eminis therapy

14
 eminis Therapy Penilaian Pengguna: / 1 Buruk Terbaik  Beri Nilai  Ditulis Oleh Ifdil Friday, 05 August 2011 Feminis Therapy Oleh, KHAIRUL BARIYYAH Sejarah Perkembangan Teori dan praktik terapi feminis berawal dari gerakan feminisme pada tahun 1960-an, di mana para wanita membentuk sebuah forum untuk secara aktif mengutarakan ketidakpuasan mereka terhadap sistem sosial patriarkal yang memposisikan mereka sebagai anggota masyarakat kelas dua Tahun 1970 merupakan awal terbentuknya konseling feminis sebagai salah satu pendekatan dalam  psikoterapi. Konseling dan psikoterapi feminis tidak dikembangkan oleh tokoh tertentu, tidak memiliki posisi teoretis tertentu, serta tidak dilengkapi dengan teknik tertentu (Enns, 2004; Evans et al., 2005). Konseling dan psikoterapi feminis fase awal ini didasari oleh pandangan bahwa para perempuan sama-sama memiliki pengalaman ditekan dan menjadi korban. Karena itu, hanya pendekatan  proaktiflah yang secara efektif dapat membantu mereka. Teori feminis berkembang melalui tiga fase yang berbeda: radikal, liberal, dan moderat. Teori feminis awal mengambil bentuk konseling dan psikoterapi radikal, di mana teori ini menggunakan teknik- teknik yang didesain untuk membantu para wanita agar da pat menyadari bahwa masyarakat yang patriarkal merupakan pusat dari kebanyakan masalah mereka, dan perubahan tidak akan terjadi kecuali jika mereka diberdayakan agar dapat merasa dan bertindak sejajar dengan para pria Tahun 1980-an dipandang sebagai perkembangan lebih lanjut pemikiran feminis (Dutton-Douglas & Walker, 1988). Gagasannya adalah menguji teori-teori konseling tradisional dalam perspektif feminisme, dan kemudian menghilangkan bagian-bagian pendekatan tradisional yang memandang pria dan wanita secara dikotomis (patriarkal) (Elliott, 1999). Beberapa praktisi konseling feminis awal mengajukan androgini, yaitu integrasi antara karakteristik maskulin dan feminin tradisional, sebagai kondisi kesehatan mental ideal yang menjadi tujuan konseling (Enns, 2004). Konselor dan terapis feminis didorong untuk memilih metode-metode, yang terdapat dalam pendekatan-pendekatan tradisional, yang tidak berpotensi bias gender (Enns, 1993). Sejak akhir tahun 1980-an, terjadi pergerakan dalam teori feminis yang memperkenalkan potensi feminin, fokus pada kesetaraan, dan mengajukan asumsi bahwa sebagian besar masalah wanita diciptakan oleh masyarakat yang tidak menghargai atau membebaskan p ara wanita untuk melakukan kehendaknya Hakikat Manusia Wanita, dalam banyak kultur besar, ditekan dan dieksfloitasi secara s istematis.

Upload: intanlailyqadariah

Post on 10-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 1/14

eminis TherapyPenilaian Pengguna: / 1

Buruk Terbaik  

Beri Nilai

 

Ditulis Oleh Ifdil

Friday, 05 August 2011

Feminis Therapy 

Oleh,

KHAIRUL BARIYYAH 

Sejarah Perkembangan 

Teori dan praktik terapi feminis berawal dari gerakan feminisme pada tahun 1960-an, di mana para

wanita membentuk sebuah forum untuk secara aktif mengutarakan ketidakpuasan mereka terhadap

sistem sosial patriarkal yang memposisikan mereka sebagai anggota masyarakat kelas dua

Tahun 1970 merupakan awal terbentuknya konseling feminis sebagai salah satu pendekatan dalam

psikoterapi. Konseling dan psikoterapi feminis tidak dikembangkan oleh tokoh tertentu, tidak memiliki

posisi teoretis tertentu, serta tidak dilengkapi dengan teknik tertentu (Enns, 2004; Evans et al., 2005).

Konseling dan psikoterapi feminis fase awal ini didasari oleh pandangan bahwa para perempuan

sama-sama memiliki pengalaman ditekan dan menjadi korban. Karena itu, hanya pendekatan

proaktiflah yang secara efektif dapat membantu mereka.

