salam sejahtera, - ceril periode desember...

58

Upload: trinhlien

Post on 08-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik
Page 2: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

1 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENGANTAR KETUA PANITIA

Salam sejahtera,

Kami sampaikan selamat datang pada CERIL tanggal 7 Desember 2013 yang

diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah

Mada yang Ke-66. Dengan bekerjasama dengan Majalah Kedokteran Gigi dan The

Indonesian Journal of Dental Research, kami mengundang 2 pakar bidang Konservasi dan

Penyakit Dalam untuk membagi pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai pasien

lansia. Pembangunan kesehatan yang selalu menjadi perhatian dari tahun ke tahun, baik di

tingkat nasional maupun internasional, memperluas informasi dan meningkatkan

kesadaran kesehatan di segala lapisan masyarakat. Konsekuensi penting dari situasi ini

adalah peningkatan kualitas dan harapan hidup. Dengan demikian, peningkatan jumlah

populasi lansia merupakan dampak logis yang tidak dapat dihindari. Sebagai bagian dari

masyarakat kesehatan, klinisi, dan akademisi kedokteran gigi perlu memperluas khasanah

pengetahuannya mengenai situasi kesehatan dan perawatan pada populasi lansia.

Di samping pembicara utama, CERIL pada 7 Desember 2013 ini memberikan kesempatan

kepada 36 akademisi dan peneliti bidang Kedokteran Gigi untuk mempresentasikan

makalah, baik berupa laporan kasus maupun laporan penelitian, sekaligus membuka

kesempatan untuk mempublikasikan karya ilmiah ke Majalah Kedokteran Gigi dan The

Indonesian Journal of Dental Research. Besar harapan kami untuk dapat menjadikan CERIL

sebagai media komunikasi yang efektif bagi peneliti dan akademisi dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat. Selamat berbagi ilmu.

drg. Sri Suparwitri, M. S., Sp. Ort (K)

KETUA PANITIA

Page 3: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

2 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

DAFTAR ISI

PENGANTAR KETUA PANITIA ....................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 2

PROGRAM ................................................................................................................................................................. 3

INFORMASI UMUM .............................................................................................................................................. 7

KUMPULAN ABSTRAK ........................................................................................................................................ 8

1. PEMBICARA UTAMA ............................................................................................................................ 9

2. PRESENTASI ORAL..............................................................................................................................12

INDEKS PENULIS ................................................................................................................................................49

SUSUNAN PANITIA ............................................................................................................................................50

Page 4: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

3 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PROGRAM

07. 00 Kegiatan

CERAMAH ILMIAH FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UGM PERIODE Desember 2013

Registrasi Peserta mendapat co card, seminar kit, buku program

Pembicara menuju area editing untuk entry data bagi yang belum atau ingin mengedit

07.45-08.00

PEMBUKAAN : DRG SRI SUPARWITRI, SU, SP ORT(K)

WAKTU AUDITORIUM LANTAI DASAR

08.00-08.15

MODERATOR SESI I DRG SRI SUPARWITRI, SU, SP ORT(K)

08. 00-09. 30

MODERATOR SESI I

DRG. HARSINI, M. S. 08. 00-09. 30

Aditya Gungga K (UGM, Lapsus): Perawatan Crossbite Posterior Unilateral Menggunakan Alat Ortodontik Cekat Teknik Begg

Andi Dahniar (UGM, Lapsus): Perawatan Crown Lengthening Molar Dua Kiri Mandibula Pasca Perawatan Saluran Akar disertai Fraktur Mahkota Distobulak Setinggi dengan Puncak Gingiva Dilanjutkan Pembuatan Mahkota Metal dengan Penguat Pasak

08.15-08.30

Nolista Indah Rasyid (UGM, Lapsus): Perawatan Ortodontik pada Crowding Berat disertai Palatal Bite dengan Multiloop Edgewise Archwire(MEAW)

Andina Novita Sari (UGM, Lapsus): Root Canal Retreatment of Maxillary Left Central Incisor Using Chlorexidine

08.30-08.45

Ragil Irawan (UG, Lapsus): Penggunaan Myofungsional Bionator pada Kasus Maloklusi Angle Klas II Divisi 1 yang disertai Diskrepansi Rahang

Intan Dhamayanti (UGM, Lapsus): Restorasi Menggunakan Fiber Reinforced Composite pada Gigi Premolar Pertama Kanan Mandibula Pasca Perawatan Saluran Akar

08.45-09.00

Afini Putri Luthfianty (UGM, Lapsus): Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dentoskeletal disertai Retrusi Mandibula dengan Alat Fungsional Bionator

Lisna Mirna Kuntari (UGM, Lapsus):Apexification Using Mineral Trioxide Agregate in Central Maxillary Left Incisor

09.00-09.15 COFFEE BREAK

09.15-09.30

Vega Mandala (UGM, Lapsus): Gigitan Terbuka Anteroposterior Tipe Skeletal

Maria Santiniaratri (UGM, Lapsus): Intracoronal Bleaching dengan Opalescence Endo (Ultradent) pada Gigi Incicivus Lateralis Kiri Atas Non Vital

Page 5: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

4 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

09.30-09.45

Emi Murniyanti (UGM, Lapsus): Perawatan Maloklusi pada Pasien Labiopalatoschisis dengan Alat Orthodontik Lepasan

Anna Julianti (UGM, Lapsus): Perawatan Saluran Akar disertai Restorasi Mahkota Penuh Porselen Fusi Metal dengan Pasak Fiber pada gigi Incicivus Lateralis Kiri Maksila Nekrosis Pulpa dengan Lesi Periapikal pada Pasien dengan Hipertiroid

09.45-10.00 SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI-UNIVERSITAS GADJAH

MADA DRG. ERWAN SUGIATNO, M. S ., SP. PROS ., (K), PH. D.

10.00-10.45

PEMBICARA UTAMA: DRG. R. TRI ENDRO UNTARA, M. KES ., SP. KG

Tindakan Opdent pada Pasien Lansia

MODERATOR : DR. DRG SITI SUNARINTYAS, MKES

MODERATOR SESI I

DR. DRG SITI SUNARINTYAS, MKES

(10. 00-12. 00)

MODERATOR SESI II DRG CENDRAWASIH

(10. 30-12. 00)

10.45-11.00

Culia Rahayu (Politeknik Kesehatan Tasikmalaya, Lappel): Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kesehatan Periodontal Pra Lansia

Irene Sulistio (UGM, Lapsus): Penatalaksanaan Lesi Endo-Perio dengan Perawatan Endodontik Non Bedah

11.00-11.15

Applonia Leu (Politeknik Kesehatan Kupang, Lappel): Factors Affecting Oral and Denta Hygiene Maintaining Behaviour of The Pregnant Women in Public Helath Centre Kupang Regency

Agus Suprapto (UGM, Lapsus): Perawatan Maloklusi Angle Klas III disertai Unilateal Cross Bite dan Open Bite Anterior dengan Teknik Begg

11.15-11.30

Fatma Yuza (UGM, Lappel): Efek Pemberian Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Miller) pada Soket Gigi terhadap Kepadatan Serabut Kolagen Pasca Ekstraksi Gigi marmot (Cavia Porcellus)

Taufik Nur Alamsyah (UGM, Lapsus): Perawatan maloklusi Angle Klas II Divisi 2 disertai Luksasi Derajat 2 Gigi Anterior Mandibula Akibat Traumatik Oklusi pada Kasus Crowding Anterior: Perawatan dengan Alat Cekat Teknik Begg

11.30-11.45

Malida Magista (UGM, Lappel): Pengaruh Lama Perendaman dan Jenis Minuman Beralkohol Bird an Tuak terhadap Kekerasan Email Gigi Manusia (In Vitro)

Dwi Agustina (UGM, Lapsus):A Camouflage Treatment of Dentoskeletal Clss III Malocclusion in Adult Using Begg Technique

11.45-12.00

Rendra Chriestedy Prasetya (UNEJ, Lappel): Penurunan Infiltrasi Sel Neutrofil pada Tikus yang Diinduksi Periodontitis setelah Pemberian Ekstrak

Shella Indri Novianty (UGM, Lapsus): Pencabutan Gigi Insisivus Mandibula pada Perawatan Maloklusi Angle Klas I yang disertai

Page 6: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

5 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

Etanolik Kulit Manggis dengan Spacing Anterior Maksila: Perawatan dengan Alat Cekat Teknik Begg

12.00-13.00 ISTIRAHAT

13.00-13.45

PEMBICARA UTAMA: dr. Probosuseno, Sp. PD ., K-Ger

Manifestasi Penyakit dalam Rongga Mulut pada Pasien Lansia MODERATOR :DRG. ENDANG WAHYUNINGTYAS, M. S ., SP. PROS. (K)

MODERATOR SESI III DRG. ENDANG WAHYUNINGTYAS, M. S .,

SP. PROS. (K) (13. 00-15. 15)

MODERATOR SESI III

DRG. HENDRAWATI, M. KES (13. 45-15. 15)

13.45-14.00

Marlindayanti (Politeknik Kesehatan Palembang, Lappel): Prediksi Risiko Terjadinya Karies Baru Berdasarkan Konsumsi Pempek pada Anak Usia 11-12 Tahun di Palembang

Renni Kurniasari (UGM, Lapsus): Perawatan Ortodontik pada Maloklusi Klas II Divisi 1 dengan Overjet Besar dan Palatal Bite Menggunakan Alat Cekat Teknik Begg

14.00-14.15

Endah Kusumastuti (Bakti Wiyata Kediri, Lappel): Ekspresi COX-2 dan Jumlah Neutrofil Fase Inflamasi pada Proses Penyembuhan Luka Setelah Pemberian Sistemik Ekstrak Etanolik Rosela (Hibiscus sabdariffa) (Studi In Vivo pada Tikus Wistar)

Darmayanti Dian Suryani (UGM, Lapsus): Perawatan Maloklusi Angle Kelas I dengan Impaksi Kaninus Maksila Menggunakan Alat Cekat Begg

14.15-14.30

Pambudi Santoso T (UGM, Lapsus):Overdenture dengan Pegangan Telescopic Crown

Nur Rachmawati (UGM, Lapsus): Perawatan Teknik Begg pada Kasus Keberjejalan disertai Pergeseran dengan Pencabutan Asimetri

14.30-14.45

Demmy Wijaya (UGM, Lapsus): Pembuatan Andhesive Bridge dengan Fiber Reinforced Composite untuk Perawatan Kehilangan dan Kegoyahan Gigi Anterior Rahang Bawah

Rully Utami (UGM, Lapsus): Compromised Treatment of Class III Malocclusion with Mandibular Shifting, Posterior Openbite and Clicking Using Edgewise Technique and Trainer in Adult

14.45-15.00

A. A. Ayu Agung Subiantari (UGM, Lapsus): Rehabilitasi Prostetik Protesa Jari dengan Bahan Silikon RTV untuk Mengembalikan Bentuk dan Estetik

Siti Solekah (UGM, Lapsus): Koreksi Gigi Premolar Rotasi dengan Aplikasi Kopel pada Perawatan Ortodontik Cekat Teknik Straightwire

15.00-15.15

Pedro Bernado (UGM, Lapsus): Penatalaksanaan Fraktur Kompleks Zygomatomaksilaris Sinistra dengan Plat Osteosintesis

Devi Yuliastanti (UGM, Lappel):Hubungan Antara Perubahan Overbite TerhadapPerubahan Tinggi Wajah Anterior Pada Maloklusi Angle Klas Ii Divisi 1 Setelah PerawatanOrtodonsi Dengan Teknik Begg

Page 7: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

6 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

15.15-15.30

Rudi Wijayanto (UGM, Lapsus): Two Steps Dental Implant pada Edentulous Molar Satu Kanan Mandibula Pasca Pencabutan

Sri Wahyuningsih (UGM, Lapsus): Treatment of Class I Angle Malocclusion with Crossbite and Severe Crowding of Anterior Teeth Using Begg Technique in Bad Oral Hygiene Patient

Page 8: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

7 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

INFORMASI UMUM

Waktu Pelaksanaan Sabtu, 7 Desember 2013 Lokasi Gedung Margono Suradji Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Jl. Denta Sekip Utara, Yogyakarta Kontak Panitia: drg. Harsini, M. S. (informasi, pendaftaran, peserta pameran) Telepon : 0817 9424 780 Fax : 0274 547 130 E-mail :[email protected] Biaya registrasi : Rp250.000 sebelum 30 November 2013 dan Rp300.000,- setelah 30 November 2013 Fasilitas: Seminar kit, snack, lunch box, sertifikat SKP Pendaftaran:

Transfer biaya pendaftaran ke No. Rek. Bank Mandiri 1370098168087 a/n drg. Hendrawati M. Kes. (bukti transfer harap dibawa saat registrasi)

Konfirmasi via sms dengan mengetik Peserta/Pembicara, Nama Lengkap dengan Gelar, Tanggal dan Jam Transfer ke drg. Harsini, M. S. 0817 9424 780

Page 9: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

8 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

KUMPULAN ABSTRAK

Page 10: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

9 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

-Pembicara Utama-

Page 11: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

10 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

TINJAUAN OPDENT PADA PASIEN LANSIA

drg. Tri Endro Untara, M. Kes., Sp. KG Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

RESTORASI GIGI PADA PASIEN USIA LANJUT

R. Tri Endra Untara*

* Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gdjah Mada

ABSTRAK

Seiring perkembangan ilmu kesehatan dan teknik informasi yang semakin canggih

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan derajat kesehatan masyarakat. Tingkat

kesehatan gigi dan mulut juga akan semakin baik sehingga pada usia lanjut tidak jarang

dijumpai masih didapatkannya banyak gigi asli yang bertahan dan berfungsi di dalam

mulut. Hal ini memerlukan perhatian khusus dan strategi perawatan gigi yang agak

berbeda dibanding pasien usia lebih muda. Alasan terkait hal tersebut diantaranya adalah

bahwa pada pasien usia lanjut produksi saliva, yang pada keadaan normal berperan

sebagai buffer, pembersih dan anti bakteri, telah berkurang. Dengan bertambahnya usia

email akan berwarna gelap dentin akan menjadi rapuh pada akar gigi yang disebut

translucent dentin. Rongga pulpa menyempit sehingga sulit diidentifikasi dan terkadang

terjadi hipersementosis atau menyatunya tulang dengan akar gigi. Volume pulpa

berkurang, bahkan pada usia 75 tahun ruang pulpa dapat menghilang secara total. Atrisi

menjadikan rasa ngilu pada gigi yang disebabkan email yang terkelupas. Selain itu pada

pasien usia lanjut cenderung memerlukan penanganan lebih cepat karena ketahanan fisik

yang sudah menurun. Teknik pendekatan emosional khusus, kecepatan kerja operator ,

teknik dan pemilihan bahan restorasi yang tepat diperlukan dalam merestorasi gigi pasien

usia lanjut.

