eksistensi prinsip maqashid syariah pada kontrak …

15
EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK KERJA ALIH DAYA TENAGA KERJA CLEANING SERVICE (Studi Pada Pekerja Cleaning Service di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : DEVY KHAIRANI 115020500111002 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA

KONTRAK KERJA ALIH DAYA TENAGA KERJA

CLEANING SERVICE (Studi Pada Pekerja Cleaning Service di Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Brawijaya)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

DEVY KHAIRANI

115020500111002

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …
Page 3: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK KERJA ALIH DAYA

TENAGA KERJA CLEANING SERVICE

(Studi Pada Pekerja Cleaning Service di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Brawijaya)

Devy Khairani, Nurul Badriyah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pekerja cleaning service di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya melakukan

perjanjian kerja melalui kontrak kerja outsourcing. Saat ini banyak hak pekerja outsourcing yang

tidak terpenuhi. Seperti upah yang dibawah UMR, tidak adanya jaminan kesehatan, jaminan hari

tua, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemenuhan hak pekerja cleaning service di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Brawijaya dalam perspektif Islam melalui prinsip maqashid syariah. Maqashid syariah

merupakan tujuan syariat yang digunakan untuk mengukur pencapaian maslahat. Lima poin

perspektif maqashid syariah diantaranya yaitu; pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa,

pemeliharaan keturunan, pemeliharaan harta dan pemeliharaan akal. Dari kelima poin tersebut

terdapat tingkatan prioritas yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat. Pada penelitian ini dilakukan

analisis sebatas pada tingkatan dharuriyat saja karena dharuriyat merupakan tingkatan yang

paling utama dalam pencapaian kemaslahatan.

Kata Kunci : Cleaning Service, Hak Pekerja, Maqashid Syariah, Dharuriyat

A. PENDAHULUAN

Kerja merupakan ibadah, dan ibadah pun terealisasi dengan wujud kerja. Hubungan

antara kerja dan ibadah tergambar dalam firman Allah surat Al-Jumuah ayat 10 yang artinya

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia

Allah dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”. Ayat tersebut

memberi inspirasi kepada umat Islam agar melakukan kerja keras untuk mencari rezeki Allah.

Metode Islam menunjukkan adanya perimbangan di antara perbuatan untuk memenuhi kebutuhan

hidup di bumi dan dalam mendidik jiwa, berhubungan dengan Allah Swt dan mencari keridhaan-

Nya (Qorashi, 2007).

Pekerjaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi tiap warga negara Indonesia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (2)

yang menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan. Di Indonesia, telah dirumuskan secara jelas mengenai landasan hukum serta hak

dan kewajiban tiap tenaga kerja dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Persaingan yang makin ketat menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel dalam merespon

permintan pasar. Strategi alih daya merupakan salah satu bentuk fleksibilitas yang perlu

dipertimbangkan (Soegianto dan Susanto, 2013)

Sejak Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diberlakukan, maka

saat itu pula praktek kerja alih daya (outsourcing) mulai tumbuh dan semakin meluas. Menurut

Wahyuni dkk (2008), alih daya (outsourcing) merupakan sebuah proses pemindahan kegiatan

usaha kepada pihak ketiga. Pada prakteknya, terdapat tiga pihak untuk menjalankan kegiatan

pemborongan ini, yaitu pihak pemborong (vendor), pihak perusahaan pengguna jasa (principal)

dan tenaga kerja/buruh.

Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat saat ini, maka

perusahaan dituntut untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan

organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

mempekerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi kontribusi maksimal sesuai

sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi

Page 4: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

bisnis inti (core business), sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses

kegiatan ini dikenal dengan istilah outsourcing.

Penggunaan strategi outsourcing pada perusahaan-perusahaan dapat merujuk kepada hasil

survei yang dilakukan oleh Divisi Riset PPM Manajemen tahun 2008. Survei tersebut

menggunakan kuisioner dengan convienience sampling kepada 44 perusahaan. Hasil survei

memperlihatkan bahwa 73% perusahaan menggunakan tenaga outsourcing dalam kegiatan

operasionalnya, sedangkan sisanya yaitu 27% tidak menggunakan tenaga outsourcing.

Adapun komposisi jenis pekerjaan yang paling banyak menggunakan tenaga outsource

adalah cleaning service sebesar 56,82%, security sebesar 38,64%, lainnya sebesar 36,36%, driver

25%, sekretaris 22,73%, customer service 13,64%, dan SPG 9,09.

Outsourcing dikuatkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia No. Kep. 101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perizinan

Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. Dari ketentuan tersebut selanjutnya hanya perusahaan

yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi yang boleh menjadi agen outsourcing. Dari

sisi perusahaan yang mengalihkan pekerjaan dan menerima tenaga kerja outsourcing (user),

Undang-Undang juga memberi pembatasan. Namun demikian, user tidak boleh sembarangan

melakukan outsourcing pekerjaan ke perusahaan lain. Hanya pekerjaan yang bukan kegiatan inti

(non-core bussiness) yang boleh dilakukan ke perusahan lain (Saefulloh, 2011).

Sistem outsourcing ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena terlepas dari

berbagai kewajiban yang harus dipenuhi jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga buruh

tetap. Sementara bagi buruh, sistem ini senantiasa mengancam keamanan kerja (job security).

Dengan sistem ini, manajemen perusahaan dapat sewaktu-waktu mengganti pekerja yang lebih

kompeten yang tersedia di pasar tenaga kerja. Kondisi ini membuat posisi buruh outsourcing

semakin lemah. Pemutusan kontrak yang tanpa dibekali pesangon untuk buruh, tentu merupakan

hal yang sangat merugikan bagi buruh. Ditambah lagi, pemotongan upah buruh oleh pihak

penyalur tenaga kerja (vendor) dikarenakan perusahaan pengguna jasa (principal) tidak

menanggung biaya jasa pihak vendor.

Tidak adanya jaminan sosial yang layak bagi buruh outsourcing juga semakin

memperburuk kesejahteraan buruh. Banyaknya demo tenaga kerja yang menuntut penghapusan

alih daya menunjukkan bahwa masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran di dalam

pelaksanaan strategi ini (Soegianto dan Sutanto, 2013).

Perjanjian kontrak harus atas dasar kesepakatan kedua belah pihak. Apabila salah satu

pihak tidak menyetujui maka tidak sah. Mengenai isi perjanjian juga tidak boleh bertentangan

dengan hukum dan ketentuan syariah (Ridwan, 2007). Prinsip-prinsip syariah yang tersusun

dalam Maqashid syariah dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis pencapaian

kesejahteraan pada buruh outsourcing yang sekarang terjadi.

Inti dari adanya prinsip Maqashid syariah adalah untuk kemaslahatan umat demi

mencapai falah (bahagia dunia akhirat), karena tujuan penetapan hukum dalam Islam adalah untuk

menciptakan kemaslahatan umat dalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara’. Adapun tujuan-

tujuan syara’ yang harus dipelihara adalah : 1) menjaga agama, 2) menjaga jiwa, 3) menjaga akal,

4) menjaga keturunan, 5) menjaga harta.

