budaya kuliner di majalah selera · 2020. 12. 8. · program studi sejarah emanuel luis kristian...

102
i BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE 1981-1990 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Emanuel Luis Kristian Andersen NIM 134314008 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA

    PERIODE 1981-1990

    SKRIPSI

    Disusun untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Humaniora

    Program Studi Sejarah

    Emanuel Luis Kristian Andersen

    NIM 134314008

    PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA

    PERIODE 1981-1990

    SKRIPSI

    Disusun untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Humaniora

    Program Studi Sejarah

    Emanuel Luis Kristian Andersen

    NIM 134314008

    PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    MOTTO

    TIDAK ADA KEBERANIAN, TIDAK AKAN ADA

    KEMENANGAN

    -SPONGEBOB SQUAREPANTS-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua Orang Tua dan

    kakak saya yang tidak pernah lelah memberikan dukungan

    kepada saya saat saya terpuruk dan selalu memotivasi saya untuk

    bangkit dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga

    saya persembahkan untuk penulisan sejarah mengenai kuliner di

    Indonesia.

    Terakhir, saya juga persembahkan skripsi ini untuk orang-

    orang yang selalu meremehkan saya, menjelek-jelekan saya, dan

    yang selalu bilang bahwa saya tidak akan bisa lulus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Emanuel Luis Kristian Andersen, Sejarah Budaya Kuliner di Majalah Selera

    Periode 1981-1990. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas

    Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2020.

    Skirpsi ini berjudul Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981-

    1990. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab ketiga permasalahan. Pertama apa

    yang melatarbelakangi lahir majalah Selera berdiri dan menambah tentang

    penulisan kuliner tradisional serta budaya didalamnya. Kedua bagaimana majalah

    Selera mempromosikan kuliner didalamnya. Ketiga bagaimana majalah Selera

    memaknai minuman sebagai gaya hidup.

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sejarah yang

    meliputi: pemilihan topik, pengumpulan data, kritik sumber, interpretasi, dan

    historiografi. Pada penelitian skripsi ini menggunakan perspektif sejarah media

    massa.

    Majalah Selera merupakan majalah pioner kuliner di era digital, awal

    terbitnya majalah Selera pada tahun 1981 sebagai pembeda majalah wanita yang

    tidak mencampuradukan antara gaya hidup, fashion, dan kuliner.

    Dalam membahas kuliner, Majalah Selera menjelaskan tentang kuliner

    tradisional hingga mancanegara. Tetapi dominasi akan makanan tradisional lebih

    diutamakan dengan sentuhan budaya di dalamnya. Tema makanan dalam budaya

    merupakan upaya majalah Selera dalam memperjuangakan cita rasa lokal dan

    upaya pelestarian budaya dalam kuliner. Tidak bisa dipungkiri dengan berjalannya

    waktu, kuliner tradisional akan kehilangan pamornya, tetapi setidaknya majalah

    Selera hadir sebagai salah satu kekuatan dalam mempromosikan kuliner

    tradisional yang hampir punah melalui media pada periode tersebut.

    Kata kunci: Majalah Selera, Kuliner, Budaya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    Emanuel Luis Kristian Andersen, Sejarah Budaya Kuliner di Majalah Selera

    Periode 1981-1990. Thesis. Yogyakarta: History Study Program, Faculty of

    Letters, Sanata Dharma University, 2020.

    This thesis is entitled Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981-

    1990. This study aims to answer the three problems. First, what was the

    background of the establishment of Selera magazine and adding to the traditional

    culinary writing and culture in it. Second, how the magazine Selera promotes

    culinary in it. Third, how Selera magazine defines drinks as a lifestyle.

    The method used in this research is the historical method which includes:

    topic selection, data collection, source criticism, interpretation, and

    historiography. In this thesis research uses the historical perspective of the mass

    media.

    Selera Magazine is a culinary pioneer magazine in the digital era, the

    beginning of the publication of Selera magazine in 1981 as a differentiator for

    women's magazines that do not mix lifestyle, fashion and culinary delights.

    In discussing culinary delights, Selera Magazine explains about traditional

    culinary to foreign countries. But the domination of traditional food is prioritized

    by a touch of culture in it. The theme of food in culture is the effort of Selera

    magazine to fight for local flavors and efforts to preserve culture in culinary. It is

    undeniable that over time, traditional culinary delights will lose its prestige, but at

    least Selera magazine was present as one of the forces in promoting traditional

    culinary that was almost extinct through the media in that period.

    Keywords: Selera Magazine, Culinary, Culture.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

    berkat, rahmat, dan perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

    ini yang berjudul “BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE

    1981-1990” yang telah selesai penulis susun. Karya ini tidak lepas dari bantuan

    orang-orang yang berada disekitar penulis, untuk itu penulis ucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Kedua Orangtua saya, bapak dan ibu, Kakak saya satu-satunya Claudius

    Hans Christian Salvatore yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,

    dukungan moral saat saya terpuruk, doa, semangat dan motivasi kepada

    penulis selama ini.

    2. Dosen prodi Ilmu Sejarah, Mendiang ibu Dr. Lucia Juningsih, M. Hum,

    Mendiang Bapak Hb. Hery Santosa M. Hum, Mendiang Bapak Sandiwan,

    Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno M. Hum, Bapak Purwanta, Mas

    Heri Priyatmoko M.A, Bapak Dr. Yerry Wirawan, Romo Dr.Fx Baskara T

    Wardana SJ, dan Romo Banar yang telah membimbing dengan sabar dan

    berdinamika dari awal saya menjadi mahasiswa hingga hari ini.

    3. Mas Doni, selaku sekretaris Fakultas Sastra yang selalu membantu dan

    mempermudah saya dalam urusan birokrasi kampus.

    4. Keluarga besar yang turut hadir membantu ketika saya dalam keadaan

    terpuruk dan terus mendorong agar tetap semangat, Mas Hadi sebagai

    Penasihat Hukum yang telah berjasa dalam menangani permasalahan saya,

    Bulek Suster yang selalu memberikan suport kepada saya, Om Bruder

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    yang selalu mendampingi saat saya menjalani sidang, Tante Lesti sebagai

    penggagas financial, Tante Etha, Bulek Cangaan, Tante Fitri, Budhe Ning,

    Pakdhe Bambang, Tante Sulis dan Mendiang Mrg. Julianus Kema Sunarka

    S.J telah memberikan doa yang terbaik dan motivasi bagi saya.

    5. Teman-teman Sejarah angkatan 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan

    2016 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah

    memberikan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

    6. Teman-teman depan Wc Sejarah, Kopma, Realino, OM Tombo Gelo, dan

    sekitar kampus, Erik, Rico, Juan, Fauzan, Lud, Tonny, Kevin, Ndoi, Kevin

    Topan, Adit, Wowok, Deslin, Yasmine, Penyik, Fariz, Eka, Novi, Desi,

    Popon, Ega, Inno, Magot, Garda, Gudel, Berto, Boncel, Sukho, Daniel,

    Pink, Titin, Mukson, Berang, Omek, Rosma, Edut, Tiur, Agenk, Brito,

    Handoko, Jovan, Aranggi, Nita, Lewi, Vagus, Ayu, Popo, Papam, Sukma,

    dan Remon yang telah saling mengingatkan dan memberikan dukungan.

    7. Terima kasih untuk Renata Gesang Kinesthi, atas perhatiannya selama

    hampir 5 tahun ini. Terima kasih selalu mendampingi di saat susah

    maupun saat bahagia.

    8. Teman-teman ex Yafindo Racing Team Lopon, Bedunduk, Badhong, Edo,

    Torong, Fahrul, Tommy, Bayu, Tulus, Uut, Awan, Heru, Sidiq, Mas Rizal,

    Mas Puji, Pak Iyo, Wo Sigit, yang terus memberikan motivasi dan

    semangat untuk menyelesaikan penulisan ini.

    9. Teman-teman Watuagung, Gotenk, Anggit, Indra, Glowor, Peyank, Irul,

    Sandhib, Imam, Kipli, Bawi yang selalu bertanya kapan lulus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    10. Teman-Teman Narendra dan teman-teman ex Warga Binaan yang tidak

    bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat.

    11. Kepada teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

    yang telah membantu memberikan informasi dan mendukung saya selama

    ini.

    Skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat

    mengarapkan kritik dan saran. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iv

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iiiv

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

    LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

    ABSTRAK ........................................................................................................... viii

    ABSTRACT ........................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ................................................ 4

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

    D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

    E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 5

    F. Landasan Teori ................................................................................................ 6

    G. Metode Penelitian ........................................................................................... 7

    H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 8

    BAB II SEJARAH MAJALAH KULINER DAN MAKANAN LOKAL DALAM

    MAJALAH SELERA ............................................................................................. 10

    A. Sejarah Majalah Kuliner .............................................................................. 10

    B. Makanan Tradisional dalam majalah Selera ................................................ 15

    1. Makanan Berasal dari Jawa Tengah ....................................................... 15

    2. Makanan Berasal dari Yogyakarta. ......................................................... 22

    3. Makanan berasal dari Jawa Barat ........................................................... 25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4. Makanan berasal dari DKI Jakarta .......................................................... 29

    5. Makanan berasal dari Sumatra Barat ...................................................... 32

    C. Makanan Akulturasi..................................................................................... 34

    1. Roti .......................................................................................................... 34

    2. Bakpao .................................................................................................... 37

    3. Bakso....................................................................................................... 39

    BAB III KULINER MANCANEGARA DALAM MAJALAH SELERA ............ 41

    A. MAKANAN BERASAL DARI BENUA ASIA ......................................... 41

    1. Makanan Jepang...................................................................................... 41

    2. Makanan China ....................................................................................... 46

    3. Makanan Arab Saudi............................................................................... 49

    B. MAKANAN BERASAL DARI BENUA EROPA ..................................... 51

    1. Makanan Spanyol.................................................................................... 51

    2. Makanan Italia ........................................................................................ 54

    C. MAKANAN BERASAL DARI BENUA AMERIKA ................................ 58

    1. Makanan Amerika Serikat ...................................................................... 58

    BAB IV MINUMAN DALAM GAYA HIDUP DI MAJALAH SELERA........... 62

    A. Aneka Minuman .......................................................................................... 62

    1. Teh .......................................................................................................... 62

    2. Kopi......................................................................................................... 67

    3. Susu ......................................................................................................... 70

    4. Wine ........................................................................................................ 73

    5. Bir ........................................................................................................... 76

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 81

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………84

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kuliner Indonesia merupakan cerminan dari keberagaman budaya dan

    tradisi yang berasal dari berbagai tempat yang berada di wilayah Indonesia

    dan kuliner daerah merupakan aset penting dalam budaya nasional sebagai

    salah satu warisan leluhur. Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai ciri

    khas makanan tersendiri dengan memadukan keterkaitan sumber perolehan

    bahan makanan, rempah-rempah, tata cara penyajian, tradisi pembuatan,

    penggunaan bumbu, hingga selera lidah masyarakat setempat.

