ekologi sosial pulau tundasipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/pulau_tunda_-_buku.pdf · yang...

38
Ekologi Sosial Pulau Tunda 1 EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDA Kajian Lapangan Ekologi Sosial Pulau Tunda 2019 Editor : Ahmad Tarmiji Alkhudri Prima Yustitia Nurul Islami Sylvi Anggi

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 1

EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDA

Kajian Lapangan Ekologi Sosial Pulau Tunda 2019

Editor :

Ahmad Tarmiji Alkhudri

Prima Yustitia Nurul Islami

Sylvi

Anggi

Page 2: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 2

KATA PENGANTAR

Page 3: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda i

PROLOG

Ekologi Sosial Pulau Tunda : Menelaah Kearifan Lokal Masyarakat Pulau ditengah

Pengembangan Pariwisata

Ahmad Tarmiji dan Prima Yustitia

Pengantar Indonesia memiliki kurang lebih 17.500 pulau besar dan kecil merupakan arhcipelagic

state terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara maritim memiliki 5,8 juta km2 atau 75% dari

luas wilayah Indonesia merupakan lautan. Lautan Indonesia memiliki kekayaan hayati laut

yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

tersebut menunjukkan bahwa banyak penduduk Indonesia yang bermata pencaharian berkaitan

dengan kelautan dan tinggal di sekitar laut (pulau) salah satunya sebagai nelayan. Nelayan

sering kali juga disebut sebagai masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir secara ekologi memiliki

tata cara kehidupan yang memanfaatkan dua lingkungan yaitu daratan (tanah) dan lautan (air).

Pemenuhan kebutuhan ekonomi pada masyarakat pesisir yang berasal dari lautan adalah

mencari ikan dan sumber alam pantai sedangkan pertanian merupakan mata pencaharian

tambahan.

Ragam persoalan pesisir seperti kerusakan ekosistem, pencemaran lingkungan,

persoalan sampah darat, degradasi fisik habitat, over ekploitasi sumberdaya alam, abrasi pantai,

perubahan peruntukan pembangunan kawasan konservasi lindung dan sebagainya merupakan

realitas krisis ekologi yang terjadi di Pulau Tunda. Kondisi ini, tentunya tidak terlepas dari

relasi manusia dan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini menjadi korban eksploitasi

hingga menyebabkan percepatan penghancuran lingkungan. Ditengah perkembangan

pariwisata yang mulai menggeliat di Pulau Tunda penting memahami kearifan lokal

masyarakat setempat sebagai cara untuk mengurangi dan membatasi dampak maupun problem

ekologis yang akan terjadi dikemudian hari. Salah saru kerangka konseptual yang akan

menelaah pentingnya kearifan lokal sebagai salah satu dasr untukpembangunan berkelanjutan

yang lebih ekologis.

Teori tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjelaskan

bahwa masyarakat berkelanjutan adalah masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya tanpa

mengurangi kesempatan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan mereka (Fritjof

Capra, 2005 : 250). Dalam hal ini pengembangan pembangunan harus mengedepankan

kemanfaatan ekologis yang lebihbersifat jangka panjang, dimana persoalan lingkungan tidak

bisa dilepaskan dari persoalan sistemik dimana perbaikan lingkungan perlu diawali dari

Page 4: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda ii

keinginan bersama yang masuk kedalam satu sistem secara terintegrasi dan secara

komprehensif melibatkan tiga sistem yaitu sistem sosial, sistem fisik dan sistem ekonomi.

Melembagakan Kearifan Lokal Di Tengah Pembangunan Perubahan lingkungan sebagai dampak dari pembangunan menjadi satu hal yang

penting dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Perkembangan pembangunan yang

mengesampikan kearifan lokal masyarakat berdampak besar pada arah pembangunan yang

tidak lagi ekologis. Hal tersebut menjadi penting untuk melembagakan kembali

(reinstitusionalisasi) kearifan kearifan lokal tradisional, karena akan membangtu

penyelamatan lingkungan. Kearifan lokal tradisional memiliki fungsi positif bagi masyarakat

bukan dirumuskan lewat proses saintifikasi yang menggunakan metode ilmiah baik sebagai

subjek atau objek (Susilo, 2008).

