ekstraksi logam

22
Ekstraksi Logam Pengertian Ekstraksi Logam Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari suatu campuran. Dengan demikian, ekstraksi logam dapat dimaknai sebagai pemisahan suatu logam dari sumbernya, yang biasanya berupa bijih. Bijih Pengertian Bijih Bijih merupakan suatu sumber logam alami yang dapat diekstraksi. Sebagai contoh adalah aluminium yang merupakan logam utama penyusun kerak bumi. Aluminium terkandung dalam bijih bernama bauksit dengan kadar sekitar 50-70%. Nama lain dari bauksit adalah aluminium oksida. Tembaga juga merupakan logam yang banyak terkandung di ekrak bumi, walaupun tidak sebanyak aluminium. Tembaga terdapat dalam bijih kalkopirit. Bijih biasanya berupa oksida ataupun sulfida, sebagai contoh adalah : bauksit Al 2 O 3 haemati t Fe 2 O 3 rutil TiO 2

Upload: yoelmarthen

Post on 22-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

geokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi Logam

Ekstraksi Logam

Pengertian Ekstraksi Logam

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari suatu campuran. Dengan demikian,

ekstraksi logam dapat dimaknai sebagai pemisahan suatu logam dari sumbernya, yang biasanya

berupa bijih.

Bijih

Pengertian Bijih

Bijih merupakan suatu sumber logam alami yang dapat diekstraksi. Sebagai contoh adalah

aluminium yang merupakan logam utama penyusun kerak bumi. Aluminium terkandung dalam

bijih bernama bauksit dengan kadar sekitar 50-70%. Nama lain dari bauksit adalah aluminium

oksida.

Tembaga juga merupakan logam yang banyak terkandung di ekrak bumi, walaupun tidak

sebanyak aluminium. Tembaga terdapat dalam bijih kalkopirit. Bijih biasanya berupa oksida

ataupun sulfida, sebagai contoh adalah :

bauksit Al2O3

haematit Fe2O3

rutil TiO2

pirit FeS2

kalkopirit CuFeS2

Pemekatan Bijih

Page 2: Ekstraksi Logam

Pemekatan bijih dilakukan untuk menyingkirkan pengotor yang tak diinginkan sebelum bijih

diubah menjadi logam. Hal ini dapat dilakukan secara kimiawi. Contohnya adalah aluminium

murni diperoleh dari bauksit melalui suatu proses yang melibatkan reaksi dengan larutan natrium

hidroksida. 

Beberapa bijih tembaga dapat diubah menjadi larutan tembaga(II) sulfat dengan mencampurkan

bijih lembut dengan asam sulfat encer dalam waktu yang lama. Tembaga kemudian dapat

diekstraksi dari larutan tembaga(II) sulfat.

Pemekatan bijih dapat juga dilakukandengan proses fisika. Suatu contoh pemekatan bijih cara

fisika adalah dengan flotasi buih.

Cara kerja flotasi buih adalah sebagai berikut. Bijih dihancurkan kemudian diperlakukan dengan

suatu zat yang mengikat partikel logam dan membuatnya bersifat hidrofobik (takut air). Pada

pemekatan bijih tembaga, minyak cemara digunakan untuk mengikat senyawa tembaga, tetapi

pengotor tidak ikut terikat.

Bijih yang sudah diberi perlakuan di atas ditempatkan pada wadah besar berisi agen pembusa

seperti sabun atau deterjen dan udara dialirkan melewati campuran untuk membuat busa. Karena

bersifat menjauhi air, partikel logam kemudian terbawa oleh gelembung udara, melayang ke atas

wadah dan megalir ke sisi wadah. Sedangkan pengotor tetap pada dasar wadah. Perhatikan

gambar flotasi buih berikut:

Page 3: Ekstraksi Logam

Proses flotasi buih

http://www.ilmukimia.org/2013/05/ekstraksi-logam.html

Page 4: Ekstraksi Logam

Metalurgi Ekstraksi

Posted on 15 Agustus 2011 by Riki Gana

Pendahuluan

Untuk menghasilkan logam dari bijihnya, diperlukan suatu proses ekstraksi metalurgi. Karena di

alam bijih logam umumnya dalam bentuk oksida dan sulfida, maka untuk menghasilkan logam

diperlukan reaksi reduksi dan oksidasi.

