estimasi parameter genetik induk babi landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/tah/2013-1-januari/5...
TRANSCRIPT
Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33
ISSN 2301-9921
Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter
Size dan Bobot Lahir Keturunannya
K. Satriavi, Y. Wulandari, Y.B.P. Subagyo, R. Indreswari, Sunarto, S. Prastowo dan N. Widyas
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan partisi terhadap varians dan mengestimasi nilai
heritabilitas berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir anak babi. Penelitian dilaksanakan di
perusahaan babi CV. Adhi Farm Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan
3 ekor pejantan yang berasal dari bangsa Duroc, Landrace dan Hampshire serta babi betina dari bangsa
Landrace. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai
heritabilitas diestimasi menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai varians genetik pejantan dan betina untuk sifat litter size sebesar
0,07 dan 0,95 sedangkan varians genetik pejantan dan betina untuk sifat bobot lahir sebesar 0,02 dan
0,03. Nilai heritabilitas pejantan, betina dan total litter size sebesar 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 dan 0,24 ±
0,06 sedangkan nilai heritabilitas pejantan, betina dan total bobot lahir sebesar 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01
dan 0,72 ± 0,02. Simpulan dari penelitian ini yaitu nilai heritabilitas litter size anak babi tergolong
rendah karena kurang dari 0,3 sehingga tetua hanya mewariskan sifat sebesar 24% pada keturunannya.
Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi sehingga menunjukkan kemiripan yang besar
antara tetua dengan keturunannya karena nilai yang diperoleh lebih dari 0,3.
Kata Kunci : babi, litter size, bobot lahir, parameter genetik
Estimation of Genetic Parameters in Landrace Sow Based on Litter Size and Birth Weight
of the Offsprings
ABSTRACT
The aim of this study was to partition the variance and estimated heritability value based on
litter size and birth weight of the offsprings. The study was done in pig breeding company CV. Adhi
Farm in Kebakkramat, Karanganyar. This study used three boars from Duroc, Landrace and
Hampshire with Landrace’s sows. Estimated variance’s value get from Means Square by analysis of
variance and heritability estimated by analysis of variance with Nested Design. The results showed
that value of sire and dam genetic variance for litter size trait were 0,07 and 0,95 even the value of
sire and dam genetic variance for birth weight trait were 0,02 and 0,03. The value of sire, dam and
total heritability for litter size trait were 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 and 0,24 ± 0,06 even the value of
sire, dam and total heritability for birth weight trait were 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01 and 0,72 ± 0,02.
The conclusion of the study is the heritability value for litter size trait was include low category
because less than 0,3 so it can be said that 24 percent only the litter size trait were inheritance from
their parent but the heritability value for birth weight trait was high so it can showed as same as like
their parents because the value more than 0,3.
Key words: swine, litter size, birth weight, genetic parameters
Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 29
PENDAHULUAN
Babi merupakan salah satu
komoditas ternak penghasil daging yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Hal ini dikarenakan ternak babi memiliki
sifat dan kemampuan yang menguntungkan
antara lain pertumbuhan yang cepat, jumlah
anak per kelahiran (litter size) yang tinggi
dan efisiensi ransum yang baik (75-80%)
serta persentase karkas yang tinggi (65-
80%). Usaha untuk meningkatkan
produktivitas ternak babi tidak terlepas dari
adanya program pemuliaan untuk
meningkatkan kualitas genetik ternak.
Produktivitas ternak ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Selain itu ditentukan oleh
adanya interaksi faktor genetik dan
lingkungan. Faktor genetik dipengaruhi oleh
susunan gen dan kromosom yang dimiliki
oleh individu (Falconer dan Mackay, 1996).
Pengaruh faktor genetik bersifat
kasat mata sehingga pengamatan terhadap
faktor genetik tidak dapat dilakukan secara
langsung melainkan menggunakan sifat
fenotip yang dapat diukur melalui parameter
genetik. Parameter genetik yang dapat
diestimasi diantaranya adalah varians
genetik dan heritabilitas (angka pewarisan)
dari ternak. Heritabilitas merupakan suatu
konsep atau penjelasan yang memprediksi
seberapa besar proporsi suatu sifat dalam
tetua ternak yang dapat diturunkan pada
anaknya. Litter size dan bobot lahir
merupakan sifat kuantitatif yang memiliki
nilai ekonomis tinggi sehingga dapat
dijadikan dasar untuk program pemuliaan
yang lebih terarah (Sihombing, 1997).
