evaluasi drug related problems (drps) pada pasien asma ... · asma didefinisikan sebagai gangguan...

145

Click here to load reader

Upload: phungkien

Post on 07-Mar-2019

313 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA

BRONKIAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA BULAN JANUARI-DESEMBER 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Yuniar Handayani

NIM : 068114077

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

ii

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA

BRONKIAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA BULAN JANUARI-DESEMBER 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Yuniar Handayani

NIM : 068114077

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan
Page 4: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan
Page 5: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

v

segala perkara dapat kutanggung di dalam

DIA yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Kupersembahan karyaku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua orang tuaku

Kakak dan Adikku tercinta

dan almamaterku...

Page 6: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan
Page 7: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan
Page 8: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala rahmat dan lindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Asma

Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan

Januari-Desember 2009” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara

lain:

1. Tuhan Yesus Kristus yang Maha Baik atas segala berkat dan semangat-Nya

dan Bunda Maria atas kebaikan, semangat, dan kekuatan yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Bapak Ipang Djunarko,

M.Sc., Apt. atas bimbingannya selama penulis melakukan proses

pembelajaran di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

3. Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk

penulis sehingga dapat melakukan penelitian ini.

4. Ibu dr. Luciana Kuswibawati M.Kes. selaku dosen pembimbing atas

dukungan, arahan, serta semangat yang diberikan kepada penulis selama

proses penyusunan skripsi.

Page 9: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

ix

5. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas dukungan,

arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada penulis.

6. Ibu Maria Wisnu Donowati, M. Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas

dukungan, arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada

penulis.

7. Kepala beserta staf Bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklit) dan Bagian

Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta atas bantuan dan

dukungannya.

8. Seluruh pasien asma bronkial di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang

secara tidak langsung telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap dosen pengajar, staf sekretariatan serta laboran Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma atas dukungan dan bantuannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kedua orangtuaku Slamet Widodo, S. Pd. dan Khristina Wuryani yang

dengan tulus ikhlas memberikan dukungan berupa kasih sayang, nasehat

maupun materi dalam setiap langkah hidup penulis.

11. Kakak dan adikku, Febrina Widya Hesti dan Yustina Tyas Kurniawati, atas

dukungan dan suka duka yang dijalani bersama dalam setiap langkah hidup

penulis.

12. Alexander Arie, atas editannya, kasih sayang, dukungan dan semangat yang

sangat berharga untuk penulis.

13. Seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas dukungan,

kasih sayang dan doanya.

Page 10: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

x

14. Teman-temanku kost “Lovely” Melia, Satya, Pia, Yenita, Sisca, dan Aga

yang telah memberi semangat dan bantuan pada penulis.

15. Seluruh teman-teman Farmasi angkatan ‘06 pada umumnya dan teman-teman

FKK A’06 pada khususnya atas kebersamaan yang telah dilalui bersama.

16. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Baik memberikan berkat-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi yang membaca.

Yogyakarta, 19 Agustus 2010

Penulis

Page 11: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xi

INTISARI

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yangmelibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan sepuluh besarpenyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Pengobatan asma bronkialcenderung bersifat mencegah, mengurangi gejala dan berlangsung dalam periodeyang cukup lama sehingga perlu adanya evaluasi terapi yang diharapkan dapatmembantu pasien untuk memperoleh pelayanan medis yang optimal sehinggapasien dapat terhindar dari Drug Related Problems (DRPs).

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangandeskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Pengumpulan data dilakukandengan cara mengumpulkan data-data rekam medis pasien asma bronkial yangkemudian dianalisis dengan metode subjective, objective, assessment, plan(SOAP) dengan menggunakan pustaka MIMS Indonesia edisi 7 tahun 2007/2008,Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 43-2008, Informatorium ObatNasional Indonesia (IONI) 2000, Drug Information Handbook (DIH) edisi 14,dan Drug Interaction Facts (DIF).

Kasus asma bronkial di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009 sebanyak 32 kasus. Prosentase umur terbesar pada umur 12<n≤65tahun yaitu 60%, dengan jenis kelamin perempuan yaitu 68,75%. Pada polapengobatan asma bronkial terdapat 9 kelas terapi dengan penggunaan obatterbanyak yaitu obat sistem pernapasan sebesar 100% diikuti gizi dan darahsebesar 96,9%. Hasil evaluasi menunjukkan kejadian DRPs adverse drug reaction(ADR) dan interaksi obat sebesar 31,25%.

Kata kunci : asma bronkial, drug related problems (DRPs)

Page 12: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xii

ABSTRACT

Asthma was a chronic inflammation interference of respiratory track whichinvolve many cells and its components. Asthma is the big ten causes of death andillness in Indonesia. The medical treatment of bronchial asthma is tend to restrain,reduce the indication and it is for quite long duration thus need therapy evaluationwhich expected can help patient to get optimal medical treatment to avoid DrugRelated Problems (DRPs).

This is non experimental study with descriptive evaluative plan which haveretrospective characteristic. The data collection done by collect the medical recorddata of patient with bronchial asthma, and analyzed by subjective, objective,assessment, plan (SOAP) using MIMS Indonesia 7th edition (2007/2008),Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 43-2008, Informatorium ObatNasional Indonesia (IONI) 2000, Drug Information Handbook (DIH) 14th edition,and Drug Interaction Facts (DIF).

Bronchial asthma cases in Panti Rini Hospital during January-December2009 were 32 cases. The biggest percentage age of 12<n≤65 is 60% with 68,75%is woman. The medical treatment pattern of bronchial asthma has 9 therapyclasses, the highest was respiratory drugs (100%) and nutrition and blood(96,9%). The evaluation result shows DRPs adverse drug reaction (ADR) anddrug interaction 31,25%.

Key words: bronchial asthma, Drug Related Problems (DRPs)

Page 13: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vii

PRAKATA viii

INTISARI xi

ABSTRACT xii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR GAMBAR xviii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I. PENGANTAR 1

A. Latar Belakang 1

1. Perumusan Masalah 3

2. Keaslian Penelitian 4

3. Manfaat Penelitian 4

a. Manfaat Teoritis 4

b. Manfaat Praktis 4

4. Tujuan Penelitian 5

Page 14: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xiv

1. Tujuan Umum 5

2. Tujuan Khusus 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA 6

A. Drug Related Problems (DRPs) 6

B. Asma Bronkial (Asma) 7

1. Definisi 7

2. Etiologi 8

3. Patofisiologi 9

4. Gejala dan Tanda 12

5. Diagnosis 13

6. Pembagian Asma Secara Klinis 15

7. Penatalaksanaan Terapi Asma 16

a. Tujuan Terapi 16

b. Sasaran Terapi 17

c. Strategi Terapi 17

d. Penatalaksanaan Terapi Asma Pada Anak 24

8. Keterangan Empiris 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian 26

B. Definisi Operasional 26

C. Subjek Penelitian 28

D. Bahan Penelitian 28

E. Lokasi Penelitian 28

Page 15: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xv

F. Jalannya Penelitian 28

1. Persiapan 28

2. Pengumpulan data 29

3. Analisis data 29

4. Pembahasan kasus 29

G. Tata Cara Analisis Hasil 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 33

A. Karakteristik Pasien 33

1. Distribusi Umur 33

2. Distribusi Jenis Kelamin 35

3. Diagnosis 36

B. Pola Pengobatan 36

1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna 38

2. Obat untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler 39

3. Obat yang bekerja pada sistem pernapasan 40

4. Obat yang digunakan untuk infeksi 43

5. Obat yang bekerja sebagai analgesik 44

6. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat 45

7. Obat-obat hormonal 46

8. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah 47

9. Anestetik 48

C. Kajian Drug Related Problem (DRPs) 49

1. Efek Obat Merugikan (adverse drug reaction) 49

Page 16: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xvi

2. Dosis obat berlebihan 51

3. Perlu tambahan obat 51

4. Tidak butuh obat 52

5. Pemilihan obat salah 52

6. Dosis terlalu rendah 52

D. Rangkuman Pembahasan 52

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan 53

B. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 58

BIOGRAFI PENULIS 125

Page 17: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi Asma Secara Klinis 15

Tabel II. Karakteristik Pasien Asma Bronkial Berdasarkan Diagnosis di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009 36

Tabel III. Distribusi Kelas Terapi Obat Kasus Pasien Asma Bronkial di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-

Desember 2009 36

Tabel IV. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada Saluran

Cerna yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-

Desember 2009 38

Tabel V. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada Saluran

Sistem Kardiovaskuler yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma

Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Bulan Januari-Desember 2009 39

Tabel VI. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada Sistem

Pernapasan yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan

Januari-Desember 2009 40

Tabel VII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat untuk Infeksi yang Digunakan

pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009 43

Page 18: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xviii

Tabel VIII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat sebagai Analgesik yang

Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009 44

Tabel IX. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada Sistem

Saraf Pusat yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan

Januari-Desember 2009 45

Tabel X. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat –Obat Hormonal yang

Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009 46

Tabel XI. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Mempengaruhi Gizi dan

Darah yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan

Januari-Desember 2009 47

Tabel XII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat Anestetik yang Digunakan

pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009 48

Tabel XIII. Kejadian DRPs Adverse Drug Reaction dan Interaksi Obat pada

Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini

Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009 50

Page 19: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bronkus normal dan bronkus pada penderita asma 8

Gambar 2 Mekanisme terjadinya asma 11

Gambar 3. Patofisiologi asma 12

Gambar 4. Kapasitas dan volume paru-paru 13

Gambar 5. Penatalaksanaan asma pada anak 24

Gambar 6. Diagram Prosentase Pasien Asma Bronkial Berdasarkan

Umur di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009 33

Gambar 7. Diagram Prosentase Pasien Asma Bronkial Berdasarkan Jenis

Kelamin di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-

Desember 2009 35

Page 20: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Data dan Analisis DRPs Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009 60

Lampiran II. ABBREVIATIONS 125

Page 21: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang

melibatkan banyak sel dan komponennya (Kelly dan Sorkness, 2005). Asma

merupakan sepuluh besar penyebab sakit dan kematian di Indonesia, salah satunya

tergambar dari data studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai

propinsi di Indonesia. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema

merupakan penyebab kematian ke-4 di Indonesia (5,6%). Prevalensi asma di

seluruh Indonesia pada tahun 1995 adalah sebesar 13/1000. Angka ini lebih besar

dibandingkan bronkitis kronik (11/1000) dan obstruksi paru (2/1000).

Peningkatan penderita asma bronkial di Indonesia juga terlihat dari hasil

penelitian pada anak usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner

International Study on Asthma and Allergy in Children (ISAAC) yang pada tahun

1995 menunjukkan prevalensi asma 2,1%, pada tahun 2003 menunjukkan angka

5,2% (Anonim, 2007).

Berdasarkan data di atas, sangat diperlukan suatu pengobatan efektif yang

dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai penyakit asma dan dapat

mencegah serangan asma. Peningkatan prevalensi serangan asma yang meningkat

dapat terlihat dari meningkatnya angka kejadian asma rawat inap dan angka

kematian. Penanganan yang tepat dan berhasil dapat memperkecil kematian

karena asma bronkial, serta dapat memperbaiki kualitas hidup penderita. Di

Page 22: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

2

samping itu juga dapat memperkecil kegawatdaruratan yang diakibatkan oleh

asma bronkial (Crockett, 1994).

Terkait dengan proses penanganan yang memerlukan obat, dimungkinkan

pula adanya Drug Related Problems (DRPs). Drug Related Problems (DRPs)

merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang

melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang benar-benar atau berpotensi

bertentangan dengan hasil yang diinginkan atau dapat diartikan sebagai masalah-

masalah yang berhubungan dengan obat (Cipolle, 1998).

Pada pengobatan penyakit asma bronkial, meskipun pengobatan efektif telah

dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma, keefektifan hanya tercapai

jika penggunaan obat telah sesuai. Pada umumnya pengobatan asma bronkial

cenderung bersifat mencegah, mengurangi gejala dan berlangsung dalam periode

yang cukup lama sehingga perlu adanya evaluasi terapi yang diharapkan dapat

membantu pasien untuk memperoleh pelayanan medis yang optimal sehingga

pasien dapat terhindar dari DRPs.

Rumah sakit memiliki stratifikasi tersendiri, mulai dari rumah sakit yang

mempunyai fasilitas pelayanan medik lengkap sampai pada kemampuan medik

dasar. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama adalah rumah sakit umum swasta

yang memberikan pelayanan medik bersifat umum setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas D, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik dasar dengan kapasitas tempat tidur kurang dari

100. Salah satu rumah sakit tipe pratama adalah Rumah Sakit Panti Rini. Rumah

Sakit Panti Rini memiliki pelayanan dasar, umum, dan gigi serta pelayanan medik

Page 23: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

3

spesialistik 4 dasar sesuai dengan standar minimal rumah sakit kelas pratama yaitu

Spesialis Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Bedah dan Penyakit anak.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut ini.

a. Bagaimanakah karakteristik pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009?

b. Bagaimanakah pola pengobatan pasien asma bronkial di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009?

c. Apakah terdapat Drug Related Problems (DRPs) seperti butuh obat (need

for additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary drug therapy),

obat salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih

(dosage too high), munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping

obat (adverse drug reaction), dan adanya interaksi obat (drug interaction)

pada pasien asma di Rumah Sakit Panti Rini ?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai

Drug Related Problems (DRPs) pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai

asma bronkial yang sudah ada membahas tentang pola pengobatan dan kajian

profil peresepan.

Penelitian-penelitian mengenai asma yang pernah dilakukan antara lain:

Page 24: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

4

a. Anitawati (1996) mengenai “Pola Pengobatan Penyakit Asma Bronkial untuk

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Selama Tahun

1998”.

b. Kusuma (1998) mengenai “Kajian Pola Peresepan Obat Asma yang Diberikan

pada Pasien Asma Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta Tahun 2002”.

c. Nugraha (2002) mengenai “Pola Peresepan Obat Penyakit Asma Bronkial pada

Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Tahun 2006”.

d. Chinthia (2002) mengenai “Pola Pengobatan Penyakit Asma Bronkial pada

Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 1999-2001”.

e. Gibson (2002) mengenai “Kajian Peresepan Pasien Dewasa Asma Bronkial

Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih

Yaogyakarta Tahun 2000”.

f. Wibowo (2003) mengenai “Kajian Profil Peresepan Pasien Asma Bronkial di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali Tahun 2005”.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi sumber informasi dan

evaluasi pengobatan pada pasien asma bronkial.

b. Manfaat praktis

Page 25: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

5

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,

informasi, dan referensi untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para

penderita asma bronkial di instalasi rawat inap.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi terjadinya Drug Related

Problems (DRPs) pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. karakteristik pasien asma bronkial,

b. pola pengobatan pasien asma bronkial,

c. potensial kejadian Drug Related Problems yang mungkin terjadi pada

pasien asma bronkial yang meliputi:

1) membutuhkan tambahan obat (need for additional drug therapy),

2) obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary therapy),

3) pemilihan obat salah (wrong drug),

4) dosis terlalu rendah (dose too low),

5) efek obat merugikan (adverse drug reaction),

6) dosis terlalu tinggi (dose too high),

di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

Page 26: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Related Problems (DRPs)

Asuhan kefarmasian membutuhkan kemampuan dari pelaku farmasi untuk

mengidentifikasi masalah DRPs guna peningkatan kualitas hidup pasien (Kelly

dan Sorkness, 2005). Masalah-masalah dalam kajian DRPs menurut Cipolle,

Strand dan Morley (1998) antara lain:

1. membutuhkan tambahan obat (need for additional drug therapy), jika kondisi

baru yang membutuhkan obat, kondisi kronis yang membutukan kelanjutan

terapi obat, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, dan kondisi yang

mempunyai risiko kejadian efek samping dan membutuhkan obat untuk

pencegahannya.

2. tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), jika obat yang diberikan tidak

sesuai dengan indikasi pada saat itu, pemakaian obat kombinasi yang

seharusnya tidak diperlukan, dan meminum obat dengan tujuan untuk

mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.

3. obat salah (wrong drug), jika obat yang diberikan kepada pasien tidak efektif

(kurang sesuai dengan indikasinya), obat tersebut efektif tetapi ekonomis,

pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat yang diberikan

mempunyai kontraindikasi dengan obat lain yang dibutuhkan, dan antibiotika

yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.

Page 27: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

7

4. pasien mendapat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low), jika

dosis obat tersebut terlalu rendah untuk memberikan efek, dan interval dosis

tidak cukup.

5. pasien mendapat dosis obat yang berlebih (dosage too high), jika dosis obat

terlalu tinggi untuk memberikan efek.

6. munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug

reaction) dan adanya interaksi obat (drug interaction), jika ada alergi, ada

faktor risiko, ada interakis dengan obat lain, dan hasil laboratorium berubah

akibat penggunaan obat.

7. ketidaktaatan pasien pada penggunaan obat yang diresepkan (uncompliance),

jika pasien tidak menerima regimen obat yang tepat, terjadi medication error

(peresepan, penyerahan obat dan monitoring pasien), ketidaktaatan pasien,

pasien tidak membeli obat yang disarankan karena mahal, pasien tidak

menggunakan obat karena ketidaktahuan cara pemakaian obat, pasien tidak

menggunakan obat karena ketidakpercayaan dengan produk obat yang

dianjurkan.

Dokumentasi mengenai pasien mutlak diperlukan dalam mendefinisikan tujuan

terapi dan menghindari terjadinya DRPs (Kelly dan Sorkness, 2005).

B. Asma Bronkial (Asma)

1. Definisi

The National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP)

mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang

Page 28: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

8

melibatkan peran banyak sel dan komponennya, yaitu sel mast, eosinofil, T-

limfosit, makrofag, neutrofil, dan sel-sel epitel (Kelly dan Sorkness, 2005).

Gangguan ini menyebabkan penyempitan jalan napas yang menyebabkan

terjadinya kesulitan bernapas (Neal, 2002).

Pada individu yang rentan, inflamasi ditunjukkan dengan adanya mengi,

kesulitan bernafas, dada terasa sesak, dan batuk yang biasanya terjadi pada malam

hari atau dini hari. Hal tersebut terkait dengan obstruksi jalan udara yang sering

terjadi reversibel baik secara spontan maupun sebagai hasil terapi (Kelly dan

Sorkness, 2005).

Gambar 1. Bronkus normal dan bronkus pada penderita asma (Adam, 2005)

2. Etiologi

Penyebab asma belum diketahui secara pasti. Asma merupakan penyakit

kompleks dengan faktor genetik dan faktor lingkungan yang ikut berperan di

dalam menyebabkan terjadinya asma. Faktor pemicu asma adalah:

a. atopy (hipersensitivitas),

b. zat allergen, misalnya: asap, debu, bulu binatang, serbuk sari,

c. obat-obat tertentu, misalnya: NSAID (ibuprofen, aspirin),

Page 29: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

9

d. infeksi bakteri dan virus pada saluran pernapasan,

e. olahraga,

f.kelelahan dan stress,

g. lingkungan : cuaca dingin,

h. pekerjaan (Kelly dan Sorkness, 2005).

3. Patofisiologi

Karakteristik utama asma adalah obstruksi jalan udara yang terkait dengan

bronkospasmus, edema, hipersekresi, Bronchial Hiperresponsive (BHR), dan

inflamasi jalan udara (Kelly dan Sorkness, 2005). Selama serangan pasien

mengalami mengi dan kesulitan bernapas akibat bronkospasme, edema mukosa

dan pembentukan mukus. Bronchial Hiperresponsive (BHR) disebabkan oleh:

a. kontraksi otot polos (bronkokonstriksi),

b. hipersekresi mukus,

c. edema mukosa (William and Self, 2002).

Munculnya inflamasi saluran napas pada penderita asma melibatkan sel-sel

inflamasi (sel mast, eosinofil, limfosit T, neutrofil), mediator kimia (histamin,

leukotrien, platelet-activating factor, bradikinin), dan faktor kemotaktik (sitokinin

dan kemotaxin). Inflamasi terjadi apabila timbul respons berlebihan pada saluran

napas penderita asma, sehingga cenderung terjadi penyempitan saluran napas

yang diakibatkan oleh respon alergi, iritan, infeksi virus dan beban fisik. Hal

tersebut juga mengakibatkan edema, peningkatan produksi mukus, keluarnya sel

inflamasi pada saluran napas dan sel epitel mengalami kerusakan (Nelson, 2006).

Page 30: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

10

Gambar 2. Mekanisme terjadinya asma (Kelly dan Sorkness, 2005)

Reaksi alergi fase awal dimulai dengan adanya alergen yang terhirup dan

menyebabkan aktivasi sel yang akan menghasilkan antibodi IgE yang spesifik

terhadap alergen. Aktivasi yang cepat dari sel mast dan makrofag pada saluran

napas akan membebaskan mediator proinflamasi seperti histamin dan eikosanoid

yang menginduksi kontraksi otot polos, sekresi mukus, vasodilatasi dan eksudasi

plasma pada saluran napas sehingga menyebabkan kebocoran plasma protein yang

kemudian menginduksi terjadinya penebalan dan pembengkakan saluran napas

serta penyempitan lumen yang disertai dengan sulitnya pengeluaran mukus (Kelly

dan Sorkness, 2005).

Reaksi inflamasi fase akhir pada penderita asma terjadi selama 6 sampai 9

jam setelah serangan alergen dan melibatkan aktivasi eosinofil, limfosit-T, basofil,

neutrofil, dan makrofag. Eosinofil akan bermigrasi ke dalam saluran napas dan

Page 31: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

11

membebaskan mediator inflamasi berupa leukotrien dan protein granul, mediator

sitotoksik, dan sitokin. Adanya aktivasi limfosit-T menyebabkan pembebasan

sitokin dari sel T-helper tipe 2 (Th2) yang akan memperantarai inflamasi alergik

(IL-4, IL-5, IL-6, IL-9, dan IL-13). Sebaliknya sel T-helper tipe 1 (Th1)

menghasilkan IL-2 dan interferon gamma yang penting untuk mekanisme

pertahanan selular. Adanya inflamasi asmatik alergik dapat disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara sel Th1 dan Th2 (Kelly dan Sorkness, 2005).

Degranulasi sel mast sebagai respon terhadap alergen mengakibatkan

pembebasan mediator seperti histamin, faktor kemotaksis, eosinofil dan neutrofil,

leukotrien C4, D4, dan E4, prostaglandin dan faktor pengaktivasi platelet (PAF).

Histamin mampu menginduksi konstriksi otot polos dan bronkospasme dan

berperan dalam edema mukosa dan sekresi mukus sedangkan makrofag alveolar

akan membebaskan sejumlah mediator inflamasi termasuk PAF, leukotrien B4,

C4, dan D4. Adanya produksi faktor kemotaktik neutrofil dan eosinofil dapat

memperkuat proses inflamasi (Sukandar, Andrajati, Sigit, Adnyana, Setiadi,

Kusnandar, 2008).

