epidemiologi dasar dr.titiek_varolius.docx

31
Epidemiologi Dasar & Ukuran Kejadian Penyakit By: dr. Titiek Hidayati, M.Kes Senin, 16 Maret 2015 | Varo 16 Bismillaahirrahmaanirrahiim... EPIDEMIOLOGI Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian penyakit pada populasi tertentu dan menerapkan studi ini untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan. Jadi.. populasi itu berkembang, inilah yg dikenal sebagai modern epidemiology, contohnya biomarker (penanda biologis) sampai tingkat sel dan juga DNS (misal farmakogenomik). PENYEBAB Melihat suatu penyakit harus berpikir holistik, seperti yang dikemukakan teori Blum (genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan). Orang sehat dapat menjadi sakit, hal ini disebabkan oleh : Agen : virulensi Host : perilaku (seperti cara berpakaian, pola makan), pelayanan kesehatan yang didapat Lingkungan : tingkat lingkungan, faktor vektor Genetik PERJALANAN PENYAKIT Orang sehat perubahan subklinis sakit (klinis) sehat/ meninggal Dari perjalanan penyakit dapat ditentukan bagaimana pencegahan primer, sekunder maupun tersiernya.

Upload: hani-choi-runnisa

Post on 07-Feb-2016

67 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Epidemiologi Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Epidemiologi Dasar& Ukuran Kejadian PenyakitBy: dr. Titiek Hidayati, M.Kes

Senin, 16 Maret 2015 | Varo 16

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian penyakit pada populasi tertentu dan menerapkan studi ini untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.

Jadi.. populasi itu berkembang, inilah yg dikenal sebagai modern epidemiology, contohnya biomarker (penanda biologis) sampai tingkat sel dan juga DNS (misal farmakogenomik).

PENYEBAB

Melihat suatu penyakit harus berpikir holistik, seperti yang dikemukakan teori Blum (genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan).

Orang sehat dapat menjadi sakit, hal ini disebabkan oleh :

Agen : virulensi Host : perilaku (seperti cara berpakaian, pola makan), pelayanan

kesehatan yang didapat Lingkungan : tingkat lingkungan, faktor vektor Genetik

PERJALANAN PENYAKIT

Orang sehat perubahan subklinis sakit (klinis) sehat/ meninggal

Dari perjalanan penyakit dapat ditentukan bagaimana pencegahan primer, sekunder maupun tersiernya.

Page 2: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Pemahaman epidemiologi yang paling dasar adalah epidemiologi deskriptif, mempelajari distribusi penyakit dari 3 aspek :

Aspek Yang Perlu Diperhatikan

Waktu (time)Minggu, bulan, tahun, periode waktu, season, dan berkaitan dengan hal tertentu.

Orang (person)Umur, jenis kelamin, agama, suku, kawin/tidak, pekerjaan, dan lain-lain.

Tempat (place)Health centre, rumah sakit, klinik, area/geografik, desa, kota, provinsi.

RR-CVE (Relative Risk of Cardiovascular Events) dan BMI (Body Mass Index)

Page 3: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Perioperative Antibiotics Timing of Administration

Number of ADE

Tuberculosis Distribution

Page 4: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

APA YANG DIUKUR?

Point prevalence Period prevalence

Jumlah kasusJumlah populasiberisiko

RATIO, PROPORSI, RATE

o Ratio= PriaWanita

nilai x (pembilang) bukan bagian dari y (penyebut)

o Proporsi= PriaSemua

misal nilai x merupakan bagian dari nilai y

o Rate= Jumlahkasus dalamsatu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama

×10n ada satuan waktu

FREQUENCY AND PATTERN OF HEALTH EVENTS IN A POPULATION

Frequency Jumlah kejadian tersebut dalam suatu populasi atau risiko penyakit dalam populasi

Rate Jumlah kejadian dibagi dengan jumlah penduduk memungkinkan perbandingan seluruh populasi

Pattern Terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan oleh waktu, tempat, dan karakteristik pribadi (personal characteristics)

Dalam 10 bulan terakhir ditemukan 400 pasien menjalani operasi di rumah sakit A, 80 pasien menderita infeksi pasca operasi (30 pria dan 50 wanita).

