esp1_uklupl_kelapasawit
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
1/69
ESP-Environmental Support Programme
Danida
Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL
PerkebunanKelapa Sawit
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
2/69
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
3/69
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
4/69
Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL
DiterbitkaDeputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan
dengan duk
Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Programme P
Desembe
P e r k e b u n a
Kelapa Sawi
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
5/69
Pengantar
v
Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup merupakan keniscayaan dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan di bidang pengelolaakungan hidup. Untuk menjamin terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan dmantauan lingkungan hidup tersebut maka pemerintah diamanatkan untuk menenorma, standar, prosedur, dan kriteria.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidu
tahun 2007 dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemantauan linghidup tersebut di atas adalah dengan diterbitkannya panduan lepas yang berjudDUAN PENYUSUNAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL (UPAYA PENGELLINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP) PERKEKELAPA SAWIT.
Buku ini disusun bersama dengan tim dari Departemen Pertanian yang telah mbangkan waktu, tenaga, pemikiran dan informasi teknisnya. Selain itu, buku tersusun berkat kerjasama antara Pemerintah Kerajaan Denmark dengan PemRepublik Indonesia, melalui DANIDA, Environmental Sector Programme Phase 1.
Kami berharap buku ini dapat bermanfaat dan membantu pemerintah daerah, usaha di bidang perkebunan kelapa sawit serta para penyusun dan pemeriksa doUKL-UPL, atau pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Jakarta, Desember 2007
Deputi MenLH Bidang Tata LingkunganKementerian Negara Lingkungan Hidup,
Ir. Hermien Roosita, MM.
Diterbitkan oleh
Deputi Bidang Tata Lingkungan,Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Gedung A Lantai 6Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas, Jakarta 13410Telp/Faks. (021) 85904925PO BOX 7777 JAT 13000e-mail: [email protected]
Website: http:\\www.menlh.go.id
Disclaimer
Panduan ini adalah pedoman lepas yang diharapkandapat mendukung pelaksanaan peraturan perundang-an yang berlaku. Dampak lingkungan yang akan terjadidari suatu kegiatan sangat bergantung pada rencanakegiatan yang akan dilakukan dan lokasi kegiatan (medialingkungan, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatanmasyarakat setempat).
Departemen PertanianRepublik Indonesia
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
6/69
Apresiasi Daftar IsiPENGANTAR DAFTAR ISI TUJUAN DAN FUNGSI BUKU
1 KEBUN KELAPA SAWIT
Hasil Budidaya Kelapa Sawit
Lahan Kebun Kelapa Sawit Tahapan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Pembukaan Lahan Kebun Kelapa Sawit Sarana dan Prasarana Pembibitan Pabrik Kelapa Sawit
2 POTENSI DAMPAK LINGKUNGANPERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Dampak Lingkungan dan Pengelolaannya Boks: Klasifikasi Jenis Upaya Pengelolaan Dampak
Potensi Dampak Lingkungan Terkait Lokasi Potensi Dampak Lingkungan Terkait Perolehan Lahan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembukaan Lahan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Kesempatan Kerja
dan Peluang Usaha Potensi Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi Peralatan Potensi Dampak Lingkungan Terkait Limbah
Upaya Pengelolaan Dampak Upaya Pemantauan Dampak Pemantauan Kondisi Wilayah Terkena Dampak
3 DOKUMEN UKL-UPL KELAPA SAWIT
Makna UKL-UPL Fungsi Dokumen UKL-UPL Sistematika Dokumen
4 MEMERIKSA DOKUMEN UKL-UPLPERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Sekilas Pemeriksaan Tahapan Pemeriksaan Kiat Memeriksa Substansi Dokumen
Langkah 1: Kenali Lokasi Kegiatan
Langkah 2: Pahami Rencana Kegiatan Langkah 3: Pelajari Dampak Lingkungan Langkah 4: Kaji dan Bahas
DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA
Ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan dan penerbitan buku
ini, antara lain:
Direktorat Perkebunan - Departemen Pertanian
Herdradjat Natawidjaja, Hazairin Harahap,
Herna Komara, Murdwi Astuti, Dyah Susilokarti,
Woro Palupi, Sartono
Danish International Development Agency (DANI-
DA)melalui Environmental Sector Programme (ESP)Phase 1.
PENGARAHHermien Roosita
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup)
KETUA PELAKSANASri Wahyuni Herly
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup)
PENYUSUNEndah Sri Sudewi, Muhammad Askary
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup)Isna Marifa, Rudy Yuwono, Bambang Ryadi Soetrisno,
Bayu Rizky Tribuwono, Deasy Sekar T.S.
(Qipra Galang Kualita)
EDITORAry Sudijanto, Esther Simon, Harni Sulistyowati,
Estamina, Widhi Handoyo, Farid Mohammad
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup)
M. Nuraman Sjach (Qipra Galang Kualita)
PENDUKUNGPemi Suthiatirtharani, Rachma Venita,Mawan Wicaksono, Ani Widyawati, Arief Adryansyah,
Susanto Kusnadi, Reza Fahlevi, Micko Riezky,
Ira Haryani, Tanuwijaya, Tarmadi, Darno, Istiqomah
GRAFISE. Sunandar, Toppeaks, Zarkoni (Qipra Galang Kualita)
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
7/69
ii
TUJUAN DAN FUNGSI BUKU
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), bagi usaha dan atau kegiatan yang tidakan menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) wajib mUpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkung(UPL). Oleh karena itu, kegiatan yang tidak termasuk dalam Peraturan Mente
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau KegiaWajib Dilengkapi dengan AMDAL, wajib menyusun dokumen UKL-UPL.
Buku ini disusun dengan tujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengenalsektor perkebunan kelapa sawit, mengetahui dampak-dampak lingkungan yangsebabkan oleh kegiatan sektor perkebunan kelapa sawit, serta pengelolaannyasektor perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang harus ddengan UKL-UPL dan kewenangan rekomendasi lingkungannya ada di tingkaDengan adanya buku ini, diharapkan bahwa pembaca dapat menjalankan tugngan bekal pengetahuan yang lebih lengkap tentang kegiatan sektor perkebunsawit.
SASARAN PEMBACA
Kelompok sasaran utama buku ini adalah instansi yang bertanggung jawab di bngelolaan lingkungan hidup di tingkat pemerintah daerah Provinsi atau Kabupakhususnya instansi yang terlibat dalam proses pemeriksaan UKL-UPL dan penpelaksanaan UKL-UPL. Buku ini juga dapat digunakan oleh pemrakarsa untuk mdokumen UKL-UPL.
Buku ini sengaja disusun dengan menghadirkan banyak diagram, gambar, dayang sederhana, agar dapat dipahami oleh pembaca dengan latar belakang pyang beragam. Diharapkan bahwa buku ini tetap dapat dimanfaatkan oleh pemngan pengetahuan terbatas tentang lingkungan hidup ataupun tentang perkeblapa sawit.
SISTEMATIKA BUKU PANDUAN
Buku ini dimulai dengan memperkenalkan pembaca tentang perkebunan keldengan menampilkan semua komponen yang berkaitan dengan sosok dan kegDalam bab ini, pembaca dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang menjadi bpembangunan kebun kelapa sawit, mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, hap operasional.
Setelah itu, pada bab 2, pembaca akan mendapat penjelasan mengenai potenslingkungan yang berkaitan dengan pembangunan kebun kelapa sawit. Potenslingkungan yang diulas adalah potensi yang berkaitan langsung dengan pembpembangunan kebun kelapa sawit mulai dari tahap prakonstruksi sampai tahsional.
Pada bagian selanjutnya atau bab 3, akan dibahas mengenai dokumen UKL-Ukelapa sawit. Bagian tersebut membahas mengenai makna UKL-UPL, fungsi
UKL-UPL, sistematika dokumen, dan matriks pengelolaan dan pemantauan.Bagian terakhir atau bab 4, adalah bagian yang membahas mengenai memerimen UKL-UPL perkebunan kelapa sawit, yang menjabarkan tujuan pemeriksaanpemeriksaan, dan kiat dalam memeriksa dokumen UKL-UPL.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
8/69
Tanaman kelapa sawit(Elaeis guineensis, Jack) berasal dari Afrika. Dalam ba-
hasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama oil palm. Tanaman kelapa
sawit memiliki bentuk menyerupai pohon kelapa. Di Indonesia, tanaman
kelapa sawit termasuk tanaman pendatang. Pohon kelapa sawit sendiri diIndonesia sudah mulai dikenal sejak sebelum perang dunia kedua. Kelapasawit dibudidayakan dalam bentuk usaha perkebunan besar. Peninggalanperkebunan kelapa sawit saat itu banyak terdapat di Sumatera Utara. Se-dangkan saat ini, perkebunan kelapa sawit banyak dikembangkan di Suma-
tera dan Kalimantan.
Kelapa SawitKebun
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
9/69
Kelapa sawit menyukai tanah yang subur dan te
buka. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta
cabang yang banyak. Buahnya kecil. Jika masak
warna merah kehitaman. Daging buahnya pun p
ging dan kulit buahnya mengandung banyak mi
Pohon kelapa sawit dapat mencapai tinggi samp
ter. Kelapa sawit berkembang biak dengan biji tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini mula
sekitar umur 5 6 tahun, tetapi beberapa jenis h
langan dapat berbuah setelah berumur 36 bulan
tar 3 tahun. Kelapa sawit bisa menghasilkan bu
umur 60 tahun. Hasil buah per pohon setiap p
mencapai 50 60 kilogram.
Saat ini Indonesia adalah produsen terbesar mindunia. Pada tahun 2005 kapasitas produksi CPO
mencapai 13,6 juta ton, naik dari 10,8 juta ton p2004. Kapasitas produksi minyak kelapa sawit dipada tahun 2010 diharapkan dapat mencapai lebjuta ton (Rencana Makro Deptan RI, 2007).
2
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
10/69
HASIL BUDIDAYA KELAPA SAWIT
Hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat di-
jadikan bahan baku industri (lihat diagram di halaman
berikut). Hasil utama pohon kelapa sawit adalah buah
kelapa sawit. Dari buah kelapa sawit dapat diperoleh
minyak untuk bahan baku industri pangan maupun
non pangan. Buah kelapa sawit juga menghasilkansabut untuk industri bubur kertas (pulp), dinding par-
tisi (particle board), atau dibakar sebagai energi
yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakan mesin
di pabrik pengolahan kelapa sawitnya sendiri. Begitu
juga sludge atau lumpur endapan sisa bahan olah,
yang diperoleh dari ampas setelah minyak sawit diam-
bil, masih dapat digunakan untuk bahan baku i
tri pupuk atau dijadikan pakan ternak. Minyak
juga dapat digunakan sebagai bahan utama bio
atau bahan bakar nabati pengganti minyak sola
mintaan yang besar di masa datang akan berda
pada ekspansi penggunaan lahan perkebunan ksawit secara besar-besaran. Untuk menggantika
kebutuhan solar nasional, akan diperlukan 72
kilo liter biodiesel. Untuk keperluan tersebut
dibutuhkan lahan perkebunan seluas 200.000 h
(ha).
