tugas akmen bab 7_maksi unram

43
28 INTERPRETASI LAPORAN KEUANGAN DAN PERSPEKTIF ALTERNATIF TEORI Bab ini menunjukkan bagaimana analisis rasio dapat digunakan untuk menginterpretasikan laporan keuangan. Penafsiran ini meliputi profitabilitas, likuiditas (aliran kas), utang (pinjaman), aktivitas/efisiensi dan laba pemegang saham. Sebuah studi kasus menunjukkan bagaimana penggunaan rasio dapat melihat sesuatu “di balik angka” yang terdapat dalam Laporan Tahunan. Bab ini diakhiri dengan beberapa kerangka teori alternatif pada pelaporan keuangan. ANALISIS RASIO Laporan Laba Rugi (Akun Laba Rugi), neraca dan laporan arus kas dapat dipelajari dengan menggunakan rasio. Rasio biasanya dua angka, dengan satu yang dinyatakan sebagai persentase dari yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membantu menafsirkan pertumbuhan atau tren dari tahun ke tahun dengan membandingkannya dengan kinerja rata-rata industri ataupun kinerja pesaing secara individu. Analisis rasio dapat digunakan untuk menafsirkan kinerja terhadap lima kriteria: • tingkat profitabilitas; • likuiditas, yaitu arus kas;

Upload: fatwa-kasipahu

Post on 16-Sep-2015

282 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Akmen Bab 7_Maksi Unram

TRANSCRIPT

INTERPRETASI LAPORAN KEUANGAN DAN PERSPEKTIF ALTERNATIF TEORI

Bab ini menunjukkan bagaimana analisis rasio dapat digunakan untuk menginterpretasikan laporan keuangan. Penafsiran ini meliputi profitabilitas, likuiditas (aliran kas), utang (pinjaman), aktivitas/efisiensi dan laba pemegang saham. Sebuah studi kasus menunjukkan bagaimana penggunaan rasio dapat melihat sesuatu di balik angka yang terdapat dalam Laporan Tahunan. Bab ini diakhiri dengan beberapa kerangka teori alternatif pada pelaporan keuangan.

ANALISIS RASIOLaporan Laba Rugi (Akun Laba Rugi), neraca dan laporan arus kas dapat dipelajari dengan menggunakan rasio. Rasio biasanya dua angka, dengan satu yang dinyatakan sebagai persentase dari yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membantu menafsirkan pertumbuhan atau tren dari tahun ke tahun dengan membandingkannya dengan kinerja rata-rata industri ataupun kinerja pesaing secara individu. Analisis rasio dapat digunakan untuk menafsirkan kinerja terhadap lima kriteria: tingkat profitabilitas; likuiditas, yaitu arus kas; utang, yaitu proporsi pinjaman investasi pemegang saham; seberapa efisien aset yang digunakan; dan keuntungan pemegang saham.Ada beberapa definisi berbeda yang dapat digunakan untuk menjelaskan masing-masing rasio. Namun, yang terpenting bahwa apapun rasio yang digunakan, rasio sangat berarti bagi dunia bisnis dan harus diterapkan secara konsisten. Rasio yang paling umum diikuti mengacu pada contoh Laporan Laba Rugi dan Neraca dalam Bab 6 dan yang diulang di bawah ini di Tabel 7.1, 7.2 dan 7.3.Rasio hampir selalu dinyatakan sebagai persentase (dengan mengalikan jawaban dengan 100). Berikut contoh yang akan ditampilkan (satuan dalam ribuan pound). Tabel 7.1 Laporan Laba RugiTurnover (Perputaran)2,000,000

Dikurangi : Biaya penjualan 1,500,000

Laba Kotor 500,000

Dikurangi : Beban Penjualan, Administrasi dan Keuangan 400,000

Laba Operasi Sebelum Bunga dan Pajak 100,000

Tabel 7.2 Laporan Laba Rugi (Lanjutan)Laba Operasi Sebelum Bunga dan Pajak 100,000

Dikurangi : Bunga 16,000

Laba Sebelum Pajak 84,000

Dikurangi : Pajak Penghasilan 14,000

Laba Setelah Pajak 70,000

Dikurangi : Deviden 30,000

Laba Ditahan 40,000

Tabel 7.3. NeracaAset Tetap1,150,000

Aset Lancar

Piutang300,000

Persediaan200,000

500,000

Dikurangi: Utang Jatuh Tempo Dalam 1 Tahun

Utang300,000

Overdraf Bank50,000

350,000

Aset Lancar Bersih150,000

Total Aset Dikurangi Liabilitas Lancar1,300,000

Dikurangi: Utang Jatuh Tempo Lebih dari 1 Tahun

Pinjaman Jangka Panjang300,000

Jumlah Aset Bersih1,000,000

Modal dan Cadangan1,000,000

PROFITABILITASReturn On (Shareholder) Investment (ROI) atau Tingkat Pengembalian Investasi

Return On Capital Employed (ROCE) atau Tingkat Pengembalian Modal yang digunakan

Margin Operasi (Laba Operasi/Penjualan)

Margin Kotor (Laba Kotor/Penjualan)

Overhead/Penjualan

Setiap rasio profitabilitas menyediakan metode yang berbeda dalam menafsirkan profitabilitas. Kinerja bisnis yang memuaskan membutuhkan tingkat pengembalian yang memadai atas dana pemegang saham dan jumlah modal yang digunakan dalam bisnis (total investasi pemegang saham dan pemberi pinjaman). Laba juga harus dicapai sebagai persentase dari penjualan yang harus berkembang dari tahun ke tahun. Laba operasional dan margin laba kotor menekankan unsur-unsur yang berbeda dari kinerja bisnis.Cara berikutnya yaitu menafsirkan kinerja pertumbuhan penjualan yang dinyatakan sebagai:

Oleh karena itu, penjualan tahun sebelumnya menjadi 1,800 (tanpa merujuk pada contoh), perkembangan penjualan akan menjadi:

Bisnis dan pasar saham tidak hanya ingin melihat peningkatan profitabilitas, tetapi juga peningkatan penjualan yang merupakan ukuran penting dari keberlanjutan jangka panjang laba.

LIKUIDITAS

Modal Kerja (Working capital)

Rasio Cepat (Acid test/quick ratio)

Sebuah bisnis yang memiliki rasio lancar kurang dari 100% mungkin akan berpotensi kesulitan dalam membayar utang. Disisi lain, perusahaan yang memiliki rasio modal kerja yang tinggi mungkin tidak dapat memanfaatkan asetnya secara efektif.

