ekg

17
EKG 1.1 Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. 1.2 Tujuan tindakan Pembacaan EKG untuk: - Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia) - Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel) - Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung - Mengetahui adanya gangguan elektrolit - Mengetahui adanya gangguan perikarditis 1.3 Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan a. Adanya kelainan-kelainan irama jantung b. Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark c. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis d. Gangguan-gangguan elektrolit e. Adanya perikarditis f. Pembesaran jantung

Upload: indach-zyadarifna

Post on 02-Aug-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekg

EKG

1.1        Pengertian

      Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot

jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang

elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk

menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate)

jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Sinyal EKG

direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

1.2        Tujuan tindakan

Pembacaan EKG untuk:

-          Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)

-          Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)

-          Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung

-          Mengetahui adanya gangguan elektrolit

-          Mengetahui adanya gangguan perikarditis

1.3        Indikasi,  kontra indikasi, dan komplikasi tindakan

Indikasi tindakan

a.       Adanya kelainan-kelainan irama jantung

b.      Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark

c.       Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis

d.      Gangguan-gangguan elektrolit

e.       Adanya perikarditis

f.       Pembesaran jantung

Kontraindikasi

a.       Klien dengan efusi pleura

b.      Klien dengan efusi pericardial

c.       Klien dengan emfisema paru

Komplikasi

Elektrokardiogrfi merupakan prosedur invasive tanpa komplikasi

1.4        Alat dan bahan yang digunakan

Page 2: Ekg

Alat dan bahan yang digunakan meliputi (McCann, 2004):

1.      Mesin ECG/EKG

2.      Kertas EKG (recording paper)

3.      Seperangkat elektrode (disposable pregelled electrodes)

4.      4’’ x  4’’ gauze pads

5.      Alat tambahannya: clippers dan pulpen

1.5        Anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan

      Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi darah. Yang

paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi sebagai

ruang penyimpanan selama bilik memompa. Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok

darah ke paru-paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem

sirkulasi, fasa ini disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa)

setelah ventrikel mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung inilah

yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas

elektrik dalam keadaan normal berawal dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul

SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu

menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir

pada serabut Purkinye yang mengaktifkan serabut otot ventrikel

1.6        Aspek keselamatan dan keamanan yang harus diperhatikan

      Aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan dalam melakukan

tindakan pemasangan dan memonitor elektrokardiogram yaitu bila terdapat sejumlah rambut di

dada pasien maupun ekstremitas, pastikan untuk di hilangkan (dicukur), tetapi ini tidak terlalu

dibutuhkan (McCann, 2004). Lalu, jika kulit klien tampak berminyak, bersisik, atau diaphoretic,

daerah untuk pemasangan rub electrode di bersihkan dengan 4’’ x  4’’ gauze atau alkohol pad

sebelum dilakukan pemasangan. Ini bertujuan untuk mengurangi adanya pengaruh-pengaruh lain

di perekaman (McCann, 2004). Selama prosedur dilakukan, minta pasien untuk bernapas secara

normal. Jika respirasi klien mempengaruhi hasil rekam, minta klien untuk menahan napas untuk

mengurangi baseline ketika perekaman.

Page 3: Ekg

1.7        Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan

      Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan pemasangan dan

memonitor elektrokardiogram antara lain sebagai berikut (McCann, 2004).

      Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot

jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang

elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk

menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate)

jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Pemahaman

mengenai bentuk gelombang yang digambarkan oleh elektorkardiograf dan komponennya. Pola

gelombang elektrokardiogram memiliki 3 komponen dasar, yaitu gelombang P, kompleks QRS

(QRS complex), dan gelombang T. Kemudian, elemen-elemen tersebut dibagi kembali menjadi

interval PR, J point, segmen ST, gelombang U, dan interval QT. Pada EKG ini terlihat bentuk

gelombang P, QRS, T sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem

hantaran miokardium. (gambar a). Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat

elektrokardiograf. Dan hasilnya akan dicetak yang disebut dengan kertas perekam EKG (gambar

b)

Gambar a                                                                     gambar b

Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut :

1.      Gelombang P : sesuai dengan depolarisasi atrium. Gelombang P dalam keadaan normal

berbentuk melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran. Pembesaran atrium dapat

meningkatkan amplitude atau lebar gelombang P, serta mengubah bentuk gelombang P.

Page 4: Ekg

Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi gelombang P. Misalnya irama yang berasal

dari dekat perbatasan AV menimbulkan inverse gelombang P, karena arah depolarisasi atrium

terbalik.

2.      Interval PR : diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval

ini tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium dan hantaran impuls pada nodus AV.

