evaluasi pelaksanaan program pelatihan petugas...

81
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS HAJI (PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI ARAB SAUDI) PADA DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMROH KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2017 Skripsi Di ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: A.SYAUQI ZAMZAMI ZAIN NIM : 1113053000092 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Upload: vuongdat

Post on 17-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN

PETUGAS HAJI (PANITIA PENYELENGGARA IBADAH

HAJI ARAB SAUDI) PADA DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMROH

KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2017

Skripsi

Di ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

A.SYAUQI ZAMZAMI ZAIN

NIM : 1113053000092

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

PELATIHAN PETUGAS HAJI (PANITIA PENYELENGGARA

IBADAH HAJI PADA DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMROH KEMENTERIAN

AGAMA RI TAHUN 2017 telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Gidayatullah

Jakarta pada hari Kamis tanggal 8 Maret 2018, Skripsi telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Jurusan

Manajemen Dakwah.

Jakarta, 30 Maret 2018

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawijaya, MA Drs. Sugiharto, M.A

NIP. 19670818 199803 1 002 NIP. 19660806 199603 1 001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Dra. Hj. Mastanah, M. Si

NIP. 19660605 199403 1 005 NIP. 19620817 199003 2 001 Pembimbing,

H. Mulkanasir, BA, S. Pd, MM

NIP. 19550101 198302 1 001

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

i

ABSTRAK

A. Syauqi Zamzami Zain, 1113053000092, Evaluasi Program Pelatihan

Petugas Haji (PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umroh Kementerian Agama RI Tahun 2017. Dosen Pembimbing H.

Mulkanasir, BA, S.Pd, MM.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi

tanggungjawab pemerintah dibawah kordinasi Menteri Agama, dalam teknis

pelaksanaannya diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah. Amanah yang diberikan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008

menyebutkan Pemerintah memiliki kewajiban memberikan pembinaan, pelayanan

dan perlindungan.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang beragam,

melibatkan banyak pihak dan orang. Mengelola banyak dana masyarakat,

dilaksanakan dalam rentang waktu yang panjang di dalam Negeri dan di Arab

Saudi. Sehingga, memerlukan kerjasama yang erat dan kordinasi yang dekat,

manajemen yang baik dan penanganan yang cermat serta dukungan sumber daya

manusia yang handal dan amanah.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara umum pelatihan petugas

haji (PPIH Arab Saudi) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umroh Kementerian Agama RI. Perumusan masalah dari penelitian ini

adalah bagaimana program pelatihn dan evaluasi pelaksanaan program pelatihan

petugas haji (PPIH Arab Saudi) pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umroh Kementerian Agama RI Tahun 2017.

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ii

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif, yang mana metode ini menggambarkan dan

menginterpretasikan objek yang sesuai dengan apa adanya.

Dari hasil penelitian ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umroh Kementerian Agama RI melaksanakan program pelatihan petugas haji

(PPIH Arab Saudi) yang sesuai dengan peraturan pemerintah berjalan dengan

cukup lancar, melaksanakan tugasnya sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur yang diterbitkan oleh pemerintah dan sesuai dengan rencana yang

dibuat, baik dari materi, metode, pelatih, lokasi, dan waktu serta media yang

digunakan. Itu semua telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh dan juga mengetahui

latar belakang jamaah yang terdiri dari beragam pendidikan dan ormas/lembaga.

Kata Kunci : Evaluasi, Pelatihan Petugas Haji (PPIH Arab Saudi).

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, itulah ungkapan kata yang penulis ucapkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan Taufiq-Nya yng senantiasa mengiringi setiap langkah

penulis. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan keharibaan Baginda Nabi

besar Muhammad SAW bserta keluarga dan para sahabat-Nya, semoga kita selaku

ummatnya mendapat syafa’at di akhir kelak, aamiin. Dengan niat dan tekad

karena Allah SWT, penulis mampu melewati perjalanan panjang yang dihadapkan

dengan penuh halangan dan cobaan. Dengan rasa syukur juga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evaluasi Program Pelatihan Petugas Haji

(PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia”.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat

terbatas, maka dengan adanya bimbingan, pengarahan, dukungan dan do’a dari

berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk

itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Ayahanda

Abi H. Jainuddin, S. Pd. I dan Ibunda Ummi Hj. Rohilah yang telah mendidik dan

membesarkan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran demi masa depan

seorang anak yang dicintainya baik secara moral maupun moril. Selain itu, dengan

penuh hormat dan ketulusan, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

iv

2. Dr. Suparto, M. Ed. Ph. D, selaku Wakil Dekan I (satu) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan II (dua) Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Suhaimi, M. Si, selaku Wakil Dekan III (tiga) Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. H. Mulkanasir, BA, S. Pd, MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu bijaksana dan sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat serta

waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosah baik Ketua Sidang, Penguji I/II,

Sekretaris dan Pembimbing.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini

memberikan ilmunya yang tulus, semoga ilmu bermanfaat yang telah

diberikan dapat terbalaskan baik di dunia maupun di akhirat kelak nanti.

10. Seluruh Staf Petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viiii

DAFTAR BAGAN...............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................x

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

D. Metodologi Penelitian .................................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 10

BAB II ................................................................................................................... 12

LANDASAN TEORI ............................................................................................ 12

A. Evaluasi........................................................................................................ 12

1. Pengertian evaluasi ................................................................................. 12

2. Model-Model Evaluasi............................................................................ 14

3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ................................................................. 16

B. Program........................................................................................................ 17

1. Pengertian Program ................................................................................. 17

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vi

2. Aspek-aspek Program ............................................................................. 18

3. Tujuan Program ...................................................................................... 19

C. Pelatihan ...................................................................................................... 20

1. Pengertian Pelatihan................................................................................ 20

2. Tujuan Pelatihan ..................................................................................... 21

3. Rancangan Pelatihan ............................................................................... 22

D. Petugas Haji ................................................................................................. 22

1. Pengertian Petugas Haji .......................................................................... 22

2. Macam-Macam Petugas Haji .................................................................. 23

BAB III ................................................................................................................. 25

GAMBARAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENAG RI ......................... 25

A. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ..... 25

B. Terbentuknya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ........ 29

C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ......... 31

D. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 33

E. Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh ... 35

BAB IV..................................................................................................................37

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vii

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PETUGAS HAJI (PPIH ARAB SAUDI)

PADA DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN

UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA.......................37

A. Pelatihan Petugas Haji................................................................................37

1. Program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi.........................37

2. Persiapan pelatihan petugas haji....................................................38

3. Pelaksanaan pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi...................39

B. Evaluasi Program Pelatihan Petugas Haji..................................................41

1. Evaluasi input pelatihan petugas haji............................................42

2. Evaluasi proses pelatihan petugas haji.........................................56

3. Evaluasi output pelatihan petugas haji.........................................58

BAB V.................................................................................................................60

PENUTUP...........................................................................................................60

A. Kesimpulan................................................................................................60

B. Saran..........................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Tahun 1964 - 2017 .......... 30

Tabel 4.2 - Peserta Pelatihan Petugas Haji berdasarkan Instansi ..........................43

Tabel 4.3 - Peserta Pelatihan Petugas Haji Berdasarkan Jenis Kelamin ...............43

Tabel 4.4 - Pelatih (trainer) Pelatihan Petugas Haji Berasal dari Pejabat

Kementerian Agama dan Tenaga Ahli (Dosen dan Pakar Manasik) ....................45

Tabel 4.5 - Pelatih (trainer) Pelatihan Petugas Haji Berdasarkan Pendidikan .....45

Tabel. 4.5. - Kurikulum Mata Pelatihan ...............................................................48

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 - Struktur Organisasi Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan

Umroh...........34

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

x

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian

2. Surat bimbingan skripsi

3. Surat keterangan penelitian skripsi

4. Hasil wawancara

5. Surat keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Nomor 258 Tahun 2017 tentang pembentukkan panitia penyelenggara

ibadah haji

6. Surat keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Nomor 59 Tahun 2017 tentang pedomn rekuitmen petugas haji

Indonesia

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi

tanggungjawab pemerintah dibawah kordinasi Menteri Agama, dalam teknis

pelaksanaannya diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. Amanah yang diberikan Undang-undang Nomor 13 Tahun

2008 menyebutkan Pemerintah memiliki kewajiban memberikan pembinaan,

pelayanan dan perlindungan.1

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang

beragam, melibatkan banyak pihak dan orang. Mengelola banyak dana

masyarakat, dilaksanakan dalam rentang waktu yang panjang di dalam Negeri

dan di Arab Saudi. Sehingga, memerlukan kerjasama yang erat dan kordinasi

yang dekat, manajemen yang baik dan penanganan yang cermat serta

dukungan sumber daya manusia yang handal dan amanah.2

Sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya, pemerintah secara

terus menerus berupaya melakukan perbaikan penyelenggaraan haji,

utamanya melalui pembenahan sistem dalam berbagai aspek, termasuk aspek

pembinaan petugas. Mengingat petugas haji merupakan unsur penting yang

mempunyai peranan strategis dan turut menentukan keberhasilan

1Kementerian Agama RI, Direktoral Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Desain

Program, (Jakarta, 2010), h. 13 2Kementerian Agama RI, Direktoral Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 2011,

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 1

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2

penyelenggaraan ibadah haji,3 maka perlu adanya upaya pelatihan bagi para

petugas haji.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah

haji mengamanatkan perlunya penyempurnaan sistem dan manajemen

penyelenggaraan ibadah haji secara terus-menerus agar dapat berjalan aman,

tertib, dan lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan, profesionalitas dan

akuntabilitas.4 Dalam hal ini pelatihan petugas dalam penyelenggaraan ibadah

haji pun harus sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah dan negara.

Secara umum pelatihan petugas merupakan bagian dari upaya

menentukan keberhasilan pelaksanaan pelayanan terhadap Jamaah Haji

Indonesia. Upaya melalui pelatihan petugas diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif dalam menentukan pola dan strategi pelayanan terhadap

Jemaah Haji Indonesia.5

Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan mengenai program pelatihan

petugas haji yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umroh yaitu kurangnya infrastruktur dalam pelatihan petugas

sehingga hal itu menjadi hambatan bagi peserta pelatihan dalam memahami

kondisi lapangan yang sebenarnya.6

Pembenahan dilakukan secara terus menerus meski demikian masih

banyak kritikan bahkan hujatan terhadap penyelenggaraan haji masih saja

3Kementerian Agama RI, Direktoral Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Desain

Program, (Jakarta, 2010), h. 13 4Kementerian Agama Republik Indonesia Dirjen PHU, Intisari Langkah-Langkah

Pembinaan Haji, (Jakarta: Kemenag RI DPHU, 2010), h. iv 5Kementerian Agama RI, Direktoral Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

Pedoman Pelatihan, (Jakarta, 2010), h. 1 6Wawancara Pribadi dengan Petugas Haji Daker Madinah Tahun 2008, Jakarta, 19

Agustus 2014

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

3

terdengar dan ditujukan pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia. Salah satu hal yang

dirasakan masih lemah dalam penyelenggaraan haji adalah kemampuan

petugas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.7

Untuk itu, sebagai instansi pemerintah khususnya Ditbina

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Seksi Pelatihan Petugas Haji, mempunyai

tugas pokok untuk terus memberikan pelatihan kepada seluruh petugas haji

yang disesuaikan dengan kebutuhan tugas yang akan diemban di Arab Saudi,

serta meningkatkan sistem pelatihan petugas haji agar semua rangkaian

kegiatan pelatihan dapat terselenggara dengan baik guna menciptakan petugas

haji yang profesional akan tugasnya.

