evaluasi program rehabilitasi sosial …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/evaluasi program...

144
EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Adminitrasi Negara Oleh NURHAYATUL JANNAH 6661091850 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2016

Upload: dinhkiet

Post on 26-Aug-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH)

DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Adminitrasi Negara

Oleh

NURHAYATUL JANNAH

6661091850

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2016

Page 2: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan
Page 3: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan
Page 4: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan
Page 5: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

ABSTRAK

Nurhayatul Jannah. 6661091850. 2016. Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial

Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Drs. Oman Supriyadi,

M.Si. Dosen Pembimbing II : Rini Handayani, S.Sos., M.Si.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kondisi sosial masyarakat

Kabupaten Serang, infrastruktur yang memprihatinkan, dan kondisi ekonomi yang

masih rendah. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi RS-RTLH di

Kabupaten Serang Tahun 2013. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah

teori evaluasi kebijakan menurut Hanif Nurcholis yaitu input, proses, output, dan

outcomes. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Teknik analisis data

penelitian menggunakan analisis data Prasetya Irawan. Hasil penelitian

menunjukan pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni

(RS-RTLH) di Kabupaten Serang belum berjalan dengan optimal. Karena

pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan Pedoman RS-RTLH, dan kualitas

kerja pelaksana Program RS-RTLH yang tidak maksimal. Saran dalam penelitian

yaitu, pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan Pedoman RS-RTLH dan

peningkatan kualitas kerja pelaksana Program RS-RTLH.

Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni

Page 6: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

ABSTRACT

Nurhayatul Jannah. 6661091850. 2016. Evaluation of Program Social

Rehabilitation of Houses Uninhabitable (RS-RTLH) in Serang District on 2013.

Public Administration Department, Faculty of Social and Political Sciences.

Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st

Advisor : Drs. Oman Supriyadi, M.Si. 2nd

Advisor : Rini Handayani, S.Sos., M.Si.

This research is motivated by the poor social condition Serang Regency, poor

infrastructure, and economic condition are still low. With the aim to find out how

the evaluation of the RS-RTLH in Serang District 2013. The theory used in this

research is theory of policy evaluation by Hanif Nurcholis is inputs, processes,

outputs and outcomes. The method used is qualitative. Data analysis techniques

using data analysis Prasetya Irawan. The result showed the implementation of the

Social Rehabilitation Program Unlivable House (RS-RTLH) in Serang District

has not run optimally. Due to the implementation of activities that are not

consistent with the technique guidelines, and work quality RS-RTLH Program

implementers were not optimal. Suggestions in the research , namely, the

implementation of activities must be in accordance with the technique guidelines

and improving the quality of work implementing RS-RTLH Program.

Keywords : Policy Evaluation, Social Rehabilitation Program of Houses

Uninhabitable

Page 7: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum.Wr.Wb

Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat nikmat, berkah,

hidayah dan karunia-Nya serta kemudahan yang diberikan, karena hanya dengan

Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian skripsi

yang berjudul “Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak

Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013” Selesainya penyusunan

usulan penelitian ini tidak luput dari berbagai bantuan berupa dukungan secara

moril dan materil, dari seluruh pihak yang selalu mengiringi peneliti dalam proses

penyusunannya. Oleh karena itu, peneliti dengan segenap ketulusan hati,

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada keluarga saya

yang tercinta, Ibu saya Hj.Anah dan Bapak saya H.Nurahman, serta Adik-adik

saya Nugraha, Tommy, Dani yang senantiasa mendukung dan mendoakan peneliti

sedari awal penelitian, dan juga kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S. Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Drs Oman Supriyadi, S.Sos., M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan

peneliti kesempatan untuk melaksanakan observasi, membimbing dan

mengajarkan beragam pengetahuan kepada peneliti selama penyusunan usulan

penelitian.

8. Rini Handayani, S.Sos., M.Si., Pembimbing II yang membantu memberikan

arahan, penjelasan dan membagi ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam

menyusun usulan penelitian.

9. Yeni widiastuti, S.Sos., M.Si , selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang telah

menguji serta membimbing penyusunan revisi sidang skripsi ini dengan baik.

10. Suwaib Amirudin, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Peneliti

sedari awal hingga akhir perkuliahan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang selalu berusaha membuat hidup mahasiswa/i dalam

mewujudkan harapan dan impiannya.

Page 9: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

12. Kepada Ibu Dra. Iin Adillah, selaku Kabid Bina Kesejahteraan Sosial Dinas

Sosial Kabupaten Serang yang telah memberikan kemudahan dalam

pengumpulan data terkait penelitian ini.

13. Kepada Bapak Drs. Muhammad Ridwan Selaku Kasi Bina Masyarakat

Kumuh dan Tertinggal Dinas Sosial Kabupaten Serang yang telah bersedia

membantu memberikan kemudahan untuk mencari data dan informasi yang

dibutuhkan.

14. Kepada Seluruh TKSK Kecamatan yang telah bersedia membantu

memberikan kemudahan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan.

15. Kepada Orangtua, adik dan keluarga besar saya yang tidak pernah lelah untuk

terus memberikan doa dan dukungan yang begitu tulusnya.

16. Sahabat-sahabat tercinta, Wenny Widiyanti, Wahyu Apriansyah, Euis

Trisnawati, Anindita yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

peneliti

17. Teman-teman Administrasi Negara 2009, dan khususnya untuk teman-teman

Kelas B yang telah menjadi teman sekelas selama di UNTIRTA, kalian sangat

solid, dan menyenangkan

18. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, peneliti ucapkan

terima kasih sedalam-dalamnya.

Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian ini belum sempurna. Maka

dari itu demi kesempurnaan usulan penelitian ini, dengan senang hati peneliti

bersedia menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.

Page 10: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Akhir kalimat, peneliti berharap semoga usulan penelitian skripsi ini bermanfaat

bagi mereka yang membacanya, Aamiin.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Serang, Agustus 2016

Peneliti

NURHAYATUL JANNAH

Page 11: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah .............................................................. 13

1.3. Batasan Masalah .................................................................... 14

1.4. Rumusan Masalah ................................................................. 14

1.5. Tujuan Penelitian ................................................................... 14

1.6. Manfaat Penelitian ................................................................. 14

BAB II TINAJUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1. Landasan Teori ...................................................................... 17

2.1.1 Pengertian Kebijakan ................................................ 18

2.1.2 Tahapan Kebijakan Publik ......................................... 24

2.1.3 Evaluasi Kebijakan Publik ......................................... 27

2.1.4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................... 39

2.1.5 Definisi Program Rehabilitasi Rumah Tidak

Layak Huni ................................................................ 41

2.2. Penelitian Terdahulu............................................................... 50

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 52

2.4. Asumsi Dasar Penelitian ....................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian .................................................................. 54

3.2. Fokus Penelitian ..................................................................... 56

3.3. Lokasi Penelitian ................................................................... 57

Page 12: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

ii

3.4. Fenomena Yang Diamati

3.4.1 Definisi Konsep ........................................................ 57

3.4.2 Definisi Operasional ................................................. 58

3.5. Instrumen Penelitian .............................................................. 58

3.6. Informan Penelitian ............................................................... 60

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Uji Keabsahan Data.................................................... 64

3.7.2 Analisis Data .............................................................. 66

3.8. Jadwal Penelitian ................................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ......................... 71

4.1.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Serang ................... 73

4.1.1.2 Kondisi Topografi dan Geografis

Kabupaten Serang .......................................... 74

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten

Serang ......................................................................... 76

4.1.2.1 Dasar Hukum Pembentukan Dinas

Sosial Kabupaten Serang ............................... 77

4.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial .......... 78

4.1.2.3 Visi, Misi Kedudukan, Tugas pokok dan

Fungsi Bidang Kesos Dinsos Kab

Serang ............................................................ 79

4.2. Informan Penelitian ................................................................ 81

4.3. Deskripsi dan Analisis Data ................................................... 81

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................ 103

5.2. Saran ...................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat

adalah kondisi sejahtera. Namun dengan adanya kondisi yang menunjukan

taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam

rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan

dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk

masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh

sebab itu wajar apabila kemiskinan menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat melakukan

serangkaian aktivitas perubahan dan perbaikan didalam masyarakat yang

mengalami masalah sosial tersebut perlu dipahami berbagai hal yang berkaitan

dengan seluk beluk permasalahannya.

Merujuk pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke 4

yang mengamanatkan “terbentuknya Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum”. Untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut perlu adanya upaya terpadu, terarah

dan berkelanjutan baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat dalam bentuk pelayanan kebutuhan dasar setiap warga negara.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun

Page 14: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

2

2011, tentang penanganan Fakir Miskin pada pasal 1 (1) menyebutkan bahwa

fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak

mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi

kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Kebutuahn dasar yang dimaksud

dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2011 adalah kebutuhan pangan,

sandang, perumahan, pendidikan, pekerjaan dan/atau pelayanan sosial.

Definisi dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 diatas mengakomodir

dua perspektif sekaligus, yakni perspektif ekonomi dan perspektif sosial.

Perspektif ekonomi berupa tidak mempunyai sumber mata pencaharian untuk

pemenuhan kebutuhan dasar, dan perspektif sosial berupa tidak memiliki

kemampuan untuk memenuhinya.

Kemiskinan adalah kondisi yang mengganggu kesejahteraan hidup setiap

masyarakat. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang tidak tetap, rendahnya

lapangan kerja, terbatasnya keterampilan yang dimiliki, dan lainnya. Sehingga

kemiskinan menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak mampu memenuhi

hak dasar salah satunya adalah rumah. Hak pemenuhan atas rumah menjadi

salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan pemerintah karena

kondisi rumah yang dimiliki masyarakat miskin dibangun dengan tidak

memperhatikan kriteria fisik rumah yang layak huni.

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi sangat

strategis, baik ekonomi, sosial budaya dan psikologis bagi individu dan

keluarga. Tidak hanya dipandang dalam aspek fisik, tetapi juga mencakup

Page 15: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

3

bagi kehidupan bermasyarakat. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai

tempat tinggal yang layak maka harus dipenuhi syarat fisik rumah yaitu aman

sebagai tempat berlindung, memenuhi rasa kenyamanan, dan secara sosial

dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga. Selain itu rumah merupakan

media bagi pelaksanaan tumbuh kembangnya anak dalam keluarga.

Terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni

diharapkan tercapai keharmonisan dan ketahanan keluarga. Berdasar pada

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pada

pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

salah satunya adalah kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan dalam bentuk

penyediaan akses pelayanan rumah dan permukiman terdapat dalam pasal 21

huruf f.

Pada kenyataannya untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan

tersebut bukanlah hal yang mudah. Bagi sebagian besar masyarakat yang

tergolong keluarga miskin rumah hanyalah tempat singgah keluarga tanpa

memperhitungkan kelayakannya dilihat dari sisi fisik, mental dan sosial.

Ketidakberdayaan mereka untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni

berbanding lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah

itu sendiri. Oleh sebab itu kepedulian untuk menangani masalah tersebut

Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan mengalokasikan kegiatan

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dengan melibatkan

seluruh komponen masayarakat (stakeholder) baik pemerintah pusat-daerah,

Page 16: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

4

dunia usaha/industri, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan

elemen lainnya.

Salah satu daerah yang melaksanakan program RS-RTLH adalah

Kabupaten Serang yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Serang terdiri dari

28 wilayah kecamatan. Kabupaten Serang melaksanakan program RS-RTLH

merupakan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan terutama untuk

mengurangi jumlah rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang.

Program RS-RTLH di Kabupaten Serang dilaksanakan oleh Dinas Sosial

Kabupaten Serang yang secara teknis dilaksanakan oleh Bidang Kesejahteraan

Sosial (Bidang Kesos) Dinas Sosial Kabupaten Serang. Dalam pelaksanaannya

Bidang Kesos dibantu oleh seorang TKSK yang bekerja di tiap kecamatan yang

ada di Kabupaten Serang. Berdasarkan hasil pendataan Dinas Sosial Kabupaten

Serang jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Serang ada sebanyak 12.733

dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 346.554 kepala keluarga yang tersebar

di 28 kecamatan. Program RS-RTLH merupakan program upaya pengentasan

kemiskinan pendekatan wilayah dengan cara memberikan bantuan berupa uang

tunai atau bahan material bangunan yang diberikan kepada masyarakat miskin

yang ada di kecamatan Kabupaten Serang. Berikut adalah tabel data rumah tidak

layak huni di Kabupaten Serang.

Page 17: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

5

DATA RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN SERANG

No Kecamatan Jumlah KK RTLH Persentase

1 Kramat Watu 1.930 416 2,15

2 Waringin Kurung 9.236 95 1,03

3 Bojonegara 11.921 171 1,43

4 Pulo Ampel 9.472 89 0,94

5 Ciruas 18.584 259 1,39

6 Kragilan 17.239 111 0,64

7 Cikande 21.143 523 2,47

8 Kibin 11.426 85 0,74

9 Carenang 11.520 859 7,46

10 Binuang 7.369 258 3,50

11 Pontang 13.734 712 5,18

12 Tirtayasa 10.946 902 8,24

13 Tanara 9.500 631 6,64

14 Pamarayan 12.452 585 4,70

15 Kopo 12.253 386 3,15

16 Jawilan 12.730 707 5,55

17 Cikeusal 16.959 514 3,03

18 Petir 13.849 1.054 7,61

19 Tunjung Teja 9.919 411 4,14

20 Baros 12.271 368 2,99

21 Anyar 12.463 91 0,73

22 Cinangka 14.898 497 3,34

23 Mancak 10.271 576 5,61

24 Ciomas 9.809 619 6,31

25 Pabuaran 8.248 189 2,29

26 Padarincang 15.983 414 2,59

27 Gunung Sari 5.005 432 8,63

28 Bandung 7.980 779 9,76

Jumlah 346.554 12.733 3,67

Sumber : Dinsos Kab Serang, 2010

Program RS-RTLH merupakan kegiatan lintas sektor yang melibatkan

berbagai pihak pusat dan daerah. Keterlibatan lintas sektor didasarkan atau sesuai

dengan tugas dan fungsi masing-masing. Oleh karenanya masing-masing lintas

sektor terkait bertanggungjawab terhadap kelancaran tugas masing-masing dalam

upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program RS-RTLH melibatkan

Page 18: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

6

Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang,

dan Kelompok Kepengurusan lokasi penerima bantuan program RS-RTLH.

Pelaksana kegiatan program rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah Dinas

Sosial yang mana melibatkan sejumlah elemen masyarakat yakni Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna (KT), Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM), dan Organisasi Sosial (Orsos). Kelompok sasaran program

rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah masyarakat miskin yang memiliki

rumah yang memenuhi kriteria rumah tidak layak huni. Ada beberapa kriteria

keluarga penerima manfaat bantuan stimulan rumah tidak layak huni, meliputi :

1. Rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Program Pendataan

Perlindungan Sosial (PPLS) 2011

2. Rumah tangga miskin yang tidak terdaftar dalam PPLS 2011 tetapi

masuk dalam kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu berdasarkan

Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 146 Tahun 2013 tentang

Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin Dan Orang Tidak

Mampu yakni sebagai berikut :

a. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai

sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan

memenuhi kebutuhan mendasar.

b. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk

memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana.

c. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga

medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi pemerintah

Page 19: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

7

d. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk

setiap anggota rumah tangga

e. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai

jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

f. Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok

dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah, termasuk tembok yang

sudah usang/berlumut atau tembok tidak diplester

g. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik/ dengan

kondisi tidak baik/kualitas rendah

h. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan

kondisi tidak baik/kualitas rendah

i. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik

atau listrik tanpa meteran

j. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 m2/orang

k. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak

terlindung/air sungai/air hujan/lainnya

3. Belum pernah mendapat bantuan RS-RTLH

4. Memiliki KTP/identitas diri dan Kartu Keluarga yang masih berlaku

5. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan

sertifikat/girik atau surat keterangan kepemilikan dari desa atau status

tanah

Page 20: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

8

Berikut adalah contoh rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten

Serang

Gambar 1.1

Rumah Ibu Asiah penerima bantuan Program RS-RTLH Tahun 2013 di

Kampung Peres Rt 01/01 Desa Pulo Panjang Kecamatan Pulo Ampel

Program RS-RTLH merupakan program bantuan pemerintah yang

dilaksanakan setiap tahun yang mana pelaksanaanya dimulai pada tahun 2010.

Program RS-RTLH merupakan program bantuan pemugaran atau renovasi rumah

tidak layak huni masyarakat miskin yang bersifat stimulan, sehingga diharapkan

dapat mendorong keinginan keluarga fakir miskin penerima bantuan bersama-

sama dengan keluarga penerima bantuan lainnya bergotong royong memperbaiki

rumah yang didukung oleh partisipasi masyarakat sekitar. Dalam hal ini

pemerintah tidak hanya berfokus pada fisik rumah tapi juga sebagai upaya

Page 21: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

9

pengembalian nilai-nilai kebersamaan antar masyarakat yang akhir-akhir ini

cenderung memudar. Diharapkan melalui Program RS-RTLH ini rasa

kebersamaan, kegotongroyongan dan kepedulian masyarakat sekitar dapat tumbuh

dan hidup kembali yang diawali dengan pembangunan RS-RTLH. Program RS-

RTLH merupakan program pemerintah yang dananya bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Provinsi Banten (APBD I) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Serang

(APBD II). Bantuan Program RS-RTLH diberikan dalam dua bentuk yaitu dalam

bentuk pemberian pencairan dana langsung tunai dan bantuan penyediaan bahan

material bangunan. Kedua bentuk bantuan tersebut memiliki rincian biaya sebesar

Rp 10.000.000 (Sumber: Peraturan Walikota Serang Nomor 16 Tahun 2012).

Bentuk bantuan pencairan dana langsung tunai bersumber dari APBN, APBD

Provinsi Banten melalui Dinas Sosial Provinsi Banten. Sedangkan bantuan berupa

bahan material bangunan berasal dari APBD Kota Serang. Tahun 2013

pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Serang memberikan bantuan Program

RS-RTLH sebanyak 101 bantuan dana langsung tunai dan 29 bantuan dalam

bentuk pemberian bahan material bangunan. Berikut tabel data rekapitulasi

pelaksanaan Program RS-RLTH Dinas Sosial Kabupaten Serang Tahun 2013.

Page 22: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

10

REKAPITULASI PROGRAM RS-RTLH YANG SUDAH DITANGANI

DINAS SOSIAL KABUPATEN SERANG TAHUN 2013

No Kecamatan Desa Sumber Dana Jumlah

APBN APBD

I

APBD

II

1 Waringinkurung Melati - 9 9

2 Tunjungteja Bojong

Catang

- 5 5

Malanggah - 5 - 5

3 Ciomas Siketug - - 1 1

Sukarena - 1 1 2

4 Mancak Angsana - - 5 5

5 Pabuaran Tanjungsari - - 2 2

Talagawarna - - 1 1

6 Jawilan Pasirbuyut - - 1 1

Jawilan - - 1 1

Pagintungan - - 1 1

7 Anyar Sindang

Mandi

- 1 2 3

8 Kibin Ketos - 14 - 14

9 Cinangka Bantarwaru - 8 - 8

Karangsuraga - 2 - 2

10 Padarincang Cibojong - 1 - 1

11 Lebak Wangi Pegandikan - 5 - 5

12 Pontang Singarajan - 3 - 3

13 Tirtayasa Tirtayasa - 1 - 1

Tengkurak - 3 - 3

Samparwadi - 5 - 5

14 Cikeusal Katulisan - 7 - 7

Sukaratu - 2 - 2

Panyabrangan - 7 - 7

15 Kramatwatu Kramatwatu - 1 - 1

16 Petir Sanding - 5 - 5

17 Pulo Ampel Pulo Panjang - 30 - 30

Jumlah 101 29 130

Sumber : Dinsos Kab Serang 2013

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 Dinas Sosial

Kabupaten Serang melaksanakan kegiatan Program RS-RTLH sebanyak 130

bantuan diantaranya 101 bantuan diberikan dalam bentuk pemberian dana

langsung tunai yang bersumber dari APBN sedangkan sisanya sebanyak 29

Page 23: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

11

bantuan diberikan dalam bentuk pemberian bahan material bangunan yang mana

dananya bersumber dari APBD II (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kota Serang). Bantuan dana langsung tunai paling banyak diberikan di

Kecamatan Pulo Ampel Desa Pulo Panjang yaitu sebanyak 30 bantuan sedangkan

bantuan bahan material bangunan paling banyak diberikan di Kecamatan

Waringin Kurung Desa Melati.

Namun sebagaimana sebuah kebijakan pemerintah pada umumnya,

berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan pihak Dinsos dan beberapa

penerima bantuan, peneliti menemukan beberapa masalah teknis yang tidak sesuai

dengan pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH.

Pertama, pemberian bantuan bahan material bangunan yang diberikan

kepada penerima bantuan tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dibuku pedoman

Program RS-RTLH. Yang mana seharusnya bantuan bahan material bangunan

diberikan sesuai dengan pengajuan atau usulan penerima bantuan yang sudah

membuat prioritas bagian rumah untuk diperbaiki tanpa melebihi batas nominal

sebesar Rp 10.000.000. Dalam sosialisasi Program RS-RTLH yang bertempat di

aula kantor Dinas Sosial Kabupaten Serang juga di disampaikan bahwa

masyarakat penerima bantuan berhak untuk mengajukan jenias material bangunan

yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan kerusakan kondisi rumah. Dengan

alasan karena keterbatasan waktu dan biaya pihak Dinsos memberikan bahan

material bangunan dengan jumlah dan jenis yang sama kepada setiap penerima

bantuan Program RS-RTLH padahal kondisi kerusakan rumah berbeda-beda.

Page 24: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

12

Kedua, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Dinsos dalam

pelaksanaan pembangunan renovasi rumah penerima bantuan Program RS-RTLH.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan ternyata waktu pengerjaan renovasi rumah

beragam tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH.

