esay narkoba fk unram .ppt
DESCRIPTION
essay narkobaTRANSCRIPT
1
Narkoba Perusak Bangsa
Dewasa ini kita sangat sering mendengar tentang bahaya narkoba,narkoba
merupakan obat bius, narkoba singkatan dari narkotik dan obat berbahaya dan
obat berbahaya adalah obat yang digolongkan dalam obat psikotropik (obat
kejiwaan). Narkotika banyak digunakan di bidang medis/kedokteran dengan
jumlah/kadar tertentu seperti yang digunakan pada bius (analgesic) untuk
mengurangi sakit dan merangsang tidur pada saat dilakukan operasi bedah. Tetapi
kenyataan yang terjadi di sekitar kita banyak penggunaan dari obat-obatan tadi
yang tidak sesuai dengan aturan.
Jenis dari narkotik itu sendiri sangat banyak, tetapi jenis narkotik yang
sering kita dengar atau kita jumpai di masyarakat adalah ganja,kokain,sabu-
sabu,heroin/morfin,ekstasi. Di masyarakat kita obat-obat tadi disalahgunakan
fungsinya. Padahal kita tahu banyak sekali dampak negative yang ditimbulkan
jika kita menggunakan sembarangan, diantaranya adalah kita akan mengalami
ketergantungan terhadap obat-obat tadi, tubuh kelihatan kurus,pucat, kejang
kejang, tingkah laku menjadi agresif dan mengarah ke perbuatan jahat,
berkurangnya nafsu makan,pusing, perut mual, dan jantung berdebar-debar.
Dalam kurun waktu belakangan ini penggunaan narkoba sangat marak di
masyarakat baik di kalangan anak muda, preman, penjahat, para pengangguran.
Banyak juga terjadi di kalangan orang dewasa maupun siswa dan mahasiswa yang
melarikan diri dari stress karena tekanan rumah tangga, di sekolah maupun patah
hati karena putus dengan pacarnya. Hal tersebut merupakan titik awal perhatian
kita semua dalam rangka pencegahan atau mengurangi terjadinya penyalahgunaan
narkoba terutama di kalangan remaja ( siswa maupun mahasiaswa ) karena para
anak muda sangat sensitive dan bersikap penuh gejolak, temperamental memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, ingin mencoba sesuatu yang terlarang Karena
semuanya itu dilakukan untuk menonjolkan identitasnya sehingga perilaku para
siswa/anak muda sangat rentan untuk mengonsumsi atau menyalahgunakan
narkoba.
2
Seperti yang telah dijelaskan narkoba terdiri dari narkotika dan obat-obat
berbahaya dan obat obat berbahaya tersebut adalah obat yang digolongkan dalam
obat psikotropika. Kata Narkotika , berasal dari bahasa Yunani “narkotikos, yang
artinya dalam bahasa medis adalah lethargy, yaitu seseorang yang berada dalam
keadaan lesu, lemah, letih dan kelelahan. Sedangkan secara umumnya narkotik
adalah zat yang dapat menimbulkan perubahan perasaan, penalaran dan
pengamatan”(Darmono, 2005:22). Di Amerika pembuatan Undang-Undang yang
mengatur mengenai pencegahan penyalahgunan narkoba dan obat-obatan
terlarang lainnya telah ada sejak tahun 1970, setelah 35 tahun kemudian muncul
kontraversi mengenai penggunaan mariyuana di bidang medis karena terbukti jika
terjadi penyalahgunaan pemakaian akan mengakibatkan ketergantungan fisik
maupun psikis, John Ashcroft, seorang senator dari Missouri yang melawan
kontraversi tersebut dengan kuat, pemerintah negara pun memberi izin kepada
para dokter untuk menggunakan dan mengatur penggunannya di bidang
medis(Steinbrook, 2004:1381). Tetapi dari hasil survey mengenai narcotic dan
opioid/opiat ternyata banyak orang tidak mengetahui tentang opioid, disisi lain
narcotic lebih dikenal tetapi dengan berbagai pemahaman termasuk di dalamnya
hal-hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang dan zat-zat yang
bisa menimbulkan ketergantungan. Pandangan negative sebagian orang mengenai
narkoba sangat jelas dibandingkan dengan opioid, padahal keduanya sama-sama
berbahaya dan dapat menimbulkan ketergantungan tergantung bagaimana kita
mempergunakannya, keduanya bisa berdampak positif maupun negative,
pemahaman dari sebagian orang berbeda-beda hal tersebut disebabkan oleh
beberapa factor seperti tingkat pendidikan, usia, gender, status social-ekonomi(
Mangione dan Matoka, 2008).
