaknya jaringan ginjal secara paksa. Dapat
terjadi secara spontan tanpa didahului trauma sebelumya atau rupture ginjal akibat trauma.1,3
Injuri pada ginjal kini lebih sering terjadi pada dua dekade terakhir, hal ini terutama
disebabkan oleh peningkatan insiden kecelakaan lalulintas di banyak Negara. 4 ,11 Penyebab
lain yang agak jarang adalah terkait pekerjaan dan olahraga. Trauma tumpul dapat timbulkan
perubahan organ, salah satunya adalah rupture.Trauma pada renal merupakan perlukaan yang
paling sering pada system urinarius. Ginjal dilindungi oleh otot-otot lumbar, vertebral, serta
costa. Fraktur costa dan vertebra dapat mem-penetrasi parenkim dan pembuluh darah ginjal.
1,9,11
A. Ruptur Renal Spontan Non-Traumatik
a) Etiologi, Epidemiologi, Faktor Resiko
Kurangnya literature yang membahas secara mendalam rupture spontan dari tumor
ginjal membuktikan kejarangan dari kejadian rupture ginjal akibat tumor. Beard pada tahun
1946 mengumpulakan 42 kasus rupture ginjal tanpa diawali atau disertai trauma , antara lain
tumor, hydronephrosis, pyelonephritis, pyonephrosis, tuberculosis, abscess, infarct,
nephritis, aneurysm dan calculus. Ginjal begitu rapuhnya, sehingga dengan perubahan
patologis yang merupakan suatu trauma tidak langsung saja sudah dapat membut organ ini
rupture. Kemunculan tiba-tiba dari suatu massa di abdominal yang disertai dengan hematuria
dan nyeri menandakan kemungkinan besar telah terjadi rupture dari tumor ginjal.3
Ruptur renal spontan non-traumatik sangat jarang terjadi tapi merupakan kondisi yang
mengancam keselamatan pasien. Mc Dougal et al, me-review literatur di atas tahun 1974, dan
menemukan 78 kasus yang telah memenuhi criteria non-traumatik rupture parekim ginjal
yang disertai perdarahan perirenal. Ditemukan 33 % kasus rupture ginjal diakibatkan tumor
renal ganas/maligna , 24% kasus karena benign renal tumor dengan angiomyolipoma, and
18% timbul akibat penyakit vaskuler, yang paling sering adalah poliarteritis nodosa. Cinman
et all juga me-review juga literatur-literatur periode 1974-1984, dan menemukan 27 kasus
rupture ginjal dengan etiologi paling sering adalah renal angiomyolipoma (33%), diikuti renal
carcinoma ( 26%) dan penyakit vascular ( 26%). 6 Rupture ginjal juga dapat terjadi semasa
kehamilan.7
Ruptur Ginjal Page 1
-
7/22/2019 Rupture Renal
2/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
b). Patofisologi dan Manifestasi Klinis
Ruptured renal neoplasms dapat memberikan manifestasi klinis yang berat dan fatal
bagi pasien. Angiomyolipoma merupakan tumor renal yang mudah menyebabkan rupture
spontan pada ginjal. Kasus rupture lain juga terjadi pada renal cell cancer dan wilms tumor. 8
Ruptur spontan dari sistem kolektivus ginjal normal merupakan komplikasi yang agak
jarang selama masa kehamilan dan sering terjadi pada ginjal kanan. Hal ini dapat terjadi pada
ginjal dengan atau tanpa kelainan patologis sebelumnya. Nyeri pinggang merupakan masalah
yang umum dialami wanita di masa kehamilan. Diferensial diagnosis yang ditandai dengan
gejala tersebut anatara lain symptomatic hydronephrosis, ureteric stones dan pielonefritis.
