emulsi

28
Formulasi Sediaan Formulasi Sediaan Semipadat/Cair Semipadat/Cair EMULSI EMULSI

Upload: anwar-ld

Post on 28-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Page 1: Emulsi

Formulasi Sediaan Formulasi Sediaan Semipadat/CairSemipadat/Cair

EMULSIEMULSI

Page 2: Emulsi

PENDAHULUANPENDAHULUAN Emulsi adalah sediaan cair yang terdiri Emulsi adalah sediaan cair yang terdiri

dari dua cairan yang tidak saling dari dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah satunya bercampur, dimana salah satunya terdispersi didalam cairan lainnya dalam terdispersi didalam cairan lainnya dalam bentuk globul-globul dan distabilkan bentuk globul-globul dan distabilkan dengan bahan pengemulsi.dengan bahan pengemulsi.

Emulsi terdiri dari dua tipe emulsi yaitu :Emulsi terdiri dari dua tipe emulsi yaitu :– Tipe m/a : minyak terdispersi dalam airTipe m/a : minyak terdispersi dalam air– Tipe a/m : air terdipersi dalam minyakTipe a/m : air terdipersi dalam minyak

Terdapat tipe emulsi ganda yaitu tipe Terdapat tipe emulsi ganda yaitu tipe m/a/m dan tipe a/m/am/a/m dan tipe a/m/a

Page 3: Emulsi
Page 4: Emulsi

Cara Menentukan Tipe EmulsiCara Menentukan Tipe Emulsi Pengenceran tetesan, metode ini Pengenceran tetesan, metode ini

dilakukan dengan cara bila emulsi dilakukan dengan cara bila emulsi ditambahkan air kemudian diaduk dan ditambahkan air kemudian diaduk dan bercampur dengan emulsi berarti tipe bercampur dengan emulsi berarti tipe emulsi tersebut adalah m/a. Bila hal emulsi tersebut adalah m/a. Bila hal sebaliknya terjadi air tidak bercampur sebaliknya terjadi air tidak bercampur dengan emulsi berarti tipenya a/mdengan emulsi berarti tipenya a/m

Pelarutan zat warna; Zat warna yang larut Pelarutan zat warna; Zat warna yang larut diar contohnya amaranth bila di masukkan diar contohnya amaranth bila di masukkan kedalam emulsi dan menghasilkan warna kedalam emulsi dan menghasilkan warna yang terdistribusi merata, hal ini yang terdistribusi merata, hal ini menunjukkan tipe emulsi tersebut adalah menunjukkan tipe emulsi tersebut adalah m/a dan bila zat warna tidak merata m/a dan bila zat warna tidak merata berarti tipenya a/mberarti tipenya a/m

Page 5: Emulsi

Cara Menentukan Tipe EmulsiCara Menentukan Tipe Emulsi Metode kobalt nitrat/kertas saring; Metode kobalt nitrat/kertas saring;

kertas saring dijenuhkan dengan kertas saring dijenuhkan dengan CoClCoCl22, dan dikeringkan (biru) berubah , dan dikeringkan (biru) berubah menjadi warna merah muda bila menjadi warna merah muda bila emulsi m/a ditambahkan.emulsi m/a ditambahkan.

Konduktivitas; metode berdasarkan Konduktivitas; metode berdasarkan prinsip air dapat menghantarkan prinsip air dapat menghantarkan listrik, maka aliran listrik akan listrik, maka aliran listrik akan dihantarkan bila tipe emulsinya m/a.dihantarkan bila tipe emulsinya m/a.

Page 6: Emulsi

Cara Menentukan Tipe EmulsiCara Menentukan Tipe Emulsi Fluoresensi; Prinsipnya minyak dibawah Fluoresensi; Prinsipnya minyak dibawah

sinar UV akan berfluoresensi, bila emulsi sinar UV akan berfluoresensi, bila emulsi m/a dipapar dibawah sinar UV maka m/a dipapar dibawah sinar UV maka fluoresensinya brupa spot-spot, sedangkan fluoresensinya brupa spot-spot, sedangkan bila emulsi tipe a/m maka fluorosensinya bila emulsi tipe a/m maka fluorosensinya secara keseluruhan.secara keseluruhan.

