epidemiologi penyakit tidak menular

136
PENGERTIAN. Dalam defenisi epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan dan pencegahan penyakit. Perkembangan sosio ekonomi, iptek dan tehnologi membedakan adanya negara sedang berkembang,berkembang dan negara maju perubahan gaya hidup menyebabkan terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif

Upload: hermansyah-putra

Post on 27-Oct-2015

401 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Kesamas

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

PENGERTIAN.Dalam defenisi epidemiologi adalah suatu ilmu yangmempelajari timbulnya, perjalanan dan pencegahanpenyakit.Perkembangan sosio ekonomi, iptek dan tehnologimembedakan adanya negara sedangberkembang,berkembang dan negara majuperubahan gaya hidup menyebabkan terjadinyaperubahan pola penyakit dari penyakit infeksi kepenyakit degeneratif

Page 2: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular ( PTM ) biasa disebut1. Penyakit Kronik karena kejadiannya berlangsung

lama, namun bisa juga berlangsung singkat ( akut ).

2. Penyakit non infeksi karena kebanyakan bukan disebabkan oleh agent biologi

3. New commicable disease karena penularan bukan dari mikroorganisme tetapi penularan melalui gaya hidup.

4. Penyakit Degeneratif karena terjadi proses degenerasi sehingga banyak ditemukan pada umur tua

Page 3: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Karateristik Penyakit Tidak Menular1. Penularannya tidak melalui suatu mata rantai

tertentu2. Masa inkubasi panjang dan latent3. Perjalanan penyakit biasanya berlangsung lama4. Diagnose lebih sulit5. Penyebabnya biasanya bervariasi, bahkan multi

kausal6. Memerlukan biaya mahal7. Penyembuhannya lebih sulit 8. Memiliki variasi luas.

Page 4: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyakit menular Beda Penyalit tidak menular1. Ditemui di negara 1. Ditemui dinegara Berkembang maju2. Rantai penularan 2.Tidak ada rantai jelas penularan.3. Masa inkubasi 3. Berlangsung lama kebanyakan pendek ttp kadang2 pendek4. Etiologi jelas 4. Tidak jelas, bahkan multikausal5. Diagnosa mudah 5. Sulit6. Biaya relatif rendah 6. Mahal7. Jelas nampak 7. Phenomena iceberg dipermukaan 8. Morbiditas dan morta- 8. Cenderung meningkat litas menurun

Page 5: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyelidikan epidemiologi PTM berbeda dengan penyakitmenular karena masa inkubasi dan masa latent yanglama.Pengamatan perorangan kurang efektif untukmenetapkan hubungan antara paparan dengan kejadianpenyakit.Hal ini disebabkan:1. Masa latent yang panjang antara eksposure dengan

terjadinya penyakit.2. Frekwensi paparan dari faktor resiko yang tidak teratur3. Resiko paparan yang kecil4. Penyebabnya yang multi kompleks

Page 6: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Peranan epidemiologi dalam masalah PTM adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana distribusi PTM

dalam masyarakat sehingga dapat diindentifikasi besarnya masalah PTM dimasyarakat.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tingginya distribusi PTM dalam masyarakat dibanding dengan masyarakat lainnya.

3. Untuk menentukan pilihan prioritas dalam penanganan PTM

Page 7: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAKMENULARTiga komponen penting dalam epidemiologi:- Frekuensi masalah kesehatan- Distribusi masalah kesehatan- Faktor2 yang mempengaruhi terjadinya (determinan). Penyakit tidak menular merupakan penyakitMenular--------- dengan sehingga diperlukan pengamatanyang lama.

Page 8: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Ada 3 jenis penelitian epidemiologi dalam PTMyaitu- Penelitan observasional- Penelitian melalui eksperimental- Penelitian melalui intervensi.Dengan kejadian penyakit berlangsung lamamaka penelitian observasional umumnya yangdilaksanakan.

Page 9: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Jenis2 penelitian Observasional: 1. Penelitian Ekologis/Korelasi --- deskriptif2. Penelitian Cross sectional----- Analitik3. Pnelitian Case Control---- tanpa intervensi4. Penelitian kohor------- tanpa intervensi

Page 10: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Perhitungan frekuensi PTM Frekuensi penyakit dapat dihitung denganmenggunakan:1. Rate. Ukuran ini merupakan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah penduduk. Tiga unsur utama dalam rate: - Jumlah yang terkena - Kelompok penduduk - Batas waktu kejadian

Page 11: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Rate = Jlh org sakit peny tertentu pd wktu tertentu jlh penduduk yang berisiko pd wktu tertentu

Page 12: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Contoh : - Angka kematian - Angka kelahiran - Rate untuk umur dan jenis kelamin, dll2. Ratio. Antara unit yang satu tidak selalu menjadi bagian dari unit yang lain. Contoh, - Jumlah penyakit penderita kanker dengan orang sehat. - Jumlah bidan dibanding jumlah

penduduk

Page 13: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Ratio = Jumlah orang sakit jumlah orang sehat

Page 14: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Proporsi. adalah apabila pembilsng merupakan bagian dari penyebut. Sering digunakan persentase (%) contoh, % bayi yang diimunisasi % penderita TBC yang berobat teratur.