Teori feminis berkembang melalui tiga fase yang berbeda: radikal, liberal, dan moderat. Teori feminis

awal mengambil bentuk konseling dan psikoterapi radikal, di mana teori ini menggunakan teknik-teknik yang didesain untuk membantu para wanita agar dapat menyadari bahwa masyarakat yang

patriarkal merupakan pusat dari kebanyakan masalah mereka, dan perubahan tidak akan terjadi

kecuali jika mereka diberdayakan agar dapat merasa dan bertindak sejajar dengan para pria

Tahun 1980-an dipandang sebagai perkembangan lebih lanjut pemikiran feminis (Dutton-Douglas &

Walker, 1988). Gagasannya adalah menguji teori-teori konseling tradisional dalam perspektif

feminisme, dan kemudian menghilangkan bagian-bagian pendekatan tradisional yang memandang

pria dan wanita secara dikotomis (patriarkal) (Elliott, 1999). Beberapa praktisi konseling feminis awal

mengajukan androgini, yaitu integrasi antara karakteristik maskulin dan feminin tradisional, sebagai

kondisi kesehatan mental ideal yang menjadi tujuan konseling (Enns, 2004). Konselor dan terapis

feminis didorong untuk memilih metode-metode, yang terdapat dalam pendekatan-pendekatan

tradisional, yang tidak berpotensi bias gender (Enns, 1993).

Sejak akhir tahun 1980-an, terjadi pergerakan dalam teori feminis yang memperkenalkan potensi

feminin, fokus pada kesetaraan, dan mengajukan asumsi bahwa sebagian besar masalah wanita

diciptakan oleh masyarakat yang tidak menghargai atau membebaskan para wanita untuk

melakukan kehendaknya

Hakikat Manusia 

Wanita, dalam banyak kultur besar, ditekan dan dieksfloitasi secara sistematis.

Page 2: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 2/14

Dalam hal ini Llewelyn dan Osborne (1983) berpendapat bahwa terapi keluarga dibangun di atas

empat asumsi dasar tentang pengalaman sosial wanita :

1. Wanita secara konsisten berada dalam posisi berbeda dengan pria. Misalnya, wanita cenderung

memiliki kekuasaan dan status yang lebih lemah dalam pekerjaan. J.B. Miller (1987) mengobservasi

bahwa wanita yang berusaha menjadi berkuasa ketimbang pasif dipandang sebagai egois,

desktruktif dan tidak feminin.

2. Wanita diharapkan untuk sensitif terhadap perasaan orang lain, dan memberikan pelayanan

emosional, terutama terhadap pria.

3. Wanita diharapkan untuk terhubung dengan pria, dengan demikian maka mendapatkan otonomi

adalah hal yang sulit.

4. Masalah seksualitas menjadi sangat sulit bagi wanita. Faktor ini bersumber dari konteks sosial di

mana imaji tubuh wanita yang ideal digunakan untuk menjual komoditas, kepercayaan diri

seksualitas wanita merupakan ancaman bagi banyak pria dan kekerasan seksual terhadap wanita

menyebar dengan luas.

Hakikat Konseling 

Sejumlah penulis feminis telah menulis beberapa prinsip inti yang menjadi dasar dari praktikkonseling feminis. Prinsip-prinsip tersebut saling berhubungan dan bertumpangtindih satu sama lain.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah:

Masalahindividu bersumber dari konteks politis. Prinsip ini didasari oleh asumsi bahwa masalah-

masalah yang dibawa oleh konseli ke dalam konseling bersumber dari konteks politik dan sosial.

Khusus untuk perempuan, masalah tersebut seringkali berasal dari konteks marginalisasi, opresi,

subordinasi, dan stereotipisasi. Pandangan tentang dampak konteks politik dan sosial terhadap

kehidupan individu ini merupakan prinsip paling fundamental yang mendasari konseling feminis.

Komitmen pada perubahan sosial. Konseling feminis tidak hanya berusaha melakukan perubahan

secara individual, namun juga perubahan sosial.

Suara, pemahaman, dan pengalaman wanita diberi tempat yang sejajar dengan pria.

Hubungan konseling berlangsung secara egaliter. Salah satu perhatian utama konseling feminis

adalah mengenai power dan hubungan konseling yang egaliter. Para konselor feminis mengatakan

bahwa telah terjadi ketimpangan power dalam hubungan konseling, sehingga mereka teguh

mengusahakan egaliterianisme hubungan konseling serta menanamkan dalam-dalam prinsip bahwa

konseli adalah ahli untuk dirinya sendiri.