    Selain kuliner tradisional daerah, Indonesia juga mempunyai berbagai

    kuliner yang dibawa oleh bangsa asing, sehingga menambah perbendaharaan

    kuliner Indonesia sendiri. Kuliner tersebut di bawa oleh bangsa asing masuk

    ke Indonesia salah satunya melalui imperialisme oleh bangsa Eropa yaitu

    Belanda yang cukup lama mendiami wilayah Nusantara. Sehingga, akulturasi

    antara budaya terjadi di masyarakat Nusantara pada waktu itu. Dari makanan

    pula status sosial dalam masyarakat bisa dilihat dan dibedakan. Selain melalui

    imperialisme, jalur perdagangan juga sangat mempengaruhi dalam dunia

    kuliner. Bangsa China salah satunya, banyak masakan asal negeri tirai bambu

    yang begitu melegenda hingga mempunyai tempat tersendiri di masyarakat

    Indonesia.

    Kuliner di Indonesia mulai berkembang sekitar awal tahun 1950-an, di

    awali dengan terbitnya buku panduan masak untuk keperluan pengajaran di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan Sekolah Guru Kepandaian Putri

    (SGKP). Sebagian buku-buku ini ditulis oleh guru-guru kepandaian putri dan

    buku ini di cetak dengan sangat sederhana sekali. Meskipun sangat sederhana

    buku-buku masakan tersebut laku keras di pasaran hingga di cetak ulang

    sampai puluhan kali. Buku Masakan Thursina berisi 304 resep ditulis oleh

    Siti Mukmin dan diterbitkan oleh penerbit Surabaya merupakan salah satu

    buku yang paling digemari hingga dicetak ulang sebanyak 25 kali hingga

    akhirnya mendapat pengakuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    pada tahun 1954.1

    Memasuki tahun 1960-an, geliat kuliner di Indonesia mulai terbentuk

    ketika diterbitkannya Surat Kabinet Menteri Pertanian atas rekomendasi dari

    Presiden Soekarno yang menghendaki penyusunan “Kookboek jang lengkap

    untuk seluruh Indonesia”2. Dengan segala keterbatasan dan banyaknya

    kendala, akhirnya pada tahun 1967, buku yang berjudul Mustika Rasa

    berhasil diterbitkan sebagai kekuatan khazanah nasional dalam dunia kuliner.

    Di dalam buku Mustika Rasa terdapat 1600 resep masakan berbagai daerah

    dari pelosok seluruh Indonesia. Pembuatan Mustika Rasa merupakan usaha

    yang monumental serta menunjukkan visi yang sangat maju dalam bidang

    kuliner. Diharapkan dengan hadirnya buku ini selera masyarakat Indonesia

    lebih terbuka dan mewujudkan kebhinnekaan Indonesia dalam dunia kuliner.

    1 Tuti Soenardi dkk, Selayang Pandang Kuliner Indonesia Peran Media Cetak

    dan Lembaga Kuliner, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018, hlm 10

    2 Ibid,. hlm 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Pada tahun 1972 terbit majalah Femina. Majalah wanita dalam bentuk

    modern terbit pada saat yang tepat ketika wanita urban membutuhkan

    tuntunan dan panutan sebagai wanita modern. Selain fashion, rubrik dapur

    menjadi rubrik favorit pembaca majalah Femina. Tak salah jika majalah

    Femina disebut menjadi panutan dalam kuliner, selain telah memakai foto

    masakan berwarna, majalah Femina juga menjadi majalah pioner yang

    mempunyai dapur uji untuk menguji coba resep masakan.

    Perkembangan dunia kuliner semakin maju ketika Majalah Selera

    mulai terbit pada tahun 1981. Majalah Selera diprakarsai oleh Suryatini N.

    Ganie yang mempunyai perhatian besar di bidang kuliner dan pernah

    menjabat menjadi kontributor tetap rubrik dapur di Majalah Femina. Tema

    dari majalah Selera sendiri yaitu memperluas khazanah dan wawasan kuliner

    Indonesia dengan menampilkan kuliner daerah dan memperkenalkan masakan

    dari penjuru dunia.

    Tampaknya ada hubungan simbiosis mutualisme yang kuat antara

    kuliner dengan majalah kuliner. Hal ini dibuktikan dengan masakan-masakan

    yang membutuhkan media untuk mempromosikan makanan tiap-tiap daerah

    dan membuka lidah masyarakat agar lebih variatif dan tidak monoton dalam

    menyantap makanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana

    majalah Selera dalam menampilkan berbagai kuliner dari tiap daerah di

    Indonesia hingga pelosok Mancanegara.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

    Dalam sebuah penulisan sejarah, ada batasan untuk mengkaji suatu

    permasalahan yaitu batasan dari segi temporal (waktu), batasan spasial

    (tempat) dan tematis. Dari segi temporal (waktu) penelitian ini membahas

    periode tahun 1981 hingga 1990, pada tahun 1981 majalah Selera mulai

    diterbitkan dan beredar luas di masyarakat dan diakhiri pada tahun 1990

    karena keterbatasan data. Sementara dari segi batasan spasial (tempat)

    penelitian ini berpusat di Indonesia yang mana Indonesia merupakan wilayah

    cakupan dari terbitan majalah Selera.

    Majalah Selera yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian

    ini. Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut, diajukan beberapa

    pertanyaan sebagai berikut:

    1. Bagaimana latar belakang lahirnya majalah Selera sebagai majalah

    kuliner?

    2. Bagaimana majalah Selera dalam mempromosikan masakan Indonesia

    dan mancanegara?

    3. Bagaimana majalah Selera memaknai minuman sebagai gaya hidup?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menambah tulisan tentang sejarah

    media massa atau pers khususnya media massa atau pers yang membahas

    tentang kuliner di Indonesia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diperoleh dari penelitian budaya kuliner di majalah Selera

    yaitu, memperkaya kajian sejarah media massa atau pers di Indonesia dan juga

    memberikan informasi tentang bagaimana hubungan antara pers dengan para

    pecinta kuliner.

    E. Tinjauan Pustaka

    Kurangnya tulisan tentang sejarah atau peran yang dilakukan media massa

    dalam dunia kuliner di Indonesia, maka dari itu metode pustaka terhadap

    majalah Selera edisi tahun 1981 hingga 1990 menjadi sumber primer dalam

    penelitian ini. Ada pun penulisan terkait tentang majalah adalah buku Rahasia

    Dapur Majalah di Indonesia karya Kurniawan Junaedhie yang membahas

    tentang sejarah media massa yang pernah ada di Indonesia.3

    Buku terkait lainnya adalah Selayang Pandang Kuliner Indonesia Peran

    Media Cetak dan Lembaga Kuliner karya Tuti Soenardi, Sri Wahyu

    Soekirman, Nurdjawati Akmal, Murni Indrarti Muhimal, Susirah Soetardjo, Sri

    Wulan, Hiang Maharimin, Semijati Purwadaria, di dalam buku tersebut

    menceritakan sejarah media massa dalam mempromosikan kuliner di

    Indonesia.4

    Penulisan berikutnya adalah Pembuatan Buku Makanan Tradisional

    Surabaya Sebagai Upaya Pelestarian Produk Lokal karya Stefanus Lutfi

    3 Kurniawan Junaedhie, Rahasia Dapur Majalah Di Indonesia, Jakarta: PT.

    Gramedia Pustaka Utama, 1995.

    4 Tuti Soenardi dkk, Selayang Pandang Kuliner Indonesia Peran Media Cetak

    dan Lembaga Kuliner, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Eliazer, Muhammad Bahruddin, dan Adbul Aziz, jurnal ini menjelaskan

    tentang bagaimana pelestarian makanan lokal salah satunya melalui buku agar

    tetap lestari atas terjangan kuliner asing yang telah membanjiri kota Surabaya.5

    Penulisan lainnya yaitu Menjadi “Eropa” di Meja Makan: Rijsttafel dan

    Gaya Hidup Elite Jawa Di Vorstenlanden 1900-1942 karya Laili Windyastika.

    Penulisan Skripsi ini menceritakan perkembangan tentang sajian makanan

    akibat akulturasi budaya Eropa yang di adopsi oleh Elite Jawa menjadi gaya

    hidup baru.6

    Selain itu buku yang berjudul Penilaian Organoleptik Untuk Industri

    Pangan dan Hasil Pertanian karya Soekarto, buku ini menjelaskan dalam

    pembuatan makanan tradisional peranan budaya manusia sangat penting,

    yaitu bentuk keterampilan, kreativitas, sentuhan seni, tradisi dan selera. 7

    F. Landasan Teori

    Budaya merupakan hasil dari buah pemikiran atau akal budi. Dan

    mempunyai sifat yang sukar untuk di ubah. Di dalam budaya terdapat unsur

    hasil cipta, rasa dan karsa dari manusia oleh karena itu budaya akan

    5 Stefanus Lutfi Eliazer, Muhammad Bahruddin, Abdul Azziz, Pembuatan Buku

    Makanan Tradisional Surabaya Seabagai Upaya Pelestarian Produk Lokal, dalam Jurnal

    Desain Komunikasi Visual, Surabaya;Stikom Surabaya, 2013.

    6 Laili Windyastika, Menjadi “Eropa” di Meja Makan: Rijsttafel dan Gaya

    Hidup Elite Jawa di Vorsteladen 1900-1942, dalam penulisan Skripsi Program Studi

    Sejarah, Yogyakarta; Universitas Sanata Dharma, 2020.

    7 Soekarto, Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian,

    Jakarta: Bhatara Aksara, 1990.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan dan

    pola pikir manusia.8

    Media massa menyampaikan wacana yang berisi tentang opini dari

    pihak media massa tersebut terhadap suatu topik yang spesifik, wacana

    tersebut berbentuk karangan atau laporan utuh yang ditulis berdasarkan

    kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis.9 Sedangkan topik

    spesifik yang dimaksud ialah topik tentang dunia kuliner, kuliner merupakan

    hal yang dikaitkan dengan hal masak-memasak.10

    G. Metode Penelitian

    Menurut Kuntowijoyo, penelitian sejarah mempunyai lima tahapan

    yakni: pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, dan

    historiografi. Metode ini diawali dengan pemilihan topik, lalu mengumpulkan

    data, dengan mengumpulkan sumber primer. Lalu sumber-sumber yang

    diperoleh masuk dalam tahapan heuristik, selanjutnya melalui tahap kritik

    sejarah untuk melihat kredibilitasnya sebagai sumber sejarah.11

    Lalu pada tahap berikutnya yaitu interpretasi yaitu memberikan

    penafsiran terhadap fakta yang ditemukan dalam sumber-sumber yang telah

    di dapatkan. Interpretasi ini dilakukan dengan menganalisa data yang telah

    8 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), https://kbbi.web.id/budaya, diakses

    pada 2 Juli 2020 pukul 19.15.

    9 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), https://kbbi.web.id/wacana, diakses

    pada 2 Juli 2020 pukul 19.17.

    10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), https://kbbi.web.id/kuliner, diakses

    pada 2 Juli 2020 pukul 19.19.