Jalur 5-lipooksigenase dari asam pemecahan asam arakhidonat berhubungan

dengan produksi leukotrien. Leukotrien C4, D4, dan E4 (sistenil leukotrien)

merupakan penyusun zat reaksi lambat anafilaksis (slow-reacting substance of

anaphylaxis, SRS-A). Leukotrien ini akan dibebaskan selama proses inflamasi di

paru-paru dan dapat menyebabkan bronkokonstriksi, sekresi mukus, permeabilitas

mikrovaskular dan edema jalan udara (Sukandar dkk, 2008).

Page 32: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

12

Proses inflamasi eksudatif dan pengikisan sel epitel ke dalam lumen saluran

napas dapat merusak transport mukosiliar sehingga kelenjar bronkus menjadi

berukuran besar dan sel goblet meningkat baik ukuran maupun jumlahnya dan

menunjukkan suatu peningkatan produksi mukus. Mukus yang dikeluarkan oleh

penderita asma cenderung mempunyai viskositas yang tinggi (Sukandar dkk,

2008).

Gambar 3. Patofisiologi asma (Kelly dan Sorkness, 2005)

4. Gejala dan Tanda

Penanda utama untuk mendiagnosis adanya asma antara lain:

a. mengi pada saat menghirup napas,

b. riwayat batuk yang memburuk pada malam hari, dada sesak yang terjadi

berulang dan napas tersengal-sengal,

c. hambatan pernapasan yang reversibel secara bervariasi selama siang hari,

d. adanya peningkatan gejala pada saat olahraga, infeksi virus, eksposur

terhadap alergen dan perubahan musim, dan

e. terbangun malam-malam dengan gejala-gejala seperti di atas (Ikawati, 2006).

Page 33: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

13

5. Diagnosis

Udara yang berada di paru-paru dibagi menjadi empat kompartemen, yaitu

volume tidal, volume inspirasi cadangan, volume ekspirasi cadangan, dan volume

residu. Total dari keempat komponen biasanya disebut kapasitas total paru-paru.

Gambar 4. Kapasitas dan volume paru-paru (Kelly dan Sorkness, 2005)

Diagnosis asma biasanya didasarkan pada simptom pasien, riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium untuk mengukur fungsi paru.

Faktor-faktor yang memicu terjadinya simptom antara lain adanya kegiatan, udara

dingin, dan paparan terhadap alergen, dimana faktor-faktor tersebut tidak dapat

diidentifikasi secara lebih jelas (Anonim, 2009).

a. Spirometri

Spirometri dapat mengukur kapasitas vital paksa (KVP) dan volume

ekspirasi paksa detik pertama (VEP1). Untuk mendapatkan nilai yang akurat,

diambil nilai tertinggi dari 2-3 nilai yang diperiksa. Sumbatan jalan napas

diketahui dari nilai VEP1 < 80% nilai prediksi atau rasio VEP1/KVP < 75%

(Anonim, 2007).

Page 34: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

14

Selain itu, spirometri dapat mengetahui reversibilitas asma, yaitu adanya

perbaikan VEP1 > 15% secara spontan, atau setelah inhalasi bronkodilator (uji

bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah

pemberian kortikosteroid (inhalasi/oral) 2 minggu (Anonim, 2007).

b. Peak Expiratory Flow Meter (PEF meter)

Peak Expiratory Flow Meter (PEF meter) dapat mengukur fungsi paru yang

ditunjukkan dengan arus puncak ekspirasi (APE). Sumbatan jalan napas diketahui

dari nilai APE < 80% dari nilai prediksi. Selain itu juga dapat memeriksa

reversibilitas yang ditandai dengan perbaikan nilai APE > 15% setelah inhalasi

bronkodilator, atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah

pemberian kortikosteroid (inhalasi/oral) 2 minggu. Variabilitas APE ini

tergantung pada siklus diurnal (pagi dan malam yang berbeda nilainya), dan nilai

normal variabilitas ini < 20% (Anonim, 2007).

c. Provokasi bronkus

Provokasi bronkus disebut juga bronkoprovokasi yang digunakan untuk

mengidentifikasikan karakteristik hiperresponsif jalan udara pada pasien yang

melakukan inhalasi aerosol kimia, yang disebut agonis bronko-spastik, dimana zat

tersebut merupakan pemicu reaksi hiperresponsif. Zat kimia yang sering

digunakan adalah histamin dan metakolin (Anonim, 2009).

Page 35: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

15

d. Tes Lain

Tes-tes ini mungkin dapat dilakukan untuk mengeksklusi penyakit lain dan

dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi yang lebih buruk dari kondisi

asmatik. Tes tersebut antara lain:

1) foto dada: pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain

obstruksi saluran nafas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di

paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum,

atelaktasis dan lain-lain;

2) foto sinus paranalis diperlukan jika asma sulit terkontrol untuk melihat

adanya sinusitis;

3) pemeriksaan eosinofil dalam darah, sekret hidung dan dahak dapat

menunjang diagnosis asma;

4) pemeriksaan sputum: sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma,

sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronkitis kronik. Selain itu,

pemeriksaan ini untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden dan

spiral Curschmann;

5) tes alergi, yaitu dengan tes kulit atau dengan pengukuran antibodi dalam

darah. Terkadang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis jika asma

disebabkan alergi, atau secara spesifik disebabkan oleh alergen (Anonim,

2009).

Page 36: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

16

6. Pembagian Asma Secara KlinisTabel I. Klasifikasi asma secara klinis

Classify Severity : Clinincal Features Before Treatment

or Adequate Control

Medications Required to Maintain Long-Term Control

Symptoms/Day

Symptoms/Night

PEF or FEV1

PEF Variability

Daily Medications

STEP 4SeverePersistent

ContinualFrequent

≤ 60%>30%

Preferred treatment:- High-dose inhaled corticosteroids AND- Long-acting inhaled β2-agonist, And, ifneeded- Corticosteroid tablets or syrup long term (2 mg/kg/day,

generally do not exceed 60 mg/day). (Make a repeat attemptsto reduce systemic corticosteroids and maintain control withhigh-dose inhaled corticosteroids)

STEP 3ModeratePersistent

Daily>1 night/week

>60%-<80%>30%

Preferred treatment:- Low-to-medium inhaled corticosteroids and long-acting

inhaled β2-agonist Alternative treatment (listed alphabetically)

- Increase inhaled corticosteroids within medium-dose rangeOR

- Low-to medium-dose inhaled cortiosteroids and eitherleukotriene modifier or theophylline

If needed (particullary in patient with recuring severeexacerbations): Preferred treatment:

- Increase inhaled corticosteroids within medium-dose rangeand add long-acting inhaled β2-agonist

Alternative treatment (listed alphabetically)- Increase inhaled corticosteroids within medium-dose range

and add either leukotriene modifier or theophyllineSTEP 2MildPersistent

>2 week but < 1x/day>2 nights/month

≥80%20-30%

Preferred treatment:- Low dose inhaled corticosteroids

Alternative treatment (listed alphabetically): cromolyn,leukotriene modifier, nedocromil, OR sustained releasetheophylline to serum concentration of 5-15 mcg/mL

STEP 1MildIntermitten

≤ 2 days/week≤ 2 nights/month

≥80%< 20%

No daily medication needed Severe exacerbation may occur, separated by long periods or

normal lung function and no symptom. A course of systemiccorticosteroids is recommended

QuickRelief AllPatient

Short-acting bronchodilator: 2-4 puffs short-acting inhaled β2-agonist as needed for symptoms. Intensity of treatment will depend on severity of exacerbation; up to 3 treatments at 20-minute intervals or a

single nebulizer treatment as needed. Course of systemic corticosteroids may be needed. Use of short-acting β2-agonist > 2 times a week in intermittent asthma (daily, or increasing use in persistent

asthma) may indicate the need to initiate (increase) long-term-control therapy.↓ STEP DOWNReview treatment every 1 to 6 months; a gradual stepwisereduction in treatment may be possible

↑ STEP UPIf control is not maintained, consider step up. First, reviewpatient medication technique, adherence, and environmentalcontrol.

Goals of Therapy: Asthma Control Minimal or no chronic symptoms day or night Minimal or no exacerbations No limitations on activities; no school/work missed

Maintain (near) normal pulmonary function Minimal use of short-acting inhaled β2-agonist Minimal or no adverse effects from medications

Note The stepwise approach in meant to assist, no replace, the clinical decision making required to meet individual patient needs. Classify severity: assign patient to most severe step in which any feature occurs (PEF is % of personal best; FEV1 is %

predicted). Gain control as quickly as possible (consider a short course of systemic corticosteroids); then step down to the least medication

necessary to maintain control Minimize use of short-acting inhaled β2-agonist. Over reliance on short-acting inhaled β2-agonist (e.g., use of short-acting

inhaled β2-agonist everyday, increasing use or lack of expected effect, or use of approximately one canister a month even if notusing it everyday) indicates inadequate control of asthma and the need to initiate or intensity long-term control therapy.

Provide education on self-management and controlling environmental factors that make asthma worse (e.g., allergens andirritant).

Refer to an asthma specialist if there are difficult controlling asthma or if step 4 care is required. Referral may be considered ifstep 3 care is required.

(Kelly dan Sorkness, 2005)

Page 37: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

17

7. Penatalaksanaan Terapi Asma

a. Tujuan terapi

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan

mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa

hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu juga, dilakukan untuk

menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, mencegah eksaserbasi akut,

meningkatkan dan mempertahankan fungsi paru seoptimal mungkin, menghindari

efek samping obat, mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara irreversibel

serta mencegah kematian karena asma (Mangunnegoro, 2006).

b. Sasaran Terapi

Sasaran dari penatalaksanaan asma meliputi gejala asma, bronkokonstriksi,

peradangan saluran napas, obstruksi jalan napas oleh mukus serta frekuensi dan

keparahannya (William and Self, 2002).

c. Strategi Terapi

1) Terapi Non Farmakologis

Edukasi pasien dan menghindari penyebab asma merupakan

manajemen strategi asma untuk setiap pasien. Edukasi pasien bertujuan

untuk meningkatkan pemahaman mengenai penyakit asma, meningkatkan

kemampuan dalam penatalaksanaan dan pengontrolan asma. Kunci topik

edukasi meliputi: pengetahuan dasar tentang asma (termasuk mengenali

simptom dan tindakan yang dilakukan jika simptom berkembang), aturan

pengobatan, cara penggunaan alat inhalasi yang tepat, saran untuk

menghindari alergen, dan kegunaan dari pengobatan sendiri. Penting untuk

Page 38: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

18

melibatkan keluarga pasien dalam edukasi ini karena keluarga pasien juga

ikut berperan serta dalam proses terapi pasien tersebut (Anonim, 2009).

2) Terapi Farmakologis

Secara garis besar, terapi yang digunakan untk mengobati asma

dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:

a) Reliever

Obat golongan ini efektif untuk meringankan bronkokonstriksi akut

dan hanya untuk untuk mengobati asma akut. Obat ini tidak memiliki efek

dalam mencegah serangan akut atau mencegah inflamasi yang panjang.

Pengobatan ini hanya digunakan saat terjadi serangan asma, dan tidak dapat

digunakan secara terus-menerus (Wolf, 2004).

Obat golongan reliever bekerja sebagai bronkodilator dan mengurangi

simptom. Obat golongan ini terdiri dari inhalasi agonis β2 kerja cepat,

antikolinergik, teofilin kerja singkat dan oral agonis β2 kerja cepat (Anonim,

2006).

(1) Inhalasi agonis β2 kerja cepat

Inhalasi agonis β2 kerja cepat merupakan obat pilihan untuk

menghilangkan bronkospasme selama serangan asma dan digunakan

sebelum melakukan latihan yang dapat menyebabkan bronkokonstriksi.

Mekanisme kerja obat ini adalah menstimulasi reseptor β2 yang

menyebabkan bronkodilatasi, peningkatan klirens mukosiliari, stabilitas sel

mast, dan menstimulasi otot skelet. Contoh obat golongan ini: salbutamol,

terbutalin, fenoterol, repoterol dan pirbutrol (Anonim, 2007).

Page 39: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

19

Obat golongan ini hanya digunakan dalam dosis rendah dan sangat

dibutuhkan. Penambahan dosis, khususnya pada penggunaan setiap hari

menunjukkan keadaan asma tidak terkontrol dan memerlukan pengobatan

yang baru. Efek samping dari penggunaan obat ini seperti tremor dan

takikardi (Anonim, 2006). Perhatian penggunaan obat ini adalah toleransi

yang dapat terjadi pada penggunaan simpatomimetik yang diperlama tapi

penghentian sementara obat ini akan tetap mempertahankan efektifitas

awalnya, hipokalemia, dan hiperglisemia (Anonim, 2007).

(2) Antikolinergik

Obat yang termasuk antikolinergik adalah bronkodilator, tetapi

kerjanya tidak seefektif agonis β2 kerja singkat, onsetnya lama dan

dibutuhkan 30-60 menit untuk mencapai efek maksimum. Mekanisme

kerjanya memblok efek pelepasan asetilkolin dari saraf kolinergik pada

saluran napas. Dapat menimbulkan bronkodilatasi dengan menurunkan

tonus kolinergik vagal instrinsik, selain itu juga menghambat refleks

bronkokonstriksi yang disebabkan iritan. Contoh obat golongan ini adalah

ipratorium bromide dan tiotropium bromide (Mangunnegoro, 2006).

Untuk dapat mencapai efek bronkodilator maksimal maka disarankan

menggunakan kombinasi antikolinergik dan agonis β2 kerja cepat sebagai

bronkodilator pada terapi awal serangan asma berat atau serangan asma

yang kurang memberikan respon dengan agonis β2 kerja cepat saja. Efek

samping obat ini berupa rasa kering di mulut dan rasa pahit (Mangunnegoro,

2006). Penggunaan obat ini harus disertai perhatian pada pasien dengan

Page 40: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

20

kondisi berikut : glukoma sudut sempit, hiperplasia prostat, atau kerusakan

saluran urin (tiotropium dapat memperparah tanda dan gejala) (Anonim,

2007).

(3) Teofilin kerja singkat

Teofilin kerja singkat dapat mengurangi simptom asma. Obat ini

potensial menimbulkan efek samping, meskipun secara umum dapat

dihindari dengan penyesuaian dosis dan monitoring (Anonim, 2006).

Mekanisme kerja obat ini adalah akan merelaksasi secara langsung otot

polos bronki dan pembuluh darah pulmonal, merangsang SSP, menginduksi

diuresis, meningkatkan sekresi asam lambung, menurunkan tekanan sfinkter

esofageal bawah dan menghambat kontraksi uterus. Obat ini mempunyai

perhatian untuk penyakit jantung, hipoksemia, penyakit hati, hipertensi,

gagal jantung kongestif, pecandu alkohol, pasien lanjut usia dan bayi

(Anonim, 2007).

(4) Oral agonis β2 kerja cepat

Oral agonis β2 kerja cepat cocok digunakan untuk beberapa pasien

yang tidak dapat menggunakan inhalasi. Walaupun penggunaan obat ini

memiliki efek samping yang sangat besar (Anonim, 2006).

b) Controller

Obat golongan ini mengurangi inflamasi bronkus dan memberikan

kontrol jangka panjang terhadap asma dengan menurunkan frekuensi

kekambuhan (Wolf, 2004).

Page 41: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

21

Controller merupakan obat yang digunakan setiap hari yang

mempunyai efek lama untuk mengontrol asma, utamanya memberikan efek

antinflamasi. Obat golongan ini meliputi: glukokortikosteroid,

antileukotrien, agonis β2 kerja lama, kromolin (Anonim, 2006).

(1) Glukokortikosteroid

(a) Glukokortikosteroid inhalasi

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan antiinflamasi yang lebih

efektif dalam pengobatan asma persisten. Obat ini telah terbukti

manfaatnya dalam mengurangi simptom asma, meningkatkan kualitas

hidup, mengontrol inflamasi, mengurangi frekuensi dan keparahan dan

mengurangi kematian karena asma (Anonim, 2006). Mekanisme kerja

obat ini adalah menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel yang

terinflamasi dan meningkatkan efek obat beta adrenergik dengan

memproduksi AMP siklik, inhibisi mekanisme bronkokonstriktor, atau

merelaksasi otot polos secara langsung (Anonim, 2007). Contoh obat

golongan ini adalah budenosid dan flutikason. Efek samping obat ini

termasuk oropharyngeal candidiasis, dysphonia, dan kadang-kadang

batuk karena iritasi saluran napas atas (Mangunnegoro, 2006).

Perhatian obat ini adalah selama penghentian steroid oral,

beberapa pasien mungkin mengalami gejala penghentian terapi aktif

dengan steroid sistemik (contoh : sakit sendi atau otot, lelah, depresi)

tanpa mempengaruhi efek fungsi pernapasan pada dosis pemeliharaan

atau perawatan. Meskipun gejala ini bersifat sementara dan tidak parah,

Page 42: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

22

dapat menimbulkan keparahan dan kekambuhan asma jika dosis

kortikosteroid sebelumnya melebihi dosis prednison 10 mg/hari atau

ekivalen, dan juga dapat terjadi supresi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal

(HPA) (Anonim, 2007).

(b) Glukokortikosteroid sistemik

Merupakan antiinflamasi yang efektif mengobati asma. Cara

kerjanya dalam mengobati asma adalah meningkatkan jumlah reseptor

β2 adrenergik dan meningkatkan stimulasi respon reseptor β2

adrenergik, mengurangi produksi dan hipersekresi mukus, menurunkan

BHR serta mencegah terjadinya airway remodeling (Kelly dan

Sorkness, 2005). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah

deksametason dan prednisolon. Efek samping obat ini meliputi

osteoporosis, arterial hipertensi, diabetes, hipothalamicpituitary-

adrenal axis suppression, obesitas, katarak, glaukoma dan lemah otot

(Anonim, 2006).

(2) Antileukotrien

Mekanisme kerjanya menghambat 5-lipoksigenase sehingga memblok

sintesis semua leukotrien atau memblok semua reseptor-reseptor pada sel

target. Keuntungan obat ini adalah preparatnya dalam bentuk tablet (oral)

sehingga mudah diberikan (Kelly dan Sorkness, 2005).

Obat-obat golongan antagonis reseptor leukotrien adalah montelukast,

pranlukast dan zafirlukast sedangkan contoh inhibitor lipoksigenase adalah

zilueton (Anonim, 1997). Efek samping obat ini antara lain gangguan

Page 43: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

23

gastrointestinal, sakit kepala, demam, mialgia, reaksi alergi kulit,

meningkatnya enzim hati dan infeksi saluran napas atas (Anonim, 2003).

Perhatian penggunaan obat ini adalah hepatoksisitas (jarang terjadi)

yaitu peningkatan satu atau lebih enzim liver pada pasien yang

menggunakan zafirlukast. Hal ini umumnya terjadi pada penggunaan dosis 4

kali lebih besar dari dosis rekomendasi. Selain itu terjadinya eosinofilia,

ruam pembuluh darah, gejala pulmonari yang lebih parah, komplikasi

jantung, atau neuropati. Pada kasus yang lebih jarang, penggunaan

zafirlukast bisa menyebabkan eosinifil sistemik. Hal ini biasanya, tapi tidak

selalu, berhubungan dengan penurunan dosis kortikosteroid oral (Anonim,

2007).

(3) Agonis β2 kerja lama

Contoh obat golongan agonis β2 kerja lama adalah salmeterol dan

formoterol yang mempunyai waktu kerja lama (>12 jam). Seperti lazimnya

agonis β2 mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan pembersihan

mukosilier, menurunkan permeabilitas pembuluh darah dan memodulasi

pengelepasan mediator dari sel mast dan basofil (Mangunnegoro, 2006).

(4) Kromolin

Mekanisme dari sodium kromoglikat dan nedokromil sodium belum

sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui merupakan anti inflamasi nonsteroid

yang menghambat pelepasan mediator dari sel mast melalui reaksi yang

diperantarai Ig E yang bergantung kepada dosis dan seleksi supresi sel

inflamasi tertentu, selain menghambat saluran kalsium pada sel target.

Page 44: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

24

Kalsium intrasel sangat diperlukan untuk degranulasi atau pelepasan

histamin dan mediator inflamasi lainnya dari sel mast. Terjadinya

penghambatan masuknya kalsium dalam sel dapat menstabilkan sel mast,

sehingga tidak melepaskan mediator inflamasi. Efek samping yang

ditimbulkan obat ini minimal, umumnya batuk (Mangunnegoro, 2006).

8. Penatalaksanaan Terapi Asma pada Anak

Penatalaksanaan asma bronkial pada anak yaitu pertama, perlu diberikan

edukasi antara lain tentang patogenesis asma, peranan terapi asma, jenis-jenis

terapi yang tersedia, serta faktor pencetus yang perlu dihindari. Selain itu, perlu

dipastikan pasien menggunakan alat untuk terapi inhalasi yang sesuai.

Gambar 5. Penatalaksanaan asma pada anak (Mansjoer dkk, 2000)

Page 45: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

25

Secara umum terapi penatalaksanaan asma bronkial pada anak sama dengan

dewasa yaitu obat pengendali (controller) dan pereda (reliever). Obat pengendali

merupakan profilaksis serangan yang diberikan setiap hari, ada atau tidak ada

serangan atau gejala, sedangkan obat pereda adalah yang obat yang diberikan saat

terjadi serangan (Mansjoer, Suprohaita, Wardhani, Setiowulan, 2000). Berikut

adalah bagan penatalaksanaan terapi asma pada anak.

C. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien, pola

pengobatan, dan untuk mengevaluasi kejadian Drug Related Problems yang

mungkin terjadi pada pengobatan asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

Page 46: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai ”Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada

Pasien Asma Bronkial di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-

Desember 2009” ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini bersifat non

eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subyek penelitian (Pratiknya,

2001) dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena hanya bertujuan

melakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan yang terjadi

kemudian mengevaluasi data dari rekam medik (Notoatmodjo, 2005).

Penelitian ini menggunakan data secara retrospektif dengan melakukan

penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada lembar rekam medis pasien asma

bronkial di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

B. Definisi Operasional

1. Asma Bronkial adalah penyakit saluran napas yang ditandai dengan gejala-

gejala seperti mengi (wheezing), sesak napas, dan batuk yang terjadi baik

malam hari maupun dini hari.

2. Subjek penelitian adalah pasien yang terdiagnosis asma bronkial dan

menjalani perawatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

Page 47: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

27

3. Drug Related Problems adalah masalah-masalah yang dapat timbul selama

pasien diberi terapi yang meliputi:

a. membutuhkan tambahan obat (need for additional drug therapy)

b. obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary therapy)

c. pemilihan obat salah (wrong drug)

d. dosis terlalu rendah (dose too low)

e. efek obat merugikan (adverse drug reaction)

f. dosis terlalu tinggi (dose too high)

4. Kajian Drug Related Problems adalah kajian mengenai adanya masalah-

masalah yang timbul dalam pengobatan pasien asma bronkial di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009

dengan menggunakan metode subjective, objective, assessment, plan (SOAP)

yang dikhususkan pada terapi penggunaan obat asma bronkial.

