emile durkheim

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang berasal dari perancis. Sumbangan Durkheim dalam ilmu sosiologi antara lain mengenai struktur sosial, pemikiran Durkheim mengenai struktur sosial terinspirasi dari buku leviathan karangan Thomas Hobbes. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa manusia dapat menjadi predator bagi sesamanya atau disebut sebagai homo homini lupus. Konteks sejarah saat itu erat kaitannya dengan revolusi perancis dan revolusi inggris. Oleh karena itu Durkheim mengajurkan diperlukannya sebuah struktur sosial yang dapat membentuk sebuah tatanan sosial yang tertib, rasional, dan moral. Pada dasarnya pemikiran Durkheim dilandasi 2 pemikiran tokoh lain, yaitu Thomas hobbes dan Charles Darwin. Charles Darwin menginspirasi Durkheim mengenai evolusi sosial. Durkheim juga seorang moralis, mengutamakan solidaritas sosial. Ada dua tema penting dalam karya Emile Durkheim.Pertama, keutamaan sosial daripada individu.Kedua, ide bahwa masyarakat bisa dipelajari secara ilmiah.Kita hidup di tengah masyarakat yang cenderung melihat segala sesuatu diseabkan oleh individu, bahkan persoalan sosial sekalipun seperti rasisme, polusi, dan resesi ekonomi. Durkheim mendekati masalah ini dari perspektif yang berlawanan , ia lebih menekankan dimensi sosial dari seluruh fenomena manusia. Durkheim melihat bahwa kekuatan-kekuatan sosial dapat bekerja dan mempunyai pengaruh terhadap individu yang bersifat membebaskan, karena kekuatan-kekuatan ini lalu dapat diperhitungkan dan mungkin disesuaikan melalui tindakan manusia Ada dua tema penting dalam karya Emile Durkheim. Pertama, keutamaan sosial daripada individu. Kedua, ide bahwa masyarakat bisa

Upload: kio-quw

Post on 17-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PEMIKIRAN EMILE DURKHEIM TENTANG SOSIOLOGI HUKUM

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDurkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang berasal dari perancis. Sumbangan Durkheim dalam ilmu sosiologi antara lain mengenai struktur sosial, pemikiran Durkheim mengenai struktur sosial terinspirasi dari buku leviathan karangan Thomas Hobbes. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa manusia dapat menjadi predator bagi sesamanya atau disebut sebagai homo homini lupus. Konteks sejarah saat itu erat kaitannya dengan revolusi perancis dan revolusi inggris. Oleh karena itu Durkheim mengajurkan diperlukannya sebuah struktur sosial yang dapat membentuk sebuah tatanan sosial yang tertib, rasional, dan moral. Pada dasarnya pemikiran Durkheim dilandasi 2 pemikiran tokoh lain, yaitu Thomas hobbes dan Charles Darwin. Charles Darwin menginspirasi Durkheim mengenai evolusi sosial. Durkheim juga seorang moralis, mengutamakan solidaritas sosial.Ada dua tema penting dalam karya Emile Durkheim.Pertama, keutamaan sosial daripada individu.Kedua, ide bahwa masyarakat bisa dipelajari secara ilmiah.Kita hidup di tengah masyarakat yang cenderung melihat segala sesuatu diseabkan oleh individu, bahkan persoalan sosial sekalipun seperti rasisme, polusi, dan resesi ekonomi. Durkheim mendekati masalah ini dari perspektif yang berlawanan , ia lebih menekankan dimensi sosial dari seluruh fenomena manusia. Durkheim melihat bahwa kekuatan-kekuatan sosial dapat bekerja dan mempunyai pengaruh terhadap individu yang bersifat membebaskan, karena kekuatan-kekuatan ini lalu dapat diperhitungkan dan mungkin disesuaikan melalui tindakan manusiaAda dua tema penting dalam karya Emile Durkheim. Pertama, keutamaan sosial daripada individu. Kedua, ide bahwa masyarakat bisa dipelajari secara ilmiah.Kita hidup di tengah masyarakat yang cenderung melihat segala sesuatu diseabkan oleh individu, bahkan persoalan sosial sekalipun seperti rasisme, polusi, dan resesi ekonomi. Durkheim mendekati masalah ini dari perspektif yang berlawanan , ia lebih