evaluasi kinerja jaringan yang terintegrasiif.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/jurnal-jurnal oke.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
EVALUASI KINERJA JARINGAN YANG TERINTEGRASI
MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
(LPP) RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI), PALEMBANG
Irhas Chaerur Rizal1, Alex Wijaya,S.Kom,M.IT
2 ,Suyanto,M.M,M.Kom
3
Mahasiswa Universitas Bina Darma1, Dosen Universitas Bina Darma
2,3
JL. Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang
[email protected], [email protected]
Abstract :In order to facilitate and speed up communication / transfer of information between RRI
stations scattered across the archipelago, the LPP-RRI has utilized MPLS network in which there
are also facilities Virtual Private Network (VPN). MPLS networks in RRI mainly used to transmit
audio streaming between the radio station throughout Indonesia. Before using the MPLS network,
the data transfer rate into the problems often experienced in a computer network at the RRI
because the process of data transfer is slower and takes a long time so users often complained at
the slow speed of existing networks. Thus, they invented a computer network by utilizing
technology based on Multiprotocol Label Switching (MPLS). MPLS is a system that helps speed
up connections on a computer network as a daily necessity in getting the required data.
Performance evaluation of computer network is needed to get a good performance where MPLS-
based network can theoretically increase the smooth transfer of data. Parameter value QoS
(Quality of Services) throughput, delay and packet loss obtained very good so greatly affect the
performance of the existing MPLS network in the branch RRI Palembang. Factors that affect the
value of QoS is the distance factor, attenuation, distortion and noise.
Keyword: Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss, throughput
Abstrak :Dalam rangka memperlancar dan mempercepat komunikasi/transfer informasi antar
stasiun RRI yang tersebar di seluruh penjuru nusantara ini, LPP-RRI telah memanfaatkan jaringan
MPLS yang di dalamnya juga terdapat fasilitas Virtual Private Network (VPN). Jaringan MPLS di
RRI terutama dimanfaatkan mengirimkan audio streaming antar stasiun RRI di seluruh Indonesia.
Sebelum menggunakan jaringan MPLS, kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering
dialami dalam jaringan komputer di RRI dikarenakan proses transfer data menjadi lebih lambat
dan membutuhkan waktu yang lama sehingga pengguna sering mengeluh dengan lambatnya
kecepatan jaringan yang ada. Dengan demikian, dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan
memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).MPLS merupakan
sistem yang membantu mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai kebutuhan sehari-
hari dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Evaluasi kinerja jaringan komputer sangat
diperlukan untuk mendapatkan performa yang baik dimana jaringan berbasis MPLS secara teoritis
dapat meningkatkan kelancaran transfer data. Nilai parameter QoS (Quality of Services)
throughput, delay dan packet loss yang diperoleh sangat baik sehingga sangat berpengaruh
terhadap kinerja jaringan MPLS yang ada di RRI cabang Palembang.Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai QoS adalah Faktor jarak, redaman, distorsi dan noise.
Kata Kunci : Virtual Private Network, Multiprotocol Label Switching, delay, packet loss,
throughput
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang sangat pesat saat ini
mempengaruhi meningkatnya penggunaan jaringan
komputer. Riset dan inovasi secara terus menerus
dikembangkan untuk mewujudkan jaringan informasi
yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan
beraneka ragam, bentuk dan karakteristik seperti
memiliki kapasitas tinggi, mudah diakses dari mana
saja dan kapan saja, memiliki keamanan tinggi pada
data krusial, serta menawarkan harga yang
terjangkau. Kecepatan transfer data menjadi masalah
yang sering dialami dalam jaringan komputer,
sehingga diperlukan proses yang cepat untuk
mengatasi pengiriman dan pengambilan data tersebut
dengan mengutamakan efisiensi waktu sehingga user
tidak perlu membuang banyak waktu. Dengan
demikian dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan
memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol
Label Switching (MPLS).
MultiprotocolLabel Switching (MPLS)
adalah suatu metode komunikasi data berkecepatan
tinggi hasil dari pengembangan jaringan IP pada
jaringanATM (Asynchronous Transfer Mode) yaitu
dengan sistem labelswitching. Kecepatan jaringan
MPLS sangat bergantung pada media transmisi yang
digunakan yaitu diantaranya dapat menggunakan
kawat terbuka/open wire, kabel jalin ganda/twister
pair cable, kabel coaxial, fiber optic, microwave/
gelombang mikro, transmisisatelit, infra red, atau
gelombang radio. Teknologi MPLS berada diantara
layer 2 (layer Data Link) dan layer 3 (layer Network).
Konsep teknologi MPLS ini menggunakan switching
node yang disebut juga dengan Label Switching
Router (LSR) dengan melekatkan suatu label dalam
setiap paket data yang datang, kemudian
menggunakan label tersebut untuk menentukan ke
arah mana seharusnya paket data tersebut dikirimkan.
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) - Radio
Republik Indonesia (RRI) adalah stasiun radio milik
pemerintah Indonesia yang berstatus Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). RRI didirikan pada tanggal
11 September1945.Slogan RRI adalah “Sekali di
Udara, Tetap di Udara”. Sampai saat ini ada 52
stasiun RRI dan satu stasiun penyiaran khusus yang
ditujukan ke luar negeri/internasional. Dalam rangka
memperlancar dan mempercepat komunikasi/transfer
informasi antar stasiun RRI yang tersebar di seluruh
penjuru nusantara ini, LPP-RRI telah memanfaatkan
jaringan MPLS yang di dalamnya juga terdapat
fasilitas Virtual Private Network (VPN). Jaringan
MPLS di RRI terutama dimanfaatkan mengirimkan
audio streaming antar stasiun RRI di seluruh
Indonesia.