5. Kriteria pasien adalah pasien yang terdiagnosis asma bronkial dan mendapat

perawatan medis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

bulan Januari-Desember 2009.

6. Usia pasien dikelompokkan menjadi balita (0-5 tahun), anak-anak (5<n≤12

tahun), dewasa (12<n≤65 tahun), dan lanjut usia (>65 tahun).

7. Lembar rekam medik merupakan lembar catatan medik dari pasien yang

berisi nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis

keluar, diagnosis lain, lama perawatan, jenis obat yang digunakan, dosis,

frekuensi pemberian, interval pemberian, dan tes-tes penunjang seperti tes

laboratorium.

Page 48: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

28

8. Profil Obat meliputi jumlah obat, golongan obat, jenis obat, dosis obat,

frekuensi pemberian, cara pemberian obat, dan bentuk sediaan obat.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien asma bronkial di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009

yang berjumlah 34 kasus yang berasal dari data printout di Instalasi Catatan

Rekam Medik. Dari jumlah tersebut terdapat 2 kasus yang dieksklusi karena

catatan rekam medik pasien tidak ditemukan atau tidak memenuhi syarat untuk

diteliti.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan di sini adalah lembar rekam medik

pasien rawat inap yang menderita asma bronkial di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta, Jalan Solo

Km 12,5 Kalasan, Yogyakarta.

F. Jalannya Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:

Page 49: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

29

1. Persiapan

Dilakukan survei jumlah pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009 di bagian

rekam medik. Diketahui dari printout di Instalasi Catatan Rekam Medik Rumah

Sakit Panti Rini bahwa jumlah pasien asma bronkial sebanyak 34 kasus.

2. Pengumpulan data

Tahap ini adalah tahap pengumpulan data dari subyek penelitian yaitu

pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009. Adapun data yang dikumpulkan terdiri

atas: identitas pasien, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat obat, riwayat penyakit

keluarga, pemeriksaan fisik, catatan perkembangan pasien serta terapi yang

diberikan.

3. Analisis data

Hasil penelitian yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kemudian

data-data tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang menggambarkan

karakteristik pasien asma bronkial berdasarkan umur, jenis kelamin, dan

diagnosis. Selain itu data juga disajikan dalam bentuk tabel untuk

menggambarkan pola pengobatan yang digunakan pada pasien asma bronkial

berdasarkan kelas terapinya.

4. Pembahasan kasus

Setelah dilakukan analisis data kemudian dibahas dengan menggunakan

metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan) untuk setiap kasusnya.

Evaluasi DRPs yang terjadi dalam pengobatan asma bronkial dilakukan

Page 50: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

30

berdasarkan pustaka yang sesuai, kemudian dihitung jumlah kasus yang terjadi

DRPs dan dikelompokkan berdasarkan jenis DRPs, kemudian dihitung

prosentasenya. Karena penelitian ini bersifat retrospektif maka ketidakpatuhan

pasien dalam menggunakan obat tidak dapat diamati.

Literatur yang digunakan dalam menentukan kelas terapi pada pengobatan

asma bronkial adalah MIMS Indonesia edisi 7 tahun 2007/2008, Informasi

Spesialite Obat Indonesia volume 43-2008, dan Informatorium Obat Nasional

Indonesia (IONI) 2000. Untuk pembahasan Drug Related Problems menggunakan

pustaka MIMS Indonesia edisi 7 tahun 2007/2008, Informasi Spesialite Obat

Indonesia volume 43-2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000,

Drug Information Handbook (DIH) edisi 14, dan Drug Interaction Facts (DIF).

G. Tata Cara Analisis Hasil

Hasil penelitian yang diperoleh dianalisis untuk melihat karakteristik pasien

berdasarkan umur, jenis kelamin, dan diagnosis. Untuk pola pengobatan asma

bronkial dibagi menjadi 10 kelas terapi yang kemudian akan dibagi berdasarkan

golongan obat, kelompok obat, dan jenis obat. Pembahasan Drug Related

Problems menggunakan metode SOAP pada masing-masing kasus, kemudian dari

pembahasan dirangkum dan data disajikan dalam bentuk tabel yang berisi nomor

kasus, jenis obat, penilaian, dan rekomendasi terhadap adanya Drug Related

Problems.

Tata cara analisis hasil yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut ini.

1. Karakteristik pasien

Page 51: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

31

a. Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur dibagi menjadi 4 kelompok

yaitu kelompok balita (0-5 tahun), anak-anak (5<n≤12 tahun), dewasa

(12<n≤65 tahun), dan lanjut usia (>65 tahun) yang dihitung dengan cara

membagi jumlah kasus pada setiap kelompok umur dengan jumlah

keseluruhan kasus kemudian dikalikan 100%.

b. Distribusi pasien berdasrkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dihitung dengan

cara membagi jumlah kasus setiap kelompok jenis kelamin dengan

jumlah keseluruhan kasus kemudian dikalikan 100%.

c. Distribusi pasien berdasarkan diagnosis dihitung dengan cara membagi

jumlah kasus pada setiap kelompok dengan jumlah keseluruhan kasus

kemudian dikalikan 100%.

2. Persentase kelas terapi obat yang digunakan pada pengobatan asma bronkial

dikelompokkan menjadi 10 kelas terapi, dihitung dengan cara membagi

jumlah kasus yang mendapat obat pada kelas terapi tertentu dengan jumlah

keseluruhan kasus kemudian dikalikan 100%.

3. Persentase jenis obat yang digunakan pada masing-masing kelas terapi

dihitung dengan cara membagi jumlah kasus setiap jenis obat dalam kelas

terapi tertentu dengan jumlah keseluruhan kasus yang mendapatkan jenis obat

pada kelas terapi tersebu kemudian dikalikan 100%.

4. Pembahasan Drug Related Problems dilakukan dengan menggunakan metode

SOAP. Pada bagian subjective dijabarkan jenis kelamin, usia, diagnosis

masuk, diagnosis utama, diagnosis lain, keluhan utama, penyakit yang pernah

Page 52: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

32

diderita, keadaan umum, alergi obat, dan keadaan pulang pasien. Pada bagian

objective disajikan dalam tabel mengenai data laboratorium, tanda vital, dan

penatalaksanaan terapi selama perawatan. Terjadinya Drug Related Problems

(DRPs) dijabarkan pada bagian assessment, kemudian apabila ada kejadian

DRPs maka akan diberikan plan.

5. Pembahasan Drug Related Problems kemudian dirangkum yaitu dengan

mengelompokkan kasus berdasarkan keenam parameter DRPs dan dihitung

persentase kejadian DRPs dengan cara membagi setiap jenis DRPs dengan

jumlah keseluruhan DRPs kemudian dikalikan 100%.

Page 53: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pasien

1. Distribusi Umur

Pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009 dapat dibagi menjadi 4 kelompok umur

yaitu kelompok balita (0-5 tahun), anak-anak (5<n≤12 tahun), dewasa (12<n≤65

tahun), dan lanjut usia (>65 tahun) dari 32 pasien yang dievaluasi. Persentase

distribusi umur dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini.

Gambar 6. Prosentase Pasien Asma Bronkial Berdasarkan Umur di RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa jumlah pasien asma bronkial

didominasi oleh pasien dewasa yaitu usia 12<n≤65 tahun (60%) dan pasien balita

yaitu usia 0-5 tahun (28%). Asma dapat terjadi setiap saat dan terutama terjadi

pada anak-anak (pediatric disease), dengan kebanyakan pasien didiagnosis pada

Page 54: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

34

umur 5 tahun dan sampai 50% anak-anak mempunyai simptom pada umur 2

tahun. Antara 30-70% anak-anak dengan asma dapat membaik atau simptomnya

hilang pada awal usia dewasa sedangkan penyakit kronik terjadi pada 30-40%

pasien, dan secara umum 20% atau kurang berkembang menjadi penyakit kronis

yang parah (Kelly dan Sorkness, 2005).

Perkembangan paru-paru yang kurang baik dapat terjadi pada anak-anak

dengan keparahan asma yang tidak terkontrol. Fungsi paru-paru yang rendah dan

kenaikan hiperresponsif bronkus adalah faktor resiko yang tidak mempengaruhi

rendahnya fungsi paru-paru pada usia dewasa. Adanya faktor resiko pada awal

usia (< 3 tahun) berupa wheezing yang berulang berhubungan dengan adanya

infeksi virus termasuk berat badan lahir yang rendah, jenis kelamin laki-laki, dan

orang tua yang merokok. Pada usia anak-anak, penyebab penyakit asma adalah

saluran napas yang kecil, tetapi faktor resiko ini bukan faktor resiko asma di

kemudian hari (Kelly dan Sorkness, 2005). Pada usia dewasa biasanya pasien

sudah dapat mengenali faktor-faktor pencetus serangan asma, sehingga tindakan

pencegahan serangan asma dapat dilakukan.

Pasien asma mempunyai kepekaan terhadap adanya infeksi saluran napas

dan kebanyakan terjadi karena virus. Hal tersebut mengakibatkan peradangan

bronkus yang dapat menimbulkan serangan asma. Faktor inilah yang

menyebabkan terjadinya asma bronkial pada pasien lanjut usia (Tjay dan

Rahardja, 2007).

Page 55: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

35

2. Distribusi Jenis Kelamin

Berdasarkan distribusi jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah pasien

asma bronkial yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 22

kasus (68,75%) sedangkan laki-laki hanya 10 kasus (31,25%) dari 32 kasus yang

dievaluasi. Selain itu dapat terlihat juga bahwa pada pasien balita dan anak-anak

lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan pada usia dewasa jumlah

pasien asma bronkial lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan

laki-laki. Hasil tersebut sesuai dengan kebanyakan penelitian dimana prevalensi

asma pada anak laki-laki dan perempuan adalah 1,5:1 dan 3,3:1, sedangkan pada

orang dewasa lebih kurang sama dan pada orang tua angka kejadiannya lebih

besar pada wanita (Baratawidjaja, 1990). Distribusi jenis kelamin pasien asma

bronkial tersaji dalam diagram di bawah ini.

Gambar 7. Prosentase Pasien Asma Bronkial Berdasarkan Jenis Kelamin diRumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Page 56: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

36

3. Diagnosis

Pada penelitian ini data yang diambil adalah pasien yang terdiagnosis asma

bronkial dan menjalani perawatan rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009. Dari data tersebut diketahui bahwa

pasien yang terdiagnosis asma bronkial sebanyak 29 kasus (90,6%) dan yang

terdiagnosis asma bronkial dengan komplikasi sebanyak 3 kasus (9,4%).

Komplikasi yang dialami pasien asma bronkial yaitu dislipidemia, infeksi paru,

dan cor pulmonale chronicum. Hasil tersebut secara persentase dapat dilihat pada

tabel II.

Tabel II. Karakteristik Pasien Asma Bronkial Berdasarkan Diagnosis diRumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Diagnosis Jumlah kasus Persentase

Asma bronkial 29 90,6%

Asma bronkial + komplikasi 3 9,4%

Jumlah 32 100%

B. Pola Pengobatan

Hasil penelitian pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009 juga akan menggambarkan

pola pengobatan yang digunakan dalam penatalaksanaan pasien asma bronkial.

Obat-obat yang digunakan dibagi menjadi sembilan kelas terapi berdasarkan

Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000. Data tersebut tersaji pada

tabel III.

Page 57: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

37

Tabel III. Distribusi Kelas Terapi Obat Kasus Pasien Asma Bronkial diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta BulanJanuari-Desember 2009

No Kelas TerapiJumlah

Kasus

Persentase

(%)

1. Obat yang bekerja pada sistem pernapasan 32 100

2. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah 31 96,9

3. Obat yang digunakan untuk infeksi 22 68,8

4. Obat-obat hormonal 22 68,8

5. Obat yang bekerja sebagai analgesik 21 65,6

6. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna 15 46,9

7. Obat untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler 6 18,8

8. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat 6 18,8

9. Anestetik 1 3,1

Berdasarkan tabel III dapat terlihat bahwa kelas terapi yang paling banyak

digunakan adalah obat-obat yang bekerja pada sistem pernapasan yaitu sebesar

100%. Semua pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta ini memperoleh terapi obat-obat sistem pernapasan dimana

obat-obat ini merupakan terapi utama yang digunakan dalam pengobatan pasien

asma bronkial. Obat-obatan ini mempunyai indikasi untuk menghilangkan dan

mengendalikan gejala-gejala asma.

Kelas terapi terbanyak kedua adalah gizi dan darah yaitu 96,9%. Pada kelas

terapi ini persentase terbesar adalah penggunaan cairan rehidrasi (infus). Infus

yang digunakan dalam pengobatan pasien asma bronkial yaitu infus RL, Dextrose

5%, natrium klorida (NS), KA-EN 1B, dan KA-EN 3A. Penggunaan infus pada

pasien asma dikarenakan pasien mengalami dehidrasi yang dapat terjadi pada

Page 58: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

38

serangan asma berat disebabkan kurang adekuatnya asupan cairan, peningkatan

insensible water lost, dan akibat efek diuretik teofilin.

1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna

Tabel IV. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada SaluranCerna yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta BulanJanuari-Desember 2009

Obat saluran cerna yang paling banyak digunakan adalah golongan

antitukak (76,3%) yaitu antagonis reseptor H2 dengan zat aktif ranitidin. Ranitidin

mempunyai indikasi untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks

esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, dan kondisi lain dimana

pengurangan asam lambung akan bermanfaat. Pada pasien asma bronkial, obat

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obat Jumlahkasus

Persentase(%)

Antasida Antasida 2 5,3AntasidaAluminiumhidroksida

Farmacrol®

Plantacid®31

7,92,6

Ranitidin RanitidinAcran®

Gastridin®

493

10,523,77,9

Antagonisreseptor H2

Famotidin Magard FA® 2 5,3Khelator dansenyawakompleks

Sukralfat Inpepsa ® 1 2,6

Omeprazole Socid®

Omevell®21

5,32,6

Antitukak(76,3%)

Penghambatpompa proton

Lanzoprazole Lanzoprazole® 1 2,6Antidiare Adsorben dan

obat pembentukmassa

Attapulgit Arcapec® 1 2,6

Dioctahedralsmectit

Smecta® 1 2,6

Viabel cellcount, vit C,B2,B6, niacin,protein

Lacto B® 1 2,6

Antispasmodik (10,5%)

Stimulanmotilitas

Metoklopramid

Metolon®

Primperan®13

2,67,9

Pencahar Pelunak tinja Parafin cair Laxadine® 1 2,6Lain-lain L. rhamnosus,

L. acidophilusLacidofil® 1 2,6

Page 59: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

39

saluran cerna diberikan kepada pasien yang mempunyai keluhan gangguan saluran

cerna.

2. Obat untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler

Tabel V. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada SaluranSistem Kardiovaskuler yang Digunakan pada Terapi Pasien AsmaBronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Diltiazem Diltiazem 1 5,9Antiangina

Antagoniskalsium Amlodipin Normoten® 1 5,9

AntihipertensiAntihipertensiyang bekerjasentral

Klonidin Klonidin 1 5,9

Diuretik (29,4%) Diuretika kuat Furosemid FurosemidFarsix®

Lasix®

131

5,917,65,9

Resin penukaranion

Kolestiramin Questran® 1 5,9

Klofibrat Fenofibrat Evotil® 1 5,9

Hipolipidemik

Statin Simvastatin Mersivas® 1 5,9Sinarisin Stugeron® 1 5,9Flunarisin Unalium® 2 11,8

Obat untuk gangguansirkulasi darah(35,3%)

Vasodilatasiperifer

Citicoline Cholinaar® 3 17,6

Obat sistem kardiovaskuler yang paling banyak digunakan adalah golongan

obat untuk gangguan sirkulasi darah (35,3%) yaitu kelompok vasodilatasi perifer.

Obat golongan ini mempunyai indikasi untuk menangani gangguan pasokan darah

dengan cara mencegah beban kalsium berlebihan dari sel yang dapat timbul pada

defisiensi oksigen. Persentase terbesar kedua untuk penggunaan obat sistem

kardiovaskuler adalah golongan diuretika (29,4%) yaitu kelompok diuretika kuat

dengan zat aktif furosemid. Indikasi obat ini adalah edema pada jantung, paru,

ginjal, asites, hipertensi dan hiperkalsemia. Obat ini digunakan pada pasien asma

yang mempunyai keluhan adanya tekanan darah tinggi (hipertensi).

Page 60: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

40

3. Obat yang bekerja pada sistem pernapasan

Tabel VI. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada SistemPernapasan yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta BulanJanuari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Teofilin Aminofilin Aminofilin 1 0,7

SalbutamolSalbutamolSalbuven®

Ventolin®

71

27

5,20,7

20,1Terbutaline Bricasma® 1 0,7Salmeterol Seretide® 1 0,7

Stimulanadrenoreseptor

ProcaterolMeptin®

Atarox®41

3,00,7

Stimulanadrenoreseptor lain

Orsiprenalinsulfate

Alupent® 1 0,7

Antiasma danbronkodilator

(38,1%)

Bronkodilatormuskarinik

Ipratropiumbromida

Combivent® 3 2,2

Flutikasonpropionat

Flixotide® 23 17,2Kortikosteroid(17,9%)

Kortikosteroidinhalasi

Budesonide Ceflamid® 1 0,7Antihistamin non-sedatif

Setirizin HCl Ryvel®

Falergi®12

0,71,5

Antihistamin

Antihistamin sedatif Klorfeniraminmaleat

CTMCerini®

22

1,51,5

Asetilsistein Fluimucil®

Pectocil®

Rhinatiol®

172

0,75,21,5

Ambroxol AmbroxolEpexol®

Interpect®

Mucos®

2611

1,54,50,70,7

Erdosteine Vectrine® 5 3,7

Mukolitik(27,6%)

Mukolitik

BromhexineHCl

Bisolvon® 12 8,9

Antitusif Kodein fosfat Codipront® 1 0,7Dekstromethor-pankombinasi

Intunal F®

Sanadryl®

Silex®

161

0,74,50,7

Ekspektoran Gliserilguaiakolat

Gliserilguaiakolat

4 3,0

Antitusif danekspetoran

Antitusif lain danekspektoran

Succusliquiritae,ammon Cl, dll

OBH® 3 2,2

Dekongestanhidung sistemik

Pseudoefedrinkombinasi

Tremenza® 3 2,2

Page 61: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

41

Kelas terapi ini adalah kelas terapi utama yang digunakan pada

penatalaksanaan pasien asma bronkial. Golongan obat terbanyak yang digunakan

adalah antiasma dan bronkodilator (38,1%) dengan zat aktif salbutamol yang

merupakan stimulan adrenoseptor beta-2 selektif. Salbutamol mempunyai indikasi

untuk asma dan kondisi lain yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas

yang reversibel. Salbutamol mempunyai daya bronkodilatasi yang baik dan

mempunyai efek lemah terhadap stabilisasi mastcell, maka obat ini sangat efektif

untuk mencegah maupun menghilangkan serangan asma.

Obat saluran pernapasan terbanyak kedua yang digunakan adalah golongan

mukolitik (27,6%). Mukolitik (ambroksol, bromheksin) digunakan untuk

mengurangi kekentalan mukus dengan cara mengubah mukoproteinnya. Obat ini

dapat meringankan perasaan sesak napas pada serangan asma yang terjadi

sumbatan lendir kental sehingga tak dapat dikeluarkan. Ambroksol merupakan

metabolit aktif dari bromheksin yang dimetabolit di hati. Ambroksol lebih banyak

digunakan karena ambroksol merupakan metabolit yang stabil sehingga dapat

mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh bromheksin (Tjay dan Rahardja,

2002). Mukolitik sering diresepkan untuk mempercepat ekspektorasi dengan

mengurangi viskositas sputum pada asma bronkitis (Anonim, 2000).

Peringkat ketiga adalah penggunaan kortikosteroid (17,9%) dengan zat aktif

flutikason propionat. Indikasi obat ini adalah untuk profilaksis asma terutama jika

tidak sepenuhnya teratasi oleh bronkodilator atau kromoglikat. Mekanisme

kerjanya dalam mengobati asma adalah meningkatkan jumlah reseptor β2

adrenergik dan meningkatkan stimulasi respon reseptor β2 adrenergik, mengurangi

Page 62: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

42

produksi dan hipersekresi mukus, menurunkan BHR serta mencegah terjadinya

airway remodeling.

Pada penatalaksanaan pasien asma bronkial juga digunakan obat-obat

antihistamin untuk mengatasi alergi dengan menghambat pelepasan mediator-

mediator histamin oleh sel mastosit pada saluran pernapasan sehingga bronkus

tidak mengalami konstriksi (Tjay dan Raharja, 2002). Antihistamin yang banyak

digunakan pada pasien asma bronkial adalah golongan antihistamin sedatif seperti

setirizin HCl dan CTM yang mempunyai daya antikolinergis dan sedatif sehingga

banyak digunakan dalam terapi pemeliharaan.

Penggunaan obat batuk baik antitusif maupun ekspektoran berguna untuk

mengurangi keluhan batuk yang dirasa mengganggu. Batuk terjadi karena adanya

rangsangan saluran napas akibat produksi dahak yang berlebihan yang disebabkan

radang bronkus. Pada penderita asma selain memproduksi dahak berlebih, kualitas

dahak yang dihasilkan juga sangat kental karena tubuh penderita kekurangan

cairan sehingga sukar untuk dikeluarkan. Mukolitik dan ekspektoran biasa

digunakan untuk mengencerkan dan membantu memudahkan mengeluarkan

dahak.

Pada penatalaksanaan asma bronkial yang menjalani rawat inap banyak

digunakan preparat asma dengan cara pemberian nebulizer. Obat-obat yang

digunakan termasuk ke dalam golongan agonis β2 kerja cepat yaitu Salbutamol

(Ventolin). Penggunaan inhalasi nebulizer ini adalah untuk mengatasi

bronkospasme kronis yang tidak memberikan respon terhadap terapi konvensional

dan untuk asma akut yang berat (Anonim, 2000).

Page 63: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

43

4. Obat yang digunakan untuk infeksi

Tabel VII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat untuk Infeksi yangDigunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Amoxicillin 3 6,4AmoxicillinAmoxan® 1 2,1Dexyclav® 1 2,1

Penisilin (12,8%)

AmoksiklavEthimox® 1 2,1Sefiksim 1 2,1SefiksimStarcef® 1 2,1Sefotaksim 7 14,9SefotaksimSharox® 1 2,1Seftriakson 5 10,6SeftriaksonSocef® 1 2,1

Sefalosporin(51,1%)

Cefprozil Lizor® 8 17Gentamisin 2 4,3Sagestam® 1 2,1

Aminoglikosida Gentamisin

Garamycin® 1 2,1Eritromisin Erysanbe® 2 4,3MakrolidaAzitromisin Zibramax® 2 4,3

Kuinolon Siprofloksasin Siprofloksasin 6 12,8Vancomisin Vankomisin Vansep® 1 2,1

Antibakteri(97,9%)

Kombinasi Cotrimoxazole Sanprima® 1 2,1

Antijamur Polien Nistatin Candistin®

1 2,1

Obat antiinfeksi yang paling banyak digunakan adalah golongan antibakteri

(97,9%) yaitu kelompok sefalosporin (51,1%) kemudian diikuti penggunaan

penisilin (12,8%) yang merupakan antibiotik terbanyak kedua yang digunakan

dalam penatalaksanaan pasien asma bronkial.

