evalusi hasil inseminasi buatan
TRANSCRIPT
Evalusi Hasil Inseminasi
Buatan
Adalah : Melakukan pencatatan pd tiap kejadian yg dialami dan setiap tindakan yg dikenakan thd sapi tsb.
Tujuan : Tahu status ternak, Penentuan sikap petugas agar bertindak cepat dan tepat, kurangi resiko tindakan dan bisa sbg sarana utk seleksi.
KARTU IB RANGKAP 2 : 1. Disimpan INSEMINATOR 2. Disimpan PETERNAK
KARTU UMUM (1) mencatat semua sapi yang di IB disimpan di kantor Inseminator FAKTUR RANGKAP 3 : 1. Peternak, 2. Inseminator, 3. Dinas
PENCATATAN REPRODUKSI MELIPUTI :
• Nama dan alamat pemilik sapi
• Identitas sapi betina (nama, nomor, gambar)
• Intensitas gejala berahi
• Nama atau No Pejantan yg semennya
digunakan
• Nama atau paraf Inseminator
• IB pd waktu waktu sebelumnya
• Kegiatan reproduksi sapi umum
EVALUASI HASIL IB
Landasan kesuksesan operasional program IB
adalah mampu mempertahankan fertilitas
ternak agar tetap tinggi.
Banyaknya Kawin Berulang (Repeat Breeder)
sangat merugikan :
Inseminator (Straw, waktu, tenaga, transp.)
Peternak (pakan, produk, waktu, tenaga)
Non Return Rate (NR)
Conception rate (CR)
Servis per Conception S/C
Calving Interval
Calving rate (C/R)
IB BERHASIL
Non Return Rate (NR)
Merupakan evaluasi keberhasilan inseminasi
buatan dengan menghitung prosentase hewan
yang tidak kembali minta kawin. Evaluasi metode
ini biasanya dilakukan dengan interval 28-35
hari, 60-90 hari (paling sering digunakan), dan
150-180 hari.
NR (%) : (∑ sapi yang di IB – ∑ sapi yang kembali di IB ) x 100%
∑ sapi yang di IB
Penilaian NR berasumsi bahwa ternak yang tidak minta kembali
kawin adalah bunting. Asumsi ini tidak selalu benar, karena selain
bunting sapi betina yang tidak minta kawin bisa saja telah mati,
dijual, hilang, mengalami silent heat, atau bisa juga memiliki corpus
luteum persisten.
Sebaliknya, ternak yang kembali minta diinseminasi belum tentu
tidak bunting, karena sekitar 3,5% sapi bunting, terutama yang
masih muda, masih memperlihatkan tanda birahi saat bunting.
Kemungkinan lain, ternak sudah bunting tetapi terjadi
kematian (mortalitas embrional), keguguran (abortus),
pengerasan fetus (mumification), penghancuran fetus (maceratio),
dan kelainan lainnya (Toelihere, 1979).
NR bukan mesti bunting tapi bisa juga :
- CL persisten - Silent estrus
- Ptrnk malas lapor - Sp tlh dijual
Repeat Breeders bukan berarti tdk bunting
tapi bisa juga :
- Ekstra estrus - Terjadi Abortus
- Tjd mumifikasi - Embrio mati.
Conseption Rate (CR) / Angka Konsepsi Merupakan angka prosentase kebuntingan pada
inseminasi pertama yang didiagnosa per rektal.
Evaluasi CR dilakukan 40-60 hari setelah
inseminasi dilakukan. Pada program inseminasi
yang baik, nilai CR yang didapatkan normalnya
sekitar 70 % (Toelihere, 1979).
CR (%) : ∑ betina bunting yang didiagnosa per rektal x 100 %
∑ seluruh betina yang di inseminasi
Angka konsepsi atau Conception rate (CR) - Perkiraan yng mendekati benar adalah CR
- Adanya kebuntingan berdasarkan pemeriksaan
palpasi rektal 40 s/d 60 hari pasca IB
Angka konsepsi dipengaruhi : - fertilitas Spermatozoa (pejantan)
- Fertilitas sel telur (betina)
- Pelaksanaan Telnologi IB
Service Per Conception (S/C)
Banyaknya IB yg dibutuhkan oleh seekor betina sampai betina itu bisa jadi bunting.
S/C akan tdk berarti,
- bila digunakan semen pejantan yang berbeda-beda.
- bila betina steril turut diperhitungkan dlm membandingkan
kesuburan pupulasi ternak.
Evaluasi ini digunakan untuk membandingkan efisiensi untuk mengetahui perhitungan jumlah pelayanan inseminasi yang dibutuhkan oleh seekor betina sampai terjadi kebuntingan. Untuk melakukan evaluasi ini harus digunakan sperma dari seekor pejantan yang sama yang sudah terjamin fertilitasnya. Normalnya nilai S/C berkisar antara 1,6-2 (Toelihere, 1979).
S/C : ∑Sapi yang di IB ( jmlh straw yg digunakan)
∑ Sapi yang bunting
Calving Rate (C/R)
Adalah persentase jmlh anak yg lahir hidup dan
normal dari hasil IB baik IB pertama, kedua atau
seterusnya pada 1 periode
CR = Σ betina yang di IB. X 100%
Σ kelahiran
Calving rate Ini dilakukan karena :
* Sulit tentukan bunting pada umur kebuntingan
muda.
* Sering tjd kematian embrional atau abortus.
Untuk mendapatkan nilai yg nyata dibutuhkan plg
sedikit 100 sampel
Calving Interval (CI) / Jarak Antar
Kelahiran
Merupakan evaluasi keberhasilan inseminasi
buatan yang didasarkan pada interval suatu
kelahiran terhadap kelahiran berikutnya.
Normalnya kelahiran yang satu dan yang yang
lain sekitar 1 tahun (Salisbury, 1985).
Pengelolaan reproduksi yang baik akan meningkatkan efisiensi reproduksi, tinggi rendahnya efisiensi reproduksi ditentukan oleh 5 faktor yaitu :
Angka perkawinan per kebuntingan (service per conception)
Angka kebuntingan (conception rate)
Angka kelahiran (calving rate)
Tenggang waktu antar melahirkan (calving interval)
Tenggang waktu antara melahirkan sampai bunting kembali (service period)
TERIMAKASIH