Page 15: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Proporsi = jlh penderita peny tertentu ( X ) jlh pendrita peny tsb(X) + jlh smua penderita (Y)

Page 16: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Jenis perhitungan frekuensi ini diperoleh dari hasil penelitian deskriptif, dan mengetahui besarnya resiko maka diperlukan penelitian analitik, sedangkan perbedaan besarnya rate yang terjadi dari mereka yang terpapar faktor resiko dengan besarnya rate mereka yang tidak terpapar disebut resiko relatif ( RR ), dan diperoleh dari penelitian prospektif.

Page 17: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

FAKTOR RESIKO DAN UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Terdapat perbedaan antara faktor penyebab penyakit tidak menular yang disebut faktor resiko sedangkan pada penyakit menular faktor penyebab disebut etiologi.

Faktor risiko adalah suatu karateristik, tanda atau simptom pada penyakit yang secara statistik cepat meningkatkan insidens penyakit.

Page 18: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Aspek aspek yang berhubungan dengan faktor resiko sbb.

- Keberadaanya- Besarnya : kuat atau lemah- Arahnya positif atau negatif- Sifatnya : protektif, prognotik, terapoetik, resiko- Preventivitas- Interventitas

Page 19: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Efek : single atau multiple effect- Interaksinya/ hubungan dengan faktor lain- Strukturnya : hubungan dengan berbagai

faktor- Manfaatnya- Kriterianya.

Page 20: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

i

Dikenal beberapa macam faktor risiko a. Menurut dapat tidaknya faktor risiko dapat

dirubah td :- Faktor resiko yang tidak dapat dirubah

(Unchangeable risk factor) misal: umur dan penyakit genetik- Faktor yang dapat dirubah (Changeable risk

factor) misal : kebiasaan merokok

Page 21: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Menurut kestabilan peranan faktor resiko.a. Suspected risk factor ( faktor resiko yang dicurigai

) yaitu faktor2 yang belum mendapat dukungan penuh dari hasil penelitian. Misal, rokok sebagai faktor resiko yang menyebabkan kanker leher rahim.

b. Established risk factor ( faktor resiko yang telah ditegakan) yaitu yang telah mendapat dukungan ilmiah misal rokok sebagai faktor resiko terjadinya kanker paru.

Page 22: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Faktor risiko perlu dikembangkan pada PTMkarena :1.Ketidak jelasnya kausa2.Menonjolkan faktor multi kausal3.Kemungkinan interaksi antar resiko4.Perkembangan metodologi memberi

kemampuan untuk mengukur faktor resiko.

Page 23: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Kegunaan identifikasi faktor risiko:1. Prediksi: meramalkan terjadinya suatu penyakit, misal perokok memiliki kemungkinan menderita Ca. Paru dari pada bukan perokok2. Penyebab: Kejelasan/ beratnya faktor resiko dapat menjadi penyebab dari suatu

penyakit.3. Diagnosis4. Prevensi

Page 24: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Kriteria faktor resiko.Austin Bradford Hill, menegakan suatu faktormenjadi faktor resiko dengan kriteria:1.Kekuatan hubungan: adanya resiko yang relatif

tinggi2.Temporal: kausanya mendahului akibat3.Respons terhadap dosis: makin besar paparan

makin tinggi terjadinya penyakit

Page 25: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

4. Reversibilitas: penurunan paparan akan menyebabkan penurunan kejadian penyakit.

5. Konsistensi: kejadianyang sama akan berulang pada waktu, tempat dan penelitian yang lain.

6. Layak biologis: sesuai dengan konsep bilogis7. Spesifitas: satu penyebab akan menyebabkan

satu akibat8. Analogi: ada kesamaan untuk penyebab dan

akibat yang sama

Page 26: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Sejumlah faktor resiko sbb:- Merokok - Riwayat keluarga DM- Alkohol - Kurang olah raga- Makanan - Riwayat keluarga Ca.mamae- Gaya hidup - Kehamilan pd umur muda/tua - Kegemukan - Menstruasi yang terlalu cepat- Asbes - Menopause yang terlambat- Radiasi - Riwayat keluarga peny. jantung- Seksual behavior- Obat2an

Page 27: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Perbedaan faktor risiko dan prognosis. Resiko adalah seberapa besar kemungkinansakit dari orang yang sehat sedangkan prognosisadalah seberapa besar kemungkinan mati dariorang yang sakit.Contoh.Faktor risiko : Rokok seberapa besar kemungkinan mendapat Ca. paruFaktor prognosis: Umur tua seberapa besar kemungikinan mati.

Page 28: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Prognosis dapat digambarkan sbb.1. Harapan hidup 5 tahun : % penderita untuk

mampu hidup 5 th dari saat sakit.2. Kasus fatal: % penderita yang mati karena sakit3. Respon: % penderita yang mengalami perbaikan4. Remisi: % penderita yang sembuh, tidak dideteksi 5. Kambuh: % penderita yang kembali sakit setelah

sembuh.

Page 29: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Pencegahan PenyakitAda 4 tingkat pencegahan1. Pencegahan Premordial ( Premordial prevention). - Pencegahan ini merupakan usaha berkaitan

mempertahankan gaya hidup - Melakukan modifikasi, penyesuaian diri dari resiko yang ada. - Contoh mempertahankan kebiasaan pola makan

yang sudah ada atau memodifikasi makanan yang sudah ada dengan tetap mempertahankan makan yang tidak mengandung resiko.

Page 30: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Menciptakan pra kondisi melibatkanmultimitra,misal: bagaimana diciptakan suatukondisi dalam masy. bahwa merokok itumerupakan kebiasaan yang kurang baik danmasy mampu bersikap positif terhadap bukanperokok

Page 31: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Pencegahan tingkat pertama ( Primary prevention).