Salah satu fakta paling mencolok
dalam bidang reproduksi adalah
kesanggupan ternak dalam mewariskan sifat-
sifat khusus. Sekelompok babi dalam bangsa
dan umur yang sama memiliki variasi pada
sifat tertentu dan keseragaman untuk sifat-
sifat yang lain di antara individu dalam
kelompok tersebut. Tetua sangat
berpengaruh terhadap performan anak yang
dilahirkan seperti litter size dan bobot lahir.
Menurut Putro et al. (2010) nilai estimasi
heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi
yaitu sebesar 0,36±0,05 sedangkan Ferguson
et al. (1985) menyatakan bahwa nilai
heritabilitas litter size babi sebesar
0,21±0,14. Penelitian yang dilakukan
Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh lingkungan yang
menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas
pada sifat litter size babi. Berdasarkan hal di
atas maka dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk melakukan partisi varians
serta mengestimasi heritabilitas tetua
berdasarkan informasi data litter size dan
bobot lahir anak babi.
MATERI DAN METODE
Materi Materi yang digunakan dalam
penelitian adalah babi jantan, babi betina,
anak babi serta recording perusahaan
sebanyak 72 data induk babi. Babi jantan
yang digunakan berjumlah 3 ekor berasal
dari bangsa berbeda yaitu Duroc, Landrace
dan Hampshire sedangkan babi betina
berasal dari bangsa Landrace sebanyak 54
ekor. Penelitian dilaksanakan di perusahaan
babi CV. Adhi Farm, Dukuh Sepreh, Desa
Kemiri, Kebakkramat, Kabupaten
Karanganyar.
Metode
Tahap-tahap yang dilaksanakan pada
penelitian adalah tiap ekor babi jantan
dikawinkan dengan beberapa ekor babi
betina dari bangsa Landrace sedangkan tiap
betina hanya kawin dengan satu ekor
pejantan. Perkawinan dilakukan dengan
menggunakan sistem Inseminasi Buatan.
Pada tahapan ini dilakukan pencatatan
mengenai informasi betina yang melahirkan
meliputi: identitas keturunan dan pejantan,
umur serta paritas. Selain itu, dilakukan
pencatatan bobot lahir anak babi serta data
pejantan yang meliputi: identitas, bangsa,
umur dan bobot badan. Data yang digunakan
pada penelitian adalah litter size dan bobot
lahir anak babi. Litter size berasal dari data
recording dan pengamatan sehingga
diperoleh data sebanyak 1062 anak babi
Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33
ISSN 2301-9921
30 Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013
sedangkan 168 data bobot babi berasal dari
penimbangan anak babi sesaat setelah lahir.
Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat
Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai
heritabilitas dilakukan menggunakan analisis
ragam dengan metode Rancangan Tersarang.
Parameter yang diestimasi adalah
varians genetik pejantan, varians genetik
betina, heritabilitas pejantan, heritabilitas
betina serta heritabilitas total. Varians
genetik pejantan merupakan ragam genetik
pejantan yang dihitung berdasarkan
informasi dari litter size dan bobot lahir anak
babi keturunannya sedangkan varians
genetik betina merupakan estimasi atau
pendugaan keragaman genetik pada induk
babi berdasarkan informasi dari litter size
dan bobot lahir anak babi keturunannya.
Menurut Falconer dan Mackay (1996) rumus
untuk menghitung varians genetik pejantan
adalah
n
KTd -KTs s σ2
=
Keterangan :
s σ2 = varians genetik pejantan
KTs = kuadrat tengah pejantan
KTd = kuadrat tengah pejantan (betina)
n = jumlah paritas tiap pejantan
Sedangkan untuk rumus varians genetik
betina menurut Falconer dan Mackay (1996)
adalah
k
KTwKTdd σ
2 −=
Keterangan :
d σ 2 = varians genetik betina
KTd = kuadrat tengah pejantan (betina)
KTw = kuadrat tengah keturunan
k = jumlah paritas tiap betina
Heritabilitas pejantan yaitu estimasi
nilai pewarisan sifat dari pejantan yang
diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan
informasi litter size dan bobot lahir. Sama
halnya dengan heritabilitas pejantan,
heritabilitas betina merupakan estimasi nilai
pewarisan sifat dari induk yang diturunkan
pada anak-anaknya berdasarkan sifat litter
size dan bobot lahir. Menurut Hardjosubroto
(1994) dan Falconer dan Mackay (1996)
rumus untuk heritabilitas pejantan dan betina
adalah
wσdσsσ
s4σs h
222
22
++
=
Keterangan :
s h 2 = heritabilitas pejantan
sσ2
= varians genetik pejantan
dσ2
= varians genetik betina
wσ2
= varians keturunan
wσdσsσ
d4σd h
222
22
++
=
Keterangan :
d h 2 = heritabilitas betina
sσ2
= varians genetik pejantan
dσ2
= varians genetik betina
wσ2
= varians keturunan
Heritabilitas total merupakan
estimasi atau pendugaan nilai pewarisan
total dari tetua yang diturunkan pada anak-
anaknya berdasarkan informasi litter size
dan bobot lahir yang diakibatkan oleh
pengaruh genetik. Rumus untuk heritabilitas
total menurut Falconer dan Mackay (1996)
yaitu
wσdσsσ
d]σ s[σ 2 totalh
222
222
++
+=
Keterangan :
totalh 2 = heritabilitas total
sσ2
= varians genetik pejantan
dσ2
= varians genetik betina
wσ2
= varians keturunan
Analisis Data Berdasarkan data litter size dan
bobot lahir anak babi diperoleh parameter
varians dan heritabilitas. Keseluruhan
parameter tersebut kemudian dianalisis
secara deskriptif.
Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 31
Tabel 1. Parameter genetik litter size dan bobot lahir babi
Sumber
Litter Size
(n = 1062)
Bobot Lahir
(n = 168)
σ² σ² (%) h2 a) h2 b) σ² σ² (%) h2 a) h2 b)
Pejantan 0,07 1,35 0,05±0,01 0,05±0,01 0,02 25 0,85±0,02 0,85±0,02
Pejantan
(betina)
0,95 18,27 0,73±0,15 0,43±0,15 0,03 37,5 1,39±0,01 0,58±0,01
Keturunan 4,18 80,38 − − 0,03 37,5 − −
Total 5,20 100 0,39±0,06 0,24±0,06 0,08 100 1,12±0,02 0,72±0,02
Keterangan: a) Nilai heritabilitas sebelum pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec)
b) Nilai heritabilitas setelah pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec)
n) Jumlah data yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Varians Genetik Litter Size Berdasarkan hasil analisis ragam
dapat dilakukan pendugaan komponen
ragam untuk sifat litter size babi.
Perhitungan KT menunjukkan nilai varians
litter size pada keturunan sebesar 4,18
(Tabel 1). Nilai varians pejantan dan betina
yang tersarang pada pejantan diperoleh
melalui perhitungan antara komponen ragam
di dalamnya (Tabel 1).
Nilai varians genetik litter size pada
pejantan sebesar 0,07 yang dapat dikatakan
varians pada sifat litter size dipengaruhi oleh
varians dari pejantan sebesar 1,35% (Tabel
1) sedangkan varians genetik pada betina
sebesar 0,95 sehingga dapat diartikan bahwa
sifat fenotip litter size anak babi dipengaruhi
oleh variasi dari betina sebesar 18,27%
(Tabel 1). Terlihat dari hasil tersebut bahwa
nilai varians genetik litter size pada betina
lebih besar daripada nilai varians genetik
pada pejantan. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor betina memiliki proporsi pengaruh
yang lebih besar daripada pejantan untuk
sifat litter size babi.
Krider dan Carrol (1971)
menyatakan bahwa induk babi lebih
memengaruhi sifat litter size yang
diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat
individu dari induk satu dengan induk yang
lain memiliki kemampuan yang berbeda
dalam menghasilkan keturunan. Penelitian
yang dilakukan Siewerdt et al. (1995)
menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan
yang menyebabkan rendahnya nilai
heritabilitas pada sifat litter size anak babi
sebagian besar disebabkan oleh performan
induknya sehingga diperoleh tingginya
keragaman induk dengan genetik yang
berbeda pula.
Varians Genetik Bobot Lahir Nilai varians genetik bobot lahir
pada pejantan sebesar 0,02 (Tabel 1).
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
varians pada sifat bobot lahir dipengaruhi
oleh varians dari pejantan sebesar 25%
(Tabel 1) dan varians genetik pada betina
sebesar 0,03 sehingga dapat diartikan bahwa
sifat fenotip bobot lahir anak babi
dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar
37,5% (Tabel 1). Hal ini menunjukkan
bahwa selain sifat litter size, betina juga
memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar
daripada pejantan terhadap sifat bobot lahir
babi. Gordon (2008) juga menyatakan
bahwa sifat performan anak babi banyak
dipengaruhi oleh faktor induk seperti
banyaknya sel telur yang dilepaskan indung
telur, laju hidup embrio selama berkembang,
laju pembuahan atau persentase sel telur
yang dapat dibuahi dan dapat terus hidup,
umur induk, paritas serta manajemen dan
kemampuan kapasitas uterus induk.