Interval normal antara 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal

menandakan adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut blok jantung tingkat pertama.

Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama. Interval PR

yang pendek dapat menandakan sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan yang

menimbulkan pengaktifan awal ventrikel, seperti yang terlihat di Sindrom Wolff-Parkinson-

White. Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung. Depresi segmen

PR dapat menandakan lesi atrium atau perikarditis. Morfologi gelombang P yang bervariasi

pada sadapan EKG tunggal dapat menandakan irama pacemaker ektopik seperti pacemaker yang

menyimpang maupun takikardi atrium multifokus.

3.      Kompleks QRS : menggambarkan depolarisasi ventrikel. Lama kompleks QRS normal adalah

0,06 sampai 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls melalui berkas cabang disebut blok

berkas cabang ( bundle branch block ) akan melebarkan kompleks ventricular. Irama jantung

yang abnormal ( takikardia ventrikel ) juga akan mengubang bentuk kompleks QRS. Hipertrofi

ventrikel juga akan meningkatkan amplitude kompleks QRS karena penambahan massa otot

jantung.

4.      Segmen ST : interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi

ventrikel. Penurunan segmen ST dikaitkan dengan ischemia miokardium sedangkan peningkatan

segmen ST dikaitkan dengan infark.

5.      Gelombang T : repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal

gelombang T agak asimetris, melengkung, dan ke atas pada kebanyakan sadahan. Inverse

gelombang T berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia akan mempertinggi dan

mempertajam puncak gelombang T.

6.      Interval QT : interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi

depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata-rata adalah 0,36 sampai 0,44 detik dan

bervariasi sesuai dengan frekuensi jantung.

Page 5: Ekg

      Arus listrik yang dihasilkan dalam jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan

dihantarkan ke seluruh permukaan tubuh. Muatan listrik ini nantinya dapat dicatat dengan

menggunakan elektroda yang ditempelkan pada kulit. Berbagai kombinasi dari elektroda-

elektroda akan menghasilkan 12 sadapan standar. Pada umumnya dirancang tiga kategori

sadapan :

1.      Sadapan standar anggota tubuh ( sadapan I, II, III ) : sadapan ini mengukur perbedaan potensial

listrik antara dua titik : sehingga bersifat bipolar, dengan satu kutub negative dan satu kutub

positif. Elektroda ditempatkan pada lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Sadapan I

melihat jantung dari sumbu yang menghubungkan lengan kanan dan lengan kiri ( lengan kiri

sebagai kutub positif ). Sadapan II, dari lengan kiri ke tungkai kiri ( tungkai kiri sebagai kutub

positif ), dan sadapan III, dari lengan kiri dan tungkai kiri ( tungkai kiri positif )

2.      Sadapan anggota badan yang diperkuat ( aVR, aVL, aVF ) : hantaran ini disesuaikan secara

elektris untuk mengukur potensial listrik absolute pada satu tempat pencatatan, yaitu dari

elektroda positif yang ditempatkan pada ekstremitas, sehingga bersifat unipolar. EKG secara

otomatis akan mengadakan penyesuaian untuk menghubungkan elektroda anggota badan lainnya

sehingga membentuk elektroda indiferen yang tidak akan mempengaruhi elektroda positif. aVR

mencatat dari lengan kanan, aVL mencatat dari lengan kiri, dan aVF mencatat dari tungkai kiri

3.      Sadapan prekordial atau dada ( sadapan V1 hingga V6 ) : merupakan sapadan unipolar  yang

mencatat potensial listrik absolute pada dinding dada anterior atau perikordium. Identifikasi

petunjuk-petunjuk berikut mempermudah meletakkan elektroda prekordial dengan tepat : 1.sudut

Louis, yaitu tonjolan tulang dada pada sambungan antara manubrium dan korpus sterni, 2. Ruang

sela iga kedua,  berdekatan dengan sudut Louis, 3. Linea midklavikularis kiri, 4. Linea aksilaris

anterior dan midaksilaris. Elektoda dapasang dienam tempat berbeda pada dinding dada, seperti

yang telah dijelaskan pada prosedur penggunaan EKG.

      Penempatan sadapan prekordial yang benar.

 

Page 6: Ekg

         Kemudian, pemahaman berikutnya adalah anatami dan fisiologi sistem konduksi jantung.

Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuan untuk membangkitkan

dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Setiap denyut jantung normal merupakan hasil

pembangkitan impuls listrik di SINO-ATRIAL NODE (SA Node), yang mengatur frekuensi dan

irama dneyutan jantung. Pola hantaran normal jantung dikenal sebagai IRAMA SINUS (sinus

rhythm) karena denyut tersebut berasal dari SA Node.

