evaluasi kinerja jaringan yang terintegrasiif.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/jurnal-jurnal oke.pdf ·...

20
1 EVALUASI KINERJA JARINGAN YANG TERINTEGRASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI), PALEMBANG Irhas Chaerur Rizal 1 , Alex Wijaya,S.Kom,M.IT 2 ,Suyanto,M.M,M.Kom 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1 , Dosen Universitas Bina Darma 2,3 JL. Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang [email protected], [email protected] Abstract :In order to facilitate and speed up communication / transfer of information between RRI stations scattered across the archipelago, the LPP-RRI has utilized MPLS network in which there are also facilities Virtual Private Network (VPN). MPLS networks in RRI mainly used to transmit audio streaming between the radio station throughout Indonesia. Before using the MPLS network, the data transfer rate into the problems often experienced in a computer network at the RRI because the process of data transfer is slower and takes a long time so users often complained at the slow speed of existing networks. Thus, they invented a computer network by utilizing technology based on Multiprotocol Label Switching (MPLS). MPLS is a system that helps speed up connections on a computer network as a daily necessity in getting the required data. Performance evaluation of computer network is needed to get a good performance where MPLS- based network can theoretically increase the smooth transfer of data. Parameter value QoS (Quality of Services) throughput, delay and packet loss obtained very good so greatly affect the performance of the existing MPLS network in the branch RRI Palembang. Factors that affect the value of QoS is the distance factor, attenuation, distortion and noise. Keyword: Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss, throughput Abstrak :Dalam rangka memperlancar dan mempercepat komunikasi/transfer informasi antar stasiun RRI yang tersebar di seluruh penjuru nusantara ini, LPP-RRI telah memanfaatkan jaringan MPLS yang di dalamnya juga terdapat fasilitas Virtual Private Network (VPN). Jaringan MPLS di RRI terutama dimanfaatkan mengirimkan audio streaming antar stasiun RRI di seluruh Indonesia. Sebelum menggunakan jaringan MPLS, kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering dialami dalam jaringan komputer di RRI dikarenakan proses transfer data menjadi lebih lambat dan membutuhkan waktu yang lama sehingga pengguna sering mengeluh dengan lambatnya kecepatan jaringan yang ada. Dengan demikian, dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).MPLS merupakan sistem yang membantu mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai kebutuhan sehari- hari dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Evaluasi kinerja jaringan komputer sangat diperlukan untuk mendapatkan performa yang baik dimana jaringan berbasis MPLS secara teoritis dapat meningkatkan kelancaran transfer data. Nilai parameter QoS (Quality of Services) throughput, delay dan packet loss yang diperoleh sangat baik sehingga sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan MPLS yang ada di RRI cabang Palembang.Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai QoS adalah Faktor jarak, redaman, distorsi dan noise. Kata Kunci : Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss, throughput 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat saat ini mempengaruhi meningkatnya penggunaan jaringan komputer. Riset dan inovasi secara terus menerus dikembangkan untuk mewujudkan jaringan informasi yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan beraneka ragam, bentuk dan karakteristik seperti memiliki kapasitas tinggi, mudah diakses dari mana saja dan kapan saja, memiliki keamanan tinggi pada data krusial, serta menawarkan harga yang terjangkau. Kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering dialami dalam jaringan komputer,

Upload: dangque

Post on 05-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

EVALUASI KINERJA JARINGAN YANG TERINTEGRASI

MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

(LPP) RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI), PALEMBANG

Irhas Chaerur Rizal1, Alex Wijaya,S.Kom,M.IT

2 ,Suyanto,M.M,M.Kom

3

Mahasiswa Universitas Bina Darma1, Dosen Universitas Bina Darma

2,3

JL. Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang

[email protected], [email protected]

Abstract :In order to facilitate and speed up communication / transfer of information between RRI

stations scattered across the archipelago, the LPP-RRI has utilized MPLS network in which there

are also facilities Virtual Private Network (VPN). MPLS networks in RRI mainly used to transmit

audio streaming between the radio station throughout Indonesia. Before using the MPLS network,

the data transfer rate into the problems often experienced in a computer network at the RRI

because the process of data transfer is slower and takes a long time so users often complained at

the slow speed of existing networks. Thus, they invented a computer network by utilizing

technology based on Multiprotocol Label Switching (MPLS). MPLS is a system that helps speed

up connections on a computer network as a daily necessity in getting the required data.

Performance evaluation of computer network is needed to get a good performance where MPLS-

based network can theoretically increase the smooth transfer of data. Parameter value QoS

(Quality of Services) throughput, delay and packet loss obtained very good so greatly affect the

performance of the existing MPLS network in the branch RRI Palembang. Factors that affect the

value of QoS is the distance factor, attenuation, distortion and noise.

Keyword: Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss, throughput

Abstrak :Dalam rangka memperlancar dan mempercepat komunikasi/transfer informasi antar

stasiun RRI yang tersebar di seluruh penjuru nusantara ini, LPP-RRI telah memanfaatkan jaringan

MPLS yang di dalamnya juga terdapat fasilitas Virtual Private Network (VPN). Jaringan MPLS di

RRI terutama dimanfaatkan mengirimkan audio streaming antar stasiun RRI di seluruh Indonesia.

Sebelum menggunakan jaringan MPLS, kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering

dialami dalam jaringan komputer di RRI dikarenakan proses transfer data menjadi lebih lambat

dan membutuhkan waktu yang lama sehingga pengguna sering mengeluh dengan lambatnya

kecepatan jaringan yang ada. Dengan demikian, dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan

memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).MPLS merupakan

sistem yang membantu mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai kebutuhan sehari-

hari dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Evaluasi kinerja jaringan komputer sangat

diperlukan untuk mendapatkan performa yang baik dimana jaringan berbasis MPLS secara teoritis

dapat meningkatkan kelancaran transfer data. Nilai parameter QoS (Quality of Services)

throughput, delay dan packet loss yang diperoleh sangat baik sehingga sangat berpengaruh

terhadap kinerja jaringan MPLS yang ada di RRI cabang Palembang.Faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai QoS adalah Faktor jarak, redaman, distorsi dan noise.