Heritabilitas Litter Size
Nilai heritabilitas pada pejantan
berdasarkan sifat litter size keturunannya
sebesar 0,05±0,01 (Tabel 1). Hal ini
menunjukkan angka heritabilitas yang
rendah sehingga dapat diartikan bahwa
ragam yang terlihat oleh faktor genetik
hanya 0,05 yang disebabkan oleh warisan
dari pejantan dan 0,95 disebabkan oleh
Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33
ISSN 2301-9921
32 Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013
lingkungan. Warwick et al. (1984)
menyatakan bahwa sifat seperti jumlah anak
sekelahiran mempunyai nilai heritabilitas
rendah dengan kisaran umum antara 0,05
sampai 0,15 yang menunjukkan bahwa
sebagian besar keragaman disebabkan oleh
lingkungan. Hardjosubroto (1994)
menyatakan angka pewarisan dikatakan
rendah apabila nilainya berkisar antara 0
sampai 0,1 dan dikatakan sedang atau
intermedia apabila nilainya berkisar antara
0,1 sampai 0,3 sedangkan tergolong tinggi
apabila nilai heritabilitas melebihi 0,3.
Namun, tidak menuntut kemungkinan
apabila nilai heritabilitas yang diperoleh
dalam suatu penelitian melebihi kisaran
yang telah ada. Hal ini dikarenakan adanya
faktor lingkungan yang tidak bisa lepas dari
suatu individu.
Heritabilitas sifat pada betina dan
heritabilitas total berdasarkan informasi dari
litter size keturunannya adalah sebesar
0,73±0,15 dan 0,39±0,06 (Tabel 1). Angka
heritabilitas ini tergolong tinggi karena lebih
dari 0,3. Namun, angka heritabilitas ini tidak
nyata karena masih terdapat faktor yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dari
betina dan pengaruh dominansi dari genetik
pejantan maupun betina. Falconer dan
Mackay (1996) berpendapat adanya faktor
maternal effect pada saat prenatal sebagai
common environmental factor (faktor
lingkungan bersama). Babi memiliki jumlah
fetus yang banyak dalam satu kali
kebuntingan. Fetus-fetus ini berbagi dalam
lingkungan uterus yang sama sehingga ikut
berkontribusi dalam sifat fenotip anak babi.
Faktor genetik bukan satu-satunya alasan
untuk menjamin kemiripan di antara saudara
tetapi ada juga pengaruh keadaan
lingkungan yang cenderung
memengaruhinya. Jika sekelompok ternak
dipelihara bersama-sama, mereka akan
berbagi lingkungan yang sama. Hal ini dapat
diartikan perbedaan di antara individu terjadi
akibat kondisi lingkungan yang sama (σ2Ec).
Penelitian Gama dan Johnson (1993)
serta Azzam et al. (1984) mengatakan
bahwa maternal effect sebagai pengaruh
lingkungan negatif pada performan sifat
reproduksi seperti litter size. Pada jumlah
anak sekelahiran yang tinggi, terdapat
pengurangan sumber maternal effect untuk
masing-masing anak babi serta pengaruh
lingkungan yang sama dapat mengurangi
proporsi jumlah anak sekelahiran. Hal ini
mengakibatkan adanya korelasi genetik
negatif di antara litter size induk dan anak-
anaknya meskipun korelasi negatif tersebut
terjadi pada induk yang memiliki litter size
tinggi (Siewerdt et al., 1995).
Nilai heritabilitas sifat pada betina
berdasarkan informasi dari litter size anak
babi setelah dilakukan pemisahan pengaruh
lingkungan bersama sebesar 0,43±0,15
(Tabel 1). Hal ini menunjukkan nilai
heritabilitas yang lebih rendah daripada
sebelumnya ketika belum dilakukan
pemisahan pengaruh lingkungan yang sama
sehingga dapat diartikan bahwa ragam sifat
litter size yang terlihat oleh faktor genetik
hanya 0,43 yang disebabkan oleh warisan
betina dan sisanya disebabkan oleh pejantan
dan lingkungan. Heritabilitas total untuk
sifat litter size dari tetuanya sebesar
0,24±0,06 (Tabel 1). Hasil yang diperoleh
ini lebih tinggi dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ferguson et al. (1985)
maupun Irvin dan Swiger (1984) yang
memperoleh nilai heritabilitas litter size babi
masing-masing sebesar 0,21±0,14 dan
0,20±0,11. Menurut Putro et al. (2010) nilai
estimasi heritabilitas litter size babi sebesar
0,13±0,69. Heritabilitas litter size anak babi
tergolong rendah. Hal ini dikarenakan terlalu
bervariasinya jumlah anak per pejantan
maupun jumlah anak per induk. Jumlah anak
sekelahiran tiap induk berkisar antara 3
sampai 15.
