ekuitasxxxxx

31
PEMBAHASAN 1. Ekuitas 1.1. Definisi dan Karakteristik Ekuitas Ekuitas timbul pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual claim) terhadap aset. Oleh karena itu, konsep ekuitas tidak dapat didefinisikan tersendiri, terpisah dari aset dan hutang. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mendefinisi ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Sedangkan menurut FASB Statement of Financial Accounting Concept No.6 mendefinisikan ekuitas sebagai hak sisa terhadap suatu entitas setelah dikurangi hutang. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dua karakteristik ekuitas adalah sebagai berikut: Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan hutang perusahaan. Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva neto baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya) maupun investasi oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik. Perbedaan antara ekuitas pemegang saham dan hutang adalah: 1) Besarnya hak prioritas yang dimiliki oleh para pemegang ekuitas lainnya, 2) Tingkat kepastian dalam penetapan jumlah yang diterima oleh para pemegang ekuitas, dan

Upload: liza-tiara-diana

Post on 11-Apr-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hghhghgh

TRANSCRIPT

Page 1: EKUITASxxxxx

PEMBAHASAN

1. Ekuitas

1.1. Definisi dan Karakteristik Ekuitas

Ekuitas timbul pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa

(residual claim) terhadap aset. Oleh karena itu, konsep ekuitas tidak dapat

didefinisikan tersendiri, terpisah dari aset dan hutang. Ikatan Akuntansi Indonesia

(IAI) mendefinisi ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Sedangkan menurut FASB Statement of Financial

Accounting Concept No.6 mendefinisikan ekuitas sebagai hak sisa terhadap suatu

entitas setelah dikurangi hutang.

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dua karakteristik ekuitas adalah

sebagai berikut:

Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan

hutang perusahaan.

Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva

neto baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya)

maupun investasi oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik.

Perbedaan antara ekuitas pemegang saham dan hutang adalah:

1) Besarnya hak prioritas yang dimiliki oleh para pemegang ekuitas lainnya,

2) Tingkat kepastian dalam penetapan jumlah yang diterima oleh para pemegang

ekuitas, dan

3) Tanggal jatuh tempo pembayaran hak-hak final.

1.2. Teori Ekuitas

Teori Ekuitas adakah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan

dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung

pada sudut pandang yang digunakan yaitu siapa yang dianggap paling berkepentingan

terhadap laporan keuangan.

Page 2: EKUITASxxxxx

1) Teori Kepemilikan

Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Gagasan hak

pemilik muncul dari upaya untuk menetapkan logika pada persamaan

pembukuan berpasangan (double entry). Aset dianggap dimliki oleh pemilik

dan kewajiban merupakan kewajiban dari pemilik.

Menurut teori kepemilikan, pendapatan adalah kenaikan dalam hak

pemilik dan beban adalah penurunan. Jadi leba bersih, yaitu kelebihan

pendapatan atas beban, diakrualkan langsung ke pemilik, itu merupakan

kenaikan dalam kekayaan pemilik. Dan karena laba adalah kenaikan dalam

kekayaan, hal itu langsung ditambahkan ke modal pemilik atau hak pemilik

(Hendriksen dan Van Breda, 2002).

2) Teori Entitas

Dalam teori entitas, perusahaan bisnis dipandang mepunyai keberadaan

terpisah, bahkan secara personal dari pemiliknya. Teori entitas didasarkan atas

persamaan akuntansi:

                                                                ƩAktiva = ƩHutang + ƩModal

Elemen yang ada pada sisi kanan persamaan sering disebut hutang,

tetapi sesungguhnya adalah ekuitas dengan hak yang berbeda didalam

persamaan. Perbedaan utama antara hutang dan ekuitas pemilik adalah hak

kreditur dapat dinilai secara independen dari penilaian yang lain jika

perusahaan dalam keadaan solvent.

