egapolitan - ftp.unpad.ac.id file(mc) organ tunggal baru pu-lang mengisi acara pernikahan di...

1
ANINDITYO WICAKSONO S ELURUH kepolisian daerah diminta aktif menelusuri dan menye- lidiki pergerakan Nega- ra Islam Indonesia (NII). Polisi harus dapat menjawab dugaan sekte tersebut berada di balik penculikan Laela Febriani alias Lian, 26. “Dulu di Jawa Barat sudah dibongkar, sudah diungkap. Mudah-mudahan di tempat lain juga demikian,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam di Mabes Polri, kemarin. Mantan Kapolda Jawa Timur itu menegaskan penyelidikan sa- ngat perlu untuk membuktikan orang hilang dengan cara-cara hipnosis. Selain peran aktif pol- da, Mabes Polri juga mengimbau orang tua yang merasa putra- putrinya memiliki keterlibatan dengan aktivitas NII untuk melapor ke polisi. “Kami akan menerima la- poran. Kalau ada laporan baru ditindaklanjuti,” ujarnya. Orang terakhir yang melaporkan ke- hilangan ialah Andhika Teguh, suami Lian. Sehari setelah me- lapor ke Polda Metro Jaya, Lian ditemukan di Masjid Atta’awun, Puncak, Kabupaten Bogor, Jumat (8/4). Polda Diminta Aktif Lacak Pergerakan NII Sudah tiga tahun Syaefudin Ujang belum mendapat kabar keberadaan empat anaknya yang direkrut orang beratribut keagamaan. SEBUAH ledakan terjadi di sebuah rumah yang terletak di Jalan Tugu Karya 2 RT 002/01, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Penyebabnya diduga ber- asal dari septic tank yang tidak memiliki saluran udara sehing- ga gas terakumulasi dan akhir- nya menimbulkan ledakan. Ridwan, 35, penghuni rumah, dalam kondisi kritis karena me- ngalami luka bakar serius. Peristiwa yang terjadi kema- rin dini hari itu berawal ketika korban yang bekerja samping- an sebagai master of ceremonies (MC) organ tunggal baru pu- lang mengisi acara pernikahan di Cikokol, Kota Tangerang. Saat itu Indah, 30, istri kor- Septic Tank Meledak, 1 Korban Kritis Anton menyatakan polisi tidak akan berspekulasi soal siapa pelaku pencucian otak Lian, calon PNS Kementerian Perhubungan. Pihaknya akan memberikan keterangan setelah mendapatkan informasi dari in- telijen dan reserse kriminal. Empat anak Salah satu orang tua paling menderita adalah Syaefudin. Hingga kini sudah empat anak- nya hilang karena terpengaruh ajaran kelompok NII. Mere- ka ialah Sri Nuryanti, maha- siswi Universitas Pamulang Tangerang. Seperti multilevel marketing, setelah Sri berturut- turut mengikuti ketiga adiknya, yakni Lisa Sobnuryanti, Melati Sobputri, dan Rohani Nurtri. “Pertama yang hilang kakaknya pada 30 September 2008. Lalu diikuti adik-adiknya pada keesokan harinya (1 Ok- tober 2008),” tutur Syaefudin, kemarin. Syaefudin mengatakan Di Jaksel, mereka merekrut artis, mahasiswa, dan eksekutif muda.” Ken Setiawan Pendiri NII Crisis Center ban, meminta supaya Ridwan memeriksa septic tank yang ada di ruang dapur, meng- ingat beberapa hari terakhir ini mengeluarkan bau yang tidak sedap. Begitu pintu dapur yang menghubungkan ruang tamu dibuka, langsung terjadi ledak- an. Korban jatuh terkapar dan tidak sadarkan diri dengan luka bakar di sekujur tubuh. Mendengar suara ledakan yang cukup dahsyat dan meru- sak bangunan rumah, seperti tembok pembatas dapur dan kamar serta eternit jebol, In- dah langsung keluar kamar untuk mengecek keberadaan suaminya. Ia sangat kaget melihat sang suami sudah tidak sadarkan diri dengan luka bakar di seku- jur tubuh. “Saya berteriak minta tolong, dan ternyata warga sudah ada di depan rumah. Mereka menolong suami saya untuk dibawa ke Rumah Sakit Arrahmah,” kata Indah. Saat dimintai konrmasi ma- salah tersebut, Kapolres Metro- politan Tangerang Komisaris Besar Tavip Yulianto mengata- kan ledakan itu diduga karena adanya septic tank yang tidak dilengkapi saluran udara. Se- hingga ketika gas terkumpul dan tidak tersalurkan dengan baik, timbul ledakan. “Berdasarkan hasil oleh TKP, ledakan itu berasal dari septic tank. Sebab tabung gas ber- ukuran 3 kg yang ada di dalam dapur korban tidak bermasalah dan berfungsi dengan baik,” kata Kapolres. Mengenai pemicu ledakan, Kapolres mengatakan masih dalam penyelidikan. Berdasar- kan informasi yang berkem- bang, begitu korban membuka pintu dapur langsung terjadi ledakan. Peristiwa ledakan atau keba- karan karena septic tank yang penuh bukan baru terjadi kali ini. Sebelumnya, kebakaran ge- dung Wisma Antara bulan lalu juga ditengarai karena adanya gas dari septic tank yang sudah penuh. Selain itu, kejadian septic tank yang meledak juga pernah terjadi pada sebuah rumah di kawasan Jagakarsa, Jakarta Se- latan, tahun lalu. (SM/J-2) Empat