enron and andersen

12
1. What were the business risks Enron faced and how did those riksks increase likelihood of material misstatement in Enrons financial statement? Pada awalnya, Enron mengalami permasalahan keuangan, dalam memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komoditas. Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat stakeholder menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan. Tim Akuntansi Enron membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai “pendapatan”, Enron juga dicurigai telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang. Fastow dan kantor akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial “limited partnership” yang disebut “Special Purpose Entities” atau pada berikutnya di sebut SPE. Aturan akuntansi memungkinkan bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose entity. Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang “pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang.

Upload: mursal-fajar-hakim

Post on 01-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Enron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and AndersenEnron and Andersen

TRANSCRIPT

1. What were the business risks Enron faced and how did those riksks increase likelihood of material misstatement in Enrons financial statement?

Pada awalnya, Enron mengalami permasalahan keuangan, dalam memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komoditas. Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat stakeholder menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan. Tim Akuntansi Enron membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai pendapatan, Enron juga dicurigai telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang. Fastow dan kantor akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial limited partnership yang disebut Special Purpose Entities atau pada berikutnya di sebut SPE. Aturan akuntansi memungkinkan bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose entity. Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang pendapatan penjualan meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang.

2. [a] What are the responsibilities of a company's board of directors ? [b] could the board of directors at Enron especially the audit commite- have prevented the fall of Enron? [c] should they have known about the risks and apparent lack of indepence with SPE's? What should they have done about it ?

[a] Dewan direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen suatu perusahaan bertindak dalam kepentingan terbaik untuk pemegang saham / pemilik perusahaan. Dengan demikian, direksi bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan dampak pada pemegang saham dan stakeholder lainnya jika mereka lalai dalam tugasnya.[b] Meskipun kita tidak akan pernah tahu apakah dewan direksi bisa mencegah jatuhnya Enron, dewan bisa mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki tata kelola perusahaan. Dalam laporan terbaru oleh U.S. Senate Permanent Subcommittee of Investigation, Sub-komite lebih banyak menekankan kesalahan pada dewan direksi dan komite audit serta merekomendasikan bahwa dewan harus mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki tata kelola perusahaan. Beberapa rekomendasi dari U.S. Senate Permanent Subcommittee of Investigation adalah [1] penguatan pengawasan yang berfokus pada pelarangan praktik akuntansi dan transaksi yang menempatkan perusahaan pada resiko tinggi serta ketidakpatuhan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang menghasilan laporan keuangan dengan kategori menyesatkan dan tidak akurat; serta mendorong pencegahan dan penghapusan kompensasi bagi direksi maupun karyawan menggunakan saham. [2] Penguatan independensi yang berfokus pada pembedaan auditor internal dengan auditor publik, dalam kasus Enron auditor internal perusahaan kebanyakan memiliki keterikatan dengan auditor publik yang di sewa Enron.[c] Tampaknya bahwa dewan direksi tidak dapat menghitung resiko perusahaan dan kurangnya independensi perusahaan dengan SPE Enron. Dewan mungkin akan menemukan masalah ini jika telah mengikuti rekomendasi yang tercantum pada poin B. Namun karena sistem manajemen Enron yang sudah disetting untuk menggunakan kecurangan dalam pelaporan keuangannya membuat dewan direksi tidak dapat bertindak banyak, disisi lain kemungkinan dewan direksi tidak dilibatkan secara lebih lanjut dalam sistem kerja manajemen akuntansi dan hanya menerima laporan secara berkala.

