kepolisian negara republik indonesia - restrojaksel.info · lampiran keputusan kapolres metro...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016 TANGGAL : 29 JUNI 2016
Polri …..
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA
RESORT METRO JAKARTA SELATAN
RENCANA KERJA POLRES METRO JAKARTA SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2017
I. Latar Belakang
1. Kondisi Umum
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari Tahapan Rencana Strategis Polres Metro
Jakarta Selatan 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja (Renja) Polres Metro
Jakarta Selatan T.A. 2016. Renja Polres Jakarta Selatan T.A. 2017 disusun dengan
memperhatikan tema pembangunan bidang keamanan pada RPJMN 2015-2019, dimana
tema tersebut adalah: “Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu
dan teknologi yang terus meningkat” dengan sasaran pembangunan bidang Hankam Tahun
2015-2019 adalah “Terwujudnya Penguatan Pertahanan Nasional dan Kamdagri”, dengan
sasaran bidang yang akan dicapai adalah: (1) terpenuhinya Alutsista TNI dan Almatsus Polri
yang didukung industri pertahanan memasuki MEF tahap II; (2) meningkatnya kesejahteraan
dalam rangka pemeliharaan profesionalisme prajurit; (3) meningkatnya profesionalisme
Polri; (4) menguatnya intelijen dan kontra intelijen; (5) menguatnya keamanan laut dan
daerah perbatasan; (6) menguatnya pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan Narkoba; (7) terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi.
Capaian atas pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini
menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai semakin
kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat diwilayah hukum Polres Metro
Jakarta Selatan serta meningkatnya pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Berbagai
keberhasilan yang dicapai Polres Metro Jakarta Selatan dalam penanggulangan gangguan
Kamtibmas dan kejahatan khususnya tindak pidana Narkoba dinilai cukup berhasil dan
mendapat apresiasi yang positif ditengan masyarakat. Keberhasilan yang dicapai Polres
Metro Jakarta Selatan tersebut merupakan kerja keras yang dilaksanakan oleh seluruh
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
2
anggaota Polri dengan didukung oleh Istansi terkait dan partisipasi masyarakat serta
berbagai stake holder yang terkait dengan tugas kepolisian.
Seiring dengan capaian keberhasilan dalam pelaksanaan tugasnya, Polres Metro
Jakarta Selatan masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan dan harapan
masyarakat maupun pemerintah terhadap Polri tersebut antara lain: (1) Polri yang memiliki
postur yang profesional, mandiri, transparan, adil, humanis namun tegas, bermoral, modern
dan bebas dari KKN dalam memberikan pelayanan kepolisian; (2) menggelar kekuatan Polri
ditengah-tengah masyarakat sehingga keberadaannya dapat memberikan rasa aman,
tentram dan nyaman; (3) menegakkan hukum secara profesional, proporsional, tegas, jujur,
adil dan tuntas terhadap setiap kejahatan serta mewujudkan transparasi dalam proses
penyidikan tindak pidana; (4) meningkatnya fungsi intelijen yang mampu mendeteksi,
mengantisipasi dan mencegah setiap potensi gangguan Kamtibmas.
Tantangan Polres Metro Jakarta Selatan dalam pelaksanaan tugas kepolisian ke
depan semakin besar, hal ini sebagai implikasi dari perkembangan lingkungan strategis baik
global, regional dan nasional. Pengaruh lingkungan strategis tersebut telah menjadi
fenomena yang harus dihadapi Polres Metro Jakarta Selatan pada era globalisasi saat ini,
dimana dunia telah berkembang seolah tanpa batas seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, komunikasi dan transportasi. Perkembangan yang sangat pesat ini dapat
mendorong terjadinya pergeseran nilai-nilai dan budaya bangsa yang berdampak pada
berkembangnya perilaku-perilaku negatif masyarakat yang mempengaruhi situasi
Kamtibmas.
Perkembangan lingkungan strategis (Lingstra) Global seperti demokratisasi, paham
radikalisme, perlindungan hukum dan HAM, lingkungan hidup, pemanasan global, krisis
energi, krisis keuangan global serta mobilitas arus informasi, barang, jasa dan manusia dari
suatu negara ke negara lain sangat cepat. Kondisi ini berdampak pada perkembangan
kejahatan lintas negara seperti korupsi, terorisme, pencucian uang, cyber crime,
perdagangan dan penyelundupan manusia, narkotika, penyelundupan senjata api, bahan
peledak serta penyelundupan barang-barang lainnya. Dalam perkembangan Lingstra
Regional masih terdapat beberapa isu terkait dengan pemberlakuan MEA dan
berkembangnya paham radikalisme serta terorisme. Selanjutnya perkembangan Lingstra
harus dilihat dari faktor-faktor Ipoleksosbud dan keamanan yang senantiasa bergerak
dinamis dan senantiasa berubah di setiap daerah. Semua isu strategis baik global, regional
dipertimbangan.....
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
3
d) kebangkitan …..
dan nasional harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai bahan masukan dalam
penyusunan Renja Polres Metro Jakarta Selatan T.A. 2017.
Selanjutnya kondisi internal dan eksternal Polres Metro Jakarta Selatan yang
dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan lingkungan strategis tersebut akan dianalisa
dengan pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats) yang
digambarkan sebagai berikut:
a. Pekembangan Aspek Kehidupan
1) Global
Lingstra Global senantiasa berkembang yang dipengaruhi oleh isu-isu
seperti demokratisasi khususnya oleh negara-negara dalam proses transisi, hak
asasi manusia, krisis ekonomi, pemanasan global, radikalisme dan terorisme
serta kejahatan lintas negara. Perubahan Lingstra Global secara spesifik dapat
dilihat sebagai berikut:
a) derasnya arus perubahan global mendorong terjadinya perubahan nilai-
nilai dan budaya suatu bangsa yang dapat berdampak pada perilaku
negatif dari masyarakat seperti kehidupan yang bersifat individualistis,
materialistis dan konsumtif yang berlebihan serta perilaku hedonisme
yang semuanya dapat mengikis rasa kepedulian dan toleransi antar
sesama;
b) isu lingkungan hidup dan pemanasan global yang dapat menyebabkan
perubahan cuaca ekstrim di seluruh dunia sehingga memunculkan
berbagai bencana banjir, kekeringan, kebakaran hutan, angin topan, dan
berbagai penyakit. Adanya eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan
dapat menyebabkan kerugian negara, kerusakan ekosistem dan pada
akhirnya dapat berdampak pada sektor sosial, ekonomi dan politik;
c) konstelasi politik global juga dipengaruhi oleh negara adidaya Amerika
Serikat yang berkontribusi terhadap nilai-nilai ideologi, demokratisasi dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia pada negara lainnya. Namun
dengan terjadinya perubahan konstelasi kekuatan politik dan sosial
ekonomi dunia yang ditandai dengan kemunculan negara-negara seperti
China dan India dapat memberikan ancaman tersendiri bagi situasi
keamanan global;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
4
2) Regional …..
d) kebangkitan ekonomi negara-negara timur yang sangat pesat khususnya
Cina menjadi kekuatan baru dunia di bidang ekonomi, yang ditandai
dengan ekspansi bisnis China yang dilaksanakan oleh perusahaan
swasta maupun pemerintah ke sejumlah negara. Hal ini telah mengubah
peta kekuatan perusahaan berbasis lintas negara yang selama ini
didominasi oleh perusahaan yang berasal dari Eropa dan AS. Perubahan
ini tidak lepas dari strategi negara-negara Timur menyiasati globalisasi,
yakni memanfaatkan momentum krisis yang melanda negara-negara
Barat dan memantapkan nasionalisme di dalam negerinya dengan
melakukan proteksi terhadap intervensi politik dan sosial ekonomi dari
negara-negara Barat;
e) trend perdagangan global dipengaruhi oleh pemberlakuan pasar bebas
(free market), dimana sejumlah negara menerapkan strategi hambatan
non-tarif guna melindungi harga dan pasokan sumberdaya dalam
negerinya. Pasar bebas menyebabkan mobilitas manusia,
barang, jasa, modal dan investasi mengalami peningkatan yang sangat
pesat yang seolah-olah menghilangkan batas-batas antarnegara;
f) pluralisme sebagai konsep toleransi antar umat beragama yang
dikembangkan dalam rangka menciptakan perdamaian dunia dalam
implementasinya terdapat perbedaan pemahaman sampai dengan
penolakan yang mengarah kepada terjadinya konflik rasisme. Ketakutan
terhadap Islam menyebabkan perlakuan diskriminasi bagi kelompok Islam
minoritas di beberapa negara sehingga dapat melukai perasaan umat
muslim lainnya dan memunculkan solidaritas muslim seluruh dunia yang
berpotensi menimbulkan konflik;
g) perkembangan kejahatan terorisme dan radikalisme global telah
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas
maupun kualitasnya. Keberadaan ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria)
yang semula hanya memerangi rezim pemerintahan Syiria telah berubah
dan berkembang sebagai upaya untuk membentuk kekhalifahan Islam di
wilayah Timur Tengah serta memancing kedatangan jihadis dari seluruh
dunia, termasuk Indonesia.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
5
2) Regional
Perkembangan Lingstra Regional secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara, khususnya bagi Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa isu,
yaitu : konflik politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, sengketa
perbatasan negara baik perbatasan darat, laut dan udara, kerja sama antara
negara Asean dibidang ekonomi, pertahanan dan keamanan. Isu-isu strategis
tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut :
a) secara geografis posisi Indonesia berbatasan dengan beberapa negara
tetangga. Kawasan perbatasan darat dengan Malaysia, Papua New
Guinea dan Timor Leste. Sementara itu, kawasan perbatasan laut
dengan Malaysia, Singapura, Timor Leste, Papua New Guinea, Filipina
dan Australia. Banyaknya titik dan garis perbatasan tersebut
menimbulkan beberapa permasalahan sampai dengan sengketa
perbatasan yang dapat berpotensi menimbulkan konflik antar negara.
Dalam masalah Blok Ambalat, Malaysia berulangkali melakukan
pelanggaran batas wilayah RI di Kalimantan Timur dan
cenderung meningkatkan aktivitasnya dalam rangka memperluas
wilayah negaranya. Permasalahan perbatasan dengan Australia
khususnya dalam konsep keamanan laut Australia Marine Identification
Zone (AMIZ) yang menjangkau perairan utara Indonesia seperti laut
Halmahera, laut Sulawesi, dan sebagaian laut Jawa sampai dengan
perairan Selandia Baru dapat menimbulkan konflik perbatasan
antarnegara;
b) perubahan dalam pembangunan tata kelola global melahirkan kesadaran
baru mengenai pentingnya melakukan penyesuaian berbagai kebijakan
dengan tetap menjaga kepentingan nasional. Menyikapi ekonomi
kawasan yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pemberlakuan MEA menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan satu
kesatuan basis produksi dan jasa, sehingga akan terjadi aliran bebas
barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil di antara negara
ASEAN;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
6
disalahgunakan …..
