eka angriani universitas jenderal soedirman pkmai

17
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS (Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH DIUSULKAN OLEH: EKA ANGRIANI PUTRI HASAN G1F012043 / 2012 ADNAN AL THORIQ G1F012021 / 2012 FARAH AMIRIA G1G010049 / 2010 ICHFAZH ADISETYA G1G010017 / 2010 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2015

Upload: adnanalthoriq

Post on 22-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PKM AI

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS

(Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN

KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING

BIDANG KEGIATAN:

PKM-ARTIKEL ILMIAH

DIUSULKAN OLEH:

EKA ANGRIANI PUTRI HASAN G1F012043 / 2012

ADNAN AL THORIQ G1F012021 / 2012

FARAH AMIRIA G1G010049 / 2010

ICHFAZH ADISETYA G1G010017 / 2010

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS

(Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN

KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING

Eka Angriani Putri Hasan, Adnan Al-Thoriq, Farah Amiria, Ichfazh Adisetya

Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

ABSTRAK

Asam askorbat 10% digunakan sebagai antioksidan yang dapat

mengeliminasi residu peroksida akibat perawatan in-office bleaching. Kulit buah

manggis (Garcinia mangostana) memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi

untuk menggantikan peran asam askorbat. Penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan efek gel ekstrak kulit buah manggis dalam memperbaiki perlekatan

komposit pada gigi pasca in-office bleaching. Sebanyak 25 gigi premolar pertama

rahang atas dilakukan in-office bleaching. Dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari

kontrol negatif (tanpa agen antioksidan), kontrol positif (asam askorbat 10%), dan

kelompok perlakuan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan 40%. Hasil

yang diperoleh berturut-turut sebesar 25,82±2,88 Mpa, 37,68±1,06 Mpa,

26,54±2,68, 32,64±2,33 dan 57,34±1,51 Mpa. Nilai perlekatan komposit pada

pemberian gel ekstrak kulit manggis 20% dan 40% berbeda signifikan

dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif (p<0,05). Kenaikan

konsentrasi gel ekstrak kulit manggis memberikan peningkatan jumlah fraktur

email sehingga dapat memperbaiki perlekatan komposit sehingga berpotensi

sebagai agen antioksidan pada gigi pasca in-office bleaching.

Kata Kunci : in-office bleaching, kulit buah manggis (Garcinia mangostana),

perlekatan komposit.

ABSTRACT

Ascorbic acid (10%) can be used to anti-oxidant agent and to remove the

residual peroxide after the email post in-office bleaching. Mangosteen extract has

an anti-oxidant potential, can be used to remove the residual peroxide. The aim of

the study was to establish the effect of mangosteen extract gel to improve of shear

bond strength composite post in-office bleaching. The study carried out on 25

maxillary first premolar has been applied in-office bleaching. The teeth were

divided into five groups as follows: negative-control group (without anti-oxidant

agent), positive-control group (ascorbic acid 10%), and group that applied with

10%, 20%, and 40% mangosteen extract gel. The results showed that scores are

25,82±2,88 Mpa, 37,68±1,06 Mpa, 26,54±2,68, 32,64±2,33, dan 57,34±1,51 Mpa.

That result had significantly higher shear bond strength values were observed in

group with mangosteen extract gel 20% and 40% than negative-control and

positive-control group (p<0,05). The increase concentration of mangosteen

extract gel provides increased number of fractures email and the extract can

improve the shear bond strength of composite so that potential as an antioxidant

agent in the tooth post in-office bleaching.

Key Words : in-office bleaching, mangosteen gel, shear bond strength composite.

PENDAHULUAN

Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah

warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi

(Tarigan, 2006). Proses bleaching menggunakan hidrogen peroksida (H2O2).

Bahan ini bersifat oksidator kuat, dapat melepaskan oksigen yang merusak ikatan

dalam rantai protein yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal

(Boksman, 2006). Sebelum penumpatan dengan resin komposit, residual hidrogen

peroksida pada gigi pasca bleaching perlu dieliminasi dengan penundaan prosedur

penumpatan selama satu minggu pasca bleaching, menggunakan alkohol, atau

aplikasi asam askorbat 10%. Penggunaan asam askorbat 10% sebagai agen

antioksidan telah terbukti tidak toksik dan aman digunakan untuk mengeliminasi

residu hidrogen peroksida pada gigi pasca bleaching (Danesh-sani, 2011).