Fokus pada kekuatan dan reformulasi definisi masalah psikologis. Beberapa konselor feminis

menolak untuk memberikan label diagnostik “penyakit mental” pada konseli. Menurut mereka, faktor

intrapsikis hanyalah penyebab parsial dari masalah yang dibawa oleh konseli ke dalam konseling.

Mengenali semua bentuk tekanan.

Kondisi Pengubahan 

Tujuan 

Menurut Enns (2004), tujuan konseling feminis berkisar pada pemberdayaan, menghargai dan

menyatakan perbedaan, berusaha melakukan perubahan daripada hanya sekedar penyesuaian,

kesetaraan, menyeimbangkan independesi dan interdependensi, perubahan sosial, dan self- 

Page 3: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 3/14

nurturance (menjaga diri). Enns juga menambahkan bahwa tujuan kunci konseling ini adalah untuk

membantu individu agar dapat memandang dirinya sebagai agen kepentingan dirinya dan

kepentingan orang lain. Yang pasti, tujuan akhir dari konseling ini adalah untuk menghilangkan

seksisme serta segala bentuk diskriminasi dan penindasan lainnya di masyarakat (Worell & Remer,

2003).

Konselor 

Konseling feminis bersandar pada seperangkat asumsi filosofis yang yang dapat diterapkan pada

berbagai orientasi teoretis. Teori konseling apapun dapat dievaluasi dengan kriteria gender- 

fair ,flexible-multicultural , interaksionis, dan orientasi sepanjang rentang kehidupan. Peran dan fungsi

konselor akan berbeda satu sama lain bergantung pada teori apa yang dikombinasikan dengan

prinsip dan konsep feminis.

Konseli 

Konseli merupakan partisipan aktif dalam proses konseling. Konselor feminis akan memastikan

bahwa konseling tidak akan menjadi arena di mana konseli (terutama konseli wanita) tetap pasif dan

menjadi dependen. Sangatlah penting agar konseli bercerita dan memberikan pendapat mengenai

pengalamannya.

Situasi Hubungan 

Hubungan konseling didasari oleh upaya pemberdayaan dan egaliterianisme. Struktur hubungan

konselor-konseli memperagakan bagaimana mengidentifikasi dan menggunakan kekuatan secara

bertanggungjawab. Konselor feminis menyatakan secara jelas nilai-nilai yang dianutnya untuk

mengurangi kesempatan pemaksaan nilai. Hal ini akan memberikan kesempatan pada konseli untuk

memilih apakah ia akan meneruskan konseling bersama konselor atau tidak. Ini juga merupakan

langkah untuk men-demistifikasi proses konseling

Mekanisme Pengubahan 

Teknik-teknik konseling 

Para konselor feminis telah mengembangkan beberapa teknik secara mandiri serta mengadaptasi

beberapa teknik dari pendekatan lain. Teknik yang sangat penting adalahConsciouness Raising 

Technique yang akan membantu para perempuan membedakan antara hal yang diterima dan

diharapkan secara sosial dengan hal yang benar-benar sehat untuk mereka. Teknik yang lain

adalah:

Pemberdayaan (empowerment )

Membuka diri (self-disclosure )

Analisis peran gender (gender-role analysis )

Intervensi peran gender (gender-role intervention )

Analisis kekuatan/daya (power analysis )

Biblioterapi

Page 4: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 4/14

  Assertiveness training  

Reframing dan relabeling  

Aksi sosial (social action )

Kerja kelompok (group work )

Rujukan 

Capuzzi, D. & Gross, D.R. 2007. Counseling & Psychotherapy: Theories and Intervention . Upper

Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice-Hall

Corey,Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy .

Belmont,CA:Brooks/Cole

Seligman, L. 2006. Theories of Counseling and Psycotherapy . Colombus, Ohio: Pearson Merrill

Prentice Hall.

Sharf, Richard S. 2004. Theories of Psychotherapy and Counseling . Columbus, Ohio: Pearson Merril

Prentice Hall.

Khairul Bariyyah*) Penulis saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Malang

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Istri 

Kategori Individual Oleh : Pudji Susilowati, S.Psi Jakarta, 20 Februari 2008  

Apakah anda korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ataukah anda termasukke dalam anggota masyarakat yang masih awam dengan KDRT? Apapun jawabannya dan

siapapun anda, sebaiknya anda tetap perlu mengetahui informasi penting ini.  