Ditujukan kepada orang sehat melalui peningkatan derajat kes dan pencegahan khusus terhadap peny tertentu.

Pencegahan ini terutama ditujukan kepada host dan atau agent untuk meningkatkan daya tahan maupun mengurangi resiko terhadap penyakit tertentu.

Page 32: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Pencegahan ini meliputi:- Promosi kesehatan masyarakat- Pencegahan khusus seperti pencegahan

keterpaparan dllSasaran:a. Mengurangi penyebab/ faktor resiko. - Kalau untuk peny.Infeksi misalnya, desinfeksi, sterilisasi, penyemprotan dll - Kalau PTM misalmengurangi/menghilangkan sumberkeracunan,mengurangi/menghilangkan setiap prilaku yang memperbesar resiko

Page 33: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Contoh, - mengurangi stres - diet rendah lemak, garam, - olah raga - tidak merokok - vitamin dll

Page 34: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

b. Mengatasi/ memodifikasi lingkungan - Perbaikan lingk sosial: . Kepadatan penduduk . Hub antar rumah tangga/masy. . Perbaikan lingkungan kerja

Page 35: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )

Sasaran adalah mereka yang menderita atau terancam akan menderita seperti,

- Pemberian profiklaksis - Pencarian penderita secara dini . Pemeriksaan berkala dan pemeriksaan kolompok tertentu,misal pegawai, mahasiswa

Page 36: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

. Screening/pencarian penderita penyakit tertentu . Pengobatan dan perawatan penderita penyakit tertentu.Tujuan pencegahan ini: - Mencegah meluasnya penyakit/beratnya penyakit - Menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan cegah komplikasi.

Page 37: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

4. Pencegahan tingkat ketiga ( Tertiary prevention ). Bertujuan untuk cegah kecacatan dan kematian

serta rehabilitasi, seperti. - cegah proses lebih lanjut sperti DM, hipertensi dll. - Rehabilitasi: usaha pengembalian fungsi fisik/psikologis dan sosial seoptimal mungkin. . Rehab fisik : protesis . Rehab mental . Rehab sosial.

Page 38: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Upaya pencegahan melalui penggabungan ketigabentuk pencegahan dengan 4 faktor utama yangmempengaruhi terjadinya penyakit yaitu - gaya hidup : makan rendah lemak dll - Lingkungan : stres kerja dll - Biologi : adanya perhatian terhadap faktor resiko biologi ( jenis kelamin, riwayat keluarga dll ) - Pelayanan kesehatan : Health education, dll

Page 39: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Batasan dari pencegahan penyakit• Prepathogenesis - Primary prevention . Health promotion . Spesifik protection• Pathogenesis - Secondary prevention . Early diagnosis and prompt treatment . Disability limitation

Page 40: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

* Tertiary prevention - Rehabilitation

Page 41: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG DANPEMBULUH DARAH ( PJPD )Penyakit jantung erat kaitannya dengan- Ateroskelerosis- Hipertensi- Penyakit jantung koroner ( PJK )- Penyakit cerebrovasculer.

Page 42: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Mengapa penting mempelajari epidemiologi peny.Jantung:- Penyakit jantung adalah PTM yang paling mudah

dicegah- Peny. Jantung merupakan PTM yang paling

prevalent- Penelitian PTM dimulai dari pengalaman

Framingham.- Penelitian penyakit jantung mulai identifikasi

faktor resiko.

Page 43: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyakit jantung adalah- Penyakit negara maju/industri- Berkaitan dengan pola prilaku/ gaya hidup- Pola prilaku/gaya hidup gampang ditiru oleh orang/negara berkembang/ sedang

berkembang.- Angka kematian semakin meningkat dibanding

dengan peny. menular.

Page 44: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Dihadapi sebagian besar negara didunia- Perkembangan dunia kesehatan melaju begitu

cepat seiring dengan perkembangan dunia industri dan tehnologi diera modernisasi dan globalisasi.

- Berbagai transisisi yang ada baik transisi demografi, sosek, maupun epidemiologi menimbulkan pergeseran2 termasuk dibidang kesehatan.

Page 45: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

-Penyakit akut semakin menurun prevalensinya tapi sebaliknya penyakit kronik semakin meningkat.

- Di Indonesia menghadapi masalah kompleks dan beragam mulai dari penyakit infeksi klasik moderen, penyakit degeratif serta penyakit psikologis yang menyebabkan indonesia menghadapi “ Treeple burden diseases”, namun penyebab kematiannya karena penyakit jantung

“the silence killer”

Page 46: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Pencegahan.Pencegahan ditujukan adalahmenghilangkan/mengurangi faktor resiko yaitu gizi,kebiasaan merokok, stress, hipertensi yang tidakterkendali dan kurang olah raga.Yayasan jantung Indonesia denganmemperkenalkan Panca Usaha Kesehatan Jantungdengan anjuran pola hidup “SEHAT”Yaitu:

Page 47: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

S....ehatE....nyahkan rokokH... indari stresA....wasi tekanan darah secara teraturT.....eratur berolah raga

Page 48: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Aspek metodologi penelitian1. Penelitian Epidemiolgi Penelitian epidemiologi peny jantungdapat

berupa survei, prospectif maupun retrospektif Contoh. Survei misal: MONICA- WHO Jakarta Cohort study misal: Framingham study Case control misal: rokok dsn PJK

Page 49: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Trial Klinik Biasanya digunakan untuk evaluasi efektifitas

dan efisiensi pengobatan misal, penelitian TOMHS ( Treatment of Mild Hipertesi Study) oleh NIH USA.