Seharusnya pelaksanaan renovasi rumah masyarakat penerima bantuan Program

RS-RTLH selesai dalam waktu 100 hari semenjak bantuan diterima baik yang

berupa dana tunai maupun material bangunan. Karena berdasarkan wawancara

dengan Bapak Mufasil selaku TKSK Desa Melati Kecamatan Waringin Kurung

beberapa rumah dalam pengerjaannya melebihi batas waktu yang telah ditetapkan.

Salah satunya disebabkan karena kurangnya koordinasi antar warga penerima

bantuan dengan warga sekitar dalam melakukan gotong royong pemugaran

rumah. Sehingga hal ini menyulitkan pihak Dinsos dalam membuat laporan

kegiatan RS-RTLH.

Ketiga, pemberian bantuan Program RS-RTLH belum tepat sasaran karena

rumah yang dipilih untuk dibantu tidak sesuai data lapangan. Sehingga ketika di

lapangan banyak ditemukan rumah yang kondisinya jauh lebih memprihatinkan

dibanding rumah masyarakat penerima bantuan tapi tidak mendapatkan bantuan

Program RS-RTLH. Menurut pihak Dinsos hal tersebut terjadi karena terlalu

banyak proposal pengajuan yang masuk sedangkan tenaga kerja Dinsos terbatas.

Menyebabkan penumpukan proposal antara proposal baru dan proposal lama.

(Sumber : Wawancara dengan Bapak Ridwan selaku Kasi Bina Masyarakat

Kumuh dan Tertinggal di kantor Dinsos Kab Serang)

Page 25: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

13

Keempat, terbatasnya tenaga pembantu pelaksana Program RS-RTLH di

tingkat kecamatan. Dari setiap kecamatan tenaga pembantuan untuk

melaksanakan kebijakan pemerintah hanya disediakan satu orang saja yang

disebut TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan). Dalam prakteknya

TKSK memiliki banyak tugas bukan hanya mengurusi Program RS-RTLH saja

tetapi juga mengurusi bantuan program pemerintah lainnya untuk kecamatan yang

ia pegang. Sehingga kinerja TKSK tidak maksimal. Karena dalam hal ini TKSK

berperan penting dalam tahapan pelaksanaan Program RS-RTLH. Mulai dari

pemilihan rumah calon penerima bantuan, pembantuan dalam hal pembuatan dan

pengajuan proposal juga sebagai pendamping penerima bantuan Program RS-

RTLH.

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dijabarkan di atas, peneliti

tertarik untuk memfokuskan dan meneliti lebih jauh mengenai “Evaluasi Program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang

Tahun 2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti

mengidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Program RS-RTLH tidak sesuai pedoman

pelaksanaan Program RS-RTLH

2. Kurangnya pengawasan dari pihak Dinsos terhadap pelaksanaan

renovasi rumah penerima bantuan Program RS-RTLH

Page 26: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

14

3. Pemberian bantuan belum tepat sasaran karena sistem pemilihan

yang bersifat tebang pilih

4. Kurangnya tenaga kerja tingkat kecamatan selaku pendamping

penerima bantuan Program RS-RTLH

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu dan sumber daya, peneliti

membatasi masalah hanya pada pelaksanaan program Rehabilitasi Rumah Tidak

Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah tersebut

kemudian peneliti merumuskan masalah yaitu :

Bagaimana pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak

Huni di Kabupaten Serang Tahun 2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi dari Program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang

Tahun 2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan

mengenai “Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di

Kabupaten Serang Tahun 2013”. Dapat dilihat sebagai berikut:

Page 27: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

15

1. Manfaat Teoritis, antara lain:

Supaya dapat bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu

pengetahuan dalam dunia akademis khususnya Ilmu Adminitrasi Negara

mengenai kebijakan publik. Selain itu dapat mempertajam dan

mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), yang kemudian

peneliti aplikasikan dalam bentuk Penyelesaian tugas akhir jenjang

pendidikan Strata Satu (S1) atau Skripsi sebagai salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNTIRTA.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan masalah penelitian ini yaitu :

a. Bagi Dinas Sosial Kabupaten Serang: Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan sosial

di lapangan supaya bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif

pemecahan dari beberapa masalah guna mencapai keberhasilan

program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di

Kabupaten Serang pada masa mendatang.

b. Bagi Masyarakat: Penelitian ini diharapkan, dapat dijadikan

sumbangsih nyata bagi pelaksanaan Program RS-RTLH di wilayah

Kabupaten Serang mendatang supaya keterlibatan aspek kegotong-

Page 28: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

16

royongan warga masyarakat Kabupaten Serang lebih berperan dan

tujuan dari Program RS-RTLH dapat tercapai seutuhnya.

c. Bagi Peneliti: Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh

peneliti selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga

saat ini. Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi

dan referensi bagi pembaca dan rujukan bagi peneliti yang akan

melaksanakan penelitian serupa.

Page 29: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa

istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini.

Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu

lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam

penelitian. Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk

mengelola sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan

alat yang tepat untuk meringankan pekerjaan.

Landasan teori merupakan kajian berbagai teori dan konsep-konsep yang

relevan dengan permasalahan penelitian yang disusun secara sistematis. Dengan

mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep

yang jelas. Penggunaan teori dalam penelitian akan memberikan acuan bagi

peneliti dalam melakukan analisis terhadap masalah sehingga dapat menyusun

pertanyaan dengan rinci untuk pencarian data sehingga memperoleh temuan

lapangan yang menjadi jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Oleh karena

itu, pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan

masalah peneliti.

Page 30: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

18

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Menurut David Easton dalam Agustino (2006:8) Kebijakan Publik

merupakan keputusan politik yang diekmbangkan oleh abdan dan pejabat

pemerintah. Karena itu karakteristik khusus dari kebijakan publik adalah bahwa

keputusan politik tersebut dirumuskan sebagai “otoritas” dalam sistem politik

yaitu : “para senior, kepala tertinggi, seksekutif, legislatif, para hakim,

administrator, penasehat, para raja dan sebagainya”. Easton mengatakan bahwa

mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka memformulasi

kebijakan publik adalah orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik

sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam seuatu masalah tertentu dimana

ada satu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan dikemudian hari kelak

diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.

Definisi lain menurut Thomas R. Dye dalam Agustino (2006:7)

mengatakan bahwa “kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah

untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan”. Melalui definisi ini didapatkan

pemahaman bahwa terdapat perbedaan antara apa yang akan dikerjakan

pemerintah dan apa yang sesungguhnya harus dikerjakan oleh pemerintah.

Sedangkan kebijakan menurut Rose dalam Agustino (2006:7) yaitu sebuah

rangkaian panjang dari banyak atau sedikit kegiatan yang saling berkaitan dan

memiliki konsekuensi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang

berlainan.

Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan teori ke dalam beberapa

teori yakni : Konsep Kebijakan Publik, tahapan kebijakan publik, evaluasi

Page 31: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

19

kebijakan publik, konsep pemberdayaan masyarakat, kajian Program Rehabilitasi

Sosial Rumah Tidak Layak Huni.

William N. Dunn dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik

(2003 : 51), beliau mendefinisikan kata kebijakan dari asal katanya. Secara

etimologis, istilah policy (kebijakan) berasal dari Bahasa Yunani, Sansekerta dan

Latin, akar kata dalam bahasa Yunani dan Sansekerta yaitu polis (Negara-Kota)

dan pur (Kota).

Sedangkan menurut Heelo dalam Parsons (2001 : 14) kebijakan (policy)

adalah istilah yang tampaknya banyak disepakati bersama. Dalam penggunaannya

yang umum, istilah kebijakan dianggap berlaku untuk sesuatu yang lebih besar

ketimbang keputusan tertentu, tetapi kecil ketimbang gerakan sosial.

Dalam buku Policy Analysis For The real World yang diterbitkan tahun

1984 dan telah direvisi tahun 1990, Hogwood dan Gun dalam Wicaksono

(2006:53) menyebutkan sepuluh penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian

modern, diantaranya adalah:

a. Sebagai lebel untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field of

activity).

Contohnya : statemen umum pemerintah tentang kebijakan

ekonomi, kebijakan industry atau kebijakan hukum dan keadilan.

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan

(as ekspression of general pupose or desired stated affairs).

Contohnya : Untuk menciptakan lapangan kerja seluas

mungkin atau mengembangan demokrasi melalu desentralisasi.

c. Sebagai proposal yang spesifik (as a specific proposal).

Contohnya : membatasi pemilik lahan pertanian hingga 10

hektar atau menggratiskan biaya pendidikan.

d. Sebagai keputusan pemerintah (as a decision of government).

Contohnya : Keputusan kebijakan sebagaimana yang

diumumkan Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden.

Page 32: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

20

e. Sebagai otorisasi firmal (as a formal authorization).

Contohnya : Tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen

atau lembaga-lembaga pembuat kebijakan lainnya.

f. Sebagai sebuah program (as a programme).

Contohnya : sebagai ruang aktivitas pemerintah yang sudah

didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program

peningkatan kesehatan perempuan.

g. Sebagai output (as output).

Contohnya : Apa yang secara actual telah disediakan, seperti

sejumlah lahan yang telah dideristribusikan dalam program reformasi

agrarian dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya.

h. Sebagai hasil (as outcome).

Contohnya : Apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak

pendapatan petani dan standar hidup dan output agricultural dari

program reformasi agraria.

i. Sebagai teori atau model (as a theory or model).

Contohnya : Apalabila kamu melakukan x maka akan terjadi y,

misalnya apabila kita meninggalkan intensif kepada industri

manufaktur, maka output industri akan berkembang.

j. Sebagai sebuah proses (as a process).

Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan

issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah diatur, pengambilan

keputusan untuk evaluasi dan implementasi.

Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep pokok yang menjadi garis

besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program pencapaian

tujuan, nilai-nilai dan praktek yang terarah berdasarkan konsistensi dan

pengulangan tingkah laku dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

Sedangkan kebijakan publik Secara konseptual dapat dilihat dari kamus

adminsitrasi publik Chandler dan Plano dalam Pasolong (2010:38), mengatakan

bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan strategis terhadap sumber-sumber

daya untuk memecahkan msalah publik atau pemerintahan. Kebijakan publik

menurut Dunn dalam Pasolong diartikan sebagai berikut:

Page 33: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

21

“Kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling

berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada

bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan

keamanan, energy, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat,

kriminalitas, perkotaan dan lain-lain”

Dalam bukunya Pasolong juga menuliskan pengertian administrasi publik

menurut Dye dan Nasucha. Dye berpendapat bahwa kebijakan publik adalah

apapun yang yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Nasucha mengartikan kebijakan publik sebagai:

“Kebijakan publik merupakan kewenangan pemerintah dalam pembuatan

suatu kebijakan yang digunakan ke dalam perangkat peraturan hukum.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam

masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta

hubungan sosial yang harmonis”

Sedangkan menurut Friedrich dalam Agustino (2006:7) kebijakan adalah:

“Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan_ dan kemungnan-

kemungkinan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna

mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud”.

Definisi berbeda disampaikan oleh Nugroho (2004:3), kebijakan publik

menurutnya adalah

“Suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan

berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan dberi sanksi

sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan

di depan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan

sanksi”

Selain itu, definisi lain mengenai kebijakan publik seperti yang

diungkapkan oleh Anderson dalam Islamy (1998:7), Kebijakan publik sebagai

kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Beliau

menjelaskan bahwa :

Page 34: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

22

“Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud

atau tujuan tertentu yang diikuiti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau

sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau

suatu hal yang diperhatikan”

Sementara itu menurut Eyestone dalam Agustino (2006:7) menyatakan

kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya.

Menurut Agustino (2006:42) menyebutkan beberapa karakteristik utama

dari kebijakan publik, yaitu:

1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan

yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu daripada perilaku yang

berubah atau acak.

2. Kebijakan Publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola

kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan

yang terpisah-pisah. Misalnya, suatu kebijakan tidak hanya meliputi

keputusan umtuk mengeluarkan suatu peraturan tertentu, tetapi juga

keputusan berikutnya yang berhubungan dengan penerapan dan

pelaksanaannya.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan

pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi atau

menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang maksud dikerjakan

atau yang akan dikerjakan.

4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara

positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas

dalam menangani seuatu permasalahan. Secara negatif, kebijakan

publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk

tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun

padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat

diperlukan.

5. Kebijakan publik, paling tidak secara positif, didasarkan pada hukum

dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

Sedangkan menurut Hogwood dan Gunn dalam Suharto (2005:4)

menyatakan bahwa kebijakan publik adalah “seperangkat tindakan pemerintah

yang didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu”. Mengacu pada definisi yang

dikemukakan Hogwood dan Gunn kebijakan publik mencakup beberapa hal,

yaitu:

Page 35: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

23

1. Bidang kegiatan sebagai ekspresi dari tujuan umum pernyataan-

pernyataan yang ingin dicapai.

2. Proposal tertentu yang mencerminkan keputusan-keputusan

pemerintah yang dipilih.

3. Kewenangan formal seperti undang-undang atau peraturan

pemerintah.

4. Program, yakni seperangkat kegiatan yang mencakup rencana

penggunaan sumber daya lembaga dan strategi pencapaian tujuan.

5. Keluaran (output), yaitu apa yang nata telah disediakan oleh

pemerintah sebagai produk dari kegiatan tertentu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan

suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah dari berbagai pilihan yang ada

untuk dilakukan atau tidak dilakukan untuk menangani berbagai masalah yang

terdapat disuatu negara yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan

tiga kegiatan pokok, yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan dngan

tujuan menciptakan kesejahteraan bagi orang banyak. Untuk itu kebijakan publik

adalah keputusan yang diambil pemerintah mengenai pedoman tindakan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya pada

perumusan kebijakan.

Kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah

mendapatkan legitimasi dari lembaga legislatif telah memungkinkan birokrasi

untuk bertindak. Kebijakan publik dirumuskan untuk mengakomodasi beragam

tuntutan masyarakat, berarti bahwa kebijakan publik memiliki tujuan untuk

menciptakan suatu kondisi di masa depan guna memuaskan berbagai tuntutan

tersebut. Dan di tingkat pemerintah daerah, bentuk kebijakan publik dibuat dalam

bentuk Peratuan Daerah (PERDA).

Dalam penelitian ini, peneliti mengklasifikasikan teori ke dalam beberapa

teori, yakni : Konsep Kebijakan Publik, tahapan kebijakan publik, evaluasi

Page 36: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

24

kebijakan publik, konsep pemberdayaan masyarakat, kajian Program Rehabilitasi

Rumah Tidak Layak Huni.

2.1.2 Tahapan Kebijakan Publik

Identifikasi dan perumusan masalah merupakan salah satu ciri penting dari

kebijakan publik. Alasan pengadaan kebijakan adalah karena ada suatu masalah

yang hendak dipecahkan. Disini, kebijakan merupakan salah satu alat atau cara

untuk memecahkan masalah yang sudah ada. Dalam hal ini, yang menjadi dasar

pembuatan kebijakan adalah karena adanya masalah. Tanpa ada masalah tidak

perlu adanya kebijakan baru.

Masalah dapat diamati melalui kondisi negatif yang tampak atau yang

dapat dirasakan. Masalah dapat dianggap sebagai penyebab terjadinya gangguan

atau hambatan terhadap kelangsungan sesuatu kondisi yang normal. Kondisi

negatif yang ditimbulkannya merupakan gejala yang jika dikaji lebih jauh, akan

dapat ditemui adanya penyebab/masalah itu sendiri. Setelah masalah diketahui,

tahapan selanjutnya dalam kebijakan publik adalah formulasi kebijakan. Pada

tahap ini, berbagai alternatif dan strategi diperhitungkan dengan menggunakan

kriteria-kriteria yang berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Perhitungan ini akan sangat bergantung pada pendekatan yang dipakai. Ada

pendekatan yang mengggunakan model rasional, pendekatan model inkremintal,

model kelompok, teori permainan (games theory) dan sebagainya.

Sejauh mana suatu kebijakan berhasil dalam masyarakat sangat ditentukan

oleh perumusan kebijakan ini. Menurut Abidin (110:2012) ada dua faktor yang

Page 37: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

25

menentukan keberhasilan suatu kebijakan. Pertama, mutu dari kebijakan dilihat

dari substansi kebijakan yang dirumuskan. Hal ini dapat dilihat dengan

mengidentifikasikan masalah dengan tepat. Identifikasi masalah secara tepat

artinya masalah yang diidentifikasikan itu tidak hanya sekedar benar dalam artian

masuk akal (plausible) tetapi juga dapat ditangani (actionable). Kedua, ada

dukungan terhadap strategi kebijakan yang dirumuskan. Tanpa dukungan yang

cukup, kebijakan tidak akan terwujud.

Tahapan selanjutnya dalam kebijakan publik adalah

pelaksanaan/implementasi kebijakan. Kajian implementasi merupakan suatu

proses merubah gagasan atau program mengenai tindakan dan bagaimana

kemungkinan cara menjalankan perubahan tersebut. Impementasi kebijakan juga

merupakan suatu proses dalam kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan

dan kebijakan yang telah dibuat. Pada hakekatnya, merupakan upaya pemahaman

apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program dilaksanakan. Sedangkan

pada praktiknya, implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu

komples bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi dari

berbagai kepentingan.

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana

dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam bukunya Implementation and

Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1983 dalam Agustino (2006:153)

mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:

Page 38: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

26

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-

undang, namundapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang akan

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,

dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses

implementasinya”

Sementara Grindle dalam Agustino (2006:153) mengemukakan pendapat

yang berbeda mengenai implementasi, menurutnya implementasi adalah

”Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan pelaksanaan program sesuai dengan yang telah

ditentukan yaitu melihat action program dari individual project dan yang

kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.”

Dalam bukunya Agustino juga menyebutkan definisi implementasi

kebijakan menurut Meter dan Horn

“Policy implementation encompasses those action by public and private

individuals (and group) that are directed the achievement of goals and

objectives set forth imprior policy decision” (Tindakan-tindakan yang

dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-

tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan)

Dalam sejarah studi implementasi kebijakan terdapat dua pendekatan

dalam memahami implementasi kebijakan, kemudian di antara pengikut

pendekatan ini terdapat perbedaan-perbedaan sehingga melahirkan pendekatan

bottom-up.

Dalam pendekatan top-down menurut Agustino (2006:140-141),

implementasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan mulai dari aktor tingkat

pusat, dan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top-down

bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang

telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-

Page 39: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

27

administrator atau birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan

top-down adalah sejauh mana tindakan para pelaksana sesuai dengan prosedur

serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan ditingkat pusat.

Selain itu juga diketahui bahwa implementasi kebijakan membicarakan

(minimal) 3 hal, yaitu:

1. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan yang akan dicapai dengan

adanya penerapan kebijakan tersebut.

2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang dijewantahkan

dalam proses implementasi.

3. Adanya hasil kegiatan, idealnya adalah tercapainya tujuan dari

kebijakan tersebut.

Kesimpulannya adalah implementasi kebijakan merupakan suatu proses

yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melaksanakan kegiatan atau aktivitas,

sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan

atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selain itu juga perlu diingat, bahwa

implementasi kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam keseluruhan

tahapan kebijakan, karena melalui tahapan ini keseluruhan prosedur kebijakan

dapat dipengaruhi ringkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan tersebut.

2.1.3 Evaluasi Kebijakan

Evaluasi sering dipandang sebagai bagian akhir dalam suatu proses

kebijakan. Umumnya ketika berbicara tentang evaluasi pikiran kita tertuju pada

kebijakan yang telah diimplementasikan. Padahal sebenarnya evaluasi juga

Page 40: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

28

membahas persoalan perencanaan, isi, implementasi dan efek atau dampak

kebijakan. Menurut Lester dan Stewart dalam Agustino (2006:140-141) evaluasi

ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk

mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat

menghasilkan dampak yang diinginkan. Agustino (2006:55) dalam bukunya yang

berjudul Politik dan Kebijakan Publik menyatakan bahwa

“Evaluasi kebijakan adalah rangkaian aktivitas fungsional yang berusaha

untuk membuat penilaian melalui pendapat mengenai manfaat atau

pengaruh dari kebijakan, program dan proyek yang tengah dan/atau telah

dilaksanakan”

Hogwood melihat evaluasi dalam hubungan dengan perubahan masyarakat

yang diharapkan dapat terjadi sebagai dampak dari suatu kebijakan. Evaluasi

diperlukan karena suatu kebijakan tidak boleh merasa cukup hanya pada

selesainya proses implementasi hanya karena sebelum evaluasi akhir ada manfaat

yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena dampak yang dihasilkan tidak selalu

sesuai dengan rencana awal, terdapat ketidakpastian lingkungan dan kemampuan

administrasi dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Dalam praktik, selalu

ada keterbatasan untuk memahami suatu isu secara utuh. Juga perlu disadari

bahwa kebijakan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perubahan pada

masyarakat.

Hasil langsung berupa target yang dihasilkan oleh suatu kebijakan disebut

dengan output, sedangkan dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat

disebut dengan impact/outcome. Sekalipun evaluasi mencakup keseluruhan proses

kebijakan, fokusnya adalah pada penilaian terhadap dampak atau kinerja dari

Page 41: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

29

suatu kebijakan. Dye mengklasifikasikan dampak suatu kebijakan ke dalam lima

komponen

1. Dampak terhadap kelompok sasaran/lingkungan

2. Dampak terhadap kelompok lain

3. Dampak terhadap masa depan

4. Dampak terhadap biaya langsung

5. Dampak terhadap biaya tidak langsung

Menurut Dunn (2003:679) evaluasi ditujukan untuk menilai sejauh mana

keefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya

sejauh mana tujuan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara

harapan dan kenyataan Menurut Jones dalam Soekarno (2003:173)

mengemukakan bahwa:

“….. Evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian

yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan

pelaksanaan kebijakan serta perkembangannya. Evaluasi adalah kegiatan

yang dipersiapkan ditujukan untuk menilai mutu dan keberhasilan

program pemerintah yang terutama kali sekai terdiri dari kegiatan-

kegiatan, pemilah-pemilah objek, cara pengukuran dan metode analisa”

Evaluasi dapat dibedakan kedalam bentuk-bentuk analisis sebagai berikut:

1. Evaluasi dimaksudkan untuk pembuatan keputusan dan untuk

menganalisis problem seperti yang didefinsikan oleh pembuat

keputusan, bukan oleh periset.