Antibiotik hanya diberikan bila ada indikasi klinis infeksi bakterial. Kondisi

ini sangat menuntut penentuan diagnosis yang tepat penyebab infeksi yang timbul.

Jenis obat dan dosis tergantung pada mikroorganisme yang diduga dan harus

disesuaikan dengan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Penggunaan antibiotik yang

tidak tepat justru akan meningkatkan resistensi terhadap antibiotik, meningkatkan

Page 64: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

44

kejadian efek samping obat baik langsung maupun tidak langsung karena

munculnya superinfeksi, juga pemborosan biaya pengobatan.

5. Obat yang bekerja sebagai analgesik

Tabel VIII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat sebagai Analgesik yangDigunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Parasetamol(47,2%)

ParasetamolSanmol®

Pamol®

Itamol®

11051

2,827,813,92,8

Asam mefenamat Asammefenamat

1 2,8

Metamizole Na(19,4%)

Antrain®

Novalgin®34

8,311,1

Metampiron danDiazepam

Analsix® 1 2,8

Ibuprofen Proris® 2 5,6Ketorolak Ketorolak 2 5,6Triamcinoloneacetonide

Trilac® 4 11,1

Analgesik Analgesiknon-opioid(97,2%)

Asetosal Aspilet® 1 2,8Antimigren Terapi

seranganmigren akut

Ergotamin tartrat Bellaphen® 1 2,8

Obat analgesik yang paling banyak digunakan adalah golongan analgesik

non-opioid (97,2%) dengan zat aktif parasetamol (47,2%). Parasetamol

mempunyai indikasi untuk nyeri ringan sampai sedang dan demam yang timbul

akibat serangan asma. Parasetamol menjadi obat pilihan karena merupakan obat

yang relatif aman dan mempunyai efek samping yang ringan jika digunakan

sesuai ketentuan. Penggunaan parasetamol secara terus-menerus dengan dosis

yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan organ tubuh terutama organ ginjal

dan hati. Pada penatalaksanaan pasien asma bronkial ini, parasetamol banyak

digunakan sebagai obat antipiretik yaitu berfungsi untuk menurunkan demam.

Page 65: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

45

Obat analgesik terbanyak kedua yaitu dengan zat aktif metamizole Na

(19,4%). Obat ini mempunyai indikasi meredakan nyeri akut dan kronik karena

spasme otot polos.

6. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat

Tabel IX. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Bekerja pada SistemSaraf Pusat yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkialdi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini YogyakartaBulan Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Alprazolam Alganax® 3 42,9Hipnotik danansiolitik(57,1%)

Diazepam Trazep® 1 14,3Psikofarmaka

Obatantipsikosis

Klorpromazin Cepezet® 1 14,3

Ondancetron 1 14,3Obat mual danvertigo

Antagonis 5-HT3

OndancetronCendatron® 1 14,3

Obat sistem saraf pusat yang paling banyak digunakan adalah kelompok

hipnotik dan ansiolitik (57,1%) dengan zat aktif alprazolam. Alprazolam

mempunyai indikasi untuk ansietas, ansietas-depresi dan gangguan panik. Obat ini

diberikan pada pasien asma bronkial yang mempunyai gangguan tidur.

7. Obat-obat hormonal

Tabel X. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat –Obat Hormonal yangDigunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi RawatInap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Antidiabetik Insulin Insulin Humulin R® 1 2,5Prednison Prednison 1 2,5Deksametason(47,5%)

DeksametasonCortidex®

Indexon®

945

22,510

12,5

Kortikosteroid Anti-inflamasisistemik

Metilprednisolon(50%)

Metil prednisolonSomerol®

Sanexon®

7112

17,527,5

5

Page 66: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

46

Obat hormonal yang paling banyak digunakan adalah golongan

kortikosteroid untuk antiinflamasi sistemik dengan zat aktif metil prednisolon

(50%). Kortikosteroid meningkatkan jumlah reseptor β2-adrenergik dan

meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi β2-adrenergik yang

mengakibatkan penurunan produksi mukus dan hipersekresi, mengurangi

hiperresponsivitas bronkus serta mencegah dan mengembalikan perbaikan jalan

napas (Sukandar, Andrajati, Sigi, Adnyana, Setiadi, Kusnandar, 2008).

Obat hormonal terbanyak kedua yang digunakan adalah deksametason

(47,5%). Obat ini mempunyai indikasi menekan reaksi radang dan reaksi alergi.

Pada penatalaksanaan asma bronkial pemakaian kortikosteroid inhalasi

merupakan terapi jangka panjang paling efektif untuk asma persisten (tanpa

memperhatikan tingkat keparahan) dan merupakan satu-satunya terapi yang

menunjukkan penurunan resiko kematian yang disebabkan asma meski dalam

dosis yang relatif kecil. Penggunaan kortikosteroid sistemik juga

direkomendasikan untuk penanganan pasien dengan asma parah akut yang tidak

merespon pada pemberian agonis β2 inhaler secara agresif dan terapi

bronkodilator.

8. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah

Obat yang paling banyak digunakan dan mempengaruhi gizi dan darah

adalah pemberian intravena (infus). Penggunaan infus pada pasien asma bronkial

dikarenakan pasien mengalami dehidrasi yang dapat terjadi pada serangan asma

berat disebabkan kurang adekuatnya asupan cairan, peningkatan insensible water

Page 67: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

47

lost, dan akibat efek diuretik teofilin. Persentase penggunaan obat yang

mempengaruhi gizi dan darah tersaji pada tabel XI.

Tabel XI. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat yang Mempengaruhi Gizi

dan Darah yang Digunakan pada Terapi Pasien Asma Bronkial di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan

Januari-Desember 2009

Golongan Kelompok Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

Aspar K® 1 2,1Renapar® 2 4,2Prenatin plus® 1 2,1Laktat kalsium® 1 2,1KSR® 1 2,1

Pemberian oral

Farbion® 1 2,1Natrium laktat (RL) 19 39,6D5% 12 25Tutofusin 1 2,1Natrium klorida (NS) 2 4,2KAEN 1B 2 4,2KAEN 3A 2 4,2

Cairan danelektrolit

Pemberian intravena(81,25%)

Tridex 1 2,1Vitamin C Vitamin C 1 2,1VitaminVitamin untuk masakehamilan

OB plus® 1 2,1

9. Anestetik

Tabel XII. Golongan, Kelompok, dan Jenis Obat Anestetik yang Digunakan

pada Terapi Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009

Golongan Kelompok Zat aktif Jenis obatJumlahkasus

Persentase(%)

AnestetikAnestetik

lokalLidokain Extracaine® 1 100

Obat anestetik yang digunakan pada pengobatan pasien asma bronkial

adalah kelompok anestetik lokal yaitu dengan zat aktif lidokain. Obat ini

Page 68: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

48

diindikasikan sebagai anestesia infiltrasi dan dalam pemberiannya harus tersedia

peralatan resusitasi.

C. Kajian Drug Related Problem (DRPs)

Kajian mengenai DRPs ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

kejadian DRPs pada penatalaksanaan pasien asma bronkial di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009. Pembahasan

mengenai DRPs dilakukan menggunakan metode SOAP (subjective, objective,

assessment, plan).

Dari 32 pasien asma bronkial yang dianalisis, 20 pasien tidak mengalami

kejadian Drug Related Problems (DRPs) sedangkan 10 pasien (31,25%)

mengalami DRPs efek obat merugikan (adverse drug reaction) dan interaksi obat.

Selanjutnya, dilakukan pembahasan dari masing-masing kategori DRPs yang

meliputi nomor kasus, kejadian DRPs yang terjadi dan diberikan rekomendasi

yang dapat dilakukan untuk mengatasi kejadian DRPs tersebut.

1. Efek Obat Merugikan (adverse drug reaction) dan Interaksi Obat

Kejadian Drug Related Problems yang banyak terjadi pada penatalaksanaan

pasien asma bronkial adalah adanya potensial adverse drug reaction (ADR).

Potensial ADR yang dapat terjadi adalah penggunaan obat N-asetilsistein

(Fluimucil®, Pectocil®, dan Rhinatiol®) yang bisa menyebabkan efek samping

berupa rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakeal dan bronkial. Efek

samping tersebut dapat berpotensi menimbulkan keparahan dari asma bronkial.

Page 69: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

49

Mekanisme kerja obat ini adalah adanya aksi mukolitik asetilsistein yang

berhubungan dengan kelompok sulfhidril pada molekul, yang bekerja langsung

untuk memecahkan ikatan disulfida antara ikatan molekular mukoprotein,

menghasilkan depolimerisasi dan menurunkan viskositas mukus (Anonim, 2007).

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk adanya kejadian-kejadian DRPs di

atas adalah melakukan monitoring terhadap penggunaan obat-obat tersebut dan

apabila efek sampingnya timbul maka sebaiknya dapat dilakukan penghentian

pemakaian obat-obat tersebut.

Tabel XIII. Kejadian DRPs Adverse Drug Reaction dan Interaksi Obat padaPasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta

Bulan Januari-Desember 2009No.

KasusDRPs Rekomendasi

2 Efek samping dari obat Fluimucil(N-acetylcistein) dapat berpotensimenyebabkan rasa sesak di dada,bronkospasme, iritasi trakea danbronkial.

Dilakukan monitoring dalampenggunaan obat N-acetylcistein,apabila dalam penggunaannyamenimbulkan efek samping makasebaiknya dilakukan penghentianpenggunaan obat tersebut.

4, 6,19, 22,28, 29

Efek samping dari obat Pectocil (N-acetylcistein) dapat berpotensimenyebabkan rasa sesak di dada,bronkospasme, iritasi trakea danbronkial.

Dilakukan monitoring dalampenggunaan obat N-acetylcistein,apabila dalam penggunaannyamenimbulkan efek samping makasebaiknya dilakukan penghentianpenggunaan obat tersebut.

13, 24 Efek samping dari penggunaanRhinatiol (asetilsistein) yaitu dapatmenyebabkan bronkospasme, rasasesak di dada, iritasi trakeal danbronkial yang memungkinkan asmabertambah parah.

Dilakukan monitoring dalampenggunaan obat Rhinatiol(acetylcistein), apabila dalampenggunaannya menimbulkan efeksamping maka sebaiknyadilakukan penghentianpenggunaan obat tersebut.

Page 70: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

50

2. Dosis Berlebihan

Drug Related Problems dosis berlebihan tidak ditemukan pada

penatalaksanaan pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

3. Perlu Tambahan Obat

Drug Related Problems perlu tambahan obat tidak ditemukan pada

penatalaksanaan pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

4. Tidak Butuh Obat

Hasil analisis medical record pada penatalaksanaan pasien asma bronkial

yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-

Desember 2009 tidak ditemukan kejadian DRPs tidak butuh obat.

5. Pemilihan Obat Salah

Drug Related Problems pemilihan obat salah tidak ditemukan pada

penatalaksanaan pasien asma bronkial yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009.

6. Dosis Terlalu Rendah

Hasil analisis medical record pada penatalaksanaan pasien asma bronkial

yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-

Desember 2009 tidak ditemukan kejadian DRPs dosis terlalu rendah.

Page 71: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

51

D. Rangkuman Pembahasan

Pada penelitian ini, jumlah kasus yang dianalisis sebanyak 32 kasus. Sampel

yang diambil berupa data rekam medik yang diambil dari instalasi catatan rekam

medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

Dari 32 kasus yang dievaluasi diketahui bahwa berdasarkan distribusi umur

kasus asma bronkial didominasi oleh pasien dewasa yaitu usia 12<n≤65 tahun

(60%) dan pasien balita yaitu usia 0-5 tahun (28%). Karakteristik pasien asma

bronkial berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa jumlah pasien asma bronkial

yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 22 kasus (68,75%)

sedangkan laki-laki hanya 10 kasus (31,25%). Selain itu karakteristik pasien asma

bronkial juga terlihat dari diagnosis yaitu pasien yang terdiagnosis asma bronkial

sebanyak 29 kasus (90,63%) dan yang terdiagnosis asma bronkial dengan

komplikasi sebanyak 3 kasus (9,37%).

Obat yang diberikan pada pasien asma bronkial dibagi menjadi 9 kelas

terapi yaitu obat sistem saluran cerna, obat sistem kardiovaskuler, obat sistem

pernapasan, obat untuk infeksi, obat analgesik, obat sistem saraf pusat, obat-obat

hormonal, obat anestetik, dan obat gizi dan darah. Penggunaan obat yang banyak

digunakan adalah obat dari kelas terapi obat sistem pernapasan (100%) dan gizi

dan darah sebesar 96,9%.

Kejadian Drug Related Problems (DRPs) yang paling banyak terjadi pada

pasien asma bronkial adalah mengalami efek obat merugikan (adverse drug

reaction) dan interaksi obat sebanyak 10 pasien (31,25%). Sebagian besar DRPs

Page 72: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

52

yang terjadi adalah adverse drug reaction (ADR) penggunaan obat N-asetilsistein

(Fluimucil, Pectocil, dan Rhinatiol) yang mempunyai efek samping menyebabkan

rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakeal dan bronkial dimana efek

samping tersebut dapat berpotensi menimbulkan keparahan dari asma bronkial.

Kejadian DRPs ini terjadi pada kasus 2, 4, 6, 13, 19, 22, 24, 28, 29.

Page 73: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data terhadap kajian evaluasi Drug Related Problems

(DRPs) pada pasien asma bronkial di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan

Januari-Desember 2009 diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Karakteristik pasien asma bronkial berdasarkan kelompok umur paling

banyak terjadi pada kelompok dewasa usia 12<n≤65 tahun (60%) sedangkan

berdasarkan jenis kelamin paling banyak terjadi pada perempuan (68,75%)

dan berdasarkan diagnosis yang terbanyak adalah yang terdiagnosis asma

bronkial tanpa komplikasi (90,6%).

2. Karakteristik pola pengobatan pasien asma bronkial menggunakan sembilan

kelas terapi dan yang paling banyak digunakan adalah obat saluran

pernapasan yaitu sebesar 100% dan obat gizi dan darah sebesar 96,9%.

3. Drug related problems yang terjadi yaitu adverse drug reaction (ADR) dan

interaksi obat yaitu sebesar 31,25%.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. dapat dilakukan penelitian lanjutan pada pasien asma bronkial di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta pada periode tahun yang berbeda secara prospektif agar

dapat dilihat perbandingan pelayanan kesehatan yang diberikan.

Page 74: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

54

2. disarankan agar Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta mempunyai standar

acuan untuk pengobatan asma bronkial agar lebih mudah dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

3. dapat dilakukan penelitian selanjutnya pasien asma bronkial yang menjalani

rawat jalan sehingga dapat dilakukan perbandingan antara pasien rawat inap

dengan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

Page 75: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

55

DAFTAR PUSTAKA

Adam, 2005, http://www.ehow.com/about_4570523_what-is-asthma.html, diakses

tanggal 21 Februari 2010

Anonim, 1997, Guidelines for the Diagnosis and Management of Asthma, NIH

Publication no.97-4051. Beyhesda, MD, US, Dept of Health and Human

Services

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen

Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2006, Asthma,

http://www.who.int/respiratory/asthma/GINA_WR_2006_copyright%5b1%

5d.pdf, diakses tanggal 19 Februari 2010

Anonim, 2007a, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma, Direktorat Bina

Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2008a, Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 43, PT ISFI

Penerbitan, Jakarta

Anonim, 2008b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 8 2008/2009, CMP

Medica Asia Pte Ltd, Jakarta

Anonim, 2009, Asma, http://leonmilan.blogspot.com/2009/06/makalah-asma.html,

diakses tanggal 19 Februari 2010

Bratawidjaja, K., 1990, Asma Bronkial Waspadji, Suparman (ED), Ilmu Penyakit

Dalam, edisi II, 28-38, Balai Penerbit FKUS, Jakarta

Cipolle, R.J., Strand L.M., dan Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care

Practice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York, 178-179

Cohen BJ, Wood DL., 2000, Memler’s The Human Body in Health and Disease,

9th ed, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Crockett, A., 1994, Penanganan Asma dalam Perawatan Primer, diterjemahkan

oleh dr. Erian, edisi I, 1, 9, 22, 35, 36, 38-43, EGC, Jakarta

Page 76: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

56

Ikawati, 2006, Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan, 50-56, Laboratorium

Farmakoterapi dan Farmasi Klinik Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kelly H.W., Sorkness, A.C., 2005, Asthma: in Dipiro, Joseph, T.D., Robert L.,

Gary R.M., Barbara, G.W., L., Michael, P.,(Ed), Pharmacotherapy a

Pathophysiologic Approach, Book One, Appleton and Lange, Stamford

Connecticut

Lacy, C. F., Armstrong, L. L., Goldman, M. P., dan Lance, L. L., 2005, Drug

Information Hanbook, Edisi 14, Lexi-Comp Inc, Ohio

Limdrawati, 2008, Identifikasi Permasalahan Perilaku Swamedikasi Penyakit

Asma oleh Ibu-Ibu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo Tahun

2007, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Mangunnegoro, 2006, ASMA: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia, 28-56, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., Setiowulan, W., 2000, Kapita Selekta

Kedokteran, 461-465, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta

Neal, M. J., 2002, Medical Pharmacology At a Glance, Blackwell Science,Oxford

Nelson, 2006, Essential of Pediatrics, fifth edition, hal. 396-405

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, 86-88, Rineka Cipta,

Jakarta

Pratiknya, A. W., 2001, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 10-18, 176-183

Price dan Wilson, 1995, Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-proses Penyakit,

Bagian 2, Edisi 2, ECG, Jakarta

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.A., Kusnandar,

2008, ISO Farmakoterapi, 446-468, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta

Sundaru, Heru, 1995, Asma: Apa dan Bagaimana Pengobatannya, Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Tatro, D.S., 2007, Drug Interaction Facts, Wolter Kluwer Health, USA

Page 77: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

57

Tjay Tan Hoan dan Rahardja Kirana, 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat

Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, PT. Elex Media Komputindo,

Gramedia, Jakarta

Wibowo, S.A., 2007, Kajian Profil Peresepan Pasien Asma Bronkial di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali Tahun 2005, Skripsi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

William M.D., and Self H. Timothy., 2002, Asthma, Handbook of

Nonprescription Drug, 14th edition, 287-291, 294, AphA, New York

Wolf, R., 2004, Essential Pediatric Allergy: Asthma and Immunology, McGraw

Hill, USA

Page 78: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

58

LAMPIRAN

Page 79: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

59

Lampiran I

Data dan Analisis DRPs Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat InapRumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kajian DRPs Kasus 1 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 1. No. RM 161560 (7 Januari 2009 – 12 Januari 2009)SubjectiveLaki-laki/10 bulan. BB: 8800 gram. DM: asma bronkial DD: bronkopneumonia. Keluhanmasuk: batuk, sesak, sudah dinebulizer, wheezing +, ronchi +, defekasi 3x. Keadaanumum: CM. Keadaan pulang : diijinkan membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramLYM%: 49,9% (+)MXD%: 15,4% (+)NEUT%: 34,7% (-)LYM#: 4,0 x 103µL (+)MXD#: 1,2 x 103µL (+)Feces: cair

WBC/PLT/RBC HistogramLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7 x 103µLMXD#: 0-1,2 x 103µLFeces: keras/sedikit lembek

Tanda vital:Suhu: 370CPenatalaksanaan

Waktu pemberian (Januari 2009)Nama obat Dosis

7 8 9 10 11 12Sanmol 3 x ¾ Cth √ √ √ √ √Interpec/Ambroxol 3 x ¼ √ √ √ √Starcef 2 x 25 mg √Meptin 10 mgTrilac 1 mgCerini 1 mgGliseril Guaiakolat 30 mg

Pulvis2 x 1 √

Smecta 3 x 1/3 sachet √Lacto B 2 x 1 sachet √Inj. Dexamethasone 2 x 4 mg √ √ √ √Inj. Cefotaxime 3 x 300 mg √ √ √ √Inj. Indexon 2 mg √Inj. Gentamisin 2 x 17,5 mg √ √Infus RL mikro 12 tetes/menit √ √ √ √Nebulizer Ventolin 1 amp/6 jam √ √ √ √ √Diit tim tim tim tim tim tim

Page 80: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

60

Kasus 1. No. RM 161560 (7 Januari 2009 – 12 Januari 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

7 Jan Terapi yang diberikan sudah sesuai. Inj. deksametasone sebagai glukokortikosteroid sistemik

yang merupakan antiinflamasi untuk mengobati asma Sefotaksim digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi

saluran napas bawah yaitu bronkopneumonia (daridiagnosis pasien, gejala, dan data lab seperti kenaikanjumlah limfosit)

Nebulizer Ventolin untuk meringankan gejala asmayaitu sesak (bronkospasme).

- -

8 Jan Terapi yang diberikan sudah sesuai. Interpec dengan indikasi untuk penyakit saluran napas

akut&kronik digunakan karena pasien mengalamikeluhan batuk

inj. dexamethasone sebagai glukokortikosteroid sistemikyang merupakan antiinflamasi untuk mengobati asma

Cefotaxime digunakan sebagai antibiotik untuk infeksisaluran napas bawah yaitu bronkopneumonia (daridiagnosis pasien, gejala, dan data lab seperti kenaikanjumlah limfosit)

Nebulizer Ventolin untuk meringankan gejala asmayaitu sesak (bronkospasme).

- -

9 Jan – 10 Jan Penggunaan antibiotik golongan Aminoglikosida(Gentamisin) bersamaan dengan golongan Sefalosporin(Sefotaksim) dapat menimbulkan interaksi obat yaitumeningkatkan efek nefrotoksik dan meningkatkan aktivitasbakterisida yang berlawanan pada beberapa patogen.

Melakukan monitoring dosis Aminoglikosida danfungsi ginjal. Jika terjadi disfungsi ginjal, dapatdilakukan pengurangan dosis atau menghentikansatu atau kedua obat dan menggunakan alternatifobat yang lain.

Interaksiobat(Anonim,2007)

11 Jan Terapi yang diberikan sudah sesuai. Interpec dengan indikasi untuk penyakit saluran napas

Hati-hati penggunaan obat Gliseril Guaiakolat padaanak < 2 tahun.

-

Page 81: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

61

akut&kronik digunakan karena pasien masihmempunyai keluhan batuk

Starcef (antibiotik gol. Sefalosporin) untuk pengobatanbronkitis karena adanya infeksi (dari diagnosis pasien,gejala, dan data lab seperti kenaikan kadar limfosit)

Pulvis (Meptin, Cerini, Trilac, GG) untuk mengobatiasma yang berfungsi sebagai antiasma, antihistamin,analgesik, dan obat batuk

Nebulizer Ventolin untuk meringankan gejala asmayaitu sesak (bronkospasme).

