evaluasi program - kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... ·...

85

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,
Page 2: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,
Page 3: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

EVALUASI PROGRAMPEMBANGUNANKESEJAHTERAAN SOSIAL DI DESA PERBATASAN - KALIMANTAN BARAT

Indah Huruswati dkk.

P3KS Press (Anggota IKAPI)2012

Page 4: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indah Huruswati dkk

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial Di Desa Perbatasan Kalimantan Barat, Jakarta: P3KS Press, 2012.vi+ 76 halaman, 14.8 x 21 cm

ISBN 978-602-8427-76-0

Konsultan : Dr. Herie Saksono.Penulis : Indah Huruswati Alit Kurniasari Agus Budi Purwanto M. SabeniTata letak : Imaji Perwajahan : Tim PenelitiCetakan I : Tahun 2012Penerbit : P3KS Press (Anggota IKAPI) Jl. Dewi Sartika III No. 200, Jakarta - Timur Email. [email protected] Website: puslit.depsos.go.id

Sanksi Pelanggaran Pasal 72Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana di maksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Hak Cipta setiap tulisan pada Penulis©

Page 5: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan kemudahanNYA, tersusunlah buku hasil penelitian “Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Desa Perbatasan Kalimantan Barat” yang dilakukan pada TA. 2012.

Kondisi wilayah perbatasan antar negara dalam Kesatuan Negara Republik Indonesia hingga saat ini di beberapa titik daerah masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan baik infrastruktur wilayah maupun kesejahteraan hidup masyarakatnya. Sementara keberadaan wilayah perbatasan antar negara dianggap merupakan beranda terdepan dari suatu negara.

Penanganan permasalahan di wilayah perbatasan antar negara merupakan tantangan besar bagi pemerintah maupun berbagai pihak terkait, mengingat kompleksitas permasalahan yang ada dan keterbatasan sumber daya maupun akses wilayah.

Pembangunan wilayah perbatasan merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu wilayah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial, ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama dan tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi masyarakat Indonesia di wilayah lainnya.

Implementasi upaya penanganan yang berupa program-program pembangunan dituntut sinergitas dari berbagai pihak baik pusat maupun daerah melalui koordinasi intensif, kesamaan persepsi dan komitmen tinggi. Tentunya program pembangunan lebih difokuskan pada percepatan pembangunan daerah yang kondisi sosial, budaya ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya.

Mengingat berbagai kondisi kehidupan masyarakat menyangkut berbagai aspek kehidupan baik ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya dari negara sendiri dan negara tetangga, maka pendekatan

Page 6: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

vi

pembangunan agar lebih ditekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan kapasitas masyarakat dalam segala aspek kehidupan dan penyediaan infrastruktur wilayah yang memadai menjadi target orientasi pembangunan, untuk mewujudkan terciptanya kehidupan masyarakat yang sejajar dengan kondisi masyarakat di daerah maju lainnya.

Berbagai program pembangunan yang dilaksanakan berbagai pihak merupakan upaya menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat perbatasan melalui pemberdayaan kelompok/masyarakat dan bertumpu pada kearifan lokal serta pemanfaatan secara optimal, potensi sumberdaya yang ada.

Dari berbagai kondisi yang ada di lapangan, kiranya hasil penelitian ini dapat dimafaatkan oleh berbagai pihak terkait guna penyempurnaan pelaksanaan program, pembangunan di kawasan perbatasan antar negara.

Menyadari akan segala keterbatasan dan kesempurnaan buku hasil penelitian ini, maka saran dan kritik yang membangun dari para pembaca khususnya penggiat pembangunan kesejahteraan sosial sangat diharapkan. Terima kasih

Jakarta, Desember 2012

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan sosial

Kepala,

DR. Dwi Heru Sukoco, M.Si

Page 7: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I : PENDAHULUANA. Wawasan Perbatasan Antar Negara 1

B. Paradigma Penelitian 4

C. Pendekatan 8

BAB II : POTENSI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN 11A. KECAMATAN PALOH 12

1. Sumber Daya 15

2. Perekonomian Masyarakat 19

3. Kesehatan 22

4. Sosial Budaya 23

5. Pendidikan 26

6. Potensi Wisata 27

7. Masalah Sosial 28

8. Program Pembangunan di Desa Temajuk 29

9. Kebutuhan Masyarakat 32

10.Faktor-faktor Yang Berpengaruh dalam Pelaksanaan Program 33

B. KECAMATAN SAJINGAN BESAR 35

1. Sumber Daya 37

2. Perekonomian Masyarakat 41

3. Kesehatan 45

4. Sosial Budaya 47

5. Pendidikan 49

6. Potensi Wisata 50

7. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 51

8. Program Pembangunan di Kecamatan Sajingan 52

9. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam

pelaksanaan Program: 55

Page 8: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

viii

BAB III : PERSPEKTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI DAERAH PERBATASAN 57

BAB IV : PENUTUP 63A. Kesimpulan 63

B. Rekomendasi 65

MATRIK SINKRONISASI 67

DAFTAR PUSTAKA 72

INDEKS 74

Page 9: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

1

A. Wawasan Perbatasan Antar NegaraPemerintah ingin menjadikan wilayah perbatasan sebagai

beranda depan negeri, yakni pintu gerbang utama negara. Konsekuensinya adalah kondisinya harus elok dan bagus, sarana dan prasarana mesti optimal, dan masyarakatnya maju serta sejahtera. Namun yang tampak adalah kondisi kehidupan masyarakat yang cukup memprihatinkan. Pos lintas batas yang cukup megah, ternyata tidak mencerminkan kesejahteraan warganya. Temuan penelitian yang dilakukan oleh tim penelitian Puslitbang Kesos tahun 20101, di desa Aruk, kecamatan Sajingan Besar, kabupaten Sambas, permasalahan utama yang ada terkait dengan infrastruktur jalan dan transportasi yang masih sulit sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari; pelayanan kesehatan yang kurang memadai sehingga kalau ada penanganan darurat harus ke Malaysia, dengan surat rujukan dari puskesmas; tidak ada pusat perekonomian, yang terdekat adalah ke Malaysia (desa terdekat di Malaysia: kampung Biawak, kecamatan Lundu), masyarakat lebih memilih ke sana dibanding ke kabupaten Sambas. Tidak heran masyarakat membeli gula dan gas ke Malaysia (yang utama), hargapun jauh lebih murah. Ironisnya, perkebunan sawit yang ada dan menjadi prioritas penghasilan di wilayah ini, tidak memberi kontribusi kepada masyarakat setempat. Dampak dari perluasan perkebunan sawit yaitu lahan perladangan warga menjadi berkurang (dari ladang berpindah menjadi menetap - transformasi budaya masyarakat

1. Indah Huruswati, 2010, “Masalah, Kebutuhan dan Sumber Daya Daerah Perbatasan: Studi Kasus 5 Kabupaten di Kalimantan”, Jakarta: P3KS Press.

BAB IPENDAHULUAN

Page 10: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

2

Indah Huruswati dkk.

setempat). Begitupun halnya dengan tenaga kerja untuk usaha yang ada di sana, tidak memanfaatkan tenaga setempat, sehingga masyarakat tidak punya peluang usaha di daerahnya sendiri; tenaga kerja didatangkan dari Jawa dan kabupaten lain. Temuan lain yang juga menjadi perhatian adalah kesewenangan aparat (polisi) terhadap warga, terutama warga yang akan dan pulang bekerja, pasukan gula dan tong gaz (orang yang membeli kebutuhan rumahtangga ke Malaysia a.l. gula pasir, gas dan sebagainya) mereka diminta setoran untuk beberapa pos jaga yang ada di PLB dan sekitarnya (bisa 5 pos).

Terkait dengan tenaga kerja ke Malaysia cukup besar – masyarakat tidak menyadari bekerja di LN, karena tidak ada tuntutan paspor untuk desa-desa terdekat di Malaysia, cukup dengan menggunakan surat PLB (Pass Lintas Batas), yang dibuat dengan biaya sebesar Rp. 50.000,-. Itupun tidak banyak warga yang memiliki; padahal menurut petugas imigrasi kecamatan Sajingan, banyak kemudahan yang diberikan untuk mengurus PLB ini.

Secara umum kawasan perbatasan masih mengalami kesulitan aksesibilitas baik darat, udara maupun laut. Kawasan perbatasan masih mengalami kesulitan komunikasi dan informasi, serta minimnya sumber energi listrik.

Percepatan pembangunan kawasan perbatasan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan, telah dicanangkan sejak RPJMN 2010. Tentunya pendekatan yang dilakukan, tidak semata menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi juga memperhatikan pendekatan kesejahteraan. Tujuan dan sasaran pengembangan wilayah Kalimantan diantaranya adalah: meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah Kalimantan; meningkatkan ketersediaan, kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana transportasi, baik darat, laut maupun udara; meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem

Page 11: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

3

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

jaringan prasarana dasar (jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon); meningkatkan aksesibilitas masyarakat wilayah Kalimantan terhadap pelayanan publik dasar, dan sebagainya. Sampai dengan tahun 2012, apakah persoalan-persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada, sudah ditangani sesuai dengan tujuan serta sasaran percepatan pembangunan kawasan perbatasan.

Usaha-usaha menjadikan wilayah perbatasan sebagai beranda negeri dengan berbagai persoalan yang ada, tentunya memerlukan bantuan, dukungan dan kerjasama dari semua pihak, baik dari kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah di wilayah perbatasan maupun dari para pemangku kepentingan. Untuk itu perlu dilakukan upaya membangun masyarakat dengan suatu pendekatan partisipatif dan dengan melibatkan seluas mungkin warga masyarakat serta organisasi lokal, kearifan lokal dan kebutuhan lokal serta menghormati institusi adat yang merupakan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) atau modal sosial (Social Capital). Yang diperlukan adalah suatu rumusan strategi sesuai dengan karakteristik masyarakat perbatasan, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.

Berangkat dari pemikiran tersebut, pertanyaan penelitiannya adalah sejauhmana tujuan dan sasaran pengembangan wilayah perbatasan ini telah dicapai. Apakah permasalahan yang ada di masyarakat sudah teratasi? Apakah kebutuhan masyarakat tentang peningkatan kesejahteraan telah terpenuhi, paling tidak mereka dapat hidup secara layak, aman dan tenteram. Apakah potensi dan sumber daya yang ada, sudah dapat mendukung pembangunan di daerah dimaksud? Pada akhirnya, untuk mendukung program-program pembangunan kawasan perbatasan, alternatif program seperti apa yang dapat dilaksanakan diwilayah ini, terutama di kabupaten Sambas sebagai lokasi kasus.

Page 12: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

4

Indah Huruswati dkk.

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Mengetahui upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga/institusi di wilayah kabupaten Sambas, terutama dengan melihat: bentuk-bentuk, proses pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dilakukan baik oleh unit teknis di lingkungan Kementerian Sosial, dinas/instansi sosial provinsi dan kabupaten, serta pemerintah daerah/setempat.

2. Faktor pendukung, penghambat pelaksanaan program/kegiatan, dan

3. Upaya sinkronisasi pelaksanaan program di daerah perbatasan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang program pengembangan masyarakat yang ada, sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya daerah, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan perumusan kebijakan program pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di kabupaten Sambas sebagai wilayah perbatasan antar negara.

B. Paradigma PenelitianPembangunan daerah perbatasan merupakan upaya

terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia di wilayah lainnya, terutama wilayah yang terdekat.

Beberapa persoalan tentang kecenderungan orang untuk mencari fasilitas yang lebih baik bagi kebutuhan hidupnya menjadi kunci dari beberapa persoalan masyarakat yang hidup di daerah perbatasan. Adanya daya tarik yang lebih baik dalam memperoleh kesejahteraan di negara lain dalam hal ini di negara Malaysia meningkatkan orientasi atau kecenderungan masyarakat

Page 13: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

5

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

di Indonesia khususnya di perbatasan untuk menyeberang ke negara tetangga dan mendapatkan fasilitas yang dibutuhkannya di negara tersebut. Di samping itu juga adanya ketidaktersediaan fasilitas untuk memperoleh kesejahteraan hidup di daerahnya sendiri atau persoalan jarak yang jauh dari fasilitas kesejahteraan di wilayah Indonesia, akan mendorong orang-orang perbatasan ini untuk pergi ke negara lain, seperti ke daerah Kuching atau Tebedu dan Tawau di Malaysia.

Di pihak lain, khususnya dari dalam masyarakat sendiri, orientasi terhadap persoalan kesejahteraan terkait dengan ikatan dari kesukubangsaan. Ini menjadi daya ikat dari sukubangsa yang bersangkutan khususnya identitas kewilayahan serta kuatnya ikatan kekerabatan dari sukubangsa yang bersangkutan. Persoalannya adalah interpretasi atau persepsi terhadap gejala sosial khususnya persoalan-persoalan sosial atau masalah sosial dan juga masalah kesejahteraan sosial akan menyangkut pola-pola budaya dari masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu persepsi masyarakat terhadap masalah dan kesejahteraan sosial menjadi hal yang penting.

Persoalan yang umum timbul dari orientasi ini diantaranya adalah daya tarik fasilitas sosial budaya, daya dorong dari dalam masyarakat sendiri yang merupakan masalah sosial yang didasari pada budaya setempat, jarak tempuh dalam memperoleh fasilitas tersebut, sumber daya atau kemampuan diri serta kemudahan memperoleh apa yang dibutuhkan oleh dirinya.

Tampaknya untuk pembangunan sosial masih dihadapkan pada masalah seperti kemiskinan, bencana alam, rawan sosial ekonomi, yang berakibat pada meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan masyarakat rentan lainnya. Dari lokasi yang diteliti, permasalahan kesejahteraan sosial yang menonjol adalah kemiskinan yang berdampak pada berbagai masalah lainnya seperti meningkatnya fakir miskin, rumah tidak layak huni, minim pelayanan kesehatan, wanita

Page 14: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

6

Indah Huruswati dkk.

rawan sosial ekonomi, tindak kekerasan dalam rumahtangga, keterlantaran pada anak dan lanjut usia, sarana pendidikan yang tidak terjangkau warga yang berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan bahkan putus sekolah. Tentunya permasalahan ini mempunyai arti dan kriteria yang berbeda antara arti menurut Kementerian Sosial dan yang dipahami masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

Masalah kesejahteraan sosial memang dapat terjadi di setiap wilayah dan disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkait. Faktor penyebab masalah kesejahteraan sosial dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal sekaligus. Faktor internal pada umumnya menunjuk pada sistem sosial yang mengandung benih ketimpangan struktural dalam masyarakat. Biasanya terdapat segolongan masyarakat yang kurang memiliki akses terhadap peluang-peluang sosial ekonomi, sehingga menjadi rentan terhadap masalah kesejahteraan sosial. Keterbatasan aset produksi dapat juga menyebabkan kemiskinan, kemiskinan menyebabkan kurang pangan dan gizi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan keterbelakangan fisik dan mental.

Dalam kaitannya dengan faktor eksternal, bisa termasuk intervensi pemerintah, lembaga pemerintah dan pengusaha swasta. Intervensi program dari pemerintah yang pada awalnya bertujuan intervensi pemecahan masalah, ternyata justru menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah dan/atau menimbulkan suatu jenis masalah yang sebelumnya tidak ada dalam masyarakat (Dove, 1985)

Secara potensial setiap masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang terjadi pada masyarakat tersebut. Seperti pemanfaatan potensi kesejahteraan sosial yang ada dalam bentuk sumber daya alami, sumber daya manusia, dan sumber daya sosial. Bagaimana kemampuan mengorganisir sumber daya alam atau manusia atau perpaduan keduanya. Untuk mempertahankan kehidupannya, masyarakat

Page 15: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

7

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

memanfaatkan dan mengorganisasikan semua sumber daya ini dalam berbagai aktivitas seperti aktivitas ekonomi, politik, keagamaan, kesenian, gotong royong dan sebagainya. Pemanfaatan dan pengorganisasian aktivitas ini diistilahkan sebagai lembaga (institusi) sosial. Pengertian lembaga disini mencakup bentuk-bentuk organisasi/kelompok kongkrit dan pranata sosial (misalnya tolong menolong). Masyarakat lokal dalam lembaga sosialnya, mengorganisir diri untuk mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia dan uluran tangan pihak luar (pemerintah atau swasta) yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya secara umum mengatasi masalah kesejahteraan sosial secara khusus. Kemampuan setiap lembaga sosial untuk melindungi masyarakatnya dari setiap masalah kesejahteraan sosial ditentukan oleh norma, kelakuan berpola, peralatan dan anggota masyarakat pendukung lembaga tersebut (Koentjaraningrat, 2004).

Harus disadari percepatan pembangunan di perbatasan menjadi amat penting karena perbatasan memiliki beberapa nilai-nilai strategis, yang antara lain meliputi: (a) mempunyai potensi sumber daya yang besar pengaruhnya terhadap aspek ekonomi, demografi, politis, dan hankam, serta pengembangan ruang wilayah di sekitarnya. (b) mempunyai dampak penting baik terhadap kegiatan yang sejenis maupun kegiatan lainnya, (c) merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat baik di wilayah yang bersangkutan maupun di wilayah sekitarnya, (d) mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan baik dalam lingkup nasional maupun regional, (e) mempunyai dampak terhadap kondisi politis dan pertahanan keamanan nasional dan regional.

Mengacu pada tujuan pengembangan wilayah Kalimantan, sasaran yang dicapai dalam rangka pengembangan wilayah Kalimantan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Page 16: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

8

Indah Huruswati dkk.