Ratio (penderita infeksi antara pria dan wanita) = 3050

Proporsi (penderita pria atau wanita) = 3080

pada pria dan 5080

pada wanita

Rate (infeksi pasca operasi) = 80400

Page 5: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Keterangan tabel di atas :

― Morbiditas (angka kesakitan)― Mortalitas (angka kematian)― Relative risk (RR)― Odds ratio (OR)― Case fatality rate (CFR) = untuk mengetahui tingkat keparahannya― Crude mortality rate (CMR) = angka kematian kasar, sehingga tidak diketahui

sebab kematiannya Cause-specific mortality rate = untuk mengetahui angka

kematian karena sebab tertentu (jumlah kematiankarena sebabtertentu

jumlah penduduknya)

INSIDENSI

Jumlahkasusbaru dalamsatu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama

×10n

.2/100 4.2/100 bukan bukan 0.42/1,000 0.42/1,000

9.6/100,000 9.6/100,000 bukan bukan 0.96/1,000,000

PREVALENCE RATE

Jumlahsemuakasus dalam satu periodeJumlah populasiberisiko dalam periode yang sama

×10n

INSIDENSI DAN PREVALENSI

Page 6: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Annual incidence= Jumlah kasus baru selama satu periode ÷ Jumlah populasi berisiko selama periode yang sama

PERIOD PREVALENCE= Jumlah semua kasus selama satu periode ÷ Jumlah populasi berisiko selama periode yang sama

Period Prevalence, Jan-Mar = 7/200= 0.035 (35 per 1000) Annual Prevalence, 2008= 12/200=0.06

PERIOD PREVALENCE= Jumlahsemuakasus selama satu periodeJumlah populasiberisiko selama satu periode

Annual Prevalence ,2008= 12200

=0.06 (6 per 100 )

Period Prevalence , JansampaiMar= 7200

=0.035(35 per 1000)

Page 7: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Risiko relatif (RR) digunakan pada penelitian dengan desain cohort dan cross-sectional.

Sedangkan risiko odds (OR) digunakan pada penelitian dengan desain case control, pada penyakit yang jarang terjadi sehingga jumlah penyakitnya dianggap “nol”.

DEKUBITUS

% pasien yang dirawat inap > 2 minggu % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di ICU/ICCU % pasien rawat inap > 2 minggu yg mengalami dekubitus di Bagian Peny. Dalam % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di Bagian Bedah

Indikator lain :

o Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah emergency (semua usia)o Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah elektif (semua usia)o Kematian di RS, 30 hari pasca bedah emergency pada pasien dengan hip

fracture (usia > 65)o Kematian pasien di RS, 30 hari setelah masuk akibat heart attack (usia+50)

Angka kematian pada tindakan bedah Congenital Heart Defect berdasarkan jenis prosedur & kelompok umur :

Page 8: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Studi prevalensi VS insidensi :

Pengantar Epidemiologi

Materi kali ini sebenernya sama kayak misc tahun lalu, karena cuma dikasih slide sama dr.Titiek, beliau lebih menjelaskan slide kuliah “Epidemiologi Dasar & Ukuran Kejadian Penyakit”, kalau kuliah “Pegantar Epidemiologi” cuma singkat penjelasannya.