3) Nasional …..
c) persamaan adat dan budaya di kawasan regional dapat mempererat dan
memperkuat hubungan antarnegara, namun potensi tersebut dapat
disalahgunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Contoh
negara Malaysia kerap memanfaatkan budaya Indonesia untuk
kepentingan promosi wisata mereka, sehingga mengundang kemarahan
masyarakat Indonesia yang dapat memunculkan konflik. Fenomena
global citizen, atau „warga dunia‟ yang tidak lagi mempersoalkan
kebangsaan, kecenderungan untuk bekerja di negara lain, bermigrasi
bahkan pindah kewarganegaraan lain semakin menguat di berbagai
bangsa, terutama di kalangan muda;
d) adanya basis kelompok radikal di beberapa negara pada kawasan
regional dapat berpengaruh pada kondisi keamanan Indonesia. Kelompok
pemberontak di Filipina Selatan yang dilakukan oleh Moro Islamic
Liberation Front (MILF), Missuari Break Awcro Group (MBG), dan
kelompok Abu Sayyaf Group (ASG) dan kelompok Al Jemaah Al
Islamiyah yang berbasis di Malaysia telah membangun jaringan terorisme
dengan kelompok garis keras/Islam radikal di Indonesia. Kelompok ini
cenderung menggunakan wilayah Indonesia sebagai daerah operasinya
karena dianggap lebih mendukung, baik sisi ideologi, sosial ekonomi,
sosial budaya dan sistem keamanannya;
e) kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap TKI cenderung masih
merugikan kepentingan Indonesia. Di satu sisi Malaysia masih sangat
membutuhkan TKI, namun di sisi lain cenderung memperlakukan TKI
kurang manusiawi. Kondisi geografis Malaysia yang berbatasan
langsung dengan Indonesia berupa perairan laut, hutan yang cukup luas,
memberi peluang timbulnya kejahatan pelanggaran keimigrasian,
perdagangan manusia (human trafficking), penyelundupan manusia
(people smuggling), penyelundupan barang (smuggling), penyelundupan
kayu ilegal (illegal logging) dan penyelundupan Narkoba (illicit drugs
trafficking) serta perdagangan dan penyelundupan senjata api dan bahan
peledak;
f) isu Melanesian Brotherhood (Persaudaraan Melanesia) masih tetap
digunakan sebagai strategi penyusunan kekuatan negara-negara
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
7
(5) pelaksanaan …..
Melanesia, yang dapat memberikan pengaruh terhadap gerakan separatis
Papua Merdeka.
3) Nasional
Lingstra Nasional tidak bisa terlepas dari situasi dan kondisi dalam negeri
dipengaruhi oleh Lingstra Global maupun Regional. Dinamika Lingstra Nasional
sangat mempengaruhi kondisi Kamtibmas. Berikut diuraikan situasi
Ipoleksosbud yang mempengaruhi Kamtibmas:
(1) kekayaan ragam budaya, etnis, agama, suku dan ras di satu sisi
merupakan aset bangsa Indonesia, namun apabila pemerintah kurang
mempertimbangkan kepentingan dari adanya perbedaan tersebut,
cenderung akan menimbulkan kerawanan berupa terjadinya konflik yang
menjurus pada permasalahan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan
(SARA);
(2) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi termasuk
kebebasan seseorang dalam menganut ideologi, berakibat kepada
berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran paham/ideologi lain selain
Pancasila (liberalisme, komunisme, radikalisme kelompok dan ideologi
lain) dalam bentuk kegiatan secara terbuka maupun melalui mass media.
Kondisi tersebut mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila
serta akan mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan
timbulnya konflik horizontal;
(3) masih potensialnya kegiatan kelompok radikal untuk melakukan
kegiatannya dalam rangka menggantikan ideologi Pancasila dengan
ideologi lain, khususnya mengembangkan kembali ajaran komunisme
dan paham keagamaan tertentu seperti yang akhir-akhir ini terus menjadi
sorotan dunia terkait dengan perkembangan paham ISIS yang ingin
mendirikan kekhalifahan Islam di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia, walaupun dengan jalan aksi kekerasan/teror;
(4) permasalahan otonomi daerah/otonomi khusus dan pemekaran daerah
berpotensi menimbulkan konflik batas daerah, mobilisasi massa untuk
kepentingan elite, perebutan pengaruh dalam isu bagi-bagi kekuasaan,
meningkatnya anggaran pemerintah dalam mempersiapkan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
8
daerah baru, munculnya sikap egosentris daerah untuk memonopoli
sumber daya, belum tuntasnya perimbangan keuangan pusat dan
daerah;
(5) pelaksanaan Pemilukada serentak 2015 diwarnai dengan berbagai
permasalahan antara lain adanya penundaan pelaksanaan di beberapa
daerah, adanya tuntutan dan gugatan terhadap hasil Pilkada. Hal ini
memberikan pengalaman penting untuk persiapan pelaksanaan
Pemilukada serentak Tahun 2017;
(6) fluktuasi nilai rupiah dalam tekanan USD akibat ketergantungan dan
pengaruh yang tinggi terhadap dollar sehingga belum dapat secara
signifikan menguat dalam posisi yang stabil;
(7) kebijakan di bidang transportasi dengan bertambahnya jumlah kendaraan
bermotor yang tidak diimbangi dengan infrastruktur yang mendukung
sehingga berdampak terhadap timbulnya berbagai permasalahan
dibidang transportasi;
(8) implementasi MEA yang dimulai tanggal 31 Desember 2015. ASEAN
akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis produksi dan jasa,
sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan
tenaga kerja terampil di antara negara ASEAN. Hal ini tentunya
merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu disikapi oleh
Indonesia secara cermat dan terintegrasi, karena kalau tidak, Indonesia
hanya akan menjadi negara “jajahan” dari tenaga kerja dan produk-
produk negara tetangga;
(9) potensi kerawanan penyebaran paham radikalisme maupun terorisme
seperti ISIS melalui sarana media massa baik cetak maupun elektronik
dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban masyarakat;
(10) pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap hukum cenderung
akan meninggalkan norma dan kaidah hukum dalam menyelesaikan
setiap permasalahan hukum, timbulnya anarkisme dan main hakim
sendiri;
(11) adanya area abu-abu serta faktor kecemburuan sosial dari sebagian
personel TNI terhadap personel Polri, sehingga memicu adanya
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
9
menjadi …..
kesenjangan, yang makin menajam manakala muncul isu solidaritas
sempit dan arogansi satuan.
4) Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Lingstra daerah khusus Jakarta, Jakarta sebagai ibukota negara Republik
Indonesia dan sebagai pusat pemerintahan, perekonomian dan sosial budaya
menjadi tolak ukur situasi dan kondisi Kamtibmas di Indonesia yang meliputi
aspek Astagatra. Lingkup Isu keamanan Jakarta tidak terlepas dari situasi
keamanan Nasional yang dipengaruhi beberapa Aspek Astagrata yang secara
langsung mempengaruhi dinamika Kamtibmas meliputi Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial dan budaya dan keamanan. Permasalahan yang terjadi di
wilayah Polres Metro Jakarta Selatan merupakan dampak dari kebijakan
pemerintah Pusat dan Daerah muncul dalam berbagai bentuk ancaman dan
gangguan di bidang Kamtibmas yang secara spesifik digambarkan sebagai
berikut :
a) Geografi.
(1) Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia dan sebagai
pusat pemerintahan, perekonomian dan sosial budaya menjadi
tolak ukur situasi dan kondisi Kamtibmas di Indonesia. Letak
geografi Jakarta yang sangat strategis sebagai pintu masuk
berbagai hal dari luar negeri sehingga sebagai etalase bagi
masyarakat internasional dalam memandang Indonesia. Berbagai
permasalahan keamanan muncul seperti keimigrasian dan
penyelundupan;
(2) Wilayah Jakarta khususnya wilayah Jakarta Selatan pada musim
penghujan terdapat beberapa kecamatan yang sering mengalami
banjir karena terdapat beberapa aliaran sungai antara lain sungai
Ciliwung, sungai Pasanggarahan dan sungai Krukut yang sering
meluap sehingga menggenangi jalan- jalan raya dan perumahan
warga;
(3) posisi Jakarta memiliki pantai menyebabkan Jakarta menjadi
daerah transit bagi barang, orang dan narkoba sehingga kejahatan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
10
sehingga …..
penyulundupan barang, orang dan narkoba menjadi bagian
ancaman/kerawanan;
b) Demografi.
(1) wilayah Jakarta Selatan menjadi sasaran dan tujuan kedatangan
masyarakat dari seluruh Indonesia dengan berbagai kepentingan
dan harapan. Penduduk Jakarta Selatan terdiri dari berbagai suku
dari seluruh Indonesia, suku Betawi dan warga negara asing,
sehingga Jakarta menjadi kota jumlah penduduknya terbesar
disamping menjadi modal dasar pembangunan juga mengandung
kerawanan yang sangat kompleks, disebabkan tingginya angka
penganggguran. Hal ini apabila tidak diimbangi dengan penyediaan
lapangan kerja, fasilitas pendidikan, kesehatan dan kebutuhan
hidup manusia lainnya yang mencukupi dan memadai akan
berpotensi terjadinya berbagai permasalahan sosial dan
keamanan;
(4) keanekaragaman budaya, etnis, agama, suku dan ras disatu sisi
merupakan aset wilayah Jakarta, namun apabila pemerintah
kurang mempertimbangkan kepentingan dari adanya perbedaan
tersebut, cenderung akan menimbulkan kerawanan berupa
terjadinya konflik yang berlatar belakang perbedaan tersebut,
antara lain terjadinya konflik horizontal atau vertikal.
c) Sumber Daya Alam.
