esp1_uklupl_kelapasawit

Upload: aistop

Post on 14-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    1/69

    ESP-Environmental Support Programme

    Danida

    Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL

    PerkebunanKelapa Sawit

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    2/69

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    3/69

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    4/69

    Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL

    DiterbitkaDeputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan

    dengan duk

    Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Programme P

    Desembe

    P e r k e b u n a

    Kelapa Sawi

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    5/69

    Pengantar

    v

    Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup merupakan keniscayaan dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan di bidang pengelolaakungan hidup. Untuk menjamin terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan dmantauan lingkungan hidup tersebut maka pemerintah diamanatkan untuk menenorma, standar, prosedur, dan kriteria.

    Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidu

    tahun 2007 dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemantauan linghidup tersebut di atas adalah dengan diterbitkannya panduan lepas yang berjudDUAN PENYUSUNAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL (UPAYA PENGELLINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP) PERKEKELAPA SAWIT.

    Buku ini disusun bersama dengan tim dari Departemen Pertanian yang telah mbangkan waktu, tenaga, pemikiran dan informasi teknisnya. Selain itu, buku tersusun berkat kerjasama antara Pemerintah Kerajaan Denmark dengan PemRepublik Indonesia, melalui DANIDA, Environmental Sector Programme Phase 1.

    Kami berharap buku ini dapat bermanfaat dan membantu pemerintah daerah, usaha di bidang perkebunan kelapa sawit serta para penyusun dan pemeriksa doUKL-UPL, atau pihak-pihak lain yang membutuhkan.

    Jakarta, Desember 2007

    Deputi MenLH Bidang Tata LingkunganKementerian Negara Lingkungan Hidup,

    Ir. Hermien Roosita, MM.

    Diterbitkan oleh

    Deputi Bidang Tata Lingkungan,Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    Gedung A Lantai 6Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas, Jakarta 13410Telp/Faks. (021) 85904925PO BOX 7777 JAT 13000e-mail: [email protected]

    Website: http:\\www.menlh.go.id

    Disclaimer

    Panduan ini adalah pedoman lepas yang diharapkandapat mendukung pelaksanaan peraturan perundang-an yang berlaku. Dampak lingkungan yang akan terjadidari suatu kegiatan sangat bergantung pada rencanakegiatan yang akan dilakukan dan lokasi kegiatan (medialingkungan, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatanmasyarakat setempat).

    Departemen PertanianRepublik Indonesia

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    6/69

    Apresiasi Daftar IsiPENGANTAR DAFTAR ISI TUJUAN DAN FUNGSI BUKU

    1 KEBUN KELAPA SAWIT

    Hasil Budidaya Kelapa Sawit

    Lahan Kebun Kelapa Sawit Tahapan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

    Pembukaan Lahan Kebun Kelapa Sawit Sarana dan Prasarana Pembibitan Pabrik Kelapa Sawit

    2 POTENSI DAMPAK LINGKUNGANPERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    Dampak Lingkungan dan Pengelolaannya Boks: Klasifikasi Jenis Upaya Pengelolaan Dampak

    Potensi Dampak Lingkungan Terkait Lokasi Potensi Dampak Lingkungan Terkait Perolehan Lahan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembukaan Lahan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Kesempatan Kerja

    dan Peluang Usaha Potensi Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi Peralatan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Limbah

    Upaya Pengelolaan Dampak Upaya Pemantauan Dampak Pemantauan Kondisi Wilayah Terkena Dampak

    3 DOKUMEN UKL-UPL KELAPA SAWIT

    Makna UKL-UPL Fungsi Dokumen UKL-UPL Sistematika Dokumen

    4 MEMERIKSA DOKUMEN UKL-UPLPERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    Sekilas Pemeriksaan Tahapan Pemeriksaan Kiat Memeriksa Substansi Dokumen

    Langkah 1: Kenali Lokasi Kegiatan

    Langkah 2: Pahami Rencana Kegiatan Langkah 3: Pelajari Dampak Lingkungan Langkah 4: Kaji dan Bahas

    DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA

    Ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak-pihak

    yang telah membantu penyusunan dan penerbitan buku

    ini, antara lain:

    Direktorat Perkebunan - Departemen Pertanian

    Herdradjat Natawidjaja, Hazairin Harahap,

    Herna Komara, Murdwi Astuti, Dyah Susilokarti,

    Woro Palupi, Sartono

    Danish International Development Agency (DANI-

    DA)melalui Environmental Sector Programme (ESP)Phase 1.

    PENGARAHHermien Roosita

    (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

    KETUA PELAKSANASri Wahyuni Herly

    (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

    PENYUSUNEndah Sri Sudewi, Muhammad Askary

    (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)Isna Marifa, Rudy Yuwono, Bambang Ryadi Soetrisno,

    Bayu Rizky Tribuwono, Deasy Sekar T.S.

    (Qipra Galang Kualita)

    EDITORAry Sudijanto, Esther Simon, Harni Sulistyowati,

    Estamina, Widhi Handoyo, Farid Mohammad

    (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

    M. Nuraman Sjach (Qipra Galang Kualita)

    PENDUKUNGPemi Suthiatirtharani, Rachma Venita,Mawan Wicaksono, Ani Widyawati, Arief Adryansyah,

    Susanto Kusnadi, Reza Fahlevi, Micko Riezky,

    Ira Haryani, Tanuwijaya, Tarmadi, Darno, Istiqomah

    GRAFISE. Sunandar, Toppeaks, Zarkoni (Qipra Galang Kualita)

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    7/69

    ii

    TUJUAN DAN FUNGSI BUKU

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), bagi usaha dan atau kegiatan yang tidakan menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) wajib mUpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkung(UPL). Oleh karena itu, kegiatan yang tidak termasuk dalam Peraturan Mente

    Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau KegiaWajib Dilengkapi dengan AMDAL, wajib menyusun dokumen UKL-UPL.

    Buku ini disusun dengan tujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengenalsektor perkebunan kelapa sawit, mengetahui dampak-dampak lingkungan yangsebabkan oleh kegiatan sektor perkebunan kelapa sawit, serta pengelolaannyasektor perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang harus ddengan UKL-UPL dan kewenangan rekomendasi lingkungannya ada di tingkaDengan adanya buku ini, diharapkan bahwa pembaca dapat menjalankan tugngan bekal pengetahuan yang lebih lengkap tentang kegiatan sektor perkebunsawit.

    SASARAN PEMBACA

    Kelompok sasaran utama buku ini adalah instansi yang bertanggung jawab di bngelolaan lingkungan hidup di tingkat pemerintah daerah Provinsi atau Kabupakhususnya instansi yang terlibat dalam proses pemeriksaan UKL-UPL dan penpelaksanaan UKL-UPL. Buku ini juga dapat digunakan oleh pemrakarsa untuk mdokumen UKL-UPL.

    Buku ini sengaja disusun dengan menghadirkan banyak diagram, gambar, dayang sederhana, agar dapat dipahami oleh pembaca dengan latar belakang pyang beragam. Diharapkan bahwa buku ini tetap dapat dimanfaatkan oleh pemngan pengetahuan terbatas tentang lingkungan hidup ataupun tentang perkeblapa sawit.

    SISTEMATIKA BUKU PANDUAN

    Buku ini dimulai dengan memperkenalkan pembaca tentang perkebunan keldengan menampilkan semua komponen yang berkaitan dengan sosok dan kegDalam bab ini, pembaca dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang menjadi bpembangunan kebun kelapa sawit, mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, hap operasional.

    Setelah itu, pada bab 2, pembaca akan mendapat penjelasan mengenai potenslingkungan yang berkaitan dengan pembangunan kebun kelapa sawit. Potenslingkungan yang diulas adalah potensi yang berkaitan langsung dengan pembpembangunan kebun kelapa sawit mulai dari tahap prakonstruksi sampai tahsional.

    Pada bagian selanjutnya atau bab 3, akan dibahas mengenai dokumen UKL-Ukelapa sawit. Bagian tersebut membahas mengenai makna UKL-UPL, fungsi

    UKL-UPL, sistematika dokumen, dan matriks pengelolaan dan pemantauan.Bagian terakhir atau bab 4, adalah bagian yang membahas mengenai memerimen UKL-UPL perkebunan kelapa sawit, yang menjabarkan tujuan pemeriksaanpemeriksaan, dan kiat dalam memeriksa dokumen UKL-UPL.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    8/69

    Tanaman kelapa sawit(Elaeis guineensis, Jack) berasal dari Afrika. Dalam ba-

    hasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama oil palm. Tanaman kelapa

    sawit memiliki bentuk menyerupai pohon kelapa. Di Indonesia, tanaman

    kelapa sawit termasuk tanaman pendatang. Pohon kelapa sawit sendiri diIndonesia sudah mulai dikenal sejak sebelum perang dunia kedua. Kelapasawit dibudidayakan dalam bentuk usaha perkebunan besar. Peninggalanperkebunan kelapa sawit saat itu banyak terdapat di Sumatera Utara. Se-dangkan saat ini, perkebunan kelapa sawit banyak dikembangkan di Suma-

    tera dan Kalimantan.

    Kelapa SawitKebun

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    9/69

    Kelapa sawit menyukai tanah yang subur dan te

    buka. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta

    cabang yang banyak. Buahnya kecil. Jika masak

    warna merah kehitaman. Daging buahnya pun p

    ging dan kulit buahnya mengandung banyak mi

    Pohon kelapa sawit dapat mencapai tinggi samp

    ter. Kelapa sawit berkembang biak dengan biji tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini mula

    sekitar umur 5 6 tahun, tetapi beberapa jenis h

    langan dapat berbuah setelah berumur 36 bulan

    tar 3 tahun. Kelapa sawit bisa menghasilkan bu

    umur 60 tahun. Hasil buah per pohon setiap p

    mencapai 50 60 kilogram.

    Saat ini Indonesia adalah produsen terbesar mindunia. Pada tahun 2005 kapasitas produksi CPO

    mencapai 13,6 juta ton, naik dari 10,8 juta ton p2004. Kapasitas produksi minyak kelapa sawit dipada tahun 2010 diharapkan dapat mencapai lebjuta ton (Rencana Makro Deptan RI, 2007).

    2

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    10/69

    HASIL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

    Hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat di-

    jadikan bahan baku industri (lihat diagram di halaman

    berikut). Hasil utama pohon kelapa sawit adalah buah

    kelapa sawit. Dari buah kelapa sawit dapat diperoleh

    minyak untuk bahan baku industri pangan maupun

    non pangan. Buah kelapa sawit juga menghasilkansabut untuk industri bubur kertas (pulp), dinding par-

    tisi (particle board), atau dibakar sebagai energi

    yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakan mesin

    di pabrik pengolahan kelapa sawitnya sendiri. Begitu

    juga sludge atau lumpur endapan sisa bahan olah,

    yang diperoleh dari ampas setelah minyak sawit diam-

    bil, masih dapat digunakan untuk bahan baku i

    tri pupuk atau dijadikan pakan ternak. Minyak

    juga dapat digunakan sebagai bahan utama bio

    atau bahan bakar nabati pengganti minyak sola

    mintaan yang besar di masa datang akan berda

    pada ekspansi penggunaan lahan perkebunan ksawit secara besar-besaran. Untuk menggantika

    kebutuhan solar nasional, akan diperlukan 72

    kilo liter biodiesel. Untuk keperluan tersebut

    dibutuhkan lahan perkebunan seluas 200.000 h

    (ha).