Tahun Rusak karena Longsor tidak juga Diperbaiki setiap saat. “Sekarang ruangan belajar yang ada benar-benar tidak bisa digunakan. Apakah mau menunggu jatuh korban lagi?” ungkap Sri Ratna, guru SDN Megamendung 3 dengan mata berkaca-kaca. Sri bersama Yanti Gina dan Mumun termasuk guru yang selamat dalam peristiwa tersebut. Saat ditemui di ruang kerja mereka, ketiganya mengisahkan kondisi sekolah mereka yang menyedihkan. “Perhatian malah diberikan ke sekolah-sekolah lain yang masih layak, bahkan bisa dikatakan bagus,” ujar Sri. Selain dicekam trauma atas peristiwa longsor yang merenggut nyawa rekan mereka, para guru juga prihatin melihat anak-anak didik mereka terpaksa belajar di emperan sekolah secara bergantian karena ketiadaan kelas. Saat ini SDN Megamendung hanya memiliki 2 ruang kelas dengan kondisi yang pas- pasan. Padahal, jumlah siswa sekolah ini sebanyak 305 orang yang dibagi menjadi enam rombongan belajar. “Saat kelas digunakan siswa kelas satu dan dua, siswa kelas lainnya harus belajar di emperan kelas menunggu kelas selesai digunakan,” tutur Sri. Repotnya, jika turun hujan atau gerimis, kelas yang belum kebagian ruangan terpaksa bubar. Siswa pun terpaksa tidak belajar. Kegiatan belajar mengajar bergantian seperti itu sudah berlangsung sejak peristiwa longsor empat tahun lalu. Tidak ada pilihan lain bagi mereka karena setiap permohonan perbaikan yang diajukan tidak pernah ditanggapi. Menurut pengakuan para guru, sudah banyak proposal dan surat permohonan yang mereka ajukan, mulai ke pemerintah hingga pihak swasta. Namun, tidak ada satu pun pihak yang tergerak untuk membantu memperbaiki bangunan sekolah tersebut. “Kasarnya kami sudah mengemis, tapi sampai sekarang tetap seperti ini. Bahkan, yang menyedihkan, T RAUMA masih menghinggapi guru- guru serta siswa SDN 3 Megamendung, Kabupaten Bogor. Bangunan sekolah mereka yang terletak di Kampung Sirnagalih, RT 3 RW 2, Megamendung, Kabupaten Bogor, sempat diterjang longsor pada Februari 2007 sehingga mengakibatkan Esih, guru, tewas tertimbun. Meskipun peristiwa tersebut terjadi empat tahun lalu, hingga saat ini bangunan sekolah yang hancur akibat longsor tersebut belum juga diperbaiki pemerintah. Sekolah tersebut dibiarkan terbengkalai. Atap ruang kelas yang ada sudah hampir ambruk membuat guru dan siswa dicekam rasa waswas BELAJAR DI LUAR KELAS: Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Megamendung terpaksa belajar di luar kelas karena bangunan sekolah mereka hancur akibat tanah longsor yang terjadi pada 2007 di Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (12/4). MI/ DEDE SUSIANTI 6 JUMAT, 15 APRIL 2011 M EGAPOLITAN sekolah kami yang terkena bencana, dan permintaan bantuan sudah kami buat melalui proposal. Namun, yang mendapat bantuan malah sekolah sebelah,” ungkap Sri. Kondisi itu terlihat sangat ironis. SDN Megamendung 3 yang terletak di atas tebingan tidak terlihat dari luar karena tertutup megahnya bangunan-bangunan vila mewah di sekelilingnya. Misalnya Vila Ronatama 1, Wisma Respati, dan sejumlah unit bangunan mewah berfasilitas kolam renang dan taman atas nama Wisma TNI- AL Bahtera Sirnagalih Bogor dan Wisma TNI-AL Nirwana Sirnagalih Bogor. (Dede Susianti/J-3) A ra ha se pe Li di M lai H Ba ke itu ng or hi da or pu de m po di te hi su lap di Pu (8 S m a k anaknya terpengaruh ajaran ke- lompok NII setelah mengikuti pengajian di kampus. Setelah itu, anaknya mulai jarang pulang ke rumah. Kecurigaan Syaefudin bertambah ketika anak-anak perempuannya mulai mengena- kan cadar. Sejak kehilangan empat anaknya, Syaefudin meminta bantuan polisi untuk melakukan pencarian. Namun, ia kecewa karena polisi tak pernah benar- benar membantunya. “Polisi hanya bilang iya-iya saja. Hanya omong saja, tidak pernah ada aksi,” tandasnya. Menurut pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, jumlah pengikut NII saat ini sekitar 200 ribu. Di Ibu Kota, pengikutnya beredar di semua wilayah, tetapi terbanyak di Jaksel dan Jakbar. “Di Jaksel, mereka merekrut artis, mahasiswa, dan eksekutif muda. Kalau di Jaktim, terutama daerah Kalimalang, anggota didominasi buruh, karyawan pabrik, pedagang asongan, dan pembantu,” ujar Ken. Peta pergerakan tersebut terungkap dari laporan anak buah Ken yang masuk dalam jaringan NII. Mereka menya- markan tempat penampungan anggota dalam berbagai bentuk usaha. Mulai dari warung in- ternet, kafe, dan penampungan anak yatim piatu. “Ini cara baru mereka agar tidak diketahui masyarakat. Mereka berada di balik yayasan-yayasan,” imbuh- nya. (VB/*/J-1) [email protected]