Boks: PemPemanenan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan kebun kelapa sawit. Pdimaksud adalah memotong tandan dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik. Buah yang dihasikelapa sawit disebuttandan buah segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch (FFB). Disini, persiapan panen yakan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapannya meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatankutan, dan pengetahuan kerapatan panen, serta sarana panen. Keberhasilan panen akan menunj
paian produktivitas tanaman karena pengelolaan tanaman dan pemeliharaan yang baik serta sesutidak akan ada artinya apabila panen tidak dilakukan seca
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
11/69
Dari biji buah kelapa sawit dapat dihasilkan inti sawit yang
merupakan minyak sawit untuk minyak makan kualitas
utama dan bahan baku mentega. Bungkil atau ampas biji
kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan untuk pupuk
dan pakan ternak. Cangkang biji kelapa sawit bisa dijadi-
kan karbon aktif, bahan baku industri kimia, atau bahan
pengisi. Sedangkan tandan kosong dan batang sawit juga
masih memiliki kegunaan yang banyak, misalnya untuk ba-
han baku industri kertas, bahan pengisi, atau sebagai ba-
han bakar mesin untuk pabrik itu sendiri.
tandan kosong sawit
pulp & kertas kompos karbon rayon
tandan buah segar
inti sawit
cangkang
- bahan bakar- karbon
ampas sawit
pakan ternak
minya
cangkang
emulsifier margarin minyak goreng minyak makanmerah
shortening susu kentalmanis
vanaspati
- e- y
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
12/69
Cangkang, sabut, pelepah, dan tankos adalah bagian pohon kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai baha
ketel uap. Penggunaan cangkang, sabut, pelepah, dan tankos pohon kelapa sawit sebagai bahan bakar dapat
rangi penggunaan BBM. Selain untuk energi, sabut, pelepah, dan tandan kosong bisa dimanfaatkan untuk pem
pupuk kompos. Produksi pupuk kompos selain untuk keperluan kebun sendiri juga dapat dijual. Penggunaan
mengurangi biaya untuk keperluan pupuk kimia dan juga sangat baik untuk menjaga kestabilan lingkungan.
Cangkang, Sabut, Pelepah, dan Tandan Kosong (Tankos) untuk Bahan Bakar
mesokarp
pelepah dan batang sawit
furniture
- pakan ternak- pulp & kertas
minyaksawitmentah
serat
medium densityfibre board
bahan bakar
cangkang
- asam lemaksawit
- fatti alkohol- fatti amina- senyawa eposi- senyawahidroksi
pelumas biodiesel senyawa ester lilin kosmetik farmas
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
13/69
6
Boks: Flora-Fauna yang DilindungiJika membuka kebun di kawasan hutan yang statusnya diperboleh-
kan untuk dibuka, perlu diperhatikan beberapa spesies flora-fauna
endemik (hanya dapat hidup di kawasan tertentu) atau yang di-
lindungi undang-undang. Spesies flora dan fauna sebenarnya tidak
hanya dilindungi di dalam habitatnya tetapi juga di luar habitat-
nya. Jika pembukaan lahan ternyata memasuki habitat spesies flora
dan fauna yang dilindungi, harus ada usaha agar spesies yang dilin-
dungi tersebut tidak terlalu banyak mendapatkan gangguan. Pem-
bukaan lahan bisa terjadi di kawasan yang dahulunya merupakan
habitat satwa endemik, misalnya orangutan. Atau kawasan yang
dibuka merupakan daerah lintasan satwa liar yang dilindungi, mi-
salnya gajah atau harimau sumatera. Spesies flora dan fauna yang
dilindungi harus tetap dijaga dan tidak boleh diganggu.
Tabel Kesesuaian Lingkungan untuk PertumbuhanTanaman Kelapa Sawit
sumber: Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit, Deptan 2006
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
14/69
Perkebunan Kelapa Sawit dapat digolongkan sebag
ha budidaya tanaman tahunan. Oleh karena skala pr
perkebunan kelapa sawit sangat besar, maka usaha
bunannya membutuhkan lahan yang luas.
Budidaya kelapa sawit membutuhkan persyaratanyang berkaitan dengan iklim, kondisi tanah, dan
yang sesuai. Tanaman kelapa sawit juga membut
beberapa persyaratan lingkungan yang cocok,
curah hujan, waktu bulan kering, pH tanah, ketin
kemiringan, tekstur tanah, dan tanah yang tidak b
mengandung batu.
Status penggunaan lahan untuk perkebunan kelapa
harus jelas. Di beberapa daerah, penggunaan lahan
perkebunan hanya diperbolehkan pada kawasan ya
dah memiliki status tanah Hak Guna Usaha (HGU).
gunaan lahan masyarakat harus dipertimbangkan
cermat, apakah telah mendapat kesepakatan yang
jui bersama.
Selain status lahan, hal yang perlu diketahui ber
dengan lahan adalah mengenai flora-fauna, top
sumber dan tata air (drainase), serta luas dan batas
areal yang pasti. Kawasan hutan yang diperbolehk
tuk digunakan sebagai lahan kebun kelapa sawit
kawasan hutan yang telah dikonversi. Biasanya kawasan hutan produksi atau hutan untuk pengg
lain yang dikonversi menjadi kawasan perkebunan
bangunan perkebunan kelapa sawit di kawasan bu
kehutanan untuk semua besaran diwajibkan AMDA
Kawasan hutan lindung atau hutan yang dijaga unt
perluan penyangga fungsi ekosistem, dan hutan kon
atau hutan untuk keperluan pelestarian dan perlind
flora-fauna, tidak diperbolehkan untuk usaha perke
Kelapa sawit dapat tumbuh subur di lahan gambut,
kebun kelapa sawit di kawasan gambut perlu mem
tikan fungsi ekositem gambut, antara lain dengan
bangun drainase yang baik.
LAHAN KEBUN KELAPA SA
Photo:HeriGP
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
15/69
8
udi kelayakangiatan awal pembangunan kebun kelapa sawit
alah studi kelayakan. Kegiatan ini bertujuan untuk
enentukan lokasi dan mencocokkan kesesuaian
gkungan untuk pertumbuhan tanaman kelapa
wit. Dalam kegiatan ini juga dikumpulkan dataengenai ketersediaan sumber air, akses jalan, dan
ktor pendukung lainnya.
Persiapan
erencanaan luas kebun dan tataruangas kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas
brik. Pabrik dengan kapasitas 30 ton per jam da-
t dipasok oleh kebun dengan luas 6.000 ha. Peren-
naan tataruang juga berkaitan dengan pembagian
eal untuk lokasi pembibitan, jaringan jalan dan
mbatan, bangunan konservasi, tata air atau drai-
se, komplek perkantoran dan perumahan, pabrik,
n fasilitas lainnya. Tata ruang kebun biasanya di-
gi dalam beberapa unit manajemen, atau dikenalngan sebutan afdeling, dan terdiri dari beberapa
ok untuk memudahkan pengawasan, perawatan,
n mengatur panen.
Tatacara pembukaan lahanPembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik
dan tatacara yang benar (tanpa melakukan pemba-
karan). Tujuan pembukaan lahan yang benar adalah
untuk menghindari kebakaran lahan dan hutan,
menghindari polusi udara akibat asap, dan menye-diakan bahan organik untuk memperbaiki struktur
kesuburan tanah.
Pembukaan Lahan
Konservasi lahan dan airBagian dari pembukaan lahan adalah konservasi la-
han dan air untuk menghindari kerusakan lahan aki-
bat longsor, erosi, dan mencegah banjir. Konservasi
adalah upaya perlindungan. Tujuan konservasi lahan
dan air adalah untuk melindungi tanah, menjaga
kerusakan sumber-sumber air agar tidak terganggu
dan menjaga persediaan air saat musim kemarau.
Pemilihan lokasi lahan pembibKebutuhan lokasi pembibitan bia
1 1,5% dari luas kebun. Lokasi pem
tukan bersamaan pada saat membua
luas dan tata ruang kebun. Lokasi pe
dipilih biasanya memiliki topografi rngan areal penanaman, bebas banjir,
sumber air, memiliki akses jalan yang
bas gangguan baik manusia maupun
Pembibitan
Penyediaan air dan pemeliharPembibitan memerlukan banyak air.
yang baru tumbuh harus dijaga aga
Selain kondisi tanaman yang harus l
lukan naungan untuk mencegah tana
langsung dari sinar matahari.
Pada saat tanaman mulai tumbuh b
mulai dibutuhkan pemupukan dan
pestisida. Untuk mencegah perkemdan penyakit, penyemprotan biasa
seminggu sekali.
TAHAPAN PEMBANGUNAN KEBUN KELAPA SAWIT
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
16/69
Persiapan penanamanPersiapan penanaman dilakukan dengan membuat petak-petak barisan tempat lokasi
tanaman akan ditanam. Pembuatan ini biasa disebut dengan mengajir atau meman-
cang. Sebelum mengajir, biasanya dibuat blok-blok dan jalan rintisan. Setiap blok
memiliki luas sekitar 400 m x 400 m atau lebih. Kepadatan tanaman biasanya 130
tanaman per ha pada jarak tanam 9,5 m x 9,5 m dengan sistem segitiga.
Penanaman
PemeliharaanPemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang baru ditanam dari bibit sampai
berumur 30-36 bulan. Selama masa TBM, diperlukan beberapa jenis pekerjaan yang
secara teratur harus dilaksanakan, yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga
tanaman agar tidak goyah dan tetap berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati
atau kurang subur, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan dan parit drainase. Saat
pemeliharaan TBM, biasanya dilakukan juga seleksi tanaman untuk memilih tanaman
yang berkualitas baik.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan. Panen yang mengun-
tungkan secara ekonomis baru terjadi pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Tanaman
kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM
meliputi pengendalian tanaman liar yang mengganggu (gulma), pemangkasan pelepah,
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, dan pemeliharaan jalan rintisan.
Pembuatan lubang tanamanPembuatan lubang tanam dilakukan 2 (dua) minggu sebelum penanaman. Lubang
tanam biasanya berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Dalam radius 1,5 m, di sekitar titik
tanam, harus dibersihkan gulma atau tanaman pengganggu.
PenanamanPelaksanaan penanaman diusahakan pada musim hujan untuk menjaga agar tanam-
an mendapat cukup air. Penanaman bibit dilakukan oleh satu regu yang terdiri dari 3
orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah, dan menutup tanah.
Tanaman kelapa sawit sudah dapat berbuah produktif setelah u
cak produksi terbaik adalah setelah umur 5 (lima) tahun. Saat i
yang dapat dipanen sudah mencapai lebih dari 60%, atau berat
sudah lebih dari 3 kilogram.
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik biasan
truk. Untuk menghasilkan persentase perolehan minyak (rend
buah segar yang baru dipetik harus segera dikirim ke pabrik. Ole
iatan pengiriman buah segar dari kebun ke pabrik dilakukan s
Pada umur 5 tahun, pohon kelapa sawit dapat berbuah sepanja
panen paling rendah biasanya hanya terjadi pada bulan Januari
bulan-bulan itu, kegiatan lalu lintas pengangkut buah dari kebu
Panen
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
17/69
Tahap paling awal dan penting dalam membangun kebun ke-
lapa sawit adalah ketika pembukaan lahan. Saat pembukaan
lahan, ada dua kegiatan yang perlu mendapat perhatian, yaitu
pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) dan konservasi
lahan dan air.
