esensi manajemen kelas bagi guru pemula

11
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang professional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru melaksanakan dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pembelajaran yang meliputi tujuan, bahan, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat, sumber, dan evaluasi, diperankan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru yang profesional merupakan guru yang mempunyai empat aspek kecakapan yaitu pedagogis, profesi, kepribadian, dan sosial. Namun, hal ini tidak akan mampu dikuasai tanpa adanya proses pendidikan yang mendukungnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menjadi seorang guru profesional akan tercapai jika kemampuan dasar sebagai guru yang profesional dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kemajuan iptek. Namun, banyak guru yang belum dapat memahami dengan baik tentang makna profesional, khususnya guru pemula. Fenomena guru pemula yang belum mampu menguasai kemampuan sebagai guru profesional inilah yang menjadi kendala dalam pendidikan di Indonesia.

Upload: hariyatunnisa-ahmad

Post on 21-Jul-2015

133 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang

penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan

sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa

terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat

utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat

berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni

sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang

professional.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru melaksanakan dua

kegiatan pokok, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas.

Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur,

mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen

pembelajaran yang meliputi tujuan, bahan, kegiatan belajar-mengajar,

metode, alat, sumber, dan evaluasi, diperankan secara optimal untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Guru yang profesional merupakan guru yang mempunyai empat

aspek kecakapan yaitu pedagogis, profesi, kepribadian, dan sosial. Namun,

hal ini tidak akan mampu dikuasai tanpa adanya proses pendidikan yang

mendukungnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menjadi seorang guru

profesional akan tercapai jika kemampuan dasar sebagai guru yang

profesional dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan

kemajuan iptek.

Namun, banyak guru yang belum dapat memahami dengan baik

tentang makna profesional, khususnya guru pemula. Fenomena guru

pemula yang belum mampu menguasai kemampuan sebagai guru

profesional inilah yang menjadi kendala dalam pendidikan di Indonesia.

Page 2: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

2

Perlu banyak pemahaman terhadap makna pendidik yang luas dan

signifikan. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan

yang harus dimulai dari kualitas standar mutu guru pemulanya terlebih

dahulu.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana fenomena guru pemula?

2. Bagaimana manajemen kelas bagi guru pemula?

3. Bagaimana peran guru kelas?

C. Prosedur Pemecahan Masalah

Dalam menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan

buku dan internet sebagai sumber data dan informasi. Penulis juga

mendengar masukan dari berbagai pihak demi terwujudnya makalah ini.

D. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami fenomena guru pemula.

2. Mengetahui dan memahami manajemen kelas bagi guru pemula.

3. Mengetahui dan memahami peran guru kelas.

E. Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Manajemen Kelas, serta dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan

bagi pembaca mengenai Konsep Dasar Manajemen Kelas.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu

pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, prosedur pemecahan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika

penulisan. Kedua, isi atau kajian teori, dan pembahasan. Ketiga, penutup

yang berisi kesimpulan dan saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka

dan lampiran.

Page 3: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fenomena Guru Pemula

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat 1).

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan,

maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan tersebut

haruslah berkesinambungan mulai dari pre-service dan pendidikan profesi

guru di LPTK sampai menjadi guru pemula di satuan pendidikan.

Secara formal, guru profesional harus memenuhi kualifikasi akademik

minimum dan bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan

mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk

mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan

pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis

dan bertanggung jawab.

Guru pemula ialah guru yang baru memulai proses pengajaran setelah

menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar mutu pendidikan

di Indonesia. Secara lebih khusus yang disebut guru pemula yaitu:

1. Guru tetap dengan status CPNS oleh pemerintah daerah,

2. Guru kontrak/sementara atau guru paruh waktu dimana tugas

tersebut merupakan tahun pertama mengajar,

3. Guru yang mendapatkan status tetap yang mungkin telah memiliki

pengalaman sebagai guru kontrak,

4. Guru paruh waktu sebelum penetapan status permanen mereka, dan guru

yang memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D-IV

dan bersertifikat pendidik. Guru pemula tentu harus mampu melakukan

Page 4: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

4

yang terbaik dalam proses mengajar. Hal ini sesuai dengan syarat

ketentuan sebagai guru profesional. Guru profesional adalah hasil ciptaan

manusia (teacher is made) yang berkecimpung pada institusi, seperti

lembaga pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Di Indonesia, institusi

tersebut dinamakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

atau balai penataran dan pusat pelatihan yang relevan. Adanya faktor

pembangun guru profesional yang dibawa sejak lahir (teacher is born),

seperti seni dan motivasi mengajar, kapasitas verbal, kewibawaan, dan

sejenisnya sudah diterima dalam kesadaran sejarah, adalah realitas. Bukti

bahwa teacher is made telah teruji secara empirik meskipun pembuktian

itu sering disadari atas kajian ex post facto, observasi, atau keluhan dari

mulut ke mulut yang dikemukakan oleh masyarakat seprofesi. Di

Amerika, misalnya, muncul keluhan bahwa guru-guru baru umumnya

jauh untuk disebut sebagai guru profesional.