    11 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang, 1995, hlm. 89.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    melewati proses kritik. Pada tahap terakhir dalam penelitian ini adalah

    historiografi atau penulisan sejarah. Di mana fakta-fakta sejarah yang

    ditemukan diseleksi, disusun, diberi tekanan dan ditempatkan dalam suatu

    urutan kronologis dan sistematis. Metode penelitian yang dilakukan dalam

    penelitian sejarah budaya kuliner dalam majalah Selera periode 1981-1990

    adalah studi pustaka terhadap majalah Selera 1981 hingga 1990.

    H. Sistematika Penulisan

    Penelitian mengenai budaya kuliner dalam majalah Selera periode 1981

    hingga 1990 akan disusun dalam lima bab, dengan urutan sebagai berikut:

    Bab I : Pendahuluan membahas Latar Belakang, Identifikasi

    Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan

    Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

    Bab II : Sejarah majalah kuliner di Indonesia, latar belakang

    berdirinya majalah Selera dan menjelaskan makanan lokal yang ada di

    dalam majalah Selera serta budaya di dalamnya.

    Bab II : Majalah Selera membahas makanan berasal dari

    mancanegara. Pada bab ini akan di jelaskan bagaimana majalah Selera

    mempromosikan kuliner mancanegara yang berasal dari berbagai benua.

    Bab IV : Majalah Selera membahas minuman sebagai gaya hidup.

    Pada bab ini akan di jelaskan bagaimana majalah Selera memaknai minuman

    dari beberapa jenis minuman yang terkenal di dunia dan menjadi minuman

    favorit.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Bab V : Penutup. Dalam bab terakhir ini akan dipapar mengenai

    kesimpulan dari penelitian dan jawaban dari ketiga rumusan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    BAB II

    SEJARAH MAJALAH KULINER DAN MAKANAN

    LOKAL DALAM MAJALAH SELERA

    A. Sejarah Majalah Kuliner

    Makanan awalnya diciptakan sebagai kebutuhan biologis manusia untuk

    mencukupi salah satu kebutuhan untuk menghilangkan rasa lapar. Jejak sejarah

    makanan di Indonesia di pengaruhi dari berbagai budaya, entah itu dari budaya

    setempat, budaya dari daerah lain atau bahkan budaya asing yang dibawa para

    pendatang dari negara lain.

    Pada masa kuno, jejak makanan di masa lalu sudah tertuang di berbagai

    kitab antara lain tertulis di Prasasti Taji (901 M), Prasasti Watukura (902 M),

    dan kitab Negarakertagama (1365 M), di dalam tulisan tersebut tertuang

    makanan yang pada waktu itu sering di santap yaitu seperti beras, tahu, ikan

    dan dendeng dengan dipadukan dengan beragam bumbu-bumbu yang

    menghasilkan makanan olahan seperti sambel dan pecel. Dunia kuliner

    nusantara terus berkembang setelah budaya asing mulai masuk dan menjadi

    trend baru dalam perubahan sosial budaya dan lingkungan alam yang tentu

    mempengaruhi budaya makan hingga pada akhir abad ke-18. 12

    Perubahan sosial budaya terjadi ketika masyarakat mulai menemui

    bahan makanan yang belum diketahui dan menjadi semangat untuk

    12https://www.kompasiana.com/fakhriansyah/5d4aebba0d8230324c3c3962/melih

    at-jejak-makanan-indonesia-melalui-buku-jejak-rasa-nusantara-sejarah-makanan-

    indonesia?page=all, diakses pada Selasa, 21 Juli 2020, pukul 19.30.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.kompasiana.com/fakhriansyah/5d4aebba0d8230324c3c3962/melihat-jejak-makanan-indonesia-melalui-buku-jejak-rasa-nusantara-sejarah-makanan-indonesia?page=allhttps://www.kompasiana.com/fakhriansyah/5d4aebba0d8230324c3c3962/melihat-jejak-makanan-indonesia-melalui-buku-jejak-rasa-nusantara-sejarah-makanan-indonesia?page=allhttps://www.kompasiana.com/fakhriansyah/5d4aebba0d8230324c3c3962/melihat-jejak-makanan-indonesia-melalui-buku-jejak-rasa-nusantara-sejarah-makanan-indonesia?page=all

  • 11

    menciptakan cita rasa baru. Seperti pada penulisan oleh Raffles, Reindwart,

    Crawfurd dan menurut naskah kuno Serat Centhini. Bagaimana dijelaskan

    bahwa mulai ada penjinakan berbagai hewan dan penanaman 2000 jenis

    tanaman baru terjadi di pulau jawa. Dan menurut sumber tersebut maka

    diketahui jenis makanan lemang, tempe dan sayur tumis telah ada sejak masa

    silam.

    Yang awalnya pewarisan resep hanya dilakukan secara lisan, kini

    mengalami perkembangan ketika buku masak bernama kokki bitja atau sering

    disebut dengan nama Kitab Masak-masakan India ini mulai diterbitkan. Buku

    tersebut tulis oleh Conelia pada tahun 1857 sebagai panduan resep-resep akan

    makanan Hindia Belanda. Buku yang ditulis dalam bahasa Belanda itu

    mengajarkan tentang pembuatan berbagai makanan yang berkembang pada

    masa itu termasuk sambal, manisan, dan acaran. Selanjutnya di ikuti oleh

    buku berjudul Oost-Indische Kookboek yang terbit pada tahun 1866,

    selanjutnya Indisch Kookboek ditulis oleh Gerardina Gallas yang terbit pada

    tahun 1872, kemudian Boekoe Masakan Baroe yang ditulis oleh Johanna dan

    diterbitkan pada tahun 1896. Buku yang sudah ditulis dalam bahasa Melayu

    ini menjadi pembaharu dalam dunia kuliner, di dalamnya terdapat berbagai

    resep masakan dari Belanda, Prancis, Tionghoa dan Jawa, dan terakir adalah

    buku yang ditulis oleh Cateniusvan der Meijden yang berjudul Groot nieuw

    volledig Indisch kookboek.13

    13 https://historia.id/kultur/articles/karya-abadi-koki-jadoel-DwgrK, Diakses pada

    Selasa, 21 Juli 2020, pukul 19.42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://historia.id/kultur/articles/karya-abadi-koki-jadoel-DwgrK

  • 12

    Memasuki era pendudukan Jepang di Nusantara pada tahun 1942

    hingga 1945, media yang berbasis pada kebudayaan Eropa mulai meredup

    termasuk tentang buku resep-resep masakan, dikarenakan lembaga pengawas

    penerbitan media buatan Jepang atau yang disebut dengan Hodoka mulai

    memblokir berbagai media massa yang sekiranya mampu untuk menjadi

    bahan propaganda.

    Memasuki era kemerdekaan pada tahun 1945. Indonesia mengalami

    masa yang sulit karena sistem ekonomi masih carut marut sehingga berimbas

    pada sektor pangan. Kesulitan memperoleh bahan pangan berakibat pada

    dunia kuliner yang stagnan dan tidak berkembang. Pada tahun 1950, ekonomi

    negara Indonesia mulai berkembang walaupun dengan segala keterbatasan.

    Perkembangan ekonomi juga berpengaruh terhadap dalam dunia kuliner. Hal

    ini terbukti dengan terbitnya buku masak untuk keperluan pengajaran di

    Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan Sekolah Guru Kepandaian Putri

    (SGKP). Dalam penerbitannya buku masak SKP dan SGKP dicetak dengan

    sangat sederhana, di cetak dengan kertas koran dan memakai foto dengan

    design hitam putih. Meskipun sangat sederhana buku-buku masakan tersebut

    laku keras di pasaran hingga di cetak ulang sampai puluhan kali. Buku

    Masakan Thursina berisi 304 resep ditulis oleh Siti Mukmin yang merupakan

    seorang guru dari SKP dan diterbitkan oleh penerbit Surabaya merupakan

    salah satu buku yang paling digemari hingga di cetak ulang sebanyak 25 kali

    hingga akhirnya mendapat pengakuan dari Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan pada tahun 1954. Selain buku Masakan Thursina, buku Nasi dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Sambal-Sambalan yang ditulis oleh mantan pengajar Sekolah Guru Wanita

    pada zaman Republik maupun pada zaman kolonial di Meisjes Normaal

    School, juga turut hadir sebagai referensi kuliner pada masa itu. Dalam buku

    Nasi dan Sambal-Sambalan makanan asli Indonesia, Eropa, dan China

    merupakan daftar makanan favorit yang sering dibahas. Buku Masakan

    karangan dari Ny B. Abdulkadir merupakan hasil dari perkembangan SPK

    dan SGKP di Yogyakarta. Dalam buku tersebut dijelaskan berbagai makanan

    antara lain makanan Jawa, Eropa, dan China, tetapi yang paling menarik dari

    buku tersebut lebih terkonsentrasi pada masakan Jawa meliputi tentang jamu

    Jawa dan tata cara upacara adat Jawa14.

    Memasuki tahun 1960-an, geliat kuliner di Indonesia mulai terbentuk

    ketika Indonesia mulai membentuk Nasional Cuisine, upaya tersebut

    merupakan harapan untuk mengubur segala gaya hidup kolonial dalam hal

    kemewahan makanan dan ingin menyadarkan masyarakat di berbagai daerah

    agar mampu memperdayakan potensi sumber daya bahan makanan untuk

    dapat diolah menjadi kuliner yang lezat dan mempunyai nilai gizi yang baik.

    Puncak dari Nasional Cuisine sendiri yaitu ketika diterbitkannya Surat

    Kabinet Menteri Pertanian atas rekomendasi dari Presiden Soekarno yang

    menghendaki penyusunan “Kookboek jang lengkap untuk seluruh

    Indonesia”15. Dengan segala keterbatasan dan banyaknya kendala, akhirnya

    pada tahun 1967, buku yang berjudul Mustika Rasa berhasil diterbitkan

    14 Tuti Soenardi dkk, Selayang Pandang Kuliner Indonesia Peran Media Cetak

    dan Lembaga Kuliner, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018, hlm 10

    15 Ibid,. hlm 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    sebagai kekuatan khazanah nasional dalam dunia kuliner. Di dalam buku

    Mustika Rasa terdapat 1600 resep masakan berbagai daerah dari pelosok

    seluruh Indonesia. Pembuatan Mustika Rasa merupakan usaha yang

    monumental serta menunjukkan visi yang sangat maju dalam bidang

    kuliner.16

    Memasuki tahun 1970-an, perkembangan pesat dunia digital di

    Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap dunia majalah di Indonesia. Hal

    ini dibuktikan dengan banyaknya majalah baru bermunculan dan lebih

    modern. Masuknya investor-investor asing di Indonesia juga memberikan

    pengaruh yang besar bagi dunia pers di Indonesia, penerbit majalah pun mulai

    berubah menjadi bagian dari bisnis pers.17

    Pada tahun 1972 terbit majalah Femina. Majalah wanita dalam bentuk

    modern terbit pada saat yang tepat ketika wanita urban membutuhkan

    tuntunan dan panutan sebagai wanita modern. Selain fashion, rubrik dapur

    menjadi rubrik favorit pembaca majalah Femina. Tak salah jika majalah

    Femina disebut menjadi panutan dalam kuliner, selain telah memakai foto

    masakan berwarna, majalah Femina juga menjadi majalah pioner yang

    mempunyai dapur uji untuk menguji coba resep masakan18.

