etika profesional konseling dengan pendekatan agama

11
By Aulia Rizka Noviyanti (1114500106)

Upload: aulia-rizka-noviyanti

Post on 22-Jan-2018

120 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

TRANSCRIPT

By Aulia Rizka Noviyanti (1114500106)

ETIKA

Etika merupakan suatu sistem prinsip moral, etikasuatu budaya. Aturan tentang tindakan yang dianutberkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia,kelompok, atau budaya tertentu.

Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki olehindividu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,buruk atau baik.

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang

menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya

sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau

jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua

pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi

menuntut keahlian para pemangkunya.Profesional merupakan komitmen para anggota suatu

profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus

menerus. Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa

profesional karena di dalam profesional tersebut terkandung

kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu

pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah

strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua

bagian/elemen.

Konseling Agama

Konseling Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada

seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di

masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di

bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan

mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada

dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa

kepada Tuhan.

Kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi

konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung

jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada

konseli1. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai

manusia; dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku

bangsa, agama, atau budaya.

2. Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan

mengarahkan diri.

3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab

terhadap keputusan yang diambilnya.

4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui

layanan bimbingan dan konseling secara profesional.

5. Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang

didasarkan kepada kode etik (etika profesi).

Etika Konseling dengan Pendekatan Agama

Kompetensi profesional konseling yang cukup terlatih yaitu sebagai

berikut:

1. Konselor hrs terampil dlm kemampuan mrka utk menjelaskan arti kata

“spiritualitas” & “agama”, termasuk cara-cara yg dua konsep berbeda dan

tumpang tindih.

2. Konselor diharapkan utk menggambarkan keyakinan & praktik dari

konteks budaya.

3. Konselor hrs memilki kepekaan yg tnggi trhdp klien, & penerimaan sistem

kepercayaan yang beragam.

4. Konselor hrs memiliki pengetahuan ttng model pembangunan keagamaan /

spiritual di seluruh rentang kehidupan.

5. Konselor hrs menunjukkan penerimaan ekspresi

keagamaan/spiritual dlm komunikasi.

6. Konselor hrs menyadari batas mrk dlm kompetensi & pemahaman,

& bersiaplah utk merujuk klien ke sumber yg tepat bila diperlukan.

7. Konselor hrs menilai pentingnya agama trhdp isu-isu terapeutik.

8. Konselor hrs menerima tema religius / spiritual dlm konseling

9. Konselor hrs menggunakan keyakinan agama / spiritual menuju

tujuan mencapai dlm konseling.

1. Konselor hrs sadar akan nilai & norma. Di dlm proses konseling, konselor hrs

sadar bhw dia memiliki nilai & norma yg hrs dijunjung tinggi. Di sisi lain,

konselor hrs menyadari bhw klien yg akan dihadapinya adlh mereka yg

mempunyai nilai-nilai & norma yg berbeda dngn dirinya.

2. Konselor sadar trhdp karakteristik konseling scr umum. Konselor di dlm

melaksanakan konseling sebaiknya sadar trhdp pengertian & kaidah dlm

melaksanakan konseling.

3. Konselor hrs mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan & mereka hrs

mempunyai perhatian trhdp lingkungan serta agamanya.

4. Utk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor hrs mau bljr &

memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama

maupun budayanya.

5. Konselor tdk boleh mendorong klien utk dpt memahami agama yg dianutnya.

Utk hal ini ada aturan main yg hrs ditaati oleh setiap konselor. Konselor

mempunyai kode etik konseling, yg scr tegas menyatakan bhw konselor tdk

boleh memaksakan kehendaknya kpd klien.

Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling

Agama, perlu diketahui beberapa, yaitu:

1. Bahwa kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia.

2. Gangguan kejiwaan yg berbeda-beda membutuhkan terapi yg tepat.

3. Meskipun manusia memiliki fitrah kejiwaan yg cenderung kpd keadilan

& kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih byk sehingga motif lebih

kpd keburukan cpt merespon stimulus keburukan, mendahului kpd

stimulus kebaikan.

4. Keyakinan agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar

batin dpt dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kpd kebaikan.

5. Konselor lintas agama hrs sadar akan nilai & norma Di dlm proses

konseling, konselor hrs sadar bhw dia memiliki nilai & norma yg hrs

dijunjung tinggi.

6. Konselor sadar trhdp karakteristik konseling scr umum.

1. Konselor di dlm melaksanakan konseling sebaiknya sadar trhdp

pengertian & kaidah dlm melaksanakan konseling.

2. Konselor hrs mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan & mrk

hrs mempunyai perhatian trhdp lingkungan serta agamanya.

3. Konselor dlm melaksanakan tugasnya hrs tanggap trhdp

perbedaan yg berpotensi utk menghambat proses konseling.

4. Konselor tdk boleh mendorong klien utk dpt memahami agama

& budaya yg dianutnya.

5. Konselor lintas agama & budaya dlm melaksanakan konseling

hrs mempergunakan pendekatan ekletik ini dilakukan utk

membantu klien yg mempunyai perbedaan gaya & pandangan

hidup.