Kata kunci : restorasi gigi, usia lanjut

Page 12: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

11 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

MANIFESTASI PENYAKIT DALAM RONGGA MULUT

PADA PASIEN USIA LANJUT

Oleh

dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM

SMF Geriatri RSUP Dr Sardjito/ Sub Bag Geriatri Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Yogyakarta

Disajikan Pada Seminar “CERIL FKG UGM (Ceramah Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi UGM)

Di Gedung Margono Soeradji FKG UGM, Sabtu 7 Desember 2013

PENDAHULUAN

Alhamdulillah dengan kemajuan dibidang ilmu kedokteran, farmasi, dll telah banyak

berperan dalam memperpanjang harapan hidup manusia, dengan bukti makin banyak jumlah dan

proporsi lanjut usia (lansia) di seluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang. World

Health Organization (WHO), pada tahun 1998 menyatakan ada 390 juta penduduk berusia lebih

dari 65 tahun, dan diperkirakan meningkat dua kalinya pada tahun 2025. Di beberapa negara

berkembang terutama Amerika Latin dan Asia, diperkirakan terjadi peningkatan populasi lansia

sampai 300% pada tahun 2025. Pada tahun 2050 diperkirakan terdapat 2 milyar penduduk berusia

lebih dari 60 tahun, dan sebanyak 80% tinggal di negara yang sedang berkembang (Petersen &

Yamamoto, 2005; WHO, 2007). Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan penduduk

lansia sebesar 414% dalam jangka waktu 35 tahun (1990-2025). Pada tahun 2020 diperkirakan

jumlah lansia mencapai 25,5 juta jiwa. Peningkatan populasi lansia akan diikuti oleh peningkatan

prevalensi penyakit sistemik serta perubahan yang amat besar dan cepat dalam kesehatan oral.

Menua dan masalah umumnya

Problem yang paling banyak dijumpai pada usia lanjut yaitu 1. Immobility (tak dapat

bergerak, dengan akibat misalnya dekubitus), 2. Instability (mudah jatuh/Roboh, dengan akibat

misalnya patah tulang), 3. Incontinence (tak terkendali baik berak dan ataupun kencing), 4.

Intelectual Impairment (dementia). 5. Infection (mudah kena infeksi), 6. Irritable colon (Impaction/

berak sulit), 7. Isolation (terkucil = depresi), 8. Inanition (malnutrisi), 9. Impecunity (miskin), 10.

Iatrogenesis (gangguan akibat pemberian suatu obat yang ditujukan untuk mengobati suatu

penyakit), 11. Insomnia, 12. Immunodeficiency (daya tahan tubuh lemah), 13. Impotence, 14.

Impairment of vision, hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity.

Page 13: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

12 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

Penyakit pada lansia beragam, karena merupakan akumulasi penyakit yang bersifat kronis

yang disandang (dibawa) sejak masa pra lansia. Macamnya antara lain Kelompok penyakit

reumatik, hipertensi, sakit mag, DM, bronchitis, kanker, stroke, sakit jantung koroner, gigi ompong,

makan terganggu karena “slilit” dll. Peningkatan populasi lansia akan diikuti oleh peningkatan

prevalensi penyakit sistemik serta perubahan yang amat besar dan cepat dalam kesehatan oral.

Dengan meningkatnya usia, kerentanan terhadap penyakit kronik dan penyakit yang mengancam

jiwa seperti infeksi akut meningkat, yang diperberat oleh sistem imun yang menurun. Dampak

negatif penyakit dan kondisi oral yang buruk cukup bermakna karena bisa menyebabkan

disabilitas, mortalitas dan penurunan kualitas hidup lansia, sehingga merupakan problem

kesehatan masyarakat yang penting. Penampilan penyakit pada lansia sering tidak jelas, kronik,

banyak bersifat endogen, tersembunyi, multipel, progresif, tidak memberikan kekebalan bahkan

justru lebih rentan terhadap penyakit, menyebabkan cacat lama sebelum terjadinya kematian . .

Rongga mulut, Proses Menua & Masalahnya

Bertambahnya usia seseorang akan terjadi beberapa perubahan berbagai organ luar dan

dalam, juga kejiwaannya, baik suka atau terpaksa (yang lebih berkonotasi kemunduran), sejalan

dengan itu terjadi peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Penyandang penyakit kronik lebih

berpotensi mengalami kematian dini (jika tidak dikendalikan secara serius), dan semua ini

seringkali berkait dengan pola makan yang melibatkan mulut (kavitas oral). Seseorang yang

memiliki gangguan fisik atau fungsional atau yang secara medis rentan/lemah mempunyai risiko

yang lebih tinggi terhadap penyakit oral, begitu pula sebaliknya. Peran rongga mulut sangat penting

dalam nutrisi, berbicara, dan estetika penampilan wajah. Kavitas oral mempunyai dua fungsi

esensial dalam fisiologis manusia yaitu memberikan kemampuan berbicara dan memulai proses

penelanan makanan. Masing-masing fungsi tersebut dipengaruhi oleh abnormalitas dalam rongga

mulut (Baum & Ship, 1994; Casamassimo, 2007). Sejumlah perubahan sesuai umur mempengaruhi

struktur orofasial yang secara klinis penting dalam pengobatan dan perawatan kesehatan oral pada

lansia.

1. Tulang rahang & sendi rahang (temporomandibuler) Kepadatan tulang rahang atas dan

bawah menurun sekitar 20% pada usia 45 – 90 tahun, lebih rapuh akibat osteoporosis (Baum &

Ship, 1994; Wibisono, 1999; Drummond et al ., 1994; Holm-Pedersen & Löe, 1996).

2. Gigi & Periodontonum Gigi terdiri dari beberapa komponen mineralisasi (email, dentin,

sementum) dan nonmineralisasi (pulpa), yang disangga oleh ligamen periodontal dan tulang

Page 14: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

13 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

alveolar. Pada lansia jaringan penyangga gigi mengalami kemunduran sehingga gigi goyang dan

mudah tanggal. Secara makroskopik, gigi mengalami perubahan dalam bentuk dan warnanya

3. Otot, Lapisan mukosa rongga mulut , Lidah dan Kelenjar ludah massa otot mengalami

penurunan sampai kurang lebih 33% pada seseorang usia 80 tahun. Penurunan kurang lebih

40% dijumpai pada otot rahang, maseter dan pterigoid medial, sehingga terjadi penurunan

kekuatan dan efisiensi dalam mengunyah makanan, gerakan yang tidak terkontrol dari bibir,

lidah dan rahang. Lapisan mukosa atrofi menjadi lebih tipis, halus, dan lebih kering, hilangnya

elastisitas dan melambatnya proses penyembuhan. Lidah sering atrofi papil lidah dan

terjadinya fisura-fisura, akibatnya terjadi perubahan persepsi terhadap pengecapan. Lidah

biasanya membesar akibat hilangnya sebagian besar gigi.

4. Gangguan kesehatan gilut dapat membatasi interaksi sosial, kepercayaan diri, dan penampilan

diri serta mempunyai efek dramatis terhadap kualitas hidup. Pada populasi termasuk lansia,

gigi tanggal dan karies dental digunakan sebagai ukuran status kesehatan oral.

a. Gigi ompong jumlah lansia Indonesia yang berusia 65 tahun atau lebih dengan gigi

ompong sebanyak 24%. Edentulisme sangat berhubungan dengan status sosial ekonomi. Lansia

tanpa gigi cenderung menghindari makanan berserat dan memilih yang kaya lemak jenuh dan

kolesterol

b. Problem berkaitan dengan pemakaian gigi tiruan Pemakaian dental prostese dapat

memperbaiki defisiensi mengunyah memperbaiki nutrisi, fungsi bicara dan kesehatan

penderita. Stomatitis dapat terjadi akibat gigi tiruan, prevalensi stomatitis dilaporkan sebesar

11 – 67% pada pemakai gigi tiruan komplit. Kejadian stomatitis akibat gigi tiruan berkorelasi

kuat dengan kebersihan gigi atau banyaknya plak gigi.

c. Karies dental koronal dan akar Hampir sepertiga lansia berusia 65 tahun atau lebih

mempunyai karies dental koronal dan akar yang tidak diterapi.

d. Penyakit periodontal Prevalensi penyakit periodontal (gingivitis, periodontitis)

meningkat dengan usia, dari 6% pada usia 25-34 tahun menjadi 41% diantara lansia 65 tahun

atau lebih.

e. Nyeri orafasial7% lansia mengalami nyeri gigi minimal 2 kali selama 6 bulan,l meliputi

neuralgia trigeminal, neuralgia post herpetika, sakit kepala, dan arteritis.

Page 15: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

14 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

f. Xerostomia 30% pada populasi 65 tahun atau lebih. Penyebabnya: penyakit, umur, atau

penggunaan obat-obatan. Obat paling sering antidepresan trisiklik, antipsikotik, antikolinergik,

beta bloker, antihistamin, antispasmodik saluran kemih, diuretik, bronkodilator, agen

gastrointestinal, dan agen anti-Parkinson’s disease, dll (pasien hipertensi, psikiatrik, problem

saluran kemih, dan perokok).

g. Prekanker dan kanker daerah gilut jumlah meningkat secara progresif seiring umur.

Penggunaan tembakau dan konsumsi alkohol adalah faktor risiko terpenting dari kanker oral

dan lesi premalignan termasuk leukoplakia. Asupan buah-buahan, sayur-sayuran merupakan

faktor protektif karena tingginya kandungan karotenoid dan vitamin C.

h. Nutrisi gigi tanggal, prostese yang tidak sesuai, nyeri orofasial akibat infeksi, trauma,

karies, penyakit periodontal, disfungsi kelenjar saliva, mempengaruhi asupan makanan dan

cairan.

Kesehatan Gilut dan Kesehatan Umum

Terdapat hubungan antara kesehatan oral dengan kesehatan umum (menurut Surgeon

General’s Report). Faktor utama yang menentukan kesehatan gilut & kesehatan umum adalah a)

biologi individual dan genetik; b) faktor lingkungan baik aspek fisik dan sosial ekonomi;c)

kebiasaan personal dan gaya hidup; d) mudah tidaknya mendapatkan layanan kesehatan;e)

organisasi perawatan kesehatan.

1. Kondisi gilut mempengaruhi kesehatan sistemik Kavitas oral merupakan jalan masuk

untuk infeksi mikrobial yang dapat mempengaruhi status kesehatan general. Golongan

lansia immunocompromised dan lansia yang berada di panti jompo mempunyai risiko yang

lebih tinggi terhadap morbiditas umum. Yang tersering mempengaruhi kesehatan sistemik

dan status nutrisi adalah karies dental. Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara

penyakit periodontal dengan penyakit sistemik seperti artritis rematik, intoleransi glukosa

(diabetes), penyakit kardiovaskuler, pneumonia dan infeksi pulmoner, stroke iskemik, dan

penyakit arterial perifer.

Page 16: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

15 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

2. Infeksi gilut dan infeksi paru (pneumonia aspirasi) 48% dari seluruh infeksi pada

lansia. Sumber infeksi berasal dari plak gigiyg terakumulasi pada gigi dan gigi tiruan yang

tidak bersih.

3. Penyakit periodontal dan diabetes ada hubungan langsung dua arah.

4. Infeksi gilut dengan penyakit jantung dan stroke bakteri memasuki darah saat

jaringan yang sakit menjadi lebih rapuh selama proses pengunyahan, menggosok gigi, atau

prosedur dental. Bakteriemia ini menyebabkan efek kardiovaskuler sistemik.