Sedangkan hak pemegang saham/pemilik diukur dari penilaian aktiva

yang diinvestasikan kembali. Jadi, hutang adalah kewajiban khusus

perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak perusahaan menerima barang barang

dan jasa khusus atau manfaat lainnya.

Penilaian aktiva harus mencerminkan pengukuran manfaat yang

diterima oleh perusahaan. Laba bersih suatu perusahaan umumnya

diekspresikan dalam bentuk perubahan bersih modal pemilik, tidak termasuk

perubahan yang berasal dari deklarasi dividen dan transaksi modal.

3) Teori Ekuitas Residual

Seseorang teoritisi akuntansi William Patton (1962) menyatakan

bahwa ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka

teori entitas. Dalam pandangan teori entitas, pemegang saham memiliki

Page 3: EKUITASxxxxx

ekuitas di perusahaan seperti pemegang saham ekuitas lainnya, tetapi

pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik. Patton menekankan pada

hubungan khusus residual equity holder.

Perubahan dalam penilaian aktiva, perubahan dalam laba bersih dan

laba ditahan dan perubahan didalam hak pemegang ekuitas lainnya semua

tercermin didalam residual equity pemegang saham biasa.

Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori

proprietary dan teori entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya

menjadi:

Aktiva – Ekuitas Khusus = Ekuitas Residual

Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang

lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan

keputusan investasi (Hendriksen dan Van Breda, 2002). Karena biasanya

pemegang saham umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba

perusahaan dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi.

4) Teori Perusahaan

Teori enterprise dalam hal ini menyatakan bahwa perusahaan

dipandang sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka

memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan (dalam arti luas

meliputi pemegang saham, kreditor, pegawai, konsumen, pemerintah dan

masyarakat secara umum), jadi saham dalam arti luas teori enterprise dapat

dipandang sebagai teori akuntansi sosial.

Konsep ini tepat diterapkan pada perusahaan dalam skala besar dan

modern, karena ditinjau dari sisi akuntansi berarti tanggung jawab pelaporan

keuangan selain disampaikan kepada para pemegang saham/kreditor juga

kepada kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.

5) Teori Dana

Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva.

Aktiva merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban

merupakan pembatasan terhadap aset spesifik atau umum dari dana. Modal

yang diinvestasikan merupakan pembatasan legal atau keuangan dari

pengguanaan aset; yaitu modal yang diinvestasikan harus dipertahankan tidak

Page 4: EKUITASxxxxx

berkurang kecuali jika wewenang spesifik telah diperoleh untuk likuidasi

sebagian atau seluruhnya (Hendriksen dan Van Breda, 2002).

Konsep ini banyak diterapkan pada sektor pemerintahan dan lembaga

nirlaba. Dalam pemerintahan dana yang umumnya digunakan meliputi dana

umum (general fund), dana pendapatan khusus (spesial revenue fund), dana

proyek (capital project fund), dana pelunasan hutang  jangka panjang (debt

service fund). Setiap dana ini memiliki restriksi penggunaan yang diatur dalam

undang-undang atau peraturan pemerintah lainnya, masing-masing dana

dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri sehingga masing-masing mempunyai

pembukuan debet kredit sendiri dan memiliki neraca dan laporan perubahan

saldo dana.

1.3. Klasifikasi Ekuitas Pemegang Saham

Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham

diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.

Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal

setoran tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik.

1) Modal Setoran

Modal Yuridis

Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan

bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka

perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa

saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan

untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis  merupakan jumlah rupiah

“minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal

yuridis.

Modal Setoran Lain

Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat

adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak

dapat digunakan sebagai sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak

sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal

setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan

Page 5: EKUITASxxxxx

proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal

(Budianas, 2013).

