emboli paru (lp)
DESCRIPTION
laporan pandahuluan emboli paruTRANSCRIPT
DIAGNOSISEMBOLI PARU
Emboli paru adalah kelainan jaringan paru yang disebabkan oleh embolus pada arteri pulmonalis paru. Bekuan vena sistemik yang menyangkut di percabangan arteri pulmonalis, merupakan komplikasi trombosis vena dalam (DVT) yang umumnya terjadi pada kaki atau panggul.
Manifestasi klinis terbagi atas :
- Akut : oklusi masif, infark paru, emboli paru tanpa infark
- Kronik : emboli paru unresolved.
KRITERIA DIAGNOSA Keluhan : sesak napas, nyeri dada, hemoptisis.
Pemeriksaan fisik : takipneu, takikardia, pleural rub, tanda-tanda
efusi pleura, tanda-tanda gagal jantung kanan akut (JVP meningkat,
bunyi P2 mengeras, murmur sistolik daerah katup pulmonal).
EKG : terutama menyingkirkan penyakit lain, perubahan ST-T tidak
spesifik. Inversi gelombang T di V1 V4, kadang-kadang dijumpai
RBBB, AF. Pada emboli paru masif dapat dijumpai RAD, P
pulmonal, S1 Q3 T3.
Foto toraks : menyingkirkan penyebab lain berupa emboli paru
infiltrat, efusi, atelektasis, gambaran khas emboli paru hamptons
sign, westermarks sign, Pallas sign, pada sebagian kasus : tidak
tampak kelainan.
AGD : hipoksemia, alkalosis respiratorik.
D-dimer plasma : meningkat (sensitif, tidak spesifik). Bila > 500
ng/mL, dilanjutkan dengan pemeriksaan :
Ventilation / perfusion Lung Scan : (sensitif, tidak spesifik).
Pada emboli paru : kelainan perfusi tidak disertai kelainan ventilasi, atau kelainan perfusi lebih menonjol.
Berdasarkan adanya, ukuran , dan hubungan defek ventilasi- perfusi, hasil dibagi atas : high-probability lung scan, non-high probablity lung scan (= low dan intermediate probability lung scan), normal lung scan. USG kompresi kaki. Indikasi : hasil scan menunjukkan non-high
probablity lung scan, sedangkan klinis sangat mengarah ke emboli
paru.
Jika hasil scan adalah high-probability lung scan, atau USG kaki
positif DVT : diterapi sebagai emboli paru.
Angiografi pulmoner : baku emas. Indiksi : hasil diagnostik lain tidak
jelas, dan dibutuhkan diagnosis pasti (seperti pada pasien yang tidak
stabil, atau yang memiliki risiko tinggi bila diterapi antikoagulan atau
trombolitik).
DIAGNOSA BANDINGPneumonia, bronkitis, asma bronkial, bronkitis kronis eksaserbasi akut, infark miokard, edema paru, kanker paru, pneumotoraks, kostokondritis, aorta dissekans, tampon-ade, fraktur iga, hipertensi pulmoner primer, nyeri muskukoskeletal, anksietas.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG- Lab : DPL, AGD, D-dimer plasma, hemostasis (PT, aPTT, INR,
aktivitas protrombin, kadar fibrinogen), kadar protein C dan S, ACA,
urin lengkap.
- Ventilation / Perfusion Lung Scan.
- USG Doppler.
- EKG.
- Angiografi pulmoner.
TERAPI Terapi primer.
Terapi preventif
* Antikoagulan :
- Unfractionated heparin secara intravena, diberikan kontinyu
atau intermiten, bolus inisial IV 80/ kgBB atau sekitar 5.000 IU,
dilanjutkan dengan drip 18 IU/kgBB/ jam IV.
- Low Molecular Weight Heparin (LMWH) diberikan
subkutan tiap 12 jam. Dosis LMWH, yaitu enoxaparin 1
mg/kgBB sedangkan nadroparin 0,1 mL/kg BB. Pada obesitas, BB < 50 kg, gagal ginjal kronik, kehamilan, dapat diperiksakan anti faktor Xa : target 0,3-0,7 IU.
* Antikoagulan oral (warfarin) dimulai sesudah 7 hari pemberian
heparin dengan dosis awal 5 mg/ hari. Pemantauan dengan
pemeriksaan INR tiap 1-3 hari : target INR 2-3. Bila INR < 2 :
dosis dinaikan tablet/ hari, bila INR > 3 : dosis diturunkan bila
INR 2-3 : dosis dipertahanka.
Terapi Suportif
Oksigen
Infus cairan.
Inotropik : dobutamin drip, bila hipotensi, atau tanda-tanda gagal jantung akut lain.
Vasopresor sesuai indikasi.
Anti aritmia sesuai indikasi.
Analgetik.
PENYULITKomplikasi emboli paru : gagal napas, gagal jantung kanan akut, hipotensi / syok kardiogenik. Komplikasi diagnostik : reaksi alergi terhadap zat kontras Komplikasi terapi : perdarahan (termasuk intra-kranial), heparin-induced thrombocytopenia, nekrosis kulit, warfarin embriopati.