Merujuk pada data yang dilakukan oleh Divisi Riset PPM Manajemen pada tahun 2008,

jenis pekerjaan yang paling banyak menggunakan tenaga outsourcing adalah bagian cleaning

service, maka penelitian ini akan melakukan analisis terhadap karyawan outsourcing bagian

cleaning service di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Pendekatan maqashid

syariah ini dapat di implementasikan pada sistem outsourcing dengan maksud untuk menganalisis

kesesuaian pemenuhan hak-hak buruh yang berjalan sekarang berdasarkan prinsip maqashid

syariah demi memelihara lima tujuan syara’ tersebut.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Ketenagakerjaan dalam Pandangan Neoklasik dan Kelembagaan Pandangan neoklasik dan kelembagaan dipilih karena teori mengenai ketenagakerjaan

yang situasinya paling mendekati dengan jaman sekarang. Dalam pandangan neoklasik, mahzab

ini memberi kemungkinan bahwa tenaga kerja pada tingkat mikro tidak homogen. Karena tingkat

upah juga tidak sama untuk semua tenaga kerja. Setiap kualitas tenaga kerja terdapat satu tingkat

produk marginal dan satu tingkat upah.

Page 5: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

Kualitas tenaga kerja merupakan dasar bagi pencapaian produktivitas. Kualitas ini

tergantung atas modal insani yang diisikan ke dalam diri tenaga kerja. Makin banyak modal yang

masuk, makin tinggi kualitasnya. Modal yang dimaksud terdiri atas pendidikan latihan,

pengalaman kerja, dan kesehatan. Pikiran dari mahzab neoklasik ini masih mendominasi jalan

pikiran sekarang (Arfida, 2003). Mahzab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi

baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga

kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Ekonomi

neoklasik berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui

maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan

baya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi

sesuai dengan teori pilihan rasional (Adhy, 2012).

. Pada pendekatan yang kedua yaitu teori ketenagakerjaan yang berkaitan dengan upah

dalam pandangan kelembagaan. Era modern seperti sekarang muncul berbagai organisasi

masyarakat yang seringkali dapat melancarkan tekanan kelompok (group pressure) untuk

mencapai kepentingannya, misalnya serikat buruh dan ikatan para pengusaha. Adu kekuatan dalam

kaitannya dengan penentuan tingkat upah dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 : Kurva Tingkat Upah Menurut Kelembagaan

Sumber : Arfida (2013)

NPM dalam gambar tersebut sebagai DTK dan STK sebagai AIC (average input cost).

Pada posisi seperti dalam gambar diatas, titik ekuilibrium yang terjadi cenderung menuju ke A.

Namun, pengusaha mengambil keputusan tentang berapa banyak TK yang akan dipekerjakan tidak

dengan menyamakan NPM dengan AIC melainkan MIC-nya. Dengan struktur AIC seperti itu,

dimana lerenganya positif jelas bahwa MIC selalu berada di atas AIC. Tambahan biaya harus lebih

besar dari hanya rata-rata yang lalu agar biaya rata-rata naik.

Lereng yang menaik pada kurun AIC (STK) menunjukkan bahwa tingkat upah tingkat

upah yang lebih tinggi tidak hanya berlaku bagi tambahan tenaga kerja yang di angkat melainkan

berlaku juga bagi tenaga kerja yang sudah bekerja di unit usaha tersebut, oleh karena itu kenaikan

biayanya juga semakin besar.

Ditinjau dari segi lain, setiap pengangkatan pasti didahului oleh seleksi. Pada seleksi

pertama atau awal ini diharapkan diangkat orang-orang pilihan. Makin banyak tenaga kerja yang

dipakai, makin sedikit kemungkinan bahwa kita berhasil mendekati yang ideal. Dalam proses ini

terpaksa diangkat orang-orang yang semakin jauh dari kualitas ideal. Hal inilah yang juga

menyebabkan MIC naik dengan cepat.

Tambahan biaya yang naik dengan cepat tersebut merupakan rem bagi perluasan

penggunaan TK. Tidak seluas TKa melainkan hanya TKc. Bila TKc digunakan, maka ada dua

alternatif tingkat upah yang dapat diberlakukan, Ub atau Uc. Pihak buruh melalui serikat buruh

(misalnya SPSI) menghendaki tingkat upah yang lebih tinggi. Namun, mereka tidak dapat

memaksa perusahaan membayar tingkat upah yang lebih tinggi daripada Uc. Tingkat ini

merupakan batas maksimal sesuai keadaan produktivitas TK.

C

A

B

Uc

Ub

TKc TKa TK

DTK

NPM

STK = AIC

MIC

0

U

Page 6: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

Sebaliknya, pihak perusahaan lebih senang jika harus membayar tingkat upah lebih

rendah. Namun pihak perusahaan tidak dapat menekan tingkat upah menjadi lebih rendah daripada

Uc, karena di bawah tingkat ini pihak buruh tidak bersedia lagi menawarkan tenaga kerjanya.

Jadi, dua kekuatan yang mempunyai preferensi tingkat upah yang berbeda. Karena upah

merupakan bagian dari kesempatan yang terangkum dalam hubungan kerja, maka pertanyaannya

adalah pada tingkat upah yang mana cenderung sepakat. Tingkat kesepakatan yang terjadi

tergantung pada kekuatan tawar menawar (bargaining power) masing-masing pihak. Bila pihak

buruh yang lebih kuat, tingkat upah yang terjadi mendekati Ub. Namun bila pihak perusahaan yang

mempunyai kedudukan tawar-menawar yang lebih kuat, tingkat upah cenderung berada pada

tingkat mendekati Uc.

Analisis Ketenagakerjaan dalam Pandangan Islam dan Maqashid Syariah

Kehidupan manusia akan berlangsung dengan baik dan bahagia bila terpenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidupnya. Untuk itu ia harus bekerja. Allah SWT sebenarnya juga telah menyediakan

segala sesuatunya di bumi berupa kekayaan alam yang dapat diolah oleh manusia sehingga dapat

dinikmati.

Bekerja dan tenaga kerja adalah berbicara masalah produksi, distribusi dan konsumsi.

Semuanya menyangkut masalah ekonomi dalam kehidupan manusia. Setiap individu untuk

memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya akan selalu bekerja dan bebas memilih pekerjaan sesuai

profesinya dengan tujuan yang sama yaitu tujuan ekonomis (Qorashi, 2007).

Berdasarkan ketentuan umum undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksudkan ketenagakerjaan

adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah

masa kerja.

Sebelum memulai kegiatan produksi tentunya terjadi kesepakatan antara pekerja dan

pemberi pekerjaan. Seperti yang diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 14 yang menyebutkan perjanjian antara pekerja/buruh dengan

pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban para

pihak. Selanjutnya pada angka 15 disebutkan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara

pekerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur adanya perintah,

penunaian kerja, dan upah.

Hukum Islam mengenal bentuk perjanjian yang disebut ijarah atau sewa-menyewa.

Ijarah ada dua macam; yaitu ijarah a’yan dan ijarah asykhash. Ijarah a’yan adalah perjanjian

sewa menyewa tenaga manusia untuk melakukan suatu pekerjaan atau perjanjian kerja (Basyir,

1994). Perikatan ijarah harus didahului dengan akad, yaitu bertemunya ijab dan qabul yang

menimbulkan akibat hukum pada obyeknya (Pasaribu dan Lubis, 2004).