2. Evaluasi adalah penilaian karakter, riset bertujuan untuk mengevaluasi

tujuan program.

Page 42: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

30

Selain itu definisi mengenai evaluasi kebijakan publik seperti yang

diungkapkan oleh Islamy (1997) bahwa

“…. Evaluasi kebijakan adalah merupakan suatu aktivitas untuk

melakukan penilaian terhadap akibat-akibat atau dampak kebijakan dari

berbagai program-program pemerintah. Pada studi evaluasi kebijakan telah

dibedakan antara akibat-akbiat dan konsekuensi-konsekuensi yang

ditimbulkan dengan dilaksanakannya suatu kebijakan. Adapaun yang

dimaksud dengan evaluasi kebijakan adalah dari apa-apa yang telah

dihasilkan dengan adanya program pross perumusan kebijakan

pemerintah”

Sedangkan Anderson dalam Soekarno (2003:149) mengungkapkan bahwa:

“…. Evaluasi kebijakan adalah lebih dari sekedar proses teknik atau

analitis, melainkan juga merupakan proses politis dan selanjutnya evaluasi

kebijakan itu menunjukkam bahwa meskipun evaluasi itu dimaksudkan

dengan tujuan yang tidak memihak dan objektif akan menjadi politis atau

kegiatan politik dengan terjadinya pengaruh terhadap alokasi sumber-

sumber daya dalam masyarakat”

Evaluasi awal diperlukan karena setelah rumusan draft kebijakan

dibuat/disetujui masih dirasa perlu untuk melakukan proses sosialisasi guna

memperoleh tanggapan awal dari masyarakat. Bersamaan dengan implementasi,

ada kegiatan penilaian yang disebut dengan monitoring. Monitoring tidak boleh

sampai mengganggu aktivitas kebijakan, malah diperlukan karena dengan

monitoring setiap ketidakcocokan dan kekeliruan yang terjadi sebagai alibat dari

kekurangan informasi pada saat formulasi kebijakan atau karena adanya

perubahan-perubahan yang tak terduga dipalangan diharapkan segera dapat

diperbaiki dan disesuaikan, kelemahan yang diidentifikasi melalui monitoring

adalah kesalahan pelaksana dari manusia karena asumsi yang dipakai disini adalah

rencana suatu kebijakan telah dirumuskan dengan sempurna. Monitoring tidak

bertujuan untuk mengubah kebijakan, tetapi hanya mengadakan penyesuaian.

Page 43: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

31

Monitoring ditujukan untuk mengetahui bagaimana implementasi sebuah

kebijakan sesuai dengan target yang direncanakan. Monitoring berakhir saat target

output tercapai. Penilaiannya ddasarkan pada efisiensi dan ketepatan dalam

pemanfaatan keseluruhan faktor pendukung yang ada dalam proses impementasi.

Evaluasi akhir diperlukan untuk mengidentifikasikan berbagai kelemahan

secara menyeluruh dari suatu kebijakan, baik yang berasal dari kelemahan strategi

kebijakan sendiri, maupun karena kelemahan dalam implementasi. Tujuan dari

evaluasi akhir ini adalah untuk membangun dan menyempurnakan kebijakan,

sehingga fokusnya tidak hanya pada suatu tahap dalam proses kebijakan, tetapi

juga pada keseluruhan proses. Oleh karena itu, objek yang diidentifikasikan bukan

hanya pada kegagalan, melainkan juga pada keberhasilan. Kegagalan menjadi

sasaran untuk diperbaiki, sedangkan keberhasilan menjadi contoh untuk

dikembangkan.

Dunn dalam Abidin (2012:160) berpendapat tentang perbedaan monitoring

dengan evaluasi dalam proses implementasi. Dunn mengemukakan bahwa

monitoring ditujukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi dalam

proses implementasi, bagaimana terjadi dan mengapa, sementara itu, evaluasi

akhir menjawab tentang perubahan-perubahan apa yang telah terjadi. Perbedaan

monitoring dengan evaluasi akhir juga terdapat pada informasiyang dihasilkan.

Monitoring menurut Dunn menghasilkan informasi yang bersifat empiris,

berdasarkan fakta-fakta yang ada, sedangkan evaluasi akhir menghasilkan

informasi yang bersifat penilaian dalam memenuhi kebutuhan, kesempatan,

Page 44: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

32

dan/atau memecahkan permasalahan. Dunn, menunjuk empat aspek dalam

evaluasi kebijakan, antara lain:

1. Value artinya evaluasi lebih memusatkan diri pada nilai atau kepatutan

dalam pencapaian hasil dari sutau kebijakan

2. Evaluasi memberi tekanan yang sama antara fakta dan nilai.

3. Orientasi evaluasi tidak hanya pada nilai, tapi juga pada nilai masa

lampau.

4. Evaluasi mempunyai dua posisi, yaitu sebagai tujuan, dan sekaligus

sebagai alat.

Menurut Carol Weiss dalam Parsonss (2006:547), mengatakan bahwa

evaluasi dapat dibedakan dari bentuk-bentuk analisis lainnya dari enam hal:

1. Evaluasi dimaksudkan untuk pembuatan keputusan, dan untuk

menganalisis problem seperti yang didefinisikan oleh pembuat keputusan,

bukan oleh pejabat.

2. Evaluasi adalah penilaian karakter.

3. Evaluasi adalah riset yang dilakukan dalam setting kebijakan, bukan dalam

setting akademik.

4. Evaluasi seringkali melibatkan konflik antara periset dan praktisi.

5. Evaluasi biayanya tidak dipublikasikan.

6. Evaluasi mungkin melibatkan periset dalam persoalan kesetiaan kepada

agen pemberi dana dan peningkatan perubahan sosial.

Menurut Dunn (2003) terdapat 3 fungsi utama evaluasi dalam analisis

kebijakan, yaitu

1. Evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan

telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi

Page 45: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

33

mengungkapkan seberapa jauh tujuan dan target yang telah ditetapkan

tekah tercapai.

2. Evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap

nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai tersebut

dikritik mengenai kepantasan tujuan dan target yang telah ditetapkan dan

keterkaitan dan kesesuaian dengan permasalahan yang dituju.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis

kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi dapat dijadikan sebagai

bahan masukan untuk merumuskan ulang masalah dan memberikan

alternatif kebijakan baru maupun revisi kebijakan sebelumnya.

Anderson dalam Winarno (2002:230), membagi evaluasi kebijakan

menjadi tiga tipe evaluasi. Yaitu:

1. Tipe Pertama, evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional,

maka evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan yang sama

pentingnya dengan kebijakan itu sendiri.

2. Tipe kedua, merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri kepada

bekerjanya kebijakan atau program-program tertentu. Tipe evaluasi ini

cenderung menghasilkan informasi yang sedikit mengenai dampak suatu

program terhadap masyarakat.

3. Tipe ketiga, adalah tipe evaluasi kebijakan sistematis. Tipe ini melihat

secara objektif program-program kebijakan yang dijalankan untuk

mengukur dampaknya, dan sejauh mana tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dicapai.

Untuk dapat mengevaluasi kebijakan, menurut Pasolong (2010:60)

diperlukan rincian apa yang perlu dievaluasi, pengukuran terhadap kemajuan yang

diperoleh dengan mengumpulkan data, dan analisis terhadap data yang ada

terutama berkaitan dengan output dan outcome yang diperoleh untuk kemudian

Page 46: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

34

dibandingkan dengan tujuan suatu program. Hubungan sebab akibat harus diteliti

dengan cermat antara kegiatan program dengan output dan outcome yang nampak.

Menurut Suchman dalam Winarno (2014:233), mengemukakan enam

langkah dalam evaluasi kebijakan, yaitu:

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi

2. Analisis terhadap masalah

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab yang lain

6. Beberapa indikator untuk penilaian untuk menentukan keberadaan suatu

dampak

Dalam evaluasi sering kali terdapat masalah-masalah yang menyebabkan

kurang efektifnya proses evaluasi tersebut. Masalah yang biasanya dihadapi dalam

proses evaluasi kebijakan adalah kelemahan dalam penyusunan skema umum

penilaian keberhasilan, dalam merumuskan masalah, mengidentifikasikan tujuan,

perbedaan tentang persepsi terhadap tujuan antara penilai dan yang dinilai,

perbedaan dalam orientasi waktu dan sebagainya.

Menurut Anderson dalam Winarno (2002:230) terdapat enam masalah

yang akan dihadapi dalam proses evaluasi kebijakan yaitu:

1. Ketidakpastian atas tujuan-tujuan kebijakan

Kejelasan tujuan kebijakan sangat penting sebagai acuan dalam

pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Ketidakjelasan tujuan

biasanya berangkat dari proses penetapan kebijakan. Sebuah kebijakan

seringkali melibatkan beberapa kelompok kepentingan di dalamnya,

dimana masing-masing kelompok kepentingan memiliki nilai-nilai yang

berbeda. Kondisi ini mendorong terjadinya ketidakjelasan tujuan karena

harus merefleksikan banyak kepentingan yang terlibat di dalam perumusan

kebijakan.

2. Kausalitas

Dalam kehidupan nyata seringkali kita menemukan perubahan terjadi

tetapi tidak oleh tindakan atau kebijakan, melainkan dengan sendirinya.

Page 47: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

35

Apabila suatu tindakan di ambil, dan terjadi suatu perubahan di suatu

masyarakat yang menjadi objek kebijakan, maka terjadi hubungan

kausalitas. Namun sesuatu dapat timbul dengan atau tanpa tindakan

kebijakan.

3. Dampak kebijakan yang menyebar

Seringkali kita mendengar istilah eksternalitas, yaitu suatu dampak yang

ditimbulkan oleh suatu kebijakan pada keadaan kelompok-kelompok di

luar kelompok-kelompok yang menjadi sasaran kebijakan.

4. Kesulitan-kesulitan dalam memperoleh data

Kekurangan data statistik atau informasi-informasi yang relevan dapat

menghalangi para evaluator untuk melakukan evaluasi kebijakan. Untuk

itu model-model ekonomi bisa digunakan untuk meramalkan dampak dari

pengurangan pajak pada ekonmi dapat dilakukan, meskipun sulit

diperoleh.

5. Resistensi pejabat

Jika evaluasi yang dilakukan menurut badan administrasi dan para pejabat

program akan menjadi perhatian para pembuat keputusan, maka akan

berpengaruh terhadap karir mereka. Akibatnya para pejabat pelaksana

program akan memiliki kecenderungan untuk meremehkan proses

evaluasi, menolak memberikan data dan tidak menyediakan dokumen

yang lengkap.

6. Evaluasi mengurangi dampak

Suatu hasil valuasi tidak akan diiterima apabila tidak direncanakan dengan

baik, data yang digunakan tidak memadai, atau tidak didukung dengan

data yang memadai. Hal inilah yang menyebabkan suatu evaluasi tidak

mendapat perhatian yang semestinya bahkan diabaikan meskipun hasil

evaluasi itu benar.

Evaluasi implementasi kebijakan dibagi menjadi tiga menurut timing

implentasi, yaitu sebelum dilaksanakan, pada waktu dilaksanakan dan setelah

dilaksanakan. Evaluasi pada saat pelaksanaan disebut evaluasi proses. Evaluasi

setelah pelaksaan disebut evaluasi konsekuensi kebijakan atau evaluasi impak.

Dunn (2003) mengembangkan tiga pendekatan evaluasi implementasi

kebijakan, yaitu:

Page 48: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

36

1. Evaluasi semu adalah evaluasi yang bertujuan untuk menghasilkan

informasi yang solid mengenai hasil kebijakan

2. Evaluasi formal adalah evaluasi yang bertujuan utnuk menghasilkan

informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan secara

formal diumumkan sebagai tujaun program kebijakan,

3. Evaluasi keputusan teoritis adalah evaluasi yang bertujuan menghasilkan

informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara

eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan.

Terdapat kriteria yang berbeda untuk mengevaluasi hasil kebijakan.

Perbedaan antara kriteria yang di gunakan untuk evaluasi dan kriteria untuk

rekomendasi adalah pada waktu ketika kriteria diterapkan atau diaplikasikan.

Kriteria untuk evaluasi diterapkan secara retrospektif (expose), sedangkan kriteria

untuk rekomendasi diterapkan secara prospektif (ex ante).

Weiss dalam Widodo (2007:114-115) menjelaskan bahwa evaluasi

kebijakan mengandung beberapa unsur penting, yaitu:

1. Untuk mengukur dampak (to measure the effect) dengan bertumpu pada

metode riset yang digunakan.

2. Dampak (effect) tadi menekankan pada suatu hasil (outcomes) dari

efisiensi, kejujuran, moral, yang melekat pada aturan-aturan atau standar

3. Perbandingan antara dampak (effect) dengan tujuan (goals) menekankan

pada penggunaan kriteria yang jelas dalam menilai bagaimana suatu

kebijakan telah dilaksanakan dengan baik.

4. Memberi kontribusi pada pembuatan keputusan selanjutnya kemudian

perbaikan kebijakan pada masa mendatang sebagai tujuan sosial (the

social pupose) dari evaluasi

Sedangkan dalam pemanfaatan hasil evaluasi, weiss dalam Wibawa

(1994:108-109) membedakan empat cara memanfaatkan riset evaluasi, yaitu:

1. Umpan balik untuk memperbaiki program yang sedang berlangsung

Page 49: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

37

2. Masukan pada akhir program, untuk memutuskan apakah pembuat

kebijakan akan mengakhiri, mengubah atau memperluas program

3. Masukan untuk tingkat kebijakan yang lebih tnggi guna memutuskan apa

yang harus dikerjakan terhadap seluruh program

4. Senjata bagi kelompok tertentu untuk memperngaruhi kebijakan

Evaluasi kebijakan publik memiliki empat lingkup makna, yaitu evaluasi

perumusan kebijakan, evaluasi implementasi kebijakan, evaluasi kinerja kebijakan

dan evaluasi lingkungan kebijakan. Evaluasi implementasi kebijakan dalam

Nugroho (2004:682), ditujukan untuk mengetahui variasi dalam skema umum

penilaian kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu:

1. Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? Jawabannya

berkenaan dengan kinerja implementasi publik (variasi dari

outcome) terhadap variabel independen tertentu

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu? Jawabannya

berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, organisasi

implementasi kebijakan, dan lingkungan implementasi kebijakan

yang memperngaruhi variasi outcome implementasi kebijakan

3. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja implementasi kebijakan

publik? Pertanyaan ini berkenaan dengan tugas pengevaluasi untuk

memilih variabel-variabel yang dapat diubah, atau actionable

variabel-variabel yang bersifat natural atau variabel lain yang tidak

bisa diubah tidak dapat dimasukkan sebagai variabel evaluasi.

1. Berbeda dengan evaluasi menurut Dunn, Weiss dan Nugroho,

Nurcholis (2007:277) mengatakan bahwa evaluasi kebijakan

adalah proses mendasarkan diri pada disiplin ketat dan tahapan

waktu. Oleh karena itu, kita harus (1) membuat skema umum

penilaian dan (2) membuat seperangkat instrumen yang meliputi

parameter dan indikator. Skema umum penilaian tersebut yaitu

input, proses, output dan outcomes. Sedangkan seperangkat

instrumen yang mencakup parameter dan indikatornya adalah:

Input yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan.

Page 50: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

38

Untuk itu, dikembangkan instrumen yang meliputi indikator-

indikator :

1) Sumber daya pendukung (SDM, uang, sarana dan

prasarana);

2) Bahan-bahan dasar pendukung (peralatan dan teknologi);

2. Proses yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam

bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat. Untuk itu,

dikembangkan instrumen yang meliputi indikator-indikator:

1) Tepat sasaran atau tidak;

2) Tepat guna atau tidak;

3) Efisien atau tidak;

3. Output (hasil) yaitu hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu

pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan. Untuk itu, dikembangkan instrumen dengan

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Tepat tidaknya sasaran yang dituju;

2) Berapa besar sasaran yang dituju

3) Seberapa banyak kelompok sasaran yang tertangani

4) Seberapa besar kelompok yang terlibat;

4. Outcomes (dampak). Yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan

berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan

kebijakan. Apakah kelompok miskin yang menjadi target sasaran

menjadi lebih mampu mengatasi masalah ekonominya atau masih

Page 51: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

39

tetap saja seperti sedia kala. Untuk itu dikembangkan instrumen

dengan indikator:

1) Ada atau tidaknya perubahan pada target/sasaran

2) Seberapa besar perubahan kelompok sasaran

3) Seberapa signifikan perubahan yang terjadi pada kelompok

sasaran dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai

Skema umum penilaian menurut Nurcholis ini merupakan penilaian secara

menyeluruh terhadap suatu kebijakan. Penilaian tersebut meliputi masukan awal

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu kebijakan, proses pelaksanaan

kebijakan, hasil kebijakan hingga kesesuaian antar tujuan kebijakan dengan

dampak yang ditimbulkan. Dengan menggunakan teori evaluasi kebijakan ini

dapat dibuat penilaian secara menyeluruh terhadap kebijakan yang akan

dievaluasi.

2.1.4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Beberapa ahli mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan

dan proses. Menurut Parson dalam Suharto (2005:28-29)

“Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup

kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan

mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang

mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang

memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaaan yang cukup untuk

memperngaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya”

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya pengembangan masyarakat

melalui pemberian sumber daya, kesempatan dalam pengambilan keputusan, serta

peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat (Diunduh dari Jurnal

Page 52: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

40

Berdaya Media Informasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam Skripsi

Esyin Quraesin. 2013:44).

Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat,

khususnya kelompok yang lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena

kondisi internal misalnya, persepsi mereka sendiri, maupun karena kondisi

eksternal misalnya, ditindak oleh struktur sosial yang tidak adil. Dengan demikian

pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, merupakan

serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok

masyarakat, khususnya kelompok yang lemah. Sedangkan sebagai tujuan,

merujuk kepada hasil yang ingin dicapai dalam pemberdayaan yaitu masyarakat

yang berdaya, dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya, baik fisik, mampu

menyampaikan aspirasi, memiliki mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kehidupan sosial dan lainnnya.

Sedangkan menurut Chamber dalam Kartasasmita (1997) pemberdayaan

masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkai nilai-

nilai sosial. Yakni bersifat “People-centered, participatory, empowering, and

sustainable. Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan

dasar atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih

lanjut, yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya

mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu.

Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi antara lain Frirdman

menyebutkan alternative development yang menghendaki inclusive democracy,

appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equality.

Page 53: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

41

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi lebih

bergantung pada berbagai program pemberian. karena pada dasarnya, setiap apa

yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri yang hasilnya dapat

dipertukarkan dengan pihak lain. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah

memandirikan masyarakat, memampukan dan membangun kemampuan unutk

memajukan diri ke arah yang lebiih baik secara berkesinambungan.

2.1.5 Definisi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

Ada dua pengertian untuk istilah ‘program’ yaitu pengertian secara khusus

dan umum. Menurut pengertian secara umum program dapat diartikan sebagai

rencana menurut Arikunto (2004:2), apabila program ini langsung dikaitkan

dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau

kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting

dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu:

1. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan

2. Terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak

berkesinambungan

3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang

Pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi program prioritas yang harus

dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat Republik Indonesia. Dinas Sosial

Page 54: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

42

adalah unit pelaksana teknis program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di

Kabupaten Serang yang melaksanakan tugas pendataan calon penerima bantuan,

pelaksana kegiatan sosialisasi ditingkat kabupaten, melaksanakan verifikasi calon

penerima bantuan, dan sebagai fasilitator pembentukan kepengurusan kelompok

penerima bantuan RS-RTLH.

1. Maksud dan Tujuan

A. Maksud dari pembentukan Dinas Sosial adalah sebagai wadah

aspirasi dan pemberdayaan masyarakat miskin dan tertinggal

menuju kehidupan yang lebih baik lagi.

B. Tujuan

a. Tersedianya pelayanan rehabilitasi sosial perumahan tidak

layak huni bagi keluarga masyarakat miskin

b. Terpenuhinya kenyamanan dan keamanan tempat tinggal

masyarakat miskin

c. Meningkatkan harkat dan martabat keluarga masyarakat

miskin

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan

peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan,

bimbingan, dan pendidikan

e. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan pemukiman

keluarga masyarakat miskin

f. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat miskin

g. Meningkatnya partisipasi sosial dalam rangka pelaksanaan RS-

RTLH

h. Tersosialisasinya kegiatan RS-RTLH pada pemangku

kepentingan

Landasan yuridis pelaksanaan program RS-RTLH di Kabupaten Serang :

1. Undang-Undang Dasar tahun 1945 (pasal 34)

2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

3. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

Page 55: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

43

4. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan

Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin

6. Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Sosial Kabupaten Serang

7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial

8. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya

Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah

2. Sasaran dan Target

Kriteria keluarga penerima manfaat bantuan stimulan rumah tidak

layak huni, meliputi :

1. Rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Program Pendataan

Perlindungan Sosial (PPLS) 2011

2. Rumah tangga miskin yang tidak terdaftar dalam PPLS 2011 tapi

masuk dalam kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu

berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 146 Tahun 2013

tentang Penetapan Kriteria Dan Pendataan Fakir Miskin Dan Orang

Tidak Mampu, yaitu :

a. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau

mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak

mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar

Page 56: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

44

b. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk

memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat

sederhana

c. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke

tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi

pemerintah

d. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun

untuk setiap anggota rumah tangga

e. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya

sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama

f. Mempunyai dinding rumah terbuat dari

bambu/kayu/tembok dengan kondisi tidak baik/kualitas

rendah, termasuk tembok yang sudah usang/berlumut atau

tembok tidak diplester

g. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik

dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah

h. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes

dengan kondisi tidak baik/ kualitas rendah

i. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan

dari listrik atau listrik tanpa meteran

j. Luas lantai rumah kecil kurang 8m2/orang,

k. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau

mata air tak terlindung/air sungai/air hujan/lainnya

3. Belum pernah mendapat bantuan RS-RTLH

4. Memiliki KTP/identitas diri dan Kartu Keluarga yang masih

berlaku

5. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan

sertifikat/girik atau surat keterangan kepemilikan dari desa atau

status tanah.