    Boks: PemPemanenan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan kebun kelapa sawit. Pdimaksud adalah memotong tandan dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik. Buah yang dihasikelapa sawit disebuttandan buah segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch (FFB). Disini, persiapan panen yakan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapannya meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatankutan, dan pengetahuan kerapatan panen, serta sarana panen. Keberhasilan panen akan menunj

    paian produktivitas tanaman karena pengelolaan tanaman dan pemeliharaan yang baik serta sesutidak akan ada artinya apabila panen tidak dilakukan seca

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    11/69

    Dari biji buah kelapa sawit dapat dihasilkan inti sawit yang

    merupakan minyak sawit untuk minyak makan kualitas

    utama dan bahan baku mentega. Bungkil atau ampas biji

    kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan untuk pupuk

    dan pakan ternak. Cangkang biji kelapa sawit bisa dijadi-

    kan karbon aktif, bahan baku industri kimia, atau bahan

    pengisi. Sedangkan tandan kosong dan batang sawit juga

    masih memiliki kegunaan yang banyak, misalnya untuk ba-

    han baku industri kertas, bahan pengisi, atau sebagai ba-

    han bakar mesin untuk pabrik itu sendiri.

    tandan kosong sawit

    pulp & kertas kompos karbon rayon

    tandan buah segar

    inti sawit

    cangkang

    - bahan bakar- karbon

    ampas sawit

    pakan ternak

    minya

    cangkang

    emulsifier margarin minyak goreng minyak makanmerah

    shortening susu kentalmanis

    vanaspati

    - e- y

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    12/69

    Cangkang, sabut, pelepah, dan tankos adalah bagian pohon kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai baha

    ketel uap. Penggunaan cangkang, sabut, pelepah, dan tankos pohon kelapa sawit sebagai bahan bakar dapat

    rangi penggunaan BBM. Selain untuk energi, sabut, pelepah, dan tandan kosong bisa dimanfaatkan untuk pem

    pupuk kompos. Produksi pupuk kompos selain untuk keperluan kebun sendiri juga dapat dijual. Penggunaan

    mengurangi biaya untuk keperluan pupuk kimia dan juga sangat baik untuk menjaga kestabilan lingkungan.

    Cangkang, Sabut, Pelepah, dan Tandan Kosong (Tankos) untuk Bahan Bakar

    mesokarp

    pelepah dan batang sawit

    furniture

    - pakan ternak- pulp & kertas

    minyaksawitmentah

    serat

    medium densityfibre board

    bahan bakar

    cangkang

    - asam lemaksawit

    - fatti alkohol- fatti amina- senyawa eposi- senyawahidroksi

    pelumas biodiesel senyawa ester lilin kosmetik farmas

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    13/69

    6

    Boks: Flora-Fauna yang DilindungiJika membuka kebun di kawasan hutan yang statusnya diperboleh-

    kan untuk dibuka, perlu diperhatikan beberapa spesies flora-fauna

    endemik (hanya dapat hidup di kawasan tertentu) atau yang di-

    lindungi undang-undang. Spesies flora dan fauna sebenarnya tidak

    hanya dilindungi di dalam habitatnya tetapi juga di luar habitat-

    nya. Jika pembukaan lahan ternyata memasuki habitat spesies flora

    dan fauna yang dilindungi, harus ada usaha agar spesies yang dilin-

    dungi tersebut tidak terlalu banyak mendapatkan gangguan. Pem-

    bukaan lahan bisa terjadi di kawasan yang dahulunya merupakan

    habitat satwa endemik, misalnya orangutan. Atau kawasan yang

    dibuka merupakan daerah lintasan satwa liar yang dilindungi, mi-

    salnya gajah atau harimau sumatera. Spesies flora dan fauna yang

    dilindungi harus tetap dijaga dan tidak boleh diganggu.

    Tabel Kesesuaian Lingkungan untuk PertumbuhanTanaman Kelapa Sawit

    sumber: Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit, Deptan 2006

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    14/69

    Perkebunan Kelapa Sawit dapat digolongkan sebag

    ha budidaya tanaman tahunan. Oleh karena skala pr

    perkebunan kelapa sawit sangat besar, maka usaha

    bunannya membutuhkan lahan yang luas.

    Budidaya kelapa sawit membutuhkan persyaratanyang berkaitan dengan iklim, kondisi tanah, dan

    yang sesuai. Tanaman kelapa sawit juga membut

    beberapa persyaratan lingkungan yang cocok,

    curah hujan, waktu bulan kering, pH tanah, ketin

    kemiringan, tekstur tanah, dan tanah yang tidak b

    mengandung batu.

    Status penggunaan lahan untuk perkebunan kelapa

    harus jelas. Di beberapa daerah, penggunaan lahan

    perkebunan hanya diperbolehkan pada kawasan ya

    dah memiliki status tanah Hak Guna Usaha (HGU).

    gunaan lahan masyarakat harus dipertimbangkan

    cermat, apakah telah mendapat kesepakatan yang

    jui bersama.

    Selain status lahan, hal yang perlu diketahui ber

    dengan lahan adalah mengenai flora-fauna, top

    sumber dan tata air (drainase), serta luas dan batas

    areal yang pasti. Kawasan hutan yang diperbolehk

    tuk digunakan sebagai lahan kebun kelapa sawit

    kawasan hutan yang telah dikonversi. Biasanya kawasan hutan produksi atau hutan untuk pengg

    lain yang dikonversi menjadi kawasan perkebunan

    bangunan perkebunan kelapa sawit di kawasan bu

    kehutanan untuk semua besaran diwajibkan AMDA

    Kawasan hutan lindung atau hutan yang dijaga unt

    perluan penyangga fungsi ekosistem, dan hutan kon

    atau hutan untuk keperluan pelestarian dan perlind

    flora-fauna, tidak diperbolehkan untuk usaha perke

    Kelapa sawit dapat tumbuh subur di lahan gambut,

    kebun kelapa sawit di kawasan gambut perlu mem

    tikan fungsi ekositem gambut, antara lain dengan

    bangun drainase yang baik.

    LAHAN KEBUN KELAPA SA

    Photo:HeriGP

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    15/69

    8

    udi kelayakangiatan awal pembangunan kebun kelapa sawit

    alah studi kelayakan. Kegiatan ini bertujuan untuk

    enentukan lokasi dan mencocokkan kesesuaian

    gkungan untuk pertumbuhan tanaman kelapa

    wit. Dalam kegiatan ini juga dikumpulkan dataengenai ketersediaan sumber air, akses jalan, dan

    ktor pendukung lainnya.

    Persiapan

    erencanaan luas kebun dan tataruangas kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas

    brik. Pabrik dengan kapasitas 30 ton per jam da-

    t dipasok oleh kebun dengan luas 6.000 ha. Peren-

    naan tataruang juga berkaitan dengan pembagian

    eal untuk lokasi pembibitan, jaringan jalan dan

    mbatan, bangunan konservasi, tata air atau drai-

    se, komplek perkantoran dan perumahan, pabrik,

    n fasilitas lainnya. Tata ruang kebun biasanya di-

    gi dalam beberapa unit manajemen, atau dikenalngan sebutan afdeling, dan terdiri dari beberapa

    ok untuk memudahkan pengawasan, perawatan,

    n mengatur panen.

    Tatacara pembukaan lahanPembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik

    dan tatacara yang benar (tanpa melakukan pemba-

    karan). Tujuan pembukaan lahan yang benar adalah

    untuk menghindari kebakaran lahan dan hutan,

    menghindari polusi udara akibat asap, dan menye-diakan bahan organik untuk memperbaiki struktur

    kesuburan tanah.

    Pembukaan Lahan

    Konservasi lahan dan airBagian dari pembukaan lahan adalah konservasi la-

    han dan air untuk menghindari kerusakan lahan aki-

    bat longsor, erosi, dan mencegah banjir. Konservasi

    adalah upaya perlindungan. Tujuan konservasi lahan

    dan air adalah untuk melindungi tanah, menjaga

    kerusakan sumber-sumber air agar tidak terganggu

    dan menjaga persediaan air saat musim kemarau.

    Pemilihan lokasi lahan pembibKebutuhan lokasi pembibitan bia

    1 1,5% dari luas kebun. Lokasi pem

    tukan bersamaan pada saat membua

    luas dan tata ruang kebun. Lokasi pe

    dipilih biasanya memiliki topografi rngan areal penanaman, bebas banjir,

    sumber air, memiliki akses jalan yang

    bas gangguan baik manusia maupun

    Pembibitan

    Penyediaan air dan pemeliharPembibitan memerlukan banyak air.

    yang baru tumbuh harus dijaga aga

    Selain kondisi tanaman yang harus l

    lukan naungan untuk mencegah tana

    langsung dari sinar matahari.

    Pada saat tanaman mulai tumbuh b

    mulai dibutuhkan pemupukan dan

    pestisida. Untuk mencegah perkemdan penyakit, penyemprotan biasa

    seminggu sekali.

    TAHAPAN PEMBANGUNAN KEBUN KELAPA SAWIT

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    16/69

    Persiapan penanamanPersiapan penanaman dilakukan dengan membuat petak-petak barisan tempat lokasi

    tanaman akan ditanam. Pembuatan ini biasa disebut dengan mengajir atau meman-

    cang. Sebelum mengajir, biasanya dibuat blok-blok dan jalan rintisan. Setiap blok

    memiliki luas sekitar 400 m x 400 m atau lebih. Kepadatan tanaman biasanya 130

    tanaman per ha pada jarak tanam 9,5 m x 9,5 m dengan sistem segitiga.

    Penanaman

    PemeliharaanPemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

    Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang baru ditanam dari bibit sampai

    berumur 30-36 bulan. Selama masa TBM, diperlukan beberapa jenis pekerjaan yang

    secara teratur harus dilaksanakan, yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga

    tanaman agar tidak goyah dan tetap berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati

    atau kurang subur, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama

    dan penyakit, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan dan parit drainase. Saat

    pemeliharaan TBM, biasanya dilakukan juga seleksi tanaman untuk memilih tanaman

    yang berkualitas baik.

    Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

    Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan. Panen yang mengun-

    tungkan secara ekonomis baru terjadi pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Tanaman

    kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM

    meliputi pengendalian tanaman liar yang mengganggu (gulma), pemangkasan pelepah,

    pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, dan pemeliharaan jalan rintisan.

    Pembuatan lubang tanamanPembuatan lubang tanam dilakukan 2 (dua) minggu sebelum penanaman. Lubang

    tanam biasanya berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Dalam radius 1,5 m, di sekitar titik

    tanam, harus dibersihkan gulma atau tanaman pengganggu.

    PenanamanPelaksanaan penanaman diusahakan pada musim hujan untuk menjaga agar tanam-

    an mendapat cukup air. Penanaman bibit dilakukan oleh satu regu yang terdiri dari 3

    orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah, dan menutup tanah.

    Tanaman kelapa sawit sudah dapat berbuah produktif setelah u

    cak produksi terbaik adalah setelah umur 5 (lima) tahun. Saat i

    yang dapat dipanen sudah mencapai lebih dari 60%, atau berat

    sudah lebih dari 3 kilogram.

    Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik biasan

    truk. Untuk menghasilkan persentase perolehan minyak (rend

    buah segar yang baru dipetik harus segera dikirim ke pabrik. Ole

    iatan pengiriman buah segar dari kebun ke pabrik dilakukan s

    Pada umur 5 tahun, pohon kelapa sawit dapat berbuah sepanja

    panen paling rendah biasanya hanya terjadi pada bulan Januari

    bulan-bulan itu, kegiatan lalu lintas pengangkut buah dari kebu

    Panen

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    17/69

    Tahap paling awal dan penting dalam membangun kebun ke-

    lapa sawit adalah ketika pembukaan lahan. Saat pembukaan

    lahan, ada dua kegiatan yang perlu mendapat perhatian, yaitu

    pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) dan konservasi

    lahan dan air.