Sistem Outsourcing dan Kesesuaiannya dengan Prinsip Maqashid Syariah

Outsourcing merupakan pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses

bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa outsourcing). Melalui pendelegasian itu, maka

pengelolaan tidak lagi dilakukan oleh perusahaan melainkan dilimpahkan kepada perusahaan jasa

outsourcing (Sehat Danamik, 2006:2, Chandra Suwondo, 2003:2).

Keempat, outsourcing yang pendekatannya menggunakan ekonomi politik. Berdasarkan

pendekatan ini, outsourcing merupakan turunan dari kapitalisme global. Asumsinya adalah sifat

dasar kapitalis yaitu eksploitatif dan ekspansif. Pendekatan ini dibangun atas adanya praktek

perusahaan-perusahaan transnasional dan multi-nasional yang semakin kuat mencengkram negar

yang sedang berkembang. Ekspansi dan eksploitasi besar-besaran dilakukan demi akumulasi

modal yang diiringi juga dengan model dan format kerja yang telah dipersiapkan (outsourcing)

untuk diterapkan di wilayah pengembangan perusahaan (Khor, 2001).

Praktek outsourcing yang semakin meluas di Indonesia telah menjadi kebutuhan bagi

pelaku usaha. Tetapi, di sisi lain regulasi yang ada belum terlalu memadai untuk mengatur

mengenai outsourcing. Dan jika dilihat dari pelaksanaannya masih dijumpai berbagai masalah.

Diantaranya yang paling menonjol ada masalah pemenuhan hak-hak para pekerja serta

perlindungan terhadap pekerja outsourcing.

Selain memberikan aturan yang jelas dalam hal transaksi kontrak kerja, syariat Islam pun

telah memberikan hukum-hukum yang harus diperhatikan bagi para majikan untuk memberikan

Page 7: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

perlindungan bagi para pekerja. Hal-hal tersebut menyangkut hal-hal diantaranya, pertama,

perlindungan terhadap pekerja dan waktu istirahat yang layak. Dalam hal ini Rasulullah bersabda

“Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak atas dirimu.” Sabda yang lain “Istirahatkanlah hati

barang sejenak, karena sesungguhnya jika hati sampai jenuh dia akan buta” (H.R. Baihaqi)

Kedua, adalah jaminan penghidupan bagi pekerja. Rasulullah bersabda, “Barang siapa

bekerja pada kami dan dia tidak memiliki rumah, maka hendaklah dia mau mengambil rumah, jika

dia tidak mempunyai istri, hendaklah dia dipermudah menikah atau jika dia tidak mempunyai

kendaraan maka hendaklah dia mengambil kendaraannya.” (H.R. An Nasa’ I)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa Islam sangat menjunjung

tinggi derajat tiap kaumnya. Terlebih terhadap para pekerja. Pemenuhan hak-hak untuk

kesejahteraan pekerja tidak boleh diingkari. Demi mencapai kebahagiaan, kesejahteraan serta

kemaslahatan, maka pemenuhan hak-hak buruh dapat dilihat dari perspektif Maqashid syariah

yang merupakan prinsip utama untuk menciptakan kemaslahatan untuk mencapai falah.

Arti Maqashid syaari’ atau maqashid al-syariah atau al-maqashid al-syariyyah adalah

sama yang masih dalam satu pengertiian, yaitu tujuan-tujuan syariat. Pengertian maqashid syariah

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari sisi kata majemuk (Murakkab al-ldafi) dan dari sisi

keilmuan (‘ilm). Dari Murakkab al-ldafi terdiri dari kata maqsod dan syariah. Secara etimologi, al-

maqsad berasal dari kata qasad-yaqsidu-maqsidan yang berarti jalan yang lurus (thariqul

mustaqim), tengah-tengah (wasth) dan keadilan (‘adl) (Ismail, 2014).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan

kualitatif yakni penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Maleong, 2005).

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya. Pertimbangan mengenai pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan karena kota Malang

termasuk kota besar di Jawa Timur yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pemenuhan hak-hak karyawan outsourcing

apabila ditinjau dari perspektif maqashid syariah. Dalam unit analisis ini diharapkan informasi

yang akan digali adalah terpusat disekitarnya

Informan dalam penelitian adalah pertama, karyawan outsourcing tenaga cleaning

service yang bekerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mampu untuk

menjelaskan serta memahami hak apa saja yang seharusnya mereka dapatkan ketika bekerja.

Kedua, pihak bagian Tata Usaha di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang

mengelola data administrasi karyawan outsourcing. Ketiga, adalah perusahaan penyalur tenaga

outsourcing. Sebagai pihak yang melakukan perjanjian kerja secara langsung dengan tenaga

outsourcing.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data

sekunder. Data yang diperoleh langsung dengan turun ke lapangan atau yang disebut dengan data

primer dan data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan atau yang disebut dengan data

sekunder. Kemudian sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data yang

meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah

keabsahan datanya (Putra dan Dwilestari, 2012). Untuk menguji kredibilitas data penelitian maka

digunakan teknik triangulasi data dalam penelitian ini.

D. PEMBAHASAN

CV. Dian Abadi Sebagai Perusahaan Penyedia Jasa Cleaning Service di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya

Penelitian mengenai sistem serta kontrak kerja alih daya dalam penelitian ini dilakukan

pada pekerja cleaning service di FEB UB. Pekerja cleaning service yang bekerja di fakultas ini

berada dibawah naungan CV. Dian Abadi yang bertindak sebagai perusahaan vendor. Perusahaan

vendor berkewajiban untuk menyediakan tenaga kerja untuk perusahaan pengguna. Maka

perusahaan pengguna dalam penelitian ini adalah FEB UB.

Page 8: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

Perusahaan vendor CV. Dian Abadi adalah salah satu perusahaan jasa berbadan hukum

yang bergerak di bidang cleaning service, pertamanan, dan jasa pengadaan lainnya dengan di

dukung oleh tenaga profesional yang handal dan berpengalaman. Tenaga kerja di CV. Dian Abadi

merupakan tenaga kerja yang profesional dan dilengkapi dengan perlengkapan dan peralatan kerja

yang modern, serta tenaga ahli yang berpengalaman, terampil dan jujur. Dimana hal ini sesuai

dengan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan jasa yang profesional, jujur dan dapat dipercaya

dengan keutamaan kualitas dan pelayanan. Serta dalam misi perusahaan yang menyebutkan bahwa

CV. Dian Abadi menyediakan produk dan jasa yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan

kerja yang bermutu tinggi dengan pelayanan yang terbaik untuk para pengguna jasa. Lingkup

pekerjaan yang akan dikerjakan oleh pekerja cleaning service sudah diatur oleh CV. Dian Abadi

selaku perusahaan penyalur jasa. FEB UB mulai menggunakan jasa cleaning service sejak tahun

2001. Sebelum menggunakan jasa cleaning service, dahulu FEB UB merekrut sendiri karyawan

yang bertugas untuk membersihkan area fakultas. Namun, seiring dengan pembangunan gedung

yang dilakukan oleh pihak kampus, hal ini juga otomatis memperluas wilayah fakultas. Hal ini

mendorong Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk terus memelihara serta menjaga kebersihan

wilayahnya dengan menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak lain yang mana hal ini

diserahkan kepada CV. Dian Abadi yang menyediakan jasa kebersihan. Hal lain yang mendorong

FEB UB untuk menggunakan jasa cleaning service adalah juga karena semakin banyaknya

mahasiswa yang dimilikinya. Setiap tahun terjadi penambahan mahasiswa yang menyebabkan

lingkungan di fakultas menjadi lebih cepat kotor akibat semakin banyaknya mahasiswa serta

berbagai kegiatan yang berlangsung. Maka dari itu, FEB UB merasa perlu untuk mengerahkan

tenaga khusus untuk menangani kebersihan di area Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan

mempercayakan menyerahkan pekerjaan tersebut kepada CV. Dian Abadi.