menekankan dimensi sosial dari seluruh fenomena manusia. Durkheim melihat bahwa kekuatan-kekuatan sosial dapat bekerja dan mempunyai pengaruh terhadap individu yang bersifat membebaskan, karena kekuatan-kekuatan ini lalu dapat diperhitungkan dan mungkin disesuaikan melalui tindakan manusiaB. Rumusan Masalah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Biografi Emile DurkheimEmile Durkheim lahir pada tanggal 15 April 1858 di Epinal, Prancis. Ia berasal dari keluarga rabbi atau pendeta bagi kaum Yahudi. Tetapi pada umur belasan tahun, Ia menyangkal silsilah keturunanya (Strenski, 1997: 4). Sejak saat itu, minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis (Mestrovic, 1988). Ia tidak hanya kecewa dengan ajaran agama, namun juga pada pendidikan umum dan penekananya pada soal-soal literer dan estetis. Ia mendambakan bisa mempelajari metode-metode ilmiah dan prinsip-prinsip moral yang bisa memandu kehidupan sosial. Pada tahun 1887 Ia mengajar filsafat di beberapa sekolah provinsi di sekitar Paris.Keinginanya dalam mempelajari ilmu pengetahuan semakin besar ketika Ia melakukan perjalanan ke Jerman. Disana Ia mengenal psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt. Di tahun-tahun setelah kunjunganya ke Jerman, Durkheim menrbitkan beberapa karya yang menuliskan pengalamanya di Jerman. Publikasi-publikasi ini membantu Ia memperoleh posisi di departemen filsafat di Universitas Bordeaux pada tahun 1887. Disana Durkheim memberikan kuliah dalam ilmu sosial di sebuah Universitas Prancirs untuk pertama kalinya. Hal ini merupakan prestasi terbesar, karena hanya berjarak satu dekade sebelumnya kehebohan menggemparkan merebak di sebuah Universiras Prancis setelah seorang mahasiswa menyebut Auguste Comte dalam disertasinya. Tanggung jawab utama Durkheim adalah memberikan pedagogik untuk calon guru sekolah, dan mata kuliahnya yang paling penting adalah pendidikan moral. Alasan dari pendidikan moral sendiri adalah agar para pendidik mampu menularkan sistem moral kepada siswa-siswanya yang diharapkan memperbaiki kemrosotan moral yang Ialami masyarakat Prancis.Pada tahun 1893, ia menerbitkan tesis doktoralnya dalam bahasa Prancis,The Division of Labor in Society,dan tesisnya dalam bahasa latin tentang Montesqieu. Disusul pada tahun 1895, terbit pernyataan metodologi utamanya,The Rules of Sociological Method,lalu pada tahun 1897 metode-metode tersebut diterapkan dalam studi empiris pada bukuSuicide. Pada tahun 1896 ia menjadi professor penuh di Bordeaux. Pada tahun 1902 ia diundang oleh universitas di Prancis paling terkenal, Sorbonne, dan pada tahun 1906 resmi menjadi professor untuk ilmu pendidikan, pada tahun 1913 bertambah satu jabatan dan berubah menjadi professor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karya terkenal lainya adalahThe Elementary Forms of Religious Life,terbit tahun 1912.Kini Durkheim seringkali disebut sebagai seorang yang berhaluan politik konservatif termasuk pengaruhnya dalam bidang sosiologi. Namun, pada zamanya ia dikenal sebagai seorang liberal, dan ini tercermin ketika Ia secara aktif dalam membela Alfred Dreyfus, kapten tentara keturunan Yahudi yang dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan karena diduga membocorkan dokumen rahasia Prancis kepada kedutaan Jerman dan divonis mati oleh kebanyakan orang yang bermotif anti-Semitisme atau anti-Yahudi. Durkheim sangat tersinggung oleh persoalan Dreyfus itu, khususnya anti-Semit yang ada di dalamnya. Namun Durkehim tidak menyebut anti-Smitisme tersebut sebagai rasisme di kalangan mayarakat Prancis. Secara khusus, ia melihatnya sebagai suatu gejala penyakit moral yang dihadapi masyarakat Prancis secara keseluruhan.Ketika masyarakat mengalami penderitaan, ia harus menemukan seseorang yang dapat diintai pertanggung jawaban atas derita tersebut, yang menanggung nasib buruk: dan mereka yang