Proses ekstraksi metalurgi terbagi menjadi dua jalur, yaitu proses hidrometalurgi dan

pirometalurgi. Perbedaan utama kedua proses tersebut terletak pada temperatur proses yang

menyertainya. Proses hidrometalurgi terjadi pada temperatur rendah sedangkan proses

pirometalurgi pada temperatur tinggi. Untuk selanjutnya akan dibahas proses pirometalurgi.

Pirometalurgi merupakan suatu proses pengambilan logam berharga dari bijihnya melalui

temperatur tinggi. Oleh karena itu pada proses ini akan melibatkan pengetahuan tentang bahan

bakar, reaksi-reaksi eksotermik dan perubahan fasa dari padat ke liquid.

Bijih

Bijih adalah perpaduan beberapa senyawa yang ari padanya terdapat kandungan logam yang

dapat diekstraksi secara ekonomis. Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, definisi bijih bersifat

sementara atau tergantung dari waktu dan keadaan pada saat itu.

 

Metalurgi Eksraksi

Yang dimaksud dengan metoda ekstraktif adalah setiap langkah-langkah dari ekstraksi metalurgi

yang menghasilkan logam-logam dengan kemurnian tertentu. Langkah metoda ekstraktif ini

dapat dikatakan konstruktif untuk menghasilkan logam tertentu. Proses ekstrak logam ini juga

dapat dikatakan sebagai Kimia Metalurgi. Hal ini disebabkan karena proses ekstraksi logam

selalu melibatkan reaksi kimia. Sedangkan hasilnya yang berupa logam, dapat berubah kembali

menjadi senyawa kembali.

Langkah-langkah Metoda Ekstraksi :

Page 5: Ekstraksi Logam

1. Proses Ekstraksi

Adalah rangkaian pekerjaan untuk menghasilkan logam dari kumpulan senyawa atau bijih.

2. Proses Pemurnian

Pekerjaan lanjut dengan tujuan untuk mempertinggi kemurnian logam-logam mentah atau untuk

memperbaiki sifat-sifat logam

Untuk menentukan proses ekstraksi yang akan dikerjakan, maka harus dilihat keadaan-keadaan

sebagai berikut :

o Sifat-sifat fisik logam

o Produk yang akan dihasilkan

o Fasilitas yang ada

o Keadaan sumber endapan

o Bahan baku lain yang diperlukan untuk ekstraksi

 

Klasifikasi Proses Ekstraksi Metalurgi :

1. Pirometalurgi

Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang umumrnya paling

tua. Proses ini berhubungan dengan temperatur tinggi dan sebagian besar berlangsung sampai

terjadi peleburan. Sifat dari proses pirometalurgi ini cepat (jam).

2. Hidrometalurgi

Proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung pada temperatur kamar dan melibatkan reaksi

air. Proses hidrometalurgi ini lebih mampu untuk mengolah bijih-bijih yang berkadar rendah.

Proses yang terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses hidrometalurgi ini adalah lamabt (proses

berlangsung antara hari sampai bulan)

3. Elektrometalurgi

Page 6: Ekstraksi Logam

Proses-proses ekstraksi dan pemurnian yang melibatkan energi listrik sebagai dasar-dasar

ekstraksinya. Prinsip yang digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia.

Proses-proses hidrometalurgi umumnya berhubungan dengan elektrometalurgi baik secara fisik

maupun kepada penggunaannya. Sedangkan suatu proses pirometalurgi yang pembangkit

panasnya dari energi listrik disebut proses elektrothermik.

Suatu proses ekstraksi metalurgi didasarkan keilmuan sebagai berikut :

o Termodinamika –> Ilmu ini akan menjawab apakah reaksi dapat berjalan atau tidak. Jadi

jika diterapkan pada proses ekstraksi, akan dapat diramalkan apakah proses ekstraksi yang

akan dilakukan dapat berjalan dengan baik atau tidak.

o Kinetika –> Ilmu ini akan menjawab berapa lama proses akan berlangsung, karena dari

kinetika akan dapat ditentukan berapa besar laju reaksi yang terjadi. Dan dengan ilmu ini

dapat dirancang dan diupayakan agar laju rekasi lebih besar atau dengan kata lain proses

ekstraksi dapat dipercepat.

o Perpindahan panas dan Perpindahan massa

o Teknologi Proses –> Teknologi proses saat ini berkembang sangat pesat, sehingga tiap

teknologi proses perlu dipelajari dengan detail.

