kepolisian negara republik indonesia - restrojaksel.info · lampiran keputusan kapolres metro...

50
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016 TANGGAL : 29 JUNI 2016 Polri ….. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO JAKARTA SELATAN RENCANA KERJA POLRES METRO JAKARTA SELATAN TAHUN ANGGARAN 2017 I. Latar Belakang 1. Kondisi Umum Tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari Tahapan Rencana Strategis Polres Metro Jakarta Selatan 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja (Renja) Polres Metro Jakarta Selatan T.A. 2016. Renja Polres Jakarta Selatan T.A. 2017 disusun dengan memperhatikan tema pembangunan bidang keamanan pada RPJMN 2015-2019, dimana tema tersebut adalah: “Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat” dengan sasaran pembangunan bidang Hankam Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Penguatan Pertahanan Nasional dan Kamdagri”, dengan sasaran bidang yang akan dicapai adalah: (1) terpenuhinya Alutsista TNI dan Almatsus Polri yang didukung industri pertahanan memasuki MEF tahap II; (2) meningkatnya kesejahteraan dalam rangka pemeliharaan profesionalisme prajurit; (3) meningkatnya profesionalisme Polri; (4) menguatnya intelijen dan kontra intelijen; (5) menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan; (6) menguatnya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba; (7) terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi. Capaian atas pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai semakin kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat diwilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan serta meningkatnya pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Berbagai keberhasilan yang dicapai Polres Metro Jakarta Selatan dalam penanggulangan gangguan Kamtibmas dan kejahatan khususnya tindak pidana Narkoba dinilai cukup berhasil dan mendapat apresiasi yang positif ditengan masyarakat. Keberhasilan yang dicapai Polres Metro Jakarta Selatan tersebut merupakan kerja keras yang dilaksanakan oleh seluruh

Upload: phamcong

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016 TANGGAL : 29 JUNI 2016

Polri …..

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA

RESORT METRO JAKARTA SELATAN

RENCANA KERJA POLRES METRO JAKARTA SELATAN

TAHUN ANGGARAN 2017

I. Latar Belakang

1. Kondisi Umum

Tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari Tahapan Rencana Strategis Polres Metro

Jakarta Selatan 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja (Renja) Polres Metro

Jakarta Selatan T.A. 2016. Renja Polres Jakarta Selatan T.A. 2017 disusun dengan

memperhatikan tema pembangunan bidang keamanan pada RPJMN 2015-2019, dimana

tema tersebut adalah: “Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan

keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu

dan teknologi yang terus meningkat” dengan sasaran pembangunan bidang Hankam Tahun

2015-2019 adalah “Terwujudnya Penguatan Pertahanan Nasional dan Kamdagri”, dengan

sasaran bidang yang akan dicapai adalah: (1) terpenuhinya Alutsista TNI dan Almatsus Polri

yang didukung industri pertahanan memasuki MEF tahap II; (2) meningkatnya kesejahteraan

dalam rangka pemeliharaan profesionalisme prajurit; (3) meningkatnya profesionalisme

Polri; (4) menguatnya intelijen dan kontra intelijen; (5) menguatnya keamanan laut dan

daerah perbatasan; (6) menguatnya pencegahan dan penanggulangan

penyalahgunaan Narkoba; (7) terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi.

Capaian atas pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini

menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai semakin

kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat diwilayah hukum Polres Metro

Jakarta Selatan serta meningkatnya pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Berbagai

keberhasilan yang dicapai Polres Metro Jakarta Selatan dalam penanggulangan gangguan

Kamtibmas dan kejahatan khususnya tindak pidana Narkoba dinilai cukup berhasil dan

mendapat apresiasi yang positif ditengan masyarakat. Keberhasilan yang dicapai Polres

Metro Jakarta Selatan tersebut merupakan kerja keras yang dilaksanakan oleh seluruh

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

2

anggaota Polri dengan didukung oleh Istansi terkait dan partisipasi masyarakat serta

berbagai stake holder yang terkait dengan tugas kepolisian.

Seiring dengan capaian keberhasilan dalam pelaksanaan tugasnya, Polres Metro

Jakarta Selatan masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan dan harapan

masyarakat maupun pemerintah terhadap Polri tersebut antara lain: (1) Polri yang memiliki

postur yang profesional, mandiri, transparan, adil, humanis namun tegas, bermoral, modern

dan bebas dari KKN dalam memberikan pelayanan kepolisian; (2) menggelar kekuatan Polri

ditengah-tengah masyarakat sehingga keberadaannya dapat memberikan rasa aman,

tentram dan nyaman; (3) menegakkan hukum secara profesional, proporsional, tegas, jujur,

adil dan tuntas terhadap setiap kejahatan serta mewujudkan transparasi dalam proses

penyidikan tindak pidana; (4) meningkatnya fungsi intelijen yang mampu mendeteksi,

mengantisipasi dan mencegah setiap potensi gangguan Kamtibmas.

Tantangan Polres Metro Jakarta Selatan dalam pelaksanaan tugas kepolisian ke

depan semakin besar, hal ini sebagai implikasi dari perkembangan lingkungan strategis baik

global, regional dan nasional. Pengaruh lingkungan strategis tersebut telah menjadi

fenomena yang harus dihadapi Polres Metro Jakarta Selatan pada era globalisasi saat ini,

dimana dunia telah berkembang seolah tanpa batas seiring dengan perkembangan teknologi

informasi, komunikasi dan transportasi. Perkembangan yang sangat pesat ini dapat

mendorong terjadinya pergeseran nilai-nilai dan budaya bangsa yang berdampak pada

berkembangnya perilaku-perilaku negatif masyarakat yang mempengaruhi situasi

Kamtibmas.

Perkembangan lingkungan strategis (Lingstra) Global seperti demokratisasi, paham

radikalisme, perlindungan hukum dan HAM, lingkungan hidup, pemanasan global, krisis

energi, krisis keuangan global serta mobilitas arus informasi, barang, jasa dan manusia dari

suatu negara ke negara lain sangat cepat. Kondisi ini berdampak pada perkembangan

kejahatan lintas negara seperti korupsi, terorisme, pencucian uang, cyber crime,

perdagangan dan penyelundupan manusia, narkotika, penyelundupan senjata api, bahan

peledak serta penyelundupan barang-barang lainnya. Dalam perkembangan Lingstra

Regional masih terdapat beberapa isu terkait dengan pemberlakuan MEA dan

berkembangnya paham radikalisme serta terorisme. Selanjutnya perkembangan Lingstra

harus dilihat dari faktor-faktor Ipoleksosbud dan keamanan yang senantiasa bergerak

dinamis dan senantiasa berubah di setiap daerah. Semua isu strategis baik global, regional

dipertimbangan.....

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

3

d) kebangkitan …..

dan nasional harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai bahan masukan dalam

penyusunan Renja Polres Metro Jakarta Selatan T.A. 2017.

Selanjutnya kondisi internal dan eksternal Polres Metro Jakarta Selatan yang

dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan lingkungan strategis tersebut akan dianalisa

dengan pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats) yang

digambarkan sebagai berikut:

a. Pekembangan Aspek Kehidupan

1) Global

Lingstra Global senantiasa berkembang yang dipengaruhi oleh isu-isu

seperti demokratisasi khususnya oleh negara-negara dalam proses transisi, hak

asasi manusia, krisis ekonomi, pemanasan global, radikalisme dan terorisme

serta kejahatan lintas negara. Perubahan Lingstra Global secara spesifik dapat

dilihat sebagai berikut:

a) derasnya arus perubahan global mendorong terjadinya perubahan nilai-

nilai dan budaya suatu bangsa yang dapat berdampak pada perilaku

negatif dari masyarakat seperti kehidupan yang bersifat individualistis,

materialistis dan konsumtif yang berlebihan serta perilaku hedonisme

yang semuanya dapat mengikis rasa kepedulian dan toleransi antar

sesama;

b) isu lingkungan hidup dan pemanasan global yang dapat menyebabkan

perubahan cuaca ekstrim di seluruh dunia sehingga memunculkan

berbagai bencana banjir, kekeringan, kebakaran hutan, angin topan, dan

berbagai penyakit. Adanya eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan

dapat menyebabkan kerugian negara, kerusakan ekosistem dan pada

akhirnya dapat berdampak pada sektor sosial, ekonomi dan politik;

c) konstelasi politik global juga dipengaruhi oleh negara adidaya Amerika

Serikat yang berkontribusi terhadap nilai-nilai ideologi, demokratisasi dan

perlindungan terhadap hak asasi manusia pada negara lainnya. Namun

dengan terjadinya perubahan konstelasi kekuatan politik dan sosial

ekonomi dunia yang ditandai dengan kemunculan negara-negara seperti

China dan India dapat memberikan ancaman tersendiri bagi situasi

keamanan global;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

4

2) Regional …..

d) kebangkitan ekonomi negara-negara timur yang sangat pesat khususnya

Cina menjadi kekuatan baru dunia di bidang ekonomi, yang ditandai

dengan ekspansi bisnis China yang dilaksanakan oleh perusahaan

swasta maupun pemerintah ke sejumlah negara. Hal ini telah mengubah

peta kekuatan perusahaan berbasis lintas negara yang selama ini

didominasi oleh perusahaan yang berasal dari Eropa dan AS. Perubahan

ini tidak lepas dari strategi negara-negara Timur menyiasati globalisasi,

yakni memanfaatkan momentum krisis yang melanda negara-negara

Barat dan memantapkan nasionalisme di dalam negerinya dengan

melakukan proteksi terhadap intervensi politik dan sosial ekonomi dari

negara-negara Barat;

e) trend perdagangan global dipengaruhi oleh pemberlakuan pasar bebas

(free market), dimana sejumlah negara menerapkan strategi hambatan

non-tarif guna melindungi harga dan pasokan sumberdaya dalam

negerinya. Pasar bebas menyebabkan mobilitas manusia,

barang, jasa, modal dan investasi mengalami peningkatan yang sangat

pesat yang seolah-olah menghilangkan batas-batas antarnegara;

f) pluralisme sebagai konsep toleransi antar umat beragama yang

dikembangkan dalam rangka menciptakan perdamaian dunia dalam

implementasinya terdapat perbedaan pemahaman sampai dengan

penolakan yang mengarah kepada terjadinya konflik rasisme. Ketakutan

terhadap Islam menyebabkan perlakuan diskriminasi bagi kelompok Islam

minoritas di beberapa negara sehingga dapat melukai perasaan umat

muslim lainnya dan memunculkan solidaritas muslim seluruh dunia yang

berpotensi menimbulkan konflik;

g) perkembangan kejahatan terorisme dan radikalisme global telah

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas

maupun kualitasnya. Keberadaan ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria)

yang semula hanya memerangi rezim pemerintahan Syiria telah berubah

dan berkembang sebagai upaya untuk membentuk kekhalifahan Islam di

wilayah Timur Tengah serta memancing kedatangan jihadis dari seluruh

dunia, termasuk Indonesia.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

5

2) Regional

Perkembangan Lingstra Regional secara langsung maupun tidak

langsung dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan berbangsa dan

bernegara, khususnya bagi Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa isu,

yaitu : konflik politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, sengketa

perbatasan negara baik perbatasan darat, laut dan udara, kerja sama antara

negara Asean dibidang ekonomi, pertahanan dan keamanan. Isu-isu strategis

tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut :

a) secara geografis posisi Indonesia berbatasan dengan beberapa negara

tetangga. Kawasan perbatasan darat dengan Malaysia, Papua New

Guinea dan Timor Leste. Sementara itu, kawasan perbatasan laut

dengan Malaysia, Singapura, Timor Leste, Papua New Guinea, Filipina

dan Australia. Banyaknya titik dan garis perbatasan tersebut

menimbulkan beberapa permasalahan sampai dengan sengketa

perbatasan yang dapat berpotensi menimbulkan konflik antar negara.

