etu obgin

9
4. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu berlangsung pada hari ke 2-3 postpartum. Pada hari-hari pertamaair susu mengandung kolostrum, yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin dan benda-benda kolostrum dengan mengandung 0,001- 0,025 mm. Karena mengandung banyak protein dan mudah dicerna, maka sebaiknya kolestrum jangan dibuang. Selain pengaruh hormonaltersebut diatas, salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri. Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting mama sendiri. Dengan menetekkan bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan hal ini akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekkan lebih meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estrogen dan gonadotrophin menurun pada laktasi, akan tetapi meningkat lagi pada waktu frekuensi menetekkan dikurangi umpamanya bila bayi mulai dapat tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan, sehingga air susu

Upload: agungjumais

Post on 21-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obgin

TRANSCRIPT

Page 1: ETU OBGIN

4. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis

hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic

hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada

masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh

oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga

pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu berlangsung pada hari ke

2-3 postpartum. Pada hari-hari pertamaair susu mengandung kolostrum, yang merupakan

cairan kuning lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein albumin dan

globulin dan benda-benda kolostrum dengan mengandung 0,001-0,025 mm. Karena

mengandung banyak protein dan mudah dicerna, maka sebaiknya kolestrum jangan

dibuang. Selain pengaruh hormonaltersebut diatas, salah satu rangsangan terbaik untuk

mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri. Kadar prolaktin akan

meningkat dengan perangsangan fisik pada puting mama sendiri. Dengan menetekkan

bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan hal ini akan

meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekkan lebih

meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estrogen dan gonadotrophin menurun pada

laktasi, akan tetapi meningkat lagi pada waktu frekuensi menetekkan dikurangi

umpamanya bila bayi mulai dapat tambahan makanan.

Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin

dihasilkan, sehingga air susu dapar dikeluarkan dan sebagai efek sampingan

memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain dari menyusui bayi sendiri ialah akan

menjelmanya rasa kasih sayang sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara

ibu dan anak. Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungibayi terhadap infeksi

seperti gastro enteritis, radang jalan pernapasan dan paru-paru, otitis media, sehubungan

air susu ibu mengandung lactoferrin, lysozyme, dan globulin A.

Beberapa Perubahan Lain pada Masa Nifas

Bila tidak ada infeksi atau luka-luka yang berarti, wanita yang baru melahirkan

merasa sangat lega. After pains atau mules-mulessesudah partus akibat kontraksi uterus

kadang-kadang sangat menggangguselama 2-3 hari postpartum. Perasaan mules ini lebih

terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan sakit itu pun akan timbul bila

masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah di

dalam kavum uteri.

Page 2: ETU OBGIN

Suhu badan wanita ini tidak lebih dari 37,2°Celcius. Sesudah partus dapat naik +

0,5°Celcius dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,0° Celcius. Sesudah 12jam

pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih

dari 38,0°Celcius, mungkin terjadi infeksi.

Nadi berkisar umummnya antara 60-80 denyutan per menit. Segera setelah partus

dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin

ada pendarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas

umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan.

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum. Tetapi ini akan

menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit yang lain yang

menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan. Abdomen, terutama uterus, harus

diawasi secara teliti dalam masa nifas. Pada hari pertama postpartum, tinggi fundus uteri

kira-kira satu jari dibawah pusat. Setelah 5hari postpartum menjadi ½ jarak antara

simfisis ke pusat. Dan setelah 10hari fundus uteri sukar diraba di atas simfisis. Syarat

pada pemeriksaan ini ialah kandung kencing herus kosong.

Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada

hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah segar bercampur

sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan

mekoneum. Hari berikutnya darah bercampur lendir dan disebut lokia sanguinolenta.

Setelah satu minggu, lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning disebut lokia

serosa. Setelah 2 minggu, lokia hanya merupakan cairan putih disebut sebagai lokia alba.