(1) lahan diwilayah Polres Metro Jakarta Selatan banyak dipergunakan
pemukiman penduduk dan kegiatan ekonomi untuk pertanian dan
peternakan jumlahnya sedikit berada dikecamatan Pasar Minggu,
Pasanggaran, Cilandak dan Jagakarsa itupun hasilnya untuk
dikonsumsi sendiri;
(2) sumber air Jakarta dari wilayah Bogor melalui sungai Ciliwung,
sungai krkut dan sungai Pasanggrahan disamping memenuhi
kebutuhan air minum setelah di olah PDAM juga menjadi
penyumbang banjir di wilayah Jakarta Selatan karena pola hidup
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
11
radikalisme …..
warga yang membuang sampah sembarangan, sistem drainase
yang kurang dan penyempitan alur sungai serta kondisi tanah
Jakarta yang berada 40% dibawah permukaan laut.
d) Ideologi
(1) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi
termasuk kebebasan seseorang dalam menganut ideologi,
berakibat kepada berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran
paham/ideologi lain selain Pancasila (liberalisme, komunisme,
radikalisme kelompok dan ideologi lain) dalam bentuk kegiatan
secara terbuka maupun melalui mass media. Kondisi tersebut
mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila serta akan
mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan
timbulnya konflik horizontal;
(2) masih potensialnya kegiatan kelompok radikal untuk melakukan
kegiatannya dalam rangka menggantikan ideologi Pancasila
dengan ideologi lain, khususnya mengembangkan kembali ajaran
komunisme dan paham keagamaan tertentu seperti yang akhir-
akhir ini terus menjadi sorotan dunia terkait dengan perkembangan
paham ISIS yang ingin mendirikan kekhalifahan Islam walaupun
dengan jalan aksi kekerasan/teror.
(3) kalangan Islam radikal tetap eksis memperjuangkan hukum/syariat
Islam sebagai dasar negara, indikatornya kegiatan beberapa
Ormas Islam seperti jamaah Ansyorul Tauhid , IMM, dsb, menolak
kebijakan pemerintah tentang kerukunan antar umat beragama
karena tidak sesuai dengan syariat Islam.
e) Politik
(1) pelaksanaan Pilkada di beberapa wilayah Jakarta yang
dilaksanakan secara langsung disinyalir akan menaikan suhu
politik;
(2) masih potensialnya terjadi konflik sosial sebagai akibat kondisi
perpolitikan di Indonesia yang belum sepenuhnya stabil, dampak
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
12
d) Ekonomi…..
ketidaksiapan dalam implementasi otonomi daerah serta adanya
pengaruh fluktuasi situasi politik global dan regional. Konflik dapat
terjadi pada hubungan antarlembaga negara, dalam internal
lembaga negara, antar Parpol dan elit politik, serta antar massa
pendukung masing - masing. Kondisi politik di tahun 2017
diprediksi cukup memanas, karena merupakan akumulasi konflik
yang terjadi selama tahun 2015 ditambah dengan eskalasi kegiatan
politik yang terjadi pada tahun 2016 seperti pelaksanaan
Pemilukada.
d) Ekonomi
(1) belum mampunya perbankan nasional menyediakan kemudahan
permodalan, terutama bagi koperasi dan usaha kecil dan
menengah, menyebabkan terhambatnya peningkatan
pembangunan ekonomi nasional;
(2) harga minyak mentah dunia saat ini diproyeksikan akan terus
fluktuatif sehingga berdampak pada perekonomian global, dengan
kecenderungan harga minyak mentah yang fluktuatif, maka harga
BBM bersubsidi juga berpeluang terjadi perubahan harga;
(3) fluktuasi nilai rupiah dalam tekanan USD akibat ketergantungan
dan pengaruh yang tinggi terhadap dollar sehingga belum dapat
secara signifikan menguat dalam posisi yang stabil;
(4) meningkatnya kebutuhan konsumsi listrik untuk industri dan rumah
tangga, yang tidak diimbangi dengan penambahan produksi listrik
sesuai kebutuhan, mengakibatkan berkurangnya suplai listrik
kepada konsumen;
(5) kebijakan Pemerintah untuk mengimpor beras, gula, daging dan
kebutuhan pokok lainnya dalam memenuhi cadangan pangan
nasional masih dihadapkan kepada kemampuan produksi pangan
nasional;
(6) kebijakan di bidang transportasi dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan infrastruktur
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
13
(8) masalah …..
yang mendukung sehingga berdampak terhadap timbulnya
berbagai permasalahan dibidang transportasi;
(7) implementasi MEA yang dimulai tanggal 31 Desember 2015.
ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis
produksi dan jasa, sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa,
investasi, modal, dan tenaga kerja terampil di antara negara
ASEAN. Hal ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan
yang perlu disikapi oleh Indonesia secara cermat dan terintegrasi,
karena kalau tidak, Indonesia hanya akan menjadi negara “jajahan”
dari tenaga kerja dan produk-produk negara tetangga;
(8) masalah ketenagakerjaan masih dihadapkan pada sempitnya
lapangan pekerjaan dengan angkatan kerja yang tersedia
disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia pekerja yang
belum memenuhi standar serta beberapa permasalahan upah
buruh.
e) Sosial Budaya
(1) dibidang agama, terbitnya Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang pendirian
tempat ibadah, masih belum tersosialisasikan dengan baik dalam
upaya membangun kerukunan antarumat beragama,
sehingga pelaksanaannya menimbulkan berbagai penafsiran
yang berdampak terhadap terjadinya konflik antar umat beragama;
(2) munculnya aliran-aliran tertentu yang menjurus sesat dan
meresahkan meliputi: Al Zaitun, ajaran Islam Jamaah, aliran Ingkar
Sunnah, gerakan Darul Arqom, perguruan Mahesa Kurung,
Ahmadiyah, aliran Pemburu Isa Bugis, gerakan Lembaga
Kerasulan, Bahai, gerakan Syiah di Indonesia, Alquran Suci, Al
Qiyadah Al Islamiyah dan sekte Sion Kota berpotensi menimbulkan
berbagai bentuk gangguan Kamtibmas;
(3) berbagai kegiatan Ormas keagamaan dan budaya yang sering
melakukan aksi kekerasan mengatasnamakan agama ataupun
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
14
(6) dibidang …..
pengamanan Swakarsa, dengan sasaran tempat hiburan dan
tempat maksiat, bahkan sering berbenturan dengan Ormas lainnya;
(4) di bidang kesehatan, penanganan dan pelayanan kesehatan masih
jauh dari harapan, menyebabkan berkembangnya berbagai jenis
penyakit, seperti Demam Berdarah (DBD), HIV/AIDS, gizi buruk,
Muntaber, diare, rabies, dan chikungunya di berbagai wilayah di
Indonesia yang pada gilirannya berimplikasi terhadap stabilitas
Kamtibmas;
(5) di bidang adat dan budaya, keragaman etnis, agama, suku dan ras
selain merupakan aset bangsa, merupakan potensi bagi terjadinya
konflik yang berlatar belakang perbedaan sehingga dapat
menimbulkan perpecahan terutama konflik antara penduduk asli
dan pendatang dari daerah yang lainnya;
(6) dibidang pariwisata, kondisi alam Indonesia masih menjadi salah
satu tujuan wisata manca negara. Di sisi lain kondisi keamanan
masih dominan menjadi pertimbangan beberapa negara untuk
melarang warga negaranya untuk datang ke Indonesia dengan
mengeluarkan travel advisory/warning akibat adanya beberapa
teror bom yang terjadi di Indonesia. Keberhasilan
pengungkapan kasus terorisme memperoleh apresiasi negara-
negara di dunia semakin menimbulkan kepercayaan dunia, namun
demikian masalah terorisme tetap merupakan ancaman yang harus
diwaspadai mengingat dampak yang ditimbulkan berpengaruh
terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia;
(7) di bidang ketenagakerjaan masih diwarnai dengan tumbuh
suburnya organisasi -organisasi buruh di Indonesia;
maraknya tuntutan atas hak-hak dan kesejahteraan buruh yang
rawan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu meresahkan berbagai
perusahaan khususnya penanaman modal asing yang berniat akan
memindahkan pusat operasionalnya dari Indonesia; hubungan
bipartit dan tripartit yang tidak harmonis; persaingan memperoleh
lapangan pekerjaan; dan maraknya Pelaksana Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) ilegal.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
15
rendahnya …..
f) Keamanan
(1) potensi kerawanan penyebaran paham radikalisme maupun
terorisme seperti ISIS melalui sarana media massa baik cetak
maupun elektronik dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban
masyarakat;
(2) pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap hukum
cenderung akan meninggalkan norma dan kaidah hukum dalam
menyelesaikan setiap permasalahan hukum, timbulnya anarkisme
dan main hakim sendiri;
(3) penegakan hukum yang kurang optimal dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dan
rendahnya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan dapat
meniadakan efek jera bagi pelaku kejahatan;
(4) permasalahan yang berlatar belakang politik, ekonomi dan sosial
budaya yang terjadi ditengah-tengah masyarakat berpotensi
terhadap terjadinya gangguan keamanan;
(5) adanya area abu-abu serta faktor kecemburuan sosial dari
sebagian personel TNI terhadap personel Polri, sehingga memicu
adanya kesenjangan, yang makin menajam manakala muncul isu
solidaritas sempit dan arogansi satuan.
b. Analisa SWOT
Pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari internal yang merupakan aspek kekuatan dan kelemahan maupun
eksternal yang merupakan aspek peluang dan tantangan. Aspek kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan perlu diidentifikasi dan selanjutnya dianalisa guna
menemukan formula dalam menyusun kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan
tugas Polri.
1) Kekuatan
a) postur kekuatan Polri saat ini diinterpretasikan dengan pendekatan
Mabes Polri sebagai penanggung jawab politik strategi keamanan, Polda
sebagai kesatuan induk penuh, Polres sebagai kesatuan operasional
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
16
(1) Anggota …..
dasar dan Polsek sebagai unsur terdepan pelayanan di bidang keamanan
dan ketertiban kepada masyarakat diharapkan mampu memberikan
pelayanan prima kepolisian kepada masyarakat melalui penggelaran
kekuatan dan lapis kemampuan Polri mulai tingkat pusat sampai tingkat
kecamatan dengan struktur 1 Polres Metro Jakarta Selatan, 2 Polsek
Metropolitan , 8 Polsek Urban dan 32 Polsubsektor;
b) berdasarkan laporan kekuatan personel Polri bulan Juni T.A. 2016,
bahwa jumlah pegawai Polres Metro Jakarta Selatan 1.774 orang yang
terdiri dari: anggota Polri 1.706 orang dan PNS Polri 68 orang dengan
perincian:
(1) Anggota Polri :
(a) Pamen = 62 orang;
(b) Pama = 214 orang;
(c) Brigadir = 1.430 orang;
(2) PNS Polri :
(a) Golongan III = 14 orang;
(b) Golongan II = 54 orang;
c) meningkatnya anggaran setiap tahunnya, termasuk anggaran operasional
Kepolisian dengan sistem desentralisasi telah terdistribusi sampai ke
tingkat Polres (Satker) dan diterima pada awal tahun anggaran berjalan,
sehingga para pimpinan satuan (Kasatker) mampu mengelola kegiatan
dan anggaran untuk program yang lebih prioritas dan berkualitas dalam
pencapaian kinerja satker;
d) optimalnya fungsi operasional yang ditandai dengan meningkatnya
capaian atas penanganan berbagai kejahatan dan semakin tingginya
apresiasi dari berbagai pihak khususnya terhadap penanganan kejahatan
transnasional (terorisme, narkoba), kejahatan terhadap kekayaan negara
(illegal logging, illegal mining) dan kejahatan berimplikasi kontinjensi.