Konsep tentang penyelamatan lingkungan oleh Talcott Parson dilakukan melalui dua

pendekatan antara lain :

1. Pendekatan Individu (baik buruknya lingkungan bergantung kepada perilaku individu

dimana individu bisa merusak maupun memelihara lingkungan sebab individu

memiliki perilaku voluntaristik);

2. Pendekatan Sistem (kerusakan lingkungan tidak lepas dari pola struktur sosial dan

sistem sosial yang terbentuk dari individu atau kelompok yang berinteraksi).

Terdapat beberapa persoalan kegagalan pembangunan lingkungan yang dapat menjadi bahan

pemebelajaran analisis pembangunan kawasan pesisir kearah pariwisata agar lebih berpihak

pada lingkungan yang lebih baik.

Tabel 1

Pendekatan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan

Aspek Penjelasan

Keagamaan

Pengembangan kajian keberagamaan secara ekologis atau

kajian ekologi dari perspektif teologi lingkungan sudah

saatnya dilakukan oleh organisasi keagammaan untuk dapat

menghubungkan antara nilai nilai agama dan

implementasinya dalam menjaga lingkungan.

Hukum

UUD tentang pengelolaan lingkungan (UU No 23 Tahun

1997) dan UU No 41 Tahun 1999 tentang kehutanan perlu

menjadi landasan kuat untuk dapat mengakomodir

permasalahan persoalan lingkungan.

Politik

Pendekatan lingkungan perlu dilihat dari persoalan politik

untuk menghindari benturan akibat relasi politik maupun

tarik menarik kepentingan. Perlunya pendekatan politik

untuk mengatasi persoalan lingkungan

Pendidikan Pentingny amengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam

bahan ajar maupun kurikulum di sekolah untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan

mulai dari kecil (dari sekolah).

Ekonomi Pentinnya menintegrasikan rencangan pembangunan

ekonomi yang lebih ramah lingkungan, untuk mengurangi

dampak pembangunan yang merusak lingkungan.

Mengendepankan pembangunan yang juga memiliki

manfaat ekologis dan bersifat jangka panjang.

Page 5: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda iii

Tujuh Analisa Ekologi Sosial Pulau Tunda Berdasarkan kajian pada buku ini, setidaknya terdapat tujuh analisa ekologi sosial Pulau

Tunda yaitu Potensi Sumber Daya Alam, Kearifan Lokal dan Model Pengelolaan Ekosistem

Pulau Tunda, Analisis terkait strategi nafkah masyarakat, Analisis Pengembangan Pariwisata,

Analisis Kerusakan Lingkungan maupun Ekosistem, Sistem Pengelolaan Sampah, Sistem

Ketahanan Pangan, dan Dampak Pengerukan Pasir di Pulau Tunda.