Kata Kunci : Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss,

throughput

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) yang sangat pesat saat ini

mempengaruhi meningkatnya penggunaan jaringan

komputer. Riset dan inovasi secara terus menerus

dikembangkan untuk mewujudkan jaringan informasi

yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan

beraneka ragam, bentuk dan karakteristik seperti

memiliki kapasitas tinggi, mudah diakses dari mana

saja dan kapan saja, memiliki keamanan tinggi pada

data krusial, serta menawarkan harga yang

terjangkau. Kecepatan transfer data menjadi masalah

yang sering dialami dalam jaringan komputer,

sehingga diperlukan proses yang cepat untuk

mengatasi pengiriman dan pengambilan data tersebut

dengan mengutamakan efisiensi waktu sehingga user

tidak perlu membuang banyak waktu. Dengan

demikian dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan

memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol

Label Switching (MPLS).

MultiprotocolLabel Switching (MPLS)

adalah suatu metode komunikasi data berkecepatan

tinggi hasil dari pengembangan jaringan IP pada

jaringanATM (Asynchronous Transfer Mode) yaitu

dengan sistem labelswitching. Kecepatan jaringan

MPLS sangat bergantung pada media transmisi yang

digunakan yaitu diantaranya dapat menggunakan

kawat terbuka/open wire, kabel jalin ganda/twister

pair cable, kabel coaxial, fiber optic, microwave/

gelombang mikro, transmisisatelit, infra red, atau

gelombang radio. Teknologi MPLS berada diantara

layer 2 (layer Data Link) dan layer 3 (layer Network).

Konsep teknologi MPLS ini menggunakan switching

node yang disebut juga dengan Label Switching

Router (LSR) dengan melekatkan suatu label dalam

setiap paket data yang datang, kemudian

menggunakan label tersebut untuk menentukan ke

arah mana seharusnya paket data tersebut dikirimkan.

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) - Radio

Republik Indonesia (RRI) adalah stasiun radio milik

pemerintah Indonesia yang berstatus Badan Usaha

Milik Negara (BUMN). RRI didirikan pada tanggal

11 September1945.Slogan RRI adalah “Sekali di

Udara, Tetap di Udara”. Sampai saat ini ada 52

stasiun RRI dan satu stasiun penyiaran khusus yang

ditujukan ke luar negeri/internasional. Dalam rangka

memperlancar dan mempercepat komunikasi/transfer

informasi antar stasiun RRI yang tersebar di seluruh

penjuru nusantara ini, LPP-RRI telah memanfaatkan

jaringan MPLS yang di dalamnya juga terdapat

fasilitas Virtual Private Network (VPN). Jaringan

MPLS di RRI terutama dimanfaatkan mengirimkan

audio streaming antar stasiun RRI di seluruh

Indonesia.

Sebelum menggunakan jaringan MPLS,

kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering

dialami dalam jaringan komputer di RRI dikarenakan

proses transfer data menjadi lebih lambat dan

membutuhkan waktu yang lama sehingga pengguna

sering mengeluh dengan lambatnya kecepatan

jaringan yang ada. Dengan demikian, dibuatlah

sebuah jaringan komputer dengan memanfaatkan

teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching

(MPLS).MPLS merupakan sistem yang membantu

mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai

kebutuhan sehari-hari dalam mendapatkan data yang

dibutuhkan.

Evaluasi kinerja jaringan komputer sangat

diperlukan untuk mendapatkan performa yang baik

dimana jaringan berbasis MPLS secara teoritis dapat

meningkatkan kelancaran transfer data. Pengujian

QoS dilakukan dengan menggunakan pengukuran

parameter kualitas jaringan komputer seperti delay,

packet loss dan throughput. Hasil tersebut diharapkan

adalah bisa mengetahui seberapa besar kualitas

layanan (QoS) atau memenuhi standar kualitas

layanan yang baik khususnya kualitas kinerja jaringan

terintegrasi Multiprotocol Label Switching (MPLS) di

LPP-RRI Palembang.

Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis

tertarik untuk membuat penelitian dengan judul

“Evaluasi Kinerja Jaringan Terintegrasi Multiprotocol

Label Switching (MPLS) di LPP-RRI Palembang”

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Sistem Informasi Eksekutif

Menurut Duncan (2005:1), Evaluasi adalah

proses penilaian. Evaluasi dapat diartikan juga

sebagai prosespengukuran akan

efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya

mencapai tujuan. Data yang diperoleh dari hasil

pengukuran tersebut akandigunakan sebagai analisis

situasi program berikutnya.

3

Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi,

terdapat beberapa hal yaitu apa yang menjadi bahan

evaluasi, bagaimana prosesevaluasi, kapan evaluasi

diadakan, mengapa perludiadakanevaluasi, dimana pr

oses evaluasi diadakan,dan pihak yang mengadakan

evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut

adalah narasumber yang ada, efektifitas

penyebaran pesan,pemilihan media yang tepat dan

pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan

sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut

perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari

kesalahan perhitungan pembiayaan,

memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif

strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan

secara general, dan melihat apakah tujuan sudah

tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang

enggan untuk mengadakan evaluasi karena

biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan

penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak

dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak

membuang waktu.

2.2Jaringan Komputer

Menurut Syafrizal (2005:2) ,jaringan

komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2

komputer autonomous atau lebih yang terhubung

dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel

(wireless ). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi

apabila keduanya bisa saling bertukar data atau

informasi, berbagi resource yang dimiliki seperti file,

printer, media penyimpanan. Data yang berupa teks,

audio maupun video bergerak melalui media kabel

atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna

komputer dalam jaringan komputer dapat saling

bertukar file atau data, mencetak pada printer yang

sama dan menggunakan hardware dan software yang

terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.