Dalam masalah Blok Ambalat, Malaysia berulangkali melakukan

pelanggaran batas wilayah RI di Kalimantan Timur dan

cenderung meningkatkan aktivitasnya dalam rangka memperluas

wilayah negaranya. Permasalahan perbatasan dengan Australia

khususnya dalam konsep keamanan laut Australia Marine Identification

Zone (AMIZ) yang menjangkau perairan utara Indonesia seperti laut

Halmahera, laut Sulawesi, dan sebagaian laut Jawa sampai dengan

perairan Selandia Baru dapat menimbulkan konflik perbatasan

antarnegara;

b) perubahan dalam pembangunan tata kelola global melahirkan kesadaran

baru mengenai pentingnya melakukan penyesuaian berbagai kebijakan

dengan tetap menjaga kepentingan nasional. Menyikapi ekonomi

kawasan yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pemberlakuan MEA menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan satu

kesatuan basis produksi dan jasa, sehingga akan terjadi aliran bebas

barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil di antara negara

ASEAN;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

6

disalahgunakan …..

3) Nasional …..

c) persamaan adat dan budaya di kawasan regional dapat mempererat dan

memperkuat hubungan antarnegara, namun potensi tersebut dapat

disalahgunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Contoh

negara Malaysia kerap memanfaatkan budaya Indonesia untuk

kepentingan promosi wisata mereka, sehingga mengundang kemarahan

masyarakat Indonesia yang dapat memunculkan konflik. Fenomena

global citizen, atau „warga dunia‟ yang tidak lagi mempersoalkan

kebangsaan, kecenderungan untuk bekerja di negara lain, bermigrasi

bahkan pindah kewarganegaraan lain semakin menguat di berbagai

bangsa, terutama di kalangan muda;

d) adanya basis kelompok radikal di beberapa negara pada kawasan

regional dapat berpengaruh pada kondisi keamanan Indonesia. Kelompok

pemberontak di Filipina Selatan yang dilakukan oleh Moro Islamic

Liberation Front (MILF), Missuari Break Awcro Group (MBG), dan

kelompok Abu Sayyaf Group (ASG) dan kelompok Al Jemaah Al

Islamiyah yang berbasis di Malaysia telah membangun jaringan terorisme

dengan kelompok garis keras/Islam radikal di Indonesia. Kelompok ini

cenderung menggunakan wilayah Indonesia sebagai daerah operasinya

karena dianggap lebih mendukung, baik sisi ideologi, sosial ekonomi,

sosial budaya dan sistem keamanannya;

e) kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap TKI cenderung masih

merugikan kepentingan Indonesia. Di satu sisi Malaysia masih sangat

membutuhkan TKI, namun di sisi lain cenderung memperlakukan TKI

kurang manusiawi. Kondisi geografis Malaysia yang berbatasan

langsung dengan Indonesia berupa perairan laut, hutan yang cukup luas,

memberi peluang timbulnya kejahatan pelanggaran keimigrasian,

perdagangan manusia (human trafficking), penyelundupan manusia

(people smuggling), penyelundupan barang (smuggling), penyelundupan

kayu ilegal (illegal logging) dan penyelundupan Narkoba (illicit drugs

trafficking) serta perdagangan dan penyelundupan senjata api dan bahan

peledak;

f) isu Melanesian Brotherhood (Persaudaraan Melanesia) masih tetap

digunakan sebagai strategi penyusunan kekuatan negara-negara

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

7

(5) pelaksanaan …..

Melanesia, yang dapat memberikan pengaruh terhadap gerakan separatis

Papua Merdeka.

3) Nasional

Lingstra Nasional tidak bisa terlepas dari situasi dan kondisi dalam negeri

dipengaruhi oleh Lingstra Global maupun Regional. Dinamika Lingstra Nasional

sangat mempengaruhi kondisi Kamtibmas. Berikut diuraikan situasi

Ipoleksosbud yang mempengaruhi Kamtibmas:

(1) kekayaan ragam budaya, etnis, agama, suku dan ras di satu sisi

merupakan aset bangsa Indonesia, namun apabila pemerintah kurang

mempertimbangkan kepentingan dari adanya perbedaan tersebut,

cenderung akan menimbulkan kerawanan berupa terjadinya konflik yang

menjurus pada permasalahan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan

(SARA);

(2) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi termasuk

kebebasan seseorang dalam menganut ideologi, berakibat kepada

berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran paham/ideologi lain selain

Pancasila (liberalisme, komunisme, radikalisme kelompok dan ideologi

lain) dalam bentuk kegiatan secara terbuka maupun melalui mass media.

Kondisi tersebut mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila

serta akan mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan

timbulnya konflik horizontal;

(3) masih potensialnya kegiatan kelompok radikal untuk melakukan

kegiatannya dalam rangka menggantikan ideologi Pancasila dengan

ideologi lain, khususnya mengembangkan kembali ajaran komunisme

dan paham keagamaan tertentu seperti yang akhir-akhir ini terus menjadi

sorotan dunia terkait dengan perkembangan paham ISIS yang ingin

mendirikan kekhalifahan Islam di seluruh dunia, termasuk di

Indonesia, walaupun dengan jalan aksi kekerasan/teror;

(4) permasalahan otonomi daerah/otonomi khusus dan pemekaran daerah

berpotensi menimbulkan konflik batas daerah, mobilisasi massa untuk

kepentingan elite, perebutan pengaruh dalam isu bagi-bagi kekuasaan,

meningkatnya anggaran pemerintah dalam mempersiapkan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

8

daerah baru, munculnya sikap egosentris daerah untuk memonopoli

sumber daya, belum tuntasnya perimbangan keuangan pusat dan

daerah;

(5) pelaksanaan Pemilukada serentak 2015 diwarnai dengan berbagai

permasalahan antara lain adanya penundaan pelaksanaan di beberapa

daerah, adanya tuntutan dan gugatan terhadap hasil Pilkada. Hal ini

memberikan pengalaman penting untuk persiapan pelaksanaan

Pemilukada serentak Tahun 2017;

(6) fluktuasi nilai rupiah dalam tekanan USD akibat ketergantungan dan

pengaruh yang tinggi terhadap dollar sehingga belum dapat secara

signifikan menguat dalam posisi yang stabil;

(7) kebijakan di bidang transportasi dengan bertambahnya jumlah kendaraan

bermotor yang tidak diimbangi dengan infrastruktur yang mendukung

sehingga berdampak terhadap timbulnya berbagai permasalahan

dibidang transportasi;

(8) implementasi MEA yang dimulai tanggal 31 Desember 2015. ASEAN

akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis produksi dan jasa,

sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan

tenaga kerja terampil di antara negara ASEAN. Hal ini tentunya

merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu disikapi oleh

Indonesia secara cermat dan terintegrasi, karena kalau tidak, Indonesia

hanya akan menjadi negara “jajahan” dari tenaga kerja dan produk-

produk negara tetangga;

(9) potensi kerawanan penyebaran paham radikalisme maupun terorisme

seperti ISIS melalui sarana media massa baik cetak maupun elektronik

dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban masyarakat;

(10) pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap hukum cenderung

akan meninggalkan norma dan kaidah hukum dalam menyelesaikan

setiap permasalahan hukum, timbulnya anarkisme dan main hakim

sendiri;

(11) adanya area abu-abu serta faktor kecemburuan sosial dari sebagian

personel TNI terhadap personel Polri, sehingga memicu adanya

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

9

menjadi …..

kesenjangan, yang makin menajam manakala muncul isu solidaritas

sempit dan arogansi satuan.

4) Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Lingstra daerah khusus Jakarta, Jakarta sebagai ibukota negara Republik

Indonesia dan sebagai pusat pemerintahan, perekonomian dan sosial budaya

menjadi tolak ukur situasi dan kondisi Kamtibmas di Indonesia yang meliputi

aspek Astagatra. Lingkup Isu keamanan Jakarta tidak terlepas dari situasi

keamanan Nasional yang dipengaruhi beberapa Aspek Astagrata yang secara

langsung mempengaruhi dinamika Kamtibmas meliputi Ideologi, Politik,

Ekonomi, Sosial dan budaya dan keamanan. Permasalahan yang terjadi di

wilayah Polres Metro Jakarta Selatan merupakan dampak dari kebijakan

pemerintah Pusat dan Daerah muncul dalam berbagai bentuk ancaman dan

gangguan di bidang Kamtibmas yang secara spesifik digambarkan sebagai

berikut :

a) Geografi.

(1) Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia dan sebagai

pusat pemerintahan, perekonomian dan sosial budaya menjadi

tolak ukur situasi dan kondisi Kamtibmas di Indonesia. Letak

geografi Jakarta yang sangat strategis sebagai pintu masuk

berbagai hal dari luar negeri sehingga sebagai etalase bagi

masyarakat internasional dalam memandang Indonesia. Berbagai

permasalahan keamanan muncul seperti keimigrasian dan

penyelundupan;

(2) Wilayah Jakarta khususnya wilayah Jakarta Selatan pada musim

penghujan terdapat beberapa kecamatan yang sering mengalami

banjir karena terdapat beberapa aliaran sungai antara lain sungai

Ciliwung, sungai Pasanggarahan dan sungai Krukut yang sering

meluap sehingga menggenangi jalan- jalan raya dan perumahan

warga;

(3) posisi Jakarta memiliki pantai menyebabkan Jakarta menjadi

daerah transit bagi barang, orang dan narkoba sehingga kejahatan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

10

sehingga …..

penyulundupan barang, orang dan narkoba menjadi bagian

ancaman/kerawanan;

b) Demografi.

