endodontik bedah

20
Endodontik Bedah Definisi Perawatan bedah endodontik adalah pengembangan perawatan yang lebih luas untuk menghindari pencabutan gigi. Ruang lingkup perawatan bedah endodontik diantaranya insisi untuk drainase, bedah apeks, hemiseksi, amputasi akar dan replantasi. Tujuan 1. Untuk menjamin penempatan suatu bahan penutup/tumpatan yang tepat diantara periodonsium dan foramina saluran akar. 2. Untuk membuang sebagian akar yang saluran akarnya tidak dibersihkan dengan baik atau untuk mengobsturasi secara retrograde ketika penutupan yang sempurna tidak bias diperoleh dengan pendekatan obsturasi ortograd. 3. Memungkinkan control visual dan manipulative dari daerah dan penempatan tumpatan (pengisian retrograde) melalui tempat pembedahan. Indikasi Indikasi endodontik bedah: 1. Proses pathologi tidak dapat dihambat dengan perawatan non bedah (konvensional). Contohnya recurent akut eksaserbasi dan fraktur akar. 2. Tidak mungkin dilakukan pembersihan dan pengisian saluran akar dari jalan koronal seperti pada perawatan endodontic konvensional. Contoh: 1. akar gigi sangat bengkok 2. saluran akar mengalami kalsifikasi 3. restorasiuntuk post and core

Upload: tito-amil-muzzammil

Post on 30-Dec-2014

717 views

Category:

Documents


115 download

TRANSCRIPT

Page 1: Endodontik Bedah

Endodontik Bedah

Definisi

Perawatan bedah endodontik adalah pengembangan perawatan yang lebih luas

untuk menghindari pencabutan gigi. Ruang lingkup perawatan bedah endodontik

diantaranya insisi untuk drainase, bedah apeks, hemiseksi, amputasi akar dan

replantasi.

Tujuan

1. Untuk menjamin penempatan suatu bahan penutup/tumpatan yang tepat

diantara periodonsium dan foramina saluran akar.

2. Untuk membuang sebagian akar yang saluran akarnya tidak dibersihkan

dengan baik atau untuk mengobsturasi secara retrograde ketika penutupan

yang sempurna tidak bias diperoleh dengan pendekatan obsturasi ortograd.

3. Memungkinkan control visual dan manipulative dari daerah dan penempatan

tumpatan (pengisian retrograde) melalui tempat pembedahan.

Indikasi

Indikasi endodontik bedah:

1. Proses pathologi tidak dapat dihambat dengan perawatan non bedah

(konvensional). Contohnya recurent akut eksaserbasi dan fraktur akar.

2. Tidak mungkin dilakukan pembersihan dan pengisian saluran akar dari jalan

koronal seperti pada perawatan endodontic konvensional. Contoh:

1. akar gigi sangat bengkok

2. saluran akar mengalami kalsifikasi

3. restorasiuntuk post and core

3. Untuk mengkoreksi perawatan endodontic yang gagal/ kecelakaan pada waku

preparasi/ pengisian saluran akar. Contoh: - perforasi akar

4. patahnya alat preparasi pada saluran akar

5. pengisian saluran akar yang kurang/ berlebih

4. tidak ada resorpsi dari tulang alveolar yang mengelilingi akar gigi tersebut,

kedudukan gigi masih kuat di dalam tulang alveolar.

5. Mahkota jaket atau mahkota penuh yang baik dengan kelainan apikal.

6. Ujunng akar yang terkena fraktur horizontal dengan penyakit periradikular.

7. Apeksogenesis yang tidak sempurna dengan bunder buss.

8. Kegagalan sembuh setelah perawatan endodontik non bedah yang terlatih.

Page 2: Endodontik Bedah

9. Eksaserbasi berulang dan persisten selama perawatan non bedah atau rasa

sakit persisten yang idak dapat dijelaskan setelah penyelesaian perawatan

non bedah.

10.Perawatan sembarang gigi dengan lesi yang dicurgai memerlukan biopsi

diagnosa.

11.Lesi periapikal yang sangat besar dan masuk ke dalam.

12.Perusakan dari penyempitan apikal saluran akar yang disebabkan oleh

instrumentasi yang tidak terkontrol sehingga foramen apikal tidak dapat

ditutup dengan memadai dengan pengisian ortograd.