Ruptur renal spontan jarang terjadi dan jika terjadi akan sangat fatal akibatnya. Rupture dapat
terjadi pada parenkim ginjal atau pada sistem tubulusnya. Ruptur pada parenkim ginjal
biasanya terjadi pada penyakit ginjal dengan tumor sebagai penyebab terseringnya. Sekitar 17
kasus ruptur spontan pada sistem tubulus dilaporkan pada literatur-literatur Inggris , 12 kasus
diantaranya terjadi pada ginjal normal. Kedua belas pasien pada kasus ini mengalami ruptur
di ginjal kanan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa hidronephrosis lebih
sering terjadi di ginjal kanan selama masa kehamilan. Ruptur spontan ini dapat diakibatkan
oleh peningkatan tekanan hidrostatik dalam system tubulus yang melebihi kapasitas dari
calyceal-renal capsular junction. Suatu peningkatan aliran urin secara tiba-tiba dapat menjadi
faktor resiko terjadinya rupture. Saat terjadi ruptur parenkim renal, akan muncul hematuria
yang tia-tiba, nyeri pinggang, hipotensi. Pasien dengan rupture pada system tubulus
kolektivusnya akan merasakan nyeri pinggang yang sangat dengan atau tanpa disertai
hematuria. Biasanya terjadi pada minggu ke-18 kehamilan sampai 1 hari setelah partus. Jika
terjadi rupture pada system kolektivusnya, akan terdapat hidronefrosis dan pengumpulan
cairan atau perdarahan perinephric/periureteric.5,7
Hipertensi renal dapat terjadi karena rupture ginjal. Tetapi tidak semua rupture
gijal akan disertai hipertensi.Hipertesi tidak hanya terjadi bila ada lesi di parenkim ginjal
tetapi dapat terjadi kerena lesi pada kapsula ginjal, system pelveocalyceal dan percabangan
sistem arteri. Ada beberapa mekanisme yang menyebabkan hipertensi pada rupture ginjal,
diantaranya:
Pages Mechanism, menimbulkan cello-phane perinephritis. Hipertensi pada
kondisi ini disebabkan kompresi ginjal oleh subcapsular atau perirenal
Ruptur Ginjal Page 2
-
7/22/2019 Rupture Renal
3/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
hematoma atau kontriksi ginjal akibat penebalan kapsula ginjal oleh jaringan
fibrosa yang terbentuk sewaktu penyembuhan dari hematoma.
Goldblatt Mechanism ketika ginjal mengalami iskemia saat hipertensi
renovaskular terjadi sebagai akibat thrombosis, spasme, atau stenosis dari
arteri renalis atau akibat aneurisme arteriovenous.
Mekanisme lainya melalui pielonefritik, lithiasis, dan stasis urin.3,4,7
Spontaneous kidney rupture dapat menjadi komplikasi dari Wegener's granulomatosis.
Ruptur renal secara spontan jarang terjadi, tapi dapat menjadi tanda pertama dari
Wegener's granulomatosis.2
Ruptur spontan dari parenkim ginjal setelah transplantasi ginjal terjadi pada 0,8
sampai 9,6 % pasien transplantasi. Ruptur ini disebabkan oleh immunological destruction of
the graft. Hampir seluruh rupture terjadi setelah periode post-operasi, 80% kasus ruptur
terjadi dalam 2 minggu setelah operasi, kasus lainnya terjadi setelah 5 bulan. Manifestasi
klinis yang dapat ditemukan antara lain adalah nyeri yang sangat tajam didaerah transplantasi
dan perdarahan massif. Pada rupture yang luas dan multiple akan menimbulkan shock
hemorhagik. Ginjal yang ditransplan akan membesae, oedematous dan akan ditemukan satu
atau leih fisura di sisi konveks ginja. Fisura ini ada yang membentang secara longitudinal,
transversal, atau menembus parenkim ginjal.5
Percutaneous nephrolithotomy (PNL) merupakan prosedur terapi untuk penyakit batu
ginjal. Dari penelitian tindakan PNL memilki angka morbiditas lebih rendah dibandingkan
pembedahan. Terlebih lagi PNL dapat dilakukan ada pasien dengan batu saluran kemih
dibandingkan operasi terbuka saat ESWL tidak dapat dilakukan. PNL umumnya aman dan
disertai dengan komplikasi ringan, tetapi dapat pula menimbulkan renal rupture dan
Ruptur Ginjal Page 3
-
7/22/2019 Rupture Renal