Tabel 2

Analisis Ekologi Sosial Pulau Tunda

No. Analisis Ekologi Sosial Hasil Kajian

1. Potensi Sumberdaya

Alam dan Model

Kearifan Lokal

Pengelolaan Ekosistem

Pulau Tunda

Potensi ekosistem mangrove dan terumbu karang yang

dapat menjadi sumber daya tarik pariwisata perlu dijaga

keberadaannya melalui melembagakan kemabli kearifan

lokal di Pulau Tunda Salah satunya adalah menjaga

lingkungan

2. Strategi Nafkah

Masyarakat Pulau

Tunda

Selain menjadi nelayan pancing alternatif strategi nafkah

masyarakat Pulau Tunda adalah Nelayan Bagan Apung,

Berjualan Sembako, Penyewaan alat snorkling, dan

beberapa menjadi buruh

3. Pengembangan

Pariwisata Pulau Tunda

Pengembangan pariwisata berbasis lingkungan dan

perlunya dukungan penuh dari pemerintah daerah

setempat untuk dapat mengembangkan potensi wisata

Pulau Tunda menjadi lebih baik lagi

4. Kerusakan Lingkungan

dan Ekosistem Pulau

Tunda

Penyebab Kerusakan lingkungan dan ekosistem terjadi

karena dua faktor yaitu faktor eksternal antara lain

banyaknya sampah buangan yang masuk ke pulau,

pengerukan pasir, dan tumpahan minyak, sedangkan

faktor internal adalah kurangnya masyarakat menjaga

lingkungan dan minimnya kesadaran masyarakat terhadap

pengelolaan lingkungan yang lebih baik

5. Sistem Pengelolaan

Sampah Berbasis

Masyarakat di Pulau

Tunda

Pengelolaan sampah di Pulau Tunda masih bersifat

tradisional dimana sampah hanya dikumpulkan di satu

TPA kemudian dibakar. Perlunya pembelajaran untuk

pemilihan sampah dan daur ulang sampah agar dampah

dari sisa sampah yang tidak terbakar dapat dikelola

menjadi bahan daur ulang yang tidak berdampak pada

lingkungan

6. Sistem Ketahanan

Pangan Masyarakat

Pulau Tunda

Masyarakat Pulau Tunda masih bergantung kepada

pasokan makanan dari daratan sehingga sistem yang

dimiliki masyarakat Pulau Tunda adalah Ketahanan

pangan. Pertanian yang ada di Pulau Tunda hanyalah

petani kelapa sedangkan untuk bahan pertanian lainnya

tidak dihasilkan di Pulau.

7. Dampak Pengerukan

Pasir di Pulau Tunda

Pengerukan pasir berdampak pada ekologi dimana terjadi

kerusakan terumbu karang dan hilangnya ekosistem ikan

sekitar Pulau, namun masyarakat mengalami peningkatan

ekonomi akibat ganti rugi dari pengerukan pasir tersebut.

Page 6: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda iv

Penutup

Sesuai dengan analisis kearifan lokal dalam pembangunan berkelanjutan, dimana

pembangunan kawasan Pulau Tunda kearah perkembangan Pariwisata perlu dijaga dengan

melestarikan atau melembagakan kembali kearifan lokal masyarakat yang telah memudar.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan ditengah pengembangan pariwisata bertujuan

agar pariwisata yang dikembangkan tidak berhenti dalam 5 tahun atau 10 tahun mendatang tapi

dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif peningkatan perekonomian bagi

masyarakat setempat. Pentingnya menjalin relasi dengan berbagai stakeholder seperti

pemerintah daerah, swasta, maupun investor untuk membangun pariwisata yang ramah

lingkungan dan berwawasan ekologis.

Referensi

Capra, Fritjof. 2003. The Hidden Connection : Strategi Sistemik Untuk Melawan Kapitalisme

Baru. Yigyakarta : Jalasutra

Susiolo, Rachmad K Dwi. 2008. Sosiologi Lingkungan. Rajawali Pers

Zid, Muhammad dan Ahmad Tarmiji Alkhudri. 2016. Sosiologi Pedesaan: Teoretisasi dan

Perkembangan Kajian Pedesaan di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 7: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

PROLOG.......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ viii

DAFTAR SKEMA .........................................................................................................................ix

Sekilas Tentang Pulau Tunda .............................................................................................. 10

Gambaran Umum Pulau Tunda ....................................................................................... 11

Gambaran Masyarakat Pulau Tunda ............................................................................. 12

Gambaran Ekosistem Pulau Tunda ............................................................................... 13

CHAPTER 1 ................................................................................................................................ 14

Potensi Sumber Daya Alam, Kearifan Lokal dan Model Pengelolaan Ekosistem

di Pulau Tunda .......................................................................................................................... 14

Bab 1 ......................................................................................................................................... 15

Potensi Sumber Daya Alam dan Ragam Kearifan Lokal Mata Pencaharian

Masyarakat Pulau Tunda ................................................................................................... 15

Bab 2 ......................................................................................................................................... 16

Pemanfaatan dan Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove Berbasis

Masyarakat ............................................................................................................................. 16