Penunjukkan creaming; Creaming adalah Penunjukkan creaming; Creaming adalah keluarnya fase internal dari dalam fase keluarnya fase internal dari dalam fase external. Bila terjadi creaming keatas external. Bila terjadi creaming keatas maka tipe emulsinya m/a sedangkan bila maka tipe emulsinya m/a sedangkan bila creaming ke bawah maka tipe emulsinya creaming ke bawah maka tipe emulsinya a/ma/m

Page 7: Emulsi

Cara Memperkirakan Tipe EmulsiCara Memperkirakan Tipe Emulsi Jika emulgator yang digunakan lebih larut Jika emulgator yang digunakan lebih larut

diair dan jumlahnya lebih banyak, maka diair dan jumlahnya lebih banyak, maka cenderung untuk membentuk emulsi tipe cenderung untuk membentuk emulsi tipe m/a demikian sebaliknyam/a demikian sebaliknya

Pembentukan tipe emulsi m/a lebih mudah Pembentukan tipe emulsi m/a lebih mudah terbentuk bila volume fase air lebih terbentuk bila volume fase air lebih banyak daripada fase minyak.banyak daripada fase minyak.

Penambahan viskositas pada salah satu Penambahan viskositas pada salah satu fase akan lebih cenderung membuat fase fase akan lebih cenderung membuat fase tersebut menjadi fase external. tersebut menjadi fase external.

Page 8: Emulsi

Pembentukan EmulsiPembentukan Emulsi Pembentukan emulsi secara spontan Pembentukan emulsi secara spontan

merupakan kejadian yang sangat merupakan kejadian yang sangat jarang.jarang.

Proses pembentukan emulsi melalui Proses pembentukan emulsi melalui beberapa tahap yaitu :beberapa tahap yaitu :– Proses perusakan antar muka fase Proses perusakan antar muka fase

minyak dan fase airminyak dan fase air– Proses ekspansi minyak ke dalam air Proses ekspansi minyak ke dalam air

dan sebaliknya dan sebaliknya – Pemecahan fase minyak dan fase air Pemecahan fase minyak dan fase air

menjadi tetesan-tetesanmenjadi tetesan-tetesan

Page 9: Emulsi

Pembentukan EmulsiPembentukan Emulsi– Proses penggabungan tetesan-tetesan Proses penggabungan tetesan-tetesan

fase luar dan penstabilan tetesan-fase luar dan penstabilan tetesan-tetesan fase dalamtetesan fase dalam

Proses pembentukan emulsi akan Proses pembentukan emulsi akan menentukan tipe emulsi yang menentukan tipe emulsi yang terbentuk, tergantung pada terbentuk, tergantung pada kecepatan penggabungan dari salah kecepatan penggabungan dari salah satu fasesatu fase

Bila fase minyak lebih dahulu Bila fase minyak lebih dahulu bergabung maka terbentuk tipe a/m bergabung maka terbentuk tipe a/m dan demikian sebaliknyadan demikian sebaliknya

Page 10: Emulsi

EMULGATOR Emulgator adalah bahan yang digunakan Emulgator adalah bahan yang digunakan

untuk menstabilkan emulsiuntuk menstabilkan emulsi Emulgator berdasarkan sumber dibagi Emulgator berdasarkan sumber dibagi

atas beberapa yaitu : atas beberapa yaitu : – Emulgator dari bahan alamiEmulgator dari bahan alami– Emulgator semi sintetik Emulgator semi sintetik – Emulgator sintetikEmulgator sintetik

Berdasarkan muatannya dibedakan atas :Berdasarkan muatannya dibedakan atas :– Emulgator an ionik cthnya sabun dan Emulgator an ionik cthnya sabun dan

detergentdetergent– Emulgator kationikEmulgator kationik– Emulgator non ionikEmulgator non ionik

