escherichia coli air bersih pada penderita diare di...

154
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PAKUJAYA KECAMATAN SERPONG UTARA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) DISUSUN OLEH: RIZKA NAJLA HUWAIDA NIM: 1110101000087 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: ngohuong

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI

KELURAHAN PAKUJAYA KECAMATAN SERPONG UTARA KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

DISUSUN OLEH:

RIZKA NAJLA HUWAIDA

NIM: 1110101000087

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

i

Page 3: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PRORAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Rizka Najla Huwaida, NIM : 1110101000087

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ESCHERICHIA COLI

AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PAKUJAYA

KECAMATAN SERPONG UTARA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

xx + 98 halaman, 12 tabel, 3 bagan, 1 gambar, 8 lampiran

ABSTRAK

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990). Semua jenis air bersih, baik air permukaan maupun air tanah

harus mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya agar mendapatkan manfaat yang optimum

dan mencegah terjadinya penurunan kuantitas serta kualitas air bersih. Bakteri Escherichia

coli termasuk kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi feses

atau indikasi adanya pencemaran tinja manusia dan menyebabkan masalah kesehatan pada

manusia seperti diare.

Tujuan penelitian ini diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah

Escherichia coli pada air bersih. Lokasi Penelitian di Kelurahan Pakujaya Kecamatan

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-

April 2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional.

Jumlah sampel sebesar 70 responden dan teknik pengambilan sampel adalah sampel jenuh.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan

wawancara, observasi, dan pengukuran MPN air bersih. Analisis uji statistik menggunakan

Mann Whitney dengan derajat kemaknaan 5%.

Hasil penelitian, 70 responden memiliki air tanah yang terindikasi adanya bakteri

Escherichia coli. Faktor yang memiliki kemaknaan statistik terhadap jumlah Escherichia coli

adalah kondisi fisik sumber air bersih (p value 0,000). Faktor lainnya yang tidak

berhubungan secara statistik adalah kedalaman kedap air (p value 0,064), jarak antara

jamban dengan sumber air bersih (p value 0,582), jarak antara septic tank dengan sumber air

bersih (p value 0,204).

Saran dari penelitian ini adalah masyarakat dapat melakukan perbaikan sarana air

bersih dengan memperbaiki bibir dan lantai sumber air bersih agar kedap air dan merebus air

bersih hingga mendidih dan dibiarkan mendidih 5-10 menit sebelum dikonsumsi sebagai air

minum. Puskesmas Paku Alam agar melakukan pengukuran bakteri Escherichia coli secara

berkala dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kondisi fisik sumber air

bersih yang baik. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan memasukkan

variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini.

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

Kata kunci: air bersih, Escherichia coli, pencemaran, diare

Daftar Bacaaan : 1961-2014

Page 4: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

iii

DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

MAJOR OF ENVIRONMENTAL HEALTH

Rizka Najla Huwaida, NIM : 1110101000087

FACTORS AFFECTING THE TOTAL ESCHERICHIA COLI CLEAN WATER IN

PATIENTS OF DIARRHEA IN VILLAGES PAKUJAYA SUBDISTRICT OF

NORTH SERPONG, CITY OF SOUTH TANGERANG 2014

xx + 98 pages, 12 tables, 3 diagrams, 1 picture, 8 attachments

Abstract

“Clean” water is water used for daily activities, which the quality has satisfied the

health requirement and are consumable quality after being cooked (Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990). All types of water, surface water nor groundwater must be

protected as well as possible in order to obtain optimum benefits and prevent degradation in

the quality and quantity of clean water. Escherichia coli belong to a group of bacteria that are

used as indicators of faecal contamination or indicators of human fecal contamination and

caused human health problem like diarrhea.

The purpose of this research is to determine factors that influence the amount of

Escherichia coli in water. This research was conducted in Pakujaya village, Subdistrict of

North Serpong, City of South Tangerang on February until April 2014. A quantitative

research approach was used and cross sectional design study, by collecting 70 samples and

using saturated sampling. Data that has been used in this research is primary data, which

used three different survey mediums Interviews, Observations and Measurement of MPN

clean water. Moreover, The analysis of statistical test used Mann Whitney with a significant

level 5%.

The results from this research is 70 respondents has groundwater indicated the

presence of Escherichia coli. Factor that has statistical significance on the number of

Escherichia coli is the physical condition of water resources (p value 0,000). Another factor

that statistically not associated with is water-resistant depth (p value 0,064), the distance

between the toilet with clean water sources (p value 0,582), and the distance of septic tank

with clean water sources (p value 0,204).

Recommendations from this study are communities could do some water restoration

by improving the lips and floor of clean water sources to water resistant and cook the water

until boiling and let it boil 5 – 10 minutes before consume. Community Health Centre of

Paku Alam required taking regular measurement of Escherichia coli and providing

counselling to the community about the physical condition of a good source of clean water.

Nevertheless, the next researcher needs to conduct research by including variables that is not

examined in this study.

Keywords: Clean water, Escherichia coli, contamination, diarrhea

Reading list: 1961 - 2014

Page 5: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

iv

Page 6: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

v

Page 7: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

vi

CURRICULUME VITAE

IDENTITAS PERSONAL

Nama : Rizka Najla Huwaida

Alamt Asal : Jl. Mutiara blok D No. 10

Komplek Sinar Kasih (DDN) Pondok Gede Bekasi

TTL : Bandar Lampung, 23 Juli 1991

Agama : Islam

Golongan Darah : A

Alamat Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997-2003 : SD Islam As- Syafi’iyah 02

2003-2006 : SMP Islam As-Syafi’iyah 06

2006-2009 : SMA Negeri 5 Bekasi

2010-sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Peminatan Kesehatan Lingkungan

PENGALAMAN PRAKTEK KERJA

2012-2013 : Pengalaman Belajar Lapangan Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) Paku Alam, Tangerang

Selatan.

2012 : Orientasi Kerja di HSE PT. Yama Engineering Oil and

Gas

2012 : Tim Survey AMDAL Pembangunan SUTT Garut, Jawa

Barat

2013 : Orientasi Kerja di HSE PT. Mitra Adi Sesama

Generator and Supplier

Page 8: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

vii

Sebuah karya kecil yang kupersembahkan untuk ibu dan

ayah tercinta yang telah memberikan limpahan kasih

sayangnya sejak kecil sampai kini, doa dan dukungan

yang tak pernah henti

Karya kecil ini tidak akan sebanding dengan kasih

sayang dan cinta yang ibu dan ayah berikan,

terimakasih ibu dan ayah telah melahirkanku ke dunia

ini dengan penuh cinta

Page 9: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam kita panjatkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang akan

ilmu dan pengetahuan.

Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Escherichia

Coli Air Bersih Pada Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan Serpong

Utara Kota Tangerang Selatan Tahun 2014” ini dibuat sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Penulis menyadari

dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kesulitan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan karena bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT, atas berkah, rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis

diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Untuk kedua orang tua, Ibu dan Ayah tercinta, yaitu Dra. Hj. Nani Iryani dan

Drs. H. Bahrullaji, MM, abang dan adikku, yaitu Reza Bani Sadr, S.Psi dan

Raihana Amalia Novriza yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang,

dan memberikan dukungan moril serta material sehingga memberikan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama untuk ibu yang tiada

hentinya mendoakan penulis.

3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Ir. Febrianti, M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

ix

5. Bapak Dr. Arif Sumantri SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing pertama atas

nasihat, motivasi, ilmu, saran, dukungan, kesempatan, pengalaman, dan doa

yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dewi Utami Iriani, SKM, M.Kes, Ph.D selaku dosen pembimbing kedua

atas bimbingan,saran, araha, motivasi, dan doa yang sangat berarti sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Yuli Amran,MKM, Ibu Minsarnawati, M.Kes, dan bapak Anton Wibawa,

MKM selaku penguji sidang skripsi yang telah banyak mengarahkan untuk

materi dan informasi pada skripsi ini.

8. Dosen-dosen Kesehatan Lingkungan dan staff pengajar kesehatan lingkungan

dan jurusan kesehatan masyarakat yang telah memberikan ilmu dan pengalaman

kepada penulis.

9. Pihak Puskesmas Paku Alam dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

yang mengizinkan pelakasanaan penelitian ini.

10. Ibu Yeni, Ibu Sudarmi, Pak Sugito, dan seluruh masyarakat Kelurahan Pakujaya

yang telah memberikan bantuan kepada penulis ketika turun lapangan dan

bersedia menjadi responden.

11. Kusumo Hardiyanto yang telah mendoakan, memberikan dukungan,

memberikan semangat, dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat penulis, yaitu Nadia Amalia yang telah memberikan bantuan dan

dukungan kepada penulis. Terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Anis Risenti yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dukungan kepada

penulis.

14. Sahabat-sahabat yang telah memberikan dukungan, yaitu Bayti, Tuti, Fika,

Nina, Wiwid, Sabila, Nita, Wulan, dan Nurjanah, Risma, Kak Ica, Fitri dan

Indah. Terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 11: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

x

15. Teman-teman kesehatan lingkungan 2010 atas kebersamaannya selama ini, yaitu

Tuti, Misyka, Nida, Fitri, Anis, Dilla, Yuni, Alya, Elfira, Reka, Ifah, Ilham,

Fuad, Angger, Akbar, dan Febri.

16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian dan menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat pebulis sebutkan satu per satu secara keseluruhan.

Semoga bantuan, petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang diberikan dari

berbagai pihak kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun

sangat diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Terima Kasih.

Jakarta, Juli 2014

Rizka Najla Huwaida

Page 12: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................

ABSTRAK……………………………………………………………

ABSTRACT…………………………………………………………..

PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………......................

PERNYATAAN PENGESAHAN…………………………………...

CURRICULUM VITAE……………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………

DAFTAR TABEL ...............................................................................

DAFTAR BAGAN …………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………

DAFTAR ISTILAH………………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

xi

xv

xvii

xviii

xix

xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………

1.3 Pertanyaan Penelitian ……………………………………

1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………...

1.4.1 Tujuan Umum ….………………………………

1.4.2 Tujuan Khusus …………………………………

1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………….

1.5.1 Bagi Peneliti ……………………………………

1.5.2 Bagi Masyarakat ………………………………

1.5.3 Bagi Puskesmas Paku Alam ……………………

1.5.4 Bagi Peneliti Lain ………………………………

1.6 Ruang Lingkup …………………………………………..

1

6

7

8

8

8

9

9

9

9

9

10

Page 13: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih …………………………………………………

2.1.1 Pengertian Air Bersih ……………………………..

2.1.2 Peranan Air Bersih ………………………………..

2.1.3 Sumber – Sumber Air Bersih ……………………..

2.1.4 Sarana Penyediaan Air Bersih ……………………

2.1.5 Cara Menjaga Kebersihan Sumber Air Bersih ……

2.1.6 Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam

Penyediaan Air Bersih ............................................

2.1.7 Standar Kualitas Air Bersih ………………………

2.1.8 Kualitas Bakteriologis Air ………………………..

2.1.9 Sumber Pencemaran Sumber Air Bersih …………

2.1.10 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran

Sumber Air Bersih ………………………………..

2.1.11 Hubungan Air dan Kesehatan …………………….

2.2 Diare ……………………………………………………...

2.2.1 Definisi Diare ……………………………………..

2.2.2 Klasifikasi Diare ………………………………….

2.2.3 Etiologi Diare ……………………………………..

2.2.4 Patofisiologi Diare ………………………………...

2.2.5 Epidemiologi Diare ………………………………..

2.2.6 Cara Penularan Diare ……………………………...

2.2.7 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Diare ……….

2.2.8 Pencegahan dan Penanggulangan Diare …………...

2.3 Kerangka Teori …………………………………………..

11

11

11

12

13

17

18

19

20

22

23

34

36

36

36

37

38

40

41

43

50

51

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,

DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep ………………………………………...

3.2 Definisi Operasional ……………………………………..

3.3 Hipotesis. …………………………………………………

53

55

57

Page 14: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xiii

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian …………………………………………...

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………….

4.2.1 Lokasi Penelitian ………………………………….

4.2.2 Waktu Penelitian …………………………………..

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………

4.3.1 Populasi Penelitian ………………………………..

4.3.2 Sampel Penelitian …………………………………

4.4 Metode Pengumpulan Data ………………………………

4.4.1 Teknik Pengambilan Air Bersih …………………..

4.4.2 Uji MPN (Most Probable Number) ……………….

4.5 Instrumen Penelitian ……………………………………..

4.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data …………………..

4.6.1 Rencana Pengolahan Data ………………………...

4.6.2 Analisis Data ………………………………………

58

58

58

58

58

58

59

59

60

60

69

70

70

71

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian……………………

5.2 Responden Penelitian…………………………………….

5.3 Analisis Univariat………………………………………...

5.3.1 Gambaran Jumlah Bakteri Coliform Pada Sumber

Air Bersih…………………………………………..

5.3.2 Gambaran Jumlah Bakteri Escherichia Coli Pada

Sumber Air Bersih………………………………….

5.3.3 Gambaran Kedalaman Sumber Air Bersih yang

Kedap Air…………………………………………..

5.3.4 Gambaran antara Jarak Jamban dengan Sumber Air

Bersih……………………………………………….

5.3.5 Gambaran antara Jarak Septic Tank dengan Sumber

Air Bersih…………………………………………...

5.3.6 Gambaran Kondisi Fisik Sumber Air Bersih………

5.4 Analisis Bivariat……………………………………

73

74

75

75

76

77

78

78

79

80

Page 15: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xiv

5.4.1 Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih

yang Kedap Air terhadap Jumlah Escherichia Coli

……............................................................................

5.4.2 Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah

Escherichia Coli……………………………………

5.4.3 Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah

Escherichia Coli……………………………………

5.4.4 Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih

terhadap Jumlah Escherichia Coli…………

80

81

82

82

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian…………………………………...

6.2 Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih……….

6.3 Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air

Bersih………......................................................................

6.4 Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Escherichia Coli

Pada Sumber Air Bersih…………………………………

6.5 Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia

Coli Pada Sumber Air Bersih…………………………….

6.6 Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap

Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih………

84

85

87

89

90

93

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan…………………………………………………..

7.2 Saran………………………………………………………

1. Bagi Masyarakat………………………………………...

2. Bagi Puskesmas Paku Alam……………………………

3. Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………

96

97

97

97

98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1

Tabel 3.1

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Tabel 5.4

Tabel 5.5

Tabel 5.6

Tabel 5.7

Tabel 5.8

Tabel 5.9

Perkiraan Rata–Rata Porositas Berbagai Bahan

Definisi Operasional

Gambaran Jumlah Bakteri Coliform Pada Sumber Air

Bersih Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan

Januari- Februari Tahun 2014

Gambaran Jumlah Bakteri Escherichia Coli Pada 70

Sumber Air Bersih Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya

Bulan Januari- Februari Tahun 2014

Gambaran Kedalaman Sumber Air Bersih Kedap Air

Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-

Februari Tahun 2014

Gambaran Jarak antara Jamban dengan Sumber Air Bersih

Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-

Februari Tahun 2014

Gambaran Jarak antara Septic Tank dengan Sumber Air

Bersih Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan

Januari-Februari Tahun 2014

Gambaran Kondisi Fisik Sumber Air Bersih Penderita

Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air

Bersih di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Escherichia Coli

Pada Sumber Air Bersih di Kelurahan Pakujaya Bulan

Januari-Februari Tahun 2014

Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia

29

55

75

76

77

78

79

80

81

81

Page 17: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xvi

Tabel 5.10

Coli Pada Sumber Air Bersih di Kelurahan Pakujaya

Bulan Januari-Februari Tahun 2014

Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap

Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih di

Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari Tahun 2014

82

83

Page 18: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1

Bagan 2.2

Bagan 3.1

Jalur Pemindahan Kuman Penyakit Dari Tinja Ke

Pejamu yang Baru

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

41

52

54

Page 19: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 5.1

Sebaran Responden Penelitian

74

Page 20: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Surat Izin Studi Pendahuluan

Surat Izin Penelitian

Kuesioner Penelitian

Lembar Observasi

Lembar Hasil Pengukuran

Lembar Hasil Uji Laboratorium

Output Analisis Data

Foto

Page 21: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

xx

DAFTAR ISTILAH

Enteroksin

Lapisan Akifer

Malabsorpsi

Infeksi

Inflamasi

Bakteri Oportunis

Infeksi Primer

Bahan atau zat racun yang dihasilkan oleh jasad renik

(basil atau bakteri) dapat menimbulkan gangguan pada

usus dengan menunjukkan gejala, seperti keracunan

makanan.

Lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang

mengandung air dan dapat dirembesi air.

Kegagalan usus halus untuk menyerap jenis makanan

tertentu.

Invasi tubuh patogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan sakit.

Suatu respon tubuh yang terjadi pada jaringan hidup

terhadap rangsangan dari luar baik secara fisika, kimia

dan biologi (organisme hidup dan reaksi antigen

antibodi).

Bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika

mekanisme pertahanan inang diperlemah

Infeksi yang sejak awal memang diakibatkan oleh

keterlibatan mikroorganisme

Page 22: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak (Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990). Sumber daya air

bersih sangat berperan dalam kelangsungan hidup manusia. Penggunaan air

bersih sangat penting untuk konsumsi atau air minum, berkumur, kebutuhan

rumah tangga, memasak, dan untuk mencuci alat-alat dapur (Booekoesoe,

2010). Menurut WHO dalam Depkes (2006), volume kebutuhan air bersih di

Indonesia pada daerah perkotaan sebesar 200-400 liter/orang/hari dan pada

daerah pedesaan hanya 60 liter/orang/hari.

Berdasarkan Riskesdas 2010, penggunaan sarana air bersih yang paling

banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga adalah sumur gali terlindung

sebesar 27,9% dan sumur bor atau pompa sebesar 22,2%. Sedangkan, untuk

keperluan air minum yang paling banyak digunakan adalah sumur gali terlindung

sebesar 24,7% dan sumur bor atau pompa sebesar 14%.

Berdasarkan profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2012, Kota

Tangerang Selatan merupakan wilayah Banten yang paling banyak menggunakan

sumber air bersih sebesar 100% dibandingkan dengan wilayah lainnya, yaitu

Kota Tangerang sebesar 99,2%. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan Tahun 2012, Kecamatan Serpong Utara merupakan

Page 23: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

2

kecamatan di Kota Tangerang Selatan yang paling banyak menggunakan sarana

sumber air bersih dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu sebesar 81,25%

yang terdiri dari ledeng sebesar 9,25%, sumber pompa tangan sebesar 70%, dan

sumur gali lindung sebesar 2%. Sedangkan kecamatan dengan urutan kedua yang

menggunakan sarana air bersih adalah Kecamatan Pondok Aren sebesar 78,6%

yang terdiri ledeng sebesar 6,6%, sumur pompa tangan sebesar 67%, dan sumur

gali lindung sebesar 5%.

