eva gonzales
DESCRIPTION
dfdsgdsgsdTRANSCRIPT
Permasalahan kesehatan:
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM
Pertanyaan Deskriptif :
1. Bagaimanakah Pencegahan terjadinya Persalinan Preterm?
Jawaban :
Meskipun disadari manfaat pemeriksaan antenatal dalam menurunkan
kejadian berat lahir rendah, tetapi kualitas pelayanan masih perlu
disangsikan. Secara luas perlu dilakukan upaya menurunkan kejadian berat
lahir rendah. (Wiknjosastro, 1999:315).
a. Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya
dan kerugian kelahiran preterm atau berat lahir rendah.
Masyarakat diharapkan untuk menghindarkan faktor resiko di
antaranya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih
dari 3 tahun, menunda usia hamil sampai minimal 22 tahun dan
maksimal 30 tahun.
b. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh
pelayanan antenatal yang baik.
c. Mengusahakan makan lebih baik pada masa hamil agar
menghindarkan kekurangan gizi dan anemia.
d. Menghindarkan kerja berat selama hamil.
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan preterm?
Jawaban :
Menurut Mochtar R. (1998 : 220), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya persalinan preterm antara lain : umur ibu, sosial
ekonomi rendah, BB ibu sebelum hamil dan sewaktu hamil, anemia, jarak
antara persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang terlalu berat sewaktu
hamil .
Pertanyaan Analitik :
1. Bagaimana hubungan usia ibu dengan persalinan preterm?
Jawaban :
Usia resiko tinggi memungkinkan terjadi persalinan preterm hampir 2x
lipat (1,96kali lipat) dibandingkan usia resiko rendah. Hal ini terjadi
karena wanita usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun dari
paritas persalinan empat atau lebih mempunyai resiko lebih besar untuk
melahirkan preterm (Berat Badan Lahir Rendah) dibandingkan dengan
wanita umur 20 – 30 tahun atau dengan paritas rendah. Usia dalam kurun
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dalam
persalinan adalah 20-30 tahun, kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 – 5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 – 35 tahun (WHO
Dep Kes RI, FKUI, 1999).
2. Bagaimanakah Upaya dalam pencegahan persalinan preterm ?
Jawaban :
Upaya dalam pencegahan persalinan preterm adalah dengan memberikan
pendidikan pada masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan
kerugian kelahiran preterm atau berat badan lahir rendah, masyarakat
diharapkan untuk menghindari faktor resiko diantaranya adalah dengan
menjarangkan kelahiran menjadi 3 tahun, menunda usia hamil 22 tahun
dan maksimal 30 tahun, menggunakan kesempatan periksa hamil dan
memperoleh pelayanan antenatal yang baik, mengusahakan makan lebih
baik pada masa hamil agar menghindarkan kekurangan gizi dan anemia,
menghindarkan kerja berat sewaktu hamil (Wiknjosastro, 1999 : 315).
Rumusan Masalah:
Bagaimana hubungan usia ibu dengan persalinan preterm?
Alasan dan latar belakang :
Hal-hal yang dapat menyebabkan persalinan preterm sebagian besar tidak
diketahui secara pasti (Mochtar, R. 1998 : 222) namun 15% dari kelahiran
prematur ditemukan pada kehamilan ganda (didalam rahim lebih dari satu
janin). Wanita usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun dari paritas
persalinan empat atau lebih mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan
preterm (Berat Badan Lahir Rendah) dibandingkan dengan wanita umur 20
– 30 tahun atau dengan paritas rendah. Usia dalam kurun reproduksi sehat
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dalam persalinan adalah 20-30
tahun, kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di
bawah 20 tahun ternyata 2 – 5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali
sesudah usia 30 – 35 tahun (WHO Dep Kes RI, FKUI, 1999).