Proses Perekrutan Tidak Menyulitkan Pekerja Serta Kontrak Kerja Lebih Fleksible

Sebelum perjanjian untuk melaksanakan suatu pekerjaan disepakati, tentunya terdapat

serangkaian proses untuk memilih pekerja yang memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan suatu

pekerjaan tersebut. Kemudian disepakati dalam suatu perjanjian kerja yang melibatkan dua pihak

yaitu pekerja dan perusahaan. Dalam sub bab ini akan diuraikan mengenai bagaimana proses

perekrutan yang dilakukan oleh CV. Dian Abadi serta kontrak yang disepakati antara pekerja

dengan CV. Dian Abadi. Pembahasan awal terkait masalah perekrutran pekerja yang dilakukan

oleh CV. Dian Abadi. Karyawan merupakan aset yang berharga bagi sebuah perusahaan dalam

mencapai tujuannya.

Dalam merekrut tenaga kerjanya, CV. Dian Abadi melakukan serangkaian proses seperti

yang disebutkan diatas yaitu dimulai dari mengidentifikasi jabatan yang lowong. Dalam hal ini

jabatan yang diperlukan oleh CV. Dian Abadi sudah jelas bahwa jabatan yang diperlukan adalah

untuk tenaga cleaning service yang siap di tempatkan di berbagai perusahaan atau instansi yang

menjadi pengguna jasa cleaning service dari CV. Dian Abadi.

Proses selanjutnya yang dilakukan CV. Dian Abadi adalah menentukan calon yang tepat

sesuai posisi yang diperlukan. Kemudian CV. Dian Abadi juga telah menentukan metode-metode

rekruitmen yang paling tepat untuk merekrut tenaga kerjanya. Setelah terdapat pelamar-pelamar

pekerjaan, kemudian CV. Dian Abadi memanggil calon pelamar yang telah mengirimkan surat

lamaran.

Setelah pemanggilan kandidat ke perusahaan, maka dilakukan proses seleksi kandidat.

Dalam hal ini CV. Dian Abadi melakukan proses seleksi dengan cara interview mendalam

terhadap calon tenaga kerja cleaning service. Interview dimulai dari perkenalan diri, pendidikan

yang pernah di kenyam, hingga kehidupan pribadi calon tenaga kerja. Selain itu, CV. Dian Abadi

juga menentukan kelayakan calon pekerja melalui tampilan fisiknya. Perusahaan memiliki standar

tertentu bagi pekerjanya. Dalam hal tampilan fisik, CV. Dian Abadi tidak menghendaki calon

pekerja yang bertatto dan tindik. Hal ini dikarenakan demi menjaga nilai kesopanan dan attitude.

Karena pekerja yang direkrut oleh CV. Dian Abadi akan bekerja di perusahaan mitra. Bukan di

area perusahaan CV. Dian Abadi. Penentuan standar tampilan fisik yang sopan tersebut juga demi

menjaga nama baik perusahaan CV. Dian Abadi di mata perusahaan mitra sebagai pengguna jasa.

Tahap selanjutnya setelah seleksi tersebut adalah penawaran kerja. Penawaran yang

dilakukan oleh CV. Dian Abadi meliputi penawaran mengenai kontrak kerja, serta upah yang akan

diterima oleh pekerja. Dalam kontrak kerja diantaranya mengatur mengenai kontrak kerja, jam

kerja yang akan dijalankan, upah yang akan diterima serta peraturan lain yang harus dipatuhi oleh

pekerja. Apabila calon pekerja telah memenuhi syarat serta mereka telah sepakat menerima

Page 9: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

penawaran perusahaan maka selanjutnya pekerja menjalankan pekerjaan sesuai dengan yang telah

ditentukan.

Perusahaan menentukan lokasi kerja para pekerja. Menurut penuturan salah satu informan

Ibu Nini menyatakan bahwa kontrak awal dibuat selama satu tahun. Namun kontrak yang dibuat

sebenarnya tidak kaku. CV. Dian Abadi memberikan kesempatan kepada pekerja cleaning service

agar dapat bekerja lebih lama dengan menambah masa kerja. Perpanjangan kontrak dilakukan

apabila performa kerja para pekerja cleaning service dinilai cukup baik. Informasi mengenai

performa kerja para pekerja cleaning service diperoleh berdasarkan pengamatan dari pengawas

dan koordinator dari setiap wilayah kerja. CV. Dian Abadi juga menawarkan kesempatan kepada

pekerja untuk bekerja sesuai keinginan pekerja. Apabila pekerja merasa masih ingin untuk bekerja

sebagai cleaning service, maka CV. Dian Abadi memberikan kesempatan kepada pekerja untuk

melanjutkan pekerjaannya. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masih ada rasa kemanusiaan dari

perusahaan CV. Dian Abadi kepada tenaga kerjanya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan sistem

kontrak yang dijalankan tidak saklek dan perusahaan masih membuka kesempatan pekerja agar

dapat bekerja lebih lama sampai pekerja sendiri lah yang memutuskan untuk mengakhiri kontrak

atau belum.

Jam Kerja Merupakan Variabel Penentu Besaran Upah

Pada penelitian ini telah diketahui bahwa penentuan upah oleh CV. Dian Abadi kepada

pekerjanya adalah berdasarkan harian. Upah harian diberlakukan karena status pekerja cleaning

service dibawah naungan CV. Dian Abadi adalah pekerja outsourcing.

Pada saat awal, perjanjian kerja yang dibuat antara CV. Dian Abadi dengan pekerja cleaning

service yang bertugas di FEB UB juga mengatur perihal jam kerja. Jam kerja yang wajib

dilaksanakan oleh para pekerja cleaning service di lingkungan FEB UB adalah enam hari kerja.

Sistem pengupahan yang berlaku di CV. Dian Abadi adalah sistem pengupahan harian.

Setiap harinya pekerja diberi upah sebesar Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). Namun, pada

awal masa kerja tidak diberi upah penuh sebesar Rp.30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah)

dikarenakan pada tiga bulan pertama pekerja masih menempuh masa training. Pada masa training

pekerja diberi upah sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) perharinya.. Setelah tiga

bulan masa training berakhir, perharinya pekerja cleaning service di perusahaan tersebut di

berikan upah penuh sebesar RP 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). Dan diserahkan setiap satu

bulan sekali. Upah yang diberikan tersebut tidak termasuk uang makan dan transportasi.