Sebelum menggunakan jaringan MPLS,
kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering
dialami dalam jaringan komputer di RRI dikarenakan
proses transfer data menjadi lebih lambat dan
membutuhkan waktu yang lama sehingga pengguna
sering mengeluh dengan lambatnya kecepatan
jaringan yang ada. Dengan demikian, dibuatlah
sebuah jaringan komputer dengan memanfaatkan
teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching
(MPLS).MPLS merupakan sistem yang membantu
mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai
kebutuhan sehari-hari dalam mendapatkan data yang
dibutuhkan.
Evaluasi kinerja jaringan komputer sangat
diperlukan untuk mendapatkan performa yang baik
dimana jaringan berbasis MPLS secara teoritis dapat
meningkatkan kelancaran transfer data. Pengujian
QoS dilakukan dengan menggunakan pengukuran
parameter kualitas jaringan komputer seperti delay,
packet loss dan throughput. Hasil tersebut diharapkan
adalah bisa mengetahui seberapa besar kualitas
layanan (QoS) atau memenuhi standar kualitas
layanan yang baik khususnya kualitas kinerja jaringan
terintegrasi Multiprotocol Label Switching (MPLS) di
LPP-RRI Palembang.
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis
tertarik untuk membuat penelitian dengan judul
“Evaluasi Kinerja Jaringan Terintegrasi Multiprotocol
Label Switching (MPLS) di LPP-RRI Palembang”
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Duncan (2005:1), Evaluasi adalah
proses penilaian. Evaluasi dapat diartikan juga
sebagai prosespengukuran akan
efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya
mencapai tujuan. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut akandigunakan sebagai analisis
situasi program berikutnya.
3
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi,
terdapat beberapa hal yaitu apa yang menjadi bahan
evaluasi, bagaimana prosesevaluasi, kapan evaluasi
diadakan, mengapa perludiadakanevaluasi, dimana pr
oses evaluasi diadakan,dan pihak yang mengadakan
evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut
adalah narasumber yang ada, efektifitas
penyebaran pesan,pemilihan media yang tepat dan
pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan
sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut
perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan perhitungan pembiayaan,
memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif
strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan
secara general, dan melihat apakah tujuan sudah
tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang
enggan untuk mengadakan evaluasi karena
biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan
penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak
dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak
membuang waktu.
2.2Jaringan Komputer
Menurut Syafrizal (2005:2) ,jaringan
komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2
komputer autonomous atau lebih yang terhubung
dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel
(wireless ). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi
apabila keduanya bisa saling bertukar data atau
informasi, berbagi resource yang dimiliki seperti file,
printer, media penyimpanan. Data yang berupa teks,
audio maupun video bergerak melalui media kabel
atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna
komputer dalam jaringan komputer dapat saling
bertukar file atau data, mencetak pada printer yang
sama dan menggunakan hardware dan software yang
terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.
Menurut Herlambang (2008:2), jaringan
komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area
yang dapat dijangkau atau dilayani. Secara umum
jaringan komputer terbagi menjadi 4 (empat) jenis,
yaitu:
a. Local Area Network (LAN)
LAN adalah sebuah jaringan yang dibatasi
oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan seperti sebuah kantor pada
sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan MAN menghubungkan beberapa
buah jaringan-jaringan kecil kedalam lingkungan
area yang lebih besar.
c. Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan gabungan dari LAN
yang ruang lingkupnya dapat saja satu lokasi atau
dapat tersebar di beberapa lokasi di seluruh dunia.
Jaringan ini membutuhkan minimal satu server
untuk setiap LAN dan minimal dua server yang
mempunyai lokasi yang berbeda untuk
membentuknya.
d. Internet
Internet dapat diartikan sebagai jaringan
komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu
menghubungkan pemakai komputer dari suatu
negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di
dalamnya terdapat berbagai sumber daya
informasi dari mulai yang statis hingga yang
dinamis dan interaktif.
2.3 Analisis Kinerja Jaringan
Menurut Ridha (2005:1), Analisis kinerja
jaringan didefinisikan sebagai suatu proses untuk
menentukan hubungan antara 3 konsep utama, yaitu
sumber daya (resources), penundaan (delay) dan
daya-kerja (throughput). Analisis kinerja pada
jaringan komputer membicarakan sifat dasar dan
karakteristik aliran data, yaitu efisiensi daya-kerja,
penundaan dan parameter lainnya yang diukur untuk
dapat mengetahui bagaimana suatu pesan diproses di
jaringan dan dikirim lengkap sesuai fungsinya.
Analisis kinerja jaringan komputer dapat
didefinisikan sebagai penelitian kuantitatif yang terus
menerus terhadap suatu jaringan komunikasi dalam
urutan kerja yang tetap berada dalam fungsinya agar :
a. Dapat menyempurnakan level layanan
pemeliharaan.
b. Dapat mengenali potensi kemacetan
c. Dapat mendukung pengendalian operasional
jaringan, administrasi jaringan dan merencanakan
kapasitas.
Kriteria penting dari sudut pandang pemakai
jaringan adalah keandalan, yaitu kriteria pengukuran
seberapa mudah suatu sistem terkena gangguan,
terjadi kegagalan atau beroperasi secara tidak benar.