         Impuls jantung kemudian akan meninggalkan SA Node dan berpencar menuju otot atrium

melalui jalur intra atrium. Rangsangan listrik ini mengakibatkan kontraksi kedua atrium. Impuls

kemudian sampai ke atrio ventrikuler node (AV Node) dimana impuls dihamburkan untuk

memberikan waktu kontraksi kedua atrium selesai dan memastikan pengisian darah di ventrikel.

Mengikuti penghambatan di AV Node, impuls kemudian mencapai BERKAS HIS, lalu turun ke

kanan dan kiri dari cabang berkas dan naik ke serat PURKINJE. Peristiwa ini tidak lebih dari

beberapa detik dan mengakibatkan kontraksi ventrikel. Hantaran impuls sepanjang serabut

khusus, 5 kali lebih cepat dibandingkan pada serabut otot jantung tdak khusus. Transmisi impuls

yang cepat merangsang sel otot selalui kedua ventrikel berkontraksi secara terus menerus.

Frekuensi denyutan alami pada jalur hantaran pacemaker :

SA Node                     : 60-100 x/menit

AV Node                    : 40-60 x/menit

Sistem Purkinje           : 25-40 x/menit

1.8        Protokol/ prosedur dari tindakan

Elektrokardiografi 12-Lead

Page 7: Ekg

Tinjauan Pustaka:

      Jantung adalah organ tiga dimensi, sudah seharusnya aktivitas elektriknya pun harus

dimengerti dalam tiga dimensi pula. Setiap sadapan elektroda memandang jantung dengan sudut

tertentu dengan sensitivitas lebih tinggi dari sudut/bagian yang lain. Sadapan atau lebih dikenal

dengan lead, adalah cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan negatif pada tubuh

pasien guna membaca sinyal-sinyal elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak

pula informasi yang dapat diperoleh Pada rekaman EKG modern, terdapat 12 sadapan elektroda

yang terbagi menjadi enam buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya pada bidang

horizontal.

Bidang Vertikal/Frontal :

a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu Lead I, II, dan III. Sadapan ini

merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang digambarkan sebagai sebuah segitiga

sama sisi, segitiga Einthoven.

b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering disebut juga sadapan unipolar

ekstrimitas, yaitu Lead aVR, aVL, dan aVF. Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada

satu ekstrimitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur.

Bidang Horizontal :

Enam buah unipolar chest leads atau sering disebut juga sadapan unipolar prekordial, yaitu lead

V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.

Gambar 2.3 Sadapan ekstrimitas dan unipolar prekordial

Komponen dan Bentuk Sinyal EKG

Menurut Mervin J. Goldman definisi sinyal EKG adalah grafik hasil catatan potensial listrik

yang dihasilkan oleh denyut jantung. Sinyal EKG terdiri atas :

1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot

atrium yang relatif tipis.

2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS

cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas

adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.

3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat

(repolarisasi).

Page 8: Ekg

Contoh bentuk sinyal yang didapat dari 12 leads (sadapan) EKG normal adalah seperti pada

gambar di bawah.

Prosedur:

Prosedur pada tindakan pemasangan dan memonitori elektrokardiogram ini sebagai berikut

(McCann, 2004):

1.      Ketika akan menyiapkan alat atau peralatan, jelaskan kepada pasien prosedur yang akan

dilakukan. Katakan kepada klien bahwa tes dilakukan untuk merekam kegiatan elektrik jantung

dan akan berulang-ulang. Kemudian, beritahu klien bahwa tes akan dilakuakn 5 menit.

2.      Anjurkan klien untuk berbaring (supine position) dengan tangan dikedua sisi badannya.

Tinggikan kepala klien dengan bantal untuk memberikan kenyamanan. Tangan dan kaki harus

relaks untuk mengurangi otot tegang yang dapat mengganggu elektrikal.

3.      Jika kasur terlalu sempit, tangan klien dapat diletakkan dibawah bokong untuk mencegah tensi

otot.

4.      Letakkan elektrode di daerah yang rata (flat) dan juga daerah lembut (fleashy areas). Hindari

area otot dan tulang.

5.      Jika area terdapat banyak rambut, bersihkan atau ikat. Bersihkan area yang terlalu berminyak.

6.      Berikan gel elektrode atau electrode paste kepada pergelangan tangan klien ke medial

persendian. Bertujuan untuk menghindari gangguan integritas kulit dan menjaga agar koneksi

tetap baik.

7.      Jangan menggunakan alkohol atau aseton ditempat gel elektrode karena akan mengganggu

kualitas transmisi impuls elektrikal.