PENDAHULUAN

Page 9: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

A. Pandangan Sejarah Epidemiologi1. Hippocrates (2000 tahun yang lalu) mengungkapkan bahwa faktor

lingkungan dapat mempengaruhi kejadian penyakit2. John Snow (1848-1849 dan 1853-1854) mencatat adanya asosiasi sumber air

minum dan kematian karena kholera. Dulu pada zaman penjajahan, dia mendapatkan adanya kasus kematian di suatu desa yang meminum air dari suatu sumber mata air (katakanlah sungai A). Kemudian dia berjalan kaki untuk mendata jumlah orang yang sakit dan jumlah orang yang meninggal, setelah itu dia membuat peta penyebarannya. Dan hasilnya, orang yang mengalami diare biasanya memakai air dari sungai A. John Snow menyimpulkan bahwa yang paling banyak sakit dan meninggal itu yang menggunakan sumber air A dibanding sumber air B/ yang lainnya.Maka dia membuat hipotesis bahwa ada kaitannya antara diare dan air. Kemudian dia melakukan intervensi dengan mengganti air dari sumber air A ke sumber air yang lain, ternyata dengan hanya mengganti sumber air jumlah penduduk yang sakit dan meninggal menurun dengan cepat, padahal pada saat itu belum ditemukan antibiotik maupun bakteri Cholera itu sendiri. Dengan penelitiannya ini, John Snow disebut sebagai Bapak Epidemiologi.

3. Abad 19/20 dilakukan epidemiologi untuk membuktikan hubungan kausal antara penyakit dengan faktor-faktor penyebabnya.

Secara terminologi, epidemiologi berarti :

Epi = uponDemos = peopleOlogy = science

Menurut Oxford English Dictionary, “the branceh of medical science which treats epidemics”

Dalam Kuller LH: American J of Epidemiogy 1991;134:1051 : “epidemiology is the study of “epidemics” and their prevention”

Anderson G. In: Rothman KJ: Modern Epidemiogy : “the study of the occurrence of illness”

Jadi epidemiogi adalah ilmu yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada masyarakat. Epidemiologi juga merupakan jembatan penghubung antara ilmu biomedis, sosial, dan perilaku. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan faktor penyebab (determinan) suatu masalah kesehatan (penyakit) yang menimpa sekelompok penduduk (masyarakat).

Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan (CDC, 2002: Last 2001, Gardis 2000).

Page 10: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Banyak banget ya pengertian epidemiologinya, hehehe Nah pengertian yang terakhir diatas adalah definisi terbaru dari epidemiologi, perbedaannya apa? Bedanya ada pada kata “sekelompok penduduk” diganti menjadi “populasi”. Karena kata populasi memiliki arti yang lebih luas. Misalnya populasi wanita usia produktif, populasi lansia, dll. Kemudian “kausa/ hubungan” juga diganti dengan istilah yang lebih luas yaitu “determinan”. Determinan artinya hal itu belum jadi faktor risiko, namun suatu bahaya yang berpotensi menjadi faktor risiko nantinya. Jadi kita bisa mengetahui lebih awal lagi untuk bisa mengendalikannya. Karena tujuan mempelajari epidemiologi ini adalah untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan. Jika dari definisi lama epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari epidemik/ outbreak atau kejadian suatu penyakit. Sedangkan pada definisi baru epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian dan penyebaran penyakit-penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu, termasuk ilmu tentang faktor yang mempengaruhi (determinan) suatu negara, dan penerapan ilmu epidemiologi untuk mengontrol masalah kesehatan. (Porta M, Last J, Greenland S. A Dictionary of Epidemiolgy, 2008)

B. Ahli EpidemiologiAhli epidemiologi adalah seorang profesional yang berusaha untuk

mempelajari dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu, memiliki pengalaman dalam hal populasi dan metode epidemiologi, dan memiliki pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan inferensi kausal dalam kesehatan. (Porta M, Last J, Greenland S. A Dictionary of Epidemiolgy, 2008)

Seorang ahli epidemiologi harus menguasai ilmu yang diantaranya :1. Kesehatan masyarakat (public health), karena menekankan pada pencegahan

penyakit.2. Kedokteran klinis (clinical medicine), karena menekankan pada klasifikasi

penyakit dan diagnosis (pembilang/ numerator).3. Patofisologi (pathophysiology), karena kebutuhan untuk memahami

mekanisme biologis dasar dalam penyakit (riwayat alami/ PAP, Perjalanan Alamiah Penyakit).

