perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK Oleh Hidayatuz Zu’amah H0708025 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 20-Oct-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI

RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN

PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Oleh

Hidayatuz Zu’amah

H0708025

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI

RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN

PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Oleh

Hidayatuz Zu’amah

H0708025

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

SKRIPSI

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI

RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN

PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Hidayatuz Zu’amah

H0708025

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP Ir. Noorhadi, M.Si

NIP. 19750529 200312 1 001 NIP. 19510101 198403 1 003

Surakarta, Oktober 2012

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS

NIP. 19560225 198601 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

SKRIPSI

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI

RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN

PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Hidayatuz Zu’amah

H0708025

telah dipertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal : 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Program Studi Agroteknologi

Susunan Tim Penguji :

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP Ir. Noorhadi, M.Si. Ir. Sumarno, M.P.

NIP. 19750529 200312 1 001 NIP. 19510101 198403 1 003 NIP. 195405181985031002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Domestifikasi Zoysia Japonica Dan Paspalum Vaginatum Sebagai Rumput

Ornamental Pada Media Tanah dan Pasir Dengan Penambahan Pupuk Organik

dan Anorganik”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan

dan dukungan berbagai pihak, sehingga penulis tak lupa mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

UNS.

2. Dr. Ir. Hadiwiyono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian UNS.

3. Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP. selaku Pembimbing Utama yang dengan kasih

selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada penulis.

4. Ir. Noorhadi, M.Si. selaku Pembimbing Pendamping yang selalu memberikan

bimbingan serta arahan kepada penulis

5. Ir. Sumarno, M.P. selaku Dosen Pembahas atas diskusi saran dan masukan

kepada penulis.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat

bagi penulis.

7. Keluarga yang saya sayangi, ibu Zumrotun, A.Ma., bapak Hartono, kakak

Haniatuz Zulfa yang telah memberikan dukungan baik materi, semangat, dan

doa.

8. Teman terbaikku Puji Norbawa, terimakasih banyak atas dukungan dan kasih

sayangnya selama ini.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

9. Sahabat-sahabatku serta keluarga keduaku selama di perantauan (Sangrani,

Canra, Uya, Pujix, Anik, Ayux, Cucuk, Nunuk, ifa, Mbak Dara, Mbak Raras,

Mbak Fitri, Niken, Nyonita, Nur dan Novi).

10. Sahabat satu team penelitian ”Rumput” Ali as’ad dan Hery dewantoro yang

telah banyak membantu dan selalu memberikan motivasi.

11. Teman-teman Marmut 2008 serta Agroteknologi 2008 (Solmated) yang luar

biasa.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini, yang

tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan karya ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada kita semua.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. x

RINGKASAN ........................................................................................... xii

SUMMARY ............................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Morfologi Rumput .......................................................................... 5

B. Zoysia japonica ............................................................................... 7

C. Paspalum vaginatum ...................................................................... 9

D. Tanah Alfisol ................................................................................. 11

E. Media Pasir .................................................................................... 11

F. Pupuk Organik ............................................................................... 12

G. Pupuk Anorganik ........................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 17

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 17

B. Bahan dan Alat............................................................................... 17

C. Perencanaan Penelitian dan Analisis Data ....................................... 18

D. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 19

E. Pengamatan Peubah........................................................................ 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 26

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................... 26

B. Karakteristik Media Tanam Penelitian.............................................. 28

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

C. Pengaruh Perlakuan Terhadap Variabel Tanah.................................. 32

D. Kualitas Visual Rumput ................................................................... 44

E. Kualitas Fungsional Rumput ............................................................ 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 71

A. Kesimpulan ..................................................................................... 71

B. Saran .............................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul dalam Teks Halaman

1. Parameter media tanam yang diamati ..................................................... 23

2. Analisis media Alfisols awal .................................................................. 28

3. Analisis media pasir awal ...................................................................... 29

4. Analisis Tekstur media awal .................................................................. 30

5. Analisis sebaran ukuran partikel pasir .................................................... 31

6. Rerata kepadatan pucuk Zoysia japonica ................................................ 44

7. Kategori Kerapatan Berdasarkan Jumlah Pucuk ..................................... 44

8. Rerata kepadatan pucuk Paspalum vaginatum ........................................ 45

9. Kategori Tekstur Berdasarkan Lebar Daun ............................................. 46

10. Rerata tekstur rumput Zoysia japonica ................................................... 47

11. Rerata tekstur rumput Paspalum vaginatum ............................................ 48

12. Rerata warna daun Zoysia japonica ....................................................... 49

13. Rerata warna daun Paspalum vaginatum ................................................ 50

Judul dalam Lampiran

14. Analisis ragam kepadatan pucuk Zoysia japonica ................................... 75

15. Analisis ragam tekstur daun Zoysia japonica .......................................... 75

16. Analisis ragam warna daun Zoysia japonica ........................................... 75

17. Analisis ragam lama menutup Zoysia japonica ....................................... 75

18. Analisis ragam berat kering pucuk Zoysia japonica ................................ 76

19. Analisis ragam daya recovery Zoysia japonica ....................................... 76

20. Analisis ragam panjang akar Zoysia japonica ......................................... 76

21. Analisis ragam berat kering akar Zoysia japonica ................................... 76

22. Analisis ragam kepadatan pucuk Paspalum vaginatum............................ 79

23. Analisis ragam tekstur daun Paspalum vaginatum .................................. 79

24. Analisis ragam warna daun Paspalum vaginatum ................................... 79

25. Analisis ragam lama menutup Paspalum vaginatum ............................... 79

26. Analisis ragam berat kering pucuk Paspalum vaginatum ......................... 80

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

27. Analisis ragam panjang akar Paspalum vaginatum.................................. 80

28. Analisis ragam berat kering akar Paspalum vaginatum ........................... 80

29. Analisis ragam daya recovery Paspalum vaginatum ................................ 80

30. Analisis ragam pH H2O Zoysia japonica ................................................ 83

31. Analisis ragam pH KCl Zoysia japonica ................................................. 83

32. Analisis ragam C organik Zoysia japonica.............................................. 83

33. Analisis ragam bahan organik Zoysia japonica ....................................... 83

34. Analisis ragam N total Zoysia japonica .................................................. 84

35. Analisis ragam P tersedia Zoysia japonica .............................................. 84

36. Analisis ragam K tersedia Zoysia japonica ............................................. 84

37. Analisis ragam pH H2O Paspalum vaginatum......................................... 86

38. Analisis ragam pH KCl Paspalum vaginatum ......................................... 86

39. Analisis ragam DHL Paspalum vaginatum ............................................. 86

40. Analisis ragam C organik Paspalum vaginatum ...................................... 87

41. Analisis ragam bahan organik Paspalum vaginatum ............................... 87

42. Analisis ragam N total Paspalum vaginatum........................................... 87

43. Analisis ragam P tersedia Paspalum vaginatum ...................................... 87

44. Analisis ragam K tersedia Paspalum vaginatum...................................... 88

Judul dalam Lampiran

45. Data curah hujan BMKG Yogyakarta tahun 2010 ................................... 54

46. Hasil uji normalitas................................................................................ 55

47. Hasil uji F (Fisher test) .......................................................................... 56

48. Hasil uji korelasi ................................................................................... 57

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul dalam Teks Halaman

1. Gambar rancangan denah penempatan perlakuan .................................... 21

2. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap pH H2O ................................................................................... 32

3. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap pH KCl................................................................................... 33

4. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap bahan organik dalam tanah ....................................................... 35

5. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap N total dalam tanah .................................................................. 37

6. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap P tersedia dalam tanah ............................................................. 38

7. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap K tersedia dalam tanah ............................................................. 40

8. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap DHL dalam tanah .................................................................... 42

9. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap lama menutup pada spesies Zoysia japonica ............................. 52

10. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap lama menutup pada spesies Paspalum vaginatum...................... 54

11. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap berat kering pucuk spesies Zoysia japonica............................... 56

12. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap berat kering pucuk spesies Paspalum vaginatum ....................... 57

13. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap panjang akar spesies Zoysia japonica ....................................... 59

14. Perbandingan panjang akar spesies Zoysia japonica ................................ 59

15. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap panjang akar pada spesies Paspalum vaginatum ........................ 61

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

16. Perbandingan panjang akar spesies Paspalum vaginatum ........................ 61

17. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap berat kering akar pada spesies Zoysia japonica ........................ 63

18. Perbandingan berat kering akar spesies Zoysia japonica.......................... 64

19. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap berat kering akar pada spesies Paspalum vaginatum.................. 65

20. Perbandingan berat kering akar spesies Paspalum vaginatum .................. 66

21. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap daya recovery spesies Zoysia japonica...................................... 67

22. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap daya recovery spesies Paspalum vaginatum .............................. 69

Judul dalam Lampiran

23. Denah penempatan perlakuan................................................................. 90

24. Kerangka Berfikir .................................................................................. 92

25. Persiapan media tanam .......................................................................... 95

26. Proses pengambilan bahan tanam ........................................................... 95

27. Pembuatan lubang tanam ....................................................................... 95

28. Proses penanaman rumput...................................................................... 96

29. Pemupukan rumput dan hasil domestifikasi rumput ................................ 96

30. Pemanenan rumput ................................................................................ 97

31. Analisis laboratorium media dan rumput ................................................ 97

dalam Lampiran

32. Kerangka berfikir .................................................................................. 58

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

RINGKASAN

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK. Skripsi: Hidayatuz Zu’amah (H0708025). Pembimbing: Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP., Ir. Noorhadi, M.Si., Ir. Sumarno, M.P. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum merupakan jenis rumput yang termasuk dalam familia Poaceae. Famili Poaceae (rumput-rumputan) termasuk tanaman berkarakter gulma yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang terkadang tidak diinginkan manusia. Namun, bila dikaji lebih lanjut ternyata tanaman rumput dapat memberikan beberapa keuntungan kepada manusia, yaitu sebagai penutup tanah (elemen soft material) yang dikenal sebagai rumput lanskap. Z. japonica dan P. vaginatum tumbuh liar di Indonesia dan belum banyak dimanfaatkan, padahal kedua spesies rumput ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai rumput ornamental. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan upaya domestifikasi spesies rumput Z. japonica dan P. vaginatum pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica dan P. vaginatum pada media dan pemupukan yang berbeda serta mengetahui karakteristik Alfisols dan pasir sebagai media tanam rumput Z. japonica dan P. vaginatum dengan pemupukan yang berbeda.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus 2012. Uji penanaman rumput dilaksanakan di Laboratorium Lahan Kering Jumantono Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan spesies rumput (Z. japonica dan P. vaginatum), media tanam (Alfisols dan pasir) dan jenis pupuk (tanpa pupuk, pupuk organik, dan anorganik). Analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan sebelum (Alfisols dan pasir) dan sesudah perlakuan. Pengamatan pertumbuhan rumput meliputi kualitas visual rumput yaitu kepadatan pucuk, tekstur daun, dan warna daun, serta kualitas fungsional rumput yaitu persen penutupan rumput, berat kering pucuk, panjang akar, berat kering akar, dan daya recovery.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media dan pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (kualitas visual rumput : kepadatan pucuk, tekstur rumput, dan warna daun serta kualitas fungsional rumput : lama penutupan, berat kering pucuk, panjang akar, dan daya recovery) Z. japonica dan P. vaginatum. Pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap karakteristik Alfisols dan pasir (pH, bahan organik tanah, N total, P tersedia, K tersedia dan daya hantar listrik) sebagai media tanam rumput Z. japonica dan P. vaginatum. Penambahan pupuk anorganik pada media tanah Alfisol memberikan pertumbuhan (kualitas visual dan fungsional) terbaik pada kedua spesies rumput.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SUMMARY

DOMESTICATION OF Zoysia japonica AND Paspalum vaginatum AS ORNAMENTAL GRASS AT THE ALFISOLS AND SAND MEDIA WITH ADDITION OF ORGANIC AND INORGANIC FERTILIZER. Thesis-S1: Hidayatuz Zu’amah (H0708025). Advisers: Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP., Ir. Noorhadi, M.Si., Ir. Sumarno, M.P. Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Zoysia japonica and Paspalum vaginatum are a type of grass that are included in the Poaceae family. Poaceae Family (grasses) plants, including weeds that grow at the time, place and conditions are sometimes undesirable man. However, if further investigation turned out to grass plants can provide several benefits to human beings, as a ground cover (soft material element) is known as landscape grass . Z. japonica and P. vaginatum grows wild in Indonesia and has not been widely used, but these two species of grass are very potential to be used as an ornamental grasses. Therefore, this research be made to domestication of species Z. japonica and P. vaginatum on Alfisols and sand media, and also organic and inorganic fertilizer. This research aims to determine the growth of Z. japonica and P. vaginatum in different media and fertilization. The second aim is to know the characteristics of Alfisols and sand as grass growing media of Z. japonica and P. vaginatum with different fertilization.