(1) wilayah Jakarta Selatan menjadi sasaran dan tujuan kedatangan

masyarakat dari seluruh Indonesia dengan berbagai kepentingan

dan harapan. Penduduk Jakarta Selatan terdiri dari berbagai suku

dari seluruh Indonesia, suku Betawi dan warga negara asing,

sehingga Jakarta menjadi kota jumlah penduduknya terbesar

disamping menjadi modal dasar pembangunan juga mengandung

kerawanan yang sangat kompleks, disebabkan tingginya angka

penganggguran. Hal ini apabila tidak diimbangi dengan penyediaan

lapangan kerja, fasilitas pendidikan, kesehatan dan kebutuhan

hidup manusia lainnya yang mencukupi dan memadai akan

berpotensi terjadinya berbagai permasalahan sosial dan

keamanan;

(4) keanekaragaman budaya, etnis, agama, suku dan ras disatu sisi

merupakan aset wilayah Jakarta, namun apabila pemerintah

kurang mempertimbangkan kepentingan dari adanya perbedaan

tersebut, cenderung akan menimbulkan kerawanan berupa

terjadinya konflik yang berlatar belakang perbedaan tersebut,

antara lain terjadinya konflik horizontal atau vertikal.

c) Sumber Daya Alam.

(1) lahan diwilayah Polres Metro Jakarta Selatan banyak dipergunakan

pemukiman penduduk dan kegiatan ekonomi untuk pertanian dan

peternakan jumlahnya sedikit berada dikecamatan Pasar Minggu,

Pasanggaran, Cilandak dan Jagakarsa itupun hasilnya untuk

dikonsumsi sendiri;

(2) sumber air Jakarta dari wilayah Bogor melalui sungai Ciliwung,

sungai krkut dan sungai Pasanggrahan disamping memenuhi

kebutuhan air minum setelah di olah PDAM juga menjadi

penyumbang banjir di wilayah Jakarta Selatan karena pola hidup

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

11

radikalisme …..

warga yang membuang sampah sembarangan, sistem drainase

yang kurang dan penyempitan alur sungai serta kondisi tanah

Jakarta yang berada 40% dibawah permukaan laut.

d) Ideologi

(1) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi

termasuk kebebasan seseorang dalam menganut ideologi,

berakibat kepada berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran

paham/ideologi lain selain Pancasila (liberalisme, komunisme,

radikalisme kelompok dan ideologi lain) dalam bentuk kegiatan

secara terbuka maupun melalui mass media. Kondisi tersebut

mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila serta akan

mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan

timbulnya konflik horizontal;

(2) masih potensialnya kegiatan kelompok radikal untuk melakukan

kegiatannya dalam rangka menggantikan ideologi Pancasila

dengan ideologi lain, khususnya mengembangkan kembali ajaran

komunisme dan paham keagamaan tertentu seperti yang akhir-

akhir ini terus menjadi sorotan dunia terkait dengan perkembangan

paham ISIS yang ingin mendirikan kekhalifahan Islam walaupun

dengan jalan aksi kekerasan/teror.

(3) kalangan Islam radikal tetap eksis memperjuangkan hukum/syariat

Islam sebagai dasar negara, indikatornya kegiatan beberapa

Ormas Islam seperti jamaah Ansyorul Tauhid , IMM, dsb, menolak

kebijakan pemerintah tentang kerukunan antar umat beragama

karena tidak sesuai dengan syariat Islam.

e) Politik

(1) pelaksanaan Pilkada di beberapa wilayah Jakarta yang

dilaksanakan secara langsung disinyalir akan menaikan suhu

politik;

(2) masih potensialnya terjadi konflik sosial sebagai akibat kondisi

perpolitikan di Indonesia yang belum sepenuhnya stabil, dampak

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

12

d) Ekonomi…..

ketidaksiapan dalam implementasi otonomi daerah serta adanya

pengaruh fluktuasi situasi politik global dan regional. Konflik dapat

terjadi pada hubungan antarlembaga negara, dalam internal

lembaga negara, antar Parpol dan elit politik, serta antar massa

pendukung masing - masing. Kondisi politik di tahun 2017

diprediksi cukup memanas, karena merupakan akumulasi konflik

yang terjadi selama tahun 2015 ditambah dengan eskalasi kegiatan

politik yang terjadi pada tahun 2016 seperti pelaksanaan

Pemilukada.

d) Ekonomi

(1) belum mampunya perbankan nasional menyediakan kemudahan

permodalan, terutama bagi koperasi dan usaha kecil dan

menengah, menyebabkan terhambatnya peningkatan

pembangunan ekonomi nasional;

(2) harga minyak mentah dunia saat ini diproyeksikan akan terus

fluktuatif sehingga berdampak pada perekonomian global, dengan

kecenderungan harga minyak mentah yang fluktuatif, maka harga

BBM bersubsidi juga berpeluang terjadi perubahan harga;

(3) fluktuasi nilai rupiah dalam tekanan USD akibat ketergantungan

dan pengaruh yang tinggi terhadap dollar sehingga belum dapat

secara signifikan menguat dalam posisi yang stabil;

(4) meningkatnya kebutuhan konsumsi listrik untuk industri dan rumah

tangga, yang tidak diimbangi dengan penambahan produksi listrik

sesuai kebutuhan, mengakibatkan berkurangnya suplai listrik

kepada konsumen;

(5) kebijakan Pemerintah untuk mengimpor beras, gula, daging dan

kebutuhan pokok lainnya dalam memenuhi cadangan pangan

nasional masih dihadapkan kepada kemampuan produksi pangan

nasional;

(6) kebijakan di bidang transportasi dengan bertambahnya jumlah

kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan infrastruktur

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

13

(8) masalah …..

yang mendukung sehingga berdampak terhadap timbulnya

berbagai permasalahan dibidang transportasi;

(7) implementasi MEA yang dimulai tanggal 31 Desember 2015.

ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis

produksi dan jasa, sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa,

investasi, modal, dan tenaga kerja terampil di antara negara

ASEAN. Hal ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan

yang perlu disikapi oleh Indonesia secara cermat dan terintegrasi,

karena kalau tidak, Indonesia hanya akan menjadi negara “jajahan”

dari tenaga kerja dan produk-produk negara tetangga;

(8) masalah ketenagakerjaan masih dihadapkan pada sempitnya

lapangan pekerjaan dengan angkatan kerja yang tersedia

disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia pekerja yang

belum memenuhi standar serta beberapa permasalahan upah

buruh.

e) Sosial Budaya

(1) dibidang agama, terbitnya Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang pendirian

tempat ibadah, masih belum tersosialisasikan dengan baik dalam

upaya membangun kerukunan antarumat beragama,

sehingga pelaksanaannya menimbulkan berbagai penafsiran

yang berdampak terhadap terjadinya konflik antar umat beragama;

(2) munculnya aliran-aliran tertentu yang menjurus sesat dan

meresahkan meliputi: Al Zaitun, ajaran Islam Jamaah, aliran Ingkar

Sunnah, gerakan Darul Arqom, perguruan Mahesa Kurung,

Ahmadiyah, aliran Pemburu Isa Bugis, gerakan Lembaga

Kerasulan, Bahai, gerakan Syiah di Indonesia, Alquran Suci, Al

Qiyadah Al Islamiyah dan sekte Sion Kota berpotensi menimbulkan

berbagai bentuk gangguan Kamtibmas;

(3) berbagai kegiatan Ormas keagamaan dan budaya yang sering

melakukan aksi kekerasan mengatasnamakan agama ataupun

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

14

(6) dibidang …..

pengamanan Swakarsa, dengan sasaran tempat hiburan dan

tempat maksiat, bahkan sering berbenturan dengan Ormas lainnya;

(4) di bidang kesehatan, penanganan dan pelayanan kesehatan masih

jauh dari harapan, menyebabkan berkembangnya berbagai jenis

penyakit, seperti Demam Berdarah (DBD), HIV/AIDS, gizi buruk,

Muntaber, diare, rabies, dan chikungunya di berbagai wilayah di

Indonesia yang pada gilirannya berimplikasi terhadap stabilitas

Kamtibmas;

(5) di bidang adat dan budaya, keragaman etnis, agama, suku dan ras

selain merupakan aset bangsa, merupakan potensi bagi terjadinya

konflik yang berlatar belakang perbedaan sehingga dapat

menimbulkan perpecahan terutama konflik antara penduduk asli

dan pendatang dari daerah yang lainnya;

(6) dibidang pariwisata, kondisi alam Indonesia masih menjadi salah

satu tujuan wisata manca negara. Di sisi lain kondisi keamanan

masih dominan menjadi pertimbangan beberapa negara untuk

melarang warga negaranya untuk datang ke Indonesia dengan

mengeluarkan travel advisory/warning akibat adanya beberapa

teror bom yang terjadi di Indonesia. Keberhasilan

pengungkapan kasus terorisme memperoleh apresiasi negara-

negara di dunia semakin menimbulkan kepercayaan dunia, namun

demikian masalah terorisme tetap merupakan ancaman yang harus

diwaspadai mengingat dampak yang ditimbulkan berpengaruh

terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia;

(7) di bidang ketenagakerjaan masih diwarnai dengan tumbuh

suburnya organisasi -organisasi buruh di Indonesia;

maraknya tuntutan atas hak-hak dan kesejahteraan buruh yang

rawan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu meresahkan berbagai

perusahaan khususnya penanaman modal asing yang berniat akan

memindahkan pusat operasionalnya dari Indonesia; hubungan

bipartit dan tripartit yang tidak harmonis; persaingan memperoleh

lapangan pekerjaan; dan maraknya Pelaksana Penempatan

Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) ilegal.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

15

rendahnya …..

f) Keamanan

(1) potensi kerawanan penyebaran paham radikalisme maupun

terorisme seperti ISIS melalui sarana media massa baik cetak

maupun elektronik dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban

masyarakat;

(2) pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap hukum

cenderung akan meninggalkan norma dan kaidah hukum dalam

menyelesaikan setiap permasalahan hukum, timbulnya anarkisme

dan main hakim sendiri;

(3) penegakan hukum yang kurang optimal dapat mempengaruhi

kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dan

rendahnya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan dapat

meniadakan efek jera bagi pelaku kejahatan;

(4) permasalahan yang berlatar belakang politik, ekonomi dan sosial

budaya yang terjadi ditengah-tengah masyarakat berpotensi

terhadap terjadinya gangguan keamanan;

(5) adanya area abu-abu serta faktor kecemburuan sosial dari

sebagian personel TNI terhadap personel Polri, sehingga memicu

adanya kesenjangan, yang makin menajam manakala muncul isu

solidaritas sempit dan arogansi satuan.

b. Analisa SWOT

Pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari internal yang merupakan aspek kekuatan dan kelemahan maupun

eksternal yang merupakan aspek peluang dan tantangan. Aspek kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan perlu diidentifikasi dan selanjutnya dianalisa guna

menemukan formula dalam menyusun kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan

tugas Polri.