    Perkembangan dunia kuliner semakin maju ketika Majalah Selera mulai

    terbit pada tahun 1981. Majalah Selera diprakarsai oleh Suryatini N. Ganie

    16 Ibid

    17 Kurniawan Junaedhie, Rahasia Dapur Majalah Di Indonesia, Jakarta: PT.

    Gramedia Pustaka Utama, 1995, hlm. xxx

    18 Tuti Soenardi dkk, op. cit. hlm 13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    yang mempunyai perhatian besar di bidang kuliner dan pernah menjabat

    menjadi kontributor tetap rubrik dapur di Majalah Femina. Motto dari

    majalah Selera sendiri adalah “Budaya dalam gizi dan rasa”. Dengan motto

    tersebut, majalah Selera tidak meninggalkan unsur budaya dalam unsur

    kuliner. Terbukti dari salah bagian di dalam majalah Selera yang

    menampilkan tema dengan nama “Makanan dalam Budaya”. Tema tersebut

    menampilkan beragam kuliner asli Indonesia dengan keterkaitan budaya di

    dalamnya.

    Selain makanan tradisional, majalah Selera juga membahas tentang

    kuliner mancanegara dari segala penjuru dunia, bahkan tentang minuman,

    perkumpulan para gastronom tradisional hingga internasional, resep-resep

    makanan, dapur uji makanan, dan pengetahuan tentang nilai gizi tak luput

    dalam pembahasaannya. Penyampaian yang elegan dipadukan dengan seni

    kuliner bukan hanya bercerita tentang rasa tetapi juga memperhatikan tentang

    estetika kuliner melalui food styling dan food photographer yang terkonsep

    modern juga diperhatikan agar mempunyai daya tarik yang lebih.

    B. Makanan Tradisional dalam majalah Selera

    1. Makanan Berasal dari Jawa Tengah

    Dilihat dari tata geografisnya, Jawa Tengah terletak di tengah-tengah

    Pulau Jawa, yang menghubungkan antara Jawa Barat dan Jawa Timur. Jawa

    Tengah merupakan daerah yang begitu kental akan budaya, dikarenakan

    hadirnya Kraton ditengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini Kraton menjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    kiblat akan budaya, adat istiadat, pakaian, bahasa, hingga menyentuh urusan

    perut yaitu kuliner.

    Seperti yang ditulis dalam Majalah Selera edisi Mei 1983 Tahun II

    Nomer 5, yang menjelaskan hari-hari di Istana Mangkunegaran Surakarta19.

    Di dalamnya dijelaskan juga kebiasaan KGPAA Mangkoenagoro VIII20 yang

    gemar menyantap nasi liwet21 dan lodoh pindang lengkap dengan bulus

    angkremnya. Lodoh pindang ini unik, pindang di sini bukan ikan pindang

    tetapi daging sapi yang diiris-iris sebesar dadu dengan bumbu seperti rawon22

    yang dinamakan lodoh.

    Cara penyajiannya adalah diatas takir23 yaitu nasi putih yang di

    dalamnya diberi telur rebus utuh, telur inilah yang sering disebut sebagai

    bulus angkrem, lalu disiram dengan pindang dan lodohnya. Sebelum disiram

    lodoh, hidangan ini ditaburi dengan bubuk dele (bubuk kedelai), acar, dan

    dilengkapi dengan kerupuk rambak24. Lodoh pindang ini juga khas

    dihidangkan jika ada pertunjukan wayang kulit dengan didampingi semur

    19 Makanan dalam Budaya, “Hari-hari di Istana Mangkunegaran”, Majalah

    Selera, Mei 1983 Tahun II Nomer 5, hal 16.

    20 KGPAA Mangkoenagoro VIII adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya

    Mangkoegoro VIII.

    21 Nasi Liwet adalah makanan khas Surakarta dan merupakan kuliner asli daerah

    Baki, Kabupaten Sukoharjo. Nasi liwet adalah nasi gurih, yang disajikan dengan sayur

    labu siam, suwiran ayam dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa).

    22 Rawon merupakan makanan khas jawa tengah dan jawa timur berupa sup

    daging berkuah hitam.

    23 Takir adalah wadah atau tempat makanan dari daun pisang dan sebagainya

    yang disemat dengan lidi pada kedua sisinya limas.

    24 Rambak adalah kerupuk yang dibuat dari kulit lembu atau kulit sapi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    ayam dan lalapan. Selain masakan tersebut, KGPAA Mangkoenagoro VIII

    juga gemar menyantap jadah25, pindang tigan26, dan masakan Cina yaitu

    capcay27.

    Kebiasaan lain yang sampai kini masih dilakukan di lingkungan

    Kraton Mangkunegaran adalah caos dhahar (memberi makan). Yang

    dimaksud dengan caos dhahar adalah memberi sajen28 kepada pendahulu

    misalnya Kanjeng Kyai Ageng dan seterusnya29. Caos dhahar ini dilakukan

    pada setiap malam jumat dan malam selasa kliwon, yang berupa takir-takir

    kecil berisi bunga melati, mawar, dan kenangan yang jumlahnya lebih dari

    empat puluh takir. Sajen-sajen tersebut ditaruh di tempat-tempat seperti

    pojok-pojok bangunan Kraton, pada bawah tiang-tiang, di bawah patung-

    patung Mangkunegoro pendahulu, di dekat tempat tidur dan sebagainya

    dengan membakar kemenyan. Caos dhahar ini dilakukan biasanya pada

    sesudah jam lima sore dengan empat perempuan abdi dalem yang

    mengenakan kain khas tradisional Jawa yaitu batik kawung30.

    25 Jadah merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan.

    26 Pindang tigan adalah sebutan dalam bahasa jawa yang berarti pindang telur.

    27 Capcay adalah masakan sederhana yang terdiri dari berbagai sayuran yang

    dipotong kecil-kecil.

    28 Sajen adalah sejenis persembahan kepada dewa atau arwah nenek moyang.

    29 Majalah Selera, Op .cit. hlm 19.

    30 Batik Kawung berbentuk geometris segi empat di dalam pengartian

    kebudayaan Jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia.

    Batik motif kawung mempunyai makna yang melambangkan harapan agar manusia selalu

    ingat akan asal usulnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Berbeda halnya jika pihak Kraton kedatangan tamu baik itu kerabat

    atau pejabat lainnya. Hidangan yang disuguhkan adalah Mento. Makanan ini

    seperti nagasari, tetapi bersantan dan didalamnya diberi daging ayam. Jenis

    hidangan ini memang tergolong khas Surakarta yang rasanya manis, gurih,

    dan sedikit “aneh” bagi yang pertama kali mencicipnya.

    Mento

    Sumber: Majalah Selera, Mei 1983

    Kraton yang menjadi sosok figur dalam budaya dan tradisi khususnya

    ditanah Jawa, kian santer ketika budaya di dalam Kraton mulai merambah

    masyarakat sekitar, salah satunya adalah tradisi ruwatan31. Upacara ruwatan

    adalah upacara dengan maksud membebaskan anak (orang) atau kejadian yang

    perlu diruwat32. Golongan tersebut terbagi menjadi seratus tiga puluh enam

    golongan yang antara lain adalah anak tunggal (ontang-anting), anak dua laki-

    laki (uger-uger lawang), anak laki-laki dan perempuan (kedhana-kedhini),

    31 Ruwatan upacara membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa.

    32 Makanan dala Budaya,”Upacara Ruwatan”, Majalah Selera, April 1983 Tahun

    II Nomor 4, hlm 62.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    anak dua perempuan dan satu laki-laki di tengah (pancuran kaapit sendang),

    dan dua anak laki-laki dengan anak perempuan di tengah (sendang kaapit

    pancura)33. Di samping itu contoh kejadian yang harus diruwat adalah

    misalnya sedang menanak nasi tetapi dandangnya jatuh, rumah kejatuhan

    pohon kelapa, dan sebagainya yang menyatakan atau dianggap sesuatu

    kejadian buruk yang akan menipa.

    Dalam ruwatan biasanya diselenggarakan wayangan yang mengambil

    cerita Batara Kala (Murwatkala, Jawa). Dan tidak lupa beberapa sajen yang

    harus dipenuhi dalam melaksanakan upacara ruwatan ini, yang setidaknya ada

    tiga puluh empat macam. Tiga puluh empat macam sajen tersebut antara lain

    sajen untuk doa, sajen wilujengan (selamatan), sajen gamelan, sajen gender,

    dan sajen dalang. Jenis tumpeng pun ada tujuh macam, yaitu tumpeng

    megana, tumpeng tutul, tumpeng sembur, tumpeng belang kendit, tumpeng

    pucuk endog, tumpeng pucuk lombok abang, dan tupeng rajeg dom.

    33 Ibid., hlm 63.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Tumpeng

    Sumber : Majalah Selera, April 1983

    Sajen-sajen tersebut biasanya diletakkan pada tempat-tempat tertentu

    yang dianggap sesuai. Misalnya sajen gender diletakkan di dekat gender34

    dan seterusnya. Pada ruwatan ini, biasanya yang diruwat mengenakan

    pakaian adat Jawa lengkap.

    Dalam budaya Jawa, sajen mempunyai peranan penting bukan hanya

    sebagai pelengkap ritual upacara adat tetapi sajen sendiri bersifat magis dan

    religius. Misalnya dalam upacara pernikahan yang dianggap sebagai upacara

    sakral, sajen menjadi syarat agar upacara berjalan lancar. Untuk upacara

    pernikahan adat Surakarta, diperlukan delapan syarat sajen yang harus

    terpenuhi antara lain sajen bucalan, sajen tarub, sajen siraman, sajen ngerik,

    34 Gender adalah alat musik logam sebagai pelengkap gamelan yang dimainkan

    dengan cara dipukul.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    sajen rasulan, sajen midodareni, sajen nikah, dan sajen sepasaran35. Sajen-

    sajen tersebut sebagian besar terdiri dari berbagai macam makanan, sayuran,

    buah-buahan, tumbuh-tumbuhan dan lainnya. Misalnya dalam sajen bucalan

    didalamnya terdiri dari tumpeng kecil dan bubur berjumlah lima buah dengan

    diwarnai warna merah, putih, kuning, hijau, dan hitam, kemudian ditambah

    lagi dengan jajanan pasar yang terdiri dari berbagai makanan yang dijual di

    pasar antara lain wajik, getuk, tape, jadah, dengan disertai buah-buahan

    seperti salak, sawo, jambu, mangga, nanas, dan bermacam-macam umbi-

    umbian seperti kentang, ubi, talas, gembili, singkong kemudian ditambah lagi

    meliputi kacang-kacangan, jerohan kerbau mentah, sebatang rokok, sehelai

    daun sirih, sebuah mata uang logam, satu butir telur ayam mentah, satu buah

    kluek, satu buah kemiri, bunga boreh, dan pelengkap terakir adalah empon-

    empon seperti kunyit, kencur, temulawak, jahe.

