penyakit menular

33
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika Serikat. Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian campak? 2. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak? 1

Upload: muhammad-nurhidayat

Post on 13-Feb-2015

86 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYAKIT MENULAR

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

 Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar,

meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus

campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1

juta kematian. Insiden terbanyak  berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas

penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai

beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.

        Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan

imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya

menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa

menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak

terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada

waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit

ini.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian campak?

2.      Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?

3.      Bagaimana etiologi dan patofisiologi penyakit campak?

4.      Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?

5.      Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?

6.      Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

1

Page 2: PENYAKIT MENULAR

C.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui pengertian campak.

2.      Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.

3.      Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi penyakit campak.

4.      Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.

5.      Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.

6.      Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.

2

Page 3: PENYAKIT MENULAR

BAB II

PEMBAHASAN

 2.1  PENGERTIAN

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin

dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam

bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut

juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular,

yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput

ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit)

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa ahli, yaitu  :

a.   Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di tandai 

dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan

stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis

dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).

b.   Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan

gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,

scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2,

Nelson, EGC,  2000).

c.   Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari

seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol

3, 2001).

3

Page 4: PENYAKIT MENULAR

 2.2   RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK

Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a.        Tahap prepatogenesis

b.       Tahap pathogenesis

c.        Tahap  Akhir/ pasca pathogenesis.

1.       Tahap prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi

mereka Pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan

agen Penyakit (stage of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini

sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi

interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada

diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas,

siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai

sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya

‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah

dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka

keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya

memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.

4

Page 5: PENYAKIT MENULAR

2.      Tahap pathogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu : Tahap Inkubasi, Tahap Dini,Tahap Lanjut,

dan Tahap Akhir.

Tahap Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap Ini

individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.

 Tahap Dini

 Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu

Berupa :  Panas badan  Nyeri tenggorokan,  Hidung meler (coryza),   Batuk

(cough),   Bercak koplik,  Nyeri otot,    Mata merah (conjunctivitis).

·     Tahap Lanjut

      Munculnya ruam-ruam kulit  yang berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil

dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam

umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar

menuju dada, punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini

muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa mencapai 40C), ingus semakin

banyak, hidung semakin mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk

kering dan juga disertai mata merah.

5

Page 6: PENYAKIT MENULAR

3.       Tahap akhir/ pasca pathogenesis

Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan

keadaan, yaitu :

      Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi

pulih, sehat kembali.

      Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah

tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan

yang permanen berupa cacat.

      Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap

ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

      Penyakit tetap berlangsung kronik.

      Berakhir dengan kematian.

2.3  ETIOLOGI  DAN  PATOFISIOLOGI  PENYAKIT CAMPAK

1.      ETIOLOGI

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk

golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA.

Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring (jaringan antara

tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam

setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lender.

1.1      Bentuk virus

Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di

bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya

terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang

mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein

dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu protein

yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

6

Page 7: PENYAKIT MENULAR

1.2      Ketahanan virus

Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat

infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56oC

hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5

tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama

5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena selubung luarnya terdiri dari

lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu

kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30

menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak

kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.

           

1.3      Struktur Antigenik

Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing

antibody, complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody.

Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari

setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM

menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan jumlahnya

terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun

sudah lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen

haemagglutinin murni.

2.      PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran

pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan

selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala

pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala

patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk

berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi.

Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

7

Page 8: PENYAKIT MENULAR

2.4   MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS  PENYAKIT CAMPAK

1.      Masa inkubasi

Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan

kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :

1.        Stadium Kataral atau Prodromal

Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk

dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s

(Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu

dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum

pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu

diagnose pasti terhadap penyakit campak.

2.        Stadium Erupsi

Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi,

kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang

spesifik), timbul setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai

timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh

muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak

3.        Stadium Konvalensi atau penyembuhan

Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang

disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan

menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.

      3.1.    Komplikasi Penyakit Campak

Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya

tahan tubuh secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang

tidak diinginkan. adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan

kematian pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi

8

Page 9: PENYAKIT MENULAR

komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis,

Bronchopneumonia, danEnteritis

      Bronchopneumonia

Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel

saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru

atau Pneumonia. Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau

oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcusyang menyerang epitel

pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan

kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

      Otitis Media Akut

Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga

tengah. Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium

erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena

invasi virus terjadi otitis media purulenta.