1) Kekuatan

a) postur kekuatan Polri saat ini diinterpretasikan dengan pendekatan

Mabes Polri sebagai penanggung jawab politik strategi keamanan, Polda

sebagai kesatuan induk penuh, Polres sebagai kesatuan operasional

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

16

(1) Anggota …..

dasar dan Polsek sebagai unsur terdepan pelayanan di bidang keamanan

dan ketertiban kepada masyarakat diharapkan mampu memberikan

pelayanan prima kepolisian kepada masyarakat melalui penggelaran

kekuatan dan lapis kemampuan Polri mulai tingkat pusat sampai tingkat

kecamatan dengan struktur 1 Polres Metro Jakarta Selatan, 2 Polsek

Metropolitan , 8 Polsek Urban dan 32 Polsubsektor;

b) berdasarkan laporan kekuatan personel Polri bulan Juni T.A. 2016,

bahwa jumlah pegawai Polres Metro Jakarta Selatan 1.774 orang yang

terdiri dari: anggota Polri 1.706 orang dan PNS Polri 68 orang dengan

perincian:

(1) Anggota Polri :

(a) Pamen = 62 orang;

(b) Pama = 214 orang;

(c) Brigadir = 1.430 orang;

(2) PNS Polri :

(a) Golongan III = 14 orang;

(b) Golongan II = 54 orang;

c) meningkatnya anggaran setiap tahunnya, termasuk anggaran operasional

Kepolisian dengan sistem desentralisasi telah terdistribusi sampai ke

tingkat Polres (Satker) dan diterima pada awal tahun anggaran berjalan,

sehingga para pimpinan satuan (Kasatker) mampu mengelola kegiatan

dan anggaran untuk program yang lebih prioritas dan berkualitas dalam

pencapaian kinerja satker;

d) optimalnya fungsi operasional yang ditandai dengan meningkatnya

capaian atas penanganan berbagai kejahatan dan semakin tingginya

apresiasi dari berbagai pihak khususnya terhadap penanganan kejahatan

transnasional (terorisme, narkoba), kejahatan terhadap kekayaan negara

(illegal logging, illegal mining) dan kejahatan berimplikasi kontinjensi.

2) Kelemahan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

17

c) kultur …..

a) terbatasnya kemampuan Polri untuk mencapai kualitas dan kuantitas bila

dihadapkan dengan permasalahan organisasi maupun pemeliharaan

Kamtibmas dan penegakan hukum yang semakin kompleks;

b) kurangnya kesempatan bagi anggota Polri baik di fungsi operasional

maupun pembinaan untuk mendapatkan pengetahuan kepolisian maupun

ketrampilan di lapangan terutama dalam segi penguasaan ketentuan

peraturan dan perundang-undangan, penguasaan teknologi komunikasi

berbasis informasi teknologi dan bio kimia di bidang kriminalitas yang

modern, dalam menghadapi kualitas dan kuantitas kejahatan yang

semakin canggih serta masih tingginya proses birokrasi dalam

penyelesaian perkara;

c) kultur budaya organisasi Polri belum menunjukan kemajuan yang

optimal yang terindikasi dari masih terdapatnya anggota Polri yang

menyalahgunakan wewenang dalam melaksanakan tugasnya;

d) kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan baik

dari kuantitas pelayanan, jenis pelayanan dan waktu pelayanan yang

memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan

dukungan teknologi informasi sehingga mampu meminimalkan potensi

KKN atau penyalahgunaan wewenang.

3) Peluang

a) hasil penilaian yang baik dari pemerintah yang diterima Polri pada tahun

2015 seperti penilaian atas laporan keuangan oleh BPK mendapat

kategori WTP, penilaian AKIP Polri oleh Kemen PAN/RB mendapat

kategori B (68,04) atau peringkat 36 dari 86 K/L serta penilaian reformasi

birokrasi mendapat kategori B (60,60) yang semuanya berdampak pada

peningkatan besaran anggaran Polri serta penyesuaian tunjangan kinerja;

b) keberlanjutan program reformasi birokrasi dalam rangka upaya

percepatan pencegahan korupsi melalui program pembangunan Zona

Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBK), memberikan peluang bagi Polri

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

18

e) meningkatkan …..

untuk melanjutkan reformasi birokrasi Polri mencakup aspek struktural,

instrumental dan khususnya aspek kultural;

c) sistem desentralisasi/otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat yang sejalan dan saling menunjang

dengan organisasi Polri yang ada pada semua tingkatan pemerintahan;

d) adanya dukungan positif dari legislatif (Komisi III DPR-RI), eksekutif

(Menkeu, Men PAN/RB dan Bappenas) dalam upaya meningkatkan

anggaran Polri dari tahun ke tahun guna meningkatkan akuntabilitas dan

kinerja Polri;

e) meningkatnya hubungan lintas sektoral dengan instansi/lembaga terkait

guna mewujudkan sinergitas antar lembaga negara dan elemen

masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan tugas Kepolisian.

4) Ancaman

a) dinamika gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjadi di

setiap tempat dan setiap waktu, baik secara konvensional maupun

berimplikasi kontinjensi yang disebabkan berbagai tuntutan yang sesuai

dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat;

b) perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi

disamping berdampak positif sebagai hasil pembangunan, namun

teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dalam

mengembangkan modus kejahatan;

c) rendahnya tingkat kepatuhan, kesadaran dan disiplin masyarakat

terhadap hukum memunculkan anggapan bahwa pelanggaran hukum

merupakan hal yang biasa dan cenderung dalam menangani masalah

keamanan bertindak dengan main hakim sendiri;

d) trend peningkatan 4 jenis kejahatan, baik secara kualitas maupun

kuantitas membawa konsekuensi bagi Polri untuk meningkatkan kinerja

dibidang pencegahan dan penegakan hukum;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

19

permasalahan …..

e) sistem hukum dan peradilan yang tumpang tindih, sebagai upaya dalam

pembaharuan hukum dan perundang-undangan mengakibatkan

kerancuan dalam penerapan penegakan hukum di lapangan,

terutama menyangkut masalah kewenangan institusi yang berkompeten

dalam menangani suatu permasalahan.

2. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan seiring dengan perkembangan

lingkungan strategi global, regional dan nasional akan semakin berat dan kompleks. Tuntutan

dan harapan masyarakat terhadap profesionalisme kinerja Polri dan pelayanan di bidang

kepolisian oleh Polri semakin tinggi mengharuskan Polri menyusun berbagai upaya dan aksi

konkrit yang efektif dalam mewujudkan keamanan di wilayah Jakarta Selatan. Secara umum

permasalahan di bidang keamanan yang akan dihadapi Polres Metro Jakarta Selatan pada

Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

a. Almatsus yang dimiliki Polres Metro Jakarta Selatan belum terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sehingga pelayanan masyarakat, pemeliharaan Kamtibmas maupun

penegakan hukum masih terbatas pada kemampuan Almatsus yang ada;

b. kapasitas dan kualitas pendidikan dan latihan yang dimiliki Polri untuk membentuk

SDM Polri yang berkualitas, profesional, memiliki integritas tinggi, etos kerja yang kuat

dan gotong royong masih sangat terbatas;

c. kemampuan Polri untuk mengelola ambang gangguan dan potensi gangguan perlu

ditingkatkan karena telah terjadi berbagai konflik sosial, timbulnya ideologi yang

berbasis agama, masih terdapat aksi terorisme sehingga dengan kecepatan dan

keakuratan deteksi aksi yang dilakukan akan mampu mengatasi atau setidaknya

meminimalkan dampak dari ancaman yang timbul;

d. pemerintah menyatakan bahwa Indonesia telah masuk dalam darurat penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkoba, sehingga Polri dalam melakukan penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana Narkoba perlu peningkatan sinergitas antaraparat penegak

hukum;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

20

h. kualitas …..

e. pertumbuhan penduduk, mobilitas dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang

tidak diimbangi dengan sistem transportasi yang berkeselamatan lalu lintas (manual,

konvensional, parsial dan temporer) yang berdampak pada timbulnya pelanggaran,

kecelakaan dan kemacetan lalu lintas sehingga memerlukan pembangunan budaya

tertib lalu lintas, pelayanan dibidang Kamseltibcar Lantas dan adanya sistem pusat

kendali, koordinasi, komunikasi dan informasi lalu lintas;

f. penguatan pengawasan internal dan kerja sama dengan pengawasan eksternal masih

perlu ditingkatkan untuk menjawab opini dan kepercayaan publik yang masih rendah;

g. keterbatasan kualitas dan kuantitas kemampuan Polri khususnya anggota

Bhabinkamtibmas dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga

memerlukan sinergi kemitraan dengan elemen masyarakat untuk mampu menjaga

Kamtibmas yang kondusif;

h. kualitas pelayanan publik masih perlu ditingkatkan melalui akselerasi pelaksanaan tata

kelola yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi Polri dengan didukung

kemampuan IT dan SDM yang bersih dari KKN;

i. dampak aksi terorisme di Indonesia menunjukan bahwa ISIS berupaya menanamkan

pengaruhnya kepada masyarakat maupun sel/jaringan terorisme yang telah ada;

j. dengan semakin modern-nya masyarakat, didukung dengan kecepatan informasi

melalui berbagai media maupun dunia maya menimbulkan kejahatan yang terinspirasi

dari kejahatan sebelumnya sehingga perkembangan kejahatan meningkat dan

meresahkan masyarakat luas. Hal ini perlu ditindaklanjuti Polres Metro Jakarta Selatan

dengan upaya meningkatkan jumlah maupun kecepatan pengungkapan kasus dengan

metodologi ilmiah terutama kasus menonjol yang menjadi perhatian masyarakat dan

kejahatan terhadap negara;

k. rasa aman masyarakat terhadap kemungkinan terkena tindak kejahatan di tempat

rawan gangguan Kamtibmas perlu ditingkatkan dengan upaya preventif yaitu Turjawali

yang didukung oleh peralatan berteknologi terkini dan ketanggapsegeraan terhadap

informasi yang didapatkan (quick response). Agenda besar yaitu Pemilukada 2017

menjadi salah satu barometer kesuksesan Polri dalam melakukan upayanya

memelihara Kamtibmas;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

21

2) Misi …..

l. Polres Metro Jakarta Selatan masih belum maksimal dalam menyajikan informasi

kriminal mengingat belum efektifnya sistem teknologi informasi di pusat dan

kewilayahan, sedangkan hal tersebut sangat penting untuk aparat penegak hukum

lainnya dan masyarakat dalam mengakses pelayanan kepolisian.