1. Meningkatnya standar hidup masyarakat wilayah Kalimantan yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran.

2. Meningkatnya ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana transportasi, baik darat, laut maupun udara;

3. Meningkatnya jumlah, mutu, dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon);

4. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat wilayah Kalimantan terhadap pelayanan publik dasar. (Bappeda Provinsi Kalimantan Barat, 2010)

C. PendekatanPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti juga melakukan rekaman data dan hasil rekaman tersebut digunakan untuk mendukung catatan harian peneliti. Wawancara dan observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, dengan mempertimbangkan bahwa lokasi merupakan daerah perbatasan; kurang tersentuh oleh pembangunan; komunikasi dan transportasi dengan wilayah lain sangat terbatas, berpotensi timbul permasalahan sosial yang cenderung meningkat. Untuk lokasi Kabupaten Sambas dipilih Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Paloh dengan dasar pemikiran bahwa kecamatan ini termasuk kecamatan paling dekat dengan perbatasan dan tingkat intensitas hubungan dengan warga negara tetangga sangat tinggi. Memang letak geografis kurang mendukung, kurang terjangkau oleh pembangunan secara memadai.

Page 17: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

9

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan reliable, dilakukan diskusi kelompok dengan peserta diskusi: tokoh masyarakat yang mewakili bidang ketokohannya. Mereka terdiri dari kepala kampung, tokoh agama, Karang Taruna, PKK, guru, dan tokoh masyarakat lainnya, yang dianggap mempunyai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dari antara peserta diskusi, dipilih beberapa orang dapat yang mewakili wilayah (dusun) untuk melakukan pemetaan wilayah dan pemetaan permasalahan sosial. Sebagai data pendukung, juga dilakukan studi dokumentasi, wawancara mendalam dan pengamatan terhadap kehidupan masyarakat di lokasi penelitian.

Wawancara dilakukan juga kepada instansi terkait dengan program-program pembangunan yang masuk ke lokasi penelitian dan beberapa warga yang dianggap dapat memberi informasi terkait dengan kondisi lingkungan tempat tinggal mereka, termasuk mengenai potensi dan sumber daya yang ada.

Page 18: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

10

Page 19: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

11

Kabupaten Sambas adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.395,70 km² atau 639.570 ha (4,36% dari luas wilayah propinsi Kalimantan Barat) merupakan wilayah kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat. Panjang pantai ± 128,5 km dan panjang perbatasan negara ± 97 km.

Secara administratif, kabupaten Sambas berbatasan sebelah utara dengan Serawak (Malaysia Timur), sebelah selatan dengan kota Singkawang, sebelah barat dengan Laut Natuna dan sebelah timur dengan kabupaten Bengkayang.

Kabupaten Sambas yang terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran kabupaten pada tahun 2000. Sebelumnya semenjak tahun 1960 wilayah kabupaten Sambas meliputi juga kota Singkawang dan kabupaten Bengkayang sekarang. Pembentukan kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah berdasarkan bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas.

Wilayah administratif Sambas meliputi 17 (tujuhbelas) kecamatan yaitu kecamatan Sambas, Sebawi, Galing, Tebas, Semparuk, Pemangkat, Selakau, Tekarang, Jawai, Jawai Selatan, Tanggaran, Sajad, Sejangkung, Paloh, Teluk Keramat, Subah, dan kecamatan Sajingan; dengan desa secara keseluruhan berjumlah 175 desa.

Kabupaten Sambas termasuk daerah beriklim tropis dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari/bulan. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan Agustus. Namun pada saat kedatangan peneliti di bulan Juli, hujan masih terasa dimana-mana. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 22,9 - 31,05°C.

BAB IIPOTENSI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Page 20: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

12

Indah Huruswati dkk.

Berdasarkan data penduduk, jumlah penduduk kabupaten Sambas ada sekitar 492.799 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 252.434 jiwa dan penduduk perempuan 240.365 jiwa dengan kepadatan rata-rata 78 jiwa/km² (BPS, 2009). Mereka terdiri dari suku Dayak, Melayu Sambas, Cina dan lainnya.

Struktur perekonomian kabupaten Sambas masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 42,58 persen pada tahun 2008, dan ternyata PDRB per kapita kabupaten Sambas mencapai Rp. 9.555.895,97,-. Tampaknya kontribusi perekonomian kabupaten Sambas cukup besar yaitu berada pada posisi keempat setelah kota Pontianak, kabupaten Pontianak dan kabupaten Ketapang. Dengan terbentuknya kabupaten Kubu Raya maka posisi kabupaten Sambas berada di posisi ketiga. Berdasarkan data statistik tahun 2009 struktur perekonomiannya mulai bergeser dari sektor primer ke sektor tersier, dalam arti sektor jasa mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya.

Permasalahan sosial tertinggi di kabupaten Sambas, adalah masalah kemiskinan dengan jumlah penduduk miskin sekitar 29.012 KK miskin atau sejumlah 74.968 jiwa.

Ada dua kecamatan di kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Malaysia yakni kecamatan Paloh dan kecamatan Sajingan Besar. Jarak kedua kecamatan itu cukup jauh dari ibukota Kabupaten Sambas.

A. KECAMATAN PALOHKecamatan Paloh merupakan kecamatan pantai yang berada

di wilayah Kabupaten Sambas dan terletak di wilayah perbatasan dengan Negara Malaysia Timur (Serawak) dengan luas wilayah ± 1.697,30 ha, sekitar 17,96 % dari seluruh kabupaten Sambas. Kecamatan ini berbatasan dengan: sebelah utara dengan kecamatan Laut Cina Selatan, sebelah selatan dengan kecamatan Galing, sebelah timur dengan kecamatan Sajingan Besar dan Serawak, dan sebelah barat dengan Laut Natuna.

Page 21: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

13

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Kecamatan Paloh sejak terbentuknya, membawahi 7 Desa yang terdiri dari: Desa Sebubus, Desa Nibung, Desa Malek, Desa Tanah Hitam, Desa Matang Danau dan Desa Kalimantan. Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 186 Tahun 2002 tentang Pembentukan Desa Temajuk, Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, maka terbentuklah Desa Temajuk yang merupakan pemekaran dari Desa Sebubus, sehingga jumlah Desa di Kecamatan Paloh bertambah menjadi 7 desa dengan Desa Temajuk. Desa terluas adalah Desa Sebubus dengan luas 326,21 km² atau 28,41 persen sedangkan yang terkecil adalah Desa Matang Danau dengan luas sebesar 44,01 km² atau 3,83 persen dari luas wilayah Kecamatan Paloh.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor: 327.A tahun 2003 tentang Pembentukan Desa Semangau Kecamatan Sambas, Desa Mentibar, Kecamatan Paloh dan Desa Mensade Kecamatan Subah Kabupaten Sambas, maka terbentuklah Desa Mentibar yang merupakan pemekaran Desa Malek, sehingga jumlah Desa di Kecamatan Paloh bertambah satu desa lagi menjadi 8 desa dengan desa Mentibar.

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Paloh

No Desa / Kelurahan Luas (km²) Persentase Terhadap Luas Kecamatan (%)

1 Kalimantan 64,87 5,65

2 Matang Danau 44,01 3,83

3 Tanah Hitam 125,06 10,89

4 Malek 136,7 11,9

5 Nibung 147,85 12,88

6 Sebubus 326,21 28,41

7 Temajuk 231 20,12

8 Mentibar 72,58 6,32

Kecamatan Paloh 1.148,28 100

Sumber : Kecamatan Paloh Dalam Angka 2010

Page 22: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

14

Indah Huruswati dkk.

Temajuk merupakan salah satu desa yang berada tepat di ekor Kalimantan di wilayah paling utara Kabupaten Sambas, yang langsung berbatasan dengan negara Malaysia. Menurut informasi yang diperoleh dari warga, TEMAJUK berasal dari asal kata TEmpat MAsuk jalUr Komunis. Konon menurut cerita warga, dahulunya tempat ini merupakan markas besar atau persembunyian komunis, tepatnya di kawasan sungai Bayuwan, sebaliknya kawasan Tanjung Bendera merupakan markas TNI AD (yang karena berkibarnya bendera merah putih di tanjung ini maka akhirnya disebut Tanjung Bendera).

Temajuk menjadi desa definitif berdasarkan SK Bupati nomor 186 tgl 5 Juni tahun 2002. Nama TEMAJUK sendiri sebenarnya sudah ada sebelumnya. Pada tahun 1980 Pemerintah Kecamatan menunjuk sejumlah 18 orang warga desa yang ada di Kecamatan Paloh dan sekitarnya untuk melakukan survei lokasi lahan pemukiman. Setahun kemudian (tahun 1981) salah seorang dari tim tersebut bernama Safari berinisiatif kembali mengajak teman-temannya untuk membuka lahan baru di Temajuk, namun hanya 10 orang yang memenuhi ajakan tersebut. Dengan niat ingin maju dan berkembang, mereka secara bergotong-royong dengan penuh semangat melakukan penebangan hutan membuka lahan untuk pertanian maupun permukiman. Pada tahun 1983 mereka disusul 12 orang warga lagi bersamaan dengan masuknya program AMD Manunggal 7 ke Temajuk (sumber: Tim Perencana Kelompok Sadar Wisata, 2012).

Data desa (2012) menunjukkan luas desa Temajuk mencapai 233 km²dan secara administratif terdiri dari 3 dusun (16 RT). Jumlah penduduk mencapai 1.776 jiwa (laki-laki: 869 dan perempuan: 907) dengan 490 kepala keluarga

Kondisi infrastruktur untuk desa Temajuk jika ditinjau dari kebutuhan minimal masyarakat dapat dikatakan sudah tersedia meskipun belum memadai. Kondisi sarana jalan dari kota kecamatan menuju desa Temajuk (sepanjang kurang lebih 46 km) sudah tersedia dengan kondisi: 10 km aspal/beton rusak; 25 km jalan tanah urug

Page 23: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

15

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

yang sedang dikerjakan Dinas PU dan 11 km (di penghujung masuk desa) jalan pasir yang sangat membahayakan masyarakat pengendara motor. Jalan antar dusun di desa pada umumnya adalah rabat beton yang dibiayai oleh PNPM dan swadaya warga masyarakat. Kondisi jalan darat sebagaimana tersebut baru dinikmati warga masyarakat Temajuk pada awal tahun 2011 yang lalu. Sebelumnya untuk menuju kota kecamatan masyarakat melalui pinggiran pantai (dengan sepeda motor) saat air laut surut antara jam 07.00 hingga 14.00.

Desa Temajuk berbatasan langsung dengan kampung Melano, Malaysia dengan tanda batas negara berupa bangunan Gapura saja, sehingga warga masyarakat kedua negara sangat bebas keluar masuk tanpa adanya pemeriksaan. Mengingat belum adanya kantor imigrasi di daerah ini, maka jika ada warga negara lain yang masuk desa Temajuk melalui kampung Melano Malaysia cukup melapor kepada Kepala Desa.

1. Sumber Dayaa. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk desa Temajuk yang mencapai 1.776 jiwa (laki-laki: 869 dan perempuan: 907), yang terhimpun dalam 490 kepala keluarga tersebut merupakan SDM desa. Dari jumlah tersebut mayoritas berlatarbelakang pendidikan Sekolah Dasar (54,10%); SLTP (25,30%); SLTA (18,62%); Perguruan Tinggi (1,70%).

Mata pencaharian warga masyarakat 85% bergerak disektor perkebunan/pertanian dan 15% adalah sebagai nelayan dengan perkiraan pendapatan perkapita sebesar Rp. 150.000,- s/d 200.000,- per bulan.

Dengan kondisi latar belakang SDM tersebut, maka untuk mengolah sumber daya alam yang melimpah dan tersedia di wilayah ini, sangat dibutuhkan terobosan untuk meningkatkan kapasitas warga masyarakat. Upaya tersebut tentunya tidak harus melalui pendidikan formal ataupun persamaannya,

Page 24: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

16

Indah Huruswati dkk.

namun akan lebih tepat melalui pemberian latihan-latihan berbagai keterampilan dari institusi pemerintah maupun swasta/LSM bagi warga masyarakat guna meningkatkan kemampuan masyarakat.

Upaya lain yang dapat ditempuh oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan adalah dengan memberikan beasiswa (yang mengikat) kepada siswa berprestasi yang berasal dari Temajuk untuk jalur pendidikan kejuruan dan setelah selesai belajar, yang bersangkutan harus kembali ke desa tersebut untuk bersama-sama membangun desa.

b. Sumber Daya Alam

Merupakan suatu rahmat bagi masyarakat desa Temajuk karena di daerah ini terkandung banyak potensi alam yang dapat diupayakan untuk digali guna kesejahteraan masyarakat. Potensi alam yang melimpah meliputi lahan hutan dan pantai. Lahan hutan yang ada mencapai luas kurang lebih 1.550 ha, saat ini menghasilkan madu lebah cukup mamadai. Lahan kering mencapai luas 1000 ha merupakan potensi yang luar biasa untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk desa. Pada lahan kering tersebut terhampar tanaman karet, kelapa, keladi, kacang, buah-buahan (pisang, semangka, durian dll). Selama ini menurut pengakuan para petani hasilnya cukup memuaskan. Lahan pantai yang masuk wilayah desa Temajuk panjangnya mencapai kurang lebih 26 km yang menghasilkan ikan, udang lobster, ubur-ubur, penyu dan batu-batuan laut. Selain itu juga terkandung terumbu karang yang indah dan sepanjang pantai ini merupakan wilayah potensial sebagai daerah wisata.

Sumber daya alam yang melimpah ini pengelolaannya masih dilakukan secara tradisional dan bersifat mandiri sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Pendayagunaan hasil alam yang bersifat industrial untuk kepentingan jangka panjang hingga saat ini belum dilakukan.

Page 25: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

17

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Untuk mewujudkan hal ini memang membutuhkan modal cukup besar dan belum ada pihak swasta/pemilik modal yang menggarap sumber daya alam ini guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Lahan pantai yang sudah jelas potensial untuk daerah wisata belum digarap secara serius baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Penanganan potensi wisata hingga saat ini baru bersifat seadanya, seiring dengan berjalannya pembangunan infrastruktur pendukung lainnya seperti: sarana transportasi, telekomunikasi, kondisi jalan dan lain-lain.

c. Sumber Daya Sosial

Kehidupan masyarakat desa yang mayoritas etnis melayu masih memegang teguh nilai-nilai luhur adat seperti gotong-royong. Dalam mewujudkan keharmonisan hidup warga masyarakat, saat ini terdapat beberapa organisasi sosial kemasyarakatan antara lain:

1) Karang Taruna (KT) “Temajuk”

Karang taruna di Temajuk, telah dibentuk sejak tahun 2010 dengan SK Kepala Desa. Karang Taruna pada dasarnya merupakan wadah pengembangan generasi muda untuk mengekspresikan diri para anggotanya dalam pembangunan fisik maupun mental. Keberadaannya merupakan potensi yang strategis untuk pembangunan dalam segala bidang, namun hingga saat ini menurut Pengurus KT maupun beberapa tokoh masyarakat, mereka belum mendapatkan pembinaan yang memadai.

Kegiatan yang nampak dilakukan selama ini baru dalam bidang Olah Raga dan belum berlangsung secara rutin (baru dilakukan pada saat momen tertentu seperti peringatan Hari Kemerdekaan RI).

2) PKK, Posyandu, Kelompok Pengajian (Dewasa dan Anak).

PKK Temajuk yang merupakan wadah aktualisasi peran

Page 26: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

18

Indah Huruswati dkk.

kaum ibu dalam pembangunan khususnya kesejahteraan kehidupan keluarga, hingga saat ini telah melakukan berbagai kegiatan adalah: arisan ibu-ibu (bulanan), simpan pinjam, latihan-latihan keterampilan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara bergiliran dirumah-rumah warga (terutama yang berkenan dan tempat/rumahnya memadai). Hal ini dimaksudkan untuk saling mengenal antar warga lebih dekat dan sekaligus saling mengenal lingkungan desa/kampung.

Kegiatan Posyandu yang berorientasi pada upaya mewujudkan kondisi kesehatan Balita dan Ibu Hamil dilakukan setiap bulan baik di Puskesmas Pembantu (Pustu) ataupun di rumah-rumah Kader Posyandu. Jenis program yang dilakukan adalah: pemeriksaan balita; penimbangan berat badan/tinggi badan; pemberian makanan tambahan (bubur kacang hijau, susu). Selama ini kegiatan Posyandu berjalan secara rutin dan tertib.

3) Kelompok Pemuda Perbatasan (KPP), dibentuk oleh Badan Pengelola Perbatasan dengan Dinas Pemuda, Budpar.

KPP dibentuk dengan maksud untuk memberdayakan generasi muda dalam menjaga wilayah perbatasan dari berbagai gangguan dan sekaligus mewujudkan keutuhan NKRI. Namun demikian sejak dibentuk kelompok ini tidak mendapatkan pembinaan yang jelas, sehingga peran mereka dalam pembangunan desa/wilayah juga belum nampak.

4) Kelompok Informasi Perbatasan (Kimtas), yang dibentuk oleh Dinas Kominfo.

Ditunjang kemajuan teknologi informasi dan mulai dibangunnya jaringan telekomunikasi di desa ini, terbentuklah Kimtas dengan maksud agar anggota kelompok ini mampu menginformasikan segala sesuatu

Page 27: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

19

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

yang terjadi di wilayah perbatasan kepada pihak lain.

5) Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)

Pokdawis yang keberadaannya diprakarsai oleh Dinas Pariwisata, dilatarbelakangi oleh potensi wilayah sebagai daerah wisata. Respon masyarakat terhadap kelompok ini sangat besar karena masyarakat juga berharap adanya peningkatan kesejahteraan dan berkembangnya wilayah bila hal ini dikerjakan secara serius.