Puskesmas Paku Alam merupakan salah satu puskesmas yang berada di

Kecamatan Serpong Utara. Puskesmas Paku Alam yang paling banyak

menggunakan sarana sumber air bersih, yaitu sebesar 90,4% (terdiri dari ledeng

sebesar 16,4%, sumur pompa tangan sebesar 72%, dan sumur gali lindung

sebesar 2%) dibandingkan dengan Puskesmas Pondok Jagung, yaitu sebesar

70,1% (terdiri dari ledeng 2,1% dan sumur pompa tangan sebesar 68%). Wilayah

kerja Puskesmas Paku Alam terdiri dari 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Paku Alam,

Kelurahan Pakujaya, dan Kelurahan Pakulonan. Hasil laporan kesehatan

lingkungan Puskesmas Paku Alam tahun 2012, masyarakat Kelurahan Pakujaya

dibandingkan dengan kelurahan lainnya paling banyak yang menggunakan air

pompa sebagai air minum, yaitu sebesar 24,8%, di Kelurahan Paku Alam sebesar

24,9%, dan Kelurahan Pakulonan sebesar 24,3%. Hasil studi pendahuluan dari

sepuluh responden di Kelurahan Pakujaya, 100% menggunakan air tanah untuk

minum dan memasak.

Semua jenis air bersih, baik air permukaan maupun air tanah harus

mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya agar mendapatkan manfaat yang

Page 24: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

3

optimum dan mencegah terjadinya penurunan kuantitas serta kualitas air bersih.

Kualitas air bersih dijelaskan dalam bentuk pernyataan atau angka yang

menunjukkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut

tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta

gangguan dalam estetika, misalnya bau yang tidak sedap (Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990). Syarat kesehatan yang harus dipenuhi adalah

syarat fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif (Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990).

Sumber air bersih yang tercemar oleh bakteri pembawa penyakit akan

mengakibatkan timbulnya penyakit diare. Diare merupakan salah satu penyakit

berbasis lingkungan yang menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diare menempati urutan

kelima dari sepuluh penyakit penyebab kematian di dunia (WHO, 2011).

Penyakit diare termasuk sepuluh penyakit terbesar yang terjadi di Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2010 dengan jumlah kasus 11.119, sedangkan

pada tahun 2011 sebesar 18.581, yang berarti mengalami kenaikan kasus diare.

Penyakit diare di Puskesmas Paku Alam merupakan penyakit terbesar kedua

yang disebabkan oleh lingkungan dan penyakit yang selalu ada setiap bulannya,

sedangkan yang pertama adalah ISPA. Berdasarkan data penyakit di wilayah

kerja Puskesmas Paku Alam (Kelurahan Paku Alam, Pakujaya, dan Pakulonan),

terdapat 478 kasus yang menderita diare pada tahun 2012 yang terdiri dari

Kelurahan Paku Alam sebesar 333 kasus, Kelurahan Pakulonan sebesar 55

kasus, Kelurahan Pakujaya sebesar 80 kasus, dan wilayah lainnya sebesar 10

Page 25: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

4

kasus. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat 432 kasus, yang terdiri dari

Kelurahan Paku Alam sebesar 210 kasus, Kelurahan Pakulonan sebesar 76

kasus, Kelurahan Pakujaya sebesar 137 kasus, dan wilayah lainnya sebesar 9

kasus. Berdasarkan data penyakit diare tersebut, Kelurahan Paku Alam

mengalami penurunan kasus diare dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013,

sedangkan di Kelurahan Pakulonan dan Kelurahan Pakujaya mengalami

kenaikan kasus diare. Kelurahan Pakujaya mengalami peningkatan kasus diare

yang paling tinggi dibandingkan dengan Kelurahan Pakulonan.

Kejadian diare dapat dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih yang tidak

memenuhi persyaratan karena sumur atau bak penampungan air berdekatan

dengan kamar mandi dan jamban (Primadani, 2012) yang mengakibatkan air

tercemar bakteri dari tinja (Sander, 2005). Bakteri yang terdapat dalam tinja

adalah bakteri Escherichia coli. Menurut Primadani, Winda, dkk (2012), terdapat

hubungan yang signifikan antara identifikasi bakteri Escherichia coli pada air

bersih dengan kejadian diare diduga akibat infeksi. Sumber air bersih yang

mengandung bakteri Escherichia coli mengindikasikan bahwa air bersih tersebut

telah tercemar oleh tinja manusia dan mengakibatkan kualitas air bersih tidak

sesuai dengan peruntukkannya sebagai air bersih (Radjak, 2013).

Pencemaran bakteri pada sumber air bersih dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu kondisi fisik sumber air bersih (Kusnoputranto, 1997),

kedalaman sumber air bersih yang kedap air (Sumantri, 2010), jarak sumur gali

dengan sumber pencemar kurang dari 10 meter (Prajawati, 2008), tinggi bibir

sumur gali (Prajawati, 2008), dan keadaan lantai sekitar sumur gali (Prajawati,

Page 26: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

5

2008). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Boekoesoe L

(2010), sebagian besar lokasi sumur yang ada di Desa Sosial Kota Gorontalo

terbukti tercemar oleh bakteri karena sumur tersebut berdekatan dengan

pembuangan tinja atau WC. Sedangkan, hasil studi pendahuluan dari sepuluh

responden di Kelurahan Pakujaya, terdapat 100% sumber air bersih yang

berdekatan dengan kamar mandi, 80% jarak antara septic tank dengan sumber air

bersih kurang dari 10 meter, 80% kondisi fisik sumber air bersih tidak baik, dan

20% kedalaman sumber air bersih yang tidak kedap air.

Bakteri Escherichia coli termasuk kelompok bakteri yang digunakan

sebagai indikator adanya kontaminasi feses atau indikasi adanya pencemaran

tinja manusia dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare.

Bakteri Escherichia coli merupakan kelompok bakteri Coliform, jika semakin

tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform maka semakin tinggi pula risiko

kehadiran bakteri patogen lainnya yang biasa hidup atau terdapat dalam kotoran

manusia yang dapat menyebabkan diare (Suprihatin, 2004). Sebagian besar

kuman infeksius yang menyebabkan diare ditularkan melalui jalur fecal-oral atau

dapat ditularkan dengan memasukkan cairan atau benda yang tercemar oleh tinja

ke dalam mulut, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan

dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2000).

Wilayah kerja Puskesmas Paku Alam terdiri dari Kelurahan Pakujaya,

Paku Alam, dan Pakulonan. Kelurahan Pakujaya merupakan kelurahan yang

paling padat pemukimannya dan paling banyak penduduknya dibandingkan

dengan kelurahan Paku Alam dan Pakulonan. Selain itu, masyarakat Pakujaya

Page 27: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

6

banyak yang menggunakan air tanah sebagai air minum, masak, mencuci

sayuran, mencuci buah, mencuci perlengkapan masak, dan mencuci tangan.

Sedangkan, hasil studi pendahuluan dari sepuluh responden di Kelurahan

Pakujaya, terdapat jarak antara septic tank dan jamban dengan sumber air bersih

yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Depkes RI 2009, kondisi

fisik sumber air bersih yang belum memenuhi persyaratan kesehatan, dan

kedalaman sumber air bersih yang tidak kedap air. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah Escherichia

coli sumber air bersih pada penderita diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Penyakit diare di Puskesmas Paku Alam merupakan penyakit terbesar

kedua yang disebabkan oleh lingkungan dan penyakit yang selalu terjadi setiap

bulannya. Salah satu penyebab diare adalah penggunaan air bersih yang tercemar

oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli akan menghasilkan

enteroksin pada saluran usus sehingga menyebabkan diare. Sebagian besar

kuman infeksius yang menyebabkan diare ditularkan melalui jalur fecal-oral atau

dapat ditularkan dengan memasukkan cairan atau benda yang tercemar oleh tinja

ke dalam mulut, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan

dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2000). Faktor-faktor

yang mempengaruhi pencemaran bakteri Escherichia coli diantaranya adalah

kedalaman sumber air bersih yang kedap air kurang dari 3 meter , jarak antara

jamban dan septic tank dengan sumber air bersih yang kurang dari 10 meter, dan

Page 28: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

7

kondisi fisik sumber air bersih. Hasil studi pendahuluan dari sepuluh responden

di Kelurahan Pakujaya, terdapat jarak antara jamban dan septic tank dengan

sumber air bersih yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Depkes

RI 2009, 80% kondisi fisik sumber air bersih tidak baik, dan 20% kedalaman

sumber air bersih yang kedap air kurang dari 3 meter.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah Escherichia coli sumber air bersih pada penderita diare di Kelurahan

Pakujaya Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Apakah jumlah bakteri Coliform air bersih memenuhi Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990?

1.3.2 Berapakah jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih?

1.3.3 Apakah kedalaman 3 meter sumber air bersih kedap air?

1.3.4 Apakah jarak antara jamban dengan sumber air bersih sesuai ketentuan

Depkes RI 2009?

1.3.5 Apakah jarak antara septic tank dengan sumber air bersih sesuai

ketentuan Depkes RI 2009?

1.3.6 Apakah kondisi fisik sumber air bersih sesuai dengan ketentuan Depkes

RI 1995?

1.3.7 Apakah ada pengaruh kedalaman sumber air bersih yang kedap air

terhadap jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih?

1.3.8 Apakah ada pengaruh jarak jamban terhadap jumlah bakteri Escherichia

coli pada sumber air bersih?

Page 29: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

8

1.3.9 Apakah ada pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah bakteri

Escherichia coli pada sumber air bersih?

1.3.10 Apakah ada pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih di Kelurahan Pakujaya

Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah bakteri Coliform pada sumber air bersih.

2. Mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih.

3. Megetahui kedalaman sumber air bersih yang kedap air.

4. Mengetahui jarak jamban dengan sumber air bersih.

5. Mengetahui jarak septic tank dengan sumber air bersih.

6. Mengetahui kondisi fisik sumber air bersih.

7. Mengetahui pengaruh kedalaman sumber air bersih yang kedap air

terhadap jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih.

8. Mengetahui pengaruh jarak jamban terhadap jumlah bakteri

Escherichia coli pada sumber air bersih.

9. Mengetahui pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah bakteri

Escherichia coli pada sumber air bersih.

Page 30: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

9

10. Mengetahui pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan teori kesehatan lingkungan mengenai

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah Escherichia coli pada

sumber air bersih.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi jumlah Escherichia coli pada sumber air

bersih sehingga dapat dijadikan acuan dalam pembuatan fasilitas

sumber air bersih.

1.5.3 Bagi Puskesmas Paku Alam

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi jumlah Escherichia coli pada sumber air

bersih agar dapat menjadi masukan dalam perencanaan pembuatan

sumber air bersih.

1.5.4 Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menambah data untuk memperkuat

informasi pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih dan dapat dijadikan

referensi untuk penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih.

Page 31: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

10

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya ingin mengetahui pencemaran yang disebabkan

oleh tinja manusia. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas sumber air bersih dengan indikator Escherichia coli

pada penderita diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan Serpong Utara pada

tahun 2014. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari -April 2014.

Sasaran penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pakujaya,

didiagnosis diare pada tahun 2014, bersedia menjadi responden, terdapat

jamban, terdapat septic tank, terdapat sumber air bersih dirumahnya, dan

menggunakan air bersih untuk keperluan makan dan minum

Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional. Dalam

pengumpulan data primer, peneliti mengambil sampel air bersih yang

digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, dilakukan uji

MPN (Most Probable Number) agar mengetahui jumlah bakteri Coliform

dan bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih. Peneliti juga mengukur

jarak antara jamban dan septic tank dengan sumber air bersih menggunakan

alat ukur berupa meteran. Untuk mengetahui kedalaman sumber air bersih

yang kedap air menggunakan kuesioner dengan metode wawancara,

sedangkan untuk mengetahui kondisi fisik sumber air bersih dengan cara

observasi menggunakan lembar observasi atau lembar checklist.

Page 32: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih

2.1.1 Pengertian Air Bersih

Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, air

bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan serta dapat diminum apabila

telah dimasak. Kelayakan ini juga terkandung kelayakan untuk

dijadikan air untuk mandi, cuci, dan kakus. Air yang layak untuk

diminum perlu dimasak atau direbus dahulu.

2.1.2 Peranan Air Bersih

Menurut Raharjo, A.S (2004), air merupakan salah-satu

kebutuhan pokok semua mahluk hidup termasuk manusia dan besar

pengaruhnya terhadap kehidupan makhluk hidup. Peran air dapat

dibagi menjadi dua, yaitu

1. Peranan Air dalam Kehidupan

Air merupakan sumber daya alam yang perlu dijaga

kualitas dan kuantitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan

kehidupan karena air mengusai hajat hidup orang banyak. Air

dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang sangat

penting karena digunakan untuk keperluan air minum, mandi,

mencuci, memasak, meliputi sektor pertanian, industri, dan

Page 33: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

12

perdagangan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga

keberadaan air dengan baik.

2. Peranan Air terhadap Penularan Penyakit

Air memiliki peranan yang sangat besar dalam penularan

beberapa penyakit menular. Besarnya peranan air terhadap

penularan penyakit disebabkan karena keadaan air itu sendiri

yang memungkinkan dan sangat cocok sebagai tempat

berkembang biak mikroba dan sebagai tempat tinggal sementara

(perantara) sebelum mikroba berpindah kepada manusia.

2.1.3 Sumber-Sumber Air Bersih

Sumber-sumber air bersih yang dimanfaatkan manusia pada

dasarnya digolongkan menjadi beberapa kategori, yaitu

1. Air Hujan

Air hujan merupakan penyubliman awan atau uap air

murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan

benda-benda di udara, seperti gas O2, CO2, N2, jasad renik, dan

debu (Sumantri, 2010).

2. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan

tanah pada daerah akifer (Effendi, 2003). Air tanah berdasarkan

kedalamannya dibagi menjadi dua, yaitu

Page 34: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

13

a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses

peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal

terdapat pada kedalaman ±15 meter, ditinjau dari segi

kualitasnya air tanah dangkal dikategorikan agak baik dan

dari segi kuantitas kurang baik, tergantung pada musim.

b. Air Tanah Dalam

Pengambilan air tanah dalam harus menggunakan bor

dan memasukkan pipa kedalamnya sampai kedalaman 100-

300 m. Jika tekanan air tanah besar, maka air dapat

menyembur keluar, sumur ini disebut sumur artesis (Sutrisno,

1987)

3. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan

tanah, misalnya air sungai, air rawa, dan danau (Slamet, 2002).

2.1.4 Sarana Penyediaan Air Bersih

Sarana penyediaan air bersih adalah bangunan, peralatan,

dan perlengkapan yang menghasilkan, menyediakan, dan

mendistribusikan air bersih kepada masyarakat untuk kehidupan

sehari-hari. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

sarana penyediaan air bersih, yaitu

Page 35: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

14

1. Jarak antara sumber air bersih dengan sumber pengotoran (septic

tank, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan air

limbah) minimal 10 meter (Depkes RI, 2009).

2. Sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air

(Sumantri, 2010).

3. Penampungan air hujan, perlindungan mata air, sumur artesis

atau terminal air perpipaan/kran atau sumur gali terjaga dan

terpelihara kebersihannya (Depkes RI, 1995).

Terdapat berbagai jenis sarana penyediaan air bersih yang

digunakan masyarakat untuk menampung atau mendapatkan air bersih

yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Adapun sarana

penyediaan air besih dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Sumur Gali

Sumur gali adalah jenis sarana air bersih dengan cara

tanah digali sampai mendapatkan lapisan air dengan kedalaman

tertentu. Sumur gali terdiri dari bibir sumur, dinding sumur,

lantai sumur, saluran air limbah, dan dilengkapi dengan kerekan

timba dengan gulungan atau pompa. Menurut Depkes RI, (1995)

Dalam pembuatan sumur gali perlu memperhatikan beberapa

hal, yaitu

a. Jarak antara sumur gali dengan tempat pembuangan

sampah, roil/parit, dan tempat penampungan tinja harus

lebih dari 10 meter.

Page 36: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

15

b. Dinding sumur dibuat kedap air dengan kedalaman

minimal 3 meter dari permukaan tanah.

c. Diatas permukaan tanah dibuat dinding tembok yang

kedap air setinggi 80 cm. Sebaiknnya diberi penutup agar

air hujan dan kotoran lainnya tidak dapat masuk ke dalam

sumur.

d. Lantai sumur dibuat kedap air dengan lebar minimal 1

meter dari tepi bibir atau dinding sumur dengan ketebalan

10-20 cm.

e. Saluran air limbah ± 10 meter dari sumur gali dan sumur

resapan air buangan yang dibuat dari bahan kedap air dan

licin.

f. Tali dan timba tidak terletak di lantai.

2. Penampungan Air Hujan

Penampungan air hujan adalah sarana air bersih yang

digunakan untuk menampung air hujan sebagai persediaan air

bersih dan pengadaan air bersih.

3. Sumur Pompa

Sumur pompa adalah sarana penyediaan air bersih yang

digunakan untuk menaikkan air dari sumur dengan

menggunakan pompa air, baik itu pompa tangan maupun

pompa listrik. Ada beberapa jenis sumur pompa tangan, yaitu

Page 37: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

16

a. Sumur pompa tangan dangkal, yaitu sumur yang

dilengkapi dengan pompa tangan yang digunakan dengan

kedalaman air ± 7 meter.

b. Sumur pompa tangan dalam, yaitu sumur yang dilengkapi

dengan pompa tangan yang digunakan untuk menghisap

air dengan kedalaman mencapai lebih dari 15 meter.

Sedangkan, sumur pompa listrik pada prinsipnya cara

pembuatan dan cara kerjanya sama dengan sumur pompa

tangan, akan tetapi perbedaannya adalah menggunakan

tenaga listrik. Jenis-jenis sumur pompa listrik seperti Jet

Pump untuk kedalamannya sampai 30 meter, dan pompa

selain pompa selam (submersible pump) kedalamannya lebih

dari 30 meter (Depkes RI, 1984).

4. Ledeng atau Perpipaan (PDAM)

Ledeng atau perpipaan adalah air yang diproduksi

melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan

kepada konsumen melalui saluran air. Air ledeng atau

perpipaan (PDAM) merupakan air yang berasal dari

perusahaan air minum yang dialirkan langsung ke rumah

dengan beberapa titik kran.

5. Perlindungan Mata Air

Perlindungan mata air adalah sumber air bersih yang

berasal dari air tanah dalam, biasanya bebas dari cemaran

Page 38: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

17

mikroorganisme. Bila air tersebut dimanfaatkan yang harus

diperhatikan adalah perlindungan mata air tersebut, perpipaan

yang membawa air ke konsumen atau jaringan distribusinya,

dan terminal akhir dari jaringan distribusinya.

Menurut Bumulo, S (2012), sarana penyediaan air

bersih yang digunakan masyarakat ada hubungannya dengan

kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Piloloda

Kecamatan Kota barat Kota Gorontalo.

2.1.5 Cara Menjaga Kebersihan Sumber Air Bersih

Menurut Depkes RI (2009), sumber air bersih harus dijaga

kebersihannya agar tidak terhindar dari penyakit seperti diare,

kolera, disentri, dan thypus. Adapun cara menjaga kebersihan

sumber air bersih, yaitu

1. Jarak letak sumber air dengan jamban paling sedikit 10 meter

(Boekoesoe, 2010).

2. Jarak letak sumber air bersih dengan septic tank paling

sedikit 10 meter (Prajawati, 2008).

3. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar.

4. Sumur gali, sumur pompa, kran, dan mata air harus dijaga

bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak

kedap air dan tidak retak, bibir sumur harus diplester, dan

sumur sebaiknya diberi tutup.

Page 39: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

18

5. Kebersihan sumber air bersih harus dijaga, seperti tidak ada

genangan air di sekitar sumber air, dilengkapi dengan

saluran pembuangan air, tidak ada bercak-bercak kotoran,

tidak berlumut pada lantai atau dinding sumur, dan ember

atau gayung pengambil air harus tetap bersih.