II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prioritas

1. Visi dan Misi

a. Visi dan Misi Polda

1) Visi

Terwujudnya Polda Metro Jaya yang makin profesional, unggul dan

dipercaya masyarakat guna memantapkan Kamtibmas di wilayah hukum

Polda Metro Jaya dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

2) Misi:

a) mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust

building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

sampai lini terdepan, melalui konsep “Polda Cukup-Polres Besar-

Polsek Kuat.”;

b) mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri

yang profesional dan unggul, yang menjunjung etika dan sendi-

sendi HAM;

c) meningkatkan kesejahteraan personel Polri (well motivated and

welfare);

d) mewujudkan intelijen Kepolisian yang profesional dan kompeten

untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui

kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini

secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang

tepat pada kebijakan keamanan;

e) mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat

dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

22

strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif

dengan instansi terkait;

f) mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung

tinggi HAM dan anti KKN;

g) mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran

berlalu lintas;

h) mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di wilayah

perairan laut dan danau untuk mendukung visi pembangunan

wilayah kemaritiman;

i) mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi kepolisian secara

berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri;

dan

j) mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan

dengan sertifikasi kecakapan profesi.

b. Visi dan Misi Polres Metro Jakarta Selatan

1) Visi

Terwujudnya Polres Metro Jakarta Selatan yang makin profesional, unggul

dan dipercaya masyarakat guna memantapkan Kamtibmas di wilayah

hukum Polres Metro Jakarta Selatan dalam rangka mendukung terciptanya

Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

2) Misi :

a) mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust

building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

sampai lini terdepan, melalui konsep “Polres Besar-Polsek Kuat.”;

b) mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri

yang profesional dan unggul, yang menjunjung etika dan sendi-

sendi HAM;

c) meningkatkan kesejahteraan personel Polri (well motivated and

welfare);

d) mewujudkan intelijen Kepolisian yang profesional dan kompeten

untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui

b) Visi . . . . .

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

23

kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini

secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang

tepat pada kebijakan keamanan;

e) mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat

dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui

strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif

dengan instansi terkait;

f) mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung

tinggi HAM dan anti KKN;

g) mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran

berlalu lintas;

h) mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi kepolisian secara

berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri;

dan

i) mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan

dengan sertifikasi kecakapan profesi.

2. Tujuan Jangka Menengah.

a. Polda

1) terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean

Government;

2) terwujudnya revolusi mental personel Polri berupa perubahan mind set

dan culture set sejalan reformasi birokrasi Polri;

3) terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari;

4) terwujudnya Polri yang profesional, bermoral, modern, unggul dan

dipercaya masyarakat; dan

5) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN

yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat

serta tercapainya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum bagi

masyarakat.

b. Polres Metro Jakarta Selatan

1) terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean

Government;

2. Tujuan . . . . .

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

24

2) meningkatkan …..

2) terwujudnya revolusi mental personel Polri berupa perubahan mind set

dan culture set sejalan reformasi birokrasi Polri;

3) terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari;

4) terwujudnya Polri yang profesional, bermoral, modern, unggul dan

dipercaya masyarakat; dan

5) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN

yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat

serta tercapainya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum bagi

masyarakat.

3. Sasaran Prioritas Tahun 2017

a. Polda

1) terpenuhinya sarana dan prasarana Polda Metro Jaya dan jajaran sesuai

dengan kebutuhan;

2) meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dan latihan Anggota

Polda Metro Jaya dalam rangka peningkatan profesional Anggota Polda

Metro Jaya guna terwujudnya Revolusi Mental Polri;

3) meningkatnya kemampuan deteksi aksi intelijen dengan didukung

teknologi intelijen modern guna mendeteksi dini potensi gangguan

Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya;

4) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba;

5) terwujudnya Kamseltibcarlantas melalui peningkatan budaya tertib lalu

lintas, penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas korban

kecelakaan lalu lintas meninggal dunia;

6) terwujudnya pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri

yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

7) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas di desa /

kelurahan untuk meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Kamtibmas;

8) tercapainya Quick Wins Renstra Polri di Polda Metro Jaya dan jajaran

guna tercapainya Reformasi Birokrasi Polri;

9) meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana secara profesional,

transparan, akuntabel dan prosedural dengan menjunjung tinggi HAM;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

25

4) meningkatkan …..

10) mengintensifkan sinergitas Polisional dengan instansi terkait dan aparat

penegak hukum lainnya; dan

11) tergelarnya Anggota Patroli di tempat-tempat rawan gangguan

Kamtibmas terutama dalam Pengamanan Pilkada Serentak Provinsi DKI

Jakarta tahun 2017.

b. Polres Metro Jakarta Selatan

1) terpenuhinya sarana dan prasarana Polres Metro Jakarta Selatan sesuai

dengan kebutuhan minimal Almatsus Polri;

2) meningkatnya profesionalisme personel Polri guna terwujudnya revolusi

mental pada organisasi Polri;

3) meningkatnya kemampuan deteksi aksi intelijen Polri dengan

memanfaatkan teknologi intelijen modern guna mengeliminasi setiap

potensi gangguan Kamtibmasi;

4) meningkatnya pengungkapan kasus Narkoba guna memutus rantai

jaringan peredaran gelap Narkoba, sehingga menurunkan

penyalahgunaan Narkoba oleh masyarakat;

5) terwujudnya Kamseltibcar Lantas melalui peningkatan budaya tertib lalu

lintas, penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas kecelakaan

korban meninggal dunia;

6) menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan

pelayanan Polri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

7) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas

di desa/kelurahan guna mendorong partisipasi masyarakat dalam

menjaga Kamtibmas;

8) terlaksananya Quick Wins Renstra Polri 2015-2019 pada tingkat Polres

guna tercapainya reformasi Birokrasi Polri;

9) meningkatnya pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana secara

profesional, transparan dan akuntabel dengan menjunjung tinggi HAM;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

26

III. Arah …..

10) meningkatnya pelaksanaan Turjawali dan tergelarnya Polisi tugas umum

di tempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas serta pengamanan

Pemilukada tahun 2017;

11) terselenggaranya informasi kriminal nasional melalui penyajian data

informasi kriminal secara terintegrasi antar Satker Polri dan penegak

hukum lainnya;

12) mengintensifkan kerja sama dalam rangka sinergi polisional;

13) terpenuhinya kebutuhan SDM Polri baik secara kuantitas maupun

kualitas melalui penyelenggaraan rekrutmen sesuai prinsip minimal zero

growth, seleksi pendidikan pengembangan dan pembinaan karier dengan

prinsip meritokrasi.

III. Arah Kebijakan dan Strategi

1. Arah kebijakan dan strategi Polda

a. Arah Kebijakan

1) Bidang Pembinaan

a) terpenuhi struktur organisasi Polda Metro Jaya mendekati

terlaksananya prinsip Polda Cukup, Polres Besar, Polsek Kuat;

b) meningkatnya kapasitas pendidikan dan latihan Polda Metro

Jaya dalam rangka meningkatkan profesionalisme Polri guna

mewujudkan revolusi mental pada anggota Polda Metro Jaya

dengan melakukan sertifikasi kemampuan teknis profesi

kepolisian dan menggerakan pendidikan dan latihan Polri

berorientasi kaidah Polisi Sipil yang melayani;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

27

2) Bidang …..

c) pemberdayaan Polwan guna memenuhi kebijakan 2 Polwan 1

Polsek dalam rangka penanganan kasus perempuan dan anak

secara maksimal;

d) terpenuhinya sarana dan prasarana Polda Metro Jaya dan

jajaran sesuai dengan kebutuhan Almatsus Polri yang berbasis

teknologi dan informasi dalam rangka pelayanan Kamtibmas dan

penegakan hukum berikut pemeliharaan dan perawatannya;

e) menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan

pelayanan Polri yang bebas dari KKN melalui mengefektifkan

secara optimal kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh

Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dan

menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

secara maksimal; dan

f) mencapai Quick Wins Polri di Polda Metro Jaya dan jajaran guna

tercapainya Reformasi Birokrasi Polri melalui prcepatan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri, meningkatkan pelayanan

Publik berbasis teknologi dan pemberlakuan rekrutmen dan

pembinaan karir terbuka.

2) Bidang Operasional

a) mengoptimalkan pengelolaan keamanan terhadap segenap

warga atau masyarakat baik melalui dukungan anggaran

maupun penggelaran personel dan peralatan Polri yang berbasis

teknologi;

b) mengeliminir permasalahan konflik sosial tetap menjadi aspek

yang memerlukan perhatian baik yang bersumber dari masalah

etnis, agama, sengketa tanah, sosial budaya, ekonomi maupun

politik;

c) upaya pemberantasan terorisme walaupun sudah mencapai

banyak kemajuan tetapi penanganannya tetap memerlukan

perhatian yang serius karena faham radikalisme masih dijumpai

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

d) pelayanan Kamtibmas prima yang didukung peralatan Polri

berbasis teknologi sampai pada komunitas terkecil di

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

28

menyelenggarakan …..

kewilayahan dapat maksimal tergelar dan dapat diperdayakan

secara efektif;

e) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba, memutus

rantai jaringan peredaran Narkoba, sehingga menurunkan

penyalahgunaan Narkoba oleh masyarakat dengan

melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

Narkoba;

f) mewujudkan Kamseltibcar Lantas melalui budaya tertib,

penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas korban

kecelakaan lalu lintas meninggal dunia dengan peningkatan

kualitas pelayanan keamanan, keselamatan masyarakat;

g) meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana secara

profesional, transparan, akuntabel dan prosedural dengan

menjunjung tinggi HAM yaitu pemantapan penegakan hukum

terhadap 4 jenis kejahatan, membangun kemampuan penyidikan

berstandar investigasi pidana yang ilmiah (Scientific Criminal

Investigation);

h) terselenggaranya informasi kriminal Polda Metro Jaya melalui

penyajian data informasi kriminal secara terintegrasi antar Satker

Polda Metro Jaya, jajarannya dan penegak hukum lainnya

melalui menyelenggarakan Informasi Kriminal Nasional,

membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara

terpadu dan membangun Information Communication

Technology (ICT) pada unit-unit pelayanan masyarakat; dan

i) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas di Desa

/ Kelurahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

Kamtibmas dengan pembinaan Potensi Keamanan melalui

pelaksanaan pemolisian masyarakat dengan Bhabinkamtibmas

dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas.

b. Strategi Kapolda Metro Jaya

1) Bidang Pembinaan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

29

a) melaksanakan pemetaan dan pembinaan karir secara

transparan, akuntabel berdasarkan kompetensi sesuai

kebutuhan organisasi dengan prinsip keadilan;

b) peningkatan kemampuan sumber daya manusia Polda Metro

Jaya melalui penyelenggaraan Sertifikasi Keahlian Profesi

Kepolisian terutama para penyidik dan para pelaksana

pelayanan publik dan pelaksanaan revolusi mental dalam rangka

membangun budaya anti KKN;

c) melakukan rekrutmen, pemetaan dan penyebaran Polwan di

tingkat Polsek berdasarkan skala prioritas sehingga mencukupi

kebutuhan Polwan di tiap Polsek;

d) pengadaan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana

berbasis teknologi terkini untuk mencapai standar minimal

Almatsus Polda, Polres dan Polsek;

e) mengoptimalkan koordinasi dan kerja sama internal dan

eksternal pengemban fungsi pengawasan, meningkatkan disiplin,

ketertiban dan perilaku anggota melalui Penegakan Disiplin dan

Kode Etik Profesi Polri; dan

f) melaksanakan Indeks Tata Kelola (ITK) pada tingkat Polda dan

Polres, melaksanakan Roadmap Reformasi Birokrasi Polri tahap

III, melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri melakukan evaluasi

dan penilaian manajemen kinerja pada seluruh Satker,

mengoptimalkan pelayanan prima kepolisian dan melaksanakan

perekrutan sumber daya manusia yang bebas dari KKN.

