etika & kerangka hukum bidang teknologi informasi (pengantar ti)

36
Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi 1. Daning Singgih K. (135974001) 2. Moch. Zulfahmi (135974024) 3. Arman Johan (135974034)

Upload: umar-al-faruq

Post on 18-Jun-2015

2.639 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Sub Bab dari Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi - S1 Pendidikan Teknologi Informasi 2013 UNESA

TRANSCRIPT

Page 1: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi

1. Daning Singgih K. (135974001)

2. Moch. Zulfahmi (135974024)

3. Arman Johan (135974034)

Page 2: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Bab 1111.1 Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi11.2 Kriminalitas di Internet (Cybercrime)11.3 Kerangka Hukum Bidang Teknologi

Informasi11.4 Perspektif Cyber Law dalam Hukum

Indonesia

Page 3: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi

I made Wiryana, pakar teknologi informasi Indonesia, menyebutkan dampak-dampak pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat, meliputi :

1. Rasa Takut Adanya perilaku beberapa sistem komputer yang sangat rentan /mudah hank tanpa adanya penjelasan yang logikal. Sehingga kemungkinan kehilangan data/menginstal ulang sistem program menjadikan pengguna merasa takut.

2. Keterasingan Pengguna komputer cenderung mengisolasi dirinya, dalam arti mereka lebih sering meluangkan waktu di depan komputer daripada bersosialisasi dalam masyarakat. Pada beberapa komunitas walaupun terisolasi secara fisik, mereka memiliki kedekatan rohani, seperti adanya komunitas on-line.

Page 4: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

3. Golongan Miskin Informasi dan Minoritas Terjadi ketidakseimbangan akses sumber daya informasi, hal ini menyebabkan kerenggangan antara pihak yang kaya dan yang miskin, misal: mahalnya software yang digunakan untuk mengakses informasi. Untungnya beberapa alternatif seperti Open Source dapat digunakan untuk menurunkan biaya pengaksesan informasi.

4. Pentingnya Individu Organisasi besar makin impersonal, sebab biaya untuk menangani kasus khusus/pribadi satu persatu menjadi makin tinggi. Individu yang frustasi mencoba mendapatkan penanganan pribadi akan melampiaskan kekesalannya pada organisasi, orang, ataupun teknologi yang membatasinya. Bila pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan dengan tepat, maka individu akan merasa dilayani secara personal, dengan kata lain pelayanan kasus perkasus, misal : personalisasi layanan e-commerce. Harga dan jenis layanan akan berbeda untuk tiap pelanggan.

Page 5: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

5. Tingkat Kompleksitas serta Kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu komples dan cepat berubah sehingga sangat sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan. Sehingga proses pengkajian demi kepentingan publik makin sulit dilakukan.

6. Makin Rentannya Organisasi Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan menjadi lebih rentan. Ketika suatu kesalahan terjadi, maka dapat terpropagasi secara cepat dan dapat menghentikan kerja banyak orang, misal : pada sistem pengendendalian inventori yang berbasiskan komputer.

Page 6: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

7. Dilanggarnya Privasi Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat. Misal dengan memanfaatkan teknik cross reference pada berbagai data base yang tersedia, atau pengambilan data yang dilakukan secara tidak sadar, contohnya pada penggunaan kartu kredit, belanja e-commerce. Sering kali tanpa sadar ketika pengguna mengakses suatu situs e-commerce gerak-gerik, pilihan, selera dan apa yang dilakukannya tercatat. Dengan teknik profiling dan data mining maka dapat dilakukan ekstraksi data yang secara tidak langsung telah melanggar privasi orang.

Page 7: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

8. Penggangguran dan Pemindahan Kerja Ketika suatu sistem otomasi diterapkan, produktivitas dan jumlah tempat pekerjaan secara keseluruhan meningkat, akan tetapi beberapa jenis pekerjaan menjadi makin kurang nilainya, atau bahkan dihilangkan. Contoh: pada kantor fungsi tenaga kerja menegah (misal :pengetik) telah diminimalkan dengan adanya pemanfaatan program aplikasi perkantoran. Atau pegawai tersebut harus memiliki pengetahuan baru agar tidak tersingkir dari pekerjaannya.