Menurut Undang-undang RI No 22 tahun 1997 tentang narkotika :
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan
perubahan kesadaran dan menimbulkan ketergantungan” (Darmono, 2005:22-23).
3
Dilihat dari tingkat terjadinya efek ketergantungan,Darmono (2005:23)
menyimpulkan bahwa, Narkotik digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :
Golongan I
Dalam golongan ini narkotik hanya digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan (IPTEK) saja tidak untuk terapi, disamping itu golongan ini memiliki
potensi ketergantungan yang sangat tinggi. Contoh narkotik golongan ini adalah:
Tanaman Papaver somniferum L. (Opioit),Tanaman Erytroxylum coca
(kokain),Tanaman Canabis sativa (ganja).Berikut beberapa penjelasannya, Opioit/
opiat : jenis senyawa alami, baik sintetik maupun semisintetik yang mempunyai
efek seperti morfin. Kokain : kokain diekstrasi dari tanaman koka, bentuk
kokain ada dua yaitu kokain basa dan garam kokain. Dari sifat kelarutannya
tersebut maka kokain HCl digunakan untuk dihirup/injeksi, sedangkan kokain
basa dirokok.
Golongan II
Narkotika golongan ini berkasiat untuk pengobatan tetapi digunakan
sebagai pilihan terakir dalam pengobatan. Narkotika golongan ini juga memiliki
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contohnya: morfin, opium,
metadon,heroin. Berikut beberapa penjelasannya Opium : Getah tanaman
muda papaverum somniferum L, berwarna kecoklatan dengan kadar morfin 4-
21%. Morfin : Ekstrak alkaloid opium dari bermacam-macam solven. Bentuk
klorida atau garam sulfat lebih mudah larut berwarna putih, rasanya pahit, tersedia
dalam bentuk tablet,kapsul, maupun cairan. Metadon : senyawa sintetik
bukan derivat morfin, dapat digunakan untuk substitusi pengguna morfin sehingga
dapat mengurangi adiksi dari morfin.
Golongan III
Golongan narkotika yang ini berkasiat untuk pengobatan dan juga untuk
ilmu pengetahuan, obat ini hanya berpotensi ringan untuk mengakibatkan
ketergantungan. Misalnya kodein. Berikut penjelasannya Kodein : Senyawa
4
sintetik yang dibuat dari metilasi morfin. Kekuatannya 1/6 dari morfin, biasanya
utnuk obat batuk.
Dilihat dari penggolongannya tadi telah jelas bahwa narkotika hanya
digunakan untuk pelayanan kesehatan yang terbatas dan tidak untuk umum.