2) Bidang Operasional

a) penggelaran personel secara profesional dan proporsional yang

didukung dukungan anggaran dan sarana prasarana yang

berbasis teknologi pada setiap kegiatan masyarakat baik bersifat

lokal, nasional maupun internasional untuk mencegah terjadinya

gangguan Kamtibmas;

b) mengintensifkan strategi Polmas, pemberdayaan

Bhabinkamtibmas, meningkatkan deteksi aksi dan meningkatkan

penilaian ……

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

30

partisipasi masyarakat dalam menciptakan situasi kondusif serta

melakukan penegakan hukum secara profesional dan

prosedural;

c) perkuatan dan peningkatan peran dan fungsi intelijen keamanan

melalui kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini,

peringatan dini, dan cegah dini) mampu dalam deteksi kejahatan

terorisme dan penyebaran faham ISIS dalam memberikan

informasi yang rahasia, cepat dan akurat;

d) meningkatkan penyebaran personel Polri dan sarana prasarana

Polri berbasis teknologi sampai pada komunitas terkecil di

kewilayahan dapat dilaksanakan secara efektif;

e) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba, melalui

menyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkoba, kerja sama

dengan BNN, BNP dan komponen masyarakat lainnya dengan

menggunakan Almatsus yang berbasis IT dan modern;

f) mengoptimalkan terselenggaranya Kamseltibcar Lantas di

wilayah hukum Polda Metro Jaya, meningkatkan mutu pelayanan

lalu lintas, membangun Pusat Komando dan Informasi Lalu lintas

melalui RTMC, serta mengoptimalkan kerjasama dengan instansi

terkait dalam menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan

dan membangun Back Office, Aplikasi dan Networking di bidang

lalu lintas dan membangun budaya tertib berlalu lintas;

g) mengoptimalkan penyelesaian tindak pidana konvensional,

Transnational Crime, kejahatan terhadap kekayaan negara dan

kejahatan yang berimplikasi kontinjensi melalui koordinasi

dengan Criminal Justice System;

h) mengintegrasikan pelayanan dan penyajian data informasi

kriminal antar Satker, antar penegak hukum berbasis IT dan

bekerja sama antar instansi terkait dalam pemanfaatan Database

kependudukan dan Database informasi kriminal guna

meningkatkan informasi terpadu dengan Criminal Justice System

(CJS) dalam pelayanan SKCK serta mengoptimalkan RTMC

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

31

b. Arah …..

sebagai Pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi

(K3I); dan

i) meningkatkan kualitas dan kuantitas Bhabinkamtibmas pada

Desa / Kelurahan sehingga mampu mendeteksi secara dini dan

memecahkan setiap permasalahan yang terjadi pada

masyarakat.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Polres Metro Jakarta Selatan

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Polres Metro Jakarta Selatan

Tahun 2017, maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:

a. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terpenuhinya

Sarana dan Prasarana Polri Polres Metro Jakarta Selatan sesuai Kebutuhan

Minimal Almatsus Polri” yaitu: membangun dan mengembangkan sarana

prasarana yang berbasis teknologi dan informasi dalam rangka sebaran

pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum berikut pemeliharaan dan

perawatannya.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

1) mengusulkan penambahan Almatsus Polri berikut pemeliharaan dan

perawatannya untuk mencapai standar minimal Almatsus Polri;

2) mengusulkan menambah sarana dan prasana Polri untuk penyelidikan

dan penyidikan tindak pidana khususnya dukungan ruang PPA pada

Polsek;

b. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Kapasitas dan Kualitas Pendidikan dan Latihan Polri dalam rangka Meningkatkan

Profesionalisme Personel Polri guna Terwujudnya Revolusi Mental pada

Organisasi Polri” yaitu:

1) melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

32

f) mengikut …..

a) meningkatkan kapasitas Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri

khususnya sertifikasi penyidik Polri;

b) membentuk assessor pada setiap fungsi teknis kepolisian;

c) mencetak personel kompeten Polri sesuai lingkup profesi melalui

penyelenggaraan sertifikasi keahlian.

2) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Polri yang berorientasi

pada kaidah polisi sipil yang melayani.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknis, struktural dan

fungsional;

b) melakukan perbaikan dan pemutakhiran kurikulum pendidikan

dan pelatihan personel Polri yang disesuaikan dengan nilai

esensial revolusi mental (integritas, etos kerja dan gotong

royong);

c) memperbanyak jumlah modul pembelajaran yang disesuaikan

dengan kurikulum pendidikan dan latihan yang baru;

d) mengikutkan pendidikan, pelatihan, kursus-kursus guna

meningkatkan profesionalisme Polri;

e) melaksanakan revolusi mental, khususnya dalam rangka

mengembangkan budaya anti korupsi internal Polri, diantaranya

dengan membangun zona integritas menuju bebas wilayah

korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani serta

meningkatkan kurikulum yang berisi esensi revolusi mental

(integritas, etos kerja dan gotong royong) dan budaya anti

korupsi diseluruh jenjang pendidikan Polri;

f) mengikut sertakan personel untuk melaksanakan pendidikan dan

pelatihan penyidik penanganan perkara Anak Berhadapan

Hukum (ABH), Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), dan

HAM.

c. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Kemampuan Deteksi Aksi Intelijen Polri dengan Memanfaatkan Teknologi

Intelijen Modern guna Mengeliminir Setiap Potensi Gangguan Kamdagri “ yaitu:

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

33

d. Arah …..

1) memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan

dini dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi

intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminasi setiap potensi

gangguan dan gejolak sosial.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini,

peringatan dini dan cegah dini) yang didukung personel,

anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka

mengeliminasi setiap potensi gangguan dan gejolak sosial;

b) meningkatkan peran dan fungsi intelijen keamanan Polri yang

mampu memberikan informasi dan saran tindak secara rahasia,

cepat dan akurat guna menurunkan potensi gangguan

keamanan;

2) mengoptimalkan pengelolaan keamanan dalam negeri terhadap segenap

warga negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) meningkatkan kemampuan penanganan konflik sosial (konflik

horizontal) dengan mengutamakan pencegahan dan

memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan

kelompok rentan;

b) meningkatkan kemampuan penanganan separatisme (konflik

vertikal) baik melalui pencegahan maupun penegakan hukum

secara profesional.

d. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Pengungkapan Kasus Narkoba guna Memutus Rantai Jaringan Peredaran Gelap

Narkoba, sehingga Menurunkan Penyalahgunaan Narkoba oleh Masyarakat”

yaitu:

1) melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkoba.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

34

c) melakukan …..

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) meningkatkan kemampuan Polri dalam penanganan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;

b) meningkatkan penyelesaian kasus tidak pidana penyelagunaan

narkoba melalui penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

Narkoba;

c) melakukan pengembangan terhadap perkara tindak pidana

penyalahgunaan Narkoba untuk memberantas jaringan

peredaran gelap Narkoba;

d) melakukan kerja sama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN)

dan instansi terkait lainnya serta kerjasama bilateral, multilateral

dengan Kepolisian/penegak hukum negara lain.

e. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terwujudnya

Kamseltibcar Lantas Melalui Peningkatan Budaya Tertib Lalu Lintas, Penegakan

Hukum dan Penurunan Tingkat Fatalitas Kecelakaan Korban Meninggal Dunia”

yaitu:

1) melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan keamanan, keselamatan

masyarakat dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu

lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) menyelenggarakan operasi kepolisian bidang lalu lintas untuk

menurunkan jumlah kecelakaan lalu lintas;

b) menyelenggarakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan

patroli lalu lintas untuk meningkatkan keamanan keselamatan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas;

c) melakukan kajian black spot dan trouble spot kecelakaan lalu

lintas dan angkutan jalan pada daerah rawan kecelakaan lalu

lintas;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

35

b) membangun …..

d) penanganan kecelakaan lalu lintas menonjol dengan

pemanfaatan teknologi Traffic Accident Analysis;

2) membangun back office, dan networking dibidang lalu lintas sebagai

implementasi e-policing pada fungsi Lantas guna membangun sistem

pelayanan prima kepolisian di bidang lalu lintas.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) mengembangkan RTMC dan TMC yang terintegrasi dengan

back office pada masing-masing bagian/bidang dan fungsi-fungsi

lainnya sebagai pusat Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan

Informasi (K3I);

b) membangun dan mengembangkan sistem online Elektronic

Registrasi Identification (ERI), Safety Security Center (SSC),

Safety Driving Center (SDC) yang terintegrasi dengan data

pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas serta sistem manajemen

kinerja (SMK) bagi personel Polantas;

c) mengembangkan sistem penindakan pelanggaran lalulintas

dengan sistem Electronic Law Enforcement (ELE) bagi

pelanggaran lalu lintas;

d) pemetaan dan pemantauan situasi lalu lintas sebagai sistem

data dasar evaluasi dan pengkajian dalam upaya mewujudukan

serta memelihara Kamseltibcar Lantas.

3) membangun budaya tertib berlalu lintas.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melanjutkan program road safety (implementasi Inpres Nomor 4

tahun 2013) sebagai bentuk long life education melalui kegiatan

edukasi, engineering, penegakan hukum dan kemitraan;

b) membangun sistem edukasi berbasis teknologi (e-learning) yang

dapat diakses secara online oleh publik dan pemangku

kepentingan;

c) membangun sistem uji SIM yang berbasis kompetensi;

d) menggelar operasi kepolisian dibidang lalu lintas secara tematis.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

36

Untuk …..

f. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Menguatnya Sistem

Pengawasan yang Efektif untuk Mewujudkan Pelayanan Polri yang Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)” yaitu:

1) menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan

dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)

guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta

menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara

maksimal.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) menguatkan tim internal anti korupsi;

b) mengefektifkan pelaksanaan Wasrik rutin, Wasrik khusus dan

Wasrik dengan tujuan tertentu;

c) mengoptimalkan koordinasi dan kerja sama internal dan

eksternal pengemban fungsi pengawasan;

d) melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja Satker

di lingkungan Polri;

e) meningkatkan disiplin, ketertiban dan perilaku anggota Polri

melalui penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri sebagai

tindak lanjut internal atas pengaduan masyarakat.

g. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Penggelaran dan Peran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan guna Mendorong

Partisipasi Masyarakat dalam Menjaga Kamtibmas” yaitu:

1) melaksanakan pembinaan potensi keamanan melalui pemantapan

pelaksanaan pemolisian masyarakat (community policing) dengan

Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang

Kamtibmas.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) membangun partisipasi publik dalam pengamanan lingkungan

dan menguatkan program Polmas dengan penggelaran satu

Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa/kelurahan, untuk melakukan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

37

2) meningkatkan …..

sambang, deteksi, memperoleh informasi, mediasi dalam

pencegahan dini permasalahan Kamtibmas;

b) membentuk dan membina kelompok potensi masyarakat;

c) pemberdayaan kemitraan dengan lembaga/pranata masyarakat

melalui peningkatan pelayanan masyarakat dengan

mengembangkan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas

dalam upaya memelihara dan memantapkan Kamtibmas;

d) mengupayakan penurunan persentase gangguan keamanan di

tingkat desa dengan menghadirkan anggota Polri di tengah-

tengah masyarakat saat dibutuhkan dan di setiap kegiatan

masyarakat;

e) meningkatkan jumlah pelayanan Bhabinkamtibmas pada

desa/kelurahan.

h. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terlaksananya

Quick Wins Renstra Polres Metro Jakarta Selatan 2015-2019 guna Tercapainya

Reformasi Birokrasi Polri (RBP)” yaitu:

1) mempercepat pelaksanaan RBP. Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan pengukuran kinerja Polri melalui Indeks Tata

Kelola (ITK) Polri sampai dengan tingkat Polres;

b) melaksanakan roadmap RBP tahap III di tingkat Mabes Polri dan

kewilayahan;

c) melanjutkan RBP, melakukan evaluasi dan penilaian manajemen

kinerja pada seluruh Satker;

d) melakukan upaya peningkatan peringkat RBP secara bertahap.

2) meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) mengoptimalkan pelayanan bersih dari percaloan di bidang lalu

lintas (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan TNKB) dengan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

38

2) meningkatkan …..

mempercepat waktu pelayanan, pemenuhan jaringan SIM, STNK

dan BPKB online hingga Polres;

b) membangun sistem pelayanan secara online dalam rangka

penerbitan SKCK;

c) menyampaikan informasi layanan dan kegiatan kepolisian

melalui publikasi/diseminasi informasi kepada masyarakat dan

instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta;

d) memberikan pelayanan dan penyuluhan hukum

ke masyarakat untuk pencegahan kejahatan dan

penyalahgunaan Narkoba;

3) pemberlakuan promosi jabatan terbuka di lingkungan Polri.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) membentuk pola mutasi dan promosi berdasarkan merit sistem;

b) melaksanakan assessmen pada jabatan strategis;

c) penguatan rekam jejak terhadap para perwira Polri;

d) melaksanakan sertifikasi terhadap para assessor.

i. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Kekuatan Densus 88 Anti Teror dibantu BKO dari Brimob Polri yang

Berkemampuan dan Didukung oleh Intelijen Polri” yaitu:

1) melakukan penindakan terhadap pelaku tindak pidana terorisme.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah: melakukan upaya preemtif dan preventif untuk

menekan munculnya tindak pidana terorisme melalui kerja sama dengan

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pihak terkait

lainnya.

2) meningkatkan deteksi aksi intelijen dalam menghadapi pelaku tindak

pidana terorisme.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan latihan peningkatan kemampuan deteksi aksi

intelijen bagi personel Intelijen;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

39

e) meningkatkan …..

b) melakukan mapping potensi kerawanan tindak pidana terorisme;

c) melakukan penggalangan terhadap Tokoh Agama, Tokoh

Masyarakat dan Tokoh Pemuda melalui kegiatan kontra radikal.

j. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Pengungkapan dan Penyelesaian Tindak Pidana secara Profesional, Transparan

dan Akuntabel dengan Menjunjung Tinggi HAM” yaitu:

1) pemantapan penegakan hukum terhadap 4 (empat) jenis kejahatan

(kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap

kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi).

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) meningkatkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang

meresahkan masyarakat;

b) mengintensifkan pemberantasan terhadap 4 jenis kejahatan

dengan prioritas pemberantasan korupsi, pembalakan liar (illegal

logging), pencurian ikan (illegal fishing), penambangan liar

(illegal mining), penyelundupan orang, kejahatan perbankan,

kejahatan pencucian uang, pemberantasan narkoba dan

penegakan hukum lingkungan termasuk kejahatan kekerasan

terhadap perempuan dan anak serta kelompok marginal;

c) meningkatkan jumlah penyelesaian dan mempercepat waktu

penyelesaian kasus secara profesional teliti, tepat dan akuntabel;

d) mengkaji pemenuhan kebutuhan biaya operasional penanganan

perkara pidana dan pemenuhannya;

e) meningkatkan koordinasi penanganan perkara antaraparat

penegak hukum khususnya tindak pidana korupsi;

2) membangun kemampuan penyidikan berstandar investigasi pidana yang

ilmiah (Scientific Criminal Investigation-SCI) dari tingkat Polres sampai

tingkat Polsek.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

40

d) meningkatkan …..

a) meningkatkan kemampuan penyidik Polri dalam pengolahan

Tempat Kejadian Perkara (Crime Scene Investigation-CSI) guna

mengungkap tindak pidana secara ilmiah;

b) meningkatkan sarana prasarana penyidikan yang memenuhi

standar investigasi tindak pidana secara ilmiah (Scientific

Criminal Investigation-SCI);

c) meningkatkan kemampuan penyidikan bagi personel Polres dan

Polsek melalui pemenuhan peralatan berdasarkan standar

scientific criminal investigation.

k. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya

Pelaksanaan Turjawali dan Tergelarnya Polisi Tugas Umum di Tempat-tempat

Rawan Gangguan Kamtibmas serta Pengamanan Pemilukada Tahun 2017” yaitu:

1) optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran

personel dan peralatan Polri yang berbasis teknologi;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan

dan patroli, baik secara rutin atau dialogis pada tempat-tempat

rawan gangguan Kamtibmas guna mencegah terjadinya

kejahatan;

b) menghadirkan anggota Polri disetiap kegiatan masyarakat;

c) melaksanakan satgas gelar kekuatan Polri di daerah rawan

kejahatan dan kemacetan lalu lintas;

d) meningkatkan pengamanan terhadap objek vital/khusus dan VIP

yang didukung peralatan dan personel yang berkualifikasi;

e) melakukan pemantauan dan patroli lintas wilayah yang didukung

kemampuan Kepolisian Udara;

2) mempersiapkan seluruh satuan wilayah dalam rangka pengamanan

Pemilukada.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

41

Untuk …..

a) meningkatkan kemampuan personel dan satuan dalam rangka

menghadapi pengamanan Pemilukada;

b) menyusun alokasi anggaran, meningkatkan kemampuan

personel dan satuan serta sarana prasarana dalam rangka

menghadapi Pemulikada.

l. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terselenggaranya

Informasi Kriminal Nasional melalui Penyajian Data Informasi Kriminal secara

Terintegrasi Antar Satker Polri dan Penegak Hukum Lainnya” yaitu:

1) menyelenggarakan informasi kriminal nasional.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) mengintegrasikan pelayanan dan penyajian data informasi

kriminal antar satker internal Polri;

b) mengintegrasikan sistem data informasi kriminal

antarpenegak hukum;

c) memperkuat pusat informasi kriminal nasional yang terintegrasi;

d) mempermudah akses informasi terhadap SP2HP;

e) mengimplementasikan pilot project SPPT berbasis IT berikut

bimbingan teknis.

2) membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu

mulai dari Mabes Polri sampai dengan Polda dan Polres.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) meningkatkan kemampuan data recovery centre menjadi data

centre Polri;

b) mengembangkan e-office di lingkungan Polri;

c) mengembangkan video conference sampai dengan tingkat

Polres sebagai kodal pimpinan dalam berkoordinasi;

d) mengembangkan platform sistem informasi terpadu untuk

mengintegrasikan berbagai aplikasi di lingkungan Polri;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

42

1) melaksanakan …..

e) mengembangkan sistem komunikasi berbasis radio untuk

mendukung operasi kepolisian dengan mempertimbangkan

kondisi geografis masing-masing wilayah;

3) pengembangan Information Communication Technology (ICT) pada unit-

unit pelayanan masyarakat.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan kerja sama dan pengembangan secara teknis

dengan Kementerian/Lembaga terkait melalui pemanfaatan

database kependudukan dan database informasi kriminal guna

meningkatkan sistem informasi kriminal terpadu dengan Criminal

Justice System (CJS) dan pelayanan SKCK secara online;

b) mengoptimalkan National Traffic Management Center (NTMC)

sebagai pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3I)

yang terkoneksi dengan instansi terkait serta melanjutkan

pengembangan Regional Traffic Management Center (RTMC)

dan Traffic Management Center (TMC) di satuan wilayah.

m. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terpenuhinya

Kebutuhan SDM Polri baik secara Kuantitas maupun Kualitas melalui

Penyelenggaraan Rekrutmen Sesuai Prinsip Minimal Zero Growth, Seleksi

Pendidikan Pengembangan dan Pembinaan Karier dengan Prinsip Meritokrasi”

yaitu:

1) melaksanakan rekrutmen anggota Polri secara terpadu sesuai prinsip

minimal zero growth melalui proses bersih, transparan, akuntabel dan

humanis serta mempertimbangkan talent scouting dan kebutuhan

organisasi.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan rekrutmen anggota Polri dengan prinsip minimal

zero growth guna menyeimbangkan proporsi anggaran untuk

meningkatkan proporsi anggaran belanja barang dan belanja

modal;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

43

3) meningkatkan …..

b) melaksanakan kampanye proaktif setiap hari sepanjang tahun

dengan memberdayakan masyarakat selain anggota Polri;

c) menyelenggarakan rekrutmen anggota Polri terdiri dari Taruna

Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama untuk memenuhi

kebutuhan terkait penyusutan jumlah anggota Polri;

d) melaksanakan penambahan peralatan seleksi (scanner,

komputer, LCD, CAT);

2) melaksanakan pembinaan karier secara transparan dan akuntabel

dengan prinsip meritokrasi berdasarkan kompetensi sesuai kebutuhan

organisasi.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) mengembangkan Sistem Informasi Personel Polri (SIPP)

berbasis IT untuk membenahi database SDM Polri berupa

pendataan ulang PNS dan Polri secara elektronik (e-pupns dan

e-pupolri) sehingga senantiasa up to date;

b) melakukan penempatan lulusan pendidikan

pengembangan umum menggunakan pola zona wilayah dan

rangking;

c) mengimplementasikan pelaksanaan SMK secara online;

3) meningkatkan pelayanan psikologi pegawai negeri pada Polri dan

keluarganya secara berlanjut.

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang

akan dilakukan adalah:

a) melaksanakan mapping psikologi terhadap personel Polri;

b) melaksanakan pemeriksaan psikologi terhadap calon

pemegang senjata api organik secara berkala;

c) melaksanakan pemeriksaan psikologi secara berkala 6 bulan

sekali terhadap seluruh anggota Polri.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

44

c. Program …..