2.1.6 Hal- Hal yang Harus diperhatikan dalam Penyediaan Air

Bersih

Menurut Depkes RI (2000), hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah :

1. Mengambil air dari sumber air yang bersih.

2. Mengambil serta menyimpan air dalam tempat yang bersih,

tertutup, dan menggunakan gayung khusus untuk mengambil

air.

3. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran

binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran lainnya. Jarak

antara sumber air bersih dengan sumber pengotoran seperti

septic tank, tempat pembuangan sampah dan air limbah harus

lebih dari 10 meter.

4. Merebus air bersih jika ingin digunakan sebagai air minum.

5. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air bersih

yang cukup.

Page 40: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

19

2.1.7 Standar Kualitas Air Bersih

Standar kualitas air bersih adalah ketentuan-ketentuan

yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang

menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi agar air bersih

tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,

gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Permenkes

RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990).

Persyaratan kualitas air bersih meliputi syarat fisik,

kimia, dan bakteriologis adalah sebagai berikut:

1. Syarat Fisik

Air yang kualitasnya baik harus memenuhi syarat

fisik, yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

2. Syarat Kimia

Air yang tidak mengandung bahan atau zat-zat yang

berbahaya untuk kesehatan, seperti zat-zat beracun dan tidak

mengandung mineral-mineral serta zat organik lebih tinggi

dari jumlah yang telah ditentukan oleh pemerintah.

3. Syarat Bakteriologis

Air tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman

patogen, dan bakteri Coliform. Persyaratan bakteriologis air

bersih berdasarkan kandungan jumlah total bakteri Coliform

dalam air bersih 100 ml air, menurut Peraturan Menteri

Page 41: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

20

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebagai berikut:

a. Untuk air bersih bukan air perpipaan, total Coliform

maksimal 50 MPN atau APM per 100 ml air.

b. Untuk air bersih air perpipaan, total Coliform maksimal 10

MPN atau APM per 100 ml air.

Kualitas air secara bakteriologis yang tidak memenuhi

syarat kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan

akibat terdapatnya bakteri Escherichia coli di dalam air bersih

dan menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh

tinja manusia (Pudjarwoto, 1993).

4. Syarat Radioaktif

Tidak mengandung unsur radioaktif melebihi ketentuan

yang ditetapkan pemerintah.

2.1.8 Kualitas Bakteriologi Air

Pengukuran kualitas air bersih secara bakteriologis dilakukan

dengan melihat keberadaan organisme golongan coli (Coliform)

sebagai indikator karena mudah dideteksi dalam air, lebih tahan

hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air

yang bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan

bakteri (Marsono, 2009) dapat tumbuh baik pada suhu antara 8°C-

46°C, dengan suhu optimum dibawah temperature 37°C, dan

banyak terdapat dalam tinja (Gani, 2003).

Page 42: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

21

Walaupun hasil pemeriksaan bakteri Coli tidak dapat secara

langsung menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi adanya

bakteri Coli dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya

jasad patogen (Marsono, 2009). Salah satu bakteri golongan

Coliform adalah bakteri Escherichia coli.

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak

ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal.

Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus

dan juga bisa menimbulkan infeksi lain di luar usus (Staff Pengajar

Kedokteran UI,1993).

Jumlah bakteri Escherichia coli dipakai sebagai patokan

utama menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak

karena bakteri ini ditemukan pada kotoran manusia serta relatif

sukar dimatikan dengan pemanasan air (Ginting, 2008).

Escherichia coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam saluran

pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli

menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus

diare (Jawetz et al., 1995). Bakteri ini hidup pada tinja dan dapat

menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare

(Primadani, 2012).

Penelitian Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2006

memperlihatkan bahwa 63,07% air tanah di Kota Bandung tidak

memenuhi syarat bakteriologis yang dibuktikan dengan

Page 43: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

22

ditemukannya bakteri Escherichia coli dalam sampel air bersih

(Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2006). Sumber air bersih yang

mengandung bakteri Escherichia coli menandakan bahwa air sudah

tercemar oleh tinja manusia, saat ini 70% air tanah perkotaan

tercemar oleh tinja manusia (Junaedi, 2008). Sumber air bersih

yang tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri Escherichia coli

dapat mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan standar

peruntukkannya (Radjak, 2013).

2.1.9 Sumber Pencemaran Sumber Air Bersih

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam

air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukkannya (PP No.20/1990 tentang Pengendalian

Pencemaran Air). Sumber pencemaran dapat berasal dari beberapa

sumber, yaitu

1. Limbah Industri

Limbah industri dapat mengandung bahan organik

maupun anorganik. Bahan pencemar yang berasal dari limbah

industri dapat meresap ke dalam air tanah yang dikonsumsi

masyarakat sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, dan

berkumur.

Page 44: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

23

2. Limbah Pertanian

Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan

dapat mengakibatkan pencemaran air. Sisa pestisida di

perairan dapat meresap ke dalam tanah, sehingga mencemari

air tanah.

3. Limbah Pemukiman

Permukiman menghasilkan limbah, misalnya sampah

dan air buangan. Air buangan dari permukiman biasanya

mempunyai komposisi yang terdiri dari eskreta (tinja dan

urin), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana

sebagian besar merupakan bahan-bahan organik. Limbah

pemukiman dapat mencemaran air permukaan, air tanah, dan

lingkungan hidup (Aliya, 2006).

Sumber pencemaran yang dapat mempengaruhi

kualitas bakteriologis sumber air bersih adalah jarak jamban

dan septic tank yang kurang dari 10 meter (Depkes RI, 2009 ).

2.1.10 Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Pencemaran Sumber Air

Bersih

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran sumber air

bersih, yaitu

1. Jenis Sumber Pencemar

Karakteristik limbah ditentukan oleh jenis sumber

pencemar. Karakteristik limbah rumah tangga berbeda dengan

karakteristik limbah jamban atau septic tank ataupun

Page 45: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

24

peternakan. Limbah jamban atau septic tank dan peternakan

banyak mengandung bahan organik yang merupakan habitat

bagi tumbuhnya mikroorganisme. Perbedaan karakteristik

limbah mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap

kualitas bakteriologis air sumur gali (Kusnoputranto, 1997).

2. Jumlah Sumber Pencemar

Semakin banyak sumber pencemar yang berada dalam

jarak maksimal 10 meter, semakin besar pengaruhnya terhadap

penurunan kualitas bakteriologis air sumur gali. Hal ini

disebabkan karena semakin banyaknya bakteri yang mampu

meresap ke dalam sumur. Pembuatan sumur gali yang berjarak

kurang dari 11 meter dari sumber pencemar, mempunyai

resiko tercemarnya air sumur oleh perembesan air dari sumber

pencemar (Kusnoputranto, 1997). Penelitian Marsono (2009),

dihasilkan p value sebesar 0,602 yang berarti tidak ada

pengaruh jumlah sumber pencemar dengan kualitas

bakteriologis sumber air bersih.

3. Jarak Jamban

Semakin jauh jarak jamban dengan sumber air bersih

akan menyebabkan jumlah bakteri semakin sedikit, dan

sebaliknya semakin dekat jamban akan menyebabkan jumlah

bakteri semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena tanah

tersusun dari berbagai jenis material (batu, pasir, dll) yang

Page 46: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

25

akan menyaring bakteri yang melewatinya (Marsono, 2009).

Penelitian Boekosoe (2010), menyatakan ada pengaruh jarak

jamban dengan jumlah bakteriologis sumber air bersih. Jarak

letak sumber air bersih dengan jamban paling sedikit 10 meter

karena kemungkinan dengan jarak 10 meter bakteri akan mati

(Boekoesoe, 2010).

4. Jarak Septic tank

Septic tank adalah bak untuk menampung air limbah

yang dialirkan dari WC (Water Closet). Limbah dari septic

tank sangat mempengaruhi pencemaran terhadap sumber air

bersih apabila jarak septic tank dekat dengan sumur gali

(Nazar, 2010). Bapedalda Kota Pekanbaru dalam Status

Lingkungan Hidup tahun 2007, menyatakan penyebab

terjadinya pencemaran air tanah oleh bakteri Coliform

terutama bakteri Escherichia coli karena sebagian besar

penduduk belum mempunyai tangki septic tank yang

memadai, kedalamannya tidak memenuhi ketentuan yang

berlaku, dan letaknya berdekatan dengan sumber air bersih.

Penelitian Sri Pujiati, Rahayu (2010), menyatakan bahwa ada

hubungan antara septic tank dengan jumlah bakteriologis

sumber air bersih.

Page 47: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

26

5. Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

Kedalaman sumber air bersih yang kedap air

merupakan permukaan tertinggi dari air yang naik ke atas yang

kedap air atau tidak dapat dilewati air pada suatu sumber air

bersih. Ketinggian permukaan air tanah antara lain

dipengaruhi oleh jenis tanah, curah hujan, penguapan, dan

keadaan aliran terbuka (sungai). Kedalaman sumber air bersih

yang kedap air akan berpengaruh pada penyebaran bakteri

Coliform secara vertical (Kusnoputranto, 1997).

Pencemaran tanah oleh bakteri secara vertikal dapat

mencapai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah

(Kusnoputranto, 1997). Diperkirakan sampai kedalaman 3

meter masih mengandung bakteri. Oleh karena itu, dinding

dalam yang melapisi sumur sebaiknya dibuat kedap air sampai

dengan 3 meter atau 5 meter (Sumantri, 2010). Dinding sumur

kedap air berperan sebagai penahan agar air permukaan yang

mungkin meresap ke dalam sumur telah melewati lapisan

tanah sehingga mikroba yang mungkin ada didalamnya telah

tersaring (Sarudji. D, 2010).

Sumber air bersih yang kedalaman kedap airnya

kurang dari 3 m dapat memperbesar kemungkinan

terkontaminasinya sumber air bersih (Hasnawi, 2012).

Kualitas dinding sumber air bersih yang semakin kedap air

Page 48: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

27

akan semakin baik kemampuannya untuk mencegah masuknya

atau merembesnya air dari sumber pencemar yang

mengandung banyak bakteri sehingga bakteri akan tertahan

dan akhirnya mati (Seta, 1983).

6. Arah dan Kecepatan Aliran Air Tanah

Pencemaran air sumur gali oleh bakteri Coliform

dipengaruhi arah aliran air tanah. Aliran air tanah memberikan

pengaruh secara terus menerus terhadap lingkungan di dalam

tanah. Pergerakan aliran air tanah melalui pori-pori tanah akan

mempengaruhi penyebaran pencemar air tanah (Kodoatie,

2010).

Pergerakan aliran air tanah yang mengandung bakteri

Coliform mengarah ke sumur gali, menyebabkan air sumur

gali tercemar oleh bakteri Coliform (Kusnoputranto, 1997).

Aliran air mengarah ke arah berlawanan dengan sumber air

bersih dan kecepatan aliran air yang lambat dapat mengurangi

pencemaran. Di dalam siklus hidrologi maka air tanah secara

alami mengalir oleh karena adanya perbedaan tekanan dan

letak ketinggian lapisan tanah. Air akan mengalir dari tempat

yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu apabila

letak sumur gali berada di bagian bawah dari letak sumber

pencemaran maka bahan pencemar bersama aliran air tanah

akan mengalir untuk mencapai sumur gali (Asdak, 2007).

Page 49: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

28

Aliran air yang mengarah ke arah berlawanan dengan

sumber air bersih akan menyebabkan air yang tercemar tidak

mengarah ke sumber air bersih (Chaeriatna, 2007) dan

kecepatan aliran air yang lambat akan memperlambat aliran

sehingga dapat mengurangi pencemaran (Chaeriatna, 2007).

Aliran air dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang bersifat

mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah dan gaya

kapiler yang bersifat mengalirkan air secara tegak lurus ke

atas, ke bawah, dan ke arah horizontal sehingga

mempengaruhi laju pencemaran bakteri

7. Porositas dan Permeabilitas Tanah

Porositas dan permeabilitas tanah akan berpengaruh

pada penyebaran bakteri Coliform, air merupakan alat

transportasi bakteri dalam tanah. Makin besar porositas dan

permeabilitas tanah, makin besar kemampuan untuk

melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat

bergerak mengikuti aliran tanah semakin banyak

(Kusnoputranto, 1997). Porositas tanah merupakan persentase

jumlah bagian yang lowong (poros) dari volume material

keseluruhan yang dapat dilalui air dibawah gaya beratnya.

Tekstur tanah akan mempengaruhi penyebaran

pencemar masuk ke dalam air tanah karena tekstur dan

struktur tanah mempengaruhi penyebaran pori-pori tanah dan

Page 50: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

29

permeabilitas tanah yang pada gilirannya dapat mempengaruhi

laju infiltrasi, kemampuan tanah dalam menampung air

(kelembaban tanah), pertumbuhan tanaman, dan proses-proses

biologis dan hidrologis lainnya (Hardjowigeno, 1987). Pori-

pori mempunyai perbandingan yang beraneka ragam

(Hardjowigeno, 1987).

Semakin tinggi tingkat porositas tanah maka aliran

tanah semakin cepat sehingga pencemarannya akan lebih cepat

menyebar. Porositas tanah yang besar tidak selalu disertai

dengan permeabilitas yang besar pula. Permeabilitas adalah

kemampuan tanah untuk mengalirkan air dan udara (Linsley,

1989).

Tabel 2.1 Perkiraan Rata-Rata Porositas Berbagai

Bahan

Nama Bahan Porositas (%) Permeabilitas

(m/hari)

Lempung

Pasar

Kerikil

Kerikil dan pasir

Batu pasir

Batu kapur, serpih

Kwarsit, granit

45

35

25

0

15

5

1

0.0004

41

4100

410

4.1

0.041

0.0004

Sumber: Linsley, RK and Josep, A.F, 1989

8. Curah Hujan

Air hujan mengalir di permukaan tanah dapat

menyebarkan bakteri Coliform yang ada di permukaan tanah.

Meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah mempengaruhi

Page 51: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

30

bergeraknya bakteri Coliform di dalam lapisan tanah. Semakin

banyak air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah

semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran. Pada

musim hujan tingkat Escherichia Coli meningkat hingga 700

koloni per 100 ml sampel air dibandingkan dengan musim

kemarau karena kemungkinan kontaminasi air sumur dengan

limpahan septic tank. Air dapat melarutkan berbagai bahan

kimia yang berbahaya dan merupakan media tempat hidup

berbagai mikroba, maka tidak mengherankan bila banyak

penyakit menular melalui air (Kusnoputranto, 1997).

Penelitian Ejechi et al di Negeria menyatakan ada perbedaan

yang bermakna (p < 0,05) tingkat kandungan Coliform antara

musim kemarau dan musim hujan. Kandungan Coliform dalam

air sumur lebih tinggi di musim hujan.

9. Kondisi Fisik Sumber Air Bersih

Kondisi fisik sumber air bersih adalah konstruksi

bangunan dan sarana yang mendukung sanitasi sumber air

bersih (Marsono, 2009). Kondisi sumber air bersih ada yang

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, hal tersebut

dapat dilihat dari lokasinya seperti jarak terhadap sumber

pencemar dan konstruksinya (Prajawati, 2008). Pembangunan

sumur harus mengikuti standar kesehatan, yaitu jarak terhadap

sumber pencemar dengan konstruksinya (Prajawati, 2008),

Page 52: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

31

cincin yang kedap air, lantai semen yang kedap air, dudukan

pompa, dan pipa distribusi (Depkes RI, 1995). Sumber air

bersih yang tidak bercincin atau cincin tidak kedap air mudah

mengalami kontaminasi (Adekunle, 2009).

Penelitian Radjak (2013), kondisi fisik sumber air

bersih memiliki pengaruh terhadap keberadaan bakteri

Escherichia coli. Nining (2007) menyatakan bahwa konstruksi

sumber air bersih yang paling memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kandungan bakteriologis air. Menurut

Hasnawi (2012), pengaruh kontruksi sumber air bersih ditinjau

dari lokasi (jarak antara sumur gali dengan sumber pencermar

≥ 10 m) terhadap kandungan bakteri Escherichia coli pada air

sumber air bersih. Penelitian Prajawati (2008) menunjukkan

bahwa kualitas mikrobiologis air bersih berhubungan secara

signifikan dengan parameter keadaan sumber air bersih, yaitu

lokasi dan konstruksi.

Kondisi fisik sumber air bersih yang tidak memenuhi

standar kesehatan dapat menjadi sumber pencemar karena air

yang sudah tercampur dengan bakteri atau sumber pencemar

lain dapat merembes melalui pori-pori dinding, bibir dan

bagian sumber air bersih yang tidak kedap air sehingga masuk

ke dalam sumber air bersih serta menyebabkan pencemaran

(Radjak, 2013). Bangunan fisik sumur yang tidak memenuhi

Page 53: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

32

standar akan mempermudah bakteri meresap dan masuk ke

dalam sumur (Kusnoputranto, 1997).

Tingkat risiko pencemaran sumber air bersih

ditentukan dari adanya kontaminasi zat pencemar ke dalam

sumber air bersih. Sumber pencemar tersebut dapat berasal

dari pencemaran air limbah, kotoran, sampah maupun

pencemar 1ain, juga dilihat dari aspek konstruksi maupun

lokasi sarana sumber air bersih (Prajawati, 2008). Semakin

baik kondisi fisik sumber air bersih maka kandungan

bakteriologis air sumur semakin sedikit, sebaliknya jika

semakin buruk kondisi fisik sumber air bersih maka

kandungan bakteriologis air sumur pun semakin banyak

(Radjak, 2013).

Konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat

konstruksi dan jarak sumur dengan sumber pencemar tidak

memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terjadinya

pencemaran air yang akan mengakibatkan meningkatnya

jumlah bakteri Escherichia coli pada air sumur gali (Hasnawi,

2012). Selain itu kondisi fisik atau konstruksi sumur yang

tidak memenuhi standar kesehatan dapat menjadi sumber

pencemar karena air yang sudah tercampur dengan bakteri

atau sumber pencemar lain dapat merembes melalui pori-pori

dinding, bibir dan lantai sumber air bersih yang tidak kedap air

Page 54: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

33

dan masuk ke dalam sumber air bersih sehingga menyebabkan

pencemaran (Radjak, 2013). Penelitian Marsono (2009),

kondisi fisik sumber air bersih memiliki pengaruh terhadap

jumlah mikroorganisme dalam sumber air bersih. Penelitian

Ika Nining yang menyatakan bahwa konstruksi sumur gali

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kandungan

bakteriologis sumber air bersih.

10. Jumlah Pemakai

Makin banyak jumlah pemakai sumur berarti semakin

banyak air diambil dari sumur sehingga mempengaruhi

merembesnya bakteri Coliform ke dalam sumur. Banyaknya

jumlah pemakai sumur juga mempengaruhi kemungkinan

terjadinya pencemaran sumur secara kontak langsung antara

sumber pencemar dengan air sumur, misalnya melalui ember

atau tali timba yang digunakan sehingga bakteri akan

merembes ke dalam sumur mengikuti aliran air tanah yang

berbentuk memusat ke arah sumur (Kusnoputranto, 1997).