The research was conducted in January-August 2012. Test plantings of grass conducted at the Dryland laboratory Jumantono, Agriculture Faculty University Sebelas Maret Surakarta. This research used Completely Randomized Design (CRD) with the treatment of grass species (Z. japonica and P. vaginatum), growing media (Alfisols and sand) and fertilizer (no fertilizer, organic fertilizer and inorganic). Analysis of physical and chemical properties of the soil was done before and after treatment. The variable observed were the growth of grass covering the visual quality that are the density of grass shoots, leaf texture, and color of the leaves, as well as functional quality that are the soil surface covering rate, shoot dry weight, root length, root dry weight, and recovery rate.

The results showed that the different media and fertilization significantly affect the growth grass visual quality: density of shoots, grass texture, and color of the leaves and grass functional quality: soil surface covering rate, shoot dry weight, root length, and recovery rate Z. japonica and P. vaginatum. Different Fertilization significantly affect the characteristics of Alfisols and sand (pH, soil organic matter, total N, available P, available K and electrical conductivity) as growing media of Z. japonica and P. vaginatum. The addition of inorganic fertilizer on Alfisol soil media gives the best growth visual and functional qualities in both gras species.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

RINGKASAN

DOMESTIFIKASI Zoysia japonica DAN Paspalum vaginatum SEBAGAI RUMPUT ORNAMENTAL PADA MEDIA TANAH DAN PASIR DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK. Skripsi: Hidayatuz Zu’amah (H0708025). Pembimbing: Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP., Ir. Noorhadi, M.Si., Ir. Sumarno, M.P. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum merupakan jenis rumput yang termasuk dalam familia Poaceae. Famili Poaceae (rumput-rumputan) termasuk tanaman berkarakter gulma yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang terkadang tidak diinginkan manusia. Namun, bila dikaji lebih lanjut ternyata tanaman rumput dapat memberikan beberapa keuntungan kepada manusia, yaitu sebagai penutup tanah (elemen soft material) yang dikenal sebagai rumput lanskap. Z. japonica dan P. vaginatum tumbuh liar di Indonesia dan belum banyak dimanfaatkan, padahal kedua spesies rumput ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai rumput ornamental. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan upaya domestifikasi spesies rumput Z. japonica dan P. vaginatum pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica dan P. vaginatum pada media dan pemupukan yang berbeda serta mengetahui karakteristik Alfisols dan pasir sebagai media tanam rumput Z. japonica dan P. vaginatum dengan pemupukan yang berbeda.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus 2012. Uji penanaman rumput dilaksanakan di Laboratorium Lahan Kering Jumantono Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan spesies rumput (Z. japonica dan P. vaginatum), media tanam (Alfisols dan pasir) dan jenis pupuk (tanpa pupuk, pupuk organik, dan anorganik). Analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan sebelum (Alfisols dan pasir) dan sesudah perlakuan. Pengamatan pertumbuhan rumput meliputi kualitas visual rumput yaitu kepadatan pucuk, tekstur daun, dan warna daun, serta kualitas fungsional rumput yaitu persen penutupan rumput, berat kering pucuk, panjang akar, berat kering akar, dan daya recovery.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media dan pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (kualitas visual rumput : kepadatan pucuk, tekstur rumput, dan warna daun serta kualitas fungsional rumput : lama penutupan, berat kering pucuk, panjang akar, dan daya recovery) Z. japonica dan P. vaginatum. Pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap karakteristik Alfisols dan pasir (pH, bahan organik tanah, N total, P tersedia, K tersedia dan daya hantar listrik) sebagai media tanam rumput Z. japonica dan P. vaginatum. Penambahan pupuk anorganik pada media tanah Alfisol memberikan pertumbuhan (kualitas visual dan fungsional) terbaik pada kedua spesies rumput.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

SUMMARY

DOMESTICATION OF Zoysia japonica AND Paspalum vaginatum AS ORNAMENTAL GRASS AT THE ALFISOLS AND SAND MEDIA WITH ADDITION OF ORGANIC AND INORGANIC FERTILIZER. Thesis-S1: Hidayatuz Zu’amah (H0708025). Advisers: Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP. MP., Ir. Noorhadi, M.Si., Ir. Sumarno, M.P. Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Zoysia japonica and Paspalum vaginatum are a type of grass that are included in the Poaceae family. Poaceae Family (grasses) plants, including weeds that grow at the time, place and conditions are sometimes undesirable man. However, if further investigation turned out to grass plants can provide several benefits to human beings, as a ground cover (soft material element) is known as landscape grass . Z. japonica and P. vaginatum grows wild in Indonesia and has not been widely used, but these two species of grass are very potential to be used as an ornamental grasses. Therefore, this research be made to domestication of species Z. japonica and P. vaginatum on Alfisols and sand media, and also organic and inorganic fertilizer. This research aims to determine the growth of Z. japonica and P. vaginatum in different media and fertilization. The second aim is to know the characteristics of Alfisols and sand as grass growing media of Z. japonica and P. vaginatum with different fertilization.

The research was conducted in January-August 2012. Test plantings of grass conducted at the Dryland laboratory Jumantono, Agriculture Faculty University Sebelas Maret Surakarta. This research used Completely Randomized Design (CRD) with the treatment of grass species (Z. japonica and P. vaginatum), growing media (Alfisols and sand) and fertilizer (no fertilizer, organic fertilizer and inorganic). Analysis of physical and chemical properties of the soil was done before and after treatment. The variable observed were the growth of grass covering the visual quality that are the density of grass shoots, leaf texture, and color of the leaves, as well as functional quality that are the soil surface covering rate, shoot dry weight, root length, root dry weight, and recovery rate.

The results showed that the different media and fertilization significantly affect the growth grass visual quality: density of shoots, grass texture, and color of the leaves and grass functional quality: soil surface covering rate, shoot dry weight, root length, and recovery rate Z. japonica and P. vaginatum. Different Fertilization significantly affect the characteristics of Alfisols and sand (pH, soil organic matter, total N, available P, available K and electrical conductivity) as growing media of Z. japonica and P. vaginatum. The addition of inorganic fertilizer on Alfisol soil media gives the best growth visual and functional qualities in both gras species.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum merupakan jenis rumput

yang termasuk dalam familia Poaceae. Famili Poaceae (rumput-rumputan)

termasuk tanaman berkarakter gulma yang tumbuh pada waktu, tempat dan

kondisi yang terkadang tidak diinginkan manusia. Tanaman rumput ini

dikategorikan sebagai tanaman yang merugikan manusia pada lahan pertanian

secara umum. Namun, bila dikaji lebih lanjut ternyata tanaman rumput dapat

memberikan beberapa keuntungan kepada manusia, yaitu sebagai penutup

tanah (elemen soft material) yang dikenal sebagai rumput lanskap.

Hampir setiap perencanaan lanskap (taman), digunakan rumput

sebagai elemen pembentuk suasana taman. Rumput yang ditata secara tepat

dan dipelihara dengan baik akan menghasilkan hamparan rumput yang sehat

dan indah. Penggunaan tanaman rumput dapat memberikan bentuk tekstur

yang baik pada permukaan tanah. Karakteristik yang dimiliki tanaman rumput

akan memberikan kesan halus atau kasar pada permukaan tanah. Menutup

tanah dengan tumbuh-tumbuhan (rumput) secara terus menerus merupakan

salah satu cara dalam konservasi tanah. Fungsi rumput sebagai tanaman

konservasi adalah sebagai penahan erosi dan penutup tanah.

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum merupakan rumput liar

yang mempunyai banyak keunggulan untuk dimanfaatkan. Rumput ini dapat

dimanfaatkan sebagai rumput lapangan sepak bola maupun rumput golf yang

berkualitas. Rumput Z. japonica dan P. vaginatum dapat dijumpai di Asia

Tenggara, salah satunya yakni di Indonesia. Kedua rumput ini tumbuh liar di

Indonesia dan belum banyak dimanfaatkan, padahal kedua spesies rumput ini

sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai rumput ornamental.

Di Indonesia sendiri biji rumput ini dijual dengan harga yang cukup

mahal. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan upaya

domestifikasi spesies rumput Z. japonica dan P. vaginatum. Domestikasi

merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam

1

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lingkungan kehidupan sehari-hari manusia untuk dapat dimanfaatkan

(Wikipedia 2011).

Alfisols merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk

pertanian, rumput ternak, atau hutan. Dengan pengairan yang cukup, Alfisols

baik dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura, tanaman semusim

dan tanaman tahunan (Munir 1996). Akan tetapi pada tanah Alfisol terdapat

kendala seperti kandungan P dan K yang rendah, pada daerah berlereng

mudah tererosi, apabila pengelolaan tanahnya dilakukan secara intensif akan

menimbulkan pengikisan BO pada lapisan tanah atas (Munir 1996).

Alfisols memiliki kandungan liat yang sangat tinggi, dimana jika

digunakan untuk media rumput olahraga seperti rumput lapangan sepak bola

dan lapangan golf kurang cocok. Alfisols memiliki airase dan drainase yang

kurang baik sehingga apabila hujan maka air tidak dapat meresap dengan

cepat ke dalam tanah dan akibatnya terjadi genangan air di atas hamparan

rumput olahraga. Kondisi tersebut tidak diinginkan pada lapangan-lapangan

olahraga karena dapat mengganggu fungsi utama dari lapangan tersebut yakni

sebagai arena untuk berolahraga. Namun demikian, untuk skala industri

budidaya rumput media alfisols ini dapat digunakan sebagai planting media

yang baik untuk pertumbuhan rumput.

Sumber daya alam pasir Merapi sangat melimpah, media pasir

sendiri biasanya digunakan untuk media pertumbuhan rumput olahraga

karena porositasnya yang tinggi sehingga air mudah meresap ke dalam media

dan tidak terjadi genangan pada hamparan rumput olahraga. Menurut Idjudin

et al. (2011), material vulkanik Merapi memiliki tekstur pasir dengan indek

kemantapan agregat sangat rendah, struktur tanahnya butir tunggal atau tidak

bertekstur, dan konsistensi lepas atau teguh. Pori aerasi sangat tinggi (sekitar

40% volume), material sangat porus, dan air tersedianya sangat rendah

(sekitar 1-3% volume). Kondisi sifat fisika lahan tersebut bersifat labil

mengakibatkan material lepas berupa kerikil, pasir dan debu terutama mudah

tererosi oleh curah hujan tinggi. Sementara itu material vulkanik mengandung

hara-hara yang cukup berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah,

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

karena pelapukan material yang terkandung dalam abu volkan akan

menghasilkan hara-hara Ca, Mg, Na, K, dan unsur-unsur mikro (Cu) yang

dibutuhkan tanaman. Pasir Merapi ini hanya mengandung unsur hara tertentu

saja dan miskin akan hara N, P, dan K. Sedangkan unsur hara N, P dan K

merupakan unsur hara esensial dan dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

banyak. Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan lahan untuk meningkatkan

ketersediaan unsur hara pada pasir tersebut untuk dapat digunakan sebagai

lahan budida

Salah satu cara mengatasi kekahatan unsur hara adalah dengan

pemupukan, namun biasanya pupuk yang digunakan di Indonesia merupakan

pupuk anorganik yang selain mahal terkadang memiliki pengaruh yang kurang

baik untuk lingkungan. Alternatif lain untuk mengurangi ketergantungan

terhadap pupuk anorganik adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pada

tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat, pada saat basah, dan gembur

pada saat lembab dan kering, dengan tambahan bahan organik dapat menjadi

agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah dan diharapkan

mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman (Suntoro 2003).

Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk hasil industri

atau pabrik mengandung unsur hara dengan kadar tinggi, cepat tersedia dan

praktis dalam pemakaian. Pupuk anorganik dapat meningkatkan kesuburan

tanah, mengganti unsur hara yang hilang karena terangkut bersama panen,

pencucian, penguapan, dan pengikatan oleh berbagai unsur lain di dalam tanah

(Agus et al. 2004). Penambahan pupuk organik berupa Fine Compost dan

pupuk anorganik berupa pupuk urea, KCl, SP36, diharapkan mampu

meningkatkan ketersedian unsur hara N, P, K untuk pertumbuhan rumput

gajah Z. japonica dan P. vaginatum pada media tanah Alfisol dan pasir

Merapi. Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal dan belum pernah

dilakukan. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengetahui

pertumbuhan Z. japonica dan P. vaginatum pada media dan pemupukan yang

berbeda dan mengetahui karakteristik Alfisols dan pasir sebagai media tanam

rumput Z. japonica dan P. vaginatum dengan pemupukan yang berbeda.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dengan demikian, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan saran dan acuan

untuk pendomestifikasian rumput liar sebagai rumput ornamental khususnya

pada spesies rumput Z. japonica dan P. vaginatum.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pertumbuhan Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum pada

media dan pemupukan yang berbeda?

2. Bagaimana karakteristik Alfisols dan pasir sebagai media tanam rumput

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum dengan pemupukan yang berbeda?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pertumbuhan Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum

pada media dan pemupukan yang berbeda.

2. Untuk mengetahui karakteristik Alfisols dan pasir sebagai media tanam

rumput Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum dengan pemupukan yang

berbeda.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan saran dan acuan untuk pendomestifikasian rumput liar sebagai

rumput ornamental khususnya pada spesies rumput Zoysia japonica dan

Paspalum vaginatum.

2. Memberikan kontribusi ilmu dalam budidaya rumput.

E. Hipotesis

1. H0 : Media dan pemupukan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum

H1 : Media dan pemupukan yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan

Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum

2. H0 : Pemupukan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap karakteristik

Alfisols dan pasir sebagai media tanam rumput Zoysia japonica dan

Paspalum vaginatum

H1 : Pemupukan yang berbeda berpengaruh terhadap karakteristik Alfisols

dan pasir sebagai media tanam rumput Zoysia japonica dan Paspalum

vaginatum.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Rumput

Menurut Gilliland dalam bukunya ‘Grasses of Malaya’ (1971) ciri-ciri

dari rumput secara garis besar terdiri dari bagian yang berupa perakaran, batang,

daun dan bunga.

1. Batang

Batang rumput disebut tangkai. Tangkai rumput hampir selalu berlekuk,

kecuali pada pangkalnya atau pada pucuk tempat keluarnya daun. Tangkainya

terletak lebih dalam dan tertutup serta mempunyai sekat atau dinding

penunjang pada masing-masingnya. Bentuknya beragam, bulat, pipih atau

persegi, berongga atau penuh, lentur atau kaku. Tangkainya merupakan tempat

menempelnya daun dan dibagian ujung tangkai terdapat pembungaan

(inflorescence).

2. Perakaran

Sistem perakaraan pada jenis rumput-rumputan terbagi dalam dua sistem,

yaitu: rhizome dan stolon. Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah

permukaan tanah, pada buku akar terdapat mata kuncup yang dapat tumbuh

menjadi tunas dan seterusnya menjadi tanaman baru. Stolon merupakan tunas

yang muncul diatas dipermukaan tanah. Sistem perakarannya menyebar atau

bergerombol satu-satu dengan tipe perakaran primer yang berkembang selama

perkecambahan benih yang hidup dalam jangka waktu yang relatif pendek dan

tipe perakaran sekunder yang muncul pada batang dimana pada rumput yang

dewasa akar sekunder merupakan sistem perakaran secara keseluruhan.

3. Daun

Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helai

daun) dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang

menyelimuti batang. Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang

sebagai daun. Ligule merupakan bagian yang terletak antara helaian daun dan

pelepah yang berfungsi sebagai penghubung antara keduanya.

5

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Bunga

Bagian rumput yang kebanyakan orang menyebutnya bunga-bunga pada

dasarnya adalah inflorescence yang merupakan kumpulan bunga-bunga, yang

terdiri dari spike, raceme dan panicle. Pada inflorescence bentuk spike tidak

ditemukan adanya tangkai yang menghubungkan spikelet dengan sumbu

utamanya. Bentuk spike dan raceme tumbuh langsung pada tangkai yang

berhubungan langsung dengan poros utama. Sedangkan bentuk panicle, poros

utama memiliki percabangan tempat menempelnya tangkai yang ditumbuhi

spikelet.

Greenlee (1992) menguraikan bahwa bentuk-bentuk rumpun merupakan

penggambaran dari bentuk daun-daunnya, bukan penggambaran batang, bunga

dan tinggi tanaman. Pertumbuhan batang dan daun yang berumpun serta arah

tumbuh menjadikan bentuk rumpun pada rumput berbeda antara satu dengan

lainnya. Apabila dilihat sekilas bentuk rumpun maupun daun terlihat serupa, tetapi

jika diamati satu persatu, barulah terlihat perbedaannya. Tipe dan bentuk rumpun

dipengaruhi oleh bentuk batang dan daun. Bentuk rumpun dari jenis rumput-

rumputan sangat beragam karena bentuk batang dan daunnya bermacam-macam.

Greenlee (1992) juga membedakan bentuk rumpun pada rumput-rumputan

terutama yang masuk dalam kategori ornamental grasses menjadi enam kategori

primer yang digunakan untuk menandai bentuk rumpun, yaitu: tufted

(menjumbai), udright (tegak), arching (lengkung/kubat), upright arching (tegak

tinggi melengkung), upright devergent (tegak menyebar) dan mounded

(membentuk anak bukit).

Pemilihan jenis rumput dalam suatu perencanaan lanskap adalah salah

satu faktor penting karena berhubungan dengan kesesuaian dan tujuan

perencanaan desain taman. Penggunaan rumput lanskap pada suatu taman akan

meningatkan kualitas estetika bangunan secara keseluruhan. Rumput sebagai

tanaman penutup tanah berguna untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan

akibat erosi serta untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisika tanah

(Arsyad 1989).

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Zoysia japonica

Secara sistematika (taksonomi) rumput Zoysia japonica dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zoysia

Spesies : Zoysia japonica

(Beard 1973).

Menurut Smiley, Demoeden dan Clarke (1992), berdasarkan daerah

sebaran dan daya adaptasi terhadap suhu lingkungannya, rumput landsekap dibagi

dalam dua kelompok besar yaitu rumput daerah panas dan rumput daerah dingin.

Selanjutnya, terdapat kurang lebih 14 spesies rumput daerah panas. Jenis yang

popular antara lain bermudagrass atau rumput Bermuda (Cynodon dactylon L.),

Zoysiagrass atau rumput Zoysia dan carpetgrass atau rumput karpet (Axonopus

Beauv) (Beard 1973).

Rumput Zoysia termasuk subfamily chlorisoideae, yang mempunyai

pertumbuhan optimum pada suhu 25-350C dan beradaptasi di daerah tropik dan

subtropik. Rumput zoysia memiliki batang dan daun yang kaku dan keras

sehingga relative sulit dipotong. Ada tiga spesies dari rumput zoysia yaitu : Zoysia

japonica, Zoysia matrella dan Zoysia tenuifolia (Beard 1973).

Rumput Zoysia mempunyai daun berbentuk jarum dengan permukaan

rata. Lebar 2-4 mm dan panjangnya 3-11 mm. panjang rambut-rambut halusnya

0,02 cm yang terdapat pada ligula (Beard 1973). Perbungaan pendek, diujung

(terminal) dan berbentuk paku. Batang berbentuk bulat, banyak menghasilkan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

stolon dan rhizome untuk berkembang biak secara vegetative. Perkembangbiakan

secara generative dengan biji.

Rumput Zoysia toleran terhadap naungan dan dapat ditumbuhkan di

daerah lembab dan panas. Daya tahannya sangat baik terhadap kekeringan dan

panas. Rumput ini mempunyai daya adaptasi terhadap tanah yang berdrainase

baik, bertekstur halus dan subur dengan pH 6 - 7 serta mempunyai toleransi

terhadap berbagai tipe tanah (Beard 1973).

Rumput Zoysia mempunyai pertumbuhan yang merunduk dan

membentuk rumput yang kompak dan tegar. Laju pembentukan dan laju

penyembuhan rumput Zoysia lambat karena laju pertumbuhannya juga lambat,

terutama pucuk-pucuk lateralnya (Beard 1973).

Rumput Zoysia lebih tahan terhadap suhu rendah, sehingga dapat

beradaptasi lebih baik di daerah transisi beriklim dingin. Zoysia juga memiliki

ketahanan yang baik terhadap tekanan pemakainan, kekeringan, dan terhadap

naungan. Zoysia juga memiliki toleransi terhadap berbagai tipe tanah, tetapi akan

tumbuh baik pada lahan bertekstur halus, subur, dan beririgasi baik. Selain itu,

Zoysia juga memiliki ketahanan terhadap garam namun tidak tahan terhadap

drainase buruk dan genangan (Beard 1973). Selain itu rumput ini juga tahan

terhadap pemadatan tanah (Carrow dan Petrovic 1992 cit. Suwarni 2002).

Rumput Zoysia ini dapat diperbanyak dengan suwiran (anak tunggal) atau

benih. Rumput Zoysia banyak digunakan sebagai penutup tanah pada taman

bermain, penutup lapangan olahraga, taman halaman rumah, maupun sebagai

hiasan pada taman parkir mobil (Kumurur 1998 cit. Suwarni 2002).

Zoysia memiliki ketahan terhadap kekeringan dengan meningkatkan

serapan air melalui pembentukan jaringan akar yang dalam sehingga kebutuhan

air untuk irigasi dapat diminimalkan. Menurut penelitian yang telah dilakukan

kedalaman maksimum perakaran zoysia bisa mencapai 256 – 295 milimeter (25,6

– 29,5 cm). Zoysia juga dikenal toleran terhadap salinitas, namun terdapat

perbedaan yang signifikan antar kultivar. Dilaporkan bahwa kultivar Zoysia

matrella lebih toleran terhadap salinitas daripada Zoysia japonica (Aaron 2010).

Aaron (2010) melaporkan bahwa Zoysia japonica memiliki daun lebih luas (> 2

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mm) dibanding Zoysia matrella (<2 mm). Zenith merupakan salah satu kultivar

zoysiagrass dengan tekstur kasar (daun terluas). Warna daun Zoysia juga lebih

bagus dari tall fescue (Festuca amndinaceae Schreb) atau rumput bermuda

(Cynodon dactylon L.) yakni berwarna hijau gelap (Aaron 2010).

C. Paspalum vaginatum

Secara sistematika (taksonomi) rumput Paspalum vaginatum dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Paspalum

Spesies : Paspalum vaginatum

(Beard 1973).

Seashore Paspalum (Paspalum vaginatum) merupakan tanaman asli

daerah tropis dan subtropis Amerika Utara dan Selatan. Seashore Paspalum adalah

rumput musim hangat abadi yang menyebar dengan rimpang dan stolons. Stolons

dan daun Paspalum sedikit kasar dibandingkan Bermudagrass. Namun, ketika

dipangkas secara teratur pada ketinggian 1 inci ° atau kurang, Paspalum

menghasilkan rumput yang lebat. Paspalum memiliki warna biru-hijau dan tekstur

yang sama dengan Kentucky bluegrass (Richard 2001).

Paspalum vaginatum merupakan tanaman tahunan yang tumbuh di

daerah tropis dan di daerah pesisir di seluruh dunia. Rumput ini sangat toleran

terhadap berbagai tekanan lingkungan. Dibanding dengan rumput Bermuda

(Cynodon spp.), rumput paspalum ini dapat menghasilkan kualitas rumput yang

lebih bagus dalam kondisi cahaya yang rendah, pada tanah mulai pada pH 3,6 –

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10,2, pada tanah yang tergenang air, dan bahkan mampu menghasilkan kualitas

yang lebih bagus hanya dengan sedikit aplikasi pupuk nitrogen. Paspalum

vaginatum ini dapat tumbuh pada tanah dengan salinitas tinggi dimana tanaman

holtikultura tidak dapat bertahan hidup pada tanah-tanah tersebut. Keragaman

dalam spesies ini signifikan, baik bertekstur kasar (digunakan untuk pinggir jalan)

dan bertekstur halus ekotipe (digunakan untuk lapangan golf dan lanskap lainnya)

(Brosnan 2008). Seashore Paspalum tidak membutuhkan jenis tanah tertentu.