4. Biostatistika (biostatistic), karena kebutuhan untuk mengukur frekuensi penyakit dan hubungan dengan yang sebelumnya/ nenek moyangnya (penyebut/ denominator, pengujian hipotesis).

5. Ilmu sosial (social sciences), karena kebutuhan untuk memahami konteks sosial pada penyakit yang terjadi dan menyajikan hal tersebut (faktor penentu sosial dari fenomana kesehatan).

C. Tujuan EpidemiologiDengan mempelajari epidemiologi, kita bisa mengkaji hal-hal dibawah ini :

Page 11: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

1. Untuk meneliti sifat/ sejauh mana fenomena kesehatan di masyarakat/ mengidentifikasi prioritas.

2. Untuk mepelajari riwayat alamiah dan prognosis masalah kesehatan.3. Untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko.4. Untuk merekomendasikan/ membantu dalam penerapan/ mengevaluasi

intervensi terbaik (tindakan pencegahan dan terapeutik).5. Untuk memberikan landasan bagi kebijakan publik.

Arah tujuan epidemiologi adalah untuk :1. Untuk menggambarkan status kesehatan (distribusi penyakit) populasi

implikasi kebijakan publik.2. Untuk menjelaskan etiologi suatu prnyakit.3. Untuk memperkirakan kejadian suatu penyakit atau dampaknya.4. Untuk mengontrol penyakit, hal ini berkaitan dengan strategi pencegahan

yaitu :a. Pencegahan primer, dengan mengurangi kejadian suatu penyakit

(dicegah sebelum penyakitnya muncul)b. Pencegahan sekunder, dengan mencegah penyakit menjadi bertambah

parah (penyakitnya sudah muncul, segera dilakukan pengobatan yang adekuat untuk mencegah komplikasi)

c. Pencegahan tersier dengan mengurangi kecacatan/ meningkatkan kualitas hidup (dampak suatu penyakit sudah mencapai komplikasi, kemudian dilakukan upaya untuk mencegah timbulnya kecacatan dan jika sudah timbul kecacatan maka harus dilakukan upaya meningkatkan kualitas hidup)

5. Untuk menerapkan metode epidemiologi pada ruang lingkup lainnya.

Page 12: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Epidemiologi dapat diaplikasikan secara :1. Klasik : deskriptif, observasional, field, analisis, eksperimental, penerapan,

pelayanan kesehatan, pelayanan primer, rumah sakit, CD (communical disease-penyakit menular), NCD (non communical disease-penyakit tidak menular), lingkungan, lingkungan pekerjaan, psiko-sosial, dll.

2. Modern : faktor risiko, molekuler, genetik, perjalanan hidup, CVD (cardiovascular disease), nutrisi, bencana, dll.

PEMBAGIAN EPIDEMIOLOGI

A. Menurut Jenisnya1. Epidemiologi deskriptif

Identifikasi hubungan-hubungan suatu penyakit dikaitkan dengan :a. Waktu, kapan kasus tersebut terjadi? Kapan terjadi penurunan dan

peningkatan?b. Tempat, dimana terjadinya? Mengapa prevalensi terbesar ada di

daerah A?c. Orang, siapa yang terjangkit atau terinfeksi? Mengapa hasil terapinya

berbeda antar individu?Epidemiologi deskriptif bertujuan untuk :

a. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang penting dalam suatu populasi dan membantu langkah awal untuk mengontrol penyakit.

b. Untuk memperbarui hipotesis etiologi suatu penyakit agar bisa dilakukan studi analitik epidemiologi.