 

https://regest.wordpress.com/2011/08/15/metalurgi-ekstraksi/

Page 7: Ekstraksi Logam

Metalurgi: Ekstraksi Logam dari Mineralnya

Logam adalah salah satu kelompok unsur yang sudah sangat lazim ditemui dalam kehidupan

kita. Mulai dari alat tulis kantor, peralatan masak, peralatan elektronik, kendaraan, sampai bahan

bangunan, semuanya menggunakan perangkat yang dibuat dengan bahan dasar logam. Sebut saja

tembaga yang menjadi komponen dalam berbagaichip peralatan elektronik, ataupun besi yang

menjadi bahan dasar baja. Saat ini, logam-logam yang ada kebanyakan telah dipadukan dengan

logam lainnya untuk menghasilkan sebuah campuran logam yang disebut alloy. Logam-logam

tersebut dicampur agar didapatkan sifat logam campuran yang sesuai dengan kebutuhan manusia.

Pernahkah kita bertanya dari mana logam tersebut berasal? Apakah langsung berbentuk seperti

yang sedang kita gunakan sekarang? Ataukah berasal dari sebuah bongkahan logam yang

tergeletak di padang pasir? Logam-logam yang kita gunakan sekarang adalah logam yang telah

melalui berbagai proses sehingga berbentuk seperti yang kita gunakan saat ini. Mulai dari

penambangan hingga pembentukan menjadi logam yang berguna dalam kehidupan kita sehari-

hari. Semua hal tentang pemrosesan logam ini dikemas dalam salah satu cabang ilmu yang

disebut metalurgi.

Dalam proses ekstraksi  logam, ada satu atau lebih dari tiga tipe metalurgi berikut yang

digunakan: (1) Pirometalurgi, yaitu proses yang menggunakan panas, (2) Elektrometalurgi, yaitu

proses yang menggunakan langkah elektrokimia, dan (3) Hidrometalurgi, yaitu proses yang

bergantung pada larutan kimia logam. Secara umum, proses ekstraksi dan pemanfaatan logam

dimulai dengan penambangan.

Penambangan adalah proses atau kegiatan untuk mengambil bijih mineral langsung dari tempat

asalnya. Penambangan bisa dilakukan secara tradisional seperti yang terdapat di beberapa daerah

di Indonesia, atau bisa dilakukan dalam skala besar seperti yang dilakukan perusahaan-

perusahaan penambangan semacam Aneka Tambang dan PT Timah. Hasil dari proses

penambangan ini adalah bijih-bijih mineral yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam

yang akan diproses nantinya, misalnya hematit yang dapat diolah menjadi besi.

Page 8: Ekstraksi Logam

Bijih mineral hematit. Gambar dari: http://en.wikipedia.org/wiki/File:HematitaEZ.jpg

Dalam bijih-bijih mineral, terkandung mineral-mineral yang dibutuhkan dan juga zat-zat yang

tidak bernilai komersil seperti pasir, batu, serta tanah liat yang menempel pada mineral-mineral

tersebut. Mineral sendiri didefinisikan sebagai kristal padat anorganik yang eksis di alam secara

alami dan bersifat homogen. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah

memisahkan mineral-mineral ini dari zat-zat non-komersil.

Proses pemisahan mineral banyak memanfaatkan perbedaan sifat fisik atau perbedaan sifat kimia

dari mineral dengan zat non-komersil. Contohnya, untuk mineral magnetit ( ) yang bersifat

magnet, pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan magnet untuk menarik mineral dan

meninggalkan zat-zat non-komersil. Sementara itu, untuk mineral-mineral dengan perbedaan

kerapatan terhadap zat-zat non-komersil yang cukup besar, proses pemisahan dapat dilakukan

dengan cyclone separator.  Pada cyclone separator, pemisahan terjadi dengan menggunakan

udara tekanan tinggi melalui bijih-bijih mineral yang telah dihancurkan sebelumnya. Zat-zat non

komersil akan terangkat dan dibuang keluar dari tabung, sedangkan mineral-mineral yang berat

akan terjatuh.