Saat ini membuka lahan dengan membakar sudah dilarang (li-
hat boks di halaman berikut). Pembukaan lahan tanpa bakar
dapat menghindari kebakaran hutan dan mengurangi polusi
asap yang sangat mengganggu. Hal yang penting diperhati-
kan dalam membuka lahan tanpa pembakaran adalah tatacara
dan tahapan teknis kegiatan yang disusun secara bertahap dan
sistematis.
Pada topografi areal yang bergelombang atau berbukit, sebe-
lum dilakukan penanaman, diharuskan menerapkan teknik kon-
servasi lahan dan air. Konservasi lahan penting untuk mence-
gah longsor, erosi, dan banjir. Konservasi lahan juga sangat
bermanfaat untuk perawatan tanaman di kemudian hari.
Pilihan teknik dan waktu konservasi tanah sangatlah penting.
Jika teknik yang dilakukan salah, akan bisa berakibat seba-liknya. Pada musim hujan, daerah dengan kemiringan lebih
dari 15% menjadi sangat rawan jika vegetasi penutup tanah-
nya dibuka. Daerah dengan kemiringan lebih dari 30% atau
sebelah kiri dan kanan daerah aliran sungai selebar 200 m,
tidak boleh dibuka. (sumber: Pedoman Teknis Pembangunan
Kebun Kelapa Sawit, 2007) Daerah ini selain bermanfaat untuk
habitat satwa juga penting untuk mencegah kerusakan vege-
tasi penutup tanah. Lahan yang perlu mendapat perhatian un-
tuk dikonservasi terutama yang memiliki bentuk berombak dan
berbukit dengan kemiringan lereng 8 30%. Konservasi lahandapat dilakukan secara fisik dan biologi. Konservasi secara fisik
dilakukan dengan membuat teras dan saluran untuk jalan air.
0
Konservasi lahan bisa dilakukan d
bagai teknik seperti teras, parit, rora
teng, atau menggunakan tanama
Teras berguna untuk menjaga tana
ring. Setelah membuat teras, tana
ring jika dikupas diharapkan tidak a
longsor. Diameter teras biasanya 4
ngan posisi miring ke arah dinding b
teras biasanya sekitar 4 m dengan s
8 10 derajat. Membangun teras da
kan dengan menggunakan buldoser
Teknik Konservasi Lahan dan Air
Pembukaan Lahan Kebun Kelapa Sawit
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
18/69
Dalam konservasi lahan, parit berfungsi sebagai saluran air un-
tuk mencegah agar air tidak tergenang. Air yang tergenang akan
mengganggu perkembangan akar tanaman.
Konservasi lahan secara biologis dilakukan dengan cara menanam
tanaman penutup tanah pada lahan yang terbuka. Tanaman penu-
tup biasanya menggunakan jenis tanaman dari keluarga tanaman
leguminocaeatau kacang-kacangan yang akan ditanam sebelummenanam kelapa sawit. Tanaman kacang-kacangan berfungsi un-
tuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan air di
sekitar tanaman.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
19/69
2
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
20/69
Tahap-tahap pembukaan lahan tanpa bakar meliputi
buatan blok-blok, penumbangan pohon, pembuatan
penumpukan potongan pohon, memotong kayu besar, m
umpuk (menumpuk dan mengatur potongan kayu), mem
jalan dan parit, membuat teras, dan menanam tanama
cangan sebagai penutup permukaan tanah.
Memotong pohonSecara mekanis, memotong pohon dilakukan dengan m
gunakan mesin pemotong kayu (chainsaw). Peke
menumpuk secara mekanis dilakukan dengan menggun
buldoser. Ketika memotong, menumbangkan, dan menum
pohon yang telah ditumbangkan perhatikan sumber air t
yang sudah ada agar tidak rusak.
Membersihkan semakPembukaan lahan alang-alang dan semak diperbolehka
cara kimia, yaitu dengan menggunakan racun alang-a
Penyemprotan yang efektif hanya dilakukan pada saat m
kemarau. Perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan b
kimia akan mempengaruhi kualitas air di lokasi sekita
nyemprotan. Bahan kimia yang digunakan merupakan
bisida dengan dosis penyemprotan harus sesuai dengan at
dan petunjuk yang disarankan.
Bo
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (zero burnin
Photo:DokDEPTAN
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
21/69
Sarana dan PrasaranaSetelah pembukaan lahan, biasanya sekaligus dilakukan pembangunan
rana dan prasarana. Pembangunan dimulai dengan pembukaan jalan ak
sekaligus dengan sistem drainase dan jembatan penghubung. Termasuk
lam pembangunan sarana dan prasarana adalah pembangunan pabrik, k
pleks perkantoran, dan perumahan karyawan.
PembibitanBibit kelapa sawit biasanya disediakan dalam bentuk kecambah. Untuk ta
man dengan kerapatan 130 pohon per ha, diperlukan 180 185 kecam
per ha. Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan
atau dua tahap pembibitan. Untuk pembibitan menggunakan satu ta
(single stage), dilakukan dengan menanam bibit langsung pada polybag
ran besar (50 cm x 40 cm). Sedangkan untuk sistem pembibitan dua ta
(double stage), bibit ditanam pada polybagkecil (22 cm x 14 cm) sel
sekitar 3 bulan, setelah itu baru dipindahkan ke polybagbesar. Pembib
dua tahap memiliki keuntungan karena dapat mengatur ketersediaan bdan dapat dilakukan seleksi bibit yang baik.
Bibit yang sudah ditanam dalam polybag perlu mendapat naungan a
tidak terkena matahari secara langsung. Pemeliharaan bibit biasanya dila
kan dengan cara menyiram, memupuk, mengendalikan tanaman liar pe
ganggu atau gulma, dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Penentuan Lokasi Pembibitan
Lokasi pembibitan diusahakan memiliki topografi yang datar, dekat den
blok yang akan ditanam, dan bebas banjir. Untuk kawasan lahan gampembibitan terletak di lokasi yang mengandung tanah mineral. Lokasi p
bibitan sebaiknya juga dekat dengan sumber air dan memiliki akses ja
untuk memudahkan pengawasan.
4
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
22/69
Bagian Pengangkutan TBS dari Kebun ke Pabrik
TBS (Tandan Buah Segar) yang baru dipanen dari kebun diangkut ke pabrikdengan menggunakan truk.
Bagian PenimbanganSetelah buah kelapa sawit sampai di pabrik, petugas langsung melaku-
kan penimbangan. Sesudah itu, buah kelapa sawit dipindahkan ke loading
rampuntuk dibongkar dan disortir.
Bagian Pembongkaran Buah (Loading Ramp)Di bagian pembongkaran, buah kelapa sawit disortir untuk penilaian mutu.
Buah yang lolos sortir akan masuk ke bagian pemasakan dengan menggu-nakan lori atau kereta pengangkut. Bagian yang tidak lolos akan dibuang
dan dikeringkan menjadi bahan bakar ketel uap.
Bagian Pemasakan/Perebusan dan SterilisasiLori yang berisi TBS lolos sortir dimasukkan ke ketel rebusan secara meka-
nis. Pemasakan buah kelapa sawit menggunakan ketel yang dipanaskan
dengan uap air pada tekanan 2,8 3 kg/cm3. Pemasakan ini berfungsi
sebagai sterilisasi buah sebelum diproses lebih lanjut. Sterilisasi adalah
upaya suci hama agar buah kelapa sawit yang akan diproses bebas dari
bakteri dan jamur. Setiap 1 ton TBS diperlukan sekitar setengah ton uap airyang dihasilkan dari ketel uap. Lama pemasakan sekitar 90 menit. Tahap
ini memerlukan pengawasan yang sangat ketat. Sebab apabila tekanan
uap terlalu rendah, persentase buah yang tidak lepas dari tandan akan
tinggi.
Ketel uap yang menghasilkan uap air panas dihasilkan dari perebusan air
menggunakan bahan bakar dari cangkang, serat, dan tandan buah yang
sudah kering. Uap air panas, selain digunakan untuk memasak buah, juga
digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik
untuk keperluan pabrik.
Bagian Pelepasan Buah dari Tandan dan PenumbukanSetelah perebusan, lori berisi buah ditarik ke luar dan ditumpahkan di atas
mesin pelepas buah dari tandan (stripping). Buah yang lepas akan jatuh ke
bawah dan mengalami penumbukan. Dengan menggunakan ban berjalan
(conveyor), buah yang sudah ditumbuk dibawa ke bagian pengadukan (di-
gester).
Sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit diwajibkan mempunyai kebun ke-
lapa sawit yang dapat memenuhi minimal 20 persen dari kebutuhan bahan
baku. Pabrik ini biasanya terletak di dekat atau di dalam areal perkebunan.
Pabrik umumnya terdiri dari beberapa bagian untuk proses pengolahan
yaitu:
PabrikKelapaSawit
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
23/69
Bagian Pengadukan (Digestion)
Pada bagian pengadukan, buah yang sudah setengah han-cur diaduk hingga daging buah terlepas dari biji. Dagingbuah yang banyak mengandung minyak akan terpisahdengan biji sawit yang masih terbungkus tempurung.
Bagian Pengempaan untuk Memeras Minyak Sawit
Proses pengempaan bertujuan untuk mengeluarkan mi-
nyak dan cairan. Mengempa adalah memeras denganmenggunakan tekanan (pressing). Daging buah yang ba-nyak mengandung minyak dimasukkan dalam mesin pressuntuk mengeluarkan minyak dan cairan lainnya. Melaluisaringan getar, minyak yang diperoleh kemudian ditam-pung dalam tangki pengumpul.
Bagian Pemurnian Minyak (Clarification)
Minyak yang dihasilkan dari pengempaan dan pemisahankemudian dimurnikan secara bertahap untuk menghasil-kan minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Pro-ses pemurnian menggunakan sistem penguapan dan pe-ngendapan sentrifugal untuk memisahkan antara minyak,air, dan kotoran. CPO yang dihasilkan kemudian disimpandalam tangki timbun CPO.
Bagian Inti Sawit
Biji kelapa sawit yang masih memiliki tempurunserat akan diolah dengan cara membersihkan sermemisahkan tempurungnya. Serat yang terlepas dmenggunakan alat yang disebut fibre cyclone. Sertempurung yang terlepas bisa langsung digunakbagai bahan bakar untuk tungku ketel uap.
Biji kelapa sawit yang masih mengandung tem
akan dimasukkan ke dalam mesin pengering. Bijtelah cukup kering selanjutnya dimasukkan ke memecah biji. Dari mesin pemecah, biji yang telah tedari cangkang dan kotoran dimasukkan ke dalapemisah getar. Pemisahan bertujuan untuk memisbagian biji yang belum pecah, biji yang sudah tedari cangkang, debu, dan cangkang. Biji kelapa sawbelum pecah akan dimasukkan kembali ke mesin pebiji untuk mengulangi proses yang sama.
Biji yang sudah pecah dan cangkang biji selanjutnya ke dalam mesin hydrocyclone. Mesin ini akan memisbiji dan cangkang. Biji yang sudah terkupas disebugai inti sawit. Cangkang yang sudah terpisah dapasung diumpan untuk dimasukkan menjadi bahantungku ketel uap atau ditampung terpisah untuk industri lainnya.
Inti sawit yang sudah bersih dimasukkan dalam angering untuk menurunkan kadar air menjadi 7% dengan persyaratan. Inti sawit yang telah sesuai stkemudian dimasukkan dalam karung kemasan.