Akhir-akhir ini, KDRT makin marak di masyarakat, terutama KDRT yang terjadi pada

istri. Salah satu contoh kasus yang sempat marak dibicarakan adalah kasus KDRT yang dialami

oleh Lisa, seorang ibu rumah tangga yang wajahnya menjadi rusak akibat disiram air keras oleh

suamnya. Yang cukup mengundang pertanyaan disini adalah: "Apakah memang KDRT hanya

terjadi pada istri tidak bekerja / Ibu Rumah Tangga, ataukah juga terjadi pada istri yang

bekerja?" Untuk mengetahui jawabannya, simaklah pembahasan berikut.  

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suami pada istrinya,sebenarnya tidak hanya terjadi pada istri yang tidak bekerja tetapi juga pada istri yang bekerja.

Menurut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, sekitar 24 juta perempuan di Indonesia

mengalami kekerasan dalam rumah tangga, tetapi jumlah yang pasti belum diperoleh. Di

Indonesia, pada tahun 1998 jumlah kekerasan yang terjadi pada istri yang tidak bekerja adalah

39,7 % dan 35,7 % pada istri yang bekerja. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Amalia

dkk. pada tahun 2000 ditemukan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh suami pada istri

dikarenakan adanya stereotype bahwa laki-laki itu maskulin dan perempuan feminim, selain itu,

suami juga merasa frustrasi dengan penghasilan istri yang lebih tinggi. Di Indonesia sendiri,

Page 5: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 5/14

kasus kekerasan terhadap istri lebih banyak yang tidak terungkap karena adanya anggapan

bahwa hal tersebut adalah masalah keluarga dan tabu apabila terungkap. Sehingga hal ini

secara tidak disadari turut melanggengkan budaya kekerasan terhadap perempuan. Sungguh

sangat mengenaskan bukan. 

Padahal Julius Nyaree pernah mengatakan: 

"Kalau seorang perempuan itu berdaya, maka ia akan berdaya, dan kalau perempuan itu berdaya 

maka ia akan menyejahterakan keluarga dan masyarakatnya"  

Oleh karena itu, kasus kekerasan terhadap istri merupakan suatu kasus tersendiri yang

patut menjadi perhatian masyarakat karena mengakibatkan dampak yang merugikan bagi

keluarga, termasuk anak-anak. 

Definisi Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Istri 

Apakah yang sebenarnya dimaksud dengan KDRT terhadap istri? KDRT terhadap istri

adalah segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang berakibat

menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasuk ancaman, perampasan

kebebasan yang terjadi dalam rumah tangga atau keluarga. Selain itu, hubungan antara suami

dan istri diwarnai dengan penyiksaan secara verbal, tidak adanya kehangatan emosional,

ketidaksetiaan dan menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan istri. Setelah membaca

definisi di atas, tentu pembaca sadar bahwa kekerasan pada istri bukan hanya terwujud dalam

penyiksaan fisik, namun juga penyiksaan verbal yang sering dianggap remeh namun akan

berakibat lebih fatal dimasa yang akan datang. 

Gejala-gejala Kekerasan Terhadap Istri 

Mungkin yang akan mengundang pertanyaan adalah: "Bagaimana gejala-gejala istriyang mengalami kekerasan?" Perlu diketahui bahwa gejala-gejala istri yang mengalami

kekerasan adalah merasa rendah diri, cemas, penuh rasa takut, sedih, putus asa, terlihat lebih

tua dari usianya, sering merasa sakit kepala, mengalami kesulitan tidur, mengeluh nyeri yang

tidak jelas penyebabnya, kesemutan, nyeri perut, dan bersikap agresif tanpa penyebab yang

 jelas. Jika anda membaca gejala-gejala di atas, tentu anda akan menyadari bahwa akibat

kekerasan yang paling fatal adalah merusak kondisi psikologis yang waktu penyembuhannya

tidak pernah dapat dipastikan. 

Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Istri 

Jika anda sudah mengetahui gejala-gejalanya, maka selanjutnya yang harus andaketahui adalah bentuk-bentuk kekerasan tersebut. Dengan mengetahui bentuk-bentuk

kekerasan yang terjadi, anda dapat menjadi lebih peka dalam menghadapi kasus KDRT, dan

anda dapat membantu orang lain (baik yang anda kenal maupun tidak) yang mungkin

mengalaminya. Jangan sampai terjadi, anda hanya sebagai penonton yang tidak berempati

ketika mengetahui terjadinya KDRT di sekitar anda. 

Bentuk-bentuk kekerasan terhadap istri tersebut, antara lain:  

Page 6: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 6/14

1. Kekerasan Fisik 

Kekerasan fisik adalah suatu tindakan kekerasan (seperti: memukul, menendang, dan lain-

lain) yang mengakibatkan luka, rasa sakit, atau cacat pada tubuh istri hingga menyebabkan

kematian. 