Tansaksi, kejadian, atau keadaan dapat menyebabkan perubahan dalam

modal setoran, modal setoran lain, dan laba ditahan baik secara individual

maupun bersamaan. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran

dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:

a. Pemesanan saham (stock subscriptions)

b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)

c. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar (convertible stock)

d. Dividen saham (stock dividends)

e. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, and warrant)

f. Saham treasuri (treasury stocks)

2) Laba Ditahan

Laba Ditahan merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu

kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi deviden yang dibagi

dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal. Rugi laba ini dapat berasal dari:

a)      Rugi laba usaha;

b)      Rugi laba kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap;

c)      Koreksi atas laba tahun-tahun lalu.

Apabila rekening laba ditahan  menunjukkan saldo debit maka disebut defisit.

Laba ditahan dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:

Pembagian dividen

Pembelian treasury stock

Pembatasan laba ditahan untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)

Rekapitalisai

Penyerapan kerugian

Pencatatan laba ditahan hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar dapat

diketahui sumber masing-masing modal. Dalam Neraca jumlah laba ditahan terdiri

dari dua golongan rekening yaitu:

Laba ditahan yang masih bebas

Laba ditahan yang sudah mempunyai tujuan penggunaan (Alamsyah, 2012).

Page 6: EKUITASxxxxx

1.4. Tujuan Penyajian Ekuitas

Tujuan penyajian ekuitas adalah untuk memberikan informasi kepada

pemegang saham, investor, kreditor, dan kelompok kepentingan lain mengenai

efisiensi dan pengurusan manajemen. Dalam penyajiannya itu juga harus memberikan

informasi mengenai kepentingan ekonomi historis dan prospektif dari kelompok-

kelompok yang memegang ekuitas spesifik yang mempunyai kepentingan ekonomi

umum dalam perseroan. Dalam memenuhi tujuan ini, informasi dalam laporan

keuangan harus mengungkapkan beberapa atau semua dari yang berikut :

Sumber-sumber modal yang dipasok kepada perusahaan

Pembatasan hukum pada distribusi modal yang diinvestasikan kepada

pemegang saham

Pembatasan hukum, kontraktual, manajerial dan keuangan pada distribusi

dividen pada calon dan pemegang saham sekarang.

Prioritas beberapa kelas pemegang saham dalam likuidasi sebagian atau akhir

(Hendriksen dan Van Breda, 2002).

1.5. Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT

Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan

modal disetor. Pos modal yang berasal dari sumnbangan disajikan dari tambahan

modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsure

penambah modal seperti, agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham

dengan harga yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran,

tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas

jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs

modal disetor. Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan

pos laba rugi luar biasa.

Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan:

1) Jumlah uang yang diterima

2) Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata.

3) Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.

4) Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham.

5) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima.

6) Setoran saham dalam bentuk barang, menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas

yang diserahkan.

Page 7: EKUITASxxxxx

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:

1) Jumlah uang yang dibayarkan

2) Besarnya hutang yang timbul

3) Nilai wajar aktiva bukan kas yag diserahkan

Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila

jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari nilai

nominalnya, selisih yang terjadi dibukukan pada akun Agio Saham. Bila ketentuan

hukum yang ada memungkinkan penarikan kembali saham yang telah dikeluarkan,

maka pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebit akun Modal Saham dan

mengkredit Modal Saham yang diperoleh kembali sebesar jumlah yang dibukukan

pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan

1.6. Penyajian Modal

Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada

akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan

hubungan keuangan yang ada. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang

disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus

dinyatakan dalam neraca. Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Pada

perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan dengan dasar

pesanan. Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah

membayar penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat dengan

mendebit akun piutang kepada pemegang saham dan mengkredit akun modal saham

yang dipesan. Akun modal saham yang dipesan disajikan dalam kelompok modal di

bawah akun modal saham. 

Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun modal saham yang dipesan

akan didebit dan akun modal saham dikredit. Dalam hal pemesan gagal melunasi

pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan perusahaan dan dilandaskan pada

peraturan hukum yang berlaku (Kieso et all, 2008).