Menurut Herlambang (2008:2), jaringan

komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area

yang dapat dijangkau atau dilayani. Secara umum

jaringan komputer terbagi menjadi 4 (empat) jenis,

yaitu:

a. Local Area Network (LAN)

LAN adalah sebuah jaringan yang dibatasi

oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi

oleh area lingkungan seperti sebuah kantor pada

sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Jaringan MAN menghubungkan beberapa

buah jaringan-jaringan kecil kedalam lingkungan

area yang lebih besar.

c. Wide Area Network (WAN)

WAN merupakan gabungan dari LAN

yang ruang lingkupnya dapat saja satu lokasi atau

dapat tersebar di beberapa lokasi di seluruh dunia.

Jaringan ini membutuhkan minimal satu server

untuk setiap LAN dan minimal dua server yang

mempunyai lokasi yang berbeda untuk

membentuknya.

d. Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan

komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu

menghubungkan pemakai komputer dari suatu

negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di

dalamnya terdapat berbagai sumber daya

informasi dari mulai yang statis hingga yang

dinamis dan interaktif.

2.3 Analisis Kinerja Jaringan

Menurut Ridha (2005:1), Analisis kinerja

jaringan didefinisikan sebagai suatu proses untuk

menentukan hubungan antara 3 konsep utama, yaitu

sumber daya (resources), penundaan (delay) dan

daya-kerja (throughput). Analisis kinerja pada

jaringan komputer membicarakan sifat dasar dan

karakteristik aliran data, yaitu efisiensi daya-kerja,

penundaan dan parameter lainnya yang diukur untuk

dapat mengetahui bagaimana suatu pesan diproses di

jaringan dan dikirim lengkap sesuai fungsinya.

Analisis kinerja jaringan komputer dapat

didefinisikan sebagai penelitian kuantitatif yang terus

menerus terhadap suatu jaringan komunikasi dalam

urutan kerja yang tetap berada dalam fungsinya agar :

a. Dapat menyempurnakan level layanan

pemeliharaan.

b. Dapat mengenali potensi kemacetan

c. Dapat mendukung pengendalian operasional

jaringan, administrasi jaringan dan merencanakan

kapasitas.

Kriteria penting dari sudut pandang pemakai

jaringan adalah keandalan, yaitu kriteria pengukuran

seberapa mudah suatu sistem terkena gangguan,

terjadi kegagalan atau beroperasi secara tidak benar.

Keandalan adalah ukuran statistik kualitas

komponen dengan menggunakan strategi

pemeliharaan, kuantitas redudansi, perluasan jaringan

secara geometris dan kecenderungan statis dalam

merasakan sesuatu secara tidak langsung tentang

bagaimana suatu paket ditansmisikan oleh sistem

tersebut.Kinerja jaringan dapat diukur berdasarkan 3

kriteria:

a. Kriteria level pemakai (user level), yaitu waktu

respon dan keandalan.

1. Waktu respon yaitu waktu tanggapan saat

paket dipancarkan dengan benar.

2. Keandalan yaitu suatu keadaan yang dapat

menentukan seberapa berfungsinya sistem

pada suatu tugas pengiriman paket.

b. Kriteria level jaringan (network level), yaitu

waktu respon rata-rata.

Penentuan waktu respon rata-rata dilakukan

dengan 2 langkah, yaitu :

1. Menentukan rata-rata penundaan satu jalur

paket melewati jaringan sebagai suatu fungsi

beban terhadap ukuran paket.

2. Menggunakan informasi dengan penundaan

dan pemakaian link untuk menghitung waktu

respon rata-rata pemakai.

c. Kriteria kinerja khusus, yaitu daya kerja dan

penundaan rata-rata.

2.4 Topologi Jaringan

Menurut Sofana (2011), Topologi atau

arsitektur jaringan merupakan gambaran pola

hubungan antara komponen-komponen jaringan yang

meliputi komputer server, komputer client /

workstation, hub / switch, pengkabelan dan komputer

jaringan lain dalam suatu sistem jaringan komputer.

Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas

kinerja jaringan.

Ada beberapa jenis topologi yang dapat

diimplementasikan dalam jaringan, antara lain :

a. Topologi BUS

Topologi BUS adalah topologi

jaringan komputer yang menggunakan sebuah

kabel utama (backbone) sebagai tulang

punggung jaringan atau merupakan topologi yang

menghubungkan semua terminal ke satu jalur

komunikasi yang kedua ujungnya ditutup dengan

terminator. Terminator adalah perangkat yang

menyediakan resistansi listrik untuk menyerap

sinyal pada akhir transmisi sambungan agar sinyal

tidak terlontar kembali dan diterima lagi oleh

stasiun jaringan.

Keuntungan menggunakan topologi

Bus adalah murah karena hemat kabel, layout

kabel sederhana, setiap komputer dapat saling

berhubungan langsung serta mudah

dikembangkan. Sedangkan kerugiannya adalah

deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil,

padatnya lalu lintas, bila salah satu client rusak

maka jaringan tidak bisa berfungsi, serta

diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal

untuk pemasangan jarak jauh.

(Sumber: www.jaringankomputer.org)

Gambar 2.1 TopologiBus

5

b. TopologiRING

Topologi Ring adalah topologi

jaringan yang berupa ingkaran tertutup yang

berisi node-node. Semua komputer yang saling

tersambung membentuk lingkaran (seperti Bus,

tetapi ujung-ujungnya disambung). Setiap simpul

mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan

disebut sebagai loop. Data dikirimkan kesetiap

simpul dan setiap informasi yang diterima

simpul diperiksa alamatnya apakah data itu

untuknya atau bukan.