Untuk mengukur apakah program pelatihan tersebut berhasil atau

tidaknya, maka diperlukan evaluasi terhadap program pelatihan tersebut.

Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation”. Menurut

Edwin Wand dan Gerald W. Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu

proses untuk menilai sesuatu.

Perlu dijelaskan disini bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan

pengukuran (measurement). Mengenai (measurement) Wan dan Brown

mengatakan bahwa pengukuran adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan luas atau kuantitas sesuatu.

Evaluasi harus dilakukan untuk melihat apakah berbagai langkah dan

pelaksanaan suatu strategi telah berjalan sesuai dengan rencana. Namun

masalah yang sering timbul dalam mengevaluasi keefektifan suatu pelatihan

7Kementerian Agama RI, Direktoral Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Desain

Program, (Jakarta, 2010), h. 24

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

4

adalah hasil dari suatu kegiatan tersebut tidak dapat dilihat dalam waktu

seketika pada peningkatan pelatihan.

Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat judul skripsi mengenai“Evaluasi program Pelatihan Petugas

Haji (PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Kementerian Agama RI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dalam pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis

membatasi pembahasan dalam skripsi ini pada masalah program pelatihan

khususnya bagi para petugas haji (PPIH Arab Saudi) dan mengevaluasikan

program pelatihan tersebut. Pelatihan ini dikhususkan pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Tahun

2016.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan pembahasan masalah diatas,

maka penulis membuat perumusan masalah agar arah dan tujuan penulisan

ini jelas adanya. Adapun perumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana program pelatihan petugas haji (PPIH Arab Saudi)?

b. Bagaimana evaluasi pelaksanaan program pelatihan petugas haji (PPIH

Arab Saudi) ?

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana program pelatihan petugas haji (PPIH

Arab Saudi) pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.

b. Untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program pelatihan

petugas haji (PPIH Arab Saudi) pada Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik

Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat secara akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

terhadap pihak kampus dan mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas

Ilmu Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.

b. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber masukan

mengenai program pelatihan petugas haji (PPIH Arab Saudi) pada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian

Agama Republik Indonesia.

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono,

Penelitian Kualitatif ialah pengumpulan data yang dipandu oleh fakta-

fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah Kantor Direktoral Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah (DPHU) Kementerian Agama

Republik Indonesia Pusat yang didalamnya terdapat pembinaan untuk

para petugas haji yang dapat dijadikan sumber informasi dalam

penelitian ini.

b. Objek dalam penelitian ini adalah evaluasi program pelatihan petugas

haji (PPIH Arab Saudi) pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.9

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah jenis penelitian

deskriptif yang mengacu pada data yang dikumpulkan berupa kata-kata

atau gambar daripada angka-angka.10

Selain itu jenis penelitian yang

diperlukan untuk membantu menyelesaikan penelitian ini dapat berupa

studi pustaka, jurnal-jurnal, dan riset lapangan.

8Sugiyono, Memahai Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2010 ), h. 3

10

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, ( Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2012 ), h. 3

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

7

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kantor

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian

Agama Republik Indonesia, Jl. Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4

Jakarta Pusat.

b. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari 2018.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kepentingan penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

sebagai berikut:

a. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan secara langsung mengenai

obyek penelitian melalui pengamatan dan penelitian dengan

sistematika dari pemilihan data, pencatatan dan sebagainya dengan

maksud memperoleh gambaran yang jelas mengenai kejadian atau

peristiwa yang terjadi di Kantor Kementerian Agama.

b. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara meminta informasi atau

menggali informasi baik secara langsung maupun tidak langsung

kepada responden (orang yang diwawancara atau yang dimintai

informasi) dari pihak Kementerian Agama.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dimana peneliti meminta data

kepada lembaga yang diteliti yakni Direktorat Jenderal

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

8

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI sesuai

dengan judul yang dibahas.

6. Teknik Analisa Data

Analisis penulis lakukan setelah semua data yang diperlukan sudah

terkumpul. Penulis mendeskripsikan data yang diperoleh, yaitu dari hasil

observasi dan wawancara dengan pihak Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI. Penulis

mengumpulkan semua data yang didapatkan dari dokumen, arsip maupun

sumber lainnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan atau verifikasi data

tersebut.

7. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman

Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya bentuk penjiplakan atau plagiat maka

penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebagai

bahan perbandingan dalam pembuatan skripsi.Selain itu penulis juga

melakukan tinjauan kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik

pembahasan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1. Judul : “ Evaluasi Program Pemasaran Umroh Pada PT.

Bimalyndo Hajar Aswad Tour Dan Travel Ciputat

Timur Kota Tangerang Selatan”.

Penulis : Mar’atus Soleha / 108053000039, Fakultas Dakwah

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

9

dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,

lulus tahun 2012 M.

Isi Pokok : Skripsi ini membahas mengenai evaluasi program

pemasaran umroh pada PT. Bimalyndo Hajar Aswad

Tour and Travel, siapa sasaran penerima kegiatan

program, dan kualifikasi para staf pelaksana program

dalam menjalankan program pemasaran umroh,

sedangkan penelitian penulis lebih menekankan pada

pelaksanaan evaluasi program pelatihan petugas haji

(PPIH Arab Saudi).

2. Judul : “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Massal

Pada Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun

2015”.

Penulis : Fahrul Yusuf / 1111053100012, Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah.

Isi Pokok : Skripsi ini membahas tentang evaluasi program

bimbingan manasik haji massal, siapa saja sasaran

penerima program kegiatan dalam meliputi pedoman

pembinaan, tuntunan manasik haji massal dan

panduan perjalanan ibadah haji, apakah sudah berjalan

sesuai program yang telah dirancang, sedangkan

penelitian penulis lebih menekankan pada pelaksanaan

evaluasi program pelatihan petugas haji (PPIH Arab

Saudi).

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

10

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada karya ilmiah “skripsi” ini terdiri dari lima

BAB yang memiliki sub-sub bab. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

penulisan. Penyusunan sub-sub bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan BAB pendahuluan yang terdiri dari : Latar

belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Dalam bab ini memuat pengertian, model-model, tujuan dan

manfaat, tentang Evaluasi Program Pelatihan Petugas Haji

(PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama RI 2016.

BAB III : GAMBARAN UMUM DALAM OBYEK PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang Sejarah Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Terbentuknya Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Visi dan Misi

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

Struktur organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umroh, serta Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umroh.

BAB IV : ANALISIS PENELITIAN

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

11

Terdiri dari : Program Pelatihan dengan Evaluasi Program

Pelatihan Petugas Haji (PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian

Agama Republik Indonesia.

BAB V : PENUTUP

Sebagai akhir dari karya ilmiah yang diteliti yaitu berisi

tentang kesimpulan-kesimpulan dan saran serta lampiran-

lampiran yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian evaluasi

a. Secara Etimologi (bahasa)

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation,

dalam bahasa arab At- taqdir, dalam bahasa Indonesia penilaian. Akar

kata dalam bahasa inggris adalah value, dalam bahasa arab adalah Ad-

darajah11

, dalam bahasa Indonesia nilai.12

Menurut kamus istilah

manajemen, evaluasi adalah proses bersistem dan objektif yang

menganalisa sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan dan

organisasi.13

Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk

mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana

sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-

ukuran yang dapat diterima dengan pihak-pihak yang mendukung suatu

perencanaan.14

Ada pula yang mengemukakan bahwa evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu

11

Kitab Bahasa Oemar Bakri, {Jakarta : 1995), hal. 342

12Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.1.

13Aji B Firman dan Sirait Martin S, Perencanaan dan Evaluasi: suatu sistem untuk

proyek pembangunan (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 30.

14Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al- amin Press dan

IKFA, 1996), h. 53.

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

13

obyek dengan menggunakan instrument dan hasil dibandingkan dengan

tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.15

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana

suatu tujuan telah dapat dicapai. Devinisi tersebut menjelaskan langsung

hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,

dimana suatu tujuan dapat dicapai. Selain itu, evaluasi juga merupakan

proses memahami, member arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan

suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.16

b. Secara Terminologi (istilah)

Para ahli mendefinisikan evaluasi sebagai berikut :

Menurut Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk

mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah

pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi

setelah program dilaksanakan.17

Sementara itu Tyler yang dikutip oleh Tayibnafis dalam bukunya

Evaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang

menentukan sampai sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat

dicapai.18

Sedangkan evaluasi program menurut Arikunto adalah suatu

rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

15

M. Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 1.

16M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 h. 1.

17H.D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan Sumber daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000), h.

281

18Tayibnapis Yusuf Farida, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), h. 3

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

14

keberhasilan program. Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan

untuk melihat pencapaian target program. Untuk menentukan seberapa

jauh target program yang sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur

adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahapan perencanaan

kegiatan.19

Dari pengertian para ahli penulis menyimpulkan bahwa evaluasi

program merupakan proses penilaian suatu program apakah hasil sesuai

dengan rencana dan tujuan, apakah pelaksanaan program itu efektif dan

efisien, serta apakah program tersebut layak diteruskan, dimodifikasi,

atau bahkan dihentikan.

2. Model-Model Evaluasi

Ada beberapa jenis model evaluasi yang dikemukakan oleh Piettrzak,

Ramler, Ranner, Ford dan Gilbert sebagaimana dikemukakan oleh Elly

Irawan bahwa evaluasi meliputi evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Dalam hal ini penulis akan menggunakan model evaluasi tersebut

untuk pembahasan pada bab empat yaitu :

a. Evaluasi Input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk

dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variable utama yang

masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat (peserta program), tim atau

staf dan program. Terkait dengan evaluasi ini ada tiga kriteria yang

perlu dikaji: tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan program dan

harga standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk

pelaksanaan program.

19

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h.

290.

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

15

b. Evaluasi Proses, evaluasi ini dilakukan untuk menilai proses yang telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Evaluasi

ini memfokuskan kepada efektifitas program yang melibatkan interaksi

langsung antara klien dengan staff terdepan merupakan pusat dari

pencapaian tujuan program, bagaimana pendampingan dilakukan dan

kebijakan dari lembaga.

c. Evaluasi hasil, evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh

tujuan-tujuan yang sudah direncanakan tercapai, yakni diarahkan

kepada evaluasi keseluruhan dampak dari suatu program terhadap

penerima layanan.20

Elly Irawan melanjutkan penulisannya bahwa

pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah kapan suatu program bisa

dikatakan berhasil mencapai tujuannya dan bagaimana anggota akan

menjadi berbeda setelah mengikuti kegiatan tersebut. Evaluasi ini juga

digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna bagi

Administator dalam menentukan apakah program diteruskan,

dimodifikasi atau dihentikan.