Frekuensi pemakaian air yang tinggi akan

menyebabkan cepatnya aliran tanah dari arah horizontal masuk

ke dalam sumber air tanah. Jadi pengambilan air tanah yang

berlebihan menyebabkan infiltrasi tanah semakin cepat

sehingga air tanah tercemar akan lebih cepat masuk ke dalam

air tanah tersebut (Kodoatie, 2010). Radjak (2013), jumlah

Page 55: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

34

pemakai sumber air bersih berpengaruh terhadap jumlah

Escherichiha coli sumber air bersih dan semakin tinggi juga

kemungkinan kontaminasi baik itu dari kontak langsung

manusia.

11. Perilaku

Kebiasaan masyarakat membuat sumur tanpa bibir,

bibir sumur tidak ditutup, mandi dan mencuci di pinggir sumur

akan menyebabkan air bekas mandi dan cuci sebagian

mengalir kembali ke dalam sumur dan menyebabkan

pencemaran. Selain itu kebiasaan mengambil air sumur dan

kebiasaan membuang kotoran manusia juga ikut

mempengaruhi (Kusnoputranto, 1997). Penelitian Marsono

(2009), perilaku dalam bentuk tindakan memiliki pengaruh

terhadap kualitas bakteriologis sumber air bersih (p value

0,001). Penelitian Idhamsyah juga yang menyatakan bahwa

perilaku dalam bentuk tindakan memiliki pengaruh yang

bermakna terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali (p

value 0,013)

2.1.11 Hubungan Air dan Kesehatan

Air dapat memberikan manfaat yang menguntungkan dan

memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Air yang

tidak memenuhi persyaratan dapat menjadi media penularan

penyakit yang sangat baik. Menurut Sumantri, A (2010), Penyakit

Page 56: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

35

yang di dapat ditularkan melalui media air dapat dikelompokkan

menjadi 4 kategori, yaitu

1. Waterborne Mechanism

Kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia yang ditularkan melalui mulut dan

sistem pencernaan. Kontaminasi pada manusia dapat melalui

kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan

makanan, ataupun memakan makanan yang telah

terkontaminasi saat proses penyiapan makanan.

2. Waterwashed Mechanism

Penyakit yang berhubungan dengan air yang digunakan

untuk kebersihan perorangan dan air bagi kebersihan alat-alat

terutama alat-alat dapur serta alat makan. Terjaminnya

kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan

penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi.

3. Waterbased Mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini

memiliki agen penyebab yang menjalani sebagian siklus

hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host

yang hidup di dalam air.

4. Waterrelated Insect Vectors of Mechanism

Agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang

berkembang biak di dalam air.

Page 57: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

36

2.2 Diare

2.2.1 Definisi Diare

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk

dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi

buang air besar lebih dari biasanya atau lazimnya 3 kali atau lebih dalam

sehari (Depkes, 2003). Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air

besar yang melebihi biasanya atau lebih dari 3 kali dalam sehari dengan

konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa darah atau

lender dalam tinja (Sardjana, 2007).

2.2.2 Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000), berdasarkan jenisnya diare dibagi menjadi

empat, yaitu:

1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya

kurang dari 7 hari). Akibat dari diare akut adalah dehidrasi yang

merupakan penyebab utama kematian bagi penderita.

2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari

disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan

kemungkinan terjadinya komplikasi mukosa.

3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara

terus menerus. Akibat diare persisten adalah penderita mengalami

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

Page 58: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

37

4. Diare dengan masalah lain, yaitu apabila pasien menderita diare (diare

akut dan persisten) disertai dengan penyakit lain, seperti demam,

gangguan gizi atau penyakit lainnya.

2.2.3 Etiologi Diare

Menurut Widoyono (2008) dan Depkes (2000), etiologi diare dapat

dikelompokkam menjadi beberapa bagian, yaitu

1. Virus : Rotavirus dan Adenovirus.

2. Bakteri : Shigella, Salmonella, Escherichia coli, golongan Vibrio,

Clostridium perfringens.

3. Parasit : Entamoeba histolytica, Protozoa, Giardia Lamblia,

Cryptosporidium.

4. Makanan, yaitu makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak

lemak, sayuran mentah dan kurang matang.

5. Malabsorpsi.

6. Alergi makanan atau minuman yang tidak dapat dicerna dengan baik.

7. Imunodefisiensi.

Diare lebih banyak disebabkan oleh infeksi virus dan akibat dari

racun bakteri. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan

mencukupi, serta tersedia air bersih akan menyebabkan pasien yang tidak

kurang gizi biasanya sembuh dari infeksi virus dalam beberapa hari dan

paling lama satu minggu. Namun untuk pasien yang kurang gizi dapat

menyebabkan dehidrasi yang parah (Sardjana, 2007).

Page 59: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

38

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 kategori

yaitu, infeksi, malabsorpsi, alergi, keracunan, imunisasi defisiensi, dan sebab-

sebab lain. Namun yang sering ditemukan secara empiris adalah diare yang

disebabkan oleh infeksi dan keracunan (Sardjana, 2007).

2.2.4 Patofisiologi Diare

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih

patofisiologi/patomekanisme di bawah ini, yaitu

1. Diare Sekretorik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnnya sekresi air dan

elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Secara klinis ditemukan diare

dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap

berlangsung walaupun dilakukan puasa atau minum (Simadibrata, 2006).

2. Diare Osmotik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan osmotic

intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat atau zat kimia

yang hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum

dan defek dalam absorpsi mukosa usus, seperti pada defisiensi

disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa (Simadibrata, 2006).

3. Malabsorpsi Asam Empedu dan Lemak

Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi

micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati

(Simadibrata, 2006).

Page 60: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

39

4. Defek Sistem Pertukaran Anion atau Transport Elektrolit Aktif di

Enterosit

Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif

NA+K+ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal

(Simadibrata, 2006).

5. Motilitas dan Waktu Transit Usus yang Abnormal

Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus

sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.

Penyebabnya antara lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid

(Simadibrata, 2006).

6. Gangguan Permeabilitas Usus

Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal

disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus

halus (Simadibrata, 2006).

7. Diare Inflamasi

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada

beberapa keadaan. Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan

dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare sekretorik (Juffrie,

2010).

8. Diare Infeksi

Diare yang disebabkan infeksi oleh bakteri merupakan penyebab

tersering (Simadibrata, 2006).

Page 61: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

40

2.2.5 Epidemiologi Diare

Menurut Depkes RI (2005), epidemiologi penyakit diare adalah

sebagai berikut :

1. Penyebaran Kuman yang Menyebabkan Diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral

antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau

kontak langsung dengan tinja penderita. Jalur masuknya virus, bakteri,

atau kuman penyebab diare ke tubuh manusia dimulai dari cemaran yang

berasal dari kotoran manusia (tinja) yang mencemari air, tanah, tangan,

dan lalat, lalu cemaran itu berpindah ke makanan yang disantap manusia

(Wagner & Lanoix dalam Sardjana, 2007). Sebagian kuman infeksius

penyebab diare dapat ditularkan melalui cairan atau benda yang tercemar

dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, dan makanan yang

disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI,

2000).

2. Faktor Pejamu yang Meningkatkan Kerentanan Terhadap Diare

Faktor pada pejamu yang dapat meningkatkan insiden dan

lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah tidak memberikan ASI

sampai umur 2 tahun, kurang gizi, campak, dan imunodefisiensi atau

imunosupresi.

3. Faktor Lingkungan dan Perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

lingkungan. Dua faktor yang dominan yang mempengaruhi diare, yaitu

Page 62: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

41

sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan

tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku yang tidak

sehat maka dapat menimbulkan kejadian diare.

2.2.6 Cara Penularan Diare

Penyebaran kuman yang menyebabkan diare biasanya melalui fecal-oral,

yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak

langsung dengan tinja penderita. Jalur masuknya virus, bakteri atau kuman

penyebab diare ke tubuh manusia dapat melalui 4F, yaitu fluids (air), fields

(tanah), flies (lalat), dan fingers (tangan). Menurut Wagner dan Lanoix dalam

Depkes 2000, tahapan penularannya dimulai dari cemaran yang berasal dari

kotoran manusia (feces) yang mencemari 4F, lalu berpindah ke makanan

yang kemudian disantap manusia (Sardjana, 2007).

Bagan 2.1

Jalur Pemindahan Kuman Penyakit Dari Tinja Ke Penjamu yang Baru

(Wagner & Lanoix, 1958 dalam Depkes, 2000)

Page 63: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

42

Proses pemindahan bakteri dari tinja sebagai pusat infeksi sampai inang

baru dapat melalui berbagai media perantar, antara lain sebagai berikut

(Depkes, 2000).

1. Tinja atau kotoran manusia mengandung agent penyakit sebagai sumber

penularan bila pembuangannya tidak aman sehingga dapat mencemari

tangan, air, tanah atau dapat menempel pada lalat dan serangga lainnya

yang menghinggapi tinja.

2. Air yang tercemar tinja dapat mencemari makanan yang selanjutnya

makanan tersebut dimakan oleh manusia atau air yang tercemar diminum

oleh manusia.

3. Tinja dapat mencemari tangan atau jari- jari manusia selanjutnya dapat

mencemari makanan pada waktu memasak atau menyiapkan makanan,

demikian juga tangan yang telah tercemar dapat langsung kontak dengan

mulut.

4. Tinja secara langsung dapat mencemari makanan yang kemudian

makanan tersebut dimakan oleh manusia, melalui lalat/serangga, kuman

penyakit dapat mencemari makanan sewaktu hinggap di makanan yang

kemudian dimakan oleh manusia.

5. Melalui lalat atau serangga lainnya, kuman penyakit dapat mencemari

makanan sewaktu hinggap di makanan yang kemudian dimakan oleh

manusia.

6. Tinja juga dapat mencemari tanah sebagai akibat tidak baiknya sarana

pembuangan tinja atau membuang tinja di smebarang tempat, dimana

Page 64: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

43

tanah tersebut selanjutya dapat mencemari makanan atau kontak

langsung dengan mulut manusia.

Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh kuman kuman seperti

virus dan bakteri. Air merupakan media penularan utama terjadinya

penularan air melalui fecal-oral. Diare dapat terjadi bila seseorang

menggunakan air yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya,

tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada

saat disimpan di rumah (Widoyono, 2008).

2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diare

Penyakit diare adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan.

Timbulnya penyakit diare sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

1. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi diare adalah

pendapatan dan pendidikan. Status ekonomi dan pendidikan yang rendah

akan mempengaruhi sanitasi permukiman yang berperan terhadap

kejadian diare, misalnya kepadatan hunian, ketersediaan jamban,

ketersediaan air bersih, dan sarana untuk memelihara kebersihan

perorangan. Menurut Mugiati (2005) semakin tinggi tingkat pendidikan

maka kualitas penduduk akan semakin baik jika diukur dari aspek

pengetahuan. Penelitian, (Puji Astuti, 2011), menyatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare. Masalah kesehatan

lingkungan di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh pendidikan

Page 65: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

44

masyarakat, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan yang tidak sejalan

dengan konsep kesehatan (Suhardiman, 2007).

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi penyakit diare, yaitu

a. Penyediaan Air

1) Sumber Air Bersih

Menurut Permenkes RI No.416 Tahun 1990, kualitas

air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yaitu persyaratan

fisik, kimia, radioaktif, dan biologi. Mikroorganisme yang

yang digunakan sebagai indikator pencemaran air bersih

adalah Coliform, Fecal Coliform, dan Escherichia Coli.

Persyaratan untuk penyediaan air sumur atau air

tanah perlu diperhatikan konstruksi sumur, sumber pencemar,

dan cara pengolahan air sebelum dikonsumsi (Sarudji D,

2010). Selain itu, kedalaman titik air bersih yang dianjurkan

adalah sekitar 30-40 meter.

Penggunaan air bersih yang cukup mempunyai

risiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan yang

tidak menggunakan air bersih. Dalam hal ini masyarakat dapat

mengurangi risiko terhadap kejadian diare dengan

mengunakan air bersih dan melindungi air tersebut dari

pencemar atau kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

dengan penyimpanan di rumah (Depkes RI, 2002).

Page 66: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

45

Dalam kesehatan lingkungan, perhatian air dikaitkan

sebagai faktor pemindah atau penularan penyakit. Dalam hal

ini E.G. Wagner dalam Sardjana (2007), air berperan dalam

menularkan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Air

membawa penyebab penyakit dari tinja penderita, kemudian

sampai ke tubuh orang lain melalui makanan dan minuman

(Sarudji D, 2010). Penelitian (Tri Bintoro, 2010) menyatakan

bahwa sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat

kesehatan beruhubungan dengan kejadian diare (p value

0,009).

2) Air Minum

Menurut Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990, air minum adalah air yang

kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat

diminum. Air bersih yang dijadikan sebagai air minum harus

dimasak terlebih dahulu. Memasak air merupakan cara paling

baik untuk proses purifikasi air di rumah. Agar proses

purifikasi menjadi lebih efektif, maka air dibiarkan mendidih

antara 5-10 menit. Hal tersebut bertujuan agar bakteri telah

mati (Candra, 2007). Penelitian Umiati (2009) menyatakan

bahwa sumber air minum yang dikonsumsi berhubungan

dengan kejadian diare (p value 0,001). Penelitian Zubir (2006)

Page 67: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

46

menyatakan bahwa sumber air minum yang digunakan

mempengaruhi terjadinya diare akut dengan nilai p < 0,05.

3) Jarak Sumur dengan Jamban

Sampai kedalaman 10 feet dari permukaan tanah,

dinding sumur dibuat kedap air yang berperan sebagai

penahan agar air permukaan yang mungkin meresap ke dalam

sumur telah melewati lapisan tanah sehingga mikroba yang

mungkin ada didalamnya telah tersaring dengan baik (Sarudji.

D, 2010). Penelitian Primadani (2012), kejadian diare

dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih yang tidak memenuhi

persyaratan karena sumur atau bak penampungan air

berdekatan dengan kamar mandi dan jamban.

b. Jamban

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk

membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu

tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat

dan tidak menjadi penyebab penyakit serta mengotori

lingkungan pemukiman (Depkes RI, 1995). Penelitian Rahadi

(2005) menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan

jamban dengan kejadian diare di Desa Panganjaran Kabupaten

Kudus. Penelitian Wibowo, et al (2004), tempat pembuangan

tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan

Page 68: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

47

risiko terjadinya diare. Menurut Notoatmodjo (2003), jenis

jamban dapat dikekelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu

1) Pit Privacy (Cubluk)

Lubang dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5- 8

m. Dinding diperkuat dengan batu atau bata, dan lama

pemakaiannya antara 5-15 tahun.

2) Bored Hole Latrine

Bersifat sementara dan berukuran kecil. Jika penuh

dapat meluap sehingga mengotori air permukaan.

3) Angastrine

Berbentuk leher angsa dan selalu terisi air yang

berfungsi sebagai sumbatan agar bau busuk tidak keluar.

Menurut Entjang (2000), jamban yang memenuhi syarat

kesehatan adalah jamban leher angsa.

4) Overhung Latrine

Kakusnya dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa,

dan lain-lain sehingga feses dapat mengotori air permukaan.

5) Jamban Cemplung Kakus (Pit Latrine)

Jamban cemplung tanpa jamban dan tutup sehingga

kurang sempurna. Serangga mudah masuk dan berbau, dan

jika musim hujan akan mengakibatkan jamban penuh oleh

air. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15

meter.

Page 69: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

48

6) Jamban Empang (Fishpond Latrine)

Jamban dibangun diatas empang. Tinja dapat dimakan ikan.

Dalam pembangunan tempat pembuangan tinja diperlukan

beberapa persyaratan, yaitu (Sarudji. D, 2010)

1) Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah.

2) Tidak menimbulkan kontaminasi pada air permukaan.

3) Tidak menimbulkan kontaminasi pada tanah pemukaan.

4) Tinja tidak dapat di jangkau oleh lalat atau binatang-binatang

lainnya.

5) Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan serta

memenuhi syarat estetika.

c. Sampah

Sampah yang mudah membusuk merupakan sumber

makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor

penyakit terutama penyakit saluran pencernaan, seperti thypus,

kolera, diare, dan disentri (Hiswani, 2003).

d. Sanitasi Makanan

Penanganan makanan yang tidak benar dapat menjadi

penyebab diare apabila mencuci sayuran dan buah dengan cara

tidak benar sehingga beresiko terkontaminasi bakteri. Mencuci

sayuran dan buah yang baik adalah menggunakan air mengalir

(Hiswani, 2003). Penanganan makanan yang kurang higienis dapat

meningkatkan insidens diare. Agen-agen patogen dan berbagai

Page 70: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

49

macam toksin yang ada dalam bahan makanan atau minuman dapat

rusak dengan pemanasan, misalnya cukup waktu dalam pemanasan

dan pemanasan kembali dapat menurunkan jumlah agen sehingga

aman untuk dikonsumsi (Hiswani, 2003).

3. Faktor Perilaku

Faktor perilaku dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit

dan lamanya diare. Beberapa perilaku dan keadaan yang dapat

meningkatkan risiko terjadinya diare, yaitu (Depkes, 2009)

a. Menggunakan Air Minum yang Tercemar

Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat

penyimpanan. Untuk mengurangi risiko tercemarnya air minum

maka perlu adanya antisipasi seperti menutup tempat penyimpanan

air, menggunakan air yang bersih, dan memasak air sampai

mendidih (Chandra, 2007). Penelitian Yulisa (2008), menunjukkan

bahwa ada pengaruh sumber air minum dengan kejadian diare pada

balita dengan nilai (p value 0,0001).

b. Kebiasaan Membuang Feses

Feses mengandung bakteri atau virus dalam jumlah besar,

oleh karena itu feses harus dibuang secara benar (Depkes, 2009).

c. Menggunakan Jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penularan risiko terhadap penyakit diare (Depkes, 2009).

Page 71: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

50

d. Kebiasaan Mencuci Tangan

Perilaku mencuci tangan mempunyai pengaruh yang

penting dalam penularan atau kejadian diare, misalnya mencuci

tangan dengan sabun terutama sebelum dan setelah makan, setelah

buang air besar, sesudah membuag tinja anak (Depkes RI, 2002).

2.2.8 Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Menurut Depkes RI (2009), hal yang perlu dilakukan untuk

mengendalikan atau mencegah timbulnya diare, yaitu

1. Penyediaan sarana air bersih dan jamban yang memenuhi syarat

kesehatan.

2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum mengolah

makanan, dan setelah buang air besar.

3. Merebus air minum hingga mendidih.

4. Membiasakan buang air besar di WC/kakus/jamban.

5. Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.

6. Memberikan ASI pada bayi hingga usia 2 tahun.

7. Penyuluhan kesehatan

Page 72: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

51

2.3 Kerangka Teori

Diare disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah

penggunaan sumber air bersih yang tidak memenuhi persyaratan secara

bakteriologis karena air tersebut tercemar oleh bakteri Escherichia coli

yang berasal dari cemaran tinja (Sander, 2005). Bakteri Escherichia coli

akan menghasilkan enteroksin pada saluran usus yang akan menyebabkan

diare. Sebagian besar bakteri yang menyebabkan diare ditularkan melalui

waterborne mechanism, yaitu ditularkan melalui fecal oral atau dengan

memasukkan cairan atau benda yang tercemar oleh bakteri Escherichia coli

ke dalam mulut, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang

disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2000).