3. Diagnose dan kriteria Obyektif a. Adanya standar kriteria penyakit tertentu misal, definisi hipertensi dgn pakar lain

Page 50: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

b. Bias Bisa berasal dari peneliti dan alat yang dipakai contoh, hipertensi akan bias jika diukur pada

keadaan waktu yang berbeda, posisi, frekuensi pengukuran.

c. Skala pengukuran Pernyataan terhadapa keadaan kesakitan

dapat berbeda-beda.

Page 51: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Skala nominal ( HT dan normotensi) berguna dalam penegakan diagnose- Skala ordinal( HT ringan, sedang, berat) berguna untuk klasifiaksi dan follow up- Skala interval: berguna dalam pengukuran secara obyektif dan membandingkan langsung serta evaluasi hasil terapi

Page 52: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

4. Penelitian sebelumnya/Critical Appraisal. Dengan melihat hasil penelitian sebelumnya

dapat dilakukan sebagai bentuk bacaan yang dapat dilakukan sebagai tinjauan pustaka, review, kritik dan metanalisis.

Page 53: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI ATEROSKELEROSISDefenisi: merupakan suatu keadaan dimanadinding pembuluh darah mengeras yangmenyebabkan penyempitan lumennya.Terdiri dari: - Arterioskelerosis - Arterioloskelerosis - Atheroma

Page 54: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Eteroma terjadi karena penumpukan lemak yang makin lama makin banyak dilapisan endotel pembuluh darah.

• Jika dinding pembuluh darah ( lapisan endotel tersebut pecah karena suatu sebab maka darah dari pembuluh nadi tersebut akan terjadi kontak dengan ateroma sehingga terjadi gumpalan darah (trombus).

Page 55: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Gumpalan darah tadi mula2 hanya mengandung sel darah yaitu tombosit, tetapi kemudian protein dalam darah yang berupa fibrin mengikat tombosit pada dinding pembuluh darah tadi.

Page 56: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

*Ateroskelerosis merupakan awal dari suatu penyakit yang serius tergantung target organ yang terserang tetapi dapat dicegah.* Proses ateroskelerosis bisa proses normal karena proses degenerasi akibat ketuaan sehingga pembuluh darah menjadi mengeras.* Jadi upaya pencegahan merupakan upaya perlambatan proses tersebut

Page 57: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Target organ yang terkena antara lain:- Infark miocard- Infark pada otak- Ganggren pada terutama pada kaki- Aneurisma aorta abdominalis- Hipertensi

Page 58: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Faktor yang berhubungan proses terjadinya 1. Faktor yang tidak dapat diintervensi - Riwayat keluarga - Usia - Jenis kelamin - Anatomi koronaria ( percabangan dan kolateralnya) - Profil lipoprotein - Faktor metabolik

Page 59: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Faktor yang dapat diintervensi - Rokok - Hipertensi - Hiperkolesterolemia - Obesitas - Hiperglisemia ( DM ) - Faktor riwayat keluarga dengan iskemik jantung

Page 60: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Faktor prilaku: - Kurang gerak badan - Stres - Jenis personality ( tipe A dan tipe B )

Page 61: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• EPIDEMIOLOGI STROKEDefenisi:*Stroke merupakan penyakit gangguan neurologis yang bersifat akut akibat terganggunya sirkulasi darah otak.* Gejala yang timbul tergantung bagian otak yang terganggu.* Angka kejadian ditemukan terutama pada umur diatas 55 tahun namun dapat ditemukan pada semua umur.

Page 62: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Kejadian makin tinggi bahkan 100 X lebih banyak pada umur 80-90 tahun dengan insiden 300/10.000dibanding dengan 3/10.000 pada umur 30-40 tahun.

• Laki2 lebih banyak ditemukan dari pada wanita.

• Merupakan penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung dinegara maju.

Page 63: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Angka kejadian stroke semakin meningkat setiap negara dengan angka kematian yang cukup tinggi termasuk di indonesia.

• Gejala• Tergantung dari daerah otak yang terkena,

tetapi gejala umum adalah terjadi hemiparesis atau hemiparalisis dengan atau tanpa disertai gangguan sensorik.

Page 64: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Stroke biasa disebut cerebral vascular disease (CVD) atau gangguan peredaran darah otak (GPDO).

• Klasifikasi stroke dibedakan berdasar1. Manifestasi klinik:

a. Transient ischemic attack (TIA), serangan kurang dari 24 jam b. Stroke in evolution, hilang dalam 2 minggu

Page 65: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

c. Reversible ischemic neurological defisit (RIND) d. Complete stroke2. Berdasarkan proses patologik (kausal) a. Infark b. Perdarahan intra serebral c, Perdarahan sub arachnoid

Page 66: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Berdasakan tempat lesi a. Sistem karotis b. Sistem vertebrobasiler Diklinik dikenal - Stroke ischemik (nonhemorhagik), dapat berupa TIA, trombosis, emboli. - Stroke hemorhagik, karena perdarahan intra serebral atau subarahnoid

Page 67: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Waktu terjadinya Kejadian stroke tidak dapat diramalkan karena

tidak ada tanda khas yang mendahului, tetapi ada beberapa penelitian bahwa stroke trombotik terjadi pada saat terbangun dari tidur malam antara jam 00-06 pagi, namun ada penelitian lain terjadinya antara 06-12.00

Page 68: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Faktor risiko1.Umur2.Ras: kulit hitam > kulit putih3.Seks: Laki> wanita4.Hipertensi5.DM6.Penyakit jantung sebelumnya7.TIA/atrium fibrilasi

Page 69: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

8. Obesitas9. Rokok10. Kolesterol dan trigliseridaFaktor mayor terjadinya stroke ada 4 yaitu:1. Hipertensi2. TIA3. Hiperkolestronemi4. DMBeberapa faktor yang dicurigai: Alkohol, kontrasepsiHormonal, trauma, herpes zoster.