Tetapi kenyataan di sekitar kita banyak sekali kejadian penyalahgunaan baik
narkotika maupun obat-obat terlarang lainnya yang bisa kita temui terutama di
kalangan anak muda, orang dewasa, bahkan pengangguran. Terutama di kalangan
anak muda, pelajar saat ini tingkat penyalahgunaan narkotika sangat tinggi, hal ini
terjadi karena tingkat keingintahuan,sikap temperamental dan gejolak dalam jiwa
anak muda masih sangat tinggi(Fatckhurohman,2006). Banyak faktor yang
menyebabkan terjangkitnya narkotika di kalangan remaja, diantaranya karena
ingin mencoba-coba, ikut-ikutan teman, dan yang lebih mendasar lagi karena
adanya persoalan-persoalan yang mempengaruhi psikologis baik yang bersumber
dari keluarga maupun dari luar. Tetapi mereka tidak menyadari dampak negative
dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri, berasarkan fakta dan data yang ada,
BNN (2009) menyimpulkan gejala yang diakibatkan penyalahgunaan narkoba
sebagai berikut : Opiat (heroin, morfin,) : perasaan senang dan bahagia, acuh tak
acuh (apati), malas bergerak, mengantuk, rasa mual, bicara, cadel, pupil mata
mengecil (melebar jika overdosis), gangguan perhatian/daya ingat. Ganja : rasa
senang dan bahagia, santai dan lemah, acuh tak acuh, mata merah, nafsu makan
meningkat, mulut kering, pengendalian diri kurang, sering menguap/ngantuk,
kurang konsentrasidepresi. Amfetamin (shabu, ekstasi) : kewaspadaan
meningkat, bergairah, rasa senang, bahagia, pupil mata, lebar, denyut nadi dan
tekanan darah meningkat, sukar tidur/ insomnia, hilang nafsu makan . Kokain :
Denyut jantung cepat, agitasi psikomotor/gelisah, euforia/rasa gembira berlebihan,
rasa harga diri meningkat , banyak bicara, kewaspadaan meningkat , kejang, pupil
(manik mata) melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa dingin. Begitu
juga dengan tanda-tanda yang muncul yang dikarenakan penyalahgunaan narkoba,
dilihat dari segi fisik, pemakai narkoba cenderung mengalami penurunan berat
badan drastis, mata kelihatan cekung. Dari segi emosi juga dapat terlihat sangat
5
sensitive dan cepat bosan, emosi sangat labil. Dari perilakunya pun terlihat malas,
cenderung melakukan hal-hal negative. Apalagi jika hal ini terjadi di kalangan
remaja, anak muda bahkan para pelajar, hal ini akan berdampak buruk bagi masa
depan mereka, masa depan bangsa kita juga akan terancam jika para generasi
muda, generasi penerus bangsa telah rusak dengan berbagai bentuk
penyalahgunaan narkoba. Keadaan tersebut perlu mendapat perhatian penuh dari
kita semua dalam rangka menyelamatkan nasib dan masa depan bangsa. Upaya
untuk memecahkannya di perlukan mediator yang bisa meengarahkan para
generasi muda khusunya para pelajar keluar dari jeratan lingkungan narkoba yang
dialami( Fatckhurahman, 2006).
Menurut kesepakatan Convention on the rights of the child (CRC) yang
juga disepakati Indonesia tahun 1989, “setiap anak berhak mendapatkan informasi
kesehatan reproduksi termasuk (HIV/Aids dan Narkoba) dan dilindungi secara
fisik maupun mental” (Alkaff, 2008). Namun kenyataanya saat ini banyak
ditemukan anak berusia 7 tahun telah mengonsumsi narkoba, berdasarkan data
riset BNN dan Universitas Indonesia, “kasus penggunaan oleh pelaku di tingkat
SD hingga tahun 2007 mencapai 12.305” (Alkaff, 2008), hal ini sangat
mengkhawatirkan seiring meningkatnya kasus narkoba, berbagai cara telah
diupayakan walau sampai sekarang upaya yang dilakukan masih banyak menemui
kendala ( Darmono, 2005).