Keandalan adalah ukuran statistik kualitas
komponen dengan menggunakan strategi
pemeliharaan, kuantitas redudansi, perluasan jaringan
secara geometris dan kecenderungan statis dalam
merasakan sesuatu secara tidak langsung tentang
bagaimana suatu paket ditansmisikan oleh sistem
tersebut.Kinerja jaringan dapat diukur berdasarkan 3
kriteria:
a. Kriteria level pemakai (user level), yaitu waktu
respon dan keandalan.
1. Waktu respon yaitu waktu tanggapan saat
paket dipancarkan dengan benar.
2. Keandalan yaitu suatu keadaan yang dapat
menentukan seberapa berfungsinya sistem
pada suatu tugas pengiriman paket.
b. Kriteria level jaringan (network level), yaitu
waktu respon rata-rata.
Penentuan waktu respon rata-rata dilakukan
dengan 2 langkah, yaitu :
1. Menentukan rata-rata penundaan satu jalur
paket melewati jaringan sebagai suatu fungsi
beban terhadap ukuran paket.
2. Menggunakan informasi dengan penundaan
dan pemakaian link untuk menghitung waktu
respon rata-rata pemakai.
c. Kriteria kinerja khusus, yaitu daya kerja dan
penundaan rata-rata.
2.4 Topologi Jaringan
Menurut Sofana (2011), Topologi atau
arsitektur jaringan merupakan gambaran pola
hubungan antara komponen-komponen jaringan yang
meliputi komputer server, komputer client /
workstation, hub / switch, pengkabelan dan komputer
jaringan lain dalam suatu sistem jaringan komputer.
Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas
kinerja jaringan.
Ada beberapa jenis topologi yang dapat
diimplementasikan dalam jaringan, antara lain :
a. Topologi BUS
Topologi BUS adalah topologi
jaringan komputer yang menggunakan sebuah
kabel utama (backbone) sebagai tulang
punggung jaringan atau merupakan topologi yang
menghubungkan semua terminal ke satu jalur
komunikasi yang kedua ujungnya ditutup dengan
terminator. Terminator adalah perangkat yang
menyediakan resistansi listrik untuk menyerap
sinyal pada akhir transmisi sambungan agar sinyal
tidak terlontar kembali dan diterima lagi oleh
stasiun jaringan.
Keuntungan menggunakan topologi
Bus adalah murah karena hemat kabel, layout
kabel sederhana, setiap komputer dapat saling
berhubungan langsung serta mudah
dikembangkan. Sedangkan kerugiannya adalah
deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil,
padatnya lalu lintas, bila salah satu client rusak
maka jaringan tidak bisa berfungsi, serta
diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal
untuk pemasangan jarak jauh.
(Sumber: www.jaringankomputer.org)
Gambar 2.1 TopologiBus
5
b. TopologiRING
Topologi Ring adalah topologi
jaringan yang berupa ingkaran tertutup yang
berisi node-node. Semua komputer yang saling
tersambung membentuk lingkaran (seperti Bus,
tetapi ujung-ujungnya disambung). Setiap simpul
mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan
disebut sebagai loop. Data dikirimkan kesetiap
simpul dan setiap informasi yang diterima
simpul diperiksa alamatnya apakah data itu
untuknya atau bukan.
Keuntungan menggunakan topologi
Ring adalah pemeliharaanya mudah, jarak
jangkauan lebih luas daripada Bus, laju data
(transferrate) tinggi, dapatmelayani lalu lintas
data yang padat, tidak diperlukan pengendali
pusat (hub/switch), dan komunikasi antar
terminal mudah, kegagalan koneksi akibat
gangguan media dapat diatasi dengan jalur lain
yang masih terhubung, penggunaan sambungan
point to point membuat transmission error dapat
diperkecil.
(Sumber: www.jaringankomputer.org)
Gambar 2.2 TopologiRing
c. Topologi STAR
Topologi Star adalah topologi jaringan
komputer yang menggunakan concentrator
(hub/switch) sebagai pengatur paketdata.
Topologi Star memiliki kontrol yang terpusat.
Semua link harus melewati pusat yang
menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau
client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan
stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan
stasiun sekunder atau client server. Setelah
hubungan jaringan dimulai oleh server maka
setiap client server sewaktu-waktu dapat
menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa
menunggu perintah dari server. Topologi Star
merupakan topologi yang paling fleksibel.
Pemasangan atau perubahan stasiun sangat
mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan
lain, akses kestation lain (client atau server) cepat,
dapat menerima workstation baru selama port di
node (hub/switch) tersedia dan selain itu juga
memilikikemudahan dalam pengelolaan jaringan.
Kerugian dari topologi ini diantaranya boros
kabel, dan hub atau switch menjadi elemen kritis,
bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision
semua komunikasi akan ditunda dan koneksi akan
dilanjutkan / dipersilahkan dengan cara random
ketika hub / switch mendeteksi tidak ada jalur
yang sedang digunakan oleh node lain.
(Sumber:www.jaringankomputer.org)
Gambar 2.3 Topologi Star
d. Topologi Tree
Topologi Tree adalah kombinasi atau
penggabungan dari topologi Bus dan topologi
Star. Dalam topologi ini tidak semua node
mempunyai kedudukan yang sama. Node yang
mempunyai kedudukan tinggi menguasainode
dibawahnya, sehingga Node yang terbawah
sangat tergantung pada Node diatasnya.
Penerapan teknologi ini biasa digunakan pada
infrastruktur jaringan LAN antar dua
gedung.Keuntungan topologi jaringan ini adalah
instalasi jaringan titik ke titik pada masing-masing
segmen dan didukung oleh banyak perangkat
keras dan perangkat lunak.Sedangkan
kekurangannya adalah keseluruhan panjang kabel
pada tiap-tiap segmen dibatasi oleh tipe kabel
yang digunakan, jika jaringan utama/backbone
rusak maka keseluruhan segmen ikut jatuh juga
selain itu sangat sulit untuk dikonfigurasi.