2) Kelemahan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
17
c) kultur …..
a) terbatasnya kemampuan Polri untuk mencapai kualitas dan kuantitas bila
dihadapkan dengan permasalahan organisasi maupun pemeliharaan
Kamtibmas dan penegakan hukum yang semakin kompleks;
b) kurangnya kesempatan bagi anggota Polri baik di fungsi operasional
maupun pembinaan untuk mendapatkan pengetahuan kepolisian maupun
ketrampilan di lapangan terutama dalam segi penguasaan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, penguasaan teknologi komunikasi
berbasis informasi teknologi dan bio kimia di bidang kriminalitas yang
modern, dalam menghadapi kualitas dan kuantitas kejahatan yang
semakin canggih serta masih tingginya proses birokrasi dalam
penyelesaian perkara;
c) kultur budaya organisasi Polri belum menunjukan kemajuan yang
optimal yang terindikasi dari masih terdapatnya anggota Polri yang
menyalahgunakan wewenang dalam melaksanakan tugasnya;
d) kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan baik
dari kuantitas pelayanan, jenis pelayanan dan waktu pelayanan yang
memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan
dukungan teknologi informasi sehingga mampu meminimalkan potensi
KKN atau penyalahgunaan wewenang.
3) Peluang
a) hasil penilaian yang baik dari pemerintah yang diterima Polri pada tahun
2015 seperti penilaian atas laporan keuangan oleh BPK mendapat
kategori WTP, penilaian AKIP Polri oleh Kemen PAN/RB mendapat
kategori B (68,04) atau peringkat 36 dari 86 K/L serta penilaian reformasi
birokrasi mendapat kategori B (60,60) yang semuanya berdampak pada
peningkatan besaran anggaran Polri serta penyesuaian tunjangan kinerja;
b) keberlanjutan program reformasi birokrasi dalam rangka upaya
percepatan pencegahan korupsi melalui program pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBK), memberikan peluang bagi Polri
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
18
e) meningkatkan …..
untuk melanjutkan reformasi birokrasi Polri mencakup aspek struktural,
instrumental dan khususnya aspek kultural;
c) sistem desentralisasi/otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat yang sejalan dan saling menunjang
dengan organisasi Polri yang ada pada semua tingkatan pemerintahan;
d) adanya dukungan positif dari legislatif (Komisi III DPR-RI), eksekutif
(Menkeu, Men PAN/RB dan Bappenas) dalam upaya meningkatkan
anggaran Polri dari tahun ke tahun guna meningkatkan akuntabilitas dan
kinerja Polri;
e) meningkatnya hubungan lintas sektoral dengan instansi/lembaga terkait
guna mewujudkan sinergitas antar lembaga negara dan elemen
masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan tugas Kepolisian.
4) Ancaman
a) dinamika gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjadi di
setiap tempat dan setiap waktu, baik secara konvensional maupun
berimplikasi kontinjensi yang disebabkan berbagai tuntutan yang sesuai
dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat;
b) perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi
disamping berdampak positif sebagai hasil pembangunan, namun
teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dalam
mengembangkan modus kejahatan;
c) rendahnya tingkat kepatuhan, kesadaran dan disiplin masyarakat
terhadap hukum memunculkan anggapan bahwa pelanggaran hukum
merupakan hal yang biasa dan cenderung dalam menangani masalah
keamanan bertindak dengan main hakim sendiri;
d) trend peningkatan 4 jenis kejahatan, baik secara kualitas maupun
kuantitas membawa konsekuensi bagi Polri untuk meningkatkan kinerja
dibidang pencegahan dan penegakan hukum;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
19
permasalahan …..
e) sistem hukum dan peradilan yang tumpang tindih, sebagai upaya dalam
pembaharuan hukum dan perundang-undangan mengakibatkan
kerancuan dalam penerapan penegakan hukum di lapangan,
terutama menyangkut masalah kewenangan institusi yang berkompeten
dalam menangani suatu permasalahan.
2. Identifikasi Masalah
Pelaksanaan tugas Polres Metro Jakarta Selatan seiring dengan perkembangan
lingkungan strategi global, regional dan nasional akan semakin berat dan kompleks. Tuntutan
dan harapan masyarakat terhadap profesionalisme kinerja Polri dan pelayanan di bidang
kepolisian oleh Polri semakin tinggi mengharuskan Polri menyusun berbagai upaya dan aksi
konkrit yang efektif dalam mewujudkan keamanan di wilayah Jakarta Selatan. Secara umum
permasalahan di bidang keamanan yang akan dihadapi Polres Metro Jakarta Selatan pada
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
a. Almatsus yang dimiliki Polres Metro Jakarta Selatan belum terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sehingga pelayanan masyarakat, pemeliharaan Kamtibmas maupun
penegakan hukum masih terbatas pada kemampuan Almatsus yang ada;
b. kapasitas dan kualitas pendidikan dan latihan yang dimiliki Polri untuk membentuk
SDM Polri yang berkualitas, profesional, memiliki integritas tinggi, etos kerja yang kuat
dan gotong royong masih sangat terbatas;
c. kemampuan Polri untuk mengelola ambang gangguan dan potensi gangguan perlu
ditingkatkan karena telah terjadi berbagai konflik sosial, timbulnya ideologi yang
berbasis agama, masih terdapat aksi terorisme sehingga dengan kecepatan dan
keakuratan deteksi aksi yang dilakukan akan mampu mengatasi atau setidaknya
meminimalkan dampak dari ancaman yang timbul;
d. pemerintah menyatakan bahwa Indonesia telah masuk dalam darurat penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkoba, sehingga Polri dalam melakukan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana Narkoba perlu peningkatan sinergitas antaraparat penegak
hukum;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
20
h. kualitas …..
e. pertumbuhan penduduk, mobilitas dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang
tidak diimbangi dengan sistem transportasi yang berkeselamatan lalu lintas (manual,
konvensional, parsial dan temporer) yang berdampak pada timbulnya pelanggaran,
kecelakaan dan kemacetan lalu lintas sehingga memerlukan pembangunan budaya
tertib lalu lintas, pelayanan dibidang Kamseltibcar Lantas dan adanya sistem pusat
kendali, koordinasi, komunikasi dan informasi lalu lintas;
f. penguatan pengawasan internal dan kerja sama dengan pengawasan eksternal masih
perlu ditingkatkan untuk menjawab opini dan kepercayaan publik yang masih rendah;
g. keterbatasan kualitas dan kuantitas kemampuan Polri khususnya anggota
Bhabinkamtibmas dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
memerlukan sinergi kemitraan dengan elemen masyarakat untuk mampu menjaga
Kamtibmas yang kondusif;
h. kualitas pelayanan publik masih perlu ditingkatkan melalui akselerasi pelaksanaan tata
kelola yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi Polri dengan didukung
kemampuan IT dan SDM yang bersih dari KKN;
i. dampak aksi terorisme di Indonesia menunjukan bahwa ISIS berupaya menanamkan
pengaruhnya kepada masyarakat maupun sel/jaringan terorisme yang telah ada;
j. dengan semakin modern-nya masyarakat, didukung dengan kecepatan informasi
melalui berbagai media maupun dunia maya menimbulkan kejahatan yang terinspirasi
dari kejahatan sebelumnya sehingga perkembangan kejahatan meningkat dan
meresahkan masyarakat luas. Hal ini perlu ditindaklanjuti Polres Metro Jakarta Selatan
dengan upaya meningkatkan jumlah maupun kecepatan pengungkapan kasus dengan
metodologi ilmiah terutama kasus menonjol yang menjadi perhatian masyarakat dan
kejahatan terhadap negara;
k. rasa aman masyarakat terhadap kemungkinan terkena tindak kejahatan di tempat
rawan gangguan Kamtibmas perlu ditingkatkan dengan upaya preventif yaitu Turjawali
yang didukung oleh peralatan berteknologi terkini dan ketanggapsegeraan terhadap
informasi yang didapatkan (quick response). Agenda besar yaitu Pemilukada 2017
menjadi salah satu barometer kesuksesan Polri dalam melakukan upayanya
memelihara Kamtibmas;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
21
2) Misi …..
l. Polres Metro Jakarta Selatan masih belum maksimal dalam menyajikan informasi
kriminal mengingat belum efektifnya sistem teknologi informasi di pusat dan
kewilayahan, sedangkan hal tersebut sangat penting untuk aparat penegak hukum
lainnya dan masyarakat dalam mengakses pelayanan kepolisian.
II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prioritas
1. Visi dan Misi
a. Visi dan Misi Polda
1) Visi
Terwujudnya Polda Metro Jaya yang makin profesional, unggul dan
dipercaya masyarakat guna memantapkan Kamtibmas di wilayah hukum
Polda Metro Jaya dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
2) Misi:
a) mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust
building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
sampai lini terdepan, melalui konsep “Polda Cukup-Polres Besar-
Polsek Kuat.”;
b) mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri
yang profesional dan unggul, yang menjunjung etika dan sendi-
sendi HAM;
c) meningkatkan kesejahteraan personel Polri (well motivated and
welfare);
d) mewujudkan intelijen Kepolisian yang profesional dan kompeten
untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui
kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini
secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang
tepat pada kebijakan keamanan;
e) mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
22
strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif
dengan instansi terkait;
f) mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung
tinggi HAM dan anti KKN;
g) mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
berlalu lintas;
h) mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di wilayah
perairan laut dan danau untuk mendukung visi pembangunan
wilayah kemaritiman;
i) mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi kepolisian secara
berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri;
dan
j) mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan
dengan sertifikasi kecakapan profesi.
b. Visi dan Misi Polres Metro Jakarta Selatan
1) Visi
Terwujudnya Polres Metro Jakarta Selatan yang makin profesional, unggul
dan dipercaya masyarakat guna memantapkan Kamtibmas di wilayah
hukum Polres Metro Jakarta Selatan dalam rangka mendukung terciptanya
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
2) Misi :
a) mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust
building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
sampai lini terdepan, melalui konsep “Polres Besar-Polsek Kuat.”;
b) mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri
yang profesional dan unggul, yang menjunjung etika dan sendi-
sendi HAM;
c) meningkatkan kesejahteraan personel Polri (well motivated and
welfare);
d) mewujudkan intelijen Kepolisian yang profesional dan kompeten
untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui
b) Visi . . . . .