Paspalum vaginatum mampu menghasilkan rumput berkualitas tinggi dalam jenis

tanah yang bervariasi dalam tekstur, kadar air, aerasi, pH, dan salinitas

(Alan 2001).

Secara Morfologi Paspalum mirip dengan Bermuda (Cynodon spp.),

keduanya sama-sama memiliki tekstur halus, dengan kecepatan stolon dan

rimpang yang menyebar dengan cepat. Paspalum juga memiliki sistem perakaran

yang dalam. Rumput ini juga toleran terhadap ketinggian pemotongan yang

rendah (<1/2 inci). Stolons dan rimpang dari Paspalum sering jauh lebih tebal

daripada rumput Bermuda hibrida. Paspalum vaginatum juga memiliki warna

daun yang lebih hijau gelap daripada rumput Bermuda hibrida. Selain itu, daun

paspalum juga lebih teratur dan memiliki penampilan yang lebih bagus

(mengkilap) dibandingkan dengan lapisan lilin yang tidak begitu mengkilap pada

rumput Bermuda. Hal tersebut sangat jelas terlihat pada sisi bawah daun

(permukaan abaxial) dari setiap helaian daunnya (Brosnan 2008).

Paspalum vaginatum membuat pelindung garis pantai yang sangat

baik. Menyebar cepat, membentuk jangkar yang berdiri padat pada partikel

tanah. Sangat mudah untuk menetapkan, dan dapat menahan salinitas cukup tinggi

dan genangan singkat. Paspalum vaginatum juga dapat menyerap logam berat,

dan merupakan kandidat sebagai penyangga atau tanaman jalur filter untuk zat

Fitoremediasi tersebut. Karena toleransi garam, spesies ini dapat digunakan

dengan baik di daerah dengan tanah salin atau air tanah (Alan 2001).

Paspalum vaginatum adalah rumput yang toleran terhadap irigasi di

tingkat salinitas hingga 48 dSm-1 (yaitu EC air laut murni). Tiga gulma

broadleaved (T. procumbens, H. corymbosa dan B.latifolia) telah berhasil

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dikendalikan dengan perlakuan salinitas terendah pada 24 dSm-1. Perawatan

irigasi air bersalinitas tinggi tersebut dapat digunakan sebagai aplikasi tunggal

yang efektif sebagai herbisida untuk untuk mengendalikan gulma dengan tetap

menjaga kualitas rumput Paspalum (Zulkaliph 2011).

D. Tanah Alfisol

Alfisol merupakan tanah yang relatif muda, masih banyak mengandung

mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara.

Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara

tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah di mana terdapat penimbunan liat di

horison bawah, liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison

diatasnya dan tercuci ke bawah bersama gerakan air perkolasi

(Hardjowigeno 1993).

Alfisol merupakan tanah yang telah berkembang dengan karakteristik

profil tanah membentuk sekuen horison A/E/Bt/C, yang terbentuk melalui proses

kombinasi antara podsolisasi dan laterisasi pada daerah iklim basah dan biasanya

terbentuk dibawah tegakan hutan berkayu keras dan warna tanah Alfisol pada

lapisan atas sangat bervariasi dari coklat abu-abu sampai coklat kemerahan.

Kandungan unsur P dan K pada tanah Alfisol umumnya rendah (Tan 2000).

E. Media Pasir

Media tanam adalah dasar bagi tanaman untuk tumbuh berkembang serta

establish (Johns 2004). Pasir merupakan suatu fraksi yang berukuran 0.05-2.00

mm dan berdasarkan sistem taksonomi USDA dibedakan menjadi lima bagian,

yaitu pasir sangat halus, pasir halus, pasir sedang, pasir kasar dan pasir sangat

kasar (Foth 1994).

Menurut Soepardi (1983) pasir mempunyai ukuran partikel terbesar

diantara partikel tanah lain dengan bentuk bulat atau tidak menentu. Pasir

memiliki pori makro, tidak memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga

perkolasinya berlangsung cepat, sehingga tanah berpasir memiliki drainase dan

aerasi yang baik. Tanah yang didominasi oleh banyak pasir akan mempunyai pori-

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pori makro (besar) disebut porous. Semakin porous tanah akan makin mudah akar

untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase

dan aerasi baik, air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin mudah

pula air untuk hilang dari tanah (Soepardi 1983).

Tanah berpasir memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat menahan

air sebaik tanah dengan tekstur klei pada drainase yang cepat karena memiliki

ruang pori yang besar (Turgeon 2002). Selain itu juga, media berpasir harus

dipupuk lebih sering dibandingkan tekstur tanah lainnya karena pasir merupakan

media yang lemah dalam memegang dan menyimpan unsur hara (Emmons 2000),

serta fraksi pasir yang pada umumnya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang

sangat tahan terhadap pelapukan (Soepardi 1983).

Emmons (2000) menyatakan media yang digunakan untuk pertumbuhan

rumput biasanya mengandung 80-100% pasir yang digunakan. Pathan et al.

(2003) mengemukakan bahwa semakin tebal media pasir yang digunakan maka

semakin rendah kandungan air tanah tersebut. Penambahan bahan organik ke

dalam media berpasir akan meningkatkan kemampuan memegang air dan

menurunkan drainase (Pathan et al. 2004).

Pasir biasa digunakan untuk kegiatan kultivasi pada lapangan golf

seperti top dressing. Top dressing adalah kegiatan pemberian media tambahan

terutama pasir pada permukaan rumput (Turgeon 2002). Menurut Beard (1982),

permeabilitas pasir yang tinggi mencegah pemadatan dan memiliki aerasi,

infiltrasi dan perkolasi yang sama, sehingga dapat digunakan sebagai media untuk

zona perakaran pada konstruksi Green lapangan golf modern.

F. Pupuk Organik

Pupuk organik atau pupuk alam merupakan pupuk hasil akhir dari

perubahan atau peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (seresah) tanaman dan

binatang, misal: pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, dan

tepung tulang (Sutedjo 1999). Menurut Ismawati (2002), pupuk kandang

merupakan pupuk organik yang dibuat dari kotoran ternak seperti kotoran ayam,

sapi,dan kambing.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Arafah et al. (2003) penambahan pupuk organik seperti pupuk

kompos, pupuk kandang, pupuk organik cair merupakan tindakan perbaikan

lingkungan tumbuh tanaman yang dapat meningkatkan efisiensi pupuk,

meningkatkan produktivitas tanah serta mengurangi kebutuhan pupuk.

Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat

tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk

bersatu menjadi agregat tanah. Sehingga bahan organik penting dalam

pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur

tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan (Stevenson 1982).

Penambahan bahan organik diharapkan merubah struktur tanah dari

berbutir tunggal menjadi bentuk gumpal, sehingga meningkatkan derajat struktur

dan ukuran agregat atau meningkatkan kelas struktur dari halus menjadi sedang

atau kasar (Scholes et al. 1994). Kandungan bahan organik yang cukup di dalam

tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu

ringan dalam pengolahan tanah. Berkaitan dengan pengolahan tanah, penambahan

bahan organik akan meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada lengas yang

rendah. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat, pada saat basah,

dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan tambahan bahan organik dapat

menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah

(Suntoro 2003).

Rumput agar dapat tumbuh dengan baik memerlukan unsur hara yang

cukup. Unsur hara selain diperoleh dari dalam tanah juga diperoleh dari

pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan

merangsang petumbuhan rumput. Pemupukan dilakukan dengan menebar pupuk

diatas permukaan tanah (Surface Planting) (Suwarni 2002).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

G. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk hasil industri atau

pabrik mengandung unsur hara dengan kadar tinggi cepat tersedia dan praktis

dalam pemakaian. Pupuk anorganik dapat meningkatkan kesuburan tanah,

mengganti unsur hara yang hilang karena terangkut bersama panen, pencucian,

penguapan, dan pengikatan oleh berbagai unsur lain di dalam tanah

(Agus et al. 2004).

Pupuk urea CO(NH2)2 mengandung 46% nitrogen (N). Karena

kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis

pada kelembaban relatif 73% sudah mulai menarik air dan udara. Urea sangat

mudah larut dalam air dan bereaksi sangat cepat, juga mudah menguap dalam

bentuk ammonia (Novizan 2003).

Pupuk SP-36 merupakan pupuk yang mengandung fosfat, bersifat netral

sehingga tidak mempengaruhi kemasaman tanah dan terdapat dalam bentuk yang

tidak mudah dilarutkan dalam air sehingga dapat disimpan cukup lama dalam

kondisi penyimpanan yang baik, tidak bersifat membakar, bereaksi lambat

sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar dan dapat dicampur dengan pupuk

urea atau pupuk ZA pada saat penggunaan. Pupuk SP-36 berbentuk butiran dan

berwarna abu-abu dengan kandungan fosfat (P2O5) sebesar 36 % dan sulfur (S)

5% (Anonim 2002).

Pupuk KCl memiliki kadar hara K tinggi berkisar antara 60%-62% K2O.

Namun yang diperdagangkan hanya memiliki kadar K2O sekitar 50%. Pupuk ini

berupa butiran-butiran kecil atau berupa tepung dengan warna putih sampai

kemerah-merahan, dan lebih banyak digunakan karena harganya relatif murah

(Rosmarkam dan Yuwono 2002).

Pupuk anorganik seperti Urea, ZA dan KCl termasuk pupuk Fast

Release ditaburkan ke tanah, dalam waktu singkat unsur hara yang dikandungnya

dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan dari pupuk anorganik ialah terlalu

cepat habis bukan hanya diserap oleh tanaman, tetapi juga karena menguap dan

tercuci oleh air. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan mobilitas (mudah

tidaknya berpindah) unsur hara. Artinya dalam penggunaan pupuk harus

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mengetahui apakah jenis pupuk yang diberikan mengandung unsur hara yang

mudah berpindah, tercuci atau menguap. Fosfor (P) hampir tidak bersifat mobil

(mudah berpindah). Akibatnya pupuk P tetap berada di tempat semula (tidak jauh

dari tempat pemberian pupuk), sehingga harus diberikan lebih banyak pada pupuk

dasar dan dekat dengan area perakaran. Pemberian pupuk P sebaiknya dengan

cara pembuatan tugalan atau larikan disamping tanaman, sebab jika dengan cara

penebaran (ditaburkan saja) pemanfaatan pupuk P cenderung tidak efektif. Pupuk

Kalium dan Nitrogen cenderung mudah bergerak (mobil) dari tempat asal

penebarannya. Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama air. Sehingga

dalam memberikan pupuk Kalium dan Nitrogen secara bertahap supaya

kemungkinan terjadinya penguapan atau pencucian tidak terlalu besar

(Azhari et al. 2001).

Pemupukan yang dilakukan dengan dosis dan cara yang tepat akan

menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan untuk penggunaan tertentu. Jenis

pupuk yang digunakan dalam pemupukan harus disesuaikan dengan hasil yang

dikehendaki. Jika pertumbuhan vegetative yang diinginkan seperti pada rumput,

maka pupuk nitrogen (N) lebih diutamakan disamping phosphor (P) dan kalium

(K) sehingga jika digunakan pupuk NPK maka perbandingan N-nya harus lebih

tinggi dari P dan K (Suriatna 1987). Namun bila dosisnya berlebihan, terutama

unsure nitrogennya, maka akan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu seperti

yang disebabkan oleh cendawan (Tjahjono 1994). Untuk jenis rumput zoysia

dengan perbandingan N : P : K = 3 : 1 : 2 atau 4 : 1 : 2 atau 12 : 4 : 8

(Arthur, 2000). Untuk jenis rumput secara umum yang biasa digunakan sebagai

rumput ornamental biasanya pupuk direkomendasikan dengan perbandingan N : P

: K = 2 : 1 : 1 (Turgeon 1995).

Nitrogen merupakan unsur hara yang paling penting bagi rumput, namun

tidak tersedia dalam jumlah yang cukup oleh tanah. Nitrogen meningkatkan warna

hijau rumput, kepadatan, dan pertumbuhan. Rumput Zoysia harus menerima

nitrogen sebanyak 2 – 3 pounds/1000 ft2 per musim tanam atau setara dengan

97,7–146,5 kg/ha per musim tanam (Fagerness 2001).