Kelompok ini telah bergerak aktif dibandingkan dengan kelompok/organisasi lainnya, bahkan telah melakukan upaya menyusun Rencana Kegiatan dan Pembangunan Pariwisata Temajuk, secara rapi dan rasional.

Dari beberapa organisasi sosial kemasyarakatan yang ada, selama ini dapat berjalan sebatas kemampuannya sesuai fungsi masing-masing untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan desa.

2. Perekonomian MasyarakatPenopang ekonomi masyarakat Temajuk, yang utama adalah hasil dari sektor pertanian/perkebunan yang dikelolanya dan hasil nelayan. Mata pencaharian utama masyarakat adalah pertanian/perkebunan yang meliputi: lada, ubi, tanaman karet, kelapa, keladi, kacang, buah-buahan. Dari sektor nelayan dihasilkan tangkapan ikan nelayan tradisional untuk kebutuhan warga masyarakat sendiri dan jika hasilnya melimpah dijual ke kota kabupaten melalui tengkulak. Secara ekonomis, seluruh kelebihan hasil produksi masyarakat Temajuk dijual ke kota Sambas dan negara tetangga.

Penghasilan lain yang cukup menjanjikan adalah pengolahan panen ubur-ubur pantai (setahun sekali), bahkan pada saat musim panen menyedot banyak warga masyarakat yang terlibat untuk mengambil/mengolahnya. Hasil ini dikirim ke negara Malaysia yang konon kabarnya adalah untuk bahan obat-obatan. Sampai

Page 28: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

20

Indah Huruswati dkk.

dengan saat ini belum ada pihak dari Pemerintah Indonesia baik kabupaten, provinsi maupun pusat yang merespon terhadap hasil tangkapan ubur-ubur ini, sementara hasil setiap musimnya sangat melimpah.

Dalam hal proses produksi pengelolaan dan pengolahan lahan, jenis tanaman yang selama ini digarap warga adalah kacang tanah, kacang kedelai, keladi, pala dan buah-buahan. Bibit diupayakan oleh masyarakat sendiri diperoleh dari Dinas Pertanian. Untuk pengolahan dan penanaman bibit awalnya warga mendapat penyuluhan dari PPL Pertanian namun penyuluhan tersebut dirasakan warga hanya sekedar penyuluhan saja. Petugas tidak melakukan pendampingan terhadap aktivitas para petani selama musim tanam. Pengelolaan dan pengolahan lahan tanaman dirasakan oleh masyarakat sangat tidak optimal dan akhirnya mempengaruhi kualitas maupun kuantitas hasil.

Hingga saat ini sistim tanam di Temajuk masih mengandalkan air musim hujan/tadah hujan, karena sistim pengairan irigasi sedang diupayakan membangunan saluran air dari sumber mata air ke ladang/persawahan. Upaya menjaga/merawat tanaman dari hama penyakit, sebagian petani telah menggunakan obat hama/pestisida, namun untuk pupuk masih memanfaatkan pupuk tradisional.

Distribusi dan pemasaran hasil panen menjadi permasalahan tersendiri bagi petani setempat. Hasil panen padi (khususnya yang dihasilkan warga) lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari keluarga sendiri, mengingat satu sisi hasil panen dapat dikatakan tidak melimpah dan kalaupun dijual membutuhkan biaya transportasi yang cukup mahal.

Hasil panen dari pertanian/perkebunan maupun nelayan nampak cukup memadai kebutuhan masyarakat Temajuk, namun pemasaran di lingkungan desa sendiri kurang menguntungkan karena warga lainnya juga sama-sama panen. Penjualan sisa hasil setelah untuk pemenuhan kebutuhan sendiri ke kota

Page 29: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

21

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

kabupaten memerlukan biaya transportasi yang cukup tinggi. Untuk hasil tanaman kacang kedelai telah ada 2 orang warga (pendatang dari Jawa Tengah) yang mengolahnya menjadi tahu, tempe secara tradisional dan dijual dilingkungan sendiri antar warga permukiman sebagai lauk pauk. Cara ini dirasakan oleh keluarga yang memproduksi merupakan penghasilan yang cukup lumayan. Hasil buah-buahan (pisang), beberapa warga mengolahnya menjadi makanan/jajanan pisang goreng dan keripik dijajakan di warung-warung. Pengolahan hasil panen dari bahan makanan menjadi beberapa jenis komoditas makanan, memang belum banyak dilakukan warga masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat maupun alat/teknologi pengolahan.

Untuk melakukan transaksi jual beli hasil panen dan kebutuhan sehari-hari di Temajuk telah tersedia fasilitas pasar tradisional, yang ramai pada hari-hari tertentu dan telah banyak pula kios-kios untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat petani dan nelayan dari hasil pertanian yang ada, pemerintah desa telah merespon himbauan Dinas Koperasi, dengan membentuk koperasi desa. Saat ini koperasi telah terbentuk namun belum dapat berperan optimal karena berbagai keterbatasan. Sementara ini koperasi baru bergerak di bidang simpan pinjam, dan itupan kesadaran masyarakat/anggota untuk menumbuhkembangkan koperasi masih sangat rendah.

Pemenuhan kebutuhan fisik anggota keluarga (dalam hal ini makanan) jenis konsumsi makanan bagi mayoritas masyarakat menurut penuturannya belum dapat memenuhi kebutuhan 4 sehat 5 sempurna atau dengan kata lain makan seadanya. Jenis makanan pokok konsumsi sehari-hari bagi warga masyarakat adalah nasi/beras dan sebagai sampingannya adalah ketela, keladi dari hasil panen sendiri.Untuk lauk pauk seperti ikan segar dapat dibeli dari para nelayan atau hasil pancingan

Page 30: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

22

Indah Huruswati dkk.

sendiri, tahu tempe dapat dibeli dilingkungan permukiman (ada 2 warga memproduksi) dan lainnya seperti telor, ikan asin dapat diperoleh di kios-kios. Untuk dapat menikmati lauk pauk berupa telur ayam harus mengeluarkan uang senilai Rp. 1.500,- per butir. Kondisi demikian yang sangat dirasakan berat oleh sebagian besar warga untuk memenuhi kebutuhan sehat bagi keluarganya. Untuk memasak setiap hari sebagian besar warga menggunakan kayu bakar karena mudah mendapatkannya di hutan, mengingat harga minyak tanah cukup mahal (antara Rp. 10.000,- s/d Rp. 12.000,- per liter. Bagi keluarga mampu mereka menggunakan minyak tanah atau gas elpiji.

Dalam hal penerangan, umumnya warga menggunakan pelita minyak tanah dan sebagian kecil menggunakan listrik/jenset. Pernah ada program bantuan penerangan tenaga surya kepada beberapa rumah tangga, namun saat ini telah banyak yang tidak berfungsi.

Dari berbagai kondisi alam yang ada nampaknya kehidupan penduduk sangat diuntungkan oleh kesuburan tanah yang seharusnya dapat diolah menjadi lahan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan, namun masyarakat terkendala dengan kondisi infrastruktur jalan yang sulit dijangkau oleh masyarakat dan pangsa pasar lainnya. Kondisi jalan yang sulit menyebabkan biaya transportasi menjadi mahal, hampir tidak terjangkau oleh masyarakat apalagi untuk memperhitungkan hasil produksi lahan pertanian mengejar harga pasar. Secara operasional dalam perhitungan untung dan ruginya perolehan hasil dengan biaya pengerjaan dan tenaga kerja yang dikeluarkan tidak diperhitungkan.

3. KesehatanDalam rangka mewujudkan kondisi kesehatan baik fisik maupun batin sebagian besar masyarakat mengikuti pola hidup sehat ala leluhurnya. Jenis penyakit yang banyak dan sering diderita warga adalah sakit pusing, panas dingin. Bagi warga

Page 31: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

23

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

yang sakit umumnya berobat ke Pustu, namun sebagian warga masih meyakini ke orang pintar/dukun. Fasilitas kesehatan yang tersedia di Temajuk adalah Puskesmas Pembantu/Pustu (1 unit) dan Polindes (1 unit) dengan tenaga medis 1 orang Bidan Desa dan 1 orang Mantri. Dari fasilitas yang ada menurut masyarakat, Pustu yang tersedia belum mampu menangani persalinan yang bermasalah (seperti: bayi lahir namun plasenta/ari-ari masih tertinggal), sebagaimana yang dialami beberapa ibu. Kondisi demikian mengharuskan pasien dirujuk ke Rumah Sakit kabupaten dengan transportasi yang sulit. Untuk kelahiran biasa, pada umumnya masyarakat memanfaatkan jasa “paraji/dukun beranak”.

Terkait dengan kondisi kesehatan lingkungan, pada umumnya rumah-rumah penduduk telah memenuhi syarat minimal seperti: tersedia jendela yang cukup, penataan ruang (tersedia kamar tidur, ruang keluarga dan dapur). Namun untuk tempat buang hajat besar (WC) masih banyak warga yang belum memiliki WC sehingga mereka lakukan di kebun/hutan.

Dalam hal mewujudkan kesehatan terdapat momen-momen unik yang terjadi di Desa Temajuk yang berbatasan langsung dengan Malaysia (Kampung Teluk Melano dan Kampung Teluk Serabang). Di dua kampung Malaysia ini tidak terdapat fasilitas kesehatan, namun secara rutin setiap bulan warga kampung tersebut didatangi Tim Kesehatan Terbang, selama 1 s/d 2 hari. Pada momen tersebut warga masyarakat Desa Temajuk yang sedang sakit diundang untuk periksa bersama (gratis). Sebaliknya pada saat warga masyarakat kedua kampung di Malaysia tersebut mengalami sakit, mereka melakukan periksa kesehatan ke Pustu di Desa Temajuk (tentunya dengan membayar biaya sesuai ketentuan Pustu). Hal inilah yang merupakan salah satu wujud kerukunan hidup bagi warga masyarakat kedua negara.

4. Sosial BudayaWarga masyarakat Temajuk hampir seluruhnya adalah etnis

Page 32: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

24

Indah Huruswati dkk.

melayu dan hanya beberapa warga pendatang dari daerah lain. Budaya kehidupan sehari-hari masyarakat tentunya sangat dipengaruhi Adat Melayu yang terus berupaya dilestarikan sampai dengan saat ini. Namun demikian menurut beberapa tokoh masyarakat, pola kehidupan yang ada lebih nampak pola kehidupan nasional modern. Dikatakan demikian mengingat pengurus lembaga adat melayu juga tidak terlalu nampak. Pengurus adat di tingkat desa cukup dipercayakan kepada para tokoh masyarakat yang berusia lebih tua/sepuh yang dipandang memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang adat melayu. Peran tokoh adat lebih diutamakan dalam mengatur kehidupan dan penyelesaian permasalahan yang muncul dikalangan masyarakat adat. Peran pengurus adat antara lain lebih ditekankan pada penyelenggaraan upacara adat, menyelesaikan perselisihan antar warga, memberikan nasehat, melestarikan nilai-nilai adat dan menjadi penasehat pernikahan. Setiap permasalahan yang terjadi terlebih dahulu diselesaikan secara adat oleh pengurus adat dan jika tidak terselesaikan ditingkat desa akan dilanjutkan ketingkat pemerintah desa.

Dalam kehidupan beragama 99% warga masyarakat beragama Islam dan dalam menjalankan ibadahnya di desa ini tersedia fasilitas sarana ibadah 3 Masjid dan 6 Surau/Mushola. Kegiatan yang rutin dilakukan masyarakat selain ibadah wajib berjama’ah adalah pengajian rutin mingguan dan bulanan bagi bapak-bapak; ibu-ibu dan remaja/anak-anak.

Kehidupan sosial sehari-hari warga masyarakat nampak harmonis dengan mengutamakan kebersamaan dalam menjalani kehidupan. Budaya kegotong-royongan saling membantu masih sangat kental terutama pada saat acara hajatan/pesta; musibah/kematian dan pembangunan rumah warga (terutama pada keluarga kurang mampu). Kondisi demikian terus dilestarikan oleh warga masyarakat.

Page 33: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

25

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Dalam hal perkawinan maupun pembagian harta waris masyarakat nampaknya sudah cenderung menganut kebiasaan yang berlaku secara umum. Untuk acara perkawinan diawali dengan acara pinangan yang dilakukan keluarga pihak laki-laki terlebih dahulu, setelah itu dilakukan kunjungan balasan dari keluarga pihak perempuan ke keluarga laki-laki. Mahar dalam perkawinan tidak ditentukan sesuai keinginan pihak perempuan, namun disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan pihak laki-laki. Setelah anak menikah dan kemudian belum mampu hidup mandiri (berumah tangga sendiri), maka anak masih tetap menumpang orang tuanya. Dalam hal ini tidak ada kelaziman anak harus menumpang dirumah orang tua istri/suami, namun umumnya menumpang dirumah orang tuanya yang kondisinya memungkinkan.

Untuk pembagian hak waris, masyarakat lebih menekankan/menganut pada aturan atau syariat agama yang dianutnya (Islam). Dengan demikian dalam hal pembagian waris keterlibatan unsur adat dapat dikatakan sangat kecil bahkan tidak ada.

Wawasan kebangsaan/rasa nasionalisme bagi warga masyarakat di perbatasan yang frekuensi hubungannya dengan warga negara tetangga sangat tinggi (berbatasan langsung dengan negara tetangga), banyak pihak yang mengkhawatirkan bahwa rasa nasionalisme masyarakat tersebut terhadap NKRI rendah. Kekhawatiran demikian tidak terjadi pada masyarakat Desa Temajuk meskipun setiap hari hidup berdampingan secara langsung dengan masyarakat tetangga (Malaysia). Salah satu wujud nyata tingginya nasionalisme masyarakat Temajuk adalah pada peringatan “Hari Kemerdekaan RI”. Setiap tahun masyarakat Desa Temajuk melakukan Upacara Bendera (pengibaran maupun penurunan). Upacara Bendera dilakukan ala nasional yang didalamnya terdiri komponen: Paskibra (berseragam putih lengkap), Korp Musik, dan lain sebagainya. Peserta upacara adalah warga masyarakat yang terdiri dari unsur: Siswa SD, SLP, SLA; Komponen pemuda/Karang Taruna dan organisasi sosial

Page 34: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

26

Indah Huruswati dkk.

lainnya; Tokoh Masyarakat/Perintis Desa; Masyarakat dari setiap RT; TNI-Polri yang bertugas di perbatasan dengan Inspektur Upacara adalah Kepala Desa.

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan upacara yang khidmat, maka untuk konfigurasi dan tata upacara bagi semua petugas dilatih oleh TNI-Pamtas dan Polri perbatasan. Pelaksanaan upacara yang dilakukan secara meriah, khidmat setiap tahun ini adalah semata-mata swadaya masyarakat tanpa dukungan anggaran dari pihak lain termasuk pemerintah daerah. Kondisi demikian menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi dan tekad untuk tetap mempertahankan Kesatuan NKRI bagi warga masyarakat Temajuk (kegiatan upacara terlampir).

5. PendidikanUntuk menunjang keberlangsungan proses pendidikan bagi warga masyarakat khususnya warga Desa Temajuk, sangat tergantung oleh tersedianya sarana, dan prasarana serta tenaga pengajar yang memadai. Sampai dengan saat ini (2012), jumlah prasarana SD, SLTP dan SLTA di Desa Temajuk terdapat: 1 TK; 2 SD; 1 SLTP; 1 SLTA dan 1 PAUD yang baru akan beroperasi dengan menggunakan bangunan Lumbung Desa.

Pada tingkat PAUD, jumlah calon murid cukup banyak (mencapai sekitar 40 an anak) dan respon masyarakat terhadap pendidikan dini untuk anak-anak sangat positif. Hal itu nampak pada antusiasme masyarakat dalam mempersiapkan penyelenggaraan PAUD tersebut melalui pertemuan-pertemuan orang tua dengan perangkat desa dan bergotong-royong mempercantik tempat belajar.

Tingkat SLTP, jumlah murid tiap kelas berkisar antara 25 – 30 orang dengan sarana, prasarana yang cukup memadai.

Untuk jenjang pendidikan menengah atas, jumlah murid SLTA di setiap kelas berkisar antara 15 - 20 orang dengan sarana, prasarana pendidikan yang masih memprihatinkan. Sekolah

Page 35: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

27

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

tersebut belum memiliki ruang praktikum yang memadai. Selain itu tenaga pengajar masih sangat kurang, dalam arti belum tersedia guru untuk setiap bidang mata pelajaran, sehingga banyak guru yang merangkap. Beberapa guru yang ada juga jarang masuk kelas/mengajar dengan dalih masih mengikuti kuliah di kota kabupaten/provinsi maupun bertempat tinggal yang jauh diluar daerah. Kondisi demikian menjadikan proses belajar siswa sering kosong pelajaran bahkan diliburkan. Laporan pihak sekolah dan pengurus komite sekolah kepada Dinas Pendidikan beberapa bulan yang lalu kurang mendapat perhatian serius sehingga kondisi sekolah belum ada perubahan.

6. Potensi WisataTemajuk yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut memiliki pantai yang sangat indah, sehingga sangat potensial sebagai daerah wisata dengan panjang pantai 26 KM. Dengan kondisi tersebut kini Temajuk dicanangkan menjadi obyek Wisata Bahari. Di beberapa titik sepanjang pantai, saat ini telah banyak masyarakat desa maupun warga Malaysia yang berekreasi terutama pada sore hari untuk menikmati indahnya pemandangan detik-detik terbenamnya matahari (sunset).