2. Epidemiologi analitikBertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara suatu penyakit dengan kemungkinan faktor-faktor etiologis, genetis dan lingkungan.

b. Menguji lebih lanjut hipotesis etiologi suatu penyakit.3. Epidemiologi eksperimen

Untuk mengevaluasi efektivitas suatu intervensi kesehatan dan atau program-program pencegahan dan pengobatan.

B. Menurut Studinya (Metodologi)1. Studi eksperimental, dengan cara memanipulasi paparan pada sampel

penelitian. Setiap studi eksperimental akan melakukan perlakuan pada kelompok sampelnya yang dibandikan dengan kelompok kontrol. Dalam studi eksperimental, metode RCT (Randomized Clinical Trial) adalah metode yang terbaik dan levelnya paling tinggi. Tapi karena pada studi epidemiologi ini sampel penelitiannya merupakan manusia, hal ini tentunya sangat rentan terpaut masalah etik. Sehingga jika tidak memungkinkan RCT dapat menggunakan cohort atau case control atau cross-sectional.

Page 13: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

2. Studi observasional :a. Studi ekologib. Studi cross-sectionalc. Studi case controld. Studi cohort

Bagan di atas merupakan perjalanan terjadinya penyakit dan dampaknya, yang dikaitkan dengan upaya-upaya pencegahan sesuai dengan fase penyakitnya. Mulai dari orang yang sehat dapat terjangkit suatu penyakit jika diinduksi penyakit tersebut. Pada tahap ini diperlukan upaya pencegahan primer untuk mencegah inisiasi proses patologis (agar tetap terjadinya homeostasis tubuh secara normal, namun jika penyakit tersebut sudah terlanjur berkembang dan mengganggu homeostasis tubuh (sudah terjadi proses patologisnya), perjalanan penyakit akan terus berkembang walaupun mungkin tidak menimbulkan gejala/ asimptomatik). Pada tahap ini sangat

Page 14: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

mungkin untuk dilakukan upaya pencegahan sekunder dengan melakukan deteksi dini penyakit. Sampai pada tahap ini dinamakan dengan masa laten. Ketika fase ini juga tidak dapat dicegah dengan baik, maka akan meningkat ke fase selanjutnya ketika penyakit tersebut sudah bisa menimbulkan gejala dan tanda. Pada keadaan ini, pasien sudah sakit dan sangat mungkin datang ke dokter untuk melakukan upaya pengobatan. Maka dokter pada tahap ini bukan hanya melakukan terapi kuratif, tapi juga melakukan upaya pencegahan tersier untuk mencegah komplikasi atau mengurangi kecacatan bahkan kematian.

C. Menurut Isinya (Content)1. Clinical epidemiology2. Pharmaco-epidemiology3. Molecular epidemiology

Konsep molecular cancer epidemiology menurut Weinstein & Perera (1982), “Advanced laboratory methods are used in combination with analytic epidemiology to identify at the biochemical or molecular level specific exogenous and/or host factors that play a role in human cancer causation”.Kontribusi dari epidemiologi molekuler :

Page 15: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

a) Telah lama dikenal berdasarkan penelitian ekperimental, bahwa karsinogen termasuk Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs), mengeluarkan efek dengan mengikat DNA dan membentuk “adducts”yang dapat menyebabkan mutasi dan akhirnya berkembang menjadi sel kanker.

b) Jadi dengan menggunakan “adducts” sebagai biomarker memiliki keuntungan yang secara teori bahwa mereka mencerminkan kerusakan kimiawi yang spesifik terhadap genetik yang secara mekanik relevan dengan karsinogenesis.