Saat ini banyak tanaman yang terbukti sebagai antioksidan alami, salah

satunya buah manggis (Garcinia mangostana L.) (Jung, 2006). Golongan xanton

merupakan senyawa utama dalam kulit buah manggis terbukti memiliki banyak

aktivitas farmakologi. Senyawa golongan xanton yang berpotensi sebagai

antioksidan adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-mangostin, gamma-

mangostin, dan smeathxanton A (Jung, 2006). Ekstrak air, ekstrak etanol dan

ekstrak etil asetat dari kulit buah manggis telah dilaporkan memliki aktivitas

antioksidan (Weecharangsan, 2006).

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gel ekstrak

kulit buah manggis terhadap perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan

in-office bleaching.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan

rancangan acak lengkap. Bahan yang digunakan adalah buah manggis yang

dikoleksi dari Wates Jogja dan telah dideterminasi di Laboratorium Taksonomi

Tumbuhan Fakultas Biologi UNSOED. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam

formulasi gel adalah Na-CMC, gliserin, propilen glikol, propil paraben, metil

paraben, dan aquadest. Bahan untuk preparasi bleaching adalah gigi premolar

pertama rahang atas, resin komposit, asam askorbat 10%, bonding generasi V, etsa

37%, H2O2 40%, dan fluor.

Pembuatan ekstrak etanol kulit buah manggis dilakukan dengan metode

maserasi (perendaman) menggunakan etanol 96% (1:3) selama 5 x 24 jam.Setiap

24 jam dilakukan filtrasi dan semua filtrat digabung untuk diuapkandengan rotary

evaporator dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan penangas air (water

bath) sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan

Petroleum Eter (PE) dengan ektraksi cair-cair (partisi) menggunakan corong pisah

untuk menghilangkan senyawa pengotor seperti lemak, tanin, dan resin.

Ekstrak kental kulit buah manggis merupakan bahan aktif yang akan

diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40%.

Serbuk asam askorbat juga diformulasikan menjadi gel asam askorbat 10%.

Formula pembuatan gel ekstrak kulit manggis dan asam askorbat dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1.Formula gel ekstrak kulit buah manggis dan gel asam askorbat

Komposisi Ekstrak

10%

Ekstrak

20%

Ekstrak

40%

Asam

Askorbat

10%

Bahan Aktif (g) 10 20 40 10

Na-CMC (g) 1 1 1 1

Gliserin (g) 2 2 2 2

Propilenglikol (g) 1 1 1 1

Propil paraben (g) 0,18 0,18 0,18 0,18

Metil paraben (g) 0,02 0,02 0,02 0,02

Aquadest (mL) 100 100 100 100

Evaluasi sediaan gel menggunakan uji homogenitas, uji visikositas, uji daya

sebar, dan uji daya lekat. Uji homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel

dioleskan pada keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Sediaan gel

harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran

kasar. Uji viskositas dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer

Brookfield DV-E hingga spindel terendam. Diatur jenis spindel dan kecepatan

yang akan digunakan. Viskometer Brookfield DV-E dijalankan, kemudian

viskositas dari gel akan terbaca (Kumesan, 2013). Uji daya sebar dengan cara

menimbang 1 g gel, selanjutnya diletakan di atas plat kaca, biarkan 1 menit, ukur

diamter sebar gel kemudian ditambah dengan beban 125 g, beban didiamkan

selama 1 menit, selanjtnya diukur diameter sebarnya. Daya sebar 5 – 7 cm

menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan

(Septiani, 2011). Uji daya lekat dengan cara 0,25 g gel, selanjtnya dioleskan pada

plat kaca dengan luas 2,5 cm2, selanjtnya kedua plat ditempelkan sampai plat

menyatu, diletakan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu

dilepaskan, selanjtnya diberi beban pelepasan 80 g untuk pengujian. Waktu dicatat

sampai kedua plat saling lepas (Garg, 2012).

Penentuan dan perlakuan sampel sebagai berikut; Sebanyak 25 sampel gigi

dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kontrol negative yaitu gigi pasca bleaching

yang ditumpat resin komposit tanpa aplikasi sediaan uji, kontrol positif yang

diaplikasikan asam askorbat 10%, dan 3 kelompok perlakuan gel ekstrak kulit

buah manggis 10%, 20%, dan 40%.

Semua sampel gigi pada permukaan labial diaplikasikan hidrogen peroksida

40% sebagai bahan bleaching sesuai dengan cara pemakaian pada kemasan.