Keuntungan menggunakan topologi

Ring adalah pemeliharaanya mudah, jarak

jangkauan lebih luas daripada Bus, laju data

(transferrate) tinggi, dapatmelayani lalu lintas

data yang padat, tidak diperlukan pengendali

pusat (hub/switch), dan komunikasi antar

terminal mudah, kegagalan koneksi akibat

gangguan media dapat diatasi dengan jalur lain

yang masih terhubung, penggunaan sambungan

point to point membuat transmission error dapat

diperkecil.

(Sumber: www.jaringankomputer.org)

Gambar 2.2 TopologiRing

c. Topologi STAR

Topologi Star adalah topologi jaringan

komputer yang menggunakan concentrator

(hub/switch) sebagai pengatur paketdata.

Topologi Star memiliki kontrol yang terpusat.

Semua link harus melewati pusat yang

menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau

client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan

stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan

stasiun sekunder atau client server. Setelah

hubungan jaringan dimulai oleh server maka

setiap client server sewaktu-waktu dapat

menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa

menunggu perintah dari server. Topologi Star

merupakan topologi yang paling fleksibel.

Pemasangan atau perubahan stasiun sangat

mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan

lain, akses kestation lain (client atau server) cepat,

dapat menerima workstation baru selama port di

node (hub/switch) tersedia dan selain itu juga

memilikikemudahan dalam pengelolaan jaringan.

Kerugian dari topologi ini diantaranya boros

kabel, dan hub atau switch menjadi elemen kritis,

bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision

semua komunikasi akan ditunda dan koneksi akan

dilanjutkan / dipersilahkan dengan cara random

ketika hub / switch mendeteksi tidak ada jalur

yang sedang digunakan oleh node lain.

(Sumber:www.jaringankomputer.org)

Gambar 2.3 Topologi Star

d. Topologi Tree

Topologi Tree adalah kombinasi atau

penggabungan dari topologi Bus dan topologi

Star. Dalam topologi ini tidak semua node

mempunyai kedudukan yang sama. Node yang

mempunyai kedudukan tinggi menguasainode

dibawahnya, sehingga Node yang terbawah

sangat tergantung pada Node diatasnya.

Penerapan teknologi ini biasa digunakan pada

infrastruktur jaringan LAN antar dua

gedung.Keuntungan topologi jaringan ini adalah

instalasi jaringan titik ke titik pada masing-masing

segmen dan didukung oleh banyak perangkat

keras dan perangkat lunak.Sedangkan

kekurangannya adalah keseluruhan panjang kabel

pada tiap-tiap segmen dibatasi oleh tipe kabel

yang digunakan, jika jaringan utama/backbone

rusak maka keseluruhan segmen ikut jatuh juga

selain itu sangat sulit untuk dikonfigurasi.

(Sumber: www.jaringankomputer.org)

Gambar 2.4 TopologiTree

e. Topologi MESH

Topologi Mesh adalah topologi jaringan

yang semuakomputernya saling terkoneksi satu

sama lain, yang penerapannya pada jaringan WAN

(Wide Area Network). Topologi ini sering disebut

sebagai jarring, karena setiap komputer akan

berhubungan pada tiap-tiap komputer lain yang

tersambung. Keuntungan topologi ini adalah kita

bisa melakukan komunikasi data melalui banyak

jalur dengan kata lain jika jalur satu terputus maka

bisa menggunakan jalur yang lain.

(Sumber: www.jaringankomputer.org)

Gambar 2.5 Topologi MESH

2.5 Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Menurut Ghein (2007:26), Multi Protocol

Label Switching merupakan perkembangan terbaru

dari multi layerswitch yang diusahakan oleh IETF

(Internet Engineering Task Force). Hal ini

dilakukan agar terdapat standar untuk multi layer

switch dan mendukung interoperabilitas. Disebut

multi protokol karena tekniknya dapat diterapkan

pada semua protokol layer jaringan. MPLS adalah

suatu teknologi yang mempunyai kemampuan

menambah label-label yang mengandung informasi

jaminan quality, scalability, reliability dan security

pada paket-paket IP untuk dilewatkan pada suatu

jaringan data, Label switchingmenunjukkan bahwa

paket yang beralih (switch) tidak lagi paket IPv4,

paket IPv6, atau bahkan frame Layer 2 ketika

diaktifkan, tetapi mereka diberi label.

3. HASIL

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian dimulai dari pertengahan

bulan November 2014 sampai dengan akhir bulan

Januari 2015. Tempat penelitian ini berlokasi di

Lembaga Penyiaran Publik – Radio Republik

Indonesia (RRI) beralamat di Jalan Radio No. 2, KM

4, Telepon (0711)-350927, Palembang, Provinsi

Sumatera Selatan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Wawancara

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan

data melalui tanya jawab langsung kepada

karyawan yang berwenang dalam hal ini pada

bagian administrator jaringan (IT) dengan tujuan

untuk memperoleh data yang benar dan akurat

tentang permasalahan di Lembaga Penyiaran

Publik – Radio Republik Indonesia (RRI)

b. Observasi

Pada metode ini peneliti mengumpulkan data

dengan cara langsung ke Lembaga Penyiaran

Publik – Radio Republik Indonesia (RRI) untuk

melakukan pengamatan secara langsung sehingga

memperoleh informasi maupun data yang sesuai

dengan keadaan.

7

c. Studi Kepustakaan

Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan

data dengan cara membaca dan mencatat buku

atau literatur yang berhubungan dengan penelitian

yang diambil.

3.3 Alat dan Bahan

Adapun peralatan yang digunakan untuk

melakukan penelitian ini adalah perangkat keras

(Hardware) dan perangkat lunak (Software).

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan untuk

pengambilan data parameter Delay, packet loss

dan throughput menggunakan 1 buah laptop.