6
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
24/69
Pembangunan perkebunan kelapa sawit maupun un-tuk perluasannya yang terjadi di Sumatera, Kaliman-tan, dan berbagai daerah lain di Indonesia dapat di-pastikan berpotensi menimbulkan dampak terhadaplingkungan hidup, terutama terhadap ekosistem, hid-rologi, dan bentang alam. Uraian berikut akan mem-bahas beberapa potensi dampak lingkungan dari ta-hap prakonstruksi, konstruksi, dan operasional terkaitdengan pembangunan perkebunan kelapa sawit.
Kelapa Sawit
Potensi Dampak LingkunganPerkebunan
Photo:TaufikIsmail
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
25/69
Dampak lingkungandiartikan sebagai perubahan kondisi maupun fung-
si dari suatu komponen lingkungan hidup akibat keberlangsungan suatu
komponen kegiatan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan terhadap
dampak-dampak yang menyebabkan perubahan berarti.
Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dapat berpen-
garuh terhadap besaran dan sifat dampak antara lain adalah perole-
han dan pembukaan lahan, lokasi dan luas lahan perkebunan kelapa
sawit yang besar dengan tanaman yang seragam (monokultur), serta
konstruksi dan operasi pabrik pengolahan buah kelapa sawit. Sedang-
kan rona lingkungan yang turut terpengaruh antara lain adalah kondisi
ekosistem, hidrologi, bentang alam, dan sikap penduduk yang tinggal di
wilayah sekitar perkebunan.
Pada umumnya dampak yang ditimbulkan oleh usaha budidaya tana-man perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kuan-
titas air yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan, persebaran
hama, penyakit dan gulma pada saat operasi kebun, serta perubahan
kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida. Selain itu, sering pula
muncul potensi konflik sosial dan munculnya penyebaran penyakit tana-
man endemik.
Dampak lingkungan suatu kegiatan perlu dikenali sejak dini. Keputu-
san layak-tidaknya suatu kegiatan untuk direalisasikan harus memper-
timbangkan berbagai dampak lingkungan yang mungkin muncul. Jika
potensi dampak negatifnya terlalu besar dan dianggap melebihi potensidampak positifnya, kegiatan tersebut sebaiknya tidak direalisasikan.
Dokumen UKL-UPL harus memuat setiap kemungkinan dampak ling-
kungan dari rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit yang akan di-
jalankan secara spesifik, lengkap, dan jelas (lihat diagram). Setidaknya
aspek apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana harus mampu
dijawab.
DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGELOLAANNYA
8
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
26/69
Pernyataan mengenai suatu potensi dampak lingkungan harus mencak-up uraian mengenai aspek sumber dampak dan aspek penerima dam-pak. Untuk tiap potensi dampak, pemrakarsa harus merencanakan upayapengelolaan dan pemantauan dampak lingkungannya. Kedua rencana
ini juga harus dinyatakan dengan sejelas-jelasnya.
Menyatakan PotensiDampak Lingkungan dengan Lengkap
Boks: Menyatakan Potensi Dampak Lingkungan secara LengkapPernyataan mengenai suatu potensi dampak lingkungan harus mencakup uraian me-ngenai sumber dampak dan jenis dampak. Untuk tiap potensi dampak, pemrakarsa ha-rus merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungannya. Kedua
rencana ini juga harus dinyatakan dengan sejelas-jelasnya.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
27/69
0
Tahap Eliminasi
Upaya ini ditujukan untuk mencegah atau menghilangkan sama
sekali kemungkinan terjadinya suatu potensi dampak negatif. Elimi-
nasi umumnya dilakukan dengan mengubah spesifikasi suatu sum-
ber dampak sehingga potensi dampak tidak jadi muncul.
TahapMinimalisasi
Minimalisasi ditujukan untuk mengurangi pemunculan suatu po-
tensi dampak negatif. Upaya ini umumnya dilakukan di sisi sumber
dampak. Misalnya, mengatur jadwal pengangkutan bahan kons-truksi sehingga gangguan kebisingan dapat dikurangi.
TahapMaksimalisasi
Upaya ini ditujukan untuk memaksimalkan pemunculan suatu po-
tensi dampak positif. Umumnya upaya ini juga dilakukan di sisi
sumber dampak. Contohnya penambahan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh suatu proyek.
TahapPengendalian
Pengendalian ditujukan untuk membatasi besaran dan sebaran
suatu potensi dampak. Misalnya, pengolahan limbah cair berguna
untuk mengurangi besaran dampak yang mungkin terjadi pada ba-dan air penerima.
TahapPenanggulangan
Upaya penanggulangan ditujukan untuk memperbaiki kerusakan
atau kerugian yang nantinya terjadi pada suatu komponen lingku-
ngan. Misalnya, melalui kesepakatan dengan masyarakat yang ter-
kena dampak.
TahapPemulihan
Upaya ini ditujukan untuk memulihkan kerusakan yang nantinya
terjadi pada suatu komponen lingkungan. Dalam hal ini, pemrakar-
sa akan mengembalikan lingkungan ke fungsi atau kondisi semula.
Misalnya, upaya penanaman kembali bekas lahan di kiri dan kanan
tepi sungai yang terlanjur dibuka.
Dalam upaya pengelolaan dampak lingkungan hidup, untuk se-tiap potensi dampak negatif, harus memuat rencana mencegah,mengurangi, mengendalikan, atau menanggulanginya. Seba-liknya, untuk setiap potensi dampak positif, harus memuat ren-cana untuk memaksimalkannya. Upaya pengelolaan dampak da-pat direncanakan pada sisi sumber dampak dan dapat juga padasisi komponen lingkungan terkena dampak. Klasifikasi jenis upaya
pengelolaan dampak dapat dilihat di bawah ini.
Boks: Klasifikasi Jenis Upaya Pengelolaan Dampak
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
28/69
Relevansi antara suatu potensi dampak dan upa
ngelolaannya harus jelas. Upaya pengelolaan d
harus dinyatakan sespesifik dan sejelas mungkin
diagram).
Pemantauan dampak lingkungan dilakukan untuk m
nali keberadaan, sebaran, dan besaran dampak yajadi pada suatu komponen lingkungan terkena da
Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai dasa
timbangan dalam menentukan perlu-tidaknya ada
tambahan untuk mengendalikan dampak yang m
Pengalaman menunjukkan bahwa upaya pema
seringkali berhasil mengidentifikasi adanya damp
yang terjadi.
alam beberapa hal, pemantauan perlu dilakukan terhadap sumberampak selain tentunya terhadap komponen lingkungan terkenaampak, misalnya di lokasi pengolahan air limbah dan di beberapakasi yang diperkirakan terkena dampak.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
29/69
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT LOKASI
Lokasi lahan yang digunakan untuk perkebunan akan
mengalami perubahan peruntukan dan fungsi eko-
sistem. Pada kawasan gambut, pembukaan lahan da-
pat berakibat pada terganggunya fungsi resapan air di
kawasan tersebut.
Dampak yang ditimbulkan oleh konversi lahan adalah
perubahan pola pemanfaatan lahan dan ruang. Jika
lahan yang digunakan merupakan lahan dekat de-
ngan kawasan hutan, diperkirakan akan menimbulkan
dampak lain seperti pembalakan liar dan pemanfaatan
kayu.
Pembuatan jalan akses ke lokasi lahan perkebunan
sama artinya dengan membuka aksesibilitas wilayah.
Wilayah yang selama ini tertutup akan mudah dijang-
kau masyarakat. Aksesibilitas wilayah bisa berdampakpositif atau negatif. Dampak negatif bisa terjadi, mi-
salnya terhadap keberadaan objek khusus, seperti ka-
wasan hutan menjadi terancam oleh kegiatan peram-
bahan, pencurian kayu (illegal logging), dan perburuan
liar flora-fauna yang dilindungi.
Berkaitan dengan lokasi, uraian di atas menunju
bahwa perkebunan kelapa sawit mempunyai po
dampak negatif terhadap ekositem dan pola pe
faatan lahan dan ruang. Selain itu juga akan m
dampak positif, seperti kawasan terpencil me
lebih terbuka.
Karakteristik Potensi Dampak
Terjadinya dampak berlangsung terus selama l
digunakan sebagai perkebunan. Jika kawasan t
but memiliki fungsi ekosistem yang penting, mis
kawasan gambut yang merupakan daerah su
air atau kawasan tangkapan air untuk suatu da
yang luas, pengaruh dampak akan sangat besar
luas. Kerusakan ekosistem yang parah akan menim
kan banjir, kekeringan, kebakaran lahan gambutbencana lingkungan yang besar lainnya. Dampak
muncul terus menerus saat musim hujan atau m
kemarau.
2
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
30/69
Hambatan yang timbul pada saat pembebasan lahan ada-
lah dari masyarakat yang tidak rela melepaskan tanahnya
dan dari harga jual yang tidak sesuai. Hambatan ini dapat
mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat terhadap
rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit.Urusan perolehan lahan tak jarang menimbulkan sengketa
di antara penduduk. Masyarakat yang menolak menjual
lahan akan berseberangan posisi dengan masyarakat lain
yang mau menjual lahannya. Hal ini tentu dapat merusak
kerukunan penduduk. Persengketaan antarpenduduk da-
pat juga terjadi akibat status kepemilikan tanah yang tidak
jelas. Lahan yang sama diakui oleh dua pihak atau lebih.
Transaksi jual-beli lahan akan mempengaruhi tingkat penda-
patan masyarakat. Sebagai konsekuensi, hak dan kepemili-kan masyarakat terhadap lahan tersebut akan hilang. Jika
kebetulan lahan itu merupakan bagian dari tanah perta-
nian, perkebunan, atau lahan yang digunakan masyarakat
asli, kegiatan bisa berdampak langsung pada pola mata
pencarian mereka sebelumnya.
Uraian di atas menunjukkan bahwa potensi dampak ling
yang terjadi terkait dengan perolehan lahan untuk per
kelapa sawit memiliki potensi dampak negatif terhada
penerimaan masyarakat,
kerukunan penduduk , hak dan kepemilikan masyarakat, dan
pola mata pencarian.
Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa pa
ningkatnya pendapatan masyarakat karena mem
biaya ganti rugi dari pemrakarsa.
Karakteristik Potensi Dampak
Beberapa potensi dampak yang terkait dengan pe
lahan mulai bermunculan pada tahap prakonstruksi
saat pemrakarsa akan menentukan lokasi perkebunasaat pembebasan lahan dilakukan, potensi dampa
memuncak. Potensi dampak negatif dapat tersebar
ruh wilayah yang direncanakan menjadi perkebunan
sawit, khususnya di lahan-lahan yang pemilik atau
nanya merasa terganggu oleh rencana pembebasa
tersebut.
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
PEROLEHAN LAHAN
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
31/69
4
Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimu-
lai dengan pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan
lahan akan mengubah tutupan lahan (land coverage).
Pembukaan lahan di dekat kawasan hutan akan sa-
ngat berpengaruh pada populasi dan sebaran hewan
dan tumbuhan terutama yang dilindungi oleh undang-
undang.
Perkebunan kelapa sawit akan mengganti flora-fauna
yang beragam dengan pohon-pohon kelapa sawit yang
monokultur. Hal tersebut menyebabkan perubahan peri-
laku pada satwa liar karena terjadinya perubahan habitat.