Setelah prosedur bleaching selesai, semua sampel diberikan topikal fluor

kemudian dibilas dengan air. Sampel gigi selanjutnya dilakukan preparasi 0,5–1

mm pada permukaan labial yang telah dilakukan bleaching, dipastikan permukaan

tersebut rata. Kelompok kontrol positif diaplikasikan asam askorbat 10% selama

10 menit selanjutnya dibilas dengan air mengalir kemudian dikeringkan. Pada

kelompok perlakuan diaplikasikan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan

40% kemudian dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.

Selanjutnya dilakukan pemulasan etsa pada permukaan email, kemudian

dibilas dan dikeringkan dengan semprotan udara. Gigi diberi bonding dan disinari

dengan light cure selama 10 detik sebelum diaplikasikan resin komposit. Gigi

yang telah diberi perlakuan kemudian direndam pada larutan saliva buatan selama

24 jam, kemudian dilakukan pengujian sampel.

Sebanyak 25 sampel gigi dilakukan pengujian sampel dengan menggunakan

uji geser Universal Testing Machine untuk mengetahui nilai perlekatan resin

komposit, kemudian masing-masing kelompok diuji mikrostruktur.

Analisis Data. Data perlekatan resin komposit dianalisis secara statistik

denganone-way ANOVA dan dilanjutkan uji LSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi uji homogenitas pada gel esktrak kulit buah manggis 10%, 20%,

40%, dan gel asam askorbat 10% menunjukkan hasil yang sama yaitu gel tidak

terdapat butiran kasar (homogen). Sediaan menunjukkan hasil yang baik

ditunjukkan dengan sediaan uji terlihat homogen pada semua bagian permukaan,

hal ini terlihat dari tersebarnya kesamaan warna, bentuk, dan ukuran partikel

sediaan glass plate.

Hasil uji viskositas pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel

asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 19.000

cp, 23.250 cp, 26.333 cp, dan 18.383 cp. Hasil uji viskositas menunjukkan

semakin besar konsentrasi ekstrak kulit buah manggis maka semakin besar pula

nilai viskositas sediaan gel tersebut. Hal ini disebabkan ekstrak mempunyai

tekstur yang lebih kental dibandingkan basis gel yang digunakan untuk sediaan

(Hasyim, 2012). Rentang nilai viskositas sedian gel yang baik adalah 15.000 –

25.000 cp (Septiani, 2011). Viskositas suatu bahan tergantung pada suhu, pH, dan

lama waktu penyimpanan. Hasil uji viskositas suatu sediaan berpengaruh pada

hasil uji daya sebar dan daya lekat suatu bahan (Panjaitan, 2012).

Hasil uji daya lekat pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel

asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,03

detik, 1,26 detik, 2,5 detik, dan 0,98 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar konsentrasi gel ekstrak kulit buah manggis, maka semakin besar

pula daya lekat yang dihasilkan, hal ini berbanding lurus dengan hasil uji

viskositas gel. Syarat waktu daya lekat yang baik adalah 1 - 4 detik. Berdasarkan

hasil uji yang dilakukan sediaan ini sudah memenuhi syarat daya lekat. Gel

dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati, karena obat

tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang dinginkan (Panjaitan,

2012).

Uji daya sebar pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel

asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 5,06 cm,

4,43 cm, 4,03 cm, dan 4,76 cm. Nilai tersebut menunjukkan hasil yang berbeda

setiap konsentrasi gel. Semakin besar konsentrasi gel ekstrak kulit buah manggis,

maka semakin rendah daya sebar yang dihasilkan, hal ini berbanding terbalik

dengan hasil uji viskositas. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu

sekitar 5-7 cm, maka berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat

dikatakan bahwa hanya sediaan gel ekstrak kulit buah manggis 10% sudah

memenuhi syarat daya sebar yang baik. Semakin rendah viskositas suatu sediaan

maka penyebaranya akan semakin besar sehingga kontak semakin luas dan

absorbsi obat akan semakin cepat (Ulaen, 2014).

Nilai perlekatan resin komposit diperoleh dari uji geser menggunakan

Universal Testing Machine. Hasil analisis data perlekatan resin komposit pada

semua sampel gigi menggunakan One Way Anova selanjutnya dilanjutkan analisis

Post Hoc dengan LSD, telah disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Nilai Perlekatan Resin Komposit

Keterangan: (a)

Berbeda signifikan dibandingkan dengan kontol Negatif

(p<0,05)

(b)

Berbeda signifikan dibandingkan dengan kontol Positif

(p<0,05)