    Saat ini membuka lahan dengan membakar sudah dilarang (li-

    hat boks di halaman berikut). Pembukaan lahan tanpa bakar

    dapat menghindari kebakaran hutan dan mengurangi polusi

    asap yang sangat mengganggu. Hal yang penting diperhati-

    kan dalam membuka lahan tanpa pembakaran adalah tatacara

    dan tahapan teknis kegiatan yang disusun secara bertahap dan

    sistematis.

    Pada topografi areal yang bergelombang atau berbukit, sebe-

    lum dilakukan penanaman, diharuskan menerapkan teknik kon-

    servasi lahan dan air. Konservasi lahan penting untuk mence-

    gah longsor, erosi, dan banjir. Konservasi lahan juga sangat

    bermanfaat untuk perawatan tanaman di kemudian hari.

    Pilihan teknik dan waktu konservasi tanah sangatlah penting.

    Jika teknik yang dilakukan salah, akan bisa berakibat seba-liknya. Pada musim hujan, daerah dengan kemiringan lebih

    dari 15% menjadi sangat rawan jika vegetasi penutup tanah-

    nya dibuka. Daerah dengan kemiringan lebih dari 30% atau

    sebelah kiri dan kanan daerah aliran sungai selebar 200 m,

    tidak boleh dibuka. (sumber: Pedoman Teknis Pembangunan

    Kebun Kelapa Sawit, 2007) Daerah ini selain bermanfaat untuk

    habitat satwa juga penting untuk mencegah kerusakan vege-

    tasi penutup tanah. Lahan yang perlu mendapat perhatian un-

    tuk dikonservasi terutama yang memiliki bentuk berombak dan

    berbukit dengan kemiringan lereng 8 30%. Konservasi lahandapat dilakukan secara fisik dan biologi. Konservasi secara fisik

    dilakukan dengan membuat teras dan saluran untuk jalan air.

    0

    Konservasi lahan bisa dilakukan d

    bagai teknik seperti teras, parit, rora

    teng, atau menggunakan tanama

    Teras berguna untuk menjaga tana

    ring. Setelah membuat teras, tana

    ring jika dikupas diharapkan tidak a

    longsor. Diameter teras biasanya 4

    ngan posisi miring ke arah dinding b

    teras biasanya sekitar 4 m dengan s

    8 10 derajat. Membangun teras da

    kan dengan menggunakan buldoser

    Teknik Konservasi Lahan dan Air

    Pembukaan Lahan Kebun Kelapa Sawit

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    18/69

    Dalam konservasi lahan, parit berfungsi sebagai saluran air un-

    tuk mencegah agar air tidak tergenang. Air yang tergenang akan

    mengganggu perkembangan akar tanaman.

    Konservasi lahan secara biologis dilakukan dengan cara menanam

    tanaman penutup tanah pada lahan yang terbuka. Tanaman penu-

    tup biasanya menggunakan jenis tanaman dari keluarga tanaman

    leguminocaeatau kacang-kacangan yang akan ditanam sebelummenanam kelapa sawit. Tanaman kacang-kacangan berfungsi un-

    tuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan air di

    sekitar tanaman.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    19/69

    2

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    20/69

    Tahap-tahap pembukaan lahan tanpa bakar meliputi

    buatan blok-blok, penumbangan pohon, pembuatan

    penumpukan potongan pohon, memotong kayu besar, m

    umpuk (menumpuk dan mengatur potongan kayu), mem

    jalan dan parit, membuat teras, dan menanam tanama

    cangan sebagai penutup permukaan tanah.

    Memotong pohonSecara mekanis, memotong pohon dilakukan dengan m

    gunakan mesin pemotong kayu (chainsaw). Peke

    menumpuk secara mekanis dilakukan dengan menggun

    buldoser. Ketika memotong, menumbangkan, dan menum

    pohon yang telah ditumbangkan perhatikan sumber air t

    yang sudah ada agar tidak rusak.

    Membersihkan semakPembukaan lahan alang-alang dan semak diperbolehka

    cara kimia, yaitu dengan menggunakan racun alang-a

    Penyemprotan yang efektif hanya dilakukan pada saat m

    kemarau. Perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan b

    kimia akan mempengaruhi kualitas air di lokasi sekita

    nyemprotan. Bahan kimia yang digunakan merupakan

    bisida dengan dosis penyemprotan harus sesuai dengan at

    dan petunjuk yang disarankan.

    Bo

    Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (zero burnin

    Photo:DokDEPTAN

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    21/69

    Sarana dan PrasaranaSetelah pembukaan lahan, biasanya sekaligus dilakukan pembangunan

    rana dan prasarana. Pembangunan dimulai dengan pembukaan jalan ak

    sekaligus dengan sistem drainase dan jembatan penghubung. Termasuk

    lam pembangunan sarana dan prasarana adalah pembangunan pabrik, k

    pleks perkantoran, dan perumahan karyawan.

    PembibitanBibit kelapa sawit biasanya disediakan dalam bentuk kecambah. Untuk ta

    man dengan kerapatan 130 pohon per ha, diperlukan 180 185 kecam

    per ha. Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan

    atau dua tahap pembibitan. Untuk pembibitan menggunakan satu ta

    (single stage), dilakukan dengan menanam bibit langsung pada polybag

    ran besar (50 cm x 40 cm). Sedangkan untuk sistem pembibitan dua ta

    (double stage), bibit ditanam pada polybagkecil (22 cm x 14 cm) sel

    sekitar 3 bulan, setelah itu baru dipindahkan ke polybagbesar. Pembib

    dua tahap memiliki keuntungan karena dapat mengatur ketersediaan bdan dapat dilakukan seleksi bibit yang baik.

    Bibit yang sudah ditanam dalam polybag perlu mendapat naungan a

    tidak terkena matahari secara langsung. Pemeliharaan bibit biasanya dila

    kan dengan cara menyiram, memupuk, mengendalikan tanaman liar pe

    ganggu atau gulma, dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

    Penentuan Lokasi Pembibitan

    Lokasi pembibitan diusahakan memiliki topografi yang datar, dekat den

    blok yang akan ditanam, dan bebas banjir. Untuk kawasan lahan gampembibitan terletak di lokasi yang mengandung tanah mineral. Lokasi p

    bibitan sebaiknya juga dekat dengan sumber air dan memiliki akses ja

    untuk memudahkan pengawasan.

    4

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    22/69

    Bagian Pengangkutan TBS dari Kebun ke Pabrik

    TBS (Tandan Buah Segar) yang baru dipanen dari kebun diangkut ke pabrikdengan menggunakan truk.

    Bagian PenimbanganSetelah buah kelapa sawit sampai di pabrik, petugas langsung melaku-

    kan penimbangan. Sesudah itu, buah kelapa sawit dipindahkan ke loading

    rampuntuk dibongkar dan disortir.

    Bagian Pembongkaran Buah (Loading Ramp)Di bagian pembongkaran, buah kelapa sawit disortir untuk penilaian mutu.

    Buah yang lolos sortir akan masuk ke bagian pemasakan dengan menggu-nakan lori atau kereta pengangkut. Bagian yang tidak lolos akan dibuang

    dan dikeringkan menjadi bahan bakar ketel uap.

    Bagian Pemasakan/Perebusan dan SterilisasiLori yang berisi TBS lolos sortir dimasukkan ke ketel rebusan secara meka-

    nis. Pemasakan buah kelapa sawit menggunakan ketel yang dipanaskan

    dengan uap air pada tekanan 2,8 3 kg/cm3. Pemasakan ini berfungsi

    sebagai sterilisasi buah sebelum diproses lebih lanjut. Sterilisasi adalah

    upaya suci hama agar buah kelapa sawit yang akan diproses bebas dari

    bakteri dan jamur. Setiap 1 ton TBS diperlukan sekitar setengah ton uap airyang dihasilkan dari ketel uap. Lama pemasakan sekitar 90 menit. Tahap

    ini memerlukan pengawasan yang sangat ketat. Sebab apabila tekanan

    uap terlalu rendah, persentase buah yang tidak lepas dari tandan akan

    tinggi.

    Ketel uap yang menghasilkan uap air panas dihasilkan dari perebusan air

    menggunakan bahan bakar dari cangkang, serat, dan tandan buah yang

    sudah kering. Uap air panas, selain digunakan untuk memasak buah, juga

    digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik

    untuk keperluan pabrik.

    Bagian Pelepasan Buah dari Tandan dan PenumbukanSetelah perebusan, lori berisi buah ditarik ke luar dan ditumpahkan di atas

    mesin pelepas buah dari tandan (stripping). Buah yang lepas akan jatuh ke

    bawah dan mengalami penumbukan. Dengan menggunakan ban berjalan

    (conveyor), buah yang sudah ditumbuk dibawa ke bagian pengadukan (di-

    gester).

    Sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit diwajibkan mempunyai kebun ke-

    lapa sawit yang dapat memenuhi minimal 20 persen dari kebutuhan bahan

    baku. Pabrik ini biasanya terletak di dekat atau di dalam areal perkebunan.

    Pabrik umumnya terdiri dari beberapa bagian untuk proses pengolahan

    yaitu:

    PabrikKelapaSawit

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    23/69

    Bagian Pengadukan (Digestion)

    Pada bagian pengadukan, buah yang sudah setengah han-cur diaduk hingga daging buah terlepas dari biji. Dagingbuah yang banyak mengandung minyak akan terpisahdengan biji sawit yang masih terbungkus tempurung.

    Bagian Pengempaan untuk Memeras Minyak Sawit

    Proses pengempaan bertujuan untuk mengeluarkan mi-

    nyak dan cairan. Mengempa adalah memeras denganmenggunakan tekanan (pressing). Daging buah yang ba-nyak mengandung minyak dimasukkan dalam mesin pressuntuk mengeluarkan minyak dan cairan lainnya. Melaluisaringan getar, minyak yang diperoleh kemudian ditam-pung dalam tangki pengumpul.

    Bagian Pemurnian Minyak (Clarification)

    Minyak yang dihasilkan dari pengempaan dan pemisahankemudian dimurnikan secara bertahap untuk menghasil-kan minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Pro-ses pemurnian menggunakan sistem penguapan dan pe-ngendapan sentrifugal untuk memisahkan antara minyak,air, dan kotoran. CPO yang dihasilkan kemudian disimpandalam tangki timbun CPO.

    Bagian Inti Sawit

    Biji kelapa sawit yang masih memiliki tempurunserat akan diolah dengan cara membersihkan sermemisahkan tempurungnya. Serat yang terlepas dmenggunakan alat yang disebut fibre cyclone. Sertempurung yang terlepas bisa langsung digunakbagai bahan bakar untuk tungku ketel uap.

    Biji kelapa sawit yang masih mengandung tem

    akan dimasukkan ke dalam mesin pengering. Bijtelah cukup kering selanjutnya dimasukkan ke memecah biji. Dari mesin pemecah, biji yang telah tedari cangkang dan kotoran dimasukkan ke dalapemisah getar. Pemisahan bertujuan untuk memisbagian biji yang belum pecah, biji yang sudah tedari cangkang, debu, dan cangkang. Biji kelapa sawbelum pecah akan dimasukkan kembali ke mesin pebiji untuk mengulangi proses yang sama.

    Biji yang sudah pecah dan cangkang biji selanjutnya ke dalam mesin hydrocyclone. Mesin ini akan memisbiji dan cangkang. Biji yang sudah terkupas disebugai inti sawit. Cangkang yang sudah terpisah dapasung diumpan untuk dimasukkan menjadi bahantungku ketel uap atau ditampung terpisah untuk industri lainnya.

    Inti sawit yang sudah bersih dimasukkan dalam angering untuk menurunkan kadar air menjadi 7% dengan persyaratan. Inti sawit yang telah sesuai stkemudian dimasukkan dalam karung kemasan.