Terdapat perbedaan antara upah koordinator dengan non koordinator. Hal ini telah sesuai

dengan prinsip Islam yang menghendaki keadilan pemberian upah kepada buruh. Keadilan yang

dimaksud yaitu pemberian upah yang sesuai dengan beban yang di tanggung. Dalam kasus ini,

koordinator berkewajiban untuk mengkoordinasi rekan-rekan nya yang berada dalam satu area.

Sehingga memiliki tanggung jawab yang lebih dibanding dengan non koordinator.

Prosedur penyerahan upah yaitu CV. Dian Abadi memiliki seorang karyawan yang

bertugas khusus sebagai penyalur gaji. Gaji diserahkan kepada setiap koordinator cleaning service

di berbagai area. Yang kemudian koordinator lah yang membagikan kepada rekan-rekan

anggotanya yang termasuk dalam satu area kerja.

Bukti penerimaan gaji sudah tertera pada slip gaji. Dan upah tersebut diberikan sesuai

dengan data absensi kehadiran cleaning service yang sebelumnya telah di catat oleh pengawas dan

koordinator dari masing-masing wilayah kerja. Dengan besar upah yang diterima pekerja cleaning

service sebesar kurang lebih Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) perbulannya, maka jelas upah

yang diterima dibawah UMR (Upah Minimum Regional) kota Malang yaitu sebesar Rp

1.882.250,00 (satu juta delapan ratus delapan puluh dua ribu dua ratus lima puluh rupiah).

Kompensasi Lain Berupa Jaminan Sosial dan Tunjangan Tidak Terpenuhi

Selain mendapatkan upah pokok sebagai buah dari pekerjaan yang telah dilakukan oleh

seorang pekerja, terdapat kompensasi lain yang berhak diterima oleh pekerja diantaranya jaminan

sosial serta tunjangan-tunjangan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

pekerja disamping kebutuhan pokoknya. Bahasan ini akan mengemukakan mengenai jaminan

sosial dan tunjangan apa saja yang diterima oleh pekerja cleaning service yang bekerja di FEB UB

dibawah tanggung jawab CV. Dian Abadi.

Fakta yang terjadi pada wilayah penelitian tidak mendapat jaminan sosial apapun misal

kesehatan dan pensiun. Walaupun status pekerja cleaning service di FEB UB adalah pekerja

Page 10: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

outsourcing, yang seharusnya berhak mendapatkan jaminan sosial, namun pada kenyataannya

mereka tidak mendapatkan jaminan sosial apapun.

Jaminan kecelakaan kerja seharusnya perlu diberikan kepada pekerja cleaning service.

Terkait dengan jenis pekerjaan mereka yang mengandalkan fisik, tentu resiko akan kecelakaan saat

bekerja juga besar. Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus

dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Jaminan atas keselamatan kerja

merupakan tanggung jawab pengusaha. Dalam hal ini berarti CV. Dian Abadi bertanggung jawab

atas keselamatan kerja cleaning service yang berada di FEB UB. Temuan yang di dapatkan

berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nini selaku Humas dari CV. Dian Abadi

mengungkapkan bahwa pekerja cleaning service disana tidak diikutsertakan dalam jaminan

kesehatan. Jika terjadi kecelakaan saat bekerja, CV. Dian Abadi bertanggung jawab atas biaya

pengobatan. Namun apabila kecelakaan terjadi diluar jam kerja dan tidak ada sangkut paut guna

menyelesaikan pekerjaan maka biaya pengobatan mereka tidak menjadi tanggung jawab CV. Dian

Abadi.

Selanjutnya mengenai jaminan kematian pada umumnya menyebabkan kerugian bagi

yang ditinggalkan. Apalagi jika seorang pekerja meninggal pada usia yang masih produktif serta

memiliki tanggungan keluarga anak dan istri. Seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga

sudah tidak lagi bekerja sehingga sumber pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga pun

seketika akan hilang. Santunan tersebut diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan bertujuan

sebagai pengganti atas biaya pemakaman atau biaya perawatan jika sebelum meninggal pekerja

tersebut mengeluarkan biaya perawatan medis. CV. Dian Abadi selaku perusahaan yang

bertanggung jawab atas perihal ini telah menyediakan porsi dana untuk jaminan kematian.

Walaupun selama perusahaan ini berdiri belum ada kejadian meninggal dunia pada pekerjanya

yang masih aktif.

Kemudian Jaminan Hari Tua juga sangat penting untuk pekerja. Yang terjadi pada

pekerja cleaning service di wilayah penelitian ini mereka tidak mendapatkan jaminan hari tua.

Memang tidak ada batasan usia maksimum untuk menjadi pekerja cleaning service di CV. Dian

Abadi. Namun ketika mereka telah mengakhiri kontrak atau mengundurkan diri sebagai cleaning

service, seharusnya mereka berhak mendapatkan pesangon yang sesuai. Menurut penuturan Ibu

Nini selaku humas CV. Dian Abadi, perusahaan tidak menyediakan dana untuk pesangon pekerja.

Hal tersebut biasanya tergantung keputusan atasan yang dimaksud dalam hal ini adalah pemilik

usaha CV. Dian Abadi.

Hal yang tidak kalah penting selanjutnya adalah jaminan pemeliharaan kesehatan.

Kesehatan merupakan aspek penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas

lahir dan batin. Aspek jasmani sangat berpengaruh pada produktifitas pekerja. Untuk pekerja

cleaning service tentunya peran kesehatan fisik sangat berpengaruh pada performa kerja mereka

karena pekerjaan yang dilakukan sangat mengandalkan kekuatan fisik dan menguras tenaga.

Kemungkinan untuk kelelahan hingga jatuh sakit juga tentunya sangat besar. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pihak CV. Dian Abadi, diperoleh informasi bahwa perusahaan tidak

menyediakan biaya untuk pengobatan jika ada pekerjanya yang sakit.

Hal yang berhak diterima oleh pekerja selanjutnya adalah kompensasi berupa tunjangan.

Tunjangan adalah setiap tambahan benefit yang ditawarkan pada pekerja atau karyawan. Pekerja

cleaning service yang berada di FEB UB tidak mendapatkan tunjangan seperti apa yang telah

disebutkan sebelumnya di atas. Pekerja hanya mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) dari CV.

Dian Abadi selaku perusahaan yang melakukan perjanjian kerja dengan pekerja. Tunjangan Hari

Raya diperoleh pekerja apabila setelah melalui masa kerja selama satu tahun. Pada umumnya,

besarnya THR diterima pekerja adalah setara dengan satu kali gaji. Namun pada pekerja cleaning

service yang bekerja di FEB UB ini THR diterima tidak sebesar satu kali gaji mereka dalam satu

bulan.

Pemeliharaan Agama Terpelihara pada Tingkatan Dharuriyat

Memelihara unsur agama dalam kehidupan manusia sangat penting karena jika agama

tidak terpelihara dengan baik maka akan terancamlah eksistensi agama. Pada aspek dharuriyat

dalam pemeliharaan agama adalah termasuk mendirikan shalat lima waktu. Karena shalat

merupakan tiang agama sesuai dengan firman Allah surat An- Nisa ayat 103.