Untuk mengembangkan daerah pantai menjadi daerah wisata (yang saat ini di beberapa titik telah terbangun embrio-embrio tujuan wisata), Pemda Kabupaten Sambas telah berupaya mewujudkan program ini melalui pembentukan Kelompok Sadar Wisata di beberapa daerah. Merespon program ini masyarakat Temajuk melalui kebijakan Kepala Desa telah berupaya membentuk Kelompok Sadar Wisata “Pesona Bahari” Desa Temajuk. Pada awal tahun 2012 Kelompok Sadar Wisata “Pesona Bahari” ini telah tersusun Rencana Kegiatan dan Pembangunan Pariwisata Temajuk yang merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (2012- 2016). Hasil penyusunan Rencana Kegiatan dan Pembangunan Pariwisata Temajuk telah dituangkan dalam bentuk buku yang rapih dan

Page 36: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

28

Indah Huruswati dkk.

disebarluaskan ke beberapa pihak (terutama Dinas Pariwisata) untuk mendapatkan dukungan.

7. Masalah SosialBerdasarkan hasil pemetaan singkat yang dilakukan oleh pengurus masing-masing RT/dusun; wawancara dengan beberapa tokoh setempat dan observasi selama di lapangan, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yakni:

a. Banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tampaknya warga menganggap rumah merupakan ukuran ketidakmampuan seseorang dalam kehidupannya. Masih banyak ditemui rumah warga dalam kondisi kayu yang sudah lapuk, tiang penyangga yang rawan patah karena lapuk, atap bocor, dinding rumah dan lantai rumah sudah mulai basah. Kondisi rumah seperti ini banyak ditemui di desa Temajuk. Terdapat beberapa rumah warga yang dihuni oleh lebih dari 2 Kepala Keluarga.

b. Keluarga fakir miskin.

Dari hasil identifikasi yang dilakukan beberapa tokoh masyarakat DesaTemajuk (3 dusun dengan 16 RT yang ada) terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), diperoleh informasi beberapa jenis PMKS yakni:

Tabel 2. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Di Desa Temajuk

No JENIS PMKS JUMLAH

1 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 23

2 Lanjut usia (tidak produktif) 25

3 Keluarga Fakir miskin 192

4 Rumah Tidak Layak Huni 118

5 Cacat Netra 1

6 Cacat Rungu 3

Sumber: Data Hasil Pemetaan 2012

Page 37: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

29

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

8. Program Pembangunan di Desa TemajukBeberapa program yang telah masuk dan dilaksanakan di Desa Temajuk antara lain adalah:

a. Pembangunan jalan antar RT/Dusun (program PNPM)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) masuk Desa Temajuk pada tahun 2010, dengan kegiatan prioritas yang disepakati masyarakat adalah pembangunan/ pengerasan rabat beton jalan penghubung antar RT/Dusun. Hal ini diprioritaskan mengingat kondisi jalan didaerah ini adalah pasir berdebu yang sulit untuk dilewati orang maupun kendaraan. Untuk dapat mencapai volume/panjang jalan yang terbangun, maka lebar jalan yang dibeton rata-rata selebar 1,5 M untuk gang dan 2 M untuk jalan utama. Hingga saat ini pembangunan jalan antar RT/Dusun telah mencapai sekitar 85%.

Dengan terbangunnya sarana jalan antar RT/Dusun, dirasakan masyarakat sangat bermanfaat untuk melakukan komunikasi antar warga, distribusi hasil perekonomian dan mendorong penyebaran pembangunan/penataan wilayah (seperti: rumah-rumah penduduk, kios-kios) sehingga nampak kerapihan tata ruang desa.

b. Pembangunan Penampungan/Bak Air Bersih (Dinas PU)

Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga Temajuk, utamanya adalah berasal dari sumber air pegunungan yang cukup jauh dari permukiman warga. Untuk mengalirkan air ke lingkungan warga masyarakat, Dinas PU antara tahun 2008 mulai membangun jaringan air bersih dan menempatkan beberapa bak penampungan air. Saat ini kondisi jaringan tersebut sudah kurang berfungsi karena banyak bocor/korosi.

Disisi lain saat ini kondisi sumber mata air sudah mulai kecil (terutama saat musim kemarau). Oleh karena itu untuk

Page 38: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

30

Indah Huruswati dkk.

memenuhi kebutuhan, kini masyarakat sangat mengharap adanya program pemerintah untuk Pompa Bor. Dengan adanya pembangunan Pompa Bor diharapkan kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau akan tetap terpenuhi.

c. Pemberdayaan Masyarakat Miskin (Dinas Sosial)

Untuk penanganan kemiskinan, Dinas Sosial pada tahun 2011 telah melakukan sosialisasi pola penanganan melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Kegiatan setiap KUBE ditekankan untuk memberdayakan potensi lokal yang ada dan diperkirakan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

Pada tahun 2012 di Desa Temajuk teralokasi anggaran untuk 6 KUBE, antara lain adalah KUBE ternak. Saat ini anggota kelompok telah terpilih dengan kesiapan kebutuhan administrasi dan sedang menunggu realisasi program.

d. Pembangunan Jaringan Telekomunikasi Seluler (Dinas Kominfo)

Dalam rangka penyebarluasan sarana telekomunikasi, saat ini telah terbangun satu pemancar Telkom Seluler, meskipun belum mampu beroperasi secara optimal. Sinyal belum tertangkap disetiap wilayah desa (dalam arti baru bisa tertangkap di tempat-tempat tertentu).

Selain itu menurut anggota Kelompok Informasi Perbatasan (Kimtas), kuota saluran masih sangat terbatas yaitu baru sampai dengan 50 saluran pengguna pada saat bersamaan (yang artinya jika pada saat tertentu telah ada 50 saluran HP yang aktif/melakukan komunikasi, maka pengguna berikutnya harus mengantri).Dengan kondisi demikianpun, masyarakat mengatakan bahwa hal tersebut sudah sangat membantu kebutuhan masyarakat untuk komunikasi dengan daerah lain.

Page 39: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

31

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Hingga saat ini Pemerintah Desa Temajuk bersama Kimtas terus berupaya kepada PT. Telkom untuk dapat memperkuat sinyal dan menambah kuota saluran/sambungan, mengingat kebutuhan komunikasi yang sangat penting, selain semakin banyaknya warga masyarakat yang telah memiliki Handphone/HP.

e. Pembangunan Taman Rekreasi (Dinas Pariwisata)

Memanfaatkan potensi alam/pantai sepanjang sekitar 26 KM di desa Temajuk sebagai daerah wisata, saat ini tepatnya di bibir pantai (di Dusun Camarbulan) telah terbangun Taman Rekreasi dengan berdirinya 1 unit bangunan Cotage (3 Kamar). Di lokasi inilah banyak warga masyarakat lokal maupun wisatawan asing yang datang melalui Malaysia menikmati pemandangan tenggelamnya matahari (sunset).

Pembangunan sarana Taman Rekreasi Temajuk ini diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan kemudian Bupati Kabupaten Sambas mengeluarkan instruksi agar semua SKPD/Dinas dilingkungan Pemkab Sambas untuk berkontribusi melengkapi sarana/prasarana Taman Rekreasi tersebut. Untuk sementara bagi pengunjung yang memasuki area wisata ini belum dikenakan biaya apapun.

Dengan rintisan terbangunnya beberapa sarana maupun mulai berkembangnya pengunjung di Taman Rekreasi ini, Kepala Desa dan perangkatnya serta pengurus Pokdarwis sangat mengharapkan agar pemerintah segera memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada para anggota Pokdarwis seperti: pengelolaan cottage, pembuatan souvenir dll). Hal ini dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat khususnya anggota Pokdarwis yang sekaligus diharapkan bisa mendapatkan manfaat ekonomis dari potensi yang ada.

f. Koperasi Nelayan (Dinas Koperasi dan Dinas Perikanan)

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat khususnya bagi

Page 40: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

32

Indah Huruswati dkk.

warga nelayan, Dinas Koperasi bekerjasama dengan Dinas Perikanan telah berupaya memotivasi masyarakat melalui pembentukan koperasi dengan pemberian bantuan modal dan sarana pengawetan ikan.

Hasil tangkapan ikan dari masyarakat dihimpun di koperasi dan selanjutnya dijual ke agen/pedagang di kota kabupaten.

g. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni/RTLH (Pemkab Sambas)

Untuk membantu perbaikan rumah bagi warga tidak mampu, Pemkab Sambas melalui Seksi Kesra memberikan stimulan Bahan Bangunan Rumah. Pemberian stimulan ini ditujukan kepada masyarakat yang benar-benar mengalami kesulitan untuk memperbaiki rumahnya yang telah rusak (berdasarkan prioritas hasil musyawarah desa).

Jumlah stimulan yang diberikan untuk perbaikan 1 rumah warga sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Secara teknis uang tersebut hanya untuk pembelian bahan (kayu, seng, paku) dan untuk pelaksanaan renovasinya dilakukan secara gotong-royong dengan warga masyarakat sekitarnya.

9. Kebutuhan MasyarakatSebagaimana kondisi masyarakat dan wilayah Temajuk pada umumnya, maka kebutuhan yang dirasakan masyarakat antara lain:

a. Penerangan; dengan mewujudkan pembangunan penerangan karena hingga saat ini belum ada aliran listrik. Dengan adanya listrik pengembangan industri akan lebih mudah.

b. Ketersediaan Sarana Air Bersih, dengan pembangunan sumur bor

c. Perbaikan infrastruktur jalan menuju kota kecamatan untuk peningkatan ekonomi masyarakat,

d. Pelayanan Kesehatan; Adanya dokter di Pustu, Bantuan

Page 41: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

33

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Pengobatan bagi RTM (Rumah Tangga Miskin) dengan penerbitan kembali SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) bagi keluarga miskin dan kelengkapan fasilitas kesehatan.

e. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan guna menunjang program pengembangan daerah wisata.

f. Pendidikan; Peningkatan sarana prasarana penunjang pendidikan (laboratorium, komputer dll) dan terpenuhinya kebutuhan tenaga guru bidang studi.

g. Optimalisasi Pembinaan Generasi Muda melalui wadah-wadah yang telah dibentuk di desa (seperti Karang Taruna). Saat ini Karang Taruna Temajuk telah terbentuk, namun aktivitasnya masih sangat minim karena tidak adanya upaya pembinaan yang jelas dan terarah.

10. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Dalam Pelaksanaan Programa. Faktor Penghambat

1) Sarana transportasi yang masih sulit dari desa menuju kota kecamatan, menjadikan keengganan berbagai pihak dalam melaksanakan program pembangunan.

2) Sangat kurangnya pendampingan dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat, dalam arti pada saat program pemberdayaan telah berjalan kemudian langsung ditinggalkan oleh institusi pelaksana program tanpa adanya monitoring kegiatan. Kondisi demikian berdampak pada persepsi masyarakat bahwa program hanya berlangsung saat itu saja, tidak berkelanjutan dan tidak beresiko apapun jika tidak dilakukan secara baik dan benar.

3) Kurangnya sinkronisasi dan kejelasan kewenangan Badan Pengelola Wilayah Perbatasan di tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat terhadap mekanisme pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan antar negara.

Page 42: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

34

Indah Huruswati dkk.

4) Kurang diperhatikannya peran masyarakat lokal didalam menjaga, membangun dan memanfaatkan potensi di wilayah perbatasan. Contoh kasus: dalam hal penetapan batas negara, pemanfaatan lahan disekitar patok batas negara, semua ini menjadi kewenangan negara (dalam hal ini TNI). Sementara masyarakat meyakini bahwa yang mengetahui secara persis batas negara adalah para leluhur yang kemudian pengetahuan itu diwariskan ke generasi selanjutnya (masyarakat lokal). Ironisnya di wilayah Malaysia, disamping persis batas negara lahan-lahan dan potensi yang ada tersebut dikelola oleh masyarakat dengan ditanami karet, buah-buahan dll.

5) Ego sektor dari institusi penyelenggara pembangunan (baik pemerintah daerah maupun pusat) ditengarai masih sangat nampak, sehingga koordinasi maupun keterpaduan pelaksanaan program sulit dilakukan. Selama ini pelaksanaan program pembangunan dari berbagai institusi masih bersifat parsial.

6) Rendahnya peranserta pihak swasta/investor untuk melakukan pengembangan wilayah perbatasan.

b. Faktor Pendukung

1) Motivasi warga masyarakat untuk maju dan berkembang nampak sangat besar, yang diwujudkan dengan upaya dari berbagai elemen masyarakat dalam merespon isue pembangunan wilayah.

2) Tingginya wawasan kebangsaan warga masyarakat terhadap keutuhan NKRI, meskipun mereka merasa tidak mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya sebagai masyarakat di wilayah perbatasan.

3) Kegigihan perangkat desa dan para tokoh masyarakat dalam upayanya mengembangkan masyarakat.

4) Kekompakan elemen masyarakat maupun instansi yang ada di desa (Pamtas-TNI, Polri), dalam pelaksanaan

Page 43: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

35

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

program pembangunan terutama dalam perubahan sikap mental masyarakat.

B. KECAMATAN SAJINGAN BESARKondisi umum Kecamatan Sajingan Besar yang terletak di

bagian utara kabupaten Sambas, secara geografis berbatasan sebelah utara dengan Serawak (Malaysia Timur), sebelah selatan dengan kecamatan Galing, sebelah timur dengan Serawak (Malaysia Timur) dan sebelah barat dengan kecamatan Paloh. Luas Kecamatan Sajingan Besar adalah 1.404,94 km² atau sekitar 21,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Sambas, merupakan yang terluas di Kabupaten Sambas (Sumber: BPN Kabupaten Sambas).

Kecamatan Sajingan Besar terbagi menjadi 5 desa, yaitu desa Kaliau, Sebunga, Sanatab, Santaban dan Sei Bening, membawahi beberapa dusun. RW dan RT; berikut pembagian wilayah setiap desa:

Tabel 3. Pembagian wilayah berdasarkan Dusun, RW, RT

No Nama Desa Dusun RW RT

1. Sebunga 4 4 7

2. Kaliau 3 3 6

3. Sanatab 3 3 6

4. Santaban 3 3 8

5. Sei Bening 2 3 7

Jumlah 15 16 34

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011

Berdasarkan luas wilayah, maka desa yang paling kecil adalah desa Sanatab 8.391 km2 atau seluas 8,1 persen dan desa terluas adalah Desa Santaban seluas 28.887 km2 atau seluas 28,2 persen darinluas kecamatan Sajingan besar. dan desa Sei Bening seluas 18987 km² atau 18,54 persen.

Page 44: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

36

Indah Huruswati dkk.

Tabel 4. Luas wilayah Kecamatan Sajingan

No Nama Desa Luas (km²) % thd kecamatan

1 Sebunga 28.531 27.8 %

2 Kaliau 17.577 17,16 %

3 Sanatab 8.391 8,1 %

4 Santaban 28.887 28,2 %

5 Sei Bening 18.987 18,54 %

Sumber data: monografi Kecamatan Sajingan tahun 2011

Kecamatan Sajingan Besar sebagai pintu gerbang batas internasional, Pusat Pengembangan Perbatasan, atau Border Development Center, (BDC) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. BDC dibangun di Kecamatan Sajingan Besar, Sebagai kebijakan nasional yang hampir sama dengan pintu gerbang internasional di Entikong, dengan maksud dapat mengubah citra masyarakat terbelakang (Marginalized Society) menjadi halaman terdepan masyarakat internasional lebih terbuka.

Letak BDC sekitar 7 Km dari kantor Kecamatan Sajingan Besar dan sekitar 87 km dari Ibukota Kabupaten Sambas, dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Kondisi jalan yang bergelombang naik turun, berbatuan bercampur pasir dan tanah merah, hanya beberapa km saja yang beraspal, bahkan pada beberapa bagian jalan terdapat tanah yang rawan longsor, karena aliran air dari bukit sekitarnya melewati jalan. BDC, secara resmi dioperasikan pada tanggal 1 januari 2011, dilengkapi dengan kantor Imigrasi, Bea Cukai, Karantina. Dengan diresmikannya BDC tersebut, mempunyai arti bahwa arus transportasi dan komunikasi secara internasional dari kota Kecamatan Lundu, Malaysia, ke Sambas Kalimantan Barat dapat ditempuh secara langsung. Sarana-prasarana jalan-jalan besar, telekomunikasi, kendaraan roda empat, dan berbagai fasilitas modern telah mulai menyambungkan batas wilayah kedua Negara dalam suatu gentlemen agreement antara kedua Negara.

Page 45: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

37

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Selain itu mulai diberlakukannya paspor bagi penduduk yang akan ke dan dari negara masing-masing, tidak lagi menggunakan Surat Lintas Batas.

1. Sumber Dayaa. Sumber Daya Manusia

Jumlah Penduduk di kecamatan Sajingan sebanyak 8.605 jiwa, dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan hampir berimbang. Desa yang memiliki penduduk terbanyak adalah di desa Sanatab dan yang paling sedikit jumlah penduduknya di desa Sei Bening. Jika dibandingkan dengan luas wilayah dari jumlah penduduk maka desa Sanatab dengan jumlah penduduk 2394 jiwa dan luas wilayah 8,1% menggambarkan kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan desa Sei Bening dengan jumlah penduduk 916 jiwa tetapi luas wilayahnya 18,54%, dari luas seluruh kecamatan.