Berdasarkan Gambar 1 diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol negatif,

kontrol positif, gel ekstrak kulit buah manggis 10%, gel ekstrak kulit buah

manggis 20%, dan gel ekstrak kulit buah manggis 40% secara berturut-turut

sebesar 25,82±2,88 Mpa, 37,68±1,06 Mpa, 26,54±2,68 Mpa, 32,64±2,33 Mpa,

dan 57,34±1,51 Mpa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asam askorbat 10% sebagai

kelompok kontrol positif, gel kulit buah manggis 20%, dan 40% mampu menjadi

agen antioksidan yang dapat mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada gigi

pasca perawatan in-office bleaching. Agen antioksidan dapat menghasilkan reaksi

redoks yang mengubah suatu ikatan substrat teroksidasi, sehingga agen

antioksidan dapat menghilangkan radikal bebas yang terdapat pada gigi pasca

perawatan in-office bleaching dan secara tidak langsung dapat memperbaiki

polimerisasi resin bonding pada gigi pasca in-office bleaching (Borges et al,

2006).

Secara statistik, gel ekstrak kulit buah manggis 10% tidak berbeda

signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Sifat antioksidan pada ekstrak

kulit buah manggis memiliki nilai EC50 8,5539 μg/ml, sedangkan vitamin C

memiliki nilai EC50 3,3676 μg/ml, hal itu menunjukkan bahwa vitamin C dengan

perlakuan dan konsentrasi yang sama dengan ekstrak kulit buah manggis,

memiliki potensi antioksidan lebih baik dibandingkan dengan ekstrak kulit buah

manggis (Maulidaniar et al, 2011). Hasil perbedaan signifikan tidak hanya pada

kelompok kontrol negatif saja, perbandingan terhadap kontrol positif juga

ditemukan perbedaan yang siginifikan.

Perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok kontrol positif

dengan kelompok perlakuan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan 40%.

Hasil yang paling baik dalam mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada

0

10

20

30

40

50

60

70

KontrolNegatif

KontrolPositif

Gel Ekstrak10%

Gel Ekstrak20%

Gel Ekstrak40%

Per

lek

ata

n R

esin

Ko

mp

osi

t (M

pa

)

Kelompok Uji

a,b

a,b b

a

b

gigi pasca perawatan in-office bleaching adalah gel esktrak kulit buah manggis

40%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin meningkat aktivitas

antioksidannya (Sihombing, 2010). Hal tersebut menjelaskan bahwa gel ekstrak

kulit buah manggis 40% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi

dibandingkan asam askorbat 10% dan gel ekstrak kulit buah manggis 20%.

Eliminasi residual hidrogen peroksida pada gigi pasca perawatan in-office

bleaching akan berpengaruh terhadap proses polimerisasi bahan adesif dan resin

komposit. Bahan adesif dapat terpolimerisasi dengan baik dan resin komposit

mampu berpenetrasi masuk ke dalam tubuli dentin dan celah pada email lebih

dalam, sehingga dapat meningkatkan ikatan antara gigi dan bahan adesif yang

mengakibatkan perlekatannya semakin kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang melaporkan bahwa agen antioksidan yang digunakan pada gigi

pasca perawatan in-office bleaching dapat meminimalkan terjadinya bubble-like

structure dalam lapisan bahan adesif yang terpolimerisasi yang mengakibatkan

penurunan kekuatan perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan in-office

bleaching (Borges et al, 2006).

Uji Scanning Electron Microscope (SEM) dilihat untuk membandingkan

struktur permukaan email gigi pasca perawatan in-office bleaching antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang telah dilakukan uji geser. Hasil

yang diperoleh pada Gambar 2.

Gambar 2. A) Permukaan gigi kelompok kontrol negatif terlihat pada

gambar permukaan email yang kasar namun tidak terdapat fraktur email;

B) Permukaan gigi kelompok control positif terlihat terdapat gambaran

fraktur pada permukaan email

Uji SEM dilakukan untuk melihat perbedaan mikro struktur permukaan

email gigi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada gambar 2

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mikro struktur email pada kelompok

kontrol negatif dan kelompok kontrol positif menggunakan asam askorbat 10%,

yaitu pada kelompok kontrol negatif tampak permukaan email mengalami fraktur

akibat lepasnya perlekatan antara resin bonding dengan email gigi. Fraktur yang

dimaksud adalah patahan yang terjadi antara email dengan resin bonding ataupun

antar resin bonding dengan komposit itu sendiri akibat dari uji geser. Kelompok

kontrol positif tampak permukaan email yang kasar akibat dari bahan bleaching

dan dapat dilihat pula adanya gambaran resin bonding pada permukaan email

tersebut. Perlekatan antara resin bonding dengan email gigi yang semakin kuat

menyebabkan perlekatan adesif yang semakin kuat pula (Borges, et al, 2006).