9. Kurangnya Tanggung Jawab Profesi Organisasi yang tidak bermuka (hanya diperoleh kontak elektronik saja), mungkin memberikan respon yang kurang personal, dan sering melemparkaan tanggung jawa permasalahan. Kompleksitas teknologi informasi juga memberikan kesempatan bagi seseorang melemparkan tanggung jawab pada bagian lain, atau pada komputer, bahkan yang lebih buruk lagi produsen pun dapat melepaskan tanggung jawab ini (misal: kasus bug pada software).

Page 8: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

10. Kaburnya Citra Manusia Banyak orang menganggap bahwa mesin telah mengambil alih kemampuan manusia. Sedikit yang beranggapan bahwa kehadiran mesin tersebut dapat memperkaya kemampuan manusia jadi bukan saja Artificial Intelegent (AI) tetapi lebih penting adalah Intelegent Aplification (IA).

Page 9: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

I made Wiryana, menyebutkan langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, meliputi :

1. Desain yang Berpusat pada Manusia Menempatkan pengguna/sumber daya manusia sebagai titik tengah perhatian, begitu juga dengan tugas yang harus dilakukan oleh pengguna. Difokuskan pada manusia pengguna software, baik dari tahapan desain, maupun hingga pelatihan dan kebutuhan penggunanya, misal : gaji para pegawai

2. Dukungan Organisasi Organisasi harus mendukung pengguna, sehingga strategi yang melibatkan pengguna dalam desain suatu sistem informasi sebaiknya diterapkan daripada desain yang datang dari luar, tanpa memerhatikan masukkan dari pengguna. Pemilihan perangkat bantu haruslah sefleksibel mungkin sehingga dapat dikustomisasi untuk menyesuaikan dengan kultur organisasi setempat.

Page 10: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

3. Perencanaan Pekerjaan Aturan untuk pekerjaan tertentu bagi pengguna komputer haruslah dibuat, termasuk batas waktu penggunaannya, waktu istirahat, perputaran pekerjaan, dan pendidikan. Pengawasan pelaksanaan aturan ini sebaiknya dilaksanakan secara kontinu.

4. Pendidikan Pendidikan bukan dalam arti pemberian operasional pengetahuan suatu produk belaka, tetapi lebih penting adalah penguasaan teknologi yang ada di belakang suatu produk. Begitu juga dengan penguasaan dasar teori tentang teknologi informasi, misal metode pengembangan, analisis pengguna (usabilitas), metode formal, dan juga pemahaman akan jaminan kualitas.

Page 11: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

5. Umpan Balik dan Imbalan Umpan balik dari kelompok pengguna merupakan nilai tambah yang sangat berarti daripada masukkan dari pengamat pasif. Keberhasilan sebaiknya diberitahukan dalam suatu organisasi, melalui perwakilan organisasi. Pemilihan teknologi misal software mahal haruslah dinomorduakan daripada investasi dibidang pelatihan.

6. Meningkatkan Kesadaran Publik Menginformasikan pengguna PC dan pengguna sistem komersial akan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat. Masyarakat profesional, dan juga kelompok pengguna memainkan peran yang sangat penting melalui hubungan masyarakat (public relation), dan pendidikan konsumen (consumer education), serta adanya suatu standar etika profesi.

Page 12: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

7. Perangkat Hukum Keberadaan perlindungan hukum akan mencegah disalahgunakannya sistem dalam pengembangannya. Kasus-kasus cracker pada situs Internet, ataupun kerentanan transaksi e-commerce dari pperangkat hukum, menunjukkan bahwa saat ini di Indonesia, perangkat hukum masih jauh perhatiannya dari dampak penerapan teknologi informasi.

8. Riset yang Maju Riset tidak saja yang berkaitan dengan teknologi praktis tetapi juga pada ilmu dasar. Keterkaitan bidang ilmu (multidisplin) sebaiknya diterapkan di dalam kajian teknologi informasi. Bidang ilmu sosial pun sebaiknya turut serta secara aktif dalam kajian teknologi informasi, misal permasalahan culture fit. Begitu juga bidang seperti linguistik pun sebaiknya dilibatkan aktif dalam riset teknologi informasi.