Ada empat macam kebijaksanaan lanjutan yang mungkin diambil

setelah evaluasi program dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Program tersebut dilakukan karena dari data yang terkumpul diketahui

karena program-program itu sangat bermanfaat dan dapat dilaksanakan

dengan lancer tanpa hambatan sehingga kualitas pencapaian tujuannya

tinggi.

20

Elly irawan, dkk. , Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

16

b. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penyempurnaan karena dari data

yang terkumpul diketahui bahwa hasil program sangat bermanfaat tetapi

pelaksanaannya kurang lancar atau kualitas pencapaian kurang tinggi.

Yang perlu mendapatkan perhatian kebijaksanaan selanjutnya adalah

cara atau proses kegiatan pencapaian tujuan.

c. Kegiatan tersebut dimodifikasi karena dari data yang terkumpul dapat

diketahui bahwa kemanfaatan hasil program kurang tinggi sehingga

perlu disusun lagi perencanaan secara lebih baik. Dalam hal ini

mungkin tujuannya yang perlu diperbaiki.

d. Kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan (dengan kata lain dihentikan)

karena dari data yang terkumpul diketahui bahwa hasil program kurang

bermanfaat, ditambah lagi di dalam pelaksanaan banyak sekali

hambatannya.21

3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

Tujuan evaluasi program menurut Tayibnafis adalah: a) Membuat

kebijakan dan keputusan, b) Menilai hasil yang dicapai, c) Menilai rencana

program, d) Memberikan kepercayaan kepada lembaga, e) Memperbaiki

dana yang telah diberikan, f) Memperbaiki materi program.22

Jadi tujuan

evaluasi yaitu untuk mengetahui efektivitas program dalam kemajuan yang

berkelanjutan.

Adapun manfaat evaluasi menurut Rukminto, dengan mengutip

pendapat Feuriskin, sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai

21

Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h. 290-291. 22

Farida Yusuf Tayib Nafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h. 187-

188.

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

17

tujuan dari pelaksanaan evaluasi. Namun ia menyatakan ada 10 alasan,

mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

a) Untuk melihat apa yang sudah dicapai,

b) Melihat kemajuan, dikaitkan dengan objektif (tujuan) program,

c) Agar tercapai manajemen yang baik,

d) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan untuk memperkuat

program,

e) Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu

program,

f) Untuk merencanakan kegiatan program tersebut yang lebih baik,

g) Agar memberikan dampak positif yang lebih luas,

h) Memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari

masyarakat,

i) Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif,

j) Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable.23

B. Program

1. Pengertian Program

Program merupakan sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan

Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara

mempunyai suatu program. Arikunto mengemukakan program yaitu

23

Rukminto, Pemberdayaan: Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunikasi

Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 187-188.

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

18

“Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai kegiatan tertentu”.24

Program merupakan pernyataan tertulis tentang suatu yang harus

dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang

perlu dilaksanakan dan mengapa hal itu perlu dilaksanakan. Program juga

dapat digambarkan berupa suatu pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-

tujuan yang hendak dicapai, masalah-masalah yang hendak dipecahkan dan

cara pemecahannya.25

Berdasarkan definisi evaluasi dan program menurut beberapa ahli

tersebut, maka penulis menyimpulkan evaluasi program adalah suatu unit

atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang

realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses

yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang guna mengambil sebuah keputusan.

2. Aspek-aspek Program

Program dapat dilihat pada beberapa aspek sebagai berikut:

a. Aspek tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan

dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

b. Aspek jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi

program yang bersangkutan.

24

Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 2. 25

I Gede Suyanto, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentu, Jenis, dan Sifatnya

dalam Metodologi PPM, (Lampung : Universitas Lampung, 1986) h.88

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

19

c. Aspek jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

d. Aspek keluasan, ada program yang sempit dan program luas. Program

sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program

luas menyangkut banyak variable.

e. Aspek pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.

Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program

besar dilaksanakan oleh banyak orang.

f. Aspek sifatnya, ada program formal dan juga ada program 1nonformal.

Program formal yang dampaknya menyangkut o1rang banyak,

menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program nonformal adalah

sebaliknya.26

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai yang

dikemukakan oleh Arikunto yaitu tujuan program merupakan suatu yang

pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu

program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program

tersebut tidak perlu dilaksanakan.

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus (obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari

program jangka panjang, sedangkan jangka khusus outputnya jangka

pendek.

26

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 2.

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

20

C. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja. Disamping

adanya upaya lain, pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam

rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk

melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer

keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian

rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat

melaksanakan pekerjaan.27

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelaksanaan

dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah

untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau

sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan

pelatihan ialah “ Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan

kepribadian manusia.28

Penggunaan istilah pelatihan (training) dikemukakan para ahli seperti

D. Ale Yorder yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangku Negara,

menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas,

sedangkan Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan

istilah pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “Pelatihan merupakan istilah-

istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang

27

Abdurahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Rineka Cipta 2006), Cet. Ke. 1, h. 147. 28

Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2004), h. 25.

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

21

diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-

sikap pegawai atau anggota organisasi.29

Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan

diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya)

yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga

kerja oleh tenaga professional kepelatihannya dalam satuan waktu yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang

pekerjaan tertentu, guna menentukan efektifitas dan produktifitas dalam

suatu organisasi.30

2. Tujuan Pelatihan

Menurut peneliti tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi

pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan

belajar mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis,

yaitu: Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives), sebagaimana

yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo yaitu :

a. Tujuan umum adalah rumusan tentang kemampuan umum yang akan

dicapai dalam pelatihan tersebut.

b. Tujuan khusus adalah rincian tujuan yang dirumuskan dalam tujuan

umum kedalam kemampuan khusus.31

Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard

kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu

29

AA. Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung: Rosda Karya, 2000) h. 44. 30

Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 10. 31

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta,

2009, Cet. IV, hal. 21

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

22

kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk

pemenuhan suatu jenis.

3. Rancangan Pelatihan

Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan yang akan

dijadikan pegangan, pedoman atau acuan pada waktu melaksanakan

training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan pihak-

pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara dan

trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan

peralatan yang hendak dicapai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk

setiap sesi ataupun secara keseluruhan.32

D. Petugas Haji

1. Pengertian Petugas Haji

Istilah petugas berasal dari kata tugas yang berarti yang wajib

dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan. Sedangkan pengertian

petugas adalah orang yang bertugas melakukan sesuatu.33

Adapun istilah

haji dalam ensiklopedia Islam berarti menyengaja atau menuju dan

mengunjungi. Ia diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji

mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja.34

Dari masing-masing istilah ini digabungkan menjadi satu yaitu

petugas haji. Istilah ini digunakan oleh Kementerian Agama untuk

menyebutkan petugas yang melayani jamaah haji. Kementerian Agama RI

32

Agus M, Hardjana, Training Sumber Daya Manusia yang Efektif, (Yogyakarta:

Kanisius, 2001), Cet. Ke 1, h. 35. 33

Departemen Pendidikan dan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), h. 1215 34

Kemenag RI, Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia, (Jakarta: CV. Duta Peraga,

2010), h. 87

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

23

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengartikan petugas

haji ialah “petugas yang diangkat oleh Menteri Agama yang diberi tanggung

jawaban untuk menjalankan tugas dan fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah

Haji (PPIH) Arab Saudi (Non Kloter), petugas yang menyertai jamaah haji

(Kloter), dan tenaga musim”.35

2. Macam-Macam Petugas Haji

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI

membagi petugas haji menjadi tiga bagian yaitu Petugas Kloter, Petugas

Non Kloter, dan Tenaga Musim. Adapun penjelasannya sebagai berikut36

:

a. Petugas haji yang menyertai jamaah haji (Kloter)

1) TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah dalam bidang

administrasi dan manajerial (ketua kloter).

2) TPIHI adalah petugas yang menyertai jamaah dalam bidang

bimbingan ibadah (pembimbing ibadah)

3) TKHI adalah petugas yang menyertai jamaah dalam bidang pelayanan

kesehatan baik dokter, perawat atau petugas kesehatan lainnya seperti

ahli gizi, ahli rekam medik, tenaga farmasi ataupun sani tarian.

4) TPHD adalah petugas haji yang ditetapkan oleh Gubernur/Walikota

atau Bupati untuk melayani daerah masing-masing dalam bidang

pelayanan umum dan ibadah.

5) TKHD adalah petugas haji yang ditetapkan oleh Gubernur/Walikota

atau Bupati untuk melayani daerah masing-masing dalam bidang

kesehatan.

35

Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pedoman Rekrutmen

Haji Indonesia, (Jakarta, 2013), h. 2 36

Ibid, h. 2-3

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

24

b. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH Non Kloter).

1) PPIH adalah Panitia yang bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan haji baik di tingkat Pusat, Arab Saudi, dan Embarkasi.

2) PPIH Pusat adalah Panitia Penyelenggara Ibadah haji yang

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan perhajian yang

ditempatkan di kementerian Agama Republik Indonesia.

3) PPIH Arab Saudi adalah Petugas Haji yang bertanggung jawab dalam

pembinaan, pelayanan umum, bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan

serta perlindungan jamaah haji di Arab Saudi. PPIH Arab Saudi

ditugaskan di tiga daerah kerja, yaitu: Jeddah, Madinah dan Makkah

serta Kantor Misi Haji di Jeddah.

4) PPIH Embarkasi adalah petugas haji yang bertanggung jawab pada

pembinaan, pelayanan umum, bimbingan ibadah dan pelayanan

kesehatan serta perlindungan setiap calon jamaah haji di setiap

Embarkasi.

c. Tenaga Musim yang disingkat (Temus) adalah petugas haji yang direkrut

dari mahasiswa Arab Saudi dan sekitarnya serta WNI yang berdomisili di

Arab Saudi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah.

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

25

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENAG RI

A. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

1. Penyelenggaraan Haji Pasca-Kemerdekaan

Pada tanggal 21 Januari 1950, Badan Kongres Muslimin Indonesia

mendirikan sebuah yayasan yang secara khusus menangani kegiatan

penyelenggaraan haji, yaitu Panitia Perbaikan Perjalanan Haji Indonesia

(PPPHI) yang kemudian kedudukannya diperkuat dengan dikeluarkannya

Surat Kementerian Agama Republik Indonesia Serikat Nomor 3170 tanggal

6 Februari 1950, disusul dengan surat edaran Menteri Agama RIS Nomor

A.III/I/648 tanggal 9 Februari 1950 yang menunjuk PPPHI sebagai satu-

satunya wadah yang sah disamping Pemerintah untuk mengurus dan

menyelenggarakan haji Indonesia. Sejak saat itulah penyelenggaraan haji

ditangani oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, dibantu oleh

instansi lain seperti Pamongpraja. Tahun itu merupakan tahun pertama

rombongan haji Indonesia yang diikuti dan dipimpin oleh Majelis Pimpinan

Haji bersama dengan Rombongan Kesehatan Indonesia.37

Dengan dibentuknya Kementerian Agama sebagai salah satu unsur

kabinet Pemerintah setelah masa kemerdekaan, maka seluruh beban PIH

ditanggung pemerintah dan segala kebijakan tentang pelaksanaan ibadah

haji semakin terkendali Dengan semakin membaiknya tatanan kenegaraan

37

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008), h. 5

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

26

Indonesia, pada tahun 1964 pemerintah mengambil alih kewenangan dalam

PIH dengan membubarkan PPPHI yang kemudian diserahkan kepada Dirjen

Urusan Haji (DUHA) dibawah koordinasi Menteri Urusan Haji.38

2. Penyelenggaraan Haji Masa Orde Baru

Tugas awal penguasa Orde Baru sebagai pucuk pimpinan negara pada

tahun 1966 adalah membenahi sistem kenegaraan. Pembenahan sistem

pemerintahan tersebut berpengaruh pula terhadap PIH dengan dibentuknya

Departemen Agama yang merubah struktur dan tata kerja organisasi Menteri

Urusan Haji dan mengalihkan tugas PIH dibawah wewenang Dirjen Urusan

Haji, termasuk penetapan biaya, sistem manajemen dan bentuk organisasi

yang kemudian ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Urusan Haji Nomor 105

tahun 1966. Pada tahun 1967 melalui keputusan Menteri Agama Nomor 92

tahun 1967, penetapan besarnya biaya haji ditentukan oleh Menteri Agama.