Hal tersebut menunjukkan bahwa perlindungan anak dari bahaya narkoba
belum efektif, narkoba adalah hal kritis dan cukup rumit tidak bisa diselesaikan
hanya dengan satu pihak , karena narkoba bukan hanya masalah individu
melainkan masalah semua orang. Upaya efektif untuk mengatasinya khususnya
dimulai dari kalangan muda dan para pelajar dimana mereka sangat rentan. Anak-
anak membutuhkan informasi dan strategi untuk mencegah dan mengurangi
bahaya narkoba. Salah satu upaya yang efektif adalah melakukan program yang
menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented). (Joyce
Djaelani Gordon, 2007). Keberadaan guru pembimbing di sekolah sangat
diperlukan dimana salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah upaya untuk
6
melakukan pencegahan (preventif). Upaya preventif itu sendiri dapat diwujudkan
dengan program pembentukan kelompok belajar, ekstrakulikuler, pramuka,
kegiatan keagamaan dan sebagainya ( Fatckhurohman, 2008). Ada tiga hal yang
harus diketahui dalam memberikan informasi tentang narkoba disekolah guna
mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba disekolah, yang pertama adalah
mengikutsertakan keluarga karena banyak penelitian menunjukkan bahwa sikap
orang tua mempunyai peran peting dalam membentuk keyakinan anak akan
penggunaan narkoba. Kedua, memberikan kebijakan dan penjelasan secara
konsistenten untuk tidak menggunakan narkoba karena narkoba itu salah dan
dapat membahayakan kesehatan fisik maupun psikis bahkan bisa menyebabkan
kematian. Ketiga, meningaktkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak
jadi pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi
personal antara orang dewasa dengan remaja, dengan demikian mendorong orang
dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh badi para remaja(Alkaff, 2008).
Terkait dengan maraknya penggunaan narkobadi Sumatra Barat terutama
yang menyerang generasi muda (pelajar dan mahasiswa), BNN bekerjasama
dengan Badan Narkotika Propinsi Sumatra Barat , melakukan penyuluhan kepada
sekitar 240 guru SD,SMP,SMA se-kota Padang. Dalam penyuluhan tersebut
terbukti peran guru begitu besar dan sangat penting dalam pencegahan peredaran
narkoba di kalangan siswa. Peran para guru juga sangat membantu pemerintah
untuk menekan penggunaan (pecandu) narkoba di Sumatra Barat yang jumlahnya
begitu mengkhawatirkan demi menyelamatkan generasi penerus bangsa(Fahmi,
2008). Hal yang serupa juga dilakukan oleh BNK (Badan Narkotika Kabupaten)
Jembrana yang di ketuai oleh I Ketut Suarta bersama tim penyuluh, I Ketut
Suarta(2008) selaku sekretaris BNK Kabupaten Jembrana menyimpulkan bahwa
sejak tahun 2005 di Kabupaten Jembrana telah terjadi 76 kasus narkoba,
sementara di Indonesia dari 16.252 sejak tahun 2005, 15.000 remaja Indonesia
meninggal dunia akibat narkoba, hal tersebut sangat disayangkan, oleh karena itu
sejak dini perlu dilakukan penyuluhan, pemberian informasi kepada para pelajar
para generasi penerus bangsa mengenai bahaya narkoba, hal-hal negative yang
7
diakibatkan oleh narkoba, apabila seseorang telah kecanduan narkoba dia akan
merasa ketergantungan dan jika dilakukan penghentian pemakaian jasmaninya
akan semakin lemah, pikirannya akan menjadi kalut dan cepat emosi, selain itu
dalam penyuluhannya tim penyuluhan narkoba dari BNK Kabupaten Jembrana
juga memberikan berbagai pemahaman, pengertian, dan dampak yang
ditimbulkan oleh barang haram tersebut, diharapkan juga para siswa semuanya
untuk bisa berfikir positif dan jauh kedepan demi keselamatan generasi muda dan
keselamatan bangsa. Di Samarinda, tepatnya di kelurahan Sidomulyo, kecamatan
Samarinda Ilir BNK juga melakukan hal yang sama yaitu penyuluhan mengenai