Page 13: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Etika Penggunaan Teknologi Informasi

Menurut James H. Moore profesor di Darmouth, berpendapat bahwa etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat, karena itu harus berbuat sesuatu dengan merumuskan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat

Pentingnya Etika Komputer1. Kelenturan Logika

kemampuan memrogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan.

2. Faktor Transformasi komputer dapat mengubah secara drastis cara

kita melalukan sesuatu.3. Faktor Tidak Kasat Mata semua operasi internal komputer tersembunyi

dari penglihatan, yang membukapeluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak

terlihat, perhitungan yang rumit terlihatdan penyalahgunaan yang tidak tampak.

Page 14: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Hak Sosial dan Komputer1. Hak akan akses komputer Setiap orang berhak untuk mengoperasikan

komputer dengan tidak harus memilikinya.2. Hak atas keahlian komputer Dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka

peluang pekerjaan yang lebihbanyak.3. Hak atas spesialis komputer Pemakai komputer tidak semua menguasai ilmu

komputer, sehingga dibutuhkan spesialisdi bidang komputer.4. Hak atas pengambilan keputusan komputer Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan mengenaibagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat

memiliki hak tersebut.

Page 15: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Hak Akan Informasi1. Hak atas privasi Sebuah informasi yang sifatnya pribadi mendapatkan

perlindungan atas hukum tentangkerahasiaannya.2. Hak atas akurasi Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak

bisa dicapai oleh sistemnonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu

tercapai.3. Hak atas kepemilikan Hal ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya

dalam bentuk programkomputer yang dengan mudahnya dilakukan

penggandaan/disalin secara ilegal. Ini bisadituntut pengadilan.4. Hak atas akses Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan

mengaksesnya harus melakukan account/izin pihak yang memiliki informasi tersebut.

Page 16: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Kontrak Sosial Jasa Informasi- Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja

untuk mengganggu privasi orang- Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan

akurasi pemrosesan data- Hak milik intelektual akan dilindungi

Page 17: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Etika IT di Perusahaan- Formulasikan suatu kode perilaku- Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan

masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer.

- Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti teguran, penghentian, dan tuntutan.

- Kenali perilaku etis.- Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram

seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan.- Promosikan undang-undang kejahatan komputer

pada karyawan.- Mendorong penggunaan program rehabilitasi

yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan memperdulikan pemulihan bagi alkohol.

- Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.

- Berikan contoh.

Page 18: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Model KejahatanMenurut motifnya, model kejahatan dibedakan

menjadi 2 yaitu :1. Motif intelektual

Kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan untuk menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi informasi.

2. Motif ekonomi, politik, dan kriminalKejahatan yang dilakukan untuk kepentingan pribadi/golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain.

Page 19: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Menurut faktor penyebabnya, model kejahatan dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Segi teknisKemajuan teknologi informasi menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan masyarakat. Adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah negara yang menjadikan dunia ini begitu dekat dan sempit. Saling terhubung antarjaringan memudahkan pelaku kejahatan melakukan aksinya.

2. Segi sosioekonomiKeamanan jaringan yang tidak terjaga, dapat menghilangkan/merusak data.

Page 20: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Menurut Bernstein et.all.1996, ancaman terhadap pengguna internet dapat datang

dari jaringan internet maupun dari lingkungan dalam (internal). Beberapa jenis ancaman

yang dapat diproteksi ketika komputer terhubung ke jaringa, dapat dikelompokkan menjadi

beberapa kategori, yaitu :• Menguping (eavesdropping)• Menyamar (masquerade)• Pengulangan (reply)• Manipulasi data (data manipulation)• Kesalahan penyampaian (misrouting)• Pintu jebakan/kuda trojan (trapdoor)• Virus• Pengingkaran (repudiation)• Penolakan pelayanan (denial of service)

Page 21: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Bernstein menambahkan ada beberapa keadaan di internet yang dapat terjadi

sehubungan dengan lemahnya sistem keamanan antara lain :

• Kata sandi seseorang dicuri ketika terhubung ke sistem jaringan dan ditiru/digunakan oleh pencuri

• Jalur komunikasi disadap dan rahasia perusahaan pun dicuri melalui jaringan komputer

• Sistem informasi dimasuki (penetrated) oleh pengacau (intruder)

• Server jaringan dikirim data dalam ukuran sangat besar (e-mail bomb) sehingga sistem macet

