elsya - komplikasi omsk

14
KOMPLIKASI OTITIS MEDIA SUPURATIF Otitis media supuratif, baik yang akut maupun kronis potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Bentuk komplikasi ini tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan suatu komplikasi, bila terinfeksi kuman yang virulen. Dengan tersedianya antibiotika mutakhir komplikasi otogenik menjadi semakin jarang. Pemberian obat-obat itu sering menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi OMSK menjadi kabur. Hal tersebut menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang berhubungan dengan komplikasi ini. Penyebaran Penyakit Komplikasi otitis media terajdi apabila sawar ( barrier ) pertahanan telinga tengah yang normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitarnya. Pertahanan pertama ini ialah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa saluran napas, mampu melokalisasi infeksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak di sekitarnya akan terkena. Runtuhnya periostium akan menyebabkan terjadinya abses sub-periosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya. Tetapi bila infeksi mengarah kedalam, ketulang temporal, maka akan menyebabkan paresis n fasialis atau labirinitis. Bila ke arah 1

Upload: elsyaaprilia

Post on 21-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

OMSK

TRANSCRIPT

Page 1: Elsya - Komplikasi OMSK

KOMPLIKASI OTITIS MEDIA SUPURATIF

Otitis media supuratif, baik yang akut maupun kronis potensi untuk menjadi serius karena

komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Bentuk

komplikasi ini tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. Biasanya

komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi OMSK tipe benigna pun dapat

menyebabkan suatu komplikasi, bila terinfeksi kuman yang virulen. Dengan tersedianya

antibiotika mutakhir komplikasi otogenik menjadi semakin jarang. Pemberian obat-obat itu

sering menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi OMSK menjadi kabur. Hal tersebut

menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang berhubungan dengan komplikasi ini.

 Penyebaran Penyakit

Komplikasi otitis media terajdi apabila sawar ( barrier ) pertahanan telinga tengah yang

normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitarnya.

Pertahanan pertama ini ialah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa saluran napas,

mampu melokalisasi infeksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu dinding

tulang kavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak di

sekitarnya akan terkena. Runtuhnya periostium akan menyebabkan terjadinya abses sub-

periosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya. Tetapi bila infeksi mengarah

kedalam, ketulang temporal, maka akan menyebabkan paresis n fasialis atau labirinitis. Bila

ke arah kranial, akan menyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis meningitis

dan abses otak.

Bila sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi akan

terbentuk. Pada otitis media supuratif akut atau suatu eksaserbasi akut penyebaran biasanya

melalui osteotromboflebitis (hematogen). Sedangkan pada kasus, yang kronis, penyebaran

melalui erosi tulang. Cara penyebaran lainnya ialah melalui jalan yang sudah ada, misalnya

melalui fenestra rotundum, meatus akustikus internus, duktus perilimfatik dan duktus

endolimfatik.

Dari gejala dan tanda yang ditemukan dapat diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi

telinga tengah ke intrakranial.

 

1

Page 2: Elsya - Komplikasi OMSK

Penyebaran Hematogen

Penyebaran melalui osteotromboflebitis dapat diketahui dengan adanya (1) Komplikasi

terjadi pada awal suatu infeksi atau eksaserbasi akut, dapat terjadi pada hari pertama atau

kedua sampai hari kesepuluh (2) Gejala prodromal tidak jelas seperti didapatkan pada gejala

meningitis lokal (3) Pada operasi, didapatkan dinding tulang telinga tengah utuh dan tulang

serta lapisan muko periosteal meradang dan mudah berdarah, sehingga disebut juga

mastoiditis hemoragika.

