ekosistem laut

Upload: zainorrahman

Post on 09-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekosistem Laut

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman hayati atau keragaman hayati didefinisikan oleh Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati sebagai:

Variabilitas antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk, antara lain [antara lain], ekosistem perairan darat, laut dan lainnya dan kompleks ekologi yang mereka adalah bagian: ini mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan ekosistem.

Keanekaragaman hayati adalah Seluruh keanekaan bentuk kehidupan di bumi, beserta interaksi diantara mereka dan antara mereka dengan lingkungannya. Keanekaragaman hayati atau keragaman hayati merujuk pada keberagaman bentuk-bentuk kehidupan: tanaman yang berbeda-beda, hewan dan mikroorganisme, gen-gen yang terkandung di dalamnya, dan ekosistem yang mereka bentuk. Kekayaan hidup adalah hasil dari sejarah ratusan juta tahun berevolusi.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudera (Pasifik dan Hindia), dikaruniai keanekaragaman hayati yang amat kaya dan khas.

Keanekaragamanan sistem pengetahuan dan kebudayaan masyarakat juga terkait erat dengan keanekaragaman hayati. Sehingga keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia, mulai dari satu tegakan pohon di pekarangan rumah hingga ribuan tegakan pohon yang membentuk suatu sistem jejaring kehidupan yang rumit.1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud ekosistem lautan?

2. Bagaimana ciri-ciri ekosistem lautan?

3. Sebutkan klasifikasi ekosistem lautan ?

4. Apa manfaat air laut bagi kehidupan manusia?5. Apa saja pencemaran yang ada di laut?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian ekosistem lautan.2. Mengetahui perbedaan ikan di dasar maupun di permukaan laut.3. Mengetahui klasifikasi ekosistem.

4. Mengetahui manfaat air laut bagi kehidupan manusia.5. Mengetahui pencemaran yang ada di laut.BAB II

PEMBAHASAN2.1 PENGERTIAN EKOSISTEM LAUTAN

Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.2.2 CIRI-CIRI EKOSISTEM LAUTAN1) Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.

2) Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.

4) Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.

2.3 KLASIFIKASI EKOSISTEM LAUTANA. Pembagian daerah ekosistem air laut berdasarkan kedalamannya 1) Daerah Litoral/Daerah Pasang SurutDaerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.

2) Daerah NeritikDaerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos. 3) Daerah Batial atau Daerah Remang-remang

Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.

4) Daerah Abisal

Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.SENYAWA FORESEN: HEWAN YANG DAPAT MENGHASILKAN CAHAYA PADA TUBUHNYAB. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengaha. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman

air sekitar 200 m.

b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu. c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.

e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.2.3 PERBEDAAN IKAN DI DASAR DAN PERMUKAAN LAUT

Pertama yang mungkin langsung terlihat perbedaannya adalah, jumlah hewan semakin sedikit. Aldea et al (2008) misalnya, menemukan kalau semakin dalam semakin sedikit jenis kerang (gastropoda dan bivalvia). Ada sebuah keseimbangan. Banyak yang mati, tapi sedikit yang dikubur.

Hewan yang tinggal di dekat permukaan justru terlalu banyak jika saat mereka mati, tubuh mereka tenggelam hingga ke dasar. Kenyataannya, Drazen (2002) menemukan kalau ikan scavenger di dasar laut, sama sekali tidak terpengaruh oleh variasi jumlah hewan yang tenggelam. Baik ada 1000 ekor ataupun hanya 20 ekor yang sampai ke dasar, ikan-ikan ini tidak menjadi tamak ataupun menjadi irit makanan. Keseimbangan sepertinya sangat kuat di dasar samudera.

Para hewan dasar laut hidup tenang dan bersahaja. Hampir semua bahkan justru merasa tersiksa kalau naik mendekati permukaan. Sebagai contoh, larva Echinus echinus tidak akan dapat berkembang kalau tekanannya tidak seperti di dasar laut (Tyler dan Young, 1998).

Beberapa siluman dasar laut seringkali berpatroli menghajar penduduk. Predasi tetap terjadi di dasar samudera. Kemp et al (2006) memburu para siluman ini tanpa hasil. Dan merekapun menisbahkan menurunnya jumlah kepiting scavenger (Munidopsis crassa) pada siluman dasar laut bernama Benthoctopus sp, gurita dasar laut. Kalau Pirates of Carribean mendadak jadi kenyataan. Benthoctopus bukanlah gurita yang besar. Seperti penghuni dasar laut lainnya, ia bertubuh kecil (Polloni et al, 1979). Walau kecil, ia cukup mampu memangsa kepiting yang lengah.

