eksplorasi - ftp.unpad.ac.id file3.000 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. kegiat an itu diikuti...

1
LENSA BISNIS MELALUI Program One Man One Tree, PT Asa himas Flat Glass Tbk (Perseroan) pada Minggu (6/2) te- lah menanam sekitar 3.000 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. Kegiat an itu diikuti sekitar 1.500 orang yang terdiri dari manajemen, kar- yawan Perseroan, dan karyawan rekanan Perseroan beserta keluarga. Sedangkan pada 2010 Perseroan telah menanam sekitar 8.630 pohon pada area hijau di pabrik Perseroan yang berlokasi di Jakarta, Sidoarjo, dan Cikampek. Program ini merupakan pelaksanaan kebijakan CSR Perseroan dalam melestarikan lingkungan hidup yang bertujuan untuk mengurangi pemanasan global. Asahimas Gelar Program One Man One Tree MENYAMBUT perayaan Hari Valentine dan Maulid Nabi Muhammad SAW, The Acacia Jakarta mengajak kelompok belajar anak Sekolah Kami dari keluarga pemulung/duafa berwisata ilmu pengetahuan. Media morning tea wisata ilmu pengetahuan bersama Se- kolah Kami digelar oleh The Acacia Jakarta pada Kamis (10/2) sekitar pukul 09.00 WIB di Fountain Bar lantai dasar. Setelah pembukaan, ada sambutan dari manajemen The Acacia Jakarta serta pemberian bingkisan simbolis kepada Sekolah Kami dan media oleh General Manager The Acacia Jakarta Juliawan dan Business Development Officer PT Amanah Prima Indonesia--produsen jus Toza--Arya Nugraha. Dilanjutkan dengan coffee break dan foto bersama. Setelah itu, para peserta dan media diberangkatkan menuju ke pabrik jus Toza. Wisata Ilmu Bersama Sekolah Kami SHANGRI-La Jakarta menerima dua penghar- gaan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai apresiasi dalam bidang keamanan hotel. Penghar- gaan pertama, Certificate of Commendation for Outstanding Security Support, dianugerahkan sebagai pengakuan ter- hadap Shangri-La Jakarta yang memiliki reputasi baik dalam bidang keamanan hotel. Hal itu dibuktikan dengan penunjukan Shangri-La Jakarta sebagai hotel resmi untuk menga- komodasi Presiden AS Barrack Obama pada November 2010. Penghargaan kedua, trofi Outstanding Support and Dedication to the Safety and Security of Transiting US Military Forces, diberikan karena Shangri-La Jakarta menjadi hotel pilihan US Military yang transit di Jakarta. Shangri-La Jakarta Terima Penghargaan Batu Bara Cair lebih Polutif J ENIS kelamin beberapa spesies penyu ditentukan suhu sarang mereka. Sa- rang yang hangat akan mem- bentuk betina. Sarang yang lebih dingin membentuk jan- tan. Penyu sudah ada di planet ini sejak sekitar 220 juta tahun lalu. Berdasarkan penelitian yang di- laporkan, hampir separuh dari seluruh spesies penyu terancam punah. Peneliti tengah mengumpulkan sejumlah data untuk me- mahami bagaimana pema- nasan global memengaruhi reproduksi penyu. Dengan melihat kondisi populasi beberapa spesies penyu yang memprihatin- kan itu, ditetapkanlah ta- hun ini, 2011, sebagai Tahun Penyu atau Year of Turtle. Mengapa kita mengkhawa- tirkan berkurangnya jumlah penyu? “Penyu pusat dari ran- tai makanan dan sebagai simbol dari warisan budaya. Penyu memegang peranan penting pada berbagai kultur. Sebagai contoh, di berbagai budaya di Asia Tenggara penyu diguna- kan sebagai makanan, hewan peliharaan, dan obat-obatan,” jelas Deanna