Page 11: Emulsi

EMULGATOR Berdasarkan mekanisme kerjanya Berdasarkan mekanisme kerjanya

dibedakan atas :dibedakan atas :– Emulgator pembentuk lapisan Emulgator pembentuk lapisan

monomolekulermonomolekuler– Lapisan multimolekulerLapisan multimolekuler– Lapisan partikel padatLapisan partikel padat

Mekanisme kerja emulgator adalah :Mekanisme kerja emulgator adalah :– Menurunkan tegangan antarmukaMenurunkan tegangan antarmuka– Membentuk lapisan penghalangMembentuk lapisan penghalang– Membentuk lapisan rangkap listrikMembentuk lapisan rangkap listrik

Page 12: Emulsi
Page 13: Emulsi
Page 14: Emulsi

Parameter Fisika Parameter fisika dalam pembuatan emulsi Parameter fisika dalam pembuatan emulsi

yaitu :yaitu :– Suhu, dalam emulsifikasi peningkatan suhu Suhu, dalam emulsifikasi peningkatan suhu

akan membantu dalam pemecahan fase dalam akan membantu dalam pemecahan fase dalam menjadi tetesan-tetesan, karena panas dapat menjadi tetesan-tetesan, karena panas dapat menurunkan tegangan antar muka dan menurunkan tegangan antar muka dan viskositas.viskositas.

– Waktu, Selama periode pengocokan awal yang Waktu, Selama periode pengocokan awal yang dibutuhkan untuk emulsifikasi, tetesan-tetesan dibutuhkan untuk emulsifikasi, tetesan-tetesan dibentuk, tetapi pada pengocokan selanjutnya dibentuk, tetapi pada pengocokan selanjutnya kemungkinan penggabungan antara tetesan-kemungkinan penggabungan antara tetesan-tetesan menjadi lebih sering. Sehingga tetesan menjadi lebih sering. Sehingga dianjurkan menggunakan metode intermittent dianjurkan menggunakan metode intermittent shaking yaitu pengocokan selama dua menit shaking yaitu pengocokan selama dua menit dengan waktu istirahat 20-30 detik.dengan waktu istirahat 20-30 detik.

Page 15: Emulsi

Parameter Kimia Parameter kimia dalam pembuatan Parameter kimia dalam pembuatan

emulsi adalah :emulsi adalah :– Stabilitas kimia, Keinert-an adalah suatu Stabilitas kimia, Keinert-an adalah suatu

persyaratan absolut dari bahan-bahan persyaratan absolut dari bahan-bahan emulsi.emulsi.

– Keamanan, Keaman dan klirens Keamanan, Keaman dan klirens toksikologi dari senyawa-senyawa toksikologi dari senyawa-senyawa emulsi farmasi merupakan persyaratan emulsi farmasi merupakan persyaratan mutlak.mutlak.

Page 16: Emulsi

Pemilihan Zat PengemulsiPemilihan Zat Pengemulsi Umunya dibedakan dalam tiga golongan Umunya dibedakan dalam tiga golongan

besar yaitu ; surfaktan, koloid hidrofilik besar yaitu ; surfaktan, koloid hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus. dan zat padat yang terbagi halus.

Golongan pengemulsi dipilih terutama Golongan pengemulsi dipilih terutama berdasarkan :berdasarkan :– Stabilias shelf life yang dikehendakiStabilias shelf life yang dikehendaki– Tipe emulsi yang diingikanTipe emulsi yang diingikan– Biaya pengemulsi.Biaya pengemulsi.

Pemilihan surfaktan, berdasarkan pada Pemilihan surfaktan, berdasarkan pada nilai HLB dan komposisi komponen kimia nilai HLB dan komposisi komponen kimia dari minyak yang akan diemulsikan, dari minyak yang akan diemulsikan,

Page 17: Emulsi

Pemilihan Zat PengemulsiPemilihan Zat Pengemulsi HLB adalah Hidrophilik liphophilik balance, HLB adalah Hidrophilik liphophilik balance,

yaitu suatu nilai yang dimiliki oleh yaitu suatu nilai yang dimiliki oleh surfaktansurfaktan

HLB butuh adalah nilai HLB yang HLB butuh adalah nilai HLB yang dibutuhkan oleh suatu minyak untuk dapat dibutuhkan oleh suatu minyak untuk dapat teremulsikan, nilai ini harus disesuaikan teremulsikan, nilai ini harus disesuaikan dengan nilai HLB surfaktan untuk dapat dengan nilai HLB surfaktan untuk dapat menghasilkan emulsi yang stabil.menghasilkan emulsi yang stabil.