Page 70: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

GEJALA:• Gangguan peredaran otak dapat berupa

penyumbatan atau karena perdarahan otak.• Pada penderita stroke karena trombotik

memberikan gambaran : - Penderita sedang santai atau tidur, lalu tiba2 merasa lemah atau tidak dapat berdiri. - Sebelumnya merasa pegal2, lemah atau kram separuh badan

Page 71: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Disertai atau tanpa sakit kepala, mual, muntah atau panas

- Kejang kalau mengenai korteks serebri Untuk membedakan stroke hemorargik dan

non hemorargik dapat dilakukan dengan CT scan atau dengan sistem skoring dar Djoenaidi dengan cara memberikan bobot setiap kejadian yang timbul sbb.

Page 72: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

1. TIA sebelum serangan : 12. Permulaan serangan: - Sangat mendadak ( 1-2 menit) : 6,5 - Mendadak (beberapa menit-jam) : 6,5 - Pelan2 ( beberapa jam ) : 13. Waktu serangan - Waktu kerja : 6,5 - Waktu istirahat/duduk/tidur : 1 - Waktu bangun tidur : 1

Page 73: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

4. Sakit kepala waktu serangan - Sangat hebat : 10 - Hebat : 7,5 - Ringan : 1 - Tidak ada : 05. Muntah - Langsung setelah serangan : 10 - Mendadak(beberapa menit-jam): 7,5 - Peln2 ( 1 hari atau lebih) : 1 - Tidak ada : 0

Page 74: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

6. Kesadaran - Hilang waktu serangan (langsung) : 10 - Hilang mendadak(beberapa mnt-jam): 10 - Hilang pelan2 ( 1 hari atau lebih) : 1 - Hilang sementara kmudian sadar : 1 - Tidak ada : 07. Tekanan darah - Waktu serangan sangat tinggi(>200/110): 7,5 - Waktu MRS sangat tinggi(>200/110) : 7,5 - Waktu serangan tinggi (>140/110-<200/110 : 1

Page 75: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

8. Gejala2 klinik a. Derajat kesadaran 24 jam setelah MRS - Mengantuk +7.3 - Tak dapat dibangunkan +14.6 b.Babinski bilateral +7.1 c. Permulaan serangan Sakit kepala dalam 2 jam setelah serangan atau

kuku kuduk : +21.9 d.Tekanan darah diastolik setelah 24 jam + (tekanan

diastolik x 0.17) e.Penyakit katup aorta/mitral -4.3

Page 76: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

f. Gagal jantung -4.3 g.Kardiomiopati -4.3 h.Fibrasi atrial -4.3 i. Rasio kardio-torasik >0.5 (padaX-foto toraks) – 4.3 j. Infark jantung (dalam 6 bulan) -4.3 k Angina, klaudikasio atau diabetes -3.7 l. TIA atau stroke sebelumnya -6.7 m. Anamesis adanya Hipertensi -4.1

Page 77: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Interpretasi:Skor: < + 25 : infark ( Stroke non hemoragik) < - 5 : Perdarahan ( strok hemoragik) + 14 : Kemungkinan infark dan perdarahan 1 : 1 < + 4 : kemungkinan perdarahan 10 %Sensitifitas : untuk stroke hemoragik 81-88 % danstrok non hemoragik ( infark ) 76-78 %.Ketepatan keseluruhan 78- 82 %

Page 78: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Patofisiologi stroke ishemikIschemik otak adalah suatu keadaan dimanaterdapat gangguan pemasokan darah keotakyang membahayakan fungsi otak. Akibat dari ichemik dapat mengakibatkan infarksetelah berkurangnya suplay darah pada tingkatyang lebih rendah yang mengakibatkangangguan fungsional dan strukrural yangmenetap.

Page 79: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Infark disebabkan trombus dan emboli dankebanyakan kasus infark karena trombus padaPembuluh darah yang ateroskelerotik.Hipertensi dan stroke berisiko 3 X terserang Hipertensi dianggap sebagai faktor utamaterjadinya.

Page 80: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Dalam penelitian, tekanan diastolik > 95 mmHgberisiko 2 X lebih besar terjadinya infark otakdari pada tekanan diasolik < 80 mm Hg,sedangkan sistolik > 180 mm Hg

Page 81: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Pencegahan strokePencegahan ditujukan kepada ada 4 faktorutama yang mempengaruhi terjadinya strokeyaitu gaya hidup, lingkungan, biologis danpelayanan kesehatan.1. Pencegahan primer a. Gaya hidup: kurangi stres, diet rendah garam lemak dan kalori, olah raga teratur, tidak merokok, vitamin

Page 82: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

b. Lingkungan: Kesadaran atas stres kerja dll. c. Biologi: Perhatian terhadap faktor resiko biologi ( jenis kelamin, riwayat keluarga), efek obat2 tertentu seperti aspirin. d. Pelayanan kesehatan: Health education, cek tekanan darah.