    Lain lagi dengan sajen tarub. Sampai sekarang banyak pernikahan

    yang dilaksanakan di gedung-gedung pertemuan, namun pemakaian tarub

    atau hiasan atau perlengkapannya masih tetap dipakai36. Hal tersebut biasanya

    lengkap dengan hiasan janur, pohon pisang yang lengkap dengan tundun

    buah dan jantungnya, pemakaian plisir gula kelapa yang dibuat dari kain

    merah putih dan dihias berbagai macam daun-daunan seperti daun beringin,

    35 Makanan dalam Budaya, “Aspek Gastronomi dalam Upacara Adat Pernikahan

    Pengantin Gaya Surakarta”, Majalah Selera, Desember 1985 Tahun IV Nomor 12, hlm

    13.

    36 Ibid., hlm 14.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    daun kroton, daun pandan, cengkir gading37, dan lain-lain yang masih

    mempunyai arti dan pralambang sendiri-sendiri. Sebelum pemasangan tarub,

    dibuatkan terlebih dahulu sajen tarub yang terdiri dari nasi putih satu tempat,

    ayam panggang dua ekor atau burung dara panggang, sayur menir dari bayam

    dan jagung muda serta jajan pasar. Semua sajen diatur rapi di atas tampah

    yang di alas daun pisang kemudian diletakkan di tempat yang akan dipasang

    tarub.

    Sajen

    Sumber : Majalah Selera, Desember 1985

    2. Makanan Berasal dari Yogyakarta.

    Meskipun Surakarta dan Yogyakarta (kurang lebih hanya 55 KM),

    namun adatnya banyak perbedaan. Ini mungkin karena sudah turun temurun

    dari nenek moyang kedua kota atau kraton pada zaman Mangkunegaran atau

    sebelumnya dengan Pakualam Yogyakarta.

    37 Cengkir Gading adalah buah kelapa kuning yang masih muda dengan pohon

    yang tidak terlalu tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Di Yogyakarta, bagi kerabat kraton upacara seperti Tedhak Siten38,

    Selapanan39, Mitoni40, dan Tarapan diperingati dengan cara khas dan menarik

    perhatian41. Misalnya saja dalam upacara Tarapan, yaitu upacara bagi seorang

    gadis cilik yang mulai mendapatkan haid pertama. Upacara ini di maksud

    bahwa dia bukan anak-anak lagi. Sesajen dalam upacara ini adalah inthuk-

    inthuk tumpeng, yaitu tumpeng mini yang diletakkan pada sebuah tampah

    dengan warna putih, kuning, merah, hijau, dan hitam. Di ujung tumpeng

    warna putih diberi bawang merah dan cabe merah. Arti dari keseluruhan

    inthuk-inthuk tumpeng ini adalah agar si remaja cilik ini mampu menunjukan

    empat nafsu yaitu amarah, aluamah, sufiah dan mutmainah sehingga bisa

    menjaga nafsu baik yang digambarkan dengan tumpeng berwarna putih42.

    Selain upacara Tarapan, Selapanan merupakan adat turun-temurun

    baik di Surakarta, Yogyakarta, atau daerah lain di Jawa. Di Yogyakarta,

    khususnya bagi kelurga kraton Selapanan merupakan suatu keharusan.

    Upacara Selapanan dibagi dalam beberapa upacara yaitu cukur rambut, naik

    kambing dan seterusnya. Dalam cukur rambut biasa dilakukan oleh para

    38Tedhak Siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisional yang

    diselenggarakan pada saat pertama kali seorang anak belajar menginjakkan kaki ke tanah.

    Tedhak berarti menginjak, dan Siten artinya tanah. Biasanya dilakukan saat anak berusia

    sekitar tujuh atau delapan bulan.

    39 Selapanan merupakan upacara tradisional memperingati hari kelahiran selang

    35 hari.

    40 Mitoni adalah serangkaian upacara tradisional yang dilakukan pada bulan ke-7

    kehamilan.

    41 Makanan dalam budaya,”Yogyakarta wajah khas ibukota R.I pertama”,

    Majalah Selera, Agustus 1982, hlm 38.

    42 Ibid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    sesepuh. Hasil cukuran rambut ini kemudian ditimbang, lalu berat rambut

    tersebut ditukar dengan berat emas. Harga emas ini kemudian diberikan

    kepada fakir miskin. Pada acara naik kambing si anak dinaikkan di atas

    punggung seekor kambing jantan yang di hias dengan roncehan bunga melati.

    Untuk anak laki-laki kambing harus dua ekor sedangkan anak perempuan

    cukup satu ekor. Maksud dari acara ini adalah agar si anak menjadi anak yang

    berbudi luhur dan berkelakuan baik.

    Jika Surakarta memiliki nasi liwet, Yogyakarta juga memiliki makanan

    khas yaitu gudeg Malioboro. Jalan kaki sepanjang jalan Malioboro memang

    sangat menyenangkan. Berbagai jenis dagangan dijajakan di situ. Yang lebih

    khas lagi banyak penjual gudeg di sepanjag jalan tersebut. Para penjual akan

    menawarkan jajanannya dengan aksen khas Yogya yang terdengar enak di

    telinga. Menikmati gudeg lesehan di sepanjang jalan Malioboro memberi

    kenikatan tersendiri ditambah dengan obrolan akan memberi warna keakraban

    kota Yogya43.

    Pedagang Gudeg Malioboro

    Sumber : Majalah Selera, Agustus 1982

    43 Ibid., hlm 39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Bagi masyarakat Yogyakarta gudeg sendiri sudah mendarah daging,

    selain itu gudeg dapat menjadi oleh-oleh bagi pengunjung wilayah yang begitu

    istimewa ini.

    3. Makanan berasal dari Jawa Barat

    Memang tidak ada habisnya jika membicarakan tentang kuliner

    tradisional Indonesia. Sebagai contoh di wilayah Jawa Barat banyak

    menyumbang perbendaharaan gastronomi kuliner tradisional yang begitu

    melegenda. Jawa Barat sendiri memiliki 27 Kabupaten, salah satunya adalah

    Kabupaten Garut. Kabupaten Garut terletak kurang lebih 60 kilo meter dari

    Bandung ke arah Tasikmalaya. Setiap kita menyebut Garut tentu ingatan kita

    akan tertuju pada panganan dodol yang terkenal itu. Seperti yang di tulis

    dalam majalah Selera, dodol adalah makanan yang terbuat dari ketan, santan,

    dan gula44. Rasanya memang sudah populer, manis, kenyal, dan secara umum

    disukai. Di Garut, asal dodol ini populer, banyak di usahakan sebagai home

    indutri. Namun sebagai pelopor dodol adalah Hadidjah yang sampai sekarang

    usahanya dilanjutkan oleh anak cucunya. Hadidjah pertama kali memproduksi

    dodol ini di tahun 1928.

    Pada tahun 1950 sampai 1955, dodol mulai populer dan daya jualnya

    paling baik karena pemerintah banyak membantu memberikan bantuan berupa

    kertas serta bahan baku lainnya. Dodol Hadidjah pada tahun 1950 sudah

    memiliki agen di luar Jawa seperti Medan, Jambi, Pontianak dan

    44 Laporan, “Pioner dodol Garut”, Majalah Selera, September 1983 Tahun II

    Nomor 9, hlm 29.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Banjarmasin45. Para pengusaha dodol di Garut sebagian besar masih keturunan

    Hadidjah, tetapi sekarang sudah banyak juga orang luar yang membuat dodol

    karena resep-resepnya disebarkan oleh bekas pegawai yang dulu. Maka

    muncullah apa yang disebut dodol spesial dan dodol pasar. Yang dimaksud

    dodol pasar adalah dodol yang murah harganya sedangkan dodol spesial

    adalah dodol produksi Hadidjah yang bertuliskan spesial quality.

    Dodol Garut

    Sumber: Majalah Selera, September 1983

    Seturut Perkembangan zaman, kini dodol memiliki berbagai macam

    variasi. Setiap produsen dodol mencoba selera masyarakat dengan

    menambahkan beberapa unsur bahan lain kedalam dodolnya. Misalnya

    menambahkan durian, wijen, coklat, kacang, dan sebagainya46. Hal ini

    memang di sengaja untuk memberikan variasi rasa dan menarik minat

    konsumen.

    45 Ibid,. hlm 30

    46 Ibid,. hlm 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Tidak hanya dodol Garut saja yang begitu populer dari wilayah Jawa

    Barat, Majalah Selera juga menuliskan tentang taoco yang menjadi bahan

    makanan yang paling terkenal dari wilayah Jawa Barat dan berasal dari

    daerah Cianjur. Taoco merupakan bahan makanan yang berbahan dasar

    kedelai47. Tahap pembuatan taoco adalah mencuci bersih kedelai kemudian

    dijemur sampai benar-benar kering. Penjemuran biasanya memakan waktu

    sampai enam hari. Kedelai yang telah kering dipecahkan dan dibersihkan

    kulitnya dengan cara ditampi. Kedelai yang sudah bersih kemudian direbus

    dalam kuali besar sampai lunak kira-kira lima sampai enam jam. Tahap

    berikutnya adalah kedelai yang telah direbus diangin-anginkan hingga

    kelembapannya tinggal 60 persen. Setelah itu ditutupi karung dan diletakkan

    ditempat tertutup atau dalam bahasa Sunda disebut dipeuyeum. Proses

    tersebut dimaksudkan agar kedelai mengeluarkan jamur. Kedelai yang

    berwarna hijau lumut karena jamur, kemudian dimasukan kedalam kuali

    dengan dicampur garam dan air. Perbandingan percampuran tersebut adalah

    bungkil taoco dalam proses terakir 2,8 kilogram, garam 8 ons, dan air

    mendidih 2 liter. Semua bahan tersebut diaduk dalam kuali hingga rata, warna

    yang hijau lumut itu sampai menjadi kecoklat-coklatan. Kuali yang berisi

    bungkil taoco kemudian dijemur selama 5 sampai 7 hari48. Setelah itu baru di

    masukan kedalam bak penyimpanan. Bungkil inilah yang siap untuk

    dipasarkan.

    47 Laporan,”Pembuatan Taoco Makanan Tradisional”, Majalah Selera, Maret

    1983 Tahun II Nomor 3, hlm 42.

    48 Ibid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Taoco

    Sumber : Majalah Selera, Maret 1983

    Untuk mengolah bungkil menjadi taoco harus mencampurkan 1

    kwintal bungkil taoco, 30 kilogram gula merah, 140 liter air dan benzoat 1,5

    ons. Semua bahan tersebut dimasak hingga mendidih dan tercampur rata.