Page 16: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Tujuan dari epidemiologi molekuler sangat luas dan mencakup :(i) deskriptif dan kajian analitis untuk mengevaluasi host / penyakit

interaksi lingkungan(ii) pengembangan strategi pencegahan untuk mengendalikan bakteri,

parasit dan virus gangguan melalui diagnosiis molekuler(iii)pencegahan non-penyakit menular dan gangguan genetik dengan

menilai resiko dan mengidentifikasi individu rentan melalui genetika. Pencapaian sasaran-sasaran ini tergantung pada ketersediaan :

(i) bidang bioteknologi canggih peralatan, reagen dan perlengkapan untuk analisis potensi genetik dan faktor-faktor risiko lingkungan

(ii) epidemiologi molekuler yang terlatih mampu mengintegrasikan biologi molekular ke dalam penelitian epidemiologi dan kesehatan masyarakat praktik.

4. Environmental epidemiology5. Occupational epidemiology6. Nutrition epidemiology7. Genetic epidemiology

8. Dan lain-lain

EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. DefinisiEpidemiologi dalam pelayanan kebidanan yaitu epidemiologi yang mengkaji distribusi serta determinan peristiwa morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang terjadi dalam layanan kebidanan.

B. TujuanTujuan epidemiologi kebidanan adalah untuk mengenal faktor risiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara penanggulangannya.

C. Manfaato Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam pelayanan

kebidanan.

Page 17: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

o Untuk pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan sumber daya kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan) khususnya berkaitan dengan pelayanan kebidanan.

D. Terjadinya Masalah KesehatanMerujuk kepada paradigma epidemiologi klasikal yang berasumsi bahwa

terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir (output) interaksi antara penjamu (host), agent dan lingkungan (environment), maka dalam pelayanan kebidanan dapat diuraikan bahwa :

Host (penjamu) adalah ibu hamil Agent adalah hasil konsepsi yaitu janin/ fetus yang ada dalam kandungan

ibu hamil Environment adalah lingkungan sosial budaya serta pelayanan kesehatan

yang diterima oleh ibu hamil.Perbedaan epidemiologi pelayanan kebidanan dengan epidemiologi

penyakit infeksi, antara lain: pada penyakit infeksi agent merupakan faktor yang harus dieleminasi, akan tetapi pada epidemiologi kebidanan agent adalah hasil konsepsi/ janin yang harus dilindungi, yang pada kelanjutannya akan menimbulkan masalah kesehatan sendiri.

E. Faktor-faktor Risiko Dalam Pelayanan KesehatanFaktor risiko bagi kematian ibu (mortalitas) dapat dibedakan, antara lain :

1. Faktor-faktor reproduksi

Page 18: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

― Usia ― Paritas― Kehamilan tak diinginkan

2. Faktor-faktor komplikasi kehamilan― Perdarahan pada abortus spontan/ alamiah― Kehamilan ektopik/ diluar cavum endometrium ― Perdarahan pada trimester III kehamilan― Perdarahan postpartum― Infeksi nifas― Gestosis/ keracunan kehamilan― Distosia/ kesulitan persalinan― Abortus provokatus

3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan― Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan― Asuhan medis yang kurang baik― Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial

4. Faktor-faktor sosial budaya― Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik― Ketidaktahuan dan kebodohan― Kesulitan transportasi― Status wanita yang rendah― Pantangan makanan tertentu pada wanita hamilUntuk menangani angka kematian ibu (AKI), Depkes bersama dengan

WHO, UNICEF dan UNDP sejak tahun 1990-1991 telah melaksanakan program Safe Motherhood. Upaya intervensi dalam program tersebut yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe Motherhood :

KB Pelayanan ante natal Persalinan yang aman Pelayanan kebidanan esensial (kebidanan dasar dan obstetri esensial)

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Komponen proses penyakit menular :a. Faktor Penyebab Penyakit Menular b. Interaksi Penyebab dengan Pejamu c. Mekanisme Patogenesis d. Sumber penularan

Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) Kekebalan kelompok (Herd immunity) adalah tingkat kemampuan atau

daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat

Page 19: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.