Upload: hoangnga

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANINDITYO WICAKSONO

SELURUH kepolisian daerah diminta aktif menelusuri dan menye-lidiki pergerakan Nega-

ra Islam Indonesia (NII). Polisi harus dapat menjawab dugaan sekte tersebut berada di balik penculikan Laela Febriani alias Lian, 26.

“Dulu di Jawa Barat sudah dibongkar, sudah diungkap. Mudah-mudahan di tempat lain juga demikian,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam di Mabes Polri, kemarin.

Mantan Kapolda Jawa Timur itu menegaskan penyelidikan sa-ngat perlu untuk membuktikan orang hilang dengan cara-cara hipnosis. Selain peran aktif pol-da, Mabes Polri juga mengimbau orang tua yang merasa putra-putrinya memiliki keterlibatan dengan aktivitas NII untuk melapor ke polisi.

“Kami akan menerima la-poran. Kalau ada laporan baru ditindaklanjuti,” ujarnya. Orang terakhir yang melaporkan ke-hilangan ialah Andhika Teguh, suami Lian. Sehari setelah me-lapor ke Polda Metro Jaya, Lian ditemukan di Masjid Atta’awun, Puncak, Kabupaten Bogor, Jumat (8/4).

Polda Diminta Aktif LacakPergerakan NIISudah tiga tahun Syaefudin Ujang belum mendapat kabar keberadaan empat anaknya yang direkrut orang beratribut keagamaan.

SEBUAH ledakan terjadi di se buah rumah yang terletak di Jalan Tugu Karya 2 RT 002/01, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.

Penyebabnya diduga ber-asal dari septic tank yang tidak memiliki saluran udara sehing-ga gas terakumulasi dan akhir-nya menimbulkan ledakan.

Ridwan, 35, penghuni rumah, dalam kondisi kritis karena me-ngalami luka bakar serius.

Peristiwa yang terjadi kema-rin dini hari itu berawal ketika korban yang bekerja sam ping-an sebagai master of ceremonies (MC) organ tunggal baru pu-lang mengisi acara pernikahan di Cikokol, Kota Tangerang.

