efisiensi penggunaa input pupuk organik sebagai pengganti pupuk anorganik untuk meningkatkan hasil...
DESCRIPTION
pertanianTRANSCRIPT
EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PUPUK ORGANIK SEBAGAI
PENGGANTI PUPUK ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
PANEN, PENDAPATAN, KEUNTUNGAN PETANI DALAM BERSAING
DENGAN PETANI DI LUAR DALAM UPAYA MENYOSONG AEC
AEC (ASEAN Economic Community) adalah sebuah komunitas negara-
negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi
terwujudnya ekonomi yang terintegrasi, negara-negara tersebut bergabung dan
memberlakukan sistem perdagangan yang terbuka dalam melakukan perdagangan
barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. Pemberlakuan AEC di tahun 2015
ini bisa menjadi ancaman tetapi bisa juga menjadi peluang bagi dunia pertanian
Indonesia. Hikmah lainnya adalah dengan adanya AEC 2015 ini bisa digunakan
sebagai ajang pemanasan dalam menghadapi perdagangan bebas APEC 2020
nantinya yang dianggap lebih berat tantangannya daripada AEC 2015.
Adanya AEC ini apakah akan kita jadikan kesempatan atau bahkan
hambatan yang membuat kita terjerumus dalam pola hidup konsumtif.
Dilapangan, yang dapat dilihat dipasar-pasar induk hingga pasar ritel modern dan
pasar tradisional, produk pangan petani Indonesia terus dihadapkan dengan
produk import dalam persaingan merebut peluang pasar. Saat ini, hampir semua
pasar bahan pangan pokok yang dibutuhkan konsumen Indonesia telah diwarnai
adanya poduk import. Penetrasi pasar produk pangan import yang dilakukan oleh
pelaku pasar dari Negara-negara lingkungan ASEAN maupun anggota APEC
sudah mulai dilakukan beberapa tahun lalu. Namun Negara kita sepertinya belum
bersiap untuk menghadapi AEC. Produk pangan pokok yang “terpaksa” diimport
itu diantaranya beras, jagung, kedelai, terigu, kacang tanah, daging sapi, garam,
bawang putih. Tetapi tidak sedikit masuknya produk import itu merupakan upaya
aktif penetrasi pasar dari Negara-negara yang sangat aktif membantu petaninya
dalam menjual produknya keluar. Masuknya produk pangan import itu sebagian
merupakan upaya pemerintah untuk menutup kekurangan produk dalam negri
dalam memenuhi kebutuhan nasional.
Lantas mengapa produk-produk import itu bisa masuk ke Indonesia
dengan harga yang sangat murah. Misalnya beras organic yang berada di Negara
Filiphina hanya 8000/kg sampai di Indonesia, sedangkan di Indonesia beras
organic mencapai 15.000/kg. Terungkap bahwa penggunaan tekhnologi dan
efisiensi petani di luar sangatlah tinggi. Penggunaan teknologi pertanian di luar
negeri sudah sangat tinggi. Seperti penggunaan alat-alat untuk menanam bibit
secara otomatis, alat pemanenan secara otomatis serta alat pasca panen yang lain.
Kedua efisiensi petani diluar lebih efisien dari petani di Indonesia, petani diuar
negeri sangat memperhitungan besarnya input yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output yang maksimal. Misalnya dalam penggunaan benih dan
penggunaan pupuk. Penggunaan pupuk yang berlebihan menjadi tidak efisien,
pupuk anorganik (urea, ZA, Phonska, TSP) sebenarnya manfaatnya bisa
digantikan didalam pupuk organic (pupuk kandang).
Kurangnya pemahaman dan terbatasnya informasi tentang pupuk
organik menyebabkan kerancuan berpikir bagi sebagian kalangan dalam
pengembangan dan pemanfaatannya. Ada anggapan bahwa usahatani yang
menggunakan pupuk organik diartikan sebagai usahatani pertanian organik.
Padahal pertanian organik mempunyai falsafah, orientasi, dan tujuan tertentu,
tidak hanya sekadar menggunakan pupuk organik, tetapi juga menganut
persyaratan lain yang lebih spesifik.
Penggunaan pupuk anorganik sangat dominan dalam memacu
peningkatan produksi pangan. Namun demikian penggunaan pupuk anorganik
yang berlebihan telah menimbulkan banyak masalah yang berkaitan dengan
produksi, efisiensi, harga dan pendapatan petani. Fakta yang terjadi di lapang
menunjukkan bahwa kenaikan produksi pertanian sudah tidak sebanding lagi
dengan kenaikan penggunaan pupuk anorganik. Dengan kata lain efisiensi
penggunaan pupuk anorganik telah menurun. Penurunan efisiensi penggunaan
pupuk berkaitan erat dengan factor tanah di mana telah terjadi kemunduran
produktivitas lahan baik secara kimia, fisik maupun biologi . Untuk itu perlu
diupayakan perbaikan melalui pengelolaan secara terpadu dari aspek kimia, fisik
dan biologi, dimana pengelolaan bahan organik merupakan komponen utama .
Bahan organik tanah berperan penting dalam meningkatkan kemampuan tanah
dalam menyimpan lengas dan unsur-unsur hara tanah. Oleh karena itu penggunaan
pupuk organic mempunyai peluang sebagai pupuk utama pada perbaikan
kesuburan lahan .
Implementasi revolusi hijau melalui pengembangan varietas unggul
berumur pendek, anakan banyak, produktivitas tinggi, dan responsive terhadap
pupuk anorganik, telah menempatkan pupuk anorganik sebagai faktor produksi
yang penting dalam upaya peningkatan produksi padi Indonesia. Pupuk anorganik
seperti urea, SP-36, dan KCl merupakan sumber utama hara makro tanaman.
Akibat penggunaan pupuk yang cenderung berlebihan dan tidak berimbang di
beberapa wilayah intensifikasi menyebabkan produktivitas lahan sawah
mengalami penurunan.
Pemberian jerami pada tanah sawah dapat memperbaiki sifat biologi,
kimia, dan fisika tanah sawah. Pengembalian jerami ke tanah dapat
memperlambat pemiskinan K dan Si tanah. Berdasarkan penelitian, pembenaman
jerami 5 t/ha/musim selama 4 musim pada tanah sawah kahat K dapat
mensubstitusi keperluan pupuk K dan memperbaiki kesuburan tanah sehingga
hasil pun meningkat. Setelah 4 musim tanam, jerami dapat meningkatkan kadar C
organik, K dapat ditukar, Mg dapat ditukar, KTK tanah, Si tersedia, dan stabilitas
agregat tanah. Apabila dihitung dalam hektar, sumbangan hara dari jerami setara
dengan 170 kg K, 160 kg Mg, 200 kg Si, dan 1,7 ton C organik/ha.