evaluasi

3
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah sampel Hasil pengamat an Syarat 1 Penetapan pH Menggunakan air bebas karbondioksid a P. Elektroda, larutan baku, larutan uji 1 Nilai pH dalam darah normal 7,35 – 7,45 (Departeme n Kesehatan Republik Indonesia, 1995) 2 Penetapan volume injeksi dalam wadah Menggunakan spuit yang bisa menampung isi 3 buah ampul dan dipindahkan ke dalam sediaan semula 1 Volume injeksinya itu harus dilebihkan . Kelebihan volume yang dianjurkan dipersyara tkan dalam FI IV (Departeme n Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

Upload: carissa

Post on 17-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

NoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1Penetapan pHMenggunakan air bebas karbondioksida P. Elektroda, larutan baku, larutan uji1Nilai pH dalam darah normal 7,35 7,45 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

2Penetapan volume injeksi dalam wadahMenggunakan spuit yang bisa menampung isi 3 buah ampul dan dipindahkan ke dalam sediaan semula 1Volume injeksinya itu harus dilebihkan. Kelebihan volume yang dianjurkan dipersyaratkan dalam FI IV (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

3Bahan partikulat dalam injeksiBebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan secara visual.Bertujuan untuk memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995Tidak ada boleh bahan partikulat pada sediaan injeksi (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995

4Uji kebocoranBertujuan untuk memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

Volume pada sediaan injeksi harus sesuai dengan jumlah volume pada etiket yang tertera (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

5Uji kejernihan larutanDilakukan dibawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke arah bawah tabung.Setiap larutan obat suntik harus jernih dan bebas dari kotoran sehingga diperlukan uji kejernihan secara visual (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995Setiap sediaan injeksi yang dibuat harus terlihat jernih (tidak ada zat atau bahan pengotor lain pada sediaan injeksi) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)