Kontraindikasi

Kontraindikasi Bedah Endodonti

- Pertimbangan umum

Pasien yang secara medis membahayakan atau “rapuh” : seorang

pasien dengan penyakit sistemik aktif seperti diabetes yang tidak

terkontrol, tuberkulosis, sifilis, nefritis, kelainan darah,

osteoradionekrosis, dll.

Pasien yang secara emosional sukar : seorang pasien yang secara

fisiologis tidak mampu menahan atau mengalami setiap prosedur

bedah.

Keterbatasan ketrampilan dan pengalaman bedah operator.

- Pertimbangan lokal

Inflamasi akut setempat : bila prosedur darurat, seperti insisi dan

drainase atau trefanasi dapat dilakukan, bedah periapikal sebaiknya

dihindari

Pertimbangan anatomoik : Prosedur yang menembus saluran

mandibular, sinus maksiler, foramen mental, dasar lubang hidung, atau

yang memutus pembuluh darah besar palatin sedapat mungkin

dihindari

Tempat-tempat pembedahan yang tidak dapat dicapai : posisi dan

lokasi apeks akar yang tidak dapat dicapai, terutama pada gigi

belakang dan perlunya mendapatkan jalan masuk ke tempat

pembedahan melalui lapisan padat tulang, seperti permukaan lingual

Page 3: Endodontik Bedah

gigi-gigi molar atau batas miring eksternal rahang bawah dapat

menghalangi keberhasilan pembedahan

Gigi dengan prognosis jelek : Gigi berakar pendek, gigi dengan

penyakit periodontal lanjut, gigi dengan fraktur vertical, non strategik,

dan gigi yang tidak dapat direstorasi jangan dipertimbangkan untuk

bedah periapikal

Alat dan Bahan

a. Anastesi. Alat semprit aspirasi, jarum disposbel, dan beberapa karpul

anestesi local yang sering digunakan, seperti lidocaine HCl, 2%, epinephrine

1:50000.

b. Isolasi tempat operasi. Kain kasa steril dan butiran kapas.

c. Insisi. Pemegang Bard-Parker, Bilah no.15, dan probe periodontal.

d. Peninggian/elevasi dan retraksi flap. Elevator periosteal.

e. Penetrasi dan pengambilan plat tulang kortikal, reseksi akar dan preparasi

untuk pengisian retrograd. Bur no 2,4,6,8,34,558,701,702, pahat genggam,

larutan anastetik atau salin sebagai bahan pendingin atau debridement,

handpiece dan microhead contra-angle.

f. Kuretase. Kuret Goldman-Fox no.3, eksavator bedah.

g. Pengisian retrogad. Pembawa amalgam apical, instrumen palstik, pluger

amalgam apical, dan amalgam.

h. Penjahitan. Pemegang jarum (hemostat), benang sutera pada jarum

atraumatik.

i. Baki bedah. Pinset, eksplorer, kaca mulut, kapas/Racellet.

Macam Endodontik Bedah

Bedah Apeks

Adalah pemotongan sebagian ujung akar yang tidak dapat dijangkau

dengan instrumen, sehingga tidak dapat dibersihkan, dibentuk maupun

diisi/ berhubungan dengan infeksi ekstraradikular yang gagal dilakukan

dengan perawatan konvensional orthograde.

Tujuan :

Untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di ujung akar/

memoerangkap dan menutupnyadalam sistem saluran akar yang

mempercepat kebocoran

Page 4: Endodontik Bedah

Urutan tahap-tahap yang selalu dipakai pada bedah apeks adalah

sebagai berikut:

1. Desain flap.

2. Insisi dan refleksi.

3. Pembukaan / akses apeks.

4. Kuretase periradikular.

5. Pemotongan ujung akar.

6. Preparasi ujung akar dan pengisian retrograde.

7. pengembalian flap dan penjahitan.

8. Perawatan pasca operasi dan pemberian petunjuk bagi pasien .

9. Pengangkatan benang dan evaluasi.

Amputasi Akar

Adalah pengangkatan akar gigi salah satu/ lebih pada gigi ganda,

sedangkan mahkota dipertahankan tetap utuh.