Bab 3 ......................................................................................................................................... 17

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Keanekaragama Hayati Ekosistem

Pesisir Pulau Tunda ............................................................................................................ 17

Bab 4 ......................................................................................................................................... 18

Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Tunda ...................................................... 18

CHAPTER 2 ................................................................................................................................ 19

Strategi Nafkah Masyarakat Pulau Tunda ...................................................................... 19

Bab 1 ......................................................................................................................................... 20

Rasionalitas Petani Kelapa di Pulau Tunda Yang Berwawasan Ekologis........ 20

Bab 2 ......................................................................................................................................... 21

Pariwisata dan Ragam Kewirausahaan di Pulau Tunda ......................................... 21

CHAPTER 3 ................................................................................................................................ 22

Pengembangan Pariwisata Pulau Tunda .......................................................................... 22

Bab 1 ......................................................................................................................................... 23

Page 8: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda vi

Daya Tarik Pariwisata Terhadap Wisatawan di Pulau Tunda ............................... 23

Bab 2 ......................................................................................................................................... 24

Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Pulau Tunda ...... 24

Bab 3 ......................................................................................................................................... 25

Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata Terhadap Masyarakat di Pulau Tunda .. 25

CHAPTER 4 ................................................................................................................................ 26

Ekowisata dan Kerusakan Ekosistem Pesisir Pulau Tunda ...................................... 26

CHAPTER 5 ................................................................................................................................ 28

Pengelolaan Sampah di Pulau Tunda ............................................................................... 28

CHAPTER 6 ................................................................................................................................ 30

Sistem Ketahanan Pangan di Pulau Tunda ................................................................... 30

CHAPTER 7 ................................................................................................................................ 32

Kerusakan Ekologi : Pengerukan Pasir di Pulau Tunda............................................. 32

EPILOG ........................................................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 35

BIODATA EDITOR .................................................................................................................... 36

Page 9: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda vii

DAFTAR GAMBAR

Page 10: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda viii

DAFTAR TABEL

Page 11: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda ix

DAFTAR SKEMA

Page 12: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 10

Sekilas Tentang Pulau Tunda

Page 13: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 11

Gambaran Umum Pulau Tunda

Sumber : Wikipedia

Pulau Tunda merupakan salah satu pulau dari ratusan pulau yang ada di Indonesia.

Pulau Tunda berada di Laut Jawa tepatnya di sebelah utara Teluk Banten. Pulau Tunda secara

administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Banten. Luas wilayah Pulau Tunda

mencapai 300 hektare dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil wawancara mencapai 1500

jiwa. Pulau Tunda memiliki satu Desa yaitu Desa Wargasara yang didalamnya terdapat dua

kampung yaitu kampung barat dan Kampung Timur. Jumlah penduduk yang tinggal di

Kampung timur sebesar 70% dari total penduduk sedangkan 30% penduduk tinggal di

Kampung Barat.

Sejarah Pulau tunda menceritakan bahwa Pulau Tunda awalnya disebut sebagai Pulau

Babi jika dilihat dari peta tahun 1950an konon bentuk ujung dari Pulau Tunda ini menyerupai

atau berbentuk seperti moncong babi. Dari situlah awal mula Pulau Tunda ini dinamakan

sebagai Pulau Babi. Namun seiring berjalannya waktu Pulau Babi ini berubah nama menjadi

Pulau Tunda sampai sekarang. Sejarah lain mengatakan bahwa sejarah dari nama Pulau Tunda

ini yaitu pada saat masa pemerintahan Hindia Belanda warga yang ingin mengirim dan

memperjualbelikan sembako berupa beras ke daerah Belitung dari Pulau Jawa, namun

dikarenakan pada saat pemerintahan Hindia Belanda tidak diperbolehkan mengirim terlalu

banyak sembako ke Belitung maka sembako itu ditunda pengirimannya dan dikumpulkan

sebanyak 2 ton di Pulau tersebut. Setelah sembakonya terkumpul maka barulah sembako

tersebut mulai dikirimkan ke Belitung, dari disitulah muncul nama untuk pulau ini yaitu Pulau

