etika profesional konseling dengan pendekatan agama
TRANSCRIPT
ETIKA
Etika merupakan suatu sistem prinsip moral, etikasuatu budaya. Aturan tentang tindakan yang dianutberkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia,kelompok, atau budaya tertentu.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki olehindividu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,buruk atau baik.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya
sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau
jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi
menuntut keahlian para pemangkunya.Profesional merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus
menerus. Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa
profesional karena di dalam profesional tersebut terkandung
kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu
pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah
strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua
bagian/elemen.
Konseling Agama
Konseling Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di
masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di
bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan
mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada
dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa
kepada Tuhan.
Kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi
konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung
jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
konseli1. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai
manusia; dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku
bangsa, agama, atau budaya.
2. Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan
mengarahkan diri.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambilnya.
4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui
layanan bimbingan dan konseling secara profesional.
5. Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang
didasarkan kepada kode etik (etika profesi).
Etika Konseling dengan Pendekatan Agama
Kompetensi profesional konseling yang cukup terlatih yaitu sebagai
berikut:
1. Konselor hrs terampil dlm kemampuan mrka utk menjelaskan arti kata
“spiritualitas” & “agama”, termasuk cara-cara yg dua konsep berbeda dan
tumpang tindih.
2. Konselor diharapkan utk menggambarkan keyakinan & praktik dari
konteks budaya.
3. Konselor hrs memilki kepekaan yg tnggi trhdp klien, & penerimaan sistem
kepercayaan yang beragam.
4. Konselor hrs memiliki pengetahuan ttng model pembangunan keagamaan /
spiritual di seluruh rentang kehidupan.
5. Konselor hrs menunjukkan penerimaan ekspresi
keagamaan/spiritual dlm komunikasi.
6. Konselor hrs menyadari batas mrk dlm kompetensi & pemahaman,
& bersiaplah utk merujuk klien ke sumber yg tepat bila diperlukan.
7. Konselor hrs menilai pentingnya agama trhdp isu-isu terapeutik.
8. Konselor hrs menerima tema religius / spiritual dlm konseling
9. Konselor hrs menggunakan keyakinan agama / spiritual menuju
tujuan mencapai dlm konseling.
1. Konselor hrs sadar akan nilai & norma. Di dlm proses konseling, konselor hrs
sadar bhw dia memiliki nilai & norma yg hrs dijunjung tinggi. Di sisi lain,
konselor hrs menyadari bhw klien yg akan dihadapinya adlh mereka yg
mempunyai nilai-nilai & norma yg berbeda dngn dirinya.
2. Konselor sadar trhdp karakteristik konseling scr umum. Konselor di dlm
melaksanakan konseling sebaiknya sadar trhdp pengertian & kaidah dlm
melaksanakan konseling.
3. Konselor hrs mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan & mereka hrs
mempunyai perhatian trhdp lingkungan serta agamanya.
4. Utk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor hrs mau bljr &
memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama
maupun budayanya.
5. Konselor tdk boleh mendorong klien utk dpt memahami agama yg dianutnya.
Utk hal ini ada aturan main yg hrs ditaati oleh setiap konselor. Konselor
mempunyai kode etik konseling, yg scr tegas menyatakan bhw konselor tdk
boleh memaksakan kehendaknya kpd klien.
Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling
Agama, perlu diketahui beberapa, yaitu:
1. Bahwa kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia.
2. Gangguan kejiwaan yg berbeda-beda membutuhkan terapi yg tepat.
3. Meskipun manusia memiliki fitrah kejiwaan yg cenderung kpd keadilan
& kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih byk sehingga motif lebih
kpd keburukan cpt merespon stimulus keburukan, mendahului kpd
stimulus kebaikan.
4. Keyakinan agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar
batin dpt dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kpd kebaikan.
5. Konselor lintas agama hrs sadar akan nilai & norma Di dlm proses
konseling, konselor hrs sadar bhw dia memiliki nilai & norma yg hrs
dijunjung tinggi.
6. Konselor sadar trhdp karakteristik konseling scr umum.
1. Konselor di dlm melaksanakan konseling sebaiknya sadar trhdp
pengertian & kaidah dlm melaksanakan konseling.
2. Konselor hrs mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan & mrk
hrs mempunyai perhatian trhdp lingkungan serta agamanya.
3. Konselor dlm melaksanakan tugasnya hrs tanggap trhdp
perbedaan yg berpotensi utk menghambat proses konseling.
4. Konselor tdk boleh mendorong klien utk dpt memahami agama
& budaya yg dianutnya.
5. Konselor lintas agama & budaya dlm melaksanakan konseling
hrs mempergunakan pendekatan ekletik ini dilakukan utk
membantu klien yg mempunyai perbedaan gaya & pandangan
hidup.