    6

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    24/69

    Pembangunan perkebunan kelapa sawit maupun un-tuk perluasannya yang terjadi di Sumatera, Kaliman-tan, dan berbagai daerah lain di Indonesia dapat di-pastikan berpotensi menimbulkan dampak terhadaplingkungan hidup, terutama terhadap ekosistem, hid-rologi, dan bentang alam. Uraian berikut akan mem-bahas beberapa potensi dampak lingkungan dari ta-hap prakonstruksi, konstruksi, dan operasional terkaitdengan pembangunan perkebunan kelapa sawit.

    Kelapa Sawit

    Potensi Dampak LingkunganPerkebunan

    Photo:TaufikIsmail

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    25/69

    Dampak lingkungandiartikan sebagai perubahan kondisi maupun fung-

    si dari suatu komponen lingkungan hidup akibat keberlangsungan suatu

    komponen kegiatan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan terhadap

    dampak-dampak yang menyebabkan perubahan berarti.

    Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dapat berpen-

    garuh terhadap besaran dan sifat dampak antara lain adalah perole-

    han dan pembukaan lahan, lokasi dan luas lahan perkebunan kelapa

    sawit yang besar dengan tanaman yang seragam (monokultur), serta

    konstruksi dan operasi pabrik pengolahan buah kelapa sawit. Sedang-

    kan rona lingkungan yang turut terpengaruh antara lain adalah kondisi

    ekosistem, hidrologi, bentang alam, dan sikap penduduk yang tinggal di

    wilayah sekitar perkebunan.

    Pada umumnya dampak yang ditimbulkan oleh usaha budidaya tana-man perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kuan-

    titas air yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan, persebaran

    hama, penyakit dan gulma pada saat operasi kebun, serta perubahan

    kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida. Selain itu, sering pula

    muncul potensi konflik sosial dan munculnya penyebaran penyakit tana-

    man endemik.

    Dampak lingkungan suatu kegiatan perlu dikenali sejak dini. Keputu-

    san layak-tidaknya suatu kegiatan untuk direalisasikan harus memper-

    timbangkan berbagai dampak lingkungan yang mungkin muncul. Jika

    potensi dampak negatifnya terlalu besar dan dianggap melebihi potensidampak positifnya, kegiatan tersebut sebaiknya tidak direalisasikan.

    Dokumen UKL-UPL harus memuat setiap kemungkinan dampak ling-

    kungan dari rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit yang akan di-

    jalankan secara spesifik, lengkap, dan jelas (lihat diagram). Setidaknya

    aspek apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana harus mampu

    dijawab.

    DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGELOLAANNYA

    8

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    26/69

    Pernyataan mengenai suatu potensi dampak lingkungan harus mencak-up uraian mengenai aspek sumber dampak dan aspek penerima dam-pak. Untuk tiap potensi dampak, pemrakarsa harus merencanakan upayapengelolaan dan pemantauan dampak lingkungannya. Kedua rencana

    ini juga harus dinyatakan dengan sejelas-jelasnya.

    Menyatakan PotensiDampak Lingkungan dengan Lengkap

    Boks: Menyatakan Potensi Dampak Lingkungan secara LengkapPernyataan mengenai suatu potensi dampak lingkungan harus mencakup uraian me-ngenai sumber dampak dan jenis dampak. Untuk tiap potensi dampak, pemrakarsa ha-rus merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungannya. Kedua

    rencana ini juga harus dinyatakan dengan sejelas-jelasnya.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    27/69

    0

    Tahap Eliminasi

    Upaya ini ditujukan untuk mencegah atau menghilangkan sama

    sekali kemungkinan terjadinya suatu potensi dampak negatif. Elimi-

    nasi umumnya dilakukan dengan mengubah spesifikasi suatu sum-

    ber dampak sehingga potensi dampak tidak jadi muncul.

    TahapMinimalisasi

    Minimalisasi ditujukan untuk mengurangi pemunculan suatu po-

    tensi dampak negatif. Upaya ini umumnya dilakukan di sisi sumber

    dampak. Misalnya, mengatur jadwal pengangkutan bahan kons-truksi sehingga gangguan kebisingan dapat dikurangi.

    TahapMaksimalisasi

    Upaya ini ditujukan untuk memaksimalkan pemunculan suatu po-

    tensi dampak positif. Umumnya upaya ini juga dilakukan di sisi

    sumber dampak. Contohnya penambahan jumlah tenaga kerja

    yang dibutuhkan oleh suatu proyek.

    TahapPengendalian

    Pengendalian ditujukan untuk membatasi besaran dan sebaran

    suatu potensi dampak. Misalnya, pengolahan limbah cair berguna

    untuk mengurangi besaran dampak yang mungkin terjadi pada ba-dan air penerima.

    TahapPenanggulangan

    Upaya penanggulangan ditujukan untuk memperbaiki kerusakan

    atau kerugian yang nantinya terjadi pada suatu komponen lingku-

    ngan. Misalnya, melalui kesepakatan dengan masyarakat yang ter-

    kena dampak.

    TahapPemulihan

    Upaya ini ditujukan untuk memulihkan kerusakan yang nantinya

    terjadi pada suatu komponen lingkungan. Dalam hal ini, pemrakar-

    sa akan mengembalikan lingkungan ke fungsi atau kondisi semula.

    Misalnya, upaya penanaman kembali bekas lahan di kiri dan kanan

    tepi sungai yang terlanjur dibuka.

    Dalam upaya pengelolaan dampak lingkungan hidup, untuk se-tiap potensi dampak negatif, harus memuat rencana mencegah,mengurangi, mengendalikan, atau menanggulanginya. Seba-liknya, untuk setiap potensi dampak positif, harus memuat ren-cana untuk memaksimalkannya. Upaya pengelolaan dampak da-pat direncanakan pada sisi sumber dampak dan dapat juga padasisi komponen lingkungan terkena dampak. Klasifikasi jenis upaya

    pengelolaan dampak dapat dilihat di bawah ini.

    Boks: Klasifikasi Jenis Upaya Pengelolaan Dampak

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    28/69

    Relevansi antara suatu potensi dampak dan upa

    ngelolaannya harus jelas. Upaya pengelolaan d

    harus dinyatakan sespesifik dan sejelas mungkin

    diagram).

    Pemantauan dampak lingkungan dilakukan untuk m

    nali keberadaan, sebaran, dan besaran dampak yajadi pada suatu komponen lingkungan terkena da

    Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai dasa

    timbangan dalam menentukan perlu-tidaknya ada

    tambahan untuk mengendalikan dampak yang m

    Pengalaman menunjukkan bahwa upaya pema

    seringkali berhasil mengidentifikasi adanya damp

    yang terjadi.

    alam beberapa hal, pemantauan perlu dilakukan terhadap sumberampak selain tentunya terhadap komponen lingkungan terkenaampak, misalnya di lokasi pengolahan air limbah dan di beberapakasi yang diperkirakan terkena dampak.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    29/69

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT LOKASI

    Lokasi lahan yang digunakan untuk perkebunan akan

    mengalami perubahan peruntukan dan fungsi eko-

    sistem. Pada kawasan gambut, pembukaan lahan da-

    pat berakibat pada terganggunya fungsi resapan air di

    kawasan tersebut.

    Dampak yang ditimbulkan oleh konversi lahan adalah

    perubahan pola pemanfaatan lahan dan ruang. Jika

    lahan yang digunakan merupakan lahan dekat de-

    ngan kawasan hutan, diperkirakan akan menimbulkan

    dampak lain seperti pembalakan liar dan pemanfaatan

    kayu.

    Pembuatan jalan akses ke lokasi lahan perkebunan

    sama artinya dengan membuka aksesibilitas wilayah.

    Wilayah yang selama ini tertutup akan mudah dijang-

    kau masyarakat. Aksesibilitas wilayah bisa berdampakpositif atau negatif. Dampak negatif bisa terjadi, mi-

    salnya terhadap keberadaan objek khusus, seperti ka-

    wasan hutan menjadi terancam oleh kegiatan peram-

    bahan, pencurian kayu (illegal logging), dan perburuan

    liar flora-fauna yang dilindungi.

    Berkaitan dengan lokasi, uraian di atas menunju

    bahwa perkebunan kelapa sawit mempunyai po

    dampak negatif terhadap ekositem dan pola pe

    faatan lahan dan ruang. Selain itu juga akan m

    dampak positif, seperti kawasan terpencil me

    lebih terbuka.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Terjadinya dampak berlangsung terus selama l

    digunakan sebagai perkebunan. Jika kawasan t

    but memiliki fungsi ekosistem yang penting, mis

    kawasan gambut yang merupakan daerah su

    air atau kawasan tangkapan air untuk suatu da

    yang luas, pengaruh dampak akan sangat besar

    luas. Kerusakan ekosistem yang parah akan menim

    kan banjir, kekeringan, kebakaran lahan gambutbencana lingkungan yang besar lainnya. Dampak

    muncul terus menerus saat musim hujan atau m

    kemarau.

    2

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    30/69

    Hambatan yang timbul pada saat pembebasan lahan ada-

    lah dari masyarakat yang tidak rela melepaskan tanahnya

    dan dari harga jual yang tidak sesuai. Hambatan ini dapat

    mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat terhadap

    rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit.Urusan perolehan lahan tak jarang menimbulkan sengketa

    di antara penduduk. Masyarakat yang menolak menjual

    lahan akan berseberangan posisi dengan masyarakat lain

    yang mau menjual lahannya. Hal ini tentu dapat merusak

    kerukunan penduduk. Persengketaan antarpenduduk da-

    pat juga terjadi akibat status kepemilikan tanah yang tidak

    jelas. Lahan yang sama diakui oleh dua pihak atau lebih.

    Transaksi jual-beli lahan akan mempengaruhi tingkat penda-

    patan masyarakat. Sebagai konsekuensi, hak dan kepemili-kan masyarakat terhadap lahan tersebut akan hilang. Jika

    kebetulan lahan itu merupakan bagian dari tanah perta-

    nian, perkebunan, atau lahan yang digunakan masyarakat

    asli, kegiatan bisa berdampak langsung pada pola mata

    pencarian mereka sebelumnya.

    Uraian di atas menunjukkan bahwa potensi dampak ling

    yang terjadi terkait dengan perolehan lahan untuk per

    kelapa sawit memiliki potensi dampak negatif terhada

    penerimaan masyarakat,

    kerukunan penduduk , hak dan kepemilikan masyarakat, dan

    pola mata pencarian.

    Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa pa

    ningkatnya pendapatan masyarakat karena mem

    biaya ganti rugi dari pemrakarsa.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Beberapa potensi dampak yang terkait dengan pe

    lahan mulai bermunculan pada tahap prakonstruksi

    saat pemrakarsa akan menentukan lokasi perkebunasaat pembebasan lahan dilakukan, potensi dampa

    memuncak. Potensi dampak negatif dapat tersebar

    ruh wilayah yang direncanakan menjadi perkebunan

    sawit, khususnya di lahan-lahan yang pemilik atau

    nanya merasa terganggu oleh rencana pembebasa

    tersebut.

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT

    PEROLEHAN LAHAN

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    31/69

    4

    Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimu-

    lai dengan pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan

    lahan akan mengubah tutupan lahan (land coverage).

    Pembukaan lahan di dekat kawasan hutan akan sa-

    ngat berpengaruh pada populasi dan sebaran hewan

    dan tumbuhan terutama yang dilindungi oleh undang-

    undang.

    Perkebunan kelapa sawit akan mengganti flora-fauna

    yang beragam dengan pohon-pohon kelapa sawit yang

    monokultur. Hal tersebut menyebabkan perubahan peri-

    laku pada satwa liar karena terjadinya perubahan habitat.