ditentang publik pada dasranya telah dirancang untuk memainkan peran ini. Itu semua adalah kaum paria yang berfungsi sebagai korban yang dihukum. Yang meyakinkan saya dalam tafsir ini adalah bagaiman vonis pengadilan kasus dreyfus dibuat pada tahun 1894. Ada gelombang kegembiraan diboulevard.Orang merayakan bak kemenangan sesuatu yang seharusnya menjadi sebab bagi duka publik. Paling tidak mereka tahu siapa yang harus disalahkan atas terjadinya kesulitan ekonomi dan tekanan moral yang mereka alami. Kesulitan datang dari orang Yahudi. Tuduhan inin telah dibuktikan secara resmi. Dengan fakta ini, beberapa hal tampak semakin baik dan orang merasa nyaman. (Lukes, 1972: 345)Perhatian Durkheim terhadap kasus Dreyfus adalah perhatianya yang juga begitu dalam seumur hidupnya terhadap moralitas dan krisis moral yang dihadapi masyarkat modern. Menurutnya, jawaban atas kasus Dreyfus tidak lain karena akhir kekacauan moral yang ada dalam masyarakat. Karena perbaikan moral dalam masyarakat tidak dapat dilakukan secara mudah dan cepat, maka Durkheim menyarankan adanya tindakan yang lebih khusus seperti tindakan tegas bagi mereka yang memancing kebencian terhadap orang lain dan pemerintah denganberupaya menunjukan kepada masyarakat atau publik bahwa menyebarkan rasa kebencian itu adalah penyesatan dan terkutuk. Ia juga menyerukan kepada orang berani menyuarakan dengan lantang apa yang mereka pikirkan, dan bersatu pada untuk meraih kemenangan dalam perjuangan melawan kegilaan publik.[footnoteRef:2] [2: Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, Cet. I, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, hal. 367]

Perhatian Durkheim pada sosialisme juga dijadikan bukti untuk melawan gagasan bahwa Ia adalah seorang konservatif, meski sosialisme ini sangat berbeda dengan pemikiran Marxisme. Ia menamakan Marxisme itu sebagai serangkaian hipotesis yang data diperdebatkan dan ketinggalan zaman. (Lukes, 1972: 323). Menurut Durkheim, sosialisme mempresentasikan gerakan yang ditujukan bagi regenerasi moral masyarakat melalui moralitas ilmiah, dan tidak dengan cara politik jangka pendek maupun pada aspek ekonomi sosialisme. Ia tidak melihat ploretariat sebagai berkah atau penyelamat bagi masyarkat, dan sangat menentang agitasi atau kekerasan. Menurutnya sosialisme, adalah suatu paham dan keadaan yang merepresentasikan sistem tempat di manaprinsip moral ditemukan melalui studi sosiologi ilmiah harus diberlakukan.Durkheim berpengaruh begitu besar terhadap perkembangan sosiologi, dan tak hanya terbatas pada bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang lain berasal dari jurnalLann Sociologique, yang ia dirikan pada tahun 1898. Sebuah lingkaran intelektual tumbuh dan berkembang dari jurnal itu dan Durkheim menjadi pusatnya. Melalui lingkaran itu, ia dan gaasan-gagasanya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi yang sedikit ironis, karena menyerang disiplin ini.Durkheim wafat pada tanggal 15 November 1917. Dia adalah sosok paling disegani di kalangan intelektual Prancis, namun baru dua puluh tahun kemudian, yakni Talcott Parson saat menerbitkan buku berjudulThe Structure of Social Action(1937), karya Durkheim mulai berpengaruh signifikan dalam sosiologi Amerika.Sejak awal karir mengajarnya, Durkheim bertekad untuk menekankan pengajaran praktis ilmiah serta moral daripada pendekatan filsafat tradisional yang menurut dia tidak relevan dengan masalah sosial dan moral yang gawat yang sedang melanda Republik ketiga itu.1. Melembagakan Sosiologi sebagai Satu Disiplin AkademisPada tahun 1887, ketika Durkheim berusia 29 tahun, pemberian kuliahnya dan beberapa artikel yang ditulisnya membuat dia menjadi seorang ahli ilmu sosial muda yang terpandang.Untuk itu, dia dihargai dengan pengangkatannya di fakultas pendidikan dan fakultas ilmu sosial di Universitas Bordeaux.Tahun 1896 Durkheim