Heritabilitas Bobot Lahir
Nilai heritabilitas pada pejantan
berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya
sebesar 0,85±0,02 (Tabel 1). Hal ini
menunjukkan angka heritabilitas yang tinggi
karena nilai tersebut lebih dari 0,3 sehingga
dapat diartikan bahwa anak babi yang
dilahirkan mempunyai kemiripan yang
tinggi dengan tetua pejantannya.
Heritabilitas betina dan heritabilitas total
Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 33
berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya
sebesar 1,39±0,01 dan 1,12±0,02 (Tabel 1).
Heritabilitas betina dan heritabilitas total
berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya
setelah dilakukan pemisahan pengaruh
lingkungan bersama sebesar 0,58±0,01 dan
0,72±0,02 (Tabel 1). Heritabilitas bobot lahir
anak babi tergolong tinggi melebihi 0,3 yang
dapat diartikan bahwa anak babi yang
dilahirkan mempunyai kemiripan yang besar
dengan tetua betinanya. Putro et al. (2010)
menyatakan bahwa estimasi heritabilitas
bobot lahir babi tergolong tinggi sebesar
0,36±0,05. Menurut Hardjosubroto (1994)
variasi yang terlalu tinggi hingga terbatasnya
data yang digunakan dapat mengakibatkan
estimasi heritabilitas yang rendah. Penilaian
sifat-sifat fenotip yang mempunyai nilai
heritabilitas tinggi menunjukkan semua
keragaman disebabkan oleh faktor genetik
yang diwariskan dari tetua sedangkan sifat-
sifat fenotip yang mempunyai nilai
heritabilitas rendah menunjukkan keragaman
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan non
genetik (Warwick et al., 1984).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa nilai heritabilitas pada
sifat litter size anak babi tergolong rendah
sedangkan heritabilitas bobot lahir anak babi
tergolong tinggi. Berbeda dengan nilai
heritabilitas litter size yang cenderung
rendah, nilai heritabilitas bobot lahir
menunjukkan kemiripan yang besar antara
tetua dengan keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azzam, S.M., M.K. Nielsen dan G.E. Dickerson.
1984. Postnatal littersize effects on
growth and reproduction in rats. Journal
of Animal Science. 58: 1337-1342.
Falconer, D.S. dan T.F.C. Mackay. 1996.
Introduction to Quantitative Genetics.
Longman, England.
Ferguson, P.W., W.R. Harvey dan K.M. Irvin.
1985. Genetic phenotypic and
environmental relationshhip between
sow body weight and sow productivity.
Journal of Animal Science. 60: 375-384.
Gama, L.T. dan R. K. Johnson. 1993. Changes in
ovulation rate, uterine capacity, uterine
dimensions and parity effects with
selection for littersize in swine. Journal
of Animal Science. 71: 608-617.
Gordon, I. 2008. Controlled Reproduction in
Pigs. CAB International, Washington
DC.
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi
Pemuliabiakan Ternak di Lapangan.
Grasindo, Jakarta.
Irvin, K.M. dan L. A. Swiger. 1984. Genetic and
phenotypic parameters for sow
productivity. Journal of Animal Science.
58: 1144-1150.
Krider, J. L. dan W. E. Carrol. 1971. Swine
Production. 4th Edition. Tata McGraw
Hill Ltd, New Delhi.
Putro, B. D., V. M. A. Nurgiartiningsih dan
Kuswati. 2010. Estimasi Nilai
Heritabilitas Nilai Pemuliaan dan
Korelasi Bobot Lahir dan Littersize pada
Babi. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Universitas Brawijaya. Malang.
Siewerdt, F., R. A. Cardelino dan V. C. Rosa.
1995. Genetic parameters of litter traits
in three pig breed in southern Brazil.
Journal of Brazilian Genetics. 18: 199-
205.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi.
Cetakan Pertama. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W.
Hardjosubroto. 1984. Pemuliaan Ternak.
Cetakan keempat. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.