5. Penyakit sistemik &atau efek samping pengobatan risiko penyakit gilut seperti: mulut

kering mempengaruhi sensasi rasa dan bau. Banyak pengobatan untuk mengatasi kondisi

sistemik (hipertensi, diabetes melitus, osteoartritis, dll) yang dapat mempengaruhi kavitas

oral dan fungsinya. Polifarmasi memperburuk pengaruhnya terhadap kesehatan dan

perawatan gilut

6. Kesehatan Gilut dan Kualitas Hidup Terdapat bukti bahwa kesehatan oral yang baik

berperan terhadap peningkatan kualitas hidup lansia. Jumlah gigi mempunyai pengaruh

khusus terhadap kualitas hidup. Terdapat hubungan penting antara retensi gigi dengan

kualitas hidup; jumlah gigi natural yang lebih banyak memberikan kualitas hidup yang lebih

baik. Lebih dari 40 % lansia dengan gigi tiruan merasa malu karena lamanya waktu makan,

sehingga cenderung menghindari makan bersama dengan orang lain, dan menyebabkan

isolasi sosial.

7. Beberapa kondisi sistemik dan pengobatan penyakit yang bermanifestasi oral

Pembesaran gingiva dapat disebabkan beberapa penyakit sistemik antara lain multiple

myeloma, sarkoma Kaposi, Wegener’s granulomatosis. Chron’s disease, leukemia, anemaia

aplastik, defisiensi vitamin C, efek samping obat fenitoin, calsium antagonis (nifedipin, dkk).

Ulcus oral dapat disebabkan syndroma Behcet, penyakit Lupus, Wegwnwr’s

granulomatosis, HIV, leukemia, anemia, penyakit Crohn, sifilis, virus herpes, tbc, obat

(allopurinol, alendronat, captopril, carbamazepin, clarithromycin, diclofenac, indometasin,

interferon, ketorolac, losartan, naproxen, phenylbutazone, phenytoin, KCl, vancomycin).

Page 17: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

16 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

Kondisi sistemik Penyebab Manifestasi oral Gangguan koagulasi Terapi antikoagulan

Kemoterapi, Sirosis hati Penyakit renal

Peningkatan risiko perdarahan

Imunosupresi Sirosis alkoholik Kemoterapi, Diabetes Pengobatan (steroid, agen imunosupresif), Terapi transplantasi organ Penyakit renal

Infeksi mikrobial

Sekuele radiasi Radiasi kepala dan leher Disfungsi saliva, Mukositis, Peningkatan risiko karies Disfagia, Disgesia, Kesulitan mengunyah Infeksi mikrobial, Retensi gigi tiruan

Kategori obat Obat Problem oral Analgesik Aspirin

NSAID Barbiturat, kodein

Perdarahan, eritema multiformis Perdarahan Eritema multiformis

Antibiotik Semua Eritromisin Penisilin

Kandidiasis oral Reaksi hipersensitif, stomatitis vesikuloulseratif

Antikoagulan Semua Perdarahan Antihipertensi Semua CCB, ACE inhibitor,

Diuretik thiazide, Captopril, diazoxide

Disfungsi saliva, Pembesaran ginggiva Stomatitis vesikuloulseratif, pemfigus vulgaris Reaksi likhenoid mukosa, Gangguan citarasa

Antiparkinson Semua Disfungsi saliva Ansiolitik Benzodiazepine Disfungsi saliva Vasodilator Nitrogliserin patch Gangguan citarasa Psikoterapetik Semua Glutethimide,

meprobomat, Fenotiazin Disfungsi saliva, Eritema multiformis Pigmentasi oral, diskinesia tardive

Kortikosteroid Semua Kandidiasis oral, infeksi viral oral berulang Oftalmik Pilokarpin Xerostomia

8. Beberapa hal yang terbukti bermanfaat:

1. Sikat gigi tetap harus dilakukan meski sedang sakit berbaring (dibantu keluarga, naikkan kepala, diganjal dengan bantak, dll), pemilihan bulu sikat yang medium (tidak terlalu kasar). Hati-hati pada pasien menjalani kemoterapi (jangan sampai terjadi luka pada jaringan lunak saat menyikat gigi).

2. Penggunaan fluor efektif mencegah/memperlambat perkembangan karies dentis.

3. Berkumur dengan cairan klorheksidin cenderung menurunkan inflamasi ginggiva, deeppocketdan kejadian stomatitis akibat gigi tiruan.

4. Obat kumur yang mengandung alkohol tidak direkomendasikan pada lansia dengan xerostomia (akan semakin memperkering) dan yang punya riwayat kanker oral.

5. Obat kumur antiginggivitis/anti plak oral dapat digunakan sebagai tambahan pada lansia yang mengalami kesulitan dalam melakukan flossing dan gosok gigi

6. Sikat gigi lebih efektif dalam perawatan oral harian. Sikat gigi dengan bulu yang lembut direkomendasikan karena kurang abrasif terhadap jaringan ginggiva dan

Page 18: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

17 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

gigi. Sikat gigi elektrik sama efektifnya dengan sikat manual, dan direkomendasikan jika pasien mempunyai kesulitan dengan koordinasi tangan.

7. Dental floss mungkin sulit dipakai oleh lansia, pembersih interdental elektrik bisa digunakan.

8. Lansia pemakai gigi tiruan, terdapat sikat gigi khusus dan produk pembersih gigi tiruan.

9. Lanjut usia disarankan untuk tidak tidur dengan menggunakan gigi tiruan, dan gigi tiruan harus direndam dalam air atau cairan pembersih semalaman. Jika gigi tiruan tidak sesuai, atau jika terdapat daerah kemerahan di bawah gigi tiruan, pasien harus segera mengunjungi dokter gigi

10. Kesehatan oral pada lansia yang tinggal di panti perawatan biasanya sangat buruk, dan pembersihan plak yang tidak adekuat memegang peranan terhadap luaran kesehatan oral yang buruk pada populasi ini. Membersihkan plak dan mencuci gigi tiruan secara teratur setiap hari, secara dramatis akan memperbaiki status kesehatan oral pada pasien.

11. Promosi kesehatan masyarakat meliputi: penghentian pemakaian tembakau dan promosi program kesehatan oral yang lain; kolaborasi dokter dan praktisi dental; pelatihan untuk pengenalan tanda dan gejala umum kondisi oral yang memerlukan rujukan ke dokter gigi; dan kerjasama pemberi pelayanan kesehatan medik dan oral dengan pembuat kebijakan politik.

Page 19: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

18 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

-Presentasi Oral-

Page 20: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

19 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN CROSSBITEPOSTERIOR UNILATERAL MENGGUNAKAN ALAT ORTODONTIK CEKAT TEKNIK BEGG

(LAPORAN KASUS)

Aditya Gungga K. *; Sri Suparwitri**; Soekarsono H. ** * Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada ** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Latar belakang:Crossbite merupakan kondisi dimana satu gigi atau lebih mengalami malposisi ke arah bukal atau lingual atau labial terhadap gigi antagonisnya. Crossbite dapat terjadi pada gigi anterior maupun posterior. Crossbite posterior dapat terjadi sebagai akibat kurangnya koordinasi dimensi lateral antara lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Crossbite posterior dapat terjadi secara bilateral atau 2 sisi maupun unilateral atau 1 sisi. Crossbite posterior unilateral dapat terjadi karena banyak penyebab diantaranya adanya malposisi gigi ke lingual pada gigi rahang atas, adanya kebiasaan buruk seperti bertopang dagu satu sisi dan adanya pengaruh deviasi mandibula ketika menutup mulut. Tujuan: Tujuan artikel ini adalah menyajikan perawatan ortodontik crossbite posterior unilateral dengan teknik Begg. Kasus dan Penanganannya: Pasien perempuan umur 19 tahun mengeluhkan gigi-gigi depan serta belakang atas dan bawah berjejal dan tidak nyaman untuk mengunyah makanan. Diagnosis kasus adalah maloklusi Angle klas I, hubungan skeletal klas I dengan protrusif bimaksilar, protrusive bidental, crowding gigi anterior atas dan bawah, crowding gigi posterior atas kiri ,edge to edge bite pada beberapa gigi anterior,crossbite antara gigi 22 dan 32, crossbite posterior unilateral pada sisi kanan, pergeseran rahang bawah ke arah kiri, serta pergeseran midline gigi rahang bawah dan rahang atas ke arah kiri. Pasien dirawat menggunakan alat cekat teknik Begg. Koreksi crossbite dilakukan dengan ekspansi 1 sisi pada rahang atas kanan serta dengan menggunakan bantuan cross elastic untuk menarik gigi posterior bawah yang berada di luar lengkung. Kesimpulan: Setelah perawatan selama 11 bulan, crossbite posterior pada sisi kanan terkoreksi.

Kata kunci :Crossbite posterior unilateral, teknik Begg

Page 21: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

20 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN ORTODONTIK PADA CROWDING BERAT DISERTAI PALATAL BITE DENGAN MULTILOOP EDGEWISE ARCHWIRE

(MEAW) (LAPORAN KASUS)

Nolista Indah Rasyid*, Prihandini Iman** Heryumani** *Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis,

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta **Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK Latar belakang : Mekanisme perawatan dengan MEAW efisien dalam melakukan koreksi maloklusi berat dengan defleksi tekanan yang sangat rendah. Tujuan : evaluasi perawatan crowding berat disertai palatal bite menggunakan multiloop edgewise archwire. Kasus : Laki laki 15 tahun dengan maloklusi Angle kelas I tipe 1,4, skeletal kelas I dengan bimaksilari retrusif disertai bidental protrusif. Crowding berat pada regio anterior dan posterior serta palatal bite pada gigi 12, 11, 21, 22 terhadap 42, 41, 31, 32, scissor bite pada gigi 15 terhadap 45, overjet 6,21 mm dan overbite 6,04 mm. Bentuk lengkung gigi pada rahang atas parabola asimetri sedang pada rahang bawah omega asimetri. Lengkung gigi regio posterior mengalami kontraksi lateral dan lengkung gigi kearah anterior mengalami protraksi. Perawatan : menggunakan alat cekat teknik Edgewise dengan multiloop pada regio anterior dan posterior disertai pencabutan empat gigi premolar pertama. Kesimpulan : Hasil perawatan setelah 6 bulan menunjukkan crowding, palatal bite, dan scissor bite terkoreksi. Overjet menjadi 4,20 mm dan overbite 3,90 mm. Bentuk lengkung pada rahang atas dan rahang bawah menjadi parabola simetris. Jarak intermolar rahang atas bertambah sebesar 2,11 mm dan rahang bawah bertambah sebesar 1,22 mm. Kata kunci : Crowding, MEAW

Page 22: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

21 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENGGUNAAN MYOFUNGSIONAL BIONATOR PADA KASUS MALOKLUSI ANGLE KLAS II DIVISI 1 YANG DISERTAI

DISKREPANSI RAHANG (LAPORAN KASUS)

Ragil Irawan*; Sri Suparwitri**; Soekarsono Hardjono**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Latar belakang: Maloklusi Angle klas II divisi 1 mempunyai ciri tonjol mesio bukal molar pertama atas beroklusi dengan interdental premolar kedua dan molar pertama bawah, jarak gigi yang besar, lengkung gigi sempit dan profil cembung. Bionator pertama kali diperkenalkan oleh Balter dan merupakan alat ortodontik myofungsional yang digunakan untuk merawat diskrepansi rahang. Tujuan: menyajikan kemajuan kasus maloklusi Angle Klas II divisi 1 disertai diskrepansi rahang menggunakan alat myofungsional bionator. Kasus dan penanganannya: Perempuan berusia 13 tahun mengeluhkan gigi depan atas maju. Diagnosis pasien maloklusi Angle klas II divisi 1, hubungan skeletal klas II dengan protrusive maksila dan retrusif mandibula, protrusive incisivus atas disertai palatal bite, cross bite posterior, jarak gigit 11 mm, tumpang gigit 5,25 mm, SNA 84°, SNB 76°. Pasien dirawat menggunakan alat myofungsional bionator. Satu tahun setelah perawatan, jarak gigit berkurang menjadi 6,25 mm dan SNB 78°. Kesimpulan: Alat myofungsional bionator efektif untuk merawat maloklusi Angle Klas II divisi 1 yang disertai diskrepansi rahang. Kata kunci: maloklusi Angle Klas II divisi 1, Bionator

Page 23: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

22 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWTAN MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 DENTOSKELETAL DISERTAI RETRUSI MANDIBULA DENGAN ALAT FUNGSIONAL

BIONATOR (LAPORAN KASUS)

Afini Putri Luthfianty*, Sri Suparwitri**, Soekarsono**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

**Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK Latar belakang: Maloklusi klas II divisi 1 dentoskeletal disertai dengan retrusi mandibula dan lengkung rahang yang sempit dapat terjadi akibat dari faktor keturunan dan diperparah oleh kebiasaan buruk. Kondisi maloklusi tersebut ditandai dengan adanya palatal bite dan overjet yang besar. Perawatan maloklusi klas II divisi 1 pada masa pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ortodontik fungsional, salah satunya adalah Bionator. Pemilihan bionator bertujuan untuk menuntun rahang bawah untuk bergerak ke posisi yang diinginkan dan memperlebar lengkung rahang. Tujuan: Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah menyajikan hasil kemajuan perawatan maloklusi klas II divisi 1 dengan menggunakan alat ortodontik fungsional Bionator. Kasus dan penanganannya: Pasien perempuan berumur 12 tahun mengeluhkan gigi depan atas maju sehingga mengganggu penampilan. Diagnosa kasus adalah maloklusi klas II divisi 1 dentoskeletal disertai dengan retrusi mandibula, bidental protrusif, palatal bite, kontraksi lengkung rahang dan malposisi gigi individual. Pasien dirawat dengan menggunakan alat ortodontik fungsional Bionator. Kesimpulan: perawatan setelah tiga bulan, secara klinis terlihat profil pasien terkoreksi, overjet berkurang, palatal bite hilang, dan openbite posterior. Kata kunci: Maloklusi klas II divisi 1 dentoskeletal, Bionator