Olson, peneliti ekologi dan Wakil Ketua Mitra Konservasi Ambi dan Reptil yang bertindak sebagai ujung tombak kampanye Tahun Pe- nyu. Penyu (termasuk juga kura- kura) adalah pusat rantai ma- kanan. Penyu laut memakan lamun (seagrass) yang ditemu- kan di dasar laut. Tumbuhan sejenis rumput laut itu mem- buat para penyu tetap pendek dan sehat. Lamun yang sehat sebagai gantinya menjadi lokasi pembiakan berbagai spesies ikan, kerang-kerangan, dan krustasea (sejenis udang). Proses yang sama juga ter- jadi pada penyu air tawar dan darat. Sebagai contoh, kura-kura berkontribusi pada rawa dan lahan basah, menjadi makanan penting untuk para pemangsa. Aktivitas yang dilakukan pada Tahun Penyu men- cakup laporan berkala bu- lanan yang menampilkan hasil penelitian dan usaha konservasi, pendidikan dan proyek penelitian ma- syarakat, seni bertemakan penyu, dan perspektif bu- daya, kata Olson, peneliti pada Stasiun Penelitian Dinas Kehutanan Pasifik Northwest. Olson juga salah satu penulis laporan, State of the Turtle, dan membuat proyek pemetaan penyu untuk Amerika Seri- kat. Laporan Olson nantinya dialihbahasakan agar dapat dipergunakan di seluruh dunia. (Science Daily/Ghp/*/M-1) 22 MINGGU, 20 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA E KSPLOR ASI NATURE DO YOU KNOW BIOTEK STEVEN KIRCHBAUM B EBERAPA bahan bakar alternatif seperti batu bara cair ternyata dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca yang lebih berbahaya dari- pada bensin maupun minyak disel. “Batu bara cair, sebagai con- toh, dapat memproduksi 80% lebih banyak polusi pemanasan global daripada bensin,” kata sebuah LSM lingkungan, di AS. Perkumpulan itu terdiri dari para peneliti dan pemerhati lingkungan. Beberapa orang mengguna- kan batubara cair, sejenis bensin atau disel yang berasal dari batu bara, sebagai pengganti potensial untuk minyak pada negara-negara yang sangat bergantung pada bahan bakar kendaraan. Demikian juga bahan ba- kar alternatif lain, bensin dari bubuk aspal, diperkirakan 14% lebih berpotensi menimbulkan pemanasan global daripada bensin standar. Hal itu dinya- takan dalam laporan terbaru para peneliti tersebut, yang ditulis dalam laporan Biofuels: An Important Part of a Low-Car- bon Diet. “Penggunaan etanol jagung mungkin dapat lebih banyak berpolusi atau lebih sedikit da- ripada bensin, ini bergantung pada bagaimana jagung ter- sebut tumbuh dan bagaimana etanol diproduksi,” begitu ditu- lis dalam laporan tersebut. Penelitian ini dilakukan da- lam upaya mengganti lima jenis dari seluruh bensin yang paling banyak digunakan di AS dengan bensin alternatif yang ditargetkan akan terealisasi pada 2030. Jika kebanyakan dari alternatif ini mengandung batu bara cair, perubahan ini dapat memompa polusi ke atmosfer, yang setara dengan polusi yang berasal dari 34 juta mobil di jalan. Untuk mendukung gerakan biofuel yang lebih maju dan bersih, dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan gas berbahaya dalam jumlah yang sama. Alternatif yang lebih bersih, menurut laporan, adalah de- ngan menggunakan etanol se lulosa, yang terbuat dari rumput atau serpihan kayu. Senyawa itu dapat mengurangi emisi rumah kaca jika diban- dingkan dengan bensin, yaitu lebih dari 85%. “Kita perlu mengurangi penggunaan minyak, tetapi kita harus menggantinya dengan al- ternatif yang berkemungkinan besar lebih bersih,” kata pene- liti Patricia Monahan. “Jangan menukar kebiasaan buruk satu dengan yang lain.”