4/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
perdarahan hebat. Selama proses PNL , percutaneous puncture pada ginjal dapat
menimbulkan perforasi pada pelvis ginjal dan menghancurkan integritas pelvicalyceal
system, mengakibatkan trauma pada kapsula renalis dan perdarahan. Selama PNL pembuluh
darah pericalyceal atau parenkim renal dapat terluka atau robek.10
c). Pemeriksaan dan Tata Laksana
Investigasi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi diagnosis adalah dengan melakukan
intravenous urogram, computed tomogram, atau dengan magnetic resonance urogram.7
Pada non-traumatik renal ruptur, penatalaksanaannya tergantung pada diagnosis
perdarahan yang terjadi dan penyebab utamanya. Pengumpulan darah di perinephric dan
subcapsular sangat mudah dideteksi dengan ultrasound, walaupun CT memberikan gambaran
pemeriksaan yang lebih akurat untuk menentukan sisi yang mengalami perdarahan.
Perdarahan renal jarang terlihat sebagai perdarahan intraperitoneal. Dengan CT, tumor renal
yang sangat kecil dapat terdeteksi.6
Angiomyolipoma mungkin hanya tumor jinak pada ginjal yang dapat dipastikan
keberadaannya dengan teknik radiologi. Pada banyak kasus, ultrasound dan CT dapat
mengidentifikasi lemak makroskopik yang terkandung dalam tumor ini, kehadiran lemak ini
Ruptur Ginjal Page 4
-
7/22/2019 Rupture Renal
5/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
membantu menyingkirkan diagnosis renal cell carcinoma. Tetapi angiomyolipoma memiliki
tampilan atipikal. Terdapat lesi dengan pertumbuhan extrarenal dan un-detectable fatserta
perdarahan.6 Ultrasound dan CT merupakan pemeriksaan awal yang paling bermanfaat.
Ultrasound dapat mendeteksi darah yang terkumpul di perinephric atau subcapsular pada
semua kasus dan menegakkan diagnosis multiple angiomylipoma pada wanita hamil saat
pemeriksaan CT dikontraindikasikan untuk wanita hamil.6,7
Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologistsguidelines , pajanan
X-Ray kurang dari 5 rads tidak berhubungan dengan peningkatan angka anomali congenital
pada fetus. Walaupun CT akan memberikan pajanan radiasi dosis tinggi pada fetus , dosis
yang diberikan masih aman, terlebih lagi bila dilakukan setelah 18 minggu masa kehamilan.
Alternatif lain, dapat dilakukan magnetic resonance imaging setelah trimester pertama dan
akan membantu membedakan urinoma dan suatu hematoma. Rupture dari system kolektivus
dapat ditatalaksanai dengan melakukan drainase dengan percutaneous nephrostomy atau
ureteric stenting.7
Ruptur Ginjal Page 5
-
7/22/2019 Rupture Renal
6/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Ruptur Ginjal Page 6
-
7/22/2019 Rupture Renal
7/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
B. Ruptur Ginjal Traumatik
Sebagian besar perlukaan pada ginjal terjadi akibat kecelakaan lalu lintas atau saat
melakukan olahraga. Ginjal yang disertai dengan keadan patologik seperti hidronefrosis atau
tumor maligna sangat rentan rupture walaupun hanya dengan trauma ringan. Trauma renal
terjadi rata-rata 1-5 % dari semua kasus trauma yang terjadi. Ginjal merupakan organ yang
sering terkena perlukaan akibat trauma genitourinary atau trauma pada abdomen. Dilihat dari
angka kejadiannya, pasien truma ginjal lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita
dengan perbandingan 3:1. 9,11
1. Etiologi
Trauma tumpul secara langsung pada abdomen, pinggang, atau punggung merupakan
mekanisme tersering dari injuri renal. Trauma ini dapat disebabkan kecelakaan lalu lintas,
perkelahian, jatuh, dan olahraga. Kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi dapat
menimbulkan renal trauma dengan mekanisme deselerasi dan sebabkan perlukaan vaskular
yang berat. Luka tembakan dan luka tusukan merupakan penyebab tersering dari sebagian
besarpenetrating injuriespada ginjal.