Pada tahun 1968, keputusan tentang besarnya biaya haji kembali

ditetapkan oleh Dirjen Urusan Haji dengan keputusan Nomor 111 tahun

1968. Dalam perjalanan selanjutnya, pemerintah bertanggung jawab secara

penuh dalam PIH mulai dari penentuan biaya haji, pelaksanaan ibadah haji

serta hubungan antara dua negara yang mulai dilaksanakan pada tahun 1970.

Pada tahun tersebut biaya perjalanan haji ditetapkan oleh Presiden melalui

Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1970. Dalam tahun-tahun berikutnya

PIH tidak banyak mengalami perubahan-perubahan kebijakan dan

keputusan tentang biaya perjalanan haji ditetapkan melalui Keputusan

Presiden.

38

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008), h. 5

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

27

Pada tahun 1976, ditandai dengan adanya perubahan tata kerja dan

struktur organisasi PIH yang dilakukan oleh Dirjen Bimas Islam dan Urusan

Haji (BIUH). Sebagai panitia pusat, Dirjen BIUH melaksanakan koordinasi

ke tiap-tiap daerah tingkat I dan II di seluruh Indonesia. Dalam hal ini

sistem koordinasi dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Dirjen

BIUH. Beberapa panitia penyelenggara didaerah juga menjalin koordinasi

dengan Badan Koordinator Urusan Haji (BAKUH) ABRI, hal ini

dikarenakan BAKUH ABRI memiliki lembaga tersendiri untuk pelaksaan

operasional PIH.39

Setelah tahun 1976, seluruh pelaksanaan operasional perjalanan

ibadah haji dilaksanakan oleh Dirjen BIUH. Pada tahun 1985, pemerintah

kembali mengikutsertakan pihak swasta dalam PIH, dimana pihak-pihak

swasta tersebut mempunyai kewajiban langsung kepada pemerintah. Dalam

perkembangan selanjutnya, lingkungan bisnis modern mengubah orientasi

pihak-pihak swasta tersebut dengan menyeimbangkan antara orientasi

pelayanan dan orientasi keuntungan yang selanjutnya dikenal dengan istilah

PIH Plus. Pada tahun 1987 pemerintah mengeluarkan keputusan tentang

PIH dan Umroh Nomor 22 tahun 1987 yang selanjutnya disempurnakan

dengan mengeluarkan peraturan PIH dan Umroh Nomor 245 tahun 1991

yang lebih mennekankan pada pemberian sanksi yang jelas kepada pihak

swasta yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Pembatasan jamaah haji yang lebih dikenal dengan pembagian kuota

haji diterapkan pada tahun 1996 dengan dukungan Sistem Komputerisasi

39

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008), h. 5

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

28

Haji Terpadu (SISKOHAT) untuk mencegah terjadinya over quota seperti

yang terjadi pada tahun 1995 dan sempat menimbulkan keresahan dan

kegelisahan di masyarakat., khususnya calon jamaah haji yang telah

terdaftar pada tahun tersebut namun tidak dapat berangkat. Mulai tahun

2005 penetapan porsi provinsi dilakukan sesuai dengan ketentuan

Organisasi Konferensi Islam (OKI) yaitu 1 orang per mil dari jumlah

penduduk yang beragama Islam dari masing-masing provinsi, kecuali untuk

jamaah haji khusus diberikan porsi tersendiri.40

3. Penyelenggaraan Haji Pasca-Orde Baru

Melalui Keputusan Presiden Nomor 119 tahun 1998, pemerintah

menghapus monopoli angkutan haji dengan mengizinkan kepada perusahaan

penerbangan lain selain PT. Garuda Indonesia untuk melaksanakan

angkutan haji. Dibukanya kesempatan tersebut disambut hangat oleh sebuah

perusahaan asing, Saudi Arabian Airlines untuk ikut serta dalam angkutan

haji dengan mengajukan penawaran kepada pemerintah dan mendapapat

respon yang positif.41

4. Penyelenggaraan Haji Era Reformasi

Sejak era reformasi, setiap bentuk kebijakan harus memenuhi aspek

keterbukaan dan transaparansi, jika tidak akan menuai kritik dari

masyarakat. Pemerintah dituntut untuk terus menyempurnakan sistem

penyelenggaraan haji dengan lebih menekankan pada pelayanan, pembinaan

dan perlindungan secara opitmal.

40

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008), h. 6 41

Ibid, h. 6

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

29

Penyelenggaraan Haji menjadi tanggung jawab Menteri Agama yang

dalam pelaksanaan sehari-hari, secara struktural dan teknis fungsional

dilaksanakan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Haji (BIPH) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 165 tahun 2000.42

B. Terbentuknya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Terbentuknya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

berawal dari pemecahan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji (Ditjen

BIPH) menjadi dua, yaitu Ditjen Bimas Islam dijabat oleh Prof. Dr. H.

Nazaruddin Umar dan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dijabat oleh

Drs. H. Slamet Riyanto, M.S.i. Terbentuknya ini pada tahun 2006 berdasarkan

Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Agama. Mulai saat itulah tugas Penyelenggaraan Haji dan Umrah

dilaksanakan oleh direktorat jenderal baru, yakni Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah (DPHU). Struktur baru ini bertujuan agar

tugas-tugas yang diemban dapat dilaksanakan secara lebih fokus. Tugas-tugas

itu adalah Pembinaan Haji dan Umrah, Pelayanan Haji, dan Pengelolaan BPIH

dan Sistem Informasi Haji.43

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sejak berdirinya

dari tahun 1964 hingga tahun 2017 sudah mengalami 11 kali pergantian

direktur, untuk melihat hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

42

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008), h. 6 43

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa,

(Jakarta: Cetakan Pertama, 2012), h. 157

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

30

Tabel 3.1

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Tahun 1964 - 2017

No. Nama Jabatan Masa Bakti

1 Prof. KH. Farid Ma’ruf Menteri Urusan Haji 1964 – 1965

Dirjen Urusan Haji 1965 – 1973

2 H. Burhani Tjokrohandoko

Dirjen Urusan Haji 1973 – 1979

Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji 1979 – 1984

3 H. A. Qadir Basalamah Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji 1984 – 1989

4 H. Andi Lolo Tonang, SH Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji 1989 – 1991

5 Drs. H. Amidhan Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji 1991 – 1995

6 Drs. H. A. Ghazali Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji 1995 – 1996

7 Drs. H. Mubarok, M.Si Dirjen Bimas Islam dan

Penyelenggaraan Haji 1996 – 2000

8 Drs. H. Taufiq Kamil Dirjen Bimas Islam dan

Penyelenggaraan Haji 2000 – 2005

9 Drs. H. Slamet Riyanto,

M.Si

Dirjen Bimas Islam dan

Penyelenggaraan Haji 2005 – 2006

Dirjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh 2006 – 2012

10 Dr. H. Anggito Abimanyu,

M.Sc

Dirjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh 2012- 2014

11 Prof. Dr. H. Abdul Djamil,

MA

Dirjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh 2014-2017

12 Prof. Dr. Nizar, MA Dirjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh

2017-

Sekarang

Sumber : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Haji dari

Masa ke Masa, (Jakarta:Cetakan Pertama, 2012), h. 157

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

31

C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Jenderal sebagai unsur pelaksana Kementerian Agama dalam

mewujudkan visinya agar masyarakat Indonesia taat beragama, maju, sejahtera,

dan cerdas serta saling menghormati antara sesame pemeluk agama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, maka peningkatan kualitas penyelenggaraan haji

sangatlah perlu diselenggarakan secara baik.

Mengacu pada keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Nomor : D/54 Tahun 2010 tentang Visi dan Misi Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, maka ditetapkan:

1. Visi

Terwujudnya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada Jemaah

haji dan umrah berdasarkan asas keadilan, transparan, akuntabel dengan

prinsip nirlaba. Dari penggalan kalimat mengenai visi Direktorat

Penyelenggaraan Haji dan Umrah dapat dijelaskan sebagai berikut44

:

a. Pembinaan, diwujudkan dalam bentuk pembimbingan, penyuluhan, dan

penerangan kepada masyarakat dan Jemaah haji. Sedangkan pembinaan

petugas diarahkan pada profesionalisme dan dedikasinya.

b. Pelayanan, diwujudkan dalam bentuk pemberian layanan administrasi

dan dokumen, transportasi, kesehatan, serta akomodasi dan konsumsi.

44

Kementerian Agama Republik Indonesia, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

Rencana Strategi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2010-2014, (Jakarta: Ditjen

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010), h. 41-42

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

32

c. Perlindungan, diwujudkan dalam bentuk jaminan keselamatan dan

keamanan Jemaah haji selama menunaikan ibadah haji.

d. Asas Keadilan, bahwa penyelenggara ibadah haji harus berpegang pada

kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-

wenang dalam penyelenggaraannya.

e. Transparan, bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam proses

penyelenggaraan haji dapat diketahui oleh masyarakat dan Jemaah haji.

f. Akuntabel dengan prinsip nirlaba, bahwa penyelenggaraan ibadah haji

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etik

dan hukum dengan prinsip tidak mencari keuntungan.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas penyuluhan, bimbingan, dan pemahaman

manasik haji

b. Meningkatkan profesionalisme dan dedikasi petugas haji

c. Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji

melalui pembinaan haji khusus, umrah, dan kelompok bimbingan

ibadah

d. Meningkatkan pelayanan pendaftaran, dokumen, akomodasi,

transportasi, dan katering sesuai standar pelayanan minimal

penyelenggaraan haji

e. Memberikan perlindungan kepada Jemaah sehingga diperoleh rasa

aman, keadilan, dan kepastian melaksanakan ibadah haji

f. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dana haji serta

pengembangan sistem informasi haji

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

33

g. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan teknis

lainnya dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.45

D. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam pelaksanaan

teknis penyelenggaraan ibadah haji didasarkan atas Peraturan Presiden

Republik Indonesia No. 92.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah memiliki susunan

organisasi dapat dilihat pada bagan 3.1.