Konversi menjadi senyawa lain

Setelah dipisahkan dari zat-zat non-komersil, mineral-mineral hasil pengolahan tersebut

kemudian dikumpulkan. Proses selanjutnya adalah mengubah mineral-mineral ini menjadi unsur

murni. Perlu satu atau beberapa tahap agar mineral benar-benar bisa diambil unsur logam murni

yang dibutuhkan. Kebanyakan logam-logam di alam dalam bentuk mineralnya membentuk

senyawa dengan unsur-unsur non-logam. Contohnya adalah timbal ( ) yang terdapat dalam

bentuk mineral Galena ( ), kemudian ada pula besi ( ) yang terdapat di alam dalam bentuk

mineral-mineral seperti Magnetit ( ) dan Hematit ( ).

Page 9: Ekstraksi Logam

Tabel mineral dari beberapa elemen umum.

Mineral-mineral yang ada di alam ini biasanya diubah dulu menjadi senyawa yang lain. Senyawa

hasil konversi ini pada dasarnya memiliki sifat lebih mudah untuk direduksi, atau lebih bebas

dari senyawa-senyawa pengotor. Biasanya konversi yang dilakukan adalah konversi menjadi

bentuk oksida karena oksida lebih mudah direduksi. Sebagai contohnya, karbonat ( )

diubah dengan pemanasan menjadi kalsium oksida ( ).

Contoh lainnya, senyawa sulfida logam seperti zink sulfida ( ) diubah dengan pembakaran di

udara menjadi zink oksida ( ):

Saat ini, metode hidrometalurgi telah banyak dipakai untuk menghindari pelepasan   selama

pembakaran. Contohnya pada pemrosesan tembaga, udara dimasukkan ke bubur   yang

bersifat asam sehingga menghasilkan reaksi berikut:

Konversi menjadi unsur

Setelah mineral dikonversi menjadi senyawa yang lebih mudah diproses, tahap selanjutnya

adalah mengubah senyawa tersebut menjadi unsur logam yang dibutuhkan. Metode yang lazim

digunakan adalah reaksi reduksi-oksidasi. Metode ini menggunakan dasar tingkat potensial

reduksi dari logam dengan zat lain. Dalam metode ini, senyawa logam direaksikan langsung

Page 10: Ekstraksi Logam

dengan agen pereduksi (potensial reduksi lebih rendah) sehingga menghasilkan logam murni.

Beberapa agen pereduksi yang umum adalah karbon dan hidrogen.

Dalam proses menggunakan karbon, karbon biasanya dihadirkan dalam bentuk kokas (residu dari

pembakaran tidak sempurna batubara) atau arang. Oksida logam seperti zink oksida dilebur

menggunakan panas bersama karbon untuk membebaskan logamnya seperti pada reaksi berikut:

Setelah logam diperoleh melalui proses ini, selanjutnya logam dikondensasi dan dipadatkan.

Namun, tidak semua reaksi peleburan logam menggunakan satu tahap seperti reaksi di atas.

Beberapa reaksi peleburan tersebut menggunakan beberapa langkah seperti pada reaksi

peleburan timah(IV) oksida yang dimulai dengan tahap awal pembentukan timah(II) oksida:

Reduksi dengan hidrogen dilakukan pada oksida logam yang reduksi dengan karbon justru

menghasilkan karbida logam yang cenderung sulit untuk dikonversi lebih lanjut. Logam-logam

jenis ini biasanya adalah logam pada grup 6B dan 7B. Contohnya adalah reaksi untuk

menghasilkan tungsten (W) dan germanium (Ge) seperti berikut:

Selain karbon dan hidrogen, proses konversi senyawa menjadi unsurnya juga dapat dilakukan

dengan menggunakan logam yang lebih aktif. Logam yang lebih aktif adalah logam yang

memiliki potensial reduksi lebih rendah daripada logam dalam senyawa yang akan dikonversi

seperti pada reaksi untuk menghasilkan krom ( ) berikut ini:

Selain dengan cara reduksi-oksidasi tersebut, juga dapat dilakukan cara reduksi-oksidasi

elektrokimia. Dalam metode ini, mineral diubah menjadi elemen di dalam sebuah sel elektrolisis

yang telah didesain secara khusus. Terkadang, mineral murni dalam bentuk lelehan halida atau

oksidanya digunakan untuk menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan. Logam akan

diproduksi dari proses reduksi di katoda. Selain itu, sebuah separator juga digunakan dalam sel

Page 11: Ekstraksi Logam

untuk mencegah rekombinasi. Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan biaya

prosesnya, terutama listrik yang digunakan. Voltase dan arus yang diperlukan bergantung pada

potensial elektrokimia dari mineral yang dikonversi.