(Sumber: www.jaringankomputer.org)
Gambar 2.4 TopologiTree
e. Topologi MESH
Topologi Mesh adalah topologi jaringan
yang semuakomputernya saling terkoneksi satu
sama lain, yang penerapannya pada jaringan WAN
(Wide Area Network). Topologi ini sering disebut
sebagai jarring, karena setiap komputer akan
berhubungan pada tiap-tiap komputer lain yang
tersambung. Keuntungan topologi ini adalah kita
bisa melakukan komunikasi data melalui banyak
jalur dengan kata lain jika jalur satu terputus maka
bisa menggunakan jalur yang lain.
(Sumber: www.jaringankomputer.org)
Gambar 2.5 Topologi MESH
2.5 Multiprotocol Label Switching (MPLS)
Menurut Ghein (2007:26), Multi Protocol
Label Switching merupakan perkembangan terbaru
dari multi layerswitch yang diusahakan oleh IETF
(Internet Engineering Task Force). Hal ini
dilakukan agar terdapat standar untuk multi layer
switch dan mendukung interoperabilitas. Disebut
multi protokol karena tekniknya dapat diterapkan
pada semua protokol layer jaringan. MPLS adalah
suatu teknologi yang mempunyai kemampuan
menambah label-label yang mengandung informasi
jaminan quality, scalability, reliability dan security
pada paket-paket IP untuk dilewatkan pada suatu
jaringan data, Label switchingmenunjukkan bahwa
paket yang beralih (switch) tidak lagi paket IPv4,
paket IPv6, atau bahkan frame Layer 2 ketika
diaktifkan, tetapi mereka diberi label.
3. HASIL
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian dimulai dari pertengahan
bulan November 2014 sampai dengan akhir bulan
Januari 2015. Tempat penelitian ini berlokasi di
Lembaga Penyiaran Publik – Radio Republik
Indonesia (RRI) beralamat di Jalan Radio No. 2, KM
4, Telepon (0711)-350927, Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Wawancara
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan
data melalui tanya jawab langsung kepada
karyawan yang berwenang dalam hal ini pada
bagian administrator jaringan (IT) dengan tujuan
untuk memperoleh data yang benar dan akurat
tentang permasalahan di Lembaga Penyiaran
Publik – Radio Republik Indonesia (RRI)
b. Observasi
Pada metode ini peneliti mengumpulkan data
dengan cara langsung ke Lembaga Penyiaran
Publik – Radio Republik Indonesia (RRI) untuk
melakukan pengamatan secara langsung sehingga
memperoleh informasi maupun data yang sesuai
dengan keadaan.
7
c. Studi Kepustakaan
Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan
data dengan cara membaca dan mencatat buku
atau literatur yang berhubungan dengan penelitian
yang diambil.
3.3 Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan untuk
melakukan penelitian ini adalah perangkat keras
(Hardware) dan perangkat lunak (Software).
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan untuk
pengambilan data parameter Delay, packet loss
dan throughput menggunakan 1 buah laptop.
Gambar 3.1 Router Juniper dan Switch
Gambar 3.2 Switch Manageble RRI
Palembang
Gambar 3.3 Perangkat Server dan Sistem
Radio RRI Palembang
2. Perangkat Lunak (Software)
a. Sistem Operasi Windows 7
b. Microsoft Visio 2010 untuk menggambar
topologi MPLS
c. Axence Toolssebagai software pengukuran
QoS
3.4 Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang
diggunakan adalah metode Action Research, Menurut
Davison(2004), Action Research penelitian yang
bersifat partisipatif dan kolaboratif.Maksudnya
penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti, dengan
penelitian tindakan.Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien,
sehingga biaya produksi dapat ditekan dan
produktivitas lembaga dapat meningkat.Action
Research dibagi dalam beberapa tahapan yang
merupakan siklus, yaitu:
a. Melakukan diagnose (diagnosing)
b. Membuat rencana tindakan (action planning)
c. Melakukan tindakan (action taking)
d. Melakukan evaluasi (evaluating)
e. Pembelajaran (learning)
Adapun tahapan-tahapan yang akan penulisa
lakukan sesuai dengan judul yang oenulis angkat
yaitu tentang “Evaluasi Kinerja Jaringan yang
Terintegrasi Multiprotocol Label Switching (MPLS)”
adalah sebagai berikut:
3.4.1 Tahap pertama (diagnosing)
Pada tahap ini, penulis melakukan diagnosa
dimana belum pernah dilakukan pengukuran performa
QoS di Lembaga Penyiaran Publik – Radio Republik
Indonesia (RRI) sehingga penulis merasa perlu
melakukan evaluasi kinerja jaringan komputer untuk
mendapatkan performa yang baik dimana jaringan
berbasis MPLS secara teoritis dapat meningkatkan
kelancaran transfer data.Pengujian QoS dilakukan
dengan menggunakan pengukuran parameter kualitas
jaringan komputer seperti delay, packet loss dan
throughput. Hasil tersebut diharapkan adalah bisa
mengetahui seberapa besar kualitas layanan (QoS)
atau memenuhi standar kualitas layanan yang baik
khususnya kualitas kinerja jaringan terintegrasi
Multiprotocol Label Switching (MPLS) di LPP-RRI
Palembang.
