epidemiologi kolesistitis

2
Diperkirakan 10-20% orang Amerika memiliki batu empedu dan sebanyak sepertiga dari orang-orang ini menderita kolesistitis akut. Kolesistektomi baik untuk kolik bilier berulang atau untuk kolesistitis akut merupakan prosedur bedah yang paling umum, sekitar 500.000 operasi per tahun (Pridady, 2009). Insiden kolesistitis meningkat seiring bertambahnya usia. Penjelasan fisiologis untuk meningkatnya insiden penyakit kolesistitis pada populasi usia lanjut. Peningkatan insiden pada pria lanjut usia diduga dikaitkan dengan perubahan hormon androgen terhadap estrogen (Pridady, 2009). Distribusi jenis kelamin untuk kolesistitis adalah 2-3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Prevalensi kolelitiasis (faktor risiko predominan kolesistitis) lebih tinggi pada orang-orang keturunan Skandinavia, Pima, India, dan populasi Hispanik, dan kurang umum ditemukan pada orang-orang berasal dari daerah sub Sahara Afrika dan Asia. Di Amerika Serikat, orang kulit putih memiliki prevalensi lebih tinggi daripada orang kulit hitam (Pridady, 2009). Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk di Indonesia, insidens kolesistitis di Indonesia relative lebih rendah di banding negara-negara barat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan angka kejadiannya meningkat pada usia diatas 40 tahun (Pridady, 2009).

Upload: normalisanovrita

Post on 09-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

epidemiologi kolesistitis

TRANSCRIPT

Diperkirakan 10-20% orang Amerika memiliki batu empedu dan sebanyak sepertiga dari orang-orang ini menderita kolesistitis akut. Kolesistektomi baik untuk kolik bilier berulang atau untuk kolesistitis akut merupakan prosedur bedah yang paling umum, sekitar 500.000 operasi per tahun (Pridady, 2009).Insiden kolesistitis meningkat seiring bertambahnya usia. Penjelasan fisiologis untuk meningkatnya insiden penyakit kolesistitis pada populasi usia lanjut. Peningkatan insiden pada pria lanjut usia diduga dikaitkan dengan perubahan hormon androgen terhadap estrogen (Pridady, 2009).Distribusi jenis kelamin untuk kolesistitis adalah 2-3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Prevalensi kolelitiasis (faktor risiko predominan kolesistitis) lebih tinggi pada orang-orang keturunan Skandinavia, Pima, India, dan populasi Hispanik, dan kurang umum ditemukan pada orang-orang berasal dari daerah sub Sahara Afrika dan Asia. Di Amerika Serikat, orang kulit putih memiliki prevalensi lebih tinggi daripada orang kulit hitam (Pridady, 2009). Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk di Indonesia, insidens kolesistitis di Indonesia relative lebih rendah di banding negara-negara barat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan angka kejadiannya meningkat pada usia diatas 40 tahun (Pridady, 2009).

Pridady. 2009. Kolesistitis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Edisi I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.