epidemiologi penyakit menular diare

Upload: ega-hana-syauki-daichi

Post on 12-Jul-2015

563 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

By: Kesmas 3b Group 1 Rizka Rohmaningsih Sabila Diena Rosyada Zata Ismah

Menurut WHO :

- keluarnya tinja lunak atau cair - frekuensi 3x atau lebih perhari - dengan atau tanpa darah atau lendir - kurang dari 14 hari

Diare akut = kurang dari 2 minggu Diare Persisten = lebih dari 2 minggu Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa

lendir Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera

Host beberapa faktor Faktor keturunan Keturunan tidak pengaruh Mekanisme pertahanan tubuh -> gizi n lingkungan intern

traktus intestinalis Umur -> kebanykan sama saja Agent daya lekat dan penetrasi -> merusak sel mukosa,

kemampuan memproduksi toksin-> mempengaruhi sekresi cairan di usus halus Environment sarana air bersih

pembuangan tinja

Agen infeksi diare -> Reservoar (botol susu , sarana

air yang kotor, sayur lalapan, lalat, tinja manusia dan hewan) -> Portal of exit (lingkungan kotor langsung menginfeksi manusia)-> Cara penularan (melalui oral, makanan terkontaminasi, tidak cuci tangan) -> Portal Of Entry (oral)-> Host/pejamu yang rentan (kekebalan tubuh rendah, gizi buruk, hidup pada sanitasi jelek) -> izin Allah Swt (+) diare

1. Tahap Prepatogenesis normal/sehat kemungkinan terkena serangan agen penyakit Diare 2. Tahap Patogenesis Tahap Inkubasi Bakteri: 16 - 72 jam Virus: 4 - 48 jam Parasit: 1 - 3 minggu

Tahap Dini

menunjukkan gejala ringan: perut terasa penuh, mual (bisa sampai muntah), keringat dingin, dan pusing.Tahap Lanjut

gejala klinis jelas: buang air besar terus menerus dengan konsistensi tinja lembek atau cair, mules yakni nyeri pada perut dan poros usus, panas sampai kejang, badan lesu dan lemas, bahkan dehidrasi.

3. Tahap Pasca Patogenesis Sembuh Sempurna Diare makin berkurang, Mules berkurang hingga pulih, Bentuk dan fungsi tubuh kembali seperti

keadaan sebelum sakit Berakhir dengan Kematin Perjalanan penyakit diare berhenti dan penjamu

meninggal dunia

Salah satu penyebab tingginya kematian balita di

dunia Menurut WHO, di negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian tersebut pada umur kurang dari 2 tahun. Di Indonesia, hasil survey yang dilakukan oleh program diperoleh angka kesakitan diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk, angka ini meningkat jika dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk

Badan Litbangkes, Depkes RI, 2002

Berdasarkan pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa penyebab kematian bayi akibat diare menurut SKRT yang paling tinggi terdapat pada tahun 1986 dengan proporsi sebesar 15,5% sedangkan pada tahun 2001 berdasarkan pada data sukenas diketahui bahwa proporsi diare mengalami pnurunana sebesar 9,4%.

Desain penelitian yang cocok :: Cross sectional untuk mengetahui pola prevalensi

dan distribusi diare. Case-control mengetahui faktor resiko dari diare

Orang (umur)

sekitar 80% kematian diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Waktu Indonesia musim pancaroba (perubahan iklim dari musim hujan ke kemarau) Tempat daerah pemukiman kotor padat penduduk, seperti di pemukiman bantaran sungai, daerah yang memiliki sanitasi kurang baik.

Pemberian ASI eksklusif sampai anak umur 6 bulan, Menyimpan dan menyiapkan makanan anak dgn baik Penggunaan air bersih dan sehat untuk minum Cuci tangan pakai sabun-

1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan; Membuang membersihkan tinja

Imunisasi Campak Buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi mentah

harus dibilas dengan air bersih Pasteurisasi susu mentah yang dapat terkontaminasi dengan bakteri Hati-hati saat bepergian, terutama ke luar negeri.

1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang; 2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu); 3. Minum Oralit / larutan gula garam

Program promosi pencegahan diare pada anak

Program penyuluhan penggunaan oralit/larutan

gula-garam pada orang tua Program PHBS (cuci tangan pakai sabun) Rehidrasi oral Imunisasi Penanggulangan kekurangan vitamin A

Campurkan 1 sendok teh gula dan 1/4 sendok teh

garam dalam satu gelas air (250 ml) Hati-hatilah mencampurkan dengan takaran yang benar. Terlalu banyak garam dapat membahayakan anak

Plamp to plamp

Plamp to Back Finger waps

Finger tip Thumbs Wrist Washing

Thenk you...