Di beberapa tempat terjadi kemunculan kembali satwa
yang dilindung seperti gajah, orangutan, atau harimau
pada lokasi tersebut. Munculnya satwa liar di keb
lapa sawit akan menimbulkan banyak gangguan.
dan orangutan diketahui memakan pucuk pohon k
sawit, bahkan harimau pernah dilaporkan mem
pekerja yang sedang bekerja di kebun kelapa sawit
Penataan lahan untuk pembangunan perkebunalapa sawit perlu mengatur jaringan jalan, par
blok kebun untuk memudahkan pengawasan.
saat penataan, lahan yang digunakan akan meng
perombakan secara fisik, seperti pola aliran air p
kaan, kualitas dan kuantitas air permukaan dan b
permukaan, juga pada morfologi lahan dan sta
lahan.
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
PEMBUKAAN LAHAN
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
32/69
Ketika kelapa sawit mulai ditanam, penggunaan pupuk dan
pestisida (termasuk insektisida dan herbisida) akan me-
ningkat, terutama pada saat pembibitan. Herbisida diper-
lukan untuk mengurangi pertumbuhan gulma dan tanaman
pengganggu pada saat pemindahan dari lokasi pembibitan
ke kebun, sedangkan insektisida digunakan untuk mengu-
rangi risiko serangan hama pada tanaman muda. Residu
kimia dari pupuk dan pestisida akan tertinggal dalam ta-
nah. Secara langsung residu ini akan mengubah sifat fisikdan kimiawi tanah.
Uraian di atas menunjukkan bahwa potensi dampak pem-
bukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit memiliki po-
tensi dampak negatif terhadap tutupan lahan (land cover-
age), populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan, pola
perlintasan dan migrasi hewan, pola aliran air permukaan,
kualitas dan kuantitas air permukaan dan bawah permu-
kaan, morfologi lahan, stabilitas lahan, dan sifat fisik dan
kimiawi tanah.
Karakteristik Potensi Dampak
Berubahnya tutupan lahan hendaknya diperhatikan
akan membuka lahan. Begitu juga dengan popula
sebaran hewan yang terganggu dan pola lintasan at
grasinya yang berubah hendaknya menjadi perhati
fat-sifat dampak ini tidak dapat berbalik. Dampakny
sifat tetap dan berlangsung selama perkebunan be
Keragaman hewan dan tumbuhan di lokasi kegiata
akan kembali seperti semula.Perubahan pada pola aliran air permukaan, kualit
kuantitas air permukaan dan bawah permukaan,
bersifat tetap. Apabila penataan dilakukan dengan
maka kondisinya akan kembali seperti semula. Ha
sama terjadi pada stabilitas lahan. Sebaliknya pada k
morfologi lahan akan mengalami perubahan yang
akan kembali seperti semula.
Agar kondisi sifat fisik dan kimia tanah dapat terpu
maka sebaiknya penggunaan pestisida, herbisida, d
puk mengikuti aturan yang diperbolehkan.
Photo:Dok.
Qipra
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
33/69
6
Meski saat ini membuka lahan dengan cara membakar sudahdilarang, dalam beberapa hal terutama ketika musim kema-rau, kebakaran lahan tidak bisa dihindari. Kebakaran lahanbisa terjadi secara alamiah atau karena kelalaian manusia.Kebakaran lahan akan berdampak pada penurunan kualitasudara yang diakibatkan oleh kabut asap. Sebaran kabut asap
mempengaruhi pencahayaan, suhu udara, melumpuhkanberbagai kegiatan di daerah sekitar, dan juga berdampak dilokasi yang jauh dari tempat lahan yang terbakar. Dampakkebakaran lahan sangatlah besar karena biasanya akan me-rembet ke kawasan hutan. Akibatnya adalah akan banyak
jenis flora dan fauna yang mati, sehingga mempengaruhipopulasi dan sebaran hewan dan tumbuhan (keanekaraga-man hayati).
Kesimpulannya, kebakaran lahan mempunyai potensi dam-pak negatif terhadap kualitas udara, pencahayaan, suhuudara, dan populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan.
Kebakaran lahan umumnya terjadi pada lahan yandibuka (Tahap Konstruksi), tetapi bisa juga terjadi saat
sional. Kebakaran lahan akan sangat cepat menyebakan pada kawasan yang sebelumnya mendapat pengaketat. Perlu diwaspadai beberapa lokasi yang rawamendapatkan pengawasan ekstra sehingga tidak m
pemicu kebakaran. Pada musim kemarau, kebakaranyang terjadi lebih lama dan baru berhenti saat musimtiba.
Kebakaran lahan dan hutan di Indonesia mendapat sdunia dan dianggap sebagai penyubang yang besar pamanasan global (Global Warming).
Boks: Kebakaran Lahan
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
34/69
Pembangunan perkebunan kelapa sawit biasanya menim-
bulkan peluang usaha yang melibatkan banyak tenaga kerja
sehingga berpeluang menciptakan kesempatan kerja. Jum-lah tenaga kerja berfluktuasi sesuai dengan tahapan kegiat-
an. Meski banyak terjadi kesempatan kerja, peluang usaha,
kualifikasi pekerjaan dan keahlian yang tersedia di lokasi
memiliki potensi menciptakan konflik sosial dan berakibat
pada terganggunya hubungan antarpenduduk.
Untuk jenis pekerjaan sederhana dalam pembangunan perke-
bunan kelapa sawit, biasanya akan mengambil tenaga kerja
dari penduduk sekitar yang akan meningkatkan kesempatan
kerja dan masyarakat juga akan meningkat.
Selain dari penduduk sekitar ada pekerja perkebunan yang
merupakan pendatang. Hal ini memungkinkan terjadinya
kesempatan interaksi atau hubungan antarpenduduk pen-
datang dan masyarakat asli. Interaksi antara pendatang de-
ngan masyarakat asli juga akan berdampak pada hubungan
antarpenduduk.
Uraian di atas menunjukkan bahwa konstruksi da
sional pabrik kelapa sawit memiliki potensi dampa
terhadap hubungan antarpenduduk.Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa den
nya kesempatan kerja, peluang usaha, dan meni
pendapatan masyarakat.
Karakteristik Potensi Dampak
Dampak yang berkaitan dengan kesempatan kerja
luang usaha muncul di tahap konstruksi sampai op
bagian besar dampak bersifat sementara dan dapa
kembali ketika kondisinya memungkinkan, misaln
musim kemarau yang membutuhkan pengawasaatau permintaan tenaga kerja menurun pada saa
rendah. Kebutuhan tenaga kerja biasanya berkaitan
pembukaan lahan, pembersihan lahan, pembuat
akses, penanaman dan pemeliharaan tanaman, pan
pai dengan kegiatan administrasi dan operasional p
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
KESEMPATAN KERJA & PELUANG USAH
Photo:Rulli
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
35/69
8
Mobilisasi alat dan bahan pada tahap prakonstruksi, konstruk
operasional berpotensi untuk mengganggu tingkat kenyam
kawasan. Gangguan tersebut diakibatkan oleh lalu-lalangny
daraan pengangkut di jalur jalan yang dekat dengan pemu
penduduk. Selain merusak kondisi fisik jalan yang dilaluinyamengurangi tingkat kelancaran berlalu-lintas, terutama saat
Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan panen dan ke
perkebunan lainnya memiliki potensi dampak negatif terhad
kenyamanan kawasan,
kondisi fisik jalan, dan
kelancaran berlalu-lintas.
Karakteristik Potensi Dampak
Dampak negatif berkaitan dengan kenyamanan kadapat berlangsung mulai tahap konstruksi s
tahap beroperasinya perkebunan. Di tahap
truksi, berlangsung pada saat dilakukanny
bilisasi alat dan bahan. Pada tahap o
berlangsung ketika pengangkutan has
kebun ke pabrik. Apalagi saat kegiatan
kelapa sawit berlangsung setiap hari
dampak tidak tetap dan lokal. Biasanya
terjadi pada daerah lintasan antara keb
pabrik.
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
MOBILISASI PERALATAN
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
36/69
Penggunakan mesin dan ketel di pabrik untuk mengolah
TBS sampai menjadi CPO (Crude Palm Oil) akan meng-hasilkan asap dari mesin, genset, dan tungku yang akan
mempengaruhi kualitas udara. Proses pencucian, perebus-
an, sampai pemurnian di pabrik kelapa sawit akan banyak
menghasilkan limbah cair dan limbah padat.
Limbah cair harus diolah dalam IPAL sebelum dilepas ke
saluran perairan terbuka atau perairan umum agar tidak
mempengaruhi kualitas air permukaan. Jika kualitas air
limbah yang dilepas ke perairan terbuka masih di atas
baku mutu, dikhawatirkan akan mempengaruhi populasi
dan keragaman flora dan fauna perairan.
Sedangkan limbah padat yang dihasilkan adalah tandan
kosong (tankos), sabut, cangkang, pelepah kering, yang
sering dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku ketel
uap. Penanganan limbah padat dari aktivitas perkebunan,
pabrik, maupun dari kegiatan lainnya, harus d
dengan baik agar kebersihan dan keapikan kawasaterjaga.
Uraian di atas menunjukkan bahwa limbah pen
pabrik kelapa sawit memiliki potensi dampak neghadap:
kualitas udara,
kualitas air permukaan, dan
keapikan kawasan.
Karakteristik Potensi Dampak
Dampak yang mempengaruhi kualitas udara, kebgetaran, kualitas air permukaan, dan kebersihan
tetap dan dapat terus berulang selama pabrik ber
Beberapa dampak, seperti kualitas udara dan air
kaan bisa menyebar luas ke daerah lainnya.
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT LIMBAH
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
37/69
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang dimaksud adalah meletakkan rencana lokasi perkebunan pada daerah yang sesuai denga
cana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana makro (roadmap Departemen Pertanian) sehingga tidak perlu l
lakukan konversi lahan. Daerah dengan fungsi ekosistem khusus, sangat sensitif untuk dikonversi. Dampak yang
akan sulit dikelola, misalnya seperti wilayah masyarakat asli (tanah ulayat/adat), kawasan hutan habitat flora dan
yang dilindungi UU, lahan dengan kemiringan terjal (>15%), dan kawasan yang memiliki sumber daya air untuk w
sekitarnya. Kawasan seperti itu dilindungi dalam UU sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung dan seb
dihindari dalam pemilihan lokasi perkebunan.0
Ada 5 pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengelola seluruh potensi dampak lingkungan baik da
pengembangan dan pengoperasian perkebunan kelapa sawit. Pendekatan tersebut diharapkan dapat m
liminasi beberapa potensi dampak, sebagian lagi hanya akan bersifat mengurangi dan mengendalikan p
dampak yang lain. Pendekatan lainnya mungkin dapat memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkan
ukur dampak dapat diukur dengan menggunakan pendekatan batas ambang yang diperbolehkan. Tentunya
dengan peraturan yang berlaku.
UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK
Keterangan: Pengelolaan Dampak disesuaikan dengan potensi dampak lingkungan yang akan terjadi
P
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
38/69
Pendekatan Kesepakatan dengan Masyarakat
Kesesuaian lokasi dapat meleset ketika rencana ternyata masuk dalam lokasi pemukiman dan budidaya masya
Dalam hal ini pendekatan lain masih tetap dibutuhkan, misalnya melalui musyawarah untuk mencari kesepakat
ngan masyarakat. Usaha untuk mencapai kesepakatan merupakan salah satu langkah penanggulangan potensi d
negatif yang akan dirasakan masyarakat. Tujuan mencari kesepakatan ditentukan berdasarkan musyawarah
pemrakarsa dengan pemilik lahan dan mengacu pada peraturan pemerintah yang berlaku.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada terjadinya keresahan di masyarakat adalah penggunaan lahan
sangat besar. Meski masyarakat bersedia melepas lahannya untuk perkebunan kelapa sawit, tetapi keresahan masy
tetap tinggi karena masyarakat jelas akan kehilangan mata pencarian.
Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dapat menjadi contoh yang baik untuk menunjukkan manfaat
Model lain dari kesepakatan yang dicapai dengan masyarakat adalah melalui kemitraan. Selain sebagai tenaga
masyarakat setempat dapat bermitra dengan perusahaan kebun kelapa sawit. Dalam hal ini masyarakat dapat m
ngun dan mengelola kebunnya sendiri. Sementara itu perusahaan membantu masyarakat membangun perkebun
membeli hasil dari perkebunan milik masyarakat.
ekatan
akatan
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
39/69
2
Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial sebaiknya dilakukan melalui pertemuan tatap-muka
dan dialog langsung dengan penduduk. Pembagian leaflet, penempelan
poster, maupun penjelasan melalui radio juga dapat membantu. Ada
baiknya beberapa wakil penduduk dilibatkan dalam perencanaan se-
jak awal. Untuk memberikan masukan berkaitan dengan status lahan,
kepemilikan lahan, harga jual lahan, pencarian tenaga kerja, dan se-
bagainya. Pendekatan sosial akan memberi tempat untuk masyarakat
membicarakan hak, kepemilikan, dan kepentingannya. Dalam mu-
syawarah tersebut akan bertemu berbagai kepentingan yang ada dalam
masyarakat, baik yang menerima maupun menolak. Pendekatan sosial
bukan hanya menyampaikan keinginan pemrakarsa tetapi menjalin
kembali hubungan antarpenduduk.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
40/69
Perbaikan Desain
Pendekatan perbaikan desain (rancang bangun) terutama berkaitan dengan tataletak
kebun, pabrik, dan teknik pengolahan dan budidaya.
Pendekatan perbaikan tataletak kebun, misalnya, mengatur jalur jalan (jalan utama, jalan
produksi, dan jalan kontrol) sesuai topografi lahan. Apabila melalui aliran sungai, pem-
bangunan jalan sebaiknya diusahakan melewati bagian sungai yang sempit agar tidak
banyak mengubah dan membongkar fisik sungai. Perbaikan desain terutama disarankan
dalam memperbaiki kualitas air buangan IPAL, kualitas udara buangan dari cerobongasap tungku ketel, atau tambahan peralatan saringan debu.
Sedangkan teknik pengolahan dan budidaya tanaman bisa diperbaiki melalui penggu-
naan bibit yang lebih baik dan tahan penyakit. Misalnya, bibit sawit diperoleh dari pusat
sumber benih yang telah memiliki legalitas dari pemerintah dan reputasi yang baik, yaitu
dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
41/69
4
Pengaturan Prosedur Kerja
Pendekatan ini diharapkan dapat mengeliminasi, mengu-
rangi, maupun menanggulangi beberapa potensi dampak
negatif yang banyak terjadi. Beberapa aturan prosedur kerja
atau ketentuan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut.
Pembuatan pola kerja shiftatau penggiliran waktu kerja
guna menambah jumlah dan memberikan pemerataan
peluang kerja bagi penduduk sekitar. Penjadwalan ope-
rasi kendaraan diharapkan dapat mengurangi potensi
kecelakaan lalu-lintas dan waktu istirahat penduduk di-
harapkan tidak terganggu.
Perhatikan prosedur pembukaan lahan tanpa ba
burning). Pemusnahan sampah tumbuhan d
dengan cara menimbun dan membuat komp
menghindari pembakaran. Pembuatan embung
atau kubangan untuk menyimpan air yang ber
tuk persediaan air musim kemarau. Perlu dibuat
menara pengawas kebakaran dalam perkebunamencegah agar kebakaran tidak meluas, sebaikn
sekat bakar untuk membatasi penyebaran api k
jadi kebakaran lahan.
Pemanfaatan kayu tebangan, tandan kosong atau
untuk bahan bakar harus dipastikan kondisinya b
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
42/69
nar kering. Limbah kayu lainnya juga dapat ditumpuk pada
daerah cekungan dan dibiarkan menjadi kompos. Tungku
rebusan (boiler) harus dilengkapi dengan penangkap debu
(dust collector).
Pembuatan pondasi teras dengan batang kayu bekas te-
bangan untuk mengurangi kemungkinan erosi tanah per-
mukaan.
Pada areal tepi kiri dan kanan badan sungai harus disisa-
kan jarak selebar 200 m dan tidak boleh dibuka agar ada
sisa lahan untuk satwa liar. Daerah berbukit atau bergelom-
bang, atau daerah dengan kemiringan lebih da
baiknya tetap dipertahankan. Untuk mengura
erosi, dapat dilakukan dengan menanam tanam
gan sebagai cover cropsdi tepi kiri-kanan salur
dan areal lain yang terbuka.
Perhatian khusus perlu diberikan pada pros
lamatan kerja, baik bagi para pekerja maupunpenduduk di sekitar lokasi proyek. Penggunaa
keselamatan kerja merupakan hal yang mutlak
bagi mereka yang bekerja di ketinggian.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
43/69
sasi yang diberikan, rekrutmen tenaga kerj
kemitraan, dan harapan lainnya), hubantarpenduduk, pendapatan atau pengh
masyarakat, hak dan kepemilikan masy
serta pola mata pencarian penduduk. Pema
juga perlu dilakukan untuk mengetahui t
kenyamanan kawasan, khususnya yang di
kan oleh keberadaan perkebunan dan pab
ngolahan kelapa sawit, lalu-lalangnya ken
selama pembukaan lahan, konstruksi, dan
sional perkebunan dan pabrik, serta kondi
jalan untuk lalu lintas kendaraan.Pengumpulan data atau informasi dapat
kan dengan cara berikut :
Pengamatan atau observasi lap
Pengamatan biasanya bersifat subjekti
rasi datanya pun sulit dipertahankan.
6
Upaya pemantauan yang perlu dilakukan terhadap perkebunan ke-
lapa sawit antara lain adalah pemantauan terhadap lahan dan lokasi
perkebunan dan pabrik, pemantauan terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat, pemantauan terhadap kondisi wilayah atau ekosistem
setempat (tutupan lahan, populasi dan sebaran hewan dan tumbu-
han, pola aliran air permukaan, kualitas dan kuantitas air, morfologi
dan stabilitas lahan, sifat fisik dan kimia tanah, dan kualitas udara),
serta pemantauan terhadap limbah yang dihasilkan dari kegiatan
perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Secara garis besar kegiatan pe-
mantauan meliputi:
pemantauan terhadap lahan dan lokasi perkebunan dan pabrik,
pemantauan terhadap masyarakat wilayah terkena dampak,
pemantauan kondisi wilayah terkena dampak, dan
pemantauan limbah yang dihasilkan pabrik dan penanganannya.
Sebagian pemantauan dapat dilakukan hanya pada tahap prakons-
truksi dan tahap konstruksi. Sebagian lagi dapat dilakukan pada ta-hap operasi di lahan perkebunan maupun di pabrik.
Pemantauan Lahan dan Lokasi Perkebunandan Pabrik
Pemantauan ini terutama dilakukan pada saat tahap pra-
konstruksi untuk memastikan apakah lokasi perkebunan danpabrik sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, misalnya ter-
letak di lokasi sesuai dengan tata ruang dan rencana makro
(roadmap) yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian.
Pemantauan lainnya yang sangat penting adalah apakah loka-
si dan kapasitas pabrik yang didirikan dipastikan sudah me-
menuhi ketentuan yang berlaku, misalnya berapa jarak antara
kebun dan pabrik, apakah bahan baku yang dibutuhkan sudah
dapat dipenuhi dari kebun milik sendiri.
Pemantauan Masyarakat di Wilayah TerkenaDampak
Pemantauan pada saat prakonstruksi sampai operasional ke-
bun dan pabrik, umumnya dilakukan untuk mengetahui pene-
rimaan atau persepsi masyarakat (kepuasan terhadap kompen-
UPAYA PEMANTAUAN DAMPAK
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
44/69
pengamatan tidak membutuhkan tenaga dan biaya
yang banyak, serta tidak berpotensi menimbulkan ke-resahan tambahan.
Wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat (formal
dan informal). Ini adalah metode yang lebih terstruk-
tur dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.
Biaya dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak terlalu
besar.
Survei masyarakat. Cara ini adalah yang paling efektif
untuk menjaring pendapat masyarakat dan menda-
patkan gambaran kondisi mereka secara lebih akurat.
Survei membutuhkan tenaga dan biaya yang relatifbesar dan berpotensi menimbulkan pertanyaan tam-
bahan dari masyarakat.
Analisis data harus disesuaikan dengan pengumpulan data
yang dipilih (di atas). Untuk hal ini, dapat dipilih metode
analisis kualitatif maupun kuantitatif yang biasa diguna-
kan sebagai metode analisis bidang sosial.
Lokasi pemantauan terhadap masyarakat bisa dila
secara langsung pada pemukiman sekitar, misalnyapleks perumahan pekerja, perkampungan masy
sekitar, dan kawasan lainnya yang terkena dampa
sung maupun tidak langsung. Lokasi lainnya yang
juga dipantau adalah lokasi domisili tenaga kerja
komplek perumahan tenaga kerja dan daerah perli
kendaraan pabrik selama tahap konstruksi sampai
sional.
Jangka waktu pemantauan terhadap masyarakat
dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda. Pa
hap prakonstruksi dan konstruksi, frekuensi pemayang agak tinggi (setiap bulan) layak dilakukan. Pa
hap operasi, pemantauan dapat dilakukan tanpa
menunggu terjadinya masalah, misalnya setiap satu
atau dua tahun sekali.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
45/69
8
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
46/69
Pada tahap konstruksi kebun maupun pabrik,
sebaiknya data mengenai kondisi ekosistem ke-
bun, seperti tutupan lahan, populasi dan seba-
ran hewan dan tumbuhan, pola aliran air per-
mukaan, kualitas dan kuantitas air permukaan,
morfologi lahan, stabilitas lahan, sifat fisik dan
kimia tanah, kualitas udara, pencahayaan, dan
suhu udara, dimiliki.
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui per-ubahan yang terjadi pada tahap operasi kebun
dan pabrik. Misalnya apakah saluran air, kesta-
bilan tanah, jalan dan jembatan berfungsi de-
ngan baik? Apakah terjadi banjir pada musim
hujan, tidak ada tanda-tanda tanah longsor
atau erosi. Apakah fungsi lokasi untuk menjaga
keseimbangan air masih baik? Apakah peng-
gunaan pupuk, pestisida, dan herbisida telah
sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ber-
laku? Pemantauan penggunaannya dilakukandengan mengukur beberapa sampel tanah dan
air di lokasi.
Pada saat musim kemarau, apakah cukup terse-
dia air atau peralatan pendukung untuk me-
madamkan api jika terjadi kebakaran lahan?