(abc.net. au/*/M-1) ISTOCKPHOTO Reduksi Karbon di Atmosfer KRISTEN Get- ter, pemimpin sebuah peneli- tian di Univer- sitas Michigan, memeriksa 12 atap yang di- tutupi tanaman Sedum (ekor keledai). Mereka menemukan atap tersebut mempu- nyai kemampuan untuk menyerap karbon dari atmosfer, seperti jenis tanaman lainnya. Perbedaannya adalah area yang biasanya digunakan sebagai perumahan sekarang dapat berkontribusi kepada lingkungan. Atap hijau mem- berikan kesempatan bagi pemilik rumah untuk mengu- rangi jejak karbon mereka di dunia. Peneliti menemukan atap tersebut dapat mengisap karbon hingga 375 gram per meter persegi. Pada kenyataannya, jumlah karbon yang diserap itu tidak seimbang dengan jumlah karbon yang dihasilkan untuk membuat atap itu sendiri. Kaki Ular Kuno ULAR berevolusi dari nenek moyang berkaki empat dan ilmuwan telah lama bertanya-tanya ba- gaimana mereka kehilangan kaki me- reka. Sebuah jenis baru hasil CT scan dari fosil yang beru- sia 95 juta tahun menunjukkan adanya gen yang meng- hambat pertumbuhan anggota badan. Dengan meng- gunakan teknik sinar x yang baru dikembangkan, yang disebut laminograsinkrotron-radiasi, peneliti menggali lebih rinci lagi serpihan fosil ular laut kuno Eupodophis descouensi. Dengan merekonstruksi sebuah dahan sepa- njang hampir 0,8 sentimeter, lapis demi lapis tipis, para peneliti menemukan tidak sebagaimana tulang ular dan sebagian besar hewan vertebrata lainnya, kaki ular laut kuno itu tidak memiliki lubang berdinding tebal. Penguin Warna Biru PENGUIN kecil Eudyptula minor adalah burung dari Australia jenis terkecil dari seluruh penguin dengan tinggi 30 cm dengan bulu berwarna biru. Karena itu, ia sering disebut little blue penguin. Dengan menggunakan mikroskop berpembesaran tinggi, peneliti menemukan serat berukuran nanometer pada bulu say- apnya penyebab warna biru. Serat tersebut mengandung keratin, material yang sama dengan rambut manusia. Hasil penelitian itu dimuat dalam Biology Letter baru- baru ini. Warna bulu penguin itu muncul akibat cahaya yang disebar pada saat mengenai serat, sementara cahaya dengan panjang gelombang lainnya menembus ke bulu mereka. Itu mekanisme baru untuk membuat bulu ber- warna biru, kata seorang peneliti. Matahari Melepas Badai ERUPSI yang disebut X-are, jenis terkuat, merupakan badai yang bisa memen- garuhi komunikasi di Bumi. Pesawat So- lar Dynamics Obser- vatory (SDO) NASA merekam sebuah kilat ekstrem sinar radiasi ultraviolet dari sebuah titik pada matahari. The British Geological Survey (BGS) telah mengeluarkan peringatan badai geo- magnetik dan para peneliti mungkin bisa melihat aurora dari daerah utara Britania Raya. Erupsi diperkirakan menabrak medan magnet Bumi sekitar beberapa hari ke depan, menyebabkan peningkatan aktivitas geomagnetik. Monster badai tersebut direkam pada pukul 01.56 GMT (08.56 WIB) pada 15 Februari dan diarahkan ke Bumi. Menurut ahli luar angkasa AS, sumber aktivitas itu--titik Matahari 1158--berkembang sangat cepat. (Yearofscience/ Sciencemag/BBC/*/Ghp/M-1) YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC Populasi Penyu Terancam