Pemurnian

Proses konversi dari mineral ke logam seringkali masih mengandung zat-zat pengotor yang

mempengaruhi kemurnian dari logam itu sendiri. Oleh karena itu, setelah proses konversi,

dilakukan proses pemurnian. Beberapa proses pemurnian yang terkenal adalah electrorefining,

zone refining, dan destilasi.

Dalam electrorefining, logam yang tidak murni dijadikan sebagai anode dan sampel dari logam

yang telah murni digunakan sebagai katoda pada sebuah sel elektrolisis. Nantinya logam yang

tidak murni ini perlahan akan berpindah ke katode dan menempel pada logam yang telah murni.

Proses destilasi digunakan untuk logam yang memiliki titik didih yang relatif rendah seperti Zink

dan air raksa (Hg).

Pada proses zone refining, pengotor dihilangkan dari batangan logam yang tidak murni dengan

mengkonsentrasikan pengotor-pengotor tersebut pada zona lelehan sedangkan logam yang telah

dimurnikan direkristalisasi pada zona yang lain. Metaloid yang digunakan dalam semikonduktor

elektronik seperti silikon (Si) dan germanium, harus dimurnikan dengan proses ini sehingga

didapatkan kemurnian yang sangat tinggi.

Pemurnian adalah proses final dari rangkaian proses ekstraksi logam. Namun, saat ini

kebanyakan logam yang ada adalah paduan logam sehingga setelah dimurnikan biasanya logam-

logam murni ini akan digabungkan dengan logam lainnya untuk membentuk suatu paduan logam

yang disebut alloy. Memadukan logam dengan logam lainnya (pada beberapa kasus dengan non-

logam) ditujukan untuk mengubah titik leleh dan meningkatkan sifat-sifat dari logam murninya,

seperti konduktivitas dan kekuatan logam. Sebagai contoh, besi yang merupakan logam penting

dalam kehidupan kita ternyata hanya digunakan setelah dipadukan dengan logam lain. Dalam

bentuk murninya besi sangat lemah dan mudah terkorosi. Akan tetapi, jika dipadukan dengan

karbon atau molibdenum (Mo), paduan besi ini menjadi sangat keras. Sementara itu, jika

dipadukan dengan nikel (Ni) atau krom, besi menjadi resisten terhadap korosi.

Page 12: Ekstraksi Logam

Beberapa alloy yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari beserta komposisi dan

kegunaannya.

Saat ini cukup banyak universitas yang membuka jurusan metalurgi secara khusus, baik di dalam

negeri maupun di luar negeri. Di dalam negeri misalnya yang cukup terkenal ada di ITB, UI, dan

ITS. Karena itu bagi teman-teman yang tertarik dengan jurusan metalurgi, ada baiknya dicari

info lebih lanjut tentang bidang ini. Semoga bermanfaat.

Bahan bacaan:

M. S. Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change, 5th ed., McGraw-Hill

(2009).

http://en.wikipedia.org/wiki/Metallurgy

http://en.wikipedia.org/wiki/Ore

http://majalah1000guru.net/2013/10/metalurgi-ekstraksi-mineral-logam/

Page 13: Ekstraksi Logam

Pelaksanaan Proses Ekstraksi

Kata Kunci: Gula dari umbi, Kopi dari biji kopi, Minyak dari biji-bijian

Ditulis oleh Suparni Setyowati Rahayu pada 26-05-2009

Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa kornponen yang dapat larut dipisalikan dari bahan

padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama di

bidang industri bahan alami dan makanan, misalnyauntuk memperoleh :

a.Bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ – organ binatang untuk keperluan farmasi

b.Gula dari umbi

c.Minyak dari biji-bijian

d.Kopi dari biji kopi

Pengambilan garam-garam logam dari pasir besi adalah juga ekstraksi padat-cair (disebut

leaching). Proses ini merupakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi kimia. Dalam hal ini

ekstrak,dengan bantuan suatu asam anorganik misaInya, dikonversikan terlebih dahulu ke dalam

bentuk yang larut. Pembilasan filter dan pelarutan pada proses rekristalisasi bahan padat juga

dianggap sebagai ekstraksi padat-cair dalam arti yang luas.