 Penyebaran melalui erosi tulang

Penyebaran melalui erosi tulang dapat diketahui, bila

1. Komplikasi terjadi beberapa minggu atau lebih setelah awal

2. Gejala prodromoral infeksi lokal biasanya mendahului gejala infeksi yang lebih luas,

misalnya paresis n, fasialis ringan yang hilang timbul mendahului paresis n fasialis

yang total, atau gejala meningitis lokal mendahului meningitis purulen,

3. Pada operasi dapat ditemukan lapisan tulang yang rusak diantara fokus supurasi

dengan struktur sekitarnya. Struktur jaringan lunak yang terbuka biasanya dilapisi

oleh jaringan granulasi.

 Penyebaran melalui jalan yang sudah ada

Penyebaran cara ini dapat diketahui bila

1. Komplikasi terjadi pada awal penyakit,

2. Ada serangan labirintis atau meningitis berulang, mungkin dapat ditemukan fraktur

tengkorak, mungkin dapat ditemukan fraktur tengkorak, riwayat operasi tulang atau

riwayat otitis media yang sudah sembuh, komplikasi intrakranial mengikuti

komplikasi labirinitis supuratif

3. Pada operasi dapat ditemukan jalan penjalaran melalui sawar tulang yang bukan oleh

karena erosi. 

Pengenalan yang baik tehadap perkembangan suatu penyakit telinga merupakan prasyarat

untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Bila dengan pengobatan medikamentosa tidak

2

Page 3: Elsya - Komplikasi OMSK

berhasil mengurangi gejala klinis dengan tidak berhentinya otorhea dan pada pemeriksaan

otoskopik tidak menunjukkan berkurangnya reaksi inflamasi dan pengumpulan cairan maka

harus diwaspadai terjanya komplikasi. Pada stadium akut, naiknya suhu tubuh, nyeri kepala

atau adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk (drowsiness), somnolen

atau gelisah yang menetap dapat merupakan tanda bahaya. Timbulnya nyeri kepala didaerah

parietal atau oksipital dan adanya keluhan mual, muntah yang proyektil serta kenaikan suhu

badan yang menetap selama terapi diberikan merupakan tanda komplikasi intrakranial.

Pada OMSK, tanda-tanda penyebaran penyakit dapat terjadi setelah sekret berhenti keluar.

Hal ini menandakan adanya sekret purulen yang terbendung.

Pemeriksaan radiologik dapat membantu memperlihatkan kemungkinan kerusakan dinding

mastoid, tetapi untuk yang lebih akurat diperlukan pemeriksaan CT scan. Erosi tulang

merupakan tanda nyata komplikasi dan memerlukan tindakan operasi segera. CT scan

berfaedah untuk menentukan letak anatomi lesi. Walaupun mahal, pemeriksaan ini

bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sehingga terapi dapat diberikan lebih cepat dan

efektif.Untuk melihat lesi di otak, misalnya abses otak, hidrosefalus dan lain-lain dapat

dilakukan pemeriksaan CT scan otak tanpa dan dengan kontras.

Beberapa penulis mengemukakan klasifikasi okmplikasi otitis media yang  berlainan, tetapi

dasarnya tetap sama. Adams dkk (1989) mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :

A. Komplikasi di telinga tengah

1. Perforasi membrane timpani persisten

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasialis

B. Komplikasi di telinga dalam

1. Fistula labirin

2. Labirinitis supuratif

3. Tuli saraf (sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural

1. Abses ekstradural

2. Thrombosis sinus lateralis

3

Page 4: Elsya - Komplikasi OMSK

3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Hidrosefalus otitis

Souza dkk (1999) membagi komplikasi otitis media menjadi :

Komplikasi intratemporal

A. Komplikasi di telinga tengah

1. Paresis nervus fasialis

2. Kerusakan tulang pendengaran

3. Perforasi membrane timpani

B. Komplikasi ke rongga mastoid

1. Petrositis

2. Mastoiditis koalesen

C. Komplikasi ke telinga dalam

1. Labirinitis

2. Tuli saraf/sensorineural

Komplikasi ektratemporal

Komplikasi intracranial

1. Abses ekstradural\

2. Abses subdural

3. Abses otak

4. Meningitis

5. Tromboflebitis sinus lateralis

6. Hidrosefalus otikus

Komplikasi ekstrakranial

1. Abses retroaurikular

2. Abses Bezold’s

3. Abses zigomatikus

4

Page 5: Elsya - Komplikasi OMSK

Selain komplikasi-komplikasi tersebut, dapat juga terjadi komplikasi pada  perubahan tingkah

laku.