    Setelah dingin baru dimasukkan kedalam botol dan siap untuk dijual. Selain

    diolah menjadi taoco bungkil juga dapat diolah menjadi tauji. Yaitu taoco

    yang sudah jadi diberi tahu kering yang sudah digarami dan dijemur lalu

    dimasak lagi bersama dengan gula merah49. Bukan hanya masyarakat Jawa

    Barat saja yang menyukai memasak makanan menggunakan taoco tetapi

    rumah makan Chiness rata-rata memasak makanan atau membuat lauk

    menggunakan taoco untuk menambah cita rasa makanan.

    49 Ibid,. hlm 43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    4. Makanan berasal dari DKI Jakarta

    Dulu ketika kota Jakarta masih disebut Betawi, sebagian besar

    tentunya dihuni oleh orang-orang asli Betawi. Akan tetapi sejalan dengan

    bertambahnya usia daerah Betawi, maka tanah-tanah yang dulunya

    merupakan tempat persawahan dan kebun buah-buahan kini telah berubah

    menjadi tempat didirikannya gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan

    bebas hambatan dan berbagai tempat pemukian yang elit. Orang Betawipun

    yang dulu mendominasi sebagai penduduk asli Betawi kini perlahan-lahan

    mulai tergusur oleh arus deras perpidahan penduduk dari daerah lain.

    Sekarang, hanya di beberapa tempat saja di Jakarta ini, kita masih bisa

    merasakan suasana khas Betawi antara lain di daerah Tanah Abang, Senen,

    Kebayoran Lama, Condet dan Bekasi seperti yang dimuat dalam majalah

    Selera tahun 1989.50

    Meskipun pemukiman orang Betawi semakin sempit bukan

    merupakan halangan untuk mereka tetap melestarikan tradisi yang mereka

    miliki turun-temurun termasuk tradisi berlebarannya. Dalam menyambut hari

    lebaran mereka tidak hanya membuat ketupat tetapi juga membuat jajanan

    khas Betawi seperti pacar cina, stup, kue sarikaya, kue lapis legit, kue aspirin,

    kue satu, geblak bakar, dodol, ulit ketan, wajik ketan dan kue cucur.

    Jajanan pilihan dalam menyambut lebaran bagi orang Betawi adalah

    stup, yaitu jajanan mirip seperti kolak. Jika kolak menggunakan bahan dasar

    dari gula jawa maka stup ini menggunakan bahan dasar dari gula pasir.

    50 Artikel,”Mengenal Jajanan ala Betawi”, Majalah Selera, Juni 1989, hlm 16.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Adapun yang bisa dibuat stup yaitu pisang kepok, tapai, dan kolang-kaling.

    Semua bahan direbus hingga matang kemudian dicampur dengan gula pasir

    yang sudah dicairkan, santan, kayu manis dan daun pandan sebagai

    pengharum.

    Stup Tapai Ketan Hitam

    Sumber: Majala Selera, Juni 1989

    Lain lagi cerita pembuatan jajanan dodol khas Betawi. Jika pada

    zaman dahulu di daerah Cidodol membuat dodol pada saat menjelang lebaran

    malah dijadikan ukuran kekayaan seseorang. Semakin banyak dodol yang

    dibuat maka semakin tinggi gengsi orang tersebut di lingkungan

    masyarakatnya. Akan tetapi pada zaman sekarang perilaku tersebut tidak

    berlaku lagi mengingat sangat beratnya pengolahan dodol51. Selain tahap

    pembuatannya yang rumit waktu yang dibutuhkan juga lama, karena bahan

    dasar dodol yang berupa campuran tepung ketan dan gula harus terus menerus

    51 Ibid,. hlm17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    diaduk hingga matang. Tanda adonan telah matang adalah tidak lengket lagi

    ketika dimasak di atas wajan, dan siap untuk dihidangkan.

    Selain hidangan saat menyambut lebaran yang begitu populer di

    Betawi, masyarakat Betawi juga mempunyai kuliner lainnya yang begitu

    indentik yaitu soto betawi. Nama soto betawi dikenal oleh masyarakat umum

    di tahun 1977. Meski begitu, soto betawi sudah dijual dan dikenal beberapa

    kalangan masyarakat sebelumnya. Nama soto betawi pertama kali

    dipopulerkan oleh Lie Boen Po. Beliau adalah penjual soto pertama yang

    memakai istilah Soto Betawi untuk menjual sotonya52. Hidangan yang sangat

    populer ini sangat mudah di temui di Jalan Kendal dan di Tanah Abang. Ciri

    utama soto betawi adalah kuah kental dengan isian kaki kambing, jeroan, lidah

    dan sebagainya. Biasanya pembeli tinggal mengambil kesukaan masing-

    masing. Rasa hidangan ini sangat khas sedikit bau kambing dan kuahnya

    dicampuri dengan susu kambing. Untuk harga seporsi ditentukan dari berapa

    banyaknya daging atau jeroan yang dipilih. Konsumen bukan hanya dari orang

    betawi saja tetapi pendatang Jakartapun banyak yang menyukai hidangan

    tersebut.

    52 Cicip Makanan,”Memilih tempat makan hidangan di Jakarta”, Majalah Selera,

    Juni 1983 Tahun II Nomor 6, hlm 40.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Soto Betawi

    Sumber : Majalah Selera, Juni 1983

    5. Makanan berasal dari Sumatra Barat

    Sumatra Barat memiliki luas wilayah kurang lebih 42.500 kilo meter

    persegi dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 4 juta jiwa, dengan Ibu

    Kota Padang yang merupakan tempat terbersih di Indonesia. Potensi di

    bidang pariwisata yang di miliki Sumatra Barat sangat banyak. Yang menarik

    lagi adalah kehidupan orang-orang Minangkabau bermasyarakat. Adat dan

    budaya Minangkabau tergolong tinggi baik dilihat dari keseniannya,

    kehidupan sosialnya maupun dari segi kulinernya. Yang lebih unik adalah

    rumah adat mereka yang mirip tanduk yang sering di sebut dengan rumah

    gadang. Minangkabau selain terkenal dengan adatnya yang kuat juga

    mempunyai ciri khas dengan hidangannya. Dalam pesta-pesta perkawinan

    adat atau kegiatan-kegiatan adat lainnya daging merupakan yang nomor satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    harus dihidangkan sebagai contoh adalah masakan rendang begitu yang

    ditulis dalam majalah Selera tahun 1983.53

    Rendang merupakan masakan dari olahan daging sapi atau daging

    kerbau dengan campuran berbagai macam rempah dan santan kelapa. Proses

    memasaknya cukup lama memakan waktu empat jam hingga kering dan

    berwarna hitam pekat54. Pada suhu ruangan, rendang bisa bertahan hingga

    berminggu-minggu. Rendang dapat dijumpai di seluruh rumah makan Padang

    di Indonesia bahkan rumah makan Padang yang ada di seluruh dunia

    sekalipun.

    Tidak banyak yang tahu bahwa di daerah Sumatera Barat sendiri

    rendang memiliki bentuk dan cita rasa yang berbeda di tiap daerahnya. Hal ini

    terjadi karena perbedaan bahan dan jenis bumbu yang digunakan berbeda.

    Bahkan terdapat beberapa variasi bahan dasar yang bisa diolah menjadi

    rendang seperti rendang ayam, rendang bebek, rendang telur, rendang paru.

    Dan tentu saja pada tiap variasi rendang ini memiliki rasa yang lezat dan

    berbeda. Selain rasa yang berbeda, tiap rendang juga memiliki tekstur yang

    berbeda seperti rendang bebek memiliki tekstur yang lebih kenyal dibanding

    rendang ayam. Rendang sendiri adalah salah satu wujud pengetahuan kuliner

    dari etnis Minangkabau. Keberadaannya merupakan gambaran kecerdasan

    kuliner yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Karena masyarakat tersebut

    53 Makanan dalam Budaya,”Ranah Minang”, Majalah Selera, November 1983

    Tahun II Nomor 11, hlm 43.

    54 Cicip Makan,”Masakan Padang di Padang lebih Padang di Jakarta”, Majalah

    Selera, Januari 1983 Tahun II Nomor 1, hlm 18.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    mampu mengolah daging dan rempah-rempah di lingkungannya menjadi

    masakan rendang yang lezat sehingga rendang menjadi salah satu artefak

    budaya yang dimiliki oleh etnis Minangkabau.

    Rendang sapi

    Sumber : Majalah Selera, Januari 1983

    C. Makanan Akulturasi

    1. Roti

    Membahas tentang makanan memang tidak ada habisnya. Tidak hanya

    makanan lokal saja yang begitu dinikmati oleh lidah masyarakat Indonesia

    tetapi terdapat beragam makanan asing yang disukai dan begitu melegenda

    hingga saat ini, salah satunya yaitu roti. Roti di Surakarta pada era zaman

    Kolonial dianggap sebagai kawan ngeteh yang paling cocok dan sudah begitu

    mentradisi di kalangan keluarga Eropa hingga bangsawan pribumi. Seiring

    berjalannya waktu, roti yang dahulu hanya dinikmati oleh kaum aristrokrat

    saja, kini sudah mulai merambah ke masyarakat sekitar. Tidak dipungkiri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    dewasa ini banyak masyarakat yang sudah mengenal roti tetapi tanpa

    mengenal bagaimana perkembangan makanan tersebut. Di dalam Majalah

    Selera edisi Mei 1983 Tahun II Nomor 5 menceritakan perkembangan awal

    makanan roti hingga menambah perbendaharaan kuliner yang beredar di

    wilayah Surakarta yaitu melalui Babah Setu toko roti tertua di Surakarta.

    Ilustrasi : Roti Babah Setu

    Sumber : Majalah Selera, Mei 1983

    Babah Setu merupakan toko roti tertua di kota Surakarta bahkan

    disinyalir menjadi pioner toko roti pertama di Indonesia55. Toko roti ini

    didirikan pada tahun 1882 yang letaknya sekarang berada di jantung kota

    Surakarta yaitu Jalan Urip Soemoharjo. Pada masa kini, toko roti ini

    diteruskan oleh cucu mantunya seorang Indo Belanda yang berama Nyonya

    Cornelie. Toko roti ini milik warga Tionghoa bernama Siem Siep Tiang.

    Salah satu pelanggan tetapnya adalah keluarga Kraton Mangkunegaran dan

    sang pemilik toko roti ini selalu mengambil pembayaran roti di Kraton

    Mangkunegaran pada Sabtu. Alhasil, roti yang belum bernama itu dinamai

    oleh Mangkunagoro IV sebagai Babah Setoe. Babah merujuk pada pemilik

    55 Wawancara,”Babah Setu Toko Roti tertua di Solo”, Majalah Selera, Mei 1983

    Tahun II Nomor 5, hlm 30.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    yang seorang Tionghoa, sedangkan Setoe merujuk pada Sabtu untuk hari

    pengambilan pembayaran. Pada tahun-tahun selanjutnya, roti Babah Setoe

    semakin dikenal di berbagai penjuru Kota Surakarta dan sekitaranya. Toko

    roti Babah Setu ini mempunyai kisah yang sangat panjang sejak awal

    berdirinya, toko roti ini mengalami berbagai zaman, mulai dari zaman

    Kolonial, Pendudukan Jepang, Orde Lama hingga sekarang Orde Baru56.