      Ensefalitis

Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi,

biasanya terjadi pada hari ke 4 – 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian

ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, dengan CFR berkisar antara 30 –

40%. Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun

melalui invasi langsung virus Campak ke dalam otak

      Enteritis

`     Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita

mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus

ke dalam sel mukosa usus.

2.        Diagnosis penyakit campak

Diagnosis dapat di tegakkan dengan :

·         anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak

dengan penderita)yaitu :

9

Page 10: PENYAKIT MENULAR

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk Pilek, harus

dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan penyakit

lain yang mirip campak, misal : german measles, eksentema subitum,infeksi

virus lain).

2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.

3. Dapat disertai diare dan muntah.

4. Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : Epitaksis, petekie,

ekimosis.            

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2

minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak

·         Gejala klinis

Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :

1.      Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam

( biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

2.      Pada umumnya anak tampak lemah  

3.      Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral )    

4.      Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam makulopapular yang

munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,

muka dan kemudian ke seluruh tubuh.

·          Pemeriksaan laboratorium

                                     Meliputi :

1.      Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah

leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.

10

Page 11: PENYAKIT MENULAR

2.      Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan

complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-

3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.

·          Biakan virus ( mahal )

Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil

dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam

kulit (terutama selama masa demam campak) merupakan sumber yang memadai

untuk isolasi virus. selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti

banyak  pada hapusan mukosa hidung.

                

2.5    CARA PENULARAN  DAN  PENCEGAHAN  PENYAKIT CAMPAK

1.  Cara Penularan

Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni

karena menghirup

Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun  tenggorokan penderita

morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup

virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.  Penderita bisa

menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan

selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap

2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang

pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap

penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif

dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal

(berlangsung selama 1 tahun).

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

    Bayi berumur lebih dari 1 tahun Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

  Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua

11

Page 12: PENYAKIT MENULAR

2.     Cara Pencegahan Penyakit Campak

a.      Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor

predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan

primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang

tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.

Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya

pencegahan  primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti  penyuluhan

mengenai pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang

baik.

b.      Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk

kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi

untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk

mengeliminasi faktor-faktor tersebut.

       b.1.   Penyuluhan

Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan

mengenai Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan

kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-

pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan

kepada pasien campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang

berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak,

pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi

Campak.

12

Page 13: PENYAKIT MENULAR

       b.2. Imunisasi

Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan

dengan vaksinasi  Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15

bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine  yaitu vaksin hidup yang

dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml.

vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang

tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin

monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR).  vaksin

monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,  sedangkan vaksin polivalen

diberikan pada anak usia 15 bulan.  Penting diperhatikan penyimpanan dan

transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin

tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari.  Mudah rusak oleh zat pengawet

atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.

Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :

1.     Imunisasi aktif

          Pencegahan  campak  dilakukandengan  pemberian  imunisasi

aktif  pada  bayi  berumur  9 bulan  atau  lebih.  Pada  tahun 1963  telah  dibuat

dua  macam  vaksin campak,  yaitu  (1)  vaksin  yang  berasal  dari  virus campak

hidup  yang  dilemahkan (tipe Edmonstone B), dan (2)  vaksin  yang   berasal dari

virus  campak  yang  dimatikan  (dalam  larutan  formalin  dicampur  dengan

garam  alumunium).  Namun  sejak  tahun 1967,  vaksin  yang  berasal  dari  virus

campak  yang  telah  dimatikan  tidak digunakan  lagi,  oleh  karena  efek

proteksinya  hanya  bersifat  sementara dan dapat menimbulkan gejala  atypical

measles   yang  hebat.  Vaksin  yang  berasal  dari  virus  campak  yang

dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain Schwarz (1965)

dan kemudian menjadi strais  Moraten (1968). Dosis baku minimal  pemberian

vaksin  campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun

dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang

13

Page 14: PENYAKIT MENULAR

sama. Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi  denganondongan

dan  campak  Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada

otot paha  atau  lengan  atas. Jika hanya  mengandung campak vaksin diberikan

pada umur 9 bulan. Dalam  bentuk  MMR, dosis  pertama  diberikan  pada  usia

12-15 bulan, dosis  kedua diberikan  pada  usia  4-6  tahun.

          Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan

parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio

vaksin dan lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi

tersebut pada umumnya aman dan tetap efektif.