Page 24: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

23 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

GIGITAN TERBUKA ANTEROPOSTERIOR TIPE SKELETAL (LAPORAN KASUS)

Vega Mandala*, Wayan Ardhana**, Christnawati**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

**Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Gigitan terbuka merupakan maloklusi pada bidang vertikal yang bercirikan tidak terdapatnya tutup menutup gigi rahang atas dan bawah. Maloklusi ini dapat terjadi pada regio anterior maupun posterior dan dapat melibatkan dental maupun skeletal. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menginformasikan manajemen pasien dengan gigitan terbuka tipe skeletal. Pasien pria berumur 19 tahun datang ke Klinik Ortodontik FKG UGM dengan keluhan utama gigi depan yang tidak rata dan tidak dapat digunakan untuk menggigit. Pemeriksaan klinis menunjukkan pasien memiliki kebiasaan menelan dengan menjulurkan lidah. Pemeriksaan model studi menunjukkan maloklusi Angle kelas I dengan gigitan terbuka anterior dari regio premolar kedua kanan ke kiri sebesar 10,7 mm disertai malposisi gigi individual dan pergeseran garis tengah rahang bawah ke kiri. Pemeriksaan sefalometri menunjukkan relasi skeletal kelas II dengan retrusif bimaksila, rotasi mandibula searah jarum jam dan gigitan terbuka skeletal. Pasien menolak tindakan bedah ortognatik sehingga dilakukan perawatan ortodontik kamuflase. Perawatan diawali dengan latihan miofungsional untuk melatih cara penelanan yang benar dilanjutkan dengan perawatan ortodontik teknik straightwire dengan pencabutan empat gigi molar pertama. Penutupan gigitan terbuka menggunakan elastic box anterior. Hasil evaluasi menunjukkan pengurangan besar gigitan terbuka dari 10,7 mm menjadi 1,25 mm. Kata kunci: gigitan terbuka skeletal, pencabutan empat gigi molar pertama, straightwire

Page 25: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

24 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN MALOKLUSI PADA PASIEN LABIOPALATOSCHISIS DENGAN ALAT ORTODONTIK LEPASAN

(LAPORAN KASUS)

Emi Murniyanti*, Soekarsono**, Sri Suparwitri** *Program Studi Ortodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Gadjah Mada **Bagian Orthoonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Labiopalatoschisis merupakan kelainan kongenital pada wajah dimana palatum tidak berkembang secara normal selama masa kehamilan, mengakibatkan terbukanya (cleft) palatum yang tidak menyatu sampai ke daerah cavitas nasalis, sehingga terdapat hubungan antara rongga hidung dan mulut. Pasca perawatan bedah untuk koreksi kelainan bibir dan palatum, pasien memerlukan perawatan ortodontik. Tujuan Perawatan: mengoreksi maloklusi. Kasus: pasien perempuan umur 9 tahun mengalami maloklusi Angle klas III dengan hubungan skeletal klas III disertai crowding gigi anterior rahang bawah. Perawatan: menggunakan alat ortodontik lepasan : plat aktif dilengkapi skrup ekspansi rahang atas, dan plat aktif dengan finger spring pada rahang bawah. Kesimpulan: Perawatan maloklusi pada pasien palatoschisis masih berjalan dan pemakaian alat ortodontik lepasan menunjukkan adanya perbaikan, berkurangnya crowding gigi anterior rahang bawah dan bertambahnya jarak anteroposterior rahang atas/ tinggi lengkung 2,1 mm. Kata kunci:palatoschisis, maloklusi, alat ortodontik lepasan

Page 26: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

25 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN

STATUS KESEHATAN PERIODONTAL PRA LANSIA

Culia Rahayu1, Sri Widiati2, Niken Widyanti2

1 Politeknik Kesehatan Tasikmalaya 2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Proses penuaan merupakan salah satu faktor sistemik yang mempengaruhi respon tubuh terhadap terjadinya penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan status kesehatan periodontal pra lansia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 225 orang pra lansia dari 9 Posbindu di Kecamatan Indihiang Tasikmalaya, yang diambil dengan cara purposive sampling. Variabel pengaruh adalah : pengetahuan, sikap, dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Variabel pengetahuan diukur menggunakan kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban benar atau salah. Variabel sikap dan perilaku diukur menggunakan kuesioner dibuat menurut skala Likert. Kuesioner telah diuji validitas (koefisien korelasi ≥ 0,30) dan uji reliabilitas (alpha cronbach> 0,60). Variabel terpengaruh adalah status kesehatan periodontal yang diukur menggunakan indeks CPITN. Analisa data menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut mempunyai pengaruh signifikan terhadap status kesehatan periodontal (F = 30,681 dan p = 0,001), dan memberikan kontribusi pengaruh sebesar 29,4% (R² = 0,294) terhadap status kesehatan periodontal. Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal yaitu sebesar 6,9%. Kesimpulan : Semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, semakin baik status kesehatan periodontal pra lansia; Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal pra lansia.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, status kesehatan periodontal, pra lansia

Page 27: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

26 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

FACTORS AFFECTING ORAL AND DENTAL HYGIENE MAINTAINING BEHAVIOUR OF THE PREGNANT WOMEN IN

PUBLIC HEALTH CENTRE KUPANG REGENCY (A study in Baumata Public Health Center Kupang Regency)

Applonia1 , Bambang Priyono2 , Niken Widyanti2

1. Health Polytechnics, Kupang 2. Faculty of Dentistry, Gadjah Mada University

ABSTRACT During pregnancy, woman’s oral cavity becomes inflamed easily due to hormonal changes so that gingiva become sensitive if the oral hygiene is not well maintained. The purpose of this study was to examine the factors which influence the behavior of the teeth and mouth maintenance and cleanliness of a pregnant woman at Public Health Centre of Kupang Regency. An observational analytical research with cross sectional design was conducted on 97 pregnant women as the subject research. The research instrument included questioner made with Likert scale in order to measure variables of Attitude and oral and dental hygiene maintaining behavior of the pregnant women. Questionnaire with two options (true and false) was used to measure the variables of knowledge. Meanwhile, multiple choice questionnaire was used to measure the variable of betel chewing habit. The validity and reliability of the questionnaire was tested. The data were analyzed using the multiple regression analysis at the significant rate of (p <0.05). The result of multiple regression analysis indicated knowledge, attitude and betel chewing habit correlated significantly to oral and dental hygiene maintaining behavior (F = 22.052, p = 0.000.). While betel chewing habit correlated negatively to oral and dental hygiene maintaining behavior. Those three variables collectively contributed 41. 6%. Knowledge gave the highest contribution to the oral and dental hygiene maintaining behavior. The better knowledge and attitude of oral and dental hygiene maintenance and the less frequent betel chewing habit were, the better the oral and dental hygiene maintaining behavior will be.

Key words: behavior, betel chewing habit, pregnant women

Page 28: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

27 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Miller) PADA SOKET GIGI TERHADAP KEPADATAN SERABUT KOLAGEN PASCA EKSTRAKSI GIGI MARMUT (Cavia porcellus)

Fatma Yuza*, Ivan Arie Wahyudi**, Sri Larnani** *Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

**Bagian Biomedika Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Tindakan ekstraksi gigi menyebabkan terjadinya luka pada jaringan. Cedera pada ekstraksi gigi melibatkan proses penyembuhan luka pada jaringan. Salah satu tahap penting dari proses penyembuhan luka pasca esktraksi gigi adalah terbentuknya serabut kolagen. Lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) mengandung saponin, vitamin C dan acemannan yang diduga membantu proses pembentukan serabut kolagen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya terhadap kepadatan serabut kolagen pada proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi marmut (Cavia porcellus). Dua puluh tujuh ekor marmut dibagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok ekstrak lidah buaya 45% dan ekstrak lidah buaya 90%. Ekstrak lidah buaya sebanyak 0,05ml diteteskan kedalam soket gigi marmut pasca ekstraksi gigi pada kelompok perlakuan. Soket gigi marmut kelompok kontrol tidak diberi aplikasi zat aktif apapun. Tiga ekor subjek dari masing-masing kelompok dikorbankan pada hari ke-3, 7, dan 14 setelah ekstraksi gigi. Preparat histologis kepadatan kolagen soket gigi marmut diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Analisis data dilakukan dengan meggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney untuk membandingkan kepadatan kolagen antar kelompok pasca ekstraksi gigi marmut. Hasil uji statistik antar kelompok menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya 90% berpengaruh pada pembentukan serabut kolagen jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05) pada hari ke-7 pasca ekstraksi gigi marmut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak lidah buaya 90% dapat membantu meningkatkan kepadatan serabut kolagen soket gigi hari ke-7 pasca ekstraksi gigi marmut (Cavia porcellus). Kata kunci: ekstrak lidah buaya, kepadatan serabut kolagen, penyembuhan luka, marmut.

Page 29: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

28 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

LAMA PERENDAMAN DAN JENIS MINUMAN BERALKOHOL BIR DAN TUAK TERHADAP KEKERASAN EMAIL GIGI MANUSIA (in

vitro)

Malida Magista*, Archadian Nuryanti**, Ivan Arie Wahyudi** *Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Univeristas Gadjah Mada

**Bagian Biomedika Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Erosi gigi merupakan hilangnya lapisan email gigi karena asam. Jenis asam, pH rendah, serta kandungan kalsium, fosfat, dan fluoride pada bir dan tuak diduga merupakan faktor kimiawi penyebab erosi gigi. Tujuan peneltian ini untuk mengetahuipengaruh lama perendaman dan jenis minuman beralkohol bir dan tuak terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro). Bir dan tuak diukur kandungan pH, kalsium, dan fosfor. Uji kekerasan email gigi dilakukan menggunakan Micro Vickers Hardness Tester. Pengujian kekerasan awal email gigi dilakukan sebelum perendaman gigi. Perendaman gigi premolar pertama atas pada bir dan tuak dilakukan selama 10 detik, 50 detik, dan 250 detik perhari dengan penyimpanan subjek penelitian pada saliva buatan. Uji kekerasan akhir email gigi dilakukan setelah perlakuan selama 30 hari. Nilai perubahan kekerasan email gigi merupakan selisih nilai kekerasan akhir dan nilai kekerasan awal email gigi. Data dianalisis menggunakan uji ANAVA dua jalur dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil analisis ANAVA menujukkan jenis minuman tidak berpengaruh bermakna terhadap kekerasan email gigi (p>0,05), sedangkan lama perendaman berpengaruh bermakna terhadap kekerasan email gigi (p<0,05). Jenis minuman dan lama perendaman berpengaruh bermakna terhadap kekerasan email gigi (p<0,05). Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan rerata yang signifikan (p<0,05) meskipun tidak pada semua kelompok perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh jenis minuman beralkohol bir dan tuak dan lama perendaman terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro). Kata kunci : bir, tuak, erosi gigi, kekerasan email, Vickers Hardness Tester

Page 30: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

29 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENURUNAN INFILTRASI SEL NEUTROFIL PADA TIKUS YANG DIINDUKSI PERIODONTITISSETELAH PEMBERIAN

EKSTRAKETANOLIKKULIT MANGGIS

Rendra Chriestedy Prasetya1, Nunuk Purwanti2, Tetiana Haniastuti2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember1

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada2

ABSTRAK Periodontitis adalah inflamasi kronis yang disebabkan oleh bakteri periodontopatogen. Pada periodontitis terjadi peningkatan infiltrasi neutrofil yang berfungsi untuk memfagositosis bakteri yang menginfiltrasi jaringan gingiva. Kulit manggis mempunyai bahan aktif yaitu xantone yang mempunyai efek antiinflamasi dengan jalan menghambat sintesis PGE2 yang akan menurunkan infiltrasi sel inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui infiltrasi sel neutrofil pada periodontitis setelah pemberian ekstrak etanolik kulit manggis. Tikus wistar jantan sebanyak empat puluh delapan ekor diinduksi periodontitis dengan ligasi pada daerah subgingiva gigi anterior rahang bawah selama 7 hari. Setelah hari ke-7, ligasi dilepas selanjutnya tikus dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu ekstrak kulit manggis 30 mg/kg BB dan 60 mg/kg BB, ibuprofen dan saline. Tikus dikorbankan pada hari ke-1, 3, 5 dan 7 setelah perlakuan. Jaringan pada bagian anterior rahang bawah ditanam dalam paraffin dan dilakukan pemotongan serial kemudian diwarnai dengan hematoxylin eosin. Jumlah neutrofil dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. Data jumlah neutrofil dianalisa dengan Two Way Anova. Hasil Two Way Anova menunjukkan perbedaan yang bermakna rerata sel neutrofil antar kelompok perlakuan (p<0,05) mengindikasikan pemberian ekstrak etanolik kulit manggis berpengaruh terhadap jumlah sel neutrofil. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanolik kulit manggis mampu menurunkan infiltrasi sel neutrofil pada tikus yang diinduksi periodontitis. Kata kunci : Periodontitis, ekstrak etanolik kulit manggis, neutrofil