8.      Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut :

         Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kanan

         Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kiri

         Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kiri

         Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kanan

            Sandapan Bipolar

Sandapan yang merkam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan

angka romawi I, II, dan III.

a.       Sandapan I

Page 9: Ekg

Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan

kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+).

b.      Sandapan II

Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan

bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).

c.       Sandapan III

Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri

bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).

Sandapan Unipolar

Sandapan unipolar terbagi dua yaitu sandapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.

Sandapan unipolar ekstremitas

Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda ekplorasi diletakkan pada

ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain

membentuk elektroda indiferen (potensial 0).

a.       Sandapan aVR

Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), tangan kanan bermuatan positif (+), tangan

kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.

b.      Sandapan aVL

Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan

dan kiri membentuk elektroda indiferen.

c.       Sandapan aVF

Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan

tangan kiri membentuk elektrode indiferen.

Sandapan Unipolar Prekordial

Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan

di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga

elektroda ekstremitas.

Letak sandapan:

V1       : Ruang interkostal IV garis sternal kanan

V2       : Ruang interkostal IV garis sternal kiri

V3       : Pertengahan antara V2 dan V4

Page 10: Ekg

V4       : Sejajar V4 garis aksila depan

V5       : Sejajar V5 garis aksila tengah

   

9.      Berikan keenam elektroda prekordial (bentuk balon hisap) dengan EKG jelly secukupnya, dan

pasang elektroda tersebut ditempat yang telah dibersihkan. Hubungkan kabel penghubung klien

dengan elektroda sebagai berikut:

         C1 : ruang interkostal IV garis sternal kanan, dengan kabel merah

         C2 : ruang interkostal IV garis sternal kiri dengan kabel kuning

         C3 : pertengahan garis lurus yang menghubungkan C2 dan C4, dengan kabel hijau

         C4 : ruang interkostal V kiri digaris medioklavicula

         C5 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4

         C6 : titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4 dan C5

         Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik yang digunakan untuk mendengar bunyi jantung I dan II.

10.  Kemudian, sudah siap untuk direkam. Minta klien untuk relaks dan bernapas secara normal.

Katakan kepada klien untuk tidak berbicara ketika selama perekaman. Observasi kualitas

pergerakan.

11.  Ketika mesin sudah selesai merekam 12-lead EKG, pindahkan elektrode dan bersihkan kulit

klien.

Interpretasi EKG

Cara menginterpretasikan EKG adalah sebagai berikut:

1.   Tentukan Frekuensi (Heart Rate)

Menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakuakn dengan 3 cara yaitu:

a. 300

jumlah kotak besar antar R-R

b. 1500

jumlah kotak kecil antar R-R

c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10 atau ambil EKG 12

detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 5.

2.   Tentukan Irama Jantung (Rhythm)

a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak

b. Tentukan berapa frekuensi jantung

Page 11: Ekg

c. Tentukan gelombang P normal atau tidak

d. Tentukan interval PR normal atau tidak

e. Tentukan gel QRS normal atau tidak

f.  Interpretasi

3.   Tentukan Sumbu Jantung (Axis)

Untuk menentukan axis dapat dipakai beberapa cara, yaitu dengan menghitung axis QRS rata-

rata di bidang frontal. Axis normal terletak antara -30 s/d +110 derajat. Deviasi axis ke kiri

(LAD) antara -30 s/d -90 derajat dan deviasi axis ke kanan (RAD) antara.

4.   Tentukan Ada Tidaknya Tanda Hipertrofi

5.   Tentukan Ada Tidaknya Tanda Iskemia/Infark Miokard

Iskemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang T terbalik. Untuk

infark miokard, gambaran yang paling diagnostik adalah gelombang Q patologis.

1.9        Hal-hal penting yang harus dicatat dan dilaporkan setelah tindakan

Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan pemasangan dan memonitori elektrokardiogram

meliputi:

1.      Label rekaman ECG dengan nama pasien, nomor ruangan/kamar, dan nomor identitas.

2.      Catat tanggal dan waktu tes atau tindakan dilakukan.

3.      Catat respon yang ditunjukkan atau dikeluhkan klien.

4.      Catat tanggal, waktu, dan nama pasien dan nomor ruang yang tertera di ECG.

5.      Catat informasi klinik lainnya terkait pemasangan ECG.

Daftar Pustaka

McCann, J.A.S. (2004). Nursing Procedures 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Nuracman, Elly. (1999). Buku Saku Prosedur Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC.

Price. S. A., Wilson.L.M. ( 2005 ). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :

EGC

Rokhaeni, H. et. al. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Bidang Pendidikan &

Pelaitihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”