Setelah PSA pada gigi yang dipertahankan selesai dan saluran akar

gigi yang akan dipotong diisi amalgam disekitar orifice hingga ke

dalam saluran akar sekitar 4 mm.

Amputasi dilakukan dengan membuat potongan horizontal untuk

memisahkan akar dengan mahkota.

Hemiseksi

Yaitu pemisahan/ pembelahan gigi akar ganda mulai mahkota hingga

furkasinya dan pencabutan salah satu/ lebih belahan akar yang rusak/

mengalami kelainan periodonsium.

6. Pada molar bawah dibelah arah bukolingual.

7. Pada molar atas dibelah mesodistal melalui furkasi.

Prosedur

Pada molar rahang atas dibelah arah mesiodistal.

Pada molar rahang bawah dibelah arah bukolingual.

Gigi dibelah secara vertikal, sisi gigi yang mengalami kerusakan

dicabut. Sisi yang masih baik dipertahankan.

Indikasi:

Kerusakan tulang/periodontium parah pada akar atau furkasi gigi

yang tidak bisa disembuhkan dengan perawatan non bedah.

Page 5: Endodontik Bedah

Akar tidak bisa dirawat, yang dikarenakan instrumen patah,

perforasi, karies, resorpsi, fraktur vertikal, dan saluran akar

terkalsifikasi.

Kontraindikasi:

Dukungan tulang tidak memadai.

Akar berfusi atau jarak sedemikian rupa sehingga tidak dapat

dipisahkan.

Tersedia gigi penjangkaran yang kaut dicavut dan dibuat pothesa.

Perawatan tidak dapat dilakukan dengan baik pada akar yang ada.

Bikuspidasi

Yaitu pemisahan/ pembelahan akar gigi ganda mulai dari mahkota hingga

bifurkasi arah bukolingual secara bedah dan kedua belahan mahkota serta

akar tetap dipertahankan

Biasanya dilakukan pada gigi molar bawah yang mengalami kerusakan

tulang yang terbatas pada daerah bifurkasi

Setelah gigi dibelah secara hemiseksi dan dikuret didaerah

bifurkasinya, masing – masing bagian dapat direstorasi menyerupai

premolar

Indikasi :

Adanya perforasi pada bifurkasi

Kelainan peridonsium pada furkasi gigi

Karies pada daerah servikal ke arah furkasi

Kontraindikasi :

Adanya furkasi yang dalam

Restorasi tidak dapat dilakukan

Adanya kelainan peridonsium

PSA tidak dapat dilakuakan

Adanya fusi pada akar gigi

Prosedur Endodontik Bedah

Premedikasi

1. Pasien yang tetap sangat gelisah dan tidak terpengaruh konsultasi.

2. Obat-obat yang dipilih harus dapat mengurangi kegelisahan,

mempertinggi efek anastesi dan mengurangi aliran saliva, pendarahan

maupun infeksi sekunder.

Page 6: Endodontik Bedah

3. Obat-obatan per oral yang digunakan sebagai penenang :

Golongan barbitunat, seperti pentobarbitol (nembutal), dan

secobarbital (seconal) dengan dosis 50-150mg diberikan 30 menit

sebelum operasi.

Golongan memprobromat (equanil) dengan dosis 400mg diberikan

30 menit sebelum operasi.

Golongan diazepam (valium) dengan dosis 5mg diberikan beberapa

hari sebelum operasi.

1. Anestesi

Anestesi infiltrasi diinjeksikan ke arah subperiosteal di atas tempat

operasi, yang meluas ke arah lateral untuk gigi tambahan pada tiap sisi.

Anestesi konduksi diinjeksikan dekat foramen mandibular, diguakan

untuk pembedahan periapikal mandibular.

Anastesi yag digunakan:

4. Lidocaine HCL yang mengandung epinefrin 1:100.000 untuk

blok.

5. Lidocaine HCL yang mengandung epinefrin 1:50.000 untuk

infiltrasi.

2. Pembukaan flap

Pembuatan desain flap bertujuan untuk memberikan jalan masuk yang jelas

untuk dapat melakukan perawatan bedah yang berhasil dan mengurangi

resiko akibat pasca operasi yang tidak diinginkan.