Page 31: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

30 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PREDIKSI RISIKO TERJADINYA KARIES BARU BERDASARKAN KONSUMSI PEMPEK PADA ANAK USIA 11-12 TAHUN DI

PALEMBANG

(Tinjauan dengan Cariogram)

Marlindayanti1, Sri Widiati2, Al Supartinah2

1Politekhnik Kesehatan Palembang 2Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRAK Penyakit rongga mulut yang sering diderita anak adalah karies gigi. Hasil penelitian terdahulu prevalensi karies gigi anak di Palembang sebesar 92,43%. Pempek makanan khas jenis karbohidrat lengket yang dimakan bersama kuahnya (cuko), kebiasaan anak di Palembang mengkonsumsi pempek lebih dari 2 kali sehari. Frekuensi konsumsi karbohidrat yang sering berakibat karies gigi. Risiko karies gigi perlu diketahui untuk melihat sejauh mana karies baru dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan mengetahui prediksi risiko terjadinya karies baru berdasarkan frekuensi konsumsi pempek di Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik cluster, subjek penelitian sebanyak 305 anak dari 52 SD di Palembang. Pengukuran prediksi risiko karies menggunakan cariogram dengan cara mengumpulkan data survei diet frekuensi konsumsi secara keseluruhan dan frekuensi konsumsi pempek, DMF-T, kapasitas buffer, sekresi saliva, plak skor, program fluor dan penyakit umum. Hasil penelitian menunjukkan Prediksi risiko karies anak usia 11-12 tahun di Palembang 65,72% (kategori tinggi) kontribusi pempek 45,83% dari total konsumsi makan keseluruhan. Peluang menghindari karies sebesar 34,28%. Urutan penyebab risiko karies adalah kerentanan (31,0%), pola makan (17,36%), bakteri (8,91%) dan keadaan lain yang berpengaruh (5,35%). Kesimpulan penelitian, Prediksi risiko terjadinya karies baru pada anak usia 11-12 tahun di Palembang termasuk kategori tinggi. Pempek menyumbang 45, 83% dari total konsumsi keseluruhan. Urutan prediksi risiko karies anak usia 11-12 tahun di Palembang, kerentanan, pola makan, bakteri dan faktor lain yang berpengaruh. Kata kunci: Prediksi Risiko Karies, Frekuensi konsumsi Pempek, Usia 11-12 tahun

Page 32: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

31 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

EKSPRESI COX-2 DAN JUMLAH NEUTROFIL FASE INFLAMASI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA SETELAH PEMBERIAN SISTEMIK EKSTRAK ETANOLIKROSELA (Hibiscus sabdariffa)

(Studi in vivo pada tikus Wistar)

Endah Kusumastuti1, Juni Handajani2, Heni Susilowati2

1Fakultas Kedokteran Gigi IIK Bakti Wiyata Kediri 2Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRAK Inflamasi merupakan respon alami tubuh terhadap adanya kerusakan jaringan. Penggunaan tanaman secara empiris sering digunakan untuk pengobatan secara tradisional karena mudah ditemukan di masyarakat dan sedikit efek samping. Kandungan flavonoid rosela (Hibiscus sabdariffa) diduga memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian sistemik ekstrak etanolik rosela terhadap ekspresi COX-2 dan jumlah neutrofil fase inflamasi pada proses penyembuhan luka. Tikus putih galur Wistar sebanyak 36 ekor diberi perlukaan dengan punchbiopsiɵ 3 mm pada mukosa bukal. Subjek dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok 12 ekor tikus. Pembagian kelompok terdiri dari kontrol negatif (saline), kontrol positif (ibuprofen 20 mg/kg BB) dan perlakuan (ekstrak rosela 500 mg/kg BB). Pemberian minum sesuai kelompoknya sehari sekali selama 4 hari. Pada hari ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 tikus dikorbankan lalu jaringan mukosa yang mengalami perlukaan dibuat preparat histologis. Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) dilakukan untuk mengamati jumlah neutrofil. Ekspresi COX-2 diamati pada preparat dengan pewarnaan imunohistokimia menggunakan rabbitpolyclonalantibody COX-2 (Lab Vision, USA). Jumlah neutrofil dan ekspresi COX-2 dihitung dibawah mikroskop cahaya lalu data dianalisi menggunakan ANAVA dan LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi COX-2 dan jumlah neutrofil lebih rendah pada kelompok perlakuan dibanding kontrol. Pengamatan klinis pada hari ke-4 juga tampak luka seluruh subjek telah menutup sempurna setelah pemberian minum rosela. Disimpulkan bahwa ekstrak etanolik rosela mempunyai kemampuan menghambat ekspresi COX-2 dan menurunkan jumlah neutrofil sehingga dapat digunakan sebagai bahan antiinflamasi. Kata kunci : ekstrak etanolik rosela (Hibiscus sabdariffa), ekspresi COX-2, jumlah neutrofil, penyembuhan luka

Page 33: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

32 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

OVERDENTURE DENGAN PEGANGAN TELESCOPIC CROWN

(LAPORAN KASUS)

Pambudi Santoso T* Heriyanti Amalia K. ** M. Th. Esti Tjahjanti** *Residen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada ** Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT Precision attachments are small interlocking devices to connect abutment or abutments with prosthesis which aims to increase retention and/or stabilization. Precision attachments have wide applications, used in fixed removable bridge, removable partial dentures, overdentures, implant retained overdentures, and maxillofacial prosthesis. Attachment retained overdentures helps in distribution of masticatory forces, minimizes trauma to abutments and soft tissues, attenuate ridge resorption, improves the esthetics and retains proprioception. One type of precision attachment retained overdenture is a telescopic crown. Telescopic dental crown consists of two parts. Primary crowns are cemented over prepped teeth for permanent placement. Secondary crowns attached to prothesis. A 45 years old female came to Prosthodontic clinic at “Prof Soedomo” Hospital with mastication and aesthetic problems. She had missing teeth as in 11 12 15 16 17 21 22 24 25 26 and 27, which indicated to be made one of removable partial denture. In the upper jaw, the remaining tooth 13 and 14, were fabricated as telescopic crowns combined with metal framework denture. Fabrication of telescopic crown began by making of study model with preliminary bite record. As in preliminary treatment, root canal treatment was done on 13, proceeded with the cementation of fiber post and rewalling of missing buccal wall. Full crown preparation was done on 13 and 14, and impression was made with double impression technique. Laboratorium procedures for making the primary crowns, secondary crowns and metalwork denture base were finished and the primary crowns were cemented on the abutment teeth. Secondary crowns soldered with metalwork denture base were tried in the patient, bite registration was done, proceeded with impression taking which bite registration embedded inside of the impression. Artificial teeth were arranged and tried to the patient, continued with processing and insertion of the denture. Metal framework removable partial denture with telescopic crown is chosen for this case to improve retention and to preserve the healthy remaining tooth. Keywords: overdenture, precision atttachment, telescopic crown

Page 34: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

33 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PEMBUATAN ADHESIVE BRIDGE DENGAN FIBER REINFORCED COMPOSITE UNTUK PERAWATAN KEHILANGAN DAN

KEGOYAHAN GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH

(LAPORAN KASUS)

DemmyWijaya*, MurtiIndrastuti**, ErwanSugiatno** *Program Studi Prostodonsia PPDGS FKG UGM

**Bagian Prostodonsia FKG UGM ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu perawatan kehilangan gigi anterior untuk tujuan estetis adalah dengan adhesive bridge. Fiber Reinforced Composite (FRC) adalah bahan struktural yang terdiri dari 2 konstituen yang berbeda. Komponen penguat (fiber) memberikan kekuatan dan kekakuan, sedangkan matriks (resin komposit) mendukung penguatan. Bahan FRC dapat digunakan untuk pembuatan adhesive bridge dan juga dapat digunakan sebagai stabilisasi gigi yang mengalami kegoyahan. Adanya gigi pendukung yang sehat juga sangat membantu keberhasilan perawatan ini. Tujuan: laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penatalaksanaan perawatan kehilangan dan kegoyahan gigi anterior rahang bawah menggunakan FRC. Kasus: pasien laki-laki berusia 33 tahun datang ke klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo ingin dibuatkan gigi tiruan. Pasien kehilangan gigi 31; gigi 32, 41 mengalami kegoyahan derajat 2 disertai resesi gingiva. Kondisi tersebut akibat pasca pembuatan gigi tiruan di tukang gigi. Pasien tidak ingin giginya yang goyah dilakukan pencabutan. Tatalaksana kasus: pembuatan mock-up pontik gigi 31 pada model diagnostik, pembuatan index dengan mencetak bagian lingual dan 1

3 incisalmenggunakan putty, preparasi gigi

penyangga (gigi 32, 33, 41, 42, 43), pemasanganfiber dengan bantuan index putty, pembentukan bagian labial pontikdengan komposit, finishing dan polishing. Kesimpulan: Fiber Reinforced Composite dapat dipakai untuk pengelolaan pasien yang mengalami kehilangan dan kegoyahan gigi anterior rahangbawah. Kata Kunci: Fiber Reinforced Composite, adhesive bridge, stabilisasi

Page 35: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

34 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

REHABILITASI PROSTETIK PROTESA JARI DENGAN BAHAN SILIKON RTV UNTUK MENGEMBALIKAN

BENTUK DAN ESTETIK (LAPORAN KASUS)

A. A. Ayu Agung Subiantari D*, Endang Wahyuningtyas**, Haryo Mustiko D** *Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta **Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRAK Latar belakang : Tangan memiliki fungsi utama untuk menggenggam dan meraba. Organ ini dipergunakan untuk sarana komunikasi penting yang menunjukkan bahasa tubuh dan kontak sosial. Amputasi pada jari atau sebagian jari tangan merupakan kasus yang paling sering dijumpai sebagai bentuk hilangnya sebagian tangan di mana dapat menimbulkan dampak buruk secara fisik, psikologis, maupun kerugian secara ekonomi bagi individu. Rehabilitasi prostetik pada amputasi jari menjadi pertimbangan ketika rekonstruksi mikro vaskular merupakan kontraindikasi atau perawatan mengalami kegagalan. Tujuan : Rehabilitasi prostetik pasca amputasi sebagian jari telunjuk kanan dengan protesa jari menggunakan bahan silikon RTV untuk mengembalikan bentuk dan estetik. Kasus : Pasien laki- laki, 24 tahun datang dengan keluhan kehilangan sebagian jari telunjuk kanan. Riwayat trauma disebabkan oleh tangan kanannya tergilas mesin bubut 6 tahun yang lalu. Tatalaksana kasus : Anamnesa, pemeriksaan klinis, dan rehabilitasi prostetik protesa jari dengan bahan silikon RTV. Kesimpulan : Protesa jari dengan estetik yang baik dapat memberi dukungan psikologis terhadap pasien.

Kata Kunci : rehabilitasi , protesa jari, silikon RTV, estetik

Page 36: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

35 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENATALAKSANAAN FRAKTUR KOMPLEKS ZYGOMATIKOMAKSILARIS SINISTRA DENGAN PLAT

OSTEOSINTESIS (LAPORAN KASUS)

Pedro Bernado*, Prihartiningsih**

*Program Studi Bedah Mulut Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM **Bagian Bedah Mulut FKG UGM

ABSTRAK Pendahuluan: Wajah terletak pada posisi tubuh manusia yang menonjol sehingga sering rentan mengalami injuri. Bagian prominen di regio zygomatik merupakan daerah yang menahan benturan yang terberat pada injuri wajah. Tulisan ini melaporkan pentatalaksanaan fraktur kompleks zygomatikomaksilaris sinistra dengan plat osteosintesis. Laporan Kasus: Seorang laki-laki 22 tahun dirujuk ke Bagian Bedah Mulut RSUP Dr Sardjito dengan riwayat kecelakaan lalulintas tiga minggu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh daerah pipi kiri terasa tebal dan dirasa lebih datar dari pipi kanan Pemeriksaan klinis terdapat parestesi nervus infraorbita sinistra, displace tulang daerah infraorbital rim sinistra, diskontinuitas regio sinus maksilaris sinistra. Rontgen CT axial dan koronal serta CT Scan 3D tampak fraktur melibatkan infraorbital rim sinistra, fraktur sinus maksila sinistra, fraktur pada sutura zygomaticofrontalis dan pada sutura zygomatikotemporalis. Open reduction internal fixation (ORIF) frakturkompleks zygomatikomaksilaris dengan plat osteosintesisdidukung dengan pemasangan arch bar sebagai alat bantu imobilisasi rahang dilakukan dengan anestesi umum. Pasca operasi gejala parestesi berangsur-angsur berkurang, defekinfraorbital rim terkoreksi dan pipi kiri tampak prominen. Prognosis kasus ini dubia ad bonam. Simpulan : ORIF dengan plat osteosintesis yang dikombinasi dengan pemasangan arch bar dapat mendukung penatalaksanaan pada fraktur komplek zygomatikomaksilaris. Kata Kunci: plat osteosintesis, parestesi arch bar, fraktur kompleks zygomatikomaksilaris, ORIF

Page 37: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

36 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

TWO STEPS DENTAL IMPLANT PADA EDENTULOUS

MOLAR SATU KANAN MANDIBULA PASKA PENCABUTAN

(LAPORAN KASUS)

Rudy Wijayanto*, Dahlia Herawati** *Resident of Prostodontia, Faculty of Dentistry UGM