Resin bonding yang tertinggal pada permukaan email itu mengalami fraktur akibat

uji geser.

A B

Permukaan dentin

Permukaan

email kasar

Fraktur Email

Hasil gambaran mikro struktur pada kelompok perlakuan lainnya dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. C) Permukaan gigi kelompok perlakuan gel ekstrak kulit manggis

10% terdapat fraktur email yang tidak begitu banyak dan tidak begitu jelas; D)

kelompok perlakuan gel ekstrak kulit manggis 20% terlihat cukup banyak

email yang mengalami fraktur; E) kelompok perlakuan gel ekstrak kulit

manggis 40% terlihat fraktur email lebih banyak dan besar dibandingkan

kelompok perlakuan lainnya

Resin bonding yang mengalami fraktur ditemukan juga pada permukaan

email gigi pada kelompok perlakuan menggunakan gel ekstrak kulit buah manggis

10%, 20%, dan 40% (Gambar 3). Permukaan resin bonding yang mengalami

fraktur pada permukaan email gigi kelompok perlakuan menggunakan gel ekstrak

kulit buah manggis terlihat lebih banyak pada kelompok perlakuan menggunakan

gel ekstrak kulit buah manggis 20% dan 40%, dibandingkan dengan kelompok

perlakuan menggunakan gel ekstrak kulit buah manggis 10%.

KESIMPULAN

Agen antioksidan dapat mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada

gigi pasca perawatan in-office bleaching sehingga secara tidak langsung dapat

meningkatkan perlekatan restorasi resin komposit pada gigi pasca pearawatn in-

office bleaching. Agen antioksidan yang memiliki perbedaan signifikan

dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif adalah asam askorbat 10%, gel

esktrak kulit buah manggis 20%, dan 40%. Penelitian ini dapat diulang dengan

penambahan variabel bebas seperti variasi bahan etsa dan bonding.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Harwoko dan A. Haris Budi

Widodo yang telah membimbing selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Boksman L. 2006. Current Status of Tooth Whitening: Literature

Review. Dentistry Today. 25(9) : 76-79.

Borges AB, Koga AF, Torres CRG. 2006. The Effect of Anti-oxidant Agents as

Neutralizers of Bleaching Agents on Enamel Bond Strengt. Braz J Oral

Sci. 5(16) : 971-976.

Danesh-Sani SA, Esmaili M. 2011. Effect of 10% Sodium Ascorbat Hydrogel

and Delayed Bonding on Shear Bond Strength of Composite Resin and

Resin-Modified Glass Ionomer to Bleached Enamel. J Conserv Dent.

14(3) : 241-246.

Fraktur Email

Permukaan

email kasar

C E D

Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK. 2002. Spending of Semisolid

Formulation; An Update. J.Pharmaceutical Tecnology. 9(2):84-102.

Hasyim N. Pare LK, Junaid I, Kurniati A. 2012. Formulasi dan Uji Efekvitas Gel

Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Pada

Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi.

16(2):89-94.

Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD. 2006. Antioxidant

Xanthones From the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J

Agric Food Chem. 54 (6) : 2077-2082.

Maulidaniar R, Rahima SR, Rita M, Hamidah N, Yuda AW. 2011. Gel Asam

Salisilat. Skripsi. Univesitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Banjarmasin.

Panjaitan EN, Saragih A, Purba D. 2012. Formulasi Gel dari Ekstrak Rimpang

Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe). J. of Pharmaceutics and

Pharmacology. 1(1):9-20.

Septiani SN, Wathoni SR, Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel

Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon L). J

Unpad. 1(1):4-24.

Sihombing CN, Wathoni N, Rusdiana T. 2010. Formulasi Gel Antioksidan

Ekstrak Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan

Basis Aqupec 505 HV. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas

Padjadjaran. Sumedang.

Tarigan R. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Ed. 2. Jakarta: EGC p. 208-

217

Ulaen SPJ, Banne Y, Suatan RA. 2014. Pembuatan Salep Anti Jerawat dari

Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Skripsi.

Jurusan Politeknik Kesehatan Kemenkes. Manado.

Weecharangsan W, Opanasopit P, Sukma M, Ngauhirunpat T, Sotanaphun U,

Siripong P. 2006. Antioxidative and Neuroprotective Activities of

Extracts From the Fruit Hull of Mangosteen (Garcinia mangostana

Linn). Med Princ Pract. 15(4) : 281-287.