2. Kekerasan Psikis 

Kekerasan psikis adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal (seperti: menghina,

berkata kasar dan kotor) yang mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri,

meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya.

Kekerasan psikis ini, apabila sering terjadi maka dapat mengakibatkan istri semakin

tergantung pada suami meskipun suaminya telah membuatnya menderita. Di sisi lain,

kekerasan psikis juga dapat memicu dendam dihati istri. 

3. Kekerasan Seksual 

Kekerasan seksual adalah suatu perbuatan yang berhubungan dengan memaksa istri

untuk melakukan hubungan seksual dengan cara-cara yang tidak wajar atau bahkan tidak

memenuhi kebutuhan seksual istri. 

4. Kekerasan Ekonomi 

Kekerasan ekonomi adalah suatu tindakan yang membatasi istri untuk bekerja di dalam

atau di luar rumah untuk menghasilkan uang dan barang, termasuk membiarkan istri yang

bekerja untuk di-eksploitasi, sementara si suami tidak memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarga. Sebagian suami juga tidak memberikan gajinya pada istri karena istrinya

berpenghasilan, suami menyembunyikan gajinya,mengambil harta istri, tidak memberi uang

belanja yang mencukupi, atau tidak memberi uang belanja sama sekali, menuntut istrimemperoleh penghasilan lebih banyak, dan tidak mengijinkan istri untuk meningkatkan

karirnya. 

Penyebab Kekerasan Terhadap Istri 

KDRT pada istri tidak akan terjadi jika tidak ada penyebabnya. Di negara kita, Indonesia,

kekerasan pada perempuan merupakan salah satu budaya negatif yang tanpa disadari

sebenarnya telah diturunkan secara turun temurun. Apa saja penyebab kekerasan pada istri?

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan suami terhadap istri, antara lain: 

1) Masyarakat membesarkan anak laki-laki dengan menumbuhkan keyakinan bahwa anaklaki-laki harus kuat, berani dan tidak toleran. 

2) Laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat. 

3) Persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus ditutup karena

merupakan masalah keluarga dan bukan masalah sosial. 

Page 7: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 7/14

4) Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama mengenai aturan mendidik istri, kepatuhan

istri pada suami, penghormatan posisi suami sehingga terjadi persepsi bahwa laki-laki

boleh menguasai perempuan. 

5) Budaya bahwa istri bergantung pada suami, khususnya ekonomi. 

6) Kepribadian dan kondisi psikologis suami yang tidak stabil. 

7) Pernah mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak. 

8) Budaya bahwa laki-laki dianggap superior dan perempuan inferior. 

9) Melakukan imitasi, terutama anak laki-laki yang hidup dengan orang tua yang sering

melakukan kekerasan pada ibunya atau dirinya. 

Selain itu, faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap istri berhubungan dengan

kekuasaan suami/istri dan diskriminasi gender di masyarakat. Dalam masyarakat, suami

memiliki otoritas, memiliki pengaruh terhadap istri dan anggota keluarga yang lain, suami juga

berperan sebagai pembuat keputusan. Pembedaan peran dan posisi antara suami dan istri

dalam masyarakat diturunkan secara kultural pada setiap generasi, bahkan diyakini sebagai

ketentuan agama. Hal ini mengakibatkan suami ditempatkan sebagai orang yang memiliki

kekuasaan yang lebih tinggi daripada istri. Kekuasaan suami terhadap istri juga dipengaruhi

oleh penguasaan suami dalam sistem ekonomi, hal ini mengakibatkan masyarakat memandang

pekerjaan suami lebih bernilai. Kenyataan juga menunjukkan bahwa kekerasan juga menimpa

pada istri yang bekerja, karena keterlibatan istri dalam ekonomi tidak didukung oleh perubahan

sistem dan kondisi sosial budaya, sehingga peran istri dalam kegiatan ekonomi masih dianggap

sebagai kegiatan sampingan. 

Menanggapi hal ini, maka selanjutnya menjadi pertanyaan penting untuk semua darikita, sebagai warga Negara Indonesia adalah: "Apakah kita berperan dalam budaya ini? Dan

apakah kita akan terus membiarkan hal ini?" 

Siklus Kekerasan Terhadap Istri 

Mungkin Anda sering melihat bahwa seorang istri yang telah mengalami kekerasan dari

suaminya, akhirnya akan kembali mengalami kekerasan. Bagaimana siklus kekerasan terhadap

istri? Siklus kekerasan terhadap istri adalah suami melakukan kekerasan pada istri kemudian

suami menyesali perbuatannya dan meminta maaf pada istri, tahap selanjutnya suami bersikap

mesra pada istri, apabila terjadi konflik maka suami kembali melakukan kekerasan pada istri. 