3. In your own words, summarize how Enron used SPEs to hide large amounts of company debt.

SPE adalah badan hukum yang terpisah dibentuk untuk mencapai tujuan perusahaan tertentu. Enron menciptakan SPE untuk tujuan menjual aset perusahaan untuk merekam arus kas masuk dan menghapus aset dan kewajiban terkait dari neraca. SPE secara legal dibentuk oleh Enron, dalam tindakannya SPE dijaminkan melalui investasi luar setidaknya tiga persen dari nilai aset yang akan dijual ke investor melalui SPE. Dengan kata lain, para investor luar yang menanggung risiko investasi. Namun, sebagai insentif untuk menanggung risiko, Enron menjaminkan saham perusahaan ke investor luar di SPE untuk menghapus risiko dalam aset yang dijual serta mengurangi tingkat kerugian. Kewajiban ini tidak dipahami oleh investor sampai saham Enron mulai berkinerja buruk, membuat perusahaan tidak dapat menutup kerugiannya dengan saham lagi. "Chewco," "LJM2," dan "Whitewing" tiga dari SPE Enron yang paling menonjol. Enron juga diduga menyembunyikan utang melalui kerjasama dengan bankir dan investor besar untuk mengambil pinjaman besar yang muncul diakui dlam pencatatannya sebagai jaminan nilai keuangan (investasi) tetapi tidak dicatat sebagai utang.

4. What are the auditor independence issues surrounding the provision of external auditing services, internal auditing services, and management consulting services for the same client? Develop arguments for why auditors should be allowed to perform these services for the same client. Develop separate arguments for why auditors should not be allowed to perform non-audit services for their audit clients

Auditor eksternal secara professional harus independen terhadap perusahaan yang mereka audit oleh karena itu beberapa alasan yang mengharuskan adanya pemisahan penggunaan perusahaan jasa audit yang sama pada layanan audit eksternal, audit internal dan jasa konsultasi manajemen adalah :1. Auditor tidak mungkin bertindak independen dalam audit eksternal ketika mereka melakukan layanan lainnya. Insentif untuk melakukan konsultasi dan / atau jasa audit dapat menyebabkan impaired judgment.2. Jasa audit internal yang paling baik dilakukan oleh karyawan sendiri (internal perusahaan) yang memahami budaya dan praktek manajemen perusahaan. Auditor internal merupakan bagian penting dari tata kelola perusahaan dan tidak boleh digantikan oleh auditor eksternal bertindak sebagai auditor internal.3. Penggunaan jada audit internal sedikit mengancam rahasia perusahaan dalam hal manajemen keuangan, sehingga sangat beresiko. Disisilain penggunaan jasa audit internal yang sama dengan perusahaan pada penyedia jasa audit eksternal akan memungkinkan kesesatan dalam pembuatan laporan keuangan.Penggunaan Jasa audit internal yang sama pada audit eksternal maupun jasa manajemen perusahaan lainnya memang akan meningkatkan efisiensi waktu dan biaya namun resiko yang diambil terlalu besar.

5. Explain how rule-based accounting standards differ from principle-based standards. How might fundamentally changing accounting standards from bright-line rules to principle-based standards help prevents another. Enron-like fiasco in the future? Are there dangers in removing bright-line rules? What difficulties might be associated with such a change?

Perbedaan rule-based system dan principal base adalah pada rules-based system akuntan dapat memperoleh petunjuk implementasi secara detail sehingga mengurangi ketidakpastian dan menghasilkan aplikasi aturan-aturan spesifik dalam standar secara mekanis. Sementara principles-based system, akuntan akan membuat sejumlah estimasi yang harus dia pertanggungjawabkan dan mensyaratkan semakin banyakjudgment professional.Principle-based system dapat mencegah kegagalan Enron jika dilakukan dengan baik dan melakukan hukum positif dalam setiap tindakan akuntannya serta tidak keluar dari kaidah tata aturan standar akuntansi yang telah ditetapkan. Dalam kasus SPE Enron, misalnya, manajer Enron mungkin telah berhasil menekan auditor dalam menerima pelaporan keuangan yang cacat dan menghasilkan kesepatakan dengan investor luar yang menginvestasikan dananya ke SPE milik Enron setidaknya 3 persen dari nilai investasi. Namun jika menggunakan rule-based system akan membutuhkan auditor untuk mengevaluasi keadaan secara keseluruhan untuk menentukan apakah sebenarnya perusahaan induk tidak memiliki eksposur yang signifikan dalam kaitannya dengan unconsolidated SPE dan menyebabkan Enron akan tidak dipercaya oleh investor luar. Menghapus aturan 'bright-line' dapat menciptakan masalah dalam beberapa keadaan karena penilaian manusia dapat berubah sesuai dengan keadaan dan tekanan. Auditor dan eksekutif dapat merasionalisasi keputusan keuangan yang salah dengan mengatakan bahwa tata aturan tidak secara spesifik mengatur kecurangan itu.