Seashore Paspalum menunjukkan respon yang baik terhadap pemupukan nitrogen

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hingga 8lbs/1000 ft2 per tahun atau setara dengan 390,6 kg/ha N per tahun

(Alan 2004).

Tingginya dosis pemupukan N yang lebih tinggi (> 3,75 g · m-2/bulan)

tidak berpengaruh nyata pada pembentukan jaringan rumput zoysia dibanding

dengan dosis pemupukan yang lebih rendah (<2,5 g · m-2/bulan). Data tersebut

juga mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kebutuhan N

rumput zoysia yang minimal (Richardson 2001). Pemupukan dapat dilakukan

dengan cara ditabur, selain dengan cara disiram. (widodo cit. Suwarni 2002).

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus 2012, di

Laboratorium Lahan Kering Jumantono Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia

dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

a. Tanah Alfisol

b. Pasir Merapi

c. Karung

d. Plastik

e. Bibit rumput Zoysia japonica

f. Bibit rumput Paspalum vaginatum

g. Pupuk Organik Fine Compost

h. Pupuk Urea

i. Pupuk Kcl

j. Pupul Sp36

k. Sampel pewakil media tanam tanah

l. Sampel pewakil media tanam pasir

m. Khemikalia untuk analisis laboratorium

2. Alat

a. Cangkul

b. Cethok

c. Pengayak Pasir

d. Ember kecil

e. Penggaris

f. Timbangan

g. Gunting Pangkas

17

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

h. Munsel Color Chart for Plant/ Bagan Warna Daun

i. Jangka Sorong Digital

j. Ayakan ø 2 mm dan ø 0,5 mm

k. Oven

l. Alat-alat analisis laboratorium

C. Perencanaan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini ditempatkan secara acak pada unit-unit percobaan satu

perlakuan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan,

yaitu :

Perlakuan 1 : Jenis Rumput, terdiri dari 2 macam

V1 = Zoysia japonica

V2 = Paspalum vaginatum

Perlakuan 2 : Jenis Media Tanam (M), terdiri dari 2 macam

M1 = Tanah Alfisol

M2 = Pasir Merapi

Perlakuan 3 : Jenis pupuk (P), terdiri dari 3 macam

P0 = Tanpa Pupuk

P1 = Pupuk Organik Fine Compost 2.712,5 g m-2/tahun

P2 = Urea 8 pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g m-2/tahun);

SP-36 42,45 g m-2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun

Sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan :

V1M1P0 V1M2P0 V2M1P0 V2M2P0

V1M1P1 V1M2P1 V2M1P1 V2M2P1

V1M1P2 V1M2P2 V2M1P2 V2M2P2

Masing-masing perlakuan kemudian diulang sebanyak tiga kali.

Pemilihan rancangan ini dengan alasan bahwa penempatan perlakuan di lahan

yang memiliki kondisi lingkungan yang homogen atau tidak terdapat faktor

lingkungan yang mempengaruhi, serta alat, bahan dan media yang homogen.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Untuk mengetahui pertumbuhan rumput yakni dengan mengukur kualitas

visual dan fungsional rumput yang dilakukan dengan metode NTEP (National

Turfgrass Evaluation Program). Data dianalisa dengan uji f taraf 5%. Apabila

hasil analisis menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan

Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengambilan Sampel Media Tanam

Tanah yang digunakan adalah jenis tanah tanah Alfisols di

Jumantono Karanganyar. Tanah diambil secara komposit dengan metode

zig-zag. Tanah kemudian dikering anginkan, ditumbuk dan disaring

dengan menggunakan saringan berdiameter 2 mm dan 0,5 mm untuk

keperluan analisis laboratorium.

Pasir yang digunakan adalah pasir dari Merapi. Pasir diambil

sekitar 1 kg. Pasir tersebut kemudian dikering anginkan dan disaring

dengan menggunakan saringan berdiameter 2 mm dan 0,5 mm untuk

keperluan analisis laboratorium.

2. Persiapan Lahan

Lahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lahan

percobaan lahan kering Jumantono di desa Sukosari Kabupaten

Karanganyar yang terletak pada 7˚ 30' LS dan 110˚ 50 ' BT dengan

ketinggian 180 meter dpl. Sebelum digunakan sebagai lahan percobaan

tanah dibersihkan dari gulma yang tumbuh diatasnya, diratakan dan

dicangkul dengan tujuan agar lebih gembur lalu dibuat petakan dengan

ukuran 80 x 80 cm untuk tiap-tiap petak dan perlakuan yang terdiri dari 36

petak dan masing-masing petak untuk 1 perlakuan. Jarak antar petakan

sekitar 30 cm. Sebanyak 18 petak yang menggunakan media pasir

dilubangi sedalam 15 cm kemudian diisi dengan pasir dan tanah dengan

perbandingan pasir : tanah adalah 4 : 1 (volume/volume). Setelah petakan

jadi dan diberi tanda (perlakuan), kemudian masing-masing petak

ditambah dengan pupuk sesuai dengan perlakuannya masing-masing.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Persiapan Bahan Tanam

Bahan Tanam yang akan digunakan untuk penelitian diambil dari

beberapa tempat di wilayah Surakarta dan Jogjakarta. Bahan tanam spesies

Zoysia japonica diambil dari daerah taman wisata prambanan Jogjakarta

yakni di Desa Karangasem, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan,

Kabupaten Klaten, Jawa tengah dengan titik koordinat 7045’891’’ LS

110029’245’’ BT dan pada ketinggian 145 meter dpl. Jenis tanah pada

lokasi pengambilan rumput di kecamatan prambanan tersebut yaitu

termasuk tanah entisol. Sedangkan untuk bahan tanam spesies Paspalum

vaginatum di ambil di depan SMP N 2 Surakarta dengan titik koordinat

7033’351’’ LS 110047’346’’BT dan dengan ketinggian 98 meter dpl. Jenis

tanah di daerah tersebut diduga termasuk tanah vertisol. Jenis tanah

vertisol merupakan lapisan tanah yang mempunyai bahan induk berupa

batu kapur. vertisol adalah tanah dengan kandungan pasir yang tinggi

sehingga air mudah lolos.

4. Penanaman dan pemupukan

Bibit rumput Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum dipilah-

pilah dan ditanam pada tiap-tiap petakan. Setiap petak diberi sekitar 25

bibit yang ditanam dengan jarak tanam 15 x 15 cm. Pemupukan dilakukan

dengan dosis 2.712,5 g m-2/tahun pupuk organik untuk perlakuan

penambahan pupuk organik, Urea 8 pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g

m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun untuk

perlakuan penambahan pupuk anorganik dan diaplikasikan 3 kali, yaitu

pada awal sebelum tanam dan 2 x setelah tanam. Pupuk awal diberikan

pada awal sebelum tanam dengan pemberian pupuk sesuai perlakuan yakni

separuh dari dosis 2.712,5 g m-2/tahun pupuk organik untuk perlakuan

penambahan pupuk organik, separuh dari dosis Urea 8 pound/1000 feet2 N

per Tahun (84,9 g m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-2/tahun; KCl 42,45 g m-

2/tahun untuk perlakuan penambahan pupuk anorganik, dan tanpa

penambahan pupuk untuk perlakuan kontrol. Pupuk tersebut disebar ke

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

media tanam dan diaduk secara merata. Pemberian pupuk separuh dari

dosis tersebut dikarenakan penelitian hanya dilaksanakan selama 6 bulan.

V1M1P1 V1M1P2 V2M1P1 V2M2P2 V2M2P1 V1M2P2

V2M1P2 V1M1P1 V1M1P2 V2M2P1 V2M2P2 V1M2P1

V2M1P1 V2M1P2 V1M1P1 V1M2P2 V1M2P1 V2M2P2

V1M1P2 V2M1P1 V2M1P2 V1M2P1 V1M2P2 V2M2P1

V1M1P0 V2M1P0 V1M1P0 V2M2P0 V1M2P0 V1M2P0

V1M1P0 V2M1P0 V2M1P0 V1M2P0 V2M2P0 V2M2P0

Gambar 1. Rancangan denah penempatan perlakuan

Ketereangan :

- V1M1P0 : Zoysia japonica + Media Tanah Alfisols + tanpa pupuk - V1M1P1 : Zoysia japonica + Media Tanah Alfisols + Pupuk

Organik Fine Compost 2.712,5 g m-2/tahun

- V1M1P2 : Zoysia japonica + Media Tanah Alfisols + Urea 8

pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-

2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun

- V1M2P0 : Zoysia japonica + Media Pasir Merapi + Tanpa Pupuk - V1M2P1 : Zoysia japonica + Media Pasir Merapi + Pupuk Organik

Fine Compost 2.712,5 g m-2/tahun

- V1M2P2 : Zoysia japonica + Media Pasir Merapi + Urea 8

pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-

2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun

U

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

- V2M1P0 : Paspalum vaginatum + Media Tanah Alfisols + tanpa

pupuk - V2M1P1 : Paspalum vaginatum + Media Tanah Alfisols + Pupuk

Organik Fine Compost 2.712,5 g m-2/tahun

- V2M1P2 : Paspalum vaginatum + Media Tanah Alfisols + Urea 8

pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-

2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun

- V2M2P0 : Paspalum vaginatum + Media Pasir Merapi + Tanpa

Pupuk - V2M2P1 : Paspalum vaginatum + Media Pasir Merapi + Pupuk

Organik Fine Compost 2.712,5 g m-2/tahun

- V2M2P2 : Paspalum vaginatum + Media Pasir Merapi + Urea 8

pound/1000 feet2 N per Tahun (84,9 g m-2/tahun); SP-36 42,45 g m-

2/tahun; KCl 42,45 g m-2/tahun

5. Penyulaman

Penyulaman rumput dilakukan dua minggu setelah penanaman

ketika ada beberapa rumput yang mati.

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan setiap tiga hari sekali dengan menyiram

air pagi atau sore hari pada masing-masing petakan agar tidak mengalami

kekeringan. Dilakukan pula pembersihan gulma yang mengganggu

pertumbuhan rumput utama. Pembersihan gulma ini dilakukan secara

manual dengan mencabuti gulma-gulma yang tumbuh pada tiap petak

dengan alat-alat tradisional yang sederhana ceperti sabit kecil.

Pembersihan gulma ini dilakukan tiap 1 minggu sekali untuk menghindari

adanya kontaminasi dari rumput yang tidak diinginkan.

7. Pengamatan dan pengambilan sampel analisis

Dilakukan pengamatan setiap 1 minggu sekali sampai rumput

berumur 6 bulan. Pengamatan pertumbuhan rumput dilakukan pada tiap-

tiap petak yang meliputi pengamatan kualitas visual rumput yakni

kepadatan pucuk, tekstur daun, dan warna daun, serta pengamatan kualitas

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

fungsional rumput yang meliputi persen penutupan rumput, berat kering

pucuk, panjang akar, berat kering akar, dan daya recovery. Sedangkan

untuk analisis tanah atau media tanam dilakukan pada awal penelitian dan

akhir penelitian. Analisis tanah yang dilakukan yakni análisis sifat fisika

dan kimiawi tanah awal dan akhir pada masing-masing media tanam untuk

mengetahui karakteristik sifat fisika dan kimiawi tanah.

8. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis sidik ragam. Data

dianalisa dengan uji F taraf 5%. Apabila hasil analisis menunjukkan

pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple

Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

E. Pengamatan Peubah

Parameter atau peubah yang akan diamati adalah :

1. Parameter Media Tanam

Tabel 1. Parameter media tanam yang diamati No Parameter / Peubah Metode Pengamatan

a. Kandungan bahan organik

Walkley dan Black

b. Kadar lengas kering angin

Gravimetri

c. pH H2O (pH meter) perbandingan media:aquadest = 1:2,5 d. pH KCl

e. Tekstur Pemipetan f. N total Khjedhal g. P tersedia Bray I h. K tersedia Amonium asetat i. DHL Tahanan listrik (EC Meter)

2. Parameter Tanaman

Peubah yang diamati antara lain:

Kualitas Visual

1. Kepadatan pucuk

Kepadatan pucuk didapatkan dengan menghitung jumlah pucuk yang

mempunyai minimal tiga daun pada luasan contoh 10 cm x 10 cm.

