enzim i
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Selasa/06-11-2012Biokimia Waktu : 15.00-16.40 WIB
PJP : Popi Asri Kurniatin, Ssi. Apt., MSi
Asisten : Fitri Rosasi S,Si
ENZIM(Sifat dan Susunan Air Liur)
ENZIM IIlham Eka Saputra J3L111040Getha Audia Alif Putri J3L111049Ivonne Wira J3L111148
PROGRAM KEALHIAN ANALISIS KIMIAPROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2012
Pendahuluan
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme
makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim
berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan
dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat
berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun. Enzim
terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun
atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik)
(Juryatin, 1997).
Efisiensi daya katalis enzim sangat tinggi, satu molekul enzim dapat
megubah sebanyak 10.000-1.000.000 molekul substrat permenit. Daya katalis
enzim dapat bekerja pada temperature rendah. Salah satu sifat dari kebanyakan
enzim adalah kekhususan. Maksudnya mengkatalis satu reaksi kimia dengan
hanya satu jenis substrat (Matjesh 1996).
Air liur atau saliva ini diekskresikan oleh tiga kelenjar, yaitu kelenjar
parotid, kelenjar submaksilaris, dan kelenjar sublingual. Kelenjar sublingual
adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan.
Kelenjar submaksilaris terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam.
Kelenjar parotid ialah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas
mulut di depan telinga. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh
pankreas terdapat amilase yang bekerja terdapat amilum yang terdapat dalam
makanan kita. Oleh enzim emilase diubah menjadi maltase. Cara kerja enzim
amilase yaitu pertama amilum (zat tepung) diubah menjadi maltosa dengan
dibantu enzim amilase. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (lisosim)
yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Air liur memiliki
pH netral. Air liur berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah mulut dari
kekeringan, membunuh mikroorganisme, dan sebagai penyangga pH (Ahmad
2000).
Tujuan
Percobaan bertujuan menentukan sifat dan susunan air liur.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan ialah piknometer, pipet tetes, tabung reaksi,
gelas piala 400 ml, rak tabung reaksi, kaki tiga, kasa kawat, bunsen.
Bahan-bahan yang digunakan ialah air liur, kertas lakmus, pewarna
fenolptalein, dan jingga metil, NaOH, larutan CuSO4, larutan H2SO4, pereaksi
Millon, pereaksi Molisch, akuades.
Prosedur
Sifat dan Susunan Air Liur, rongga mulut yang dibersihkan dengan cara
berkumur berkali-kali. Sepotang kapas atau kertas saring yang dibasahi sedikit
asam asetat encer dikunyah untuk menstimulir produk air liur. Air liur
dikumpulkan lebih kurang 50 ml dalam gelas piala. Uji densitas air liur.
Piknometer kosong ditimbang terlebih dahulu, jangan sampai tersentuh tangan,
kemudian air liur dipipet sebanyak 10 ml atau hingga piknometer penuh lalu
ditimbang dalam neraca analitik. Uji reaksi dengan lakmus, phenolftalein dan
jingga metil. Air liur dipipet lalu diteteskan dalam plat tetes yang berisi indikator
phenolftalein, jingga metil, lakmus biru dan lakmus merah. Uji Molisch 5 ml air
liur dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch
kemudian larutan dihomogenkan. Larutan ditambahkan perlahan-lahan asam
sulfat pekat sebanyak 3 ml melalui dinding tabung dan amati. Uji Biuret, dalam
tabung reaksi 1 ml NaOH 10% ditambahkan 3 ml air liur dan kocok, perubahan
warna diamati. 1 tetes larutan CuSO4 0.1% ditambahkan kedalam larutan jika
tidak timbul warna violet. Uji Millon. 3 ml air liur ditambah 5 tetes pereaksi
Millon dan 3 ml asam sulfat pekat perlahan lewat dinding tabung. Uji fosfat 1 ml
air lur ditambahkan urea 10% dan pereaksi molibdat lalu dikocok hingga
homogen. Tambahkan 1 ml larutan ferosulfat dan amati perubahan warna yang
terjadi. Uji klorida air liur diasamkan dengan larutan HNO3 10% dan kedalam
filtrate tersebut tambahkan larutan AgNO3. Uji sulfat air liur diasamkan dengan
HCl 10%, kemudian ditambahkan larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan,
berarti air liur mengandung sulfat. Uji musin, air liur sebanyak 2 ml diteteskan
asam asetat encer hingga terbentuk endapan yang amorfous.