Tujuan pemantauan untuk memastikan kesia-
pan jika kemungkinan terjadi kebakaran lahan
yang tak terduga.
Jika lokasi kebun dekat dengan kawasan h
tan, apakah satwa liar yang dilindungi mas
dalam lokasi kebun? Tujuan pemantauan
untuk mencari jalan keluar jika di lokasi keb
ternyata sering masuk satwa dilindungi d
bahkan merusak kebun. Pemantauan juga u
tuk memastikan bahwa satwa liar yang dil
dungi tidak mendapat gangguan baik dari lu
maupun dari pekerja kebun kelapa sawit.
Pengambilan data dalam pemantauan dilak
kan di lapangan dengan pengambilan samp
secara langsung. Metode analisis data dilak
kan secara kualitatif dan kuantitatif denga
sampel yang terukur. Parameter yang dipi
ditentukan sesuai dengan kebutuhan analis
Data yang diambil dapat diukur di lapang
menggunakan peralatan langsung atau dibaw
ke laboratorium.
Lokasi pengamatan ditentukan berdasarkan
tik pemantauan yang sesuai dengan kebutuha
misalnya lokasi yang sudah diperkirakan ak
mengalami tekanan lebih sering dan ber
seperti tepi sungai, daerah dengan kemiring
>15%, dan sebagainya. Jangka waktu pema
tauan disesuaikan dengan jadwal kegiatan k
bun, misalkan setiap perawatan kebun, seti
panen, setiap musim kemarau, setiap mus
hujan, dan sebagainya.
Pemantauan Kondisi Wilayah Terkena Dampak
Photo:Dok.
Qipra
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
47/69
0
Pemantauan ini dilakukan pada saat pabrik sudah berjalan
(operasional). Tujuan pemantauan untuk mengetahui hal-
hal berikut: Apakah semua ketentuan yang berkaitan de-
ngan besaran dan kualitas limbah yang disyaratkan telah
dipenuhi? Apakah prosedur kerja yang telah ditetapkan
oleh manajemen telah dijalankan dengan benar? Apakah
masih terjadi penyimpangan meski semua prosedur telahdijalankan dengan benar, sehingga perlu ada komponen
kegiatan yang diperbarui? Pemantauan terutama dilaku-
kan untuk mengetahui kualitas udara, kualitas air, dan
keluaran hasil kegiatan lainnya, misalnya sampah dan lim-
bah padat.
Metode analisis data dilakukan secara kuantitatif
yang diambil berdasarkan pada sampel yang diten
berkaitan dengan aktivitas. Analisis data dilaku
lapangan dan di laboratorium yang memenuhi sya
suai dengan parameter yang diukur.
Lokasi pemantauan dilakukan di sumber limbah, s
limbah, sekitar outlet pembuangan limbah, dan belokasi perairan atau udara terbuka.
Jangka waktu pemantauan disesuaikan dengan
kegiatan dengan pertimbangan membandingkan
saat tidak ada kegiatan, selama kegiatan, dan sete
giatan. Atau dengan pemeriksaan secara acak setia
bulan atau waktu yang ditentukan sesuai kebutuha
Pemantauan Limbah Pabrik
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
48/69
Suatu kegiatan tetap diharuskan memiliki rencana upaya pe-ngelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup meskitidak masuk dalam daftar wajib AMDAL. Upaya tersebut di-tuangkan dalam dokumen yang dikenal sebagai dokumenUpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Peman-
tauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Salah satu kegiatan yangdinyatakan perlu untuk menyusun dokumen UKL-UPL adalahPerkebunan Kelapa Sawit apabila lahan yang digunakan se-luas 25 hektar sampai dengan kurang dari 3.000 ha.
Perkebunan Kelapa SawitDokumen UKL-UPL
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
49/69
2
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah menetapkan berbagai jenis kegiatan yang dalam perencana
diwajibkan untuk menjalani proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Sementa
kegiatan yang tidak masuk dalam daftar wajib-AMDAL, diharuskan untuk menyusun Upaya Pengelolaa
kungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam dokumen Upaya Penge
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
MAKNA UKL-UPL
Sesuai aturan KLH (Permen KLH No. 11 tahun 2006),
kegiatan budidaya tanaman perkebunan tahunan dengan
atau tanpa unit pengolahan dalam kawasan budidayanon-kehutanan luas sama dengan atau lebih dari 3.000
ha, diwajibkan untuk membuat AMDAL. Dalam Kepmen
LH No. 86 tahun 2002 disebutkan bahwa kegiatan yang
tidak wajib-AMDAL diwajibkan untuk membuat UKL-UPL.
Ph
ot
o:
Her
iGP
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
50/69
Dokumen UKL-UPL berisi uraian upaya-upaya yang akan dilakukan pemrakarsa da
mengelola berbagai potensi dampak positif dan negatif usulan kegiatannya dan
mantau berbagai potensi dampak yang dikhawatirkan muncul dari usulan kegiat
Selain itu, dokumen UKL UPL memuat deskripsi kegiatan yang direncanakan, ide
pemrakarsanya, dan surat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan upaya-
tersebut.
Kewajiban untuk menyusun dokumen UKL-UPL umumnya ditujukan pada kegiat
giatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting. Kegiatan-kegiatan
UKL-UPL umumnya memiliki skala kegiatan yang lebih kecil dari kegiatan-kegiatan
AMDAL.
Proses AMDAL menghasilkan 4 (empat) jenis dokumen, yaitu dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), dokumen ANDAL, dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan dokumen
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sementara itu, dokumen UKL-UPL hanya terdiri dari satu dokumen
saja. Dokumen UKL-UPL disusun relatif lebih mudah, cepat, dan murah.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
51/69
Dokumen paling awal yang harus dibuat dalam proses perizinan
pembangunan perkebunan kelapa sawit adalah UKL-UPL. Doku-
men inilah yang akan menjadi dasar rekomendasi Bupati/Walikota
untuk menerbitkan izin pembangunan kebun kelapa sawit.
Hal yang perlu diketahui sebelum menyusun dokumen UKL-UPL
adalah tata cara dalam mengurus izin dan beberapa ketentuan
yang berkaitan dengan perizinan. Menurut Peraturan Menteri
Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan, bahwa usaha perkebunan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu usaha budidaya tanaman perkebunan
dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.
Perusahaan perkebunan yang melakukan kegiatan usaha perke-
bunan dengan luas kurang dari 25 ha wajib didaftar oleh Bupati/
Walikota dan akan mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Bu-
didaya Perkebunan (STD-B) dari Bupati/Walikota. Jika luas lahanperkebunan yang dikelola lebih dari 25 ha, perusahaan pengelola
wajib memiliki Izin Usaha Perkebunan atau IUPB.
Industri pengolahan kelapa sawit yang memiliki kapasitas produksi
CPO dari pengolahan TBS (tandan buah segar) 5 ton per jam atau
lebih, wajib memiliki izin. Sedangkan pengolahan TBS kurang dari
5 ton per jam wajib didaftar oleh Bupati/Walikota untuk diberikan
Surat Tanda Daftar Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
(STD-P) dari Bupati/Walikota.
Usaha budidaya tanaman perke-
bunan dengan luas 25 ha atau lebih
yang memiliki unit pengolahan TBS 5 ton/
jam atau lebih, diwajibkan memiliki izin usa-
ha perkebunan untuk pengolahan atau IUP-P.
Syarat untuk memperoleh IUP-P lainnya adalah
pengelola harus dapat memenuhi 20% bahan baku
dari kebunnya sendiri.
Izin usaha perkebunan atau IUP yang menempati lo
tas wilayah Kabupaten/Kota, akan diberikan oleh Gu
ngan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Rekomend
dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah
bupaten/Kota dan rencana makro atau roadmap Dep
tanian RI. Lebih lengkap mengenai perizinan perkeb
sawit dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pertanian
mentan/OT.140/2/2007.
Boks: Izin dan Persetujuan FormalPERKEBUNAN KELAPA SAWIT
4
Fungsi dokumen UKL-UPL dapat dilihat dari beberapa sisi.
Dari sisi pemrakarsa, dokumen UKL-UPL berfungsi sebagai
acuan untuk menyempurnakan desain usulan kegiatannya.
Selain itu, dokumen UKL-UPL juga berfungsi sebagai acu-
an untuk melakukan upaya pengelolaan dan pemantauandampak lingkungan hidup secara rutin dan periodik darikegiatan tersebut nantinya.
Dari sisi pemerintah, dokumen UKL-UPL pada umumnya
dipakai sebagai syarat untuk memberikan izin pada pemra-
karsa. Dalam hal ini, sebelum izin dikeluarkan, pemerintah
perlu memeriksa apakah upaya pengelolaan dan peman-
tauan lingkungan hidup yang dijanjikan oleh pemrakarsa
dianggap memadai. Setelah kegiatan beroperasi, dokumen
UKL-UPL juga sering dipakai pemerintah sebagai acuan
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pe
dan dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
Dokumen UKL-UPL bisa disiapkan oleh pemrakar
di tahap perencanaan sebelum realisasi kegiatan
ngan. Dengan demikian, upaya pengelolaan dantauan dampak lingkungan bisa direncanakan unt
dampak yang diprakirakan akan muncul di tahap
struksi sampai tahap operasi kegiatan, misalnya p
perkebunan menjadi kawasan peruntukan lain, s
rumahan, jalan raya, atau lainnya.
FUNGSI DOKUMEN UKL-UPL
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
52/69
Sebelum pembangunan dimulai biasanya
dibutuhkann beberapa perizinan, misal-
nya izin prinsip, izin lokasi, atau izin lain-
nya seperti Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan Izin Penggunaan Bangunan
(IPB) untuk pembangunan gedung.
Dokumen UKL-UPL memilikifungsi yang setara dengan doku-men RKL-RPL.
Saat kegiatan dimulai, pemrakarsa wajib untuk melaksanakan upaya pengelolaan
pemantauan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL
Secara periodik, pemrakarsa juga wajib melaporkan hasil dari upaya pengelolaan
pemantauan lingkungan yang dilakukannya. Frekuensi laporan pelaksanaan UKL
bisa berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan di daerah dan jenis kegiatan.
Laporan pelaksanaan UKL-UPL yang baik seharusnya mampu menjelaskan dan mbuktikan hal-hal berikut.
Bahwa semua upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang ada dalam
kumen UKL-UPL telah dijalankan dan efektif mencapai sasaran. Jika ada yang
dapat dijalankan atau tidak mencapai sasaran, laporan tersebut harus menjela
alasan dan jalan keluar yang ditawarkan.
Bahwa tidak ada dampak lain yang muncul selain dari dampak yang telah dipe
kan. Jika ada, hal tersebut perlu dijelaskan dalam Laporan Pelaksanaan UKL-U
Bahwa tidak ada aturan yang dilanggar oleh pelaksanaan kegiatan pembang
kebun kelapa sawit. Jika terjadi pelanggaran, perlu dijelaskan upaya yang tela
lakukan untuk memperbaiki kinerja lingkungan dan mencegah terulangnya pe
garan tersebut.
Mencermati kecenderungan (trend) parameter lingkungan yang dipantau dajak laporan pertama sampai laporan terakhir untuk mengantisipasi kemung
adanya pencemaran atau kerusakan di masa mendatang.