12 Jan Terapi yang diberikan sudah sesuai. Smecta dan Lacto Buntuk antidiare karena pasien mengeluh BAB 3x.

- -

Page 82: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

62

Kajian DRPs Kasus 2 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 2. No. RM 132896 (10 Februari 2009 – 19 Februari 2009)SubjectivePerempuan/79 tahun. DM: bronkitis asmatis, vertigo. Anamnese: pusing, sesak napas, sakitsedang. Keadaan umum: CMObjective

Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 32,3 pg (-)MXD%: 11,0% (+)ElektrolitKalium : 3,6 mmol/LNatrium : 129 mmol/LKlorida : 96 mmol/LSGOT : 25,7 U/LSGPT : 11,7 U/LUreum : 24 mg/dlCreatinin : 0,8 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 33-37pgMXD%: 0-8%ElektrolitKalium: 3,5-5,1 mmol/LNatrium: 126-145 mmol/LKlorida: 97-111 mmol/LSGOT : 0-32 U/LSGPT : 0-31 U/LUreum : < 50 mg/dlCreatinin : 0,51-0,95 mg/dl

Ro “thorax” : emphysematous lung. CardiomegaliTanda vital: Tek. darah: 130/70 mmHg; Nadi: 88x/menit; Suhu: 370CPenatalaksanaan

Waktu pemberian ( Februari 2009)Nama obat Dosis

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:1/6 jam √ √ √ √ √ √ √ √ √ √Inj. SomerolInj. FarsixInj. CeftriazoneInj. CendatronInj. Acran

6,25/8 jam2 x 1 amp2 x 1 g2 x 1 amp2 x 1 amp

√ √ √√√

√√√√√

√√√√√

√√√√√

√√

√Somerol 3 x 4 mgLizor 2 x 1 √ √ √Arcapec 3 x 2 √Inpepsa 3 x 10 cc √ √ √ √ √ √Fluimucil 3 x 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √Unalium 2 x 5 mg √ √ √ √ √ √ √Stugeron 3 x 1 √ √ √ √ √ √ √Renapar 2 x 1 √ √ √ √ √ √ √Zibramax 1 x 500 mg √ √ √Sanadryl exp. 3 x 10 cc √ √ √ √ √ √ √ √ √Lacidafil 2 x 1 √Analsix 3 x 1 √ √Inf. RL √ √Inf. Tutofusin √ √ √Inf. D5% √ √ √ √ √ √Diit (tim) √ √ √ √ √ √ √

Assessment:10 Feb – 19 Feb : Efek samping dari obat Fluimucil (N-acetylcistein) dapat berpotensimenyebabkan rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakea dan bronkial. DRPs: potensialadverse drug reaction (ADR)Plan: Dapat dilakukan monitoring penggunaan obat N-acetylcistein agar tidak berpotensimenimbulkan efek samping.

Page 83: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

63

Kajian DRPs Kasus 3 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 3. No. RM 108121 (24 Februari 2009 – 24 Februari 2009)SubjectivePerempuan/ 5 ½ tahun. DM: asma bronkial. DU: asma bronkial serangan sedang. DL:gangguan perkembangan. Anamnese: anak batuk, sesak, wheezing +/+, ronchi +/+, bicarakurang jelas seperti anak 2 tahun. Keadaan umum: CM. Keadaan pulang : membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 14,2x103/µL(+)RBC: 3,99x106/µL(-)HGB : 11,0g/dLHCT: 34,2%(-)MCHC: 32,2pgLYM%: 14,4%(-)MXD%: 8,7%(+)NEUT%: 76,9%(-)MXD#: 1,2x103/µLNEUT#: 11,0x103µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramWBC : 5-13,5x103/µLRBC: 4,1-5,5x106/µLHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%MXD#: 0-1,2x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µL

Ro “thorax”: bronkitis hilus tidak menonjol, besar cor normalTanda vital:Tekanan darah: 80/50 mmHg; Suhu: 360C, Nadi: 120x/menit; RR: 28x/menitPenatalaksanaan

WaktuPemberianNama obat Dosis

24/2Nebulizer=Ventolin:Flixotide 1:1 √

Inj. IndexonInj. Bisolvon

½ ampul¼ ampul

IGDIGD

Pulveres:MeptinCeriniTrilacGliseril Guaiakolat

15 mg1,5 mg1,5 mg40 mg

Amoxicillin syrup 3 x ½ cth √

Infus RL 450 cc √

Oksigen 2 L/menit √

Diit Lunak √

Page 84: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

64

Kasus 3. No. RM 108121 (24 Februari 2009 – 24 Februari 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

24 Feb Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk meringankan gejala asma yaitu sesak.- Inj. Indexon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang merupakan antiinflamasi untuk

mengobati asma- Inj. Bisolvon digunakan secara lokal di bronkus untuk memudahkan pengenceran dahak pasien

yang dirawat di UGD- Pulvis (Meptin, Cerini, Trilac, GG) digunakan untuk meringankan gejala asma yang berisi obat

antiasma, antihistamin, analgesik, dan obat batuk.- Amoxicillin syr digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas bawah yang terlihat dari

gejala, Ro”thorax”, dan data lab (peningkatan jumlah neutrofil)- Oksigen digunakan untuk menghindari terjadinya hipoksemia pada pasien yang mengalami

kekurangan O2 karena kesulitan bernapas akibat menyempitnya bronkus.- Infus RL sebagai cairan rehidrasi.

- -

Page 85: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

65

Kajian DRPs Kasus 4 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 4. No. RM 162926 (24 Februari 2009 – 27 Februari 2009)SubjectiveLaki-laki/ 59 tahun. DM: PPOK DD: Decomp Cordis. DU: bronkitis asmatis, komplikasi:dislipidemia. Anamnese: sesak sekali mulai tadi malam, batuk, wheezing, ronchi.Keadaan umum : CM. Keadaan pulang : diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 11,5x103/µL(+)MCV: 79,7fL(-)MCH: 25,4fL(-)MCHC: 31,9pg(-)MXD%: 10,7%(+)MXD#: 1,2x103/µL(+)NEUT#: 8,0x103µL(+)SGOT: 24,8 U/LSGPT: 16,6 U/LKolesterol total: 370 mg/dlLDL: 284 mg/dlHDL: 47 mg/dlTrigiliserida: 182 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC : 5-13,5x103/µLMCV: 81-99fLMCH: 27-31fLMCHC: 33-37pgMXD%: 0-8%MXD#: 0-1,2x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-38 U/LSGPT: 0-41 U/LKolesterol total: <201 mg/dlLDL: <100 mg/dlHDL: > 55 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Ro “thorax”: emphysematous lung, besar cor normalTanda vital: Tekanan darah: 140/100mmHg; Nadi:160x/menit;Suhu:380C; RR: 30x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

24/2 25/2 26/2 27/2Inj. SomerolInj. CeftriazoneInj. Acran

3 x 62,5 mg1 g/12 jam2 x 1

√√√

√√√

√√√

Nebulizer=Ventolin: Flixotide: Bisolvon 1:1:1/6 jam √ √ √

Pectocil 3 x 1 √ √ √ √

Sanadryl exp 3 x 10 cc √ √ √ √

Farmacrol 3 x 10 cc √ √ √ √

Mersivas 1 x 20 mg √ √ √ √

Infus D5%+1 amp aminophylin 16-20 tts/mnt √ √ √

Oksigen √ √ √

Assessment24 Feb – 27 Feb: Efek samping dari penggunaan obat Pectocil (N-acetylcistein) dapatberpotensi menyebabkan rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakea dan bronkial.DRPs: potensial adverse drug reaction (ADR)Plan Dapat dilakukan monitoring penggunaan obat N-acetylcistein agar tidak berpotensi

menimbulkan efek samping. Hati-hati terhadap penggunaan obat Sanadryl exp untuk pasien asma.

Page 86: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

66

Kajian DRPs Kasus 5 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 5. No. RM 163063 (27 Februari 2009 – 2 Maret 2009)SubjectivePerempuan/ 35 tahun. DM: obs. Febris + ISPA. DU: bronkitis asmatis. Anamnese: sesak,panas, pusing, mual, muntah. Keadaan umum: CM. Keadaan pulang: diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 2,5x103/µL(-)HGB: 8,1 g/dL(-)HCT: 29,4%(-)MCV: 62,9fL(-)MCH: 18,2fL(-)MCHC: 27,6pg(-)PLT: 500x10-3/µLMXD%: 16,0%(+)LYM#: 0,9x103/µL(-)NEUT#: 1,2x103µL(-)SGOT: 18,8 U/LSGPT: 17,8 U/LUreum: 19 mg/dlKreatinin: 0,6 mg/dlGlukosa darah acak: 102 mg/dlInfeksi lain: Widal 1/320

WBC/PLT/RBC HistogramWBC : 5-13,5x103/µLHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCV: 81-99fLMCH: 27-31fLMCHC: 33-37pgPLT: 150-450x103/µLMXD%: 0-8%LYM#: 1-3,7x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-38 U/LSGPT: 0-41 U/LUreum: <50 mg/dlKreatinin: 0,67-1,17 mg/dlGlukosa darah acak: 74-106 mg/dl

Ro”thorax”: pulmo dalam batas normal, besar cor normalTanda vital:Tekanan darah: 140/90 mmHg; Nadi: 92x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

27/2 28/2 1/3 2/3Gliseril Guaiakolat 3 x 1 √ √ √ √

OBH 3 x 10 cc √ √ √ √

Ambroxol 3 x 1 √ √ √ √

Parasetamol 3 x 1 √ √ √ √

Ciprofloxacin 2 x 500 mg √

Inj. Ceftriazone 2 x 1 g √ √ √

Infus RL √ √ √

Diit Nasi Nasi Nasi Nasi

Page 87: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

67

Kasus 5. No. RM 163063 (27 Februari 2009 – 2 Maret 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

27 Feb Terapi yang diberikan sudah sesuai. Gliseril Guaiakolat digunakan sebagai obat batuk berdahak karena pasien mengeluh dahak

yang sulit keluar OBH digunakan sebagai obat batuk pada pasien asma dengan dahak berlebih Ambroxol untuk penyakit saluran napas akut&kronis Inj. Ceftriazone sebagai antibiotik karena menurut data laboratorium diketahui adanya infeksi

dan pasien terdiagnosis ISPA Infus RL sebagai cairan rehidrasi.

- -

28 Feb – 2 Mar Terapi yang diberikan sudah sesuai. Gliseril Guaiakolat digunakan sebagai obat batuk berdahak karena pasien masih mengeluh

adanya gejala batuk OBH digunakan sebagai obat batuk pada pasien asma dengan dahak berlebih Ambroxol untuk penyakit saluran napas akut&kronis Inj. Ceftriazone sebagai antibiotik karena menurut data laboratorium dan pasien terdiagnosis

ISPA Infus RL sebagai cairan rehidrasi.

- -

Page 88: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

68

Kajian DRPs Kasus 6 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 6. No. RM 034435 (9 Maret 2009 – 11 Maret 2009)SubjectivePerempuan/ 65 tahun. DM: obs. Bronkitis asmatis, PPOK. Anamnese: sesak, batukberdahak, wheezing. Keadaan umum : CMObjective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 12,6x103/µL(+)MCHC:32,5pg(-)PDW: 15,1fL(+)P-LCR: 34,3%(+)LYM%: 5,9%(-)MXD%: 9,5%(+)NEUT%: 84,6%(-)LYM#: 0,7x103/µLMXD#: 1,2x103/µL(+)NEUT#: 10,7x103µL(+)SGOT: 31,2 U/LSGPT: 25,7 U/LUreum: 30 mg/dlKreatinin: 0,6 mg/dlAsam urat: 6,3 mg/dlKolesterol total: 174 mg/dlTrigliserida: 293 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC : 5-13,5x103/µLMCHC: 33-37pgPDW: 9-13fLP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7 x103/µLMXD#: 0-1,2x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: <50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlAsam urat: 2,4-5,7 mg/dlKolesterol total: < 201 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Ro”thorax”: bronchopneumoni paracardial kanan dengan emphysematous lung, besar cornormalTanda vital: Tek.darah: 110/60mmHg; Nadi: 120x/menit; Pernapasan: 40x/menit;RR:32x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

9/3 10/3 11/3

Lizor 2 x 1 √Pectocil 3 x 1 √ √ √Sanadry exp 3 x 10 cc √ √ √Aspar K 3 x 2 tab √ √ √Evotil 300 0-0-1 √Aspilet 4 tab √Inj. SomerolInj. Humulin RInj. LasixInj. Ketorolax

3 x 6,25 mg3 x 6141 ampul1 ampul

√√√

√√

Nebulizer:Ventolin: Flixotide: BisolvonCombivent

1:1:1/6 jam √√

√ √

Inf. SocefInf. NS

1 x 1 g√

√√

Oksigen √ √ √Diit DJ II DJ II DJ II

Page 89: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

69

Kasus 6. No. RM 034435 (9 Maret 2009 – 11 Maret 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

9 Mar – 11 Mar Efek samping obat Pectocil (N-acetylcistein)dapat berpotensi menyebabkan rasa sesak didada, bronkospasme, iritasi trakea dan bronkial.

Dapat dilakukan monitoring pada penggunaan obatN-acetylcistein agar tidak berpotensi terjadi efeksamping.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp pada pasienasma.

Potensialadverse drugreaction (ADR)

Page 90: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

70

Kajian DRPs Kasus 7 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 7. No. RM 163923 (30 Maret 2009 – 31 Maret 2009)SubjectivePerempuan/ 25 tahun.DU: asma bronkial, komplikasi: infeksi paru.Anamnese: sesak, kram, muntah, batuk-batuk.Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : sembuh.Catatan: obs. DypneaObjective:

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 31,5pg(-)PDW: 13,1fL(+)MPV: 11,3fLP-LCR: 34,9%(+)

WBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 33-37pgPDW: 9-13fLMPV: 7,2-11,1fLP-LCR: 15-25%

Tanda vital:Tekanan darah: 120/80mmHgNadi: 112x/menitRR: 28x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

30/3 31/3Asam Mefenamat 3 x 1 √ √

Gliseril Guaiakolat 3 x 1 √ √

Metil Prednisolon 3 x 4 mg √ √

Nebulizer Ventolin √

Inj. DexametasonInj. MetolonInj. CPZInj. Ranitidin

1 ampul1 ampul1 ampul1 ampul/12 jam

√ √

Infus RL √

Diit Tim

Page 91: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

71

Kasus 7. No. RM 163923 (30 Maret 2009 – 31 Maret 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

30 Mar Terapi yang diberikan telah sesuai.- Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik- Gliseril Guaiakolat digunakan untuk meringankan gejala batuk berdahak- metil prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang merupakan antiinflamasi untuk

mengobati asma- nebulizer Ventolin (inhalasi agonis β2 kerja cepat) digunakan untuk meringankan gejala asma

yaitu sesak- Inj. Dexamethasone merupakan glukokortikosteroid sistemik yang merupakan antiinflamasi untuk

mengobati asma dan dengan pemberian obat secara injeksi diharapkan onsetnya lebih cepat

- -

31 Mar Terapi yang diberikan telah sesuai.- Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik- Gliseril Guaiakolat digunakan untuk meringankan gejala batuk berdahak- metil prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang merupakan antiinflamasi untuk

mengobati asma.

- -

Page 92: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

72

Kajian DRPs Kasus 8 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 8. No. RM 059937 (10 April 2009 – 14 April 2009)SubjectivePerempuan/55 tahun. DM : asma bronkial, gastritis. DU : bronkitis asmatis. DK: bronkitisasmatis. Anamnese: batuk, sesak pada saat inspirasi, istirahat dan aktivitas, pusing, badantidak enak. Riwayat penyakit: faringitis, dispepsia. Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : sembuhObjective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCV: 80,8 fL(-)MCH: 26,0 fL(-)MCHC: 32,1 pg(-)MXD%: 9,5%(+)SGOT: 33 U/LSGPT: 36,7 U/LUreum: 25 mg/dlKreatinin: 0,8 mg/dlKolesterol total: 209 mg/dlLDL: 112 mg/dlHDL: 78 mg/dlTrigliserida: 105 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramMCV: 81-99 fLMCH: 27-31fLMCHC: 33-37pgMXD%: 0-8%SGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: <50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlKolesterol total: < 201 mg/dlLDL: < 100 mg/dlHDL: > 65 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Ro”thorax”: bronchitis paracardial kanan, besar cor normalTanda vital:Tekanan darah: 135/90mmHg; Nadi: 98x/menit; Suhu: 368 0C; Pernapasan:24x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

10/4 11/4 12/4 13/4 14/4

Vectrine 3 x 1 √ √ √ √ √Magard FA 2 x 1 √ √ √ √ √Ciprofloxacin 2 x 500 mg √ √Socid 1 x 1 √ √Metil Prednisolon 3 x 1 √ √Inj. AntrainInj. AcranInj. CortidexInj. CiprofloxacinInj. RanitidinInj. Metil Prednisolon

200 mg/12 jam1 amp/12 jam62,5 mg/8jam

UGDUGDUGD√√√

√√√

√√√

√√√

StopStopStop

Inf. RLInf. D5% 12 tetes/menit

√√ √ √ √

Nebulizer (k/p) =Ventolin: Flixotide 1 : 1 √Oksigen √ √Diit Tim Tim Tim Tim Tim

Page 93: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

73

Kasus 8. No. RM 059937 (10 April 2009 – 14 April 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

10 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)I- inj. ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas terlihat dari data Ro

“thorax” yaitu pasien mengalami bronkitis- Inj. metil prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yaitu sebagai antiinflamasi untuk

mengobati asma- nebulizer Ventolin digunakan untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak karena obat ini termasuk

obat antiasma dan bronkodilator.

- -

11 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- inj. ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas terlihat dari data Ro

“thorax” yaitu pasien mengalami bronkitis- inj. metil prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yaitu sebagai antiinflamasi untuk

mengobati gejala asma- oksigen digunakan untuk menghindari hipoksemia karena pasien kekurangan O2 dan mengalami

kesulitan bernapas akibat penyempitan bronkus.

- -

12 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- inj. ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas inj. ciprofloxacin

digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas terlihat dari data Ro “thorax” yaitu pasienmengalami bronkitis

- inj. metil prednisolon adalah glukokortikosteroid sistemik yaitu sebagai antiinflamasi untukmengobati asma.

- -

13 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas inj. ciprofloxacin digunakan

sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas terlihat dari data Ro “thorax” yaitu pasien mengalamibronkitis

- metil prednisolon adalah glukokortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasi untuk mengobati asma.

- -

Page 94: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

74

14 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak),- ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas inj. ciprofloxacin digunakan

sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas terlihat dari data Ro “thorax” yaitu pasien mengalamibronkitis

- metil prednisolon adalah glukokortikosteroid sistemik yaitu sebagai antiinflamasi untuk mengobatiasma.

- -

Page 95: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

75

Kajian DRPs Kasus 9 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 9. No. RM 001543 (20 April 2009 – 24 April 2009)SubjectivePerempuan/ 47 tahun. DM: bronkitis asmatis, vertigo. DU: bronkitis asmatis. DL: vertigo.Anamnese: panas, pusing, mual, muntah. Keadaan umum: CM. Keadaan pulang : diijinkan,membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 19,2x103/µL (+)MCH: 26,8 fL(-)MCHC: 32,3 pg(-)LYM%: 10,8%(-)NEUT%: 82,2%(+)MXD#: 1,3x103µL(+)NEUT#: 15,8x103µL(+)Glukosa darah acak: 150 mg/dlUreum: 17 mg/dlKreatinin: 0,7 mg/dlElektrolit:Kalium: 3,0 mmol/L (DUPLO)Natrium: 131 mmol/L (DUPLO)Klorida: 96 mmol/L (DUPLO)

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLMCH: 27-31fLMCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%MXD#: 0-1,2x103µLNEUT#: 1,5-7x103µLGlukosa darah acak: 74-106 mg/dlUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlElektrolit:Kalium: 3,5-5,1 mmol/LNatrium: 126-145 mmol/LKlorida: 97-111 mmol/L

Tanda vital: Tekanan darah: 140/100 mmHg; Suhu: 367 0C; Nadi: 84x/menit; RR: 24x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

20/4 21/4 22/4 23/4 24/4Inj. PrimperanInj. AcranInj. Socef

1 amp2 x 1 amp1 x 1 g

√√ √

√√√

√√

Lizor 2 x 1 √ √

Codipront 2 x 1 √

Sanmol 3 x 1 √

Unalium 2 x 5 mg √

Stugeron 3 x 1 √

Zibramax 1 x 500 mg √

Omevell 1 x 1 √

Nebulizer =Ventolin: Flixotide: Bisolvon 1 : 1: 1/6 jam √

Inf. RLInf. NS+primperan 1 ampul 20 tetes/mnt

√√ √ √

Diit lunak lunak lunak tim nasi

Page 96: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

76

Kasus 9. No. RM 001543 (20 April 2009 – 24 April 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

20 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Pemberian nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan untuk mengurangi gejala asma yaitu

sesak- Lizor (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk pengobatan infeksi saluran napas terlihat

dari data laboratorium (jumlah neutrofil) dan pasien terdiagnosis bronkitis asmatis- Zibramax (antibiotik golongan Makrolida) digunakan sebagai antibiotik pada infeksi saluran napas

terlihat dari data laboratorium dan pasien terdiagnosis bronkitis asmatis

- -

21 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Socef (antibiotik golongan Sefalosporin) diberikan untuk terapi infeksi saluran napas terlihat

dari data laboratorium (jumlah neutrofil) dan pasien terdiagnosis bronkitis asmatis

- -

22 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Socef (antibiotik golongan Sefalosporin) diberikan untuk terapi infeksi saluran napas terlihat

dari data laboratorium (jumlah neutrofil) dan pasien terdiagnosis bronkitis asmatis

- -

23 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Socef (antibiotik golongan Sefalosporin) diberikan untuk terapi infeksi saluran napas terlihat

dari data laboratorium (jumlah neutrofil) dan pasien terdiagnosis bronkitis asmatis

- -

24 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai sehingga pasien diijinkan pulang. - -

Page 97: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

77

Kajian DRPs Kasus 10 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 10. No. RM 164590 (22 April 2009 – 25 April 2009)SubjectivePerempuan/ 19 tahun. DM : asthma attack pada wanita gravid 18 minggu. DU : asmabronkial. Anamnese: sesak sejak kemarin sore, batuk, pilek, sedang hamil 18 minggu.Keadaan umum: CM. Keadaan pulang : diijinkanObjective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 17,8x103/µL (+)MCHC: 32,6 pg (-)LYM%: 10,1%(-)MXD%: 9,0%(+)NEUT%: 80,9%(+)MXD#: 1,3x103µL(+)NEUT#: 14,4x103µL(+)SGOT: 16,1 U/LSGPT: 13,9 U/LUreum: 13 mg/dlKreatinin: 0,5 mg/dlGlukosa darah acak: 126 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLMCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%MXD#: 0-1,2x103µLNEUT#: 1,5-7x103µLSGOT: 0-38 U/LSGPT: 0-41 U/LUreum: mg/dlKreatinin: mg/dlGlukosa darah acak: 74-106 mg/dL

Tanda vital:Tekanan darah: 110/70 mmHg; Nadi: 104x/menitPenatalaksanaan

Waktu PemberianNama obat Dosis

22/4 23/4 24/4 25/4Salbutamol 2 x 2 mg √ √ √ √

Amoxicillin 3 x 500 mg √ √ √

OBH 3 x 2 cth √ √ √ √

Prenatin plus/SF 1 x 1 √ √ √ √

Lactat Calsium 1 x 1 √ √ √ √

Vitamin C 100 1 x 1 √ √ √ √

Pamol 3 x 1 √ √ √ √

Nebulizer =Ventolin:Flixotide 1 : 1 (UGD)Oksigen 2 liter/menit √ √

Infus D5% 12 tetes/mnt √ √ √

Page 98: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

78

Kasus 10. No. RM 164590 (22 April 2009 – 25 April 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

22 Apr Terapi yang diberikan telah sesuai.Salbutamol merupakan obat antiasma dan bronkodilator, OBHdigunakan untuk mengurangi gejala batuk yang dialami oleh pasien.Oksigen digunakan untuk pasien yang mengalami kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus. Selain itu pemberian vitamin dan suplemenpenunjang sangat diperlukan karena pasien sedang hamil.