Gambar 3.1 Router Juniper dan Switch

Gambar 3.2 Switch Manageble RRI

Palembang

Gambar 3.3 Perangkat Server dan Sistem

Radio RRI Palembang

2. Perangkat Lunak (Software)

a. Sistem Operasi Windows 7

b. Microsoft Visio 2010 untuk menggambar

topologi MPLS

c. Axence Toolssebagai software pengukuran

QoS

3.4 Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang

diggunakan adalah metode Action Research, Menurut

Davison(2004), Action Research penelitian yang

bersifat partisipatif dan kolaboratif.Maksudnya

penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti, dengan

penelitian tindakan.Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan metode kerja yang paling efisien,

sehingga biaya produksi dapat ditekan dan

produktivitas lembaga dapat meningkat.Action

Research dibagi dalam beberapa tahapan yang

merupakan siklus, yaitu:

a. Melakukan diagnose (diagnosing)

b. Membuat rencana tindakan (action planning)

c. Melakukan tindakan (action taking)

d. Melakukan evaluasi (evaluating)

e. Pembelajaran (learning)

Adapun tahapan-tahapan yang akan penulisa

lakukan sesuai dengan judul yang oenulis angkat

yaitu tentang “Evaluasi Kinerja Jaringan yang

Terintegrasi Multiprotocol Label Switching (MPLS)”

adalah sebagai berikut:

3.4.1 Tahap pertama (diagnosing)

Pada tahap ini, penulis melakukan diagnosa

dimana belum pernah dilakukan pengukuran performa

QoS di Lembaga Penyiaran Publik – Radio Republik

Indonesia (RRI) sehingga penulis merasa perlu

melakukan evaluasi kinerja jaringan komputer untuk

mendapatkan performa yang baik dimana jaringan

berbasis MPLS secara teoritis dapat meningkatkan

kelancaran transfer data.Pengujian QoS dilakukan

dengan menggunakan pengukuran parameter kualitas

jaringan komputer seperti delay, packet loss dan

throughput. Hasil tersebut diharapkan adalah bisa

mengetahui seberapa besar kualitas layanan (QoS)

atau memenuhi standar kualitas layanan yang baik

khususnya kualitas kinerja jaringan terintegrasi

Multiprotocol Label Switching (MPLS) di LPP-RRI

Palembang.

3.4.2 Tahap kedua (action planning)

Penulis memahami pokok permasalahan

yang ada kemudian dilanjutkan dengan menyusun

rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan

masalah yang ada, rencana tindakan yang akan

dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan

pengukuran QoSuntuk memperoleh nilai delay,

packet loss dan throughput.

Tabel 3.1 Jadwal pengukuran

Tanggal Waktu (WIB)

2 Januari 2015 10.00 – 15.00

5 Januari 2015 10.00 – 15.00

6 Januari 2015 10.00 – 15.00

Tabel di atas merupakan jadwal

pengukuranQoS yaitu berupa nilai delay, packet loss

dan throughput. Dalam satu hari proses

pengukurannya dilakukan pada jam padat sebanyak 3

kali, dengan range antara jam 10.00 – 15.00.

ROUTER JAKARTAIP: 10.30.2.22

ROUTER PALEMBANGIP: 10.16.1.22

ROUTER LAMPUNGIP: 10.33.1.25

ROUTER JAMBIIP: 10.12.1.25

ROUTER BENGKULUIP: 10.15.1.25

ROUTER BANGKAIP: 10.18.1.25

MPLS

JUNIPER ROUTER SSG20

SWITCH CISCO ES 4324

LAPTOP (CLIENT PENGUJIAN)

VPN

Gambar 3.4 Diagram Jaringan MPLS RRI dan

Pengukuran QoS

4. HASIL

4.1. Hasil

4.1.1 Delay dan Packet Loss RRI Cabang

Palembang ke RRI Pusat Jakarta

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.1 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 400 ms ,sedangkan

nilai packet loss sebesar 7% .

Gambar 4.1 Hasil pengukuran pertama di hari

pertama

( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.2 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 14

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 53 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 6 % .

Gambar 4.2 Hasil pengukuran kedua di hari

pertama

( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.3 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 16

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 81 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 8 % .

9

Gambar 4.3 Hasil pengukuran ketiga di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.4 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 23

msdengan nilai minimum delay sebesar 13 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 130 ms ,sedangkan

nilai packet loss sebesar 8% .

Gambar 4.4 Hasil pengukuran pertama di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.5 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 98 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 7 % .

Gambar 4.5 Hasil pengukuran kedua di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.6 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 73 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 4 % .

Gambar 4.6 Hasil pengukuran ketiga di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.7 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 14

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 48 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 6 % .

Gambar 4.7 Hasil pengukuran pertama di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.8 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15

msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 255 ms ,sedangkan

nilai packet loss sebesar 6 %.

Gambar 4.8 Hasil pengukuran kedua di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi

Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Gambar 4.9 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 16

msdengan nilai minimum delay sebesar 13 ms dan

nilai maksimum delay sebesar 499 ms ,sedangkan

nilai packet loss sebesar 7 % .

Gambar 4.9 Hasil pengukuran ketiga di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

4.1.2 Delay dan Packet LossRRI Palembang ke

RRI Cabang Lampung

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.19 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 95 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 4 % .

Gambar 4.10 Hasil pengukuran pertama di hari

pertama( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

Gambar 4.20 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 92 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 5 % .

Gambar 4.11 Hasil pengukuran kedua di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.21 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 523 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 6 %.

11

Gambar 4.12 Hasil pengukuran ketiga di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.22 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 20 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 3% .

Gambar 4.13 Hasil pengukuran pertama di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.23 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 79 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 2 % .

Gambar 4.14 Hasil pengukuran kedua di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.24 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 493 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 4 % .

Gambar 4.15 Hasil pengukuran ketiga di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )

Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari

Ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.25 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 400 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 5 %.

Gambar 4.16 Hasil pengukuran pertama di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran kedua QoS pada hari

ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.26 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 78 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 4 % .