Salah satu tempat yang dapat ditemukannya Escherichia coli adalah

sumber air bersih. Jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jarak jamban dengan sumber air

bersih (Boekoesoe, 2010), jarak septic tank dengan sumber air bersih

(Prajawati, 2008), kondisi fisik sumber air bersih (Kusnoputranto, 1997),

jenis dan jumlah sumber pencemar (Kusnoputranto, 1997), arah aliran air

tanah (Kodoatie, 2010), porositas dan permeabilitas tanah (Kusnoputranto,

1997), curah hujan (Kusnoputranto, 1997), jumlah pemakai sumber air

bersih, kedalaman sumber air bersih yang kedap air (Sumantri, 2010), dan

perilaku (Kusnoputranto, 1997).

Page 73: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

52

Bagan 2.2. Kerangka Teori

Teori dan Penelitian dari Kusnoputranto (1997), Kodatie, R (2010), Prajawati

(2008) , Boekoesoe, L (2010), Sumantri, A (2010)

Jarak jamban dengan sumber air bersih

Kondisi fisik sumber air bersih

Porositas dan permeabilitas tanah

Jenis dan jumlah sumber pencemar

Jumlah Eschericihia

coli pada sumber air

bersih penderita diare Arah aliran air tanah

Curah hujan

Jumlah pemakai sumber air bersih

Kedalaman sumber air bersih yang kedap

air

Perilaku

Jarak septic tank dengan sumber air

Page 74: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

53

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS,

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti, yaitu

jenis dan jumlah sumber pencemar karena penelitian ini hanya ingin meneliti

jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih yang disebabkan oleh

pencemaran tinja; arah aliran air tanah karena tidak bisa diketahui dengan

observasi; porositas dan permeabilitas tanah karena memerlukan uji

laboratorium yang lebih spesifik; curah hujan karena tidak ada perbedaan

curah hujan pada satu lokasi penelitian; jumlah pemakai sumber air bersih

karena dalam satu rumah tangga jumlah pemakai relatif sedikit; dan perilaku

karena yang mempengaruhi jumlah bakteri adalah perilaku terhadap sumur

gali, sedangkan masyarakat Kelurahan Pakujaya lebih banyak yang

menggunakan sumber air pompa.

Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel

bebas (independen). Pada penelitian ini yang menjadi varaibel dependen

adalah jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih penderita diare.

Sedangkan variabel independen adalah faktor kedalaman sumber air bersih

yang kedap air, jarak jamban dengan sumber air besih, jarak septic tank

dengan sumber air bersih, dan kondisi fisik sumber air bersih.

Page 75: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

54

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Kondisi fisik sumber air bersih

Jumlah Eschericihia

coli pada sumber air

bersih penderita diare

Kedalaman sumber air bersih

yang kedap air

Jarak jamban dengan sumber air

bersih

Jarak septic tank dengan sumber

air bersih

Page 76: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

55

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen

Jumlah bakteri

Escherichia coli

Jumlah bakteri Escherichia coli yang

terdapat pada air bersih berdasarkan

hasil pemeriksaan uji MPN.

Laboratorium (Uji Most

Probable Number)

Lembar hasil

pengukuran

APM/100 ml Rasio

Variabel Independen

Kedalaman

sumber air

bersih yang

kedap air.

Kedalaman sumber air bersih yang

kedap air dalam satuan meter.

Wawancara Kuesioner 0. ≥ 3 m

1. ≥ 3 m

(Sumantri, 2010)

Ordinal

Jarak jamban Hasil pengukuran jarak dari jamban

ke sumber air bersih yang digunakan

untuk kebutuhan sehari-hari dalam

satuan meter.

Mengukur jarak dengan

menggunakan meteran.

1. Meteran

2. Lembar

hasil

pengukuran

0: Jarak < 10

meter

1: Jarak ≥ 10

meter

Ordinal

Page 77: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

56

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Independen

Jarak septic

tank

Hasil pengukuran jarak dari septic

tank ke sumber air bersih yang

digunakan sehari-hari dalam satuan

meter.

Mengukur jarak dengan

menggunakan meteran.

1. Meteran

2. Lembar

hasil

pengukuran

0: Jarak < 10

meter.

1: Jarak ≥ 10

meter

Ordinal

Kondisi fisik

sumber air

bersih

Hasil pengamatan bentuk fisik

sumber air bersih yang memenuhi

persyaratan kesehatan, seperti jarak

sumber pencemar, genangan air

disekitar pompa, genangan air diatas

lantai semen sekeliling pompa,

saluran pembuangan air limbah,

lantai semen, dudukan pompa, pipa

distribusi, dan kran air yang

digunakan.

Observasi Lembar

obsevasi/

Lembar

checklist

0. Tidak Baik

(Jika hasil

observasi

memiliki skor

> 5).

1. Baik (Jika

hasil observasi

memiliki skor

skor ≤ 5).

(Suhardiman,

2007)

Ordinal

Page 78: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

57

3.3 Hipotesis

3.3.1 Ada pengaruh kedalaman sumber air bersih yang kedap air terhadap

jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih.

3.3.2 Ada pengaruh jarak jamban terhadap jumlah Escherichia coli pada

sumber air bersih.

3.3.3 Ada pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah Escherichia coli pada

sumber air bersih.

3.3.4 Ada pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih.

Page 79: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

58

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross

sectional (potong lintang) karena pada penelitian ini variabel independen dan

dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama. Variabel dependen

pada penelitian ini jumlah bakteri Escherichia coli. Sedangkan variabel

independen adalah kedalaman sumber air bersih yang kedap air, jarak jamban

dengan sumber air bersih, jarak septic tank dengan sumber air bersih, dan

kondisi fisik sumber air bersih.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pakujaya Kecamatan Serpong

Utara Kota Tangerang Selatan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April 2014.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya

akan diduga atau dianalisis (Sumantri, 2011). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh penderita diare yang berobat di Puskesmas Paku Alam

dan berdomisili di Kelurahan Pakujaya Kecamatan Serpong Utara Kota

Page 80: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

59

Tangerang Selatan. Berdasarkan data Laporan Puskesmas Paku Alam,

angka kesakitan diare pada Bulan Januari-Februari Tahun 2014 di

Kelurahan Pakujaya berjumlah 83 penderita, sehingga didapatkan jumlah

populasi sebesar 83 populasi.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diukur

(Sumantri, 2011). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total

sampling atau sampel jenuh karena jumlah populasi relatif sedikit.

Sampel dalam penelitan ini adalah penderita diare yang berobat ke

Puskesmas Paku Alam pada bulan Januari-Februari 2014, berdomisili di

Kelurahan Paku Jaya, bersedia menjadi responden, terdapat jamban,

terdapat septic tank, terdapat sumber air bersih di rumahnya, dan

menggunakan air bersih untuk keperluan makan serta minum. Jumlah

sampel yang didapatkan sebesar 70 responden karena kesulitan dalam

mencari rumah responden dan tidak sesuai dengan kriteria sampel.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data primer dengan cara mengukur

jarak jamban dan septic tank ke sumber air bersih dengan menggunakan

meteran. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi

atau lembar checklist yang diadopsi dari Depkes RI tahun 1995 untuk

mengetahui kondisi fisik sumber air bersih. Kedalaman sumber air bersih yang

kedap air diketahui dengan cara wawancara menggunakan kuesioner.

Page 81: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

60

Sedangkan, untuk mengetahui jumlah bakteri Eschecrichia coli pada sumber air

bersih dilakukan uji MPN (Most Probable Number).

4.4.1 Teknik Pengambilan Air Bersih

Air bersih diambil dari kran yang digunakan masyarakat untuk

keperluan sehari-hari. Pengambilan air bersih dilakukan dengan cara

aseptis dan menggunakan botol kaca yang steril, bagian mulut botol kaca

tersebut dibakar oleh nyala api. Kemudian bakar ujung kran dan bagian

dalamnya dengan nyala api selama ½ - 5 menit dan biarkan air mengalir

dengan debit tinggi selama ± 5 menit. Lalu kecilkan debit kran dan

biarkan air mengalir selama satu menit. Langkah selanjutnya isi air

tersebut sampai ¾ volume bersih dengan botol yang sudah dibakar oleh

nyala api. Bagian dalam botol dan tutup tidak boleh disentuh, kecuali

oleh air bersih tersebut.

4.4.2 Uji MPN (Most Probable Number)

Alat yang digunakan adalah neraca, autoklaf, inkubator, tabung

reaksi, tabung durham, pipet mohr 10 ml, erlenmeyer, labu takar,

pembakaran spirtus, cawan petri, dan botol kaca. Sedangkan bahan yang

diperlukan adalah kaldu laktosa, sampel air bersih, Briliant Green

Lactose Bile Broth (BGLBB), aquades, DFD Free Chlorin, EMB agar

(Eosin Metylen Blue). Dalam penelitian ini dilakukan analisis

mikrobiologi dengan menggunakan metode Most Probable Number

(MPN) dengan acuan APHA9221 B-2005.

Page 82: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

61

A. Analisa Mikrobiologi

Berikut ini adalah prinsip dan cara kerja dalam analisa mikrobiologi.

1. Prinsip

a. Total Coliform

Untuk menghitung bakteri Coliform dapat digunakan

metode MPN. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah

tabung reaksi yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba

setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan

tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil

(tabung durham) yang diletakan terbalik, yaitu jasad renik

yang membentuk gas (Waluyo, 2008). Untuk menguji sifat itu

diperlukan beberapa tahap pengujian yaitu:

1) Uji Pendugaan

Uji pendugaan adalah uji khas bakteri Coliform

dengan menggunakan media laktosa, di mana bakteri

mampu menggunakan laktosa sebagai sumber karbon

ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang dapat

dideteksi dengan indikator tertentu. Sedangkan untuk

mendeteksi adanya gas digunakan tabung durham terbalik,

hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya asam dan

gas.

Page 83: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

62

2) Uji Penegasan

Uji penegasan merupakan uji lanjutan dari uji

pendugaan adanya bakteri Coliform secara pasti, uji ini

menggunakan media BGLBB yang berisi tebung durham

terbalik, dimana media ini digunakan dengan tujuan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan

mengiatkan pertumbuhan bakteri gram negatif, hasil yang

positif ditandai dengan adanya gas dalam tabung durham,

nilai ini ditunjukan sebagai angka rujukan pada daftar JPT.

b. Escherichia coli

Metode hitungan cawan adalah salah satu metode yang

dapat digunakan untuk menguji kualitas air bersih. Metode

hitungan cawan merupakan metode yang paling sensitif untuk

menentukan jasad renik, dengan prinsip jika sel jasad renik yang

masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad

renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni

yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan

mikroskop (Fardiaz, 1992).

Pada mengidentifikasi Escherichia coli digunakan media

agar EMB (Eosin Metylen Blue), media agar EMB bila terdapat

bakteri Escherichia coli jika positif akan terbentuk warna hijau

terang pada media agar EMB.

Page 84: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

63

2. Cara Kerja

Cara kerja dalam analisis mikrobiologi yaitu

pembuatan media , sterilisasi alat dan media serta pemeriksaan

Total Coliform dan Escherichia coli.

a. Pembuatan Media

1) Pembuatan Media Total Coliform

Pembuatan media total Coliform dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

a) Timbang 1,3 gram Lactose Broth dimasukkan

dalam wadah gelas piala dilarutkan dengan 100 ml

aquades. Dipipet masing-masing 10 ml ke dalam

10 tabung reaksi.

b) Timbang 0.65 gram media Lactose Broth

dimasukkan ke dalam wadah gelas piala dilarutkan

dengan 25 ml aquades. Dipipet masing-masing 5

ml ke dalam 5 tabung reaksi.

c) Timbang 6 gram media BGLBB (Brilliant Green

Lactose Bile Broth) dimasukkan dalam gelas piala

yang dilarutkan dengan 150 ml aquades. Dipipet

masing-masing 10 ml ke dalam 15 tabung reaksi.

d) Dimasukkan 1 tabung durham secara terbalik ke

dalam tiap tabung.

Page 85: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

64

e) Ditutup mulut tabung reaksi dengan disumbat

kapas, dan sumbat tersebut harus sedemikian kuat

sehingga dapat dicabut dari tabungnya dengan

menggunakan kelingking.

f) Dimasukkan tabung-tabung tersebut ke dalam

beaker glass, ditutup bagian atasnya dengan kertas

kemudian diikat erat-erat dengan karet.

g) Media siap untuk disterelisasi.

2) Pembuatan Media Escerichia coli

Pembuatan media Escherichia coli dilakukan

dengan cara

1. Ditimbang 3,75 gram media agar EMB (Eosin

Metylen Blue) dimasukkan dalam wadah

Erlenmeyer dilarutkan dengan 100 ml aquades.

2. Ditutup mulut Erlenmeyer dengan disumbat kapas,

dan sumbat tersebut harus sedemikian kuat

sehingga dapat dicabut dari tabungnya dengan

menggunakan kelingking.

3. Ditutup bagian atas erlenmeyer dengan kertas

kemudian diikat erat-erat dengan karet.

4. Media siap untuk disterilisasi.

Page 86: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

65

b. Sterilisasi

Berikut ini adalah cara kerja sterilisasi alat dan media

pada analisa mikrobologi.

1) Sterilisasi Botol Kaca

Sterilisasi botol kaca dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

a) Cuci botol dengan air bersih yang mengalir.

b) Tuangkan alkohol kedalam botol dan kocok agar botol

terkena alkohol secara merata.

c) Panaskan botol kedalam oven dengan suhu 60-180°C.

2) Alat

Sterilisasi alat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

a) Alat-alat yang akan disterisasi dibersihkan dan

dikeringkan.

b) Lalu dibungkus dengan kertas (untuk pipet dan pinggan

petri)

c) Dimasukan dalam autoklaf dan diatur suhunya sampai

mencapai 121°C selama 20 menit.

3) Media

Sterilisasi alat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

1. Media yang akan disterelisasi dimasukan kedalam

autoklaf.

2. Suhu diatur hingga 121°Cselam 60 menit.

Page 87: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

66

3. Autoklaf dimatikan dan dibiarkan manomater sampai

menunjukan angka nol, autoklaf dibuka dan dibiarkan

hingga dingin.

4) Pemerikasaan Total Coliform dan Escherichia coli

Berikut ini adalah cara kerja pemeriksaan Total

Colifrom dan Escherichia coli. Untuk Total Coliform dengan

beberapa tahap pengujian yaitu: uji pedugaan dan uji

penegasan.

a) Uji Pendugaan

Uji pendugaan dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu

1. Pengerjaan contoh dilakukan secara aseptik, dengan

cara didekatkan dengan api.

2. Dipipet contoh masing-masing 10 ml ke dalam tabung

medium.

3. Dipipet contoh masing-masing 1 ml ke dalam tabung

medium.

4. Dipipet contoh masing-masing 0,1 ml ke dalam tabung

medium.

5. Tabung digoyang-goyangkan sehingga contoh

tercampur dengan medium secara merata.

6. Diinkubasi semua tabung pada suhu 35°C selama 24

jam.

Page 88: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

67

7. Dicatat tabung-tabung yang menujukkan reaksi positif ,

yaitu terbentuk asam dan gelembung gas.

8. Tabung-tabung yang belum menunjukkan adanya

gelembung gas diinkubasikan kembali pada suhu 35°C

selama 24 jam.

b. Uji Penegasan

Uji penegasan dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu

1. Pengerjaan inokulasi dilakukan secara aseptis, dengan

cara di dekatkan dengan api.

2. Digoyang-goyangkan tabung dari hasil uji pendugaan

yang menunjukkan reaksi positif.

3. Dari tabung-tabung tersebut, diinokulasikan sebanyak

1 ml ke dalam tabung reaksi medium BGLBB

(Brilliant Green Lactose Bile Broth) untuk uji Total

Coliform.

4. Tabung-tabung tersebut diinkubasikan pada suhu 35°C

selama 48 jam.

5. Adanya gelembung gas menunjukkan Total coliform

positif.

6. Dihitung jumlah Total coliform per 100 ml contoh

dengan menggunakkan daftar Pumlah Perkiraan

Terdekat (JPT).

Page 89: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

68

7. Apabila hasil tabung tidak terdapat pada kombinasi

tabung yang positif pada tabel JPT, maka jumlah

bakteri per 100 ml harus dihitung dengan

menggunakkan rumus :

Jumlah bakteri (JPT/100 ml) = A x 100

√B x C

Keterangan: A: Jumlah tabung yang positif

B: Jumlah (ml) contoh dalam tabung

negatif

C: Volume (ml) contoh dalam semua

tabung

8. Apabila volume semua contoh tidak sesuai dengan

ketentuan tabel JPT, maka jumlah bakteri per 100 ml

dihitung dengan rumus :

Jumlah bakteri (JPT/100 ml) = Z x 100

Y

Keterangan: Z: jumlah bakteri dari tabel JPT

Y: Volume (ml) contoh terbesar

c. Uji Esherichia coli

Uji Escherichia coli dilakukan dengan beberapa

langkah, yaitu

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menimbang media EMB dan agar sesuai dengan

kebutuhan.

Page 90: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

69

3. Melakukan pemanasan untuk sterilisasi media EMB

dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C

dan waktu 50 menit.

4. Melakukan penyemprotan tangan dengan

menggunakan alkohol dan menyalakan lampu spirtus.

5. Melakukan inokulasi dengan memasukan sampel air ke

dalam cawan petri dengan memipet 1 ml sampel

dengan teknik penanaman goresan sinambung (streak).

6. Dituangkan media EMB ke dalam cawan petri yang

sudah terdapat sampel.

7. Melakukan inkubasi selama 24-48 jam dengan suhu

35°C.

8. Melakukan pengamatan yaitu dengan cara melihat

warna yang di timbulkan oleh bakteri tersebut.jika

berwarna hijau metalik berarti positif keberadaan

bakteri Escherichia coli terdapat dalam sampel air.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, lembar

observasi atau lembar checklist, dan lembar hasil pengukuran. Kuesioner

digunakan untuk mengetahui kedalaman sumber air bersih yang kedap air

dengan metode wawancara. Lembar observasi diadopsi dari Depkes RI 1995 dan

diisi berdasarkan hasil observasi atau pengamatan peneliti mengenai kondisi

fisik sumber air bersih. Lembar hasil pengukuran diisi berdasarkan hasil

Page 91: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

70

pengukuran jarak dari jamban dan septic tank ke sumber air bersih dengan

menggunakan meteran. Untuk variabel Escherichia coli digunakan uji MPN

(Most Probable Number) pada air bersih.

4.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4.6.1 Rencana Pengolahan Data

Rencana pengolahan data dalam penelitian ini adalah

1) Tahap editing, dalam tahap ini peneliti melihat adakah data yang

belum lengkap, ketidakjelasan dalam pengisian kuesioner, relevan

dengan pertanyaan, dan konsisten dalam menjawab kuesiener.

2) Tahap coding, dalam tahap ini peneliti memberikan kode-kode

tertentu untuk memudahkan dalam tahap pengolahan data. Mengkode

jawaban berupa merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka. Angka yang digunakan dalam pengkodean adalah 0

dan 1, angka 0 untuk jawaban yang tidak memenuhi atau ya dan

angka 1 untuk jawaban yang memenuhi atau tidak. Kedalaman

sumber air bersih yang kedap air dikategorikan < 3 meter dan ≥ 3

meter (Sumantri, 2010). Jarak jamban dan septic tank dikatakan tidak

memenuhi syarat jika jaraknya < 10 meter dan dikatakan memenuhi

syarat jika jaraknya ≥ 10 meter (Depkes RI, 2009). Menurut

Suhardiman (2007), kondisi fisik sumber air bersih dikatakan baik

jika skornya dibawah median (nilai/skor 0-5) dan dikatakan tidak baik

jika skornya diatas median (nilai/skor 6-10).