Shambough (2003) membagi komplikasi otitis media sebagai berikut:

A. Komplikasi intratemporal

1. Perforasi membrane timpani

2. Mastoiditis akut

3. Paresis N. Fasialis

4. Labirinitis

5. Petrositis

B. Komplikasi ektratemporal

1. Abses subperiosteal

C. Komplikasi intracranial

1. Otak

2. Tromboflebitis

3. Hidrosefalus Otikus

4. Empiema Subdural

5. Abses Subdural/ Ektradural

A. Komplikasi di telinga tengah

Akibat infeksi di telinga tengah hampir selalu berupa tuli konduktif. Pada membrane timpani

yang masih utuh, tetapi rangkaian tulang pendengaran terputus, akan menyebabkan tuli

konduktif maksimum 60dB. Biasanya derajat tuli konduktif tidak selalu berhubungan dengan

penyakitnya, sebab jaringan patologis yang terdapat di kavum timpani pun dapat menghantar

suara ke telinga dalam.

Paresis fasialis

Nervus fasialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis pada otitis

media akut. Pada otitis media kronis, kerusakan terjadi oleh erosi tulang oleh kolesteatom

atau oleh jaringan granulasi yang melepaskan produk toksik dan menekan saraf.

B. Komplikasi di telinga dalam

Apabila terdapat peninggian tekanan di telinga tengah oleh produk infeksi, ada kemungkinan

produk infeksi itu akan menyebar ke telinga dalam melalui tingkap bulat (fenestra

5

Page 6: Elsya - Komplikasi OMSK

rotundum). Selama kerusakan hanya sampai bagian basalnya saja biasanya tidak

menimbulkan keluhan pada pasien. Akan tetapi apabila kerusakan telah menyebar ke koklea

akan menjadi masalah. Hal ini sering dipakai sebagai indikasi untuk melakukan miringotomi

segera pada pasien otitis media akut yang tidak membaik dalam empat puluh delapan jam

dengan pengobatan medikamentosa saja.

Penyebaran oleh proses destruksi, seperti oleh kolesteatom atau infeksi langsung ke labirin

akan menyebabkan vertigo, mual, dan muntah, serta tuli saraf.

Fistula labirin dan labirinitis

Otitis media supuratif kronis terutama yang dengan kolesteatom, dapat menyebakan

terjadinya kerusakan pada bagian vestibuler labirin, sehingga terbentuk fistula. Pada keadaan

ini infeksi dapat masuk sehingga terjadi labirinitis dan akhirnya akan terjadi komplikasi tuli

total atau meningitis.

Fistula di labirin dapat diketahui dengan tes fistula, yaitu dengan memberikan tekanan udara

positif ataupun negative ke liang telinga melalui otoskop Siegel dengan corong telinga yang

kedap atau balon karet dengan bentuk elips pada ujungnya yang dimasukkan ke dalam liang

telinga. Balon karet dipencet dan udara di dalamnya akan menyebabkan perubahan tekanan

udara di liang telinga. Bila fistula yang masih terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi

dan ekspansi labirin membrane. Tes fistula positif akan menimbulkan nystagmus atau

vertigo. Tes fistula bisa negative, bila fistulanya sudah tertutup oleh jaringan granulasi atau

bila labirin sudah mati/paresis kanal.

Pada fistula labirin atau labirinitis, operasi harus segera dilakukan untuk meghilangkan

infeksi dan menuutup fistula, sehingga fungsi telinga dalam dapat pulih kembali. Tidanakan

bedah harus adekuat, untuk mengontrol penyakit primer. Matriks kolesteatom dan jaringan

granulasi harus diangkat dari fistula sampai bersih dan daerah tersebut harus segera ditutup

dengan jaringan ikat atau sekeping tulang / tulang rawan.