Upload: ngoxuyen

Post on 07-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPLORASI - ftp.unpad.ac.id file3.000 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. Kegiat an itu diikuti sekitar 1.500 ... hewan peliharaan, dan obat-obatan,” jelas Deanna Olson, peneliti

LENSA BISNIS

MELALUI Program One Man One Tree, PT Asa himas Flat Glass Tbk (Perseroan) pada Minggu (6/2) te-lah menanam sekitar 3.000 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. Kegiat an itu diikuti sekitar 1.500 orang yang terdiri dari manajemen, kar-yawan Perseroan, dan karyawan rekanan Perseroan beserta keluarga. Sedangkan pada 2010 Perseroan telah menanam sekitar 8.630 pohon pada area hijau di pabrik Perseroan yang berlokasi di Jakarta, Sidoarjo, dan Cikampek. Program ini merupakan pelaksanaan kebijakan CSR Perseroan dalam melestarikan lingkungan hidup yang bertujuan untuk mengurangi pemanasan global.

Asahimas Gelar Program One Man One TreeMENYAMBUT perayaan Hari Valentine dan Maulid Nabi Muhammad SAW, The Acacia Jakarta mengajak kelompok belajar anak Sekolah Kami dari keluarga pemulung/duafa berwisata ilmu pengetahuan. Media morning tea wisata ilmu pengetahuan bersama Se-kolah Kami digelar oleh The Acacia Jakarta pada Kamis (10/2) sekitar pukul 09.00 WIB di Fountain Bar lantai dasar. Setelah pembukaan, ada sambutan dari manajemen The Acacia Jakarta serta pemberian bingkisan simbolis kepada Sekolah Kami dan media oleh General Manager The Acacia Jakarta Juliawan dan Business Development Officer PT Amanah Prima Indonesia--produsen jus Toza--Arya Nugraha. Dilanjutkan dengan coffee break dan foto bersama. Setelah itu, para peserta dan media diberangkatkan menuju ke pabrik jus Toza.

Wisata Ilmu Bersama Sekolah KamiSHANGRI-La Jakarta menerima dua penghar-gaan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai apresiasi dalam bidang keamanan hotel. Penghar-gaan pertama, Certificate of Commendation for Outstanding Security Support, dianugerahkan sebagai pengakuan ter-hadap Shangri-La Jakarta yang memiliki reputasi baik dalam bidang keamanan hotel. Hal itu dibuktikan dengan penunjukan Shangri-La Jakarta sebagai hotel resmi untuk menga-komodasi Presiden AS Barrack Obama pada November 2010. Penghargaan kedua, trofi Outstanding Support and Dedication to the Safety and Security of Transiting US Military Forces, diberikan karena Shangri-La Jakarta menjadi hotel pilihan US Military yang transit di Jakarta.

Shangri-La Jakarta Terima Penghargaan

Batu Bara Cair lebih Polutif

JENIS kelamin beberapa spesies penyu ditentukan suhu sarang mereka. Sa-

rang yang hangat akan mem-bentuk betina. Sarang yang lebih dingin membentuk jan-tan.

Penyu sudah ada di planet ini sejak sekitar 220 juta tahun lalu. Berdasarkan penelitian yang di-laporkan, hampir separuh dari seluruh spesies penyu terancam punah. Peneliti tengah mengumpulkan sejumlah data untuk me-mahami bagaimana pema-nasan global memengaruhi reproduksi penyu.

Dengan melihat kondisi populasi beberapa spesies penyu yang memprihatin-kan itu, ditetapkanlah ta-hun ini, 2011, sebagai Tahun Penyu atau Year of Turtle.

Mengapa kita mengkhawa-tirkan berkurangnya jumlah penyu? “Penyu pusat dari ran-tai makanan dan sebagai simbol dari warisan budaya. Penyu me megang peranan penting pa da berbagai kultur. Sebagai

contoh, di berbagai budaya di Asia Tenggara penyu diguna-kan sebagai makanan, hewan peliharaan, dan obat-obatan,” jelas Deanna Olson, peneliti ekologi dan Wakil Ketua Mitra Konservasi Amfi bi dan Reptil yang bertindak sebagai ujung tombak kampanye Tahun Pe-nyu.