Biasanya lokia berbau agak sedikit amis, kecuali bilaterdapat infeksi dan akan berbau

busuk, umpamanya pada adanya lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.

Pada akhir nifas kedua kuman –kuman di vagina dapat mengadakan kontaminasi pada

uterus. Akan tetapi, tidak semua wanita dalam masa nifas mengalami infeksi oleh karena

adanya lapisan pertahanan terdiri atas leukosit yang memisah endometrium yang

nekrotik dari endometrium sebab disamping itu kuman-kuman itu relatif tidak virulen.

Lain halnya bila persalinan berlangung lama dan diadakan tindakan yang menimbulkan

perlukaa. Di samping kurangnya virulensi kuman-kuman yang ada, penderita

mempunyai pula kekebalan terhadapinfeksi. Pertahana itu akan jauh berkurang atau tidak

ada sama sekali bila keadaanumum penderita buruk akibat adanya pendarahan, keletihan,

syok, luka-luka di jalan, dan sebagainya.

Hofbauer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada dasar ligamentum

latum yang terdiri atas kelompok-kelompok infiltrat sel-sel bulat yang disamping

Page 3: ETU OBGIN

mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-kuman, bermanfaat pula untuk

menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.

Perawatan Postpartum

Perawatan postpartum dimulai sebenarnya sejak kala uri menghindarkan adanya

kemungkinan pendarahan postpartum, dan infeksi.

Bila ada laresasi jalan lahir atau bekas luka episiotomi, lakukan penjahitan dan

perawatan dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada, sekurang-

kurangnya saju jam postpartum, untuk mengatasu kemungkinan terjadinya pendarahan

postpartum. Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Lebih-lebih bila partus

berlangsung agak lama. Karenanya, ia harus cukup istirahat . Delapan jam postpartum

wanita tersebut harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya pendarahan postpartum.

Sesudah 8jam, ia boleh miring kekiri atau kekanan, untuk mencegah adanya trombosis.

Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar bersama disebut rooming in, atau pada

kamar yang terpisah. Pada hari kedua, telah dapat dilakukan latihan-latihan senam.

Umumnya pada hari ke tiga ia sudah dapat duduk, pada hari keempat dapat berjalan, dan

pada hari kelima sudah dapat dipulangkan.

Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kaloro, mengandung cukup

protein, cairan, serta banya buah-buahan, karena wabita tersebut mengalami

hemokonsentrasi.

Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Tetapi jarang wanita

tidak dapat kencing sendiri akibat pada partus muskulus sfingter terganggu. Bila kandung

kencing penuh dan wanita tersebut tidak dapat berkemih sendiri, sabaiknya dilakukan

kateterisasi dengan memeperhatikan jangan sampai terjadi infeksi, oleh karena mudah

sekali timbul uretritis, sistitis, dan juga pielitis. Pemeberian antibiotik di sini sudah pada

tempatnya. Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi vakum atau

cunam, dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio urine, bila

perlu, sebaiknya dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk memberi

istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-

kesurakan pada otot-otot kandung kencing, otot dapat dengan cepat pulih kembali

sehingga fungsinya cepat pula kembali.

Defekasiatau busng air besar harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi

dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris.

Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksans per os. Dengan

Page 4: ETU OBGIN

diadakannya mobilisasi sedi mungkin, tidak jarang rutensio urine et alvi dapat diatasi.

Disini dapat ditekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam

jam-jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normaltanpa kalainan,

maka wanita yang baru bersalinitu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan

dirawat seperti seorang penderita.

Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya after pains atau mules, dapat diberi

analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat. Delapan jam postpartum wanita

tersebutdisuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi.

Kecuali bila ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, seperti wanita yang menderita

tifus abdiminalis, tuberkulosis aktif, vitum kordis berat, tireotoksikosis, diabetes mellitus

berat, psokosis, puting susunya tertarik ke dalam (retracted nipples), dan morbus hansen.