2.     Imunisasi pasif

Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum

konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah

efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah

dengan Immune serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB

intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau

sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-

anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta

institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah

antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan derajat

perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi anafilaksis terhadap

neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau

tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang,

infeksi HIV dengan imunosupresi berat.

      

14

Page 15: PENYAKIT MENULAR

  b .3.  Isolasi

      

Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena

penyakit   campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita

campak  untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan

lingkungan  sekitar.

c.       Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah  upaya  untuk  mencegah  atau menghambat

timbulnya  komplikasi dengan  tindakan-tindakan seperti  tes  penyaringan  yang

ditujukan untuk pendeteksian dini  campak serta  penanganan segera dan  efektif.

Tujuan  utama  kegiatan-kegiatan  pencegahan  sekunder adalah  untuk

mengidentifikasi orang-orang tanpa  gejala  yang  telah sakit atau  penderita yang

beresiko  tinggi untuk mengembangkan  atau memperparah  penyakit.

Memberikan pengobatan  penyakit sejak awal  sedapat mungkin dilakukan untuk

mencegah kemungkinan terjadinya  komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak

memegang peran  penting untuk  meningkatkan kepatuhan pasien  berobat.

d.      Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat

komplikasi. Kegiatan  yang dilakukan  antara  lain  mencegah  perubahan dari

komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin

bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan  kerjasama

yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang

terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan  untuk

meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit  campak.  Dalam

penyuluhan  ini hal  yang dilakukan adalah :

d.1.  Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik

15

Page 16: PENYAKIT MENULAR

d.2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan

d.3. Kesabaran  dan  ketakwaan untuk dapat menerima dan  memanfaatkan

keadaan  hidup dengan  komplikasi kronik.

Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi  antar disiplin  terkait juga

sangat diperlukan,  terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama

ilmu.

2.6   PENANGGGULANGAN  DAN  PENGOBATAN  PENYAKIT CAMPAK

1.      Penanggulangan Campak

Pada  sidang  CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996  menyimpulkan  bahwa  penyakit

Campak dapat dieradikasi,  karena  satu-satunya  pejamu/ reservoir  campak

hanya pada manusia serta tersedia vaksin dengan  potensi  yang  cukup  tinggi 

yaitu  effikasi  vaksin  85%  dan  dirperkirakan eradikasi dapat dicapai 10 – 15

tahun  setelah  eliminasi.

World  Health  Organisation (WHO)  mencanangkan  beberapa tahapan dalam

upaya eradikasi (pemberantasan)  penyakit Campak dengan  tekanan strategi  yang

berbeda-beda  pada  setiap  tahap  yaitu :

a.       Tahap Reduksi

Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :

 1. Tahap Pengendalian Campak

Pada  tahap  ini ditandai  dengan  upaya  peningkatan  cakupan  imunisasi 

campak rutin dan upaya  imunisasi  tambahan di daerah dengan morbitas  campak

yang tinggi.  Daerah  ini  masih  merupakan  daerah  endemis campak, tetapi

telah terjadi penurunan insiden dan  kematian, dengan pola epidemiologi kasus

Campak menunjukkan 2 puncak setia

16

Page 17: PENYAKIT MENULAR

2        Tahap Pencegahan KLB

Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi ≥ 80% dan merata,terjadi

penurunan  tajam kasus dan kematian, insidens campak telah bergeser kepada

umur yang lebih  tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.

b.      Tahap Eliminasi

Cakupan imunisasi sangat tinggi ≥ 95% dan daerah-daerah dengan

cakupan imunisasi  rendah sudah  sangat  kecil  jumlahnya,  kasus campak sudah

sangat jarang  dan  KLB  hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai

rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imunisasi campak.

c.       Tahap Eradikasi

Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak

ditemukan

Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun 1998, menetapkan

kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN)

dan Reduksi Campak (RECAM). Kemudian padaTechnical Consultative Groups

(TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi

campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar

Biasa (KLB).

Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi

Campak tersebut adalah :

a.         Imunisasi rutin pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)

b.         Imunisasi tambahan (suplemen)

b.1  Catch up compaign : memberikan imunisasi Campak sekali saja pada anak    SD 

kelas 1 s/d 6 tanpa memandang status imunisasi.