Hati-hati penggunaan Salbutamol pada pasienhamil karena menurut indeks keamanankehamilan Salbutamol termasuk golongan C(MIMS 2008-2009) sehingga dapat dilakukanpenggantian obat asma yang lebih aman untukpasien hamil.

-

23 Apr Terapi yang diberikan telah sesuai.Salbutamol merupakan obat antiasma dan bronkodilator, Amoxicilindigunakan untuk terapi infeksi saluran napas (dari data lab yaitu jumlahneutrofil), OBH digunakan untuk mengurangi gejala batuk yang dialamioleh pasien. Oksigen digunakan untuk pasien yang mengalamikekurangan O2 akibat penyempitan bronkus. Selain itu pemberianvitamin dan suplemen penunjang sangat diperlukan karena pasiensedang hamil.

Hati-hati penggunaan Salbutamol pada pasienhamil karena menurut indeks keamanankehamilan Salbutamol termasuk golongan C(MIMS 2008-2009) sehingga dapat dilakukanpenggantian obat asma yang lebih aman untukpasien hamil.

-

24 Apr Terapi yang diberikan telah sesuai.Salbutamol merupakan obat antiasma dan bronkodilator, OBHdigunakan untuk mengurangi gejala batuk yang dialami oleh pasien.Amoxicilin digunakan untuk terapi infeksi saluran napas (dari data labyaitu jumlah neutrofil), OBH digunakan untuk mengurangi gejala batukyang dialami oleh pasien Selain itu pemberian vitamin dan suplemenpenunjang sangat diperlukan karena pasien sedang hamil.

Hati-hati penggunaan Salbutamol pada pasienhamil karena menurut indeks keamanankehamilan Salbutamol termasuk golongan C(MIMS 2008-2009) sehingga dapat dilakukanpenggantian obat asma yang lebih aman untukpasien hamil.

-

25 Apr Terapi yang diberikan telah sesuai.Salbutamol merupakan obat antiasma dan bronkodilator, OBHdigunakan untuk mengurangi gejala batuk yang dialami oleh pasien.Amoxicilin digunakan untuk terapi infeksi saluran napas (dari data labyaitu jumlah neutrofil), OBH digunakan untuk mengurangi gejala batukyang dialami oleh pasien Selain itu pemberian vitamin dan suplemenpenunjang sangat diperlukan karena pasien sedang hamil.

Hati-hati penggunaan Salbutamol pada pasienhamil karena menurut indeks keamanankehamilan Salbutamol termasuk golongan C(MIMS 2008-2009) sehingga dapat dilakukanpenggantian obat asma yang lebih aman untukpasien hamil.

-

Page 99: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

79

Kajian DRPs Kasus 11 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 11. No. RM 157583 (30 April 2009 – 3 Mei 2009)SubjectiveLaki-laki/8 bulan.DM : obstruksi bronkitis asmatik.Anamnese: batuk, pilek ± 2 minggu, wheezing +/+, sputum +/+, RBK +/+.Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : diijinkanObjective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramHGB: 9,5g/dl(-)MCV: 73,3 fL(-)MCH: 22,8 fL(-)MCHC: 31,1 pg (-)P-LCR: 12,7%(-)LYM%: 61,5%(-)MXD%: 12,2%(+)NEUT%: 26,3%(-)LYM#: 6,0x103/µLMXD#: 1,2x103µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramHGB: 12-14g/dlMCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7x103µLMXD#: 0-1,2x103µL

Tanda vital:Suhu: 375 0CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

30/4 1/5 2/5 3/5Sanmol drop (k/p) 0,6 ml √

Cefotaxime 3 x 200 mg √ √ √ √

Nebulizer =Ventolin:Flixotide 1 : 1/8 jam √ √ √

Antrain/ Novalgin 60 mg √ √

Infus RL (makro) 4- 6 tetes/ menit √ √ √

Oksigen √

Page 100: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

80

Kasus 11. No. RM 157583 (30 April 2009 – 3 Mei 2009)Tgl Assessment Plan Jenis

DRPs30 Apr Terapi yang diberikan sudah sesuai.

- Pemberian Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)digunakan untuk infeksi saluran napas (terlihat dari gejala dandiagnosis pasien yaitu bronkitis asmatis)

- nebulizer Ventolin:Flixotide merupakan inhalasi agonis β2 kerjacepat yang digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak.

- Oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibatterjadinya penyempitan bronkus.

- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

Hati-hati penggunaan obat Novalgin padapasien asma bronkial dan anak < 5 tahun(Anonim, 2008-2009).

-

1 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Pemberian Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas (terlihat dari gejala dandiagnosis pasien yaitu bronkitis asmatis)

- nebulizer Ventolin:Flixotide merupakan inhalasi agonis β2 kerjacepat yang digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak.

- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

Hati-hati penggunaan obat Novalgin padapasien asma bronkial dan anak < 5 tahun(Anonim, 2008-2009).

-

2 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Pemberian Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas (terlihat dari gejala dandiagnosis pasien yaitu bronkitis asmatis)

- nebulizer Ventolin:Flixotide merupakan inhalasi agonis β2 kerjacepat yang digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak.

- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

3 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Pemberian Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas (terlihat dari gejala dandiagnosis pasien yaitu bronkitis asmatis)

- -

Page 101: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

81

Kajian DRPs Kasus 12 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 12. No. RM 058745 (11 Mei 2009 – 14 Mei 2009)SubjectivePerempuan/ 48 tahun. DM : asma bronkial. DU: asma bronkial+ISPA. Keluhan masuk:batuk, sesak, pusing. Keadaan umum : CM. Keadaan pulang : diijinkan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramPDW: 14,1 fL(+)P-LCR: 27,3%(+)LYM%: 14,1%(-)MXD%: 12,3%(+)SGOT: 26 U/LSGPT: 22,6 U/LUreum: 18 mg/dlKreatinin: 0,9 mg/dlAsam urat: 5,2 mg/dlGlukosa darah acak: 134 mg/dLKolesterol total: 192 mg/dlLDL: 149 mg/dLHDL: 65 mg/dlTrigliserida: 50 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramPDW: 9-13 fLP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48%MXD%: 0-8%SGOT: 0-38 U/LSGPT: 0-41 U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlAsam urat: 2,4-5,7 mg/dlGlukosa darah acak: 74-106 mg/dLKolesterol total: <201 mg/dlLDL: <100 mg/dLHDL: > 65 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Tanda vital:Tekanan darah: 140/100 mmHg; Nadi: 148x/menit; Suhu: 390CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

11/5 12/5 13/5 14/5Pamol (k/p) 3 x 1 (500 mg) √ √

Vectrine 2 x 1 √ √ √

Alganax 1 tab √ √

Nebulizer =Ventolin:Flixotide 1 : 1 (k/p) √

Inj. IndexonInj. Metil PrednisolonInj. RanitidineInj. Ciprofloxacin

2 amp62,5 mg/8 jam1 amp/12 jam200 mg/12 jam

UGD√

√√√

√√√

√√√

Inf. RLInf. D5% 15 tetes/menit

√√ √

Diit Tim Tim Tim

Page 102: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

82

Kasus 12. No. RM 058745 (11 Mei 2009 – 14 Mei 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

11 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- inj. Metil Prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang efektif sebagai

antiinflamasi untuk mengobati asma- inj. Ciprofloxacin (antibiotik golongan Kuinolon) digunakan untuk infeksi saluran napas yaitu

pada diagnosis terlihat pasien juga mengalami ISPA.- Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk meringankan gejala asma yaitu sesak napas- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

12 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- inj. Metil Prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang efektif sebagai

antiinflamasi untuk mengobati asma- inj. Ciprofloxacin (antibiotik golongan Kuinolon) digunakan untuk infeksi saluran napas pada

diagnosis terlihat pasien juga mengalami ISPA.

- -

13 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- inj. Metil Prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang efektif sebagai

antiinflamasi untuk mengobati asma- inj. Ciprofloxacin (antibiotik golongan Kuinolon) digunakan untuk infeksi saluran napas pada

diagnosis terlihat pasien juga mengalami ISPA.

- -

14 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Metil Prednisolon merupakan glukokortikosteroid sistemik yang efektif sebagai

antiinflamasi untuk mengobati asma- inj. Ciprofloxacin (antibiotik golongan Kuinolon) digunakan untuk infeksi saluran napas pada

diagnosis terlihat pasien juga mengalami ISPA.

- -

Page 103: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

83

Kajian DRPs Kasus 13 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 13. No. RM 165276 (16 Mei 2009 – 19 Mei 2009)SubjectiveLaki-laki/59 tahun. DM : asma bronkial serangan akut ringan pada asma bronkialintermitten. DU: asma bronkial serangan akut sedang pada asma bronkial intermitten.Keluhan masuk : sesak napas, batuk, wheezing +/+. Riwayat: asma, kecapekan tiba-tibasesak dan makin sesak. Keadaan umum : CM.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCV: 94,2 fL(+)MCHC: 32,7 pg(-)RDW: 48,7 fL(+)LYM%: 4,8%(-)MXD%: 10,4%(-)NEUT%: 84,8%(+)LYM#:0,5x103/µLNEUT#: 8,6x103µL(+)Glukosa darah acak: 136 mg/dLSGOT: 27,8 U/LSGPT: 69 U/LUreum: 31 mg/dlKreatinin: 1,0 mg/dLLDL: 117 mg/dlHDL: 90 mg/dlTrigliserida: 86 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramMCV: 81-99 fLMCHC: 33-37pgRDW: 35-47 fLLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7x103/µLNEUT#: 1,5-7x103µLGlukosa darah acak: 74-106 mg/dLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dLLDL: < 100 mg/dlHDL: > 65 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Tanda vital:Tekanan darah: 140/80 mmHg; Nadi: 84x/menit; Suhu: 360C; Pernapasan: 28x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

16/5 17/5 18/5 19/5

Rhinatiol 3 x 2 cth √ √ √Epexol 3 x 1 √ √ √Bricasma 2 x 1 √ √ √Dexyclav 3 x 625 mg √Socid 1 x 1 √ √Sanexon 3 x 4 mg √ √Inj. CeftriazoneInj. Ranitidin/GastridinInj. Methyl PrednisolonInj. Indexon

1 x 1 g2 x 1 ampul3 x 62,5 mg √

√√

√√√

√√

Inf. RLInf. D5% 16 tetes/menit

√√ √ √

Nebulizer=Ventolin:Flixotide 1 : 1

Oksigen 2 L/menit √ √Diit TKTP TKTP TKTP TKTP

Page 104: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

84

Kasus 13. No. RM 165276 (16 Mei 2009 – 19 Mei 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

16 Mei Terapi yang digunakan sudah sesuai.- Inj. Metil Prednisolon dan inj. Indexon merupakan

golongan glukokortikosteroid sistemik sebagaiantiinflamasi untuk mengobati asma

- Nebulizer ventolin:Flixotide digunakan untukmeringankan gejala asma seperti sesak napas

- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2

akibat penyempitan bronkus.- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

-

17 Mei – 19 Mei Efek samping dari penggunaan Rhinatiol (asetilsistein)yaitu dapat menyebabkan, bronkospasme, rasa sesak didada, iritasi trakeal dan bronkial yang memungkinkanasma bertambah parah.

Dilakukan monitoring dalam penggunaan obatRhinatiol (acetylcistein), apabila dalampenggunaannya menimbulkan efek sampingmaka sebaiknya dilakukan penghentianpenggunaan obat tersebut.

Potensialadversedrugreaction(ADR)

Page 105: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

85

Kajian DRPs Kasus 14 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 14. No. RM 092462 (25 Mei 2009 – 26 Mei 2009)SubjectivePerempuan/ 32 tahun (pasien hamil 5 bulan).DM : asma bronkial.DS: asma bronkial serangan akut ringan pada asma bronkial intermiten, multigravida.DU: asma bronkial pada kehamilan.Keluhan masuk : G2P1Ao ,3 hari batuk, merasa sesak sekali,RBH +.Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : diijinkan membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 12,7x103/µL (+)LYM% : 15,6%(-)NEUT%: 80,2%(+)NEUT#: 10,2x103µL(+)Glukosa darah acak: 96 mg/dL

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLLYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103µLGlukosa darah acak: 74-106 mg/dL

Tanda vital:Tekanan darah: 120/80 mmHg; Nadi: 96x/menit; RR: 33x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

25/5 26/5Nebulizer Ventolin (15’) √

Pectocil (k/p) 3 x 1 √

OBH 3 x 10 cc √

OB Plus 1 x 1 √

Sirup racikan:Salbutamol 2 mg (V)Prednison (X)CTM (X)Gliseril Guaiakolat (X)OBH 50 cc

3 x 2 cth √ √

Etimox 3 x 500 mg √

Oksigen 2 L/menit √

Nebulizer:Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1 : 1 : 1 √

Page 106: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

86

Kasus 14. No. RM 092462 (25 Mei 2009 – 26 Mei 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

25 Mei Efek samping obat Pectocil (N-acetylcistein) dapatberpotensi menyebabkan rasa sesak di dada,bronkospasme, iritasi trakea dan bronkial.

Dapat dilakukan monitoring pada penggunaan obat N-acetylcistein agar tidak berpotensi terjadi efek samping.

Hati-hati dengan penggunaan obat Salbutamol,Prednison dan Gliseril Guaiakolat pada masa kehamilankarena indeks keamanan kehamilan termasuk golonganC sehingga dapat dilakukan penggantian obat denganindikasi yang sama tetapi dengan faktor resiko yangkecil pada kehamilan (lebih aman).

Potensialadverse drugreaction(ADR)

26 Mei Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Salbutamol digunakan sebagai antiasma dan

bronkodilator- Prednison merupakan kortikosteroid sistemik yang

bekerja sebagai antiinflamasi pada pengobatan asma- CTM digunakan sebagai antihistamin- Gliseril Guaiakolat digunakan sebagai obat batuk

berdahak (ekspektoran)- OBH juga dapat digunakan sebagai obat batuk

berdahak.- nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan

sebagai inhalasi agonis β2 kerja cepat yang dapatmengurangi gejala asma seperti sesak napas dan jugasebagai mukolitik (Bisolvon).

Hati-hati dengan penggunaan obat Salbutamol, Prednisondan Gliseril Guaiakolat pada masa kehamilan karenaindeks keamanan kehamilan termasuk golongan Csehingga dapat dilakukan penggantian obat denganindikasi yang sama tetapi dengan faktor resiko yang kecilpada kehamilan (lebih aman).

-

Page 107: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

87

Kajian DRPs Kasus 15 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 15. No. RM 165974 (12 Juni 2009 – 12 Juni 2009)SubjectivePerempuan/91 tahun. DM : asma bronkial pada riwayat jantung, anorexia, dehidrasi ringan-sedang. DU: anemia, sepsis. DL: multi organ failure (MOF). Keluhan masuk : sesak,terdengar suara wheezing, akral dingin. Keadaan umum : CMKeadaan pulang : meninggal <48 jam.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 15,3x103/µL(+)RBC: 3,43x106/µL(-)HGB : 9,7g/dL(-)HCT: 32,0%(-)MCHC: 30,3pg(-)P-LCR: 14,1%(-)LYM%: 9,2%(-)NEUT%: 84%(-)NEUT#: 12,9x103µL(+)SGOT: 211,1 U/LSGPT: 154,9 U/LUreum: 121 mg/dlCreatinin: 2,1 mg/dlAsam urat: 11,4 mg/dlKolesterol total: 144 mg/dlLDL: 87 mg/dlHDL: 71 mg/dlTrigliserida: 74 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC : 5-13,5x103/µLRBC: 4,1-5,5x106/µLHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCHC: 33-37pgP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlCreatinin: 0,51-0,95 mg/dlAsam urat: 2,4-5,7 mg/dlKolesterol total: <201 mg/dlLDL: <100 mg/dlHDL: >65 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Ro”thorax”:bronkopnemoni paracardial kanan, cardiomegali, calsifikasi trakea dan bronkusTanda vital:Tekanan darah: 140/90 mmHg; Nadi: 44x/menit; Suhu: 350C; Pernapasan: 31x/menit; RR:28x/menit; SPO2: 92-98%Penatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

12/6

KSR 2 x 1 √Alupent 2 x 20 mg √Alganax ½ tablet √Inj. Antrain 1 ampul √Inj. Cholinar 1 ampul √Inj. Acran 1 ampul/12 jam √Inj. Farsix 1 ampul/24 jam √Inj. Vancep 0,5 mg/12 jam √Inj. Extracaine 1 ampul √Nebulizer=Combivent:Flixotide 1 : 1 √Infus RL 16 tetes/menit √Oksigen 8 L/menit √Diit TKTP

Page 108: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

88

Kasus 15. No. RM 165974 (12 Juni 2009 – 12 Juni 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

12 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Alupent digunakan sebagai antiasma untuk mengurangi sesak

napas- Nebulizer Combivent:Flixotide digunakan untuk bronkodilator

dan kortikosteroid- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi- Oksigen digunakan pada pasien yang mengalami kekurangan O2

akibat terjadinya pemyempitan bronkus.- Pemberian obat-obatan lain sesuai dengan keluhan-keluhan

pasien yang juga menderita komplikasi penyakit jantung.

- -

Page 109: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

89

Kajian DRPs Kasus 16 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 16. No. RM 119653 (23 Juni 2009 –25 Juni 2009)SubjectivePerempuan/4 tahun. Berat badan: 14 kg. DM : obs. Febris DD: asma bronkial. DK:bronkitis akut. Keluhan masuk: batuk, sesak, panas, mual, muntah. Keadaan umum : CMKeadaan pulang : diijinkan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCV: 78,4 fL(-)MCH: 25,3 fL(-)MCHC: 32,2 pg(-)LYM%: 11,6%(-)NEUT%: 81,8%(+)NEUT#: 9,1x103µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramMCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103/µL

Tanda vital:Suhu: 370CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

23/6 24/6 25/6Sanmol (k/p) 1 cth √ √

Injeksi:NovalginPrimperan

¼ ampul¼ ampul

√√

Nebulizer Ventolin 1 ampul √

Proris supp 1 supp √

Pulvis:Amoxan 175 mgEpexol ¼Dexametasone 1/3Salbutamol 0,6 mg

XX3 x 1

√ √

Infus RL √ √

Oksigen √

Diit Tim Tim

Page 110: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

90

Kasus 16. No. RM 119653 (23 Juni 2009 –25 Juni 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

23 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Nebulizer Ventolin merupakan inhalasi agonis β2 kerja cepat yang akan

membantu mengurangi gejala asma seperti sesak napas/bronkospasme- Amoxan digunakan sebagai antibiotik untuk pengobatan infeksi saluran

napas berdasarkan data laboratorium (neutrofil) dan dari diagnosis bronkitisakut

- Epexol digunakan untuk untuk gangguan saluran napas akut&kronik padakeadaan eksaserbasi

- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik yang merupakanantiinflamasi yang efektif untuk pengobatan asma

- Salbutamol digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2 akibat penyempitan

bronkus- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi.

Hati-hati penggunaan obatNovalgin pada pasien asmabronkial.

-

24 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Amoxan digunakan sebagai antibiotik untuk pengobatan infeksi saluran

napas berdasarkan data labortorium (neutrofil) dan dari diagnosis bronkitisakut

- Epexol digunakan untuk untuk gangguan saluran napas akut&kronik padakeadaan eksaserbasi

- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik yang merupakanantiinflamasi yang efektif untuk pengobatan asma

- Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) digunakan untuk mengurangi gejalaasma seperti sesak napas

- Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi.

- -

25 Juni - - -

Page 111: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

91

Kajian DRPs Kasus 17 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 17. No. RM 166459 (28 Juni 2009 – 7 Juli 2009)SubjectiveLaki-laki/12 hari. Berat badan: 2550 gram. DM : obs. Bronkitis asmatik. DL: bronkitisakut. Keluhan masuk: batuk, tersedak, sesak, sianosis sewaktu, banyak dahak. Keadaanumum: CM.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramRBC: 3,94x106/µL(-)HGB : 12,7g/dL(-)HCT: 38,4%(-)MCV: 97,5 fL(+)MCH: 32,2 fL(+)RDW: 53,2 fL(+)P-LCR: 13,5%(-)NEUT#: 9,1x103µL(+)Elektrolit:Kalium: 4,3 mmol/LNatrium: 135 mmol/LKlorida: 96 mmol/L

WBC/PLT/RBC HistogramRBC: 4,1-5,5x106/µLHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLRDW: 35-47 fLP-LCR: 15-25%NEUT#: 1,5-7x103/µLElektrolit:Kalium: 3,5-5,1 mmol/LNatrium: 136-145 mmol/LKlorida: 97-111 mmol/L

Ro”thorax”: vaskular pulmo menonjol, CTR kurang, 5, besar cor normal tampak L-Rshunt, curiga kelainan jantung congenitalTanda vital:Suhu: 378 0C; RR: 58x/menit; HR: 120x/menitPenatalaksanaan

Juni 2009 Juli 2009Nama obat Dosis

28 29 30 1 2 3 4 5 6 7Puyer:SalbutamolTremenzaAntasida

3 x 1 √ √ √

Pamol drop 0,3 ml √Interpect drop 2 x 0,2 cc √Mucos 2 x 0,2 cc √ √ √ √ √Candistin 2 x 0,3cc √ √ √ √ √Injeksi:CefotaximeDexamethasoneCortidex

100 mg0,5 mg0,5 mg

√√

√√

√√

√√

√√

√√

√√√

√√√

√√

Nebulizer=Ventolin:NaCl ¼ : ¼ /8 jam √ √ √ √ √ √Infus KAEN-1B 6 tpm √ √Oksigen (Lpm) √ √ √ √ √

Page 112: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

92

Kasus 17. No. RM 166459 (28 Juni 2009 – 7 Juli 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

28 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer: salbutamol digunakan sebagai agonis β2 kerja cepat yang akan mengurangi gejala asma sepertisesak napas, Tremenza digunakan sebagai obat gangguan saluran napas atas, dan Antisida digunakansebagai antitukak. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi salurannapas bronkitis kronik, Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, nebulizer Ventolin digunakan untuk mengurangi gejala asmayaitu sesak napas.