Tabel 5. Penduduk Kecamatan Sajingan berdasarkan Jenis Kelamin

No Desa KK L P Jumlah

1 Sebunga 904 904 763 1667

2 Kaliau 995 995 881 1876

3 Sanatab 1206 1206 1188 2394

4 Santaban 933 933 829 1762

5 Sei Bening 443 443 473 916

Jumlah 4.481 4.471 4.134 8.605

Sumber data: monografi kecamatan Sajingan tahun 2011

Tingkat pendidikan penduduk di kecamatan Sajingan Besar, paling banyak adalah tamat SD, sementara jumlah penduduk tamat sekolah lanjutan pertama maupun atas, hampir sama jumlahnya yaitu antara 980-990 orang. Kondisi ini menggambarkan bahwa lebih dari setengah jumlah murid yang bersekolah di tingkat SD, tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP maupun SLTA.

Page 46: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

38

Indah Huruswati dkk.

Tabel 6. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Desa BS TTSD SD SLTP SLTA AK PT BH

1 Kaliau 127 31 243 199 395 16 3 41

2 Sebunga 148 319 612 336 210 3 3 10

3 Sanatab 1271 - - - 91 17 5 300

4 Santaban 358 178 738 338 213 47 15 105

5 Sei Bening 34 85 700 105 85 8 1 33

Jumlah 1938 613 2293 978 994 91 27 489

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011

Jika disandingkan antara jumlah penduduk lulusan SD dengan kelompok umur, yang menunjukan jumlah paling banyak yaitu pada kelompok unmur antara 25-55 tahun, yaitu 2025 jiwa atau hampir 40%. Hal tersebut memberi gambaran bahwa mayoritas penduduk usia produktif hanya mencapai lulusan SD, maka tidak heran jika jenis mata pencaharian penduduk hanya pada pekerjaan informal.

Tabel 7. Penduduk berdasarkan kelompok umur

No DesaPenduduk Menurut Kelompok Umur

JumlahUsia 0-6

Usia 7-12

Usia 13-18

Usia 19-24

Usia 25-55

Usia 56-79

Usia 80 >

1 Kaliau' 571 392 286 276 240 239 42 2046

2 Sebunga 144 249 243 240 656 112 5 1649

3 Sanatab 860 466 243 367 311 289 69 2605

4 Santaban 664 314 260 278 220 234 21 1992

5 Sungai Bening

95 175 140 140 598 115 27 1290

Jumlah 2334 1596 1172 1301 2025 989 164 9582

Sumber data: monografi Kecamatan Sajingan tahun 2011

Kondisi tersebut menggambarkan minimnya kapasitas SDM masyarakat, dalam meningkatkan kehidupannya, terutama semakin terbatasnya kesempatan penduduk untuk memperoleh jenis pekerjaan formal, termasuk memasuki pasaran kerja yang menuntut l;atar belakang pendidikan memadai. Wajar saja jenis pekerjaan penduduk, didominasi dengan pekerjaan informal, seperti sebagai buruh tani, buruh sadap karet atau buruh di

Page 47: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

39

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

perkebunan sawit. Meski ada diantaranya yang menjadi TKI ke negara jiran, namun jika dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga, maka jumlah penduduk yang menjadi TKI, cukup rendah dibandingkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani.

Tabel 8. Mata pencaharian penduduk Sajingan

No Desa Jumlah KK Pertanian (%) TKI (jiwa)

1 Sebunga 94 94 32

2 Kaliau 95 98 25

3 Sanatab 96 96 20

4 Santaban 349 95 17

5 Sei Bening 206 97 15

Sumber data: monografi kecamatan Sajingan, tahun 2011

b. Sumber Daya Sosial

Beberapa potensi sosial lainnya yang terdapat di kecamatan Sajingan meliputi 13 Orsos, 5 Karang Taruna yang terdapat pada masing-masing desa, 11 Wahana Kesejahteraan Sosial, yang menyebar di 5 desa. Sementara tenaga kesejahteraan sosial yang membantu pembangunan di Kecamatan sajingan sebanyak 15 orang PSM dan 5 TKSK dimana masing-masing kecamatan memiliki 1 orang TKSK.

1) Kelompok Simpan Pinjam (Perempuan); kelompok ini bergerak dalam bidang ekonomi, berupa koperasi simpan pinjam yang dikelola oleh perempuan atau ibu-ibu rumah tangga. Misalnya Kelompok simpan pinjam di desa Sabunga, yang berdiri sejak tahun 2009 cukup membantu ibu-ibu rumah tangga (anggota) dalam menopang ekonomi rumah tangganya. Kelompok ini pula yang cukup aktif dalam kegiatan kemasyarkatan maupun program-program yang digulirkan di masyarakat. Keikutsertaan anggotanya terhadap program Stop BAB Sembarangan (SBABS) nyatanya cukup efektif menjadi pelopor dalam pemilikan KM/WC di rumah masing-masing.

Page 48: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

40

Indah Huruswati dkk.

2) Kelompok Tani Wanita (KTW) beranggotakan ibu-ibu rumah tangga, yang dibentuk pada tahun 2011, beranggotakan 10 orang. Pada awalnya kelompok ini dikoordinir oleh salah satu ibu kepala Desa Kaliau, untuk mengelola bantuan stimulan sebesar 2 juta rupiah, namun berjalannya waktu, kelompok tani tersebut tidak dapat berkembang, bahkan bantuan stimulan yang seharusnya dimanfaatkan secara bergulir diantar anggota, nyatanya mengalami hambatan sampai akhirnya kelompok tani membubarkan diri.

3) Infrasruktur yang ada di kecamatan Sajingan, yang berlokasi dekat dengan PLB, meliputi puskesmas, guesthouse, balai Penyuluh Pertanian, Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan.

c. Sumber Daya Alam

Jenis lahan yang ada di kecamatan Sajingan cukup bervariasi, mulai dari tanah sawah terdiri tadah hujan atau rendengan, tanah kering berupa kebun dan tegalan serta huma, sampai hutan lindung, produksi, suaka alam, dan wisata. Dengan curah hujan di kecamatan sajingan Besar sebesar 24.000-35.000 mm/tahun, dengan katagori lahan cukup subur.

Wilayah yang memiliki sumber daya alam terdiri dari tanah sawah yaitu di desa Kaliau, seluas 262 ha, desa Sebunga seluas 160 ha dan desa Santaban seluas 155 ha. Sedangkan wilayah yang memiliki lahan kering berupa kebun atau tegalan di desa Kaliau seluas 425 ha, desa Sebunga 462 ha, desa Santaban seluas 33,768 ha dan desa sei Bening seluas 180 ha. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di wilayah tersbut, karena lahannya yang subur, banyak ditanam dengan jenis rempah-rempah seperti lada (sahang), buah-buahan seperti durian, selain itu karet, kayu jati banyak dimiliki penduduk setempat. Bahkan pohon tengkawang yang menurut penduduk setempat dapat menghasilkan minyak, cukup banyak tumbuh di tanah Sajingan.

Page 49: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

41

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Jika melihat luasnya lahan baik untuk persawahan maupun perkebunan di desa-desa seperti dimaksud, dapat dikelola dengan optimal, melalui pendampingan intensif maka wilayah dimaksud berpotensi menjadi wilayah penghasil tanaman produksi maupun konsumsi, yang akan berdampak bagi peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sementara untuk wilayah Sei Bening, banyak didominasi oleh lahan dalam katagori hutan lindung yaitu 2900 ha, hutan produksi seluas 17.000 ha, hutan suaka alam seluas 31.608 ha dan hutan wisata seluas 3.825 ha.

Potensi alam wilayah Sajingan Besar kenyataannya telah menjadi area perkebunan sawit, dan desa yang paling besar menjadi area perkebunan sawit yaitu desa Sabunga seluas 28.531 ha atau 85% dan desa Kaliau seluas 13.118 atau 75% dari luas wilayah seluruhnya , sementara desa Santaban hanya 5% saja yang menjadi perkebunan sawit.

Luasnya wilayah di kedua desa yang menjadi perkebunan sawit, nyatanya telah menimbulkan berbagai persoalan, misalnya masyarakat di desa Sabunga yang dari awalnya bermata pencaharian lahan berpindah, setelah adanya perkebunan sawit, maka penduduk hanya mampu bercocok tanam dengan cara lahan berpindah sebanyak 2 kali saja, sehingga lahan yang digarap tidak dapat ditanami dengan tanaman produktif seperti kayu jati atau karet, karena lahan tersebut hanya bisa digunakan untuk tanaman konsumtif semata . Secara tidak langsung kondisi tersbut akan berakibat pada berkurangnya investasi keluarga untuk memperoleh “tabungan” dalam jangka panjang,

2. Perekonomian MasyarakatKegiatan mata pencaharian penduduk Sajingan umumnya

pada bidang pertanian, baik untuk jenis tanaman konsumsi

Page 50: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

42

Indah Huruswati dkk.

seperti rempah-rempah (sahang atau lada), sereh, serta buah-buahan seperti durian, rambutan, buah naga dan sayur mayur dapat tumbuh subur menjadi andalan untuk menghidupi keluarganya. Selain itu terdapat jenis tanaman produksi yang banyak ditanam oleh penduduk, seperti karet, kayu jati, menjadi sumber penghasilan penduduk Hasil bumi baik yang diperoleh biasanya diperdagangkan ke negara tetangga dan hampir tidak pernah menjual ke ibukota kabupaten, karena jaraknya yang cukup jauh.

Kondisi nyata setelah diresmikannya PLB, berdampak pada aktivitas ekonomi antar pedagang dari kedua negara. Di sepanjang zona bebas yaitu 500 m dari titik 0 km antara masing-masing batas negara, dilakukan praktek dagang yang berlangsung dari pagi sampai tengah hari, karena pedagang dari negara Malaysia akan segera menjualnya kembali ke pasar-pasar di negaranya. Pedagang dari negara Indonesia, tidak terbatas dari desa Sabunga, tetapi juga dari desa Sei Bening, menjual hasil bumi di zona bebas tersebut.

Jenis barang yang dijual oleh penduduk dari desa Aruk atau desa-desa sekitarnya, sebagaimana tanpak pada saat penelitian ini berlangsung, durian dan rambutan sedang marak diperdagangkan di zona bebas tsb. Sementara jenis barang yang dibawa oleh pedagang dari negara Malaysia, berupa kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, gula. Para pedagang dari Indonesia menggunakan kendaraan roda dua, untuk mengangkut buah-buahan disimpan dalam keranjang, diletakan di sisi kanan dan kiri motor. Dalam sekali angkut, mereka menjualnya, sampai 100 dan 120 butir durian, yang dijual dengan sistem borongan, dan dihargai kurang lebih 2 juta rupiah tergantung pada kwalitas dan besarnya buah. Frekuensi pedagang menjual buah-buahan sangat tergantung pada kemampuan masing-masing pedagang. Semakin sering menjual dalam sehari maka penghasilan yang diperoleh akan meningkat. Tidak halnya dengan pedagang durian yang datang dari desa Sei Bening yang letaknya paling

Page 51: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

43

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

ujung dan jauh dari PLB, hanya sanggup membawa sekall saja. Meskipun jumlah durian yang ada di kampungnya masih cukup banyak, karena .kondisi jalan berbatuan dan licin jika terkena air hujan, menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh pedagang.

Berbeda halnya desa-desa yang berdekatan dengan zona bebas seperti desa Aruk, maka penduduk bisa menjual berbagai jenis barang, mulai dari rempah-rempah sampai hasil bumi lainnya, mulai dari sereh, sayuran, karet, sahang dan lain sebagainya. Selain itu penduduk biasa membeli kebutuhan pokok sehari-hari seperti telur, tepung, mentega, beras, minuman ringan dan lain sebagainya.

Pada musim panen, biasanya penduduk akan menjual secara perorangan atau dikumpulkan melalui “tengkulak” yang akan menjualnya ke negara tetangga. Untuk menuju ke negara tetangga cukup membayar ongkos sebesar 30 ringit sudah sampai ke pusat perekonomian di negara Malaysia.

Aktivitas ekonomi tidak hanya penjualan barang tetapi juga terjadi pengiriman barang-barang yang sebelumnya sudah dibeli. Pedagang dari negara Malaysia menggunakan kendaraan roda empat, dengan membawa minyak, gula, beras bahkan sampai tong gas, terutama bagi pemiliki warung atau toko di desa terdekat.

Peran penjaga PLB terutama bagian Custom, dalam memeriksa lalulintas barang antar negara cukup longgar, terlebih kalau pedagang tersebut dikenal dan bertempat tinggal di desa Aruk. Kecuali penduduk diluar warga desa Aruk dan tidak dikenal, maka pemeriksaan barang oleh petugas Custom, akan memeriksa barang bawaan pelintas batas. Kondisi tersebut sebenarnya cukup menghawatirkan akan disalahgunakan oleh oknum-oknum menyelundupkan narkoba. Namun sejauh ini, menurut kepala Imiigrasi belum pernah terjadi, “selama ini belum pernah terjadi adanya orang yang, memanfaatkan

Page 52: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

44

Indah Huruswati dkk.

situasi untuk menyelundupkan narkoba, karena semua barang akan diperiksa oleh petugas Custom.”

Dekatnya jarak ke negara tetangga dan jauhnya ke ibukota provinsi, menyebabkan banyaknya tersedia barang-barang produksi Malaysia, di warung-warung sekitar desa Sebunga, Peredaran uang ringgit Malaysia di desa Sabunga, seperti di warung-warung atau toko-toko penjual kebutuhan pokok, cukup tinggi. Warung atau toko berfungsi sebagai money changer bagi para pedagang Indonesia, dengan kurs sebesar Rp 3.000.- untuk satu ringgit, Bagi pedagang yang telah menjual hasil kebunnya, kemudian akan berbelanja kebutuhan sehari-hari sekaligus menukar uang ringgit yang mereka peroleh.

Diresmikannya PLB, nyatanya berdampak pada arus lalu lintas barang dari negara Malaysia, yang sebelumnya marak berlalu lalang “Pasukan Gula”, sebutan sepeda motor yang membawa gula pasir, tong gas dari Malaysia, ke kecamatan-kecamatan di kabupaten Sambas, mulai berkurang, digantikan oleh kendaraan roda 4 yang mengangkut bahan pokok. Demikian juga jenis angkutan yang selama ini mengandalkan truk atau bus untuk mengangkut penumpang atau TKI yang akan ke maupun pulang dari negara Malaysia, mulai digantikan dengan kendaraan Kijang, Avanza dsb.

Adapun lembaga perekonomian di kecamatan Sajingan sbb:

Tabel 9. Lembaga Perekonomian Masyarakat Sajingan

No Desa Koperasi Badan kredit

Koperasi kredit Lainnya

Toko/kios/

warung

Lumbung desa

1 Kaliau 3 3 1 29

2 Sebunga 3 4 4 37

3 Sanatab 2 61 1

4 Santaban 24

5 Sei Bening

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011

Page 53: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

45

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Credit Union, sebagai salah satu lembaga perekonomian (simpan pinjam) nampaknya cukup populer di kalangan masyarakat, dan hampir sebagian besar penduduk menjadi anggota credit Union ini. Terdapat beberapa lembaga kredit salah satunya adalah Credit Union Buena Ventura dan Pancur Kasih. Untuk memperoleh pinjaman uang, maka terlebih dahulu anggota masyarakat harus menjadi anggota dan wajib menabung selama 6 bulan. Selain itu anggota memperoleh pendidikan dasar 1 (satu) tentang pengetahuan dasar credit Union, hak dan kewajiban sebagai anggota. Jika sudah 6 bulan menjadi anggotaa dan menabung, maka anggota diberi kesempatan untuk meminjam uang sesuai dengan jumlah tabungan yang dimiliki, kemudian dicicil dalam jangka tertentu sesuai dengan kemampuan anggota dengan Bunga yang diberikan cukup ringan yaitu 2% dari setiap saldo akhir. Prinsip dari model simpan pinjam ini adalah Kepercayaan dan kejujuran. Jika anggota dinilai baik dalam pembayaran cicilannya, maka selanjutnya anggota dapat meminjam lagi dana dalam jumlah yang cukup besar. Apabila anggota mampu mem”bom” istilah melunasi sebelum waktunya maka ybs dapat meminjam uang dalam jumlah yang lebih besar lagi. Jika anggota menunjukkan prestasi cukup baik dalam menabung maupun membayar, maka lembaga akan memberikan bimbingan, dasar tahap 2 (dua) berupa pemahaman tentang pembukuan. Pengelolaan uang dst, Bahkan untuk tingkat selanjutnya diberikan pelatihan strategi bisnis, untuk mengembangkan modal usaha.

3. KesehatanPembangunan di bidang kesehatan di kecamatan Sajingan

Besar, saat ini (2012) telah berdiri 1 buah Puskesmas, dibantu oleh 5 puskesmas pembantu. Puskesmas Sajingan Besar posisinya berada di depan kantor kecamatan Sajingan dibantu oleh dua orang dokter umum, dan 5 tenaga perawat dan bidan. Gedung Puskesmas yang berdiri saat ini cukup representatif mampu melayani pelayanan kesehatan masyarakat setempat, termasuk

Page 54: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

46

Indah Huruswati dkk.

memberi rujukan bagi masyarakat yang akan berobat ke Rumah Sakit di negara tetangga. Kondisi masyarakat yang berobat ke negara tetangga, nyatanya masih berlangsung sampai saat ini, terutama untuk beberapa kasus medis yang perlu penagananan khusus dan tidak memungkinkan untuk merujuk ke rumah sakit di kabupaten Sambas. "untuk kasus-kasus darurat yang perlu penanganan dan pertolongan cepat seperti persalinan dengan komplikasi atau kecelakaan, kadang kami terpaksa merujuk ke rumah sakit di Malaysia,". Persoalannya adalah keberadaan dokter yang kadang-kadang saja berada di puskesmas, meski terdapat tenaga perawat dan bidan selalu siap memberikan pelayanan, namun kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa masyarakat lebih sering berobat ke negara tetangga. Selain pelayanan yang cukup memuaskan juga selalu tersedia tenaga medis.