3.4.2 Tahap kedua (action planning)
Penulis memahami pokok permasalahan
yang ada kemudian dilanjutkan dengan menyusun
rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang ada, rencana tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan
pengukuran QoSuntuk memperoleh nilai delay,
packet loss dan throughput.
Tabel 3.1 Jadwal pengukuran
Tanggal Waktu (WIB)
2 Januari 2015 10.00 – 15.00
5 Januari 2015 10.00 – 15.00
6 Januari 2015 10.00 – 15.00
Tabel di atas merupakan jadwal
pengukuranQoS yaitu berupa nilai delay, packet loss
dan throughput. Dalam satu hari proses
pengukurannya dilakukan pada jam padat sebanyak 3
kali, dengan range antara jam 10.00 – 15.00.
ROUTER JAKARTAIP: 10.30.2.22
ROUTER PALEMBANGIP: 10.16.1.22
ROUTER LAMPUNGIP: 10.33.1.25
ROUTER JAMBIIP: 10.12.1.25
ROUTER BENGKULUIP: 10.15.1.25
ROUTER BANGKAIP: 10.18.1.25
MPLS
JUNIPER ROUTER SSG20
SWITCH CISCO ES 4324
LAPTOP (CLIENT PENGUJIAN)
VPN
Gambar 3.4 Diagram Jaringan MPLS RRI dan
Pengukuran QoS
4. HASIL
4.1. Hasil
4.1.1 Delay dan Packet Loss RRI Cabang
Palembang ke RRI Pusat Jakarta
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.1 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 400 ms ,sedangkan
nilai packet loss sebesar 7% .
Gambar 4.1 Hasil pengukuran pertama di hari
pertama
( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.2 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 14
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 53 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 6 % .
Gambar 4.2 Hasil pengukuran kedua di hari
pertama
( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.3 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 16
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 81 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 8 % .
9
Gambar 4.3 Hasil pengukuran ketiga di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.4 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 23
msdengan nilai minimum delay sebesar 13 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 130 ms ,sedangkan
nilai packet loss sebesar 8% .
Gambar 4.4 Hasil pengukuran pertama di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.5 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 98 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 7 % .
Gambar 4.5 Hasil pengukuran kedua di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
kedua pada tanggal 5 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.6 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 73 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 4 % .
Gambar 4.6 Hasil pengukuran ketiga di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.7 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 14
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 48 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 6 % .
Gambar 4.7 Hasil pengukuran pertama di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.8 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15
msdengan nilai minimum delay sebesar 12 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 255 ms ,sedangkan
nilai packet loss sebesar 6 %.
Gambar 4.8 Hasil pengukuran kedua di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 pada lokasi
Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Gambar 4.9 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 16
msdengan nilai minimum delay sebesar 13 ms dan
nilai maksimum delay sebesar 499 ms ,sedangkan
nilai packet loss sebesar 7 % .
Gambar 4.9 Hasil pengukuran ketiga di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
4.1.2 Delay dan Packet LossRRI Palembang ke
RRI Cabang Lampung
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.19 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 95 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 4 % .
Gambar 4.10 Hasil pengukuran pertama di hari
pertama( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
Gambar 4.20 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 92 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 5 % .
Gambar 4.11 Hasil pengukuran kedua di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.21 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 523 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 6 %.
11
Gambar 4.12 Hasil pengukuran ketiga di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.22 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 20 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 3% .
Gambar 4.13 Hasil pengukuran pertama di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.23 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 79 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 2 % .
Gambar 4.14 Hasil pengukuran kedua di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.24 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 11
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 493 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 4 % .
Gambar 4.15 Hasil pengukuran ketiga di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )
Hasil pengukuran Pertama QoS pada hari
Ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.25 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 400 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 5 %.
Gambar 4.16 Hasil pengukuran pertama di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran kedua QoS pada hari
ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.26 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 8 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 78 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 4 % .
Gambar 4.17 Hasil pengukuran kedua di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga QoS pada hari
ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada Gambar
4.27 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 10
msdengan nilai minimum delay sebesar 7 ms dan nilai
maksimum delay sebesar 95 ms ,sedangkan nilai
packet loss sebesar 7 % .
Gambar 4.18 Hasil pengukuran ketiga di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
4.1.3. Throughput RRI Cabang Palembang ke RRI
Pusat Jakarta
Throughput merupakan jumlah total
kedatangan paket yang sukses yang diamati pada
destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh
durasi interval waktu tersebut.Throughput adalah
kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam
melakukan pengiriman data. Biasanya throughput
selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena
throughput memang bisa disebut juga dengan
bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya.
Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput
sifatnya dinamis tergantung trafik yang sedang
terjadi.
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi
RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat
pada gambar 4.10 diperoleh dengan nilai rata-rata 485
kbps dengan kecepatan download data sebesar 60.7
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 13.6 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 536.7 kbps.
13
Gambar 4.19 Hasil pengukuran pertama di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi
RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat
pada gambar 4.11 diperoleh dengan nilai rata-rata
487.5 kbps dengan kecepatan download data sebesar
60.9 kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 43.3 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 533.4 kbps.
Gambar 4.20 Hasil pengukuran kedua di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran ketiga throughput pada
hari pertama pada tanggal 2 Januari 2015 di lokasi
RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat
pada gambar 4.12 diperoleh dengan nilai rata-rata
456.8 kbps dengan kecepatan download data sebesar
58.2 kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 16.4 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 537.7 kbps.
Gambar 4.21 Hasil pengukuran ketiga di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.13 diperoleh dengan nilai rata-rata 378.9
kbps dengan kecepatan download data sebesar 47.3
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 24.3 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 531 kbps.