- -

29 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer: salbutamol digunakan sebagai agonis β2 kerja cepat yang akan mengurangi gejala asma sepertisesak napas, Tremenza digunakan sebagai obat gangguan saluran napas atas, dan Antisida digunakansebagai antitukak. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi salurannapas bronkitis kronik, Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, nebulizer Ventolin digunakan untuk mengurangi gejala asmayaitu sesak napas, dan oksigen digunakan untuk pasien yang mengalami kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

- -

30 Juni Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer: salbutamol digunakan sebagai agonis β2 kerja cepat yang akan mengurangi gejala asma sepertisesak napas bronkitis kronik, Tremenza digunakan sebagai obat gangguan saluran napas atas, danAntisida digunakan sebagai antitukak. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakanuntuk infeksi saluran napas, Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, nebulizer Ventolin digunakan untuk mengurangi gejala asmayaitu sesak napas, dan oksigen digunakan untuk pasien yang mengalami kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

- -

1 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Interpec digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyakdahak, Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napasbronkitis kronik, Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi padapengobatan asma, nebulizer Ventolin digunakan untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak napas,dan oksigen digunakan untuk pasien yang mengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

Page 113: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

93

Kasus 17. No. RM 166459 (28 Juni 2009 – 7 Juli 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

2 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak,Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas bronkitis kronik,Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma, nebulizerVentolin digunakan untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak napas, dan oksigen digunakan untuk pasien yangmengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

3 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas brokitis kronik,Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma, nebulizerVentolin digunakan untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak napas, dan oksigen digunakan untuk pasien yangmengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

4 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak,Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas bronkitis kronik,Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma, Cortidexmerupakan kortikosteroid sistemik untuk gangguan saluran napas dan alergi.

- -

5 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak,Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas bronkitis kronik,Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma, Cortidexmerupakan kortikosteroid sistemik untuk gangguan saluran napas dan alergi.

- -

6 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak,Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas, Dexamethasone digunakansebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma.

- -

7 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak,Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas bronkitis kronik,Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma.

- -

Page 114: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

94

Kajian DRPs Kasus 18 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RS

Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 18. No. RM 166872 (12 Juli 2009 –18 Juli 2009)SubjectivePerempuan/17 hari. BB: 3 kg. DS: aspirasi pneumonia. DM: obs. bronkitis asmatik,komplikasi: hidrocephalus, anemia. DK: aspirasi pneumonia. Keluhan masuk: lemes,sesak napas, wheezing +, sputum +, RBK +. Keadaan umum: CM. Keadaan pulang :diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramRBC: 2,91x103/µL(-)HGB : 9,5g/dL(-)HCT: 30,6%(-)MCV: 105,2 fL(+)MCH: 32,6 fL(+)MCHC: 31,0pg(-)RDW: 58,4 fL(+)MXD%: 12,1%(+)LYM#: 7,3x103/µL(+)MXD#: 2,3 x103/µL(+)NEUT#: 9,1x103µL(+)SGOT: 93,2 U/LSGPT: 62,7 U/LBilirubin total: 12,22 mg/dl (DUPLO)Bilirubin direk: 0,99 mg/dl (DUPLO)Bilirubin indirek: 11,23 mg/dlFeces: lembek, kuning, lendir (+), leukosit (+)

WBC/PLT/RBC HistogramRBC: 4,1-5,5x103/µLHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgRDW: 35-47 fLMXD%: 0-8%LYM#: 1-3,7 x103/µLMXD#: 0-1,2 x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LBilirubin total: 0,00-1,00 mg/dlBilirubin direk: 0,00-0,20 mg/dlBilirubin indirek: 0,00-0,70 mg/dl

Ro”thorax”: bronkopnemoni paracardial kanan, cardiomegali, calsifikasi trakea danbronkus.Tanda vital: Tekanan darah: 140/90 mmHg; Nadi: 44x/menit; Suhu: 350C; Pernapasan:31x/menit; RR: 28x/menit; SPO2: 92-98%Penatalaksanaan

Waktu pemberian (Juli 2009)Nama obat Dosis

12 13 14 15 16 17 18

Inj. CefotaximeInj. Gentamisin

2 x 150 mg2 x 7,5 mg

√ √ √√

√ √ √

Nebulizer:Ventolin:Flixotide ½ : ½ /8jam √ √ √ √ √ √Sagestam 7,5 mg √ √ √ √Garamycin 2 x 7,5 mg √ √Sanmol drop (k/p) 3 x 30 cc √Infus KAEN 1B 8 cc/jam √ √ √ √ √Transfusi darah √ √Diit Asi Asi Asi Asi Asi AsiOksigen (Lpm) √ √ √ √ √ √

Page 115: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

95

Kasus 18. No. RM 166872 (12 Juli 2009 –18 Juli 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

12 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas terlihat dari datalaboratorium dan Ro”thorax” bahwa pasien mengalamibronkopneumonia

- nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas

- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

- -

13 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas terlihat dari datalaboratorium dan Ro”thorax” bahwa pasien mengalamibronkopneumonia

- nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas

- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

- -

14 Juli Penggunaan antibiotik golongan Aminoglikosida(Gentamisin) bersamaan dengan golongan Sefalosporin(Cefotaxime) dapat menimbulkan interaksi obat yaitumeningkatkan efek nefrotoksik dan meningkatkan aktivitasbakterisida yang berlawanan pada beberapa patogen.

Melakukan monitoring dosis Aminoglikosida danfungsi ginjal. Jika terjadi disfungsi ginjal, dapatdilakukan pengurangan dosis atau menghentikan satuatau kedua obat dan menggunakan alternatif obatyang lain.

interaksiobat(Anonim,2007)

15 Juli Penggunaan antibiotik golongan Aminoglikosida(Gentamisin) bersamaan dengan golongan Sefalosporin(Cefotaxime) dapat menimbulkan interaksi obat yaitumeningkatkan efek nefrotoksik dan meningkatkan aktivitasbakterisida yang berlawanan pada beberapa patogen.

Melakukan monitoring dosis Aminoglikosida danfungsi ginjal. Jika terjadi disfungsi ginjal, dapatdilakukan pengurangan dosis atau menghentikan satuatau kedua obat dan menggunakan alternatif obatyang lain.

interaksiobat(Anonim,2007)

16 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai. - -

Page 116: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

96

- Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)digunakan untuk infeksi saluran napas terlihat dari datalaboratorium dan Ro”thorax” bahwa pasien mengalamibronkopneumonia

- nebulizer ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas

- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

17 Juli Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin)

digunakan untuk infeksi saluran napas terlihat dari datalaboratorium dan Ro”thorax” bahwa pasien mengalamibronkopneumonia

- nebulizer ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas

- oksigen digunakan untuk pasien yang kekurangan O2 akibatpenyempitan bronkus.

- -

18 Juli - - -

Page 117: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

97

Kajian DRPs Kasus 19 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 19. No. RM 161785 (21 Juli 2009 –25 Juli 2009)SubjectiveLaki-laki/ 23 tahun.DM : asthma attack.DL: bronkitis asmatik.Keluhan masuk: sesak napas, dinebulasi, panas.Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 32,4 pg(-)LYM%: 12,7%(-)MXD%: 9,9%(+)NEUT%: 77,4%(+)NEUT#: 7,4x103µL(+)Glukosa darah acak: 109 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103/µLGlukosa darah acak: 74-106 mg/dl

Tanda vital:Tekanan darah: 120/90 mmHg; Nadi: 100x/menit; Suhu: 380C; RR: 24x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

21/7 22/7 23/7 24/7 25/7Sanadryl exp 3 x 10 cc √ √ √ √ √Sanmol 3 x 1 √Lizor 2 x 1 √Pectocil 3 x 1 √Injeksi Somerol 3 x 125 mg √ √Nebulizer=Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:1/6 jam √ √ √ √Infus D5%+1 ampaminophylin

20 tts/mnt √ √

Oksigen 2 Lpm √ √ √ √

Page 118: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

98

Kasus 19. No. RM 161785 (21 Juli 2009 –25 Juli 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

21 Juli Efek samping dari obat Pectocil (N-acetylcistein) dapatberpotensi menyebabkan rasa sesak di dada, bronkospasme,iritasi trakea dan bronkial.

Dapat dilakukan monitoring terhadappanggunaan obat N-acetylcistein agar tidakterjadi efek samping.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp padapasien asma bronkial.

Potensialadverse drugreaction (ADR)

22 Juli Terapi yang digunakan sudah sesuai.Sanadryl exp digunakan untuk pengobatan batuk berdahak,nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangigejala asma yaitu sesak napas, oksigen digunakan karenapasien kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp padapasien asma bronkial.

-

23 Juli Terapi yang digunakan sudah sesuai.Sanadryl exp digunakan untuk pengobatan batuk berdahak,nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangigejala asma yaitu sesak napas dan membantu mengencerkandahak (mukolitik), oksigen digunakan karena pasienkekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp padapasien asma bronkial.

-

24 Juli Terapi yang digunakan sudah sesuai.Sanadryl exp digunakan untuk pengobatan batuk berdahak,nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangigejala asma yaitu sesak napas dan membantu mengencerkandahak (mukolitik), inj. Somerol digunakan sebagaikortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi padapengobatan asma, oksigen digunakan karena pasienkekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp padapasien asma bronkial.

-

25 Juli Terapi yang digunakan sudah sesuai.Sanadryl exp digunakan untuk pengobatan batuk berdahak.

Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp padapasien asma bronkial.

-

Page 119: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

99

Kajian DRPs Kasus 20 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 20. No. RM 167547 (1 Agustus 2009 – 3 Agustus 2009)SubjectivePerempuan/47 tahun. DM : asma bronkial. Keluhan masuk: 2 hari sesak napas, ulu hatisakit, wheezing +/+. Riwayat pengobatan: Salbutamol, Dexamethasone, Ranitidin.Keadaan umum: CM. Keadaan pulang : atas permintaan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 14,7x103/µL(+)MCHC: 32,2 pg(-)MXD%: 9,5%(+)MXD#: 1,4 x103/µL(+)NEUT#: 9,8x103µL(+)SGOT: 24,8 U/LSGPT: 25,9 U/LUreum: 22 mg/dlKreatinin: 0,5 mg/dlGlukosa darah acak: 139 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLMCHC: 33-37pgMXD%: 0-8%MXD#: 0-1,2 x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlGlukosa darah acak: 74-106 mg/dl

Ro”thorax”: pulmo dan besar cor batas normalTanda vital:Tekanan darah: 110/80 mmHg; Nadi: 88x/menit; Suhu: 365 0C; RR: 28x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberian(2009)Nama obat Dosis

1/8 2/8 3/8Vectrine 3 x 1 √ √ √Sanmol 1 tab √Nebulizer:Ventolin:Flixotide 1 : 1/8 jam √ √ √Inj. AcranInj. SharoxInj. Somerol

1 amp/12 jam750 mg/12 jam62,5/8 jam

√√√

√√√

√√√

Inf. RL √Inf. D5% √Oksigen 2 Lpm √ √Diit TKTP TKTP

Page 120: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

100

Kasus 20. No. RM 167547 (1 Agustus 2009 – 3 Agustus 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

1 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak

napas- inj. Sharox (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran

napas terlihat dari data lab (peningkatan jumlah neutrofil)- inj. Somerol digunakan sebagai kotikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada

pengobatan asma- oksigen digunakan karena kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

2 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak

napas- inj. Sharox (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran

napas terlihat dari data lab (peningkatan jumlah neutrofil)- inj. Somerol digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada

pengobatan asma- oksigen digunakan karena kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

3 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon untuk mengurangi gejala asma yaitu sesak

napas- inj. Sharox (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran

napas terlihat dari data lab (peningkatan jumlah neutrofil)- inj. Somerol digunakan sebagai kotikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada

pengobatan asma.

- -

Page 121: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

101

Kajian DRPs Kasus 21 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 21. No. RM 156903 (6 Agustus 2009 – 9 Agustus 2009)SubjectivePerempuan/17 tahun. DM : asthma attack. DL: asma bronkial. Keluhan masuk: batuk,sesak napas ±2 hari, wheezing +, ronchi +. Riwayat penyakit: asma sejak SD. Keadaanumum: CM.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramRBC: 11,4x103/µL(+)PLT: 111x103/µLPDW: 15,5 fL(+)MPV:11,5fL(+)P-LCR: 36,7%(+)LYM%: 11,9%(-)NEUT%: 85,3%(+)NEUT#: 9,7x103µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramRBC: 4,1-5,5x103/µLPLT: 150-450x103/µLPDW: 9-13 fLMPV: 7,2-11,1 fLP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103/µL

Ro”thorax”: emphysematous lung, besar cor normalTanda vital:Tekanan darah: 120/80 mmHg; Nadi: 84x/menit; Suhu: 370C; RR: 24x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

6/8 7/8 8/8 9/8Ciprofloxacin 2 x 500 mg √ √ √ √Vectrin 3 x 1 √ √ √ √Metil Prednisolon 3 x 4 mg √ √ √ √Bellaphen (k/p) 1 tab √ √Salbuven 3 x ½ √ √Alganax 1 tab √Farmacrol √Inj. CortidexInj. Novalgin 1 ampul

√√

Inf. RLInf. D5%+1 amp aminophylinInf. D5% kosongan

20 tts/menit√√ √

√ √Oksigen 2 Lpm √ √Nebulizer=Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:1/8 jam √ √

Page 122: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

102

Kasus 21. No. RM 156903 (6 Agustus 2009 – 9 Agustus 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

6 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas yaitubronkopneumonia, Vectrin digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak),Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasiuntuk pengobatan asma, nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakanuntuk meringankan gejala asma seperti sesak napas, oksigen digunakan karenapasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

- -

7 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas yaitubronkopneumonia, Vectrin digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak),Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasiuntuk pengobatan asma, Salbuven digunakan untuk meringankan gejala asmaseperti sesak napas, nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan untukmeringankan gejala asma seperti sesak napas (inhalasi), oksigen digunakankarena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus.

Hati-hati penggunaan obatNovalgin pada pasien asmabronkial.

-

8 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas yaitubronkopneumonia, Vectrin digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak),Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasiuntuk pengobatan asma

9 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Ciprofloxacin digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas yaitubronkopneumonia, Vectrin digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak),Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasiuntuk pengobatan asma, Salbuven digunakan untuk meringankan gejala asmaseperti sesak napas

Page 123: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

103

Kajian DRPs Kasus 22 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 22. No. RM 167751 (6 Agustus 2009 – 8 Agustus 2009)SubjectivePerempuan/38 tahun. DM : asma bronkial. Keluhan masuk: batuk, sesak napas,wheezing +, ronchi +, nyeri dada saat bernapas. Keadaan umum: CM. Keadaanpulang: sembuh.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramLYM%: 12,6%(-)NEUT%: 79,6%(+)NEUT#: 7,8x103µL(+)SGOT: 42 U/LSGPT: 20,2 U/LUreum: 21 mg/dlCreatinin: 0,5 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramLYM%: 19-48NEUT%: 40-74%NEUT#: 1,5-7x103/µLSGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: <50 mg/dlCreatinin: 0,51-0,95 mg/dl

Ro”thorax”: bronchitis dengan emphysematous lung, besar cor normalTanda vital:Tekanan darah: 90/60 mmHg; Nadi: 142x/menit; Suhu: 360C; Pernapasan:28x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

6/8 7/8 9/8Lizor 2 x 1 √ √ √Pectocil 3 x 1 √ √ √Silex syrup 3 x 1 cth √ √ √Injeksi:DexamethasoneSomerolIndexon

2 ampul62,5 mg/8 jam √

√√ √

Nebulizer:Ventolin:Flixotide:Bisolvon √ √Infus D5%+1 amp aminophylin √ √

Oksigen 1 Liter/menit √ √

Assessment6 Agt – 8 Agt : Efek samping penggunaan obat Pectocil (N-acetylcistein) dapatberpotensi menyebabkan rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakea danbronkial. DRPs: Potensial adverse drug reaction (ADR)PlanMelakukan monitoring penggunaan obat Pectocil (N-acetylcistein) agar tidakterjadi efek samping.

Page 124: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

104

Kajian DRPs Kasus 23 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 23. No. RM 145827 (21 Agustus 2009 – 23 Agustus 2009)SubjectivePerempuan/6 tahun. Berat badan 18 kg. DS: asma episodik sering serangan sedang. DM :asma bronkial. Keluhan masuk: demam, pilek, batuk belum berkurang, kondisi umumbaik, sputum +. Alergi obat: Amoxicillin. Keadaan umum : CMKeadaan pulang : diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCH: 26,8 fL(-)MCHC: 32,5 pg(-)LYM%: 18,2% (-)MXD%: 10,4% (+)MXD#: 1,2x103/µLNEUT#: 8,6x103µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgLYM%: 19-48%MXD%: 0-8%MXD#: 0-1,2 x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µL

Tanda vital:Nadi: 80x/menit; Suhu: 364 0CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

21/8 22/8 23/8

Seretide 2 x 1 puff √Cefixime 2 x 60 mg √ √ √Meptin 20 mgFalergi 2 mgTrilac 2 mg

2 x 1 √ √ √

Ceflamid 2 x 1 puff √ StopInjeksi Novalgin 175 mg √Erysanbe √ √Ondancetron (k/p) 2 mg √Nebulizer:½ amp combivent+4 cc NaCl (10’)Ventolin ½ ampul

√√

Infus KAEN 3AInfus Tridex

16 tetes/menit √√

√ √√

Aminofusin pead 1 fls 12 tetes/menit √Oksigen √ √ √Diit Tim Tim Tim

Page 125: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

105

Kasus 23. No. RM 145827 (21 Agustus 2009 – 23 Agustus 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

21 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Seretide digunakan untuk terapi penyakit asma, Cefixime (antibiotikgolongan Sefalosporin) untuk infeksi saluran napas terlihat dari data lab(peningkatan jumlah neutrofil), puyer: Meptin, Falergi, Trilac digunakanuntuk terapi asma yang berisi antiasma, antihiistamin&antialergi,kortikosteroid sistemik, Ceflamid digunakan untuk terapi pencegahanasma bronkial, nebulizer Combivent digunakan untuk mengurangibronkospasme, oksigen digunakan karena pasien mengalami kekuranganO2 akibat penyempitan bronkus.

Hati-hati penggunaan obat Novalginpada pasien asma bronkial.

-

22 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Cefixime (antibiotik golongan Sefalosporin) untuk infeksi saluran napasterlihat dari data lab (peningkatan jumlah neutrofil), puyer: Meptin,Falergi, Trilac digunakan untuk terapi asma yang berisi antiasma,antihiistamin&antialergi, kortikosteroid sistemik, Erysanbe (antibiotikgolongan Makrolida) digunakan untuk infeksi saluran napas, oksigendigunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitanbronkus.

- -

23 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Cefixime (antibiotik golongan Sefalosporin) untuk infeksi saluran napasterlihat dari data lab (peningkatan jumlah neutrofil), puyer: Meptin,Falergi, Trilac digunakan untuk terapi asma yang berisi antiasma,antihiistamin&antialergi, kortikosteroid sistemik, nebulizer Ventolindigunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas, oksigendigunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitanbronkus.

- -

Page 126: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

106

Kajian DRPs Kasus 24 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 24. No. RM 058128 (23 Agustus 2009 – 25 Agustus 2009)SubjectivePerempuan/ 38 tahun.DM : obs. Bronkitis asmatis.Keluhan masuk: sesak.Riwayat: tahun 2005 pernah menderita cephalgia.Alergi obat: Decolgen, Novalgin, Analsix.Keadaan umum: CM.Keadaan pulang : diijinkan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumSGOT: 21,7 U/LSGPT: 21,4 U/LUreum: 18 mg/dlKreatinin: 0,5 mg/dlAsam urat: 4,2 mg/dlKolesterol total: 163 mg/dlTrigliserida: 64 mg/dl

SGOT: 0-32U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlAsam urat: 2,7-5,4 mg/dlKolesterol total: < 201 mg/dlTrigliserida: < 100 mg/dl

Tanda vital:Tekanan darah: 120/70 mmHgNadi: 80x/menitSuhu: 360CPernapasan: 24x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

23/8 24/8 25/8Inj. AcranInj. SomerolInj. Primperan

1 amp/12 jam62,5 mg/8 jam1 ampul

√√√

√√

√√

Vectrine 3 x 1 √ √ √Lizor 2 x 1 √Rhinatiol 3 x 10 cc √Infus RL √ √Oksigen 2 liter/menit √ √Diit Nasi Nasi Nasi

Page 127: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

107

Kasus 24. No. RM 058128 (23 Agustus 2009 – 25 Agustus 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

23 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Somerol digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk

antiinflamasi pada pengobatan asma- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat

penyempitan bronkus- infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

24 Agt Efek samping dari penggunaan Rhinatiol (asetilsistein) yaitu dapatmenyebabkan bronkospasme, rasa sesak di dada, iritasi trakeal dan bronkialyang memungkinkan asma bertambah parah.

Dapat dilakukan monitoring untukpenggunaan obat Rhinatiol agar tidakterjadi efek samping.