Minimnya pemahaman penduduk tentang sanitasi lingkungan, ditunjukkan dengan masih terbatasnya kepemilikkan MCK pada masing-masing rumah. Pemanfaatan sungai yang menyisisr desa Sabunga dan desa-desa lainnya sebagai MCK, nampaknya masih cukup menonjol, meski pernah dicanangkan program Stop BAB Sembarangan (SBABS), namun belum mampu merubah kebiasaan bab di sungai.

Tabel 10. Lembaga kesehatan di Kecamatan Sajingan

No DesaPoliklinik

Balai Pengobtan

Pustu Prak. Dokter

Dukun Pos KB

Pos YanduSunat Bayi

1 Kaliau 0 1 4 3 6 2 4

2 Sebunga - 1 - - 6 1 3

3 Sanatab 3 1 - 2 6 - 3

4 Santaban - 1 - 3 13 1 3

5 Sei Bening - 1 - 2 2 1 2

Jumlah 3 5 4 10 33 5 15

Sumber data: monografi kecamatan Sajingan tahun 2011

Page 55: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

47

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

4. Sosial BudayaSuku dayak yang mendominasi masyarakat di kecamatan

Sajingan, dibagi menjadi 2 jenis suku yaitu Bekatih dan Kendayan. Untuk dayak Bekatih hanya berada di desa Sabunga, sementara suku Kendayan berada di 4 desa lainnya. Dalam tata cara adat sehari-hari hampir sama hanya saja perbedaan yang cukup menyolok adalah dalam bahasa yang digunakan. Pada bahasa dayak Kendayan, beberapa kata-kata hampir mendekati kata-kata dalam bahasa Indonesia,kata-kata yang digunakan suku Bekatih sangat berbeda jauh, Misal untuk menyebut makan, dalam bahasa dayak Kendayan diucapkan dengan “Maka”, sementara dalam bahasa Bekatih diucapkan “U” yang asing dan tidak bersentuhan dengan bahasa Indonesia.

Peran lembaga adat cukup kuat di kecamatan Sajingan, dalam mengatur kehidupan bermasyarakat: seperti pada tata cara perkawinan, pemeliharaan hewan. Semua keputusan terkait untuk pengembangan wilayah maka pendapat tokoh adat sangat penting untuk dipertimbangkan. Penetapan adat ini semata-mata untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, seperti pada pemeliharaan babi sudah diatur untuk tidak berkeliaran di halaman, atau di lingkungan sekitarnya, karena akan merusak tanaman yang ada di sekitarnya. Jika diketahui ada babi berkeliaran, maka penduduk atau siapapun berhak ‘menembak’ babi tersebut lalu diserahkan kepada pemiliknya. Sanksi adat yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sajingan didasarkan pada tingkat pelanggarannya. Misalnya menghilangkan nyawa seseorang, pelanggaran kesusilaan (menghamili tanpa nikah atau disebut bebayah) maka dikatagorikan sebagai pelanggaran adat besar. Untuk kasus semacam itu maka sanksi yang dikenakan berupa keharusan menyembelih babi berikut denda-dendanya. Dalam kasus-kasus tertentu dilakukan dengan cara damai, misalnya pada saat salah seorang warga menabrak orang.

Page 56: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

48

Indah Huruswati dkk.

Sanksi adat yang cukup akan diberikan pada seseorang yang tidak memaafkan kesalahan atau menyepelekan tuntutan adat, maka ketua adat dapat menjatuhkan sanksi yang mewajibkan membeli seekor babi yang mahal. Terkadang penjatuhan sanksi menjadi berat karena harga tempayan, guci sangat antik dan langka karena itu harganya menjadi mahal. Penyalahgunaan sanksi adat sesungguhnya dipandang sebagai sikap defence atau resistensi atau bentuk perlawanan atas dominasi kekuasaan modern, rasional dan kepentingan yang menyalahgunakan kepentingan orang-orang kecil. Kondisi tersbut berdampak pada orang-orang kaya dapat menjadi korban penggunaan sanksi adat yang tidak wajar dalam konteks sosial.

Kehidupan beragama penduduk di kecamatan Sajingan masih memegang teguh adat istiadat suku dayak, meskipun agama katolik dan protestan banyak dianut oleh mayoritas penduduk. Berikut tabel penduduk menurut agama:

Tabel 11. Penduduk Kecamatan Sajingan menurut agama

No. Nama DesaPenduduk Menurut Agama

Islam Khatolik Protestan Budha

1 Kaliau' 104 1577 361 -

2 Sebunga 53 1583 11 0

3 Sanatab 78 1861 666 -

4 Santaban 201 1406 384 1

5 Sungai Bening 65 750 448 -

Jumlah 501 7177 1870 1

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011

Seiring dengan banyaknya penduduk beragama katolik dan protestan, maka Gereja sebagai tempat ibadah di masing-masing desa Sajingan cukup banyak tersedia. Sementara mesjid dan surau/mushola terbatas, tetapi saat ini telah ditempatkan seorang pemuka agama islam yang sekaligus sebagai tenaga KUA di desa Kaliau.

Page 57: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

49

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Tabel 12. Lembaga keagamaan di Keamatan Sajingan

No Nama Desa Mesjid Surau Musholla Gereja

1 Kaliau' 1 6

2 Sebunga 3

3 Sanatab 1 1 5

4 Santaban 1 6

5 Sungai Bening 1 4

Jumlah 3 2 24

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011

5. PendidikanTingkat pendidikan penduduk di kecamatan Sajingan

umumnya dalam katagori rendah, rata-rata hanya sampai tingkat SD, meski setiap tahunnya perbandingan atau rasio antara murid dan guru sebanyak 12,57 ini berarti beban tiap guru mendidik rata-rata 12 s/d 13 murid. Demikian halnya dengan tingkat SLTP, pada setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan, rasio antara guru dengan murid mencapai 15,18, ini berarti setiap guru mengajar sekitar 15 s/d 16 murid. Namun demikian jumlah anak-anak yang melanjutkan ke tingkat lanjutan hanya 50% dari lulusan SD. Faktor yang menyebabkan rendahnya melanjutkan sekolah ke tingkat lanjutan lebih didasarkan pada faktor ekonomi, meskipun saat ini sudah ada SMK jurusan pertanian. Namun jika ingin melanjutkan ke SLTA maka harus ke kota besar, artinya perlu biaya cukup tinggi, karena anak harus kost, tentu saja ini perlu biaya cukup tinggi untuk akomodasi. Berikut jumlah lembaga pendidikan yang ada di kota Sajingan Besar.

Page 58: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

50

Indah Huruswati dkk.

Tabel 13. Lembaga pendidikan

No Nama Desa TK SDN SD Inpres SMP SMK

1 Kaliau 2 3 3 1 1

2 Sebunga 2 -

3 Sanatab 1 3 1

4 Santaban 3

5 Sei Bening 2 2

Sumber data: monografi kecamatan Sajingan tahun 2011

6. Potensi Wisataa. Tempat rekreasi di kecamatan Sajingan, terdapat di 3 desa

yaitu di desa Kaliau dengan air terjun Riam Meresap, di desa Sanatab dengan air terjun Riam Pencarik dan di Santaban dengan air terjun Riam Cagap. Ketiga tempat rekreasi tsb, masih terbatas bagi konsumsi penduduk setempat dan akses menuju ke tempat rekreasi masih berupa tanah berbatuan, terutama akses ke air terjun Riam Cagap, yang berada di atas perbukitan terjal dan harus ditempuh dalam jarak yang cukup jauh. Sebenarnya pada tahun 2009, air terjun Riam Cagap ini pernah di survey oleh Dinas Pertambangan dan Dinas Pekerjaan Umum, yang akan dijadikan sebagai sumber air bersih. Jika ketiga air terjun tersebut, dikelola dengan baik, dan akses menuju ke sana memadai, maka sebenarnya cukup potensial sebagai daerah wisata dan dapat menjadi sumber untuk menambah pendapatan desa.

b. Bentuk kesenian yang ada di masyarakat, yaitu koncong menjadi salah satu kesenian adat setempat. Kesenian koncong ini biasa ditampilkan pada saat syukuran misalnya pesta panen, pernikahan, lulus sekolah atau semacamnya yang memiliki makna syukuran,

c. Kesenian lain yang menjadi ciri khas masyarakat Sambas adalah NaikDangau, yang diselenggarakan pada bulan Juni setiap tahunnya, secara bergiliran pada seluruh

Page 59: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

51

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

kecamatan. Di Kecamatan Sajingan, kesenian NaikDangau ini diselenggarakan pada tahun 2010. Dalam acara tersebut, menampilkan berbagai pertunjukkan kesenian, perlombaan putar gasing, menyumpit serta menampilkan berbagai hasil kerajinan tangan yang dihasilkan masyarakat.

Seandainya tempat rekreasi dan kesenian dapat dikemas dengan menarik dilengkapi dengan infrastruktur berupa jalan menuju ke tempat rekreasi tersedia. Termasuk perbaikan jalan menuju ke kecamatan Sajingan diperbaiki dan layak sebagai jalan “poros’ menuju ke negara tetangga, maka daerah Sajingan Besar dapat diandalkan sebagai daerah wisata dan berpotensi untuk mengembangkan kehidupan masyarakat sekitarnya.

7. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)Berdasarkan data PMKS di kecamatan Sajingan Besar,

diperoleh gambaran bahwa jenis permasalahan sosial yang paling banyak adalah keluarga fakir miskin, yaitu sebanyak 345 jiwa. Demikian juga dengan penduduk yang menempati rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 353 keluarga, serta penyandang cacat sebanyak 90 orang.

Tabel 15: Data PMKS

No Jenis PMKS Jumlah

1 Anak Konflik hukum 1

2 Anak Cacat 11

3 Lanjut Usia Terlantar 33

4 Penyandang Cacat 90

5 Ex Napi 2

6 WRSE 1

7 Keluarga Fakir Miskin 345

8 Keluarga RTLH 353

Sumber data: monografi kecamatan tahun 2011 dan TKSK tahun 2012

Page 60: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

52

Indah Huruswati dkk.

Banyaknya keluarga fakir miskin memberi gambaran bahwa penduduk usia produktif dengan latar belakang pendidikan didominasi lulusan SD, mengarah pada jenis mata pencaharian informal, dan tingginya angka keluarga miskin, dan tingginya keluarga dengan rumah tidak layak huni. Selain itu tingginya penyandang cacat (bawaan) merujuk pada tingkat kesehatan penduduk rendah, terutama pada asupan gizi saat ibu mengandung.

8. Program Pembangunan di Kecamatan SajinganProgram pembangunan yang ada di kecamatan Sajingan meliputi:

a. PNPM, yang telah berlangsung sejak tahun 2005, dengan, program yang telah dilakukan meliputi pembangunan air bersih, pembuatan jalan, gedung Posyandu dan jembatan. Jenis kegiatannya lebih banyak untuk pembangunan fisik, seperti betonisasi jalan sampai ke desa/kampung-kampung yang paling ujung sekalipun. Dalam penentuan bangunan fisik yang diinginkan digunakan dengan cara partisipatif yaitu melalui musyawarah dengan masyarakat, sampai menentukan jenis bangunan fisik yang dibutuhkan.

b. Program Kube dari Dinsos Kabupaten Sambas, yang berlangsung tahun 2011, berupa bantuan ternak bagi 10 kelompok di desa Kaliau, 5 kelompok di desa Sebunga, dan 5 kelompok di desa Sanatab.

Pemilihan ternak disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, yaitu ada yang memilih ternak babi dan sapi, meski umumnya kelompok lebih banyak memilih berternak babi.

Masing-maasing kelompok diberi dana stimulan sebesar 20 juta rupiah, dan dalam perkembangannya KUBE ternak tersebut bisa disebut “gagal” karena belum sampai pada tahap pengembangan, namun ternak-ternak tersebut mati karena terserang penyakit antraks. Kondisi tersebut saat itu hampir dialami oleh tenak-ternak yang dimiliki penduduk

Page 61: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

53

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

lainnya. Tidak adanya dampingan bagi kelompok, baik dalam bimbingan motivasi kelompok maupun dalam cara-cara pemeliharaan hewan ternak, menjadi salah satu penyebab gagalnya program dimaksud.

c. Program SBABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) kerjasama Dinas Kesehatan dan Word Visi Indonesia pada tahun 2011, dilatarbelakangi oleh kondisi pada hampir sebagian besar penduduk tidak memiliki MCK, dan selama ini masih menggunakan sungai untuk keperluan hal tersebut. Program ini baru sampai pada tahap sosialisasi dan pembuatan contoh WC dan kloset sederhana, disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Namun setelah 6 bulan berlangsung, masyarakat tidak memiliki keinginan kuat untuk membuat WC sederhana sekalipun. Persoalan yang mendasar adalah tidak adanya saluran air ke rumah-rumah warga. Meski sebenarnya sarana penampungan air pernah dibuat pada tahun 2006, namun tidak adanya pemeliharaan maka pipa-pipa yang mengalirkan air dari bendungan ke rumah warga menjadi rusak sampai akhirnya air bersih tidak pernah lagi mengalir.

Dari diskusi kelompok diperoleh informasi bahwa pembuatan irigasi yang pernah digulirkan dari Dinas Pekerjaan Umum bidang irigasi, nyatanya tidak mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakat sekitar karena tidak adanya kesepakatan dalam perencanaan program. Sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang peserta bahwa pembuatan irigasi telah merusak lahan garapan miliknya, sehigga lahan tersebut selanjutnya tidak dapat dikelola lagi, bahkan lahannya menjadi kering.

d. Program Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Dinas Pertanian pada tahun 2010. Program ini ditujukan bagi ibu-ibu dan dikelompokkan dengan anggota 10 orang. Diawali dengan pemberian bantuan stimulan sebesar 2 juta rupiah untuk

Page 62: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

54

Indah Huruswati dkk.

masing-masing kelompok. Dana tersebut dapat digunakan untuk penyediaan bibit tanaman, pembukaan lahan, pemagaran meski hanya memanfaatkan lahan “kosong” yang ada di sekitar rumahnya. Pada awalnya kelompok dikoordinir oleh ibu kepala desa, namun sejalan dengan waktu, kelompok tersebut mulai menurun pesertanya, karena pengelolaan bantuan stimulan yang kurang transparan, telah mengendurkan minat dan semangat ibu-ibu dalam berkelompok.

Bantuan stimulan telah digulirkan sampai ke empat kalinya, dan kelompok selalu berubah-ubah anggota, bahkan ada diantaranya yang mengundurkan diri dari kelompok dan berakhir bubar. Padahal kelompok selalu mendapat pendampingan dari penyuluh pertanian setempat, ada dugaan kurang transparansinya pertanggung jawaban penggunaan dana stimulan telah menurunkan minat ibu-ibu dalam kegiatan bertani secara berkelompok. Namun demikian di desa Kaliau masih ditemukan Kelompok Tani Wanita Melati, meski anggotanya selalu berubah-ubah, dan ada diantaranya anggota yang telah berganti kelompok sebanyak 4 kali, namun tetap konsisten menjalankan kegiatan.

Dalam aktivitasnya, mereka memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya, untuk tanam dengan jenis tanaman untuk konsumsi sehari-hari, misalnya kacang panjang, terong, bayam dan lain-lain. Mereka melakukan secara mandiri mulai dari membersihkan lahan, membuat pagar, menanam dan menyiramnya. Keberadaan penyuluh pertanian, yang berdomisili di desa Kaliau, menjadi salah satu faktor pendorong kelompok (KWT) Melati tetap bertahan dalam berkegiatan, meski tanpa diberi dana stimulan. Motivasi yang mendorong ibu-ibu tetap dalam KWT, karena hasilnya langsung dapat dimanfaatkan terutama membantu keluarganya untuk kebutuhan sehari-hari,

Page 63: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

55

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

9. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan Program:a. Faktor Pendukung;

1) Motivasi tinggi dari kaum perempuan (ibu-ibu) untuk melaksanakan kegiatan pertanian. Meski tanpa disertai stimulan, tetapi beberapa kelompok terus melanjutkan kegiatan karena manfaatnya banyak dirasakan bagi pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari.

2) Motivasi tinggi dari anggota masyarakat yang memiliki mata pencaharian bercocok tanam, untuk mewujudkan pembangunan penampungan air maupun kegiatan pada kelompok pertanian, dengan mengorbankan lahannya untuk pembangunan penampungan air.

3) Dukungan aparat kecamatan untuk mengakseskan pada berbagai layanan,misalnya bagi pendidikan anak usia dini, maupun pendidikan kejuruan pertanian dengan mendirikan sekolah kejuruan pertanian yang dikelola masyarakat.

b. Faktor Penghambat

1) Tidak adanya koordinasi program diantara instansi terkait;

Pada program KUBE dari Dinso tidak disertai dengan tenaga pendamping/penyuluh peternakan dari Dinas peternakan, termasuk kurangnya sosialisasi ke masyarakat sebelum progam diluncurkan

2) Pada program SBABS dari Dinas Kesehatan tidak diimbangi dengan pembangunan irigasi (penampungan air) dari Dinas Pekerjaan Umum. Sementara tempat penampungan air yang selama ini pernah dimiliki oleh masyarakat Sajingan melalui program pipanisasi, tidak pernah ada pemeliharaan, sehingga program terkendala karena tidak adanya aliran air bersih ke rumah warga.