diangkat menjadi professor penuh dalam ilmu sosial.Kemudian tahun 1899 Durkheim ditarik ke Sorbonne, dan dia dipromosikan sebagai professor penuh dalam ilmu pendidikan pada tahun 1906.Pada tahun 1913 kedudukan Durkheim diubah ke ilmu pendidikan dan sosiologi.Akhirnya, secara resmi didirikan dalam lembaga pendidikan yang sangat terhormat di Prancis. Tahun 1917, pada usia 59 tahun Durkheim meninggal, sesudah menerima penghormatan dari orang-orang semasanya untuk karirnya yang produktif dan bermakna, serta setelah ia mendirikan dasar sosiologi ilmiah.2. Pengaruh Sosial dan Intelektual terhadap DurkheimPerhatian Durkheim sepanjang hidupnya terhadap solidaritas dan integrasi sosial muncul antara lain karena keadaan keteraturan sosial yang goyah di masa Republik Ketiga selagi dia masih muda. Durkheim lebih tertarik untuk berusaha memahami dasar-dasar munculnya keteraturan sosial yang baru.Dia melihat kesulitan-kesulitan selama periode peralihan dimana dia hidup, tetapi dia juga optimistis bahwa pengetahuan ilmiah tentang hukum masyarakat dapat menyumbang terkonsolidasinya dasar moral keteraturan sosial yang sedang muncul itu.Perhatian Durkheim terhadap moralitas umum terjadi bersamaan dengan masa peralihan dalam sistem pendidikan di Prancis.Durkheim memandang pengajaran moralitas umum bagi warga di masa mendatang dalam tahun-tahun pembentukannya merupakan hal yang sangat penting untuk memperkuat dasar-dasar masyarakat dan meningkatkan integrasi serta solidaritas sosialnya.3. Pertentangan dengan Individualisme SpencerSeperti Comte dan Durkheim, Spencer tertarik pada perkembangan evolusi jangka panjang dari masyarakat-masyarakat modern.Namun pandangan Spencer mengenai masyarakat yang bersifat organis berbeda dengan pandangan dari Comte dan Durkheim. Bagi Spencer, kunci untuk memahami gejala sosial atau gejala alamiah lainnya adalah hukum evolusi yang universal.Perbedaan yang penting antara Spencer dengan Comte dan Durkheim adalah pandangan Spencer mengenai kenyataan sosial yang bersifat individualistis.Namun Spencer berusaha mendamaikan kedua pandangan ini dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan pokok antara organisme biologis dan sosial.Tidak seperti satu organisme biologis, suatu masyarakat tidak mempunyai kulit penutup dan tidak mempunyai sumber inteligensi yang senttral atau sumber kontrol yang analogis dengan otak.Sebaliknya, pelbagai bagian dari masyarakat tersebar, dan masing-masing bagian itu memiliki inteligensi dan kontrol dirinya sendiri.Masyarakat tidak terlepas dari individu-individu yang merupakan bagian-bagiannya.Masyarakat ada sebagai hasil dari persetujuan kontraktual dimana individu saling berembuk untuk mengejar kepentingan pribadinya.Gambaran Spencer mengenai masyarakat yang ideal atau yang paling maju adalah masyarakat dimana individu memiliki kebebasan sebesar-besarnya untuk mengejar kepentingannya dan meningkatkan kebahagiaan tanpa diarahkan atau dikontrol oleh otoritas pusat manapun.Pandangan Spencer mengenai peranan yang tepat dari pemerintah berbeda dengan pandangan Comte dan Durkheim. Gagasan Comte mengenai masyarakat positivis yang ideal di masa depan adalah masyarakat dimana pemimpin-pemimpin yang senantiasa mendapat penerangan sosiologis akan memberikan kontrol yang kuat dalam mengatur pelbagai segi kehidupan sosial untuk memastikan bahwa hukum-hukum dasar yang mengendalikan keteraturan sosial dan kemajuan itu dipertahankan. Pandangan Durkheim kurang muluk, tetapi dia jugga melihat pemerintah sebagai pelindung dasar-dasar moral masyarakat.Gambaran Spencer yang bersifat individualistik tentang kenyataan sosial sangat berbeda dengan tekanan Durkheim bahwa fakta sosial mengatasi individu.Spencer mengasumsikan bahwa masyarakat merupakan hasil dari persetujuan kontraktual antara individu-individu yang bersepakat untuk mengejar kepentingan individunya.