45

Kementerian Agama Republik Indonesia, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

Rencana Strategi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2010-2014, (Jakarta: Ditjen

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010), h. 41-42

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

34

Bagan 3.1

Struktur Organisasi Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Sumber : File Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 42 Tahun

2016.

DIREKTORAT JENDRAL

PENYELENGGARAAN

HAJI DAN UMROH

SEKRETARIAT

DIREKTORAT

JENDERAL

BAG.

PERENCAN

AAN DAN

HUMAS

BAG.

KEUANGAN

DAN

PENERIMA

AN NEGARA

BUKAN PAJAK

BAG.

ORGANISASI

KEPEGAWAIA

N DAN

HUKUM

BAG.

UMUM

DAN BMN

DIREKTORAT

PENGELOLAAN

DANA HAJI

DAN SISTEM

INFORMASI

HAJI

DIREKTORAT

BINA HAJI

DIREKTORAT

PELAYANAN

HAJI DALAM

NEGERI

DIREKTORAT

PELAYANAN

HAJI LUAR

NEGERI

DIREKTORAT

BINA UMROH

DAN HAJI

KHUSUS

SUB.BAG

TATA

USAHA

SUB.BAG

TATA

USAHA

SUB.BAG

TATA

USAHA

SUB.BAG

TATA

USAHA

SUB.BAG

TATA

USAHA

SUBDIREKTORAT

BIMBINGAN

JAMAAH HAJI

SUBDIREKTORAT

BINA PETUGAS

HAJI

SUBDIREKTORAT

ADVOKASI HAJI

SUBDIREKTORAT

TRANSPORTASI DAN

PERLINDUNGAN

JAMAAH HAJI REGULER

SUBDIREKTORAT

ASRAMA HAJI

SUBDIREKTORAT

DOKUMEN DAN

PERLENGKAPAN

HAJI REGULER

SUBDIREKTORAT

PENDAFTARAN DAN

PEMBATALAN HAJI

REGULER

SUBDIREKTORAT

FASILITASI KOMISI

PENGAWAS HAJI

INDONESIA

SUBDIREKTORAT

TRNSPORTASI HAJI

SUBDIREKTORAT

CATERING HAJI

SUBDIREKTORAT

AKOMODASI HAJI

SUBDIREKTORAT

PEMANTAUAN

DAN

PENGAWASAN

UMROH DAN HAJI

KHUSUS

SUBDIREKTORAT

PERIZINAN,

AKREADITASI,

DAN (PIHK)

SUBDIREKTORAT

PERIZINAN,

AKREADITASI,

DAN BINA (PPIU)

SUBDIREKTORAT

DATA DAN SISTEM

INFORMASI HAJI

TERPADU

SUBDIREKTORAT

PENGELOLAAN

KEUANGAN

OPERASIONAL HAJI

SUBDIREKTORAT

PERENCANAAN

ANGGARAN

OPERASIONAL

DAN

PENGELOLAAN

ASET HAJI

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

35

E. Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis pada bidang

penyelenggaraan haji dan umroh. Sedangkan dalam melaksanakan tugas,

Direktorat Jenderal Haji dan Umroh memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan dibidang penyelenggaraan haji dan umroh.

2. Pelaksanaan kebijakan dibidang penyelenggaraan haji dan umroh.

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria dibidang penyelenggaraan

haji dan umroh.

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi penyelenggaraan haji dan

umroh.

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umroh.46

Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat

Penyelenggaraan Haji dan Umroh dibantu oleh salah satu Subdirektorat

Pembinaan Petugas Haji yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, dan

bimbingan teknis, serta evaluasi dibidang pembinaan petugas haji. Sedangkan

dalam menjalankan tugas, Subdirektorat pembinaan petugas haji mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang rekrutmen, pelatihan, dan

penilaian kinerja petugas haji.

46

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Agama, h. 56

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

36

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan dibidang rekrutmen, pelatihan , dan

penilaian kinerja petugas haji.

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang

rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja petugas haji.

4. Penyiapan bimbingan teknis dan evaluasi dibidang rekrutmen, pelatihan,

dan penilaian kinerja petugas haji.

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

37

BAB IV

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PETUGAS HAJI (PPIH

ARAB SAUDI) PADA DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN

AGAMA REPUBLIK INDONESIA

A. Pelatihan Petugas Haji

1. Program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

Program pelatihan/pembekalan petugas haji merupakan suatu proses

pembentukan dan pemahaman tugas dan fungsi sebagai petugas secara

menyeluruh di setiap jenis pelayanan dilapangan.

Program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama

Rakyat Indonesia Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan

Petugas Haji pada tanggal 10-19 Juli 2014 di Asrama Haji Pondok Gede.

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Syarif Rahman selaku kepala

seksi pelatihan petugas haji mengatakan bahwa program pelatihan yang ada

pada pelatihan petugas haji (PPIH Arab saudi) yang sesuai dengan unsur

program, sebagai berikut;

a. Memberikan pelatihan petugas haji selama 10 hari.

b. Menyediakan tenaga pelatih yang berpengalaman dalam bertugas haji

dan berpengetahuan luas akan materi pelatihan.

c. Memberikan materi yang memenuhi standar pembelajaran yang

disesuaikan dengan kebijakan, teknisi, dan ibadah/akhlak. Seperti,

kebijakan penyelenggaraan haji, proses perjalanan jamaah, penanganan

kasus-kasus, dan pembinaan ahlak petugas haji.

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

38

d. Memberikan metode pembelajaran yang disesuaikan dengaan kondisi

yang akan dialami di lapangan. Seperti, metode simulasi, metode role

playing, studi kasus, dan diskusi/tanya jawab.

e. Melaksanakan simulasi pelayanan dan penanganan kasus-kasus sesuai

dengan daerah kerja (Daker).

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa program

pelatihan/pembekalan petugas haji PPIH Arab Saudi tersusun dengan baik

dan sistematis dalam pembagian tugas dan fungsi dan penyusunan program

pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi.

2. Persiapan Pelatihan Petugas Haji

Persiapan pelatihan petugas haji disusun oleh Direktorat Jenderal

penyelenggaraan ibadah haji kemudian Kepala Kanwil Kementerian Agama

provinsi menindaklanjuti surat dari Direktur Jenderal dan staf teknis haji

Indonesia di Jeddah Arab Saudi membentuk panitia seleksi, menyusun

jadwal, menyiapkan soal, dan mengumumkan rekrutmen PPIH Arab Saudi.

H. Syarif Rahman mengatakan, hal ini harus dipersiapkan dengan baik agar

semua program dapat dilaksanakan dengan baik.

Bagi calon PPIH Arab Saudi yang lulus seleksi diwajibkan untuk

melakukan pembekalan/pelatihan petugas bertujuan untuk memahami tugas

dan fungsi sebagai petugas haji secara menyeluruh di setiap jenis pelayanan

di lapangan dan dilaksanakan selama 10 hari menjelang keberangkatan yang

bertempat di Asrama Haji Pondok Gede. Berikut persiapan materi-materi

pembekalan antara lain:

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

39

a. Pengenalan program

b. Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji

c. Manasik haji

d. Kebijakan teknis pembinaan haji

e. Kebijakan pemerintah Arab Saudi

f. Kebijakan teknis kesehatan haji

g. Kebijakan teknik pelayanan haji dalam dan luar negeri

h. Struktur dan mekanisme kerja PPIH Arab Saudi

i. Pemantapan dan pembentukan komitmen pelayanan petugas PPIH Arab

Saudi

j. Manajemen operasional penyelenggaraan ibadah haji

k. Pelayanan akomodasi, konsumsi dan transportasi

l. Satuan operasional armina

m. Pengawasan dan pengendalian PPIH Arab Saudi

n. Keterkaitan tugas antara petugas yang menyertai jamaah dan PPIH

Arab Saudi

o. Diskusi-diskusi dan simulasi.

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti mengenai persiapan

program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi sudah dipersiapkan secara

menyeluruh baik dalam pembentukan seleksi panitia maupun rincian

pembekalan/pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi.

3. Pelaksanaan pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

Pelaksanaan program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

dilaksanakan selama sepuluh hari yang memfokuskan pemahaman,

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

40

pembinaan, pelayanan umum, perlindungan yang baik serta alur proses hal-

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas, sesuai dengan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti mengenai tujuan pelaksanaan program

pelatihan PPIH Arab Saudi, H. Syarif Rahman mengatakan bahwa tujuan

pelaksanaan pelatihan petugas haji (PPIH Arab Saudi) yaitu untuk

memberikan pembinaan, pelayanan umum, bimbingan ibadah, pelayanan

kesehatan serta perlindungan yang sebaik-baiknya terhadap jamaah haji

sehingga mereka dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan

ajaran agama islam.

Pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan di lapangan diawali dengan

melakukan apersepsi yaitu membuka dengan mengucapkan salam serta

mengenalkan diri kepada peserta pelatihan secara secukupnya, kemudian

menyampaikan struktur organisasi Daker (Daerah Kerja) yang terdapat pada

tiga wilayah kerja yaitu: Jeddah, Mekkah, dan Madinah, agar peserta dapat

memahami alur tugas yang harus dilaksanakan selama tugas berlangsung

pemateri harus menyampaikan alur tugas semua jenis layanan yang ada di

daerah kerja, kemudian melakukan pre test kepada peserta dengan

memberikan pertanyaan secara tertulis atau dikte bertujuan untuk mengukur

dan mengetahui kemampuan peserta pelatihan dalam menyiapkan diri

mencari informasi akan tugas yang akan dilaksanakan.

Pelatih menayangkan visualisasi dengan video atau gambar atau

bentuk lainnya tentang kondisi tempat pelaksanaan tugas di arab saudi serta

melakukan diskusi dan tanya jawab. Kemudian penyampaian penjelasan

kertas kerja, pembuatan laporan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

41

administrasi dan sistem pada setiap masing-masing bidang layanan. Setelah

itu, melakukan post test pada peserta dengan memberikan beberapa

pertanyaan secara tertulis atau dikte bertujuan untuk memberikan apresiasi

kepada peserta atas kesungguhannya mengikuti pelatihan pendalaman dan

meminta kepada petugas akan komitmen yang harus dibangun atas dasar

hasil pelatihan yang diperoleh dan melakukan clossing statement kepada

peserta yang berkaitan dengan inti pelaksanaan tugas sehingga pelaksanaan

tugas akan memiliki kualitas yang baik serta menyampaikan peserta untuk

lebih menguatkan niat dan beribadah melalui bertugas untuk melayani tamu-

tamu Allah.

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa pelaksanaan

pelatihan sudah terlaksana dengan baik yang dapat dilihat dari pelaksanaan

pelatihan/pembekalan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi pelatihan

petugas haji

B. Evaluasi Program Pelatihan Petugas Haji

Program pelatihan petugas haji merupakan kegiatan penyuluhan yang

diberikan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Kementerian Agama RI secara keseluruhan yang terdiri dari komponen-

komponen evaluasi yang saling berkaitan guna menciptakan tenaga kerja

yang profesional. Dalam program pelatihan terdapat komponen-komponen

evaluasi yang dikelompokkan menjadi tiga komponen evaluasi, yaitu:

komponen evaluasi input (masukan), komponen evaluasi proses, dan

komponen evaluasi output (keluaran).