Bayi denganlabiognato-palato-skiziz(sumbing) tidak dapat menyusu karena tidak dapat

menghisap. Hendaknya hal ini diketahui oleh dokter atau bidan yang menanganinya.

Minumannya harus diberikan melalui sonde. Pula bayi yang dilahirkan melalui alat

seperti ekstraktor vakum atau cuman dianjurkan untuk tidak menyusu sebelum benar-

benar diketahui tidak ada trauma kapitis, karena morbiditas dan mortalitas pada

kehamilan tsb tinggi. Pada hari ketiga atau keemapat bayi tsb baru boleh menyusu bila

tidak ada kontraindikasi.

PERAWATAN MAMMA

Kedua mamma harus sudah dirawat selama kehamilan, areola mamma dan puting

susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan

sampai kelak mudah lecet atau pecah-pecah. Sebelum mamma menyusui harusdibikin

lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan

puting dibersihkan, barulah bayi disusui.

Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan

kedua mamma hingga tertekan, dan dapat pula diberikan Bromocryptin sehingga

pengeluaran lactigenic hormone tertekan.

Pengunjung atau tamu sehat boleh mengunjungi wanita postpartum. Hendaknya para

pengunjung harus dalam keadaan sehat dan bersih untuk mencegah kemungkinan

terjadinya penularan oleh karena wanita dalam masa nifas mudah sekali kena infeksi.

Pemakaian gurita yang tepat masih dibenarkan pada wanita potpartum. Ketika

dipulangkan, diberi penjelasan dan motivasi tentang cara menjaga bayi, memeberi susu

Page 5: ETU OBGIN

dan makanan bayi, Keluarga Berencana, hidup dan makanan sehat dan dipesan agar

memerikasakan diri.

PEMERIKASAAN POSTNATAL

Di Indonesia ada kepercayaan bahwa wanita baru bersalin baru boleh keluar rumah

sesudah 40 hari, malahan dianjurkan untuk keluar rumah yang dikenal sebagai “tirap”.

Kebiasaan ini hendaknya dipakai pula oleh para penolong wanita bersalinuntuk memesan

kembali para ibu 6 minggu sesudah melahirkan. Yang harus diperiksa ialah :

1. Keadaan umum

2. Keadaan payudara dan putingnya

3. Dinding perut apakah ada hernia

4. Keadaan perineum

5. Kandung kencing, apakah ada sistokel dan uretrokel

6. Rektum, apakah ada rektokel dan pemeriksaan tonus muskulussfingter ani

7. Adanya fluos albus

8. Keadaan serviks, uterus dan adneksaharus pula diperiksa secara seksama

Adanya erosio, radang atau kelainan-kelainan harus segera diobati agar tidak menjadi

lebih berat. Fisioterapi postnatal baik pula diberikan.

Pendarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari ini biasanya disebabkan oleh

adanya subinvolusi uteri. Dengan penderita disuruh tidur dan diberi tabletergometrin

umumnya pendarahan berhenti. Bila pendarahan tetap ada, maka sebaiknya dikerjakan

kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta,.

Haid pertama sesudah persalinan kadang-kadang banyak, akan tetapi tidak jarang ini

dapat diatasi dengan tiduran dan pemberian ijskap di atas simfisis. Bila seviks tampak

hiperemik, meradang dan erosi, dan ada sangkaan ke arah keganasan, maka harus

dilakukan pemeriksaan sitologi dan eksisi percobaan untuk menyingkirkan keganasan.

Bila tidak ada keganasan, maka pengobatan dengan keuterisasi (kimiawi, elektrik) atau

cryosurgery sudah cukup untuk kelainan tsb. Pemeriksaan sesudah 40 hari ini bukan

pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.

Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah

wanita sesudah bersalin menderita kalainan biarpun ringan. Hal ini sangat banyak

manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit-penyakit yang semakin lama

semakin berat hingga tidak dapat diobati, misalnya bila ternyata ada gejala karsinoma

servisis uteri stadium III-IV.