Page 22: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Selain itu, tindakan yang menyangangkut masalah keamanan berhubungan dengan

lingkungan hukum, meliputi :• Kekayaan intelektual dibajak• Hak cipta dan paten dilanggar dengan melakukan

peniruan dan/tidak membayar royalti• Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan

penggunaan teknologi tertentu• Dokumen rahasia disiarkan melalui mailing

list/bulletin boards• Penggunaan internet untuk tindakan asusila

seperti pornografi

Page 23: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Sistem keamanan yang berkaitan dengan masalah keuangan dan e-commerce antara lain :

• Data keuangan dapat dicuri/dirubah oleh intruder/hacker

• Dana/kas disalahgunakan oleh petugas yang memegangnya

• Pemalsuan uang• Seseorang dapat berpura-pura sebagai orang lain

dan melakukan transaksi keuangan atas nama orang lain tersebut

Menurut Philip Renata ditinjau dari tipenya cybercrime dapat dibedakan menjadi :

• Joy Computing, yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin. Hal ini termasuk pencurian waktu operasi komputer

• Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah/tanpa izin dengan alat suatu terminal

• The trojan horse, yaitu manipulasi data/program dengan jalan mengubah data atau instruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau, dengan tujuan untuk kepentingan pribadi/orang lain

Page 24: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

• Data leakage, yaitu menyangkut bocornya data keluar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. Pembocoran data komputer itu bisa berupa rahasia negara, perusahaan, data yang dipercayakan kepada seseorang dan data dalam situasi tertentu

• Data diddling, yaitu suatu perbuatan yang mengubah data valid/sah dengan cara tidak sah, mengubah input data, atau output data

• To frustate data communication, atau penyia-nyiaan data komputer

• Software priracy, yaitu pembajakan software terhadap hak cipta yang dilindungi Hak Atas Kekayaan dan Intelektual (HAKI)

Page 25: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Dari ketujuh tipe cybercrime tersebut, dapat disimpulkan bahwa cybercrime adalah

penyerangan di content, sistem komputer, dan sistem komunikasi milik orang lain/umum

di dalam cyberspace. Pola umum yang digunakan untuk menyerang jaringan komputer

adalah memperoleh akses terhadap account pengguna dan kemudian menggunakan sistem

milik korban sebagai platform untuk menyerang situs lain. Cybercrime tanpa dilakukan

tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku

dengan korban kejahatan.

Page 26: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Beberapa bentuk kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi

informasi yang berbasis utama komputer dan jaringan telekomunikasi ini, dalam beberapa

literatur dan praktiknya dikelompokkan dalam berbagai bentuk, antara lain :

- Unautborized Access to Computer System and Service, Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin/tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.

- Illegal Contents,Kejahatan dengan memasukkan data/informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum/mengganggu ketertiban umum

- Data forgery,Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet

Page 27: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

- Cyber Espionage,Kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran

- Cyber Sabotage and ExtortionKejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan, atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer/sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet

- Offense Against Intellectual PropertyKejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Contoh : peniruan tampilan pada halaman web suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

Page 28: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

- Infringements of Privacy,Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara terkomputerisasi, yang apabila diketahui orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat/penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Page 29: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Fakta Cybercrime DuniaBeberapa fakta cybercrime yang pernah terjadi :- Tahun 1996, US Federal Computer Insident

Response Capability, melaporkan bahwa ada lebih dari 2500 insiden di sistem komputer/jaringan komputer yang disebabkan oleh gagalnya sistem keamanan atau adanya usaha untuk membobol sistem keamanan.

- Tahun 1996, FBI National Computer Crimes Squad, Washington D.C, memperkirakan kejahatan komputer yang terdeteksi kurang dari 15%, dan hanya 10% dari angka itu yang dilaporkan.

- Tahun 1996-2001, Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan American Bar Assosiation menunjukkan bahwa dari 1000 perusahaan, 48% telah mengalami computer fraud.