**Department of Prostodontia, Faculty of Dentistry UGM ABSTRACT Missing teeth in the oral cavity can cause adverse effects such as neighboring teeth to change position, elongated antagonist tooth, periodontal tissue damage, TMJ disorders, decreased aesthetic , masticatory function and speech disorders, attrition and declining oral hygiene. Dental implant in a missing tooth can prevent and improve these effect. In this case, 53 years old with missing the mandibular right first molar because of the extraction. To treat this case with two steps dental implant placement. The first step was a flap surgery and placement implant body (fixture) with 12mm lenght and a diameter of 4mm. The second step was flap surgery for instalation abutment and impresions with double impression metrial. Artificial crown implant using Porcelain Fused to Metal and bonded with resin cement. The success of dental implant placement indicated by the absence of inflammation in periodontal tissues around dental implants and no movement of the implant and the crown. Keywords :edentulouse, dental implant, two steps

Page 38: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

37 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN CROWN LENGHTENING MOLAR DUA KIRI MANDIBULA PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR DISERTAI

FRAKTUR MAHKOTA DISTOBUKAL SETINGGI DENGAN PUNCAK GINGIVA DILANJUTKAN PEMBUATAN MAHKOTA METAL

DENGAN PENGUAT PASAK UNIMETRIC (LAPORAN KASUS)

Andi Dahniar* Pribadi Santosa** *Program Studi Konservasi Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM

**Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG UGM ABSTRAK Crown lengthening merupakan salah satu prosedur periodontal yang mempunyai ruang lingkup yang terletak diantara kedokteran gigi restoratif dan kosmetik. Tujuan laporan kasus ini untuk menginformasikan hasil perawatan crown lengthening sebagai retensi pembuatan restorasi mahkota metal dengan penguat pasak unimtric. Pasien wanita berumur 45 tahun datang ke klinik konservasi adalah untuk menambalkan gigi molar kiri mandibula yang sudah dirawat saluran akar sekitar 2 tahun yang lalu. Gigi tidak ada mobilitas dan terdapat kavitas di oklusal mencapai distobukal berbatasan dengan gingiva. Diagnosis gigi 37 adalah non vital paska perawatan saluran akar disertai fraktur mahkota distobukal setinggi puncak gingiva. Gigi 37 dilakukan crown lenghtening yaitu melakukan gingivektomi pada dinding distal dan bukal. Prosedur berikutnya adalah preparasi dan pemasangan pasak unimetric pada saluran akar mesial dan distal gigi 37. Panjang kerja saluran akar distal gigi 37 adalah 18,5 mm dan mesial adalah 17,5 mm. Panjang mahkota gigi 37 adalah 3 mm. Pasak unimetric diulasi semen resin (Rely X, 3M ESPE)dipasang pada drive dan dimasukkan secara perlahan dalam saluran akar. Pembuatan core dengan resin komposit khusus dan dilakukan preparasi inti untuk pembuatan mahkota metal. Dilakukan pencetakan rahang atas dengan irreversibel hydrocollid dan bahan cetak double impression pada rahang bawah. Mahkota metal disementasi menggunakan semen resin dan dilakukan penyinaran selama 40 detik Evaluasi hasil perawatan yang dilakukan 1 bulan setelah restorasi, tidak ada keluhan rasa sakit dan pasien merasa puas karena gigi tersebut tidak kemasukan makanan lagi dan nyaman digunakan untuk mengunyah.

Kata kunci : crown lenghtening, fraktur mahkota, pasak unimetric, mahkota metal

Page 39: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

38 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

ROOT CANAL RETREATMENT OF MAXILLARY LEFT CENTRAL INCISOR USING CHLORHEXIDINE

(CASE REPORT)

Andina Novita Sari* dan Tri Endro Untara** *Resident of Conservative Dentistry, Faculty of Dentistry, UGM

**Department of Conservative Dentistry, Faculty of Dentistry, UGM ABSTRACT Background: Many factors induce failure of endodontic therapy, these include incomplete cleaning and shaping root canal and inadequate obturation, and resulting in lack of ability to remove the microorganisms, which are present and then creates the pathologic state. Infected endodontically root canals generally contain a polymicrobial, predominantly Enterococcus faecalis. Chlorhexidine has been used in endodontics and proposed as both an irrigant and intracanal medication. It is active against a wide range microorganisms, including Enterococcus faecalis. Therefore, a mixture of calcium hydroxide an chlorhexidine has been introduced as an alternative against E. faecalis. Objective:The objective of this case report is to present the success of a root canal retreatment of maxillary left central incisor with acute apical periodontitis using a combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as intra-canal medication. Case Management: A 24- year-old female patient was referred for endodontic treatment of her maxillary left central incisor with acute apical periodontitis. Patient felt pain of her tooth since 4 years ago, and tooth was tenderness to percussion, but palpation and mobility were normal. She gave history of trauma to the maxillary left central incisor 6 years back and undergone endodontic therapy. Radiographic examination revealed a lack of hermetic obturation with periapical radiolucency with diffuse border, enlargement of periodontal ligament and un-continuous of lamina dura. Root canal retreatment using combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as an intra-canal medication, followed by restoration using fiber post and resin composite restoration repair were conducted. Calcium hydroxide was used due to its advantages such as: biocompatible, antimicrobial agent because of its high pH, and hard tissue stimulation. Chlorhexidine has a bactericidal effect and fungicidal since chlorhexidine adsorbs onto microbial cell surface, causing a reduction of the surface charge. Conclusion: root canal retreatment can succeed through complete re-cleaning and re-shaping of the canal using a combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as an intra-canal medication. Keywords: root canal retreatment, calcium hydroxide, chlorhexidine

Page 40: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

39 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

RESTORASI MENGGUNAKAN FIBER REINFORCED COMPOSITEPADA GIGI PREMOLAR PERTAMA KANAN

MANDIBULA PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR (LAPORAN KASUS)

*Intan Dhamayanti, **Tunjung Nugraheni

* Program Studi Konservasi Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM **Bagian Konservasi Gigi FKG UGM

ABSTRAK Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar membutuhkan restorasi yang tepat untuk mencegah terjadinya fraktur. Restorasi menggunakan fiber reinforced composite( FRC) memiliki resistensi yang tinggi terhadap fraktur dan estetiknya memuaskan. Laporan kasus ini bertujuan melaporkan restorasi menggunakan FRC pada gigi premolar pertama kanan mandibula pasca perawatan saluran akar. Pada kasus ini, pasien wanita 35 tahun, gigi premolar pertama kanan mandibula mengalami nekrosis pulpa. Untuk mengatasi kasus ini dilakukan perawatan saluran akar dengan metode crowndown dan obturasi dengan single cone. Restorasi menggunakan FRC dibuat sebagai restorasi akhir. Kesimpulan restorasi menggunakan FRC dapat menjadi pilihan restorasi pada gigi premolar pertama kanan mandibula pasca perawatan saluran akar. Kata kunci :Fiber Reinforced Composite (FRC), restorasi

Page 41: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

40 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

APEXIFICATION BY USING MINERAL TRIOXIDE AGREGATE IN AN CENTRAL MAXILLARY LEFT INCISOR

(CASE REPORT)

Lisna Mirna Kuntari* Wignyo Hadriyanto** *Resident of Conservative Dentistry, Faculty of Dentistry, UGM

**Department of Conservative Dentistry, Faculty of Dentistry, UGM ABSTRACT Background : Dental trauma in young permanent tooth is able to cause the loss of pulp vitality, halting radicular growth and open apeks. Mineral Trioxide Agregate (MTA) is one of the apexification material which is used to induce the formation of calsification barier in the open apex. Purpose: The aim of this case report was to report the succesful treatment of apex closure by using MTA in central maxillary left incisor with an open apex as a consequence of dental trauma. Case: twenty years old male patient came with his complaint of a bump on the upper incisor gum area. He fell off in a bike accident 10 years ago and got his tooth broken. The broken tooth was restored with composite restoration. Clinical examination: There was a class IV composite restoration in central maxillary left incisor with gumboil. Radiografic examination revealed tooth with an open apical foramen and periapical radiolucency. Diagnose: The diagnosis taken was non vital tooth with an open apex and a periapicl lesion. Case report: Apexification by using MTA. Conclusion: MTA has become material of choice for apexification that offers short duration of treatment as the advantage. Keyword : Mineral Trioxide Agregat, Apexification, open apex

Page 42: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

41 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

INTRACORONAL BLEACHING DENGAN OPALESCENCE ENDO (ULTRADENT) PADA GIGI INSISIVUS SENTRALIS KIRI ATAS NON

VITAL (LAPORAN KASUS)

*Maria Santiniaratri, ** Wignyo Hadriyanto * Program Studi Konservasi Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM

**Bagian Konservasi Gigi FKG UGM ABSTRAK Diskolorasi pada gigi anterior merupakan masalah estetik yang dapat menurunkan kepercayaan diri pasien bahkan dapat menimbulkan dampak psikologis yang sangat besar bagi penderitanya. Pada kasus ini dilakukan intracoronal bleaching pada gigi insisivus sentralis kiri atas non vital dengan menggunakan Opalescence Endo (Ultradent). Sebelumnya dilakukan perawatan saluran akar ulang pada gigi insisivus sentralis kiri atas tersebut menggunakan teknik preparasi step back dengan initial apical file #30 dan master apical file #45. Pengisian saluran akar dilakukan menggunakan teknik kondensasi lateral. Intracoronal bleaching dilakukan 1 minggu setelah pengisian saluran akar menggunakan Opalescence Endo (Ultradent) dalam kamar pulpa, kemudian kavitas ditutup dengan kapas, RMGIC(Fuji II LC, GC) dan cavit (Ceiviton) sebagai tumpatan sementara double seal. Kapas ditinggalkan selama 1 minggu dan dilakukan 2 kali kunjungan karena perubahan warna yang terjadi pada kunjungan pertama belum sesuai dengan warna gigi sebelahnya. Seminggu kemudian setelah aplikasi bahan bahan bleaching yang kedua, gigi ditumpat dengan resin komposit. Warna gigi setelah dilakukan intracoronal bleaching sama dengan gigi sebelahnya. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan bahwa perawatan intracoronal bleaching ini dapat dijadikan suatu alternatif perawatan pada kasus dengan perubahan warna gigi akibat nekrosis pulpa pada gigi depan. Kata kunci: intracoronal bleaching, diskolorasi, opalescence endo. .

Page 43: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

42 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN SALURAN AKAR DISERTAI RESTORASI MAHKOTA PENUH PORSELEN FUSI METAL DENGAN PASAK FIBER PADA GIGI INCISIVUS LATERALIS KIRIMAKSILA NEKROSIS PULPA

DENGAN LESI PERIAPIKAL PADA PASIENDENGAN HIPERTIROID (LAPORAN KASUS)

Anna Julianti* Yulita Kristianti**

*Program Studi Konservasi Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

*Bagian Konservasi Gigi,Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK LATAR BELAKANG: Penyakit periapikal adalah kelanjutan dari proses inflamasi pulpa yang disebabkan karena karies atau trauma. Lesi periapikal dapat bertambah buruk jika dipengaruhi oleh penyakit sistemik seperti pada diabetes militus, hipertiroid dll. Kata hipertiroid mengacu pada kondisi di mana tubuh banyak memproduksi hormone tiroid, dengan kata lain hormone tiroid terlalu aktif. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada tulang. Jika kelainan periapikal tidak dirawat dengan baik maka akan berlanjut menjadi abses akut atau kronis, granuloma, kista, dan berhubungan dengan penyakit sistemik yang ada dapat menyebabkan hilangnya tulang. Lesi periapikal dapat dirawat dengan perawatan endodontic konvensional maupun bedah endodontic. Kebanyakan dokter gigi memilih pendekatan konvensional karena tingkat keberhasilan dan kebanyakan pasien takut terhadap tindakan operasi. Pendekatan endodontic konvensional dengan menghilangkan pulpa yang terinfeksi tanpa tindakan operasi dapat berhasil dengan baik dan memiliki prognosis baik. OBYEKTIF : Obyektifitas dari laporan kasus ini adalah menyajikankeberhasilan perawatan saluran akar pada gigi anterior lateral atas dengan lesi periapikal. Pasien menolak perawatan bedah endodontic. PERAWATAN : Perawatan saluran aka pada gigi incisivus atas lateral berhasil dengan menggunakan Calsium hidroksidakarena memiliki kelebihan yaitu biokompatibel terhadap jaringan periapikal, antibakteri kuat karena memiliki pH basa dan kemampuannya untuk menstimulasi mineralisasi pada jaringan keras gigi. CHX memiliki efek bakterisid dalam uji in vitro memiliki spectrum luas terhadap bakteri gram negative dan positif , khususnya E. Foecallis juga terhadap jamur. KASUS: Pasien perempuan berumur 45 tahun mengidap hipertiroid akan dirawat gigi incisivus lateral dengan diagnosis karies profunda dengan pulpa terbuka disertai lesi periapikal. KESIMPULAN : Perawatan saluran akar berhasil dengan dilakukan pengambilan jaringan nekrotik disertai pemberian kalsium hidroksid dan CHX sebagai dressing . Kata kunci:nekrosis pulpa, psa, pasak fiber, PFM, hipertiroid

Page 44: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

43 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENATALAKSANAAN LESI ENDO-PERIO DENGAN PERAWATAN ENDODONTIK NON BEDAH

(LAPORAN KASUS)

