ekstraksi

21
EKSTRAKSI DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 2. RUMUSAN MASALAH 3. TUJUAN DAN MANFAAT BAB II. PEMBAHASAN 1. EKSTRAKSI a. PENGERTIAN DAN PRINSIP EKSTRAKSI b. BAHAN DAN PELARUT YANG DIGUNAKAN DALAM EKSTRAKSI 2. JENIS-JENIS EKSTRAKSI a. EKSTRAKSI PADAT-CAIR - MASERASI - PERKOLASI - SOKLETASI b. EKSTRAKSI CAIR-CAIR BAB III. PENUTUP 1. KESIMPULAN 2. SARAN DAFTAR PUSTAKA

Upload: andina-berlian-ikhwani

Post on 23-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ekstraksi

TRANSCRIPT

EKSTRAKSI

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 2. RUMUSAN MASALAH 3. TUJUAN DAN MANFAAT BAB II. PEMBAHASAN 1. EKSTRAKSI a. PENGERTIAN DAN PRINSIP EKSTRAKSI b. BAHAN DAN PELARUT YANG DIGUNAKAN DALAM EKSTRAKSI 2. JENIS-JENIS EKSTRAKSI a. EKSTRAKSI PADAT-CAIR MASERASI PERKOLASI SOKLETASI b. EKSTRAKSI CAIR-CAIR BAB III. PENUTUP 1. KESIMPULAN 2. SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu:a. Sedimentasib. Flotasic. Sentrifugasid. FiltrasiProses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fasa baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:a. b. Absorpsic. Adsorpsid. Kromatografie. Kristalisasif. Distilasig. Evaporasih. Elektroforesisi. Evaporationj. Ekstraksi 1. Ekstraksi cair-cair2. Ekstraksi padat-cairk. Pembekuan fraksionall. Presipitasim. Rekristalisasin. Strippingo. Sublimasi

2. Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah a. Bagaiman prinsip ekstraksi secara umum ? b. Pelarut apa yang sebaiknya digunakan dalam ekstraksi ? c. Terbagi dalam berapa jeniskah ekstraksi dalam berbagai penggunaannya ?

3. Tujuan Dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaan yang dapat diperoleh baik pembuat dan pembaca dari makalah ini adalah a. Dapat mengetahui pengertian dan prinsip ekstraksi secara umum.b. Dapat mengetahui pelarut apa yang dapat digunakan dalam ekstraksi.c. Dapat mengetahui pembagian jenis ekstraksi dalam berbagai penggunaannya.

BAB II. PEMBAHASAN 1. Ekstraksi a. Pengertian Dan Prinsip Ekstraksi Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Ekstaksi / penyarian adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah ekstrak yang merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dan simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan. Jenis ekstraksi dan cairan mana yang sebaiknya digunakan, sangat tergantung dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya.

b. Tahap Tahap Ekstraksi Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut ini : Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan saling. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut (terjadi ekstraksi). Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut,umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut.

c. Pelarut Yang Digunakan Dalam Ekstraksi Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang digunakan sangatlah penting untuk tercapainya keberhasilan proses ekstraksi diantaranya : SelektivitasPelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.KelarutanPelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal.ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah). Kriteria lain Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas yang rendah.Larutan pengekstraksi yang digunakan disesuaikan dengan kepolaran senyawa-senyawa yang diinginkan. Larutan pengekstraksi yang digunakan yaitu :a. Petroleum eter: Petroleum eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran hidrokarbon cair yang bersifat mudah menguap. Petroleum eter disini akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid. b. Etil Asetat: Etil asetat merupakan pelarut semi polar dan dapat melarutkan senyawa semipolar pada dinding sel seperti aglikon flavonoid. c. Etanol: Tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Umumnya yang digunakan sebagai cairan mengekstraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan. Etanol akan melarutkan senyawa polar yang terdapat dalam protoplasma seperti senyawa glikosida, vitamin C dan saponin.