Gambar 4.17 Hasil pengukuran kedua di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari

ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar

4.27 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10

msdengan nilai minimum delay sebesar 7 ms dan nilai

maksimum delay sebesar 95 ms ,sedangkan nilai

packet loss sebesar 7 % .

Gambar 4.18 Hasil pengukuran ketiga di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

4.1.3. Throughput RRI Cabang Palembang ke RRI

Pusat Jakarta

Throughput merupakan jumlah total

kedatangan paket yang sukses yang diamati pada

destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh

durasi interval waktu tersebut.Throughput adalah

kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam

melakukan pengiriman data. Biasanya throughput

selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena

throughput memang bisa disebut juga dengan

bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya.

Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput

sifatnya dinamis tergantung trafik yang sedang

terjadi.

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi

RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat

pada gambar 4.10 diperoleh dengan nilai rata-rata 485

kbps dengan kecepatan download data sebesar 60.7

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 13.6 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 536.7 kbps.

13

Gambar 4.19 Hasil pengukuran pertama di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi

RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat

pada gambar 4.11 diperoleh dengan nilai rata-rata

487.5 kbps dengan kecepatan download data sebesar

60.9 kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 43.3 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 533.4 kbps.

Gambar 4.20 Hasil pengukuran kedua di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran ketiga throughput pada

hari pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi

RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat

pada gambar 4.12 diperoleh dengan nilai rata-rata

456.8 kbps dengan kecepatan download data sebesar

58.2 kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 16.4 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 537.7 kbps.

Gambar 4.21 Hasil pengukuran ketiga di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.13 diperoleh dengan nilai rata-rata 378.9

kbps dengan kecepatan download data sebesar 47.3

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 24.3 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 531 kbps.

Gambar 4.22 Hasil pengukuran pertama di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.14 diperoleh dengan nilai rata-rata 469.7

kbps dengan kecepatan download data sebesar 58.7

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 71.8 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 538.8 kbps.

Gambar 4.23 Hasil pengukuran kedua di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.15 diperoleh dengan nilai rata-rata 490.8

kbps dengan kecepatan download data sebesar 61.3

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 18 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 538.7 kbps.

Gambar 4.24 Hasil pengukuran ketiga di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.16 diperoleh dengan nilai rata-rata 482 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 60.2

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 12.5 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 541.7 kbps.

Gambar 4.25 Hasil pengukuran pertama di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.17 diperoleh dengan nilai rata-rata 469.5

kbps dengan kecepatan download data sebesar 58.7

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 23.7 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 530.3 kbps.

Gambar 4.26 Hasil pengukuran kedua di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga throughput pada

hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI

cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

gambar 4.18 diperoleh dengan nilai rata-rata 478 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 59.7

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 162.5 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 531.9 kbps.

15

Gambar 4.27 Hasil pengukuran ketiga di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

4.1.4. Throughput RRI Cabang Palembang ke RRI

Cabang Lampung

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.28 diperoleh dengan nilai rata-rata 578.4

kbps dengan kecepatan download data sebesar 72.3

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 19.3 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 661 kbps.

Gambar 4.28 Hasil pengukuran pertama di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015)

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.29 diperoleh dengan nilai rata-rata 573.1

kbps dengan kecepatan download data sebesar 71.6

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 12.1 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 661 kbps.

Gambar 4.29 Hasil pengukuran kedua di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran ketiga throughput pada

hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.30 diperoleh dengan nilai rata-rata 577.5

kbps dengan kecepatan download data sebesar 78.3

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 42.9 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 661.2 kbps.

Gambar 4.30 Hasil pengukuran ketiga di hari

pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.31 diperoleh dengan nilai rata-rata 578 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 72.2

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 110 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 659 kbps.

Gambar 4.31 Hasil pengukuran pertama di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.32 diperoleh dengan nilai rata-rata 575 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 71.8

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 157 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 665 kbps.

Gambar 4.32 Hasil pengukuran kedua di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga throughput pada

hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.33 diperoleh dengan nilai rata-rata 576 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 72

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 36 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 660 kbps.

Gambar 4.33 Hasil pengukuran ketiga di hari

kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)

Hasil pengukuran pertama throughput pada

hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.34 diperoleh dengan nilai rata-rata 596.1

kbps dengan kecepatan download data sebesar 74.5

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 84.7 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 660.9 kbps.

Gambar 4.34 Hasil pengukuran pertama di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015 )

Hasil pengukuran kedua throughput pada

hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI

cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada

gambar 4.35 diperoleh dengan nilai rata-rata 583 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 72.8

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 15.7 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 658 kbps.

17

Gambar 4.35 Hasil pengukuran kedua di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

Hasil pengukuran ketiga throughput pada hari

ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang

Palembang ke RRI cabang Lampung pada gambar

4.36 diperoleh dengan nilai rata-rata 574.2 kbps

dengan kecepatan download data sebesar 71.7

kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh

sebesar 22.4 kbps dan nilai maksimum

throughputsebesar 660.5 kbps.

Gambar 4.36 Hasil pengukuran ketiga di hari

ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)

4.2 Pembahasan

Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama

sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari

2015 sampai dengan 6 Januari 2015. pada lokasi RRI

Cabang Palembang ke RRI Pusat Jakarta pada Tabel

4.1 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15.8

msdengan nilai rata-rata minimum delay sebesar 12

ms dan nilai rata-rata maksimum delay sebesar 181.8

ms , dapat disimpulkan bahwa nilai delay masuk

dalam kategori sangat bagus.

Tabel 4.1 Hasil DelayArea Jakarta

Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama

sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari

2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI

Cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada

Tabel 4.3 diperoleh dengan nilai rata-rata persentase

packet loss sebesar 6.5 % dengan persentase

minimum sebesar 4 % dan persentase maksimum

sebesar 8 %, dapat disimpulkan bahwa nilai Packet

Lossmasuk dalam kategori bagus.