Ruptur Ginjal Page 7
-
7/22/2019 Rupture Renal
8/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
2. Patologi & Klasifikasi
A. Temuan patologis awal dari trauma ginjal
Laserasi akibat trauma tumpul biasanya terjadi pada sisi transversal ginjal. Mekanisme
perlukaan terjadi melalui kekuatan tekanan yang ditransmisikan mengenai parenkim renal.
Berdasarkan berat perlukaan pada ginjal akibat trauma, renal injuri dibagi menjadi
beberapa derajat.
Grade 1 Terjadi kontusio renal atau perdarahan pada parenkim ginjal.
Mikroskopik hematuria adalah tanda yang paling sering , walaupun tidak
menutup kemungkinan terjadi pula gross hematuria
Grade 2 Terjadi laserasi pada parenkim hingga korteks renal. Hematoma
perirenal dapat terjadi, tetapi tidak berat.
Grade 3 Laserasi parenkim renal , menembus korteks ginjal hingga medulla
renal. Biasanya disertai dengan retroperitoneal hematom.
Grade 1 Grade 2
Ruptur Ginjal Page 8
-
7/22/2019 Rupture Renal
9/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Grade 3 Grade 4
Grade 4 Laserasi parenkim ginjal yang menembus hingga sistem kolektivus
renal. Juga disertai robekan arteri segmentalis.
Grade 5 Multipel, parenkimal laserasi, pedikel ginjal mengalami
peregangan. Terjadi injuri pada vena dan arteri renalis
Grade 5
Ruptur Ginjal Page 9
-
7/22/2019 Rupture Renal
10/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Klasifikasi lain mengenai derajat trauma renal
Keadaan-keadaan patologis ginjal yang dapat memperberat kerusakan ginjal
meskipun hanya mendapat trauma ringan. Misalnya :
Hydronephrosis
Polikistik/multikistik ginjal
Tumor ginjal
dan penyebab tersering dari trauma tumpul ginjal adalah : kecelakaan lalu lintas (70-80%).
Trauma yang mengenai ginjal dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
- Langsung
ginjal tergencet benda tumpul
luka tusuk
luka tembak
- Tidak langsung
jatuh dari ketinggian (efek deselerasi dari gaya) sehingga menyebabkan terputusnya
pedikel ginjal
Ruptur Ginjal Page 10
-
7/22/2019 Rupture Renal
11/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Klasifikasi menurut jurnal urologi Indonesia, derajat kerusakan yang terjadi pada ginjal.
Dibagi 4 macam
1. Kontusio (85%) : Memar atau hematome sub kapsuler dengan kapsul ginjal masih
utuh.
2. Laserasi minor (10%) : Kerusakan korteks parenkim ginjal bagian superficial tanpa
disertai kerusakan sistem kaliseal atau medula ginjal.
3. Laserasi mayor (15%) (Ruptur Ginjal): Kerusakan parenkim ginjal yang meluas mulai
dari korteks dan medula ginjal atau ke sistem kaliseal
4. Trauma vasculer (5%) (Renal Pedicle Injury) : Oklusi atau avulsi / terputusnya vasa
renalis. 1
B. Temuan patologis lainnya
1. Urinoma. Perobekan/laserasi yang dalam yang tidak dapat diperbaiki dapat
menimbulkan ekstravasasi urin dan komplikasi hidronefrosis atau
pembentukan abses
2. Hydronefrosis. Hematoma yang berat pada rongga retroperitonium ditambah
dengan adanya ekstravasasi urin dapat menimbulkan fibrosis pada
ureteropelvic junction sebabkan hidronefrosis.