Tunda. Selain itu ada juga cerita lain mengenai penamaan pulau ini yaitu ketika Sultan

Hasanudin ditugaskan untuk menaklukan banten oleh ayahnya, singkat cerita rombongan

kerajaan Sultan Hasanudin ingin kembali ke Cirebon, diperjalanan kapal yang digunakan

mengalami guncangan akibat badai dan akhirnya memutuskan untuk menunda perjalanannya

di sebuah pulau yang kemudian diberikan nama Pulau Tunda. Di dalam Pulau ini hanya

terdapat satu desa yang diberi nama Desa Wargasara yang artinya warga yang taat pada hukum

sara.

Pulau Tunda memiiki potensi pariwisata yang sangat menarik untuk dikembangkan dan

dikelola. Salah satunya adalah keindahan pantai dan lautnya yang belum di eksplore secara

optimal. Selain itu kegiatan memancing, snorkling dan melihat sunset dan sunrise merupakan

salah satu potensi yang juga dapat dikembangkan. Pulau Tunda masih memiliki lahan yang

Page 14: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 12

snagat luas yang belum diusahakan, terlalu banyak alang alang dan kebun kososng serta jalanan

yang belum terawat dengan baik. Pulau Tunda juga belum memiliki investor yang khusus untuk

mengoptimalkan potensi wisata alamnya.

Pulau Tunda dapat ditempuh dengan perjalanan darat keluar dari pintu Tol Serang

Timur kemudian dialjutkan sampai ke Dermaga Penyebrangan Karang Antu. Penyebarangann

dari Karang Antu menuju pulau tunda kurang lebih 2 jam dengan menggunkan kapal perahu

milik nelayan setempat. Akses Pulau Tunda hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kapal.

Sumber listrik di Pulau Tunda berasal dari Diesel dan Tenaga Surya. Listrik di Pulau Tunda

hanya menyala pada pukul 18.00-21.00 menggunakan diesel dan setelah itu pukul 21.00-06.00

menggunakan Tenaga Surya dimana pasokan listriknya dibatasi maksimal satu rumah adlaah

220volt. Jika Penggunaannya berlebihan maka listrik akan mati lebih cepat. Pulau Tunda belum

memiliki pasokan listrik karena jumlah penduduk yang masih sedikit. Selain Listrik Jaringan

internet di Pulau Tunda pun cukup sulit perlu ke pinggir pantai untuk mendapatkan akses

jaringan internet.

Gambaran Masyarakat Pulau Tunda Mayoritas masyarakat Pulau Tunda merupakan masyarakat dengan suku Jawa.

Masyarakat Pulau Tunda sendiri dalam berkomunikasi mayoritas menggunakan bahasa yang

beraneka ragam, namun bahasa yang umum digunakan adalah bahasa Jawa-Serang (Jaseng).

Mata pencaharian masyarakat Pulau Tunda adalah bekerja sebagai nelayan khususnya nelayan

pancing (90%) sisanya adalah nelayan bagan apung. Mayoritas masyarakat Pulau Tunda

beragama islam. Pulau Tunda atau disebut juga Pulo Tunda oleh masyarakat memiliki sarana

pendidikan mulau dari TK sampai SMP sedangkan untuk jenjang SMA, masyarakat harus

menyebrang ke Banten untuk bersekolah. Sarana pendidikan dari TK sampai SMP terpusat

berada di Kampung Timur. Pulau Tunda memiliki sarana ibadah (mesjid) yang cukup besar

berada di tengah perkampungan warga di Kampung Timur. Sarana lain yang terdapat di Pulau

Tunda antara lain sarana kesehatan berupa tempat bersalin, Kantor Desa untuk tempat

pertemuan, dan kantor polisi.

Masyarakat Pulau Tunda memiliki beberapa lapangan terbuka yang cukup besar,

umumnya digunakan oleh masyarakat untuk bermain voli atau futsal anak pada sore hari.