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

42

1. Evaluasi Input Pelatihan Petugas Haji

Program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI

Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas Haji pada

tanggal 11-21 Juni 2017 di Asrama Haji Pondok Gede.

Komponen evaluasi yang pertama ialah komponen evaluasi input

(masukan) yang berarti proses dimana segala macam data atau bahan yang

dibutuhkan dikemukakan. Input pelatihan petugas haji meliputi:

a. Input Peserta Pelatihan Petugas Haji

Berdasarkan hasil dari proses rekrutmen petugas haji PPIH Arab Saudi

yang dilakukan mulai dari tingkat Kandepag/Kota, Kanwil Depag

Provinsi, dan Pusat maka Pemerintah Pusat menentukan jumlah petugas

PPIH Arab Saudi yang dapat mengikuti tahap selanjutnya yaitu pelatihan

petugas haji. Peserta pelatihan petugas haji berjumlah 454 orang yang

berasal dari berbagai instansi terkait.

H. Syarif Rahman menyatakan bahwa peserta pelatihan petugas haji

yang dinyatakan lulus sudah memenuhi persyaratan umum dan khusus

yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Adapun deskripsi peserta

pelatihan petugas haji dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3.

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

43

Tabel 4.2

Peserta Pelatihan Petugas Haji berdasarkan Instansi

No Nama Instansi Peserta Pelatihan

Petugas Haji

1 Kemeneterian Agama 360

2 TNI dan POLRI 36

3 Media 15

4 Kementerian Kesehatan 2

5 Lembaga / Ormas 4

6 Badan Pusat Statistik 5

Jumlah 422

Sumber: File Penempatan Petugas PPIH Arab Saudi, 2017

Tabel di atas di olah dari data yang di dapatkan oleh Subdirektorat

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas Haji yang berisi tentang

daftar peserta pelatihan petugas haji yang berasal dari berbagai komponen

masyarakat. Yang pertama berasal dari Kementerian Agama berjumlah

360 orang. Yang kedua berasal dari TNI/Polri berjumlah 36 orang. Yang

ketiga berasal dari media berjumlah 15 orang. Yang keempat berasal dari

Kementerian Kesehatan berjumlah 2 orang. Yang kelima berasal dari

Lembaga/Ormas berjumlah 4 orang dan yang terakhir berasal dari Badan

Pusat Statistik berjumlah 5 orang.

Tabel 4.3

Peserta Pelatihan Petugas Haji Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Peserta Pelatihan

Petugas Haji

1 Laki-laki 345

2 Wanita 77

Jumlah 422

Sumber: File Penempatan Petugas PPIH Arab Saudi, 2017

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

44

Tabel di atas diolah dari data yang didapatkan oleh Subdirektorat

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas Haji yang berisi

tentang daftar peserta pelatihan petugas haji berdasarkan jenis kelamin.

Peserta laki-laki yang berjumlah 345 orang lebih banyak dibandingkan

dengan peserta wanita yang berjumlah 77 orang.

Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa pesrta

pelatihan petugas haji sudah memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan oleh Pemerintah Pusat, begitupun peserta pelatihan petugas

haji yang berasal dari berbagi instansi sudah sesuai dengan kebutuhan

alokasi petugas ketika ditugaskan pada kantor urusan haji di Arab Saudi

dan peserta pelatihan petugas haji yang mayoritas laki-laki karena tugas

yang dijalankan disana lebih diutamakan untuk laki-laki.

b. Input Pelatih (Trainer)

Pelatih (Trainer) pelaksanaan pelatihan petugas haji berjumlah 52

orang yang berasal dari pejabat Kementerian Agama dan tenaga ahli

seperti dosen dan pakar manasik. Susunan pelatih ini dibuat oleh Subdit

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas haji yang tentu sesuai

dengan persetujuan Dirjen haji.47

Kriteria pelatih yang berasal dari Kementerian Agama sesuai

dengan kemampuan dan pengalaman kerja pelatih serta pelatih yang

berasal dari tenaga ahli seperti dosen dan pakar manasikpun sesuai

dengan keahliannya yakni paham betul akan ilmu manasik.

47

Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kegiatan pembekalan

Petugas Haji PPIH Arab Saudi, 2017

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

45

H. Syarif Rahman mengatakan hal ini bertujuan agar semua materi

yang diberikian dapat dipahami oleh peserta pelatihan petugas

haji.48

Adapun deskripsi peserta pelatihan petugas haji dapat dilihat pada

tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4

Pelatih (trainer) Pelatihan Petugas Haji Berasal dari Pejabat

Kementerian Agama dan Tenaga Ahli (Dosen dan Pakar Manasik)

No Asal Jumlah

1 Pejabat Kementerian Agama 38

2 Tenaga Ahli (Dosen dan Pakar Manasik) 4

Jumlah 42

Sumber: File Susunan Panitia Kegiatan Pelatihan PPIH Arab Saudi, 2017

Tabel di atas di olah dari data yang di dapatkan oleh Subdirektorat

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas Haji yang berisi

tentang pelatih (trainer) pelatihan petugas haji yang berasal dari pejabat

Kementerian Agama berjumlah 38 orang dan yang berasal dari tenaga

ahli 4 orang, sehingga seluruhnya menjadi 42 orang.

Tabel 4.5

Pelatih (trainer) Pelatihan Petugas Haji Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 S1 8

2 S2 29

3 S3 5

Jumlah 42

Sumber: File Susunan Panitia Kegiatan Pelatihan PPIH Arab Saudi, 2017

48

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

46

Tabel di atas di olah dari data yang di dapatkan oleh Subdirektorat

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas Haji yang berisi

tentang pelatih (trainer) pelatihan petugas haji berdasarkan jenjang

pendidikan. Jenjang pendidikan S1 berjumlah 8 orang, jenjang

pendidikan S2 berjumlah 29 orang, dan jenjang pendidikan S3

berjumlah 5 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 42 orang

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti pada saat di lapangan

bahwa pelatih pelatihan petugas haji yang berasal dari pejabat dan

tenaga ahli (dosen/pakar manasik) sudah sesuai dengan kebutuhan

pelatihan dan sudah memenuhi kriteria yang ditentukan. Pengetahuan

pelatih akan lapangan sangat baik dan pengalaman menjadi petugas

sudah cukup lama, hanya saja metode penyampaian materi yang kurang

menguasi. Hendaknya pelatih memperhatikan kondisi peserta agar

semua materi yang diberikan dapat diterima dengan baik.

c. Input Program Pelatihan

Panitia pelatihan petugas haji merancang program pelatihan sesuai

kebutuhan peserta pelatihan. Dalam program pelatihan harus adanya

peserta yang telah mengikuti seleksi, adanya pelatih yang sudah dipilih

sesuai keahliannya, lamanya pelatihan sesuai dengan pelaksanaan

kegiatan, bahan pelatihan yang telah disiapkan, dan bentuk/metode

pelatihan guna mengembangkan kemampuan belajar peserta. Adapun

program pelatihan yang ada pada pelatihan petugas haji PPIH Arab

Saudi sesuai dengan unsur program, sebagai berikut:

1) Memberikan pelatihan petugas haji selama 10 hari.

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

47

2) Menyediakan tenaga pelatih yang berpengalaman dalam bertugas

haji dan berpengetahuan luas akan materi pelatihan.

3) Memberikan materi yang memenuhi standar pembelajaran yang

disesuaikan dengan kebijakan, teknisi, dan ibadah/akhlak. Seperti,

kebijakan penyelenggaraan haji, proses perjalanan jamaah,

penanganan kasus-kasus, dan pembinaan akhlak petugas haji.

4) Memberikan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan

kondisi yang akan dialami di lapangan. Seperti, metode simulasi,

metode role playing, studi kasus, dan diskusi/tanya jawab.

5) Melaksanakan simulasi pelayanan dan penanganan kasus-kasus

sesuai dengan daerah kerja (Daker).49

H. Syarif Rahman menyatakan bahwa program pelatihan petugas

haji termasuk dalam kurikulum pelatihan yang disusun oleh Subdit

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas haji yang tentu sesuai

dengan persetujuan Dirjen haji.50

Menurut Khoirul sebagai peserta pelatihan petugas haji mengenai

waktu pelatihan yang berlangsung dari jam 04.30 s/d 23.15 selama 10

hari dirasakan terlalu padat sehingga tidak ada waktu untuk belajar di

luar jam pelatihan karena waktu yang tersisa hanya untuk isitirahat.51

Berdasarkan data yang didapat oelh peneliti pada saat di lapangan

bahwa semua program pelatihan yang telah disiapkan sudah terlaksana

49

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Desain Program, (Jakarta:

Dt. I. IV/C.8, 2010), h. 28 50

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018. 51

Wawancara Pribadi dengan Peserta Petugas Haji Sektor 10 Daker Makkah, Jakarta, 25

Januari 2018

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

48

sesuai jadwal, hanya saja ada beberapa keluhan dari para peserta saat

pelaksanaan pelatihan berlangsung, yaitu mengenai kurangnya

efektifitas dalam waktu pelatihan. Berkaitan dengan hal itu akan

menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara pelatihan petugas haji.

d. Kurikulum Pelatihan

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.52

Penyusunan

kurikulum pelatihan petugas haji PPIH Arab saudi dibuat oleh pejabat

penyelenggaraan haji dan umrah, pejabat yang bekerja pada bagian

haji, dan pejabat yang berpengalaman dalam tugas haji. Semua ini

tentu sesuai dengan ketentuan Dirjen Haji.53

Di bawah ini kurikulum

pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi54

:

Tabel. 4.6.