3. Arteriovenous Fistula. Dapat terjadi setelah trauma tajam tetapi sangat jarang
kejadiannya.
4. Renal Vascular Hipertensi. Aliran darah pada jaringan yang rusak akibat injuri
menurun, timbulkan hipertensi. Fibrosis akibat trauma juga menimbulkan
kontriksi arteri renalis dan mengakibatkan hipertensi renalis.
3. Manifestasi Klinis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Suatu informasi mengenai mekanisme trauma didapatkan dari korban yang masih
sadar, saksi atau tim medis yang melakukan pertolongan. Pada trauma tajam,
informasi penting yang perlu dicari adalah ukuran senjata yang menancap, tipe dan
caliber senjata bila yang digunakan adalah senjata semacam senapan. Pemeriksaanfisik dilakukan untuk mengetahui tempat yang terluka akibat trauma apakah pada
Ruptur Ginjal Page 11
-
7/22/2019 Rupture Renal
12/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
thoraks, punggung, pinggang atau abdomen bagian atas maupun bawah. Trauma
tumpul pada punggung, pinggang, toraks bagian bawah, dan abdomen bagian atas
dapat menyebabkan renal injuri. Tanda dan gejala yang akan timbul yang
menandakan adanya perlukaan pada renal adalah :
Hematuria
Flank pain
flank ecchymoses
flank abrasions
fractured ribs
abdominal distension
abdominal mass
abdominal tenderness
Hematuria mikroskopik atau gross hematuria akan menyertai trauma abdomen yang
menandakan bahwa telah terjadi injuri pada traktus urinariusnya. Segala perlukaan yang
terjadi pada pinggang harus dipikrkan kemungkinan trauma pada ginjal walaupun tanpa
adanya hematuria. Derajat trauma pada ginjal tidak selelu berhubungan dengan derajat
hematuria yang diperlihatkan. Pasien dengan gross hematuria atau mikroskopik hematuria
dengan shock ( tekanan darah sistolik
-
7/22/2019 Rupture Renal
13/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Awalnya tanda shock atau tanda kehilangan darah dalam jumlah yang besar dari
perdarahan retroperitoneal akan terlihat. Terdapat ekimosis pada pinggang atau kuadran atas
abdomen. Suatu massa dapat ter-palpasi dan hal ini menandakan adanya hematoma
retroperitoneal atau telah terjadi urin ekstravasasi.
4. Pemeriksaan
Pasien dengan trauma harus dievaluasi dengan melakukan tes radiologi dan
laboratorium. Urinalisis, hematokrit dan kadar kreatinin merupakan test terpeting untuk
mengevaluasi trauma renal.
1. Urinalisis merupakan test dasar yang harus dilakukan pada pasien yang
dicurigai mengalami trauma renal. Hematuria merupakan indicator
pertama dari perlukaan pada renal, tetapi tidak spesifik untuk
membedakan trauma mayor atau minor yang terjadi pada renal. Mayor
renal injury seperti robekan pada ureteropelvic junction, pedikel ginjal
atau thrombosis arteri segmentalis dapat terjadi tanpa disertai hematuria.
Hematokrit awal berhubungan dengan tanda vital yang nantinya
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan emergency resuscitation.
Penurunan hematokrit dan diperlukannya transfusi darah adalah tanda
tidak langsung dari jumlah kehilangan darah yang terjadi.
Pengukuran kadar kreatinin merefleksikan fungsi ginjal yang mengalami
trauma. Adanya peningkatan kreatinin menandakan adanya kelainan
patologis sebelumnya.