Penyu (termasuk juga kura-kura) adalah pusat rantai ma-kanan. Penyu laut memakan lamun (seagrass) yang ditemu-kan di dasar laut. Tumbuhan sejenis rumput laut itu mem-buat para penyu tetap pendek dan sehat. Lamun yang sehat sebagai gantinya menjadi lokasi

pembiakan berbagai spesies ikan, kerang-kerangan, dan krustasea (sejenis udang).

Proses yang sama juga ter-jadi pada penyu air tawar dan darat. Sebagai contoh, ku ra-kura berkontribusi pada ra wa dan lahan basah, menjadi makanan penting untuk para pemangsa.

Aktivitas yang dilakukan pa da Tahun Penyu men-cakup laporan berkala bu-lanan yang menampilkan hasil penelitian dan usaha kon servasi, pendidikan dan proyek penelitian ma-syarakat, seni bertemakan penyu, dan perspektif bu-daya, kata Olson, peneliti pada Stasiun Penelitian Di nas Kehutanan Pasifik

Northwest.Olson juga salah satu penulis

laporan, State of the Turtle, dan membuat proyek pemetaan penyu untuk Amerika Seri-kat. Laporan Olson nantinya dialihbahasakan agar dapat di pergunakan di seluruh dunia. (Science Daily/Ghp/*/M-1)

22 MINGGU, 20 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAEKSPLORASI

NATURE

DO YOU KNOW

BIOTEK

STEVEN KIRCHBAUM

BEBERAPA bahan bakar alternatif seperti batu bara cair ternyata dapat

menyebabkan emisi gas rumah kaca yang lebih berbahaya dari-pada bensin maupun minyak disel.

“Batu bara cair, sebagai con-toh, dapat memproduksi 80% lebih banyak polusi pemanasan global daripada bensin,” kata sebuah LSM lingkungan, di AS. Perkumpulan itu terdiri dari para peneliti dan pemerhati lingkungan.

Beberapa orang mengguna-kan batubara cair, sejenis bensin atau disel yang berasal dari batu bara, sebagai pengganti potensial untuk minyak pada negara-negara yang sangat ber gantung pada bahan bakar kendaraan.

Demikian juga bahan ba-kar alternatif lain, bensin dari bubuk aspal, diperkirakan 14% lebih berpotensi menimbulkan pemanasan global daripada bensin standar. Hal itu dinya-takan dalam laporan terbaru para peneliti tersebut, yang ditulis dalam laporan Biofuels:

An Important Part of a Low-Car-bon Diet.

“Penggunaan etanol jagung mungkin dapat lebih banyak berpolusi atau lebih sedikit da-ripada bensin, ini bergantung pada bagaimana jagung ter-sebut tumbuh dan bagaimana etanol diproduksi,” begitu ditu-

lis dalam laporan tersebut.Penelitian ini dilakukan da-

lam upaya mengganti lima jenis dari seluruh bensin yang paling banyak digunakan di AS dengan bensin alternatif yang

ditargetkan akan terealisasi pada 2030. Jika kebanyakan dari alternatif ini mengandung batu bara cair, perubahan ini dapat memompa polusi ke atmosfer, yang setara dengan polusi yang berasal dari 34 juta mobil di jalan.

Untuk mendukung gerakan biofuel yang lebih maju dan bersih, dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan gas berbahaya dalam jumlah yang sama.

Alternatif yang lebih bersih, menurut laporan, adalah de-ngan menggunakan etanol se lulosa, yang terbuat dari rum put atau serpihan kayu. Senyawa itu dapat mengurangi emisi rumah kaca jika diban-dingkan dengan bensin, yaitu lebih dari 85%.