Pada populasi tersebut dilakukan imunisasi pada sebagian individu (bukan pada semua populasi) ini bisa melindungi individu yang tidak mendapatkan imunisasi. Konsep inilah yang disebut kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok bisa terjadi jika cakupan minimal kelompuk telah terpenuhi. Namun, jika cakupan minimal tersebut tidak terpenuhi maka kekebalan yang diharapkan tidak akan terbentuk, individu yang rentan bisa dengan mudah terkena penyakit, bahkan yang sehatpun juga bisa tertular penyakit tersebut.

MULTIPLE CAUSATION OF DISEASE (Konsep Ganda Penyebab Penyakit)

1. Teori Hippocratic dan Miasmatic (Theory of Disease Causation)a. Hippocrates – Epidemiologis

Mengamati penyebab dan penyebaran penyakit Menggunakan pendekatan rasional Mengamati pengaruh faktor lingkungan & penjamu pada penyakit

b. Galen – Teori Miasmatic malaria = udara yang buruk

2. Penelitian Epidemiologis KlasikPengamatan pada penyakit menular dan defisiensi zat gizi.

3. Contagion and Germ Theory of Disease Fracastorius : penyebaran penyakit oleh contagion Edward Jenner : vaksin smallpox John Snow : bapak epidemiologi Louis Pasteur : vaksinasi untuk rabies & anthrax Robert Koch : identifikasi Bacillus anthracus

4. Postulate KochSuatu agen :

― Harus dijumpai pada setiap kasus penyakit― Dapat diisolasi dan ditanam dalam media― Menyebabkan penyakit pada orang sehat― Dapat diisolasi dan ditanam lagi

Page 20: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

― Tidak dijumpai pada penyakit lain5. Defisiensi Zat Gizi

James Lind (mid 1700) : citrus melindungi dari scurvy (defisiensi vit.C) Casal (1762) : pellagra (defisiensi niasin) Joseph Goldberger (1920) : pellagra diinduksi dan disembuhkan dgn diet

KONSEP PENYEBAB GANDA (Multiple Causation) PENYAKIT PADA MANUSIA

Proses terjadinya penyakit pada manusia terjadi pada sistem ekologi manusia. Penyakit tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Penyakit pada manusia terjadi sebagai akibat interaksi berbagai faktor. Faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya penyakit :

1. Faktor penyebab penyakit (agent)Penyebab penyakit adalah suatu faktor yang harus ada (a sine qua non)

pada proses terjadinya penyakit. Agent merupakan benda hidup atau benda mati (unsur, zat, atau kekuatan) yang oleh karena adanya kontak yang efektif dengan penjamu yang rentan (suspectible) pada kondisi lingkungan yang tepat akan berlaku sebagai rangsang (stimulus) proses terjadinya penyakit. Klasifikasi penyebab penyakit adalah sebagai berikut :

a. Penyebab biologis: virus, ricketsia, bakteri, jamur (fungi), protozoa (misal cacing, plasmodium).

b. Penyebab nutrisi: dapat karena kelebihan (misal hiperkolesterolemia), atau karena kekurangan (misal kekurangan yodium, zat besi).

c. Penyebab kimiawi: merupakan bahan kimia yang bersifat racun (gas, uap, larutan).

d. Penyebab fisik: merupakan zat fisik yang dapat menimbukan gangguan pada manusia, misal tekanan atmosfir, kelembaban, bising, vibrasi, panas, cahaya dan radiasi.

e. Penyebab mekanik: merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan sobekan, tembus, kehancuran dan dislokasi.