    Menurut Nyonya Cornelie pada saat pendudukan Jepang, beliau menghadap

    pembesar Jepang untuk meminta tepung untuk pembuatan roti karena pada

    saat itu tepung terigu sangat langka, alhasil beliau diberikan tepung terigu

    dengan merk Asia, tetapi dengan syarat yaitu dengan membuatkan dua ribu

    roti untuk Jepang setiap hari dan satu rotinya hanya dihargai satu sen dan itu

    berlangsung hingga masa kemerdekaan. Setelah kemerdekaan pada tahun

    1947, beliau dan keluarga pergi ke Jakarta untuk membuat roti bagi para

    pejuang. Sedangkan tukang-tukang roti beliau menjadi tentara tetapi dengan

    pakaian putih-putih. Keranjang–keranjang roti dari beliau juga kadang

    dijadikan alat kamuflase bagi para tentara untuk menyimpan senjata berupa

    senapan api hingga pisau untuk bertempur dengan Belanda57. Setelah vakum

    sekitar lima tahun, pada tahun 1952 toko roti Babah Setoe kembali berdiri

    dimulai dari awal lagi. Para tukang roti kembali direkrut dan diperkerjakan

    kembali.

    56 Ibid,. hlm 30

    57 Ibid,. hlm 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Lidah warga Surakarta mengalami transformasi, terutama dalam

    merespons makanan-makanan baru yang asalnya dari luar Surakarta dan dari

    luar Indonesia. Meskipun demikian, roti Babah Setoe tetap bertahan.

    Pelanggan setiap hari tetap berdatangan, terutama para pelanggan yang turun-

    temurun telah merasakan nikmatnya roti Babah Setoe.

    2. Bakpao

    Dalam bahasa Cina, bak berarti daging babi dan pao berarti roti. Jadi,

    Bakpao adalah roti kukus yang di dalamnya berisi cacahan daging babi.

    Namun kini seiring berkembangnya zaman dan kemajuan kreativitas, bakpao

    berangsur-angsur berganti isian yang cukup bervariasi misalnya daging ayam,

    daging sapi, dan kacang hijau58.

    Banyaknya variasi model bakpao, menunjukan bahwa bakpao

    merupakan makanan yang fleksibel menghadapi perkembangan zaman atau

    istiadat masyarakat. Tapi dari semua perkembangan yang sudah tampak,

    kreasi bakpao sebagaian besar berkisar dalam penggunakan bahan dan

    teknologi isinya. Bahan pembuatan roti kukus sebagai bagian kulit relatif

    statis.

    Faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan kreasi bakpao antara

    lain dorongan adat atau kebiasaan, maksudnya adalah ada beberapa golongan

    yang tidak makan daging babi atau jenis daging lainnya (vegetarian),

    sehingga mendorong tumbuhnya kreativitas mengganti isian bakpao dengan

    58 Laporan Khusus,”Bakpao Makanan yang mudah Beradaptasi”, Majalah Selera,

    Januaria 1985 Tahun IV Nomor 1, hlm 13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    bahan pangan nabati contohnya kacang hijau, faktor kedua, dorongan

    pemanfaatan sumber pangan baru misalnya untuk isian menggunakan unti,

    tempe cincang atau oncom yang kini hampir terlantar, yang terakir adalah

    dorongan untuk memenuhi kesehatan, dengan kedudukan bakpao sebagai

    makanan selingan, maka pemasukan nutrisi dan daya tahan kenyang relatif

    rendah. Hal ini mendorong kreasi pengusaha bakpao untuk mencari alternatif

    isi yang mengeyangkan sekaligus terasa enak dan bergizi meskipun dengan

    harga yang sedikit mahal, misalnya isian diisi dengan kacang-kacangan

    dengan ditambahkan daging59.

    Bakpao biasanya dijajakan dengan menggunakan grobak dorong dan

    penjualnya berkeliling mulai senja hari atau sekitar pukul tujuh malam.

    Bakpao yang dahulu melekat pada budaya Tionghoa kini telah berkembang

    menjadi primadona jajanan pasar dan banyak digemari oleh masyarakat

    Indonesia.

    59 Ibid., hlm 15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    3. Bakso

    Sumber : Majalah Selera, Maret 1986

    Bakso sebenarnya bukanlah makanan asli Indonesia tetapi bakso

    merupakan makanan favorit masyarakat Cina dan terus berkembang secara

    turun-temurun. Hingga akirnya, jenis makanan ini sampai ke Indonesia

    melalui para imigran dari negeri asalnya Cina.

    Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini

    ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari kata bak dan so, dalam Bahasa

    Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan

    penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari

    daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya

    waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan daging giling saja.

    Proses pembuatan bakso, diawali dengan daging sapi dipotong-potong

    persegi dan digiling kasar dengan mesin penggiling. Daging yang sudah

    digiling kasar dipindahkan dalam mesin penggiling khusus dan dicampurkan

    dengan tepung sagu, putih telur, bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    air es, kemudian digiling hingga semua tercampur. Campuran daging yang

    sudah halus kemudian dibentuk bulatan-bulatan kecil dan kemudian

    dicelupkan ke air hangat agar menjadi padat. Kemudian bakso diasukan ke

    dalam air mendidih yang sudah dicampur dengan tawes. Tawes berguna

    untuk mengawetkan dan mengeyalkan bakso agar tidak lengket. Setelah

    matang bakso ditiriskan di atas meja yang terbuat dari bambu. Setelah dingin

    bakso siap untuk dibungkus, demikian yang dimuat majalah Selera tahun

    1986.60 Penyajian bakso biasanya dilengkapi dengan mie kuning, bihun, tahu,

    sawi, tauge, tetelan daging, pangsit, bawang goreng kemudian disiram dengan

    kuah kaldu yang gurih.

    60 Bakso si bulat kenyal, Majalah Selera, Maret 1986 Tahun V Nomor 3, hlm 29

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    BAB III

    KULINER MANCANEGARA DALAM MAJALAH

    SELERA

    Jika membicarakan tentang kuliner mancanegara yang dibahas oleh majalah

    Selera, banyak negara dari berbagai benua yang masuk daftar sasaran majalah

    Selera untuk dipromosikan. Dari benua Asia antara lain Jepang, China dan Arab

    Saudi. Selanjutnya dari benua Eropa yaitu Spanyol dan Italia. Dan terakir dari

    benua Amerika yang terkenal dengan makanan cepat sajinya.

    Berbagai kuliner yang ditulis tersebut pun sangat beragam dengan

    mewakili budaya masing-masing negara, cara pengolahan, cita rasa,

    perkembangan, dan masih banyak lagi.

    A. Makanan Berasal dari Benua Asia

    1. Makanan Jepang

    Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung

    barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan

    Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan Rusia. Jepang merupakan negara

    dengan budaya yang begitu kental, budaya Jepang berupa pakaian, bangunan,

    bahasa, tata krama, kesenian hingga makanan tradisional. Makanan tradisional

    Jepang diolah dengan tata krama dan adat istiadat masyarakatnya bahkan

    dalam mengolah bahan makanan mempunyai beberapa teknik tersendiri agar

    masakan terlihat enak dipandang dan disantap.

    Dalam hal mengolah makanan tradisional, masyarakat Jepang

    mempunyai lima cara dalam memasak hidangan utama antara lain, yakimono

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    atau dipanggang, nimono atau hidangan sayuran yang direbus, agemono atau

    hidangan yang digoreng, mushimono atau hidangan yang dikukus, dan terakir

    adalah sunomono atau hidangan yang difermentasi. Melalui berbagai hasil

    olahan tersebut nantinya akan menghasilkan lima cita rasa yang berbeda-beda,

    yakni amami (manis), sami (asam), karami (asin), eguimi (pahit), dan shibumi

    (pedas)61.

    Selain cara pengolahan makanan tradisional, masyarakat Jepang juga

    mempunyai mempunyai tata krama sendiri dalam menyajikan makanannya,

    berdasarkan penyajiannya dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu honze

    ryouri yang biasa disajikan pada nampan berkaki di acara-acara formal,

    chakaiseki ryouti yang biasanya disajikan sebelum upacara minum teh, kaiseki

    ryouri yang biasa disajikan pada pesta-pesta atau di restoran Jepang. Selain

    itu, terdapat pula osechi ryouri yang biasanya disajikan saat tahun baru, dan

    shoujin ryouri yaitu makanan vegetarian umat Budha di Jepang.

    Honze Ryouri

    Sumber : Majalah Selera, Juni 1989

    61 Wawancara Ahli,”Masakan Negeri Matahari Terbit”,Majalah Selera, Juni

    1989, hlm 29.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Chakaiseki Ryouri

    Sumber : https://www.foodiesgolocal.com/happy-hour/cha-kaiseki-fine-dining-for-the-tea-ceremony

    Kaiseki Ryouri

    Sumber : https://japanophilia.xyz/2018/02/26/kaiseki-ryouri/

    Kaiseki ryouri adalah tipe makanan yang paling sering disajikan.

    Kaiseki ryouri biasa disantap dalam pesta dengan atmosfir santai dan tidak

    terikat dengan etika. Biasanya orang Jepang meminum sake di awal, sebelum

    memakan nasi. Kaiseki ryouri pada umumnya terdiri dari sakizuke (makanan

    pembuka), sashimi (filet ikan mentah), suimono (sup yang jernih dengan rasa

    yang ringan), yakimono (lauk yang dipanggang), Mushimono (lauk yang

    dikukus), aemono (salad), sup miso, acar, nasi, manisan, dan buah. Makanan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.foodiesgolocal.com/happy-hour/cha-kaiseki-fine-dining-for-the-tea-ceremonyhttps://japanophilia.xyz/2018/02/26/kaiseki-ryouri/

  • 44

    yang disajikan dalam menu kaiseki ryouri ini merupakan cerminan makanan

    Jepang kontemporer62.

    Negara Jepang yang mempunyai empat musim ternyata juga sangat

    berpengaruh terhadap makanan masyarakatnya. Makanan musim dingin

    masyarakat Jepang berbeda ketika mereka berada dalam musim panas.

    Misalnya saat musim semi masyarakat Jepang biasa memakan zushi, sop

    kerang, ikan musim semi, kentang, bayam yang banyak tumbuh saat musim

    semi. Saat berada di musim panas masyarakat Jepang memakan nasi putih

    dengan ayam dan membuat tempura dari udang untuk lauk mereka. Saat musim

    gugur masyarakat Jepang biasa memakan chesnut yang dicampur dengan nasi,

    burung hasil buruan. Dan pada saat musim dingin biasanya mereka menyantap

    chawanmushi dan sukiyaki63. Makanan favorit masyarakat Jepang dalam

    keseharian adalah miso shiru, miso shiru merupakan sop yang dicampur

    dengan tahu dengan nasi sebagai pelengkapnya, dan di dalamnya terdapat

    kaldu bernama niboshi dashi dari ikan teri dan diberi tahu64. Miso adalah

    semacam tauco yang lembut dengan dikombinasikan dengan berbagai bahan

    makanan yang ada saat musim berlangsung.