Dalam laporan yang di tulis oleh The Association of teacher

Educator’s Commission on the education of teacher (1991),

direkomendasikan secara spesifik empat substansi utama restrukturisasi

pendidikan guru (restructuring the education of teacher), yaitu:

1. College-based teacher educator,

2. School- based teacher educator,

3. State-agency- based teacher educator,

4. National, state and local organization of proffesional educator.

Rekomendasi ini dimuarakan pada seluruh fase dan aspek pendidikan guru,

mulai dari rekrutmen dan seleksi, persiapan dikprajab, penempatan sebagai

guru, penempatan lebih lanjut, dan riset dan akuntabilitas yang diperlukan.

Rekomendasi ini disusun oleh komisi itu setelah selama sekitar 18 bulan

mengkaji intensif mengenai faktor kompleks yang mempengaruhi kualitas

pendidikan guru, seperti mutu pendidikan persiapan yang tidak memadai,

terbatasnya bantuan para veteran guru, keterbatasan sumber di kelas yang

dapat diakses, dan pemahaman budaya setempat sangat minimal.

Page 5: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

5

Di Indonesia, pengadaan guru berbasis pada university-based,

sedangkan pengalaman yang bersifat school-based dijamin oleh calon guru

selama praktik pengalaman lapangan atau PPL. Dengan demikian, calon guru

yang dihasilkan lebih banyak memiliki pengalaman teoritis daripada

pengalaman praktis. Gagasan school-based ini memang pernah berkembang

di Indonesia, berupa keinginan untuk merekomposisi kurikulum sekitar 60%

praktik dan 40% teori. Lalu, apakah mahasiswa jenjang strata 1 di LPTK akan

diarahkan untuk menjalani pendidikan profesional atau pendidikan akademik?

Gambar II.1

Page 6: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

6

Terlepas dari itu, substansi manajemen kelas seharusnya menjadi

muatan yang esensial untuk menentukan kinerja guru dalam menjalankan

proses pendidikan.

B. Manajemen Kelas bagi Guru Pemula

Menurut Sudarwan Danim (2010: 132) menyatakan bahwa, pada bulan

Maret 1083, dipimpin oleh Ernest L. Boyer, Presiden Yayasan Carnigie untuk

Peningkatan Pembelajaran (Carnigie Foundation for Advancement of

Teaching) 10 orang anggota Panel on the Perparation of beginning teacher

menyajikan laporan mengenai tiga area isu krusial dari keahlian yang perlu

dimiliki oleh guru pemula, yaitu:

1. Pengetahuan tentang cara mengelola kelas. Pengetahuan ini tidak hanya

sekadar tahu tentang apa (know what) mengenai pengelolaan kelas,

melainkan yang lebih utama adalah tahu bagaimana (know how) mengenai

pengelolaan kelas, dalam makna, classroom management in acation.

2. Pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan bahan ajar.

Pengetahuan yang dimaksudkan di sini tidak hanya berkaitan dengan

subject matter semata melainkan juga pengetahuan dan penguasaan

bidang metodologi pembelajaran, seperti strategi pembelajaran, evaluasi

pendidikan, pengembangan diri dan inovasi kurikulum, dasar-dasar

kepandidikan, etika profesi keguruan, dll.

3. Pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang

dididik atau diajarnya. Latar belakang sosiologikal yang dimaksud

meliputi kondisi sosial ekonomi, agama, budaya anak didik itu berasal,

pekerjaan orang tua, dsb.

Kemampuan dalam bidang manajemen ini, terutama manajemen

kelas, memang sangat esensial bagi guru-guru, juga bagi calon guru. Squire,

Huitt dan Segars (1983) mengemukakan bahwa guru yang efektif, guru yang

mampu menciptakan wahana bagi siswa untuk mendemonstrasikan secara

konsisten prestasi level tinggi (high level of achievement), dituntut memiliki

tiga area keahlian, yaitu:

Page 7: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

7

1. Perencanaan, yaitu penciptaan kondisi kesiapan bagi aktivitas kelas.

Perencanaan dimaksud mencakup satuan acara pembelajaran, media dan

sumber pembelajaran dan pengorganisasian lingkungan belajar.