Gambar 4.22 Hasil pengukuran pertama di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.14 diperoleh dengan nilai rata-rata 469.7
kbps dengan kecepatan download data sebesar 58.7
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 71.8 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 538.8 kbps.
Gambar 4.23 Hasil pengukuran kedua di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.15 diperoleh dengan nilai rata-rata 490.8
kbps dengan kecepatan download data sebesar 61.3
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 18 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 538.7 kbps.
Gambar 4.24 Hasil pengukuran ketiga di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.16 diperoleh dengan nilai rata-rata 482 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 60.2
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 12.5 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 541.7 kbps.
Gambar 4.25 Hasil pengukuran pertama di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.17 diperoleh dengan nilai rata-rata 469.5
kbps dengan kecepatan download data sebesar 58.7
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 23.7 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 530.3 kbps.
Gambar 4.26 Hasil pengukuran kedua di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga throughput pada
hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 di lokasi RRI
cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
gambar 4.18 diperoleh dengan nilai rata-rata 478 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 59.7
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 162.5 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 531.9 kbps.
15
Gambar 4.27 Hasil pengukuran ketiga di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
4.1.4. Throughput RRI Cabang Palembang ke RRI
Cabang Lampung
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.28 diperoleh dengan nilai rata-rata 578.4
kbps dengan kecepatan download data sebesar 72.3
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 19.3 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 661 kbps.
Gambar 4.28 Hasil pengukuran pertama di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015)
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.29 diperoleh dengan nilai rata-rata 573.1
kbps dengan kecepatan download data sebesar 71.6
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 12.1 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 661 kbps.
Gambar 4.29 Hasil pengukuran kedua di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran ketiga throughput pada
hari Pertama pada tanggal 2 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.30 diperoleh dengan nilai rata-rata 577.5
kbps dengan kecepatan download data sebesar 78.3
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 42.9 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 661.2 kbps.
Gambar 4.30 Hasil pengukuran ketiga di hari
pertama ( Tanggal 2 Januari 2015 )
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.31 diperoleh dengan nilai rata-rata 578 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 72.2
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 110 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 659 kbps.
Gambar 4.31 Hasil pengukuran pertama di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.32 diperoleh dengan nilai rata-rata 575 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 71.8
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 157 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 665 kbps.
Gambar 4.32 Hasil pengukuran kedua di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga throughput pada
hari kedua pada tanggal 5 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.33 diperoleh dengan nilai rata-rata 576 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 72
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 36 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 660 kbps.
Gambar 4.33 Hasil pengukuran ketiga di hari
kedua ( Tanggal 5 Januari 2015)
Hasil pengukuran pertama throughput pada
hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.34 diperoleh dengan nilai rata-rata 596.1
kbps dengan kecepatan download data sebesar 74.5
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 84.7 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 660.9 kbps.
Gambar 4.34 Hasil pengukuran pertama di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015 )
Hasil pengukuran kedua throughput pada
hari ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI
cabang Palembang ke RRI cabang Lampung pada
gambar 4.35 diperoleh dengan nilai rata-rata 583 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 72.8
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 15.7 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 658 kbps.
17
Gambar 4.35 Hasil pengukuran kedua di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
Hasil pengukuran ketiga throughput pada hari
ketiga pada tanggal 6 Januari 2015 dari RRI cabang
Palembang ke RRI cabang Lampung pada gambar
4.36 diperoleh dengan nilai rata-rata 574.2 kbps
dengan kecepatan download data sebesar 71.7
kByte/sec. Nilai minimum throughput diperoleh
sebesar 22.4 kbps dan nilai maksimum
throughputsebesar 660.5 kbps.
Gambar 4.36 Hasil pengukuran ketiga di hari
ketiga ( Tanggal 6 Januari 2015)
4.2 Pembahasan
Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama
sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari
2015 sampai dengan 6 Januari 2015. pada lokasi RRI
Cabang Palembang ke RRI Pusat Jakarta pada Tabel
4.1 diperoleh dengan nilai rata-rata delay 15.8
msdengan nilai rata-rata minimum delay sebesar 12
ms dan nilai rata-rata maksimum delay sebesar 181.8
ms , dapat disimpulkan bahwa nilai delay masuk
dalam kategori sangat bagus.
Tabel 4.1 Hasil DelayArea Jakarta
Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama
sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari
2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI
Cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI Pusat pada
Tabel 4.3 diperoleh dengan nilai rata-rata persentase
packet loss sebesar 6.5 % dengan persentase
minimum sebesar 4 % dan persentase maksimum
sebesar 8 %, dapat disimpulkan bahwa nilai Packet
Lossmasuk dalam kategori bagus.
Tabel 4.2 Hasil Packet LossArea Jakarta
Lokasi Tanggal
Packet
Loss
(%)
Kategori
Tiphon
JAKARTA
(10.30.2.22)
2
Januari
7 Bagus
6 Bagus
8 Bagus
5
Januari
8 Bagus
7 Bagus
4 Bagus
6
Januari
6 Bagus
6 Bagus
7 Bagus
Rata-rata 6.5 Bagus
Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama
sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari
2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI
Cabang Palembang ke Area RRI Cabang Lampung
pada Tabel 4.2 diperoleh dengan nilai rata-rata delay
10.3 msdengan rata-rata nilai minimum delay sebesar
8 ms dan rata-rata nilai maksimum delay sebesar
208.3 ms , dapat disimpulkan bahwa nilai delay
masuk dalam kategori sangat bagus. Delay dapat
dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu
Lokasi Tanggal Min
(ms)
Max
(ms)
Rata-
rata
Delay
(ms)
Kategori
Tiphon
Jakarta
(10.30.2.22)
2
Januari
12 400 15 Sangat
Bagus
12 53 14 Sangat
Bagus
12 81 16 Sangat
Bagus
5
Januari
13 130 23 Sangat
Bagus
12 98 15 Sangat
Bagus
12 73 15 Sangat
Bagus
6
Januari
12 48 14 Sangat
Bagus
12 255 15 Sangat
Bagus
13 499 16 Sangat
Bagus
Rata-rata 15.8 Sangat
Bagus
proses yang lama dalam jaringan LAN. Menurut versi
TIPHONsebagai standarisasi yang digunakan dalam
pengukuran nilai delay, maka besarnya delay dapat
diklasifikasikan sebagai kategori latensi sangat bagus
jika <150 ms, bagus jika 150 ms s.d 300 ms, sedang
jika 300 ms s.d 450 ms dan jelek jika > 450 ms.