Pemeriksaan Radiologi
1. Ultrasonography
USG merupakan pemeriksaan awal yang dapat dilakukan pada pasien
dengan abdominal trauma. Dapat mendeteksi adanya cairan di rongga
perironeum tanpa pajanan sinar radiasi. USG dapat mendeteksi laserasi
Ruptur Ginjal Page 13
-
7/22/2019 Rupture Renal
14/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
renal tetapi tidak dapat menentukan kedalaman laserasi dan tidak dapat
memberikan informasi tentang fungsi ginjal mengenai ekresi renal atau
bocornya urin. Selama evaluasi pasien dengan trauma tumpul, USG lebih
sensitif dan spesifik daripada IVP dalam mengevaluasi minor renal
trauma. Tetapi sensitivitas USG menurun seiring dengan peningkatan
keparahan dari tauma renal.
2. Standar IVP
Temuan yang didapatkan setelah melakukan IVP adalah derajat fungsi
ginjal dan ada/tidaknya ekstravasasi. Ginjal yang tidak berfungsi
menandakan trauma berat pada ginjal, perlukaan pada pedikel ( pereganganvascular atau thrombosis) atau rupture ginjal yang parah. Ekstravasasi dari
kontras yang diberikan mewakili derajat keparahan trauma apakah
mengenai capsul, parenkim, parenkim atau system kolektivusnya.
3. Computed tomography (CT)
CT merupakan pemeriksaan gold standar untuk pasien renal trauma yang
stabil. CT lebih sensitive dan spesifik dibandingkan IVP, USG, atau
Angiografi. CT lebih akurat dalam menentukan lokasi perlukaan, mendeteksi
dini kontusio dan hematoma. Mmeperlihatkan secara jelas posisi anatomi
organ-organ, termasuk kedalaman dan lokasi laserasi pada renal.
4. Magnetic resonance imaging (MRI)
Walaupun MRI tidak digunakan secara umum pada pasien dengan trauma
renal, MRI dapat menemukan perirenal hematoma, dan mendeteksi adanya
keabnormalan lain pada ginjal, tetapi gagal dalam visualisasi ekstravasasi
urin pada pemeriksaan awal.
5. Angiography
Angiography dapat menemukan laserasi ranal , ekstravasasi urin dan
peregangan pada pedikel ginjal. Indikasi dilakukannya pemeriksaan ini
Ruptur Ginjal Page 14
-
7/22/2019 Rupture Renal
15/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
adalah ketika dengan IVP ginjal tidak tervisualisasi dengan baik setelah
truma tumpul renal berat saat CT tidak dapat dilakukan. 9
Alur Pemeriksaan/penegakan derajat trauma renal
Ruptur Ginjal Page 15
-
7/22/2019 Rupture Renal
16/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Ruptur Ginjal Page 16
-
7/22/2019 Rupture Renal
17/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
Ruptur Ginjal Page 17
-
7/22/2019 Rupture Renal
18/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
5. Prognosis dan Komplikasi
Dengan penatalaksanaan yang tepat dan follow-up yang teraur, hamper semua
rupture renal memiliki prognosis yang bagus dengan penyembuhan yang spontan dan
fungsi renal yang normal dapat kembali. Follow-up dengan urography dan monitoring
terhadap tekanan darah dapat mendeteksi lebih awal hidronefrosis dan hipertensi.
Perdarahan merupakan komplikasi tersering. Pasien harus diobservasi secara
ketat, dengan monitoring pada tekanan darah dan hematokrit. Ukuran dan seberapa
besar ekspansi massa yang terpalpasi juga harus diperhatikan. Perdarahan
retroperironeal yang persisten atau gross hematuria yang berat membutuhkan tindakan
operatif. Adanya ekstravasasi urin juga dapat menyebabkan pembentukan abses dan
sepsis. Hipertensi, hidronefrosis, arteriovenous fistula, pembentukan batu dan
pielonefrosis dapat timbul sebagai komplikasi.
6. Penatalaksanaan
Manajemen dini yang harus dilakukan adalah penanganan terpadu pada shock
dan perdarahan yang terjadi, resusiasi dan evaluasi terhadap trauma yang terjadi.