    Di beberapa tempat terjadi kemunculan kembali satwa

    yang dilindung seperti gajah, orangutan, atau harimau

    pada lokasi tersebut. Munculnya satwa liar di keb

    lapa sawit akan menimbulkan banyak gangguan.

    dan orangutan diketahui memakan pucuk pohon k

    sawit, bahkan harimau pernah dilaporkan mem

    pekerja yang sedang bekerja di kebun kelapa sawit

    Penataan lahan untuk pembangunan perkebunalapa sawit perlu mengatur jaringan jalan, par

    blok kebun untuk memudahkan pengawasan.

    saat penataan, lahan yang digunakan akan meng

    perombakan secara fisik, seperti pola aliran air p

    kaan, kualitas dan kuantitas air permukaan dan b

    permukaan, juga pada morfologi lahan dan sta

    lahan.

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT

    PEMBUKAAN LAHAN

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    32/69

    Ketika kelapa sawit mulai ditanam, penggunaan pupuk dan

    pestisida (termasuk insektisida dan herbisida) akan me-

    ningkat, terutama pada saat pembibitan. Herbisida diper-

    lukan untuk mengurangi pertumbuhan gulma dan tanaman

    pengganggu pada saat pemindahan dari lokasi pembibitan

    ke kebun, sedangkan insektisida digunakan untuk mengu-

    rangi risiko serangan hama pada tanaman muda. Residu

    kimia dari pupuk dan pestisida akan tertinggal dalam ta-

    nah. Secara langsung residu ini akan mengubah sifat fisikdan kimiawi tanah.

    Uraian di atas menunjukkan bahwa potensi dampak pem-

    bukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit memiliki po-

    tensi dampak negatif terhadap tutupan lahan (land cover-

    age), populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan, pola

    perlintasan dan migrasi hewan, pola aliran air permukaan,

    kualitas dan kuantitas air permukaan dan bawah permu-

    kaan, morfologi lahan, stabilitas lahan, dan sifat fisik dan

    kimiawi tanah.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Berubahnya tutupan lahan hendaknya diperhatikan

    akan membuka lahan. Begitu juga dengan popula

    sebaran hewan yang terganggu dan pola lintasan at

    grasinya yang berubah hendaknya menjadi perhati

    fat-sifat dampak ini tidak dapat berbalik. Dampakny

    sifat tetap dan berlangsung selama perkebunan be

    Keragaman hewan dan tumbuhan di lokasi kegiata

    akan kembali seperti semula.Perubahan pada pola aliran air permukaan, kualit

    kuantitas air permukaan dan bawah permukaan,

    bersifat tetap. Apabila penataan dilakukan dengan

    maka kondisinya akan kembali seperti semula. Ha

    sama terjadi pada stabilitas lahan. Sebaliknya pada k

    morfologi lahan akan mengalami perubahan yang

    akan kembali seperti semula.

    Agar kondisi sifat fisik dan kimia tanah dapat terpu

    maka sebaiknya penggunaan pestisida, herbisida, d

    puk mengikuti aturan yang diperbolehkan.

    Photo:Dok.

    Qipra

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    33/69

    6

    Meski saat ini membuka lahan dengan cara membakar sudahdilarang, dalam beberapa hal terutama ketika musim kema-rau, kebakaran lahan tidak bisa dihindari. Kebakaran lahanbisa terjadi secara alamiah atau karena kelalaian manusia.Kebakaran lahan akan berdampak pada penurunan kualitasudara yang diakibatkan oleh kabut asap. Sebaran kabut asap

    mempengaruhi pencahayaan, suhu udara, melumpuhkanberbagai kegiatan di daerah sekitar, dan juga berdampak dilokasi yang jauh dari tempat lahan yang terbakar. Dampakkebakaran lahan sangatlah besar karena biasanya akan me-rembet ke kawasan hutan. Akibatnya adalah akan banyak

    jenis flora dan fauna yang mati, sehingga mempengaruhipopulasi dan sebaran hewan dan tumbuhan (keanekaraga-man hayati).

    Kesimpulannya, kebakaran lahan mempunyai potensi dam-pak negatif terhadap kualitas udara, pencahayaan, suhuudara, dan populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan.

    Kebakaran lahan umumnya terjadi pada lahan yandibuka (Tahap Konstruksi), tetapi bisa juga terjadi saat

    sional. Kebakaran lahan akan sangat cepat menyebakan pada kawasan yang sebelumnya mendapat pengaketat. Perlu diwaspadai beberapa lokasi yang rawamendapatkan pengawasan ekstra sehingga tidak m

    pemicu kebakaran. Pada musim kemarau, kebakaranyang terjadi lebih lama dan baru berhenti saat musimtiba.

    Kebakaran lahan dan hutan di Indonesia mendapat sdunia dan dianggap sebagai penyubang yang besar pamanasan global (Global Warming).

    Boks: Kebakaran Lahan

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    34/69

    Pembangunan perkebunan kelapa sawit biasanya menim-

    bulkan peluang usaha yang melibatkan banyak tenaga kerja

    sehingga berpeluang menciptakan kesempatan kerja. Jum-lah tenaga kerja berfluktuasi sesuai dengan tahapan kegiat-

    an. Meski banyak terjadi kesempatan kerja, peluang usaha,

    kualifikasi pekerjaan dan keahlian yang tersedia di lokasi

    memiliki potensi menciptakan konflik sosial dan berakibat

    pada terganggunya hubungan antarpenduduk.

    Untuk jenis pekerjaan sederhana dalam pembangunan perke-

    bunan kelapa sawit, biasanya akan mengambil tenaga kerja

    dari penduduk sekitar yang akan meningkatkan kesempatan

    kerja dan masyarakat juga akan meningkat.

    Selain dari penduduk sekitar ada pekerja perkebunan yang

    merupakan pendatang. Hal ini memungkinkan terjadinya

    kesempatan interaksi atau hubungan antarpenduduk pen-

    datang dan masyarakat asli. Interaksi antara pendatang de-

    ngan masyarakat asli juga akan berdampak pada hubungan

    antarpenduduk.

    Uraian di atas menunjukkan bahwa konstruksi da

    sional pabrik kelapa sawit memiliki potensi dampa

    terhadap hubungan antarpenduduk.Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa den

    nya kesempatan kerja, peluang usaha, dan meni

    pendapatan masyarakat.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Dampak yang berkaitan dengan kesempatan kerja

    luang usaha muncul di tahap konstruksi sampai op

    bagian besar dampak bersifat sementara dan dapa

    kembali ketika kondisinya memungkinkan, misaln

    musim kemarau yang membutuhkan pengawasaatau permintaan tenaga kerja menurun pada saa

    rendah. Kebutuhan tenaga kerja biasanya berkaitan

    pembukaan lahan, pembersihan lahan, pembuat

    akses, penanaman dan pemeliharaan tanaman, pan

    pai dengan kegiatan administrasi dan operasional p

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT

    KESEMPATAN KERJA & PELUANG USAH

    Photo:Rulli

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    35/69

    8

    Mobilisasi alat dan bahan pada tahap prakonstruksi, konstruk

    operasional berpotensi untuk mengganggu tingkat kenyam

    kawasan. Gangguan tersebut diakibatkan oleh lalu-lalangny

    daraan pengangkut di jalur jalan yang dekat dengan pemu

    penduduk. Selain merusak kondisi fisik jalan yang dilaluinyamengurangi tingkat kelancaran berlalu-lintas, terutama saat

    Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan panen dan ke

    perkebunan lainnya memiliki potensi dampak negatif terhad

    kenyamanan kawasan,

    kondisi fisik jalan, dan

    kelancaran berlalu-lintas.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Dampak negatif berkaitan dengan kenyamanan kadapat berlangsung mulai tahap konstruksi s

    tahap beroperasinya perkebunan. Di tahap

    truksi, berlangsung pada saat dilakukanny

    bilisasi alat dan bahan. Pada tahap o

    berlangsung ketika pengangkutan has

    kebun ke pabrik. Apalagi saat kegiatan

    kelapa sawit berlangsung setiap hari

    dampak tidak tetap dan lokal. Biasanya

    terjadi pada daerah lintasan antara keb

    pabrik.

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT

    MOBILISASI PERALATAN

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    36/69

    Penggunakan mesin dan ketel di pabrik untuk mengolah

    TBS sampai menjadi CPO (Crude Palm Oil) akan meng-hasilkan asap dari mesin, genset, dan tungku yang akan

    mempengaruhi kualitas udara. Proses pencucian, perebus-

    an, sampai pemurnian di pabrik kelapa sawit akan banyak

    menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

    Limbah cair harus diolah dalam IPAL sebelum dilepas ke

    saluran perairan terbuka atau perairan umum agar tidak

    mempengaruhi kualitas air permukaan. Jika kualitas air

    limbah yang dilepas ke perairan terbuka masih di atas

    baku mutu, dikhawatirkan akan mempengaruhi populasi

    dan keragaman flora dan fauna perairan.

    Sedangkan limbah padat yang dihasilkan adalah tandan

    kosong (tankos), sabut, cangkang, pelepah kering, yang

    sering dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku ketel

    uap. Penanganan limbah padat dari aktivitas perkebunan,

    pabrik, maupun dari kegiatan lainnya, harus d

    dengan baik agar kebersihan dan keapikan kawasaterjaga.

    Uraian di atas menunjukkan bahwa limbah pen

    pabrik kelapa sawit memiliki potensi dampak neghadap:

    kualitas udara,

    kualitas air permukaan, dan

    keapikan kawasan.

    Karakteristik Potensi Dampak

    Dampak yang mempengaruhi kualitas udara, kebgetaran, kualitas air permukaan, dan kebersihan

    tetap dan dapat terus berulang selama pabrik ber

    Beberapa dampak, seperti kualitas udara dan air

    kaan bisa menyebar luas ke daerah lainnya.

    POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT LIMBAH

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    37/69

    Pemilihan Lokasi

    Pemilihan lokasi yang dimaksud adalah meletakkan rencana lokasi perkebunan pada daerah yang sesuai denga

    cana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana makro (roadmap Departemen Pertanian) sehingga tidak perlu l

    lakukan konversi lahan. Daerah dengan fungsi ekosistem khusus, sangat sensitif untuk dikonversi. Dampak yang

    akan sulit dikelola, misalnya seperti wilayah masyarakat asli (tanah ulayat/adat), kawasan hutan habitat flora dan

    yang dilindungi UU, lahan dengan kemiringan terjal (>15%), dan kawasan yang memiliki sumber daya air untuk w

    sekitarnya. Kawasan seperti itu dilindungi dalam UU sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung dan seb

    dihindari dalam pemilihan lokasi perkebunan.0

    Ada 5 pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengelola seluruh potensi dampak lingkungan baik da

    pengembangan dan pengoperasian perkebunan kelapa sawit. Pendekatan tersebut diharapkan dapat m

    liminasi beberapa potensi dampak, sebagian lagi hanya akan bersifat mengurangi dan mengendalikan p

    dampak yang lain. Pendekatan lainnya mungkin dapat memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkan

    ukur dampak dapat diukur dengan menggunakan pendekatan batas ambang yang diperbolehkan. Tentunya

    dengan peraturan yang berlaku.

    UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK

    Keterangan: Pengelolaan Dampak disesuaikan dengan potensi dampak lingkungan yang akan terjadi

    P

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    38/69

    Pendekatan Kesepakatan dengan Masyarakat

    Kesesuaian lokasi dapat meleset ketika rencana ternyata masuk dalam lokasi pemukiman dan budidaya masya

    Dalam hal ini pendekatan lain masih tetap dibutuhkan, misalnya melalui musyawarah untuk mencari kesepakat

    ngan masyarakat. Usaha untuk mencapai kesepakatan merupakan salah satu langkah penanggulangan potensi d

    negatif yang akan dirasakan masyarakat. Tujuan mencari kesepakatan ditentukan berdasarkan musyawarah

    pemrakarsa dengan pemilik lahan dan mengacu pada peraturan pemerintah yang berlaku.

    Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada terjadinya keresahan di masyarakat adalah penggunaan lahan

    sangat besar. Meski masyarakat bersedia melepas lahannya untuk perkebunan kelapa sawit, tetapi keresahan masy

    tetap tinggi karena masyarakat jelas akan kehilangan mata pencarian.

    Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dapat menjadi contoh yang baik untuk menunjukkan manfaat

    Model lain dari kesepakatan yang dicapai dengan masyarakat adalah melalui kemitraan. Selain sebagai tenaga

    masyarakat setempat dapat bermitra dengan perusahaan kebun kelapa sawit. Dalam hal ini masyarakat dapat m

    ngun dan mengelola kebunnya sendiri. Sementara itu perusahaan membantu masyarakat membangun perkebun

    membeli hasil dari perkebunan milik masyarakat.

    ekatan

    akatan

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    39/69

    2

    Pendekatan Sosial

    Pendekatan sosial sebaiknya dilakukan melalui pertemuan tatap-muka

    dan dialog langsung dengan penduduk. Pembagian leaflet, penempelan

    poster, maupun penjelasan melalui radio juga dapat membantu. Ada

    baiknya beberapa wakil penduduk dilibatkan dalam perencanaan se-

    jak awal. Untuk memberikan masukan berkaitan dengan status lahan,

    kepemilikan lahan, harga jual lahan, pencarian tenaga kerja, dan se-

    bagainya. Pendekatan sosial akan memberi tempat untuk masyarakat

    membicarakan hak, kepemilikan, dan kepentingannya. Dalam mu-

    syawarah tersebut akan bertemu berbagai kepentingan yang ada dalam

    masyarakat, baik yang menerima maupun menolak. Pendekatan sosial

    bukan hanya menyampaikan keinginan pemrakarsa tetapi menjalin

    kembali hubungan antarpenduduk.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    40/69

    Perbaikan Desain

    Pendekatan perbaikan desain (rancang bangun) terutama berkaitan dengan tataletak

    kebun, pabrik, dan teknik pengolahan dan budidaya.

    Pendekatan perbaikan tataletak kebun, misalnya, mengatur jalur jalan (jalan utama, jalan

    produksi, dan jalan kontrol) sesuai topografi lahan. Apabila melalui aliran sungai, pem-

    bangunan jalan sebaiknya diusahakan melewati bagian sungai yang sempit agar tidak

    banyak mengubah dan membongkar fisik sungai. Perbaikan desain terutama disarankan

    dalam memperbaiki kualitas air buangan IPAL, kualitas udara buangan dari cerobongasap tungku ketel, atau tambahan peralatan saringan debu.

    Sedangkan teknik pengolahan dan budidaya tanaman bisa diperbaiki melalui penggu-

    naan bibit yang lebih baik dan tahan penyakit. Misalnya, bibit sawit diperoleh dari pusat

    sumber benih yang telah memiliki legalitas dari pemerintah dan reputasi yang baik, yaitu

    dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    41/69

    4

    Pengaturan Prosedur Kerja

    Pendekatan ini diharapkan dapat mengeliminasi, mengu-

    rangi, maupun menanggulangi beberapa potensi dampak

    negatif yang banyak terjadi. Beberapa aturan prosedur kerja

    atau ketentuan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai

    berikut.

    Pembuatan pola kerja shiftatau penggiliran waktu kerja

    guna menambah jumlah dan memberikan pemerataan

    peluang kerja bagi penduduk sekitar. Penjadwalan ope-

    rasi kendaraan diharapkan dapat mengurangi potensi

    kecelakaan lalu-lintas dan waktu istirahat penduduk di-

    harapkan tidak terganggu.

    Perhatikan prosedur pembukaan lahan tanpa ba

    burning). Pemusnahan sampah tumbuhan d

    dengan cara menimbun dan membuat komp

    menghindari pembakaran. Pembuatan embung

    atau kubangan untuk menyimpan air yang ber

    tuk persediaan air musim kemarau. Perlu dibuat

    menara pengawas kebakaran dalam perkebunamencegah agar kebakaran tidak meluas, sebaikn

    sekat bakar untuk membatasi penyebaran api k

    jadi kebakaran lahan.

    Pemanfaatan kayu tebangan, tandan kosong atau

    untuk bahan bakar harus dipastikan kondisinya b

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    42/69

    nar kering. Limbah kayu lainnya juga dapat ditumpuk pada

    daerah cekungan dan dibiarkan menjadi kompos. Tungku

    rebusan (boiler) harus dilengkapi dengan penangkap debu

    (dust collector).

    Pembuatan pondasi teras dengan batang kayu bekas te-

    bangan untuk mengurangi kemungkinan erosi tanah per-

    mukaan.

    Pada areal tepi kiri dan kanan badan sungai harus disisa-

    kan jarak selebar 200 m dan tidak boleh dibuka agar ada

    sisa lahan untuk satwa liar. Daerah berbukit atau bergelom-

    bang, atau daerah dengan kemiringan lebih da

    baiknya tetap dipertahankan. Untuk mengura

    erosi, dapat dilakukan dengan menanam tanam

    gan sebagai cover cropsdi tepi kiri-kanan salur

    dan areal lain yang terbuka.

    Perhatian khusus perlu diberikan pada pros

    lamatan kerja, baik bagi para pekerja maupunpenduduk di sekitar lokasi proyek. Penggunaa

    keselamatan kerja merupakan hal yang mutlak

    bagi mereka yang bekerja di ketinggian.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    43/69

    sasi yang diberikan, rekrutmen tenaga kerj

    kemitraan, dan harapan lainnya), hubantarpenduduk, pendapatan atau pengh

    masyarakat, hak dan kepemilikan masy

    serta pola mata pencarian penduduk. Pema

    juga perlu dilakukan untuk mengetahui t

    kenyamanan kawasan, khususnya yang di

    kan oleh keberadaan perkebunan dan pab

    ngolahan kelapa sawit, lalu-lalangnya ken

    selama pembukaan lahan, konstruksi, dan

    sional perkebunan dan pabrik, serta kondi

    jalan untuk lalu lintas kendaraan.Pengumpulan data atau informasi dapat

    kan dengan cara berikut :

    Pengamatan atau observasi lap

    Pengamatan biasanya bersifat subjekti

    rasi datanya pun sulit dipertahankan.

    6

    Upaya pemantauan yang perlu dilakukan terhadap perkebunan ke-

    lapa sawit antara lain adalah pemantauan terhadap lahan dan lokasi

    perkebunan dan pabrik, pemantauan terhadap kondisi sosial ekonomi

    masyarakat, pemantauan terhadap kondisi wilayah atau ekosistem

    setempat (tutupan lahan, populasi dan sebaran hewan dan tumbu-

    han, pola aliran air permukaan, kualitas dan kuantitas air, morfologi

    dan stabilitas lahan, sifat fisik dan kimia tanah, dan kualitas udara),

    serta pemantauan terhadap limbah yang dihasilkan dari kegiatan

    perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Secara garis besar kegiatan pe-

    mantauan meliputi:

    pemantauan terhadap lahan dan lokasi perkebunan dan pabrik,

    pemantauan terhadap masyarakat wilayah terkena dampak,

    pemantauan kondisi wilayah terkena dampak, dan

    pemantauan limbah yang dihasilkan pabrik dan penanganannya.

    Sebagian pemantauan dapat dilakukan hanya pada tahap prakons-

    truksi dan tahap konstruksi. Sebagian lagi dapat dilakukan pada ta-hap operasi di lahan perkebunan maupun di pabrik.

    Pemantauan Lahan dan Lokasi Perkebunandan Pabrik

    Pemantauan ini terutama dilakukan pada saat tahap pra-

    konstruksi untuk memastikan apakah lokasi perkebunan danpabrik sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, misalnya ter-

    letak di lokasi sesuai dengan tata ruang dan rencana makro

    (roadmap) yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian.

    Pemantauan lainnya yang sangat penting adalah apakah loka-

    si dan kapasitas pabrik yang didirikan dipastikan sudah me-

    menuhi ketentuan yang berlaku, misalnya berapa jarak antara

    kebun dan pabrik, apakah bahan baku yang dibutuhkan sudah

    dapat dipenuhi dari kebun milik sendiri.

    Pemantauan Masyarakat di Wilayah TerkenaDampak

    Pemantauan pada saat prakonstruksi sampai operasional ke-

    bun dan pabrik, umumnya dilakukan untuk mengetahui pene-

    rimaan atau persepsi masyarakat (kepuasan terhadap kompen-

    UPAYA PEMANTAUAN DAMPAK

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    44/69

    pengamatan tidak membutuhkan tenaga dan biaya

    yang banyak, serta tidak berpotensi menimbulkan ke-resahan tambahan.

    Wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat (formal

    dan informal). Ini adalah metode yang lebih terstruk-

    tur dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.

    Biaya dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak terlalu

    besar.

    Survei masyarakat. Cara ini adalah yang paling efektif

    untuk menjaring pendapat masyarakat dan menda-

    patkan gambaran kondisi mereka secara lebih akurat.

    Survei membutuhkan tenaga dan biaya yang relatifbesar dan berpotensi menimbulkan pertanyaan tam-

    bahan dari masyarakat.

    Analisis data harus disesuaikan dengan pengumpulan data

    yang dipilih (di atas). Untuk hal ini, dapat dipilih metode

    analisis kualitatif maupun kuantitatif yang biasa diguna-

    kan sebagai metode analisis bidang sosial.

    Lokasi pemantauan terhadap masyarakat bisa dila

    secara langsung pada pemukiman sekitar, misalnyapleks perumahan pekerja, perkampungan masy

    sekitar, dan kawasan lainnya yang terkena dampa

    sung maupun tidak langsung. Lokasi lainnya yang

    juga dipantau adalah lokasi domisili tenaga kerja

    komplek perumahan tenaga kerja dan daerah perli

    kendaraan pabrik selama tahap konstruksi sampai

    sional.

    Jangka waktu pemantauan terhadap masyarakat

    dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda. Pa

    hap prakonstruksi dan konstruksi, frekuensi pemayang agak tinggi (setiap bulan) layak dilakukan. Pa

    hap operasi, pemantauan dapat dilakukan tanpa

    menunggu terjadinya masalah, misalnya setiap satu

    atau dua tahun sekali.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    45/69

    8

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    46/69

    Pada tahap konstruksi kebun maupun pabrik,

    sebaiknya data mengenai kondisi ekosistem ke-

    bun, seperti tutupan lahan, populasi dan seba-

    ran hewan dan tumbuhan, pola aliran air per-

    mukaan, kualitas dan kuantitas air permukaan,

    morfologi lahan, stabilitas lahan, sifat fisik dan

    kimia tanah, kualitas udara, pencahayaan, dan

    suhu udara, dimiliki.

    Pemantauan dilakukan untuk mengetahui per-ubahan yang terjadi pada tahap operasi kebun

    dan pabrik. Misalnya apakah saluran air, kesta-

    bilan tanah, jalan dan jembatan berfungsi de-

    ngan baik? Apakah terjadi banjir pada musim

    hujan, tidak ada tanda-tanda tanah longsor

    atau erosi. Apakah fungsi lokasi untuk menjaga

    keseimbangan air masih baik? Apakah peng-

    gunaan pupuk, pestisida, dan herbisida telah

    sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ber-

    laku? Pemantauan penggunaannya dilakukandengan mengukur beberapa sampel tanah dan

    air di lokasi.

    Pada saat musim kemarau, apakah cukup terse-

    dia air atau peralatan pendukung untuk me-

    madamkan api jika terjadi kebakaran lahan?

    Tujuan pemantauan untuk memastikan kesia-

    pan jika kemungkinan terjadi kebakaran lahan

    yang tak terduga.