Kriteria Rumah Tidak Layak Huni Penerima Bantuan, meliputi :

1. Luas rumah kecil, kurang dari 8m2/ orang

Page 57: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

45

2. Atap dibuat dari bahan yang mudah rusak/ lapuk seperti rumbia,

seng, ilalang, ijuk, genteng

3. Dinding terbuat dari bilik, papan, bambu, kulit kayu dalam keadaan

rusak

4. Lantai tanah, papan, bambu, semen dalam kondisi rusak

3. Tahapan kegiatan pelaksanaan program RS-RTLH

1) Sosialisasi

i. Sosialisasi dilaksanakan dalam rangka memperoleh kesamaan

pemahaman, gerak langkah dan membangun komitmen setiap

pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan RS-RTLH.

Sasaran sosialisasi diantaranya:

1. Aparat Dinas Sosial yang terkait sesuai tugas dan fungsinya

2. Dinas/Instansi terkait

3. Aparat Kecamatan dan Desa lokasi kegiatan

4. Tokoh masyarakat/agama/adat

5. TKSK dan PSM

6. Perwakilan calon penerima bantuan RS-RTLH

7. Dunia Usaha

8. Pihak lainnya yang relevan

ii. Substansi materi sosialisasi diantaranya mencakup :

1. Hakekat kegiatan

2. Kriteria penerima bantuan

3. Jenis bantuan

4. Tujuan kegiatan

5. Hasil yang ingin dicapai

Page 58: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

46

6. Jumlah penerima dan besarnya bantuan

7. Pihak-pihak yang terlibat

8. Proses pelaksanaan

9. Tugas masing-masing yang terlibat

10. Mekanisme penyaluran, pencairan dan penggunaan dana

bantuan

11. Pelaporan

2) Prosedur Pengusulan

Prosedur pengusulan penerima bantuan rehabilitasi sosial rumah

tidak layak huni adalah sebagai berikut:

a. Dinas Sosial Kabupaten bersama TKSK/PSM/Karang

Taruna/Orsos/Aparat Desa melakukan pemetaan lokasi kumuh

dan pendataan KK calon penerima RS-RTLH

b. Berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan tersebut, Dinas

Sosial/Instansi Kabupaten mengajukan permohonan bantuan

rehabilitasi sosial rumah tidka layak huni ke Kementerian

Sosial dengan rekomendasi Dinas/Instansi Sosial Provinsi

dengan melampirkan data lokasi, data calon penerima, (by

name by address) dan foto rumah

c. Ditjen Pemberdayaan Sosial cq Direktorat Penanggulangan

Kemiskinan Pedesaan (Dit. PKPD) melakukan verifikasi

administrasi dan verifikasi lapangan

d. Dinas Sosial Kabupaten mengeluarkan Surat Pernyataan

Tanggung Jawab Mutlak kepada Dinas Sosial tentang

kebenaran lokasi dan calon penerima bantuan serta kesiapan

melaksanakan kegiatan RS-RTLH dengan benar sesuai dengan

pedoman pelaksanaan RS-RTLH yang dikeluarkan oleh Dit.

PKPD

e. Berdasarkan hasil verifikasi administrasi dan lapangan Dit.

PKPD mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan lokasi dan

jumlah KK penerima bantuan RS-RTLH yang ditandatangani

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dit. PKPD

f. Nama penerima bantuan yang sudah ditetapkan dalam surat

keputusan tersebut tidak dapat digunakan kecuali penerima

bantuan meninggal dunia atau pindah rumah dan menyatakan

mengundurkan diri. Dinas Sosial Kabupaten membuat surat

pernyataan penggantian penerima bantuan dengan menyatakan

Page 59: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

47

alasan penggantian serta menyampaikan surat pernyataan

tersebut kepada Dit. PKPD

Gambar 3.1 : Mekanisme Usulan RS-RTLH

3) Verifikasi / Penjajagan

Penjajagan dan verifikasi calon lokasi dan KK penerima

bantuan di maksudkan untuk memperoleh gambaran tentang

kesiapan daerah dan masyarakat, kelayakan calon penerima

bantuan dan faktor lainnya yang akan mendukung keberhasilan

kegiatan.

4) Pembentukan Kelompok

Penyaluran bantuan RS-RTLH dilaksanakan melalui kelompok,

sehingga setiap calon penerima bantuan sudah berkelompok

sebelum bantuan dicairkan. Pembentukan kelompok RS-RTLH

dilakukan dalam pembinaan Dinas Sosial Kabupaten Serang

Kementerian Sosial

c.q. DIT.PKPD

Dinsos

Propinsi

Dinsos

Kabupaten

Dinsos

Kabupaten/Masyarakat/

TKSK/PSM/Karang Taruna/LKS

Verifikasi

Usulan (BNBA)

Data Kabupaten

(BNBA)

Pendataan

(BNBA)

SK PPK Dit.PKP

Rekomendasi Dinsos

Usulan Calon

Penerima

Data Calon Penerima

RS-RTLH

Page 60: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

48

5) Musyawarah Kelompok

Kelompok RS-RTLH melaksanakan musyawarah setidaknya

dalam hal :

a. Menetapkan kepengurusan

b. Pemanfaatan/penggunaan dana bantuan

c. Menetapkan jenis pekerjaan dan waktu pelaksanaannya

d. Mengatasi masalah

6) Pembukaan Rekening Kelompok

Setiap kelompok RS-RTLH diwajibkan membuka/memiliki

rekening bank (Bank Pemerintah), karena penyaluran bantuan

dilaksanakan secara cash transfer langsung ke penerima bantuan

7) Penyaluran dan Pencairan Dana

Penyaluran bantuan stimulan RS-RTLH ke rekening kelompok dan

tim dilaksanakan setelah kepala keluarga fakir miskin anggota

kelompok dan tim tersebut ditetapkan melalui surat keputusan

KPA sebagai penerima bantuan. Pencairan dana bantuan dilakukan

setelah kelompok dan tim membuat rencana anggaran biaya

penggunaan dana bantuan yang ditandatangani oleh ketua dan

bendahara/sekretaris dengan persetujuan Dinas Sosial Kabupaten

Serang

8) Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan Program RS-RTLH dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Melakukan penilaian dan menentukan bagian rumah yang

akan direhabilitasi

Page 61: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

49

2) Menetapkan prioritas bagian rumah yang akan diperbaiki

berdasarkan pada fungsi dan ketersediaan dana dan sumber

lainnya

3) Menetapkan prioritas sarana prasarana lingkungan yang

akan dibangun

4) Membuat rincian jenis/bahan bangunan yang diperlukan

serta besarnya biaya

5) Melaksanakan pembelian bahan bangunan

6) Melaksanakan kegiatan perbaikan rumah secara bergotong

royong

7) Pelaksanaan pembangunan RS-RTLH telah selesai

selambat-lambatnya 100 (seratus) hari setelah dana masuk

ke rekening kelompok

8) Pada setiap tahapan proses RS-RTLH pembangunan

didokumentasikan yaitu meliputi 0% (kondisi awal), 50%

(proses), dan 100% (hasil)

9) Bukti pembelian/pembelanjaan menjadi bahan dalam

penyusunan laporan kegiatan kelompok

9) Pelaporan

Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan oleh Dinas Sosial Kabupaten

Serang kepada Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan

mencakup :

a. Laporan pertanggungjawaban keuangan dana operasional

Kabupaten Serang selambat-lambatnya akhir tahun

anggaran

b. Laporan pertanggungjawaban keuangan bantuan RS-RTLH

masing-masing kelompok setelah selesai pelaksanaan

pekerjaan

c. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan dengan melampirkan

poto rumah dalam kondisi sebelum, proses dan hasil akhir

kegiatan dengan disertakan surat pernyataan penyelesaian

pekerjaan untuk kelompok, disampaikan selambat-

lambatnya 14 hari setelah pekerjaan selesai

Page 62: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

50

Sehubungan dengan mekanisme kegiatan pada Program RS-RTLH,

sehingga diharapkan Program RS-RTLH dapat berjalan sesuai dengan petunjuk

pelaksana dan petunjuk teknisnya dan dapat meminimalisir permasalahan yang

terjadi baik antara TKSK dengan pihak instansi Dinas Sosial Kabupaten Serang

maupun dengan pihak penerima Program RS-RTLH tersebut.

Pemerintah Kabupaten Serang sangat serius dalam menanggapi

permasalahan terkait kesejhateraan masyarakatnya sehingga dikeluarkannya

Program Bantuan berupa RS-RTLH ini, maka diharapkan masyarakat khususnya

di wilayah Kabupaten Serang dapat merasakan dampak yang positif dan terus

berkembang dalam memajukan kesejhateraan hidupnya dimasa mendatang.

Selanjutnya yang dilakukan peneliti adalam mencari penelitian terdahulu dengan

sebab adanya penelitian sebelumnya maka akan membandingkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan penelitian lainnya. Sehingga dapat

diperbandingkan dari permasalahannya dan juga dari cara peneliti melakukan

penelitiannya di lapangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi,

Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Dalam hal ini peneliti mendapatkan

penelitian yang serupa dengan peneliti yang lakukan saat ini, diantaranya yakni;

1. Penelitian (skripsi) Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang dilakukan

oleh Adi Fajar Nugraha Tahun 2014, dengan judul Implementasi Program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2014 di Kota Serang.

Page 63: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

51

Pada penelitian tersebut peneliti menggunakan teori Implementasi Kebijakan

Jones (1996 : 296) yaitu (1) Organisasi (2) Interpretasi (3) Penerapan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi

literatur dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk menguji validitas data

menggunakan triangulasi dan membercheck. Hasil penelitian menunjukan

bahwa pelaksanaan program RS-RTLH belum berjalan dengan baik

dikarenakan adanya beberapa kendala yakni belum sepenuhnya keterlibatan

dari pihka-pihak terkait dengan program RS-RTLH, keterbatasan pemahaman

pelaksana program RS-RTLH mengenai program RS-RTLH, kurangnya

transparansi pihak ketiga dalam menyalurkan bahan material bangunan dan

sosialisasi yang belum menyentuh masyarakat secara langsung.

2. Penelitian (skripsi) Fisip Universitas Maritim Raja Haji TanjungPinang yang

dilakukan oleh Abu Bakar Tahun 2015 dengan judul Evaluasi Rehabilitasi

Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Dalam Penanggulangan

Kemiskinan Desa Mantang Lama Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan

Tahun 2010. Pada penelitian tersebut peneliti menggunakan teori William

N.Dunn (2003 : 610), yaitu : (1) Efektivitas, (2) Efisiensi, (3) Kecukupan, (4)

Perataan, (5) Responsivitas, (6) Ketepatan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa program bantuan RS-RTLH di Desa

Mantang Lama Kecamatan Mantang sudah berjalan tepat sasaran, namun

belum dapat menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Karena

Page 64: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

52

program RS-RTLH merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan

melalui peningkatan infrastruktur.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dan juga

beberapa teori sebagai pijakan peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul

Evaluasi Program RS-RTLH di Kabupaten Serang Tahun 2013, maka peneliti

memilih menggunakan teori dari Nurcholis (2007:277) yang meliputi :

1. Input : Merupakan masukan apa saja yang diperlukan agar

Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dapat

terlaksana dengan baik

2. Proses : Bagaimana Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak

Layak Huni diwujudkan dalam bentuk pelayanan langsung ke

masyarakat

3. Output : Hasil dari pelaksanaan program. Apakah suatu program

menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

4. Outcomes (dampak) : Apakah pelaksanaan program berdampak

nyata pada kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan

Penelitian yang diawali dengan observasi awal yakni dengan adanya

permasalahan yang dilatar belakangi oleh Pelaksanaan Program RS-RTLH yang

tidak sesuai dengan petunjuk teknis seperti yang tercantum dalam buku Pedoman

RR-RTLH. Untuk lebih jelasnya berikut gambar 2.2 alur kerangka pemikiran

peneliti.

Page 65: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

53

Gambar 2.2

Alur Pemikiran

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran dan observasi awal terhadap objek

penelitian, maka peneliti berasumsi bahwa penelitian tentang evaluasi Program

RS-RTLH di Kabupaten Serang Tahun 2013 adalah pelaksanaan Program RS-

RTLH di Kabupaten Serang Tahun 2013 belum berjalan optimal.

Identifikasi Masalah :

1) Pelaksanaan Program RS-RTLH tidak sesuai pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH

2) Kurangnya pengawasan dari Pihak Dinsos terhadap pelaksanaan renovasi rumah penerima

bantuan Program RS-RTLH

3) Pemberian bantuan belum tepat sasaran karena sistem pemilihan yang bersifat tebang

pilih

4) Kurangnya tenaga kerja tingkat kecamatan selaku pendamping penerima bantuan Program

RS-RTLH (Sumber : Peneliti)

Teori Evaluasi

Nurcholis (2007:277)

Evaluasi Kebijakan

1. Input

2. Proses

3. Outputs (hasil)

4. Outcomes (dampak)

“Program RS-RTLH terlaksana

dengan optimal”

Page 66: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

mempunyai langkah yang sistematis. Sedangkan, metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi,

mendefinisikan metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara ilmiah, tujuan, dan

kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau

oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat

diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Sedangkan menurut Irawan metode penelitian adalah totalitas cara yang

dipakai peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah. Untuk menemukan jawaban

atas masalah-masalah, tujuan dan manfaat yang dirumuskan pada bab

sebelumnya, maka metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul

Page 67: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

55

“Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten

Serang Tahun 2013” ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenonema apa yang dialami

oleh subjek penelitian dan berusaha memahami makna dibalik suatu peristiwa.

Menurut Marshall dalam Sugiyono (2007:63) mendefinisikan kualitatif

sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapat pemahaman yang lebih baik

mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Sejalan dengan definisi

tersebut Sarwono (2006:19) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan

pendekatan kualitatif didasari diantaranya oleh teori-teori fenomonologi dan

interaksi simbolik. Sedangkan menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2002:3)

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.

Penelitian kualitatif mengungkap situasi sosial tertentu dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Penelitian kualitatif lebih tertarik pada dinamika terjadinya proses atau peristiwa

yang melatarbelakangi terjadinya suatu hasil tertentu. Tujuan utama penelitian

kualitatif adalah untuk memahami makna yang ada di balik fakta-fakta.

Pemahaman yang mendalam terhadap suatu peristiwa atau fenomena sosial

merupakan hal yang terpenting. Objek dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga

komponen, yaitu place (tempat) dimana interaksi dalam situasi sosial

berlangsung, actor (pelaku) atau orang-orang yang sedang memainkan peran

Page 68: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

56

tertentu, dan activities (aktivitas) atau kegiatan yang telah dilakukan oelh aktor

dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

Dalam pendekatan kualitatif data yang dihasilkan berbentuk kata, kalimat

dan gambar untuk mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang terjadi

dengan mendeskripsikan fenomena yang sesuai dengan masalah dan unit yang

diteliti. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti bermaksud untuk

mengevaluasi salah satu kebijakan atau program pemerintah, yaitu Program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah proses evaluasi pada pelaksanaan program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak layak Huni di Kabupaten Serang yang

dijalankan oleh Dinas Sosial Kabupaten Serang pada tahun 2013. Apakah

program telah berhasil dan tepat sasaran sesuai dengan rancangan kebijakan awal?

Teori yang digunakan sebagai acuan dalam proses analisa adalah teori

pendekatan evaluasi kebijakan publik milik Nurcholis (2007:277) yang meliputi :

1. Input : Merupakan masukan apa saja yang diperlukan agar

Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dapat

terlaksana dengan baik

2. Proses : Bagaimana Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak

Layak Huni diwujudkan dalam bentuk pelayanan langsung ke

masyarakat

Page 69: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

57

3. Output : Hasil dari pelaksanaan program. Apakah suatu program

menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

4. Outcomes (dampak) : Apakah pelaksanaan program berdampak

nyata pada kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan

3.3 Lokasi Penelitian

Peneliti memfokuskan lokasi penelitian di Kabupaten Serang. Keterbatasan

waktu, biaya, dan tenaga menjadi beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam

memilih lokasi penelitian.

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi merupakan sebuah konsep penjabaran mengenai definisi

variabel yang akan diteliti dari sudut pandang peneliti. Definisi konsep

dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan dalam mendefinisikan/

mengartikan sebuah variabel dalam penelitian, karena hal yang dipahami

oleh peneliti belum tentu dipahami dengan cara yang sama oleh orang lain.

Evaluasi secara sederhana adalah penilaian. Penilaian sejauh mana

suatu kegiatan tertentu telah dicapai. Sedangkan evaluasi kebijakan publik

adalah penilaian sejauh mana suatu kebijakan publik dicapai, diukur

dengan standar tertentu yang ditetapkan ketika kebijakan dirumuskan.

Page 70: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

58

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam proses analisis

kebijakan, meski begitu, evaluasi tidak selalu dilaksanakan diakhir sebuah

kebijakan atau ketika sebuah kebijakan telah selesai dijalankan.

3.4.2 Definisi Operasional

Merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam

rincian yang terukur. Definisi operasional biasanya berbentuk matriks,

tabel, indikator. Sehingga dalam penelitian kualitatif yang dijabarkan

adalah fenomena yang akan diteliti.

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi. Apakah yang

menjadi isi dari tujuan program ?

2. Analisis terhadap masalah. Siapa yang menjadi target program ?

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan. Kapan perubahan yang

diharapakan terjadi ?

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi. Apakah

tujuan yang ditetapkan satu atau banyak (unitary or multiple) ?

5. Menentukan apakan perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab lain. Apakah dampak yang

diharapkan besar ?

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

Bagaimanakah tujuan-tujuan tersebut dicapai ?

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu

sendiri. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian kualitatif harus divalidasi

Page 71: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

59

terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa jauh peneliti siap

melakukan penelitian di lapangan. Untuk itu peneliti dituntut untuk memiliki

wawasan mengenai bidang yang akan diteliti, karena hal tersebut dapat membantu

peneliti dalam memasuki objek penelitian.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2011:224) peneliti sebagai instrumen

penelitian serasi untuk penelitian karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala

stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau

tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

sehingga dapat mendapatkan ragam sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument

berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,

kecuali manusia.

4. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan

segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis

yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikantuk memperoleh penegasan, perubahan,

perbaikan atau pelakan.

7. Dengan manusia sebagai instrument, respon yang aneh, yang

menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang

lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat

kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Dibawah ini dilampirkan pedoman wawancara dengan informan penelitian.

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur,

sehingga peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis,

melainkan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Page 72: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

60

Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh informasi lebih mendalam

mengenai objek yang diteliti dengan lebih banyak mendengarkan apa yang

diungkapkan oleh informan atau petunjuk umum wawancara yang akan digunakan

peneliti pada proses analisis hasil penelitian.

3.6 Informan Penelitian

Penentuan informan menggunakan teknik purposive yaitu pemilihan

informan dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan informasi

yang dibutuhkan. Informan didapatkan dari kunjungan peneliti ke lokasi

penelitian. Informan tidak ditentukan berdasarkan jumlah melainkan fungsi dan

perannya dalam program yang sedang diteliti. Adapun yang menjadi informan

dalam penelitian ini, dapat dilihat lebih jelasnya dalam tabel 3.1 yakni sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

Kategori

Informan

No Kode

Informan

Nama

Informan

Jabatan

Penanggung

Jawab 1 I1

Dra. Iin

Adillah

Kepala Bidang

Kesejahteraan

Sosial Dinas

Sosial

Kabupaten

Serang

Pelaksana 2 I2

Drs.

Muhammad

Ridwan

Kepala Seksi

Bina

Masyarakat

Kumuh dan

Tertinggal

Dinas Sosial

Kab Serang

Page 73: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

61

Pendamping 3 I3-1 Mufasil S.pd

TKSK

Kecamatan

Waringin

Kurung

4 I3-2 Badanji

TKSK

Kecamatan

Mancak

5 I3-3 Fatulloh

TKSK

Kecamatan

Pulo Ampel

6 I3-4 Sarman

TKSK

Kecamatan

Kibin

7 I3-5 Jajat

TKSK

Kecamatan

Kramatwatu

Masyarakat

Penerima

Bantuan

Program RS-

RTLH 8 I4-1 Safro

Masyarakat

Penerima

Bantuan

Program RS-

RTLH

Kecamatan

Waringin

Kurung

9 I4-2 Rokani

Masyarakat

Penerima

Bantuan

Program RS-

RTLH

Kecamatan

Mancak

10 I4-3 Bakriyah

Masyarakat

Penerima

Bantuan

Program RS-

RTLH

Kecamatan

Kibin

Sumber: Peneliti, 2016

Page 74: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

62

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Data-data yang dicantumkan didapat melalui berbagai sumber, diantaranya

adalah :

1) Data Primer

Data primer berdasarkan pengertian Irwan (2002:55) adalah data

yang diambil langsung tanpa perantara dari sumbernya. Sumber ini

dapat berupa benda-benda, situs atau manusia. Seorang peneliti

kualitatif bisa memperoleh data-data primer dengan cara melakukan

wawancara atau melakukan pengamatan lanngsung terhadap suatu

aktivitas masyarakat. Dalam hal ini peneliti mendapatkan data primer

dengan cara melakukan wawancara dari informan dan melakukan

pengamatan langsung terhadap aktivitas informan.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen

(laporan, karya tulis orang lain, Koran, majalah) atau seseorang

memperoleh informasu dari orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti

memperoleh data sekunder melalui studi dokumentasi, yaitu teknik

pengumpulan data dan informasi dengan cara mengkaji berbagai

dokumen yang terkait dengan judul penelitian.

Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi partisipasif.

Partisipasi yang dilakukan peneliti berupa partisipasi pasif, dimana peneliti

mendatangai tempat kegiatan orang yang akan diamati, kemudian

mengamati perilaku dan mencari makna dari perilaku tetapi tidak ikut

terlibat dalam kegiatan orang yang diamati.

Page 75: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

63

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan proses tanya jawab antara peneliti denga informan baik

secara langsung (face to face) maupun tidak langsung seperti wawancara

melalui telepon, media internet, atau bisa juga dilakukan dalam bentuk

wawancara tertulis melalui surat dengan tujuan untuk menggali informasi

yang dibutuhkan sesuai dengan topik dalam penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti menggabungkan teknik observasi dengan wawancara

mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan

interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya.

3. Studi dokumentasi

Disamping melakukan observasi dan wawancara peneliti menggunakan

studi dokumentasi dalam teknik pengumpulan datanya. Dalam hal ini

dokumen yang dikumpulkan berupa gambar, misalnya foto, tabel, dan

lainnya. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penlelitian ini,

dalam wawancaranya adalah:

a. Alat tulis (buku catatan dan pulpen) yang digunakan untuk mencatat

percakapan dengan informan

b. Tape Recorderyang digunakan untuk merekam semua percakapan .

hal ini dilakukan untuk mengntisipasi apabila perkataan yang

disampaikan informan terlalu cepat sehingga tidak sempat ditulis.

c. Camera/handphone, untuk memotret kegiatan yang berkaitan dengan

penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan data.

Page 76: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

64

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis

kualitatif. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dalam

penjabaran hasil penelitiannya lebih banyak dituangkan dalam kata-kata, namun

tidak anti terhadap data angka dan juga merupakan suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif.

3.7.1 Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif suatu realitas (Social Situation)

bersifat konsisten dan berulang seperti semula dan untuk melakukan pengujian

keabsahan data dalam penelitian ini, dapat dilakukan dengan tiga cara:

1. Triangulasi

Sugiyono (2008: 273) mengatakan bahwa, “Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.” Kesimpulannya,

triangulasi digunakan untuk menguji keabsahan data. Triangulasi dibagi

menjadi tiga macam, yaitu triangulasi sumber, teknik, dan waktu.

a. Triangulasi Sumber: mengecek data yang telah diperoleh dari lapangan

melalui beberapa sumber

b. Triangulasi Teknik: mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda seperti observasi

c. Triangulasi Waktu: mengecek data yang didapat dari waktu yang

berbeda.

Page 77: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

65

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan

teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Maka yang harus dilakukan

oleh peneliti adalah perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian pemberian

bantuan program, ketekunan pengamatan dalam menjawab sebuah

permasalahan yang terjadi di lapangan, adanya kecukupan referensial yakni

referensi untuk memperkaya sebuah jawaban dalam penelitian serta

mengadakan member check.

2. Member check

Member check yang menurut Sugiyono (2005:129) adalah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member

check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau

informan.

3. Bahan Referensi

Menurut Sugiyono (2008: 275), yang dimaksud dengan bahan

referensi di sini yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian kualitatif, peneliti

menggunakan alat bantu perekam data, seperti ponsel yang dilengkapi dengan

foto-foto, rekaman wawancara, dan catatan-catatan selama penelitian untuk

mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti sehingga

menjadi lebih dipercaya.

Page 78: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

66

3.7.2 Analisis Data

Menurut Moleong (2005:280) analisis data merupakan proses

mengorganisasikan dan mengumpulkan data ke dalam pola, ketegori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja. Pada penelitian tindakan, analisis datanya lebih banyak menggunakan

pendekatan kualitatif. Sehingga pada penelitian ini teknik analisis data difokuskan

pada paparan data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan proses

analisis data dari Prasetya Irawan yang terdiri dari pengumpulan data mentah,

transkip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara,

triangulasi, penyimpulan akhir. Keseluruhan proses analisis data tersebut dapat

dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1: Proses Analisis Data

Sumber: (Irawan, 2005:5.28-5.35)

Dari gambar tersebut langkah-langkah praktis dalam proses analisis data dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data mentah

Analisis data dimulai dengan melakukan pengumpulan data mentah,

misalnya dengan wawancara, observasi lapangan, kajian pustaka. Pada

Kategorisasi

Data

Pembuatan

Koding

Transkrip

Data

Pengumpulan

Data Mentah

Penyimpulan

Akhir

Penyimpulan

Sementara

Triangulasi

Page 79: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

67

tahap ini dibutuhka alat-alat pendukung seperti tape recorder, kamera, dan

lain-lain. Yang dicatat adalah data apa adanya (verbatim), tidak

diperkenankan untuk mencampur adukkan pikiran, pendapat, maupun sikap

dari peneliti itu sendiri.

2. Transkip data

Pada tahap ini catatan hasil wawancara dirubah kebentuk tertulis

seperti apa adanya (verbatim), bukan hasil pemikiran maupun pendapat

pribadi peneliti.

3. Pembuatan koding

Pada tahap ini membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskip.

Baca pelan-pelan dengan sangat teliti, sehingga menemukan hal-hal penting

yang perlu dicatat dengan mengambil kata kuncinya, data kata kunci ini

kemudian diberi kode. Data-data yang telah diperoleh selama proses

penelitian diubah ke dalam bentuk tertulis, kemudian dilakukan

pengkodingan pada aspek tertentu.

Dalam menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan kode yaitu:

1. Kode Q1, Q2, Q3, dan seterusnya menunjukkan item pertanyaan per

indikator menunjukkan item pertanyaan.

2. Kode Q1,1 , Q2,2 , Q3,3 dan seterusnya menunjukkan sub dimensi

pertanyaan.

3. Kode S1 Menunjukkan status informan.

4. Kode A, B, C dan seterusnya menunjukkan Dimensi pertanyaan sesuai

dengan teori Nurcholis (2007:277)

Page 80: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

68

5. Kode I1 (Unsur Instansi, Kabid Kesos Dinas Sosial Kabupaten

Serang), Kode I2 (Unsur Instansi, Kasi Masyarakat Kumuh dan

Tertinggal), Kode I3 (Unsur TKSK), Kode I4 (Unsur Penerima

Program).

Hasil pengkodingan yang telah dilakukan kemudian dikategorikan

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama yang berkaitan dengan

pembahasan. Kategorisasi ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut sehingga mudah

dipahami.

4. Kategorisasi data

Pada tahap ini peneliti mulai “menyederhanakan” data dengan cara

“mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang di

namakan “kategori”.

5. Penyimpulan sementara

Membuat penyimpulan sementara berdasarkan data yang ada tanpa

memberi penafsiran dari pikiran penulis/peneliti. kesimpulan ini 100% harus

berdasarkan data. Jika ingin memberi penafsiran dari pikiran sendiri maka

tuliskan pada bagian akhir kesimpulan sementara yang disebut dengan

Observer’s Comments (OC).

6. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses check and re-check antara sumber

data yang satu dengan sumber data lainnya. Dalam proses tahapan ini

beberapa kemungkinan bisa terjadi seperti:

Page 81: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

69

a. Satu sumber cocok dengan sumber lain.

b. Satu sumber data berbeda dengan sumber lain, tetapi tidak harus

berarti bertentangan.

c. Satu sumber bertolak belakang dengan sumber lain.

7. Penyimpulan akhir

Langkah terakhir dalam proses analisis data adalah penyimpulan

akhir. Penyimpulan akhir diambil yakni ketika peneliti sudah merasa bahwa

data peneliti tersebut sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data

baru hanya berarti ketumpangtindihan (reduntdant).

3.8 Jadwal Penelitian

Dalam hal ini peneliti melakukan pembuatan jadwal penelitian yang

berkenaan dengan evaluasi Program RS-RTLH Kabupaten Serang Tahun 2013.

Dalam penelitian kualitatif, waktu merupakan hal yang tidak dapat diprediksi hal

ini karena data yang diperoleh di lapangan bisa berkembang dan melebihi atau

kurang dari waktu yang telah ditentukan. Adapun waktu penelitian yang telah

dijadwalkan oleh peneliti yaitu dapat dilihat pada tabel 3.2

Page 82: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

70

Tabel 3.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Tahun Pelaksanaan

2015 2016

Agustus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agustus

1 Observasi Awal

2 Penyusunan Usulan Penelitian

3 Bab I

4 Bab II

5 Bab III

6 Seminar Usulan Penelitian / Proposal

7 Revisi proposal

8 Transkrip Data

9 Koding Data

10 Triangulasi

11 Penyusunan Skripsi

12 Sidang skripsi

13 Revisi Skripsi

Sumber: Peneliti, 2016

70

Page 83: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

Kabupaten Serang khususnya lokasi penyelenggaraan Program Rehabilitasi Sosial

Rumah Tidak Layak Huni. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang

Kabupaten Serang dibentuk berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun

1950 tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan pemerintah

Provinsi Jawa Barat, namun setelah terjadi pemekaran wilayah Provinsi Jawa

Barat maka berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2000 tentang

pembentukan Provinsi Banten kabupaten serang masuk dalam wilayah Provinsi

Banten. Kabupaten Serang resmi menjadi bagian dari Provinsi Banten yang

terbentuk pada tanggal 4 oktober 2000. Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II

Serang No. 17 Tahun 1985 tentang Hari Jadi Kabupaten Serang pada Bab II

Penetapan Hari Jadi Pasal 2 Yaitu Hari Jadi Kabupaten Serang ditetapkan pada

Tanggal 8 oktober Tahun 1526 M. (http://www.serangkab.go.id, diakses April

2016). Kabupaten Serang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah

satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten yaitu

Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon

dan Kota Tangerang, Kota Tangsel.

Page 84: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

72

Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan sebagai

bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta

sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan pembangunan pada

pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa. Kabupaten Serang

mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia potensial yang

bertekad bulat bahu membahu membangun wilayahnya secara maksimal.

Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup berlimpah serta pemberdayaan

seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan mampu membuat dasar pijakan

kuat sebagai modal untuk membangun wilayah Kabupaten Serang seoptimal

mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyatnya.

Masyarakat Kabupaten Serang memiliki sifat-sifat religius, kekeluargaan

dan kegotongroyongan yang cukup kental. Sikap dan perilaku dalam kehidupan

sehari-hari mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dilandasi oleh

kesadaran penuh rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga keamanan dan

ketertiban di wilayahnya, sehingga potensi konflik gejolak politik di Kabupaten

Serang relatif rendah. Situasi ini jelas mendukung suasana yang tentram dan aman

serta kondusif untuk perkembangan dunia usaha, sehingga membuat banyak

investor merasa tenang dan nyaman melakukan aktivitasnya berusaha di wilayah

Kabupaten Serang.

Dengan latar belakang budaya yang kental dan sejarah heroik rakyatnya

yang terkenal gagah berani melawan penjajah Belanda dulu, memberikan warisan

warna khas keteguhan dan kegigihan masyarakat Serang dalam membangun

wilayah Serang untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama secara maksimal.

Page 85: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

73

Semuanya tercermin pada lambang Kabupaten Serang yang bermottokan " Sepi

Ing Pamrih, Rame Ing Gawe " yang berarti " Semangat Selalu Bekerja Keras,

Tanpa MeMasyarakat & Seni Budaya Serang. Masyarakat Serang menganut

agama Islam dan berlatar budaya Islam yang taat dan patuh. Masyarakat Serang

memiliki religiositas tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara

kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga

ketertiban sehingga Serang relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik

etnik, sosial dan ekonomi. Suasana kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk

dunia usaha. Berbagai usaha besar dan skala menengah telah tumbuh dan

berkembang di Serang. Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Serang telah

membentuk masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda,

tapi juga menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya

telah menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam

komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk

Kabupaten Serang hanya 1,6 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan

berimbang, dan laju populasi 2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten

seluas 1.700 km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai 1.778 m di atas

permukaan laut. (http://www.serangkab.go.id, diakses April 2016).

4.1.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Serang

Visi Kabupaten Serang adalah “TERWUJUDNYA MASYARAKAT

YANG BERKUALITAS MENUJU KABUPATEN SERANG YANG AGAMIS,

ADIL DAN SEJAHTERA”

Page 86: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

74

Maka untuk mewujudkan visi Kabupaten Serang tersebut disusun misi Kabupaten

Serang sebagai berikut :

1. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan

spiritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas,

berakhlakul kharimah dan berbudaya

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana dan fasilitas

pelayanan dasar disemua wilayah

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal serta

memperkuat struktur perekonomian daerah

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup

6. Mengembangkan akwasan strategis, cepat tumbuh, pesisir dan pulau-pulau

7. Meningkatkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik serta

didukung kondisi sosial, politik, keamanan yang kondusif dan strategis.

4.1.1.2 Kondisi Topografi danGeografis Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di

Propinsi Banten , terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan

pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa

dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. Luas wilayah

secara administratif tercatat 1.467,35 Km2 yang terbagi atas 28 (dua puluh

delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa.

Page 87: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

75

Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’ sampai

dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106º22’ Bujur Timur.

Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan

jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan

secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa

Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang

Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda

Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi mulai

dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa

sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten

serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau.

Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik

dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta

mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi. Di sektor industri, terdapat

dua zona industri yaitu Zona Industri serang Barat dan Zona Industri Serang

Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Puloampel

dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha berada di sepanjang pantai Teluk

Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan

pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan seperti Industri Gunanusa Utama

Fabricators dan Berlian Sarana Utama. Sedangkan Zona Industri Serang Timur

Page 88: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

76

terletak di Kecamatan Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115

ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat

dan Modern Cikande.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten Serang

Dinas Sosial Kabupaten Serang merupakan salah satu organisasi perangkat

daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19

Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang,

Peraturan Bupati Serang Nomor: 07 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Serang, Peraturan Bupati Kabupaten Serang

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Dinas Rumah Perlindungan Sosial dan Loka Bina Karya (UPTD RPS dan LBK),

yang melaksanakan urusan wajib dibidang sosial. Untuk mendukung visi daerah

tahun 2010-2015, Dinas Sosial dalam Rencana Strategisnya menetapkan visi

yaitu:

“Terwujudnya Kesejahteraan Sosial menuju Masyarakat Kabupaten Serang

yang Adil dan Berkualitas”

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2011-2015, urusan yang dilaksanakan Dinas Sosial masuk dalam sasaran misi ke

2 (Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berakhlaqul karimah dan

berbudaya). Selanjutnya dalam misi Dinas Sosial sebagai berikut :

1. Penguatan kelembagaan kesejahteraan sosial yang lebih profesional dan

proposional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

Page 89: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

77

2. Terberdayakannya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

agar mampu memenuhi kebutuhannya

3. Merehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar

dapat melaksakan fungsi sosialnya secara wajar

4. Terjaminnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar

kebutuhan dasarnya terpenuhi

5. Terlestarikannya nilai-nilai kepahlawanan dan kepeloporan pejuang

kemerdekaan kedalam segala aspek kehidupannya bermasyarakat

berbangsa dan bernegara

6. Meningkatkan perlindungan sosial bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar kelangsungan hidupnya dapat

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal

4.1.2.1 Dasar Hukum Pembentukan Dinas Sosial Kabupaten Serang

Beberapa peraturan perundangan yang melandasi pembentukan Dinas

Sosial Kabupaten Serang merupakan salah satu organisasi perangkat daerah yang

secara teknis melaksanakan kegiatan dibidang sosial meliputi :

1. Peraturan Derah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang

2. Peraturan Bupati Serang Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Serang

Page 90: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

78

3. Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah

Perlindungan Sosial dan Loka Bina Karya (UPTD RPS dan LBK)

4.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial

1. Tugas Pokok

Dalam pelaksanaan tugas yang telah diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, Dinas Sosial mempunyai

tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, merencanakan,

melaksanakan, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan dan usaha

pelayanan sosial, pemberian bantuan sosial, pelestarian nilai-nilai

kepahlawanan, penyantunan dan rehabilitasi sosial serta pembinaan

panti-panti sosial dan partisipasi masyarakat dalam bidang

kesejahteraan sosial serta menyelenggarakan ketatausahaan dinas.

2. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut diatas, Dinas Sosial

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencanaan dan Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang

Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, Bidang Bina Potensi

Kesejahteraan Sosial, Bidang Kesejahteraan Sosial dan Bidang

Pelayanan dan Jaminan Sosial

b. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Pengelolaan Bidang

Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, Bidang Bina Potensi

Page 91: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

79

Kesejahteraan Sosial, Bidang Kesejahteraan Sosial dan Bidang

Pelayanan dan Jaminan Sosial

c. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian di Bidang

Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, Bidang Bina Potensi

Kesejahteraan Sosial, Bidang Kesejahteraan Sosial dan Bidang

Pelayanan dan Jaminan Sosial

d. Pelaksanaan Perijinan dan Pelayanan Umum Bidang

Rehabilitasi

e. Kesejahteraan Sosial, Bidang Bina Potensi Kesejahteraan

Sosial, Bidang Kesejahteraan Sosial dan Bidang Pelayanan dan

Jaminan Sosial. Pelaksanaan Pembinaan terhadap Unit

Pelaksana Teknis Dinas Sosial

f. Pelaksanaan Pelayanan Teknis Administrasi Ketatausahaan

Dinas Sosial

Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten

Serang merupakan program bantuan dari pemerintah yang diperuntukan kepada

masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Serang ditangani oleh Bidang

Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Serang.

4.1.2.3 Visi, Misi, Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Bidang

Kesejahteraan Sosial (Kesos) Dinas Sosial Kabupaten Serang

Visi dari Bidang Kesejahteraan Sosial (Kesos) Dinas Sosial Kabupaten

Serang adalah “Terwujudnya kesejahteraan sosial menuju masyarakat Kabupaten

Page 92: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

80

Serang yang adil dan berkualitas”. Berikut adalah empat pilar yang ditangani oleh

Bidang Kesejahteraan Sosial (Kesos) Dinas Sosial Kabupaten Serang:

1. Rehabilitasi Sosial, yaitu memulihkan dan mengembangkan kemmapuan

seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan

fungsi sosialnya secara wajar

2. Jaminan Sosial, menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar,

penyandang cacat, penderita penyakit kronis yang mengalami

ketidakmampuan sosial ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi

3. Pemberdayaan Sosial, yaitu memeberdayakan seseorang, kelompok, dan

masyarakat yang mengalami masalah sosial agar mampu memenuhi

kebutuhannya secara mandiri

4. Perlindungan Sosial, mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan

kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, atau masyarakat agar

kelangsungan hidupnya dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar

minimal

Bidang Kesejahteraan Sosial (Kesos) berkedudukan sebagai unsur

pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala

Dinas Sosial Kabupaten Serang. Bidang Kesos dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala badan. Dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala Bidang Kesos melakukan koordinasi

dengan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Serang dan dalam pelaksanaan teknisnya

dibantu oleh pegawai Bidang Kesos lainnya.

Page 93: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

81

4.2 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak

Layak Huni ini dipilih berdasarkan peran dan fungsi informan tersebut. Adapun

informan dalam penelitian adalah :

1. Dra. Iin Adillah (I1 ), Kabid Kesos Dinsos Kab Serang

2. Drs. Muhammad Ridwan (I2), Kepala Seksi Bina Masyarakat Kumuh

dan Tertinggal Bidang Kesos Dinsos Kab Serang

3. Mufasil S.pd (I3-1 ), TKSK Kecamatan Waringin Kurung

4. Badanji (I3-2 ), TKSK Kecamatan Mancak

5. Fatulloh (I3-3 ), TKSK Kecamatan Pulo Ampel

6. Sarman (I3-4 ), TKSK Kecamatan Kibin

7. Jajat (I3-5), TKSK Kecamatan Kramatwatu

8. Safro (I4-1), Masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Waringin Kurung

9. Rokani (I4-2), Masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Mancak

10. Bakriyah (I4-3), Masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Kibin

4.3 Deskripsi dan Analisis Data

Deskripsi merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari hasil

penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori evaluasi

milik Nurcholis. Teori tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dalam sebuah

evaluasi kebijakan publik, yaitu :

Page 94: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

82

1. Input, adalah masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan

yang mendukung keberhasilan kebijakan. Untuk itu dikembangkan

instrumen yang meliputi indikator-indikator:

1) Sumber daya pendukung (SDM, uang, sarana/prasarana)

2) Bahan-bahan dasar pendukung (peralatan, teknologi)

2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk

pelayanan langsung kepada masyarakat. Untuk itu dikembangkan

instrumen yang meliputi indikator-indikator:

1) Tepat sasaran atau tidak

2) Tepat guna atau tidak

3) Efisien atau tidak

3. Outputs (hasil), adalah hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu

pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan? Untuk itu dikembangkan instrumen dengan

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Tepat tidaknya sasaran yang dituju

2) Berapa besar sasaran yang dicakup

3) Seberapa banyak kelompok sasaran yang tertangani

4) Seberapa besar kelompok yang terlibat

4. Outcomes (dampak). Yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan

berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan

kebijakan. Apakah kelompok miskin yang menjadi target sasaran

menjadi lebih mampu mengatasi masalah ekonominya atau masih tetap

Page 95: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

83

saja seperti sedia kala. Untuk itu dikembangkan instrumen dengan

indikator:

1) Ada atau tidaknya perubahan pada target/sasaran

2) Seberapa besar perubahan kelompok sasaran

3) Seberapa signifikan perubahan yang terjadi pada kelompok

sasaran dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif, sehingga data

yang diperoleh bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata dan kalimat dari hasil

wawancara, hasil observasi lapangan, dan dokumentasi. Analisa data dalam

penelitian ini menggunakan model milik menurut Irawan (2005:519) adalah

analisis yang dilakukan terhadap data-data non angka, seperti wawancara atau

catatan laporan, buku-buku, artikel, juga informasi non tulisan seperti foto,

gambar, film. Selain data berupa kata-kata peneliti juga menggunakan data-data

dan dokumentasi yang didapat dari lapangan.