Page 83: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Pencegahan sekunder a. Gaya hidup: Management stres, makan

rendah garam, stop rokok, penyesuain gaya hidup.

b. Lingkungan: Penggantian kerja kalau perlu. c. Biologi: pengobatan yang patuh dan cegah

efek samping. d. Pelayanan kesehatan: Pendidikan pasien,

evaluasi penyebab sekunder.

Page 84: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Pencegahan tertier:a. Gaya hidup: Reduksi stres, olah raga sedang,

stop rokok.b.Lingkungan: Jaga keamanan dan keselamatan c. Biologi: Kepatuhan berobat, terapi fisik.d.Pelayanan kesehatan: Emergency medical

teknik, asuransi

Page 85: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI* Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal* Prevalensi ditemukan pada orang dewasa dan

adanya kecenderungan peningkatan sesuai peningkatan usia.

Page 86: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Macam2 hipertensi:1. Menurut kausa: a. Hipertensi essensial/ primer: > 90 % - Teori neurogen misal pada keadaan emosi terjadi peningkatan adrenalin. - Teori renal : Renin mengaktifasi angiotensin - Teori Cortex anak ginjal: Zat aldosteron - Teori NaCl

Page 87: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

b. Hipertensi sekunder: * 5-10 % peny ginjal * 1- 2 % : - hormonal misal pada kehamilan - pemakai obat2 tertentu misal pil KB. Atau Pengguna adrenalin misal pada pasien asma

Page 88: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Menurut gangguan tekanan darah a. Hipertensi sistolik dimana hanya tekanan sistolik yang meninggi b. Hipertensi diastolik dimana hanya tekanan diastolik yang meninggi

Page 89: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Menurut beratnya tekanan darah ( mm.Hg ) a. Hipertensi ringan: Tek. diastolik: 90-110 b. Hipertensi sedang: Tek. Diastolik 110-130 c. Hipertensi berat: Tek diastolik >130Tekanan systolik adalah tekanan darah padawaktu jantung menguncup, sedang tekanandiastolik adalah tekanan pada waktu jantungistirahat. Kriteria tersebut menurut WHO

Page 90: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Pengaruh hipertensi sebagai faktor risiko timbulnya PJK, tetapi dapat dipercepat dengan adanya merokok dan tingginya kadar kholesterol dalam darah.

• Tekanan n darah menyebabkan kenaikan tekanan dalam dinding arteri dan lama kelamaan akan terjadi kerusakan pada dinding endotel arteri yang memicu terjadinya artereskelerosis, dan terjadinya arteroskelerotik juga akan memicu tingginya tekanan darah.

Page 91: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Alasan pentingnya tekanan diastolik:- Prevalensi lebih tinggi- Sangat penting dalam diagnosis- Menjadi ukuran keberhasilan pengobatan

hipertensi- Menjadi pegangan dalam menentukan

prognosis- Menjadi pedoman dalam evaluasi pengobatan

Page 92: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penentuan batasan hipertensi ini penting dalampenentuan prevalensi karena perubahanhipertensi akan merubah prevalensi.Faktor risiko:1. Umur2. Ras/ suku: Orang kulit hitam > kulit putih3. Urban/ Rural: Perkotaan> desa4. Geografis : Pantai > pegunungan karena

mengkonsumsi buah dan sayur lebih banyak.5. Seks: wanita > pria, terutama masa pre

menopause

Page 93: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

6. Gemuk: gemuk > kurus7. Stres9. Personality type: type A > B10. Diet: Tinggi garam11. DM: 50-70 %12. Water compostion: - Sodium: incosistent - Cadmium: ada bukti dalam penelitian - Pb, kemungkinan ada hubungan13. Alkohol

Page 94: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

14. Rokok: tidak signifikan 15. Kopi: belum ditemukan16. Pil KB. Resiko meninggi pada pemakaian

lama

Page 95: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Beberapa permasalahan Hipertensi- Prevalensi 6 – 15 % pada orang dewasa Prevalensi meningkat menurut usia dan dominan

31-50 th - 50 % penderita tidak menyadari dirinya sehingga cenderung menjadi hipertensi berat- 70 % adalah hipertensi ringan yang diabaikan

sehingga menjadi hipertensi berat- 90 % hipertensi esensial

Page 96: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Akibat hipertensi:1.Gangguan jantung2.Gangguan mata3.Gangguan Otak: - Trombose - Perdarahan diotak4. Gangguan ginjal

Page 97: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Tindakan pengobatanBeberapa syarat sebaiknya yang mesti dipenuhi:1.Menurunkan tekanan darah secara bertahap

dan aman2.Mampu meurunkan tekanan darah secara

multifaktoral3.Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi4.Melindungi organ2 vital5.Mendukung pengobatan penyakit penyerta

misal DM

Page 98: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

6. Mengurangi faktor resiko Penyakit kardiovaskuler dalam hal memperbaiki Left Ventrikel Hipertropi den mencegah ateroskelerosis.