B. Pemikiran Emile Durkheim Mengenai Sosiologi HukumAPara penganut aliran sosiologis di bidang ilmu hukum, dapat dibedakan antara yang menggunakan sociology of law sebagai kajiannya, dan yang menggunakan sociological jurisprudence sebagai kajiannya.Sociology of law lahir di Italia, pertama kali dikenalkan oleh Anzilotti. Olehnya itu berkonotasi Eropa Daratan, sedangkan Sociological Jurisprudence lahir di Amerika Serikat, olehnya itu berkonotasi Anglo Saxon. Perbedaan yang substansial antara Eropa Daratan (Eropa Kontinental) dan Anglo Saxon adalah hukum Eropa Kontinental mengandalkan kodifikasi dan undanag-undang seabagai sumber hukum utamanya, tanpa terlalu banyak mengandalkan putusan pengadilan. Sebaliknya, sistem hukum Anglo Saxon, sebagai konsekuensi dari sistem stare decisis (sistem precedent), pada pokoknya lebih mengandalkan putusan hakim, disamping undang-undang produk parlemen.Terdapat pakar-pakar hukum Aliran Sosiologis di antaranya; Max Weber, Emile Durkheim, Eugen Ehrlich, Talcott Persons, Roscoe Pound dan Schuyt. Dari pakar Aliran Sosiologis yang akan penulis kemukakan esensi ajarannya adalah Emile Durkheim.Emile Durkheim dari perancis adalah seorang tokoh penting yang mengembangkan sosiologi dengan ajaran-ajaran yang klasik. Di dalam masyarakat dapat ditemukan dua macam kaidah hukum, yaitu Represif dan Restitutif. Di dalam masyarakat dapat dijumpai kaidah-kaidah hukum yang sangksinya mendatangkan penderitaan bagi mereka yang melanggar kaidah-kaidah hukum yang bersangkutan. Sanksi kaidah hukum tersebut menyangkut hari depan dan kehormatan seorang warga masyarakat atau bahkan merampas kemerdekaan dan kenikmatan hidupnya. Kaidah-kaidah hukum tersebut merupakan kaidah-kaidah hukum yang refresif yang merupakan hukum pidana. Dijumpai pula kaidah-kaidah hukum yang bersifat sanksi berbeda dengan kaidah-kaidah hukum yang refresif. Tujuan utama dari sanksi-sanksi kaidah hukum jenis yang kedua ini tidak perlu semata-mata mendatangkan penderitaan bagi mereka yang melanggarnya. Tujuan utama kaidah-kaidah hukum ini adalah untuk mengembalikan kaidah pada situasi semula, sebelum terjadi kegoncangan sebagi akibat dilanggarnya suatu kaidah hukum, kaidah tersebut adalah kaidah yang restitutif. Kaidah tersebut antara lain mencakup hukum perdata, hukum dagang, hukum acara, hukum administrasi, dan hukum tata Negara setelah dikurangi dengan unsur-unsur pidananya. Menurut Durkheim dapat di bedakan dua macam solidaritas positif yang dapat di tandai oleh ciri-ciri berikut: 1. Pada solidaritas pertama, seorang warga masyarakat secara langsung terikat kepada masyarakat. Didalam hal solidaritas yang kedua, seorang warga masyarakat tergantung kepada masyarakat, karena dia tergantung pada bagian-bagian masyarakat yang bersangkutan. 2. Dalam hal solidaritas kedua tersebut, masyarakat tidak dilihat dari aspek yang sama. Dalam hal pertama, masyarakat merupakan kesatuan kolektif dimana terdapat kepercayaan dan perasaan yang sama. Sebaliknya, pada hal kedua masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari bermacam-macam fungsi yang merupakan hubungan-hubungan yang tetap, sebetulnya keduanya merupakan suatu gabungan, akan tetapi dilihat dari sudut-sudut yang berbeda. Dari kedua perbedaan tersebut timbullah perbedaan yang lain dapat menentukan karakteristik dan nama dua