3) Terbatasnya kapasitas SDM, dimana tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki penduduk usia produktif

Page 64: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

56

Indah Huruswati dkk.

masih rendah, akan berpengaruh pada ketidak mampuan melihat dan mengelola sumber yang berada dilingkungan sekitar.

4) Budaya masyarakat Sajingan dalam menghambur-hamburkan uang untuk menonton keramaian, Para pemilik modal terdiri dari aparat desa dan tokoh masyarakat lainnya memanggil band yang berlangsung selama 3 hari 3 malam Pada saat itu penonton (penduduk sekitar) akan berjoget semalaman sambil minum-minum dan berjudi yang dapat menghabiskan seluruh penghasilannya dan mengalahkan kebutuhan keluarga.

5) Mekanisme pelaksanaan program pembangunan di masyarakat masih bersifat “top down” tanpa mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan program.

Page 65: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

57

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

BAB IIIPERSPEKTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL DI DAERAH PERBATASAN

Kemiskinan merupakan masalah klasik di daerah perbatasan, yang sampai sekarang belum tuntas ditangani. Sementara itu, potensi sumber daya alam yang dimiliki di wilayah ini cukup melimpah, namun hingga saat ini relatif belum dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lainnya, terdapat berbagai persoalan yang mendesak untuk ditangani karena besarnya dampak dan kerugian yang dapat ditimbulkan.

Ketertinggalan secara ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat perbatasan juga dipicu oleh minimnya infrastruktur dan aksesibilitas yang tidak memadai, seperti jaringan jalan dan angkutan perhubungan darat maupun sungai masih sangat terbatas, prasarana dan sarana komunikasi seperti pemancar atau transmisi radio dan televisi relatif minim, ketersediaan sarana dasar sosial dan ekonomi seperti pusat kesehatan masyarakat, sekolah, dan pasar juga sangat terbatas. Kondisi keterbatasan tersebut akan semakin nyata dirasakan oleh masyarakat perbatasan ketika mereka membandingkan dengan kondisi pembangunan di negara tetangga, terutama, Malaysia.

Memang ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa pengelolaan wilayah perbatasan negara selama ini menjadi domain pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah dan masyarakatnya kurang dilibatkan. Disamping itu banyak juga kebijakan pengelolaan perbatasan negara yang tidak saling mendukung dan/atau kurang sinergi satu sama lain. Misalnya, kebijakan Kementerian PU untuk membangun infrastruktur jalan di wilayah perbatasan terhambat oleh adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang Hutan Lindung di wilayah perbatasan. Penanganan terhadap masalah-masalah yang muncul seputar perbatasan masih bersifat parsial oleh instansi atau lembaga yang berbeda-beda.

Page 66: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

58

Indah Huruswati dkk.

Berdasarkan hasil penelitian ini tergambar adanya persoalan yang menyangkut permasalahan interaksi dengan warga negara tetangga, keterisolasian, kesejahteraan yang relatif jauh lebih rendah, keterbatasan SDM yang berkualitas, banyaknya permasalahan-permasalahan ilegal dalam berbagai hal, dan adanya eksploitasi sumberdaya alam yang dapat memunculkan persoalan-persoalan bilateral, ketertiban dan keamanan dalam negeri yang dapat mengancam kedaulatan NKRI.

Untuk mengatasi permasalahan yang timbul diperbatasan perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan pembangunan wilayah perbatasan dalam mendukung ketahanan nasional dengan suatu pendekatan partisipatif yang melibatkan seluas mungkin warga masyarakat dengan organisasi lokal, kearifan lokal dan kebutuhan lokal serta menghormati institusi adat yang merupakan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) atau modal sosial (Social Capital). Untuk itu perlu dirumuskan suatu rumusan strategi yang berupa model pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik masyarakat perbatasan.

Hal yang perlu dipertimbangkan untuk pemberdayaan masyarakat di dua lokus penelitian di kabupaten Sambas adalah bentuk usaha percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan yang berbasis kerakyatan, antara lain:

1. Identifikasi permasalahan dan potensi sektor-sektor unggulan di daerah perbatasan. Ini merupakan suatu tahapan kegiatan yang mempunyai tujuan agar masyarakat mampu menganalisis kondisinya sendiri, terkait dengan permasalahan yang dialami dan dihadapi serta potensi yang dimilikinya. Sedangkan permasalahan adalah segala sesuatu yang menyebabkan terkendalanya perubahan perilaku masyarakat menuju arah yang lebih baik. Identifikasi permasalahan dan potensi dapat dilakukan dengan melalui diskusi dalam kelompok. Untuk lokasi kabupaten Sambas,

Page 67: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

59

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

dalam diskusi ini dilibatkan para tokoh masyarakat terutama warga masyarakat yang mengetahui situasi dan kondisi persoalan di wilayahnya sendiri. Oleh karenanya kelompok lebih berbasiskan kedekatan wilayah. Diskusi diawali dengan membuat peta wilayah (desa lokus) dan karakteristik wilayah, kemudian dilanjut dengan mendiskusikan permasalahan, potensi dan trend, relasi serta aktivitas masyarakat dengan menggunakan media gambar.

2. Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat adat/kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang sudah ada.

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia mngembangkan naluri untuk selalu bersama dan berkumpul dengan sesamanya, sehingga memunculkan berbagai kelompok sosial dan membentuk lembaga-lembaga. Lembaga kemasyarakatan itu berperan penting dalam proses kehidupan suatu kelompok sosial.

Menurut Koentjaraningrat (1964), lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem norma khusus yang menata suatu rangkaian tindakan yang berpola guna memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan bersama, dimana lembaga kemasyarakatan harus mempunyai sistem norma yang mengatur tindakan yang terpolakan serta tindakannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Penguatan Lembaga Kemasyarakaan di desa perbatasan dapat dilaksanakan melalui: Pertama, mendudukkan Lembaga Kemasyarakatan sesuai dengan fungsinya. Hal ini harus mendapat perhatian karena lembaga-lembaga yang ada di desa, menurut informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini tampak mengalami kendala dalam pengelolaan kelembagaannya. Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk di desa perbatasan adalah : Dusun, Rukun Tetangga (RT); Rukun Warga (RW); Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK); Karang Taruna; Lembaga Pemberdayaan

Page 68: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

60

Indah Huruswati dkk.

Masyarakat Desa; dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya. Kedua, salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penguatan kelembagaan adalah adanya kemampuan dari sumber daya manusia dalam kelembagaan itu sendiri. Untuk itu dalam rekruitmen pengurus lembaga kemasyarakatan harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan.

Lembaga yang ada itu tentunya haruslah menjalankan tugasnya dari mulai penyusunan rencana pembangunan, yang tentunya harus dilakukan secara partisipatif, melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat; menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Pemberdayaan, pendampingan dan penguatan peranserta masyarakat dalam kegiatan perekonomian atau sosial.

Setiap program yang masuk ke desa-desa perbatasan mempunyai tujuan peningkatan dan keberdayaan masyarakat dari kondisi memprihatinkan. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan sosial dengan demikian dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti; (a) merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi, (b) memobilisasi sumber daya setempat (c) memecahkan masalah sosial, (d) menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, dan (e) menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.

Pendampingan sosial sangat menentukan kerberhasilan program penanggulangan kemiskinan.

Page 69: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

61

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

4. Pengembangan wawasan kebangsaan masyarakat di kawasan perbatasan.

Wawasan kebangsaan merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari falsafah bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya adalah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Apalagi di wilayah perbatasan, yang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-harinya sangat bergantung pada negara tetangga, sangat rentan terhadap wawasan kebangsaannya. Oleh karenanya, perlu terus menerus ditanamkan wawasan kebangsaannya melalui peningkatan kesadaran bela negara dalam berbagai bentuk kegiatan.

5. Menghidupkan peran lembaga keuangan mikro dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian. Sebagai beranda terdepan, memang seyogyanya daerah perbatasan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan dan kawasan sentra produksi yang sesuai dengan potensi sumber daya alam dan pasar serta memiliki akses transportasi dan pemasaran ke negara tetangga tentunya dengan tetap mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan kearifan lokal.

Pada akhirnya dalam upaya merancang sebuah program yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat, maka langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah mengadakan kajian tentang kebutuhan dan masalah yang dirasakan masyarakat. Upaya ini perlu dilakukan agar tujuan program dalam upaya pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat mempunyai daya sehingga paling tidak, mampu

Page 70: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

62

Indah Huruswati dkk.

memenuhi kebutuhan dasarnya. Pemda juga diharapkan bisa melihat peluang dan memfasilitasi masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf hidup.

Melihat kompleksitasnya permasalahan yang ada di kedua kawasan perbatasan ini, maka pengelolaannyapun memerlukan kerja kolektif dan koordinasi yang intensif. Untuk itu, peranan lembaga-lembaga pemerintah lainnya di luar Badan Daerah Pengelola Perbatasan Kalimantan Barat, dunia usaha/swasta dan masyarakat perlu terus ditingkatkan. Pengelolaan wilayah perbatasan ini bukan saja hanya melibatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) semata, tetapi juga harus melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten khususnya Pemda Kabupaten Sambas.

Page 71: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

63

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanDitinjau dari berbagai aspek kehidupan, kondisi masyarakat

di wilayah perbatasan antar negara masih menunjukkan ketertinggalan menyangkut masalah sosial, ekonomi maupun infrastruktur wilayah.

Potensi alam wilayah perbatasan yang pada umumnya melimpah, belum termanfaatkan secara optimal guna mewujudkan kesejahteraan hidup masyarakat. Potensi wisata, di kedua kecamatan yang memiliki nilai jual cukup tinggi melalui obyek wisata bahari dan air terjun, menjadi kurang optimal dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteeraan masyarakat, jika infrastruktur jalan menuju kedua kecamatan tersebut masih kurang memadai.

Keterbatasan sumber daya manusia maupun infrastruktur wilayah yang ada, memunculkan masalah mendasar seperti kemiskinan, ketertinggalan dan tidak terelakkan kondisi demikian berefek pada meningkatnya berbagai jenis permasalahan masyarakat. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dari kedua kecamatan banyak didominasi oleh keluarga fakir miskin dan rumah tidak layak huni (RTLH), dalam jumlah yang cukup menonjol dibandingkan permasalahan lainnya. Sumber daya manusia yang rendah, dengan mayoritas penduduk usia produktif berlatar belakang pendidikan setara sekolah dasar, melengkapi gambaran keluarga fakir miskin di kedua kecamatan tersebut.

Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan yang mulai bergeser dari pendekatan keamanan ke pendekatan

Page 72: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

64

Indah Huruswati dkk.

kesejahteraan dirasakan belum menunjukkan dampak positif pelaksanaan pembangunan.

Kebijakan pembangunan kawasan perbatasan yang dikatakan sebagai beranda terdepan suatu negara juga belum berpihak kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa program-program pembangunan yang berlangsung di kecamatan Paloh dan Sajingan Besar, telah banyak dilaksanakan. Diantaranya PNPM sebagai program dari Kementerian Dalam Negeri, yang telah cukup lama berlangsung di kedua kecamatan tersebut, cukup memberi nilai manfaat bagi masyarakat sekitar terutama dalam bidang infrastruktur melalui betonisasi ke dusun-dusun yang paling jauh sekalipun.

Demikian halnya dengan Program Pembangunan penampungan Air bersih dari Kementerian Pekerjaan Umum, dengan memanfaatkan sumber mata air dari dataran tinggi disekelilingnya, sebenarnya sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan air bersih pada masyarakat perbatasan. Permasalahannya adalah penampungan air bersih yang pernah dibangun, kurang mendapat pemeliharaan dan masyarakat hanya memanfaatkan penampungan air bersih dalam jangka waktu sesaat, dan pemenuhan air untuk keperluan rumah tangga, kembali dengan mengandalkan air tadah hujan. Kondisi ini berdampak pula pada program Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) dengan tujuan memberikan kesadaran akan pentingnya sanitasi pada masyarakat menjadi kurang optimal.

Program bantuan bagi keluarga fakir miskin melalui KUBE dari Dinas Sosial Kabupaten Sambas, dalam bentuk ternak, kenyataannya kurang memiliki dampak positif bagi kelompok sasaran. Minimnya pendamping bidang peternakan bagi penerima manfaat, yang bukan kapasitas Dinas Sosial, menjadi salah satu kendala kegagalan pelaksanaan program.

Page 73: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

65

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Kondisi pelaksanaan program di wilayah perbatasan memberi gambaran tentang minimnya koordinasi antar kelembagaan. Sementara Pembentukan lembaga pengelola Wilayah Perbatasan di tingkat pusat dan daerah yang diberikan tugas dan kewenangan mengkoordinir pelaksanaan program pembangunan dari berbagai institusi pemerintah maupun swasta masih dihadapkan pada kendala-kendala teknis. Implementasi fungsi koordinator yang tidak diimbangi dengan kejelasan dan ketegasan kewenangan terhadap sanksi yang harus diberlakukan, menjadi kelemahan pelaksanaan fungsi lembaga yang bersangkutan.

Sinkronisasi program pembangunan kesejahteraan antar kementerian/lembaga bagi masyarakat di wilayah perbatasan menjadi alternatif model penanganan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah perbatasan.

B. Rekomendasi1. Perlunya pemetaan prioritas permasalahan yang akan

ditangani, oleh semua pihak pelaku pembangunan. Bentuk program pembangunan dari kementerian/lembaga terkait dapat direalisasikan sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenangannya. Dalam hal ini, peran lembaga pemerintah, dunia usaha/swasta dan masyarakat harus bersinergi agar kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan dapat meningkat.

2. Perlunya komitmen kerja kolektif dan koordinasi intensif mengingat pengelolaan kawasan dengan kompleksitas permasalahan yang ada, penanganannya masih bersifat ego sektoral. Dalam hal ini peran lembaga koordinator pengelola wilayah perbatasan perlu diberi peran dan ditingkatkan sesuai tugas dan fungsi serta kewenangannya.

3. Perlunya, keterlibatan masyarakat dan unsur Pemerintah Daerah setempat dalam perencanaan hingga pelaksanaan

Page 74: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

66

Indah Huruswati dkk.

program secara berkesinambungan, sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan kawasan perbatasan.

4. Perlunya keberpihakan kebijakan pembangunan bagi wilayah perbatasan dalam proporsi alokasi program maupun anggaran, mengingat pembangunan di kawasan perbatasan masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan lainnya selain kawasan perbatasan sebagai beranda terdepan suatu negara.

5. Perlunya sinkronisasi pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan sosial antar Kementerian/Lembaga, di wilayah perbatasan, mengingat berbagai faktor penghambat dalam realisasi pelaksanaan program dari masing-masing kementerian bersumber dari kurangnya kerjasama diantara pelaksana program di wilayah perbatasan.

6. Usulan sinkronisasi program yang dapat dilakukan oleh unit-unit teknis/instansi terkait dengan permasalahan yang ada, sebagai berikut:

Page 75: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

67

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

SINK

RONI

SASI

PRO

GRAM

PEM

BANG

UNAN

KES

EJAH

TERA

AN S

OSI

AL D

I DAE

RAH

PER

BATA

SAN

Loka

si : D

ESA

TEM

AJU

K, K

ECA

MA

TA

N PA

LOH

dan

DES

A S

EBU

NG

A, K

ECA

MA

TA

N S

AJIN

GA

N B

ESA

R,

K

ABU

PATEN

SA

MBA

S - K

ALI

MA

NTA

N B

ARA

T

NO

MA

SALA

H P

RIO

RIT

AS

YA

NG

AK

AN

DIA

TA

SIN

AM

A P

RO

GRA

M /

KEG

IATA

N

YA

NG

DIR

EKO

MEN

DA

SIK

AN

TU

JUA

N &

TA

RG

ETU

NIT

PEL

AK

SAN

A

PUSA

T

UN

IT P

ELA

KSA

NA

D

AER

AH

(PR

OV

INSI

&

KA

BUPA

TEN

)

1•

Pen

ingka

tan s

aran

a pen

ghubung d

ari

kab. ke

kec

amat

an•

Pen

yedia

an s

aran

a pen

eran

gan

lis

trik

Pen

yedia

an s

aran

a ai

r ber

sih;

• P

erbai

kan

lingku

ngan

.•

Pen

ingka

tan S

aran

a Pr

asar

ana

Apar

atur

Neg

ara

• Pr

ogra

m P

erbai

kan

Infr

astr

ukt

ur

yang

men

duku

ng d

aera

h

• Pr

ogra

m P

elay

anan

sosi

al

das

ar b

agi PM

KS

di

kaw

asan

per

bat

asan

.

• M

emper

lanca

r ak

tivi

tas

dan

per

tum

buhan

ek

onom

i m

asya

raka

t.• T

erban

gunnya

aks

es

sara

na

pra

sara

na

kebutu

han

hid

up

mas

yara

kat.

• T

erban

gunnya

Pusa

t La

yanan

Kes

ejah

t.So

sial

di K

awas

an

Perb

atas

an

• K

emen

teri

an P

U

• D

irje

n P

elay

anan

dan

Reh

abili

tasi

So

sial

;Kem

enso

s

Provi

nsi

Kal

iman

tan

Bara

t K

abupat

en

Sam

bas

Kec

amat

an

Palo

h

2K

eluar

ga

Mis

kin

1. Ba

ntu

an S

tim

ula

n U

saha

Ek

onom

i Pr

odukt

if.