    62 Ibid

    63 Tamu Selera Bulan Ini,“Ny Fujiko Naruse, Sehari Berkecimpung dalam

    Gastronomi Jepang yang Rapi”, Majalah Selera, Oktober 1983 Tahun II Nomor 10, hlm

    35

    64 Ibid

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Miso Shiru

    Sumber : Majalah Selera, April 1986

    Makanan tradisional Jepang begitu populer tidak hanya di kalangan

    negara Asia tetapi bahkan sudah merambah segala penjuru dunia. Makanan

    Jepang dapat dipandang sebagai alat diplomasi negara Jepang di kancah

    internasional, kesungguhan masyarakat Jepang dalam mempertahankan

    makanan tradisionalnya ternyata memberikan sumbangan besar untuk negara

    Jepang dalam hal identitas diri dan pelestarian budaya. Bahkan di Indonesia,

    makanan tradisional Jepang mempunyai penikmat yang begitu besar, terbukti

    dengan menjamurnya restoran makanan Jepang di Ibu kota Indonesia yaitu

    Jakarta. Makanan Jepang yang paling di gemari oleh lidah masyarakat

    Indonesia antara lain zushi, sabhu-sabhu, tempura hingga sukiyaki65.

    Pada umumnya makanan Jepang dengan makanan Indonesia tidak

    berbeda jauh, hanya cara pemasakannya saja yang berbeda, biasanya jikalau

    masakan Jepang yang berada di Jepang disajikan mentah, berbeda di Indonesia

    65 Laporan Khusus,”Makanan Jepang dalam Sorotan”, Majalah Selera, April

    1986 Tahun V Nomor 4, hlm 38.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    yang harus di oleh terlebih dahulu karena masyarakat Indonesia tidak

    menyukai aroma amis pada ikan.

    2. Makanan China

    Negara China merupakan negara yang populasi penduduknya

    terbanyak di dunia, sehingga untuk kelangsungan kehidupan mereka perlu

    ada kerja keras dalam memanfaatkan hasil pertanian dan daya kreativitas

    untuk mengolahnya supaya menjadi nutrisi yang mencukupi bagi kebutuhan

    meraka.

    Kenyataan menunjukkan bahwa makanan khas China telah tersebar

    luas hampir diseluruh dunia, sesuai dengan jiwa penduduknya yang

    mempunyai jiwa berpetualang yang sangat tinggi. Selain masakan China yang

    praktis dan sederhana ternyata masakan China juga sangat mudah dipahami

    sehingga banyak bangsa lain mulai meniru hingga menyukai makanan khas

    tirai bambu tersebut.

    Dalam tradisi bangsa China, makanan di bedakan menjadi dua

    kategori yaitu fan dan cai, fan terdiri hidangan dari bahan pokok butir beras

    yang dimasak sedangkan cai hidangan lauk pauk berupa sayuran dan daging.

    Makanan pokok bangsa China adalah padi yang diolah menjadi millet atau

    beras, kemudian direbus atau dikukus. Selain padi, gandum juga menjadi

    makanan pokok lainnya, hanya saja perannya lebih sedikit dibandingkan padi.

    Pada umumnya bangsa China mengkomsumsi semua jenis lauk pauk,

    karena tidak ada batasan dalam sistem kepercayaan maupun adat istiadat

    setempat. Tidak seperti beberapa negara lainnya seperti India yang melarang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    mengkomsumsi daging sapi karena mayoritas penduduknya memeluk

    kepercayaan Hindu. Seperti juga di Negara Malaysia yang mayoritas

    penduduknya memeluk agama Islam, yang melarang mengkomsumsi daging

    babi dan anjing, itulah sebabnya jarang bahkan tidak ada kita temukan dalam

    menu negara tersebut. Pada Negara China, semua jenis lauk pauk digunakan

    dalam hidangan mereka, baik untuk sehari-hari maupun hari besar lainnya.

    Daging sapi dan daging babi digunakan sebagai sumber protein utama bagi

    mereka. Begitu juga dengan berbagai unggas, ikan, ikan laut dan telur. Selain

    itu Negara China juga mempunyai sumber protein nabati yang diolah dari

    kedelai seperti tahu.

    Selain daging babi dan daging sapi, masyarakat China juga gemar

    memakan makanan yang unik dan tergolong extreme. Salah satunya adalah

    belalai gajah yang direbus dengan bumbu khas dan kura-kura air tawar

    tempurung lunak yang dipanggang. Kedua makanan tersebut adalah makanan

    favorit khas penduduk China saat musim dingin tiba. Belalai gajah secara

    khusus di ekspor oleh negara Thailand dengan bandrol yang cukup mahal dan

    kura-kura air tawar didatangkan langsung dari daerah pegunungan di China.

    Kedua makanan tersebut adalah menu unggulan dan paling banyak digemari

    dari Sun Tung Lok Restaurant yang sudah begitu tersohor seantero daratan

    China66.

    66 Masakan Cina, Majalah Selera, April 1983 Tahun II Nomor 4, hlm 80.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Belalai Gajah rebus

    Sumber: Majalah Selera, April 1983

    Kura-kura air tawar tempurung lunak panggang

    Sumber: Majalah Selera, April 1983

    Dalam masakan China, suatu makanan harus mempunyai suatu

    keseimbangan antara makanan pokok dan lauk pauk agar menjadi makanan

    ideal yang di dalamnya mempunyai kandungan nilai gizi yang cukup. Karena

    dalam makanan bangsa China harus mencangkup kosep yin dan yang, yin

    yang berarti pendinginan dan yang berarti pemanasan. Setiap makanan harus

    melengkapi konsep tersebut yang merupakan kualitas keseimbangan dari cara

    penyajian makanan. Bangsa China juga meyakini bahwa makanan dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    dijadikan sebagai obat-obatan yang manjur untuk kesembuhan segala

    penyakit.

    3. Makanan Arab Saudi

    Arab Saudi secara resmi di kenal sebagai Kerajaan Arab

    Saudi atau Kingdom of Saudi Arabia (KSA), adalah sebuah

    negara Arab di Asia Barat yang mencakup hampir keseluruhan

    wilayah Semenanjung Arabia. Secara geografis, Arab Saudi merupakan

    negara terbesar kelima di Asia dan negara terbesar kedua di Dunia. Luas

    wilayah Arab Saudi sekitar 2150.000 kilo meter persegi. Sebagian besar

    wilayah Arab Saudi terdiri dari gurun pasir.

    Selain terkenal sebagai negara terbesar kelima di Asia dan kiblat bagi

    umat muslim, Arab Saudi juga mempunyai kuliner yang sangat khas.

    Biasanya berbahan dasar seperti gandum, beras, daging domba, daging ayam,

    dan kurma yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Sebagai

    contoh adalah Malabar Parotta atau kita menyebutnya roti canai atau roti

    Maryam. Malabar Parotta berbentuk pipih karena dibuat dengan cara diputar

    hingga tipis kemudian dilipat dan dipanggang dengan minyak. Untuk

    penyajiannya, Malabar Parotta biasanya dihidangkan bersama dengan kari

    kambing atau domba dengan citarasa yang gurih. Selain itu Malabar Parotta

    juga ada yang dihidangkan manis, dengan krim atau kudapan manis lainnya,

    mirip seperti panekuk. Hidangan lain yang tidak kalah terkenalnya adalah

    Nasi Kebuli. Nasi Kebuli adalah makanan yang berasal dari beras yang

    dibumbui khas Arab dan bercita rasa gurih. Yang unik adalah dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Barathttps://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Arabia

  • 50

    pembuatannya, Nasi Kebuli dimasak bersama susu kambing, kaldu daging

    kambing, dan minyak samin. Dalam penyajiannya biasanya ditambahkan

    dengan potongan daging kambing, asinan nanas, dan kurma atau kismis.

    Nasi Kebuli

    Sumber : Majalah Selera, Maret 1986

    Namun, sehari-hari masyarakat Arab Saudi tidak menyantap hidangan

    tersebut. Hidangan tersebut hanya dimasak ketika pesta saja. Makanan sehari-

    hari masyarakat Arab Saudi adalah olahan kacang merah yang dimasak

    dengan tomat. Cara memasaknya salah bawang bombai dipotong kasar

    kemudian ditumis bersama bawang putih, cabai merah, ketumbar, dan merica

    hingga layu67. Sementara itu, daging sapi direbus dengan kacang merah

    hingga matang. Tumisan bawang dimasukkan ke dalam rebusan daging dan

    kacang merah, kemudian ditambahkan perahan tomat dan dibumbui dengan

    67 Lintas Kuliner Arab,”Hidangan Arab Kalau Hanya Pesta”, Majalah Selera, Maret

    1986 Tahun V Nomor 3, hlm 57.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    gula pasir dan garam. Dalam mengolah makanan, masyarakat Arab Saudi

    sering menambahkan rempah-rempah ke dalam masakan. Contohnya adalah

    jintan, kapu laga, kayu manis, wijen, dan minyak samin.

    B. MAKANAN BERASAL DARI BENUA EROPA

    1. Makanan Spanyol

    Spanyol adalah sebuah negara yang terletak di semenanjung Iberia

    Benua Eropa, tepatnya di Eropa bagian barat daya. Negara yang memiliki

    nama lengkap Kerajaan Spanyol (Kingdom of Spain) ini hanya berbatasan

    darat dengan dua negara yaitu berbatasan dengan Portugal di sebelah barat

    dan berbatasan dengan Perancis di sebelah Timur Laut. Sebelah Utara

    Spanyol adalah Samudera Atlantik sedangkan selatannya adalah Laut Tengah

    (Mediterania) yang memisahkan Spanyol dengan Negara-negara Afrika

    seperti Maroko dan Aljazair.

    Selain terkenal dengan olah raga matadornya, Spanyol juga memiliki

    hidangan khas yang tidak kalah menarik. Contohnya adalah croquetess, yang

    masyarakat Indonesia sering menyebutnya kroket. Croquetess atau kroket

    sendiri terbuat dari kentang atau ubi yang dihaluskan, ditambahkan dengan

    daging cincang, ayam atau ikan cod, dan sayuran. Di Spanyol, croquetess

    termasuk dalam hidangan pembuka atau camilan yang hampir dapat

    ditemukan di restoran-restoran di Spanyol. Ketika memasuki musim dingin,

    jenis hidangan yang disajikan juga berbeda. Gazpaco adalah makanan wajib

    warga Spanyol di kala musim dingin. Gazpaco adalah sup yang berbahan

    dasar tomat, roti, cabai, air, bawang putih, mentimun, garam, minyak zaitun,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    dan vinegar atau cuka anggur. selain olahan sup, warga Spanyol juga biasa

    mengolah daging babi untuk dijadikan hidangan yang lezat. Mereka

    menyebutnya dengan Jamon. Jamon adalah olahan daging pada kak