Dasar pokok pembuatan flap :

1) Dasar flap sebaiknya lebih lebar daripada ujung yang bebas, untuk

menjamin sirkulasi yang memadai ke dalam flap

2) Tepi flap yang dijahit sedapat mungkin terletak pada plat tulang kortikal

padat

3) Insisi harus dibuat dengan gerak yang kuat dan kontinyu tegak lurus

pada plat tulang kortikal

4) Flap sebaiknya didesain dengan kurvatur kontinyu antara insisi

horisontal dan vertical un tuk menghindari sudut tajam yang sobek

5) Bila ada fistula harus dimasukkan pada flap

6) Insisi pembebasan sebaiknya dibuat antara eminensi tulang

Page 7: Endodontik Bedah

7) Bila didesain secara benar, flap yang ditarik dapat ditahan pada

posisinya dengan tekanan pasif dengan menggunakan elevator

pertosteal yang ditekankan pada tulang padat dibawahnya

Macam-macam desain flap :

1) Flap melengkung submarginal

Juga dikenal sebagai flap semilunar, flap ini sedikit melengkung,

berbentuk bulan sabit, dengan insisi horisontal dibuat di mukosa mulut

atau gingiva cekat dan bagian yang cembung lebih dekat ke margin

gingiva.

Kerugian :

Akses dan visibilitasnya terbatas

Sudut insisi dapat robek saat akses diperbaiki dengan

meregangkan jaringannya

Pada penyembuhan insisi sering terjadi jaringan parut

Flap melengkung submarginalnya tidak leluasa karena adanya

frenulum, perlekatan otot, atau kaninus dan penonjolan tulang

lainnya

2) Flap segitiga dan rectangular submarginal

Dikenal sebagai modifikasi dari flam melengkung submarginal.Flap ini

paling banyak digunakan dengan sukse pada gigi anterior

maksila.Persyaratannya adalah harus ada gingiva cekat setidaknya 0,4

mm dan kesehatan periodonsium baik.

Desain flap ini memberikan akses dan visibilitas yang lebih baik

dibanding flap melengkung submarginal dan resiko menginsisi jaringan

diatas defek tulang lebih sedikit.

Kerugian :

Kemun gkinan terbentuknya jaringan parut

Terjadinya perdarahan yang berasal dari margin yang terpotong

dan mengalir ke daerah operasi

Jarak pandang lebih terbatas dobanding kan flap mukoperiosteum

penuh.

3) Flap mukoperiosteum penuh

Terdiri atas insisi puncak gingiva dengan pengangkatan penuh dari

papila interdental, tepi gingiva bebas, gingiva cekat, dan mukosa

Page 8: Endodontik Bedah

alveolar.Insisi untuk membebaskan bisa vertical tunggal (segitiga) atau

ganda (rectangular)

Dengan pembuatan desain flap ini akan diperoleh akses dan visibilitas

yang maksimal, tidak terjadi insisi diatas defek tulang, dan perdarahan

akan berkurang.

Kerugian :

Sukar menutup kembali

Sukar menjahitnya

Sukar membuat perubahan (ketinggian dan bentuk) ke tepi

gingiva bebas

Kemungkinan timbulnya resesi gingiva pasca bedah yang

memajankan margin mahkota

3. Insisi dan refleksi

Insisi dibuat dengan skalpel No.15 atau pisau lain yang cocok. Untuk

menghindari robeknya flap saat refleksi, insisinya harus dibuat melalui

periosteum sampai menyentuh tulang. Jaringan diangkat dengan elevator

periosteum yang tajam dimulai dari insisi vertikal dan kemudian mengangkat

bagian horizontalnya. Mengingat periosteum harus ikut terangkat karena

merupakan bagian dari flap maka elevatornya harus benar-benar kontak

dengan tulang ketika jaringan dikelupas dengan kekuatan yang terkontrol.

Jaringan dibuka demikian rupa sehingga akses dan visibilitas ke daerah

operasi memadai sementara memungkinkan retraktor diletakkan pada tulang

yang sehat.