Setiap petak diambil sebanyak 3 petak contoh. Pengamatan dilakukan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

setiap satu minggu sekali sesudah seluruh permukaan ditutupi rumput

100 %.

2. Tekstur Daun

Tekstur berhubungan dengan lebar helaian daun. Pengamatan

dilakukan dengan mengukur lebar daun dengan menggunakan jangka

sorong digital. Pengamatan dilakukan setelah rumput 100% menutupi

permukaan setiap satu minggu sekali dengan mengambil 3 titik

pengamatan dari setiap petak dan dari setiap titik pengamatan diambil

3 contoh helai daun sehingga berjumlah 9 daun contoh per petakan.

3. Warna Daun

Warna rumput diukur dengan menggunakan Bagan Warna Daun

(BWD). Pengamatan dilakukan pada 4 minggu terakhir penelitian.

Kualitas Fungsional

1. Persen penutupan rumput

Pengamatan terhadap persentase penutupan rumput dilakukan dengan

menggunakan sistem grid. Pengamatan dilakukan dengan melihat

kecepatan penutupan rumput sampai 100% menutupi permukaan tanah.

Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali sampai rumput

menutupi seluruh permukaan tanah.

2. Berat kering pucuk

Berat kering pucuk diukur dengan mengambil contoh rumput pada

setiap petak percobaan dengan menggunakan kuadran 10 cm x 10 cm.

Rumput yang akan dijadikan contoh dipangkas dengan ketinggian

pangkas 10 mm. Kemudian pucuk rumput hasil pangkasan dikeringkan

dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam lalu ditimbang berat

keringnya dengan timbangan analitik. Pengamatan dilakukan satu

minggu sekali setelah rumput 100% menutupi permukaan tanah.

3. Panjang akar

Contoh akar yang akan diukur panjangnya diambil dari setiap petakan

dengan luasan 10 cm x 10 cm. Pengamatan dilakukan dengan cara

mengukur panjang akar dari pangkal sampai ujung akar yang

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

terpanjang dengan penggaris. Pengukuran panjang akar dilakukan pada

akhir penelitian (21 MST).

4. Berat kering akar

Berat kering akar diukur dengan mengambil akar bersama dengan

medianya seluas kuadran 10 cm x 10 cm dengan kedalaman 20 cm.

Contoh akar tersebut dipisahkan dari bagian tajuknya kemudian

dibersihkan secara manual dari pasir dan material lain yang menempel

pada akar. Setelah itu contoh akar dikeringkan dalam oven pada suhu

105oC selama 24 jam lalu ditimbang berat. Pengamatan dilakukan

pada minggu terakhir penelitian (21 MST).

5. Daya recovery

Kemampuan rumput untuk hijau kembali setelah dilakukan

pemangkasan pendek (0 cm) pada luasan 10 cm x 10 cm. Daya

recovery diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan

hingga rumput tumbuh kembali setelah perlakuan pemangkasan

pendek. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lahan Kering Jumantono

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta tepatnya di desa

Sukosari Kabupaten Karanganyar yang terletak pada 7˚ 30' LS 110˚ 50 ' BT

dengan ketinggian 180 meter dpl. Keadaan umum iklim selama penelitian

pada bulan Januari hingga Agustus 2012 menunjukkan suhu rata-rata 26oC,

kelembaban 83 %, curah hujan 210 mm/bulan. Rumput Paspalum vaginatum

tumbuh baik pada suhu 70oF atau 24oC.

Berdasarkan daerah sebaran dan daya adaptasinya terhadap suhu

lingkungan, terdapat dua kelompok besar jenis rumput yaitu rumput daerah

panas dan rumput daerah dingin. Rumput daerah panas tumbuh paling baik di

daerah yang suhunya antara 27 – 350C, sedangkan rumput daerah dingin lebih

baik pertumbuhannya pada suhu 15 – 240C. Rumput daerah panas yang

populer dan umum digunakan di Indonesia antara lain Bermudagrass

(Cynodon L.C. Rich), Zoysiagrass, Shesore paspalum, dan Carpetgrass

(Tjahjono cit Suwarni 2002). Pada Penelitian kali ini menggunakan dua

spesies rumput Zoysia japonica dan Paspalum vaginatum yang merupakan

jenis rumput daerah panas, sehingga cukup cocok ditanam pada lokasi

penelitian.

Lokasi penelitian ini memiliki jenis tanah Alfisol. Alfisols pada

umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa, dan lahar. Bentuk

wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara

sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara masam

hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya beragam dari rendah

hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk

tanah dangkal hingga dalam. Mempunyai sifat kimia dan fisika yang relatif

baik. Tanah Alfisol mempunyai N total rendah, P tersedia sangat rendah, dan

K tersedia sedang, maka perlu penambahan unsur tersebut dalam jumlah

banyak, untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman yang optimal. Tanah

26

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ini berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan lahan kering dan/atau

tanaman tahunan (Munir 1996; Foth, 1993).

Aplikasi pupuk yang diberikan antara lain berupa pupuk urea, SP36,

KCl, dan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk dengan

merk dagang “Fine Compost”. Alasan menggunakan pupuk organik Fine

Compost antara lain karena pupuk tersebut sudah bebas dari biji gulma

sehingga kemurnian rumput tetap terjaga. Pupuk tersebut juga sudah bebas

dari bakteri patogenik yang dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan

rumput. Kandungan hara pada pupuk Fine Compost ini terdiri dari 1,44%

nitrogen, 2,37% fosfor, 1,39% kalium, dan 1,70% kalsium, dan unsur hara

mikro lainnya seperti Mg, Cu, Zn, dan Fe. Kandungan dari pupuk organik

Fine Compost cukup tinggi apabila dibandingkan dengan kotoran sapi yang

hanya terdiri 0,3% nitrogen, 0,1% fosfor, dan 0,1% kalium.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Karakteristik Media Tanam Penelitian

Faktor terpenting dalam kehidupan manusia adalah tanah, dimana

tanah sangat mendukung segala kegiatan dan kehidupan makhluk hidup

dalam aktivitas kesehariannya. Tanaman juga sangat memerlukan tanah

sebagai media untuk tumbuh dan berkembang. Tanaman dapat tumbuh dan

berkembang pada media yang mampu menyediakan hara bagi tanaman.

Kesuburan tanah sangat tergantung pada sifat fisik dan kimianya, ini sangat

perlu kita ketahui dalam kaitannya dengan kehidupan, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tanah dapat dikatakan subur apabila secara potensial

dan secara aktual tanah mampu mencukupi atau menyediakan bahan-bahan

yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah cukup.

Unsur hara yang terkandung di dalam tanah dipengaruhi oleh sifat

kimia, fisika dan biologi tanah. Setiap jenis tanah memiliki tingkat kesuburan

yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini dilakukan analisis

karakteristik tanah sebelum perlakuan. Media tanam yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu tanah Alfisol dan pasir. Hasil

analisis media yang meliputi kandungan C-oganik, bahan organik, N, P, K,

pH tanah dan DHL tanah dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Analisis media Alfisol awal Variabel Satuan Nilai Pengharkatan* pH H2O - 5,0 Masam pH KCl - 3,7 Masam C-oganik % 2,14 Sedang Bahan Organik % 4,5 Sedang N total % 0,14 Rendah P tersedia ppm 0,12 Sangat rendah K tersedia me% 0,39 Sangat rendah DHL mS/cm 0,055 Sangat rendah

Sumber : Hasil analisis laboratorium Kimia Tanah FP UNS, Surakarta 2012 * : Pengharkata menurut Balai Penelitian Tanah 2005

Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum perlakuan (tabel 2) dapat

diketahui bahwa Alfisols Jumantono mempunyai kandungan pH masam yaitu

5,0 disebabkan karena tanah ini mengalami pencucian karbonat dan

braunifikasi yang merupakan prasyarat untuk pembentukan Alfisols. Kalsium

karbonat dan bikarbonat merupakan flocullant yang kuat sehingga dalam

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pembentukan Alfisols, karbonat perlu dicuci dahulu agar plasma menjadi lebih

mudah bergerak bersama dengan air perkolasi. Dengan pencucian karbonat

inilah yang menyebabkan tanah menjadi masam karena banyak melepaskan H+

(Munir 1996).

Kandungan C-oganik yaitu 2,14 % dikategorikan sedang, hal tersebut

dikarenakan pada tanah tersebut sebelumnya terdapat pengelolaan sehingga

kandungan C-oganik ditanah Alfisols ini sedang. Kandungan bahan organik

pada Alfisols ini sedang yaitu 4,5 %, rendahnya bahan organik di dalam tanah

Alfisols disebabkan oleh kondisi struktur tanah yang baik yakni remah. Tanah

yang remah memiliki aerasi dan draenase yang baik. Menurut Buckman and

Brady (1982), tanah yang drainasenya baik karena kelengasan yang rendah dan

aerasinya relatif baik umumnya memiliki bahan organik yang rendah

dibandingkan dengan tanah yang berdraenase buruk.

Secara umum tanah Alfisols Jumantono mempunyai kesuburan yang

rendah, ini ditunjukkan dari kandungan N total tanah yakni 0,141% (rendah), P

tersedia yaitu 0,12 ppm (sangat rendah), dan K tersedia 0,39 me%. Hal ini

dikarenakan tanah ini merupakan tanah yang sudah lanjut sehingga terjadi

pencucian hara yang mengakibatkan kandungan haranya rendah. Berdasarkan

kondisi analisis kimia tanah tersebut di atas maka kesuburan tanah masih perlu

ditingkatkan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman. Peningkatan

kesuburan tanah tersebut dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organik

maupun anorganik.

Tabel 3. Analisis media pasir awal Variabel Satuan Nilai Pengharkatan* pH H2O - 6,39 Agak masam pH KCl - 3,45 Masam C-oganik % 1,17 Rendah Bahan Organik % 2,01 Rendah N total % 0,13 Rendah P tersedia Ppm 3,81 Sangat rendah K tersedia me% 0,20 Sangat rendah DHL mS/cm 0,011 Sangat rendah

Sumber : Hasil analisis laboratorium Kimia Tanah FP UNS, Surakarta 2012 * : Pengharkata menurut Balai Penelitian Tanah 2005

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Hasil analisis media pasir (tabel 3) menunjukkan bahwa pH pasir yaitu

6,39 (agak masam). Hal ini menunjukkan bahwa pH pasir lebih tinggi dari pH

Alfisols. Kandungan C-oganik pasir yaitu 1,17 % (rendah) dan kandungan

bahan organik 2,01 % (rendah). Baik kandungan C-oganik maupun kandungan

bahan organik pada pasir lebih rendah daripada pada tanah Alfisol, hal

tersebut dikarenakan tanah Alfisol yang digunakan berasal dari lahan

percobaan sehingga pemupukan lebih intensif dan hara dalam tanah lebih

tinggi, sedangkan pasir berasal dari material vulkanik gunung Merapi. Hasil

analisis sifat kimia pada pasir ini juga menunjukkan kandungan unsur hara N,

P, dan K yang rendah. Media berpasir harus dipupuk lebih sering dibandingkan

tekstur tanah lainnya karena pasir merupakan media yang lemah dalam

memegang dan menyimpan unsur hara (Emmons 2000).

Nilai DHL Alfisols (tabel 2) yaitu 0,055 mS/cm, sedangkan nilai DHL

pasir (tabel 3) yaitu 0,011 mS/cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa salinitas tanah

Alfisol maupun pasir termasuk rendah. Pada tanah-tanah dengan nilai DHL kurang

dari 4 mS/cm maka perkiraan kehilangan hasil tanaman kurang dari 10%. Nilai

DHL kurang dari 4 pada saat tanam adalah yang paling baik untuk pembentukan

akar. Jika ini bisa dicapai dan jika pengelolaan air dapat dilaksanakan dengan baik,

maka tidak akan ada masalah salinitas selama musim tanam (UN-FAO 2005).