Dasar laut dipenuhi oleh para scavenger, sedikit predator dan beberapa spesies yang tidak jelas. Dikatakan tidak jelas karena kita belum dapat menentukan apakah ia scavenger atau predator, atau lainnya. Ilmuan sangat berhati-hati dalam menggolongkan hewan dasar laut. Britton dan Morton (1994) misalnya, tidak mau mengakui kalau sebuah hewan merupakan scavenger jika ia tidak melihat langsung hewan tersebut mendekati bangkai atau memakan bangkai.

Mungkin kita terlalu buru-buru mengatakan kalau hewan di dasar laut semuanya kecil, gepeng dan konyol. Survey dasar laut, terutama daerah yang topografinya bergerigi, sulit dilakukan, sehingga walaupun dasar laut Hawaii dalamnya lebih dari 4000 meter, hanya 2000 meter saja kemampuan para peneliti untuk mencapainya (Borets, 1986).

Dan benarlah kiranya kalau kita terburu-buru. Sebagian besar ikan scavenger, justru semakin besar ukurannya saat semakin ke dasar samudera. Ini pula yang membuat Anderson (2005) curiga kalau Symenchelys parasitica, bukanlah scavenger. Ikan ini unik karena ukurannya justru mengecil saat laut semakin dalam. Analisa isi perut menunjukkan kalau ia memang scavenger.

Kita juga mesti mempertimbangkan anak-anak. Beberapa berpendapat kalau hewan dasar laut sebenarnya biasa saja. Tidak ada ukuran yang lebih besar atau lebih kecil. Kebetulan saja, sampel yang kita peroleh di permukaan adalah anak ikan, sementara di dasar adalah bapaknya ikan atau mbah nya ikan. Metode penelitian dasar laut umumnya menggunakan kamera yang mengeluarkan cahaya yang menarik ikan. Anak ikan, paling tidak dalam penelitian Raymond dan Widder (2007) terbukti tidak suka dengan gemerlap kehidupan malam (well, di dasar laut selalu tengah malam anyway). Jadi yang spesies yang dapat ditangkap di dasar laut hanyalah mbahnya ikan, walaupun anak dan cucunya mungkin sedang asyiknya bermain kelereng.

Saat kita berbicara tentang keanekaragaman spesies, tampaknya kita harus menerima penelitian Carney (2005) kalau hewan di dasar laut hampir merupakan kebalikan dari hewan di dekat permukaan laut. Kita salah memandang lautan sebagai sebuah tiang ataupun sebuah piramida terbalik, kita seharusnya memandang lautan sebagai dua piramida, satu terbalik dan satu lagi tegak. Masalahnya apakah dua piramida ini berdampingan, saling bertemu alas, atau saling bertemu puncak. Rex (1981) sudah menunjukkan kalau keanekaragaman hayati akan paling banyak di kedalaman menengah. Kedua alas piramidanya bertemu sehingga seperti intan.

Sekarang kesimpulan kita adalah, saat bicara jumlah, jumlah hewan semakin ke dasar laut semakin sedikit, tapi ukurannya belum tentu. Saat bicara ukuran, beberapa spesies memang semakin mengecil, sebagian lagi justru membesar (Collins et al, 2005). Dan saat bicara keanekaragaman, maka spesies paling beraneka pada kedalaman menengah.

Demikianlah evolusi membentuk kehidupan. Jika seekor spesies diberikan pilihan untuk tinggal di dasar, di tengah atau di permukaan samudera, tampaknya akan lebih mungkin kalau ia memilih hidup di dasar samudera. Kenapa tidak, disini predator sedikit, sang predator makan secukupnya saja, kebutuhan sang spesies pun sama, dia makan dan kawin secukupnya, dan para penduduk di sini dapat hidup bermalas-malasan menanti emas turun dari langit. Mungkin emas itu adalah seekor ikan paus, yang bisa dikonsumsi hingga 50 tahun lamanya, bisa dikatakan seumur hidup bagi hewan dasar laut. Sedikitnya tekanan seleksi alam inilah yang menjelaskan mengapa ikan purba, yang telah ada ratusan juta tahun lamanya, sang legendaris Coelacanth, tampak tidak ber evolusi sama sekali.2.4 MANFAAT AIR LAUT BAGI MANUSIA

Laut memiliki banyak fungsi atau manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.