Kurikulum Mata Pelatihan

No MATERI PELATIHAN WAKTU

TEORI PRAKTEK

A. Wawasan:

1. Kebijakan Pemerintah tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji

2

2. Ta’limatul Hajj dan Organisasi

Penyelenggaraan Ibadah Haji 2

3. Pembinaan Moral dan Mental

Petugas Haji 6

52

Oemar Hamalik, Manajemen Ketenagakerjaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 46 53

Wawancara Pribadi dengan Ditbina Haji dan Umrah Kasi Pelatihan Petugas Haji,

Jakarta, 11 Agustus 2014 54

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Desain Program, (Jakarta:

Dt. I. IV/C.8, 2010), h. 27

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

49

No MATERI PELATIHAN WAKTU

TEORI PRAKTEK

B. Inti:

1. Kebijakan Teknis Operasional

Pemondokan dan Katering Jamaah

Haji

6

2. Aplikasi Kinerja Pelayanan Prima 3 3

3. Tugas dan Fungsi Petugas Haji Non

Kloter 2 8

4. Tugas dan Fungsi Petugas Haji

Kloter 2 1

5. Pengelolaan Kesehatan Haji 1 1

6. Manasik Haji bagi Petugas 2 3

7. Penanganan Kasus-Kasus Haji 2 7

8. Telaah Silang (Croos Review)

Tugas Non Kloter dan Kloter 3 3

C. Aktualisasi:

1. Building Service Commitmen

2

4

2. Rencana Kerja Operasional (RKO) 4 4

3. Gladi Posko 2 3

D. Lain-Lain:

1. Pembukaan dan Penutup

2

7

2. Penjelasan Program 4

3. Pra Test dan Post Test (Ujian) 2 6

4. Wawancara dan Penandatanganan

Kontrak 6

5. Kuliah Subuh

6. Praktek Manasik

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

50

No MATERI PELATIHAN WAKTU

TEORI PRAKTEK

7. Munajat

Jumlah = 100 Jam Pelajaran 43 57

Sumber : Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI,

Desain Program,2010

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

51

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa kurikulum ini

sudah mencakup segala kebutuhan pelatihan petugas yang mana

berisikan semua tugas yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji Dan Umroh di Arab Saudi.

e. Metode Pelatihan

Pada Pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi penyelenggara

pelatihan menggunakan pendekatan andragogy, yakni proses pelatihan

yang diselenggarakan dengan orientasi pembelajaran sebagai orang

dewasa yang mempunyai ciri-ciri keinginan untuk didengarkan dan

dihargai pengalamannya/idenya. Pengalaman/idenya merupakan modal

utama tim dalam setiap pembahasan substansi materi. Adapun jenis-

jenis metode yang akan digunakan dalam pelatihan :

1) Ceramah yang disertai dengan media visual

Metode ini adalah metode yang hanya efektif jika waktu yang

tersedia sempit. Dalam ceramah, penyampaian informasi lebih

cenderung bersifat searah. Adanya alat visual atau alat bantu

lainnya sangat membantu dalam memberikan kejelasan bahan atau

materi pembelajaran yang disampaikan dengan cara ini.

2) Diskusi

Metode ini lebih partisipatif daripada ceramah. Dalam

diskusi, para peserta pelatihan diajak berfikir bersama dan

mengungkapkan pikirannya sehingga timbul pengertian pada diri

sendiri, pada kawan diskusi dan pada masalah yang dihadapi.

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

52

3) Bermain Peran/Simulasi

Bermain peran adalah suatu usaha untuk membantu para

peserta pelatihan mengalihkan suatu masalah belajar tertulis/teoritis

ke dalam praktek atau dramatisasi dari persoalan dengan

melihat/menggambarkan dengan kenyataan langsung.

4) Pengalaman Terstruktur

Latihan atau permainan yang dirancang secara cermat untuk

menciptakan suatu pengalaman tertentu bagi peserta yang

dilakukan dalam proses pembelajaran.

5) Studi Kasus

Metode ini menggunakan cara pembelajaran dengan sasaran

utama terjadinya perubahan pada domain kognitif atau afektif atau

keterampilan berpikir dengan mengandalkan daya nalar para

pembelajar. Pengalaman belajar yang di dapat oleh peserta adalah

IN mengalami” karena dihadapkan pada situasi dengan berbagai

pilihan.

Dari pernyataan Khoirul sebagai wakil dari beberapa peserta

menjelaskan bahwa metode ini memberikan kemudahan kepada peserta

dalam memahami materi hanya saja waktu penggunaan metodenya

yang kurang tepat. Contoh pemberian materi yang berdurasi satu

setengah jam dan sesi diskusi/tanya jawab hanya setengah jam.

Mestinya metode diskusi diubah waktunya menjadi lebih lama

dibandingkan pemberian materi.

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

53

Adapun metode ceramah yang disertai media visual tidak berjalan

saat pelatihan, dimana saat pelatihan tidak menampilkan lokasi Daerah

Kerja di Arab Saudi. Khairul selaku peserta mengemukakan bahwa alat

bantu yang digunakan kurang memadai. Hal ini mereka berharap agar

penyelenggara memperhatikan kekurangan dalam pelaksanaan

pelatihan agar pelatihan di tahun yang akan datang tidak terulang

kembali.

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa pelaksanaan

pelatihan terdapat kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya ialah

pelaksanaan pemberian materi pelatihan terkesan membosankan karena

sebagian pelatih menyampaikan dengan monoton dan waktu diskusi

hanya setengah jam dengan jumlah peserta 454 dipandu oleh satu

pelatih, hal itu tidak efisien dalam penyampaian materi. Adapun

kelebihannya ialah dalam metode ini dapat menghasilkan daya lekat

yang lebih lama pada memori peserta dan meningkatkan minat peserta

dalam mengikuti proses pembelajaran, contoh dalam metode studi

kasus, simulasi, dan diskusi.

f. Pemantauan Pelatihan

Pemantauan dilaksanakan selama pelatihan berlangsung.

Pemantauan dilakukan oleh penyelenggara pelatihan dan dimaksudkan

sebagai bahan masukan agar hal-hal yang direncanakan dapat berjalan

dengan baik dan sebagaimana mestinya.55

H. Syarif Rahman

55

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Republik Indonesia, Pedoman

Pelatihan Petugas, h. 34

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

54

mengemukakan bahwa pemantauan yang dilakukan oleh penyelenggara

pelatihan adalah56

:

1) Pemantauan melalui Absensi

Para peserta pelatihan petugas haji dipantau melalui absensi

dimulai pada waktu sholat shubuh jam 04.30 pagi sampai jam

23.15 malam, setiap selesai istirahat (break) dalam waktu kegiatan

pelatihan maka absensi berlanjut kembali. Mesin absensi yang

digunakan berupa absensi sinar yang di sorot pada ID Card peserta

sehingga terlihat hasilnya di komputer.

2) Pemantauan Kegiatan Pelatihan

Pimpinan pelatihan petugas haji memantau kegiatan pelatihan

dengan mengarahkan/menggerakan para anggotanya agar tepat

waktu dalam pelaksanaan pelatihan petugas, sesuai dengan jadwal

yang telah dibuat. Dengan ini pelatihan petugas haji berjalan sesuai

jadwal yang telah ditentukan dengan harapan dapat meraih

efektifitas pelatihan petugas haji.

H. Syarif rahman menyatakan pemantauan absensi ini menjadi

salah satu bahan penilaian untuk peserta pelatihan karena sesuai dengan

teori yang ada bahwa pemantauan dan penilaian dalam penyelenggaraan

pelatihan merupakan dua komponen yang bertalian erat antara satu

56

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018.

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

55

dengan yang lainnya.57

Kedua kegiatan itu masing-masing memberikan

data informasi kepada pengelola pelatihan.58

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa pemantauan

pelatihan petugas haji PPIH Arab saudi sudah terlaksana dengan baik

dalam pemantauan absensi dan pelatihan/pembekalan peserta petugas

haji.

g. Kepemimpinan Pelatihan

Kepemimpinan pelatihan merupakan proses pemberian petunjuk

dan pengaruh kepada anggota kelompok atau organisasi dalam

melaksanakan tugas-tugas. Pada Subdit Pembinaan Petugas Haji Seksi

Pelatihan Petugas haji yang tentu sesuai dengan persetujuan Dirjen haji

penggunaan kata kepemimpinan biasa disebut dengan kepanitiaan.

Panitia pelatihan petugas haji tahun ini di ketuai oleh Khoirizi yang

adalah pejabat dari Dirjen haji.

Dijelaskan oleh H. Syarif Rahman bahwa peran ketua panitia dalam

pelaksanaan pelatihan ialah memberikan petunjuk/pengaruh kepada

anggotanya sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan. Adapun petunjuk

yang diberikan ketua panitia sebelum pelaksanaan pelatihan yang

pertama ialah diadakannya breafing, hal tersebut untuk mengingatkan

kembali tujuan pelatihan, menyatukan kembali nilai-nilai yang telah

disepakati, dan mengingatkan kembali tugas para anggota. Yang kedua

mengadakan rapat yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

kepanitiaan. Semua pihak kepanitiaan pelatihan petugas haji berusaha

57

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018. 58

Oemar Hamalik, Manajemen Ketenagakerjaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 100

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

56

memberikan yang terbaik untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan petugas

haji.

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti bahwa petugas

pelatihan sudah membekali sikap kepemimpinan dalam membina,

melayani dan membimbing jamaah haji.

2. Evaluasi Proses Pelatihan Petugas Haji

Setelah penjelasan komponen input (masukan) yang dimana segala

macam data atau bahan yang dibutuhkan dikemukakan maka komponen

yang kedua ialah proses yang berarti dimana segala macam kegiatan

dikelola atau dijalankan sesuai tujuan tertentu.59

Adapun Pada Subdit

Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas haji yang tentu sesuai

dengan persetujuan Dirjen haji proses pelatihan petugas haji meliputi:

a. Pelatihan di Lapangan

Dalam pelaksanaan pelatihan petugas haji pelatihan di lapangan ada

beberapa pelatihan, yaitu: pelaksanaan gladi posko (gambaran yang akan

dihadapi di Arab Saudi sesuai Daker), evaluasi gladi posko (penjelasan

mengenai kekurangan/kesalahan setelah gladi posko), manasik haji bagi

petugas yang dipraktekan langsung, dan simulasi pelayanan dan

penanganan kasus Jeddah, kasus Makkah, dan kasus Madinah. Semua

penjelasan ini terdapat dalam metode pelatihan petugas haji.60

Setelah pelatihan di lapangan Khoirul mendapatkan pemahaman yang

kuat, yang sebelumnya sudah belajar kebijakan, teknisi, dan ibadah/akhlak

59

Wahyudi Kumorotomo dan Subondo Agus M, Sistem Informasi Manajemen,

(Yogyakarta: UGM Press, 2001), h. 9 60

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Jadwal Pembekalan Petugas

Haji PPIH Arab Saudi, 2016

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

57

yang diperkuat lagi dengan pelatihan di lapangan. Ia merasa mendapatkan

daya lekat pada memorinya, mempunyai gambaran yang akan dihadapi

nanti, dan dapat menguasai daerah kerja yang ditugaskan. Pelatihan ini

sangat bermanfaat dalam pelatihan petugas haji.61

Saat pelaksanaan pelatihan di lapangan, penulis melihat beberapa

peserta tidak ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan simulasi pelayanan dan

penanganan kasus Jeddah, kasus Makkah, dan kasus Madinah, peserta

yang tidak mengikuti pelatihan sebanyak 10 orang atau 5% dengan

berbagai macam keterangan. Sedangkan pelaksanaan gladi posko dan

manasik haji terlaksana sesuai dengan jadwal dan berjalan dengan baik.

b. Pasca Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan petugas haji tidak hanya dilakukan 10 hari

sebagaimana yang sudah dilaksanakan oleh penyelenggara pada tanggal

11-21 Juni 2017 di Asrama Haji Pondok Gede, akan tetapi ada

perkumpulan kembali 1 hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Yaitu

sesuai dengan jadwal keberangkatannya, seperti:

1) Daker Jeddah-Madinah berangkat pada tanggal 27 Agustus 2017

berkumpul kembali tanggal 26 Agustus 2017

2) Daker Makkah berangkat pada tanggal 1 September 2017

berkumpul kembali tanggal 31 Agustus 2017

Perkumpulan H-1 tanggal 26 Agustus 2017 dan 31 Agustus 2017 akan

diberikan pemantapan materi pelatihan per daerah kerja dan per sektor

guna untuk mempererat kembali hubungan kerjanya, sehingga masing-

61

Wawancara Pribadi dengan Peserta Petugas Haji Sektor 10 Daker Makkah, Jakarta, 25

Januari 2018

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

58

masing peserta dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik beserta

dengan seluruh komponen petugas lainnya.62

Dapat disimpulkan dari data yang didapat oleh peneliti bahwa para

petugas haji sudah mengikuti proses pelatihan dengan baik dalam

pembagian tugas dan fungsi petugas haji PPIH Arab Saudi.