UTANGGearing Ratio (Rasio Utang)

Interest Cover (Penutupan Bunga)

Semakin tinggi utang, maka semakin tinggi pula risiko membayar utang dan bunga. Semakin rendah penutup bunga, semakin banyak tekanan ada pada keuntungan untuk mendanai biaya bunga. Namun, karena yang digunakan adalah dana eksternal, maka tingkat keuntungan yang lebih tinggi akan diterima oleh pemegang saham. Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian merupakan bagian penting dalam menafsirkan kinerja bisnis. Perhatikan contoh pada Tabel 7.4 dari risiko dan tingkat pengembalian pada bisnis yang modalnya berasal dari campuran utang dan ekuitas. Sementara contoh pada Tabel 7.4 tingkat pengembalian modal yang digunakan adalah tetap 20% (laba usaha sebesar 20,000 dari modal yang digunakan sebesar 100,000), tingkat pengembalian dana pemegang saham meningkat sebagai utang menggantikan ekuitas. Peningkatan tingkat pengembalian terhadap pemegang saham ini membawa sebuah risiko yang meningkat sebagai proporsi keuntungan yang diambil dari kenaikan beban bunga (dan tercermin dalam rasio penutup bunga). Jika keuntungan menurun, akan ada lebih banyak resiko lagi yang disebabkan oleh bisnis seperti ini.TabeL 7.4. Resiko dan Keuntungan-Efek dari Perbedaan Campuran Hutang /Ekuitas100% Ekuitas50% Ekuitas50% Utang10% Ekuitas90% Utang

Modal yang digunakan100,000100,000100,000

Ekuitas100,00050,00010,000

Utang050,00090,000

Laba Operasi Sebelum Bunga dan Pajak20,00020,00020,000

Bunga 10% dari Utang05,0009,000

Laba Setelah Bunga20,00015,00011,000

Pajak 30%6,0004,5003,300

Laba Setelah Pajak14,00010,5007,700

Tingkat Pengembalian Investasi14%21%77%

AKTIVITAS/EFISIENSIAsset Turnover (Perputaran Aset)

Ini adalah ukuran seberapa efisien aset yang digunakan untuk menghasilkan penjualan. Tujuan utama investasi aset adalah meningkatkan penjualan.

MENGELOLA PIUTANGYang menjadi ukuran utama seberapa efektif piutang dikelola adalah jumlah hari penjualan belum tertagih. Jumlah hari penjualan belum tertagih adalah:

Bisnis ini memiliki penjualan sebesar 2 juta dan piutang sebesar 300,000. Rata-rata penjualan harian adalah sebesar 5,479 ( 2 juta / 365 ). Ada 54.75 rata-rata hari penjualan yang luar biasa ( 300,000 / 5,479 ). Target jumlah hari penjualan belum tertagih akan sangat berfungsi dalam industri dimana ini akan menjadi masa piutang yang ditawarkan oleh perusahaan dan efisiensi antara persetujuan kredit dan kegiatan pengumpulan. Manajemen piutang bertujuan untuk mengurangi penjualan belum tertagih dari waktu ke waktu dan meminimalkan piutang tak tertagih. Kebijakan yang diterima akan bertujuan untuk menentukan kelayakan piutang pelanggan baru sebelum penjualan dilakukan. Hal ini dapat dicapai dengan memeriksa referensi perdagangan dan perbankan, mencari rekening perusahaan dan berkonsultasi dengan biro kredit untuk setiap laporan yang merugikan. Batas kredit dapat ditetapkan untuk setiap pelanggan. Kebijakan penagihan harus memastikan dengan cepat dan akurat terkait faktur dan pernyataan yang dikeluarkan, dimana setiap pertanyaan yang diselidiki harus segera diidentifikasi dan terus-menerus ditindak lanjuti (melalui telepon dan pos), pelanggan yang telat membayar juga harus terus diperhatikan. Diskon dapat menjadi tawaran yang menarik untuk penyelesaian selama masa piutang. Piutang tak tertagih dapat terjadi karena bisnis pelanggan gagal. Untuk alasan ini. perusahaan menetapkan ketentuan (lihat sebelumnya dalam bab ini) untuk menutupi kemungkinan pelanggan tidak mampu membayar utang mereka.

MENGELOLA PERSEDIAANUkuran utama seberapa efektif persediaan dikelola adalah mengelola perputaran persediaan (atau stock turn). Perputaran persediaan dirumuskan sebagai:

Contohnya, penjualan adalah 1,5 juta dan persediaan 200,000. Maka Perputaran persediaan 7.5 ( 1,500,000/ 200,000). Ini berarti bahwa perputaran persediaan 7.5 kali pertahun atau rata-rata tiap 49 hari (365/7.5). Manajemen persediaan membutuhkan sistem pengawasan persediaan yang akurat dan uptodate. Seringkali pada pengawasan persediaan, prinsip Pareto (sering juga disebut aturan 80/20) diaplikasikan. Aturan ini mengakui bahwa proporsi yang kecil (20%) dari jumlah persediaan barang menyumbang proporsi yang relatif besar (80%) dari total nilai. Dalam pengawasan persediaan, analisis ABC mengambil pendekatan bahwa daripada mencoba untuk mengelola semua item persediaan secara sama, harus dilakukan upaya untuk memprioritaskan item 'A' yang menjelaskan sebagian besar nilai, kemudian item 'B' dan jika waktu memungkinkan banyak lagi nilai yang dapat didapatkan yaitu nilai item 'C'. Beberapa bisnis mengadopsi metode just-in-time (JIT) untuk meminimalkan persediaan, memperlakukan persediaan sebagai sumber daya yang terbuang. JIT membutuhkan perencanaan produksi yang canggih, pengawasann persediaan dan pengelolaan rantai pasokan sehingga persediaan hanya diterima ketika diperlukan dalam produksi atau penjualan. Persediaan dapat dihapuskan karena persediaan hilang, usang atau kerusakan. Untuk alasan ini, perusahaan menetapkan ketentuan untuk menutupi kemungkinan penghapusan bagian dari nilai persediaan.

MENGELOLA UTANGSama seperti pentingnya menagih piutang dari pelanggan, sangat penting juga untuk memastikan bahwa pemasok dibayar dalam masa pinjaman. Ukuran utama seberapa efektif utang dikelola adalah jumlah hari belum terbayar. Jumlah hari belum terbayar:

Bisnis memiliki beban pokok penjualan (biasanya pembelian kredit utama, karena banyak biaya misalnya gaji, sewa dan lain-lain - tidak secara kredit) sebesar 1,5 juta dan utang sebesar 300,000. Pembelian harian rata-rata 4,110 ( 1,500,000/365). Oleh karena itu, biasanya rata-rata sebanyak 73 hari pembelian biasa ( 1,300,000/14,110). Angka ini harus dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan kepada pemegang saham (lihat Bab 7). Jumlah hari belum terbayar akan mencerminkan masa utang yang ditawarkan oleh pemasok, ada diskon yang dapat diperoleh untuk pembayaran yang cepat dan tindakan koleksi yang diambil oleh pemasok. Kegagalan untuk membayar utang dapat mengakibatkan hilangnya atau penghentian pasokan, yang kemudian dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan pelanggan.

TINGKAT PENGEMBALIAN PEMEGANG SAHAMUntuk rasio ini, dibutuhkan beberapa informasi tambahan :Jumlah saham yang diterbitkan100.000Nilai Pasar Saham 2.50Deviden Per lembar saham (Devidend per share)

Rasio Deviden yang dibayarkan (Devidend payout ratio)

Hasil Deviden (Devidend yield)

Laba Per Lembar Saham (Earning per share)

Rasio Harga/Laba (Price/Earning (P/E)

Rasio pemegang saham adalah ukuran dari tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas investasi mereka dalam bisnis. Rasio keuntungan dan pendapatan mencerminkan tingkat pengembalian tahunan untuk pemegang saham, sedangkan rasio P/E mengukur jumlah kelebihan tahun di mana investasi dalam saham akan dikembalikan melalui penghasilan.

PENAFSIRAN INFORMASI KEUANGAN MELALUI RASIOPenafsiran rasio apapun tergantung pada industrinya. Secara khusus, rasio perlu ditafsirkan sebagai tren dari waktu ke waktu, atau dengan membandingkan rasio rata-rata industri atau rasio pesaing. Perbandingan ini membantu menentukan apakah kinerja membaik dan mungkin perbaikan diperlukan. Berdasarkan pemahaman tentang konteks bisnis dan kondisi persaingan, dan informasi yang diberikan oleh analisis rasio, pengguna laporan keuangan dapat membuat penilaian tentang pola kinerja masa lalu dan prospek perusahaan dan kekuatan keuangan. Secara garis besar, tujuan dari bisnis-bisnis adalah: meningkatkan tingkat keuntungan dan dana pemegang saham, modal yang digunakan dan penjualan; kecukupan likuiditas (rasio aktiva lancar terhadap kewajiban tidak kurang dari 100%) untuk memastikan bahwa utang dapat dibayar saat jatuh tempo, tetapi tidak dengan tingkat yang berlebihan untuk menyatakan bahwa dana tidak efisien digunakan; tingkat utang yang sepadan dengan risiko bisnis yang diambil: efisiensi tinggi sebagai akibat dari memaksimalkan penjualan dari investasi bisnis: dan Tingkat pengembalian memuaskan atas investasi yang dilakukan oleh pemegang saham.Ketika mempertimbangkan pergerakan dalam rasio diatas dua tahun atau lebih, penting untuk melihat kemungkinan penyebab sebuah pergerakan. Ini dapat diperoleh dengan memahami bahwa baik pembilang (nomor teratas dalam rasio) atau penyebut (angka bawah dalam rasio) atau keduanya dapat mempengaruhi perubahan.Beberapa kemungkinan penjelasan di balik perubahan rasio dijelaskan di bawah ini.

ProfitabilitasPerbaikan dalam tingkat pengembalian dana pemegang saham (ROI) dan tingkat modal yang digunakan (ROCE) mungkin dapat terjadi karena keuntungan meningkat atau karena modal yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan yang telah diubah. Ketika bisnis diambil alih oleh orang lain, salah satu cara untuk meningkatkan ROI atau ROCE adalah dengan meningkatkan keuntungan dengan cara mengurangi biaya (sering kali sebagai akibat dari skala ekonomi), tetapi yang lain adalah untuk mempertahankan keuntungan sekaligus mengurangi aset dan membayar utang.Perbaikan operasi profitabilitas sebagai proporsi penjualan (PBIT atau EBIT) adalah hasil dari pertumbuhan profitabilitas pada tingkat yang lebih cepat daripada pertumbuhan penjualan, baik hasil dari margin kotor yang lebih tinggi ataupun biaya yang lebih rendah. Perhatikan bahwa pertumbuhan penjualan dapat mengakibatkan keuntungan yang lebih tinggi tetapi tidak harus dalam tingkat yang lebih tinggi dari keuntungan sebagai persentase dari penjualan. Peningkatan tingkat laba kotor dapat menjadi hasil dari harga jual yang lebih tinggi, harga pokok penjualan yang lebih rendah, atau perubahan campuran produk/jasa yang dijual atau segmen pasar yang berbeda di mana mereka dijual, yang mungkin mencerminkan profitabilitas diferensial. Tentu, penjelasan yang berlawanan berlaku untuk penurunan profitabilitas.

LikuiditasPerbaikan dalam modal kerja dan rasio cepat adalah hasil dari perubahan keseimbangan antara aktiva lancar dan liabilitas lancar. Siklus modal kerja pada Gambar 6.1 menunjukkan, perubahan uang terbentuk antara utang, saham, bank dan piutang. Meminjam dalam jangka panjang untuk membiayai aktiva lancar akan meningkatkan rasio ini, karena keuntungan akan yang menghasilkan arus kas. Sebaliknya, menggunakan dana lancar untuk membayar pinjaman jangka panjang atau terjadi kerugian akan mengurangi modal kerja yang digunakan untuk membayar kreditor.

UtangRatio Utang mencerminkan keseimbangan antara utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham. Perubahan ini merupakan akibat dari perubahan baik dari dana pemegang saham (saham lebih mungkin dikeluarkan), peningkatan pinjaman baru ataupun pembayaran kembali utang. Seiring dengan peningkatan utang dalam proporsi dana pemegang saham, rasio utang akan meningkat.Penutup bunga dapat meningkat sebagai akibat dari keuntungan yang lebih tinggi atau lebih rendahnya pinjaman (dan mengurangi akibat keuntungan yang lebih rendah atau pinjaman yang lebih tinggi), tapi bahkan dengan perubahan pinjaman yang konstan dalam tingkat bunga yang dibayarkan juga akan mempengaruhi rasio ini.

Aktivitas/EfisiensiPerputaran aset dapat meningkat karena peningkatan penjualan atau total aset yang digunakan menurun, situasi ini sama dengan yang dijelaskan di atas untuk ROCE. Efisiensi dengan piutang tertagih, pengelolaan persediaan dan pembayaran kreditur juga merupakan ukuran penting.

Tingkat Pengembalian Pemegang SahamKeputusan yang dibuat oleh direksi mempengaruhi deviden per lembar saham dan rasio pengeluaran deviden. Deviden adalah keputusan yang dibuat oleh direksi atas dasar proporsi keuntungan mereka-ingin mendistribusikan dan modal yang dibutuhkan untuk dipertahankan dalam bisnis untuk mendanai pertumbuhan. Seringkali, pertimbangan nilai pemegang saham akan menentukan tingkat dividen, dimana bisnis tidak ingin mengurangi saham dasar. Ini kadang-kadang terjadi pada keuntungan yang lebih sedikit dan kemudian harus meminjam dana tambahan untuk mendukung strategi pertumbuhan. Namun, jumlah saham yang diterbitkan juga akan mempengaruhi. Hal ini karena masalah saham akan menghasilkan dividen yang lebih rendah per saham kecuali total dividen meningkat. Karena perusahaan memiliki sedikit pengaruh terhadap harga saham mereka yang merupakan hasil dari ekspektasi pasar sebanyak kinerja masa lalu, sementara hasil deviden yang dipengaruhi oleh deviden yang dibayarkan per lembar saham, lebih mudah dipengaruhi oleh perubahan harga pasar saham.Laba per lembar saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang diterbitkan, seperti untuk profitabilitas, oleh keuntungan dan juga (seperti deviden) jumlah saham yang diterbitkan. Adapun hasil deviden, rasio harga/laba (P/E) seringkali lebih merupakan hasil dari perubahan harga saham dibandingkan dengan laba yang digambarkan dalam laba per saham. Penjelasan untuk perubahan rasio diilustrasikan dalam studi kasus berikut.

Studi Kasus 7.1 : OttakarsMenafsirkan Laporan Keuangan

Ottakars memiliki 74 toko buku dan 900 karyawan. Ini adalah penjual buku spesialis terbesar kedua di Inggris setelah Waterstone. Informasi dalam Tabel 7.5 dan 7.6 telah diambil dari laporan tahunan perusahaan. Jumlah saham yang diterbitkan adalah 20.121.000 pada tahun 2001 dan 20.082.000 pada tahun 2000. Rasio profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 7.7.Ada pertumbuhan penjualan yang kuat antara tahun 2000 dan 2001. Meskipun terjadi pertumbuhan, marjin kotor tetap konstan dan laba usaha terhadap penjualan meningkat. Hal ini karena proporsi penjualan dikonsumsi oleh overhead (biaya penjualan, distribusi dan administrasi) berkurang dari 36.6% [(22,707+3,986)/72,9221] menjadi 34.8% [(26,219+3,797)/86,287]. Laba operasional lebih dari dua kali lipat (dari 1,678 sampai 3,516) dan laba setelah pajak meningkat dari 463 sampai 1,792 (semua angka dalam 000). Sebagai pemegang saham dana hanya meningkat 10%.Tabel 7.5. Akun Laba Rugi OttakarsDalam 00020012000

Penjualan86.28772.922

Harga Pokok Penjualan-52.755-44.551

Laba Kotor33.53228.371

Biaya penjualan dan distribusi-26.219-22.707

Beban Administrasi -3.797-3.968

Laba Operasi3.5161.678

Laba/(Rugi) pada Penyelesaian Aset tetap4-336

Laba sebelum Bunga dan Pajak3.5201.342

Penerimaan Bunga Lain dan Pendapatan Lainnya32

Pembayaran Bunga dan Biaya Lainnya-727-562

Laba pada kegiatan biasa sebelum pajak2.796782

Pajak pada Laba kegiatan biasa-1.004-319

Laba pada periode keuangan1.792463

Deviden dan Sumbangan/Pemberian-503-302

Laba Ditahan untuk satu periode ekuitas pemegang saham1.289161

Laba Per Lembar Saham8,91p2.31p

Catatan: Akun Laba Rugi telah digunakan pada laporan keuangan sebelum IFRS diperkenalkan

Tabel 7.6. Neraca OttakarsDalam 00020012000

Aset Tetap

Aset Tidak Berwujud793838

Aset Berwujud17,69217,187

18,48518,025

Aset Lancar

Persediaan14,69213,601

Piutang12,7982,612

Kas di tangan dan di bank370-

17,68016,213

Utang:

Jumlah jatuh tempo dalam satu tahun2-14,379-13,729

Aset Lancar Bersih3,4812,484

Total aset dikurangi liabilitas lancar21,96620,509

Utang:

Jumlah jatuh tempo lebih dari satu tahun-7,920-7,948

Provisi untuk kewajiban dan biaya-403-207

Aset Bersih13,64312,354

Modal dan Cadangan

Modal Saham1,0061,006

Akun Saham Premium6,0416,041

Cadangan Pelunasan Modal512512

Akun Laba Rugi6,0844,795

Ekuitas Dana Pemegang Saham13,64312,354

Catatan: 1 Catatan mengungkapkan tentang dominasi system prabayar, dimana perdagangan piutang hanya sebesar 301,0002 Catatan mengungkapkan tentang kewajiban lancar, perdagangan kreditur sebesar 10,027, dan akrual sebesar 3,117 (untuk tahun 2000, perdagangan kreditur sebesar 8,695) dan modal yang digunakan hanya 6%, laba atas kedua langkah investasi menunjukkan peningkatan yang kuat.Rasio likuiditas ditunjukkan pada Tabel 7.8. Sementara rasio modal kerja yang sehat, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk membayar utang-utangnya, tes acid mengungkapkan bahwa setelah dikurangi persediaan, perusahaan hanya memiliki sekitar 22% dari aset untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ini berarti bahwa itu tergantung pada penjualan buku di saham untuk membayar pemasok untuk buku-buku tersebut. Pengukuran efisiensi yang mendukung hal ini (dapat dilihat dibawah ini). Rasio untuk utang ditunjukan pada Tabel 7.9. Rasio ini mencerminkan pengurangan utang jangka panjang dan peningkatan dana pemegang saham. Meskipun telah ada peningkatan beban bunga, peningkatan keuntungan operasi dua kali lipat penutupan bunga. Pinjamannya adalah sepertiga dari modal yang digunakan, yang cukup konservatif, sementara penutup bunga menyediakan keamanan yang baik untuk pemberi pinjaman.Rasio aktivitas/efisiensi dapat dilihat pada Tabel 7.10. Meskipun basis aset yang lebih tinggi, kenaikan penjualan 18.3% mengakibatkan rasio efisiensi ditingkatkan. Seperti tercermin dalam rasio cepat (acid test).Tabel 7.7 Rasio Profitabilitas Ottakars 20012000

Tingkat pengembalian Dana Pemegang Saham1,792463

13,64312,354

=13.1%=3.7%

Tingkat pengembalian Modal yang digunakan3,5161,678

21.563 (13.643+7.920) = 16.3%20.302 (12.354+7.948) = 8.3%

Laba Operasi 3,5611,678

86,287 = 4.1%72,922=2.3%

Laba Kotor33,53228,371

86.287=38,9%72.922=38,9%

Pertumbuhan Penjualan86,287-72,922

72,922

=18.3%

Tabel 7.8. Rasio Likuiditas Ottakars20012000

Modal Kerja17,86016,213

14,37913,729

=124.2%=118.1%

Rasio Cepat (Acid Test)3,168 (17,860-14,692)2,612 (16,213-13,601)

14,37913,729

=22.0%=19.0%

Tabel 7.9. Rasio Utang Ottakars20012000

Utang7,9207,948

21,563 (13,643+7,920)20,302 (7,948+12,354)

=36.7%= 39.1%

Penutupan Bunga3,5201,342

727562

= 4.8 kali= 2.4 kali

Tabel 7.10. Rasio Aktivitas/Efisiensi Ottakars20012000

Perputaran Aset 86,28772,922

36,345 (18,485+17,860)34,238 (18,025+16,213)

= 237%=213%

Perputaran Persediaan 52,75544,551

14,69213,601

= 3,6 perputaran= 3,27 perputaran

= 101 hari (365/3.6)= 112 hari (365/3.27)

Jumlah hari kreditur10,0278,695

145 (52,755/365)122 (44,551/365)

= 69 hari= 71 hari

Tabel 7.11. Rasio Tingkat Pengembalian Pemegang Saham Ottakars20012000

Deviden per Lembar Saham503,000302,000

20,121,00020,082,000

Rasio Pembayaran Deviden= 2.5p per lembar saham= 1.5p per lembar saham

503302

1,792463

= 28%= 65%

Laba Bersih per Saham

(Diungkapkan dalam akun Laba Rugi)

ratio (Tabel 7.8), modal kerja dipengaruhi secara signifikan oleh perputaran saham yang rendah (3.6 berarti bahwa pada buku rata-rata diadakan selama 101 hari sebelum dijual). Hal ini juga tercermin dalam rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membayar kreditur (lebih dari dua bulan). Namun, rasio menunjukkan sedikit perbaikan antara tahun 2000 dan 2001 sebagai aktiva lancar meningkat lebih dari kewajiban lancar, saham gilirannya. lebih tinggi dan kreditur pembayaran lebih cepat. Perhatikan bahwa hampir tidak ada debitur perdagangan sebagai bisnis ritel toko buku daerah, akibatnya ukuran hari debitur tidak berarti.Rasio laba pemegang saham ditunjukkan pada Tabel 7.11. Peningkatan laba antara tahun 2000 dan 2001 menghasilkan peningkatan laba per lembar saham dan pembayaran dividen yang lebih tinggi secara tunai, meskipun persentase keuntungan dibayarkan dividen dikurangi.Seperti yang telah ditunjukkan di awal-bab, dua tahun. periode ini terlalu singkat untuk menarik kesimpulan yang berarti dan kita harus melihat rasio selama lima tahun untuk mengidentifikasi tren secara benar. Tabel 7.12 menunjukkan beberapa informasi dari kumpulan lima tahun kinerja dalam laporan tahunan Ottakars. Angka-angka ini menunjukkan pertumbuhan penjualan selama; lima tahun lebih jelas daripada rasio dua tahun, meskipun peningkatan laba telah jauh lebih rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa tahun 2000 mengalami penurunan laba yang berada di luar tren. Dengan menghitung rasio di Table.7.13 kita dapat melihat hal ini lebih jelas.Tabel 7.12. Ringkasan Kinerja Ottakars Selama 5 TahunDalam 00019971998199920002001

Penjualan23,71038,64957,31672,92286,287

Laba Kotor9,10014,98822,34328,37133,532

Laba Operasi1,2762,6193,3121,6783,516

Laba Per Lembar Saham7.78p10.61p12.36p2.31p8.91p

Tabel 7.13. Rasio Ottakars berdasarkan Ringkasan Kinerja Selama 5 TahunDalam 00019971998199920002001

Pertumbuhan Penjualan+63%+48.3%+27.2%+18.3%

Margin Kotor38.4%38.8%39.0%38.9%38.9%

Laba Operasi5.4%6.8%5.8%2.3%4.1%

Meskipun penjualan terus meningkat, akan tetapi laju pertumbuhan penjualan melambat. Tingkat laba kotor terhadap penjualan sangat stabil (indikasi margin diperbolehkan oleh penerbit buku), sementara laba operasi berfluktuasi (mungkin refleksi dari biaya yang dikeluarkan untuk membuka toko buku baru, faktor lokasi, kesamaan dengan beberapa bisnis ritel merupakan aspek kunci keberhasilan). Laporan tahunan Ottakars menjelaskan bahwa pasar buku harus mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 4-5%, tetapi rantai besar harus mendapatkan pangsa pasar dengan mengorbankan pesaing mereka yang lebih lemah.Penting untuk diingat bahwa analisis rasio dapat digunakan tidak hanya dalam kaitannya dengan organisasi manajer sendiri, tetapi juga dalam kaitannya dengan laporan keuangan pesaing, pelanggan dan pemasok. Ini merupakan aspek akuntansi manajemen strategis yang telah dibahas dalam Bab 4.

KETERBATASAN ANALISIS RASIOSebagaimana telah kita lihat dalam kaitannya dengan perkiraan seperti akrual, depresiasi, amortisasi goodwill dan provisi (lihat Bab 6), laporan akuntansi mengandung informasi perkiraan yang melibatkan subjektivitas yang tinggi. Ada juga beberapa fleksibilitas mengenai penerapan aturan akuntansi (seperti yang akan kita lihat dalam Bab 8). Penilaian ini mempengaruhi angka yang digunakan dalam analisis rasio.Laporan keuangan adalah catatan masa lalu. Inflasi juga dapat berdampak pada penilaian terhadap laporan keuangan, terutama pada aset dalam Neraca yang diadakan pada masa lalu selama bertahun-tahun. Neraca, harus diakui, hanyalah 'potret' dari aset dan kewajiban pada hari terakhir tahun pelaporan. Rasio merupakan nilai sederhana kecuali dihitung selama beberapa tahun menggunakan analisis tren atau pertumbuhan sehingga dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan organisasi serupa untuk tujuan perbandingan.Terakhir, ada definisi yang berbeda terkait rasio yang digunakan dalam buku teks dan oleh para analis laporan keuangan. Penggunaan secara konsisten definisi rasio lebih penting daripada definisi tertentu yang dipilih.Akibatnya, ketelitian harus dilakukan dalam menghitung dan menafsirkan rasio dan waktu harus dihabiskan untuk memahami kondisi ekonomi dan kompetitif dan konteks industri dan organisasi yang rasio sedang ditafsirkan. Pemahaman kontekstual yang lebih luas dapat diperoleh dengan membaca Laporan Tahunan perusahaan (lihat Bab 9), dengan membaca media keuangan dan perdagangan, laporan internet, laporan analis dan lain-lain yang memberikan informasi yang lebih luas tentang perubahan ekonomi, industri, kondisi persaingan, masalah rantai persediaan, perilaku pelanggan, perubahan peraturan dan lain-lain.

TEORI PERSPEKTIF ALTERNATIF PADA LAPORAN KEUANGANBab 6 yang menggambarkan teori perspektif tradisional pada informasi laporan keuangan merupakan teori keagenan. Kami sekarang mempertimbangkan beberapa perspektif alternatif: modal intelektual dan teori institusional. Kami juga memperkenalkan akuntansi kreatif dan etika akuntansi.MODAL INTELEKTUALEdvinsson dan Malone (1997) mendefinisikan modal intelektual sebagai faktor dinamis tersembunyi yang mendasari visi perusahaan (hal.11). Stewart (1997) mendefinisikan modal intelektual sebagai merumuskan, menangkap dan mempengaruhi pengetahuan (hal. 68).Modal intelektual adalah keterangan/informasi yang menarik akuntan dalam meningkatkan pengetahuan berbasis ekonomi dimana keterbatasan laporan keuangan tradisional sebagai alat pendukung dalam proses pengambilan keputusan tidak lagi sepenuhnya relevan (Guthrie, 2001). Tiga dimensi modal intelektual telah diidentifikasi dalam literatur: manusia (mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan individu dan keterampilan): organisasi (struktur internal, sistem dan prosedur); dan pelanggan (loyalitas, merek, dll). Pengungkapan informasi tentang modal intelektual sebagai ekstensi untuk pelaporan keuangan telah diusulkan oleh berbagai akademisi akuntansi. Contoh yang paling dipublikasikan adalah Skandia Navigator (lihat Edvinsson dan Malone, 1997).Sementara kebanyakan bisnis mendukung komitmen karyawan dan nilai pengetahuan mereka, serta beberapa bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan, hal ini sering hanya retorika. fasad untuk menenangkan kelompok kepentingan stakeholders. Pengaturan kelembagaan organisasi memberikan perspektif lain dari yang untuk melihat akuntansi dan pelaporan.

TEORI INSTITUSIONALTeori institusional berharga karena menempatkan organisasi dalam latar belakang sejarah dan kontekstualnya. Hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk legitimasi dan pada proses isomorfik. Scott (1995) menjelaskan legitimasi sebagai hasil dari organisasi tergantung, untuk sebagian besar atau lebih kecil, dukungan dari lingkungan untuk kelangsungan hidup mereka dan operasi lanjutan. Organisasi membutuhkan dukungan dari lembaga pemerintah mana operasi mereka diatur (dan beberapa organisasi tidak diatur dalam beberapa bentuk atau lainnya). Organisasi juga tergantung pada akuisisi sumberdaya (tenaga kerja, uang, teknologi, dan lain-lain) untuk tujuannya. Jika sebuah organisasi tidak memiliki legalitas. mungkin akan dikenakan sanksi yang bersifat hukum, ekonomi atau sosial. Aspek penting kedua kekuatan institusional adalah operasi isomorphism, kecenderungan untuk organisasi yang berbeda untuk mengadopsi karakteristik serupa. DiMaggio dan Powell (198,3) mengidentifikasi 3 (tiga) bentuk isomorphism: coercive, sebagai akibat dari pengaruh politik dan kebutuhan untuk mendapatkan legitimasi; mimetic, respon standar ketidakpastian: dan normatif, terkait dengan profesionalisme. Mereka menyatakan bahwa kecenderungan isomorfik antara organisasi adalah hasil dari sistem kepercayaan yang lebih luas dan acuan budaya. Proses pendidikan, gerakan antar-organisasi personil dan profesionalisme menekankan sistem kepercayaan dan nilai-nilai budaya pada tingkat institusi, dan memfasilitasi proses mimetic yang mengakibatkan organisasi meniru organisasi lainnya. Kecenderungan isomorfik ada karena organisasi bersaing tidak hanya untuk sumber daya dan pelanggan, tapi untuk kekuasaan politik dan legitimasi institusi, untuk kepentingan sosial serta ekonomi yang sehat' (DiMaggio dan Powell. 1983, hal.150)Legitimasi dan proses isomorfik ini menjadi diterima oleh organisasi karena mereka berusaha untuk memenuhi kepuasan tuntutan regulator eksternal, pemasok sumber daya dan kelompok profesional. Ini diambil untuk membernarkan proses itu sendiri menjadi system dan proses yang dilembagakan termasuk akuntansi dan pelaporan yang akan diadopsi oleh organisasi. Meyer (1994) menyatakan bahwa akuntansi muncul dalam menanggapi tuntutan yang dibuat oleh unsur-unsur yang kuat dalam lingkungan di mana organisasi bergantung (hal. 122).Institusi investor (perusahaan asuransi dan dana pensiun, meskipun demikian bukan satu-satunya arti 'lembaga') sendiri lebih dari sepertiga saham Inggris yang terdaftar, dengan lebih sepertiga yang dimiliki oleh investor luar negeri (setengah dari di Amerika bertinta, pada tahun 1963, individu yang dimiliki 54% saham di perusahaan Inggris tetapi pada tahun 2003 angka ini turun menjadi 15%. Salah satu masalah yang timbul dari perubahan pola kepemilikan saham di Inggris telah kelembagaan aktivisme investor, atau lebih tepatnya kurangnya itu Hal ini mulai berubah dan beberapa investor institusi menjadi lebih aktif dalam Dewan memegang lebih bertanggung jawab atas kinerja mereka. Ini telah setidaknya sebagian respon terhadap kegagalan perusahaan besar seperti Enron dan WorldCom dan pentingnya peningkatan diberikan kepada tata kelola perusahaan (lihat Bab 9)Masing-masing perspektif teoritis memberikan pandangan yang berbeda dari peran penyusun dan kebutuhan pengguna laporan keuangan. Perspektif ini juga diikuti hingga pengguna informasi akuntansi manajemen. Namun, seperti yang telah kita disarankan sebelumnya dalam buku ini, akuntansi bukan tanpa keterbatasan. Sebuah studi kasus berfungsi untuk menyoroti keterbatasan ini.

Studi Kasus 7.2. Carrington Printers-Sebuah Kritik AkuntansiCarrington Printers merupakan perusahaan pribadi yang telah berusia sekitar 100 tahun dan mempekerjakan sekitar 100 pekerja dan beroperasi di tempat sendiri di sebuah kota berukuran menengah. Meskipun perusahaan sedang terlilit hutang dan telah beroperasi dengan kerugian kecil untuk tiga tahun terakhir, perusahaan memiliki neraca yang cukup kuat dan memilki basis pelanggan yang baik yang tersebar pada wilayah yang luas. Secara sederhana, Neraca Carrington ditampilkan pada tabel 7.14.Tabel 7.14. Neraca Carrington PrintersAset Tetap

Biaya Depresiasi Tanah dan Bangunan1,000,000

Biaya Depresiasi Pabrik dan Peralatan450,000

1,450,000

Aset Lancar

Piutang500,000

Persediaan450,000

950,000

Dikurangi Kreditur Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun

Utang850,000

Overdraft Bank250,000

1,100,000

Total Kewajiban Bersih-150,000

Total aset dikurangi kewajiban lancar1,300,000

Dikurangi kreditor jatuh tempo setelah satu tahun-750,000

Total Aset Bersih550,000

Modal dan Cadangan

Penempatan Modal100,000

Akun Laba Rugi450,000

Dana Pemegang Saham550,000

Sifat industri percetakan pada saat rekening disiapkan adalah bahwa ada kelebihan kapasitas produksi dan dibanding tahun sebelumnya perang harga telah terjadi antara pesaing untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan memenangkan pelanggan baru. Efek ini telah memberi dampak harga jual (dan akibatnya margin keuntungan) telah jatuh di seluruh industri. Pabrik dan peralatan Carrington cukup lama dan tidak cocok untuk beberapa pekerjaan yang ia menangkan. Akibatnya, beberapa pekerjaan yang sedang diproduksi secara tidak efisien, dengan dampak yang merugikan pada margin keuntungan. Sebelum akhir tahun direktur penjualan telah meninggalkan perusahaan dan telah mempengaruhi banyak pelanggan Carrington, dengan siapa ia telah membentuk hubungan yang baik, untuk pindah ke majikan barunya. Selama beberapa bulan, penjualan Carrington mulai turun secara signifikan.Kehilangan penjualan dan margin memburuk pada beberapa bisnis yang terkena arus kas. Perusahaan percetakan biasanya membawa stok kertas besar dalam berbagai bobot, ukuran dan warna, sedangkan pelanggan sering memakan waktu hingga 60 hari untuk membayar rekening mereka. Karena pembayaran pajak dan karyawan menjadi prioritas, pemasok sering menjadi kelompok terakhir yang dibayar. Pemasok utama adalah pedagang kertas, yang menghentikan pasokan ketika pelanggan mereka tidak membayar tepat waktu. Konsekuensi dari kesulitan arus kas Carrington adalah pemasok membatasi pasokan kertas yang Carrington perlukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.Tak satu pun dari peristiwa ini tercermin dalam laporan keuangan dan auditor, sebagian besar tidak menyadari perubahan kondisi pasar, memiliki sedikit pemahaman tentang tahap yang merugikan. Sebagai akibat dari masalah yang diidentifikasi diatas, Carrington mendekati bankir untuk pinjaman tambahan. Namun, para bankir menolak, percaya bahwa pinjaman yang ada telah mencapai prosentase maksimum nilai aset terhadap yang mereka siapkan untuk dipinjamkan. Perusahaan berusaha melakukan penjualan dan penyewaan kembali tanah dan bangunan (di mana seorang pembeli membayar harga pasar untuk properti, dengan Carrington menjadi penyewa pada sewa jangka panjang). Namun, investor yang tertarik pada properti tidak puas jika Carrington dikatakan sebagai penyewa yang layak dan properti tidak dapat dijual atas dasar itu. Tekanan aliran kas terus terjadi dan pemegang saham didekati untuk menyetorkan tambahan modal. Mereka tidak mampu melakukannya dan enam bulan setelah Neraca diproduksi perusahaan runtuh, dan ditempatkan ke kurator dan kemudian dilikuidasi oleh bankir tersebut. Likuidator ditemukan, seperti umumnya yang terjadi di perusahaan gagal, bahwa nilai-nilai dalam Neraca yang jauh lebih tinggi daripada aset yang bisa dijual untuk itu. Secara khusus: Tanah dan bangunan yang dijual yang kurang dari penilaian independen telah disarankan sebagai properti sekarang akan menjadi kosong. Pabrik dan mesin yang hampir tidak berharga mengingat usia dan kondisi dan kelebihan kapasitas dalam industri pada saat itu. Piutang dikumpulkan dengan jumlah besar yang ditulis utang buruk. Pelanggan sering menolak untuk membayar rekening memberikan alasan palsu dan sering tidak berharga bagi likuidator untuk mengejar tindakan penagihan melalui pengadilan. Persediaan ditemukan menjadi sebagian besar tidak berharga. Saham substansial kertas ditemukan telah diselenggarakan untuk waktu yang lama dengan sedikit kemungkinan pernah digunakan dan printer lain tidak bersedia untuk membayar lebih dari sebagian kecil dari biaya.Karena bankir memiliki keamanan atas sebagian besar aset Carrington, hampir tidak ada dana yang tersisa setelah pembayaran kembali pinjaman bank untuk membayar kreditur tanpa jaminan.Kasus ini menimbulkan beberapa isu penting tentang nilai laporan keuangan yang diaudit:1. Pentingnya memahami konteks bisnis, yaitu bagaimana kondisi pasar dan campuran yang produk atau jasa yang berubah dari waktu ke waktu, dan seberapa baik bisnis ini mampu beradaptasi dengan perubahan ini.2. Penyusunan laporan keuangan mengasumsikan kelangsungan, tapi keadaan yang dihadapi oleh tiap bisnis dapat berubah dengan cepat dan Neraca dapat menjadi dokumen berarti.3. Auditor mengandalkan informasi dari direksi tentang risiko signifikan yang mempengaruhi perusahaan. Para direktur tidak sengaja menipu auditor, tapi benar-benar percaya bahwa bisnis bisa berbalik menjadi keuntungan dengan memenangkan kembali pelanggan. Mereka juga percaya bahwa persediaan yang besar akan memenuhi pesanan pelanggan di masa depan. Para direktur juga benar-benar percaya bahwa properti bisa dijual untuk menghilangkan utang. Hal ini tidak dipertanyakan lagi oleh auditor.

AKUNTANSI KREATIF DAN ETIKAPilihan akuntansi menurut francis adalah pilihan moral: Akuntansi sangat penting bagi seseorang untuk mengembangkan diri sehingga akuntan dapat mengubah dunia, dapat mempengaruhi pengalaman hidup orang lain dengan cara-cara yang didasarkan pada pengalaman yang berbeda dari apa yang akan dilakukan tanpa adanya akuntansi, atau dengan adanya sebuah pilihan lain dari akuntansi (dikutip dalam Gowthorpe dan Blake, 1998, hal. 3).Akuntansi kreatif adalah proses artifisial dalam memanipulasi angka akuntansi dengan mengambil keuntungan dari celah dalam standar akuntansi atau membuat perkiraan atau keputusan yang tidak realistis, yang tujuannya adalah untuk menyajikan laporan keuangan dengan cara yang lebih disukai pemegang saham atau pemangku kepentingan lainnya.Praktek akuntansi kreatif telah dibenarkan oleh manajer karena alasan perataan laba, untuk membawa keuntungan lebih dekat dengan perkiraan; perubahan kebijakan akuntansi untuk mengalihkan perhatian dari kinerja yang buruk; atau mempertahankan atau meningkatkan harga saham (Gowthorpe dan Blake, 1998).Metode akuntansi umum yang kreatif, meliputi: Di bawah atau melebih-lebihkan persediaan. Depresiasi atau aset diamortisasi selama periode lebih pendek atau lebih. Memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pengeluaran (misalnya menentukan kapan beban adalah perbaikan atau peningkatan aset). Menggunakan akrual untuk membuat cadangan tersembunyi dan atau pergeseran keuntungan antara periode keuangan. Meningkatkan atau menurunkan provisi (misalnya piutang tidak tertagih).Meskipun ada peran standar akuntansi dan peraturan lainnya, akuntansi kreatif selalu memainkan bagian dalam upaya yang dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk menyajikan penampilan mereka dalam tampilan yang lebih baik. Griffiths (1986) mengomentari kekuatan analis keuangan dan penasihat investasi di Kota (London) dan tujuan direktur perusahaan untuk menyajikan bisnis karena memiliki pertumbuhan yang stabil dalam pendapatan dan keuntungan. Keinginan untuk efek yang lancar dapat dicapai dengan praktek-praktek seperti akrual, valuasi saham, membuat atau mengurangi provisi, memanfaatkan atau membebankan biaya (biaya kapitalisasi asset) dan pembiayaan Neraca (menciptakan entitas tujuan khusus yang menyembunyikan kewajiban dari pemegang saham, yang merupakan faktor utama dalam kejatuhan Enron di Amerika Serikat). Sementara akuntansi kreatif telah disetujui, manajemen laba belum disetujui. Di bawah manajemen laba, direksi bertujuan untuk memenuhi ekspektasi pasar yang dipengaruhi oleh analis saham.Smith (1992) menggambarkan teknik yang diadopsi oleh perusahaan-perusahaan dan menyatakan bahwa banyak dari pertumbuhan keuntungan yang terjadi pada 1980-an adalah hasil dari rekayasa akuntansi bukan dari pertumbuhan ekonomi asli (hal. 4). Namun, meskipun standar akuntansi terus meningkat, selalu ada jalan keluar yang akuntan temukan dengan cepat sebagai suatu standar baru yang dihasilkan.Richardson dan Richardson (1998) menekankan peran akuntan dalam organisasi. Mereka menempati posisi khusus yang istimewa karena mereka dapat memberikan informasi yang memiliki potensi untuk mengungkapkan perilaku manajemen puncak yang menyimpang, yang dapat menyebabkan biaya sosial dan emosional bagi para pemangku kepentingan yang tidak bersalah dan kegagalan perusahaan (seperti yang disebabkan oleh Robert Maxwell dan Polly Pecks Asil Nadir).

KESIMPULANBab ini telah menyediakan alat untuk menganalisis informasi keuangan yaitu profitabilitas, likuiditas, utang, efisiensi dan laba pemegang saham. Selain itu, bab ini juga mengidentifikasi beberapa keterbatasan analisis laporan keuangan. Penetapan laporan keuangan dalam konteks kerangka teoritis alternatif dapat memberikan perspektif yang berbeda pada informasi akuntansi. Dalam kata-kata Bebbington et al. (2001), praktek akuntansi adalah hasil dari 'kebiasaan, sejarah, hukum dan kemanfaatan, serta pilihan sosial, politik dan ekonomi' (hal. 8). Perspektif alternatif ini terus berlanjut sepanjang bagian ketiga dari buku ini.Setelah Anda membaca bab ini, Anda harus: Merevisi pemahaman Anda tentang istilah akuntansi. Istilah dalam Bagian IV adalah sebuah bantuan yang sangat membantu. Mempraktikan pertanyaan pada bab ini dan kemudian memeriksa jawaban Anda terhadap solusi. Pertanyaan untuk setiap bab dalam Lampiran 1. Solusi ada pada Lampiran 2. Studi Kasus 1. Ini akan membantu Anda untuk menafsirkan informasi akuntansi. Cobalah untuk menulis jawaban. Studi Kasus dalam Lampiran 3 dan solusi yang disarankan ada dalam Lampiran 4.

REFERENSIBebbington, J., Gray. R. and Laughlin, R. (2001). Financial Accounting: Practice and Principles (3rd edn). London:Thomson Learning

Blake. J. (1997). Accounting Standarts. (6th edn). London: Financial Times/Pitman Publishing

DiMaggio, P.J. and Powel. W. W. (1983). The iron cage revisited: Institusional isomorphism and collective rationality in organizational field. American Sociological Review. 48, 147-60

Edvinsson. L., and Malone. M.S. (1997). Intellectual Capital. London: Piatkus

Gowthorpe. C. and Blake. J. (eds) (1998). Ethical Issues in Accounting, London: Routledge

Griffiths, I. (1986). Creative Accounting: How to Make Your Profits What You Want Them to Be. London: Waterstone

Guthrie, J. (2001). The management, measurement and the reporting of intellectual capital. Journal of Intellectual Capital. 2 (1). 27-41

Meyer. J. W. (1994). Social environment and Organizational Accounting. In W. R. Scott ang J. W. Meyer (eds). Institutional Environment and Organizations: Structural Complexity and Individuality. Thousand Oaks. CA: Saga Publication

Richardson, S. and Richardson B. (1998). The accountant as whistleblower. In C. Gowthorpe and J. Blake (eds). Ethical Issues in Accounting, London: Routledge

Scott, W. R. (1995). Institutions and Organizations. Thousand Oaks. CA: Saga Publication

Smith. T. (1992). Accounting for Growth: Stripping the Camouflage From Company Accounts. London: Century Business

Stewart, T. A. (1997). Intellectual Capital: The New Wealth of Organization. London: Nicholas Brealey Publishing

28