Page 92: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

71

a. Alternatif penggunaan sumber air

minum

b. Alternatif penggunaan sumber air

untuk memasak

c. Kedalaman sumber air bersih yang

kedap air

d. Jarak antara jamban dengan sumber

air bersih

e. Jarak antara septic tank dengan

sumber air bersih

f. Kondisi fisik sumber air bersih

g. Bakteri Coliform

0. Ya

1. Tidak

0. Ya

1. Tidak

0. < 3 meter

1. ≥ 3 meter

0. Tidak Memenuhi

1. Memenuhi

0. Tidak Memenuhi

1. Memenuhi

0. Tidak Baik

1. Baik

0. Tidak Memenuhi

1. Memenuhi

3) Tahap entry data, dalam tahap ini peneliti menggunakan software

statistik. Data yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam software

statistik untuk dianalisis.

4) Tahap cleaning data, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah

memeriksa dan memastikan data yang telah di entry di dalam software

statistik dengan tujuan untuk mengetahui missing data dan variasi

data.

4.6.2 Analisis Data

a. Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran

distribusi frekuensi dari variabel penelitian dengan cara

mendeskripsikan tiap-tiap variabel. Hasil penelitian dilakukan dengan

Page 93: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

72

menggunakan tabel distribusi frekuensi, mean, standar deviasi, nilai

minimum, dan nilai maksimum.

b. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat uji hipotesis antara

variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini

menggunakan uji statistik Mann Whitney karena data numerik tidak

berdistribusi normal. Derajat kemaknaan (α) yang digunakan adalah

5%. Jika p value ≤ 0,05 maka perhitungan secara statistik

menunjukkan adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Page 94: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

73

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kelurahan Pakujaya merupakan salah satu kelurahan di wilayah

Kecamatan Serpong Utara dengan luas wilayah 743 Ha. Curah hujan rata-

rata 330 mm/tahun. Adapun batas wilayah Kelurahan Pakujaya sebagai

berikut:

Sebelah Utara

Sebelah Timur

Sebelah Barat

Sebelah Selatan

: Kota Tangerang

: Kota Tangerang dan Kecamatan Pondok

Aren

: Kelurahan Pakualam

: Kelurahan Pondok Jagung Timur

Kelurahan Pakujaya terdiri dari 24 RW dan 121 RT. Jumlah penduduk

Kelurahan Pakujaya adalah 18374 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk

sebagian besar adalah lulus SLTA sebesar 8286 orang. Sedangkan, sarjana

lengkap (S1) sebesar 1606 orang, sarjana muda (akademi) sebesar 265

orang, SLTP sebesar 794 orang, SD sebesar 814, dan TK sebesar 892 orang.

Page 95: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

74

5.2. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pakujaya yang

terdata di Puskesmas Paku Alam mengalami sakit diare pada bulan Januari

dan Februari Tahun 2014. Lebih jelasnya sebaran responden dalam

penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.1

Sebaran Responden Penelitian

Page 96: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

75

5.3. Analisis Univariat

Analisis univariat mendeskripsikan jumlah bakteri Coliform pada

sumber air bersih, jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih,

kedalaman sumber air bersih, jarak antara jamban dengan sumber air bersih,

jarak antara septic tank dengan sumber air bersih, dan kondisi fisik sumber

air bersih.

5.3.1 Gambaran Jumlah Bakteri Coliform Pada Sumber Air Bersih

Jumlah bakteri Coliform pada sumber air bersih diperoleh dari

hasil pengujian laboratorium uji MPN (Most Probable Number) oleh

Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dengan standar

Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990. Kriteria yang

digunakan dibagi menjadi dua, yaitu air bersih yang tidak memenuhi

syarat dan memenuhi syarat. Dikatakan memenuhi syarat jika

terdapat bakteri Coliform ≤ 50 per 100 ml air, sedangkan dikatakan

tidak memenuhi syarat jika > 50 per 100 ml air. Gambaran jumlah

bakteri Coliform pada sumber air bersih penderita diare dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1

Gambaran Jumlah Bakteri Coliform Pada Sumber Air Bersih

Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Jumlah Bakteri Coliform

Pada Air Bersih Jumlah

Persentase

(%)

Tidak Memenuhi Syarat 38 54,3

Memenuhi Syarat 32 45,7

Total 70 100

Page 97: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

76

Hasil analisis pada tabel 5.1, dari 70 responden terdapat 38

responden (54,3%) yang memiliki sumber air bersih dengan jumlah

Coliform tidak memenuhi syarat Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990.

5.3.2 Gambaran Jumlah Bakteri Escherichia Coli Pada Sumber Air

Bersih

Jumlah bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih

diperoleh dari hasil pengujian laboratorium uji MPN (Most Probable

Number) oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) setelah

mengetahui jumlah bakteri Coliform. Jumlah bakteri Escherichia coli

pada penelitian ini tidak dikategorikan karena bertujuan untuk

mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Gambaran jumlah bakteri

Escherichia coli pada sumber air bersih penderita diare dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2

Gambaran Jumlah Bakteri Escherichia Coli Pada 70

Sumber Air Bersih Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya

Bulan Januari-Februari Tahun 2014

Variabel Mean

(APM/

100 ml

Median

(APM/

100 ml

Standar

Deviasi

(APM/

100 ml

Minimum

(APM/100

ml)

Maksimum

(APM/100

ml)

Jumlah

bakteri

Escherichi

a coli

204, 83 26,00 442,720 1 1601

Page 98: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

77

Hasil analisis bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih

pada tabel 5.2 didapatkan nilai mean sebesar 204,83 dengan nilai

standar deviasi sebesar 442,720. Sedangkan nilai minimum 1

APM/100 ml dan nilai maksimum 1601 APM/100 ml.

5.3.3 Gambaran Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

Hasil penelitian mengenai kedalaman sumber air bersih yang

kedap air diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner.

Dalam penelitian ini, kedalaman sumber air bersih diklasifikasikan

berdasarkan teori dan penelitian terdahulu mengenai kedalaman

sumber air bersih yang mempengaruhi jumlah bakteri. Kriteria yang

digunakan adalah kedalaman < 3 m dan kedalaman ≥ 3 m (Sumantri,

2010).

Tabel 5.3

Gambaran Kedalaman Sumber Air Bersih Kedap Air Penderita

Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari Tahun

2014

Kedalaman Sumber Air

Bersih Kedap Air (m) Jumlah Persentase (%)

< 3 11 15,7

≥ 3 59 84,3

Total 70 100

Berdasarkan tabel 5.3, dari 70 responden terdapat 11

responden (15,7%) yang memiliki sumber air bersih dengan

kedalaman kedap air < 3 m.

Page 99: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

78

5.3.4 Gambaran antara Jarak Jamban dengan Sumber Air Bersih

Dalam penelitian ini, jarak antara jamban dengan sumber air

bersih diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran jarak. Kriteria

yang digunakan berdasarkan peraturan Depkes RI 2009 untuk

menentukan jarak yang memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat.

Kategori tidak memenuhi syarat dengan jarak < 10 m dan kategori

memenuhi syarat dengan jarak ≥ 10 m.

Tabel 5.4

Gambaran Jarak antara Jamban dengan Sumber Air Bersih

Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Jarak antara Jamban

dengan Sumber Air

Bersih

Jumlah Persentase

(%)

Tidak memenuhi syarat 68 97,1

Memenuhi syarat 2 2.9

Total 70 100

Berdasarkan tabel 5.4, dari 70 responden terdapat 68

responden (97,1%) yang memiliki jarak jamban dengan sumber air

bersih yang tidak memenuhi syarat sesuai aturan Depkes RI 2009.

5.3.5 Gambaran antara Jarak Septic Tank dengan Sumber Air Bersih

Dalam penelitian ini, jarak antara septic tank dengan sumber

air bersih diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran jarak.

Kriteria yang digunakan berdasarkan peraturan Depkes RI 2009

untuk menentukan jarak yang memenuhi syarat atau tidak memenuhi

syarat. Kategori tidak memenuhi syarat dengan jarak < 10 m dan

kategori memenuhi syarat dengan jarak ≥ 10 m.

Page 100: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

79

Tabel 5.5

Gambaran Jarak antara Septic Tank dengan Sumber Air Bersih

Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Jarak antara Septic Tank

dengan Sumber Air

Bersih

Jumlah Persentase

(%)

Tidak memenuhi syarat 45 64,3

Memenuhi syarat 25 35,7

Total 70 100

Berdasarkan tabel 5.5, dari 70 responden terdapat 45

responden (64,3%) yang memiliki jarak antara septic tank dengan

sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat sesuai aturan Depkes

RI 2009.

5.3.6 Gambaran Kondisi Fisik Sumber Air Bersih

Kondisi fisik sumber air bersih didapatkan dari hasi hasil

observasi dengan menggunakan lembar observasi atau lembar

checklist. Kondisi fisik sumber air bersih diklasifikasikan

berdasarkan penelitian terdahulu mengenai kondisi fisik sumber air

bersih yang mempengaruhi jumlah bakteri. Kondisi fisik sumber air

bersih dikatakan tidak baik jika memiliki nilai atau skor 6-10.

Sedangkan dikatakan baik jika memiliki nilai atau skor 0-5

(Suhardiman, 2007). Gambaran kondisi fisik sumber air bersih

penderita diare dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 101: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

80

Tabel 5.6

Gambaran Kondisi Fisik Sumber Air Bersih Penderita Diare di

Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari Tahun 2014

Kondisi Fisik Sumber Air

Bersih Jumlah

Persentase

(%)

Tidak Baik 40 57,1

Baik 30 42.9

Total 70 100

Berdasarkan tabel 5.6, dari 70 responden terdapat 40

responden (57,1%) yang memiliki kondisi fisik sumber air bersih

tidak baik.

5.4. Analisis Bivariat

Uji hipotesis variabel dependen dengan variabel independen

dilakukan dengan uji Mann Whitney. Dibawah ini adalah hasil uji statistik

variabel independen yaitu kedalaman kedap air, jarak antara jamban dengan

sumber air bersih, jarak antara septic tank dengan sumber air bersih, dan

kondisi fisik sumber air bersih terhadap variabel dependen yaitu jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih pada penderita diare di Kelurahan

Pakujaya Kecamatan Serpong Utara Kota Tangeran Selatan.

5.4.1 Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

terhadap Jumlah Eschericia Coli

Pengaruh kedalaman sumber air bersih yang kedap air

terhadap jumlah Eschericia coli sumber air bersih penderita diare di

Kelurahan Pakujaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 102: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

81

Tabel 5.7

Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air terhadap

Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih di Kelurahan

Pakujaya Bulan Januari-Februari Tahun 2014

Kedalaman Sumber

Air Bersih yang Kedap

Air (meter)

Mean Rank P Value

< 3 45,86 0,064

≥ 3 33,57

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai mean

untuk kedalaman sumber air bersih yang kedap air < 3 m lebih besar

daripada yang ≥ 3 m (46,86 > 33,57). Sedangkan, hasil uji statistik

didapatkan p value sebesar 0,064, artinya pada tingkat kemaknaan (α)

5% tidak ada pengaruh kedalaman sumber air bersih yang kedap air

terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih.

5.4.2 Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Eschericia Coli

Pengaruh jarak jamban terhadap jumlah Eschericia coli

sumber air bersih penderita diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.8

Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada

Sumber Air Bersih di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Jarak Jamban dengan

Sumber Air Bersih Mean Rank P Value

< 10 m 35,27 0,582

≥ 10 m 43,25

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai mean

untuk jarak septic tank ≥ 10 m lebih besar daripada yang jaraknya <

Page 103: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

82

10 m (43,25 > 35,27). Sedangkan, hasil uji statistik didapatkan p value

sebesar 0,582, artinya pada tingkat kemaknaan (α) 5% tidak ada

pengaruh jarak jamban terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber

air bersih.

5.4.3 Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Eschericia Coli

Pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah Eschericia coli

sumber air bersih penderita diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.9

Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada

Sumber Air Bersih di Kelurahan Pakujaya Bulan Januari-Februari

Tahun 2014

Jarak Septic Tank dengan

Sumber Air Bersih Mean Rank P Value

< 10 37,79 0,204

≥ 10 31,38

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai mean

untuk jarak septic tank < 10 m lebih besar daripada yang jaraknya ≥

10 m (37,79 > 31,38). Sedangkan, hasil uji statistik didapatkan p value

sebesar 0,204, artinya pada α 5% tidak ada pengaruh jarak septic tank

terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih.

5.4.4 Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap Jumlah

Eschericia Coli

Pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih penderita diare di Kelurahan

Page 104: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

83

Pakujaya Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.10

Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap Jumlah

Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih di Kelurahan Pakujaya Bulan

Januari-Februari Tahun 2014

Kondisi Fisik

Sumber Air

Bersih

Mean Rank P Value

Tidak baik 45,51 0,000

Baik 22,15

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui, nilai mean untuk

kondisi fisik sumber air bersih yang tidak baik lebih besar daripada

yang baik (45,51 > 22,15). Sedangkan, hasil uji statistik didapatkan p

value sebesar 0,000, artinya pada α 5% ada pengaruh kondisi fisik

sumber air bersih dengan jumlah Escherichia coli pada sumber air

bersih.

Page 105: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

84

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, adapun keterbatasan dalam

penelitian, yaitu

1. Variabel independen kedalaman sumber air bersih yang kedap air hanya

diukur dengan metode wawancara menggunakan kuesioner sehingga

kemungkinan terjadinya bias informasi karena tergantung pada daya ingat

dan pemahaman responden terhadap kedalaman sumber air bersih yang

kedap air. Pengukuran secara langsung tidak mungkin dilakukan karena

untuk mengetahui kedap air atau tidak harus membongkar sumber air

bersih tersebut.

2. Variabel independen mengenai septic tank hanya dilihat berdasarkan

jarak septic tank dengan sumber air bersih. Hal ini dikarenakan septic

tank dibangun di dalam tanah sehingga tidak memungkinkan peneliti

melakukan observasi mengenai kondisi fisik septic tank.

Page 106: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

85

6.2 Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di

dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat

menyebabkan infeksi primer pada usus dan bisa menimbulkan infeksi lain di

luar usus (Staff Pengajar Kedokteran UI,1993).

Escherichia coli menjadi patogen jika jumlahnya dalam saluran

pencernaan meningkat atau berada diluar usus. Escherichia coli

menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Jawetz

et al., 1995).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Escherichia coli

pada sumber air bersih. Jumlah Escherichia coli dihasilkan dengan

menggunakan uji MPN (Most Probable Number). Perhitungan MPN

berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yaitu ditumbuhi oleh

mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu (Waluyo, 2008).

Jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih dapat diketahui jika sudah

dilakukan pengujian bakteri Coliform terlebih dahulu.

Dari hasil uji laboratorium didapatkan 52,9% jumlah bakteri Coliform

yang tidak memenuhi syarat Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 ( > 50/100

ml) dan 47,1% yang memenuhi syarat Permenkes RI No. 416 Tahun 1990

( ≤ 50/100 ml). Berdasarkan hasil penelitian dari 70 sampel yang diperiksa,

jumlah bakteri Escherichia coli adalah 1-1601 APM/100 ml yang berarti air

bersih tersebut telah tercemar oleh bakteri Escherichia coli.

Page 107: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

86

Jumlah bakteri Escherichia coli dipakai sebagai patokan utama

menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak karena bakteri ini

ditemukan pada kotoran atau tinja manusia dan relatif sukar dimatikan

dengan pemanasan air (Ginting, 2008).

Penelitian Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2006

memperlihatkan bahwa 63,07% air tanah di Kota Bandung tidak memenuhi

syarat bakteriologis yang dibuktikan dengan ditemukannya bakteri

Escherichia coli dalam sampel air bersih (Dinas Kesehatan Kota Bandung,

2006). Sumber air bersih yang mengandung bakteri Escherichia coli

menandakan bahwa air sudah tercemar oleh tinja manusia dan saat ini 70%

air tanah perkotaan tercemar oleh tinja manusia (Junaedi, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli,

yaitu jarak septic tank dengan sumber air bersih yang kurang dari 10 meter,

kondisi septic tank yang tidak kedap air, dan terletak pada tanah yang

memiliki daya serap air yang tinggi sehingga mengakibatkan jumlah bakteri

Escherichia coli semakin lama akan semakin meningkat (Radjak, 2013).

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi jumlah Escherichia coli

pada sumber air bersih adalah jarak jamban dengan sumber air bersih

(Boekoesoe, 2010), jarak septic tank dengan sumber air bersih (Prajawati,

2008), kondisi fisik sumber air bersih (Kusnoputranto, 1997), dan kedalaman

permukan air tanah yang kedap air (Sumantri, 2010).

Sumber air bersih yang tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri

Escherichia coli dapat mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan

Page 108: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

87

standar peruntukkannya sebagai sumber air bersih (Radjak, 2013). Oleh

karena itu, air bersih yang tercemar oleh bakteri Escherichia coli harus diolah

terlebih dahulu sebelum dikonsumsi sebagai air minum. Hal ini didukung

oleh Chandra, (2007), memasak air merupakan cara paling baik untuk proses

purifikasi air di rumah. Air dibiarkan mendidih antara 5-10 menit.

6.3 Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air terhadap

Jumlah Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih

Kedalaman sumber air bersih yang kedap air adalah kedalaman

permukaan air tanah yang kedap air atau dilapisi dengan pembatas sehingga

air tidak merembes ke tanah. Kedalaman air tanah akan berpengaruh pada

penyebaran bakteri secara vertikal. Pencemaran tanah oleh bakteri secara

vertikal dapat mencapai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah

(Kusnoputranto, 1997). Air bersih sampai kedalaman 3 meter diperkirakan

masih mengandung bakteri. Oleh karena itu, dinding dalam yang melapisi

sumber air bersih sebaiknya dibuat kedap air sampai dengan 3 meter

(Sumantri, 2010). Dinding sumur kedap air berperan sebagai penahan agar air

permukaan yang mungkin meresap ke dalam sumur telah melewati lapisan

tanah sehingga mikroba yang mungkin ada didalamnya telah tersaring

(Sarudji. D, 2010).

Pada penelitian ini terdapat 11 responden (15,7%) memiliki sumber

air bersih dengan kedalaman kedap air < 3 m. Dari hasil wawancara, terdapat

100% sumber air bersih yang digunakan adalah pompa listrik dan kedalaman

sumber air bersihnya 12-15 meter.

Page 109: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

88

Sumber air bersih yang kedalaman kedap airnya kurang dari 3 meter

dapat memperbesar kemungkinan terkontaminasinya sumber air bersih

sehingga akan mengakibatkan penurunan kualitas air dan pada akhirnya dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan pemakai (Hasnawi, 2012). Kualitas dinding

sumber air bersih yang semakin kedap air akan semakin baik kemampuannya

untuk mencegah masuknya atau merembesnya air dari sumber pencemar yang

mengandung banyak bakteri sehingga bakteri akan tertahan dan akhirnya mati

(Seta, 1983).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney didapatkan

p value sebesar 0,064, artinya pada tingkat kemaknaan (α) 5% tidak adanya

pengaruh kedalaman kedap air terhadap jumlah Escherichia coli pada

sumber air bersih.