17

Page 18: PENYAKIT MENULAR

b.2  Selanjutnya untuk tahun berikutnya secara rutin diberikan imunisasi campak pada

murid kelas 1 SD (bersama dengan pemberian DT) pelaksanaan secara rutin

dikenal dengan istilah BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) Campak. Tujuannya

adalah mencegah KLB pada anak  sekolah dan memutuskan rantai penularan dari

anak sekolah kepada  balita.

b.3   Crash  program  Campak :  memberikan  imunisasi Campak  pada   anak umur 6

bulan - > 5 tahun  tanpa  melihat  status  imunisasi di daerah risiko tinggi campak.

b.4    Ring vaksinasi :  Imunisasi  Campak  diberikan dilokasi  pemukiman di  sekitar

lokasi  KLB  dengan  umur  sasaran  6 bulan  (umur kasus campak termuda) tanpa

melihat  status  imunisasi.

c.         Surveilans (surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon kejadian luar

biasa).

d.        Penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa Setiap kejadian luar biasa

harus diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang meliputi

pengobatan simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika bila terjadi

komplikasi, pemberian vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan

cakupan  imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat, sweeping) pada desa-

desa risiko tinggi.

e.         Pemeriksaan laboratorium

Pada  tahap  reduksi  Campak dengan pencegahan kejadian luar biasa :

ü      Pemeriksaan  laboratorium  dilakukan  terhadap 10 – 15  kasus baru pada  setiap

kejadian  luar  biasa.

ü      Pemantauan  kegiatan  reduksi Campak pada tingkat Puskesmas dilakukan

dengan cara kenaikan sebagai berikut :

1.      Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi untuk mengetahui pencapaian

cakupan imunisasi.

2.      Pemetaan kasus Campak untuk mengetahui penyebaran lokasi kasus Campak.

3.      Pemantauan data kasus campak untuk melihat kecenderungan kenaikan kasus

campak menurut waktu dan tempat.

4.      Pemantauan kecenderungan jumlah kasus campak yang ada untuk melihat

dampak imunisasi campak.

18

Page 19: PENYAKIT MENULAR

Evaluasi kegiatan reduksi campak dilakukan dengan menggunakan beberapa

indikator  yaitu :

a.       Cakupan imunisasi tingkat desa/kelurahan. Apakah cakupan imunsasi campak

sudah > 90 %.

b.  Jumlah kasus Campak (laporan W2). Diharapkan  kelengkapan laporan W2> 90

%.

c. Indikator manajemen kasus campak dengan kecepatan rujukan. Diharapkan CFR

<3%.   

d.      Indikator tindak lanjut hasil penyelidikan. Dimana cakupan sweeping hasil

Imunisasi di daerah potensial KLB > 90 %, dan cakupan sweeping vitamin A

dosis tinggi > 90 %.

  

2.      Pengobatan Penyakit Campak

               Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga

pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau

untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini :

       anak memerlukan istirahat di tempat tidur,   kompres dengan air hangat bila

dematinggi namun dapat diberikan antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10

mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam,   ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun

: 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari,  Antitusif perlu diberikan

bila batuknya  hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh

digunakan, Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A

pada stadium kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral

satu kali.  Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi  WHO dan UNICEF)

Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis

tunggal p.o Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila

telah didapat tanda defisiensi vitamin A.  Apabila terdapat malnutrisi maka

pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU  tiap hari, Mempertahankan status

nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

19

Page 20: PENYAKIT MENULAR

Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi

komplikasi yang timbul seperti :

   Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka

perlu mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol      Ensefalitis, perlu

direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk mengurangi edema otak, di

samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :

·         Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.   Prednison 2

mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu dilakukan koreksi elektrolit

dan ganguan gas darah.

    Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam

4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per

oral. Antibiotik diberikan sampai tiga hari demam reda.

    Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan

intravena dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi

20

Page 21: PENYAKIT MENULAR

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

            Campak  ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi

merupakan penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya

campak disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus

Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3

stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak

dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi

penderita. Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di

Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak

di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa

(KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian yang tajam, dan

interval terjadinya KLB relative lebih panjang

B.     SARAN

             Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita

perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi

lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak

sebelummakan.

Jika  anak  belum  waktunya  menerima  imunisasi  campak, atau karena

hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya

anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan

jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam

kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.

21

Page 22: PENYAKIT MENULAR

DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta

Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.

Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak

Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak

FKUI.    Jakarta

http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html

http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/               

http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola

22