2. Faktor inang atau penjamu (host)

― Keturunan atau genetik― Umur― Jenis kelamin― Ras/ etnis― Ukuran keluarga― Agama

― Status perkawinan― Pekerjaan― Status gizi dan konstitusi

tubuh― Perilaku hidup― Daya tahan tubuh

3. Faktor lingkungan (environment)Lingkungan ialah keseluruhan kondisi luar yang mempengaruhi

kehidupan dan perkembangan organisme penyebab penyakit dan penyebab penyakit yang lain. Komponen lingkungan terdiri atas :

Page 21: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

a. Lingkungan fisik terdiri atas semua benda mati dan semua sifat yang dimiliki.

b. Lingkungan biologis tersusun atas benda-benda hidup atau organisme, yaitu :1) Flora : sebagai sumber makanan dan penyebab penyakit.2) Fauna : sebagai sumber makanan, penampung (reservoir) dan

perantara (vektor) penyebab enyakit.c. Lingkungan sosial-ekonomi :

1) Wilayah pemukiman2) Pembangunan ekonomi3) Gangguan sosial

MODEL EKOLOGI

1. Model Segitiga Epidemiologi (Epidemiolgic Triangle) Pada penyakit menular.

2. Model Roda Pada penyakit keturunan.

Page 22: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

3. Model Jaring-jaring Pada penyakit tidak menular (misal hipertensi).

KAUSALITAS

Kausalitas adalah sesuatu yang :

― Konstan― Unik― Memiliki kemampuan menduga secara sempurna

Contoh : Dalam sistem yang stabil sepenuhnya, X Y, memanipulasi atau merubah X akan menimbulkan akibat perubahan Y.

Sifat Hubungan Kausal1. Hubungan: Kekuatan hubungan, dinyatakan dengan Odds Ratio (OR) >1

dan Relative Risk (RR)2. Urutan waktu: Rancangan penelitian yang sesuai3. Arah hubungan

Asimetris Perubahan sebagai konsekuensi

Page 23: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

Gambar di atas menunjukkan 4 dimensi yang terarah dalam penelitian bidang kesehatan. Keempat dimensi ini harus didukung juga dengan penguasaan dibidang ilmu dasar dan biomedis; aplikasi dalam klinis; kesehatan masyarakat, budaya dan populasi; dan sistem dan pelayanan kesehatan.

Desain Penelitian

Seperti pada bagan di atas, studi epidemiologi itu ada 2 bagian utama sesuai dengan cara studinya, yaitu epidemiologi deskriptif dan studi analitik. Epidemiologi deskriptif mempelajari pada populasi dan individunya langsung dan tidak melakukan perbandingan antar kelompok, tentunya cara studinya akan berbeda dengan studi analitik yang melakukan studi dengan metode membandingkan. Epidemiologi deskriptif dengan subjek suatu populasi, dapat menggunakan penelitian dengan studi korelasi untuk melihat hubungan dan keeratannya. Sementara pada subjek penelitian individu, dapat menggunakan desain penelitian case report, case series, dan cross-sectional. Pada studi analitik, melakukan penelitian dengan membandingkan dan bahkan perlakuan pada subyek penelitian, ada 2 macam yaitu studi observasional dan eksperimental. Untuk studi observasional, desain penelitiannya sama dengan individu ditambah dengan desain penelitian case control dan cohort. Sementara pada penelitian eksperimental bisa menggunakan desain penelitian RCT (Randomized Clinical Trial) sebagai level penelitian tertinggi dan eksperimental semu.

Page 24: Epidemiologi Dasar dr.Titiek_varolius.docx

PENGUKURAN ANALITIK KEJADIAN PENYAKIT

Rasio pembilang (numerator) tidak termasuk dalam penyebut (denominator), contohnya perhitungan AKI/ angka kematian ibu (Jumlah ibumeninggalakibat melahirkanJumlah ibumelahirkandenganselamat

)

Proporsi pembilang termasuk dalam penyebut, tetapi waktu tidak termasuk, contohnya perhitungan prevalensi (

Jumlah seluruhkasusb aik barumaupun lamaJumlah populasiberisiko

)

Rate pembilang termasuk dalam penyebut, dan waktu juga termasuk, contohnya

perhitungan insidensi (Jumlah kasusbaru

Jumlah populasiberisiko)