macam solidaritas di atas. Esensi ajaran Emile Durkheim di antaranya:1. Sesungguhnya yang terdapat di dalam masyarakat yang begitu rumit hubungan-hubungannya, struktur-strukturnya dan lembaganya, ternyata mempunyai kontinuitas dan berada dalam kohesi yang kuat dan dapat bertahan dari masa ke masa.2. Yang terpenting dalam masyarakat itu adalah kehidupan sosial.3. Kehidupan kolektif tidak lahir dari kehidupan individu, melainkan individulah yang lahir dari kehidupan kolektif.4. Kehidupan sosial dapat bertahan terus karena masyarakat mampu mengorganisir dirinya sendiri, dan hukum itulah salah satu sarana pengorganisasian seperti itu, karena adanya hukum, maka msayarakat dapat stabil dan berkesinambungan.5. Hukum adalah simbol yang visible dari sosial order.6. Ada dua tipe masyarakat dengan tipe hukum dan tipe solidaritas yang berbeda.a. bentuk masyarakat yang sederhana memiliki bentuk solidaritas yang mekanik dan tipe hukum yang restitutif, b. bentuk masyarakat yang kompleks memiliki bentuk solidaritas yang organik dan tipe hukum yang restitutif.7. Di dalam masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik, di antara anggota-anggota masyarakat terdapat suatu keterikatan yang besar, dan keterikatan yang besar itu yang menjadi dasar berdirinya masyarakat sederhana itu. Di dalam masyarakat seperti itu tidak dapat ditolerir timbulnya perbedaan, sehingga hubungan-hubungan di situ bersifat mekanis. Menurut cara berpikir mereka, kalau terjadi penyimpangan atau kelainan, menyebabkan ambruknya masyarakat itu. Hukum yang dapat menjamin masyarakat seperti itu adalah hukum yang bersifat represif atau menindak, jadi sifatnya hukum pidana.8. Di dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, mengandalkan pada kebebasan dan kemerdekaan anggota masyarakatnya. Justru dengan kebebabasan dan kemerdekaan itulah menjamin berdirinya masyarakat kompleks itu. Hukum yang cocok adalah yang bersifat restitutif, jadi bukan bekerja dengan jalan menindak, tetapi hukum yang bekerja dengan memulihkan atau mengembalikan sesuatu pada keadaan semula (restitutif in integrum).[footnoteRef:3] [3: Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Ilmu Hukum & Filsafat Hukum; Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang Zaman, Cet. II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Hal. 226]

Artinya, penting bagi Emile Durkheim adalah karena ia termasuk orang yang pertama memandang peranan hukum dalam membentuk masyarakat, yang kini lazim disebut hukum dalam membentuk masyarakatnya, yang kini lazim disebut hukum dan pembangunan. Jadi sebenarnya nenek moyang dari studi hukum dan pembangunan adalah Emile Durkheim.Pembaharuan suatu bidang hukum harus dibuat sesuai dengan arah bentuk masyarakat tertentu yang diinginkan. Sebagai contoh, konsep Ekonomi Pancasila, yang bentuk masyarakatnya adalah bentuk masyarakat sederhana. Untuk mensukseskan konsep Ekonomi Pancasila itu, harus diikutsertakan sarjana hukum sebagai arsitek sosialnya, yang akan merancang hukumnya, karena alat itu untuk dapat mewujudkan konsep tadi dalam hukum.Lebih lanjut Emile Durkheim menyatakan bahwa apa saja yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam masyarakat adalah tergantung social order. Jadi kebebasan itu tidak ada dalam inidividu, tetapi kebebasan itu berada dalam kerangka masyarakat.