Labirinitis

Labirinitis adalah radang pada telinga dalam (labirin). Labirinitis yang mengenai seluruh

bagian labirin, disebut labirinitis umum atau difus dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf

6

Page 7: Elsya - Komplikasi OMSK

yang berat, sedangkan labirinitis yang terbatas atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan

terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja.

Pada labirinitis serosa, toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang,

sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga terjadi

kerusakan yang irreversible, seperti fibrosis dan osifikasi.

Pada kedua bentuk labirinitis itu, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan

infeksi dari telinga tengah.Kadang-kadang diperlukan juga drenase nanah dari labirin untuk

mencegah terjadinya meningitis.Pemberian antibiotik yang adekuat terutama ditujukan pada

pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.

labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan libirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk

labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam

bentuk labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus.

Komplikasi ke ekstradural

Petrositis

Kira-kira sepertiga dari populasi manusia, tulang temporalnya mempunyai sel-sel udara

sampai ke apeks os petrosum. Terdapat beberapa cara penyebaran infeksi dari telinga tengah

ke os petrosum. Yang sering ialah penyebaran langsung ke sel-sel udara tersebut.

Adanya petrositis sudah harus dicurigai, apabila pada pasien di dapatkan 3 gejala klasik

seperti terdapat keluhan diplopia, karena kelemahan n.VI. Sering kali disertai dengan rasa

nyeri di daerah parietal, temporal atau oksipital, oleh terkenanya n.V, ditambah dengan

terdapatnya otore yang persisten, terbentuklah suatu sindrom yang disebut sindrom

Gradenigo.

Tromboflebitis sinus lateralis

Invasi infeksi ke sinus sigmoid ketika melewati tulang mastoid akan menyebabkan terjadinya

trombosis sinus lateralis. Fragmen-fragmen kecil trombus akan pecah, menciptakan saluran

emboli yang infeksius. Demam yang tidak dapat diterangkan penyebabnya merupakan tanda

pertama dari infeksi pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh naik, tetapi setelah penyakit

7

Page 8: Elsya - Komplikasi OMSK

menjadi berat didapatkan kurva suhu yang naik turun dengan sangat curam disertai dengan

menggigil. Kurve suhu demikian menandakan adanya sepsis.

Nyeri terbatas pada daerah pembuluh emisaria mastoid, yang dapat menjadi merah dan nyeri

tekan, yang disebut tanda Griesinger. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan Magnetic

Resonance Imaging (MRI) atau angiografi substraksi digital. Biakan darah dapat positif,

terutama bila diambil saat menggigil. Pengobatan haruslah dengan jalan bedah, membuang

sumber infeksi di sel-sel mastoid, membuang tulang yang berbatasan dengan sinus (sinus

plate) yang nekrotik, atau membuang dinding sinus yang terinfeksi atau nekrotik. Jika sudah

terbentuk trombus harus juga dilakukan drainase sinus dan mengeluarkan trombus. Sebelum

itu, dilakukan dulu ligasi vena jugulare interna untuk mencegah trombus terlepas ke paru dan

ke dalam tubuh lain.

Abses ekstradural

Abses ekstradural ialah terkumpulnya nanah di antara durameter dan tulang. Pada otitis

media supuratif kronis keadaan ini berhubungan dengan jaringan granulasi dan kolesteatom

yang menyebabkan erosi tegmen timpani atau mastoid.

Gejalanya terutama berupa nyeri telinga hebat dan nyeri kepala. Dengan foto Rontgen

mastoid yang baik, terutama posisi Schuller, dapat dilihat kerusakan di lempeng tegmen

(tegmen plate) yang menendakan tertembusnya tegmen. Pada umumnya abses ini baru

diketahui pada waktu operasi mastoidektomi.