Tabel 4. Analisis Tekstur media awal

Jenis Media Tekstur

Pasir (%) Debu (%) Klei (%) Alfisols 14 21 65 Pasir 66 25 9

Sumber : Hasil analisis laboratorium Kimia Tanah FP UNS, Surakarta 2012

Tekstur tanah Alfisol (tabel 4) menunjukkan nilai klei 65%, debu 21%

dan pasir 14%. Pada tanah Alfisol ini didominasi oleh lempung, hal tersebut

dikarenakan Alfisols mempunyai karakteristik sebagai hasil translokasi

lempung silikat tanpa merusak basa berlebihan. Dalam tipikal Alfisols terdapat

penetrasi dangkal C organik, akumulasi lempung yang nyata pada kedalaman

sekitar 60 cm (Foth 1994). Tekstur pasir (tabel 4) menunjukkan nilai klei 9%,

debu 25% dan pasir 66%. Hanafiah (2005) melaporkan bahwa tanah yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

didominasi oleh banyak pasir akan mempunyai pori-pori makro (besar) disebut

porous. Semakin porous tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi,

serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik,

air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin mudah pula air

untuk hilang dari tanah (Soepardi 1983).

Tabel 5. Analisis sebaran ukuran partikel pasir Ukuran partikel pasir (mm) Nilai (%) 2,00 – 3,40 25,5 1,00 – 2,00 28,5 0,50 – 1,00 61,5 0,25 – 0,50 46,0 0,15 – 0,25 13,0

Sumber : Hasil analisis laboratorium Kimia Tanah FP UNS, Surakarta 2012

Hasil analisis sebaran ukuran partikel pasir (tabel 5) menunjukkan

bahwa pasir yang digunakan dalam penelitian ini termasuk Coarse sand

berdasarkan USGA (United States Golf Association). Hal tersebut dikarenakan

sebaran ukuran partikel pasir antara 0,50 – 1,00 mm lebih dari 60 %. Pasir

dengan ukuran partikel 0.5 – 1 mm merupakan ukuran yang dominan

digunakan untuk kegiatan kultivsi (Cisar et al. cit. Ginting 2009).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Pengaruh Perlakuan Terhadap Variabel Tanah

1. pH

Gambar 2. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap pH H2O. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

5,46 bcd5,5 bcd

4,88 ef

6,19 a 5,76 bc 5,76 bc

5,21 de5,37 cd

4,71 f

5,82 b5,65 bc 5,53 bcd

pH H2O

Perlakuan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 3. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap pH KCl. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 1 dan 2 dapat diketahui

bahwa perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan berpengaruh nyata

terhadap pH tanah pada uji F.

Gambar 2 menunjukkan bahwa pH aktual yakni pH H20 media pasir

memiliki pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan media Alfisols. Jika

dilihat pada tabel 2 dan 3 dari analisis awal juga menunjukkan tanah Alfisol

lebih masam dari pasir Merapi. Perlakuan yang menunjukkan pH tanah H2O

tertinggi yakni pada perlakuan V1M2P0 yaitu perlakuan dengan spesies

Zoysia japonica pada media pasir dan tanpa penambahan pupuk. Pada

penelitian kali ini nilai pH H2O pada semua perlakuan meningkat dibanding

analisis awal sebelum perlakuan. Hal tersebut diduga karena terdapat

pengolahan tanah berupa penyiraman yang dilakukan secara intensif dan

teratur. Menurut Puslitbang (2004), penggenangan pada tanah mineral

4,41 ab 4,43 ab

3,73 bc

4,97 a4,86 a

4,53 ab

3,48 c

4,22 abc3,75 bc

4,88 a4,54 ab 4,36 ab

pH KCl

Perlakuan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

masam mengakibatkan nilai pH tanah akan meningkat dan pada tanah basa

akan mengakibatkan pH tanah menurun mendekati netral. Pada saat

penggenangan pH tanah akan menurun selama beberapa hari pertama,

kemudian mencapai minimum dan beberapa minggu kemudian pH akan

meningkat lagi untuk mencapai nilai pH yang stabil yaitu sekitar 6,7 – 7,2.

Hasil analisis pH KCl (gambar 2) juga menunjukkan bahwa media

pasir memiliki pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan media Alfisols.

pH KCl paling tinggi juga ditunjukkan oleh perlakuan V1M2P0 (spesies

Zoysia japonica pada media pasir dan tanpa penambahan pupuk) yakni 4,97.

Perlakuan dengan penambahan pupuk maupun tanpa penambahan pupuk

menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap pH KCl.

Pengukuran pH H2O menunjukkan hasil lebih tinggi dari pH KCl.

Hal ini disebabkan karena kemasaman yang di ukur dengan menggunakan

H2O adalah kemasaman aktif sedangkan pH KCL mengukur kemasaman

aktif dan kemasaman potensial. KCl mampu mengukur aktivitas H+ yang

ada diluar tanah disebabkan karena ion K+ yang berasal dari KCl dapat

ditukar dengan ion H+, sedangkan hal tersebut tidak berlaku untuk H2O.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Bahan Organik Tanah

Berdasarkan uji F, perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

menunjukkan pengaruh nyata terhadap bahan organik tanah.

Gambar 4. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap bahan organik dalam tanah. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Bersadarkan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) maka dapat

disimpulkan bahwa kandungan bahan organik tanah tertinggi pada

perlakuan V2M1P2 yakni perlakuan dengan spesies Paspalum vaginatum

pada media tanah Alfisol dengan penambahan pupuk anorganik yakni

3,99%. Hasil analisis menunjukkan jenis media dan pemupukan yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap kandungan bahan organik tanah.

Perlakuan media tanah memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi

dibanding media pasir. Jika dihubungkan dengan media Alfisols, tanah

memiliki kandungan klei yang tinggi dan berdasarkan analisis awal

2,22 bc

3,64 bc3,87 a

1,47 d

2,63 bc2,41 bc 2,46 bc

3,53 a3,99 a

1,54 d

2,65 b

2,07 c

Kadar BO (%)

Perlakuan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kandungan bahan organik tanah Alfisols 4,5% setelah dilakukan penanaman

jumlah kandungan bahan organik tanah menjadi 3,99%. Pada media pasir

kandungan bahan organik lebih redah dikarenakan media pasir tidak

memiliki koloid tanah yang mampu menjerat mineral organik, dan memiliki

pori yang besar sehingga hara mudah tercuci. Media pasir harus dipupuk

lebih sering dibandingkan dengan tekstur tanah lainnya karena pasir

merupakan media yang lemah dalam memegang dan menyimpan unsur hara

(Emmons 2000).

Perlakuan dengan penambahan pupuk menunjukkan hasil

kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa

penambahan pupuk. Hal tersebut dikarenakan kedua media yang

digunakan memiliki kandungan bahan organik yang rendah berdasarkan

analisis awal media sebelum tanam. Sehingga apabila tidak diimbangi

dengan masukan pupuk baik pupuk organik maupun anorganik maka

tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. N Total Tanah

Gambar 5. Grafik pengaruh spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap N total dalam tanah. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple RangeTest (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan V1M1P2 (perlakuan

dengan spesies Zoysia japonica pada media tanah dengan penambahan

pupuk anorganik) memiliki nilai N total yang paling tinggi yakni 0,87%.

Jenis rumput yang berbeda menunjukkan penggaruh tidak nyata terhadap

kandungan bahan organik. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis

bahwa perlakuan V1M1P2 (perlakuan dengan spesies Zoysia japonica pada

media tanah dengan penambahan pupuk anorganik) tidak berbeda nyata

dengan perlakuan V2M1P2 (perlakuan dengan spesies Paspalum vaginatum

pada media tanah dengan penambahan pupuk anorganik). Hal tersebut

dikarenakan spesies Z. japonica dan P. vaginatum ini sama-sama

membutuhkan unsur hara N dengan jumlah yang hampir sama

(CTAHR 2009).

0,19 e

0,49 d

0,87 a

0,12 e

0,59 cd

0,81 ab

0,17 e

0,68 bc

0,81 ab

0,11 e

0,77 ab0,85 a

N Total (%)

Perlakuan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Perlakuan dengan pemberian pupuk menunjukkan hasil kandungan

N total tanah yang lebih besar daripada perlakuan tanpa penambahan pupuk.

Pada spesies Z. japonica, kandungan N total perlakuan V1M1P1 (perlakuan

dengan spesies Z. japonica pada media tanah dengan penambahan pupuk

organik) berbeda nyata dengan perlakuan V1M1P2 (perlakuan dengan

spesies Z. japonica pada media tanah dengan penambahan pupuk

anorganik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik

memberikan hasil kandungan N total yang lebih tinggi daripada perlakuan

dengan penambahan pupuk organik. Namun pada spesies P. vaginatum

perlakuan penambahan pupuk dan media yang berbeda memiliki kandungan

N total tanah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan.

4. P Tersedia

Berdasarkan uji F, perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

menunjukkan pengaruh nyata terhadap P tersedia.

Gambar 6. Grafik pengaruh spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap P tersedia dalam tanah. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple RangeTest (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

0,014 c

0,09 ab0,102 a

0,015 c

0,071 b0,083 ab

0,012 c

0,088 ab 0,091 ab

0,022 c

0,086 ab0,092 ab

P Tersedia (ppm)

Perlakuan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 6 menunjukkan perlakuan V1M1P2 (perlakuan dengan

spesies Zoysia japonica pada media tanah dengan penambahan pupuk

anorganik) memiliki nilai P tersedia yang paling tinggi yakni 0,102 ppm.

Jenis rumput yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan

unsur hara P. Hal tersebut ditunjukkan pada perlakuan V1M1P2 (perlakuan

dengan spesies Zoysia japonica pada media tanah dengan penambahan

pupuk anorganik) tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2M1P2

(perlakuan dengan spesies Paspalum vaginatum pada media tanah dengan

penambahan pupuk anorganik). Hal tersebut dikarenakan spesies Z.

japonica dan P. vaginatum ini sama-sama membutuhkan unsur hara P

dengan jumlah yang hampir sama (CTAHR 2009).

Hasil analisis menunjukkan perlakuan pemupukan memberikan

pengaruh yang nyata terhadap kandungan P dalam tanah. Perlakuan dengan

pemberian pupuk memiliki kandungan P tersedia tanah yang lebih besar

daripada perlakuan tanpa penambahan pupuk. Kandungan P terendah yaitu

pada perlakuan V2M1P0 (perlakuan dengan spesies P. vaginatum pada

media pasir dan tanpa penambahan pupuk) dengan nilai 0,014 ppm. Hal

tersebut menunjukkan tanpa penambahan pupuk pada kedua media

kandungan unsur P sangat rendah, sehingga untuk menyediakan unsur hara

P yang cukup bagi tanaman maka perlu dilakukan penambahan masukan,

baik pupuk organik maupun anorganik. Pada kedua macam spesies dan

media yang digunakan, perlakuan penambahan pupuk organik dan

anorganik menunjukkan tidak berbeda nyata. Begitu juga dengan perlakuan

media yang berbeda menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap semua

perlakuan. Media pasir maupun tanah Alfisol menunjukkan tidak berbeda

nyata terhadap kandungan P tersedia tanah.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5. K Tersedia

Berdasarkan uji F, perlakuan spesies rumput, media, dan pemupukan

menunjukkan pengaruh nyata terhadap kandungan K tersedia.

Gambar 7. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap K tersedia dalam tanah. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Berdasarkan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) didapatkan

hasil bahwa semua perlakuan menunjukkan hasil tidak berbeda nyata,

artinya perbandingan antara pemberian pupuk organik dan anorganik serta

tanpa pemupukan dan penggunaan spesies rumput yang berbeda tidak

berpengaruh nyata terhadap kandungan unsur hara K. Begitu juga dengan

media, penggunaan media yang berbeda yakni media pasir dan Afisols tidak

berpengaruh nyata dalam menyediakan unsur K.