Tabel 4.2 Hasil Packet LossArea Jakarta

Lokasi Tanggal

Packet

Loss

(%)

Kategori

Tiphon

JAKARTA

(10.30.2.22)

2

Januari

7 Bagus

6 Bagus

8 Bagus

5

Januari

8 Bagus

7 Bagus

4 Bagus

6

Januari

6 Bagus

6 Bagus

7 Bagus

Rata-rata 6.5 Bagus

Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama

sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari

2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI

Cabang Palembang ke Area RRI Cabang Lampung

pada Tabel 4.2 diperoleh dengan nilai rata-rata delay

10.3 msdengan rata-rata nilai minimum delay sebesar

8 ms dan rata-rata nilai maksimum delay sebesar

208.3 ms , dapat disimpulkan bahwa nilai delay

masuk dalam kategori sangat bagus. Delay dapat

dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu

Lokasi Tanggal Min

(ms)

Max

(ms)

Rata-

rata

Delay

(ms)

Kategori

Tiphon

Jakarta

(10.30.2.22)

2

Januari

12 400 15 Sangat

Bagus

12 53 14 Sangat

Bagus

12 81 16 Sangat

Bagus

5

Januari

13 130 23 Sangat

Bagus

12 98 15 Sangat

Bagus

12 73 15 Sangat

Bagus

6

Januari

12 48 14 Sangat

Bagus

12 255 15 Sangat

Bagus

13 499 16 Sangat

Bagus

Rata-rata 15.8 Sangat

Bagus

proses yang lama dalam jaringan LAN. Menurut versi

TIPHONsebagai standarisasi yang digunakan dalam

pengukuran nilai delay, maka besarnya delay dapat

diklasifikasikan sebagai kategori latensi sangat bagus

jika <150 ms, bagus jika 150 ms s.d 300 ms, sedang

jika 300 ms s.d 450 ms dan jelek jika > 450 ms.

Tabel 4.3 Hasil Delay Area Lampung

Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama

sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari

2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI

Cabang Palembang ke Lampung sebagai RRI Cabang

pada Tabel 4.4 diperoleh dengan nilai rata-rata

persentase packet loss sebesar 4.44 % dengan

persentase minimum sebesar 2 % dan persentase

maksimum sebesar 7 %, dapat disimpulkan bahwa

nilai Packet Lossmasuk dalam kategori bagus.

Tabel 4.4 Hasil Packet LossArea Lampung

Lokasi Tanggal

Packet

Loss

(%)

Kategori

Tiphon

LAMPUNG

(10.33.1.25)

2 Januari

4 Bagus

5 Bagus

6 Bagus

5 Januari

3 Bagus

2 Sangat

Bagus

4 Bagus

6 Januari

5 Bagus

4 Bagus

7 Bagus

Rata-rata 4.44 Bagus

Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi

karena collision atau tabrakan/tumbukan antara data

pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua

aplikasi yang ada di jaringan karena retransmisi akan

mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan

meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk

aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat

jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang

diterima. Jika terjadi kongesti atau kelebihan beban

dalam jaringan LAN yang cukup lama, buffer akan

penuh, dan data baru tidak akan diterima, hal inilah

yang bisa menyebabkan packet Loss.

Hasil pengukuran throughput pada hari

Pertama sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2

Januari 2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada

lokasi RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI

Pusat pada Tabel 4.5 diperoleh dengan nilai rata-rata

466.5 kbps dengan kecepatan download data sebesar

58.2 kByte/sec. Nilai rata-rata minimum throughput

diperoleh sebesar 42.9 kbps dan rata-rata nilai

maksimum throughputsebesar 535.5 kbps.

Tabel 4.5 Hasil Throughput Jakarta

Lokasi Tanggal

Min

(kbps)

Max

(kbps)

Rata-

rata

(kbps)

JAKART

A

(10.30.2.22)

2 Januari

13.6 536.7 485

43.3 533.4 487.5

16.4 537.7 456.8

5 Januari

24.3 531 378.9

71.8 538.8 469.7

18 538.7 490.8

6 Januari

12.5 541.7 482

23.7 530.3 469.5

162.5 531.9 478

Rata-rata 466.5

Hasil pengukuran throughput pada hari

Pertama sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2

Januari 2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada

lokasi RRI Ca bang Palembang ke Lampung sebagai

Lokasi Tang

gal

Min

(ms)

Max

(ms)

R

at

a-

ra

ta

De

la

y

(m

s)

Kategori

Tiphon

Lampung

(10.33.1.25)

2

Janua

ri

8 95 10 Sangat Bagus

8 92 11 Sangat Bagus

8 523 11 Sangat Bagus

5

Janua

ri

8 20 10 Sangat Bagus

8 79 10 Sangat Bagus

8 493 11 Sangat Bagus

6

Janua

ri

8 400 10 Sangat Bagus

8 78 10 Sangat Bagus

7 95 10 Sangat Bagus

Rata-rata 10

.3 Sangat Bagus

19

RRI Cabang pada Tabel 4.6 diperoleh dengan nilai

rata-rata 579 kbps dengan kecepatan download data

sebesar 72.4 kByte/sec. Nilai rata-rata minimum

throughput diperoleh sebesar 59.5 kbps dan rata-rata

nilai maksimum throughputsebesar 660.7 kbps

Tabel 4.6 Hasil ThroughputLampung

Dari hasil pengukuran QoS diperoleh hasil

perbandingan pada tabel 4.7terlihat bahwa parameter

delay pengukuran pada lokasi RRI cabang Lampung

lebih unggul yaitu sebesar 10.3 ms dibanding

pengukuran pada lokasi RRI cabang Jakarta sebesar

15.8 ms, sedangkan pada parameter packet losslokasi

RRI cabang Lampung lebih unggul yaitu sebesar 4.44

% dibanding pengukuran pada lokasi RRI cabang

Jakarta sebesar 6.5 %. Pada parameter pengujian

Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni

(aktual) padalokasi RRI cabang Lampung lebih

unggul dibanding dibanding lokasi RRI Pusat Jakarta

dimana penggunaan throughput sebesar 579 kbps

sedangkan pada RRI Pusat Jakarta sebesar 466.5

kbps. Dari nilai perbandingan nilai QoS pada

parameter delay, dan packet loss terlihat

perbandingan nilai yang cukup signifikan. Hal ini

menunjukan bahwa jarak pengukuran dan teknologi

MPLS mempengaruhi hasil pengukuran dimana

lokasi pengukuran RRI cabang Palembang – RRI

cabang Lampung lebih dekat dibandingkan jarak RRI

cabang Palembang – RRI Pusat Jakarta.