Penentuan HLB butuh dari suatu minnyak Penentuan HLB butuh dari suatu minnyak biasanya dilakukan dengan metode coba biasanya dilakukan dengan metode coba dan ralat.dan ralat.

Page 18: Emulsi

Perhitungan HLB butuh GriffinPerhitungan HLB butuh Griffin

Nama bahan

Jumlah (g) a (% fase minyak)

b (HLB butuh)

a x b

Petrolatum 25 56 8 4.5

Cetil alcohol 20 44 15 6.7

Emulgator 2

Pengawet 0.2

Air murni Ad 100

HLB total 11.2

% 𝑇𝑤𝑒𝑒𝑛 60 = 11.2 − 4.714.9− 4.7 𝑥 100 = 64% % 𝑆𝑝𝑎𝑛 60 = 100− 64 = 36%

Page 19: Emulsi

Pemilihan Zat PengemulsiPemilihan Zat Pengemulsi Pemilihan pengemulsi tambahan Pemilihan pengemulsi tambahan

– Padatan, seperti golongan tanah liat Padatan, seperti golongan tanah liat yaitu bentonit dan veegum berguna yaitu bentonit dan veegum berguna dalam menjaga stabilitas emulsi dengan dalam menjaga stabilitas emulsi dengan membentuk lapisan partikel padat yang membentuk lapisan partikel padat yang berfungsi sebagai barier.berfungsi sebagai barier.

– Koloid hidrofilik, Polimer yang peka Koloid hidrofilik, Polimer yang peka terhadap air dapat berfungsi sebagai terhadap air dapat berfungsi sebagai pengemulsi tambahan, bekerja dengan pengemulsi tambahan, bekerja dengan membentu meningkatkan viskositas membentu meningkatkan viskositas fase luar sehingga mengurangi fase luar sehingga mengurangi pergerakan fase dalam untuk pergerakan fase dalam untuk bergabung.bergabung.

Page 20: Emulsi

Pemilihan Zat Pengawet dan Pemilihan Zat Pengawet dan AntioksidanAntioksidan

Zat pengawet yang digunakan harus dapat Zat pengawet yang digunakan harus dapat melindungi dua fase pada emulsi yaitu melindungi dua fase pada emulsi yaitu fase minyak dan fase air, oleh karena itu fase minyak dan fase air, oleh karena itu pengawet harus larut pada kedua fase pengawet harus larut pada kedua fase tersebut.tersebut.

Pengawet yang dapat larut pada kedua Pengawet yang dapat larut pada kedua fase sulit ditemukan sehingga dianjurkan fase sulit ditemukan sehingga dianjurkan menggunakan kombinasi pengawet, yaitu menggunakan kombinasi pengawet, yaitu yang larut pada fase minyak dan fase air, yang larut pada fase minyak dan fase air, contohnya ester-ester contohnya ester-ester parahidroksibenzoat, metil paraben larut parahidroksibenzoat, metil paraben larut dalam air sedangkan propil paraben larut dalam air sedangkan propil paraben larut dalam minyakdalam minyak

Page 21: Emulsi

Pemilihan Zat Pengawet dan Pemilihan Zat Pengawet dan AntioksidanAntioksidan

Fase minyak, biasanya mengandung Fase minyak, biasanya mengandung minyak-minyak yang dapat mengalami minyak-minyak yang dapat mengalami autooksidasi, yang mengubah minyak autooksidasi, yang mengubah minyak menjadi tengik.menjadi tengik.

Autooksidasi dialami oleh minyak-minyak Autooksidasi dialami oleh minyak-minyak yang tidak jenuh seperti minyak nabati, yang tidak jenuh seperti minyak nabati, menimbulkan ketengikan dengan bau, menimbulkan ketengikan dengan bau, penempilan dan rasa yang tidak penempilan dan rasa yang tidak menyenangkan.menyenangkan.