Mamfaat air laut, yaitu :

1. Tempat rekreasi dan hiburan.

2. Tempat hidup sumber makanan manusia. 3. Pembangkit listrik tenaga ombak.

4. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, dan rumput laut.

5. Tempat barang tambang berada.

6. Sebagai salah satu sumber air minum (desalinasi).

7. Sebagai jalur transportasi air.

8. Sebagai tempat cadangan air bumi.

9. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.Air laut mengandung magnesium, potasium, kalsium sulfat, dan sodium. Air laut memiliki khasiat yang baik bagi tubuh dan kecantikan kulit. Saat berendam dalam air laut, ion dan mineral yang terkandung di dalamnya memiliki manfaat, di antaranya: Melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot jantung, melancarkan sistem pernapasan, meningkatkan produksi sel darah merah, menyehatkan dan menutrisi kulit tubuh sehingga lebih bercahaya. Karena itulah, mulai dikenal terapi air laut yang disebut Thallasotherapy, yang merangkum semua manfaat air laut dalam bentuk relaksasi, revitalisasi tubuh, sekaligus peremajaan kulit.

Air laut juga mengandung Nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Memiliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk Magnesium, Kalium, Besi, Kalsium, Boron, Selenium & Zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. Sari air laut alias nigari memang multikhasiat. Selain menyehatkan jantung, ia juga memilki khasiat lain.

Limbah garam itu mampu menambah kualitas kecantikan wanita. Tatsuya Kosaka meriset untuk membuktikannya. Menurut direktur Institut Penelitian Nigari itu, magnesium dalam sari air laut bisa membakar lemak dan mengeluarkan cairan tak berguna dalam tubuh. Wajar jika di Jepang, kalangan anak muda, terutama remaja perempuan, senantiasa membawa sari air laut, Gunanya menjaga tubuh tetap langsing dan terhindar dari penyakit kolesterol walau memakan apa pun,

Nigari bisa digunakan untuk pembersih wajah. Caranya: campurkan setetes nigari dalam 100 ml air bersih. Setelah itu semprotkan pada wajah. Magnesium pada nigari mampu memperlambat proses penuaan sehingga kulit tidak gampang keriput, Selain itu, kolagen kulit pun bisa diperbaiki, jadi kulit muka semakin kenyal dan kencang.2.5 PENCEMARAN DI LAUT

1. Pencemaran minyakSaat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

2. Pencemaran logam beratLogam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar (ikan dimakan oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam tropik level. Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat. Contoh pencemaran logam berat :- Minamata Disease (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri). Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat.- Itai-itai Disease yang disebabkan oleh logam Cd. Menyebabkan nyeri/ngilupada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium.

Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut: Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.Pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu :- Bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration)- Bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi; menyebabkan terjadinya perubahan morfologi; merubah tingkah laku organisme.

3. SampahSampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan cacing. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.

4. Pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride, misalnya DDT. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah tersebut. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

5. Limbah industri dan domestik

Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga). Berdasarkan sifat fisik, kimia air limbah, tingkah lakunya diperairan dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis limbah industri ada 5 :1.Bahan-bahan organik terlarut: bahanberacun,tahan urai dan biodegradabel2.Bahan -bahan anorganik : unsur-unsur hara3.Bahanorganik tidak larut: minyak4.Bahan-bahan anorganik yang tidak larut. Contohnya logam berat.5.Bahan-bahan radioaktif.BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem laut dalam merupakan kesatuan interaksi antara makhluk hidup (komponen biotik) dengan lingkungannya (komponen abiotik) yang terjadi di laut dalam (deepsea) yang memiliki kedalaman > 300 meter. Kedalaman 300 meter yang ada pada laut merupakan daerah yang tidak tembus cahaya matahari sehingga suasana pada kedalaman tersebut adalah gelap sehingga tidak terjadi proses fotosintesis, tekanan bertambah, dan suhu airpun menurun. Dengan kondisi yang demikian maka organisme laut dalampun melakukan adaptasi yakni memiliki tubuh yang transparan dan berukuran kecil dapat menghasilkan cahaya sendiri atau bersimbiosis dengan mikroorganisme penghasil cahaya dan memiliki sistem fisiologi tubuh yang dapat memanfaatkan makanan yang sedikit dan menghasilkan energi untuk hidup.DAFTAR PUSTAKA

http://blogsyurika.blogspot.com/2010/10/manfaat-air-laut-bagi-kebutuhan-manusia.html

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0034%20Bio%201-7e.htmhttp://web.ipb.ac.id/~mujizat/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=374