narkoba dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba(Elfansyah, 2007). Tetapi kali ini penyuluhan tidak
langsung kepada para generasi muda, pelajar maupun mahasiswa di Samarinda,
melainkan penyuluhan dimulai dari IRT(ibu rumah tangga),kenapa harus ibu,
Lambri(2008) menyimpulkan hal ini terbukti mampu memberikan dampak
positive bagi anak dalam rangka penyuluhan dan pencegahan narkoba, dalam
kenyataannya sosok ibu terbukti lebih dekat dengan anak-anaknya, tetapi tidak
terlepas pula peran anggota keluarga lainnya, penyuluhan dilakukan untuk
memberikan pemahaman mengenai narkoba, jenis-jenis narkoba, dan gejala-
gejala awal tanda pemakaian awal barang haram tersebut. Jika para ibu sudah
mengetahui tentang narkoba dan bagaimana cara kerjanya serta gejala-gejala
pemakaiannya, maka para ibu akan mudah mendeteksi lebih awal perubahan
perilaku pemakainya. Keselamatan seluruh anggota keluarga tidak terlepas dari
peran ibu dalam memantau semua kegiatan dan pergaulan anggota keluarganya
khususnya anak. Mengingat begitu besar bahaya narkoba bagi kita semua generasi
muda, perlu adanya usaha penyuluhan untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang terbukti efektif dan cepat dapat
dimulai dari pemberian penyuluhan langsung di sekolah, kemudian
mengoptimalkan fungsi dari guru pembimbing konseling,selain itu ibu juga
sangat besar peranan dan memberi arti penting dalam usaha pencegahan
penyalahgunaan narkoba khususnya dikalagan anak-anak, karena sosok seorang
ibu lebih dekat dengan anak-anaknya.
8
Daftar Pustaka
Alkaff,R. (2008).Pencegahan dampak buruk narkoba pada anak sekolah.
Available from:http://www.kesrepro.info/?q=node/400(diakses 23 September
2009).
Ballantyne,C.J., & Mao,J. (13 November 2003).Opioid therapy for chronic pain.
N Engl J Med,349;20. Available from:
http://content.nejm.org/cgi/reprint/349/20/1943.pdf (diakses 28 September 2009).
Coyle,T.J. (26 April 2001). Drug treatment of anxiety
disorders in children. N Engl J Med, Vol. 344, No. 17. Available from:
http://content.nejm.org/cgi/reprint/344/17/1326.pdf ( diakses 28 September 2009).
Darmono.(2005).Toksikologi Narkoba dan Alkohol.Jakarta:UI Press.
Elfnsyah,N. (2007).Penyuluhan narkoba bagi IRT dinilai efektif. Available from:
http://www.samarinda.go.id/2007/03/10/penyuluhan-narkoba-bagi-irt-dinilai-
efektif (diakses 26 September 2009).
Fahmi,M. (2008).BNN melakukan penyuluhan narkoba. Available from:
http://www.bnn.go.id/konten.php?nama=KegiatanCegah&op=detail_kegiatan_ceg
ah&id=25&mn=2&smn=f (diakses 24 September 2009).
Fatckhurohman,M. (2008). Peran guru pembimbing dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkotika pada siswa sma negeri dan swasta kota Palangkaraya.
Available from:http://www.eprints.ums.ac.id/384/1/3._FATCKHUROHMAN.pdf
(diakses 23 September 2009).
Mangione,P.M., & Matoka,C.M. (2008). Improving pain management
communication: how patients understand the terms "opiod" and "narcotic".
Available from:
9
http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=2518032&blobtype=pdf
(diakses 28 September 2009).
Soin,S.J, et al. ( 3 Maret 1975 ). Increased sensitivity of regional measurements in
early detection of narcotic lung disease. CHEST, 67: 3. Available from:
http://chestjournal.chestpubs.org/content/67/3/325.full.pdf ( 25September 2009).
Steinbrook, R. ( 30 September 2004).Medical marijuana, physician-assisted
suicide, and the contolled substances act. N EnglJ Med,
351;14. Available from: http://content.nejm.org/cgi/reprint/351/14/1380.pdf (28
September 2009).
Suarta,K.I. (2008), BNK Jembrana gelar penyuluhan narkoba. Available from:
http://www.jembranakab.go.id/detail_berita.php?action=detail&newsid=313
(diakses 25 September 2009).