7. Mengurangi frekuensi sengan dan beratnya angina

8. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut

9. Efek samping serendh mungkin10. Membuat jantung bekerja lebih efisien11. Melindungi jantung terhadap resiko infark.12. Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup

penderita misalnya ngantuk

Page 99: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Secara khusus obat hipertensi dapat:1.Mempunyai bioavailabilitas yang tinggi dan

konsisten sehingga efektifitasnya dapat diperkirakan

2.Mempunyai waktu paruh yang panjang3.Smooth onset of action dengan kadar puncak

lemak setelah 6-12 jam untu mengurangi efek mendadak seperti takikardi

4.Dapat dipakai untuk jangka panjang

Page 100: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

5. Mampu meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin

6. Turut memperbaiki profil lemak misalnya penurunan HDL

7. Meningkatkan survival dengan menurunkan resiko gagal tantung mengurangi serangan balik infark miocard.

Page 101: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Jenis2 obat hipertensi 1. Non farmakologi - Turunkan berat badan bagi yang obesitas - Pembatasan konsumsi garam dapur - Kurangi alikohol - Hentikan rokok - Olah raga teratur - Diet rendah lemak jenuh - Pemberian kalsium dalam bentuk makanan

( sayur dan buah ).

Page 102: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Obat dari farmakokologi - Diuretik - B.bloker - Antagonis kalsium dllKeberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilihat

dari1. Penurunan tekanan darah2. Penurunan kadar lemak dalam darah3. Sensitivitas terhadp insulin meningkat Ketiganya penting dalam rangka menghindarkan

terjadinya pembesaran jantung kiri.

Page 103: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

PrognosisTergantung:1. Etiologi hipertensi: hipertensi sekunder yang

ditemukan dini memiliki prognosis baik2. Umur: umur muda mempunyai prognosis jelek3. Jenis kelamin: wanita lebih mentolerir dp pria4. Ras: Orang kulit hitam di Amerika memiliki

prognosis jelek dp kulit putih

Page 104: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

5. Sifat hipertensi: tek darah yang bersifat labil dan progresif prognosis kurang baik

6. Adanya komplikasi memperbrat prognosis7. Ada tidak faktor lain misal DM memperberat

hipertensi.

Page 105: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK )PJK merupakan penyakit akibat gangguan suplaydarah pada otot jantung.Penyakit ini makin meninggi prevalensinya diduniadan merupakan salah satu penyebab kematianutama didunia.Merupakan problem sebagian besar negara2 besardidunia terutama negara2 industri tetapi sudahmerambat kenegara2 yang sedang berkembangtermasuk indonesia.

Page 106: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

* Menurut WHO dan organisasi federasi jantung sedunia memprediksi penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian diAsia pada tahun

2010.* Saat ini 78 % kematian global karena penyalit jantung pada masyarakat miskin dan menengah.* Tahun 1990-2020 angka kematian karena penyakit jantung koroner akan meningkat 137 % dinegara berkembang pada laki2 dan 120 % pada wanita, sedangkan negara maju 48% pada laki2 dan 29% pada wanita

Page 107: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Perkembangan dunia kesehatan melaju begitucepat seiring perkembangan dunia industri dantehnologi diera modernisasi dan globlisasi.Berbagai transisi yang ada baik transisi demografi,sosek, epidemiologi menimbulkan pergeseran2termasuk dibidang kesehatan.Angka kematian semakin menurun dan angkaharapan hidup semakin meningkat, pola penyakitdan penyebab kematian telah berubah.

Page 108: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyakit yang mematikan bukan lagi penyakitmenular dan penyakit akut semakin menurunprevalensinya dan sebaliknya penyakit kronik.Di Amerika PJK merupakan penyebab kematiannomor 1 (satu).Setiap tahun 478.000 meninggal karena PJK, 1,5juta karena serangan jantung, 407.000mengalami operasi peralihan, 300.000 orangoperasi angioplast.

Page 109: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Di Eropa 20.000- 40.000 orang dari 1 jutapenduduk dengan PJK.Indonesia mengalami masalah kompleks danberagam mulai infeksi klasik, moderen, penyakitdegeratif sampai penyakit psikosis yangmenyebabkan indonesia menghdapi treepleburden diseases, namun penyebab kematianutama adalah penyakit jantung, yang dikenal “silence killer “

Page 110: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Timbulnya PJK bersifat mendadak, namunprosesnya berlangsung kronik akibat gangguansuplay darah dari otot jantung. Pembuluh darah jantung mengalami kekakuandan penyempitan akibat arteriosklerosis.Gambaran klinik PJK bisa berupa anginapektoris, miokard infark, payah jantung sampaimati mendadak.

Page 111: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Angina pektoris akibat adanya trombus atauemboli yang menyumbat pembuluh darah daninfark terjadi jika sumbatannya mengakibatkanterjadinya nekrosis otot jantung akibat tidakadanya suplay darah.Kematian mendadak dapat terjadi baik didahuluikeluhan sebelumnya maupun tanpa keluhan.Penyebab kematian akibat aritmia ventrikel

Page 112: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Beberapa Tanda2 PJK- Rasa nyeri didada seperti rasa tidak enak, rasa

tertekan, atau tercekik, biasa berlangsung sekitar 10 menit.

- Biasa rasa nyerinya terasa dibelakang tulang dada kiri

- Rasa sakitnya mulai dari bagian bawah lengan atas dan dapat menjalar kebahu kiri, leher dan rahang bawah.