Hiburan yang biasanya dilakukan oleh masyarkat adalah bermain voli atau futsal sebab

masyarakat tidak bisa menonton televisi karena tidak adanya pasokan listrik. Selain itu untuk

mencukupi kebutuhan sehari hari masyarakat di Pulau Tunda mengandalkan warung warung

kecil. Tidak ada aktivitas perdagangan besar di Pulau, hal tersebut disebabkan karena tidak

adanya pasar di Pulau Tunda. Masyarakat umumnya mendapatkan pasokan bahan makanan

Gambar sekolah/ fasilitas umum

Page 15: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 13

dari darat (Banten). Pengiriman bahan makanan, es batu, maupun keperluan lainnya dilakukan

3 kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu.

Aktivitas sebagian besar masyarakat Pulau Tunda adalah Nelayan sehingga jika dilihat

sekilas maka kawasan Pulau terlihat sepi hanya didominasi oleh perempuan (ibu maupun istri

nelayan). Kampung Timur memiliki 5-6 warung kecil yang menjual kebutuhan sehari hari,

umumnya warung dimiliki oleh mantan nelayan dan dikelola oleh istri dan keluarga nelayan

tersebut. Di Kampung Barat memiliki 1 warung besar yang memasok sumber kebutuhan sehari

hari dan terdapat 3 warung kecil yang menjual makanan ringan. Secara umum aktivitas

ekonomi pulau tunda berjalan seperti di daerah lain pada umumnya. Persoalan utama yang

terdapat di Pulauu Tunda salah satunya adalah kendala pasokan bahan makanan, karena kapal

tidak selalu datang tepat waktu Kendala kapal bisa diakibatkan oleh cuaca maupun ada acara

yang membuat nelayann tidak dapat menggunakan kapal untuk berbelanja.

Gambaran Ekosistem Pulau Tunda Kawasan Pesisir Pulau Tunda berdasarkan hasil wawancara (belum ada kajian lebih

lanjut) terbentuk akibat penurunan permukaan air laut. Awalnya Pulau Tunda hanya memiliki

jumlah daratan yang sedikit, namun dalam kurun waktu 30 tahun terakhir terjadi pembentukan

tanah dari penurunan permukaan air laut atau yang disebut masyrakat sebagai tanah timbul.

Hal observasi di lapangan juga menunjukkan masih banyak terdapat rawa rawa disekitar

pinggir pantai, namun dibatasi daratan pesisir pantai dan baru kemudian laut. Tanah Timbul di

Pulau Tunda tidak hanya terdapat di Kampung Timur namun juga terdapat di Kampung Barat.

Bibir pantai yang terdapat di pantai Kampung Barat merupakan tanah timbul yang baru muncul

10 tahun terakhir.

Pulau Tunda memiliki ekosistem antara lain ekosistem pesisir pantai, ekosistem

bakau/mangrove, ekosistem terumbu karang dan ekosistem laut. Ekosistem pesisir pantai

umumya didominasi oleh karang dan bebatuan karena sebagian pesisir ada yang menjadi

dermaga kapal, namun sebagian lain masih terdapat beberapa pohon, pasir, dan bakau yang

berada di pesisir pantai. Ekosistem bakau yang merupakan bagian dari ekosistem pesisir.

Tanaman bakau yang berada di pinggir pantai hanya terdapat di Kampung Timur. Fungsi bakau

tersebut secara umum adalah untuk mengatasi intrusi air laut. Hal tersebut juga menjadi alasan

jumlah penduduk di Kampung Timur lebih banyak daripada di Kampung Barat. Kampung

Barat sendiri memiliki bakau namun terletak setelah pesisir pantai (berada di rawa rawa) yang

mana fungsi dari Bakau itu sendiri belum teroptimalkan. Ekosistem lain adalah ekosistem laut

yang didalamnya terdapat ikan dan ekosistem terumbu karang. Terumbu karang di Lauut

sekitar Pulau Tunda masih cukup baik walaupun ada beberapa yang rusak akibat penambangan

pasir dan tumpahan minyak, namun sampai hari ini ekosistem lautnya masih dapat dikatakan

cukup baik, walaupun perlu perhatian lebih untuk dapat mengoptimalkan ekosistem yang ada.