Proses analisa data dilakukan secara terus menerus sejak data awal

dikumpulkan, dianalisis dan diinterpretasi. Mengingat penelitian ini dilaksanakan

melalui pendekatan kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Prasetya

Irawan yakni sebagai berikut :

1. Pengumpulan data mentah

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan

data mentah. Hal ini diperoleh ketika wawancara mendalam, observasi

ke lapangan maupun studi dokumentasi.

Page 96: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

84

2. Transkrip data

Pada tahap ini peneliti mulai mengubah data yang diperoleh ke dalan

bentuk tulisan

3. Pembuatan koding

Pada tahap ini, peneliti membaca secara teliti transkrip data yang telah

dibuat sebelumnya, kemudian memahami secara seksama sehingga

menemukan kata kunci yang akan diberi kode. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah peneliti pada saat proses pengkategorisasian

4. Kategorisasi data

Pada tahap keempat peneliti mulai menyederhanakan data dengan

membuat kategori-kategori tertentu

5. Penyimpulan sementara

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan sementara dari data

yang telah dikategorikan sebelumnya

6. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses check dan recheck anatara satu sumber

data dengan sumber data lainnya

7. Penyimpulan akhir

Pada tahap terakhir peneliti menyimpulkan akhir atas penelitian.

Dimana pada tahap ini peneliti dapat mengembangkan teori baru,

maupun mengembangkan teori yang ada.

Kode Q1, 2, 3 dan seterusnya merupakan daftar urutan pertanyaan

Kode I1, 2, 3 dan seterusnya merupakan daftar informan

Page 97: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

85

4.4 Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten

Serang Tahun 2013

Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis evaluasi Program

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Serang yang

didasarkan pada teori evaluasi kebijakan publik menurut Nurcholis (2007) yang

terdiri dari empat variabel, yaitu input, proses, output dan outcome.

1. Input

Input merupakan masukan-masukan yang dibutuhkan sebuah program agar

dapat berhasil sebagaimana tujuan awal ditetapkannya program.

a. Kurangnya tenaga ahli yang bertugas di tingkat kecamatan

Dalam Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-

RTLH) seorang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

berperan sangat penting karena memiliki tugas yang panjang mulai

dari pendataan rumah tidak layak huni, sebagai pendamping calon

penerima bantuan Program RS-RTLH, sebagai pengawas

pelaksanaan renovasi rumah penerima bantuan dan juga pada tahap

akhir memberikan laporan kepada Dinas Sosial Kabupaten Serang

terhadap hasil pelaksanaan renovasi rumah penerima bantuan.

Dengan tugas yang begitu banyak TKSK yang disediakan hanya

seorang saja tentu saja hal tersebut menjadi suatu tanggung jawab

yang berat. Dengan beban kerja yang begitu besar dalam

pelaksanaan Program RS-RTLH seorang TKSK juga masih

diberikan tugas membantu program bantuan pemerintah lainnya di

Page 98: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

86

tingkat kecamatan. Seperti yang dikatakan oleh TKSK Kecamatan

Waringin Kurung (I3-1)

“TKSK di Waringin Kurung memang hanya saya saja. Dan

memang hanya ada satu orang saja di kecamatan manapun. Tugas

saya selain membantu pelaksanaan Program RS-RTLH saya juga

membantu dalam program lain. Yang sulit itu ketika kerja saya

harus kejar-kejaran dengan waktu kesana kesini agar beres

kerjaan. Waringin kurung itu luas terdiri dari banyak desa dan

kampung jadi saya kesulitan ngedata rumah tidak layak huni

muter-muter sendirian”(wawancara dilakukan hari selasa tanggal

8 desember 2015 dikediamannya)

b. Rendahnya kualitas kerja pegawai

Ditingkat kecamatan TKSK memiliki peran penting dalam

pelaksanaan Program RS-RTLH dilapangan. Namun dengan beban

kerja yang begitu besar dan hanya dilakukan seorang diri tentu

sangat mempengaruhi kualitas kerja TKSK tersebut. Berdasarkan

hasil temuan di lapangan bahkan ada TKSK yang tidak tahu

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Program RS-RTLH.

Seperti yang diungkapkan oleh TKSK Kramatwatu (I3-5), yang

mengatakan:

“tugas saya hanya sebagai pendamping penerima bantuan

Program RS-RTLH. Untuk bantuan Program RS-RTLH di

Kramatwatu tahun 2013 bantuannya berupa uang. saya hanya

monitoring karena saya adalah TKSK pengganti. Saya tidak tahu

juklak juknisnya dan saya hanya monitoring. TKSK sebelumnya

adalah penduduk Kota Serang. Karena TKSK sebelumnya dinilai

kurang aktif” (wawancara hari minggu 6 agustus 2016 pukul

10.43 dikediamannya)

Dari pemaparan yang telah peneliti sampaikan diatas pemilihan

TKSK tidak sesuai dengan kriteria pemilihan TKSK yang telah

ditetapkan dalam Pedoman RS-RTLH. Sedangkan pemilihan

Page 99: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

87

TKSK selaku pelaksana Program RS-RTLH ditingkat kecamatan

sangatlah penting karena berpengaruh pada kualitas keberhasilan

Program RS-RTLH. Berikut adalah kriteria Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan (TKSK):

1. Berasal dari unsur masyarakat

2. Berdomisili di kecamatan dimana ditugaskan

3. Pendidikan minimal SLTA, diutamakan D3/S1

4. Diutamakan aktifis karang taruna atau PSM

5. Berusia 25 tahun sampai dengan 50 tahun

6. Berbadan sehat (keterangan dokter/puskesmas)

7. Diutamakan yang sudah mengelola UEP

8. SK ditetapkan oleh Kementerian Sosial

Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh TKSK Kecamatan

Pulo Ampel (I3-3 )

“saya sebagai TKSK Kecamatan Pulo Ampel memang

ditugaskan melakukan pendataan jumlah rumah tidak layak huni

yang ada di Kecamatan Pulo Ampel, dan Pulo Panjang termasuk

kedalam Kecamatan Pulo Ampel. Dalam melakukan tugas

pendataan memang saya diberi dana pendataan sebesar Rp

200.000. Saya merasa keberatan karena medan saya berat. Pulo

Panjang termasuk kedalam Kecamatan Pulo Ampel, dan untuk

kesana (Pulo Panjang) harus nyebrang laut, tentu butuh biaya

lebih. Jadi dengan dana segitu menyulitkan saya dalam bertugas.

Menurut saya tidak rasional jika dana pendataan saya yang harus

nyebrang laut disamakan dengan dana pendataan yang ada di

darat. Kalau sudah begitu bagaimana data bisa valid??.

(Wawancara dilakukan hari selasa tanggal 9 agustus 2016 pukul

09.30 di Bengkel Putra Agung Legok)

Pendataan rumah tidak layak huni dinilai tidak maksimal karena

beberapa faktor berdasarkan hasil temuan di lapangan didapatkan

Page 100: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

88

rumah tidak layak huni yang kondisinya lebih parah dibandingkan

dengan rumah yang menerima bantuan Program RS-RTLH. Dan

karena dana pendataan yang dinilai tidak mencukupi juga menjadi

salah satu faktor yang menyebabkan pemberian bantuan tidak tepat

sasaran. Karena TKSK melakukan pendataan tidak seperti

sebagaimana mestinya. Data yang diperoleh oleh TKSK

merupakan data dari setiap desa yang terdiri dari kampung yang

ada di desa tersebut. Kemudian TKSK bertugas melakukan survei

lokasi dari data tersebut untuk menyusun proposal pengajuan ke

Dinsos. Data yang digunakan merupakan data Pendataan Program

Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011. Lain halnya dengan yang

tejadi di Kecamatan Kibin seperti yang dikatakan oleh TKSK

Kecamatan Kibin (I3-4 ),

“saya tksk pengganti saya dilantik akhir tahun 2014. Untuk

pelaksanaan Program RS-RTLH tahun 2013 dipegang langsung

oleh bu lurah Hj.Rohyati karena TKSK sebelumnya diberhentikan

karena dinilai kurang aktif dan diduga melakukan kecurangan

penggelapan sejumlah dana bantuan”.(Wawancara dilakukan di

pos ronda Kampung Pasir Kecamatan Kibin hari Sabtu tanggal 6

agustus 2016 pukul 13.52 wib)

Peneliti mengalami kesulitan dalam mencari data ditingkat

kecamatan melalui TKSK setempat. Karena beberapa TKSK sulit

dihubungi dan tidak bersedia untuk diwawancarai terkait data

pelaksanaan Program RS-RTLH di kecamatannya.

Selain itu manajemen dalam hal penerimaan proposal pengusulan

dianggap sangatlah buruk. Karena tidak ada staf khusus di Bidang

Page 101: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

89

Kesejahteraan Sosial yang menangani hal tersebut. Seperti yang

dikatakan oleh Kasi Bina Masyarakat Kumuh dan Tertinggal (I2)

“tidak ada jumlah pasti ada berapa proposal yang sudah

masuk karena bisa dilihat sendiri segini banyak numpuk dimeja,

belum lagi yang ada di lemari. Tidak tahu jumlahnya ada berapa,

karena tidak ada kepastian waktu untuk pengajuan proposal yang

masuk cuma yang pasti setahun tiga kali menerima proposal”

(Wawancara hari Rabu tanggal 6 april 2016 di Kantor Kesos

Dinsos Kab Serang)

c. Kejelasan dan Kelengkapan Panduan Pelaksanaan Program

Program RS-RTLH merupakan program bantuan dari pemerintah

yang dijalankan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pelaksanaan Program

RS-RTLH semuanya telah tercantum dalam buku pedoman RS-

RTLH yang dibuat oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Kasi Bina Masyarakat Kumuh

dan Tertinggal (I2)

“Pelaksanaan Program RS-RTLH dijalankan berdasarkan

buku pedoman pelaksanaan RS-RTLH. Setiap tahunnya dicetak

baru. Sejauh ini belum ada pembaharuan apa-apa dalam pedoman

pelaksanaan hanya dicetak baru saja mengikuti tahun

pelaksanaan” (Wawancara hari Jum’at tanggal 6 april 2016 di

Kantor Kesos Dinsos Kab Serang pukul 09.34)

Hal serupa dikatakan oleh Kabid Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial

Kabupaten Serang (I1).

“Secara teknis memang semua dijalankan berdasarkan

ketentuan yang ada di buku pedoman. Tapi ada beberapa hal yang

pelaksanaannya tidak mengikuti petunjuk yang ada. Karena untuk

menghemat waktu dan biaya. Contohnya seperti pemberian bahan

material bangunan yang kami samaratakan untuk semua penerima

bantuan” (Wawancara hari Jumat tanggal 1 april 2016 di Kantor

Kesos Dinsos Kab Serang)

Page 102: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

90

Dari keterangan diatas dapat dilihat adanya ketidakselarasan antara

pelaksanaan program dengan pedoman yang telah dibuat oleh

Kemensos. Begitupun dengan yang terjadi dilapangan, pelaksanaan

program dilaksanakan tidak sesuai Pedoman Program RS-RTLH.

Berdasarkan hasil temuan di Kecamatan Kibin seperti yang

diungkapkan oleh TKSK Kecamatan Kibin (I3-4 ).

“pelaksanaan program bantuan RS-RTLH di Kecamatan di

Kibin dibantu oleh Badan Permusyawatan Desa (BPD), Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat sekitar dan didukung

penuh oleh bu lurah jadi pelaksanaan renovasi rumahnya dibantu

ramai-ramai. Kecamatan Kibin mendapat bantuan berupa dana.

Tahun 2015 pun sama bantuannya dana. Dana yang diberikan dari

Dinsos Kabupaten Serang sebesar Rp 10.000.000 untuk setiap

rumah yang terpilih menjadi penerima bantuan. Saya bantu

dampingin pembuatan rekeningnya. Namun karena kondisi rumah

yang rusak parah jadi rumah dirombak total dibongkar dlu

semuanya. Dengan jumlah uang segitu tentu tidak mencukupi

sehingga ditambahin oleh ibu lurah Rp 5.000.000” (Wawancara

dilakukan di pos ronda Kampung Pasir Kecamatan Kibin hari

sabtu 6 agustus 2016 pukul 13.52 wib)

Dari pernyataan narasumber yang telah peneliti paparkan diatas

dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Program RS-RTLH di

Kecamatan Kibin tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

Program RS-RTLH. Karena Program RS-RTLH adalah program

stimulan rehabilitasi rumah tidak layak huni bukan program bedah

rumah. Namun disisi lain tujuan Program RS-RTLH telah tercapai

yakni meningkatkan kegotongroyongan masyarakat yang terlihat

dari bentuk partisipasi warga lingkungan sekitar penerima bantuan

Program RS-RTLH dan lembaga kemasyarakatan desa tersebut.

Page 103: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

91

Sama halnya dengan yang terjadi Kecamatan Pulo Ampel Desa

Pulo Panjang pelaksanaan kegiatan RS-RTLH tidak sesuai

Pedoman RS-RTLH. TKSK Kecamatan Pulo Ampel bahkan tidak

tahu tugas hak dan kewajibannya sebagai TKSK dalam

pelaksanaan Program RS-RTLH karena tidak memiliki buku

Pedoman RS-RTLH. Berikut adalah pernyataan TKSK Kecamatan

Pulo Ampel (I3-3 )

“saya bertugas mendampingi masyarakat penerima

bantuan Program RS-RTLH tapi saya tidak tahu pasti bagaimana

mekanisme pelaksanaannya. Saya aja baru liat buku pedoman RS-

RTLH dari de hayat sekarang. Saya tidak punya ini, saya tidak

diberikan buku ini oleh Dinsos. Yang saya tahu saya hanya

mendata rumah tidak layak huni, survei, monitoring”

(wawancara dilakukan hari selasa tanggal 9 agustus 2016 pukul

09.30 di Bengkel Putra Agung Legok)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pihak Dinsos

tidak transparansi dalam memberikan data mekanisme pelaksanaan

Program RS-RTLH kepada TKSK. Sehingga pada pelaksanaannya

di lapangan TKSK hanya mengerjakan seperti apa yang diarahkan

pihak Dinsos Kabupaten Serang.

2. Proses

a. Sosialisasi Program

Sosialisasi Program RS-RTLH dilaksanakan di Kantor Dinsos

Kabupaten Serang. Sosialisasi dilakukan setelah didapatkan data calon

penerima bantuan yang telah bersedia untuk menerima bantuan

Program RS-RTLH. Jadi ini bukanlah sosialisasi informasi adanya

Program RS-RTLH melainkan ini adalah sosialisasi mekanisme

Page 104: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

92

pelaksanaan Program RS-RTLH. Sehingga masyarakat hanya tahu

Program RS-RTLH dari TKSK yang memilih rumahnya untuk mau

diberikan bantuan. Kemudian barulah menyebar dari mulut ke mulut

mengenai Program RS-RTLH ini.

Sosialisasi Program RS-RTLH menurut peneliti dinilai masih kurang

karena berdasarkan hasil temuan lapangan sosialisasi berjalan lambat

karena harus menunggu kedatangan pegawai Dinsos Provinsi Banten

selaku pihak yang berwenang dalam menyetujui pelaporan Program

RS-RTLH dari Dinsos Kabupaten Serang, selain itu dalam sosialisasi

terkesan penerima bantuan harus nurut saja yang dipenting diberikan

bantuan.

Seperti yang dikatakan oleh Kasi Bina Masyarakat Kumuh dan

Tertinggal (I2) dalam sosialisasi Program RS-RTLH tahun 2016 di

aula Kantor Dinsos Kab Serang tanggal 6 april 2016 pukul 10.00

wib.

“Seharusnya bantuan bangunan diberikan sesuai

permintaan yang telah ditulis dalam proposal pengajuan ya pak

bu, akan tetapi karena keterbatasan waktu dan biaya jadi

bantuannya disamaratakan saja ya. Jadi kalau untuk yang

misalnya butuh bata nanti dibarter aja sama warga lain yang

nerima bantuan. Gimana keberatan tidak? karena kalau keberatan

ya tidak apa-apa bantuannya diberikan ke orang lain saja”

(Pernyataan dalam acara Sosialisasi Program RS-RTLH tanggal 6

april 2016 tahun 2016 pukul 10.00 di aula Kantor Dinsos Kab

Serang)

Menurut peneliti hal tersebut justru akan mengulur waktu

pelaksanaan renovasi rumah karena bantuan yang diberikan tidak

sesuai dengan kebutuhan. Dikatakan mengulur waktu karena

Page 105: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

93

masyarakat bingung ketika mencari apa yang mereka butuhkan

tetapi masyarakat penerima bantuan lainnya tidak miliki juga. Jalan

satu-satunya penerima bantuan tersebut harus menjual bahan

material bangunan tersebut baru kemudian uangnya dipakai untuk

membeli bahan bangunan yang dibutuhkan.

Selain itu tanpa adanya sosialisasi informasi Program RS-RTLH

menjadikan program berjalan tidak tepat sasaran karena riskan

dengan pendataan lapangan yang tidak murni.

b. Mekanisme pelaksanaan Program RS-RTLH

Calon penerima bantuan Program RS-RTLH didampingi oleh

TKSK kecamatan lingkungan tempat tinggalnya dalam pembuatan

proposal permohonan bantuan dan permintaan bahan material

bangunan untuk rumahnya. Dalam satu kecamatan masyarakat

penerima bantuan dibentuk berkelompok untuk memudahkan

pengerjaan renovasi rumah. Proposal pengajuan dibuat oleh TKSK

kecamatan yang isinya dimusyawarahkan bersama penerima

bantuan terkait permintaan barang material bangunan. Seperti yang

dikatakan oleh TKSK Mancak (I3-2)

“Proposal memang saya yang buat karena masyarakat ga

bisa bikin proposal sendiri. Kebanyakan ga bisa baca dan nulis.

Proposal pengajuan saya bikin jadi satu. Permintaan barang

bangunannya saya tulis berdasarkan hasil musyawarah sama

penerima bantuan yang udah nentuin kebutuhan buat rumahnya.

Abis itu baru saya ajuin ke Dinsos Kabupaten Serang. Nanti kalo

udah acc masyarakat yang dapet bantuan diundang ke Dinsos

Kabupaten Serang buat dapet penjelasan informasi

pelaksanaannya” (Wawancara dilakukan hari minggu tanggal 14

januari 2016 pukul 09.23 wib dikediamannya)

Page 106: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

94

Hal ini menunjukan bahwa TKSK sangat mengayomi masyarakat

penerima bantuan Program RS-RTLH dan masyarakat merasa

sangat dimudahkan dalam hal ini.

c. Ketepatan waktu pelaksanaan renovasi rumah

Dalam buku pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH telah

dicantumkan bahwa pengerjaan renovasi setelah barang material

atau dana tunai sudah diterima masyarakat penerima bantuan.

Monitoring dilakukan oleh Dinsos Kabupaten Serang dalam tiga

kali waktu, yakni saat bantuan sudah diterima penerima bantuan,

dalam proses pengerjaan renovasi rumah dan terakhir saat rumah

sudah selesai direnovasi. Pengerjaan rumah dibatasi dalam waktu

100 hari dari semenjak diterima bantuan oleh masyarakat tersebut.

Akan tetapi dilapangan didapatkan temuan bahwa ada beberapa

rumah yang pengerjaannya melebihi batas waktu yang telah

ditetapkan. Seperti yang dikatakan oleh Kasi Bina Masyarakat

Kumuh dan Tertinggal (I2)

“seharusnya rumah itu (rumah penerima bantuan) selesai

100 hari waktu pengerjaannya, ya kurang lebih 3 bulan lah. Tapi

ada rumah yang sampe 4 atau 5 bulan belum selesai. Soalnya

rumahnya dirombak total sampe bikin pondasi segala. Itu kan ga

sesuai sama program ini. Jadi rumahnya kurang dana buat

nyeleseinnya. Itu kan menyulitkan kami untuk membuat

laporannya” (Wawancara hari jumat tanggal 6 april 2016 pukul

09.30 di Kantor Kesos Dinsos Kab Serang)

Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa pengerjaan renovasi

rumah melebihi batas waktu, diantaranya karena kurangnya

sosialisasi dan interaksi masyarakat tersebut dilingkungan tempat

Page 107: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

95

tinggalnya, kurangnya dana untuk membeli bahan material

bangunan yang dibutuhkan, juga karena faktor cuaca yang

menjadikan bahan material bangunan tersebut dijual terlebih

dahulu karena dikhawatirkan rusak terkena air hujan.