Page 11: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan, temuan yang dapat digolongkan dalam

pemeliharaan agama dalam temuan di lapangan adalah mengenai waktu yang diberikan untuk

beribadah. Sesuai dengan jam kerja yang berlaku bagi cleaning service, jam istirahat di mulai

pukul 12.00 WIB dimana jam ini merupakan jam untuk menunaikan ibadah sholat dhuhur. Serta

pada hari Jumat jam istirahat dimulai lebih awal yaitu pukul 11.00 WIB karena kewajiban kaum

laki-laki muslim untuk menunaikan ibadah sholat Jumat sesuai dengan yang diungkapan oleh

informan bernama Wawan. Dengan diberikannya keleluasaan waktu yang sesuai untuk beribadah,

maka tidak ada halangan bagi pekerja cleaning service untuk tetap melaksanakan ibadah.

Dalam aspek pemeliharaan agama lainnya, yang terjadi pada temuan-temuan di lapangan

menunjukkan bahwa pemeliharaan agama dalam kasus ini terwujud diantaranya pada saat awal

perekrutan calon pekerja cleaning service tidak diperkenankan memilki tatto dan tindik di

tubuhnya. Tatto adalah menusuk-nusukkan jarum atau yang sejenisnya kepada kulit sehingga

mengalirkan darah kemudian diberikan alkohol atau yang sejenisnya sehingga menjadi biru.

Melakukan tatto pada kulit adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dikarenakan

bahwasannya tatto termasuk perbuatan merubah ciptaan Allah serta menjadikan ditempat tatto itu

najis akibat membekunya darah dikarenakan warna bahan dari tatto tersebut.

Dengan berdasarkan temuan yang terjadi di lapangan, terpeliharanya agama jika ditinjau

dari keleluasaan pekerja cleaning service untuk melakukan sholat lima waktu dan sholat jumat,

maka pemeliharaan agama dalam konteks ini masuk dalam tingkatan dharuriyat. Karena

melaksanakan shalat merupakan kewajiban utama bagi seorang muslim. Shalat Jumat juga

merupakan kewajiban bagi seorang muslim laki-laki yang tidak boleh ditinggalkan. Terlepas dari

apakah seorang pekerja tersebut melaksanakan shalat atau tidak, pihak CV. Dian abadi telah

memberikan waktu dan keleluasaan untuk tetap menjalankan ibadah shalat lima waktu serta shalat

Jumat bagi pekerjanya.

Kemudian jika ditinjau dari adanya larangan untuk bertatto bagi pekerja cleaning service

di tempat ini, hal tersebut juga dapat digolongkan dalam pemeliharaan agama tingkatan dharuriyat

berdasarkan pemahaman akan larangan menggunakan tatto bagi umat muslim. Ketentuan yang

telah ditetapkan oleh Allah SWT wajib untuk dilaksanakan, serta apa saja yang menjadi larangan

pun wajib untuk dijauhi. Larangan untuk bertatto juga sudah merupakan ketetapan Allah SWT.

Disamping karena memang sudah larangan yang mutlak wajib dijauhi, yang dapat dianalisis

mengapa tatto dilarang bagi umat muslim diantaranya karena tatto dapat menghalangi air wudhu

untuk menembus kedalam kulit yang menyebabkan wudhu menjadi tidak sah ataupun tidak

sempurna. Maka berdasarkan analisis yang demikian, pelarangan akan tatto dapat digolongkan

kedalam peringkat dharuriyat dikarenakan tatto dapat menghalangi bahkan menyebabkan shalat

menjadi tidak sah.

Pemeliharaan Jiwa Pada Tingkatan Dharuriyat Tidak Tercapai Utuh

Pertama, dalam tingkatan dharuriyat, pemeliharaan terhadap jiwa dapat ditinjau melalui

pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja yang diterima oleh pekerja cleaning service.

Dengan terpeliharanya kesehatan fisik mereka maka akan menciptakan kesehatan jiwa pula. Dan

dengan terjaminnya keselamatan ketika mereka bekerja juga akan menciptakan rasa aman pada

saat mereka menjalankan pekerjaan. Pemeliharaan atas kesehatan dan keselamatan kerja mereka

dapat digolongkan menjadi hal yang pokok dikarenakan apabila tidak terpenuhi, dapat mengancam

eksistensi jiwa manusia.

Namun berdasarkan hasil penggalian informasi melalu beberapa informan didapati bahwa

pekerja cleaning service yang berada dibawah naungan CV. Dian Abadi tidak mendapatkan

jaminan kesehatan. Jika mereka jatuh sakit, mereka mau tidak mau harus membayar biaya

pengobatan dari uang mereka sendiri. Berdasarkan realita yang terjadi tersebut, dapat dikatakan

bahwa pemeliharaan jiwa terhadap pekerja cleaning service dalam penelitian ini tidak maksimal.

Pemeliharaan jiwa melalui sarana pemeliharaan kesehatan tidak di jamin sepenuhnya oleh

perusahaan.

Begitu pula dengan jaminan keselamatan kerja. Jaminan ini dapat berwujud jaminan

kecelakaan kerja. Sebagai pekerjaan yang mengandalkan fisik tentu saja resiko untuk mengalami

kecelakaan kerja juga semakin besar. Misalnya saja, cleaning service yang bertugas membersihkan

langit-langit ruangan memerlukan tangga agar dapat membersihkan bagian tersebut. Resiko jatuh

dari tangga juga sangat memungkinkan untuk terjadi. Maka dari itu sangat perlu jaminan

kecelakaan kerja bagi mereka. Karena kecelakaan kerja yang mereka alami terjadi demi mengabdi

pada perusahaan. Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia maupun

Page 12: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari ancaman-ancaman yang

membahayakan diri. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taghabun ayat 11.

Realita yang terjadi pada cleaning service yang bekerja di wilayah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis dalam naungan CV. Dian Abadi tidak mendapatkan jaminan atas kecelakaan kerja yang

layak. Menurut penuturan salah satu narasumber bernama Anto, CV. Dian Abadi tidak

menanggung biaya yang besar apabila terjadi kecelakaan kerja. Biaya yang ditanggung hanya

setara taraf Puskesmas. Dan menurut penuturannya, biaya itupun tidak ditanggung penuh oleh

perusahaan.

Pemeliharaan Keturunan Tidak Terpenuhi Pada Tingkat Dharuriyat

Selanjutnya pemeliharaan terhadap keturunan juga tidak kalah pentingnya. Karena

keturunan juga merupakan penerus kehidupan yang harus terpelihara dengan baik. Pemeliharaan

atas keturunan dalam peringkat dharuriyat seperti di syariatkan menikah dan dilarang berzina.