Gambar pantai / kawasa mangrove

Page 16: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 14

CHAPTER 1

Potensi Sumber Daya Alam, Kearifan Lokal dan Model

Pengelolaan Ekosistem di Pulau Tunda

Page 17: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 15

Bab 1

Potensi Sumber Daya Alam dan Ragam Kearifan Lokal

Mata Pencaharian Masyarakat Pulau Tunda

Page 18: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 16

Bab 2

Pemanfaatan dan Pengelolaan Ekosistem Hutan

Mangrove Berbasis Masyarakat

Page 19: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 17

Bab 3

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan

Keanekaragama Hayati Ekosistem Pesisir Pulau

Tunda

Page 20: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 18

Bab 4

Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Tunda

Page 21: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 19

CHAPTER 2

Strategi Nafkah Masyarakat Pulau Tunda

Page 22: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 20

Bab 1

Rasionalitas Petani Kelapa di Pulau Tunda Yang

Berwawasan Ekologis

Page 23: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 21

Bab 2

Pariwisata dan Ragam Kewirausahaan di Pulau Tunda

Page 24: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 22

CHAPTER 3

Pengembangan Pariwisata Pulau Tunda

Page 25: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 23

Bab 1

Daya Tarik Pariwisata Terhadap Wisatawan di Pulau

Tunda

Page 26: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 24

Bab 2

Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis

Masyarakat di Pulau Tunda

Page 27: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 25

Bab 3

Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata Terhadap

Masyarakat di Pulau Tunda

Page 28: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 26

CHAPTER 4

Ekowisata dan Kerusakan Ekosistem Pesisir Pulau

Tunda

Page 29: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 27

Identifikasi Ekowisata dan Kerusakan Ekosistem

Pesisir di Pulau Tunda

Page 30: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 28

CHAPTER 5

Pengelolaan Sampah di Pulau Tunda

Page 31: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 29

Sistem Pengelolaan Sampah dan Dampaknya

Terhadap Lingkungan di Pulau Tunda

Page 32: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 30

CHAPTER 6

Sistem Ketahanan Pangan di Pulau Tunda

Page 33: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 31

Ketahanan Pangan Masyarakat Pesisir Pulau Tunda

Page 34: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 32

CHAPTER 7

Kerusakan Ekologi : Pengerukan Pasir di Pulau Tunda

Page 35: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 33

Dampak Pengerukan Pasir Terhadap Kondisi

Lingkungan dan Sosial Masyarakat Pesisir Pulau

Tunda

Page 36: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 34

EPILOG

Problem Ekologis Pulau Tunda

Page 37: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 35

DAFTAR PUSTAKA

Page 38: EKOLOGI SOSIAL PULAU TUNDAsipeg.unj.ac.id/repository/upload/laporan/Pulau_Tunda_-_Buku.pdf · yang tinggi (mega diversity) di dunia (Dewan Hankamnas dan BPPT, 1996). Besarnya potensi

Ekologi Sosial Pulau Tunda 36

BIODATA EDITOR

Prima Yustitia Nurul Islami, lahir di Malang 23 Januari 1989. Perjalanan Pendidikan S1-nya

ditempuh di Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi

Manusia, Institut Pertanian Bogor (2006-2010). Tahun 2011 melanjutkan Studi S2 di Program

Sosiologi Pedesaan, IPB dan lulus pada tahun 2014. Saat ini mengajar di Jurusan Pendidikan

Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. Konsentrasi minta kajiannya

meliputi Ekologi Sosial, Kajian Gender dan Kajian Pedesaan. Karya penelitian yang pernah di

buat antara lain Marginalisasi Perempuan Dalam Sistem Kerja Pemetik Teh di Perkebunan,

Pola Strategi Nafkah Masyarakat Pesisir Dalam Mengatasi Dampak Perubahan Iklim,

Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kawasan DAS Citarum, dan sebagainya. Ia dapat

dihubungi melalui surel berikut : [email protected]