Dari beberapa alasan yang telah disebutkan hal ini menunjukan

kesimpulan sementara bagi peneliti bahwa kurangnya pengawasan

yang dilakukan oleh pihak Dinsos maupun pihak kecamatan

setempat. Seperti yang dikatakan oleh TKSK Waringin Kurung (I3-

1) berikut ini

“Program ini kan memang program stimulan agar

masyarakat mau membangun rumahnya biar jadi layak huni. Tapi

banyak masyarakat yang pengennya rumah jadi bagus jadi sampe

bikin pondasi segala. Emang dana nya milik dia sendiri tapi kan

terusnya pas kurang dana begini kita juga yang repot bikin

laporannya gimana lah wong rumahnya belum selesai

dibangunnya” ”(wawancara dilakukan hari selasa tanggal 8

desember 2015 dikediamannya)

Menurut peneliti seharusnya dalam pengerjaan rumah pihak

kecamatan dan TKSK setempat harus lebih sering untuk memantau

kelokasi, karena pihak kecamatan lebih tahu kondisi dilapangan

bagaimana dan seperti apa. Untuk pengerjaan rumah yang

dirombak total seharusnya ada koordinasi dengan TKSK setempat

agar tidak terjadi hal yang telah dipaparkan sebelumnya oleh

peneliti.

Sebelumnya telah peneliti paparkan mengenai bahan material

bangunan yang diberikan tidak sesuai dengan permintaan

kebutuhan rumah. Hal ini juga menyulitkan masyarakat seperti

Page 108: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

96

yang dikatakan oleh Masyarakat penerima bantuan Program RS-

RTLH Kecamatan Waringin Kurung (I4-1)

“waktu itu saya bangun rumahnya nyampe 4 bulanan mba

soalnya kurang batanya. Yang ada asbes sama semennya. Saya

mau tukeran sama yang lain (warga penerima bantuan) juga gada

lagi batanya udah dipake. Jadi saya harus jual dulu asbesnya buat

beli batanya. Kan itu butuh waktu mba, ga kaya jualan cengek

dipasar cepet laku” ”(wawancara dilakukan hari selasa tanggal 8

desember 2015 dikediamannya)

Hal tersebut selain menyulitkan juga mengulur waktu dalam proses

pengerjaan renovasi rumah. Lain halnya dengan yang dialami oleh

masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH di Kecamatan

Mancak (I4-2)

“saya waktu itu pasirnya saya jual dulu soalnya kan ujan

terus kalo pasir kan kena air lama-lama abis kebawa air. Pas udah

dijual uangnya kepake sama saya buat beli beras sama jajan anak

sekolah. Soalnya kan dinas ga nyediain uang juga buat gotong

royongnya, seengganya kan saya harus nyediain kopi, roko,

makanan buat orang-orangnya. Ya saya pake uang sekolah anak

saya dulu” (wawancara hari kamis tanggal 4 januari 2016 pukul

13.00 dikediamannya)

Dari penjelasan diatas masyarakat merasa kesulitan dalam

mengadakan konsumsi untuk para pelaku gotong royong

pengerjaan rumahnya. Karena tidak disediakannya dana untuk hal

tersebut.

3. Output (hasil)

Merupakan hasil langsung (jangka pendek) sebuah kebijakan baik berupa

sarana maupun prasarana.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, masyarakat merasa terbantu dengan

adanya Program RS-RTLH karena rumah yang mereka huni menjadi rumah

Page 109: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

97

yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh masyarakat

penerima bantuan di Kecamatan Waringin Kurung

“seneng rumah saya sekarang mendingan dibanding dulu, sering

bocor terus ga punya kamar. Sekarang mah saya punya kamar

terus ga takut lagi kalo ujan. Ga harus lari-lari nyari ember buat

nadahin air.” ”(wawancara dilakukan hari selasa tanggal 8

desember 2015 dikediamannya)

Lain halnya yang dikatakan oleh Kabid Kesos Dinsos Kab Serang (I1)

yang mengharapkan hasil lebih dari program ini.

“Kalau rumah sudah lebih baik lagi yang kami (Dinsos) harapkan

masyarakat bisalah jualan apa gitu di rumahnya, uduk tah gorengan

tah biar ada penghasilan lebih. Kan kalo rumahnya kaya dulu mah

orang juga males mau belinya ngeliat rumahnya kumuh, ngerasa ga

sreg buat beli makanan yang dibikinnya” (wawancara dilakukan hari

jumat tanggal 1 april 2016 di kantor Kesos Dinsos Kab Serang)

Tentu peneliti sangat setuju dengan harapan yang disampaikan oleh

narasumber. Akan tetapi kembali lagi pada permasalahan klise yaitu

tidak adanya biaya maupun keahlian yang dimiliki oleh penerima

bantuan.

4. Outcome

Outcome merupakan hasil jangka panjang sebuah kebijakan publik pada target

utama kebijakan maupun seluruh masyarakat.

a. Dampak bagi masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Tujuan daripada Program RS-RTLH ini sendiri adalah memberikan

rangsangan atau stimulan kepada masyarakat penerima bantuan untuk

memperbaiki rumahnya menjadi layak huni. Akan tetapi berdasarkan

temuan peneliti di lapangan Program RS-RTLH belum dapat mencapai hal

tersebut. Karena program yang berjalan pada tahun 2013 ini sampai tahun

Page 110: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

98

2016 tidak ada perubahan yang terjadi dalam rumah penerima bantuan.

Banyak rumah yang tetap tidak memiliki kamar mandi walaupun sudah

memiliki pembagian ruang dibanding sebelumnya. Keadaan rumah masih

seperti saat sudah menerima bantuan. Seperti diungkapkan masyarakat

penerima bantuan Program RS-RTLH (I4-2)

“saya bantuan itu (Program RS-RTLH) waktu tahun 2013

alhamdulillah mendingan rumah saya. Tapi udahlah begini aja

segini juga udah cukup. Jadi ya kalo istri saya masak diluar aja

gak apa-apa pake tungku. Udah biasa” (Wawancara dilakukan

hari minggu tanggal 4 januari 2016 pukul 13.00 dikediamannya)

Lain halnya dengan rumah penerima bantuan Program RS-RTLH (I4-1) di

Kecamatan Waringin Kurung, rumah tersebut tidak memiliki kamar mandi

sampai tahun 2016. Dengan alasan tidak memiliki biaya.

“mau bikin kamar mandi gimana neng ga punya uang. Air juga

kan dari sumur. Kadang kalo kering airnya nyelang ke tetangga.”

(Wawancara hari senin tanggal 8 desember 2015 pukul 15.00

dikediamannya)

Tujuan Program RS-RTLH juga menciptakan rumah layak huni dengan

memperhatikan kualitas kesehatan lingkungan rumah. Hal ini dapat

peneliti katakan belum tercapai dengan maksimal. Banyak rumah yang

belum memiliki kamar mandi sehat seperti belum memiliki kloset atau

jamban. Selain itu pola pikir masyarakat yang salah yang selalu ingin

dikasihani untuk diberikan bantuan dari pemerintah. Sebelumnya telah

dipaparkan bahwa diharapkan masyarakat dapat berwirausaha berdagang

kecil-kecilan dirumahnya untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Tapi dari semua yang menerima bantuan tidak ada yang menjadi seperti

harapan tersebut.

Page 111: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

99

b. Dampak terhadap penurunan angka rumah tidak layak huni di Kabupaten

Serang

Program RS-RTLH merupakan program penanggulangan kemiskinan

pendekatan wilayah dengan jalur pemberian bantuan renovasi rumah untuk

masyarakat miskin. Program RS-RTLH dilaksanakan di tingkat kabupaten,

kota dan provinsi dengan ketentuan yang berbeda-beda. Seperti yang telah

peneliti lampirkan data rumah tidak layak huni di Kabupaten Serang pada

tahun 2015 mencapai 12.733 rumah. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah

setiap tahunnya tidak tetap tergantung anggaran yang diberikan. Tahun 2013

Dinas Sosial Kabupaten Serang mengajukan sebanyak 339 proposal

pengajuan rumah tidak layak huni untuk mendapat bantuan Program RS-

RTLH yang disetujui sebanyak 130 rumah. Bantuan diberikan dalam bentuk

material bangunan dan dana tunai. Tidak ada separuhnya dari jumlah yang

diusulkan. Jumlah yang sangat jauh dibandingkan dengan jumlah rumah tidak

tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang, berikut adalah tabel data

rekapitulasi kegiatan RS-RTLH Dinas Sosial Kabupaten Serang.

Page 112: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

100

Tabel 4.1

Rekapitulasi Program RS-RTLH Bidang Kesejahteraan Sosial

Dinas Sosial Kabupaten Serang

No Tahun RS-RTLH Jumlah Keterangan

APBN APBD I APBD II

1 2010 75 - 4 79

2 2011 - - 7 7

3 2012 50 31 - 81

4 2013 - 101 29 130

5 2014 - 145 60 205

40 Bansos

APBD II

6 2015 110 132 33 275

20 Bansos

APBD II

Jumlah 235 409 133 777

Sumber : Dinsos Kab Serang, 2015

Dari tabel yang telah dilampirkan dapat dijelaskan bahwa Program RS-RTLH

berjalan setiap tahun dan mengalami peningkatan jumlah bantuan setiap tahunnya.

Sampai tahun 2015 bantuan Program RS-RTLH sudah diberikan kepada sebanyak

777 rumah. Jumlah pencapaian yang sangat jauh dibanding dengan jumlah rumah

tidak layak huni yang ada di Kabupaten serang. Dari sejumlah 12.733 rumah tidak

layak huni yang ada di Kabupaten Serang pemerintah baru dapat membantu

sebanyak 777 rumah. Hanya sekitar 7% saja. Jumlah pencapaian yang terbilang

sedikit selama 5 tahun program berjalan.

Page 113: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

101

Tabel 4.2

Pembahasan dan Temuan Lapangan

No Kriteria Hasil Penelitian di

Lapangan

1 Sumber Daya Manusia

1. Kurangnya tenaga ahli

yang bertugas

ditingkat kecamatan

2. Rendahnya kualitas

kerja pegawai

ditingkat kecamatan

dan dinas

2

Kejelasan pedoman

pelaksanaan Program RS-

RTLH

Program berjalan tidak

sesuai Pedoman Program

RS-RTLH

3 Sosialisasi program

Sosialisasi program

dilaksanakan hanya

setelah ditetapkannya

penerima bantuan

Program RS-RTLH tanpa

ada sosialisasi informasi

adanya Program RS-

RTLH dari pemerintah

4 Mekanisme pelaksanaan

Program RS-RTLH

Pembuatan proposal

pengajuan dibantu oleh

TKSK setempat setelah

musyawarah dengan

calon penerima bantuan

untuk menetapkan

prioritas bagian rumah

yang akan direnovasi.

Kemudian masyarakat

diundang ke kantor

Dinsos Kabupaten Serang

untuk mendapatkan

sosialisasi pelaksanaan

renovasi rumah

didampingi oleh TKSK

tempat tinggalnya.

5

Ketepatan waktu

pelaksanaan Program RS-

RTLH

Batas waktu pelaksanaan

renovasi rumah yakni 100

hari dari semenjak

diterimanya bantuan oleh

penerima bantuan baik

yang berupa barang

Page 114: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

102

maupun uang.

6

Dampak bagi masyarakat

penerima bantuan

Program RS-RTLH

Masyarakat merasa

terbantu dengan adanya

Program RS-RTLH dari

pemerintah

7

Dampak terhadap

penurunan angka rumah

tidak layak huni di

Kabupaten Serang

1. 1. Terjadi peningkatan

jumlah setiap tahunnya

dalam pelaksanaan

Program RS-RTLH di

Kabupaten Serang

sebanyak 777 rumah

dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2015.

2. 2. Belum ada penurunan

angka yang signifikan

dalam mengurangi

jumlah rumah tidak

layak huni di Kabupaten

Serang. Tahun 2010

jumlah rumah tidak

layak huni di Kabupaten

Serang mencapai 12.733

pemerintah baru dapat

membantu sebanyak 777

rumah.

Sumber : Peneliti, 2016

Page 115: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

103

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan lapangan, maka

kesimpulan akhir pada penelitian Evaluasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak

layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013 berjalan cukup baik

namun belum optimal karena tidak sesuai dengan Pedoman RS-RTLH yang telah

dibuat oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI). Terjadi

penguluran waktu renovasi rumah karena faktor eksternal di lapangan dan karena

kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak pelaksana Program RS-RTLH.

Kurangnya tenaga ahli yang bekerja ditingkat kecamatan atau yang disebut

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), pergantian TKSK yang tidak

sesuai dengan kriteria pemilihan TKSK yang telah ditetapkan oleh Kemensos RI,

dan kurangnya transparansi data dari pihak Dinsos menyebabkan kualitas kerja

TKSK yang tidak maksimal. Dengan adanya Program RS-RTLH masyarakat

merasa terbantu dalam menciptakan rumah yang layak huni yang nyaman untuk

ditinggali. Namun sejauh ini belum bisa berdampak besar pada penurunan angka

rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang. Dari sebanyak 12.733

(data rumah tidak layak huni tahun 2010) rumah tidak layak huni pemerintah baru

dapat membantu sebanyak 777 rumah.

Page 116: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

104

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti paparkan dari hasil penelitian

dan temuan-temuan lapangan, maka peneliti memberikan saran yang dapat

dijadikan masukan agar pelaksanaan Program RS-RTLH di Kabupaten Serang

dapat berjalan lebih baik lagi seperti yang diharapkan. Adapun sarannya adalah

sebagai berikut :

1. Perlu adanya penambahan jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

(TKSK) disesuaikan dengan kriteria pemilihan TKSK yang telah dibuat

oleh Kemensos RI supaya tujuan Program RS-RTLH tercapai dengan

maksimal.

2. Dinas Sosial Kabupaten Serang harus lebih terbuka dalam memberikan

informasi pelaksanaan Program RS-RTLH di Tingkat Kecamatan dan

Desa. Salah satunya dengan cara memberikan buku Pedoman RS-RTLH

kepada setiap masing-masing TKSK dan pelaksana Program RS-RTLH di

tingkat kecamatan dan desa supaya pihak pelaksana kegiatan ditingkat

kecamatan dan desa paham betul mekanisme pelaksanaan Program RS-

RTLH. Untuk dapat menyamakan pemikiran guna menghindari

kesalahpahaman kerja antara Dinsos dan pihak pelaksana di tingkat

kecamatan dan desa.

3. Pelaksanaan Program RS-RTLH harus sesuai dengan Pedoman Program

RS-RTLH untuk meminimalisir kesalahan dan kekurangan yang terjadi

dalam proses pelaksanaan Program RS-RTLH. Bantuan baiknya diberikan

sesuai dengan kebutuhan penerima bantuan yang telah diajukan dalam

Page 117: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

105

proposal pengajuan permohonan bantuan Program RS-RTLH dari tingkat

kecamatan.

4. Harus adanya peningkatan kualitas kerja pegawai Dinas Sosial Kabupaten

Serang. Untuk memaksimalkan keberhasilan Program RS-RTLH ditingkat

Kabupaten Serang. Manajemen proposal dan sistem monitoring yang lebih

baik lagi.

Page 118: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abidin, Zainal Said. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika

Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

_____________2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung: AIPI PUSLIT

UNPAD

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Badjuri, Abdul Kahar dan Teguh Yuwono. 2002. Kebijakan Publik Konsep dan

Strategi. UNDIP

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Irawan, Prasetya. 2005. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: DIA FISIP Universitas Indonesia.

Islamy, M Irfan. 1998. Kebijakan Publik Modul Universitas Terbuka.

Jakarta:Karunika

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Kartasasmita, Ginanjar. (1997). Pemberdayaan Masyarakat : Konsep

Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta : UGM

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Nugroho,

Riant D.. 2004. Kebijakan Publik:“Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Jakarta: Grasindo.

Parson, Wayne. 2008. Public Policy:Pengantar Teori dan Publik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Utama.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta

Soekarno. 2003. Public Policy. Surabaya : Airlangga University Press

Page 119: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Sugiyono . 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.

_________2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Suharto, Edi. 2004. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial : Konsepsi dan Strategi.

Jakarta : Balatbangsos.

Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja

Grafindo.

Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media Publishing.

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Jakarta: Media

Pressindo

_____________2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus).

Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Peraturan Perundang-undangan

Pedoman Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dan Sarana

Lingkungan Tahun 2014

Peraturan Walikota Serang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Program RS-

RTLH

Laporan Kegiatan Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Serang

Tahun 2013

Laporan Kegiatan Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Serang

Tahun 2015

Artikel /Jurnal Abu Bakar, 2015. Evaluasi Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-

RTLH) Dalam Penanggulangan Kemiskinan Desa Mantang Lama

Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan Tahun 2010. Universitas Maritim

Raja Haji, Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Haji Lalangbuana

Bandung, Jawa Barat. Jurnal umrah.ac.id>2015/09>jurnal abu, diakses

pada tanggal 11april 2016, pukul 12.00 WIB.

Page 120: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Adi Fajar Nugraha. 2014. Implementasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah

Tidak Layak Huni Tahun 2014 di Kota Serang. Jurusan Administrasi

Negara, Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, Serang-Banten.

Anindita Mustika. 2015. Evaluasi Program Satu Kecamatan Satu Milyar di

Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Jurusan Admnistrasi Negara,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten

Internet

Serangkab.go.id

Page 121: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

TRANSKIP DATA DAN KODING

Keterangan

A : Jawaban Dimensi Pertanyaan

Q : Item Pertanyaan

I : Informan

A Koding

Q1-1

I

Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam Program RS-RTLH?

I1

Pihak Dinsos Kab Serang, Pihak kecamatan dibantu pula oleh

TKSK 1

I2

Dinsos, kecamatan dan TKSK setempat 2

Q1-2 Diberikan kepada siapa saja bantuan RS-RTLH?

I1

Bantuan RS-RTLH ditujukan kepada masyarakat miskin. Tahun

2013 bantuan diberikan kepada 130 rumah tidak layak huni yang

tersebar di 17 kecamatan yang terdiri dari 27 desa

3

I2

Bantuan RS-RTLH merupakan program bantuan untuk masyarakat

miskin yang mana bantuannya diberikannya dalam bentuk renovasi

rumah baik berupa dana maupun material bangunan. Tahun 2013

bantuan RS-RTLH diberikan di 17 kecamatan yang terdiri dari 130

rumah tidak layak huni

4

Q1-3 Apa yang anda ketahui tentang Program RS-RTLH?

I3-1

Program RS-RTLH merupakan program bantuan dari pemerintah

untuk masyarakat miskin dengan jalur rehabilitasi rumah. Setiap

rumah diberi bantuan baik yang berupa dana maupun barang

bangunan senilai Rp. 10.000.000.

5

I3-2 Program RS-RTLH itu program rehabilitasi rumah dari pemerintah

yang dibangun dengan asas gotong royong bersama dengan warga 6

Page 122: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

penerima bantuan dibantu dengan warga lingkungan sekitar

I3-3

Program RS-RTLH merupakan kegiatan stimulan rehabilitasi

rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang yang mana

dananya diberikan oleh pemerintah Provinsi Banten. Bantuan

diberikan dalam bentuk 2 macam, pertama uang, kedua barang.

Yang mana nilainya sama sejumlah Rp. 10.000.000.

7

I3-4

Program RS-RTLH merupakan program bantuan dari pemerintah

untuk masyarakat miskin yang bantuannya diberikan dalam bentuk

rehabilitasi rumah yang dibangun berdasarkan asas gotong royong

yang berkoordinasi dengan perangkat desa dan Dinsos Kabupaten

Serang

8

I3-5

Program RS-RTLH merupakan kegiatan rehabilitasi rumah yang

dananya dari pemerintah kabupaten diberikan dalam bentuk uang

maupun barang bangunan

9

Q1-4 Apa dan bagaimana tugas anda dalam pelaksanaan Program RS-

RTLH?

I3-1 Saya disini sebagai pendamping masyarakat penerima bantuan

Program RS-RTLH di Kecamatan Waringin Kurung yang disebut

TKSK. Tugas saya melakukan pendampingan kepada masyarakat

penerima bantuan dari mulai pendataan sampai pelaksanaan

rehabilitasi rumah penerima bantuan RS-RTLH

10

I3-2 Saya TKSK Kecamatan Mancak. Tugas saya mendampingi

masyarakat penerima bantuan RS-RTLH 11

I3-3 Saya adalah TKSK Kecamatan Pulo Ampel. Yang saya tahu saya

hanya sebagai pendamping masyarakat penerima bantuan Program

RS-RTLH dan sebagai pelaksana ditingkat kecamatan. Bahkan

saya hanya seperti orang yang diundang, semua diarahkan oleh

pihak Dinsos Kab Serang

12

I3-4 Saya TKSK Kecamatan Kibin. Saya dilantik baru-baru ini, akhir

tahun 2014. Tugas saya monitoring pelaksanaan Program RS-

RTLH ditingkat kecamatan bersama dengan bu lurah

13

I3-5 Dalam Program RS-RTLH saya bertugas sebagai pelaksana

kegiatan RS-RTLH di Kecamatan Kramatwatu. Bantuan dalam 14

Page 123: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

bentuk dana. Saya merupakan TKSK Kec Kramatwatu. Saya

dilantik tahun 2015 saya merupakan TKSK pengganti.

B

Q2-1 Bagaimana mekanisme pelaksanaan Program RS-RTLH?

I1

Mekanisme pelaksanaan Program RS-RTLH semua tercantum

dalam buku pedoman RS-RTLH dan pelaksanaan di lapangan

mengikuti buku pedoman tersebut

15

I2

Mekanisme pelaksanaan Program RS-RTLH Dinsos laksanakan

sebagaimana yang tercantum dalam pedoman RS-RTLH. Setelah

didapat data rumah tidak layak huni dari TKSK dan PPLS 2011

kemudian kami survei lapangan bersama TKSK meninjau lokasi

data setelah itu kami buat proposal pengajuan ke Dinsos Provinsi

Banten untuk seterusnya diajukan ke Kemensos oleh Dinsos

Provinsi Banten. Setelah anggaran didapat kami mensortir data

calon penerima bantuan RS-RTLH disesuaikan dengan anggaran

yang diterima. Proposal pengajuan dari TKSK masuk kemudian

kami adakan sosialisasi di kantor Dinsos Kab serang. Kemudian

Dinsos melakukan monitoring tiga kali, pertama saat dana maupun

barang bangunan diterima masyarakat, kedua saat pengerjaan

renovasi rumah sudah 50%, ketiga saat rumah sudah selesai

dibangun

16

Q2-2 Bagaimana pelaksanaan Program RS-RTLH di Kecamatan anda?