6. Enron and Andersen suffered severe consequences because of their perceived lack of integrity and damaged reputations. In fact, some people believe the fall of Enron occurred because of a run on the bank. Some argue that Andersen experiences a similar run on the bank as many top clients quickly fired the firm in the wake of Enrons collapse. Is the run on the bank analogy valid for both firms? Why or why not?

Run-on-the-Bank analogi berlaku untuk kedua perusahaan dipicu oleh hilangnya kepercayaan dan kredibilitas dari pihak investor. Enron mungkin dapat menghindari kebangkrutan jika pelanggan bersedia kembali untuk melanjutkan penggunaan jasa perusahaan nya. Dengan catatan utang dan kewajiban lainnya yang sangat besar nominalnya dapat dibayar, dan memulai perusahaan dari bawah kembali yang dahulu sebelum bangkrut telah mencetak aliran pendapatan yang besar lebih dari $ 100 miliar per tahun. Ketika Enron kehilangan kredibilitasnya, bagaimanapun, pelanggan tidak lagi bersedia untuk melakukan bisnis dengan perusahaan. Dalam kasus Andersen, perusahaan juga kemungkinan dapat selamat jika dampak Enron dapat diisolasi dan membangun citra baru. Andersen adalah perusahaan multi-nasional dan hilangnya ukuran satu klien Enron sebenarnya tidak signifikan dalam pembuktian kebangkrutannya. Sayangnya, klien di seluruh dunia kehilangan kepercayaan dan akhirnya kredibilitas Andersen hilang. Akibatnya, banyak klien di hampir semua banyak kantor Andersen kemudian dipecat perusahaan sebagai bagian dari efek domino hilangnya kredibilitas Anderson.

7. Why did so many companies terminate their relationships with Andersen, given that Andersens Houston office had no part in servicing those engagements?

Anderson, yang sebelumnya merupakan salah satu The big six tidak hanya melakukan memanipulasi laporan keuangan tetapi juga telah melakukan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan banyaknya mantan pejabat dan senior Andersen yang bekerja dalam department akuntansi Enron. Baik Enron maupun Anderson, dua raksasa industri di bidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik akuntansi. Beberapa perusahaan memutuskan bahwa Andersens sebagai KAP yang melanggar hukum dan etika praktik akuntansi sehingga kredibilitas Andersens dianggap sangat rendah, tentu perusahaan lain tidak ingin sama kasusnya dengan Enron yang kolaps secara tiba-tiba dan perusahaan klien Andersens belajar banyak dari kasus Enron. Praktik manipulasi ini merupakan titik terendah dari jaminan integritas penyedia akuntan publik.

8. A perceived lack of integrity caused irreparable damage to both Andersen and Enron. How can you apply the principle learned in this case personally? Generate an example of how involvement in unethical of illegal activities, or even the appearance of such involvement, might adversely affect your career. What are the possible consequences when other question your integrity? What can you do to preserve your reputation throughout your career?

Integritas merupakan konsep yang menunjuk pada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritasdiartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Integritas merupakan fondasi penting dalam hubungan klien dan karyawan. Integritas setara dengan menempatkan kepercayaan seseorang bahwa ia akan melakukan sendiri dengan standar etika dan moral yang tinggi. Mempelajari kecurangan yang terjadi pada Andersen dan Enron adalah contoh yang baik untuk melakukan evaluasi diri dengan menetapkan standar yang tinggi dan tidak terlibat dalam kegiatan di luar pekerjaan yang akan menyebabkan seseorang mempertanyakan integritas kita. Contoh keterlibatan dalam kegiatan yang tidak etis atau ilegal yang dapat mempengaruhi karir adalah keterlibatan seorang karyawan dalam pemalsuan maupun tindakan kejahatan diluar pekerjaan yang dapat diekspose publik. Dalam bidang audit, Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkankeadaan yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh auditor denganmemunculkan keunggulan personal ketika memberikan layanan profesional kepada instansi tempat auditor bekerja dan kepada auditannya. Misalnya,auditor seringkali menghadapi situasi di mana terdapat berbagai alternatifpenyajian informasi yang dapat menciptakan gambaran keuangan atau kinerja yang berbeda-beda. Dengan berbagai tekanan yang ada untuk memanipulasi fakta-fakta, auditor yang berintegritas mampu bertahan dari berbagai tekanan tersebut sehingga fakta-fakta tersaji seobyektif mungkin. Auditor perlu mendokumentasikan setiap pertimbangan-pertimbangan yang diambil dalam situasi penuh tekanan tersebut.