1.7. Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba

Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah

memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. Akun ini

harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas

untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap

Page 8: EKUITASxxxxx

saldo laba, misalnya untuk perluasan pabrik. Saldo laba yang tidak dibagikan sebagai

dividen karena pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang

menggambarkan tujuan pencadangan tersebut, dan harus diungkapkan dalam laporan

keuangan.saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang

seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Pengungkapan saldo laba meliputi:

1) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba

2) Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba

3) Perubahan slado laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan

kepentingan

4) Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak

5) Pengungkapan jumlah dividend an dividen per lembar saham

6) Tunggakan dividen

7) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca

8) Pengungkapan dividen saham dan pecah saham

2. Pendapatan dan Beban

2.1. Pendapatan

2.1.1. Definisi dan Karakteristik Pendapatan

`Pendapatan adalah elemen kunci akuntansi dan mendasar dari pelaporan

aktivitas suatu perusahaan, jadi defenisinya sangatlah penting. Kita tahu pendapatan

menaikkan nilai bruto dari aset dan modal. Dan kenaikan akhirnya berhubungan

dengan kas. Untuk operasi utama dari bisnis, arus masuk kas terutama diciptakan oleh

produksi dan penjualan output dari entitas. Oleh karena itu kita dapat mengidentifikasi

dua aliran utama berhubungan dengan operasi bisnis ini: fisik dan arus moneter.

Pendapatan didefinisikan dalam 1AS 18/AASB 118 revenue, paragraf 7, yakni:

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Dalam kerangka IASB pendapatan (revenue) adalah bagian dari penghasilan

(income):

Page 9: EKUITASxxxxx

Pendapatan adalah meningkatnya manfaat ekonomi Selama periode akuntansi

dalam bentuk arus masuk atau peningkatan dari asset atau pengurangan dari

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal.

Paton dan Littleton (1940) meninjau definisi pendapatan dari 2 aspek, yaitu:

Aspek Fisik

Pendapatan merupakan hasil akhir dari suatu aliran fisik dalam proses

menghasilkan laba. Hasil akhir dari aliran fisik tersebut berupa barang / jasa yang

dihasilkan dari proses produksi.

Aspek Moneter

Pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari seluruh

kegiatan operasi perusahaan. Maka, pendapatan didefinisikan sebagai aliran

masuk aktiva ke dalam perusahaan berdasarkan atas konsep kesatuan usaha.

Konsep pendapatan menurut Belkaoui (1993) dijelaskan melalui skema berikut ini

:

Pendekatan Aktiva - Hutang

Pendekatan Biaya – Pendapatan

(Scribd.com Tugas Teori Akuntansi Pendapatan)

2.1.2. Sumber-sumber Pendapatan

Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat

diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi

adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan,

pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan

utama perusahaan.

Pendapatan

Konsep Aliran Masuk (inflow)

Aliran masuk aktiva Kenaikan aktiva

Konsep Aliran Keluar (outflow)

Aliran keluar barang dan jasa

Penjualan barang dan penyerahan jasa

Page 10: EKUITASxxxxx

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi

tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba

adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan

kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1.   Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana

yang ditanamkan oleh pemegang saham.

2.   Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti

aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.

3.   Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4.   Revaluasi aktiva.

5.   Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus

diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam

hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan

dalam butir ke-dua. 

(Blog fuadrahardi Desember, 2013)

2.1.3. Pembentukan dan Realisasi Pendapatan

Pembentukan dan realisasi pendapatan merupakan dua konsep yang berbeda.

Earning process cenderung berkaitan dengan kapan pendapatan dianggap terbentuk,

sedang realisasi berkaitan dengan pertanyaan kapan pendapatan dianggap terealisasi

dalam suatu transaksi.

A. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)

Earning Process adalah suatu konsep yang menjelaskan proses terjadinya

pendapatan. Secara konseptual, pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan

seluruh proses berlangsungnya kegiatan perusahaan. Jadi proses pembentukan

pendapatan dimulai dari kegiatan produksi, penjualan dan pengumpulan piutang.