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
23
kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini
secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang
tepat pada kebijakan keamanan;
e) mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui
strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif
dengan instansi terkait;
f) mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung
tinggi HAM dan anti KKN;
g) mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
berlalu lintas;
h) mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi kepolisian secara
berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri;
dan
i) mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan
dengan sertifikasi kecakapan profesi.
2. Tujuan Jangka Menengah.
a. Polda
1) terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean
Government;
2) terwujudnya revolusi mental personel Polri berupa perubahan mind set
dan culture set sejalan reformasi birokrasi Polri;
3) terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari;
4) terwujudnya Polri yang profesional, bermoral, modern, unggul dan
dipercaya masyarakat; dan
5) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN
yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat
serta tercapainya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum bagi
masyarakat.
b. Polres Metro Jakarta Selatan
1) terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean
Government;
2. Tujuan . . . . .
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
24
2) meningkatkan …..
2) terwujudnya revolusi mental personel Polri berupa perubahan mind set
dan culture set sejalan reformasi birokrasi Polri;
3) terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari;
4) terwujudnya Polri yang profesional, bermoral, modern, unggul dan
dipercaya masyarakat; dan
5) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN
yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat
serta tercapainya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum bagi
masyarakat.
3. Sasaran Prioritas Tahun 2017
a. Polda
1) terpenuhinya sarana dan prasarana Polda Metro Jaya dan jajaran sesuai
dengan kebutuhan;
2) meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dan latihan Anggota
Polda Metro Jaya dalam rangka peningkatan profesional Anggota Polda
Metro Jaya guna terwujudnya Revolusi Mental Polri;
3) meningkatnya kemampuan deteksi aksi intelijen dengan didukung
teknologi intelijen modern guna mendeteksi dini potensi gangguan
Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya;
4) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba;
5) terwujudnya Kamseltibcarlantas melalui peningkatan budaya tertib lalu
lintas, penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas meninggal dunia;
6) terwujudnya pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri
yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
7) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas di desa /
kelurahan untuk meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Kamtibmas;
8) tercapainya Quick Wins Renstra Polri di Polda Metro Jaya dan jajaran
guna tercapainya Reformasi Birokrasi Polri;
9) meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana secara profesional,
transparan, akuntabel dan prosedural dengan menjunjung tinggi HAM;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
25
4) meningkatkan …..
10) mengintensifkan sinergitas Polisional dengan instansi terkait dan aparat
penegak hukum lainnya; dan
11) tergelarnya Anggota Patroli di tempat-tempat rawan gangguan
Kamtibmas terutama dalam Pengamanan Pilkada Serentak Provinsi DKI
Jakarta tahun 2017.
b. Polres Metro Jakarta Selatan
1) terpenuhinya sarana dan prasarana Polres Metro Jakarta Selatan sesuai
dengan kebutuhan minimal Almatsus Polri;
2) meningkatnya profesionalisme personel Polri guna terwujudnya revolusi
mental pada organisasi Polri;
3) meningkatnya kemampuan deteksi aksi intelijen Polri dengan
memanfaatkan teknologi intelijen modern guna mengeliminasi setiap
potensi gangguan Kamtibmasi;
4) meningkatnya pengungkapan kasus Narkoba guna memutus rantai
jaringan peredaran gelap Narkoba, sehingga menurunkan
penyalahgunaan Narkoba oleh masyarakat;
5) terwujudnya Kamseltibcar Lantas melalui peningkatan budaya tertib lalu
lintas, penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas kecelakaan
korban meninggal dunia;
6) menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan
pelayanan Polri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
7) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas
di desa/kelurahan guna mendorong partisipasi masyarakat dalam
menjaga Kamtibmas;
8) terlaksananya Quick Wins Renstra Polri 2015-2019 pada tingkat Polres
guna tercapainya reformasi Birokrasi Polri;
9) meningkatnya pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana secara
profesional, transparan dan akuntabel dengan menjunjung tinggi HAM;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
26
III. Arah …..
10) meningkatnya pelaksanaan Turjawali dan tergelarnya Polisi tugas umum
di tempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas serta pengamanan
Pemilukada tahun 2017;
11) terselenggaranya informasi kriminal nasional melalui penyajian data
informasi kriminal secara terintegrasi antar Satker Polri dan penegak
hukum lainnya;
12) mengintensifkan kerja sama dalam rangka sinergi polisional;
13) terpenuhinya kebutuhan SDM Polri baik secara kuantitas maupun
kualitas melalui penyelenggaraan rekrutmen sesuai prinsip minimal zero
growth, seleksi pendidikan pengembangan dan pembinaan karier dengan
prinsip meritokrasi.
III. Arah Kebijakan dan Strategi
1. Arah kebijakan dan strategi Polda
a. Arah Kebijakan
1) Bidang Pembinaan
a) terpenuhi struktur organisasi Polda Metro Jaya mendekati
terlaksananya prinsip Polda Cukup, Polres Besar, Polsek Kuat;
b) meningkatnya kapasitas pendidikan dan latihan Polda Metro
Jaya dalam rangka meningkatkan profesionalisme Polri guna
mewujudkan revolusi mental pada anggota Polda Metro Jaya
dengan melakukan sertifikasi kemampuan teknis profesi
kepolisian dan menggerakan pendidikan dan latihan Polri
berorientasi kaidah Polisi Sipil yang melayani;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
27
2) Bidang …..
c) pemberdayaan Polwan guna memenuhi kebijakan 2 Polwan 1
Polsek dalam rangka penanganan kasus perempuan dan anak
secara maksimal;
d) terpenuhinya sarana dan prasarana Polda Metro Jaya dan
jajaran sesuai dengan kebutuhan Almatsus Polri yang berbasis
teknologi dan informasi dalam rangka pelayanan Kamtibmas dan
penegakan hukum berikut pemeliharaan dan perawatannya;
e) menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan
pelayanan Polri yang bebas dari KKN melalui mengefektifkan
secara optimal kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dan
menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
secara maksimal; dan
f) mencapai Quick Wins Polri di Polda Metro Jaya dan jajaran guna
tercapainya Reformasi Birokrasi Polri melalui prcepatan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri, meningkatkan pelayanan
Publik berbasis teknologi dan pemberlakuan rekrutmen dan
pembinaan karir terbuka.
2) Bidang Operasional
a) mengoptimalkan pengelolaan keamanan terhadap segenap
warga atau masyarakat baik melalui dukungan anggaran
maupun penggelaran personel dan peralatan Polri yang berbasis
teknologi;
b) mengeliminir permasalahan konflik sosial tetap menjadi aspek
yang memerlukan perhatian baik yang bersumber dari masalah
etnis, agama, sengketa tanah, sosial budaya, ekonomi maupun
politik;
c) upaya pemberantasan terorisme walaupun sudah mencapai
banyak kemajuan tetapi penanganannya tetap memerlukan
perhatian yang serius karena faham radikalisme masih dijumpai
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
d) pelayanan Kamtibmas prima yang didukung peralatan Polri
berbasis teknologi sampai pada komunitas terkecil di
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
28
menyelenggarakan …..
kewilayahan dapat maksimal tergelar dan dapat diperdayakan
secara efektif;
e) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba, memutus
rantai jaringan peredaran Narkoba, sehingga menurunkan
penyalahgunaan Narkoba oleh masyarakat dengan
melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
Narkoba;
f) mewujudkan Kamseltibcar Lantas melalui budaya tertib,
penegakan hukum dan penurunan tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas meninggal dunia dengan peningkatan
kualitas pelayanan keamanan, keselamatan masyarakat;
g) meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana secara
profesional, transparan, akuntabel dan prosedural dengan
menjunjung tinggi HAM yaitu pemantapan penegakan hukum
terhadap 4 jenis kejahatan, membangun kemampuan penyidikan
berstandar investigasi pidana yang ilmiah (Scientific Criminal
Investigation);
h) terselenggaranya informasi kriminal Polda Metro Jaya melalui
penyajian data informasi kriminal secara terintegrasi antar Satker
Polda Metro Jaya, jajarannya dan penegak hukum lainnya
melalui menyelenggarakan Informasi Kriminal Nasional,
membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara
terpadu dan membangun Information Communication
Technology (ICT) pada unit-unit pelayanan masyarakat; dan
i) meningkatnya penggelaran dan peran Bhabinkamtibmas di Desa
/ Kelurahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
Kamtibmas dengan pembinaan Potensi Keamanan melalui
pelaksanaan pemolisian masyarakat dengan Bhabinkamtibmas
dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas.
b. Strategi Kapolda Metro Jaya
1) Bidang Pembinaan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
29
a) melaksanakan pemetaan dan pembinaan karir secara
transparan, akuntabel berdasarkan kompetensi sesuai
kebutuhan organisasi dengan prinsip keadilan;
b) peningkatan kemampuan sumber daya manusia Polda Metro
Jaya melalui penyelenggaraan Sertifikasi Keahlian Profesi
Kepolisian terutama para penyidik dan para pelaksana
pelayanan publik dan pelaksanaan revolusi mental dalam rangka
membangun budaya anti KKN;
c) melakukan rekrutmen, pemetaan dan penyebaran Polwan di
tingkat Polsek berdasarkan skala prioritas sehingga mencukupi
kebutuhan Polwan di tiap Polsek;
d) pengadaan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana
berbasis teknologi terkini untuk mencapai standar minimal
Almatsus Polda, Polres dan Polsek;
e) mengoptimalkan koordinasi dan kerja sama internal dan
eksternal pengemban fungsi pengawasan, meningkatkan disiplin,
ketertiban dan perilaku anggota melalui Penegakan Disiplin dan
Kode Etik Profesi Polri; dan
f) melaksanakan Indeks Tata Kelola (ITK) pada tingkat Polda dan
Polres, melaksanakan Roadmap Reformasi Birokrasi Polri tahap
III, melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri melakukan evaluasi
dan penilaian manajemen kinerja pada seluruh Satker,
mengoptimalkan pelayanan prima kepolisian dan melaksanakan
perekrutan sumber daya manusia yang bebas dari KKN.