9. Why do audit partners struggle with making tough accounting decisions that may be contrary to their clients position on the issue? What changes should the profession make to eliminate these obstacles?

Akuntansi publik adalah bisnis yang sangat kompetitif, berorientasi pada layanan. Seperti halnya dengan sebagian besar perusahaan layanan yang menawarkan jasa lain, kantor akuntan publik memiliki kepentingan vital dalam menyenangkan klien mereka dengan memberikan nilai dan layanan pelanggan penuh. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya dilema yang menyebabkan dan memungkinkan akuntan tidak dapat independen. Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka tergantung kepada klien karenafeeyang diterimanya, sehingga seringkali Auditor berada dalam situasi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik audit. Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya. Auditor secara social juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya daripada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti hal tersebut di atas sangat sering dihadapi oleh auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusannya. Yang perlu dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mengambil keputusan etis. Keputusan etis (ethical decision) di definisi sebai sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak etis adalah hal yang mendasar dalam profesi akuntan. Auditor juga tidak terlepas dari masalah bagaimana membuat keputusan etis. Auditor sebagai karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi di mana dia bekerja, tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggunjawab kepada profesinya, kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang baik.Secara profesi, maka perlu mengedepankan peraturan yang telah ditetapkan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) aturan yang berlaku untuk menuntut perusahaan audit eksternal memutar mitra penugasan audit utama dari klien setelah sekitar lima sampai tujuh tahun. Aturan ini diberlakukan untuk mencegah terlalu dekat hubungan antara perusahaan audit eksternal dan manajemen klien, yang dapat menyebabkan masalah independensi. Selanjutnya, persyaratan pelaporan oleh perusahaan audit eksternal untuk komite audit klien mereka yang diamanatkan meliputi: (1) kebijakan akuntansi digunakan harus terus di tingkatkan; (2) Penggunaan PSAK yang terlebih dahulu dikomunikasikan dengan manajemen; (3) bahan lain komunikasi antara auditor dan manajemen bersifat tertulis sehingga dapat menjadi bukti.

10. What has been done, and what more can be done to restore the public trust in the auditing profession and in the nations financial reporting system?

Pemberlakuan Sarbanes-Oxley Act of 2002 adalah upaya perubahan besar untuk memulihkan kepercayaan publik di kedua profesi akuntansi dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Mengingat masalah dalam kasus Andersen dan Enron di mana kedua telah melakukan kesalahan fatal dalam manajemen audit internal dilakukan oleh perusahan yang sama pada manajemen audit eksternal serta pada akhirnya terjadi kecurangan yang merugikan stake holder. Hal ini berakibat rendahnya kepercayaan masyarakat kepada KAP yang melakukan hal sam, untuk merubah ini maka perlu ada aturan yang ketat dalam penunjukan perusahaan penyedia jasa Akuntansi. Ke depan, hukum yang berlaku (termasuk persyaratan Sarbanes-Oxley Act of 2002) harus secara berkala untuk menentukan apakah akuntan dan auditor dalam KAP telah memadai dan sesuai dengan undang undang yang berlaku. Dalam kasus Enron dan Andersen ini dapat menjadi pembelajaran di mana perilaku tidak etis akan menyebabkan salah saji laporan keuangan yang menyesatkan investor dan merugikan banyak stakeholder lainnya, penelitian harus dilakukan untuk menentukan apakah hukum atau standar tambahan harus diberlakukan.