Trauma tumpul/Blunt injuries
Minor renal injuries yang diakibatkan trauma tumpul tidak selalu membutuhkan
tindakan operatif. Perdarahan akan berhenti secara spontan dengan bed-rest dan
hidrasi yang cukup. Kasus yang memerlukan tindakan operatif diindikasikan untuk
trauma renal yang disertai dengan persisten retroperitoneal bleeding, ekstravasasi
urin, adanya bukti laserasi pada parenkim renal dan adanya perlukaan pada pedikel
ginjal. 9,11
Trauma tajam/Penetrating injuries
Trauma tajam harus ditangani dengan tindakan operatif.9,11
Ruptur Ginjal Page 18
-
7/22/2019 Rupture Renal
19/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
DAFTAR PUSTAKA
1. Adi Santoso .Trauma Urogenital, Jurnal Urologi, Program Studi/Seksi Urologi
Lab/UPF Ilmu Bedah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994, voll4, No.2
www.urology.or.id
2. Faissal Tarrass. Spontaneous kidney rupturean unusual complication of Wegener's
granulomatosis. Oxford university Press.2006. www.oxfordjournals.org
3. Jacob Frumkin, Stephen Meigher. Spontaneous rupture of kidney tumors. Annals of
Surgery August. 1953 . Volume 13 ,Number 2, pg 275-278.
4. J.Girl & J. Tuhy , From the Departments of Radiology and Urology,Central Military
Hospital, Prague, Czechoslovakia. 1965, http://www.circ.ahajournals.org/
5. J.Reznicek, V.Zvara. International Urology and Nephrology, Allograft Rupture after
Kidney Transplantation, Department of Clinical Immunology and Deparement of
Pathological Anatomy, Urological Clinic, Bratislava.1981.
6. KH Yip ,PC Tam, The British Journals of Radiology, Spontaneous rupture of renal
tumours : the role of imaging in diagnosis and management. Departments of surgery
Division of Urology and Diagnostic Radiology.1998. The University of Hong Kong,
Queen Mary Hospital, Hong Kong.
7. KL Lo, CF Ng, WS Wong. Spontaneous Rupture of The Left Renal Collecting
System During Pregnancy. Hong Kong Med Journalss, Vol 13, No.5. October
2007.www.hkmj.org.
8. Mohammad Moazzam , M Hammad Ather and Akber S Hussainy
Leiomyosarcoma presenting as a spontaneously ruptured renal tumor-case report
Department of Surgery and Pathology, The Aga Khan University, Karachi, BMC
Urology, www.biomedcentral.com
9. N. Djakovic, E. Plas, L. Martnez-Pieiro, Th. Lynch, Y. Mor, R.A. Santucci, E.
Serafetinidis, L.N. Turkeri, M. Hohenfellner .Guidelines on Urological Trauma
European Association of Urology. 2009. Pg; 6-13
Ruptur Ginjal Page 19
-
7/22/2019 Rupture Renal
20/21
[TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal
10. Sung Hoon Kim, M.D., Sun Joon Cho, M.D., Young Kug Kim, M.D., Gyu
Sam Hwang, M.D., and Jai Hyun Hwang, M.D. Fatal Renal Rupture as a Rare
Complication of Percutaneous Nephrolithotomy Department of Anesthesiology and
Pain Medicine, Asan Medical Center, University of Ulsan College of Medicine,
Seoul, Korea . Korean J Anesthesiol Vol. 54, No. 6, June, 2008
www.synapse.koreamed.org
11. Tanagho, E.A, et al. Lange: Smiths General Urology. Sixteenth edition.
Penerbit Mc Graw Hill : San Fransisco. 2004. Chap.17
Ruptur Ginjal Page 20
http://www.urology.or.id/http://www.urology.or.id/http://www.oxfordjournals.org/http://www.circ.ahajournals.org/http://www.hkmj.org/http://www.biomedcentral.com/ -
7/22/2019 Rupture Renal
21/21
http://www.synapse.koreamed.org/