Potensialadverse drugreaction(ADR)

25 Agt Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Inj. Somerol digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk

antiinflamasi pada pengobatan asma- Vectrine digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak)- Lizor (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi

saluran napas

- -

Page 128: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

108

Kajian DRPs Kasus 25 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 25. No. RM 161292 (7 September 2009 – 8 September 2009)SubjectivePerempuan/ 1 tahun. Berat badan 10 kg. DM : bronkitis asmatis. DK: Laringo trakeobronkitis. Keluhan masuk: panas, batuk kering, pilek, agak sesak napas, wheezing +/+,sputum +/+. Keadaan umum: CM.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 15,2x103/µL(+)LYM%:59,1%(-)NEUT%: 34,2%(-)LYM#: 9,0x103/µL

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLLYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7x103/µL

Tanda vital:Suhu: 375 0CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

7/9 8/9Ataroc syrup 2 x ½ cth √ √Ryvel 1 x 0,2 cc √ √Nebulizer=VentolinVentolin:Flixotide

½ ampul √√

Pamol 1 cth √Tracep 1 supp √Laxadine 1 cth √Proris supp 1 supp √Inj. CefotaximInj. Dexamethasone

3 x 300 mg3 x 2,5 mg

√√

√√

Infus RL √ √Diit Lunak Lunak

Page 129: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

109

Kasus 25. No. RM 161292 (7 September 2009 – 8 September 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

7 Sept Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Ataroc digunakan untuk terapi asma bronkial- Ryvel digunakan sebagai antihistamin&antialergi- nebulizer Ventolin digunakan untuk meringakan gejala asma seperti sesak

napas- inj. Cefotaxime digunakan untuk infeksi saluran napas karena pasien juga

terdiagnosis Laringo trakeo bronkitis- inj. Dexamethasone merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan

sebagai antiinflamasi pada pengobatan asma- infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi- Proris diberikan untuk meredakan demam

- -

8 Sept Terapi yang diberikan sudah sesuai.- Ataroc digunakan untuk terapi asma bronkial, Ryvel digunakan sebagai

antihistamin&antialergi- nebulizer Ventolin digunakan untuk meringakan gejala asma seperti sesak

napas- inj. Cefotaxime digunakan untuk infeksi saluran napas karena pasien juga

terdiagnosis Laringo trakeo bronkitis- inj. Dexamethasone merupakan korttikosteroid sistemik yang digunakan

sebagai antiinflamasi pada pengobatan asma- infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

Page 130: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

110

Kajian DRPs Kasus 26 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 26. No. RM 077331 (6 Oktober 2009 –9 Oktober 2009)SubjectiveLaki-laki/ 48 tahun. DM: asma bronkial+ISPA. Keluhan masuk: sesak napas, batuk, agakpusing, wheezing +/+, ronchi +/+.Keadaan umum: CM. Keadaan pulang: atas permintaan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC:17,3x103/µL(+)RBC: 5,73x103/µL (+)MCV: 84,8 fL(+)SGOT: 22,2 U/LSGPT: 29,0 U/LUreum: 32 mg/dlKreatinin: 0,7 mg/dlKolesterol total: 243 mg/dlLDL: 58 mg/dlHDL: 173 mg/dlTrigliserida: 129 mg/dlHematologiHemoglobin: 16,0 g/dlLeukosit: 17.300/µL (+)Trombosit: 261.000/µLHematokrit: 48,6%

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLRBC: 4,1-5,5x103/µLMCV: 81-99 fLSGOT: 0-38 U/LSGPT: 0-41U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,67-1,17 mg/dlKolesterol total: < 201 mg/dlLDL: <100 mg/dlHDL: > 65 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dlHematologiHemoglobin: 13-18 g/dlLeukosit: 4000-11.000/µLTrombosit: 150.000-450.000/µLHematokrit: 40-54%

Ro”thorax”: bronkitis paracardial kanan dgn emphysematous lung, cardiomegali dgnbendungan pulmo.Tanda vital: Tek. darah: 150/70 mmHg; Nadi: 88x/menit; Suhu: 363 0C; RR: 24x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

6/10 7/10 8/10 9/10

Erysanbe 3 x 1 √ √Normoten 1 x 1 √ √Salbutamol 3 x 1 √ √Cortidex 3 x 1 √ √Clonidin 2 x 1 √ √Lanzoprazole 1 x 1 √ √Diltiazem 3 x 30 mg √ √Furosemid 1-0-0 √ √Inj. GastridinInj. Metil PrednisolonInj. IndexonInj. Acran

2 x 1 ampul3 x 62,5 mg1 ampul2 x 1 ampul

√ √√

Nebulizer (k/p) √Infus RL √ √ √Oksigen √ √ √ √Diit Tim Tim Tim

Page 131: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

111

Kasus 26. No. RM 077331 (6 Oktober 2009 –9 Oktober 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

6 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Erysanbe (antibiotik golongan Makrolida) untuk infeksi saluran napas terlihat daridata lab dan Ro”thorax” yaitu pasien mengalami bronkitis, Salbutamol digunakansebagai antiasma&bronkodilator yaitu agonis β2 kerja cepat untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas, Cortidex merupakan kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, inj. Indexon juga berfungsi sebagaikortikosteroid sistemik hanya saja pemberiannya secara injeksi sehingga diharapkanonsetnya lebih cepat, oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2

akibat penyempitan bronkus, infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

7 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Erysanbe (antibiotik golongan Makrolida) untuk infeksi saluran napas terlihat daridata lab dan Ro”thorax” yaitu pasien mengalami bronkitis, Salbutamol digunakansebagai antiasma&bronkodilator yaitu agonis β2 kerja cepat untuk mengurangigejala asma seperti sesak napas, Cortidex merupakan kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, oksigen digunakan karena pasien mengalamikekurangan O2 akibat penyempitan bronkus

- -

8 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitanbronkus, infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

9 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitanbronkus, infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

Page 132: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

112

Kajian DRPs Kasus 27 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 27. No. RM 166872 (10 Oktober 2009 –10 Oktober 2009)SubjectiveLaki-laki/ 1 tahun. Berat badan: 10 kg. DM : bronkitis asmatik. Keluhan masuk: panas,subfebris, dahak belum bisa keluar, batuk, sesak napas, wheezing +, ronchi +. Keadaanumum: CM. Keadaan pulang : diijinkan, membaik.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramHGB : 10,7 g/dL(-)HCT: 34,7%(-)MCV: 69,8 fL(+)MCH: 21,5 fL(+)MCHC: 30,8 pg(-)RDW: 46,3 fL(+)P-LR: 14,9% (-)MXD%: 10,4%(+)MXD#: 1,2 x103/µL(+)

WBC/PLT/RBC HistogramHGB: 12-14g/dLHCT: 36-44%MCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgRDW: 35-47 fLP-LCR: 15-25%MXD%: 0-8%MXD#: 0-1,2 x103/µL

Tanda vital:Suhu: 377 0CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

10/10Pulvis:AmoxicillinEpexolTremenzaDexamethasone

3 x 1 √

Sanmol 3 x 1 cth √Diit Tim

Assessment10 Okt : Terapi yang diberikan sudah sesuai.Pulvis:- Amoxicillin digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi saluran napas yang terlihat dari

gejala-gejala yang dialami pasien dan diagnosis pasien yaitu bronkitis asmatis- Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan

dengan sekresi bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mempunyaikeluhan dahak yang belum bisa keluar

- Tremenza digunakan karena pasien mengalami keluhan seperti dahak yang belumkeluar karena alergi pada saluran napas atas

- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi padapengobatan asma

Plan-

Page 133: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

113

Kajian DRPs Kasus 28 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 28. No. RM 168715 (13 Oktober 2009 –17 Oktober 2009)SubjectiveLaki-laki/ 43 tahun. DM : bronkitis DC. DL: PPOK komplikasi ascites. DA: bronkitisasmatis komplikasi cor pulmonale chronicum. Keluhan masuk: perut kembung, mual,sesak, batuk, kalau makan terasa penuh, buan air kecil tidak lancar. Riwayat: pada bulanSeptember pernah menderita hepatomegali, efusi pleura. Keadaan umum : CMKeadaan pulang : diijinkan, membaik, obat jalan.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCV: 94,5 fL(+)MCHC: 28,8 pg(-)RDW: 60,6 fL(+)P-LCR: 31,6% (+)LYM%: 9,0% (-)MXD%: 16,6 %(+)NEUT%: 74,4% (+)LYM#: 0,6x103/µL(-)ElektrolitKalium: 4,8 mmol/LNatrium: 135 mmol/LKlorida: 93 mmol/LGlukosa darah acak: 99 mg/dlTrombosit: 115.000/µL (-)Hematokrit: 51%

WBC/PLT/RBC HistogramMCV: 81-99 fLMCHC: 33-37pgRDW: 35-47 fLP-LCR: 15-25%LYM: 19-48%MXD%: 0-8%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7 x103/µLElektrolitKalium: 3,5-5,1 mmol/LNatrium: 136-145 mmol/LKlorida: 97-111 mmol/LGlukosa darah acak: 74-106 mg/dlTrombosit: 150.000-450.000/µLHematokrit: 40-54%

Tanda vital:Tekanan darah: 120/90 mmHg; Nadi: 88x/menit; Suhu: 360C; Pernapasan: 29x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberian (Oktober 2009)Nama obat Dosis

13 14 15 16 17

Lizor 2 x 1 √ √ √ √Pectocil 3 x 1 √ √ √ √Sanadryl exp 3 x 10 cc √ √ √ √Renapar 2 x 1 √ √ √ √Plantacid F 3 x 10 cc √ √ √Aminopilin 150 mgSomerol 4 mgCTM 1 mg

Racikan3 x 1 √ √

Neb=Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:1/6 jam √ √ √ √Inj. SomerolInj. FarsixInj. AcranInj. GastridinInj. Novalgin

3 x 62,5 mg2 x 1 ampul2 x 1 ampul1 ampul1 ampul

√√

√√√

√√√

√√√

√√√

Inf. RLInf. D5%+aminopilin 12 tetes/mnt

√ √√ √

Oksigen 2 liter/menit √ √ √ √

Page 134: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

114

Kasus 28. No. RM 168715 (13 Oktober 2009 –17 Oktober 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

13 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Untuk terapi asma diberikan oksigen untukmembantu pasien yang mengalamikekurangan O2 akibat penyempitan bronkus

Hati-hati penggunaan obat Novalgin pada pasien asma -

14 Okt – 17 Okt Efek samping penggunaan obat Pectocil (N-acetylcistein) dapat berpotensi menyebabkanrasa sesak di dada, bronkospasme, iritasitrakea dan bronkial.

- Dapat dilakukan monitoring terhadap penggunaanobat N-acetylcistein agar tidak terjadi efek samping.

- Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp pada pasienasma

potensialadverse drugreaction (ADR)

Page 135: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

115

Kajian DRPs Kasus 29 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 29. No. RM 030209 (14 Oktober 2009 –17 Oktober 2009)SubjectivePerempuan/48 tahun. DM: bronkitis asmatis. Keluhan masuk: pusing, batuk, pilek, sesaknapas, pusing. Riwayat: tahun 1996 operasi apendik, bulan April 2009 opname karenasesak napas. Keadaan umum: CM. Keadaan pulang : diijinkan,sembuh.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 32,4 pg(-)P-LCR: 25,2%(+)MXD%: 14,9%SGOT: 33,5 U/LSGPT: 45,3 U/LUreum: 20 mg/dlCreatinin: 0,6 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramMCHC: 33-37pgP-LCR: 15-25%MXD%: 0-8%SGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlCreatinin: 0,51-0,95 mg/dl

Ro”thorax”: emphysematous lung, bsar cor normal.Tanda vital:Tekanan darah: 100/70 mmHg; Nadi: 88x/menit; Suhu: 373 0C; Pernapasan: 14x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

14/10 15/10 16/10 17/10

Intunal F 3 x 1 √ √ √ √Pectocil 3 x 1 √ √ √ √Sanadryl exp 3 x 10 cc √ √Somerol 3 x 4 mg √Lizor 2 x 1 √Nebulizer=Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:II √ √ √ √Injeksi:ParodimSomerol

2 x 1 g3 x 62,5 mg

√√

√√

√√

Infus:D5%+1 amp aminopilinD5 kosongan

20 tetes/menit √ √√

√√

Oksigen 2 liter/menit √ √ √Diit Tim Tim Tim Tim

Assessment14 Okt – 17 Okt: Efek samping penggunaan obat Pectocil (N-acelcistein) dapatberpotensi menyebabkan rasa sesak di dada, bronkospasme, iritasi trakea dan bronkial.DRPs: Potensial adverse drug reaction (ADR)Plan Dapat dilakukan monitoring terhadap pengggunaan obat N-acetylcistein agar tidak

terjadi efek samping. Hati-hati penggunaan obat Sanadryl exp pada pasien asma.

Page 136: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

116

Kajian DRPs Kasus 30 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 30. No. RM 170092 (15 Oktober 2009 –19 Oktober 2009)SubjectivePerempuan/1 tahun. Berat badan: 9 kg. DM: asma bronkial. Keluhan masuk: batuk, pilek3 hari, panas, sesak napas, ronchi +/+, wheezing +/+. Keadaan umum : CMKeadaan pulang: sembuh.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 15,5x103/µL(+)HGB : 11,2 g/dL(-)MCV: 75,5 fL(-)MCH: 23,5 fL(-)MCHC: 31,1 pg(-)NEUT#: 10,4x103µL(+)FecesKonsistensi: lembek, kuningLendir (+)Leukosit (++)Eritrosit (+)

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLHGB: 12-14g/dLMCV: 81-99 fLMCH: 27-31 fLMCHC: 33-37pgNEUT#: 1,5-7x103/µL

Ro”thorax”: bronkitis hilus tidak menonjol, besar cor normal.Tanda vital:Suhu: 388 0CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

15/10 16/10 17/10 18/10 19/10

Pamol supp 125 mg, 1 tube √Racikan:Epexol 1/5Tremenza 1/5Dexamethasone ¼Salbutamol 0,4Itamol 1/6

3 x 1 √ √ √

Sanprima 2 x 1 √Nebulizer=Ventolin:Flixotide:Bisolvon 1:1:1/6 jam √ √ √Injeksi Cefotaxime 3 x 250 mg √ √ √Infus RL 12 tetes/menit √ √ √

Diit Teh Tim Tim Tim Tim

Page 137: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

117

Kasus 30. No. RM 170092 (15 Oktober 2009 –19 Oktober 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

15 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas yang terlihatdari data lab dan Ro”thorax”, infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

16 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer:- Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mempunyai keluhan dahak yang belum bisakeluar

- Tremenza digunakan karena pasien mengalami keluhan pilek- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma- Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas- Itamol digunakan sebagai penurun panasNebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan untuk meringakan gejala asma seperti sesak napas(inhalasi), Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas,infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

17 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer:- Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mempunyai keluhan dahak yang belum bisakeluar

- Tremenza digunakan karena pasien mengalami keluhan pilek- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma- Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas- Itamol digunakan sebagai penurun panas- Nebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan untuk meringakan gejala asma seperti sesak napas

(inhalasi)- Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas yang terlihat

dari data lab dan Ro”thorax”- infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

Page 138: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

118

18 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai.Puyer:- Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mempunyai keluhan dahak yang belum bisakeluar

- Tremenza digunakan karena pasien mengalami keluhan pilek- Dexamethasone digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untuk antiinflamasi pada pengobatan asma- Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas- Itamol digunakan sebagai penurun panasNebulizer Ventolin:Flixotide:Bisolvon digunakan untuk meringakan gejala asma seperti sesak napas(inhalasi)

- -

19 Okt - - -

Page 139: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

119

Kajian DRPs Kasus 31 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 31. No. RM 141896 (18 Oktober 2009 –21 Oktober 2009)SubjectiveLaki-laki/6 tahun. Berat badan: 20 kg. DS: asma bronkial serangan berat episodik ringan,bronkitis akut. DM : asma bronkial (ISPA). DL: bronkitis. DK: asma bronkial seranganberat episodik ringan. Riwayat: bronkitis, asmatis sejak usia 6 bulan dan sering opname.Keluhan masuk: sesak napas, batuk, pilek, akral hangat, wheezing +/+, RBK +/+.Keadaan umum : CM. Keadaan pulang : diijinkan, sembuh.Objective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 21,9x103/µL(+)P-LCR: 13,9%(-)LYM%: 4,1% (-)NEUT%: 90,9%(+)LYM#: 0,9x103/µL(+)NEUT#: 19,9x103µL(+)ElektrolitKalium: 4,6 mmol/LNatrium: 141 mmol/LKlorida: 102 mmol/L

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLP-LCR: 15-25%LYM%: 19-48%NEUT%: 40-74%LYM#: 1-3,7 x103/µLNEUT#: 1,5-7x103/µLElektrolitKalium: 3,5-5,1 mmol/LNatrium: 136-145 mmol/LKlorida: 97-111 mmol/L

Tanda vital:Nadi: 120x/menit; Suhu: 376 0C; Pernapasan: 40x/menit; RR: 28x/menitPenatalaksanaan

Waktu pemberian (Oktober2009)Nama obat Dosis

18 19 20 21Sanmol (k/p) 3 x 2 cth √ √ √ √Racikan:Meptin 25 mcgTrilac 2,5 mgFalergi 2,5 mgEpexol 12,5 mg

2 x 1 √ √ √ √

Inj. CefotaximeInj. DexamethasoneInj. Metil Prednisolon

3 x 500 mg3 x 25 mg

√√

√ √

√Nebulizer=Ventolin:Flixotide ½ : ½ /6

jam√

1:1/8jam√ √ √

Inf. RLInf. D5% 500cc+aminopilin 500mgInf. K3A

12 tpm

√√

√√√

Oksigen √Diit Tim Tim Tim Tim

Page 140: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

120

Kasus 31. No. RM 141896 (18 Oktober 2009 –21 Oktober 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

18 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai. Racikan:Meptin digunakan sebagai antiasma, Trilac digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yangberhubungan dengan sekresi bronkial yang abnormal, Falergi digunakan sebagai antihistamin&antialergi Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas (ISPA) Inj. Dexamethasone merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada

pengobatan asma Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas

- -

19 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai. Racikan:Meptin digunakan sebagai antiasma, Trilac digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yangberhubungan dengan sekresi bronkial yang abnormal, Falergi digunakan sebagai antihistamin&antialergi Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas (ISPA) Inj. Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada

pengobatan asma Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas Oksigen digunakan karena pasien mengalami kekurangan O2 akibat penyempitan bronkus

- -

20 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai. Racikan:Meptin digunakan sebagai antiasma, Trilac digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yangberhubungan dengan sekresi bronkial yang abnormal, Falergi digunakan sebagai antihistamin&antialergi Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas (ISPA) Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas

- -

21 Okt Terapi yang diberikan sudah sesuai. Racikan:

- -

Page 141: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

121

Meptin digunakan sebagai antiasma, Trilac digunakan sebagai kortikosteroid sistemik untukantiinflamasi pada pengobatan asma, Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yangberhubungan dengan sekresi bronkial yang abnormal, Falergi digunakan sebagai antihistamin&antialergi Inj. Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas (ISPA) Inj. Dexamethasone merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada

pengobatan asma Inj. Metil Prednisolon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada

pengobatan asma Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk mengurangi gejala asma seperti sesak napas

Page 142: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

122

Kajian DRPs Kasus 32 Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap RSPanti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember 2009

Kasus 32. No. RM 171732 (13 Desember 2009 –15 Desember 2009)SubjectivePerempuan/43 tahun. DM : obs. bronkitis asmatik. Keluhan masuk: batuk, sesak napas,tenggorokan kering. Keadaan umum : CMObjective

Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratoriumWBC/PLT/RBC HistogramWBC: 3,8x103/µL(-)MCHC: 32,4 pg(-)PLT: 103x103/µLPDW: 14,3 fL(+)P-LCR: 27,8%SGOT: 69,1 U/LSGPT: 63,9 U/LUreum: 14 mg/dlKreatinin: 0,6 mg/dlAsam urat: 3,0 mg/dlKolesterol total: 129 mg/dlTrigliserida: 96 mg/dl

WBC/PLT/RBC HistogramWBC: 5-13,5x103/µLMCHC: 33-37pgPLT: 150-450x103/µLPDW: 9-13 fLP-LCR: 15-25%SGOT: 0-32 U/LSGPT: 0-31 U/LUreum: < 50 mg/dlKreatinin: 0,51-0,95 mg/dlAsam urat: 2,4-5,7 mg/dlKolesterol total: < 201 mg/dlTrigliserida: < 200 mg/dl

Tanda vital:Tekanan darah: 120/80 mmHg; Suhu: 380CPenatalaksanaan

Waktu pemberianNama obat Dosis

13/12 14/12 15/12Sanmol 3 x 1 √ √Epexol 3 x 1 √ √ √Sanexon 3 x 4 mg √ √ √Salbutamol 3 x 2 mg √ √ √Farbion 2 x 1 √ √ √Farmacrol II CFS √Inj. GastridinInj. CeftriazoneInj. Indexon

1 ampul1 g/12 jam1 ampul

√√√

√ √

Nebulizer=Ventolin:Flixotide 1:1 √Infus RL 20 tetes/menit √ √

Page 143: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

123

Kasus 32. No. RM 171732 (13 Desember 2009 –15 Desember 2009)Tgl Assessment Plan Jenis DRPs

13 Des Terapi yang diberikan sudah sesuai. Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mengalami keluhan batuk Sanexon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada pengobatan

asma Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) yang digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas Inj. Ceftriazone (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas Inj. Indexon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada pengobatan

asma, karena pemberian secara injeksi maka diharapkan onsetnya lebih cepat Nebulizer Ventolin:Flixotide digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas dan

pemberian dilakukan secara inhalasi Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

14 Des Terapi yang diberikan sudah sesuai. Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mengalami keluhan batuk Sanexon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada pengobatan

asma Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) yang digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas Inj. Ceftriazone (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas Infus RL digunakan sebagai cairan rehidrasi

- -

15 Des Terapi yang diberikan sudah sesuai. Epexol digunakan untuk gangguan saluran napas akut&kronik yang berhubungan dengan sekresi

bronkial yang abnormal, obat ini digunakan karena pasien mengalami keluhan batuk Sanexon merupakan kortikosteroid sistemik yang digunakan sebagai antiinflamasi pada pengobatan

asma Salbutamol (agonis β2 kerja cepat) yang digunakan untuk meringankan gejala asma seperti sesak napas Inj. Ceftriazone (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran napas

- -

Page 144: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

124

Lampiran II

ABBREVIATIONS

1. ADR : adverse drug reaction

2. DRPs : Drug Related Problems

3. DM : diagnosis masuk

4. DU : diagnosis utama

5. DL : diagnosis lain

6. HDL : high density lipoprotein

7. LDL : low density lipoprotein

8. Inf. : infus

9. Inj. : injeksi

10. Lym% : ratio (%) of lymphocyctes to whole WBC

11. MPV : mean platelet volume

12. MXD% : ratio (%) of summation of basophil, eosinophil and monocytes

(middle cell) to whole WBC

13. NEUT% : ratio (%) of neutrophil (large cells) to whole WBC

14. PDW : platelet distribution width

15. P-LCR : large platelet ratio

16. RDW : RBC distribution width

17. RL : ringer laktat

18. RM : rekam medis

19. SOAP : subjective, objective, assessment, plan

20. SGOT : serum glutamik oksaloasetik transaminase

21. SGPT : serum glutamik pyruvik transaminase

22. WBC : white blood cell

Page 145: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ASMA ... · Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan banyak sel dan komponennya. Asma merupakan

132

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

pada Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Bulan Januari-Desember

2009” ini memiliki nama lengkap Yuniar Handayani. Penulis

dilahirkan di Wonosobo, 3 Juni 1988 dari pasangan Slamet

Widodo dan Khristina Wuryani sebagai putri kedua dari tiga

bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu tahun 1993-1994 di TK PIUS

Wonosobo, tahun 1994-2000 di SD PIUS Wonosobo, tahun 2000-2003 di SLTP N 1

Wonosobo, tahun 2003-2006 di SMU 1 Wonosobo. Pada tahun 2006 penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain

Inisiasi Fakultas Farmasi (TITRASI) 2007 dan 2008, Asisten Praktikum Patologi

Klinik (2009).