Saat itu Indah, 30, istri kor-

Septic Tank Meledak, 1 Korban Kritis

Anton menyatakan polisi tidak akan berspekulasi soal siapa pelaku pencucian otak Lian, calon PNS Kementerian Perhubungan. Pihaknya akan memberikan keterangan setelah mendapatkan informasi dari in-telijen dan reserse kriminal.

Empat anak Salah satu orang tua paling

menderita adalah Syaefudin. Hingga kini sudah empat anak-nya hilang karena terpengaruh ajaran kelompok NII. Mere-ka ialah Sri Nuryanti, maha-siswi Universitas Pamulang Tangerang. Seperti multilevel marketing, setelah Sri berturut-turut mengikuti ketiga adiknya, yakni Lisa Sobnuryanti, Melati Sobputri, dan Rohani Nurfi tri.

“Per tama yang h i lang kakaknya pada 30 September 2008. Lalu diikuti adik-adiknya pada keesokan harinya (1 Ok-tober 2008),” tutur Syaefudin, ke marin.

Syaefudin mengatakan

Di Jaksel, mereka merekrut artis,

mahasiswa, dan eksekutif muda.”Ken SetiawanPendiri NII Crisis Centerban, meminta supaya Ridwan

memeriksa septic tank yang ada di ruang dapur, meng-ingat beberapa hari terakhir ini mengeluarkan bau yang ti dak sedap.

Begitu pintu dapur yang meng hubungkan ruang tamu dibuka, langsung terjadi ledak-an. Korban jatuh terkapar dan tidak sadarkan diri dengan luka bakar di sekujur tubuh.

Mendengar suara ledakan yang cukup dahsyat dan meru-sak bangunan rumah, seperti tembok pembatas dapur dan kamar serta eternit jebol, In-dah langsung keluar kamar un tuk mengecek keberadaan sua minya.

Ia sangat kaget melihat sang suami sudah tidak sadar kan

diri dengan luka bakar di seku-jur tubuh. “Saya berteriak minta tolong, dan ternyata warga su dah ada di depan rumah. Me reka menolong suami saya untuk dibawa ke Rumah Sakit Arrahmah,” kata Indah.

Saat dimintai konfi rmasi ma-salah tersebut, Kapolres Metro-politan Tangerang Komisaris Besar Tavip Yulianto mengata-kan ledakan itu diduga karena adanya septic tank yang tidak dilengkapi saluran udara. Se-hingga ketika gas terkumpul dan tidak tersalurkan dengan baik, timbul ledakan.

“Berdasarkan hasil oleh TKP, ledakan itu berasal dari septic tank. Sebab tabung gas ber-ukuran 3 kg yang ada di dalam dapur korban tidak bermasalah

dan berfungsi dengan baik,” kata Kapolres.

Mengenai pemicu ledakan, Kapolres mengatakan masih dalam penyelidikan. Berdasar-kan informasi yang berkem-bang, begitu korban membuka pintu dapur langsung terjadi ledakan.

Peristiwa ledakan atau keba-karan karena septic tank yang penuh bukan baru terjadi kali ini. Sebelumnya, kebakaran ge-dung Wisma Antara bulan lalu juga ditengarai karena adanya gas dari septic tank yang sudah penuh.

Selain itu, kejadian septic tank yang meledak juga pernah terjadi pada sebuah rumah di kawasan Jagakarsa, Jakarta Se-latan, tahun lalu. (SM/J-2)

Empat Tahun Rusak karena Longsor tidak juga Diperbaiki

setiap saat.“Sekarang ruangan belajar

yang ada benar-benar tidak bisa digunakan. Apakah mau menunggu jatuh korban lagi?” ungkap Sri Ratna, guru SDN Megamendung 3 dengan mata berkaca-kaca.

Sri bersama Yanti Gina dan Mumun termasuk guru yang selamat dalam peristiwa tersebut. Saat ditemui di ruang kerja mereka, ketiganya mengisahkan kondisi sekolah mereka yang menyedihkan. “Perhatian malah diberikan ke sekolah-sekolah lain yang masih layak, bahkan bisa dikatakan bagus,” ujar Sri.

Selain dicekam trauma atas peristiwa longsor yang merenggut nyawa rekan mereka, para guru juga

prihatin melihat anak-anak didik mereka terpaksa belajar di emperan sekolah secara bergantian karena ketiadaan kelas.

Saat ini SDN Megamendung hanya memiliki 2 ruang kelas dengan kondisi yang pas-pasan. Padahal, jumlah siswa sekolah ini sebanyak 305 orang yang dibagi menjadi enam rombongan belajar.