2) Bidang Operasional
a) penggelaran personel secara profesional dan proporsional yang
didukung dukungan anggaran dan sarana prasarana yang
berbasis teknologi pada setiap kegiatan masyarakat baik bersifat
lokal, nasional maupun internasional untuk mencegah terjadinya
gangguan Kamtibmas;
b) mengintensifkan strategi Polmas, pemberdayaan
Bhabinkamtibmas, meningkatkan deteksi aksi dan meningkatkan
penilaian ……
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
30
partisipasi masyarakat dalam menciptakan situasi kondusif serta
melakukan penegakan hukum secara profesional dan
prosedural;
c) perkuatan dan peningkatan peran dan fungsi intelijen keamanan
melalui kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini,
peringatan dini, dan cegah dini) mampu dalam deteksi kejahatan
terorisme dan penyebaran faham ISIS dalam memberikan
informasi yang rahasia, cepat dan akurat;
d) meningkatkan penyebaran personel Polri dan sarana prasarana
Polri berbasis teknologi sampai pada komunitas terkecil di
kewilayahan dapat dilaksanakan secara efektif;
e) meningkatnya pengungkapan kasus-kasus Narkoba, melalui
menyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkoba, kerja sama
dengan BNN, BNP dan komponen masyarakat lainnya dengan
menggunakan Almatsus yang berbasis IT dan modern;
f) mengoptimalkan terselenggaranya Kamseltibcar Lantas di
wilayah hukum Polda Metro Jaya, meningkatkan mutu pelayanan
lalu lintas, membangun Pusat Komando dan Informasi Lalu lintas
melalui RTMC, serta mengoptimalkan kerjasama dengan instansi
terkait dalam menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan
dan membangun Back Office, Aplikasi dan Networking di bidang
lalu lintas dan membangun budaya tertib berlalu lintas;
g) mengoptimalkan penyelesaian tindak pidana konvensional,
Transnational Crime, kejahatan terhadap kekayaan negara dan
kejahatan yang berimplikasi kontinjensi melalui koordinasi
dengan Criminal Justice System;
h) mengintegrasikan pelayanan dan penyajian data informasi
kriminal antar Satker, antar penegak hukum berbasis IT dan
bekerja sama antar instansi terkait dalam pemanfaatan Database
kependudukan dan Database informasi kriminal guna
meningkatkan informasi terpadu dengan Criminal Justice System
(CJS) dalam pelayanan SKCK serta mengoptimalkan RTMC
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
31
b. Arah …..
sebagai Pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi
(K3I); dan
i) meningkatkan kualitas dan kuantitas Bhabinkamtibmas pada
Desa / Kelurahan sehingga mampu mendeteksi secara dini dan
memecahkan setiap permasalahan yang terjadi pada
masyarakat.
2. Arah Kebijakan dan Strategi Polres Metro Jakarta Selatan
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Polres Metro Jakarta Selatan
Tahun 2017, maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:
a. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terpenuhinya
Sarana dan Prasarana Polri Polres Metro Jakarta Selatan sesuai Kebutuhan
Minimal Almatsus Polri” yaitu: membangun dan mengembangkan sarana
prasarana yang berbasis teknologi dan informasi dalam rangka sebaran
pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum berikut pemeliharaan dan
perawatannya.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:
1) mengusulkan penambahan Almatsus Polri berikut pemeliharaan dan
perawatannya untuk mencapai standar minimal Almatsus Polri;
2) mengusulkan menambah sarana dan prasana Polri untuk penyelidikan
dan penyidikan tindak pidana khususnya dukungan ruang PPA pada
Polsek;
b. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Kapasitas dan Kualitas Pendidikan dan Latihan Polri dalam rangka Meningkatkan
Profesionalisme Personel Polri guna Terwujudnya Revolusi Mental pada
Organisasi Polri” yaitu:
1) melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
32
f) mengikut …..
a) meningkatkan kapasitas Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri
khususnya sertifikasi penyidik Polri;
b) membentuk assessor pada setiap fungsi teknis kepolisian;
c) mencetak personel kompeten Polri sesuai lingkup profesi melalui
penyelenggaraan sertifikasi keahlian.
2) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Polri yang berorientasi
pada kaidah polisi sipil yang melayani.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknis, struktural dan
fungsional;
b) melakukan perbaikan dan pemutakhiran kurikulum pendidikan
dan pelatihan personel Polri yang disesuaikan dengan nilai
esensial revolusi mental (integritas, etos kerja dan gotong
royong);
c) memperbanyak jumlah modul pembelajaran yang disesuaikan
dengan kurikulum pendidikan dan latihan yang baru;
d) mengikutkan pendidikan, pelatihan, kursus-kursus guna
meningkatkan profesionalisme Polri;
e) melaksanakan revolusi mental, khususnya dalam rangka
mengembangkan budaya anti korupsi internal Polri, diantaranya
dengan membangun zona integritas menuju bebas wilayah
korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani serta
meningkatkan kurikulum yang berisi esensi revolusi mental
(integritas, etos kerja dan gotong royong) dan budaya anti
korupsi diseluruh jenjang pendidikan Polri;
f) mengikut sertakan personel untuk melaksanakan pendidikan dan
pelatihan penyidik penanganan perkara Anak Berhadapan
Hukum (ABH), Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), dan
HAM.
c. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Kemampuan Deteksi Aksi Intelijen Polri dengan Memanfaatkan Teknologi
Intelijen Modern guna Mengeliminir Setiap Potensi Gangguan Kamdagri “ yaitu:
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
33
d. Arah …..
1) memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan
dini dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi
intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminasi setiap potensi
gangguan dan gejolak sosial.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini,
peringatan dini dan cegah dini) yang didukung personel,
anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka
mengeliminasi setiap potensi gangguan dan gejolak sosial;
b) meningkatkan peran dan fungsi intelijen keamanan Polri yang
mampu memberikan informasi dan saran tindak secara rahasia,
cepat dan akurat guna menurunkan potensi gangguan
keamanan;
2) mengoptimalkan pengelolaan keamanan dalam negeri terhadap segenap
warga negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan kemampuan penanganan konflik sosial (konflik
horizontal) dengan mengutamakan pencegahan dan
memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan
kelompok rentan;
b) meningkatkan kemampuan penanganan separatisme (konflik
vertikal) baik melalui pencegahan maupun penegakan hukum
secara profesional.
d. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Pengungkapan Kasus Narkoba guna Memutus Rantai Jaringan Peredaran Gelap
Narkoba, sehingga Menurunkan Penyalahgunaan Narkoba oleh Masyarakat”
yaitu:
1) melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkoba.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
34
c) melakukan …..
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan kemampuan Polri dalam penanganan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;
b) meningkatkan penyelesaian kasus tidak pidana penyelagunaan
narkoba melalui penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
Narkoba;
c) melakukan pengembangan terhadap perkara tindak pidana
penyalahgunaan Narkoba untuk memberantas jaringan
peredaran gelap Narkoba;
d) melakukan kerja sama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN)
dan instansi terkait lainnya serta kerjasama bilateral, multilateral
dengan Kepolisian/penegak hukum negara lain.
e. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terwujudnya
Kamseltibcar Lantas Melalui Peningkatan Budaya Tertib Lalu Lintas, Penegakan
Hukum dan Penurunan Tingkat Fatalitas Kecelakaan Korban Meninggal Dunia”
yaitu:
1) melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan keamanan, keselamatan
masyarakat dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu
lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) menyelenggarakan operasi kepolisian bidang lalu lintas untuk
menurunkan jumlah kecelakaan lalu lintas;
b) menyelenggarakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan
patroli lalu lintas untuk meningkatkan keamanan keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas;
c) melakukan kajian black spot dan trouble spot kecelakaan lalu
lintas dan angkutan jalan pada daerah rawan kecelakaan lalu
lintas;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
35
b) membangun …..
d) penanganan kecelakaan lalu lintas menonjol dengan
pemanfaatan teknologi Traffic Accident Analysis;
2) membangun back office, dan networking dibidang lalu lintas sebagai
implementasi e-policing pada fungsi Lantas guna membangun sistem
pelayanan prima kepolisian di bidang lalu lintas.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) mengembangkan RTMC dan TMC yang terintegrasi dengan
back office pada masing-masing bagian/bidang dan fungsi-fungsi
lainnya sebagai pusat Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan
Informasi (K3I);
b) membangun dan mengembangkan sistem online Elektronic
Registrasi Identification (ERI), Safety Security Center (SSC),
Safety Driving Center (SDC) yang terintegrasi dengan data
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas serta sistem manajemen
kinerja (SMK) bagi personel Polantas;
c) mengembangkan sistem penindakan pelanggaran lalulintas
dengan sistem Electronic Law Enforcement (ELE) bagi
pelanggaran lalu lintas;
d) pemetaan dan pemantauan situasi lalu lintas sebagai sistem
data dasar evaluasi dan pengkajian dalam upaya mewujudukan
serta memelihara Kamseltibcar Lantas.
3) membangun budaya tertib berlalu lintas.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melanjutkan program road safety (implementasi Inpres Nomor 4
tahun 2013) sebagai bentuk long life education melalui kegiatan
edukasi, engineering, penegakan hukum dan kemitraan;
b) membangun sistem edukasi berbasis teknologi (e-learning) yang
dapat diakses secara online oleh publik dan pemangku
kepentingan;
c) membangun sistem uji SIM yang berbasis kompetensi;
d) menggelar operasi kepolisian dibidang lalu lintas secara tematis.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
36
Untuk …..
f. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Menguatnya Sistem
Pengawasan yang Efektif untuk Mewujudkan Pelayanan Polri yang Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)” yaitu:
1) menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan
dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)
guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta
menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara
maksimal.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) menguatkan tim internal anti korupsi;
b) mengefektifkan pelaksanaan Wasrik rutin, Wasrik khusus dan
Wasrik dengan tujuan tertentu;
c) mengoptimalkan koordinasi dan kerja sama internal dan
eksternal pengemban fungsi pengawasan;
d) melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja Satker
di lingkungan Polri;
e) meningkatkan disiplin, ketertiban dan perilaku anggota Polri
melalui penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri sebagai
tindak lanjut internal atas pengaduan masyarakat.
g. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Penggelaran dan Peran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan guna Mendorong
Partisipasi Masyarakat dalam Menjaga Kamtibmas” yaitu:
1) melaksanakan pembinaan potensi keamanan melalui pemantapan
pelaksanaan pemolisian masyarakat (community policing) dengan
Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang
Kamtibmas.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) membangun partisipasi publik dalam pengamanan lingkungan
dan menguatkan program Polmas dengan penggelaran satu
Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa/kelurahan, untuk melakukan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
37
2) meningkatkan …..
sambang, deteksi, memperoleh informasi, mediasi dalam
pencegahan dini permasalahan Kamtibmas;
b) membentuk dan membina kelompok potensi masyarakat;
c) pemberdayaan kemitraan dengan lembaga/pranata masyarakat
melalui peningkatan pelayanan masyarakat dengan
mengembangkan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas
dalam upaya memelihara dan memantapkan Kamtibmas;
d) mengupayakan penurunan persentase gangguan keamanan di
tingkat desa dengan menghadirkan anggota Polri di tengah-
tengah masyarakat saat dibutuhkan dan di setiap kegiatan
masyarakat;
e) meningkatkan jumlah pelayanan Bhabinkamtibmas pada
desa/kelurahan.
h. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terlaksananya
Quick Wins Renstra Polres Metro Jakarta Selatan 2015-2019 guna Tercapainya
Reformasi Birokrasi Polri (RBP)” yaitu:
1) mempercepat pelaksanaan RBP. Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan pengukuran kinerja Polri melalui Indeks Tata
Kelola (ITK) Polri sampai dengan tingkat Polres;
b) melaksanakan roadmap RBP tahap III di tingkat Mabes Polri dan
kewilayahan;
c) melanjutkan RBP, melakukan evaluasi dan penilaian manajemen
kinerja pada seluruh Satker;
d) melakukan upaya peningkatan peringkat RBP secara bertahap.
2) meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) mengoptimalkan pelayanan bersih dari percaloan di bidang lalu
lintas (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan TNKB) dengan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
38
2) meningkatkan …..
mempercepat waktu pelayanan, pemenuhan jaringan SIM, STNK
dan BPKB online hingga Polres;
b) membangun sistem pelayanan secara online dalam rangka
penerbitan SKCK;
c) menyampaikan informasi layanan dan kegiatan kepolisian
melalui publikasi/diseminasi informasi kepada masyarakat dan
instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta;
d) memberikan pelayanan dan penyuluhan hukum
ke masyarakat untuk pencegahan kejahatan dan
penyalahgunaan Narkoba;
3) pemberlakuan promosi jabatan terbuka di lingkungan Polri.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) membentuk pola mutasi dan promosi berdasarkan merit sistem;
b) melaksanakan assessmen pada jabatan strategis;
c) penguatan rekam jejak terhadap para perwira Polri;
d) melaksanakan sertifikasi terhadap para assessor.
i. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Kekuatan Densus 88 Anti Teror dibantu BKO dari Brimob Polri yang
Berkemampuan dan Didukung oleh Intelijen Polri” yaitu:
1) melakukan penindakan terhadap pelaku tindak pidana terorisme.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah: melakukan upaya preemtif dan preventif untuk
menekan munculnya tindak pidana terorisme melalui kerja sama dengan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pihak terkait
lainnya.
2) meningkatkan deteksi aksi intelijen dalam menghadapi pelaku tindak
pidana terorisme.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan latihan peningkatan kemampuan deteksi aksi
intelijen bagi personel Intelijen;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
39
e) meningkatkan …..
b) melakukan mapping potensi kerawanan tindak pidana terorisme;
c) melakukan penggalangan terhadap Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Pemuda melalui kegiatan kontra radikal.
j. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Pengungkapan dan Penyelesaian Tindak Pidana secara Profesional, Transparan
dan Akuntabel dengan Menjunjung Tinggi HAM” yaitu:
1) pemantapan penegakan hukum terhadap 4 (empat) jenis kejahatan
(kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap
kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi).
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang
meresahkan masyarakat;
b) mengintensifkan pemberantasan terhadap 4 jenis kejahatan
dengan prioritas pemberantasan korupsi, pembalakan liar (illegal
logging), pencurian ikan (illegal fishing), penambangan liar
(illegal mining), penyelundupan orang, kejahatan perbankan,
kejahatan pencucian uang, pemberantasan narkoba dan
penegakan hukum lingkungan termasuk kejahatan kekerasan
terhadap perempuan dan anak serta kelompok marginal;
c) meningkatkan jumlah penyelesaian dan mempercepat waktu
penyelesaian kasus secara profesional teliti, tepat dan akuntabel;
d) mengkaji pemenuhan kebutuhan biaya operasional penanganan
perkara pidana dan pemenuhannya;
e) meningkatkan koordinasi penanganan perkara antaraparat
penegak hukum khususnya tindak pidana korupsi;
2) membangun kemampuan penyidikan berstandar investigasi pidana yang
ilmiah (Scientific Criminal Investigation-SCI) dari tingkat Polres sampai
tingkat Polsek.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
40
d) meningkatkan …..
a) meningkatkan kemampuan penyidik Polri dalam pengolahan
Tempat Kejadian Perkara (Crime Scene Investigation-CSI) guna
mengungkap tindak pidana secara ilmiah;
b) meningkatkan sarana prasarana penyidikan yang memenuhi
standar investigasi tindak pidana secara ilmiah (Scientific
Criminal Investigation-SCI);
c) meningkatkan kemampuan penyidikan bagi personel Polres dan
Polsek melalui pemenuhan peralatan berdasarkan standar
scientific criminal investigation.
k. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatnya
Pelaksanaan Turjawali dan Tergelarnya Polisi Tugas Umum di Tempat-tempat
Rawan Gangguan Kamtibmas serta Pengamanan Pemilukada Tahun 2017” yaitu:
1) optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran
personel dan peralatan Polri yang berbasis teknologi;
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan
dan patroli, baik secara rutin atau dialogis pada tempat-tempat
rawan gangguan Kamtibmas guna mencegah terjadinya
kejahatan;
b) menghadirkan anggota Polri disetiap kegiatan masyarakat;
c) melaksanakan satgas gelar kekuatan Polri di daerah rawan
kejahatan dan kemacetan lalu lintas;
d) meningkatkan pengamanan terhadap objek vital/khusus dan VIP
yang didukung peralatan dan personel yang berkualifikasi;
e) melakukan pemantauan dan patroli lintas wilayah yang didukung
kemampuan Kepolisian Udara;
2) mempersiapkan seluruh satuan wilayah dalam rangka pengamanan
Pemilukada.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
41
Untuk …..
a) meningkatkan kemampuan personel dan satuan dalam rangka
menghadapi pengamanan Pemilukada;
b) menyusun alokasi anggaran, meningkatkan kemampuan
personel dan satuan serta sarana prasarana dalam rangka
menghadapi Pemulikada.
l. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terselenggaranya
Informasi Kriminal Nasional melalui Penyajian Data Informasi Kriminal secara
Terintegrasi Antar Satker Polri dan Penegak Hukum Lainnya” yaitu:
1) menyelenggarakan informasi kriminal nasional.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) mengintegrasikan pelayanan dan penyajian data informasi
kriminal antar satker internal Polri;
b) mengintegrasikan sistem data informasi kriminal
antarpenegak hukum;
c) memperkuat pusat informasi kriminal nasional yang terintegrasi;
d) mempermudah akses informasi terhadap SP2HP;
e) mengimplementasikan pilot project SPPT berbasis IT berikut
bimbingan teknis.
2) membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu
mulai dari Mabes Polri sampai dengan Polda dan Polres.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan kemampuan data recovery centre menjadi data
centre Polri;
b) mengembangkan e-office di lingkungan Polri;
c) mengembangkan video conference sampai dengan tingkat
Polres sebagai kodal pimpinan dalam berkoordinasi;
d) mengembangkan platform sistem informasi terpadu untuk
mengintegrasikan berbagai aplikasi di lingkungan Polri;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
42
1) melaksanakan …..
e) mengembangkan sistem komunikasi berbasis radio untuk
mendukung operasi kepolisian dengan mempertimbangkan
kondisi geografis masing-masing wilayah;
3) pengembangan Information Communication Technology (ICT) pada unit-
unit pelayanan masyarakat.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan kerja sama dan pengembangan secara teknis
dengan Kementerian/Lembaga terkait melalui pemanfaatan
database kependudukan dan database informasi kriminal guna
meningkatkan sistem informasi kriminal terpadu dengan Criminal
Justice System (CJS) dan pelayanan SKCK secara online;
b) mengoptimalkan National Traffic Management Center (NTMC)
sebagai pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3I)
yang terkoneksi dengan instansi terkait serta melanjutkan
pengembangan Regional Traffic Management Center (RTMC)
dan Traffic Management Center (TMC) di satuan wilayah.
m. Arah kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terpenuhinya
Kebutuhan SDM Polri baik secara Kuantitas maupun Kualitas melalui
Penyelenggaraan Rekrutmen Sesuai Prinsip Minimal Zero Growth, Seleksi
Pendidikan Pengembangan dan Pembinaan Karier dengan Prinsip Meritokrasi”
yaitu:
1) melaksanakan rekrutmen anggota Polri secara terpadu sesuai prinsip
minimal zero growth melalui proses bersih, transparan, akuntabel dan
humanis serta mempertimbangkan talent scouting dan kebutuhan
organisasi.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan rekrutmen anggota Polri dengan prinsip minimal
zero growth guna menyeimbangkan proporsi anggaran untuk
meningkatkan proporsi anggaran belanja barang dan belanja
modal;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
43
3) meningkatkan …..
b) melaksanakan kampanye proaktif setiap hari sepanjang tahun
dengan memberdayakan masyarakat selain anggota Polri;
c) menyelenggarakan rekrutmen anggota Polri terdiri dari Taruna
Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama untuk memenuhi
kebutuhan terkait penyusutan jumlah anggota Polri;
d) melaksanakan penambahan peralatan seleksi (scanner,
komputer, LCD, CAT);
2) melaksanakan pembinaan karier secara transparan dan akuntabel
dengan prinsip meritokrasi berdasarkan kompetensi sesuai kebutuhan
organisasi.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) mengembangkan Sistem Informasi Personel Polri (SIPP)
berbasis IT untuk membenahi database SDM Polri berupa
pendataan ulang PNS dan Polri secara elektronik (e-pupns dan
e-pupolri) sehingga senantiasa up to date;
b) melakukan penempatan lulusan pendidikan
pengembangan umum menggunakan pola zona wilayah dan
rangking;
c) mengimplementasikan pelaksanaan SMK secara online;
3) meningkatkan pelayanan psikologi pegawai negeri pada Polri dan
keluarganya secara berlanjut.
Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan mapping psikologi terhadap personel Polri;
b) melaksanakan pemeriksaan psikologi terhadap calon
pemegang senjata api organik secara berkala;
c) melaksanakan pemeriksaan psikologi secara berkala 6 bulan
sekali terhadap seluruh anggota Polri.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
44
c. Program …..
IV. Program, Kegiatan dan Pagu Indikatif.
1. Program dan Kegiatan
a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Polri.