Penelitian yang dilakukan Hasnawi (2012), setelah dilakukan uji

statistik dengan tingkat kemaknaan (α) 5% didapatkan p value sebesar 1,00

yang berarti tidak ada pengaruh kedalaman kedap air sumber air bersih

dengan kandungan bakteri Escherichia coli pada sumber air bersih.

Kemungkinan tidak berpengaruhnya kedalaman sumber air bersih

yang kedap air terhadap jumlah Escherichia coli disebabkan oleh penggunaan

mesin pompa air listrik karena air dari dalam sumur langsung dialirkan ke

rumah warga sehingga menyebabkan aktifitas disekitar sumur berkurang

sehingga kemungkinan kontaminasi dari sumur berkurang (Hasnawi, 2012),

aliran air mengarah ke arah berlawanan dengan sumber air bersih sehingga air

yang tercemar tidak mengarah ke sumber air bersih (Chaeriatna, 2007), dan

Page 110: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

89

kecepatan aliran air yang lambat sehingga memperlambat aliran (Chaeriatna,

2007).

6.4 Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada

Sumber Air Bersih

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga

kotoran tersebut dalam suatu tempat dan tidak menjadi penyebab penyakit

serta mengotori lingkungan pemukiman (Depkes RI, 1995).

Jarak jamban yang dimaksud adalah jarak terdekat antara jamban

dengan sumber air bersih yang dinyatakan dalam satuan meter. Hasil

pengukuran jarak antara jamban dengan sumber air bersih terdapat 68

responden (97,1%) yang tidak sesuai aturan Depkes RI 2009, yaitu < 10 m.

Dari hasil observasi, responden membangun sumber air bersih di dapur

yang letaknya berdekatan dengan kamar mandi sehingga menyebabkan jarak

antara jamban dengan sumber air bersih tidak memenuhi syarat. Hal ini

didukung oleh Ginting (2008), kurangnya lahan penduduk menyebabkan

jarak jamban dengan sumber air bersih kurang dari 10 meter.

Semakin jauh jarak jamban dengan sumber air bersih akan

menyebabkan jumlah bakteri semakin sedikit, dan sebaliknya semakin dekat

jamban akan menyebabkan jumlah bakteri semakin bertambah. Hal ini

disebabkan karena tanah tersusun dari berbagai jenis material (batu, pasir, dll)

yang akan menyaring bakteri yang melewatinya (Marsono, 2009).

Hasil uji statistik dengan uji Mann Whitney pada variabel jarak jamban

dengan sumber air bersih terhadap jumlah Escherichia coli memiliki p value

Page 111: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

90

sebesar 0,582. Maka dapat disimpulkan pada tingkat kemaknaan (α) 5% tidak

adanya pengaruh jamban terhadap jumlah Escherichia coli pada sumber air

bersih.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marsono (2009) yang

menyatakan tidak adanya hubungan jarak jamban dengan kandungan bakteri

pada sumber air bersih.

Kemungkinan terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli

disebabkan oleh variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti

porositas dan permeabilitas tanah karena makin besar porositas dan

permeabilitas tanah maka makin besar kemampuan untuk melewatkan air

yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak mengikuti aliran tanah

semakin banyak (Kusnoputranto, 1997), tekstur dan struktur tanah

mempengaruhi penyebaran pori-pori tanah (Hardjowigeno, 1987), arah aliran

tanah karena pergerakan air tanah yang mengandung bakteri mengarah ke

sumber air bersih akan menyebabkan air tersebut tercemar oleh bakteri

(Kusnoputranto, 1997), dan kecepatan aliran tanah dapat mempengaruhi

penyebaran pencemaran air tanah (Cheriatna, 2007). Oleh karena itu,

diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

6.5 Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia Coli Pada

Sumber Air Bersih

Septic tank adalah bak untuk menampung air limbah yang dialirkan

dari WC (Water Closet). Limbah dari septic tank sangat mempengaruhi

pencemaran terhadap sumber air bersih apabila jarak septic tank dekat dengan

Page 112: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

91

sumur gali (Nazar, 2010). Bapedalda Kota Pekanbaru dalam Status

Lingkungan Hidup tahun 2007, menyatakan penyebab terjadinya pencemaran

air tanah oleh bakteri Coliform terutama bakteri Escherichia coli karena

sebagian besar penduduk belum mempunyai tangki septic tank yang

memadai, kedalamannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, dan

letaknya berdekatan dengan sumber air bersih.

Jarak septic tank yang dimaksud adalah jarak terdekat antara septic

tank dengan sumber air bersih yang dinyatakan dalam satuan meter. Hasil

pengukuran jarak antara sumber air bersih dengan septic tank terdapat 45

responden (64,3%) yang tidak sesuai aturan Depkes RI 2009, yaitu jarak

septic tank < 10 m.

Dari hasil observasi, jarak antara septic tank dengan sumber air bersih

yang tidak memenuhi syarat disebabkan karena luas lahan yang terbatas

sehingga sangat memungkinkan jarak antara septic tank dengan sumber air

bersih berdekatan dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini

didukung oleh Nazar (2010) yang menyatakan luas lahan yang terbatas sangat

memungkinkan jarak antara septic tank dengan sumber air bersih yang tidak

memenuhi syarat.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney pada variabel

jarak septic tank dengan sumber air bersih terhadap jumlah Escherichia coli

memiliki p value sebesar 0,204. Sehingga pada tingkat kemaknaan (α) 5%

tidak adanya pengaruh jarak septic tank terhadap jumlah Escherichia coli

pada sumber air bersih.

Page 113: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

92

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Radjak (2013), pengaruh jarak

septic tank terhadap total bakteri Escherichia coli air bersih di desa Molohu

tidak signifikan atau pengaruhnya sangat lemah. Hasil penelitian Nining

(2007) menyatakan bahwa pengaruh jarak septic tank tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap kualitas bakteriologis.

Kemungkinan jarak septic tank yang berdekatan dengan sumber air

bersih tetapi tidak tercemar oleh bakteri Escherichia coli disebabkan oleh

bangunan septic tank yang kedap air (Nazar, 2010), aliran air mengarah ke

arah berlawanan dengan sumber air bersih (Nazar, 2010), kecepatan aliran

air yang lambat (Nazar, 2010), dan porositas serta permeabilitas tanah yang

dapat mempengaruhi laju infiltrasi sehingga mempengaruhi penyerapan

bakteri (Hardjowigeno, 1987).

Walaupun dalam penelitian ini tidak adanya pengaruh jarak septic

tank terhadap jumlah bakteri Escherichia coli, tetapi ada kemungkinan

semakin lama jumlah bakteri Escherichia coli akan semakin bertambah jika

terjadi kebocoran septic tank dan infiltrasi yang tinggi karena disebabkan

oleh gaya gravitasi serta gaya kapiler yang dapat mempengaruhi kecepatan,

arah aliran, dan besaran air yang mengalir. Hal ini didukung oleh Marsono

(2009), gaya gravitasi bersifat mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah

sedangkan gaya kapiler bersifat mengalirkan air secara tegak lurus ke atas, ke

bawah, dan ke arah horizontal sehingga mempengaruhi laju pencemaran

bakteri. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran bakteri Escherichia coli

secara berkala.

Page 114: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

93

6.6 Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap Jumlah Bakteri

Escherichia Coli Pada Sumber Air Bersih

Kondisi fisik sumber air bersih adalah konstruksi bangunan dan

sarana yang mendukung sanitasi sumber air bersih (Marsono, 2009). Kondisi

sumber air bersih ada yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, hal

tersebut dapat dilihat dari lokasinya seperti jarak terhadap sumber pencemar

dan konstruksinya (Prajawati, 2008).

Kondisi fisik sumber air bersih didapatkan dari hasil observasi

berdasarkan Depkes RI 1995 yang dilihat dari jarak sumber air bersih

terhadap sumber pencemar (septic tank, jamban, genangan air, kotoran

hewan, dan sampah) dan konstruksi sumber air bersih (lantai semen,

dudukan pompa, dan pipa distribusi) yang kedap air.

Kondisi fisik sumber air bersih dari 70 responden, terdapat 40

responden (57,1%) yang memiliki kondisi fisik sumber air bersih tidak baik.

Berdasarkan hasil observasi, responden kurang memperhatikan dan

memelihara kondisi fisik sumber air bersih yang digunakan sehari-hari.

Dari 70 responden yang di teliti, didapatkan kondisi fisik sumber air

bersih yang memiliki dinding bibir tidak kedap air sebesar 38 (54,3%) dan

lantai sumber air bersih yang tidak kedap air sebesar 35 (50%). Hal ini

didukung oleh Adekunle (2009), yang menyatakan bahwa sumber air bersih

yang tidak kedap air mudah mengalami kontaminasi.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney

pada variabel kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah Escherichia

coli didapatkan p value sebesar 0,000, berarti pada tingkat kemaknaan (α)

Page 115: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

94

5% adanya pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nining (2007), konstruksi

sumber air bersih yang paling memberikan pengaruh signifikan terhadap

kandungan bakteriologis air. Menurut Hasnawi (2012), adanya pengaruh

kontruksi sumber air bersih ditinjau dari lokasi (jarak antara sumur gali

dengan sumber pencermar ≥ 10 m) terhadap kandungan bakteri Escherichia

coli pada air sumber air bersih. Penelitian Prajawati (2008) menunjukkan

bahwa kualitas mikrobiologis air bersih berhubungan secara signifikan

dengan parameter keadaan sumber air bersih, yaitu lokasi dan konstruksi.

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari penelitian Radjak

(2013), hasil analisis statistik konstruksi dinding, bibir, lantai, dan SPAL

sumur di Desa Dopalak terbukti tidak adanya pengaruh terhadap kandungan

bakteri Escherichia coli.

Bangunan fisik sumber air bersih yang tidak memenuhi standar akan

mempermudah bakteri meresap dan masuk ke dalam sumber air bersih

tersebut (Kusnoputranto, 1997). Kondisi fisik sumber air bersih yang tidak

memenuhi standar kesehatan dapat menjadi sumber pencemar karena air yang

sudah tercampur dengan bakteri atau sumber pencemar lain dapat merembes

melalui pori-pori dinding, bibir dan bagian sumber air bersih yang tidak

kedap air sehingga masuk ke dalam sumber air bersih serta menyebabkan

pencemaran (Radjak, 2013).

Page 116: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

95

Selain itu, pengaruh kondisi fisik sumber air bersih terhadap jumlah

bakteri adalah semakin baik kondisi fisik sumber air bersih maka kandungan

bakteriologis air sumur semakin sedikit, sebaliknya jika semakin buruk

kondisi fisik sumber air bersih maka kandungan bakteriologis sumber air

bersih akan semakin banyak (Radjak, 2013).

Tingkat risiko pencemaran sumber air bersih ditentukan dari adanya

kontaminasi zat pencemar ke dalam sumber air bersih. Sumber pencemar

tersebut dapat berasal dari pencemaran air limbah, kotoran, sampah maupun

pencemar 1ain, juga dilihat dari aspek konstruksi maupun lokasi sarana

sumber air bersih (Prajawati, 2008).

Konstruksi sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat konstruksi

dan jarak sumur dengan sumber pencemar tidak memenuhi syarat kesehatan

akan mengakibatkan terjadinya pencemaran air yang akan mengakibatkan

meningkatnya jumlah bakteri Escherichia coli pada air sumber air bersih

(Hasnawi, 2012).

Selain itu kondisi fisik atau konstruksi sumber air bersih yang tidak

memenuhi standar kesehatan juga dapat menjadi sumber pencemar karena air

yang sudah tercampur dengan bakteri atau sumber pencemar lain dapat

merembes melalui pori-pori dinding, bibir dan lantai sumber air bersih yang

tidak kedap air dan masuk ke dalam sumber air bersih sehingga menyebabkan

pencemaran (Radjak, 2013). Oleh karena itu, diperlukan perbaikan bibir dan

lantai sumber air bersih agar kedap air dan penyuluhan kepada masyarakat

agar masyarakat lebih memperhatikan dan memelihara kondisi fisik bersih.

Page 117: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

96

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Terdapat 38 (54,3%) responden yang memiliki sumber air bersih dengan

jumlah Coliform tidak memenuhi syarat Permenkes RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 dan 32 responden (45,7%) yang memenuhi

syarat.

2. Jumlah bakteri Escherichia coli pada air bersih penderita diare adalah 1-

1601 APM/100 ml.

3. Terdapat 11 responden (15,7%) yang memiliki sumber air bersih dengan

kedalaman kedap air < 3 meter dan 59 responden (84,3%) memiliki sumber

air bersih dengan kedalaman kedap air ≥ 3 meter.

4. Terdapat 68 responden (97,1%) yang jarak antara jamban dengan sumber air

bersih tidak sesuai ketentuan Depkes RI 2009 dan 2 responden (2,9%)

memiliki jarak sesuai ketentuan Depkes RI.

5. Terdapat 45 responden (64,3%) yang jarak antara septic tank dengan sumber

air bersih yang tidak memenuhi ketentuan Depkes RI 2009 dan 25 responden

(35,7%) memiliki jarak sesuai ketentuan Depkes RI.

Page 118: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

97

6. Terdapat 40 responden (57,1%) memiliki kondisi fisik sumber air bersih

tidak baik dan 30 responden (42,9%) memiliki kondisi sumber air bersih

yang baik.

7. Tidak adanya hubungan antara kedalaman kedap air dengan jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih (p value 0,064).

8. Tidak adanya hubungan antara jarak jamban terhadap sumber air bersih

dengan jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih (p value 0,582).

9. Tidak adanya hubungan antara jarak septic tank terhadap sumber air bersih

dengan jumlah Escherichia coli pada sumber air bersih (p value 0,204).

10. Adanya hubungan antara kondisi fisik sumber air bersih dengan jumlah

Escherichia coli pada sumber air bersih (p value 0,000).

7.2 Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Melakukan perbaikan sarana air bersih dengan memperbaiki bibir dan

lantai sumber air bersih agar kedap air.

b. Merebus air bersih hingga mendidih dan dibiarkan mendidih 5-10 menit

sebelum dikonsumsi sebagai air minum.

2. Bagi Puskesmas Paku Alam

a. Melakukan pengukuran bakteri Escherichia coli secara berkala pada air

bersih yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari karena

ada kemungkinan semakin lama bakteri yang mencemari air bersih akan

semakin bertambah.

Page 119: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

98

b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kondisi fisik

sumber air bersih yang baik agar memperhatikan dan memelihara

kondisi fisik sumber air bersih.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli kemungkinan

disebabkan oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti dan menjadi

keterbatasan pada penelitian ini. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan mengikutsertakan variabel-variabel lain yang

diduga adanya kaitan dengan terjadinya pencemaran bakteri Escherichia

coli, seperti permeabilitas dan porositas tanah, tekstur dan struktur tanah,

arah aliran tanah, dan kecepatan aliran tanah.

Page 120: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

DAFTAR PUSTAKA

________. 1993. Juklak/Juknis Pengawasan Kualitas Air Aspek Mikrobiologis dan

Biologi Air Minum dan Air Bersih. Direktorat Jenderal Pemberantasan

Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jakarta

___________. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas Air

___________. 1990. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Adekunle A.S. 2009. Effects of Industrial Effluent on Quality of Well Water Within

Asa Dam Industrial Estate, Ilorin, Nigeria. Nature and Science.

Aliya, D.R. 2006. Mengenal Teknik Penjernihan Air. Semarang: Aneka Ilmu.

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Sungai. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Bapeldada Kota Pekanbaru. 2007. Laporan Pendataan Usaha atau Kegiatan Industri

yang Memanfaatkan Air Bawah Tanah di Kota Pekanbaru. Pekanbaru

Boekoesoe, Lintje. Tingkat Kualitas Bakteriologis Air Bersih di Desa Sosial

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Jurnal Inovasi, Vol. 7, No.4,

Desember 2010: 240-251

Buckman, O.Harry., Nyle C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya

Aksara

Bumulo, Septian. Hubungan Sarana Penyediaan Air Bersih dan Jenis Jamban

Keluarga dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Piloloda Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2012,

diakses dari http://ejurnal.fikk.ung.ac.id pada tanggal 24 November 2013

Page 121: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran.

Cheriatna, 2007. Mengatur Jarak Sumur dengan Septic Tank Rumah Tangga, diakses

dari http://artesis.wordpress.com pada tanggal 9 Maret 2014

Depkes RI, 2006. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun

2005. Jakarta: Dirjen PP&PL.

Depkes RI. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 1995. Pedoman Teknis Pelaksanaan Program Penyehatan Lingkungan

Pemukiman. Jakarta: Ditjen PPM & PLP.

Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes

RI.

Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Dirjen PPM dan

PL.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen PPM dan

PL.

Depkes RI. 2009. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta: Dirjen PPM

dan PL.

Desvita. 2001. Hubungan Jarak Sumber Pencemar, Kondisi Fisik Sarana dan

Perilaku terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Keparakakan, Yogyakarta.

(Tesis).

Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2006. Kualitas Air di Kota Bandung, diakses dari

http://www.bandung.go.id pada tanggal 12 Mei 2014

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2010. Profil Dinas Kesehatan Tangerang

Selatan 2010. Tangerang Selatan

Page 122: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2011. Profil Dinas Kesehatan Tangerang

Selatan 2011. Tangerang Selatan

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Entjang, Intan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Febby. 2012. Analisis Kualitas Air Minum Berdasarkan Total Coliform dan

Escherichia coli Pada Instansi Pengolahan Air, diakses dari http://febby-

analis.blogspot.com pada tanggal 12 Desember 2013

Gainey, Lord. 1961. Microbiology of Water and Sewage. New Jersey:Prentice Hall

Inc.

Gani, A. 2003. Mikrobiologi Sederhana. Surabaya: Media Utama

Ginting, Rina Mutiara. 2008. Hubungan Tingkat Resiko Pencemaran Terhadap

Kualitas Air Sumur Gali Di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan

Labuhan Tahun 2006. (Skripsi) Universitas Sumatera Utara

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa

Hasnawi, Heriyani. 2012. Pengaruh Konstruksi Sumur terhadap Kandungan Bakteri

Escherichia Coli pada Air Sumur Gali di Desa Dopalak Kecamatan

Paleleh Kabupaten Buol. (Skripsi) Universitas Negeri Gorontalo

Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat Yang

Kejadiannya Sangat Erat Dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan, diakses

dari http://library.usu.ac.id pada tanggal 24 November 2013

Idhamsyah. 2008. Pengaruh Lingkungan Fisik dan Perilaku Pemakai Sumur Gali

terhadap Kualitas Bakteriologis pada Air Sumur Gali di Kelurahan

Jembatan Mas, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Propinsi

Jambi. (Tesis).

Page 123: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, L. N. Ornston.

1995. Mikrobiologi Kedokteran, ed. 20, University of California, San

Francisco.

Juffrie, M, dkk. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Anak 0-35 Bulan

(Batita) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Vol 19. No 3. Juli 2006:

319-332

Junaedi, D, 2008. Buang Tinja Urusan Pribadi Masalah Bersama, diakses dari

http://kriyamedia.blogspot.com pada tanggal 18 Maret 2014

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riskesdas 2010. Kesehatan Lingkungan dan

Sanitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.