“Kita perlu mengurangi peng gunaan minyak, tetapi kita harus menggantinya dengan al-ternatif yang berkemungkinan besar lebih bersih,” kata pene-liti Patricia Monahan. “Jangan menukar kebiasaan buruk satu dengan yang lain.”(abc.net.au/*/M-1)

ISTOCKPHOTO

Reduksi Karbon di AtmosferKRISTEN Get-ter, pemimpin sebuah peneli-tian di Univer-sitas Michigan, memeriksa 12 atap yang di-tutupi tanaman S e d u m ( e k o r

keledai). Mereka menemukan atap tersebut mempu-nyai kemampuan untuk menyerap karbon dari atmosfer, seperti jenis tanaman lainnya. Perbedaannya adalah area yang biasanya digunakan sebagai perumahan sekarang dapat berkontribusi kepada lingkungan. Atap hijau mem-berikan kesempatan bagi pemilik rumah untuk mengu-rangi jejak karbon mereka di dunia. Peneliti menemukan atap tersebut dapat mengisap karbon hingga 375 gram per meter persegi. Pada kenyataannya, jumlah karbon yang diserap itu tidak seimbang dengan jumlah karbon yang dihasilkan untuk membuat atap itu sendiri.

Kaki Ular KunoULAR berevolusi dari nenek moyang berkaki empat dan ilmuwan telah lama bertanya-tanya ba-gaimana mereka kehilangan kaki me-reka. Sebuah jenis baru hasil CT scan dari fosil yang beru-

sia 95 juta tahun menunjukkan adanya gen yang meng-hambat pertumbuhan anggota badan. Dengan meng-gunakan teknik sinar x yang baru dikembangkan, yang disebut laminografi sinkrotron-radiasi, peneliti menggali lebih rinci lagi serpihan fosil ular laut kuno Eupodophis descouensi. Dengan merekonstruksi sebuah dahan sepa-njang hampir 0,8 sentimeter, lapis demi lapis tipis, para peneliti menemukan tidak sebagaimana tulang ular dan sebagian besar hewan vertebrata lainnya, kaki ular laut kuno itu tidak memiliki lubang berdinding tebal.

Penguin Warna BiruPENGUIN kecil Eudyptula minor adalah burung dari Australia jenis terkecil dari seluruh penguin dengan tinggi 30 cm dengan bulu berwarna biru.

Karena itu, ia sering disebut little blue penguin. Dengan menggunakan mikroskop berpembesaran tinggi, peneliti menemukan serat berukuran nanometer pada bulu say-apnya penyebab warna biru. Serat tersebut mengandung keratin, material yang sama dengan rambut manusia. Hasil penelitian itu dimuat dalam Biology Letter baru-baru ini. Warna bulu penguin itu muncul akibat cahaya yang disebar pada saat mengenai serat, sementara cahaya dengan panjang gelombang lainnya menembus ke bulu mereka. Itu mekanisme baru untuk membuat bulu ber-warna biru, kata seorang peneliti.

Matahari Melepas BadaiERUPSI yang disebut X-fl are, jenis terkuat, merupakan badai yang bisa memen-garuhi komunikasi di Bumi. Pesawat So-lar Dynamics Obser-vatory (SDO) NASA

merekam sebuah kilat ekstrem sinar radiasi ultraviolet dari sebuah titik pada matahari. The British Geological Survey (BGS) telah mengeluarkan peringatan badai geo-magnetik dan para peneliti mungkin bisa melihat aurora dari daerah utara Britania Raya. Erupsi diperkirakan menabrak medan magnet Bumi sekitar beberapa hari ke depan, menyebabkan peningkatan aktivitas geomagnetik. Monster badai tersebut direkam pada pukul 01.56 GMT (08.56 WIB) pada 15 Februari dan diarahkan ke Bumi. Menurut ahli luar angkasa AS, sumber aktivitas itu--titik Matahari 1158--berkembang sangat cepat. (Yearofscience/Sciencemag/BBC/*/Ghp/M-1)

YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC

YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC

YEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBCYEAROFSCIENCE/SCIENCEMAG/BBC

Populasi Penyu Terancam