1) Tujuan:
menyelenggarakan fungsi manajemen kinerja Polri secara optimal
dengan melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pelaporan, pelayanan internal dan pembayaran gaji yang dilaksanakan secara
tepat waktu, akuntabel dan terintegrasi antara Mabes Polri dan Kewilayahan.
2) Kegiatan:
a) dukungan pelayanan internal perkantoran Polri;
b) manajemen anggaran.
b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri.
1) Tujuan:
mendukung tugas pembinaan dan operasional Polri melalui ketersediaan
sarana dan prasarana materiil, fasilitas dan jasa baik kualitas maupun kuantitas;
2) Kegiatan:
a) pengembangan peralatan Polri;
b) dukungan manajemen dan teknis Sarpras;
c. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Polri.
1) Tujuan:
mewujudkan aparat Polri yang profesional, proporsional dan akuntabel
sebagai implementasi reformasi Polri khususnya perubahan kultur;
2) Kegiatan:
a) pertanggungjawaban Profesi;
b) penyelenggaraan pengamanan internal Polri;
c) penyelenggaraan pemeriksaan dan Pengawasan;
d. Program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
45
2) Kegiatan …..
1) Tujuan:
mengembangkan langkah-langkah st rategi , untuk menurunkan
gangguan Kamtibmas mulai dari mencegah suatu potensi gangguan
keamanan, ambang gangguan dan gangguan nyata baik secara kualitas
maupun kuantitas, untuk mewujudkan strategi keamanan dan ketertiban dalam
rangka pemeliharaan keamanan;
2) Kegiatan:
a) dukungan manajemen dan teknis strategi keamanan dan ketertiban;
b) analisis keamanan;
c) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang politik;
d) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang ekonomi;
e) penyelenggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang sosial budaya;
f) penyelanggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang keamanan
negara;
e. Program pemberdayaan potensi keamanan.
1) Tujuan:
mendekatkan Polisi dengan berbagai komunitas masyarakat agar
terdorong bekerja sama dengan Kepolisian secara proaktif dan saling
mengandalkan untuk membantu tugas Kepolisian dalam menciptakan
keamanan dan ketertiban bersama (Community Policing);
2) Kegiatan:
- pembinaan potensi keamanan.
f. Program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
1) Tujuan:
memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat agar mampu melindungi seluruh warga masyarakat Indonesia
dalam beraktivitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya,
ancaman dan gangguan yang dapat menimbulkan cidera, kerugian serta korban
akibat gangguan keamanan dimaksud;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
46
h) Program …..
2) Kegiatan:
a) dukungan manajemen dan teknis pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat;
b) pembinaan pelayanan fungsi Sabhara;
c) penyelenggaraan pengamanan objek vital;
d) peningkatan pelayanan keamanan dan keselamatan masyarakat di
bidang lantas;
g. Program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
1) Tujuan:
menanggulangi dan menurunnya penyelesaian 4 (empat) jenis kejahatan
(kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi
kontinjensi dan kejahatan terhadap kekayaan negara) tanpa melanggar HAM;
2) Kegiatan:
a) dukungan manajemen dan teknis penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana;
b) penindakan tindak pidana umum;
c) penindakan tindak pidana terorisme;
d) penindakan tindak pidana Narkoba;
e) penindakan tindak pidana korupsi;
h. Program pengembangan hukum kepolisian.
1) Tujuan:
menyelenggarakan pembinaan dan advokasi hukum serta membangun
landasan hukum dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Polri selaku pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat serta menegakkan hukum;
2) Kegiatan:
- penyusunan dan penyuluhan hukum;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
47
1) dukungan …..
2. Pagu Indikatif
Alokasi Pagu Indikatif Polres Metro Jakarta Selatan Tahun Anggaran 2017 sebesar
Rp. 155.858.598.000,- dengan perincian sebagai berikut:
a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Polri
Rp. 123.519.670.000,- meliputi:
1) dukungan pelayanan internal perkantoran Polri Rp. 123.509.670.000,-;
2) perencanaan dan penganggaran kewilayahan Rp. 10.000.000,-.
b. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri Rp. 13.807.857.000,-
meliputi:
1) pengembangan peralatan Polri Rp. 36.991.000,-;
2) dukungan manajemen dan teknis sarpras Rp. 13.770.866.000,-;
c. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Polri Rp. 136.300.000,-
meliputi:
1) pertanggungjawaban profesi Rp. 7.500.000,-;
2) penyelenggaraan pengamanan internal Polri Rp. 84.800.000,-;
3) penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan Rp. 44.000.000,- .
d. Program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban Rp. 1.651.870.000,-
meliputi:
1) dukungan Manajemen dan tehnis strategi keamanan dan ketertiban
Rp. 88.482.000,-
2) analisis Kemanan Rp. 307.388.000,-
3) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Politik Rp. 314.000.000,-;
4) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Ekonomi Rp. 314.000.000,-;
5) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Sosial Rp. 314.000.000,-;
6) penyelenggaraan Strakam dan ketertiban bidang Keamanan Rp. 314.000.000,-.
e. Program pemberdayaan potensi keamanan Rp. 1.613.628.000,- meliputi:
- pembinaan potensi keamanan Rp. 1.613.628.000,-.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
48
Kementrian …..
j. Program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat Rp. 6.264.294.000,-
meliputi:
1) dukungan manajemen dan teknis Harkamtibmas Rp. 2.475.392.000,-;
2) pembinaan pengamanan fungsi Sabhara Rp. 2.126.020.000,-;
3) penyelenggaraan pengamanan obyek vital Rp. 82.125.000,- ;
4) Peningkatan pelayanan keamanan dan keselamatan masyarakat di bidang
Lantas Rp. 1.580.760.000,-
k. Program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Rp. 8.854.976.000,- meliputi:
1) Dukungan manajemen dan teknis Lidik Sidik Rp. 2.526.525.000,- ;
2) penindakan tindak pidana umum Rp. 4.720.770.000,-;
3) penindakan tindak pidana narkoba Rp. 1.409.610.000,-;
4) penindakan tindak pidana korupsi Rp. 208.071.000,-.
m. Program pengembangan hukum kepolisian Rp. 10.000.000,- meliputi:
- penyusunan dan penyuluhan hukum Rp. 10.000.000,-.
3. Kegiatan Prioritas Pagu Indikatif T.A. 2017.
Sesuai dengan Surat Bersama Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri
Keuangan dengan Nomor: 0163/M.PPN/05/2016 dan S-378/MK.02/2016 tanggal 13 Mei
2016, perihal Renja Pemerintah (RKP) tahun 2017 dan Pagu Indikatif Kementerian/lembaga
T.A. 2017. Setelah dilaksanakan Trilateral Meeting antara Polri, Kementerian Keuangan dan
Kementerian PPN/Bappenas maka kegiatan prioritas Pagu Indikatif T.A. 2017 adalah
sebagai berikut:
KODE PROGRAM/ KEGIATAN/
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI
(JUTA RUPIAH)
KET
02 Program Peningkatan
Sarana Dan Prasarana
Aparatur Polri
Mendukung tugas pembinaan
dan operasional Polri melalui
ketersediaan sarana dan
prasarana materiil, fasilitas dan
jasa baik kualitas maupun
kuantitas.
3084 Pengembangan
Peralatan Polri
Pengembangan teknologi dan
peralatan kepolisian secara
bertahap
Pengembangan Jaring Komunikasi
Kepolisan
1 Paket
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
49
KODE PROGRAM/ KEGIATAN/
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI
(JUTA RUPIAH)
KET
Pengembangan RTMC dan TMC Polres TMC
Peningkatan Informasi Kriminal
Nasional secara merata di
seluruh Polda dan Polres
Penyajian Data Informasi Kriminal
secara terintegerasi antar satker
Polri (mendukung Integrated
criminal justice)
Integrasi sistem penanganan
perkara secara internal dan
eksternal
Implementasi pilot project SPPT di
5 provinsi dan Bimtek
Pengembangan SPPT berbasis IT
Penyajian Data Informasi Kriminal
Nasional secara terintegrasi antar
Satker Polri (mendukung Integrated
Criminal Justice System)
Terbangunnya sistem kepolisian
berbasis TIK
Jumlah prototipe E-Policing 1 prototype
5062 Pengembangan
fasilitas dan konstruksi
Polri
09 Program
Pemberdayaan
Potensi Keamanan
5076 Pembinaan Potensi
keamanan
Terselenggaranya kerjasama antara Polri masyarakat dalam Harkamtibmas
Jumlah total desa yang mendapatkan pelayanan Bhabinkantibmas
65
Pembentukan dan pembinaan
kelompok potensi masyarakat kel
10 Program
Pemeliharaan
Keamanan dan
Ketertiban
Masyarakat
3130 Pembinaan Pelayanan
Fungsi Sabhara
Layanan Fungsi Sabhara Jumlah penyelenggaraan Pengaturan
730 kali 2.126.020.000
Jumlah penyelenggaraan patroli 730 kali
Jumlah penyelenggaraan pengawalan
730 kali
3131 Penyelenggaraan
pengamanan objek
Vital
Meningkatkan keamanan objek vital/khusus
Jumlah pengamanan objek vital/objek vital nasional dan objek wisata
365 kali 82.125.000
11 Program
Penyelidikan Dan
Penyidikan Tindak
Pidana
3142 Penindakan Tindak
Pidana Umum
Meningkatnya penyelesaian
penangnanan perkara Tindak
Pidana Umum
Jumlah kasus yang dapat
terselesaikan (P21)
551 kasus 4.720.770.00
0
3144 Penindakan Tindak
Pidana Narkoba
252.000,0
Meningkatnya penyelesaian
penangnanan perkara Tindak
Pidana Narkoba
LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRES METRO JAKSEL NOMOR : KEP/ 71 /VI/2016
TANGGAL : 29 JUNI 2016
50
Paraf :
1. Kabagren :.....
2. Kasium :.....
3. Waka Polres :.....
KODE PROGRAM/ KEGIATAN/
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI
(JUTA RUPIAH)
KET
Penyelesaian Kasus Tindak Pidana
Narkoba
135 kasus 1.049.610.00
0
3146 Penindakan Tindak Pidana Korupsi
Meningkatnya penyelesaian
penangnanan perkara Tindak
Pidana Korupsi
Jumlah kasus yang dapat
terselesaikan (P21)
1 kasus 208.071.000
V. Penutup
Demikian Rencana Kerja Polres Metro Jakarta selatan Tahun Anggaran 2017 disusun
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan jajaran Satker di Polres Metro Jakarta Selatan
pada Tahun Anggaran 2017.
Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Juni 2016
KEPALA KEPOLISIAN RESORT METRO JAKARTA SELATAN
TUBAGUS ADE HIDAYAT, SIK
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 70060445
`