Irene Sulistio*, Yulita Kristanti** *Program Studi Konservasi Gigi, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. ** Bagian Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta ABSTRAK LATAR BELAKANG: Secara anatomis pulpa dan periodontal saling berhubungan. Pada keadaan tertentu bisa terjadi inflamasi di pulpa dan periodontal. Hal ini disebut dengan lesi endodontik-periodontal. Perkembangan dan progresi lesi endo-perio ini dipengaruhi oleh faktor etiologi seperti bakteri, jamur, dan virus serta faktor pendukung seperti trauma, resorpsi akar, perforasi, malformasi gigi. Pada lesi endo-perio diperlukan rencana perawatan yang tepat agar prognosis perawatan dari gigi tersebut dapat baik. TUJUAN: Artikel ini melaporkan kasus lesi endo-perio yang berhasil setelah manajemen endodontik tanpa dilakukan pembedahan. KASUS : Seorang pasien laki – laki berusia 21 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi belakang kiri bawah sakit. Gigi tersebut pernah ditumpat 1 tahun yang lalu. Pada gambaran radiograf terdapat lesi radiolusen luas pada tulang alveolar sekitar akar distal. PENANGANAN KASUS: Dilakukan perawatan endodontik dengan pergantian bahan dressing kalsium hidroksida sebanyak 3 kali dan Pada kontrol bulan kedua terlihat terjadi penulangan pada bagian lesi periodontal tersebut dan pasien tidak mengeluhkan rasa sakit. KESIMPULAN: Lesi Endodontik Periodontal dapat dirawat dengan perawatan endodontic non bedah. Kata Kunci: Lesi Endodontik-Periodontal, Endodontik Non Bedah, Nekrosis Pulpa

Page 45: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

44 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN MALOKLUSI ANGLE KLAS IIII DISERTAI UNILATERAL CROSS BITE DAN OPEN BITE ANTERIOR DENGAN

TEKNIK BEGG (LAPORAN KASUS)

Agus Suprapto* Kuswahyuning** Dyah Karunia**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

**Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Abstrak Pasien dengan maloklusi Angle Klas III biasanya memiliki pola skeletal klas III yang dapat disertai cross bite, open bite anterior, berdesakan anterior atas dan bawah. Tahap perawatan ortodontik teknik Begg adalah tahap 1: general alignment dan retraksi anterior, tahap 2: space closing, tahap 3: koreksi interdigitasi dan inklinasi gigi. Laporan kasus ini melaporkan perawatan ortodontik teknik Begg pada pasien usia 24 tahun dengan maloklusi Angle Klas III , pola skeletal Klas III ( SNA; 83 ̊ SNB; 84 ̊ ANB: -1 ̊ ) disertai unilateral cross bite (regio 45), open bite anterior (12 dan 22), berdesakan anterior atas dan bawah, overjet: 0 mm, over bite: 0 mm, profil muka protrusif. Pencarian ruang: pencabutan gigi 15, 25, 34, dan 44. General alignment: menggunakan archwire 0,014 disertai vertikal lup. Elastik intermaksilar klas III untuk retraksi gigi anterior bawah, dilanjutkan retraksi anterior atas dengan elastik intermaksilar klas II. Space closing: menggunakan elastik intermaksilar dan intramaksilar, perbaikan inklinasi gigi dengan palatal root torque dan up rigting spring. Hasil: crowding anterior,open bite anterior (12 dan 22) dan unilateral crossbite (regio 45) terkoreksi, overjet: 2 mm, overbite: 2 mm. Profil pasien tampak lebih baik. Pasien masih dalam perawatan ortodontik tahap perbaikan inklinasi gigi dan interdigitasi. Simpulan: perawatan maloklusi Angle Klas III disertai unilateral crossbite dan open bite dengan teknik Begg menunjukkan hasil yang memuaskan. Kata kunci: Class III Maoloclusion, Begg Appliance and Technique

Page 46: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

45 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN MALOKLUSI ANGLE KLAS II DIVISI 2 DISERTAI LUKSASI DERAJAT 2 GIGI ANTERIOR MANDIBULA AKIBAT TRAUMATIK OKLUSI PADA KASUS CROWDING ANTERIOR :

Perawatan Dengan Alat Cekat Teknik Begg (LAPORAN KASUS)

Taufik Nur Alamsyah*, Chrisnawati**, Wayan Ardhana**

* Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu perawatan gigi yang mengalami kegoyahan akibat traumatik oklusi dapat dilakukan dengan perawatan ortodontik guna memperbaiki susunan gigi yang berjejal. Penegakan diagnosis dan pemilihan rencana perawatan sangat perlu dilakukan agar jalannya perawatan dapat berjalan dengan baik. Tujuan: Melaporkan hasil perawatan menggunakan alat cekat teknik Begg pada kasus maloklusi Angle klas II divisi 2 yang disertai dengan luksasi gigi anterior mandibula dan crowding anterior rahang atas dan rahang bawah. Laporan Kasus dan Perawatan: Wanita berumur 19 tahun dengan diagnosa kasus adalah maloklusi Angle klas II divisi 2, hubungan skeletal klas II disertai bimaksiler retrusif, bidental protrusif, crowding anterior rahang atas dan bawah dan beberapa malposisi gigi individual pada kedua rahang disertai luksasi derajat 2 gigi insisivus sentralis kiri bawah. Keluhan kegoyahan gigi dirasakan pasien sejak usia SD. Gigi geraham pertama rahang bawah kanan dan kiri telah dicabut beberapa tahun yang lalu karena berlubang besar. Pencabutan premolar kedua rahang atas sisi kanan dan kiri dilakukan untuk mencapai tujuan perawatan. Perawatan aktif di mulai pada bulan September 2012 menggunakan alat cekat teknik Begg. Retraksi anterior dilakukan pada rahang atas sebesar 2,0 mm dan rahang bawah sebesar 0,5 mm. Hasil: Observasi pada hasil akhir perawatan, pemeriksaan secara obyektif terlihat kegoyahan gigi telah berkurang dan keadaan ginggiva membaik, traumatik oklusi telah hilang, susunan gigi geligi malposisi dan malrelasi telah terkoreksi. Pada pemeriksaan studi model diperoleh hasil bahwa overjet akhir 2,0 mm, overbite 3,0 mm, interdigitasi baik, dan median line rahang atas dan rahang bawah segaris. Perawatan ortodontik pasien saat ini sedang dalam tahap penutupan ruang (mesialisasi posterior). Kesimpulan: Perawatan gigi yang mengalami luksasi derajat 2 pada satu gigi insisivus sentralis rahang bawah pada kasus maloklusi Angle klas II divisi 2 dengan crowding anterior rahang atas dan bawah yang dilakukan perawatan ortodontik dengan alat cekat teknik Begg memberikan hasil perawatan yang cukup memuaskan. Kata Kunci: Maloklusi Angle Klas II divisi 2, luksasi gigi derajat 2, crowding anterior, alat cekat teknik Begg

Page 47: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

46 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

A CAMOUFLAGE TREATMENT OF DENTOSKELETAL CLASS III MALOCCLUSIONIN ADULT USING BEGG TECHNIQUE

(CASE REPORT)

Dwi Agustina*, Soekarsono Hardjono**, dan Sri Suparwitri** *Resident of Orthodontic, Faculty of Dentistry UGM

**Department of Orthodontic Faculty of DentistryUGM ABSTRACT Background : Class III malocclusion can be defined as a skeletal facial deformity characterized by a forward mandibular position with respect to the cranial base and or the maxilla. There are three main treatment options for dentoskeletal class III malocclusion : growth modification, orthodontic camouflage and orthognatic surgery. Purpose : The article presented a case of an adult patient with dentoskeletal class III malocclusion treated with orthodontic camouflage treatment with Begg technique. Case : a male patient, 16 years old, diagnosis malocclusion Angle class III, skeletal class III with crowding anterior teeth maxilla and mandibular. Treatment: using the fixed appliance, Begg technique, with the extraction of second premolars maxilla and first premolars mandibular. The appliance is completed with intermaxillary class III elastics. Conclution : The results for 10 months of this treatment indicated that orthodontic camouflage can be considered an effective therapy for corection of dentoskeletal class III malocclusion. Keywords: Dentoskeletal class III malocclusion, Begg Technique, orthodontic camouflage.

Page 48: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

47 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PENCABUTAN GIGI INSISIVUS MANDIBULA PADA PERAWATAN

MALOKLUSI ANGLE KLAS I YANG DISERTAI DENGAN

SPACINGANTERIOR MAKSILA :

PERAWATAN ALAT CEKAT DENGAN TEKNIK BEGG (LAPORAN KASUS)

Shella Indri Novianty*, Wayan Ardhana**, Chrisnawati**

* Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Latar Belakang: Pencabutan gigi insisivus rahang bawah merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pencarian ruang pada perawatan ortodontik. Seleksi kasus yang ketat harus dilakukan sebelum menentukan pencabutan gigi tersebut, agar mendapatkan hasil perawatan yang baik. Tujuan: Melaporkan hasil perawatan menggunakan alat cekat teknik Begg pada kasus maloklusi Angle klas I yang disertai dengan spacing anterior rahang atas dan pencabutan satu gigi insisivus sentralis rahang bawah. Laporan Kasus dan Perawatan: Wanita berumur 47 tahun dengan diagnosa kasus adalah maloklusi Angle klas I, skeletal klas I disertai protrusif bimaksiler, bidental protrusif, spacing anterior rahang atas, crowding anterior rahang bawah dan beberapa malposisi gigi individual pada kedua rahang. Frenektomi pada frenulum labialis superior dan pencabutan insisivus sentralis kiri rahang bawah dilakukan untuk mencapai tujuan perawatan. Perawatan aktif dimulai pada bulan September 2012 menggunakan alat cekat teknik Begg dan berakhir pada bulan September 2013. Retraksi anterior dilakukan pada rahang atas sebesar 5,0 mm dan rahang bawah sebesar 2,5 mm. Hasil : Observasi pada hasil akhir perawatan terlihat ada perubahan yang baik pada profil, susunan gigi geligi dan analisis sefalometri. Pada pemeriksaan studi model diperoleh hasil bahwa overjet akhir 3,5 mm, overbite 3,0 mm, interdigitasi baik, dan median line rahang atas dan rahang bawah tidak segaris Kesimpulan: Pencabutan satu gigi insisivus sentralis rahang bawah pada kasus maloklusi Angle klas I dengan spacing anterior rahang atas dan dilakukan perawatan dengan alat cekat teknik Begg, memberikan hasil perawatan yang cukup memuaskan. Kata Kunci: Maloklusi Angle Klas I, spacing anterior, pencabutan insisivus mandibula,alat cekat teknik Begg

Page 49: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

48 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN ORTODONTIK PADA MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 DENGAN OVERJET BESAR DAN PALATAL BITE MENGGUNAKAN

ALAT CEKAT TEKNIK BEGG (LAPORAN KASUS)

Renni Kurniasari*, Wayan Ardhana**, Christnawati**

* Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Latar Belakang: Maloklusi Klas II divisi 1 sering disertai overjet besar dan palatal bite, koreksi overjet besar dan palatal bite akan sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama. Pada perawatan ortodontik menggunakan teknik Begg koreksi overjet besar dan palatal bite dapat dilakukan secara bersamaan karena memakai differential force. Tujuan: tujuan artikel ini adalah untuk menyajikan hasil koreksi overjet besar dan palatal bite pada kasus maloklusi klas II divisi 1 menggunakan alat ortodontik cekat teknik Begg. Kasus: Pasien laki-laki usia 17 tahun, dengan keluhan gigi-gigi rahang atas berjejal dan maju. Diagnosis: maloklusi Angle Klas II dan divisi 1 dengan hubungan skeletal klas II, mandibular retrusif dan bidental protrusif disertai crowding sedang, overjet sebesar 10,78 mm, palatal bite dan pergeseran garis median rahang atas ke kiri 1,5 mm. Perawatan: Perawatan menggunakan alat cekat teknik Begg diawali pencabutan kedua gigi premolar pertama rahang atas dan kedua premolar kedua rahang bawah. Tahap pertama perawatan menggunakan multiloop arch wire 0. 014”, anchorage band 45º dan elastik intermaksiler klas II. Setelah enam bulan perawatan, hasil menunjukkan crowding terkoreksi, overjet besar dan palatal bite terkoreksi sempurna. Overjet menjadi 2,2 mm dan overbite menjadi 2 mm. Kesimpulan: Perawatan maloklusi klas II divisi 1 disertai overjet besar dan palatal bite menggunakan alat ortodontik cekat teknik Begg menunjukkan hasil yang baik. Kata Kunci: maloklusi klas II divisi 1, overjet besar, palatal bite, teknik Begg

Page 50: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

49 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN MALOKLUSI ANGLE KELAS I DENGAN IMPAKSI KANINUS MAKSILA MENGGUNAKAN

ALAT CEKAT BEGG (LAPORAN KASUS)