Penentuan bobot jenis, dipipet air liur kemudian dimasukkan kedalam
alat densitometer setelah itu ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Uji kualitatif air liur
Jenis uji Hasil pengamatan (+/-) Perubahan warna larutanBobot jenis BJ= 0,98515 gr/mlLakmus merah Asam Merah Lakmus biru Asam Merah Pewarna PP Asam Tidak berwarna Pewarna MO Asam JinggaUji Biuret + Ungu Uji Millon + Kuning Uji Molish - Cincin violetUji klorida + Endapan putih Uji sulfat + Putih keruhUji Fosfat + Putih kebiruanUji musin + Endapan putih
Keterangan: (+) air liur positif terhadap reaksi uji (-) air liur negatif terhadap reaksi uji
Gambar 1 Hasil uji klorida Gambar 2 Hasil uji Musin
Gambar 3 Hasil uji fosfat Gambar 4 Hasil uji Biuret
A B C DGambar 5 Hasil uji indikator (A) lakmus merah, (B) lakmus biru,
(C) fenolftalein dan (D) jingga metil
Gambar 6 Hasil uji Molisch Gambar 7 Hasil uji Millon
PEMBAHASAN
Sifat dan susunan air liur dilakukan dengan cara beberapa uji, yaitu uji bobot
jenis, uji dengan kertas lakmus, uji reaksi dengan indikator PP dan MO, uji
Molisch, Biuret, Millon, klorida, sulfat, fosfat, dan uji musin. Berdasarkan hasil
penentuan bobot jenis didapatkan nilai bobot jenis sebesar 0,98515 g/mL. Air liur
yang diuji bersifat asam karena saat direaksikan dengan PP larutan bersifat asam
karena terjadi perubahan warna pada larutan ini. Rentang pH pada fenolpltalein
ialah 8,6-9,6. Ketika diuji dengan lakmus merah dan lakmus biru juga
menunjukkan bahwa saliva yang digunakan bersifat asam karena kedua kertas
lakmus tersebut menunjukkan warna merah. Namun ketika direaksikan dengan
indikator MO larutan juga bersifat basa dengan perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi jingga. Hal ini mungkin disebabkan adanya kontaminan pada
air liur atau saliva yang dikeluarkan oleh si pendonor yang berbeda karena
dipancing oleh makanan terlebih dahulu. Rentang pH pada metil orange ialah
berkisar antara 3,1-4,6 (Stanley 1988).
Uji Molisch, saliva yang diuji menunjukkan adanya cincin violet. Hal ini
membuktikan bahwa adanya kandungan karbohidrat di dalam susunan senyawa
air iur. Ini juga dapat dibuktikan jika kita mengunyah nasi secara terus menerus,
maka akan timbul rasa manis yang menunjukkan adanya karbohidrat atau gugus
gula yang terdapat dalam air liur (Maryanti 2000).
Uji biuret menghasilkan warna biru keunguan pada asam amino yang
mengandung kompleks Cu2+, NH, dan gugus CO dari rantai peptidanya. Senyawa
biuret dihasilkan dari urea yang dipanaskan didalam air panas. Suasana basa akan
memberikan warna biru keunguan pada asam amino yang bereaksi dengan CuSO4.
Suasana basa dihasilkan dari penambahan NaOH 10% sedangkan penambahan
CuSO4 0,1% berfungsi untuk menghasilkan warna biru keunguan pada reaksi
yang positif memiliki gugus Cu2+, NH dan gugus CO pada ikatan peptidanya
(Gilvery 1996). Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa air liur atau saliva
mengandung ikatan peptida.
Uji Millon dilakukan untuk menentukan adanya kandungan tirosin dalam
saliva. Pereaksi Millon ini berisi merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan
asam nitrit. Pada percobaan yang dilakukan, saliva yang direaksikan dengan
pereaksi Millon menimbulkan warna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa saliva
mengandung tirosin.
Uji klorida hasil yang diperoleh ialah positif dengan adanya endapan
berwarna putih. Saliva mengandung ion sulfat dengan terbentuknya larutan
berwarna putih keruh. Hasil uji fosfat menunjukkan hasil positif dengan perubahan
warna campuran menjadi putih kebiruan. Uji Musin juga menunjukkan hasil yang
positif, ini ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang amorfous (Poedjadi
1994).
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa air liur bersifat
asam. Susunan enzim amilase yang menunjukkan hasil positif pada uji Biuret, uji
Millon, uji Molisch, uji klorida, uji sulfat, uji fosfat, dan uji musin. Sedangkan
pada uji MO didapatkan hasil yang negatif. Bobot jenis dari air liur sebesar
0,98515 g/mL.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hiskia. 2000. Larutan Asam dan Basa. Bandung:ganessa.
Gilvery, et al. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Surabaya:
Airlangga University Press.
Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia.
http://www.docstoc.com. Diakses 08.11.2012.
Maryati Sri. 2000. Sistem Pencernaan Makanan. Jakarta: Erlangga.
Matjesh Sabirin. 1996. Kimia Organik II. Jakarta: Depdikbud.
Pine H Stanley. 1988. Kimia Organik. Bandung : ITB.
Poedjadi Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia: Jakarta.