Abses subdural

Abses subdural jarang terjadi sebagai perluasan langsung dari abses ekstradural biasanya

sebagai perluasan trombofelbitis melalui pembuluh vena. Gejalanya dapat berupa demam,

nyeri kepala dan penurunan kesadaran sampai koma pada pasien OMSK. Gejal kelainan

susunan saraf pusat bisa berupa kejang, hemiplegia dan pada pemeriksaan terdapat tanda

kernig positif.

Pungsi lumbal perlu untuk membedakan abses subdural dengan meningitis. Pada abses

subdural pada pemeriksaan likuor serebrospinal kadar protein biasanya normal dan tidak

ditemukan bakteri. Kalau pada abses ekstradural nanah keluar pada waktu operasi

8

Page 9: Elsya - Komplikasi OMSK

mastoidektomi, pada abses subdural nanh harus dikeluarkan secara bedah saraf

(neurosurgical), sebelum dilakukan operasi mastoidektomi.

Komplikasi ke susunan saraf pusat

Meningitis

Komplikasi otitis media ke SSP yang paling sering ialah meningitis. Keadaan ini dapat terjadi

oleh otitis media akut, maupun kronis, serta dapat terlokalisasi, atau umum (general). Walau

secara klinis kedua bentuk ini mirip, pada pemeriksaan likuor serebrospinal terdapat bakteri

pada bentuk yang umum, sedangkan pada bentuk yang terlokalisasi tidak ditemukan bakteri.

Gambaran klinis meningitis biasanya berupa kaku kuduk, kenaikan suhu tubuh, mual, muntah

yang kadang-kadang muntahnya muncrat (proyektif), serta nyeri kepala hebat. Pada kasus

yang berat biasanya kesadaran menurun (delir sampai koma). Pada pemeriksaan klinis

terdapat kaku kuduk waktu difleksikan dan terdapat tanda kernig positif. Biasanya kadar gula

menurun dan kadar protein meninggi di likuor serebrospinal.

Pengobatan meningitis otogenik ialah dengan mengobati meningitisnya dahulu dengan

antibiotik yang sesuai, kemudian infeksi ditelinganya dengan operasi mastoidektomi.

Abses otak

Abses otak sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis dapat ditemukan di serebelum,

fosa kranial posterior atau di lobus temporal, di fosa kranial media. Keadaan ini sering

berhubungan dengan tromboflebitis sinus lateralis, petrositis, atau meningitis. Abses otak

biasanya merupakan perluasan langsung dari infeksi telinga dan mastoid atau tromboflebitis.

Umumnya didahului oleh suatu abses ekstradural.

Gejala abses serebelum biasanya lebih jelas daripada abses lobus temporal. Abses serebelum

dapat ditandai dengan ataksia, disdiadoko-kinetis, tremor intensif dan tidak tepat menunjuk

suatu objek.

Afasia dapat terjadi pada abses lobus temporal. Gejala lain yang menunjukan adanya

toksisitas, berupa nyeri kepala, demam, muntah serta keadaan latargik. Selain itu sebagai

tanda yang nyata suatu abses otak ialah nadi yang lambat serta serangan kejang. Pemeriksaan

likuor serebrospinal memperlihatkan kadar protein yang meninggi serta kenaikan tekanan

9

Page 10: Elsya - Komplikasi OMSK

likuor,mungkin terdapat juga edema papil. Lokasi abses dapat ditentukan dengan

pemeriksaan angiografi, ventrikulografi, atau dengan tomografi komputer.

Hidrosefalus otitis

Hidrosefalus otitis ditandai dengan peninggian tekanan likuor serebrospinal yang hebat tanpa

adanya kelainan kimiawi dari likuor itu. Pada pemeriksaan terdapat edema papil, keadaan ini

dapat menyertai otitis media akut atau kronis.

Gejala berupa nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan yang kabur, mual, dan

muntah. Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus lateralis yang

mengakibatkan kegagalan absorpsi likuor serebrospinal oleh lapisan araknoid.

10