Autooksidasi ini dapat dicegah dengan cara, Autooksidasi ini dapat dicegah dengan cara, – Dengan tidak adanya oksigenDengan tidak adanya oksigen– Pemecahan rantai radikal bebasPemecahan rantai radikal bebas– Zat pereduksiZat pereduksi

Page 22: Emulsi

Pemilihan Zat Pengawet dan Pemilihan Zat Pengawet dan AntioksidanAntioksidan

Pemilihan antioksidan khusus Pemilihan antioksidan khusus tergantung pada keamananya, dapat tergantung pada keamananya, dapat diterima oleh penggunaan khusus diterima oleh penggunaan khusus dan kemanjurannya.dan kemanjurannya.

Antioksidan biasanya digunakan Antioksidan biasanya digunakan dalam kisaran konsentrasi 0,001 – dalam kisaran konsentrasi 0,001 – 0,1 %0,1 %

Contohnya : asam galat, propil galat, Contohnya : asam galat, propil galat, asam askorbat, alfa tokoferol, BHT, asam askorbat, alfa tokoferol, BHT, BHA dsbBHA dsb

Page 23: Emulsi

Gejala Ketidakstabilan EmulsiGejala Ketidakstabilan Emulsi

Ada beberapa gejalan ketidak Ada beberapa gejalan ketidak stabilan emulsi yaitu :stabilan emulsi yaitu :– KoalesensKoalesens– Flokulasi dan koagulaFlokulasi dan koagula– Creaming Creaming – Perubahan sifat fisika dan kimiaPerubahan sifat fisika dan kimia– Inversi faseInversi fase

Page 24: Emulsi
Page 25: Emulsi

Evaluasi Kestabilan EmulsiEvaluasi Kestabilan Emulsi

pemeriksaan organoleptikpemeriksaan organoleptik penentuan efektivitas pengawetpenentuan efektivitas pengawet penentuan tipe emulsipenentuan tipe emulsi penentuan ukuran globulpenentuan ukuran globul penentuan sifat aliran dan viskositas sediaanpenentuan sifat aliran dan viskositas sediaan penentuan berat jenispenentuan berat jenis penentuan volume terpindahkanpenentuan volume terpindahkan penentuan tinggi sendimentasipenentuan tinggi sendimentasi pengujian stabilitas dipercepatpengujian stabilitas dipercepat pengujian lain yang dipersyaratkan pada pengujian lain yang dipersyaratkan pada

monografi bahan aktifmonografi bahan aktif

Page 26: Emulsi

Stabilitas dipercepatStabilitas dipercepat

Umur dan temperatur, dengan Umur dan temperatur, dengan menyimpan emulsi pada siklus suhu menyimpan emulsi pada siklus suhu yang ekstrim yaitu, suhu 5yang ekstrim yaitu, suhu 5oo C dan 35 C dan 35oo C secara bergantian selama 12 jam C secara bergantian selama 12 jam sebanyak 10 siklussebanyak 10 siklus

Page 27: Emulsi

Stabilitas dipercepatStabilitas dipercepat

Sentifugasi yaitu melakukan Sentifugasi yaitu melakukan sentrifugasi pada kecepatan 1350 sentrifugasi pada kecepatan 1350 RPM dengan radius tabung RPM dengan radius tabung sentrifugasi 10 cm dengan waktu 5 sentrifugasi 10 cm dengan waktu 5 jam untuk efek gravitasi selama 1 jam untuk efek gravitasi selama 1 tahun.tahun.

Page 28: Emulsi

Stabilitas dipercepatStabilitas dipercepat

Pengadukan, berdasarkan prinsip Pengadukan, berdasarkan prinsip bahwa tetesan-tetesan emulsi bahwa tetesan-tetesan emulsi melakukan gerak brown, emulsi yang melakukan gerak brown, emulsi yang dikocok terus-menerus akan dikocok terus-menerus akan menyebabkan pecahnya emulsi.menyebabkan pecahnya emulsi.