Sesuai pada observasi lapang, mendapatkan informasi bahwa CV. Dian Abadi tidak membatasi

usia menikah bagi pekerjanya. Tidak ada larangan menikah pada masa kerja tertentu. Perusahaan

memberikan kebebasan dan tidak menghalangi pekerja untuk tetap menyempurnakan agama

dengan cara menikah. Pekerja cleaning service yang bekerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya adalah kesemuanya laki-laki. Beberapa dari mereka ada yang telah

berkeluarga, ada pula yang masih lajang. Bagi yang telah berkeluarga tentunya ada beberapa jiwa

yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai kepala keluarga. Anak dan istri mereka merupakan

tanggung jawab yang wajib untuk diberi nafkah untuk pangan, sandang, dan papan. Dan bagi

seorang anak, tentu saja mereka membutuhkan pendidikan formal untuk masa depannya.

Pendidikan juga merupakan tanggung jawab orang tua untuk membiayai pendidikan mereka

hingga jenjang yang layak.

Bagi pekerja cleaning service yang telah menjadi kepala keluarga tentu saja harus bisa

membiayai keturunan mereka baik dari segi pendidikan maupun pangan mereka. Dengan upah

sebesar kurang lebih Rp 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) mereka harus pandai mengelola

keuangan rumah tangga agar tercukupi untuk kebutuhan anak-anak mereka. Tidak adanya jaminan

pendidikan untuk anak memaksa mereka untuk lebih disiplin mengelola keuangan ruma tangga.

Pada salah satu informan pada penelitian ini yang bernama Yoga, ia telah berkeluarga dan

memiliki satu orang anak. Menurut penuturannya, dengan penghasilannya sebagai cleaning

service, tidak mencukupi untuk biaya sekolah anaknya. Sehingga Yoga mensiasati keuangan

dibantu oleh istrinya dengan bekerja sebagai guru les privat murid sekolah dasar.

Tidak adanya biaya pendidikan bagi anak serta tidak mendapat bantuan biaya persalinan

bagi istri dapat menimbulkan kesulitan bagi kehidupan pekerja. Kesulitan tersebut dapat

menghambat kelangsungan hidup mereka sehingga dapat digolongkan sebagai kebutuhan yang

dharuriyat. Dengan tidak terpenuhinya jaminan bagi keturunan mereka maka pemeliharaan

terhadap keturunan dapat dikatakan masih kurang sempurna. Pemeliharaan Akal Terpelihara Pada Tingkatan Dharuriyat

Pemeliharaan atas akal yang pokok atau tergolong dalam tingkatan dharuriyat dapat

berupa pelarangan untuk minum minuman keras dan sejenisnya. Karena minuman keras dapat

merusak eksistensi akal sehat manusia. Dampak yang lebih jauh, apabila mengkonsumsi minuman

keras atau obat-obatan terlarang juga berpengaruh kepada kesehatan seseorang. Khamr atau

minuman keras meyebabkan manusia terhalang dari jalan Allah dan bisa menghilangkan akal dan

kesadaran. Sedangkan akal sangat dibutuhkan manusia untuk memahami perintah Allah. Larangan

mengenai mengkonsumsi sesuatu yang memabukkan merujuk pada firman Allah dalam Al-Quran

Surat Al-Baqarah ayat 219.

Sejalan dengan itu, CV. Dian Abadi juga melarang pekerjanya untuk mengkonsumsi

minuman keras atau semacamnya yang dapat memabukkan. Peraturan tersebut dibuat karena

pengaruh dari minuman yang memabukkan dapat mempengaruhi performa kerja cleaning service

yang membutuhkan kesehatan fisik untuk menyelesaikan pekerjaannya. CV. Dian Abadi

memberlakukan punishment jika memergoki pekerja yang mengkonsumsi minuman keras atau

obat-obatan terlarang. Menurut pengakuan Ibu Nini selaku pihak CV. Dian Abadi, informasi

mengenai pekerja yang mengkonsumsi obat terlarang tersebut biasanya diketahui dari rekan

kerjanya sendiri sesama cleaning service. Adapun dapat terlihat dari keseharian mereka yang

mengkonsumsi sesuatu yang memabukkan adalah mereka menjadi mudah mengantuk dan malas

bekerja. Langkah awal yang dilakukan oleh perusahaan jika mendapat informasi salah seorang

Page 13: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

pekerjanya mengonsumsi obat terlarang adalah dengan cara menegurnya. Tindakan lebih lanjut

diberlakukan punishment berupa pemutusan kontrak kerja. Karena dengan jejak rekam yang buruk

dari pekerja selama di lapangan, akan membawa dampak pula bagi nama baik perusahaan CV.

Dian Abadi selaku perusahaan yang bertanggung jawwab atas pekerja. CV. Dian Abadi tidak ingin

mitra bisnisnya merasa kecewa telah mempercayakan CV. Dian Abadi sebagai mitra bisnis yang

membantu kegiatan perusahaan.

Meskipun maksud dan tujuan dari pelarangan minuman keras dan obat terlarang oleh CV.

Dian Abadi adalah demi menjaga nama baik perusahaan, tanpa disadari aturan yang mereka

terapkan sebenarnya telah mengikuti aturan dalam Islam yang termaktub dalam lima tujuan syariat

yaitu memelihara akal.

Pemeliharaan Terhadap Harta Tidak Terpenuhi Sehingga Kemaslahatan Tidak Tercapai

Utuh

Pemeliharaan harta memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia. Harta merupakan

sesuatu materi yang dimiliki oleh manusia dimana untuk mendapatkannya harus dengan cara

bekerja.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, pekerja cleaning service mengabdikan

jasanya kepada perusahaan CV. Dian Abadi dengan cara bekerja sebagai tenaga kebersihan.

Dengan melaksanakan pekerjaan tersebut, mereka memperoleh upah yang diberikan setiap

bulannya. Upah yang mereka terima memang dibawah UMR yang berlaku di Kota Malang.

Padahal UMR yang telah di tetapkan oleh pemerintah tentunya telah melalui serangkain proses

analisis dan perhitungan kebutuhan hidup yang layak sesuai dengan harga-harga bahan pokok

yang berlaku pada periode tersebut. Dengan upah dibawah UMR, mereka kerap merasa pas-pasan

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemeliharaan terhadap harta dalam maqashid syariah salah satunya dapat berwujud

penerimaan upah yang adil. Adil yang dimaksud bukanlah sama rata terhadap semua jabatan

pekerjaan, melainkan adil yang dimaksud adalah upah yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan, serta tenaga yang dicurahkan. Dengan upah cleaning service yang dibawah UMR,

tentu saja hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pekerja cleaning service. Terlebih pada mereka

yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Timbul rasa takut tidak akan bisa memenuhi kebutuhan

keluarganya. Padahal untuk UMR yang telah ditentukan perhitungannya adalah untuk seorang

yang lajang. Ironisnya, realita yang ditemukan di lapangan adalah upah dibawah UMR untuk

pekerja yang telah berkeluarga. Sehingga, jelas untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya

masih sangat kurang.

Pemeliharaan terhadap harta yang selanjutnya dapat ditinjau dari program dana pensiun

atau pesangon. Ketika telah habis masa kontrak cleaning service, mereka juga tidak mendapatkan

uang pesangon. Untuk jeda waktu antara mengakhiri pekerjaan dengan mendapatkan pekerjaan

yang baru tentu saja tetap memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhannya. Namun pada

realitanya hal ini tidak terpenuhi.