Page 30: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Cyber Fraud Cyber fraud adalah berbagai jenis tindakan penipuan yang dilakukan seseorang pada media internet. Mas Wigrantoro Roes Setyadi, country coordinator GIPI Indonesia, mendefinisikan beberapa hal yang menyangkut penipuan melalui internet, yaitu :• Penipuan terhadap institusi keuangan• Penipuan dengan menggunakan kedok permainan

(gaming fraud)• Penipuan dengan kedok penawaran transaksi bisnis• Penipuan terhadap instansi pemerintah

Page 31: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Cyber Task Force (CTF)Cyber task force Untuk mengantisipasi semkin maraknya cybercrime di indonesia, pemerintah, dalam hal ini kementrian informasi dan komunikasi (menkominfo) membentuk suatu satuan gugus terpadu , cyber task force dengan tugas:• sebagai pusat komando dan informasi• membangun hubungan kerja yang baik dengan

insfratruktur kritis • mengumpulkan/menganalisis informasi • merespons segera situasi darurat untuk

memperkecil kerusakan • sebagai Instrusion Detection System

Page 32: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi

Dampak negatif yang serius karena berkembangnya teknologi informasi terutama teknologi internet harus segera ditangani dan ditanggulangi dengan segala perangkat yang mungkin termasuk perangkat perundangan yang bisa mengendalikan kejahatan dibidang teknologi informasi dengan menerapkan hukum siber (cyberlaw).

Page 33: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Perspektif Cyber low dalam Hukum Indonesia

Dilihat dari kejadian-kejadian kriminalitas internet dan begitu berkembangnya pemakaian atau emanfaaatan di Indonesia maupun di dunia Internasional, sudah saatnya pemerintah Indonesia menerapkan cyber law sebagai prioritas utama. Urgensi cyber law bagi Indonesia terletak pada keharusan Indonesia untuk mengarahkan transaksitransaksi lewat Internet saat ini agar sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati dan keharusan untuk meletakkan dasar legal dan kultural bagi masyarakat Indonesia untuk masuk dan menjadi pelaku dalam masyarakat informasi.Pemerintah Indonesia baru saja mengatur masalah HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), No 19 tahun 2002

Page 34: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Implementasi Hukum Teknologi Informasi di Indonesia

• Undang – Undang Tindak Pidana di Bidang Teknologi Informasi (UU-TIPITI) dibuat dengan tujuan untuk mendukung ketertiban pemanfaatan Teknologi Informasi yang digunakan oleh orang berkewarga-negaraan Indonesia, dan atau badan hukum yang berkedudukan di Indonesia, orang asing, atau badan hukum asing yang melakukan kegiatan atau transaksi dengan orang, atau badan hukum yang lahir dan berkedudukan di Indonesia, dengan tetap menjunjung tinggi hukum Indonesia dan hak asasi manusia, tidak diskriminatif baik berdasarkan suku, agama, ras maupun antar golongan. Pembuktian Cybercrime Alat bukti yang bisa digunakan dalam penyidikan selain alat bukti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana, catatan elektronik yang tersimpan dalam sistem komputer merupakan alat bukti yang sah.

Page 35: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

Kesimpulan

1. Pemakaian teknologi informasi bisa mengakibatkan atau menimbulkan dampak negatif bagi pengguna atau pelaku bidang teknologi informasi itu sendiri, maupun bagi masyarakat luas yang secara tidak langsung berhubungan dengan teknologi informasi tersebut.

2. Pemerintah Indonesia baru saja mengatur masalah HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), No 19 tahun 2002. Namun undang-undang tersebut berfokus pada persoalan perlindungan kekayaan intelektual saja. Ini terkait dengan persoalan tingginya kasus pembajakan piranti lunak di negeri ini.

Page 36: Etika & Kerangka Hukum Bidang Teknologi Informasi (Pengantar TI)

3. Undang – Undang Tindak Pidana di Bidang Teknologi Informasi (UU-TIPITI) dibuat dengan tujuan untuk mendukung ketertiban pemanfaatan Teknologi Informasi yang digunakan oleh orang berkewarga-negaraan Indonesia, dan atau badan hukum yang berkedudukan di Indonesia, orang asing, atau badan hukum asing yang melakukan kegiatan atau transaksi dengan orang, atau badan hukum yang lahir dan berkedudukan di Indonesia, dengan tetap menjunjung tinggi hukum Indonesia dan hak asasi manusia, tidak diskriminatif baik berdasarkan suku, agama, ras maupun antar golongan.