Namun, Istri berusaha menganggap bahwa kekerasan timbul karena kekhilafan sesaat

dan berharap suaminya akan berubah menjadi baik sehingga ketika suami meminta maaf dan

bersikap mesra, maka harapan tersebut terpenuhi untuk sementara. Biasanya kekerasan terjadi

berulang-ulang sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi istri dan adanya rasa takut

ditinggalkan dan sakit hati atas perilaku suami. Ternyata, siklus kekerasan pada istri tanpa

disadari menjadi seperti lingkaran setan. 

Page 8: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 8/14

Dampak Kekerasan Terhadap Istri 

Kekerasan terhadap istri menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Apa saja

dampak kekerasan terhadap istri? 

Dampak kekerasan terhadap istri yang bersangkutan itu sendiri adalah: mengalami sakitfisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak

berdaya, mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya, mengalami

stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. 

Dampak kekerasan terhadap pekerjaan si istri adalah kinerja menjadi buruk, lebih

banyak waktu dihabiskan untuk mencari bantuan pada Psikolog ataupun Psikiater, dan merasa

takut kehilangan pekerjaan. 

Dampaknya bagi anak adalah: kemungkinan kehidupan anak akan dibimbing dengan

kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam pada anak-anak akan lebih tinggi, anak

dapat mengalami depresi, dan anak berpotensi untuk melakukan kekerasan pada pasangannya

apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku dan cara memperlakukan orang lain

sebagaimana yang dilakukan oleh orang tuanya. 

Setelah Anda mengetahui dampak dari kekerasan pada istri maka Anda tentu harus

turut berempati dengan berupaya memberdayakan dan menolong korban KDRT. Karena tanpa

adanya perubahan pola pikir anda dalam memandang kasus-kasus kekerasan seperti ini maka

kekerasan pada perempuan masih akan terus terjadi. Dan siapa pun dapat menjadi korban

kekerasan termasuk Anda dan keluarga Anda. 

Solusi Untuk Mengatasi Kekerasan Terhadap Istri 

Untuk menurunkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga maka masyarakatperlu digalakkan pendidikan mengenai HAM dan pemberdayaan perempuan; menyebarkan

informasi dan mempromosikan prinsip hidup sehat, anti kekerasan terhadap perempuan dan

anak serta menolak kekerasan sebagai cara untuk memecahkan masalah; mengadakan

penyuluhan untuk mencegah kekerasan; mempromosikan kesetaraan jender; mempromosikan

sikap tidak menyalahkan korban melalui media. 

Sedangkan untuk pelaku dan korban kekerasan sendiri, sebaiknya mencari bantuan

pada Psikolog untuk memulihkan kondisi psikologisnya. 

Bagi suami sebagai pelaku, bantuan oleh Psikolog diperlukan agar akar permasalahan

yang menyebabkannya melakukan kekerasan dapat terkuak dan belajar untuk berempatidengan menjalani terapi kognitif. Karena tanpa adanya perubahan dalam pola pikir suami dalam

menerima dirinya sendiri dan istrinya maka kekerasan akan kembali terjadi.  

Sedangkan bagi istri yang mengalami kekerasan perlu menjalani terapi kognitif dan

belajar untuk berperilaku asertif. Selain itu, istri juga dapat meminta bantuan pada LSM yang

menangani kasus-kasus kekerasan pada perempuan agar mendapat perlidungan. 

Page 9: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 9/14

Suami dan istri juga perlu untuk terlibat dalam terapi kelompok dimana masing-masing

dapat melakukan sharing sehingga menumbuhkan keyakinan bahwa hubungan perkawinan

yang sehat bukan dilandasi oleh kekerasan namun dilandasi oleh rasa saling empati. Selain itu,

suami dan istri perlu belajar bagaimana bersikap asertif dan me-manage emosi sehingga jika

ada perbedaan pendapat tidak perlu menggunakan kekerasan karena berpotensi anak akan

mengimitasi perilaku kekerasan tersebut. Oleh karena itu, anak perlu diajarkan bagaimanabersikap empati dan memanage emosi sedini mungkin namun semua itu harus diawali dari

orangtua. 