Darmayanti Dian Suryani*, Sri Suparwitri **, Soekarsono H** * Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada ** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Latar belakang dan tujuan: Gigi kaninus sangat penting untuk estetika dan fungsi mastikasi seseorang. Impaksi gigi adalah gagalnya gigi untuk muncul ke dalam lengkung gigi yang dapat disebabkan karena kekurangan ruang, adanya sesuatu yang menghalangi jalur erupsi gigi atau karena faktor keturunan. Prevalensi impaks gigi kaninus maksila adalah 0,9-2,2%, sedangkan impaksi gigi kaninus mandibula lebih jarang terjadi. Alternatif perawatan gigi impaksi kaninus maksila adalah operasi exposure dan diikuti dengan kekuatan erupsi alat cekat ortodontik. Tujuan dari perawatan adalah untuk koreksi malrelasi dan malposisi gigi geligi, khususnya koreksi gigi kaninus impaksi menggunakan teknik Begg. Kasus dan penanganannya: Pasien laki-laki, 19 tahun, gigi sangat berjejal, gigi kaninus kanan kiri rahang atas dan gigi kaninus kanan rahang bawah impaksi, kelas I, deep overbite, overjet 3mm dan overbite 8,8mm. Perawatan dilakukan dengan menggunakan alat cekat Begg dengan tanpa pencabutan. Operasi exposure dilakukan untuk membuka gigi kaninus kanan kiri atas yang impaksi yang diikuti perekatan braket ortodontik. Kawat busur multiloop, anchorage bend dan elastik intermaksiler klas II digunakan pada tahap leveling dan unraveling. Dalam waktu 14 bulan, pergeseran overbite terkoreksi, gigi kaninus kanan kiri atas sudah erupsi, overjet 3,00 mm, overbite 3,00 mm. Saat ini perawatan masih berlangsung pada tahap leveling dan unraveling untuk koreksi kaninus yang impaksi. Kesimpulan: Perawatan maloklusi angle klas I dengan berjejal dan impaksi kaninus maksila dapat dilakukan dengan operasi exposure gigi kaninus impaksi diikuti alat cekat Begg. Katakunci: Impaksi kaninus, operasi exposure, alat cekat Begg

Page 51: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

50 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

PERAWATAN TEKNIK BEGG PADA KASUS KEBERJEJALAN

DISERTAI PERGESERAN DENGAN PENCABUTAN ASIMETRI (LAPORAN KASUS)

Nur Rachmawati* dan Darmawan Sutantyo**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogykarta

** Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK Latar Belakang: Perawatan ortodontik cekat teknik Begg menghasilkan gaya ringan namun adekuat untuk menggerakkan gigi. Gaya ringan yang dihasilkan oleh kawat busur multiloop pada mekanisme teknik Begg mampu mengkoreksi keberjejalan dengan cepat dan pergerakkan en masse yang dihasilkan memperbaiki pergeseran midline gigi secara simultan. Tujuan: memberikan informasi mengenai mekanika teknik Begg untuk koreksi kasus keberjejalan disertai pergeseran midline dengan pencabutan asimetri. Laporan Kasus: pasien wanita berusia 24 tahun dengan profil wajah baik, mengeluhkan gigi depan atas dan bawah yang berjejal dan gigi taring kiri atas yang tumbuh diantara kedua gigi depannya. Diagnosis: diagnosis kasus ini adalah maloklusi Angle kelas II divisi II dengan deep bite anterior, gigi anterior berjejal, transposisi gigi kaninus kiri atas, disertai pergeseran midline rahang atas ke kiri. Perawatan: perawatan kasus meliputi pencabutan gigi premolar kedua kanan dan kiri bawah, pencabutan gigi premolar pertama kanan atas dan pencabutan gigi kaninus transposisi. Diskusi: perawatan diawali dengan penggunaan kawat busur multiloop pada kedua rahang. Penggunaan elastik intermaksiler kelas II ditunda untuk menghindari terjadinya flaring pada gigi anterior bawah, sehingga untuk menghindari round tripping pada gigi anterior atas digunakan elastic intramaksiler dengan kekuatan ringan. Seluruh keberjejalan pada kedua rahang terkoreksi dalam 3 bulan dan pergeseran midline berangsur-angsur berkurang. Penggunaan elastik intermaksiler dimulai pada bulan kedua perawatan sehingga menghasilkan perbaikan midline. Kesimpulan: penggunaan teknik Begg sangat efektif untuk mengoreksi keberjejalan dan mengoreksi pergeseran midline secara simultan dalam waktu yang singkat. Kata Kunci: Keberjejalan gigi, Pergeseran midline, Teknik Begg.

Page 52: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

51 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

COMPROMISED TREATMENT OF

CLASS III MALOCCLUSION WITH MANDIBULAR SHIFTING, POSTERIOR OPENBITE AND CLICKING

USING EDGEWISE TECHNIQUE AND TRAINER IN ADULT (CASE REPORT)

Rully Utami*, Wayan Ardhana**, Christnawati** *Resident of Orthodontic, Faculty of Dentistry UGM

**Department of Orthodontic, Faculty of Dentistry UGM

ABSTRACT This case report the treatment of an adult female 22 years old who complained that her mandibula and chin shift to the right, posterior openbite and clicking. The patient diagnosed class III molar relationship, skeletal class III malocclusion, mandibular midline and chin shift to the right, posterior openbite and clicking on temporomandibular join. Treatment was conducted using combination between Edgewise Technique and trainer. Leveling and unraveling are achieved by round stainless steel archwire 0,014 mm with multiloop. Trainer used to corrected the mandibular shifting. Result after 1 years treatment showed that the right molar relationship became class I, overjet increased from 0,1 mm to 2,57 mm, overbite increased from 0,2 mm to 2,53 mm, mandibular midline shifting decresed from 4,38 mm to 2,2 mm, posterior openbite and clicking have been corected.

Key words: class III malocclusion, mandibular shifting, clicking, Edgewise technique, orthodonthic trainer

Page 53: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

52 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

KOREKSI GIGI PREMOLAR ROTASI DENGAN APLIKASI KOPEL PADA PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT TEKNIK

STRAIGHTWIRE (LAPORAN KASUS)

Siti Solekah* dan Wayan Ardhana**, Christnawati**

*Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

**Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Latar Belakang: malposisi gigi adalah suatu keadaan gigi yang menyimpang atau keluar dari lengkung normalnya. Salah satu jenis malposisi gigi adalah rotasi atau torsiversi merupakan suatu keadaan gigi yang berputar terhadap sumbunya. Penyebab gigi rotasi diantaranya adalah persistensi gigi desidui, kebiasaan buruk dan kesalahan posisi benih gigi. Koreksi gigi yang rotasi tersebut dapat dilakukan menggunakan alat ortodontik cekat teknik straightwire, dengan aplikasi kopel. Tujuan: memaparkan koreksi gigi premolar yang rotasi menggunakan aplikasi kopel dengan alat ortodontik cekat teknik straightwire. Kasus: perempuan 25 tahun mengeluhkan gigi depan berjejal dan gigi belakang atas rotasi. Diagnosis : Maloklusi Angle klas I dengan bimaksiler retrusif dan bidental protrusif, median line rahang atas bergeser ke kanan 1,4 mm, crowded gigi anterior rahang atas dan rahang bawah, scissor bite gigi 25, 26 dan gigi 45, 46, disertai rotasi gigi 15 dan 25. Perawatan: menggunakan alat ortodontik cekat teknik straightwire dengan pencabutan gigi 25. Kesimpulan: rotasi gigi premolar terkoreksi setelah dirawat dengan aplikasi kopel selama 2 bulan. Kata kunci : gigi premolar rotasi, teknik straightwire, kopel

Page 54: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

53 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN OVERBITE TERHADAP PERUBAHAN TINGGI WAJAH ANTERIOR PADA MALOKLUSI

ANGLE KLAS II DIVISI 1 SETELAH PERAWATAN ORTODONSI DENGAN TEKNIK BEGG

Devi Yuliastanti*, Soehardono**, Heryumani**

*Residen, Program Studi Ortodonsi, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

**Staf pengajar, Bagian Ortodonsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN: Teknik Begg spesifik untuk merawat kasus maloklusi Angle klas II divisi 1 yang biasanya mempunyai overjet dan overbite yang besar dan mempunyai keunggulan dalam melakukan pembukaan gigitan serta retraksi gigi anterior secara bersamaan. Penggunaan elastik intermaksiler klas II mengakibatkan intrusi gigi incisivus dan ekstrusi gigi molar mandibula yang akan menyebabkan terjadinya rotasi mandibula ke arah bawah dan belakang. Rotasi mandibula ini akan berpengaruh terhadap penurunan deep bite dan peningkatan tinggi wajah anterior. Perubahan tinggi wajah anterior menunjukkan adanya reaksi mandibula dan merupakan kriteria keberhasilan perawatan orthodontik dalam mencapai keseimbangan dan keharmonisan wajah. TUJUAN: mengetahui hubungan antara perubahan overbite dengan perubahan tinggi wajah anterior pada maloklusi Angle klas II divisi 1 setelah perawatan ortodontik dengan teknik Begg. METODE PENELITIAN: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Objek penelitian adalah 21 sepalogram pasien yang telah selesai dirawat ortodontik di klinik Ortodonsia RSGM Dr. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Variabel yang digunakan adalah Perubahan overbite dan perubahan tinggi wajah anterior. HASIL: Uji korelasi dan regresi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang bermakna antara overbite dan tinggi wajah anterior pada Maloklusi Angle klas II divisi 1 setelah perawatan dengan teknik Begg dengan p=0,032. KESIMPULAN: semakin kecil jarak overbite akan diikuti dengan bertambahnya tinggi wajah anterior dan penurunan besar overbite mempunyai kontribusi 36,4% terhadap tinggi wajah.

Kata kunci: Sudut bidang oklusal, tinggi wajah anterior, teknik Begg

Page 55: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

54 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

TREATMENT OF CLASS I ANGLE MALOCCLUSION WITH CROSSBITE AND SEVERE CROWDING OF ANTERIOR TEETH

USING BEGG TECHNIQUE IN BAD ORAL HIGYENE PATIENT

(CASE REPORT)

Sri Wahyuningsih*, Soekarsono Harsono** *Resident of Orthodontic, Faculty of Dentistry UGM

**Department of Orthodontic, Faculty of Dentistry UGM

ABSTRACT Background and purpose: The severe crowding and cross bite of anterior teeth were very common type cases in orthodontic. Crowding teeth compromised the oral hygiene due tothe difficulty in oral cleansing on the crowding area that cause periodontal problem. The light forces produced by Begg technique in correcting crowding and cross bite could give convenience to patients. The purpose of this treatment is to correct crowding and cross bite in a short period of time using Begg technique. Case Report and Management:A case: 24years old female patient with Class IAngle malocclusion and class III skeletal pattern mandible protrusion, severe crowding andcrossbite of anterior teeth, constricted dental arch on both jaws, mid shifting on the upper and lower arch compromised with severe gingivitis as well as caries. Scaling, root canal treatment and extraction of the non vital teeth were done before starting orthodontic treatment. The correction using Begg technique took 6 months to correct all the crowding and cross bite at the same time. Conclusion: The correction of the severe crowding case with cross bite of anterior teeth as well as periodontal problem can be done with Begg technique in short period of time with a good improvement. Key words : severe crowding, cross bite, periodontal problem, Begg technique

Page 56: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

55 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

INDEKS PENULIS

A Aditya Gungga K Afini Putri Luthfianty Agus Suprapto AndiDahniar Andina Novita Sari Anna Julianti Applonia Leu A. A Ayu Agung Subiantari

19 22 44 37 38 42 36 34

M Malida Magista Maria Santiniaratri Marlindayanti N Nolista Indah Rasyid Nur Rachmawati

28 41 30 20 50

C Culia Rahayu

25

P Pambudi Santoso T Pedro Bernado

32 35

D Darmayanti Sian Suryani Demmy Wijaya Devi Yuliastanti Dwi Agustina

49 33 53 46

R Ragil Irawan Rendra Chriestedy Prasetya Renni Kurniasari Rudy Wijayanto Rully Utami

21 29 48 36 51

E Emi Murniyanti Endah Kusumastuti

24 31

S Shella Indri Novianty Siti Solekah Sri Wahyuningsih

47 52 54

F Fatma Yuza

27

T Taufik Nur Alamsyah

45

I Intan Dhamayanti IreneSulistio

39 43

V Vega Mandala

23

L Lisna Mirna Kuntari

40

Page 57: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik

56 CERIL FKG UGM Sabtu, 7 Desember 2013

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

Penasehat drg. Erwan Sugiatno, M. S ., Sp. Pros(K), Ph. D. drg. Nunuk Purwanti, M. Kes, Ph. D Ketua drg. Sri Suparwitri, S. U ., Sp. Ort. (K) Wakil Ketua Dr. drg. Dewi Agustina, M. DSc. (UMelb), M. DSc. (UGM) Sekretaris /Sie Registrasi drg. Harsini, M. S. Dwi Faivan (PPDGS) Bendahara drg. Endang Wahyuningtyas, M. S ., Sp. Pros. (K) drg. Hendrawati, M. Kes. Sie Publikasi /Sie Dana drg. Pramudya Aditama drg. Hendri Susanto, M Abu Bakar Bohlam, M. BA. (PPDGS) Sie Ilmiah drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M. Kes ., Sp. Ort. (K) Dr. drg. Siti Sunarintyas, M. Kes. drg. Retno Ardhani, M. Sc. Sie Konsumsi drg. Niswati Fatmah Nurjanah (S2/S3) Perlengkapan Arif Eko Sancoko, A. Md. (PPDGS)

Page 58: Salam sejahtera, - CERIL Periode Desember 2016ceril.fkg.ugm.ac.id/wp-content/uploads/buku_program_ceril.pdf · dengan Perawatan Endodontik Non Bedah 11.00-11.15 Applonia Leu (Politeknik