Konsep pembentukan pendapatan ini didukung oleh konsep upaya dan hasil (effort

and accomplishment). Cost dianggap sebagai upaya yang dimaksudkan untuk

mencapai suatu hasil berupa pendapatan. Selain itu, konsep pembentukan pendapatan

juga dilandasi anggapan bahwa cost (potensi jasa) yang dimiliki perusahaan memiliki

kedudukan yang sama dalam menghasilkan pendapatan.

B. Realisasi Pendapatan

Page 11: EKUITASxxxxx

Realisasi merupakan teknik akuntansi yang dijadikan dasar untuk menandai

pengakuan pendapatan sehingga pendapatan baru terbentuk setelah produk selesai

dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan baik secara langsung mauun melalui

kontrak penjualan. Penerimaan kas atau kesanggupan membayar dari pihak membeli

merupakan proses realisasi pendapatan. Oleh karena itu, proses realisasi pendapatan

ditandai oleh dua kejadian berikut:

1. Adanya kepastian perubahan produk menjadi bentuk aktiva lain melalui kegiatan

penjualan yang sah

2. Diperolehnya aktiva lain sebagai pengesahan terhadap transaksi penjualan

tersebut.

(Scribd.com Tugas Teori Akuntansi Revenue)

2.1.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan.

A. Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat

digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat

pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus

diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas

(atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang

diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.

2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)

yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh

sekarang.

3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva

dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara

aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal

(orderly disposal).

4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk

bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang

diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

B. Pengukuran Pendapatan

Page 12: EKUITASxxxxx

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan

diakui, yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan

penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai

pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai

pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan

yang isinya sebagai berikut:

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima,

jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh

persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut.

Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau

yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat

volume yang diperbolehkan perusahaan”. 

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu

diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang

ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.

2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan

dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka

nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang

dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar

barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan

keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

1. Cash Equivalent

Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi

pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi

dan penjualan benar-benar terjadi.

2. Nilai setara kas

Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa

mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.

Page 13: EKUITASxxxxx

3. Harga dibawah harga pasar

Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.

4. Harga pasar

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya

penjualan, dan biaya penyerahan produk.

5. Harga kesepakatan

Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap

jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

C. Pengakuan Pendapatan

Saat pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat kritis.

Pada umumnya akuntan menggunakan konsep realisasi untuk menetukan

“peristiwa kritis” yang akan dijadikan dasar dalam penentuan waktu dan

pengakuan pendapatan. Peristiwa kritis yang dipilih, menunjukkan kapan

perubahan tertentu dalam aktiva dan hutang dapat diperhitungkan secara tepat

sehingga dapat diakui adanya pendapatan.

1) Kriteria pengakuan pendapatan

Secara umum, ada dua criteria yang dapat dijadikan dasar untuk

mengakui pendapatan berdasarkan FASB (1980) dalam SFAC No.5 yaitu:

1. Telah direalisasi (realized), yaitu bila telah terjadi transaksi pertukaran

antara barang yang dihasilkan perusahaan dengan kas atau klaim untuk

menerima kas. Atau, ada kepastian akan segera terealisasi (realizable)

2. Pendapatan telah terbentuk (earned), yaitu bila kegiatan menghasilkan

barang dan jasa berjalan dan secara sebstansialtelah selesai.

Selain dua kriteria tersebut, ada tiga kriteria yang lebih bersifat teknis

yang dikemukakan oleh Kam, yaitu:

1. Keterukuran Nilai Aktiva; pendapatan yang menyebabkan kenaikan nilai

total aktiva perusahaan, yang sekaligus meningkatkan modal, maka kriteria

ini merupakan salah satu kriteria yang dapat diterima.