I3-1 Pelaksanaan RS-RTLH berjalan cukup baik. Bantuan diberikan

dalam bentuk barang bangunan. Pembentukan kelompok sudah ada

sebelum barang bangunan diterima. Masyarakatnya penerima

bantuan mengikuti sosialisasi di kantor Dinsos Kab Serang.

Proposal pengajuan saya yang bantu buatkan.

17

I3-2 Pelaksanaan RS-RTLH di Mancak berjalan lancar. Tahun 2013

bantuan diberikan dalam bentuk bahan bangunan. Ada 5 rumah

yang dapat bantuan.

18

I3-3 Pelaksanaan kegiatan RSRTLH di Kec Pulo Ampel Desa Pulo

Panjang saya hanya separuh jalan saya. Karena saat itu terjadi

kesalahpahaman antara Dinsos, Perangkat Desa dan saya.

Sehingga saya tidak tahu pasti bagaimana keadaan pasti di

19

Page 124: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

lapangan. Bantuan waktu itu diberikan dalam bentuk uang untuk

30 rumah yang ada di Desa Pulo Panjang. Saya tidak tahu pasti

berapa nominalnya karena masuk ke rekening kepala desa Pulo

Panjang. Yang saya tahu saya hanya monitoring kegiatan saja dan

melakukan pelaporan seharusnya.

I3-4 Kegiatan RS-RTLH di Kec Kibin Desa Ketos bantuan diberikan

dalam bentuk uang. Untuk pelaksanaan kegiatan RS-RTLH Tahun

2013 saya tidak tahu pasti karena saat itu TKSKnya bukan saya.

Saya baru dilantik tahun 2014 dengan SK Bupati. Tahun 2013

semua dikendalikan oleh ibu lurah Desa Ketos. Setiap rumah yang

mendapat bantuan semua selalu dirombak total dibangun dari awal

dengan bantuan dana dari ibu lurah. Pengerjaannya dibantu oleh

BPD, kelompok warga penerima bantuan dan warga sekitar

lainnya.

20

I3-5 Saya tidak tahu pasti bagaimana pelaksanaanya karena saat itu

TKSKnya masih yang lama. Yang sekarang pindah di Pol PP.

Memang menurut data yang ada hanya ada satu rumah saja yang

mendapat bantuan RS-RTLH ditahun 2013. Bantuannya dalam

bentuk uang

21

Q2-3

Apa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan Program RS-

RTLH?

I1

Beragam kendala yang ditemukan karena pada dasarnya tidak ada

yang sempurna. Salah satunya kepastian waktu anggaran dari pusat

yang tidak tentu, kurangnya koordinasi ditingkat kecamatan dan

sebagainya

22

I2

Permasalahan yang ditemui umumnya permasalahan teknis saja,

kepastian waktu pencairan dana anggaran dari pusat, pembangunan

renovasi terulur waktunya karena faktor cuaca dan faktor-faktor

teknis di lapangan.

23

Q2-4 Apa kendala yang anda temui dalam pelaksanaan Program RS-

RTLH di Kecamatan anda?

I3-1 Kendala yang saya temui saat itu tidak banyak salah satunya

pelaksanaan rehab rumah yang melampaui batas waktu ketentuan

karena saat itu masalahnya rumah belum selesai direhab. Karena

24

Page 125: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

masyarakat sekitar tidak berpartisipasi dalam pembangunan rumah.

Masyarakat mengganggap pemilik rumah kurang berbaur dengan

lingkungan sekitar sehingga masyarakat malas membantu. Setelah

adanya campurtangan dari bapak lurah dan dimusyawarahkan

bersama akhirnya masyarakat mau membantu pelaksanaan rehab

rumah.

I3-2 Tidak ada permasalahan berarti semua baik-baik saja. Hanya

pemahaman masyarakat saja yang merasa kurang bantuannya. 25

I3-3 Desa Pulo Panjang merupakan desa yang harus melewati laut

untuk mencapai kesana sehingga membutuhkan waktu lama untuk

pelaksanaan RS-RTLH di Kec Pulo Ampel Desa Pulo Panjang.

Selain itu membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Ongkos

pengangkutan bahan bangunan dihitung perbiji bukan borongan,

contohnya bata. Kalau tidak salah ongkos abta perbijinya Rp. 300.

Dan karena kurangnya keterbukaan antara Dinsos dan Kades

disitulah menimbulkan kesalahpahaman. Saya hanya ditugaskan

melakukan apa yang disuruh oleh Dinsos.

26

Q2-5 Permasalahan apa yang anda temui dalam pelaksanaan renovasi

rumah?

I4-1 Tidak ada masalah apa-apa. Hanya saja saya merasa tidak enak

hati karena tidak bisa menyuguhkan apa-apa saat gotong royong 27

I4-2 Tidak ada ongkos tukang sehingga saya harus mengeluarkan uang

untuk ongkos tukang dan untuk konsumsi gotong royong 28

I4-3 Tidak ada ongkos tukang sehingga saya harus mengeluarkan biaya

sendiri 29

C

Q3-1

Menurut anda, sudah berhasilkah Program RS-RTLH di

Kabupaten Serang Tahun 2013?

I1

Sudah berhasil program berjalan setiap tahun hanya tahun 2012

saja tidak dilaksanakan karena tidak mendapat anggaran dari

provinsi

30

Page 126: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

I2

Cukup berhasil hanya dirasa kurang banyak saja bantuannya

terlalu minim anggarannya tidak sebanding dengan kriteria rumah

penerima bantuan RS-RTLH

31

Q3-2 Menurut anda, sudah berhasilkah pelaksanaan Program RS-RTLH

di Kecamatan anda?

I3-1 Sejauh ini dapat dikatakan berhasil. Bantuan tersalurkan, rumah

berhasil dibangun. 32

I3-2 Berhasil, semua rumah selesai dibangun 33

I3-3 Cukup berhasil hanya saja kurang ideal jumlahnya menurut saya

untuk di Desa Pulo Panjang. Idealnya 100 rumah pertahun yang

harus dibantu

34

I3-4 Berhasil. Rumah selesai dibangun 35

I3-5 Berhasil 36

Q3-3 Bagaimana perasaan anda saat mendapat bantuan Program RS-

RTLH dari Kabupaten Serang?

I4-1 Senang 37

I4-2 Senang, rumah saya sekaranga mendingan keadaannya 38

I4-3 Senang, rumah saya sekarang bagus 39

Q3-4 Darimana anda tahu Program RS-RTLH?

I4-1 Tahu dari Pak Mufasil (I1) 40

I4-2 Tahu dari pak lurah katanya rumah saya mau dibangun dapat

bantuan dari pemerintah 41

I4-3 Tahu dari ibu lurah katanya rumah saya dapat bantuan dari

pemerintah mau dibagusin 42

Q3-5 Menurut anda, seharusnya bagaimana pelaksanaan program

bantuan RS-RTLH?

I4-1 Saya merasa kurang biayanya karena nanggung jadinya 43

Page 127: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

pembangunannya. Dan tidak ada ongkos buat petukang saya

merasa agak keberatan karena tidak ada uang. Seharusnya

disediakan uang untuk tukang dan keperluan lainnya buat gotong

royong

I4-2 Seharusnya disediakan petukang yang ahli dalam membangun

rumah karena dengan tidak adanya petukang kami (kelompok

masyarakat penerima bantuan RS-RTLH) membuat kami harus

mencari petukang dan membayarnya. Selain itu harus ada dana

konsumsi untuk kegiatan gotong royong

44

I4-3 Seharusnya lebih banyak lagi bantuannya supaya rumah-rumah

lain juga mendapat bantuan seperti saya 45

D

Q4-1 Menurut Anda, Apa harapan anda dengan adanya Program RS-

RTLH di Kabupaten Serang?

I1 Harapan saya semoga dengan adanya Program RS-RTLH di

Kabupaten Serang dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan

yang ada di Kabupaten Serang terutama jumlah rumah tidak layak

huni yang ada di Kabupaten Serang

46

I2 Harapan saya masyarakat yang menerima bantuan Program RS-

RTLH dapat berwirausaha di rumahnya untuk membantu

perekonomian keluarganya. Dan dengan begitu diharapkan dapat

menurunkan jumlah angka kemiskinan yang ada di Kabupaten

Serang.

47

Page 128: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

KODING DATA

Kode Kata Kunci 1 Dinsos Kab Serang, Kecamatan dan TKSK

2 Dinsos, Kecamatan dan TKSK

3 Bantuan diberikan kepada masyarakat miskin yang tersebar di 17

kecamatan

4 Bantuan diberikan di 17 kecamatan terdiri dari 130 rumah

5 Program bantuan pemerintah dengan jalur rehabilitasi rumah

6 Program RS-RTLH adalah program rehabilitasi rumah yang

dibangun dengan asas gotong royong

7 Program stimulan rehabilitasi rumah yang bantuannya diberikan

dalam bentuk uang maupun barang bangunan

8 Program RS-RTLH adalah program bantuan rehabilitasi rumahyang

berkoordinasi dengan perangkat desa

9 kegiatan rehabilitasi rumah yang dananya dari pemerintah kabupaten

diberikan dalam bentuk uang maupun barang bangunan

10 Sebagai pendamping masyarakat penerima bantuan RS-RTLH

11 Pendamping masyarakat penerima bantuan RS-RTLH

12 Pendamping masyarakat penerima bantuan RS-RTLH

13 Monitoring bantuan RS-RTLH

14 Pelaksana kegiatan RS-RTLH

15 Tercantum dalam pedoman RS-RTLH

16 Pelaksanaan sebagaimana pedoman RS-RTLH

17 Pelaksanaan RS-RTLH Cukup baik

18 Pelaksanaan RS-RTLH Lancar

19 Terjadi kesalahpahaman antara Dinsos dan Kades

20 Pelaksanaan diambil alih ibu lurah

21 Pelaksanaan hanya satu rumah

22 Ketidakpastian waktu pencairan anggaran

23 Terjadi penguluran waktu renovasi rumah

24 Kurangnya partisipasi masyarakat sekitar

25 Pemahaman masyarakat yang merasa kurang bantuannya

26 Kurangnya keterbukaan informasi antara Dinsos, Kades dan TKSK

27 Tidak adanya dana konsumsi

28 Tidak adanya ongkos

29 Tidak adanya ongkos tukang

30 Pelaksanaan RS-RTLH Berhasil

31 Pelaksanaan RS-RTLH Cukup berhasil

32 Berhasil, bantuan tersalurkan

33 Berhasil, rumah selesai dibangun

34 Berhasil namun kurang ideal jumlah bantuan

35 Berhasil

Page 129: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

36 Berhasil

37 Senang

38 Senang keadaan rumah lebih baik

39 Senang rumah menjadi bagus

40 Informasi dari pak Mufasil (I1)

41 Informasi dari pak lurah

42 Informasi dari bu lurah

43 Bantuan dianggap kurang

44 Butuh petukang dalam pelaksanaan rehabilitasi rumah

45 Butuh bantuan lebih banyak lagi agar merata

46 Diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan Kabupaten Serang

47 Diharapkan masyarakat penerima bantuan dapat berwirausaha di

rumah

Page 130: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

KATEGORISASI DATA

No Kategori Rincian Isi Kategori

1 Pelaksana kegiatan Dinsos Kab Serang, Kecamatan dan TKSK

Dinsos, Kecamatan dan TKSK

2 Bantuan diberikan

kepada siapa saja

Bangtuan diberikan pada masyarakatak

miskin di 17 kecamatan

Bantuan diberikan pemerintah dengan jalur

rehab rumah

3

Pengetahuan

informasi tentang

RS-RTLH

Program bantuan peemrintah dengan jalur

rehabilitasi rumah

Program RS-RTLH adalah program

rehabilitasi rumah yang dibangun dengan

asas gotong royong

Program stimulan rehbailiatsi rumah yang

bantuannya diberikan dalam bentuk uang

maupun barang bangunan

Program RS-RTLH adalah program bantuan

rehabilitasi rumah yang berkoordinasi

dengan perangkat desa

Kegiatan rehabilitasi rumah yang dananya

dari peemrintah kabupaten dalam bentuk

uang maupun barang bangunan

4 Tugas TKSK

Sebagai pendamping masyarakat penerima

bantuan RS-RTLH

Sebagai pendamping masyarakat penerima

bantuan RS-RTLH

Sebagai pendamping masyarakat penerima

bantuan RS-RTLH

Monitoring pelaksanaan kegiatan RS-RTLH

Pelaksana kegiatan RS-RTLH

5

Mekanisme

pelaksanaan RS-

RTLH

Tercantum dalam Pedoman RS-RTLH

Pelaksanaan sebagai Pedoman RS-RTLH

6

Mekanisme

pelaksanaan RS-

RTLH di Kecamatan

Pelaksanaan RS-RTLH cukup baik

Pelaksanaan RS-RTLH lancar

Terjadi kesalahpahaman antara Dinsos dan

Kades

Pelaksanaan diambil alih oleh ibu lurah

Pelaksanaan hanya di satu rumah

7 Kendala pelaksanaan

RS-RTLH

Ketidakpastian waktu pencairan anggaran

Terjadi penguluran waktu

8 Kendala pelaksanaan Kurangnya partisipasi masyarakat sekitar

Page 131: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

RS-RTLH di

Kecamatan Pemahaman masyarakat bahwa bantuannya

kurang

Kuranya keterbukaan informasi antara

Dinsos, Kades dan TKSK

9 Kendala pelaksanaan

renovasi rumah

Tidak adanya dana konsumsi

Tidak adanya ongkos petukang

Tidak adanya ongkos petukang

10

Keberhasilan

Program RS-RTLH

secara menyeluruh

Pelaksanaan RS-RTLH berhasil

Pelaksanaan RS-RTLH cukup berhasil

11

Keberhasilan

Program RS-RTLH

tingkat kecamatan

Berhasil, bantuan tersalurkan

Berhasil, rumah selesai dibangun

Berhasil, namun jumlah bantuan kurang

ideal

Berhasil

Berhasil

12

Perasaan warga

penerima bantuan

RS-RTLH

Senang

Senang keadaan rumah lebih baik

Senang rumah menjadi bagus

13 Informasi RS-RTLH

Informasi dari Pak Mufasil (I1)

Informasi dari Pak lurah

Informasi dari Bu Lurah

14 Saran pelaksanaan

RS-RTLH

Jumlah bantuan dianggap kurang

Butuh petukang dalam pelaksanaan

renovasi rumah

Bantuan lebih banyak lagi agar merata

15

Harapan dengan

adanya RS-RTLH di

Kab Serang

Dapat mengurangi jumlah angka

kemiskinan di Kabupaten Serang

Dapat berwirausaha di rumah

Page 132: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

CATATAN LAPANGAN

Selasa, 1 September 2015

Pukul 09:00 WIB.

Peneliti bertemu dengan I2 bertempat di Dinas Sosial Kabupaten Serang, untuk

mengecek kembali disposisi surat ijin penelitian, dimana peneliti juga

mendapatkan data terkait kegiatan Program RS-RTLH Tahun 2013 yang

dilaksanakan di Kabupaten Serang, dan peneliti juga diperkenankan untuk

mewawancarai Ibu Kabid Kesejahteraan Sosial (Kesos) Dinas Sosial Kabupaten

Serang

Jumat, 11 September 2015

Pukul 09.39 WIB

Peneliti meminta data ke Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang terkait

data masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Serang perkecamatan

Selasa, 8 Desember 2015

Pukul 09.40 WIB

Peneliti melakukan observasi awal lapangan ke Kecamatan Waringin Kurung

mewawancarai masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Pukul 15.00

Peneliti bertemu dengan I3-1 untuk melakukan wawancara pelaksanaan Program

RS-RTLH tahun 2013 di Kecamatan Waringin Kurung

Senin, 4 Januari 2016

Pukul 11.00 WIB

Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat penerima bantuan Program

RS-RTLH Tahun 2013 di Kecamatan Mancak. Wawancara dilakukan di kediaman

masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Page 133: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Pukul 12.30 WIB

Peneliti mewawancarai Bapak Satiri selaku Ketua RT Kampung Salam Mancak

bersama I3-2 di Pos ronda terkait data pelaksanaan RS-RTLH di Kecamatan

Mancak

Rabu, 6 April 2016

Pukul 10.00 WIB

Peneliti melakukan wawancara bersama I2 di Kantor Kesos Dinsos Kabupaten

Serang. Wawancara mendalam pelaksanaan Program RS-RTLH di Kabupaten

Serang Tahun 2013.

Sabtu, 6 Agustus 2016

Pukul 13.52 WIB

Peneliti bertemu dengan I3-4 untuk melakukan wawancara pelaksanaan Program

RS-RTLH di Kecamatan Kibin. Wawancara dilakukan di Pos ronda Kampung

Pasir Kecamatan Kibin.

Pukul 15.07 WIB

Peneliti melakukan survei lokasi rumah penerima bantuan Program RS-RTLH di

Kecamatan Kibin yang mana terdapat di Kampung Pasir dan Kampung Ceri.

Peneliti mewawancarai I4-3 di kediamannya.

Minggu, 7 Agustus 2016

Pukul 10.43 WIB

Peneliti melakukan wawancara dengan I3-5 di kediamannya terkait data

pelaksanaan Program RS-RTLH di Kecamatan Kramatwatu

Selasa, 9 Agustus 2016

Pukul 09.30 WIB

Peneliti melakukan wawancara bersama I3-3 di Bengkel Putra Agung Legok untuk

mendapatkan data pelaksanaan Program RS-RTLH di Kecamatan Pulo Ampel

Desa Pulo Panjang.

Page 134: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Daftar Pertanyaan Informan

Unsur Instansi :

Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial dan Kepala Seksi Bina Masyarakat Kumuh

dan Tertinggal (Dra. Iin Adillah dan Drs. Muhammad Ridwan)

1) Siapa saja yang menjadi pelaksana dalam Program RS-RTLH?

2) Diberikan kepada siapa saja bantuan RS-RTLH?

3) Bagaimana mekanisme pelaksanaan Program RS-RTLH?

4) Apa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan Program RS-RTLH?

5) Menurut anda, sudah berhasilkah Program RS-RTLH di Kabupaten Serang

Tahun 2013?

6) Menurut anda, apa harapan anda dengan adanya Program RS-RTLH di

Kabupaten Serang?

Unsur Pelaksana Program :

Tenaga Kerja Kesejahteraan Kecamatan (TKSK) (TKSK Kecamatan Waringin

Kurung, TKSK Kecamatan Mancak, TKSK Kecamatan Pulo Ampel, TKSK

Kecamatan Pulo Ampel, TKSK Kecamatan Kibin, TKSK Kecamatan

Kramatwatu)

1) Apa yang anda ketahui tentang Program RS-RTLH?

2) Apa dan bagaimana tugas anda dalam pelaksanaan Program RS-RTLH?

3) Bagaimana pelaksanaan Program RS-RTLH di Kecamatan anda?

4) Apa kendala yang anda temui dalam pelaksanaan Program RS-RTLH di

Kecamatan anda?

5) Menurut anda, sudah berhasilkah pelaksanaan Program RS-RTLH di

Kecamatan anda?

Unsur Penerima Program :

Masyarakat Penerima Bantuan Program RS-RTLH (Safro, Rokani, Bakriyah)

1) Bagaimana perasaan anda saat mendapat bantuan Program RS-RTLH dari

Kabupaten Serang?

2) Darimana anda tahu Program RS-RTLH?

3) Permasalahan apa yang anda temui dalam pelaksanaan renovasi rumah?

4) Menurut anda, seharusnya bagaimana pelaksanaan program bantuan RS-

RTLH?

Page 135: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara bersama Bapak Sarman (TKSK Kibin) dan Anggota LSM Kampung

Ceri Kecamatan Kibin

Page 136: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara bersama Bapak Mufasil (TKSK Kecamatan Waringin Kurung)

Wawancara bersama masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Mancak

Page 137: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara bersama masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH di

Kecamatan Kibin Kampung Ceri

Page 138: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Kondisi fisik dapur dan kamar mandi rumah Ibu Bakriyah penerima bantuan

Program RS-RTLH

Page 139: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Rumah Bapak Rokani masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Waringin Kurung

Page 140: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara bersama masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Waringin Kurung

Page 141: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Sosialisasi Program RS-RTLH Tahun 2016 di Aula Kantor Dinas Sosial

Kabupaten Serang

Page 142: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara bersama masyarakat penerima bantuan di Kecamatan Kibin

Rumah Bapak Samsudin tahun 2016 penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Kibin

Page 143: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

Wawancara dengan Ibu Bakriyah penerima bantuan Program RS-RTLH

Kecamatan Kibin

Page 144: EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/902/1/EVALUASI PROGRAM REHABILITASI... · mewujudkan harapan dan impiannya ... 4.1.1.2 Kondisi Topografi dan

RIWAYAT HIDUP

1. IdentitasPribadi

Nama : Nurhayatul Jannah

Nim : 6661091850

Tempat, TanggalLahir : Serang, 27 Juli 1991

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jl.Gempol Rt 05 Rw 01 Kec. Kramatwatu Kab.

Serang kodepos 42161

2. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : H.Nurahman

NamaIbu : Hj.Anah

3. RiwayatPendidikan

SD : SD Negeri 1 Kramatwatu (1997-2003)

SLTP : SLTP Negeri 1 Kramatwatu (2003-2006)

SMA : SMA Negeri 1 Kramatwatu (2006-2009)

PerguruanTinggi (S1) : Adm. Negara-UNTIRTA (2009-2016)