Boks: Kewajiban Pascapersetujuan
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
53/69
6
Mengikuti ketentuan Pedoman Pelaksanaan UKL-UPL (Kepmen LH No. 86 Tahun 2002), dokume
UPL untuk kegiatan PERKEBUNAN KELAPA SAWIT memiliki sistematika dokumen sebagaimana d
barkan dalam diagram berikut.
SISTEMATIKA DOKUMEN
Identitas Pemrakarsa(informasi umum tentang perusahaan dan personil penangjawab yang memprakarsai kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit)Nama Perusahaan/Lembaga (nama resmi dari perusahaan pemilik Perkebunan Kelapa SawNama Penanggung Jawab Kegiatan(nama personil yang bertanggung jawab langsunpengembangan kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan atas penyusunan dokumen UKL-UPL-nya)
Alamat Lengkap(alamat kantor dan nomor telepon/faks dari penanggung jawab kegiatan)
Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi(uraian lengkap tentang dampak-dampak linkungan yang mungkin terjadi dari kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit. Uraian disampaikan secarringkas dalam format matriks yang mudah dicerna)Sumber Dampak (komponen kegiatan yang berpotensi menjadi penyebab dampak, seperti konversi lahaperolehan dan pembelian lahan, pembukaan dan pembersihan lahan, rekrutmen tenaga kerja, perlintasan kend
raan, operasional kebun dan pabrik, dan lainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak(komponen-komponen lingkungan hidup yandiperkirakan akan terkena dampak, seperti harga lahan dan bangunan, hubungan antarpenduduk, pendapata
masyarakat, kenyamanan bermukim, kesempatan kerja, kondisi fisik jalan, dan lainnya sebagaimana diuraika
dalam Bagian 2 buku ini)
Besaran Dampak (ukuran kuantitatif atau kualitatif yang dapat menunjukkan besarnya potensi dampa
yang terjadi pada suatu komponen lingkungan)Keterangan(informasi yang dirasakan perlu untuk memperjelas uraian setiap potensi dampak, seperti lokasumber dampak, sebaran dampak, dan waktu dan durasi pemunculan dampak)
Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup(uraian lengkaptang upaya mengelola dan memantau berbagai potensi dampak Perkebunan Kelapa Sawit; disamkan secara ringkas dalam format matriks yang mudah dipahami)Upaya Pengelolaan Dampak (langkah-langkah eliminasi, minimalisasi, maksimalisasi, pengendpenanggulangan, dan pemulihan, seperti penyesuaian jalur, pemberian kompensasi, perbaikan desain, dan la
sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Upaya Pemantauan Dampak (langkah-langkah pemantauan untuk mengetahui besaran peng
dampak yang terjadi seperti pemantauan terhadap persepsi masyarakat, pemantauan terhadap limbah pabriklainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Tolok Ukur(nilai atau batasan parameter acuan yang digunakan untuk menilai makna dari hasil pemanta
1
g
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
54/69
Rencana Usaha atau Kegiatan(uraian ringkas tentang kegiatan Perke-bunan Kelapa Sawit yang sedang direncanakan, berikut diagram, peta, foto, dangambar teknis yang dirasakan perlu untuk memperjelas uraian)Nama Rencana Kegiatan(nama resmi kegiatan sesuai kesepakatan antara pemra-karsa dan instansi lingkungan)
Lokasi Rencana Kegiatan(nama administratif dari semua daerah yang menjadilokasi Perkebunan Kelapa Sawit, termasuk lokasi kantor dan perumahan pekerja perkebunan)
Skala Kegiatan(luas lahan [ha] dan kapasitas pabrik pengolahan (ton/jam) PerkebunanKelapa Sawit yang direncanakan)
Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan(komponen-komponen kegiatanPerkebunan Kelapa Sawit yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan sebagaimana
dijelaskan dalam Bagian 1 buku ini)
Rentang Waktu Kegiatan(lamanya waktu keberlangsungan setiap komponenkegiatan)
Tanda Tangan Penanggung Jawab Kegia(bukti komitmen pemrakarsa Perkeb
Kelapa Sawit untuk melaksanakan hal-hadiuraikan dalam dokumen UKL
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
55/69
8
Walaupun tidak disyaratkan mutlak dalam peraturan, dokumen UKL-UPL perkebunan kelapa sawit sebaiknya juga dilendengan penjelasan mengenai rona lingkungan awal (lihat boks). Dokumen UKL-UPL juga harus disertai dengan surat perny
yang ditandatangani penanggung jawab kegiatan.
Boks: Sebaiknya Informasi Rona Lingkungan Dicantumkan
Informasi rona lingkungan sebaiknya dicantumkan dalam dokumen UKL-UPL perkebunan kelapa sawiit. Termasuk ke dalaminformasi rona lingkungan tersebut adalah hal-hal berikut.
Kondisi topografis dan geografis lokasi pabrik. Pola kepemilikan dan pemanfaatan lahan di seluruh lokasi yang akan digunakan untuk perkebunan kelapa sawit
Kondisi sosial-ekonomi, terutama yang berhubungan dengan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, dan keterbukaamasyarakat akan perubahan. Kesehatan masyarakat sekitar, terutama jenis-jenis penyakit dengan prevalensi tinggi.
Pencantuman informasi tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
56/69
Dokumen UKL-UPL diserahkan pemrakarsa ke Instansi Lingku-ngan untuk diperiksa. Jika dianggap sudah memadai, InstansiLingkungan akan memberikan surat rekomendasi yang menya-
takan bahwa rencana pembangunan Perkebunan Kelapa Sawitsudah memiliki rencana upaya pengelolaan dan pemantauandampak lingkungan yang memadai. Bagian ini akan memba-has berbagai hal yang berkaitan dengan pemeriksaan dokumentersebut.
MEMERIKSA
PERKEBUNAN KELAPA SAWITDOKUMEN UKL-UPL
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
57/69
0
Pemeriksaan bertujuan untuk memeriksa apakah upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang direncanakan dan dijanjikan pem-
rakarsa sudah dianggap memadai untuk setiap dampak yang mungkin
ditimbulkan oleh usulan kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit. Jika
dianggap memadai, pemrakarsa akan memperoleh surat rekomendasi
yang dapat dipakai untuk mengurus izin atau persetujuan lainnya.
SEKILAS TENTANG PEMERIKSAAN
Pihak PemeriksaSama seperti kegiatan-kegiatan lainnya, dokumen UKL-UPL kegiatan in-
dustri perkebunan kelapa sawit diperiksa oleh instansi lingkungan. Dalam
prosesnya, instansi ini wajib mengajak wakil instansi teknis pembina (Di-
nas Pertanian).
Waktu Pemeriksaan
Proses pemeriksaan dokumen UKL-UPL tidak sepanjang dan serumit pe-nilaian AMDAL. Dengan penyampaian informasi yang sederhana dan lugas
dalam UKL-UPL, pemeriksaan dokumen seharusnya juga dapat dilakukan
dalam waktu yang singkat dan efisien.
7 Hari Kerja
PemeriksaanDokumen
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
58/69
Sejak menerima suatu dokumen UKL UPL, Instansi Lingkungan memiliki waktu 7 (tujuh) hari kerja untuk mem
dokumen tersebut. Jika kelengkapan dokumen dirasa kurang, dokumen akan dikembalikan kepada pemrakarsa
melengkapi atau memperbaiki dokumen UKL-UPL. Setelah pemrakarsa melengkapi dan mengembalikan dokum
stansi Lingkungan mempunyai waktu 7 hari lagi untuk memeriksa kelengkapan dokumen sekali lagi, hingga dikel
surat rekomendasi. Jika dokumen UKL-UPL yang pertama disampaikan tidak membutuhkan revisi, Instansi Lingk
harus mengeluarkan surat rekomendasi dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen itu diterima oleh In
Lingkungan.
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan dokumen UKL-UPL akan meng
surat rekomendasi dari Instansi Lingkunga
menyatakan bahwa Instansi Lingkungan tela
memeriksa dokumen UKL UPL,
sepakat dengan pemrakarsa bahwa upaya laan dan pemantauan dampak lingkung
memadai,
sepakat bahwa isi UKL UPL dapat diguna
pemrakarsa sebagai acuan dalam melak
kegiatan di lapangan, dan meyakini kegiat
but berlangsung.
Rekomendasi ini nantinya menjadi bahan
bangan bagi instansi pemberi izin untuk me
permohonan izin yang dibutuhkan pemrakars
rekomendasi dari Instansi Lingkungan, instaberi izin, dilarang mengeluarkan izin bagi pem
Dan jika diberikan izin, upaya pengelolaan
mantauan lingkungan yang terdapat dalam d
UKL-UPL harus tertuang dalam izin sebag
yang harus dipenuhi pemrakarsa.
7 Hari Kerja
PerbaikanDokumen
7 Hari Kerja
PenerbitanRekomendasi
ewenangan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL
emeriksaan sebagian besar dokumen UKL-UPL sekarang meru-
akan kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Pemerik-
an dokumen UKL-UPL kegiatan perkebunan kelapa sawit pada
mumnya dilakukan oleh Instansi Lingkungan di tingkat pemerin-
h daerah Kabupaten/Kota.
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
59/69
Pemeriksaan dokumen UKL-UPL seba
lakukan dalam 3 tahapan berikut, yai
1) pemeriksaan dasar,
2) pemeriksaan kelengkapan dokume
3) pemeriksaan substansi.
Pemeriksaan DasarSebagai dasar dari berbagai tahap saan, pertanyaan-pertanyaan berikut
dijawab terlebih dahulu.
Apa betul usulan kegiatan pe
hanya perlu dokumen UKL-UPL?
tidak ada ketentuan spesifik yang m
usulan kegiatan ini perlu menjala
AMDAL.
Apa betul lokasi perkebunan tidak
bertentangan dengan ketentuan ta
dan rencana makro Departemen P(roadmap)? Pastikan lokasi pe
tidak terletak pada kawasan dilind
Apa betul kewenangan untuk m
dokumen UKL-UPL ini ada pada tin
merintahan ini? Jika Anda aparat d
pemerintah daerah Kabupaten/Ko
tikan bahwa usulan kegiatan Pe
Kelapa Sawit ini tidak membutu
komendasi dari tingkat pemerinta
Provinsi ataupun Pusat.
Jika semua jawaban di atas adalah Y
riksaan dokumen UKL-UPL tersebut
lanjutkan ke tahap berikutnya.
TAHAPAN PEMERIKSAA
2
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
60/69
Pemeriksaan Kelengkapan DokumenPeriksa kelengkapan dokumen dengan menggunakan check listsemacam ini. Untuk mempermudah pemeriksaan
lengkapan ini, gunakan saja Daftar Isipada dokumen UKL-UPL yang Anda terima. Jika semua jawaban di atas ad
ADA, pemeriksaan dokumen UKL-UPL tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Pemeriksaan SubstansiTujuannya untuk memastikan bahwa substansi tek
kumen UKL-UPL dapat dianggap memadai. Dua ha
harus diperhatikan dalam pemeriksaan substansi do
UKL-UPL adalah hal-hal berikut.
Seluruh informasi dalam dokumen dapat dipe
gungjawabkan secara ilmiah dan dinyatakan d
sebenar-benarnya.
Semua potensi dampak yang dicantumkan dalam
men memiliki upaya pengelolaan dan pemantaua
-
7/30/2019 ESP1_UKLUPL_kelapasawit
61/69
KIAT MEMERIKSA SUBSTANS