2. Ter

pen

uhin

ya k

emam

puan

ke

pal

a ke

luar

ga

mem

per

ole

h p

enghas

ilan

den

gan

mem

anfa

atka

n

sum

ber

/pote

nsi

lin

gku

ngan

.3. Ter

capai

nya

ket

eram

pila

n

kerj

a bag

i k

eluar

ga

mis

kin.

4. Ter

capai

nya

kem

ampuan

m

embudid

ayak

an h

asil

per

tania

n d

an n

elay

an.

• Ter

ban

tunya

ke

luar

ga

mis

kin d

i ka

nto

ng-k

anto

ng

kem

iski

nan

di

wila

yah/d

aera

h

tert

inggal

.

Dir

jen

Pem

ber

day

aan

Sosi

al, D

irek

tora

tPe

nan

ggula

ngan

K

emis

kinan

Perd

esaa

n;

Kem

enso

s

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. Ba

pped

a bid

pem

ber

day

aan

m

asya

raka

t3. D

inas

Per

tania

n4. Ba

dan

Pe

nyu

luhan

dan

K

etah

anan

Pa

ngan

5. D

inas

Per

ikan

an

dan

Kel

auta

n

Page 76: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

68

Indah Huruswati dkk.

NO

MA

SALA

H P

RIO

RIT

AS

YA

NG

AK

AN

DIA

TA

SIN

AM

A P

RO

GRA

M /

KEG

IATA

N

YA

NG

DIR

EKO

MEN

DA

SIK

AN

TU

JUA

N &

TA

RG

ETU

NIT

PEL

AK

SAN

A

PUSA

T

UN

IT P

ELA

KSA

NA

D

AER

AH

(PR

OV

INSI

&

KA

BUPA

TEN

)

3Rum

ah T

idak

Lay

ak

Huni

Bantu

an b

agi ke

luar

ga

mis

kin

dal

am b

entu

k per

bai

kan/

renova

si r

um

ah (RTLH

)

• Ter

ehab

ilita

sinya

ru

mah

lay

ak h

uni

bag

i ke

luar

ga

Faki

r M

iski

n d

an s

aran

a lin

gku

ngan

Dir

jen

Pem

ber

day

aan

Sosi

al, D

irek

tora

t Pe

mber

day

aan F

M

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. D

inas

Pe

rmuki

man

dan

Pr

asar

an W

ilaya

h

4Pe

nya

ndan

g C

acat

Tuna

Net

ra

Tuna

Rungu

1. Pe

nin

gka

tan P

elay

anan

So

sial

Das

ar b

agi PM

KS

term

asuk

anak

lan

sia

dan

PA

CA

2. Pr

ogra

m Jam

inan

sosi

al

PAC

A3. Pr

ogra

m P

elay

anan

re

hab

ilita

si p

enya

ndan

g

caca

t m

enta

l.4. Pr

ogra

m P

elay

anan

dan

Pe

nyu

luhan

Kes

ehat

an

(san

itas

i lin

gku

ngan

)

1. Ter

pen

uhin

ya

kebutu

han

das

ar

PAC

A d

i ka

was

an

Perb

atas

an2. Ter

jam

innya

ke

butu

han

hid

up

bag

i pen

yandan

g

caca

t ber

at.

3. Ter

pen

uhin

ya

pel

ayan

an

rehai

litas

i bag

i pen

yandan

g c

acat

m

enta

l 4. Ter

capai

nya

aks

es

terh

adap

kes

ehat

an

kese

hat

an d

asar

.5. Ter

jam

innya

lin

gku

ngan

seh

at

dan

ber

sih

Dir

jen P

elay

anan

dan

Reh

abili

tasi

K

esso

s, D

irek

tora

t Pe

laya

nan

Pac

aK

emen

sos

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. D

inas

Kes

ehat

an

Page 77: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

69

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

NO

MA

SALA

H P

RIO

RIT

AS

YA

NG

AK

AN

DIA

TA

SI

NA

MA

PRO

GRA

M

/ K

EGIA

TA

N Y

AN

G

DIR

EKO

MEN

DA

SIK

AN

TU

JUA

N &

TA

RG

ETU

NIT

PEL

AK

SAN

A

PUSA

T

UN

IT P

ELA

KSA

NA

D

AER

AH

(PR

OV

INSI

&

KA

BUPA

TEN

)

5La

nju

t U

sia

(tid

ak

pro

dukt

if)

1. A

sist

ensi

Sosi

al

Lanju

t U

sia

Ter

lanta

r (A

SLU

T),

2. Su

bsi

di bag

i Le

mbag

a K

esej

ahte

raan

Sosi

al

Lansi

a,

3. H

om

e C

are,

Day

Car

e

1. D

uku

ngan

kel

uar

ga

dan

m

asya

raka

t te

rhad

ap

kehid

upan

lan

jut

usi

a2. M

enin

gka

tkan

keh

idupan

la

nju

t usi

a3. M

engak

tual

isas

ikan

dir

i dal

am k

eluar

ga

dan

m

asya

raka

t,

4. M

endoro

ng lan

jut

usi

a dap

at m

elak

uka

n k

egia

tan

sosi

al k

eagam

aan d

an

kero

han

ian

5. A

kses

ibili

tas

lanju

t usi

a te

rhad

ap s

aran

a dan

pel

ayan

an u

mum

Dir

jen P

elay

anan

dan

Reh

abili

tasi

So

sial

, D

irek

tora

t Pe

laya

nan

Kem

enso

s

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. D

inas

K

eseh

atan

3. K

anto

r A

gam

a

6W

anit

a Raw

an S

osi

al

Ekonom

i1. Pe

mber

day

aan

per

empuan

WRSE

2. Pr

ogra

m B

imbin

gan

So

sial

Psi

kolo

gis

.

1. Ter

laks

anan

ya

pem

ber

day

aan k

eluar

ga

2. Ter

capai

nya

kondis

i ke

luar

ga

men

jadi

ti

dak

ren

tan s

ecar

a ek

onom

i m

aupun

so

sial

.3. Ter

hin

dar

kannya

per

empuan

bek

erja

ke

LN4. U

pay

a pen

guat

an k

apas

itas

SD

M u

ntu

k m

enin

gka

tkan

pen

gel

ola

an indust

ri

par

iwis

ata

- D

irje

n

Pem

ber

day

aan

Sosi

al, D

irek

tora

t Pe

nan

ggula

ngan

K

emis

kinan

Pe

rdes

aan

- D

irek

tora

t Pe

nyu

luhan

So

sial

Kem

enso

s

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. D

inas

Koper

asi

3. D

inas

Pe

rindust

rian

4. D

inas

Par

iwis

ata

Page 78: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

70

Indah Huruswati dkk.

NO

MA

SALA

H P

RIO

RIT

AS

YA

NG

AK

AN

DIA

TA

SI

NA

MA

PRO

GRA

M

/ K

EGIA

TA

N Y

AN

G

DIR

EKO

MEN

DA

SIK

AN

TU

JUA

N &

TA

RG

ETU

NIT

PEL

AK

SAN

A

PUSA

T

UN

IT P

ELA

KSA

NA

D

AER

AH

(PR

OV

INSI

&

KA

BUPA

TEN

)

7Pe

ndam

pin

gan

untu

k se

mua

pro

gra

mya

ng m

asuk

di

mas

yara

kat

Pendam

pin

g P

rogra

m

PFM

-BLP

S

• Pe

nin

gka

tan K

apas

itas

Pe

ndam

pin

g d

an P

engel

ola

an

Lem

bag

a Pe

mber

day

aan

Dir

jen

Pem

ber

day

aan

Sosi

al, D

irek

tora

tPe

mber

day

aan

FM-K

emen

sos

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. Ba

dan

Pe

nyu

luhan

dan

K

etah

anan

Pa

ngan

8Su

litnya

jan

gka

uan

ko

munik

asi

sehin

gga

mem

pen

gar

uhi

pro

gra

m p

elay

anan

Progra

m S

iste

m

Jari

ngan

Info

rmas

i dan

K

om

unik

asi m

elal

ui A

lat

Kom

unik

asi Rad

io d

i ka

was

an p

erbat

asan

Penguat

an P

ote

nsi

dae

rah

den

gan

per

luas

an jan

gka

uan

pel

ayan

an d

i ka

was

an

per

bat

asan

.

Dir

jen B

anja

mso

sPu

sdat

in-B

adik

lit

Kes

os

Kem

enso

s

1. D

inso

nak

ertr

ans

2. D

inas

Kom

info

9K

eren

tanan

m

uncu

lnya

konfl

ik

sosi

al, (d

engan

ad

anya

per

kebunan

sa

wit

), k

onfl

ik

anta

r ke

lom

pok

nel

ayan

, ko

nfl

ik

bat

as la

ut

den

gan

nel

ayan

dar

i LN

dan

pen

yelu

ndupan

nap

za.

1. Pr

ogra

m K

etah

anan

M

asya

raka

t.

2. Pr

ogra

m P

enyu

luhan

N

arko

tika

1. Ter

capai

nya

kondis

i ko

ndusi

f pad

a w

arga

mas

y.

yang m

enggan

tungka

n

pen

ghas

ilannya

dar

i nel

ayan

2. Ter

hin

dar

kannya

pen

duduk

sete

mpat

men

jadi “k

uri

r”

bar

ang s

elundupan

. 3. Ter

hin

dar

kannya

pen

duduk

dar

i pen

guas

aan lau

t ole

h

nel

ayan

dar

i LN

Dir

ekto

rat

Penyu

luhan

So

sial

dan

D

irek

tora

t Pe

laya

nan

Nap

za

• D

inas

Sosi

al• A

par

at

Kep

olis

ian d

an

TN

I A

D

10

Pert

ania

n1. Pe

lati

han

Man

ajem

en

Pert

ania

n2. Pe

lati

han

Pe

man

faat

an

Tek

nolo

gi Pe

rtan

ian

3. Pe

ndam

pin

gan

Pe

rtan

ian

1. M

enin

gka

tkan

pen

get

ahuan

dan

ket

eram

pila

n m

asya

raka

t (p

etan

i) d

alam

pen

gel

ola

an

lahan

per

tania

n.

2. M

enin

gka

tkan

pem

aham

an

mas

yara

kat

dal

am

pem

anfa

atan

tek

nolo

gi

per

tania

n

Kem

ente

rian

Pe

rtan

ian

Provi

nsi

K

alim

anta

n B

arat

Kab

upat

en S

ambas

Kec

amat

an P

aloh

& S

ajin

gan

Page 79: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

71

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

NO

MA

SALA

H P

RIO

RIT

AS

YA

NG

AK

AN

DIA

TA

SI

NA

MA

PRO

GRA

M

/ K

EGIA

TA

N Y

AN

G

DIR

EKO

MEN

DA

SIK

AN

TU

JUA

N &

TA

RG

ETU

NIT

PEL

AK

SAN

A

PUSA

T

UN

IT P

ELA

KSA

NA

D

AER

AH

(PR

OV

INSI

&

KA

BUPA

TEN

)

11

Kep

ariw

isat

aan

1. Pe

ngem

ban

gan

dae

rah w

isat

a2. Pe

lati

han

Pen

gel

ola

an

Hom

e st

ay d

an ke

tera

mpila

n h

om

e in

dust

ri (so

uve

nir

)

1. M

enin

gka

tkan

kes

iapan

m

asya

raka

t dal

am pen

gem

ban

gan

wis

ata

2. M

enin

gka

tkan

ke

mam

puan

mas

yara

kat

men

gel

ola

hom

e st

ay

- K

emen

teri

an

Pari

wis

ata

dan

Ek

onom

i K

reat

if- D

itje

n

Pem

ber

day

aan

Sosi

al K

emen

sos

- K

emen

teri

an

Pem

ber

day

aan

Pere

mpuan

- D

inas

Par

iwis

ata

- D

inas

Sosi

al- K

anto

r Pe

mber

day

aan

Pere

mpuan

Cata

tan: Ba

dan P

engel

olaan K

aw

asa

n P

erbata

san d

an K

erja

sam

a (BP

KPK

) Pr

ovin

si K

alim

anta

n B

ara

t se

yogya

nya

ter

libat

dis

emua

pro

gra

m d

i ata

s

Page 80: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

72

Indah Huruswati dkk.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Sambas, 2009

Kabupaten Sambas dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas.

Badan Nasional Pengelola Perbatasan RI,

Profil Potensi Kawasan Perbatasan Lokpri Paloh.

Bappeda Prov. Kalbar, 2010.

Praktek Pengelolaan Batas Wilayah dan Kawasan Perbatasan Darat di Provinsi Kalimantan Barat. Disampaikan pada Seminar ”Menggagas format ideal pengelolaan Batas Wilayah dan Kawasan Perbatasan sebagai halaman depan NKRI”, oleh Bappenas RI, tanggal 8 Desember 2010, Jakarta.

Departemen Sosial RI, 1995.

Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengambangan Kesejahteraan Sosial Depsos RI.

Depkimpraswil, 2002.

Strategi dan Konsepsi Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara. Jakarta.

Indah Huruswati dkk, 2009.

Studi Masalah, dan Sumber Daya Sosial Daerah Perbatasan dan Tertinggal, Puslitbang Kesos, Jakarta.

Kristianus, M.Si, 2011.

Rumusan Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Perbatasan di Kalimantan Barat. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan; http://www.kemitraan.or.id

Soemardjan, Selo, 1997.

Kemiskinan : Suatu Pandangan Sosiologi, Jurnal Sosiologi Indonesia, ISI Publisher, Jakarta.

Page 81: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

73

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Suharto, Edi, 2005.

Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, Refika Aditama, Bandung.

Suhartono, Irawan, 1999.

Metode Penelitian Sosial, Reneka Cipta, Bandung.

Page 82: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

74

Indah Huruswati dkk.

AAksesibilitas, iii, 2, 3, 8, 57, 71AMD, 14Antraks, 52Aktivitas, 7, 20, 33, 42, 43, 54, 59,

69

BBengkayang, 11BPS, 12Bervariasi, 40BDC, 36Bilateral, 58

CCustomCredit union

DCustom, 43, 44Credit union, 45

EEksternal, 6Ego Sektor, 34, 65Entikong, 36Eksploitasi, 58

FFormal, 15, 38

GGaling, 11, 12, 35Guesthouse, 40

HHuma, 40

IInternal, 6Interpretasi, 5Intervensi, 6Infrastruktur, iii, 1, 13, 17, 22, 32,

51, 57, 63, 64, 69, Ironis, 1, 34Investor, 34Isue, 34Informal, 38, 52Institusi, 3, 4, 7, 16, 33, 34, 58, 65Implementasi, iii, 65Irigasi, 20, 53, 55Interaksi, 58, 60Ilegal, 58

KKuching, 5Kubu Raya, 12KPP, 18Kimtas, 18, 30, 31KUBE, 30, 52, 55, 64Karang Taruna, 19, 17, 25, 33, 39,

59Konteks Sosial, 48Klasik, 57KWT, 53, 54Keterisolasian, 58Kearifan Lokal, iv, 3, 58, 61Kompleksitas, iii, 65

LLundu, 1, 36

INDEKS

Page 83: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

75

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

MMotivasi, 34, 53, 54, 55Mayoritas, 15, 17, 31, 38, 48, 63 Monografi, 35, 36, 37, 38, 39, 44,

46, 48, 49, 50, 51Menyumpit, 51Mekanisme, 6, 33, 56Mikro

NNKRI, 18, 25, 26, 34, 58, 67,

OOrientasi, iv, 4, 5, 18, Orsos, 39Optimal, iv, 1, 20, 21, 30, 41, 57,

63, 64

PPDRB, 12PLB, 2, 40, 42, 43, 44PSKS, 3, 58PMKS, v, 5, 28, 51, 63, 69, 70Pranata Sosial, 7Pokdarwis, 19, 31Purposive, 8PNPM, 15, 29, 64, Pustu, 18, 23, 32, 46Polindes, 23Paraji, 23Pamtas, 26, 34Persepsi, iii, 5, 33, Paloh, v, 8, 11, 12, 13, 14, 35, 64,

67, 69, 72, PSM, 39Pemberdayaan, 39Pendampingan, 20, 33, 41, 54, 60,

72, Putar gasing, 51Partisipatif, 3, 52, 58, 60,

Pipanisasi, 55

RRPJN, 2Regional, 7RTM, 33RTLH, 28, 32, 51, 63, 70Resistensi, 48Rasio, 19, 22, 48, 49, Riam Meresap, 50Riam Pencarik, 50

SSKPD, 31SKTM, 33Serawak, 11, 12, 35, Singkawang, 11Sektor tersier, 12Social capital, 3, 58Sinkronisasi, 4, 33, 65, 66Sajingan Besar, v, 1, 8, 12, 35, 36,

37, 40, 41, 45, 49, 51, 64, 69, Sebunga, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 44,

46, 48, 49, 50, 52, 69Sanatab, 35, 36, 37, 38, 39, 44, 46,

48, 49, 50, 52Sei Bening, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

42, 46, 50SBABS, 39, 46, 53, 55, 64Stimulan, 32, 45, 50, 53, 54, 55, 69, Strategi Bisnis, 45Sosialisasi, 30, 53, 55, Survey, 50

TTong Gaz, 2Tebedu, 5Tawau, 5Temajuk, v, 13, 14, 15, 16, 17, 19,

20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 69,

Page 84: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

76

Indah Huruswati dkk.

TKSK, 39, 51Tegalan, 40TKI, 39, 44Transparan, 54Top Down, 54

ZZona, 42, 43

Page 85: EVALUASI PROGRAM - Kemsospuslit.kemsos.go.id/upload/post/files/732160808412a20c3f... · 2013-08-20 · persoalan yang ada di wilayah perbatasan berdasar temuan penelitian yang ada,

77

Evaluasi Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial