epm_kelas a_kolera di afrika

22
”WATER AND FOODBORNE DISEASE (KOLERA) DI AFRIKA” DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 : Fadmita Bastiad (K11113055) Priantomo Darmawan (K11113081) Andi Restufa Ardianto (K11113054) Nur Alam Dahlan (K11113013) Ratna Jannatin (K11113315) Ronald Cristian Edho (K11113317) Firmita Dwi Seli (K11113318) Tobianto Mangapan (K11113319) Serty Ada’ (K11113320) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR i

Upload: nunu-mashude

Post on 02-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah epm kolera

TRANSCRIPT

Page 1: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

”WATER AND FOODBORNE DISEASE (KOLERA) DI AFRIKA”

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

Fadmita Bastiad (K11113055)

Priantomo Darmawan (K11113081)

Andi Restufa Ardianto (K11113054)

Nur Alam Dahlan (K11113013)

Ratna Jannatin (K11113315)

Ronald Cristian Edho (K11113317)

Firmita Dwi Seli (K11113318)

Tobianto Mangapan (K11113319)

Serty Ada’ (K11113320)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

i

Page 2: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah

yang bertemakan tentang “WATER AND FOODBORNE DISEASE (KOLERA)” secara

tepat waktu dalam mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular.

Makalah ini berisi tentang pengertian penyakit kolera,bagaimana cara penularan

kolera, gambaran epidemiologi penyakit kolera di Afrika serta cara pencegahan dan

pengobatannya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan

kepada kita semua tentang penyakit kolera.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga penulis

mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang

membangun demi memperbaiki kekurangan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 28 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

ii

Page 3: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

Halaman Judul …………………………..……………………………………….   iKata Pengantar …………………………………………………………………..   iiDaftar Isi …………………………………………………………...…………….  iiiBAB I PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang …………………………….………………………… 1B.   Tujuan …………………………………………………..……………. 2

BAB II Tinjauan PustakaA.    Etiologi………………………………………..…………………….. 3B.    Diagnosis………………….………….……………………………… 4C.    Cara Penularan……..….…………………………………………….. 5D.    Derajat Penyakit……………………….……..…………………….. 6E. Pengobatan ……………………………..…………………………… 7

BAB III Gambaran Epidemiologi PenyakitA. Distribusi Epidemiologi Penyakit Kolera di Afrika

1. Orang …………………………………………………………… 82. Tempat ……………………………………………………………83. Waktu …………………………………………………………….8

B. Daterminan/Faktor Resiko ……………………………………………8C. Strategi Penanggulangan

a. Pencegahan ……………………………………………………….9b. Pengobatan ……………………………………………………….9

BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan …………………………………………………………..10B. Saran …………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) dan penyakit bawaan air

(waterborne diseases) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak

dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas ekonomi. Di seluruh dunia

terdapat jutaan orang, khususnya bayi dan anak-anak, yang menderita dan meninggal

dunia setiap tahunnya akibat penyakit bawaan makanan dan air tersebut. Penyakit bawaan

makanan dan air umum terjadi, tetapi sering tidak dikenali. Banyak penyakit yang dibawa

oleh makanan atau air sangat umum dijumpai di negara berkembang, karena sanitasi yang

buruk, air tercemar, dan kurangnya pendinginan.

Kolera adalah salah satu penyakit diare akut yang dalam beberapa jam dapat

mengakibatkan dehidrasi progresif yang cepat dan berat serta dapat menimbulkan

kematian yang disebabkan oleh V. Kolera yang memproduksi enteroksin dalam jumlah

besar, sehingga memberikan pengaruh yang ekstrim pada aktivitas sekresi dari sel epitel

mukosa usus halus dan bentuk feses yang khas seperti air tajin atau rice water stool.

Penyakit ini telah diketahui dan dialami sejak bertahun-tahun yang lalu dan telah

menyebar ke seluruh Asia dan sebagian besar Afrika.Pada umumnya banyak menyebar

kenegara-negara yang sedang berkembang. Penyakit ini dapat dikatakan berhubungan

dengan tingkat sosial ekonomi dan gizi penduduk. Semakin rendah tingkat sosial

ekonomi dan gizi penduduk besar kemungkinan untuk menderita kolera.Makanan dan air

yang terkontaminasi merupakan media perantara penularan kolera. Penularan biasanya

terjadi ditempat yang terlalu padat penduduknya dan keadaan sanitasi lingkungan yang

tidak bersih.

B. Tujuan

Page 5: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

1. Untuk mengetahui etiologi penyakit kolera.

2. Untuk mengetahui diagnosis penyakit kolera.

3. Untuk mengetahui cara penularan penyakit kolera.

4. Untuk mengetahui derajat penyakit kolera.

5. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit kolera.

6. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit kolera di Afrika.

2

Page 6: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etiologi

Kolera adalah mikroorganisme berbentuk batang,berukuran pendek, sedikit

melengkung dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela polar tunggal.

Terdapat berbagai sero tipe V. Kolera yang dapat menimbulkan diare akut. V. Kolera

tumbuh dengan mudah pada bermacam media laboratorium non selektif yaitu agar Mac

Conkey dan beberapa media selektif termasuk agar garam empedu, agar gliserin-telurit-

taurokholat serta agar trosulfat-sitrat-garam-empedu-sukrosa (TCBS). Dikenal 2 biotipe

V.Kolera. 01 diklasifikasikan sebagai klasik dan Elthor berdasarkan atas

hemolisin,hemaglutinasi, kerentanan terhadap polimiksin B, dan kerentanan terhadap

bakteriofag. Basil ini juga dibagi menjadi serogrup (yaitu serovar) didasarkan pada aniten

somatik atauO.V. Kolera 01 mempunyai dua tipe antigenik O mayor (Ogawadan India)

dan tipe intermediate tidak stabil (Hikojima).

Kolera termasuk penyakit yang sangat membahayakan jika tidak mendapat

penanganan yang baik.kolera dapat di sebabakan oleh berbagai hal, di antaranya:

1.    Infeksi: Virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), Bakteri (Shingella, Salmonella, E.

Coli Vibrio), Parasit (Prorozoa), cacing perut, dan Jamur.

2.    Malabsobsi: Karbohidrat, Lemak dan Protein.

3.    Makanan: Basi, Beracun, dan Alergi terhadap makanan.

4.    Imunodeficiensi.

5.    Psikologis: Rasa takut dan Cemas.

6.    Toksin dan obat, Nutrisi Enternal di ikuti puasa yang berlangsung lama, Kemoterapi,

dan Impaksi Vekal.

7.    Memakan Ikan dan Kerang yang di masak setengah matang.

3

Page 7: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

B. Diagnosis

Dalam menegakan suatu diagnosis kolera meliputi gejalaklinis, pemeriksaan fisik,

reaksi aglutinasi dengan anti serumspesifik dan kultur bakteriologis. Menegakkan

diagnosis penyakit kolera yang berat terutama diderah endemik tidaklah sukar.Kesukaran

menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang,

terutama di luar endemic atau epidemi.

Gejala klinik

Kolera yang tipik dan berat dapat dikenal dengan adanyaberak-berak yang sering

tanpa mulas diikuti dengan muntah-muntah tanpa mual, cairan tinja berupa air cucian

beras,suhu tubuh yang tetap normal atau menurun dan cepatbertambah buruknya

keadaan pasien dengan gejala-gejalaakibat dehidrasi, renjatan sirkulasi dan asidosis

yang jelas.(PD, FKUI, 1996)

Pemeriksaan Fisik.

Adanya tanda-tanda dehidrasi yaitu keadaan turgor kulit,mata cekung, Ubun ubun

besar yang cekung, mulutkering,denyut nadi lemah atau tiada, takikardi, kulit

dingin,sianosis, selaput lendir keringdan kehilangan berat badan

Kultur Bakteriologis

Diagnosis pasti kolera tergantung dari keberhasilanmengisolasi V. Kolera 01 dari

tinja penderita penanaman padamedia seletif agar gelatin tiosulfat-sitrat-empedu-

sukrosa (TCBS) dan TTGA.Tampak pada TCBS organisme V. Koleramenonjol

sebagai koloni besar, kuning halus berlatarbelakang medium hijau kebiruan. Pada

TTGA koloni kecil,opak dengan zone pengkabutan sekelilingnya.

Reaksi aglutinasi dengan antiserum spesifik

Yaitu melalui penentuan antibodi-antibodi vibriosidal,aglutinasi dan penetralisasi

toksin, titer memuncrat dan ke 3antibodi tersebut akan terjadi 7-14 hari setelah

awitanpenyakit-titer antibodi vibriosidal dan aglutinasi akan kembalipada kadar awal

dalam waktu 8-12 minggu setelah awitanpenyakit, sedangkan titer antitoksin akan

tetap tinggi hingga12-18 bulan. Kenaikan sebesar 4x atau lebih selama masapenyakit

akut atau penurunan titer selama masa penyembuhan.

4

Page 8: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

Pemeriksaan darah

Pada darah lengkap ditemukan angka leukosit yang meninggiyang menunjukkan

adanya suatu proses infeksi, pemeriksaanterhadap pH, bikarbonat didalam plasma

yang menurun, danpemeriksaan elektrolit untuk menentukan gangguan keseimbangan

asam basa.

C. Cara Penularan

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.

Meskipun sudah banyak penelitian berskala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini

tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kesehatan. Bakteri Vibrio cholerae berkembang

biak dan menyebar melalui feces (kotoran) manusia.

Bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan

sebagainya, maka orang lain yang melakukan kontak dengan air tersebut beresiko terkena

penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci

sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang

hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di sungai)

dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya. Hal ini akan semakin

meningkatkan resiko terjadinya penyakit kolera.

Vibrio cholerae yang dibawa oleh penjamah makanan dapat mencemari makanan,

yang apabila tidak disimpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat dapat meningkatkan

jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran dan buah-buahan yang

dicuci dan dibasahi dengan air limbah yang tidak diolah, juga menjadi media penularan.

Biasanya penyakit kolera secara langsung tidak menular dari orang ke orang. Oleh karena

itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan.

D. Derajat Penyakit

Riwayat alamiah penyakit (natural history of diseases) merupakan proses

perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia

dengan sengaja dan terencana. Dibagi menjadi beberapa tahap (Irianto, 2013):

1. Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)

5

Page 9: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibitpenyakit dan lingkungan.

Interaksi di luar tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum ditemukan, daya

tahan tubuh host masih kuat, walaupun sudah terancam akibat interaksi tersebut. Pada

tahap ini kondisi masih sehat.

2. Tahap inkubasi (stage of presymtomatic diseases)

Tahapan dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namun

gejala penyakit belum nampak. Pada tahap ini, infeksi V. cholerae O1 terjadi karena

masuknya kuman ini ke dalam saluran cerna melalui makanan atau minuman

yang terkontaminasi atau tercemar oleh V. cholerae O1. Tergantung dari jumlah

inokulun dan kerentanan dari individu yang bersangkutan, masa inkubasi infeksi V.

cholerae O1 umumnya antara 12 sampai 72 jam (Lesmana, 2006).

3. Tahap penyakit dini (stage of clinical diseases)

Pada tahap ini, V. cholerae O1 yang melewati lambung dan bertahan hidup dari

pengaruh asam lambung, kuman-kuman akan mencapai bagian proksimal usus halus

di mana terjadi interaksi antara bakteridan pejamu. Seperti pada semua kuman-

kuman penyebab diare, V. cholerae O1 juga harus mempunyai kemampuan untuk

melekatkan diri pada mukosa usus (Lesmana, 2006).

Selanjutnya kuman berkembang biak sambil memproduksi toksin (cholera toxin).

Cholera toxin (tidak tahan panas dan tidak tahan asam) merangsangepitel usus,

meningkatkan aktivitas enzim adenyl cyclase di usus yang selanjutnya

menyebabkan peningkatan cyclic adenosine 3,5-monophosate (cAMP)

intraseluler. cAMP ini menyebabkan sekresi cairan intestinal yang 14 luar biasa

sehingga terjadi diare yang hebat yang sifatnya isotonik (Lesmana, 2006).

4. Tahap penyakit lanjut

Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat

melakukan pekerjaan dan jika berobat umumnya telah memerlukan perawatan.

5. Tahap akhir penyakit

Pada tahap ini, perjalanan penyakit akan berhenti dengan beberapa keadaan yaitu :

a. Sembuh sempurna : kondisi host baik bentuk dan fungsi tubuh kembali

semula seperti keadaan sebelum sakit.

6

Page 10: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

b. Meninggal dunia : terbentuknya perjalanan penyakit dan pejamu meninggal

dunia. Tahapan ini merupakan keadaan yangtidak diharapkan

E. Pengobatan

a. Rehidrasi

Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau

rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa

pemberian antibiotik).  Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus

yang parah) atau dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution).

b. Antibiotik

Antibiotik memiliki peran sekunder namun penting dengan mengurangi derajat

penyakit dan durasi ekskresi penyakit. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah

gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan

dari asidosis. Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia

adalah tetrasiklin dan pilihan keduanya adalah trimethoprim/sulfamethoxazole (bila V.

cholerae pada pasien resisten terhadap tetrasiklin).

Pengobatan untuk kolera akan ditentukan berdasarkan:

Kesehatan dan sejarah medis pasien

Tingkat keparahan

Toleransi terhadap obat-obatan, prosedur atau terapi tertentu

Keluhan

Kemungkinan penyebarannya.

7

Page 11: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

BAB III

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

A. Distribusi Epidemiologi Penyakit Kolera di Afrika

1. Orang

Menurut UNICEF, hampir 2.500 orang telah meninggal karena wabah kolera di

Afrika Barat. Organisasi Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO)  melaporkan bahwa kolera sepanjang tahun 2012 telah menewaskan

lebih dari 60 orang dan membuat sekitar 2.800 orang lain jatuh sakit, dengan

khususnya risiko pada anak-anak. Kolera juga melanda Afrika Selatan (2001).

Puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terinfeksi kuman penyakit tersebut. Kolera

tak saja menyerang penduduk di pedesaan tapi juga di Ibu Kota Afsel, Johannesburg.

2. Tempat

Benin, Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea Bissau, Liberia, Mali, Niger,

Nigeria, Pantai Gading, Senegal, Sierra Leone, Togo, lembah Danau Chad, lembah

Kongo Barat, dan Danau Tanganyika

3. Waktu

Pada tahun 1970, biotipe ini masuk ke Afrika bagian barat dan menyebar dengan

cepat di benua itu dan menjadi endemis di sebagian besar negara Afrika.

B. Determinan/Faktor Resiko

Kolera disebabkan oleh bakteri yang bernama Vibrio cholerae. Apabila bakteri ini

masuk ke badan, bakteri akan mengeluarkan toksin (sejenis racun) yang dapat

menyebabkan terperasnya cairan tubuh keluar dari badan lewat usus halus, menyebabkan

diare yang parah. Kolera biasa terjadi karena kesehatan lingkungannya tidak bagus,

tinggal di sungai yang setiap hari digunakan sekaligus untuk mandi, cuci, kakus, dan

minum. Tak jarang anak-anak bermain di sungai yang kotor dan sarat bakteri kolera itu

serta di tempat-tempat dimana orang tinggal bersesakan, pada situasi perang dan saat

adanya kelaparan. Biasanya infeksi oleh bakteri ini terjadi melalui makanan dan

8

Page 12: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

minuman yang terkontaminasi bakteri kolera atau bila penderita berada ada di daerah

dimana terjadi banyak kasus kolera. 

C. Strategi Penanggulangan

a. Pencegahan

Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan

prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)

pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air

yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan

memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang

dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah

matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan

secepatnya mendapatkan pengobatan.Benda yang tercemar muntahan atau tinja

penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera

diberantas.Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung

dengan penderita.

b. Pengobatan

Memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal (terapi

rehidrasi agresif). Dasar dari terapi kolera adalah rehidrasi agresif melalui oral dan

intravena yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan cairan dan elektrolit, juga

untuk mengganti cairan akibat diare berat yang sedang berlangsung. Pemberian cairan

dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak

kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan

terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti

Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam

waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

9

Page 13: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kolera adalah suatu penyakit akut yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh suatu enterotoksin yang dihasilkan oleh Vibrio cholerae , bakteri ini

masuk ke dalam tubuh seseoang melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi, ditandai dengan diare cair ringan sampai diare cair berat dengan

muntah yang dengan cepat menimbulkan syok hipololemik, asidosis metabolik dan

tidak jarang menimbulkan kematian.

Cara pencegahan memutuskan tali penularan penyakit kolera  adalah dengan prinsip

sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feses) pada

tempatnya yang memenuhi standart lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang

sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai

sabun/antiseptik, cuci sayuran dengan bersih terutama sayuran yang dimakan mentah

(lalapan), hindari memakan ikan dan keran yang dimasak setengah matang.

Menurut UNICEF, hampir 2.500 orang telah meninggal karena wabah kolera di

Afrika Barat. Organisasi Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO)  melaporkan bahwa kolera sepanjang tahun 2012 telah menewaskan

lebih dari 60 orang dan membuat sekitar 2.800 orang lain jatuh sakit, dengan

khususnya risiko pada anak-anak. Kolera juga melanda Afrika Selatan (2001).

B. Saran

Adapun saran kepada seluruh masyarakat adalah hendaknya selalu melakukan hidup

bersih, melakukan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran

(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air

yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai

sabun/antiseptik,cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah

10

Page 14: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

(lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang. Demikian

makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

11

Page 15: Epm_kelas A_kolera Di Afrika

DAFTAR PUSTAKA

Gomez H.F dan Cleary T.G., Kolera, Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, edisi 12,

EGC, Jakarta, 1992, hal 102

Prof.Dr.Soedarto,Dtm Dan H,Phd,Sp.Park, Penyakit Menular Di Indonesia,Jakarta,

2009,hal.142.

Lesmana Murad. 2014. Perkembangan Mutakhir Infeksi Kolera.

http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/MURAD.pdf. 

Ramadhanil, A. G. (December 2014). UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN DAN

AKAR Harrisonia perforata MERR.TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Vibrio

cholerae. Online Jurnal of Natural Science, , Vol.3(3): 331 – 340.

http://artikelsehat.com/penyakit-kolera-cholera-2/

http://internasional.kompas.com/read/2011/10/11/19415896/Kolera.Hantui.Afrika

http://jaringnews.com/internasional/umum/3210/-warga-afrika-meninggal-karena-kolera

http://www.voaindonesia.com/content/wabah-kolera-meningkat-di-afrika-barat-/

1442115.html