    Jika lokasi kebun dekat dengan kawasan h

    tan, apakah satwa liar yang dilindungi mas

    dalam lokasi kebun? Tujuan pemantauan

    untuk mencari jalan keluar jika di lokasi keb

    ternyata sering masuk satwa dilindungi d

    bahkan merusak kebun. Pemantauan juga u

    tuk memastikan bahwa satwa liar yang dil

    dungi tidak mendapat gangguan baik dari lu

    maupun dari pekerja kebun kelapa sawit.

    Pengambilan data dalam pemantauan dilak

    kan di lapangan dengan pengambilan samp

    secara langsung. Metode analisis data dilak

    kan secara kualitatif dan kuantitatif denga

    sampel yang terukur. Parameter yang dipi

    ditentukan sesuai dengan kebutuhan analis

    Data yang diambil dapat diukur di lapang

    menggunakan peralatan langsung atau dibaw

    ke laboratorium.

    Lokasi pengamatan ditentukan berdasarkan

    tik pemantauan yang sesuai dengan kebutuha

    misalnya lokasi yang sudah diperkirakan ak

    mengalami tekanan lebih sering dan ber

    seperti tepi sungai, daerah dengan kemiring

    >15%, dan sebagainya. Jangka waktu pema

    tauan disesuaikan dengan jadwal kegiatan k

    bun, misalkan setiap perawatan kebun, seti

    panen, setiap musim kemarau, setiap mus

    hujan, dan sebagainya.

    Pemantauan Kondisi Wilayah Terkena Dampak

    Photo:Dok.

    Qipra

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    47/69

    0

    Pemantauan ini dilakukan pada saat pabrik sudah berjalan

    (operasional). Tujuan pemantauan untuk mengetahui hal-

    hal berikut: Apakah semua ketentuan yang berkaitan de-

    ngan besaran dan kualitas limbah yang disyaratkan telah

    dipenuhi? Apakah prosedur kerja yang telah ditetapkan

    oleh manajemen telah dijalankan dengan benar? Apakah

    masih terjadi penyimpangan meski semua prosedur telahdijalankan dengan benar, sehingga perlu ada komponen

    kegiatan yang diperbarui? Pemantauan terutama dilaku-

    kan untuk mengetahui kualitas udara, kualitas air, dan

    keluaran hasil kegiatan lainnya, misalnya sampah dan lim-

    bah padat.

    Metode analisis data dilakukan secara kuantitatif

    yang diambil berdasarkan pada sampel yang diten

    berkaitan dengan aktivitas. Analisis data dilaku

    lapangan dan di laboratorium yang memenuhi sya

    suai dengan parameter yang diukur.

    Lokasi pemantauan dilakukan di sumber limbah, s

    limbah, sekitar outlet pembuangan limbah, dan belokasi perairan atau udara terbuka.

    Jangka waktu pemantauan disesuaikan dengan

    kegiatan dengan pertimbangan membandingkan

    saat tidak ada kegiatan, selama kegiatan, dan sete

    giatan. Atau dengan pemeriksaan secara acak setia

    bulan atau waktu yang ditentukan sesuai kebutuha

    Pemantauan Limbah Pabrik

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    48/69

    Suatu kegiatan tetap diharuskan memiliki rencana upaya pe-ngelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup meskitidak masuk dalam daftar wajib AMDAL. Upaya tersebut di-tuangkan dalam dokumen yang dikenal sebagai dokumenUpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Peman-

    tauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Salah satu kegiatan yangdinyatakan perlu untuk menyusun dokumen UKL-UPL adalahPerkebunan Kelapa Sawit apabila lahan yang digunakan se-luas 25 hektar sampai dengan kurang dari 3.000 ha.

    Perkebunan Kelapa SawitDokumen UKL-UPL

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    49/69

    2

    Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah menetapkan berbagai jenis kegiatan yang dalam perencana

    diwajibkan untuk menjalani proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Sementa

    kegiatan yang tidak masuk dalam daftar wajib-AMDAL, diharuskan untuk menyusun Upaya Pengelolaa

    kungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam dokumen Upaya Penge

    Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

    MAKNA UKL-UPL

    Sesuai aturan KLH (Permen KLH No. 11 tahun 2006),

    kegiatan budidaya tanaman perkebunan tahunan dengan

    atau tanpa unit pengolahan dalam kawasan budidayanon-kehutanan luas sama dengan atau lebih dari 3.000

    ha, diwajibkan untuk membuat AMDAL. Dalam Kepmen

    LH No. 86 tahun 2002 disebutkan bahwa kegiatan yang

    tidak wajib-AMDAL diwajibkan untuk membuat UKL-UPL.

    Ph

    ot

    o:

    Her

    iGP

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    50/69

    Dokumen UKL-UPL berisi uraian upaya-upaya yang akan dilakukan pemrakarsa da

    mengelola berbagai potensi dampak positif dan negatif usulan kegiatannya dan

    mantau berbagai potensi dampak yang dikhawatirkan muncul dari usulan kegiat

    Selain itu, dokumen UKL UPL memuat deskripsi kegiatan yang direncanakan, ide

    pemrakarsanya, dan surat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan upaya-

    tersebut.

    Kewajiban untuk menyusun dokumen UKL-UPL umumnya ditujukan pada kegiat

    giatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting. Kegiatan-kegiatan

    UKL-UPL umumnya memiliki skala kegiatan yang lebih kecil dari kegiatan-kegiatan

    AMDAL.

    Proses AMDAL menghasilkan 4 (empat) jenis dokumen, yaitu dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak

    Lingkungan (ANDAL), dokumen ANDAL, dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan dokumen

    Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sementara itu, dokumen UKL-UPL hanya terdiri dari satu dokumen

    saja. Dokumen UKL-UPL disusun relatif lebih mudah, cepat, dan murah.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    51/69

    Dokumen paling awal yang harus dibuat dalam proses perizinan

    pembangunan perkebunan kelapa sawit adalah UKL-UPL. Doku-

    men inilah yang akan menjadi dasar rekomendasi Bupati/Walikota

    untuk menerbitkan izin pembangunan kebun kelapa sawit.

    Hal yang perlu diketahui sebelum menyusun dokumen UKL-UPL

    adalah tata cara dalam mengurus izin dan beberapa ketentuan

    yang berkaitan dengan perizinan. Menurut Peraturan Menteri

    Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman

    Perizinan Usaha Perkebunan, bahwa usaha perkebunan dapat

    dibagi menjadi dua, yaitu usaha budidaya tanaman perkebunan

    dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.

    Perusahaan perkebunan yang melakukan kegiatan usaha perke-

    bunan dengan luas kurang dari 25 ha wajib didaftar oleh Bupati/

    Walikota dan akan mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Bu-

    didaya Perkebunan (STD-B) dari Bupati/Walikota. Jika luas lahanperkebunan yang dikelola lebih dari 25 ha, perusahaan pengelola

    wajib memiliki Izin Usaha Perkebunan atau IUPB.

    Industri pengolahan kelapa sawit yang memiliki kapasitas produksi

    CPO dari pengolahan TBS (tandan buah segar) 5 ton per jam atau

    lebih, wajib memiliki izin. Sedangkan pengolahan TBS kurang dari

    5 ton per jam wajib didaftar oleh Bupati/Walikota untuk diberikan

    Surat Tanda Daftar Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan

    (STD-P) dari Bupati/Walikota.

    Usaha budidaya tanaman perke-

    bunan dengan luas 25 ha atau lebih

    yang memiliki unit pengolahan TBS 5 ton/

    jam atau lebih, diwajibkan memiliki izin usa-

    ha perkebunan untuk pengolahan atau IUP-P.

    Syarat untuk memperoleh IUP-P lainnya adalah

    pengelola harus dapat memenuhi 20% bahan baku

    dari kebunnya sendiri.

    Izin usaha perkebunan atau IUP yang menempati lo

    tas wilayah Kabupaten/Kota, akan diberikan oleh Gu

    ngan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Rekomend

    dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah

    bupaten/Kota dan rencana makro atau roadmap Dep

    tanian RI. Lebih lengkap mengenai perizinan perkeb

    sawit dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pertanian

    mentan/OT.140/2/2007.

    Boks: Izin dan Persetujuan FormalPERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    4

    Fungsi dokumen UKL-UPL dapat dilihat dari beberapa sisi.

    Dari sisi pemrakarsa, dokumen UKL-UPL berfungsi sebagai

    acuan untuk menyempurnakan desain usulan kegiatannya.

    Selain itu, dokumen UKL-UPL juga berfungsi sebagai acu-

    an untuk melakukan upaya pengelolaan dan pemantauandampak lingkungan hidup secara rutin dan periodik darikegiatan tersebut nantinya.

    Dari sisi pemerintah, dokumen UKL-UPL pada umumnya

    dipakai sebagai syarat untuk memberikan izin pada pemra-

    karsa. Dalam hal ini, sebelum izin dikeluarkan, pemerintah

    perlu memeriksa apakah upaya pengelolaan dan peman-

    tauan lingkungan hidup yang dijanjikan oleh pemrakarsa

    dianggap memadai. Setelah kegiatan beroperasi, dokumen

    UKL-UPL juga sering dipakai pemerintah sebagai acuan

    melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pe

    dan dampak lingkungan yang ditimbulkannya.

    Dokumen UKL-UPL bisa disiapkan oleh pemrakar

    di tahap perencanaan sebelum realisasi kegiatan

    ngan. Dengan demikian, upaya pengelolaan dantauan dampak lingkungan bisa direncanakan unt

    dampak yang diprakirakan akan muncul di tahap

    struksi sampai tahap operasi kegiatan, misalnya p

    perkebunan menjadi kawasan peruntukan lain, s

    rumahan, jalan raya, atau lainnya.

    FUNGSI DOKUMEN UKL-UPL

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    52/69

    Sebelum pembangunan dimulai biasanya

    dibutuhkann beberapa perizinan, misal-

    nya izin prinsip, izin lokasi, atau izin lain-

    nya seperti Izin Mendirikan Bangunan

    (IMB) dan Izin Penggunaan Bangunan

    (IPB) untuk pembangunan gedung.

    Dokumen UKL-UPL memilikifungsi yang setara dengan doku-men RKL-RPL.

    Saat kegiatan dimulai, pemrakarsa wajib untuk melaksanakan upaya pengelolaan

    pemantauan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL

    Secara periodik, pemrakarsa juga wajib melaporkan hasil dari upaya pengelolaan

    pemantauan lingkungan yang dilakukannya. Frekuensi laporan pelaksanaan UKL

    bisa berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan di daerah dan jenis kegiatan.

    Laporan pelaksanaan UKL-UPL yang baik seharusnya mampu menjelaskan dan mbuktikan hal-hal berikut.

    Bahwa semua upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang ada dalam

    kumen UKL-UPL telah dijalankan dan efektif mencapai sasaran. Jika ada yang

    dapat dijalankan atau tidak mencapai sasaran, laporan tersebut harus menjela

    alasan dan jalan keluar yang ditawarkan.

    Bahwa tidak ada dampak lain yang muncul selain dari dampak yang telah dipe

    kan. Jika ada, hal tersebut perlu dijelaskan dalam Laporan Pelaksanaan UKL-U

    Bahwa tidak ada aturan yang dilanggar oleh pelaksanaan kegiatan pembang

    kebun kelapa sawit. Jika terjadi pelanggaran, perlu dijelaskan upaya yang tela

    lakukan untuk memperbaiki kinerja lingkungan dan mencegah terulangnya pe

    garan tersebut.

    Mencermati kecenderungan (trend) parameter lingkungan yang dipantau dajak laporan pertama sampai laporan terakhir untuk mengantisipasi kemung

    adanya pencemaran atau kerusakan di masa mendatang.

