etu obgin
DESCRIPTION
obginTRANSCRIPT
![Page 1: ETU OBGIN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071707/55cf8f62550346703b9bd8a6/html5/thumbnails/1.jpg)
4. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis
hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic
hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada
masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh
oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga
pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu berlangsung pada hari ke
2-3 postpartum. Pada hari-hari pertamaair susu mengandung kolostrum, yang merupakan
cairan kuning lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein albumin dan
globulin dan benda-benda kolostrum dengan mengandung 0,001-0,025 mm. Karena
mengandung banyak protein dan mudah dicerna, maka sebaiknya kolestrum jangan
dibuang. Selain pengaruh hormonaltersebut diatas, salah satu rangsangan terbaik untuk
mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri. Kadar prolaktin akan
meningkat dengan perangsangan fisik pada puting mama sendiri. Dengan menetekkan
bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan hal ini akan
meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekkan lebih
meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estrogen dan gonadotrophin menurun pada
laktasi, akan tetapi meningkat lagi pada waktu frekuensi menetekkan dikurangi
umpamanya bila bayi mulai dapat tambahan makanan.
Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin
dihasilkan, sehingga air susu dapar dikeluarkan dan sebagai efek sampingan
memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain dari menyusui bayi sendiri ialah akan
menjelmanya rasa kasih sayang sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara
ibu dan anak. Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungibayi terhadap infeksi
seperti gastro enteritis, radang jalan pernapasan dan paru-paru, otitis media, sehubungan
air susu ibu mengandung lactoferrin, lysozyme, dan globulin A.
Beberapa Perubahan Lain pada Masa Nifas
Bila tidak ada infeksi atau luka-luka yang berarti, wanita yang baru melahirkan
merasa sangat lega. After pains atau mules-mulessesudah partus akibat kontraksi uterus
kadang-kadang sangat menggangguselama 2-3 hari postpartum. Perasaan mules ini lebih
terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan sakit itu pun akan timbul bila
masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah di
dalam kavum uteri.
![Page 2: ETU OBGIN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071707/55cf8f62550346703b9bd8a6/html5/thumbnails/2.jpg)
Suhu badan wanita ini tidak lebih dari 37,2°Celcius. Sesudah partus dapat naik +
0,5°Celcius dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,0° Celcius. Sesudah 12jam
pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih
dari 38,0°Celcius, mungkin terjadi infeksi.
Nadi berkisar umummnya antara 60-80 denyutan per menit. Segera setelah partus
dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin
ada pendarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan.
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum. Tetapi ini akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit yang lain yang
menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan. Abdomen, terutama uterus, harus
diawasi secara teliti dalam masa nifas. Pada hari pertama postpartum, tinggi fundus uteri
kira-kira satu jari dibawah pusat. Setelah 5hari postpartum menjadi ½ jarak antara
simfisis ke pusat. Dan setelah 10hari fundus uteri sukar diraba di atas simfisis. Syarat
pada pemeriksaan ini ialah kandung kencing herus kosong.
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada
hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan
mekoneum. Hari berikutnya darah bercampur lendir dan disebut lokia sanguinolenta.
Setelah satu minggu, lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning disebut lokia
serosa. Setelah 2 minggu, lokia hanya merupakan cairan putih disebut sebagai lokia alba.
Biasanya lokia berbau agak sedikit amis, kecuali bilaterdapat infeksi dan akan berbau
busuk, umpamanya pada adanya lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
Pada akhir nifas kedua kuman –kuman di vagina dapat mengadakan kontaminasi pada
uterus. Akan tetapi, tidak semua wanita dalam masa nifas mengalami infeksi oleh karena
adanya lapisan pertahanan terdiri atas leukosit yang memisah endometrium yang
nekrotik dari endometrium sebab disamping itu kuman-kuman itu relatif tidak virulen.
Lain halnya bila persalinan berlangung lama dan diadakan tindakan yang menimbulkan
perlukaa. Di samping kurangnya virulensi kuman-kuman yang ada, penderita
mempunyai pula kekebalan terhadapinfeksi. Pertahana itu akan jauh berkurang atau tidak
ada sama sekali bila keadaanumum penderita buruk akibat adanya pendarahan, keletihan,
syok, luka-luka di jalan, dan sebagainya.
Hofbauer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada dasar ligamentum
latum yang terdiri atas kelompok-kelompok infiltrat sel-sel bulat yang disamping
![Page 3: ETU OBGIN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071707/55cf8f62550346703b9bd8a6/html5/thumbnails/3.jpg)
mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-kuman, bermanfaat pula untuk
menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.
Perawatan Postpartum
Perawatan postpartum dimulai sebenarnya sejak kala uri menghindarkan adanya
kemungkinan pendarahan postpartum, dan infeksi.
Bila ada laresasi jalan lahir atau bekas luka episiotomi, lakukan penjahitan dan
perawatan dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada, sekurang-
kurangnya saju jam postpartum, untuk mengatasu kemungkinan terjadinya pendarahan
postpartum. Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Lebih-lebih bila partus
berlangsung agak lama. Karenanya, ia harus cukup istirahat . Delapan jam postpartum
wanita tersebut harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya pendarahan postpartum.
Sesudah 8jam, ia boleh miring kekiri atau kekanan, untuk mencegah adanya trombosis.
Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar bersama disebut rooming in, atau pada
kamar yang terpisah. Pada hari kedua, telah dapat dilakukan latihan-latihan senam.
Umumnya pada hari ke tiga ia sudah dapat duduk, pada hari keempat dapat berjalan, dan
pada hari kelima sudah dapat dipulangkan.
Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kaloro, mengandung cukup
protein, cairan, serta banya buah-buahan, karena wabita tersebut mengalami
hemokonsentrasi.
Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Tetapi jarang wanita
tidak dapat kencing sendiri akibat pada partus muskulus sfingter terganggu. Bila kandung
kencing penuh dan wanita tersebut tidak dapat berkemih sendiri, sabaiknya dilakukan
kateterisasi dengan memeperhatikan jangan sampai terjadi infeksi, oleh karena mudah
sekali timbul uretritis, sistitis, dan juga pielitis. Pemeberian antibiotik di sini sudah pada
tempatnya. Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi vakum atau
cunam, dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio urine, bila
perlu, sebaiknya dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk memberi
istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-
kesurakan pada otot-otot kandung kencing, otot dapat dengan cepat pulih kembali
sehingga fungsinya cepat pula kembali.
Defekasiatau busng air besar harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi
dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris.
Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksans per os. Dengan
![Page 4: ETU OBGIN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071707/55cf8f62550346703b9bd8a6/html5/thumbnails/4.jpg)
diadakannya mobilisasi sedi mungkin, tidak jarang rutensio urine et alvi dapat diatasi.
Disini dapat ditekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam
jam-jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normaltanpa kalainan,
maka wanita yang baru bersalinitu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan
dirawat seperti seorang penderita.
Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya after pains atau mules, dapat diberi
analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat. Delapan jam postpartum wanita
tersebutdisuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi.
Kecuali bila ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, seperti wanita yang menderita
tifus abdiminalis, tuberkulosis aktif, vitum kordis berat, tireotoksikosis, diabetes mellitus
berat, psokosis, puting susunya tertarik ke dalam (retracted nipples), dan morbus hansen.
Bayi denganlabiognato-palato-skiziz(sumbing) tidak dapat menyusu karena tidak dapat
menghisap. Hendaknya hal ini diketahui oleh dokter atau bidan yang menanganinya.
Minumannya harus diberikan melalui sonde. Pula bayi yang dilahirkan melalui alat
seperti ekstraktor vakum atau cuman dianjurkan untuk tidak menyusu sebelum benar-
benar diketahui tidak ada trauma kapitis, karena morbiditas dan mortalitas pada
kehamilan tsb tinggi. Pada hari ketiga atau keemapat bayi tsb baru boleh menyusu bila
tidak ada kontraindikasi.
PERAWATAN MAMMA
Kedua mamma harus sudah dirawat selama kehamilan, areola mamma dan puting
susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan
sampai kelak mudah lecet atau pecah-pecah. Sebelum mamma menyusui harusdibikin
lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan
puting dibersihkan, barulah bayi disusui.
Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan
kedua mamma hingga tertekan, dan dapat pula diberikan Bromocryptin sehingga
pengeluaran lactigenic hormone tertekan.
Pengunjung atau tamu sehat boleh mengunjungi wanita postpartum. Hendaknya para
pengunjung harus dalam keadaan sehat dan bersih untuk mencegah kemungkinan
terjadinya penularan oleh karena wanita dalam masa nifas mudah sekali kena infeksi.
Pemakaian gurita yang tepat masih dibenarkan pada wanita potpartum. Ketika
dipulangkan, diberi penjelasan dan motivasi tentang cara menjaga bayi, memeberi susu
![Page 5: ETU OBGIN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071707/55cf8f62550346703b9bd8a6/html5/thumbnails/5.jpg)
dan makanan bayi, Keluarga Berencana, hidup dan makanan sehat dan dipesan agar
memerikasakan diri.
PEMERIKASAAN POSTNATAL
Di Indonesia ada kepercayaan bahwa wanita baru bersalin baru boleh keluar rumah
sesudah 40 hari, malahan dianjurkan untuk keluar rumah yang dikenal sebagai “tirap”.
Kebiasaan ini hendaknya dipakai pula oleh para penolong wanita bersalinuntuk memesan
kembali para ibu 6 minggu sesudah melahirkan. Yang harus diperiksa ialah :
1. Keadaan umum
2. Keadaan payudara dan putingnya
3. Dinding perut apakah ada hernia
4. Keadaan perineum
5. Kandung kencing, apakah ada sistokel dan uretrokel
6. Rektum, apakah ada rektokel dan pemeriksaan tonus muskulussfingter ani
7. Adanya fluos albus
8. Keadaan serviks, uterus dan adneksaharus pula diperiksa secara seksama
Adanya erosio, radang atau kelainan-kelainan harus segera diobati agar tidak menjadi
lebih berat. Fisioterapi postnatal baik pula diberikan.
Pendarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari ini biasanya disebabkan oleh
adanya subinvolusi uteri. Dengan penderita disuruh tidur dan diberi tabletergometrin
umumnya pendarahan berhenti. Bila pendarahan tetap ada, maka sebaiknya dikerjakan
kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta,.
Haid pertama sesudah persalinan kadang-kadang banyak, akan tetapi tidak jarang ini
dapat diatasi dengan tiduran dan pemberian ijskap di atas simfisis. Bila seviks tampak
hiperemik, meradang dan erosi, dan ada sangkaan ke arah keganasan, maka harus
dilakukan pemeriksaan sitologi dan eksisi percobaan untuk menyingkirkan keganasan.
Bila tidak ada keganasan, maka pengobatan dengan keuterisasi (kimiawi, elektrik) atau
cryosurgery sudah cukup untuk kelainan tsb. Pemeriksaan sesudah 40 hari ini bukan
pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.
Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah
wanita sesudah bersalin menderita kalainan biarpun ringan. Hal ini sangat banyak
manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit-penyakit yang semakin lama
semakin berat hingga tidak dapat diobati, misalnya bila ternyata ada gejala karsinoma
servisis uteri stadium III-IV.