2. Manajemen, berupa kemampuan guru dalam mengendalikan perilaku

siswa. Semakin besar jumlah rombongan belajar, semakin banyak sumber

daya yang digunakan. Semakin berat materi atau bahan ajar, semakin

dituntut pula kemampuan manajemen kelas dari kalangan guru.

3. Pengajaran, yaitu kemampuan guru dalam menciptakan kondisi dan

membimbing siswa dalam belajar. Prakarsa ini amat terasa pada proses

pembelajaran yang diindividualisasikan dan beragamnya latar belakang

sosiologikal siswa.

C. Peran Guru Kelas dalam Manajemen Kelas

Terminologi guru kelas di sini bukanlah lawan dari guru bidang studi,

seperti sering kita dengar dalam frasa sistem guru kelas atau sistem guru

bidang studi. Guru kelas yang dimaksudkan di sini adalah guru yang

mengajar di kelas, baik dia mengajar dalam format sistem guru kelas atau

sistem guru bidang studi. Menurut Doyle (1986), ada dua peran utama guru

kelas (classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing

order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan

yang dimaksudkan di sini mencakup hal-hal terkait langsung atau tidak

langsung dengan proses pembelajaran, seperti:

1. Tata letak tempat duduk

2. Disiplin siswa di dalam kelas

3. Interaksi siswa dengan sesamanya

4. Interaksi siswa dengan guru

5. Jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran

6. Pengelolaan sumber belajar

7. Pengelolaan bahan ajar

8. Prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran

9. Lingkungan belajar, dan lainnya.

Page 8: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

8

Urgensi kemampuan memfasilitasi proses belajar siswa seperti di atas

sejalan dengan spirit paradigma pendidikan modern, yaitu perilaku guru harus

bergeser dari dispenser ilmu pengetahuan (teacher as dispenser) kepada anak

didik menjadi fungsi guru sebagai direktur atau fasilitator belajar. Fungsi

fasilitatif yang diperankan guru mengandung makna bahwa yang paling

dipentingkan guru adalah menyediakan wahana seluas dan seakurat mungkin

bagi siswa untuk belajar. Penciptaan wahana itu dapat bersifat pengayaan

materi, penyediaan bahan ajar pemberian peta jalan bagi anak didik untuk

mengakses sumber dan bahan ajar, merangsang siswa untuk belajar,

menciptakan suasana untuk “bermain” dalam keseriusan bertindak,

membangun kepercayaan diri anak didik, menggali potensi anak, dll. Intinya,

guru harus menciptakan kondisi untuk memudahkan siswa belajar, bukan

hanya untuk memudahkan guru dalam mengajar.

Page 9: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No

14 tahun 2005 ayat 1). Guru pemula juga harus mampu menguasai

kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi guru profesional.

guru pemula yaitu pada saat awal mulai mengajar dan mengenal

lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:

pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan

berkomunikasi dengan warga sekolah.

Manajemen kelas sangat diperlukan terutama bagi para guru pemula.

Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu

bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk

semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan

harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Ada tiga area isu krusial

dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu: pengetahuan

tentang cara mengelola kelas, pengetahuan di bidang mata pelajaran,

pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang

didiknya.

Ada dua peran utama guru kelas dalam manajemen kelas

(classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing

order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning).

B. Saran

Sebagai calon guru, kita diharapkan bisa menguasai materi dan hal-

hal yang berhubungan dengan profesionalitas guru. Tugas-tugas mengenai

administrasi guru terutama dalam mengelola pembelajaran dan mengelola

Page 10: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

10

kelas dengan berbagai komponennya juga harus dikuasai. Sehingga saat

nanti kita sudah terjun langsung di sekolah sudah memiliki dasar keilmuan

mendidik tersebut.

Page 11: Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

11

DAFTAR PUSTAKA

Sudarwan Danim dan Yunan Danim. 2011. Administrasi Sekolah dan Manajemen

Kelas. Cetakan I. Bandung: CV Pustaka Setia.

Marlina.2011. Esensi Manajemen Kelas bagi Guru Pemula. Diunduh dari: http://marlina2.wordpress.com/2011/08/02/esensi-manajemen-kelas-bagi-

guru-pemula/. Pada tanggal 02 Desember 2014