Tabel 4.3 Hasil Delay Area Lampung
Hasil pengukuran QoS pada hari Pertama
sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2 Januari
2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada lokasi RRI
Cabang Palembang ke Lampung sebagai RRI Cabang
pada Tabel 4.4 diperoleh dengan nilai rata-rata
persentase packet loss sebesar 4.44 % dengan
persentase minimum sebesar 2 % dan persentase
maksimum sebesar 7 %, dapat disimpulkan bahwa
nilai Packet Lossmasuk dalam kategori bagus.
Tabel 4.4 Hasil Packet LossArea Lampung
Lokasi Tanggal
Packet
Loss
(%)
Kategori
Tiphon
LAMPUNG
(10.33.1.25)
2 Januari
4 Bagus
5 Bagus
6 Bagus
5 Januari
3 Bagus
2 Sangat
Bagus
4 Bagus
6 Januari
5 Bagus
4 Bagus
7 Bagus
Rata-rata 4.44 Bagus
Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi
karena collision atau tabrakan/tumbukan antara data
pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua
aplikasi yang ada di jaringan karena retransmisi akan
mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan
meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk
aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat
jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang
diterima. Jika terjadi kongesti atau kelebihan beban
dalam jaringan LAN yang cukup lama, buffer akan
penuh, dan data baru tidak akan diterima, hal inilah
yang bisa menyebabkan packet Loss.
Hasil pengukuran throughput pada hari
Pertama sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2
Januari 2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada
lokasi RRI cabang Palembang ke Jakarta sebagai RRI
Pusat pada Tabel 4.5 diperoleh dengan nilai rata-rata
466.5 kbps dengan kecepatan download data sebesar
58.2 kByte/sec. Nilai rata-rata minimum throughput
diperoleh sebesar 42.9 kbps dan rata-rata nilai
maksimum throughputsebesar 535.5 kbps.
Tabel 4.5 Hasil Throughput Jakarta
Lokasi Tanggal
Min
(kbps)
Max
(kbps)
Rata-
rata
(kbps)
JAKART
A
(10.30.2.22)
2 Januari
13.6 536.7 485
43.3 533.4 487.5
16.4 537.7 456.8
5 Januari
24.3 531 378.9
71.8 538.8 469.7
18 538.7 490.8
6 Januari
12.5 541.7 482
23.7 530.3 469.5
162.5 531.9 478
Rata-rata 466.5
Hasil pengukuran throughput pada hari
Pertama sampai dengan hari ke tiga dari tanggal 2
Januari 2015 sampai dengan 6 Januari 2015 pada
lokasi RRI Ca bang Palembang ke Lampung sebagai
Lokasi Tang
gal
Min
(ms)
Max
(ms)
R
at
a-
ra
ta
De
la
y
(m
s)
Kategori
Tiphon
Lampung
(10.33.1.25)
2
Janua
ri
8 95 10 Sangat Bagus
8 92 11 Sangat Bagus
8 523 11 Sangat Bagus
5
Janua
ri
8 20 10 Sangat Bagus
8 79 10 Sangat Bagus
8 493 11 Sangat Bagus
6
Janua
ri
8 400 10 Sangat Bagus
8 78 10 Sangat Bagus
7 95 10 Sangat Bagus
Rata-rata 10
.3 Sangat Bagus
19
RRI Cabang pada Tabel 4.6 diperoleh dengan nilai
rata-rata 579 kbps dengan kecepatan download data
sebesar 72.4 kByte/sec. Nilai rata-rata minimum
throughput diperoleh sebesar 59.5 kbps dan rata-rata
nilai maksimum throughputsebesar 660.7 kbps
Tabel 4.6 Hasil ThroughputLampung
Dari hasil pengukuran QoS diperoleh hasil
perbandingan pada tabel 4.7terlihat bahwa parameter
delay pengukuran pada lokasi RRI cabang Lampung
lebih unggul yaitu sebesar 10.3 ms dibanding
pengukuran pada lokasi RRI cabang Jakarta sebesar
15.8 ms, sedangkan pada parameter packet losslokasi
RRI cabang Lampung lebih unggul yaitu sebesar 4.44
% dibanding pengukuran pada lokasi RRI cabang
Jakarta sebesar 6.5 %. Pada parameter pengujian
Throughput terlihat dimana nilai bandwidth murni
(aktual) padalokasi RRI cabang Lampung lebih
unggul dibanding dibanding lokasi RRI Pusat Jakarta
dimana penggunaan throughput sebesar 579 kbps
sedangkan pada RRI Pusat Jakarta sebesar 466.5
kbps. Dari nilai perbandingan nilai QoS pada
parameter delay, dan packet loss terlihat
perbandingan nilai yang cukup signifikan. Hal ini
menunjukan bahwa jarak pengukuran dan teknologi
MPLS mempengaruhi hasil pengukuran dimana
lokasi pengukuran RRI cabang Palembang – RRI
cabang Lampung lebih dekat dibandingkan jarak RRI
cabang Palembang – RRI Pusat Jakarta.