2. Terjadinya Transaksi; pendapatan dapat diakui apabila terjadi pertukaran

antara barnag yang dihasilkan perusahaan dengan aktiva baru yang

diterima perusahaan.

Page 14: EKUITASxxxxx

3. Proses Pembentukan Pendapatan Telah Selesai; pendapatan dikatakan

terbentuk apabila kegiatan menghasilkan pendapatan telah berjalan dan

secara substansial telah selesai.

PSAK No.23 menyebutkan bahwa pendapatan dari penjualan barang

harus diakui apabila seluruh kondisi ini dipenuhi:

1. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signikfikan dan telah

memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli

2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas

barang yang dijual

3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal

4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir kepada perusahaan tersebut

5. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi

penjualan dapat diukur dengan andal

PSAK No.23 juga menyebutkan bahwa, pendapatan dari penjualan jasa

dapat diakui apabila:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

tersebut akan diperoleh perusahaan

3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur

dengan andal

4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan

transaksi tersebut dapat diukur dengan andal

2) Saat Pengakuan Pendapatan

1. Pendapatan diakui selama produksi

Pendapat dapat diakui selama kegiatan produksi, meskipun produk

yang dihasilkan perusahaan masih dalam proses produksi. Prosedur yang

digunakan adalah prosentase penyelesaian. Cara ini umumnya dijumpai pada

perusahaan komtraktor yang mengerjakan proyek-proyek yang memakan

waktu beberapa periode akuntansi

2. Pendapatan diakui saat produk selesai

Page 15: EKUITASxxxxx

Pengakuan pendapatan atas dasar produk selesai biasanya dianggap

tepat untuk industri pertambangan dan pertanian, seperti emas, timah,

gandum, dan sebagainya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk

mengakui pendapatan saat produk selesai, yaitu:

Harga jual dapat ditentukan dengan cukup tepat.

Tidak diperlukan kegiatan / biaya pemasaran yang material untuk

menjual produk tersebut.

Cost produk sulit untuk ditentukan.

Satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan (barang tidak

terpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran).

3. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan

Pengakuan pendapatan pada saat penjualan didasarkan pada alasan

yang mengarah pada pengertian dan konsep pendapatan seperti yang diajukan

Paton dan Littleton sebagai berikut:

a.       pendapatan merupakan jumlah nominal yang menyatakan produk akhir

operasi perusahaan.

b.      Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya

aktiva baru yang sah.

Masalah yang sering muncul dalam pengakuan pendapatan pada saat

penjualan:

a.       Biaya Setelah Penjualan

Biaya setelah penjualan merupakan bagian dari proses pengukuran

pendapatan. Oleh karena itu, harus diperhitungkan untuk periode tertentu.

Jumlah rupiah debit biasanya akan menjadi pengurang langsung terhadap

pendapatan. Sementara jumlah rupiah sisi kredit menjadi lawan terhadap

jumlah rupiah piutang.

b.      Hak pengembalian barang

Menurut FASB (1981) dalam SFAS No 48 menyatakan bahwa apabila

pembeli berhak untuk mengembalikan barang, pendapatan dapat diakui

apabila syarat berikut ini dipenuhi:

1.       Harga jual cukup pasti dan dapat ditentukan pada saat penjualan

Page 16: EKUITASxxxxx

2.       Pembeli sudah membayar kepada penjual atau pembeli diwajibkan untuk

membayar penjualan.

3.       Kewajiban membayar kepada penjual tidakberubah apabila produk dicuri,

nilai produk berkurang atau produk mengalami kerusakan.

4.       Pembeli benar-benar ada atau dengan kata lain pembeli merupakan suatu

badan yang secara ekonomi disebut perusahaan.

5.       Penjual secara signifikan tidak memiliki kewajiban atau bertanggung

jawab terhadap hasil penjualan kembali produk yang dilakukan pembeli.