Merujuk pada temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa upah yang mereka terima

masih dibawah UMR, bisa dikatakan bahwa upah yang mereka dapatkan tidak mencukupi untuk

kebutuhan hidupnya. Jangankan upah dibawah UMR, upah yang sudah UMR pun terkadang masih

kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi sebagian orang. Padahal UMR di hitung oleh

pemerintah berdasarkan perhitungan kebutuhan apa saja yang diperlukan seseorang serta range

harga kebutuhan tersebut menurut wilayah masing-masing. Jadi, UMR merupakan standar

minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka dari itu, upah merupakan hal pokok yang wajib

untuk diterima setiap pekerja. dengan demikian upah termasuk dalam tingkatan dharuriyat karena

keberadaannya sangat penting bagi manusia. Dengan berdasarkan temuan tersebut, upah dibawah

minimum yang diterima oleh pekerja cleaning service dapat dikatakan pemeliharaan atas harta

mereka belum terpenuhi secara utuh.

Jika berbicara masalah kemaslahatan maka tidak dapat dipisahkan dari maqashid syariah.

Maqashid syariah adalah tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh syariah untuk memastikan

kemaslahatan manusia. Tiga tingkatan maslahat tersebut merupakan suatu skala prioritas bagi

manusia. Maqashid syariah merupakan serangkaian aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Tujuan dari adanya maqashid syariah tidak lain adalah untuk mendatangkan kemaslahatan dan

mencegah kenudharatan.

Page 14: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpluan

Dari seluruh hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka hal

yang dapat disimpulkan dari penelitian ini dapat di deskripsikan sebagai berikut: Pertama, dalam

proses kontrak yang dijalankan oleh CV. Dian Abadi yang melalui beberapa proses dimulai dari

perekrutan, perjanjian kontrak kerja, penentuan upah, penerimaan jaminan sosial, hingga mengenai

tunjangan, terdapat beberapa aspek yang tidak di dapatkan oleh pekerja cleaning service. Di

antaranya seperti upah yang diterima di bawah Upah Minimum Regional yang telah ditetapkan

pemerintah. Kemudian tidak adanya jaminan sosial yang layak. Serta tunjangan yang diterima oleh

pekerja cleaning service hanya tunjangan hari raya yang tidak sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Kedua, melalui beberapa aspek yang telah dijelaskan tersebut, apabila ditinjau melalui

lima poin perspektif maqashid syariah yaitu; pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa,

pemeliharaan keturunan, pemeliharaan harta dan pemeliharaan akal, maka tidak semua aspek dapat

dikatakan memenuhi ukuran kemaslahatan menurut maqashid syariah. Dalam hal pemeliharaan

agama dapat dikatakan memenuhi, namun hanya pada tingkatan dharuriyat saja sesuai dengan

beberapa indikator yang telah dianalisis pada bab sebelumnya. Kemudian dalam hal pemeliharaan

jiwa dapat dikatakan belum optimal berdasarkan beberapa pertimbangan bila ditinjau dari jaminan

kesehatan serta jaminan kecelakaan kerja yang mereka terima. Jaminan tersebut tidak diperoleh

pekerja sebagaimana mestinya. Padahal jaminan tersebut merupakan kebutuhan yang penting dan

jika tidak terpenuhi akan mengancam jiwa mereka. Maka pada tingkatan dharuriyat dalam

pemeliharaan jiwa juga belum terpenuhi. Ketiga, dalam aspek pemeliharaan keturunan juga dapat

dikatakan kurang maksimal karena tidak ada jaminan atas pendidikan anak serta bantuan biaya

persalinan bagi istri pekerja cleaning service. Walaupun memang tidak ada larangan menikah pada

masa kerja tertentu. Namun, yang termasuk dalam kebutuhan yang dharuriyat lainnya tidak

terpenuhi yaitu bantuan biaya persalinan untuk istri serta biaya pendidikan anak. Selanjutnya

apabila ditinjau dari aspek pemeliharaan harta juga kurang maksimal diakarenakan upah yang

diterima masih jauh dibawah UMR dan tidak adanya jaminan pesangon jika kontrak telah

berakhir. Padahal, upah merupakan kebutuhan mendasar yang berhak diterima pekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang terakhir dalam pemeliharaan akal, dirasa sudah cukup

memenuhi karena CV.Dian Abadi telah menetapkan larangan untuk mengkonsumsi minuman

keras dan obat terlarang sesuai aspek pemeliharaan akal yang dharuriyat.

Saran

Saran yang dapat diberikan terkait hal-hal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontrak kerja yang berstatus outsourcing hendaknya ditinjau ulang dan dipertegas aturannya

oleh pemerintah terutama mengenai hak-hak yang diterima oleh pekerja. Karena walaupun

sebagai pekerja outsourcing seharusnya mereka tetap mendapatkan upah yang layak dan

jaminan sosial yang sesuai.

2. Perusahaan vendor hendaknya mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah tanpa

mengurangi hak-hak yang seharusnya diterima oleh pekerja. Meskipun perusahaan dan

kebijakan yang dibuat di negara ini tidak berdasarkan asas Islam, tidak ada salahnya perspektif

maqashid syariah dapat menjadi tinjauan bagi kesejahteraan pekerja atau buruh karena

perspektif dalam maqashid syariah juga tidak bertentangan dengan aturan pemerintah. Hal ini

dimaksudkan agar tercipta kemaslahatan bagi masyarakat dalam berbagai lapisan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Basyir, Ahmad Azhar. 1994. Refleksi Atas Persoalan Keislaman : Seputar Filsafat, Hukum,

Politik, dan Ekonom. Bandung: Mizan.

BR, Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 15: EKSISTENSI PRINSIP MAQASHID SYARIAH PADA KONTRAK …

Divisi Riset PPM Manajemen. 2008. Outsourcing. Jakarta: PPM Manajemen

Ismail, Nurizal. 2014. Maqashid Syariah Dalam Ekonomi Islam. Yogyakarta: Smart WR.

Khor, Martin. 2001. Globalisasi Perangkap Negara-negara Selatan. Yogyakarta: Cindelaras

Pustaka Rakyat Cerdas.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosidakarya.

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K. Lubis. 2004. Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta:

Sinar Grafika.

Putra, Nusa dan Ninin Dwilestari. 2012. Penelitian Kualitatif : Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Qorashi, Baqir Sharief. 2007. Keringat Buruh Hak dan Peran Pekerja dalam Islam. Jakarta: Al-

Huda

Saefulloh, Asep Ahmad. 2011. Kebijakan Outsourcing di Indonesia: Perkembangan dan

Permasalahan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. Vol.2, (No.1) Juni 2011

Soegianto, Marsha Yuliana, Eddy M. Susanto. 2013. Penerapan Strategi Alih Daya (Outsourcing)

di UD. Puyuh Plastik Ditinjau dari Ketentuan Perundang-Undangan dan Etika Bisnis. Agora

Vol.1, (No.1)

Wahyuni, Salamah, M.S Idrus Djumilah Zain, dan Minarti Rahayu. 2008. Outsourcing

Sumberdaya Manusia: Tinjauan dari Perspektif Vendor dan Karyawan. Jurnal Aplikasi

Manajemen Vol.9, (No.1) Januari 2011