Tabel 4.7 Tabel perbandingan Pengukuran
No Parameter Lokasi
Lampung Jakarta
1 Delay / Latency
(ms) 10.3 15.8
2 Packet Loss
(%) 4.44 6.5
3 Throughput
(kbps) 579 466.5
Sumber : Dikelola Sendiri
4.3. Faktor yang mempengaruhi QOS
Dari hasil pembahasan analisis diatas
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran terhadap parameter QoS yang terdiri dari
Delay, Packet loss dan throughput, dalam jaringan
yang bisa menyebabkan kestabilan akses antartitik
jaringan MPLSterganggu serta lonjakan delay
maksimum yang cukup tinggi pada saat tertentu . Hal
ini dikarenakan beberapa hal yaitu:
a. Redaman dan Jarak , yaitu jatuhnya kuat sinyal
karena pertambahan jarak pada media transmisi.
Setiap media transmisi memiliki redaman yang
berbeda-beda, tergantung dari bahan yang
digunakan.Untuk mengatasi hal ini perlu
digunakan repeater sebagai penguat sinyal.
b. Distorsi dan Noise , yaitu fenomena yang
disebabkan variasi delay atau waktu kedatangan
paket yang menyebabkan penyempitan bandwidth
dan antrian. Untuk mengurangi nilai distorsi
dalam komunikasi dibutuhkan bandwidth
transmisi yang memadai dan menjauhkan media
transmisi dari medan listrik dan menggunakan
kabel yang terisolasi untuk menghindari dari
noise.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Dari hasil evaluasi kinerja jaringanMPLS dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. MPLS merupakan suatu metode jaringan VPN
yang dapat meneruskan suatu paket dengan
hanya melihat label yang melekat pada paket
tersebut, sehinggap tidak perlu lagi melihat
Lokasi Tanggal
Min
(kbps)
Max
(kbps)
Rata-
rata
(kbps)
LAMPUNG
(10.33.1.25)
2
Januari
19.3 661 578.4
12.1 661 573.1
78.3 661.2 577.5
5
Januari
110 659 578
157 665 575
36 660 576
6
Januari
84.7 660.9 596.1
15.7 658 583
22.4 660.5 574.2
Rata-rata 579
alamat IP tujuan. Prinsip kerja MPLS adalah
dengan menggabungkan kecepatan switching
pada layer2 dengan kemampuan routing dan
skalabilitas pada layer.
2. Nilai parameter QoS (Quality of Services)
throughput, delay dan packet lossyang diperoleh
rata-rata bagus dan sangat bagus menurut versi
Tiphon sehingga kualitas layanan jaringan
sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan
MPLS yang menghubungkan RRI cabang
Palembang ke RRI Pusat Jakarta dan dari RRI
cabang Palembang ke RRI Cabang Lampung.
Semakin kecil nilai delay dan jitter , maka
semakin bagus kualitas layanan tersebut
sedangkan pada parameter throughput semakin
besar nilai throughput maka semakin bagus
kualitas layanan QoS. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai QoS adalah Faktor jarak,
redaman, distorsi dan noise.
5.2. Saran
Adapun saran dari penulis antara lain.
1. Untuk yang akan datang diperlukan
pengukuran QoS pada cabang RRI di kota-
kota lain seperti Jambi, Bengkulu dan
Bangka Belitung.
2. Perlunya administrator jaringan pada
masing-masing kota untuk melakukan
maintenance server secara berkala jika
suatu saat mengalami kendala koneksi
sehingga permasalahan lebih cepat diatasi.
Daftar Pustaka
Duncan, Tom. (2005). Principles of Advertising &
IMC. Second Edition. Mc.Graw-Hill. Bab
22. evaluasi
Ghein, Luc De. (2007). MPLS Fundamentals. Cisco
Press. Indianapolis. USA.
Hariyawan, M. Yanuar. M.Susantok. Rini
Tampubolon. (2011). Study Analisis QoS
Pada Jaringan Multimedia MPLS. Politeknik
Caltex Riau. Pekanbaru.
Herlambang Linto, Catur Azis. (2008). Panduan
Lengkap Menguasai Router Masa Depan
Menggunakan Mikrotik RouterOS.
Yogyakarta:ANDI.
Kock, Ned. (2007). Information systems Action
Research An Applied View Of emerging
Concepts and Methods. Texas A & M
International University. USA
Ridha, Iskandar. (2005). Kasus pada Jaringan
Komputer (Optimasi). Universitas
Gunadarma . Jakarta
Rijayana, Iwan. (2005). Teknologi Multi Protocol
Label Switching (MPLS) Untuk
Meningkatkan Performa Jaringan. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Yogyakarta.
Sofana, Iwan. (2011). Membangun Jaringan
Komputer Membuat Jaringan Komputer (
Wire & Wireless ) untuk Pengguna Windows
dan Linux. Bandung:INFORMATIKA.
Syarizal, Melwin. (2005). Pengantar Jaringan
Komputer. Yogyakarta:ANDI
Yevgeni,K. (1999). Telecommunications and Internet
Protocol Harmonization Over Networks
(TIPHON); General aspects of Quality of
Service (QoS) ETSI.
http://www.axencesoftware.com, diakses 10
Desember 2014