Page 113: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Gambaran frekuensi dan Distribusi penyakit1.Ditemukan lebih banyak dinegara berkembang

dari pada yang sedang berkembang2.Perkotaan > pedesaaan3.Gol masyarakat dengan sosek menengah

keatas > masyarakat ekonomi lemah.4.Pria > Wanita tetapi kematian > wanita

Page 114: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

5. Meninggi setelah umur 40 tahun

Faktor Resiko.Terdiri:1.Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu: - Jenis kelamin - Anatomi pembuluh darah koroner - Metabolik

Page 115: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Faktor yang dapat dirobah yaitu - Hipertensi - Kholesterol - Rokok - DM - Kelainan EKG - Stress - Salah makan -

Page 116: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Gaya hidup - Fraksi lemak ( TG, HDL,LDL ) - Kurang olah raga.Faktor resiko juga dapat dibagi1. Resiko mayor meliputi: - hipertensi - hiperlipidemia - merokok - obesitas

Page 117: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

2. Resiko minor - DM - Stress - kurang olah raga - riwayat keluarga - usia - seks

Page 118: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Dari faktor resiko mayor, ada 3 faktor yang sangat utama yaitu - hipertensi

- hiperkholesterolemi - merokok.Pencegahan.1. Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan

munculnya faktor predisposisi terhadap PJK2. Pencehahan primer yaitu upaya awal pencegahan PJK

sebelum seseorang menderita PJK misalnya penyuluhan kepada kolompok yang

memiliki faktor resiko

Page 119: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

3. Pencegahan sekunder yaitu upaya mencegah keadaan PJK yang sudah pernah terjadi agar tidak berulang, misalnya adanya perubahan pola hidup, adanya kepatuhan untuk berobat bagi yang menderita.

4. Pencegahan tertier, yaitu upaya menegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian

Page 120: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI OSTEOARTRITISOsteoartritis ( OA )adalah adalah penyakit tulangdegenaratif yang ditandai oleh kerusakan tulangrawan sendi.Penyakit ini bersifat khronik, berjalan progresiflambat, tidak meradang dan ditandai oleh adanyadeteriorasi dan abrasi tulang rawan sendi danadanya pembentukan tulang baru pada persendian.

Page 121: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Terjadi kekurangan cairan sinovial yang terdapat diantara sendi yang berakibat ujung ujung tulang saling bergesekan.

• Prevalensi 15.5 % pada pria, dan 12,7 % pada wanita.

• Nyeri biasanya dirasakan pada wkktu aktifitas atau adanya pembebanan berat, dan pada derajat yang berat nyeri dirasakan terus menerus

Page 122: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penyebab:1. Idiopatik2. Sekunder - Stres berulang misal pada pelari jarak jauh, balerina. - Pengidap hemopilia - Reaksi allergi - infeksi misal artris reumatik dan gout maupun infeksi jamur

Page 123: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Faktor Risiko”- Umur : > 45 th dan wanita > pria Ketuan merupakan faktor yang paling dominan- Kelebihan berat badan Pasien OA memiliki resiko terjadinya penyakit

jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi dp yang tidak OA

- Aktivitas badan yang berlebihan misalnya para olah ragawan dan pembebanan yang berlebihan.

Page 124: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

- Menderita kelemahan otot tungkai- Pernah mengalami patah tulang disekitar

sendi- Ada yang dikaitkan dengan faktor genetik- Pengaruh hormon seks seperti estrogen.- Imobilisasi yang terlalu lama

Page 125: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Gejala:Sendi yang paling sering terkena adalah sendiyang yang memikul beban tubuh sepertilutut,panggul, vertebra lumbal dan cervikal, dansendi2 pada jari.Gejala awal ditandai nyeri pada sendi pada saatberaktifitas.Kadang2 merasa adanya kekakuan pada sendi pasaat bangun tidur atau kegiatan lainnya danmenghilang setelah menggerakan sendinya.

Page 126: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Jika terjadi kerusakan berat maka sendi sukardigerakan dan akan terhenti pada posisitertekuk.Terjadi pertumbuhan baru dari tulang, tulang rawansendi dan jaringan lainnya sehingga terjadipembesaran sendi dan tulang rawan yang kasarmenyebabkan suara gemeretak pada saat sendidigerakan.Pembesaran tulang sendi yang disebut nodusherbeden sering terjadi pada ujung jari tangan.

Page 127: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Penatalaksanaan1.Perbaiki pola hidup2.Jaga asupan makanan3.Lindungi sendi dari trauma berulang4.Dipikirkan untuk menggunakan tongkat5.Fisioterapi6.Obat2an

Page 128: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Di Amerika penggunaan obat2an non steroid menyebabkan terjadinya 100.000 orang

tukak lambung dan 10.000- 15.000 meninggal setiap tahun.

Page 129: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Page 130: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Page 131: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Page 132: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

EPIDEMIOLOGI HIPERTROPI PROSTATHipertropi prostat adalah hiperplasia dari

kelenjarperiuretral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli.

Penyebab belum diketahui dengan pasti, tetapi kelenjar ini memiliki ketergantungan dengan hormon.

Oleh karena itu penyebabnya adalah adanya ke tidak seimbangan endokrin.

Page 133: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Menurut Samsu Hidayat dan Wim De Yong,1998, penyebabnya adalah karena perubahankeseimbangan testosteron dan estrogen.Salah satu faktor risiko selain horminal adalahfaktor umur.

PatofisiologiPembesaran prostat akan membendung salurankencing yang dapat menyebabkan retensi urine

Page 134: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Gejala:Waktu kencing:- Mengedan- Pancaran lemah- Tidak puas- Kencing terputus- Sering kencing- Menetes- Sering kencing malam hari

Page 135: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

• Retensi urine yang lama menyebabkan kandung kencing tidak dapat menampung urine sehingga akan masuk pada saluran ureter dan pada akhirnya keginjal yang menyebabkan pemmebsaran ginjal ( hidronefrosis)

Page 136: Epidemiologi Penyakit Tidak Menular