3. Evaluasi Output Pelatihan Petugas Haji

Komponen evaluasi yang terakhir dari program pelatihan ialah

komponen evaluasi output yang berarti hasil dari input dan proses yang

telah dilakukan.63

Setelah selesai input pelatihan dimana segala macam data

atau bahan yang dibutuhkan dikemukakan serta procces dimana segala

macam kegiatan dikelola atau dijalankan sesuai tujuan maka akan

menghasilkan output yakni hasil dari dua tahap yang telah dilakukan.

Adapun pada Subdit Pembinaan Petugas Haji Seksi Pelatihan Petugas

haji yang tentu sesuai dengan persetujuan Dirjen haji output (keluaran)

pelatihan petugas haji meliputi:

a. Output Tujuan Pelatihan

Dari semua komponen pelatihan petugas haji yang telah

diselenggarakan diharapkan dapat mewujudkan Petugas Haji Non Kloter

(PPIH Arab Saudi) yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik,

bertanggung jawab, dan profesional. Tujuan pelatihan petugas adalah64

:

62

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018. 63

Wahyudi Kumorotomo dan Subondo Agus M, Sistem Informasi Manajemen,

(Yogyakarta: UGM Press, 2001), h. 9 64

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Desain Program, (Jakarta:

Dt. I. IV/C.8, 2010), h. 25

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

59

1) Peserta pelatihan petugas haji dapat memahami dan melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya.

2) Peserta pelatihan petugas haji dapat menumbuhkan kerjasama dan

koordinasi yang baik dengan seluruh komponen petugas lainnya.

Adapun untuk mengetahui tercapainya tujuan pelatihan petugas haji

dapat dilihat berdasarkan hasil dari kegiatan penilaian petugas haji yang

dilaksanakan di Arab Saudi oleh Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji

Seksi Penilaian Petugas Haji.

b. Penilaian Pelatihan

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang dimulai dan diakhiri

dengan penilaian sehingga pelaksanaan pelatihan dapat dinyatakan

lengkap dan menyeluruh.65

Penilaian yang digunakan penyelenggara

pelatihan petugas haji untuk melihat keberhasilan kegiatan ini adalah

melalui pemberian tes kepada para peserta pelatihan, baik sebelum

pelaksanaan pelatihan petugas yang disebut pra-tes maupun sesudah

pelaksanaan pelatihan petugas yakni pos-tes. H. Syarif Rahman

mengemukakan bahwa indikator materi tes pelatihan petugas haji meliputi

kebijakan perhajian, manasik haji, pengetahuan agama Islam, dan tentang

kepemimpinan.66

H. Syarif Rahman menyatakan bahwa penilaian pelatihan petugas

haji dari hasil pra-tes dan pos-tes mengalami peningkatan sebanyak 20 %.

Berdasarkan hasil penilaian pelatihan petugas haji tersebut dapat

disimpulkan bahwa program pelatihan petugas haji yang sudah terlaksana

65

Oemar Hamalik, Manajemen Ketenagakerjaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 116 66

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018.

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

60

telah mengalami keberhasilan, selain itu dapat diartikan pula bahwa

pelaksanaan pelatihan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen

pelatihan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengetahuan,

keterampilan, dan selainnya.67

Dengan melihat hasil pra-tes dan pos tes penulis menyimpulkan

bahwa kegiatan pelatihan petugas haji memberikan peningkatan

pengetahuan kepada para peserta. Berarti juga bahwa program pelatihan

petugas haji beserta komponen pelatihan menghasilkan keberhasilan,

namun dari keberhasilan pelatihan tersebut tidak terlepas dari kekurangan-

kekurangan yang terjadi di lapangan.

67

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis, 25

Januari 2018.

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI mengenai

evaluasi program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi dapat saya beri

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelatihan petugas haji yang meliputi program pelatihan, persiapan

pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. Program pelatihan/pembekalan

petugas haji merupakan suatu proses pembentukan dan pemahaman tugas

dan fungsi sebagai petugas secara menyeluruh di setiap jenis pelayanan

dilapangan. Persiapan pelatihan petugas haji disusun oleh Direktorat

Jenderal penyelenggaraan ibadah haji kemudian Kepala Kanwil

Kementerian Agama provinsi menindaklanjuti surat dari Direktur

Jenderal dan staf teknis haji Indonesia di Jeddah Arab Saudi membentuk

panitia seleksi, menyusun jadwal, menyiapkan soal, dan mengumumkan

rekrutmen PPIH Arab Saudi.

2. Evaluasi pelatihan petugas haji yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, terdiri dari

tiga unsur yaitu: evaluasi Input (masukan) pelatihan, evaluasi proses

pelatihan, dan evaluasi Output (keluaran) pelatihan. Dari ketiga unsur ini

masing-masing memiliki komponen sistem pelatihan. Yang pertama

evaluasi Input (masukan) pelatihan petugas haji yang terdiri dari peserta,

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

61

pelatih, program pelatihan, kurikulum pelatihan, metode pelatihan,

pemantauan pelatihan, dan kepemimpinan pelatihan. Yang kedua

evaluasi proses pelatihan petugas haji yang terdiri dari pelatihan di

lapangan dan pasca pelatihan. Yang ketiga evaluasi Output (keluaran)

pelatihan yang terdiri dari tujuan pelatihan dan penilaian pelatihan.

a. Semua evaluasi Input (masukan) pelatihan petugas haji sudah

sesuai dengan ketentuan Subdit Pembinaan Petugas Haji Seksi

Pelatihan Petugas haji serta sesuai dengan persetujuan Dirjen haji.

Sudah sesuai dengan kebutuhan tugas yang akan di emban di Arab

Saudi. Terselenggara sesuai dengan jadwal kegiatan. Komponen ini

memberikan peningkatan pengetahuan, menghasilkan daya lekat

yang lebih lama pada memori, meningkatkan minat peserta dalam

mengikuti proses pembelajaran, dan lainnya. Hanya saja saat

pelaksanaan pelatihan terdapat beberapa kekurangan sebagaimana

telah di paparkan. Pelaksanaan program pelatihan petugas haji

PPIH Arab Saudi dilaksanakan selama sepuluh hari yang

memfokuskan pemahaman, pembinaan, pelayanan umum,

perlindungan yang baik serta alur proses hal-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas, sesuai dengan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti mengenai tujuan pelaksanaan program

pelatihan PPIH Arab Saudi.

b. Evaluasi proses pelatihan petugas haji di buat sesuai kebutuhan

tugas yang akan di emban di Arab Saudi. Komponen proses

pelatihan terselenggara sesuai jadwal kegiatan begitupun dengan

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

62

jadwal berikutnya. Komponen proses pelatihan ini memberikan

pemahaman yang kuat dan memberikan daya lekat pada memori

sehingga menghasilkan gambaran akan tugas yang dihadapi nanti.

Komponen ini tidak lepas dari kekurangan yaitu ada beberapa

peserta yang tidak ikut dalam kegiatan simulasi pelayanan dan

penanganan kasus Jeddah, kasus Makkah, dan kasus Madinah,

dikarenakan jumlah peserta yang terlalu banyak yang berjumlah 50

orang dalam 1 kelompok.

c. Evaluasi output pelatihan petugas haji menghasilkan peningkatan

pengetahuan peserta pelatihan petugas haji meski ada beberapa

kekurangan dalam pelaksanaan pelatihan, hal ini akan menjadi

bahan evaluasi untuk pelaksanaan pelatihan pada tahun berikutnya.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI ada beberapa saran

mengenai evaluasi program pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi, yaitu:

1. Kepada penyelenggara pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji seksi Pelatihan Petugas agar

memperhatikan beberapa kekurangan yang terjadi pada saat pelaksanaan

pelatihan serta menjadikan kekurangan itu sebagai bahan evaluasi untuk

pelatihan petugas haji tahun berikutnya.

2. Kepada penyelenggara pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji seksi Pelatihan Petugas kiranya

dapat membuka diri dengan menerima saran atau kritik dari berbagai

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

63

pihak terutama peserta pelatihan demi kelancaran Penyelenggaraan

Ibadah Haji Indonesia.

3. Kepada penyelenggara pelatihan petugas haji PPIH Arab Saudi

Subdirektorat Pembinaan Petugas Haji seksi Pelatihan Petugas kiranya

agar terus berkomitmen dalam melaksanakan pelatihan petugas haji dan

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar penyelenggaraan haji

di Indonesia semakin baik.

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

64

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011.

Anshar, Zakaria. Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh.

Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umroh, 2008.

Arifin. Kamus Ilmiah Indonesia Populer. Bandung : Rajawali Press. 2014.

Bonar S. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Panelrindo, 1991.

Davis, Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PPM dan

PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka. 2003.

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Design Program. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Haji. 2010. Haji Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Direktorat

Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2012. Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. 2011.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2012.

Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Hamalik. Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jaya Putra, Syopiansyah dan A’ang Subiyakto. Pengantar Sistem Informasi.

Jakarta: UIN Jakarta PRESS, 2006.

Kementerian Agama Republik Indonesia Direktoral Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah.. Intisari Langkah-Langkah Pembinaan Haji. Jakarta:

Kemenag RI DPHU, 2010. Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia.

Jakarta: CV. Duta Peraga, 2010. Pedoman Pembekalan Petugas Haji

Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Haji. 2013. Rencana Strategi

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2010-2014.

Jakarta: Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2010. Pedoman

Pelatihan. Jakarta, 2010.

Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Pedoman

Rekrutmen Haji Indonesia. Jakarta, 2013. Kegiatan Pembekalan

Petugas PPIH Arab Saudi. Jakarta, 2014.

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PETUGAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41163/1/A.SYAUQI... · Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

65

Keputusan Menteri Agama RI. Pembentukan PPIH Arab Saudi 1435 H/2014 M.

Jakarta, 2014.

Kumorotomo, Wahyudi dan Subondo Agus M. Sistem Informasi Manajemen.

Yogyakarta: UGM Press, 2001.

Mangku Negara, Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Marbun. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Pedoman Penyelenggaraan Sistem

Pelatihan Kerja. Jakarta, 2013.

Mondy, Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, 2008.

Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nitisemito, Alex S. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 10 Tahun 2010. Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. 1979.

Prabu, Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009.

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 2009.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2010.

Triton PB. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: ORYZA. 2010.

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta : Yayasan Penafsiran

Al-Quran. 1973.

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelatihan Petugas Haji, Jakarta, kamis,

25 Januari 2018

Wawancara Pribadi dengan Peserta Petugas Haji Sektor 10 Daker Makkah,

Jakarta, 25 Januari 2018