    Boks: Kewajiban Pascapersetujuan

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    53/69

    6

    Mengikuti ketentuan Pedoman Pelaksanaan UKL-UPL (Kepmen LH No. 86 Tahun 2002), dokume

    UPL untuk kegiatan PERKEBUNAN KELAPA SAWIT memiliki sistematika dokumen sebagaimana d

    barkan dalam diagram berikut.

    SISTEMATIKA DOKUMEN

    Identitas Pemrakarsa(informasi umum tentang perusahaan dan personil penangjawab yang memprakarsai kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit)Nama Perusahaan/Lembaga (nama resmi dari perusahaan pemilik Perkebunan Kelapa SawNama Penanggung Jawab Kegiatan(nama personil yang bertanggung jawab langsunpengembangan kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan atas penyusunan dokumen UKL-UPL-nya)

    Alamat Lengkap(alamat kantor dan nomor telepon/faks dari penanggung jawab kegiatan)

    Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi(uraian lengkap tentang dampak-dampak linkungan yang mungkin terjadi dari kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit. Uraian disampaikan secarringkas dalam format matriks yang mudah dicerna)Sumber Dampak (komponen kegiatan yang berpotensi menjadi penyebab dampak, seperti konversi lahaperolehan dan pembelian lahan, pembukaan dan pembersihan lahan, rekrutmen tenaga kerja, perlintasan kend

    raan, operasional kebun dan pabrik, dan lainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)

    Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak(komponen-komponen lingkungan hidup yandiperkirakan akan terkena dampak, seperti harga lahan dan bangunan, hubungan antarpenduduk, pendapata

    masyarakat, kenyamanan bermukim, kesempatan kerja, kondisi fisik jalan, dan lainnya sebagaimana diuraika

    dalam Bagian 2 buku ini)

    Besaran Dampak (ukuran kuantitatif atau kualitatif yang dapat menunjukkan besarnya potensi dampa

    yang terjadi pada suatu komponen lingkungan)Keterangan(informasi yang dirasakan perlu untuk memperjelas uraian setiap potensi dampak, seperti lokasumber dampak, sebaran dampak, dan waktu dan durasi pemunculan dampak)

    Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup(uraian lengkaptang upaya mengelola dan memantau berbagai potensi dampak Perkebunan Kelapa Sawit; disamkan secara ringkas dalam format matriks yang mudah dipahami)Upaya Pengelolaan Dampak (langkah-langkah eliminasi, minimalisasi, maksimalisasi, pengendpenanggulangan, dan pemulihan, seperti penyesuaian jalur, pemberian kompensasi, perbaikan desain, dan la

    sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)

    Upaya Pemantauan Dampak (langkah-langkah pemantauan untuk mengetahui besaran peng

    dampak yang terjadi seperti pemantauan terhadap persepsi masyarakat, pemantauan terhadap limbah pabriklainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)

    Tolok Ukur(nilai atau batasan parameter acuan yang digunakan untuk menilai makna dari hasil pemanta

    1

    g

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    54/69

    Rencana Usaha atau Kegiatan(uraian ringkas tentang kegiatan Perke-bunan Kelapa Sawit yang sedang direncanakan, berikut diagram, peta, foto, dangambar teknis yang dirasakan perlu untuk memperjelas uraian)Nama Rencana Kegiatan(nama resmi kegiatan sesuai kesepakatan antara pemra-karsa dan instansi lingkungan)

    Lokasi Rencana Kegiatan(nama administratif dari semua daerah yang menjadilokasi Perkebunan Kelapa Sawit, termasuk lokasi kantor dan perumahan pekerja perkebunan)

    Skala Kegiatan(luas lahan [ha] dan kapasitas pabrik pengolahan (ton/jam) PerkebunanKelapa Sawit yang direncanakan)

    Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan(komponen-komponen kegiatanPerkebunan Kelapa Sawit yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan sebagaimana

    dijelaskan dalam Bagian 1 buku ini)

    Rentang Waktu Kegiatan(lamanya waktu keberlangsungan setiap komponenkegiatan)

    Tanda Tangan Penanggung Jawab Kegia(bukti komitmen pemrakarsa Perkeb

    Kelapa Sawit untuk melaksanakan hal-hadiuraikan dalam dokumen UKL

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    55/69

    8

    Walaupun tidak disyaratkan mutlak dalam peraturan, dokumen UKL-UPL perkebunan kelapa sawit sebaiknya juga dilendengan penjelasan mengenai rona lingkungan awal (lihat boks). Dokumen UKL-UPL juga harus disertai dengan surat perny

    yang ditandatangani penanggung jawab kegiatan.

    Boks: Sebaiknya Informasi Rona Lingkungan Dicantumkan

    Informasi rona lingkungan sebaiknya dicantumkan dalam dokumen UKL-UPL perkebunan kelapa sawiit. Termasuk ke dalaminformasi rona lingkungan tersebut adalah hal-hal berikut.

    Kondisi topografis dan geografis lokasi pabrik. Pola kepemilikan dan pemanfaatan lahan di seluruh lokasi yang akan digunakan untuk perkebunan kelapa sawit

    Kondisi sosial-ekonomi, terutama yang berhubungan dengan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, dan keterbukaamasyarakat akan perubahan. Kesehatan masyarakat sekitar, terutama jenis-jenis penyakit dengan prevalensi tinggi.

    Pencantuman informasi tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    56/69

    Dokumen UKL-UPL diserahkan pemrakarsa ke Instansi Lingku-ngan untuk diperiksa. Jika dianggap sudah memadai, InstansiLingkungan akan memberikan surat rekomendasi yang menya-

    takan bahwa rencana pembangunan Perkebunan Kelapa Sawitsudah memiliki rencana upaya pengelolaan dan pemantauandampak lingkungan yang memadai. Bagian ini akan memba-has berbagai hal yang berkaitan dengan pemeriksaan dokumentersebut.

    MEMERIKSA

    PERKEBUNAN KELAPA SAWITDOKUMEN UKL-UPL

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    57/69

    0

    Pemeriksaan bertujuan untuk memeriksa apakah upaya pengelolaan dan

    pemantauan lingkungan hidup yang direncanakan dan dijanjikan pem-

    rakarsa sudah dianggap memadai untuk setiap dampak yang mungkin

    ditimbulkan oleh usulan kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit. Jika

    dianggap memadai, pemrakarsa akan memperoleh surat rekomendasi

    yang dapat dipakai untuk mengurus izin atau persetujuan lainnya.

    SEKILAS TENTANG PEMERIKSAAN

    Pihak PemeriksaSama seperti kegiatan-kegiatan lainnya, dokumen UKL-UPL kegiatan in-

    dustri perkebunan kelapa sawit diperiksa oleh instansi lingkungan. Dalam

    prosesnya, instansi ini wajib mengajak wakil instansi teknis pembina (Di-

    nas Pertanian).

    Waktu Pemeriksaan

    Proses pemeriksaan dokumen UKL-UPL tidak sepanjang dan serumit pe-nilaian AMDAL. Dengan penyampaian informasi yang sederhana dan lugas

    dalam UKL-UPL, pemeriksaan dokumen seharusnya juga dapat dilakukan

    dalam waktu yang singkat dan efisien.

    7 Hari Kerja

    PemeriksaanDokumen

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    58/69

    Sejak menerima suatu dokumen UKL UPL, Instansi Lingkungan memiliki waktu 7 (tujuh) hari kerja untuk mem

    dokumen tersebut. Jika kelengkapan dokumen dirasa kurang, dokumen akan dikembalikan kepada pemrakarsa

    melengkapi atau memperbaiki dokumen UKL-UPL. Setelah pemrakarsa melengkapi dan mengembalikan dokum

    stansi Lingkungan mempunyai waktu 7 hari lagi untuk memeriksa kelengkapan dokumen sekali lagi, hingga dikel

    surat rekomendasi. Jika dokumen UKL-UPL yang pertama disampaikan tidak membutuhkan revisi, Instansi Lingk

    harus mengeluarkan surat rekomendasi dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen itu diterima oleh In

    Lingkungan.

    Hasil Pemeriksaan

    Pemeriksaan dokumen UKL-UPL akan meng

    surat rekomendasi dari Instansi Lingkunga

    menyatakan bahwa Instansi Lingkungan tela

    memeriksa dokumen UKL UPL,

    sepakat dengan pemrakarsa bahwa upaya laan dan pemantauan dampak lingkung

    memadai,

    sepakat bahwa isi UKL UPL dapat diguna

    pemrakarsa sebagai acuan dalam melak

    kegiatan di lapangan, dan meyakini kegiat

    but berlangsung.

    Rekomendasi ini nantinya menjadi bahan

    bangan bagi instansi pemberi izin untuk me

    permohonan izin yang dibutuhkan pemrakars

    rekomendasi dari Instansi Lingkungan, instaberi izin, dilarang mengeluarkan izin bagi pem

    Dan jika diberikan izin, upaya pengelolaan

    mantauan lingkungan yang terdapat dalam d

    UKL-UPL harus tertuang dalam izin sebag

    yang harus dipenuhi pemrakarsa.

    7 Hari Kerja

    PerbaikanDokumen

    7 Hari Kerja

    PenerbitanRekomendasi

    ewenangan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL

    emeriksaan sebagian besar dokumen UKL-UPL sekarang meru-

    akan kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Pemerik-

    an dokumen UKL-UPL kegiatan perkebunan kelapa sawit pada

    mumnya dilakukan oleh Instansi Lingkungan di tingkat pemerin-

    h daerah Kabupaten/Kota.

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    59/69

    Pemeriksaan dokumen UKL-UPL seba

    lakukan dalam 3 tahapan berikut, yai

    1) pemeriksaan dasar,

    2) pemeriksaan kelengkapan dokume

    3) pemeriksaan substansi.

    Pemeriksaan DasarSebagai dasar dari berbagai tahap saan, pertanyaan-pertanyaan berikut

    dijawab terlebih dahulu.

    Apa betul usulan kegiatan pe

    hanya perlu dokumen UKL-UPL?

    tidak ada ketentuan spesifik yang m

    usulan kegiatan ini perlu menjala

    AMDAL.

    Apa betul lokasi perkebunan tidak

    bertentangan dengan ketentuan ta

    dan rencana makro Departemen P(roadmap)? Pastikan lokasi pe

    tidak terletak pada kawasan dilind

    Apa betul kewenangan untuk m

    dokumen UKL-UPL ini ada pada tin

    merintahan ini? Jika Anda aparat d

    pemerintah daerah Kabupaten/Ko

    tikan bahwa usulan kegiatan Pe

    Kelapa Sawit ini tidak membutu

    komendasi dari tingkat pemerinta

    Provinsi ataupun Pusat.

    Jika semua jawaban di atas adalah Y

    riksaan dokumen UKL-UPL tersebut

    lanjutkan ke tahap berikutnya.

    TAHAPAN PEMERIKSAA

    2

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    60/69

    Pemeriksaan Kelengkapan DokumenPeriksa kelengkapan dokumen dengan menggunakan check listsemacam ini. Untuk mempermudah pemeriksaan

    lengkapan ini, gunakan saja Daftar Isipada dokumen UKL-UPL yang Anda terima. Jika semua jawaban di atas ad

    ADA, pemeriksaan dokumen UKL-UPL tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.

    Pemeriksaan SubstansiTujuannya untuk memastikan bahwa substansi tek

    kumen UKL-UPL dapat dianggap memadai. Dua ha

    harus diperhatikan dalam pemeriksaan substansi do

    UKL-UPL adalah hal-hal berikut.

    Seluruh informasi dalam dokumen dapat dipe

    gungjawabkan secara ilmiah dan dinyatakan d

    sebenar-benarnya.

    Semua potensi dampak yang dicantumkan dalam

    men memiliki upaya pengelolaan dan pemantaua

  • 7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit

    61/69

    KIAT MEMERIKSA SUBSTANS