2. Jenis-Jenis Ekstraksia. Ekstraksi Padat-Cair Pada ekstraksi padatcair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama dibidang industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh gula dari umbi, minyak dari biji bijian, kopi dari biji kopi, bahan bahan aktif dari tumbuhan atau organ organ binatang untuk keperluan farmasi.Dalam ekstraksi padat cair ada beberapa syarat untuk mencapai unjuk kerja atau kecepatan ekstraksi yang tinggi yaitu : Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) akan menguntungkan ujuk kerja.Ekstraksi padat cair terbagi menjadi dua bagian yaitu ekstraksi padat-cair tak kontinu dan ekstraksi padat-cair kontinu. Ekstraksi padat-cair tak kontinuDalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuah alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis, digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk sangat halus,sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.Ekstraktor yang sebenarya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan diatas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (di atas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan, pencampuran seringkali dapat disempurnakan, atau rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak. Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. Dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut di situ, menggabungkannya dalam sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus menerus meningkat. Dengan metode ini jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiannya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus menerus.Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung sebagai pengganti ketel destilasi. Dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan ke dalam alat penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian dikondensasikan, pelarut didinginkan dan dialirkan kembali ke dalam ekstraktor dalam keadaan dingin.Ekstraksi padat-cair kontinyuCara kedua ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh pengumpanan karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar, ekstraktor semacam itu kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragarn konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).Jenis ekstraksi padat-cair terbagi menjadi tiga, yaitu maserasi, perkolasi dan sokletasi. 1. Maserasi Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Setelah waktu tersebut, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk kedalam cairan telah tercapai. Dengan pengocokan dijamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Keuntungan maserasi adalah cara kerja dan peralatan yang digunakan relatif sederhana, sedangkan kerugiannya adalah pengerjaanya lama dan penyariannya kurang sempurna.2. Perkolasi Perkolasi merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Prinsip kerjanya sama dengan maserasi yakni dengan melakukan perendaman. Tetapi dalam perkolasi, waktu yang dipergunakan hanya dalam hitungan jam, bukan dalam hitungan hari seperti maserasi. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembaliDalam perkolasi terjadi proses pemanasan, tetapi suhu yang digunakan berada dalam derajad rendah. Tetapi perkolasi masih termasuk dalam jenis ekstraksi dingin. Pemanasan hanya dimaksudkan untuk mempercepat terdistribusinya ekstrak de dalam pelarut. Keuntungan dari proses perkolasi adalah cara kerja yang lebih cepat dari maserasi, dan kekurangannya ekstrak yang terdistribusi tidak sepenuhnya maksimal karena peengerjaannya yang begitu cepat. 3. Sokletasi Sokletasi adalah metode ekstraksi padat-cair dimana dalam proses ekstraksinya menggunakan ekstrakor atau alat ekstraksi sokhlet. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon. Cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Selain itu pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Keuntungan dalam proses sokletasi adalah cara kerja yang cepat dan ekstrak yang dihassilkan dapat mencapai keadaan maksimal. Kekurangannya adalah tidak dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa yang tidak tahan terhadap panas.

b. Ekstraksi Cair-Cair Pada ekstraksi ini, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, anti biotika, bahan bahan penyedap, produk produk minyak bumi dan garam garam logam. Ekstraksi cair cair biasanya dilakukan karena proses distilasi tidak bisa digunakan (misalnya karena pembentukan azzeotrop atau karena kepekaan akibat panas) atau tidak ekonomis.Seperti halnya ekstraksi padat cair, ekstraksi ini selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sempurna. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut. Agar terjadi perpindahan massa yang baik diusahakan agar bidang kontak seluas mungkin diantara kedua cairan tersebut. Sehingga salah satu cairan di distribusikan menjadi tetes tetes kecil (misal dengan bantuan pengadukan). Ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua bagian yaitu ekstraksi cair-cair tak kontinu dan ekstraksi cair-cair kontinu. Ekstraktor cair-cair tak kontinuDalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat).Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahan adalah tangki yang bagian bawahnya runcing (yang dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan dalam jurnlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat dan fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip pada saluran keluar di bagian bawah tangki ekstraksi.Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik (dengan perantara alat ukur konduktivitas), secara optik (dengan bantuan detektor cahaya 289 hatas) atau secara mekanik (dengan pelampung atau benda apung). Peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.Ekstraktor cair-cair kontinuOperasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali dicampur dengan pelarut atau larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat.Setiap kali kedua fasa dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus menerus diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu. Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi,di samping itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler). Alat-alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus menerus.

BAB III. PENUTUP 1. Kesimpulan Dari penjelasan pada pembahasan di atas serta tujuan yang ingin dicapai pada Bab Pendahuluan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat terlarut ke dalam pelarut berdasarkan adanya perbedaan kelarutan.b. Pemilihan pelarut dapat dilihat dari selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling bercampur, kerapatan, reaktivitas, titik didih. c. Ekstraksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.

2. Saran Saran yang dapat kami berikan dari peembuatan makalah ini kepada pembaca adalah : a. Pembaca dan pendengar mengerti tentang pengertian dan prinsip ekstraksi b. Pembaca dan pendengar memahami pemilihan pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi c. Pembaca dan pendengar mengetahui pembagian jenis ekstraksi berdasarkan kegunaan dan sampel yang di akan di ekstraksi