4. Akes ke Apeks

Dalam banyak kasus karena adanya lesi, tulang telah mengalami resorpsi

dan letak daerah apeks dapat diketahui dari terlihatnya lesi jaringan lunak

atau perabaan dengan eksplorer. Jika pembukaannya kecil, batas-batasnya

dapat diangakt dan diperlebar dengan memakai bur bulat yang tajam sampai

apeksnya terlihat. Jika kerusakan tulangnya sedikit, setelah menempatkan

obyek yang radiopak di dekat apeks, buatlah radiograf untuk menentukan

lokasi apeks. Pengeburan tulang dilakukan dengan disertai irigasi salin steril

yang banyak.

5. Kuretasi Periradikuler

Page 9: Endodontik Bedah

Pembuangan jaringan lunak yang sakit yang mengelilingi apeks adalah hal

yang sangat perlu dilakukan karena sebab-sebab berikut ini :

1. Memberikan akses dan visibilitas ke arah apeks

2. Membuang jaringan terinflamasi

3. Memperoleh spesimen biopsi untuk pemeriksaan histologi

4. Mengurangi pendarahan

Jaringan harus dikelupas secara hati-hati, idealnya dalam satu potong,

dengan menggunakan kuret tajam yang sesuai ukurannya. Proses ini harus

meninggalkan rongga tulang yang bersih. Jika lesinya sangat luas, sebagian

jaringan dapat ditinggalkan tanpa menggagu pasokan darah ke gigi

tetangganya. Ini akan mengganggu pernyembuhan periradikuler.

6. Reseksi Ujung Akar

Reseksi ujung akar melibatkan pembevelan bagian apeks dari akar. Tahap

ini sering merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bedah periradikuler

dan mempunyai dua tujuan berikut ini:

1. Membuang bagian apeks yang tidak terkena perawatan dan

memungkinkan peklinik menemukan penyebab kegagalan

perawatan.

2. Menyediakan permukaan yang datar untuk preparasi kavitas ujung

akar dan pengisian yang padat dengan material pengisi ujung akar.

Pemotongan bagian apeks dilakukan dengan bur fisur tirus dan henpis

kecepatan tinggi disertai dengan irigasi salin steril yang banyak. Buatlah

bevel kurang lebih bersudut 45 derajat dalam arah fasial-lingual, dengan

bevel sekecil mungkin agar visibilitas ke arah apeks akar maksimal. Secara

umum, jumlah akar yang dibuang bergantung pada alasan melakukan

reseksi ujung akar. Tetapi, reseksi harus cukup agar:

1. Tersedia akses ke permukaan palatal-lingual akar.

2. Saluran akar terletak di tengah-tengah akar yang dipotong.

3. Terpajannya saluran akar tambahan atau fraktur.

7. Preparasi Kavitas Ujung Akar dan Penambalan

Preparasi kavitas ujung akar dan penutupannya diindikasikan jika kerapatan

apeksnya tidak memadai. Yang dibuat adalah preparasi tipe kelas I dengan

memakai ujung ultrasonik sedalam minimal 3mm ke dalam saluran akar. Jika

anatomi apeks akarnya lebih kompleks, mungkin diperlukan tipe preparasi

Page 10: Endodontik Bedah

lain. Keuntungan instrumen ultrasonik adalah mudah dikendalikan dan dipakai

dan memungkinkan terjadinya bevel apeks akar yang lebih sedikit serta

kedalaman preparasinya bisa seragam. Selain itu, ujung ultrasoniknya akan

mengikuti arah saluran akar dan dapat membersihkan permukaan saluran

akar lebih baik dibanding bur. Material penambal ujung akar kemudian

dimasukkan ke dalam kavitas yang telah dipreparasi itu. Material ini harus

memiliki sifat seperti berikut :

1. Kerapatannya baik

2. Dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan periradikuler

3. Tidak diresorpsi

4. Mudah dimasukkan

5. Tidak dipengaruhi oleh kelembapan

6. Dapat dilihat di radiograf

7. Mampu menimbulkan regenerasi jaringan periradikuler

Banyak material yang telah digunakan sebagai material penambal ujung akar,

misalnya amalgam, SuperEBA, IRM, mineral trioxide aggregate (MTA) dan

ProRoot MTA yang merupakan material yang dapat diterima dan paling

banyak digunakan.