IV. Program, Kegiatan dan Pagu Indikatif.

1. Program dan Kegiatan

a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Polri.

1) Tujuan:

menyelenggarakan fungsi manajemen kinerja Polri secara optimal

dengan melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

pelaporan, pelayanan internal dan pembayaran gaji yang dilaksanakan secara

tepat waktu, akuntabel dan terintegrasi antara Mabes Polri dan Kewilayahan.

2) Kegiatan:

a) dukungan pelayanan internal perkantoran Polri;

b) manajemen anggaran.

b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri.

1) Tujuan:

mendukung tugas pembinaan dan operasional Polri melalui ketersediaan

sarana dan prasarana materiil, fasilitas dan jasa baik kualitas maupun kuantitas;

2) Kegiatan:

a) pengembangan peralatan Polri;

b) dukungan manajemen dan teknis Sarpras;

c. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Polri.

1) Tujuan:

mewujudkan aparat Polri yang profesional, proporsional dan akuntabel

sebagai implementasi reformasi Polri khususnya perubahan kultur;

2) Kegiatan:

a) pertanggungjawaban Profesi;

b) penyelenggaraan pengamanan internal Polri;

c) penyelenggaraan pemeriksaan dan Pengawasan;

d. Program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

45

2) Kegiatan …..

1) Tujuan:

mengembangkan langkah-langkah st rategi , untuk menurunkan

gangguan Kamtibmas mulai dari mencegah suatu potensi gangguan

keamanan, ambang gangguan dan gangguan nyata baik secara kualitas

maupun kuantitas, untuk mewujudkan strategi keamanan dan ketertiban dalam

rangka pemeliharaan keamanan;

2) Kegiatan:

a) dukungan manajemen dan teknis strategi keamanan dan ketertiban;

b) analisis keamanan;

c) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang politik;

d) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang ekonomi;

e) penyelenggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang sosial budaya;

f) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang keamanan

negara;

e. Program pemberdayaan potensi keamanan.

1) Tujuan:

mendekatkan Polisi dengan berbagai komunitas masyarakat agar

terdorong bekerja sama dengan Kepolisian secara proaktif dan saling

mengandalkan untuk membantu tugas Kepolisian dalam menciptakan

keamanan dan ketertiban bersama (Community Policing);

2) Kegiatan:

- pembinaan potensi keamanan.

f. Program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

1) Tujuan:

memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban

masyarakat agar mampu melindungi seluruh warga masyarakat Indonesia

dalam beraktivitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya,

ancaman dan gangguan yang dapat menimbulkan cidera, kerugian serta korban

akibat gangguan keamanan dimaksud;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

46

h) Program …..

2) Kegiatan:

a) dukungan manajemen dan teknis pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat;

b) pembinaan pelayanan fungsi Sabhara;

c) penyelenggaraan pengamanan objek vital;

d) peningkatan pelayanan keamanan dan keselamatan masyarakat di

bidang lantas;

g. Program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.

1) Tujuan:

menanggulangi dan menurunnya penyelesaian 4 (empat) jenis kejahatan

(kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi

kontinjensi dan kejahatan terhadap kekayaan negara) tanpa melanggar HAM;

2) Kegiatan:

a) dukungan manajemen dan teknis penyelidikan dan penyidikan tindak

pidana;

b) penindakan tindak pidana umum;

c) penindakan tindak pidana terorisme;

d) penindakan tindak pidana Narkoba;

e) penindakan tindak pidana korupsi;

h. Program pengembangan hukum kepolisian.

1) Tujuan:

menyelenggarakan pembinaan dan advokasi hukum serta membangun

landasan hukum dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Polri selaku pelindung,

pengayom dan pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat serta menegakkan hukum;

2) Kegiatan:

- penyusunan dan penyuluhan hukum;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

47

1) dukungan …..

2. Pagu Indikatif

Alokasi Pagu Indikatif Polres Metro Jakarta Selatan Tahun Anggaran 2017 sebesar

Rp. 155.858.598.000,- dengan perincian sebagai berikut:

a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Polri

Rp. 123.519.670.000,- meliputi:

1) dukungan pelayanan internal perkantoran Polri Rp. 123.509.670.000,-;

2) perencanaan dan penganggaran kewilayahan Rp. 10.000.000,-.

b. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri Rp. 13.807.857.000,-

meliputi:

1) pengembangan peralatan Polri Rp. 36.991.000,-;

2) dukungan manajemen dan teknis sarpras Rp. 13.770.866.000,-;

c. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Polri Rp. 136.300.000,-

meliputi:

1) pertanggungjawaban profesi Rp. 7.500.000,-;

2) penyelenggaraan pengamanan internal Polri Rp. 84.800.000,-;

3) penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan Rp. 44.000.000,- .

d. Program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban Rp. 1.651.870.000,-

meliputi:

1) dukungan Manajemen dan tehnis strategi keamanan dan ketertiban

Rp. 88.482.000,-

2) analisis Kemanan Rp. 307.388.000,-

3) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Politik Rp. 314.000.000,-;

4) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Ekonomi Rp. 314.000.000,-;

5) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Sosial Rp. 314.000.000,-;

6) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Keamanan Rp. 314.000.000,-.

e. Program pemberdayaan potensi keamanan Rp. 1.613.628.000,- meliputi:

- pembinaan potensi keamanan Rp. 1.613.628.000,-.

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

48

Kementrian …..

j. Program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat Rp. 6.264.294.000,-

meliputi:

1) dukungan manajemen dan teknis Harkamtibmas Rp. 2.475.392.000,-;

2) pembinaan pengamanan fungsi Sabhara Rp. 2.126.020.000,-;

3) penyelenggaraan pengamanan obyek vital Rp. 82.125.000,- ;

4) Peningkatan pelayanan keamanan dan keselamatan masyarakat di bidang

Lantas Rp. 1.580.760.000,-

k. Program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Rp. 8.854.976.000,- meliputi:

1) Dukungan manajemen dan teknis Lidik Sidik Rp. 2.526.525.000,- ;

2) penindakan tindak pidana umum Rp. 4.720.770.000,-;

3) penindakan tindak pidana narkoba Rp. 1.409.610.000,-;

4) penindakan tindak pidana korupsi Rp. 208.071.000,-.

m. Program pengembangan hukum kepolisian Rp. 10.000.000,- meliputi:

- penyusunan dan penyuluhan hukum Rp. 10.000.000,-.

3. Kegiatan Prioritas Pagu Indikatif T.A. 2017.

Sesuai dengan Surat Bersama Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri

Keuangan dengan Nomor: 0163/M.PPN/05/2016 dan S-378/MK.02/2016 tanggal 13 Mei

2016, perihal Renja Pemerintah (RKP) tahun 2017 dan Pagu Indikatif Kementerian/lembaga

T.A. 2017. Setelah dilaksanakan Trilateral Meeting antara Polri, Kementerian Keuangan dan

Kementerian PPN/Bappenas maka kegiatan prioritas Pagu Indikatif T.A. 2017 adalah

sebagai berikut:

KODE PROGRAM/ KEGIATAN/

SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI

(JUTA RUPIAH)

KET

02 Program Peningkatan

Sarana Dan Prasarana

Aparatur Polri

Mendukung tugas pembinaan

dan operasional Polri melalui

ketersediaan sarana dan

prasarana materiil, fasilitas dan

jasa baik kualitas maupun

kuantitas.

3084 Pengembangan

Peralatan Polri

Pengembangan teknologi dan

peralatan kepolisian secara

bertahap

Pengembangan Jaring Komunikasi

Kepolisan

1 Paket

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

49

KODE PROGRAM/ KEGIATAN/

SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI

(JUTA RUPIAH)

KET

Pengembangan RTMC dan TMC Polres TMC

Peningkatan Informasi Kriminal

Nasional secara merata di

seluruh Polda dan Polres

Penyajian Data Informasi Kriminal

secara terintegerasi antar satker

Polri (mendukung Integrated

criminal justice)

Integrasi sistem penanganan

perkara secara internal dan

eksternal

Implementasi pilot project SPPT di

5 provinsi dan Bimtek

Pengembangan SPPT berbasis IT

Penyajian Data Informasi Kriminal

Nasional secara terintegrasi antar

Satker Polri (mendukung Integrated

Criminal Justice System)

Terbangunnya sistem kepolisian

berbasis TIK

Jumlah prototipe E-Policing 1 prototype

5062 Pengembangan

fasilitas dan konstruksi

Polri

09 Program

Pemberdayaan

Potensi Keamanan

5076 Pembinaan Potensi

keamanan

Terselenggaranya kerjasama antara Polri masyarakat dalam Harkamtibmas

Jumlah total desa yang mendapatkan pelayanan Bhabinkantibmas

65

Pembentukan dan pembinaan

kelompok potensi masyarakat kel

10 Program

Pemeliharaan

Keamanan dan

Ketertiban

Masyarakat

3130 Pembinaan Pelayanan

Fungsi Sabhara

Layanan Fungsi Sabhara Jumlah penyelenggaraan Pengaturan

730 kali 2.126.020.000

Jumlah penyelenggaraan patroli 730 kali

Jumlah penyelenggaraan pengawalan

730 kali

3131 Penyelenggaraan

pengamanan objek

Vital

Meningkatkan keamanan objek vital/khusus

Jumlah pengamanan objek vital/objek vital nasional dan objek wisata

365 kali 82.125.000

11 Program

Penyelidikan Dan

Penyidikan Tindak

Pidana

3142 Penindakan Tindak

Pidana Umum

Meningkatnya penyelesaian

penangnanan perkara Tindak

Pidana Umum

Jumlah kasus yang dapat

terselesaikan (P21)

551 kasus 4.720.770.00

0

3144 Penindakan Tindak

Pidana Narkoba

252.000,0

Meningkatnya penyelesaian

penangnanan perkara Tindak

Pidana Narkoba

LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016

TANGGAL : 29 JUNI 2016

50

Paraf :

1. Kabagren :.....

2. Kasium :.....

3. Waka Polres :.....

KODE PROGRAM/ KEGIATAN/

SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI

(JUTA RUPIAH)

KET

Penyelesaian Kasus Tindak Pidana

Narkoba

135 kasus 1.049.610.00

0

3146 Penindakan Tindak Pidana Korupsi

Meningkatnya penyelesaian

penangnanan perkara Tindak

Pidana Korupsi

Jumlah kasus yang dapat

terselesaikan (P21)

1 kasus 208.071.000

V. Penutup

Demikian Rencana Kerja Polres Metro Jakarta selatan Tahun Anggaran 2017 disusun

sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan jajaran Satker di Polres Metro Jakarta Selatan

pada Tahun Anggaran 2017.

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Juni 2016

KEPALA KEPOLISIAN RESORT METRO JAKARTA SELATAN

TUBAGUS ADE HIDAYAT, SIK

KOMISARIS BESAR POLISI NRP 70060445

`