Sebagai penutup dari artikel ini, saya berharap semoga uraian di atas berguna bagi para

pembaca sehingga pembaca turut berpartisipasi untuk menghentikan budaya kekerasan yang

terjadi masyarakat kita. 

Daftar Pustaka 

GENDER DAN PEREMPUAN KORBAN KDRT

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA 

OLEH BAMBANG RUSTANTO

RUMAH TANGGAKU

(RUKUN DAN TENTRAM) KELUARGAKU SURGAKU

(BAHAGIA DAN SEJAHTERA)

KELUARGA BAHAGIA 

SAKINAH = AYAH-IBU DAN ANAK 

MAWADAH = TENTRAM DAN RUKUN

WA ROHMAH = BANYAK REZEKI DAN SEJAHTERA 

KELUARGAKU ADALAH MARTABATKU

KEKUATAN BANGSA DAN NEGARA TERLETAK PADA KETAHANAN KELUARGA 

SETIAP ORANG TUA HARUS DAPAT MEMBANGUN KELUARGA YANG SEJAHTERA 

PERUBAHAN SOSIAL DAN KELUARGA 

Isu global yang memiliki efek pada berbagai sendi kehidupan baik dalam lingkungan keluarga maupun

masyakat.

Beberapa kasus di indonesia semakin meningkat korban kekerasan: 2004,15.929 untuk anak,59.666

Page 10: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 10/14

untuk dewasa, 2.914 untuk lanjut usia,sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 106.748 orang

Laporan komnas perempuan indonesia memperlihatkan peningkatan KTK dilingkungan rumah tangga

tahun 2002 sejumlah 3.160 orang, meningkat menjadi 14.020 tahun 2005.

Pemerintah dan masyarakat perlu mendapat perhatian yang cukup serius dalam mencegah dan

mengatasi tidak kekerasan sesuai dengan UU No.23 2004.

KETIDAKHARMONISAN KELUARGA 

ADA 65% SERING KONFLIK 

ADA 35% MENGALAMI PERCERAIAN

ADA 2,5% MENGALAMI KDRT

(Kepala BKKBN Pada Hari Keluarga Nasional Juli 2009)

KERETAKAN KELUARGA 

TIDAK SEPAKAT ATAS NILAI DAN KEPENTINGAN BERSAMA 

TIDAK MENGHARGAI SUMBANGAN DARI ANGGOTA KELUARGA 

TIDAK MENJALANKAN AKTIVITAS KELUARGA SECARA BERSAMA 

TIDAK ADA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN MENDENGARKAN KELUHAN

TIDAK SALING MEMBERI DUKUNGAN SATU SAMA LAINNYA 

(Trivette,1998)

KEKUASAAN DALAM KELUARGA 

OWNER PROPERTI:

SUAMI PENCARI NAFKAH DAN SANGAT DOMINAN

HEAD COMPLEMENT

ISTRI IKUT MENCARI NAFKAH DAN ISTRI TETAP DIBAWAH KENDALI SUAMI

EQUAL PARTNER 

POSISI SUAMI DAN ISTRI SEJAJAR NAMUN KEKUASAAN TETAP DITANGAN SUAMI(TO Ihromi, 1998

Page 11: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 11/14

Undang-undang No.23 tahun 2004

Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga

KDRT= setiap terhadap seseorang terutama perempuan dan anak-anak yang mengakibatkan timbulnya

kesengsaraan atau penderitaan fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga

BENTUK KEKERASAN

Tindak Kekerasan Fisik :

Kekerasan yang menimbulkan rasa sakit secara fisik 

Tindak Kekerasan Psikologis:

Kekerasan yang menimbulkan gangguan mental psikologis

Tindak Kekerasan Seksual:

Kekerasan dalam hubungan seksual yang disertai paksaan

Tindak Kekerasan Ekonomi

Pembatasan aktivitas dan tidak memberi nafkah bagi istri

KORBAN KDRT

Istri atau Perempuan

Anak-anak 

Anggota keluarga Lain

Pembantu Rumah Tangga

Kadang-kadang Suami

CIRI PELAKU

Suka Marah

Sulit diajak berkomunikasi

Berprilaku Anti Sosial

Ringan Tangan

Kondisi Stress

Banyak Masalah

LATAR BELAKANG Pembawaan personal (sosialisasi anak)

Dari keluarga yang mengalami kekerasan

Prilaku Otoriter (micro system)

Kekuasan suami dalam keluarga

Budaya Patriarki (macro system)

Page 12: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 12/14

Laki-laki yang diutama oleh masyarakat

Pengaruh Pergaulan (eco system)