“Saat kelas digunakan siswa kelas satu dan dua, siswa kelas lainnya harus belajar di emperan kelas menunggu kelas selesai digunakan,” tutur Sri.

Repotnya, jika turun hujan atau gerimis, kelas yang belum kebagian ruangan terpaksa bubar. Siswa pun terpaksa tidak belajar.

Kegiatan belajar mengajar bergantian seperti itu sudah berlangsung sejak peristiwa longsor empat tahun lalu. Tidak ada pilihan lain bagi mereka karena setiap permohonan perbaikan yang diajukan tidak pernah ditanggapi.

Menurut pengakuan para guru, sudah banyak proposal dan surat permohonan yang mereka ajukan, mulai ke pemerintah hingga pihak swasta. Namun, tidak ada satu pun pihak yang tergerak untuk membantu memperbaiki bangunan sekolah tersebut.

“Kasarnya kami sudah mengemis, tapi sampai sekarang tetap seperti ini. Bahkan, yang menyedihkan,

TRAUMA masih menghinggapi guru-guru serta siswa SDN

3 Megamendung, Kabupaten Bogor. Bangunan sekolah mereka yang terletak di Kampung Sirnagalih, RT 3 RW 2, Megamendung, Kabupaten Bogor, sempat diterjang longsor pada Februari 2007 sehingga mengakibatkan Esih, guru, tewas tertimbun.

Meskipun peristiwa tersebut terjadi empat tahun lalu, hingga saat ini bangunan sekolah yang hancur akibat longsor tersebut belum juga diperbaiki pemerintah. Sekolah tersebut dibiarkan terbengkalai. Atap ruang kelas yang ada sudah hampir ambruk membuat guru dan siswa dicekam rasa waswas

BELAJAR DI LUAR KELAS: Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Megamendung terpaksa belajar di luar kelas karena bangunan sekolah mereka hancur akibat tanah longsor yang terjadi pada 2007 di Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (12/4).

MI/ DEDE SUSIANTI

6 JUMAT, 15 APRIL 2011MEGAPOLITAN

sekolah kami yang terkena bencana, dan permintaan bantuan sudah kami buat melalui proposal. Namun, yang mendapat bantuan malah sekolah sebelah,” ungkap Sri.

Kondisi itu terlihat sangat ironis. SDN Megamendung 3 yang terletak di atas tebingan tidak terlihat dari luar karena tertutup megahnya bangunan-bangunan vila mewah di sekelilingnya.

Misalnya Vila Ronatama 1, Wisma Respati, dan sejumlah unit bangunan mewah berfasilitas kolam renang dan taman atas nama Wisma TNI-AL Bahtera Sirnagalih Bogor dan Wisma TNI-AL Nirwana Sirnagalih Bogor. (Dede Susianti/J-3)

A

rahasepeLi

diMlaiHBake

itungorhidaorpudem

poditehisulapdiPu(8

Smak

anaknya terpengaruh ajaran ke-lompok NII setelah mengikuti pengajian di kampus. Setelah itu, anaknya mulai jarang pulang ke rumah. Kecurigaan Syaefudin bertambah ketika anak-anak perempuannya mulai mengena-kan cadar.

Sejak kehilangan empat anaknya, Syaefudin meminta bantuan polisi untuk melakukan pencarian. Namun, ia kecewa karena polisi tak pernah benar-benar membantunya. “Polisi hanya bilang iya-iya saja. Hanya omong saja, tidak pernah ada aksi,” tandasnya.

Menurut pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, jumlah pengikut NII saat ini sekitar 200 ribu. Di Ibu Kota, pengikutnya beredar di semua wilayah, tetapi terbanyak di Jaksel dan Jakbar.

“Di Jaksel, mereka merekrut artis, mahasiswa, dan eksekutif muda. Kalau di Jaktim, terutama daerah Kalimalang, anggota didominasi buruh, karyawan pabrik, pedagang asongan, dan pembantu,” ujar Ken.

Peta pergerakan tersebut terungkap dari laporan anak buah Ken yang masuk dalam jaringan NII. Mereka menya-markan tempat penampungan anggota dalam berbagai bentuk usaha. Mulai dari warung in-ternet, kafe, dan penampungan anak yatim piatu. “Ini cara baru mereka agar tidak diketahui masyarakat. Mereka berada di balik yayasan-yayasan,” imbuh-nya. (VB/*/J-1)

[email protected]