6.       Jumlah nominal (dollar) pengembalian dapat ditaksir secara cukup pasti.

c.       Penjualan jasa

Menurut AICPA ada beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk

mengakui pendapatan jasa:

1.       Apabila pelaksanaan jasa terdiri dari pengerjaan satu macam tindakan,

pendapatan diakui pada saat pekerjaan tersebut terlaksana.

2.       Apabila pelaksanaan jasa terdiri dari pengerjaan lebih dari satu macam

tindakan, pendapatan diakui selam periode pelaksanaan pekerjaan secara

proporsional.

3.       Apabila jasa dilaksanakan lebih dari satu macam tindakan, pendapatan

harus diakui pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai seluruhnya

berdasarkan kondisi berikut ini:

a. Proporsi jasa yang dilaksanakan sebagai pekerjaan akhir merupakan

tindakan yang sangat penting dari keseluruhan jasa yang dikerjakan.

b. Apabila jasa yang diberikan terdiri dari pekerjaan yang tidak dapat

ditenukan dan dilaksanakan pada periode waktu yang tidak dapat

ditentukan, maka tidak ada cara untuk menentukan tingkat

penyelesaian pekerjaan.

c. Apabila terdapat tingkat kepastian yang cukup tinggi dalam

pengumpulan pendapatan jasa, maka pendapatan tidak dapat diakui

sebelum kas diterima.

4. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Kas Diterima

Ketidakpastian pengumpulan piutang tersebut biasanya terjadi karena

belum berpindahnya hak atas barang sampai dilunasinya pembayaran.

Biasanya ini ditemui pada penjualan angsuran.

Page 17: EKUITASxxxxx

Alasan yang mendukung penggunaan dasar penerimaan kas untuk

pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan angsuran didasarkan

pertimbangan sebagai berikut:    

a. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan

aktiva yang mempunyai daya beli murni (dapat dibelanjakan).

b. Semakin lama jangka waktu angsuran, semakin besar kemungkinan

piutang tidak akan tertagih.

c. Biaya sesudah penjualan, terutama biaya penagihan dan

pengumpulan piutang, biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan

biaya sesudah penjualan untuk jenis penjualan kredit.

(Scribd.com Tugas Teori Akuntansi)

D. Pengungkapan Pendapatan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23

mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai

berikut:

a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan

termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian

transaksi penjualan jasa.

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama

periode tersebut termasuk pendapatan dari:

(1) Penjualan barang

(2) Penjualan Jasa

(3) Bunga

(4) Dividen, dan

(5) Royalty.

2.1.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard

Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan

segera terealisasi.

2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau

terhimpun.

Page 18: EKUITASxxxxx

2.1.6. Metode Pencatatan Pendapatan

Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1)    Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya

2)    Jumlah pendapatan harud dapat diukur

3)    Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas

4)    Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan

yang memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai

berikut: metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual

basis method)

1. Metode cash basis

Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut

belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang

yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian

tertentu.

2. Metode accrual basis

Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah

terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode

ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam

laporan laba rugi) dan neraca selisih. 

2.1.7. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya

sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut: 

1. Metode kinerja khusus

Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan

aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas

penyelesaian penambalan gigi.

Page 19: EKUITASxxxxx

2. Metode Kinerja Profesional

Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih

dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.

3. Metode Kinerja Selesai

Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan

melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam

hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah

dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan

metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.

4. Metode Penagihan

Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan

sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat

dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui

hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya

yang digunakan untuk penjualan produk.

2.1.8. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan

Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain

sebagai berikut:

1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept)

Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan

merupakan pengukur hasil.

2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif

Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang

cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang

objektif dan dapat diuju kebenarannya,

3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)

Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan

lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi

atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji validitasnya dengan

pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan

pelaporan keuangan.

Page 20: EKUITASxxxxx

4. Konsep Biaya Historical

Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif

untuk jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran

padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil

kesepakatan dua pihak yang independent.

(Blog fuadrahardi Desember, 2013)

2.2. Beban