Prilaku dari lingkungan atau teman

PENANGANAN

Melaporkan ke Pengurus RT/RW/Desa

Melaporkan ke Kantor Polisi (Polsek)

Mencari Perlindungan Pada Pemerintah Setempat

Mendapatkan Pelayanan Dari Puskesmas dan Rumah Sakit

Mendapatkan Penangan Khusus

Mendapatkan Pendampingan

Mendapatkan Bimbingan Mental Psikologis

PERAN MASYARAKAT

Saling Silahturahmi Antar Tetangga

Mengadakan kumpulan

Mengadakan pengajian majelis taklim

Mencegah terjadinya KDRT

Memberikan perlindungan kepada korban

Memberi pertolongan darurat atau sementara

Membawa Korban Ke Rumah Perlindungan atau Rumah Aman

PERAN PEMDA 

Penyediakan Rumah Perlindungan atau Rumah Aman

Penyediakan Pelayanan Khusus di Kantor Polisi dan Rumah Sakit

Penyediakan Tenaga Terlatih Dalam Penanganan KDRT

Koordinasi Pelayanan dan Menyediaan Akses Bagi Korban

Memberikan Perlindungan dan Pendampingan Bagi Korban

PERAN TENAGA KESEHATAN Secepatnya memberikan pertolongan medis

Membawa ke rumah sakit milik pemerintah terdekat

Mengadakan pertolongan profesional sesuai dengan kaidah medis

PERAN PEKERJA SOSIAL

Page 13: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 13/14

Secepatnya memberi pertolongan kepada korban

Memberikan konseling untuk memberi rasa aman

Mengantar korban ke rumah perlindungan atau rumah aman

Koordinasi dengan Polisi dan Tenaga Kesehatan

Memberikan pelayanan di Lembaga Pelayanan yang disediakan pemerintah

PERAN ADVOKAT

Memberi Bantuan Hukum

Mendampingi Korban dalam proses penyidikan

Melakukan koordinasi dengan para pihak untuk membantu korban

PENCEGAHAN KDRT

Hubungan Suami –Istri Yang Sehat

Hubungan Di Ruang Tamu

Hubungan Di Ruang Makan

Hubungan Di Tempat Tidur

Saudara sa kasur

Saudara sa sumur

Saudara sa lembur

Berjiwa terbuka terhadap orang lain

Mampu beradaptasi dengan perubahan sosial

Kesulitan hidup dibicarakan dengan pasangan

Keputusan untuk rumah tangga diambil bersama-sama

Kegagalan Usaha menjadi tanggung jawab

 bersama

PERHATIAN

Tanda-tanda kekerasan fisik seperti memar, luka,lebam pada bagian mata

Keluahan sakit pada bagian fisik yang cukup sering

Kecemasan, rasa takut, depresi

Sulit tidur dan sering mengalami mimpi buruk  Perilaku merusak diri sendiri, bahkan sampai keinginan bunuh diri.

PENANGANAN KDRT

Menjamin korban dan anggota yang lain berada dalam keadaan aman dan terlindungi.

Membantu korban memahami sifat dan siklus kekerasan, serta korban memiliki pilihan untuk berada

pada situasi aman.

Page 14: Eminis Therapy

5/11/2018 Eminis Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/eminis-therapy 14/14

Membantu korban untuk mengambil keputusan, merumuskan rencana dan memperoleh pelayanan

 yang dibutuhkan demi keamanannya dimasa yang akan datang

Mengatasi akibat psikologis dan mengembangkan batas-batas pribadinya.

Penanganan masalah keuarga, psikososial dan masalah ekonomi.

Tinjauan feminis :

Masalah korban harus dipandang dalam kerangka sosiopolitik 

Peranan jenis kelamin yang fatologis

Fokus intervensi pada pemberdayaan korban

Rasa harga diri korban harus ditingkatkan

5. Mengembangkan identitas korban.

6. Mengembangkan sistem dukungan sosial

7. Keseimbangan yang efektif antara pekerjaan dan hubungan personal

8. Hubungan kesetaraan antara korban dengan petugas/pekerja sosial

9. Belajar untuk menekspresikan ketegasan (assertif) diri mereka sendir

SARAN

Sholat Lima Waktu

Sholat Tahajud: 8 rakaat

Sholat Hajat : 2 rakaat

Sholat Dhuha : 6 rakaat

Berdoa diantara dua rukku

Bersedekah dan beramal saleh

Menghormati Orang Tua dan Mertua

( Diintisarikan Buku Mencari Tuhan dari Ustad Yusuf)