8. Penutupan Kembali Flap dan Penjahitan

Setelah ujung akarnya ditambal dan dibuat radiografnya, flap harus

dikembalikan lagi ke posisinya semula dan ditahan di situ selam 5 menit

dengan memakai kasa basah disertai tekanan jari yang sedang. Ini akan

menyebabkan keluarnya darah dari bawah flap, terjadinya adaptasi awal, dan

akan memudahkan penjahitan dan lebih sedikit mengakibatkan

pembengkakan dan pendarahan pascaoperasi.

Penjahitan biasanya dilakukan dengan memakai sutra, walaupun dapat pula

dipakai material lain. Terdapat banyak teknik penjahitan misalnya jahitan

tunggal (terputus), jahitan memanjang (kontinu), dan jahitan silang. Jahitan

tunggal biasanya merupakan jahitan yang banyak digunakan. Di sini, jarum

mula-mula ditembuskan pada jaringan flap yang dibuka dan kemudian

ditembuskan ke jaringan cekat. Jahitan diikatkan dengan simpul bedah

sederhana. Simpul jangan diletakkan di atas garis insisi karena akan menjadi

tempat berkumpulnya debris dan bakteri yang akan mendorong terjadinya

Page 11: Endodontik Bedah

inflamasi dan infeksi. Jahitan biasanya dibuka setelah 3 atau 7 hari kemudian,

jika bisa lebih singkat, lebih baik.

9. Perawatan dan Petunjuk Pascaperawatan

Pasien hendaknya diberi petunjuk pascaperawatan, baik secara lisan maupun

tertulis. Petunjuk tertulis dibuat dalam bentuk yang sederhana dan bahasa

yang mudah dimengerti. Tindakan ini harus meminimalkan kecemasan pasien

yang timbul akibat sekuele pascatindakan dengan menggambarkan

bagaimana caranya untuk meningkatkan penyembuhan dan kenyamanan.

Petunjuk di bawah ini adalah petunjuk bagi pasien. Petunjuk di dalam kurung

dan bertuliskan “Perhatikan” adalah buat peklinik, bukan buat pasien :

1. Timbulnya pembengkakan dan perubahan warna adalah hal yang

biasa. Gunakan kompres es dnegan tekanan ringan pada wajah anda

(20 menit tekan dan 5 menit angkat) sampai anda pergi tidur.

(Perhatikan: es dan tekanan (terutama) akan menurunkan perdarahan

dan pembengkakan serta meringankan rasa nyeri).

2. Jika ada darah merembes maka ini adalah keadaan yang normal, jika

perdarahan meningkat, letakkan bantalan kasa basah pada jaringan

wajah di atas daerah tindakan dan aplikasikan tekanan jari selama 15

menit. Jika perdarahan terus berlanjut hubungi dokter.

3. Jangan mengangkat bibir atau pipi untuk melihat daerah operasi.

Jahitan mempunyai simpul dan tindakan itu bisa merobeknya.

4. Mulai besok, larutkan sesendok teh garam dalam satu gelas air

hangat dan dengan hati-hati berkumurlah 3 atau 4 kali sehari.

Berkumur dengan obat kumur dapat mempercepat penyembuhan.

Sikatlah gigi dengan hati-hati karena menyikat yang terlalu bernafsu

bisa merusak daerah tindakan. Untuk malam ini anda harus menyikat

dan membersihkan seluruh area dengan benang gigi kecuali daerah

tempat tindakan. Besok malam, sikatlah daerah tindakan dengan hati-

hati.

5. makanlah makanan lunak dan gunakan sisi lain yang bukan daerah

tindakan untuk mengunyah. Minumlah banyak-banyak dan makanlah

makanan seperti keju dan yourt, telur dan es krim (Perhatikan: diet

dan asupan cairan yang tepat merupakan hal yang penting setelah

pembedahan. Pasien sering kehilangan selera makannya, sehingga

Page 12: Endodontik Bedah

mereka harus didorong semangatnya untuk minum cairan dan

makan).

6. Jika ada ketidanyamanan, itu hal yang normal. Jika diberi obat

antinyaeri, ikuti dengan baik petunjuknya. Jika tidak diberi obat,

minumlah obat antinyeri yang anda sukai yang tidak perlu dibeli pakai

resep, jika diperlukan. Jika ini tidak menolong, hubungi dokter.

(Perhatikan: cukup menakjubkan bahwa nyeri setelah bedah endo

biasanya minimal dan analgesik yang kuat biasanya tidak diperlukan).

7. Jangan merokok selama tiga hari setelah prosedur ini (Perhatikan:

merokok terbukti dapat mengganggu penyembuhan; ini adalah

kesempatan untuk menganjurkan agarpasien berhenti merokok

selamanya).

8. Jika anda mengalami pembengkakan yang besar atau sangat nyeri

atau mengalami demam, teleponlah dokter segera (Perhatikan:

pembengkakan yang besar, nyeri atau demam bisa disebabkan oleh

adanya suatu infeksi yang harus diberi terapi antibiotik atau terapi

lain. Pasien ini harus dievaluasi).

9. Taati jadwal perjanjian untuk membuka jahitan (Perhatikan: jahitan

dibuka 3 atau 7 hari setelah pembedahan).

10. Teleponlah dokter jika anda mempunyai keluhan atau pertanyaan.

10.Pembukaan Jahitan dan Evaluasi

Jahitan dibuka dengan hati-hati memakai gunting yang kecil. Jahitan ini

dibuka hanya jika margin flap melekat rapat ke jaringan di bawahnya.

Biasanya, tidak diperlukan anestesi untuk prosedur ini.

Incisi dan Drainase

Insisi yang dilakukan untuk memperoleh drainase akan mengeluarkan pus dan

atau eksudat perdarahan dari suatu pembengkakan jaringan lunak. Tujuannya

adalah untuk mengeluarkan eksudat dan pus yang merupakan iritan yang poten

dan toksik. Pembuangan iritan ini akan mempercepat penyembuhan dan

mengurangi ketidaknyamanan serta tekanan. Sebagian besar insisi intraoral

umumnya mampu dilakukan oleh praktisi umum.

Page 13: Endodontik Bedah

Indikasi

Perawatan yang paling baik bagi pembengkakan abses apikalis akut akibat

penyakit pulpa adalah membuat drainase pada gigi yang terkena. Sering,

drainase tidak cukup hanya dari gigi itu sendiri; pilihan keduanya adalah

memperoleh drainase dari jaringan lunak. Adakalanya drainase juga harus

dibuat di jaringan lunak walaupun drainase pada gigi sudah diperoleh.

Penyebabnya adalah karena terdapatnya dua atau lebih abses yang terpisah

dan tidak berhubungan satu sama lain- satu di apeks dan satunya di submukosa

atau pada rongga anatomis. Jadi, jika diperlukan dan dapat dilakukan, drainase

tambahan seperti itu memang diindikasikan.

Drainase melalui jaringan lunak paling efektif jika pembengkakannya telah

berfluktuasi. Suatu abses yang telah berfluktuasi adalah suatu massa yang

mengandung cairan yang jika ditekan akan memberikan sensasi seperti

gelombang atau ada pergerakan. Rasa ini ibarat menekan balon yang berisi air

atau kemasan kecap dalam plastik kecil. Insisi pada pembengkakan yang telah

berfluktuasi akan mengeluarkan pus dengan segera dan menyebabkan redanya

rasa nyeri. Jika pembengkakannya belum berfluktuasi, hasilnya tidak begitu

dramatis dan sering hanya mengeluarkan darah dan cairan serosa. Walaupun

hasilnya tidak sedramatis atau setuntas bila dilakukan pada pembangkakan

yang belum berfluktuasi pun akan menurunakn tekanan dean mempermudah

penyembuhan karena berkurangnya iritan dan meningkatnya sirkulasi di daerah

tersebut.

Kontraindikasi

Kontraindikasi insisi boleh dikatakan relatif sedikit. Pembengkakan yang luas

(difus) biasanya tidak diinsisi. Pasien dengan waktu perdarahan dan pembekuan

yang panjang harus dirawat dengan hati-hati dan sering memerlukan

pemeriksaan hematologik. Abses di dalam rongga anatomis membutuhkan

perawatan lebih banyak; pasien perlu dirujuk ke ahli bedah mulut dan

maksilofasial untuk tindakan insisi intraoral atau ekstraoral yang agresif.