Jakarta

Kodoatie, Robert J. 2010. Tata Sumberdaya Air. Teknik Penyediaan Air. Yogyakarta:

Andi

Kusnoputranto, H. 1997. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsono. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air

Sumur Gali di Permukiman. Tesis: Universitas Diponegoro

Mugiati, 2005. Hubungan Antara Peranan Kontak Tani Dengan Dinamika Kelompok

Tani di Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Skripsi:

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Nazar, Herman, dkk. 2010. Kebijakan Pengendalian Pencemaran Sumber Air Bersih

Perumahan Sederhana di Kota Pekanbaru (Kasus di Kecamatan Tampan).

Journal of Environmetal Science, Vol (1), No. 4. 2010: 1-18

Nining. 2007. Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kandungan Bakteriologis Air

Sumur Gali di desa Manjung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten,

Jawa Tengah. (Tesis).

Page 124: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Notoatmodjo. S, 2003. Ilmu Kesehatan Masysarakat Prinsip-Prnsip Dasar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Pelczar M J, Chan E C S. 1980. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Prajawati, R. 2008. Hubungan Konstruksi dengan Kualitas Mikrobiologi Air Sumur

Gali. Ruwa Jurai Vol 2

Primadani, Winda, dkk. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare

diduga Akibat Infeksi di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten

Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2, Tahun 2012:

535-541

Provinsi Banten. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Banten 2010. Provinsi Banten

Pudjarwoto, Nuridah P. 1993. Kualitas Air Minum di Jakarta Ditinjau dari Sudut

Mikrobiologi. Sanitas Vol. II (3): 121-123

Puji Atuti, Wiwin. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Makanan dengan

Kejadian Diare Pada Balita. Jurnal Ilmiaha Kesehatan Keperawatan, Vol.

7, No. 3, Oktober 2011: 151-158

Puskesmas Paku Alam. 2012. Laporan Kesehatan Lingkungan Tahun 2012.

Tangerang Selatan

Puskesmas Paku Alam. 2012. Profil Kesehatan Puskesmas Paku Alam 2012.

Tangerang Selatan

Puskesmas Paku Alam. 2013. Profil Kesehatan Puskesmas Paku Alam 2013.

Tangerang Selatan

Puskesmas Paku Alam. 2014. Laporan Bulanan 2014. Tangerang Selatan

R.K, Linsley., Joseph, A.F. 1989 Teknis Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga

Page 125: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Radjak, Nurmala Ferbiyanti. 2013. Pengaruh Jarak Septic tank dan Kondisi Fisik

Sumur terhadap Keberadaan Bakteri Escherichia Coli. (Skripsi)

Universitas Negeri Gorontalo

Rahadi, E.B. 2005. Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Diare di Desa

Peganjaran Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Tahun 2005. (KTI) UMS.

Diakses dari http://etd.library.ums.ac.id pada tanggal 6 Mei 2014

Raharjo, Arif Setyo. 2004. Study Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air

Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten

Banyumas Tahun 2004. KTI, Mataram: JKL Mataram.

Sander, M.A. 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di Desa

Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika, Vol. 2 (2):.

164-193

Sardjana., Nisa, Hairun. 2007. Epidemiologi Penyakit menular. Jakarta: UIN Jakarta

Press

Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan. Bandung: Karya Putra Darwati

Seta, A.K. 1983. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air. Jakarta: Kalam M

Simadibrata M, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV 2006. Jakarta: Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajahmada

University Press

Sri Pujiati, Rahayu. 2010. Pengaruh Jarak Sumur Gali dengan Septic Tank Terhadap

Kandungan Bakteri Coliform Pada Air Sumur Gali. Jurnal IKESMA, Vol.

6, No. 1, Maret 2010

Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Buku Ajar

Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Binarupa Aksara

Page 126: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Suhardiman. 2007. Hubungan Eschericia Coli (E.Coli) dalam Air Minum dengan

Kejadian Diare pada Balita di Kota Tangerang tahun 2007. Tesis:

Universitas Indonesia

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta: Prenada

Media

Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup

Suprihatin. 2004. Keamanan Air Minum Isi Ulang diakses dari http://mma.ipb.ac.id/

pada tanggal 17 November 2013

Sutrisno, T., dkk. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta

Tri Bintoro, Bhakti Rochman. 2010. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan

Kejadian Diare Pada Balita di Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar. (Skripsi) Universitas Muhammadiyah Surakarta

Umiati. 2009. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare Pada

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun

2009. (Skripsi) Universitas Muhammadiyah Surakarta

Waluyo L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang Press

WHO. The top 10 causes of death diakses dari http://www.who.int pada tanggal 12

Oktober 2013

Wibowo, T., Soenarto, S., dan Pramono, D., 2004. Faktor-Faktor Risiko Kejadian

Diare Berdarah pada Balita di Kabupaten Sleman. Jurnal Berita

Kedokteran Masyarakat. Vol. 20. No.1. Maret 2004 : 41-48.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Yulisa. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak Balita

(Studi pada Masyarakat Etnis Dayak Kelurahan Kasongan Baru

Kecamatan Kentingan Hilir Kabupaten Kentingan Kalimantan Tengah).

(Skripsi) Universitas Diponegoro.

Page 127: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Zubir, Juffrie, M., dan Wibowo, T. 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut

pada Anak 0-35 Bulan (BATITA) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan.

Vol 19. No 3. Juli 2006. ISSN 1411-6197 : 319-332.

Page 128: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 1

Page 129: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 2

Page 130: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN
Page 131: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN
Page 132: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum wr.wb

Dengan ini saya Rizka Najla Huwaida, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Peminatan Kesehatan Lingkungan Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin

menyampaikan bahwa saya sedang melaksanakan penelitian dengan judul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ESCHERICHIA

COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

PAKUJAYA KECAMATAN SERPONG UTARA KOTA TANGERANG

SELATAN TAHUN 2014” yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarajat (SKM). Saya memohon kesediaan saudara untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jujur, semua jawaban akan terjamin

kerahasiaannya.

Apakah anda bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini?

1. Ya, saya bersedia

2. Tidak, saya tidak bersedia

Pakujaya, Februari 2014

Responden

( )

Page 133: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

No. Pertanyaan Diisi Oleh

Peneliti

A. IDENTITAS RESPONDEN

A1 Nama:

L / P [ ] A1

A2 Alamat: [ ] A2

A3 Nomor Telepon: [ ] A3

A4 Usia:...................Tahun [ ] A4

B. PERTANYAAN

B1 Berapakah kedalaman sumber air bersih rumah anda? …. meter

B2

Berapakah kedalam sumber air bersih yang kedap air?

0. < 3 meter

1. ≥ 3 meter

[ ] B2

B3

Apakah anda menggunakan sumber air selain air tanah untuk

memasak?

0. Air dalam kemasan (gallon)

1. Air isi ulang

2. PDAM

[ ] B3

B4

Apakah anda menggunakan sumber air selain air tanah untuk

minum?

0. Air dalam kemasan (gallon)

1. Air isi ulang

2. PDAM

[ ] B4

Page 134: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 4. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Beri tanda checklist (√) pada kolom sesuai hasil pengamatan dan isi dengan lengkap,

bila perlu pewawancara dapat bertanya kepada responden.

A. Observasi Sarana Air Bersih Sumur Pompa

No. Pengamatan

Hasil

Pengamatan

Ya Tidak

1. Ada jamban dengan jarak kurang dari 10 meter dari sekitar

sumur yang dapat menjadi sumber pencemar.

2. Ada/sewaktu-waktu ada genangan air dalam jarak 2 meter

dari sekitar sumur pompa.

3. Ada/sewaktu-waktu genangan air di atas lantai semen di

sekeliling pompa.

4. Ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa (yang

memungkinkan air merembes).

5. Saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada.

6. Ada sumber pencemaran lain dengan jarak kurang dari 10

meter dari pompa (misalnya kotoran hewan, sampah, dan

genangan air).

7. Lantai semen disekeliling pompa mempunyai radius

kurang dari 1 meter.

8. Dudukan pompa yang berbatasan dengan lantainya kurang

rapat/lepas (memungkinkan air merembes masuk kedalam

saluran-saluran dalam pompa.

9. Pipa distribusi tidak tertutup.

10. Kran air yang digunakan tidak bersih dan tidak terawat.

JUMLAH

Page 135: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

B. Observasi Sarana Air Bersih Sumur Gali

No. Pengamatan

Hasil

Pengamatan

Ya Tidak

1. Ada jamban dengan jarak kurang dari 10 meter dari sumur

gali yang dapat menjadi sumber pencemar.

2. Ada sumber pencemaran lain (kotoran hewan, sampah,

genangan air) dengan jarak kurang dari 10 meter.

3. Ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 meter

disekitar sumur gali.

4. Lantai semen sekeliling sumur mempunyai radius kurang

dari 1 meter.

5. Saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada.

6. Ada/sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai semen

sekeliling sumur.

7. Ada keretakan pada lantai sekitar sumur yang

memungkinkan air merembes masuk ke dalam sumur.

8. Sumur tidak tertutup rapat.

9. Dinding sumur sepanjang kedalaman 3 meter dari atas

permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/sempurna.

10. Bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga

memungkinkan air merembes ke dalam sumur.

Jumlah

Page 136: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 5. Lembar Hasil Pengukuran

A. HASIL PENGUKURAN

1. Berapakah jarak antara jamban dengan sumber air

bersih?

…… Meter

0. < 10 meter

1. ≥ 10 meter

2. Berapakah jarak antara septic tank dengan sumber

air bersih?

…. ..Meter

0. < 10 meter

1. ≥ 10 meter

Page 137: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 6. Lembar Hasil Uji Laboratorium

No

Coliform Escherichia Coli

(APM/100 ml)

Jumlah Keterangan Jumlah

1 8 Memenuhi 4

2 1 Memenuhi 1

3 80 Tidak Memenuhi 80

4 1601 Tidak Memenuhi 1601

5 1601 Tidak Memenuhi 1601

6 1600 Tidak Memenuhi 80

7 80 Tidak Memenuhi 80

8 23 Memenuhi 23

9 80 Tidak Memenuhi 80

10 900 Tidak Memenuhi 500

11 280 Tidak Memenuhi 280

12 500 Tidak Memenuhi 240

13 1 Memenuhi 1

14 900 Tidak Memenuhi 80

15 110 Tidak Memenuhi 26

16 80 Tidak Memenuhi 80

17 30 Memenuhi 23

18 1601 Tidak Memenuhi 1601

19 110 Tidak Memenuhi 4

Page 138: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

No

Coliform Escherichia Coli

Jumlah Keterangan Jumlah

20 1600 Tidak Memenuhi 240

21 17 Memenuhi 2

22 13 Memenuhi 13

23 500 Tidak Memenuhi 34

24 900 Tidak Memenuhi 240

25 23 Memenuhi 2

26 80 Tidak Memenuhi 80

27 1600 Tidak Memenuhi 1600

28 14 Memenuhi 14

29 80 Tidak Memenuhi 26

30 13 Memenuhi 4

31 1601 Tidak Memenuhi 23

32 11 Memenuhi 2

33 22 Memenuhi 22

34 500 Tidak Memenuhi 34

35 280 Tidak Memenuhi 280

36 1601 Tidak Memenuhi 1600

37 80 Tidak Memenuhi 80

38 350 Tidak Memenuhi 350

39 1601 Tidak Memenuhi 1601

40 350 Tidak Memenuhi 350

41 80 Tidak Memenuhi 80

Page 139: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

No

Coliform Escherichia Coli

Jumlah Keterangan Jumlah

42 1601 Tidak Memenuhi 23

43 80 Tidak Memenuhi 80

44 21 Memenuhi 4

45 7 Memenuhi 2

46 1 Memenuhi 1

47 21 Memenuhi 4

48 80 Tidak Memenuhi 80

49 7 Memenuhi 1

50 7 Memenuhi 2

51 21 Memenuhi 21

52 8 Memenuhi 4

53 30 Memenuhi 30

54 23 Memenuhi 23

55 7 Memenuhi 7

56 17 Memenuhi 17

57 11 Memenuhi 8

58 30 Memenuhi 23

59 13 Memenuhi 4

60 34 Memenuhi 6

61 350 Tidak Memenuhi 80

62 30 Memenuhi 23

63 17 Memenuhi 4

Page 140: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

No

Coliform Escherichia Coli

Jumlah Keterangan Jumlah

64 22 Memenuhi 22

65 21 Memenuhi 7

66 350 Tidak Memenuhi 80

67 280 Tidak Memenuhi 280

68 1600 Tidak Memenuhi 80

69 80 Tidak Memenuhi 80

70 280 Tidak Memenuhi 280

Page 141: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 7. Hasil Output Analisis Data

A. Analisis Univariat

1. Jumlah Coliform

Statistics

jumlah_coliform_air

N Valid 70

Missing 0

Mean .46

Median .00

Std. Deviation .502

Minimum 0

Maximum 1

jumlah_coliform_air

Frequenc

y

Percen

t

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid tidak

memenuhi 38 54.3 54.3 54.3

Memenuhi 32 45.7 45.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

2. Jumlah Escherichia Coli

Statistics

jumlah e coli (mpn)

N Valid 70

Missing 0

Mean 204.83

Median 26.00

Std. Deviation 442.720

Minimum 1

Maximum 1601

Page 142: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

jumlah e coli (mpn)

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 4 5.7 5.7 5.7

2 5 7.1 7.1 12.9

4 8 11.4 11.4 24.3

6 1 1.4 1.4 25.7

7 2 2.9 2.9 28.6

8 1 1.4 1.4 30.0

13 1 1.4 1.4 31.4

14 1 1.4 1.4 32.9

17 1 1.4 1.4 34.3

21 1 1.4 1.4 35.7

22 2 2.9 2.9 38.6

23 7 10.0 10.0 48.6

26 2 2.9 2.9 51.4

30 1 1.4 1.4 52.9

34 2 2.9 2.9 55.7

80 15 21.4 21.4 77.1

240 3 4.3 4.3 81.4

280 4 5.7 5.7 87.1

350 2 2.9 2.9 90.0

500 1 1.4 1.4 91.4

1600 2 2.9 2.9 94.3

1601 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

3. Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap Air

Statistics

kedalaman_kedap_air

N Valid 70

Missing 0

Mean .84

Minimum 0

Maximum 1

Page 143: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

kedalaman_kedap_air

Frequenc

y Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <3 11 15.7 15.7 15.7

>=3 59 84.3 84.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

4. Jarak antara Jamban dengan Sumber Air Bersih

Statistics

jarak_jamban_masy

N Valid 70

Missing 0

Mean .03

Minimum 0

Maximum 1

jarak_jamban_masy

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Val

id

tidak

memenuhi 68 97.1 97.1 97.1

memenuhi 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

5. Jarak antara Septic Tank dengan Sumber Air Bersih

Statistics

jarak_septictank_masy

N Valid 70

Missing 0

Mean .36

Minimum 0

Maximum 1

Page 144: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

jarak_septictank_masy

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Vali

d

tidak

memenuhi 45 64.3 64.3 64.3

memenuhi 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

6. Kondisi Fisik Sumber Air Bersih

Statistics

fisik_air_bersih_masy

N Valid 70

Missing 0

Mean .43

Minimum 0

Maximum 1

fisik_air_bersih_masy

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak

baik 40 57.1 57.1 57.1

baik 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 145: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

B. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Kedalaman Sumber Air Bersih yang Kedap terhadap Jumlah

Escherichia Coli Sumber Air Bersih

Ranks

kedala

man_k

edap_a

ir N Mean Rank Sum of Ranks

jumlah e

coli

(mpn)

<3 11 45.86 504.50

>=3 59 33.57 1980.50

Total 70

Test Statisticsb

jumlah e coli

(mpn)

Mann-Whitney U 210.500

Wilcoxon W 1980.500

Z -1.852

Asymp. Sig. (2-tailed) .064

Monte

Carlo Sig.

(2-tailed)

Sig. .066a

95% Confidence Interval Lower Bound .061

Upper Bound .071

Monte

Carlo Sig.

(1-tailed)

95% Confidence Interval Lower Bound .028

Upper Bound .035

Sig. .032a

a. Based on 10000 sampled tables with starting seed

957002199.

b. Grouping Variable:

kedalaman_kedap_air

Page 146: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

2. Pengaruh Jarak Jamban terhadap Jumlah Escherichia Coli Sumber Air

Bersih

Ranks

jarak_jamban_ma

sy N Mean Rank

Sum of

Ranks

jumlah e

coli (mpn)

tidak memenuhi 68 35.27 2398.50

Memenuhi 2 43.25 86.50

Total 70

Test Statisticsc

jumlah e coli

(mpn)

Mann-Whitney U 52.500

Wilcoxon W 2398.500

Z -.550

Asymp. Sig. (2-tailed) .582

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .604a

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .615b

95% Confidence

Interval

Lower Bound .606

Upper Bound .625

Monte Carlo Sig. (1-

tailed)

95% Confidence

Interval

Lower Bound .298

Upper Bound .316

Sig. .307b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed

1314643744.

c. Grouping Variable: jarak_jamban_masy

3. Pengaruh Jarak Septic Tank terhadap Jumlah Escherichia Coli Sumber

Air Bersih

Ranks

jarak_septictank_

masy N Mean Rank

Sum of

Ranks

jumlah e coli

(mpn)

tidak memenuhi 45 37.79 1700.50

Memenuhi 25 31.38 784.50

Total 70

Page 147: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Test Statisticsb

jumlah e coli

(mpn)

Mann-Whitney U 459.500

Wilcoxon W 784.500

Z -1.271

Asymp. Sig. (2-tailed) .204

Monte Carlo Sig.

(2-tailed)

Sig. .200a

95% Confidence Interval Lower

Bound .192

Upper

Bound .208

Monte Carlo Sig.

(1-tailed)

95% Confidence Interval Lower

Bound .096

Upper

Bound .108

Sig. .102a

a. Based on 10000 sampled tables with starting seed

743671174.

b. Grouping Variable: jarak_septictank_masy

4. Pengaruh Kondisi Fisik Sumber Air Bersih terhadap Jumlah

Escherichia Coli Sumber Air Bersih

Ranks

fisik_air_ber

sih_masy N Mean Rank Sum of Ranks

jumlah e coli

(mpn)

tidak baik 40 45.51 1820.50

baik 30 22.15 664.50

Total 70

Page 148: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Test Statisticsb

jumlah e coli

(mpn)

Mann-Whitney U 199.500

Wilcoxon W 664.500

Z -4.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .000a

95% Confidence Interval Lower

Bound .000

Upper

Bound .000

Monte Carlo Sig. (1-

tailed)

95% Confidence Interval Lower

Bound .000

Upper

Bound .000

Sig. .000a

a. Based on 10000 sampled tables with starting seed

1502173562.

b. Grouping Variable: fisik_air_bersih_masy

C. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Statist

ic df Sig.

jumlah e

coli (mpn) .382 70 .000 .474 70 .000

a. Lilliefors Significance

Correction

Page 149: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN
Page 150: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN
Page 151: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Lampiran 8. Foto

Gambar 1. Sterilisasi Botol

Page 152: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Gambar 2. Kondisi Fisik Air Bersih

Gambar 3. Jamban dan Kran yang Digunakan

Page 153: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Gambar 4. Septic Tank

Gambar 5. Pengambilan Sampel Air

Page 154: ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25645/1/RIZKA... · ESCHERICHIA COLI AIR BERSIH PADA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN

Gambar 5. Observasi, Wawancara, dan Pengukuran

Gambar 6. Kotak Es