Ekstrak yang akan dipisahkan, berbentuk padat diuapkan atau cair, dapat terkurung dalam bahan

ekstraksi atau berada dalam sel-sel (khususnya pada bahan-bahari nabati dan hewani).Dalam

keadaan-keadaan tersebut bahan ekstraksi bukan merupakan substansi yang homogen,melainkan

berpori dan berkapiler banyak.

Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut,maka pelartit menembus

kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi

yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan tedadi

kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.

Karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan larutan ekstrak,akan selalu tertinggal larutan

ektrak dalam kuantitas tertentu di dalam

284 bahan ekstraksi. Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi pada tiap tahap ekstraksi,perlu

diusahakan agar kuantitas cairan yang tertinggal sekecil mungkin. Biasanya hal ini dapat

dilakukan dengan membiarkannya menetes keluar arang dengan cara penekanan atau

sentrifugasi).

Page 14: Ekstraksi Logam

Karena alasan ekonomi dan pelestarian lingkungan, seringkali sisa pelarut yang tertinggal dalam

rafinat dipisahkan (misalnya dengan pemanasan langsung menggunakan kukus) dan diambil

kembali pada akhir proses ekstraksi.Untuk mencapai unjuk keda ekstraksi atau kecepatan

ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:

Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan fasa cair,

maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat dicapai

dengan rnemperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal itu lintasan-lintasan kapiler,yang harus

dilewati dengan cara difusi, menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada

ekstrak terkurung dalarn sel-sel seringkali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut

melalui dinding sel yang dipecahkan. Pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan menekan

atau menggerus bahan ekstraksi.Untuk alat-alat ekstraksi tertentu harus dijaga agar pada

pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang diperoleh tidak menjadi terlalu kecil. Bila hal

itu terjadi, tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.

Kecepatan alir pelarut, sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi,

agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat.

Tergantung pada jenis ekstraktor yang digunakan, hal tersebut dapat dicapai baik dengan

pengadukan secara turbulen, atau dengan pemberian laju alir pelarut yang tinggi Suhu yang

lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada umumnya

menguntungkan untuk kerja ekstraksi.

Ekstraksi padat-cair tak kontinu

1. Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali dengan pelarut

segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan

dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuag alat yang

dihubungkan dengan ekstraktor).Proses ini tidak begitu ekonomis, digunakan misalnya di

tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk

sangat halus, sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.

2. Ekstraktor yang sebenamya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di dalamnya.

Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan diatas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu

distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (di

atas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan, pencampuran seringkali dapat disempurnakan, atau

Page 15: Ekstraksi Logam

rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacarn ini

hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.

Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan

aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan

kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak.

Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan

dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami

proses ekstraksi paling sedikit.Dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan

konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.

Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah ketel

destilasi, menguapkan pelarut di situ, menggabungkannya dalam sebuah kondenser dan segera

mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel

destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus menerus meningkat. Dengan metode ini jumlah total

pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi

ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut.Kerugiannya, adalah pemakaian

banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus menerus.

Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung sebagai

pengganti ketel destilasi. Dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan ke dalam alat penguap

vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian

dikondensasikan,pelarut didinginkan dan dialirkan kem bali ke dalam ekstraktor dalam keadaan

dingin.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaan-proses-

ekstraksi/

Silikat, dalam ilmu kimia, adalah suatu senyawa yang mengandung satu anion dengan satu atau

lebih atom silikon pusat yang dikelilingi oleh ligan elektronegatif. Jenis silikat yang sering

ditemukan umumnya terdiri dari silikon dengan oksigen sebagai ligannya. Anion silikat, dengan

Page 16: Ekstraksi Logam

muatan listrik negatif, harus mendapatkan pasangan kation lain untuk membentuk senyawa

bermuatan netral.

Silika, atau silikon dioksida, SiO2, sering dianggap sebagai silikat, walaupun senyawa ini tidak

bermuatan negatif dan tidak memerlukan ion pasangan. Silika ditemukan di alam dalam bentuk

mineral kuarsa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Silikat