Tabel 4.7 Tabel perbandingan Pengukuran

No Parameter Lokasi

Lampung Jakarta

1 Delay / Latency

(ms) 10.3 15.8

2 Packet Loss

(%) 4.44 6.5

3 Throughput

(kbps) 579 466.5

Sumber : Dikelola Sendiri

4.3. Faktor yang mempengaruhi QOS

Dari hasil pembahasan analisis diatas

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

pengukuran terhadap parameter QoS yang terdiri dari

Delay, Packet loss dan throughput, dalam jaringan

yang bisa menyebabkan kestabilan akses antartitik

jaringan MPLSterganggu serta lonjakan delay

maksimum yang cukup tinggi pada saat tertentu . Hal

ini dikarenakan beberapa hal yaitu:

a. Redaman dan Jarak , yaitu jatuhnya kuat sinyal

karena pertambahan jarak pada media transmisi.

Setiap media transmisi memiliki redaman yang

berbeda-beda, tergantung dari bahan yang

digunakan.Untuk mengatasi hal ini perlu

digunakan repeater sebagai penguat sinyal.

b. Distorsi dan Noise , yaitu fenomena yang

disebabkan variasi delay atau waktu kedatangan

paket yang menyebabkan penyempitan bandwidth

dan antrian. Untuk mengurangi nilai distorsi

dalam komunikasi dibutuhkan bandwidth

transmisi yang memadai dan menjauhkan media

transmisi dari medan listrik dan menggunakan

kabel yang terisolasi untuk menghindari dari

noise.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Dari hasil evaluasi kinerja jaringanMPLS dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. MPLS merupakan suatu metode jaringan VPN

yang dapat meneruskan suatu paket dengan

hanya melihat label yang melekat pada paket

tersebut, sehinggap tidak perlu lagi melihat

Lokasi Tanggal

Min

(kbps)

Max

(kbps)

Rata-

rata

(kbps)

LAMPUNG

(10.33.1.25)

2

Januari

19.3 661 578.4

12.1 661 573.1

78.3 661.2 577.5

5

Januari

110 659 578

157 665 575

36 660 576

6

Januari

84.7 660.9 596.1

15.7 658 583

22.4 660.5 574.2

Rata-rata 579

alamat IP tujuan. Prinsip kerja MPLS adalah

dengan menggabungkan kecepatan switching

pada layer2 dengan kemampuan routing dan

skalabilitas pada layer.

2. Nilai parameter QoS (Quality of Services)

throughput, delay dan packet lossyang diperoleh

rata-rata bagus dan sangat bagus menurut versi

Tiphon sehingga kualitas layanan jaringan

sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan

MPLS yang menghubungkan RRI cabang

Palembang ke RRI Pusat Jakarta dan dari RRI

cabang Palembang ke RRI Cabang Lampung.

Semakin kecil nilai delay dan jitter , maka

semakin bagus kualitas layanan tersebut

sedangkan pada parameter throughput semakin

besar nilai throughput maka semakin bagus

kualitas layanan QoS. Faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai QoS adalah Faktor jarak,

redaman, distorsi dan noise.

5.2. Saran

Adapun saran dari penulis antara lain.

1. Untuk yang akan datang diperlukan

pengukuran QoS pada cabang RRI di kota-

kota lain seperti Jambi, Bengkulu dan

Bangka Belitung.

2. Perlunya administrator jaringan pada

masing-masing kota untuk melakukan

maintenance server secara berkala jika

suatu saat mengalami kendala koneksi

sehingga permasalahan lebih cepat diatasi.

Daftar Pustaka

Duncan, Tom. (2005). Principles of Advertising &

IMC. Second Edition. Mc.Graw-Hill. Bab

22. evaluasi

Ghein, Luc De. (2007). MPLS Fundamentals. Cisco

Press. Indianapolis. USA.

Hariyawan, M. Yanuar. M.Susantok. Rini

Tampubolon. (2011). Study Analisis QoS

Pada Jaringan Multimedia MPLS. Politeknik

Caltex Riau. Pekanbaru.

Herlambang Linto, Catur Azis. (2008). Panduan

Lengkap Menguasai Router Masa Depan

Menggunakan Mikrotik RouterOS.

Yogyakarta:ANDI.

Kock, Ned. (2007). Information systems Action

Research An Applied View Of emerging

Concepts and Methods. Texas A & M

International University. USA

Ridha, Iskandar. (2005). Kasus pada Jaringan

Komputer (Optimasi). Universitas

Gunadarma . Jakarta

Rijayana, Iwan. (2005). Teknologi Multi Protocol

Label Switching (MPLS) Untuk

Meningkatkan Performa Jaringan. Seminar

Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Yogyakarta.

Sofana, Iwan. (2011). Membangun Jaringan

Komputer Membuat Jaringan Komputer (

Wire & Wireless ) untuk Pengguna Windows

dan Linux. Bandung:INFORMATIKA.

Syarizal, Melwin. (2005). Pengantar Jaringan

Komputer. Yogyakarta:ANDI

Yevgeni,K. (1999). Telecommunications and Internet

Protocol Harmonization Over Networks

(TIPHON); General aspects of Quality of

Service (QoS) ETSI.

http://www.axencesoftware.com, diakses 10

Desember 2014