embriologi sistem genitalia wanita
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Embriologi Sistem Genitalia Wanita
1/1
Embriologi Sistem Genitalia Wanita
Pada mudigah manusia, sel-sel benih primordial tampak pada tingkat perkembangan yang dini di
antara sel endoderm di dinding kantung kuning telur di dekat allantois. Sel-sel benih ini berpindah
dengan gerakan menyerupai amuba sepanjang mesenterium dorsal usus belakang, dan sampai di gonad
primitive pada perkembangan minggu ke-6.
Pada mudigah gonad wanita yang mempunyai unsur kromosom seks XX dan tidak mempunyai
kromosom Y, korda kelamin primitive terputus-putus menjadi kelompok-kelompok sel yang tidak teratur
bentuknya. Kemudian, kelompok-kelompok ini menghilang dan digantikan oleh stroma vascular yang
membentuk medulla ovarium. Epitel permukaan wanita terus menerus berproliferasi. Dalam minggu ke-
7, epitel ini membentuk korda generasi ke-2, korda korteks, yang menembus mesenkim di bawahnya,
tetapi tetap dekat dengan permukaan. Dalam bulan ke-4, korda ini terpecah menjadi kelompok-
kelompok sel tersendiri, yang masing-masing mengelilingi satu atau lebih sel benih primitive. Sel-sel
benih berkembang menjadi oogonia, sedangkan sel epitel di sekitarnya, yang berasal dari epitel
permukaan, membentuk sel folikuler.
Duktus paramesonefros berkembang menjadi duktus genitalis utama pada wanita. Bersama
dengan turunnya ovarium, bagian cranial vertical dan horizontal berkembang menjadi tuba uterine, dan
bagian kaudal bersatu membentuk kanalis uterus.
Segera setelah ujung padat duktus paramesonefros mencapai sinus urogenitalis, tumbuh dua
tonjolan keluar dari bagian pelvis sinus ini. Evaginasi ini, yaitu bulbus sinovaginalis, berproliferasi dan
membentuk sebuah lempeng vagina padat. Vagina mempunyai dia asal-usul; sepertiga bagian atas
berasal dari saluran rahim dan dua pertiga bagian bawah berasal dari sinus urogenitalis.
Faktor-faktor yang mengendalikan perkembangan genitalia eksterna wanita tidak jelas, tetapi
estrogen memainkan satu peranan. Tuberkulum genital hanya sedikit memanjang dan membentuk
klitoris, lipatan uretra tidak menyatu seperti halnya pada pria, tetapi berkembang menjadi labia minora.
Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia mayora. Alur urogenital terbuka dan membentuk
vestibulum.
(Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 7. Jakarta : EGC, 1997; hal. 286-302)