Nilai kandungan K tersedia dalam tanah (gambar 7) tertinggi

terdapat pada perlakuan V2M1P1 (perlakuan dengan spesies Paspalum

vaginatum pada media tanah dengan penambahan pupuk organik) yaitu

0,012 d

0,017 abcd

0,019 abcd

0,017 abcd

0,012 d

0,023 ab

0,013 bcd

0,024 a0,022 abc

0,018 abcd0,018 abcd

0,016 abcd

K Tersedia (me %)

Perlakuan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

sebesar 0,024 me% dan berbeda nyata dengan perlakuan yang memiliki

kandungan K terendah yakni V1M2P1. Kedua perlakuan tersebut memiliki

persamaan jenis pupuk namun spesies dan jenis media yang digunakan

berbeda. Perlakuan M1 atau tanah Alfisol memiliki kandungan K lebih

besar dari M2 yang menggunakan pasir, rendahnya kandungan K pada

media ini umumnya disebabkan oleh adanya pelindian. Pelindian K pada

tanah ini dipicu oleh rendahnya kandungan koloid tanah (klei dan organik)

yang dapat mengadsorbsi K karena tanah belum mengalami pelapukan

lanjut, sehingga dengan drainase tanah yang sangat baik maka K+ mudah

terlindi (Syukur dan Harsono 2008). Hal ini juga diperkuat oleh (Emmons

2000) pasir merupakan media yang lemah dalam memegang dan

menyimpan unsur hara. Fraksi pasir yang pada umumnya di dominasi oleh

mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan terhadap pelapukan

(Soepardi 1983).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

6. Daya Hantar Listrik

Gambar 8. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap daya hantar listrik dalam tanah. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple RangeTest (DMRT) taraf 5%. V1 : Zoysia japonica ; V2 : Paspalum vaginatum, M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Salinitas merupakan tingkat kegaraman atau kadar garam terlarut

dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam

tanah. Salinitas tanah menunjukkan besarnya kandungan garam mudah larut

dalam tanah. Pengaruh salinitas terhadap tanaman mencakup tiga hal yaitu

tekanan osmosis, keseimbangan hara dan pengaruh racun. Bertambahnya

konsentrasi garam di dalam suatu larutan tanah, meningkatkan potensial

osmotik larutan tanah tersebut. Oleh sebab itu salinitas dapat menyebabkan

tanaman sulit menyerap air hingga terjadi kekeringan fisiologis

(Hakim et al. 1986).

0,113 cd0,108 b

0,152 d

0,075 a0,083 a

0,104 b

0,126 c0,121 cd

0,153 d

0,081 a

0,107 b0,11 cd

Daya Hantar Listrik (mS/cm)

Perlakuan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Semakin tinggi nilai daya hantar listrik dalam tanah, semakin banyak

pula garam yang terkandung dalam tanah, sehingga tanah makin salin.

Bersadarkan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) maka dapat

disimpulkan bahwa daya hantar listrik tertinggi pada perlakuan V2M1P2

yakni perlakuan dengan spesies Paspalum vagimatum pada media tanah

Alfisol dengan penambahan pupuk anorganik yakni 0,153 mS/cm. Nilai

daya hantar listrik pada semua perlakuan kurang dari 4 mS/cm, sehingga

salinitasnya termasuk rendah dan cocok untuk pertumbuhan tanaman.

Jenis media dan pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata

terhadap daya hantar listrik. Perlakuan media Alfisols memiliki kandungan

daya hantar listrik yang lebih tinggi dibanding media pasir. Jika

dihubungkan dengan media Alfisols, tanah memiliki kandungan lempung

yang tinggi sehingga kandungan garam dalam tanah sulit dicuci. FAO

(2005) menjelaskan garam di dalam tanah dapat dicuci dengan baik

menggunakan air tawar, tetapi karena lapisan liat/debu ini relatif sulit

ditembus air, maka proses infiltrasi yang kemudian disebut pencucian

menjadi lambat. Ketika retakan terjadi, dan air hujan mengalir ke dalam

retakan-retakan ini, desalinisasi masih tetap lambat. Di beberapa daerah

yang relatif kering, garam telah terakumulasi dan mengkristal di permukaan

tanah. Sebagai akibatnya, masalah salinitas ini dapat bertahan lebih lama,

kecuali diambil tindakan untuk membuang garam tersebut dengan cara

penggelontoran dan/atau pencucian.

Perlakuan dengan penambahan pupuk menunjukkan nilai daya

hantar listrik yang lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa penambahan

pupuk. Perlakuan dengan pupuk anorganik memiliki nilai daya hantar listrik

yang lebih besar daripada perlakuan dengan penambahan pupuk organik.

FAO (2005) menjelaskan pupuk tidak menyelesaikan masalah salinitas

tanah. Pupuk hanya sebagai sumber nutrisi tanaman dan tidak dapat

membuang garam dari tanah. Akan tetapi pupuk organik dan pemulsaan

dapat membantu menurunkan salinitas tanah dengan memperbaiki struktur

tanah dan dengan demikian juga perkolasi-nya.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

D. Kualitas Visual Rumput

1. Kepadatan pucuk

Tabel 6. Rerata kepadatan pucuk Zoysia japonica Perlakuan Rerata Kepadatan Pucuk Per 100 cm2 M1P0 198 ab (Sedang) M1P1 194 ab (Sedang) M1P2 239 a (Tinggi) M2P0 193 ab (Sedang) M2P1 171 b (Sedang) M2P2 205 ab (Tinggi)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Kerapatan diartikan sebagai jumlah pucuk per satuan luas.

Kerapatan juga merupakan ukuran dari kemampuan rumput untuk

menyesuaikan diri di berbagai kondisi. Beard (1973) menggolongkan

kerapatan berdasarkan jumlah pucuk per 100 cm2 (Tabel 7).

Tabel 7. Kategori kerapatan berdasarkan jumlah pucuk Kategori Kerapatan Jumlah Pucuk per 100 cm2

Tinggi Sedang Rendah

>200 100-200 <100

Sumber: Beard, 1973.

Kepadatan pucuk spesies Zoysia japonica pada penelitian ini

menunjukkan bahwa jenis media dan pemupukan yang berbeda

berpengaruh nyata. Rerata kepadatan pucuk yang paling tinggi ditunjukkan

oleh perlakuan M1P2 yaitu perlakuan dengan penambahan pupuk

anorganik pada media tanah Alfisol dengan hasil rerata kepadatannya yaitu

239 tile/100cm2 (Tinggi). Kepadatan pucuk yang paling rendah

ditunjukkan pada perlakuan M2P0 yaitu perlakuan tanpa penambahan

pupuk pada media pasir dengan hasil rerata kepadatan pucuk 193 tile/cm2

(Sedang).

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6 menunjukkan perlakuan yang berbeda nyata yaitu

perlakuan M1P2 dan M2P1 dimana kedua perlakuan tersebut tumbuh pada

media yang berbeda dan pemberian jenis pupuk yang berbeda. Perlakuan

M1P2 (perlakuan dengan penambahan pupuk anorganik pada media tanah

Alfisol) menunjukkan kepadatan pucuk yang lebih baik daripada perlakuan

M2P1 (perlakuan dengan penambahan pupuk organik pada media pasir).

Hal tersebut dikarenakan pada perlakuan M1P2 tumbuh pada media tanah

Alfisol yang mampu mempertahankan masukan unsur hara yang diberikan.

Sedangkan pada perlakuan M2P1 menggunakan media pasir dimana pasir

bersifat mudah sekali meloloskan hara dan tidak mampu menyimpan unsur

hara sehingga masukan unsur hara yang diberikan mudah tercuci. Selain

itu, pada perlakuan M1P2 jenis pupuk yang diberikan yakni pupuk

anorganik dimana pupuk tersebut bersifat lebih cepat menyediakan unsur

hara dibanding pupuk organik yang bersifat slow release.

Tabel 8. Rerata kepadatan pucuk Paspalum vaginatum Perlakuan Rerata Kepadatan Pucuk Per 100 cm2

M1P0 119 a (Sedang) M1P1 140 a (Sedang) M1P2 139 a (Sedang) M2P0 133 a (Sedang) M2P1 124 a (Sedang) M2P2 140 a (Sedang)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Kepadatan pucuk spesies Paspalum vaginatum pada penelitian

ini menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berbeda nyata. Rerata

kepadatan pucuk yang paling tinggi ditunjukkan oleh perlakuan M1P1

(perlakuan dengan penambahan pupuk organik pada media tanah Alfisol)

dan M2P2 (perlakuan dengan penambahan pupuk anorganik pada media

pasir) dengan hasil rerata kepadatannya yaitu 140 tile/100cm2 (sedang).

Kepadatan pucuk yang paling rendah ditunjukkan pada perlakuan M1P0

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

yaitu perlakuan tanpa penambahan pupuk pada media tanah Alfisol dengan

hasil rerata kepadatan pucuk 119 tile/100cm2 (Sedang). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kepadatan pucuk spesies P. vaginatum pada semua

perlakuan memiliki tingkat kepadatan yang sedang.

Kepadatan pucuk yang berbeda nyata menunjukkan bahwa

kedua spesies mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menyesuaikan

diri di berbagai kondisi. Kerapatan yang tinggi tidak dapat dikatakan

bahwa spesies tersebut tidak tahan terhadap penyakit atau stress yang lain.

Praktik perawatan yang tidak sesuai merupakan penyebab umum kerapatan

yang rendah (Emmons 2000).

2. Tekstur Daun

Tekstur ialah ukuran dari lebar daun. Rumput yang memiliki

tekstur yang baik ialah rumput yang memiliki daun yang menyempit.

Rumput tersebut tampil lebih atraktif atau menarik dari rumput bertekstur

kasar dengan daun yang lebar. Pemangkasan yang pendek dan menaikkan

kerapatan menghasilkan daun yang lebih sempit (Emmons 2000). Beard

(1973) mengkategorikan tekstur ke dalam lima kategori (Tabel 9).

Tabel 9. Kategori tekstur berdasarkan lebar daun Kategori Tekstur Lebar Daun (mm) Sangat halus Halus Sedang Kasar Sangat kasar

<1 1-2 2-3 3-4 >4

Sumber: Beard, 1973.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 10. Rerata tekstur rumput Zoysia japonica Perlakuan Rerata Tekstur Rumput (mm) M1P0 3,00 ab (Kasar) M1P1 2,99 ab (Sedang) M1P2 2,96 a (Sedang) M2P0 3,05 b (Kasar) M2P1 2,97 ab (Sedang) M2P2 3,03 ab (Kasar)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Tekstur daun spesies Zoysia japonica pada penelitian ini

menunjukkan bahwa tekstur daun antar perlakuan tidak berbeda nyata.

Lebar daun spesies Z. japonica berkisar antara 2,96 – 3,05 mm sehingga

teksturnya dapat dikategorikan sedang hingga kasar. Hasil analisis

menunjukkan jenis media dan pemupukan yang berbeda tidak berpengaruh

nyata terhadap tekstur daun. Tekstur daun yang paling baik ditunjukkan

oleh perlakuan M1P2 yaitu perlakuan pada media Alfisols dengan

penambahan pupuk anorganik dengan hasil rerata lebar daunnya yaitu 2,96

mm dan termasuk dalam kategori tekstur sedang. Perlakuan M1P2 tersebut

berbeda nyata dengan perlakuan M2P0 (perlakuan pada media pasir tanpa

penambahan pupuk) dimana perlakuan tersebut memiliki tekstur daun

yang paling kurang baik yaitu dengan hasil rerata lebar daun 3,05 mm,

sehingga termasuk dalam kategori tekstur kasar. Tekstur daun ini

berhubungan dengan tingkat kerapatan rumput, apabila semakin tinggi

kerapatan rumput dalam suatu luasan maka semakin baik pula teksturnya.

Kerapatan rumput pada perlakuan M1P2 lebih tinggi daripada kerapatan

rumput pada perlakuan M2P0 (Tabel 6) sehingga teksturnya juga lebih

baik pada perlakuan M1P2.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 11. Rerata tekstur rumput Paspalum vaginatum Perlakuan Rerata Tekstur Rumput (mm) M1P0 3,31 a (kasar) M1P1 3,52 b (kasar) M1P2 3,42 ab (kasar) M2P0 3,38 ab (kasar) M2P1 3,56 b (kasar) M2P2 3,54 b (kasar) Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Tekstur daun spesies Paspalum vaginatum pada penelitian ini

menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata. Lebar daun spesies P.

vaginatum berkisar antara 3,31 - 3,56 mm sehingga tekturnya dapat

dikategorikan kasar. Tabel 11 menunjukkan jenis media dan pemupukan

yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur daun. Tekstur daun

yang paling baik ditunjukkan oleh perlakuan M2P0 yaitu perlakuan pada

media pasir tanpa penambahan pupuk dengan hasil rerata lebar daunnya

yaitu 3,31 mm dan termasuk dalam kategori tekstur kasar. Tekstur daun

yang paling kurang baik ditunjukkan pada perlakuan M2P1 yaitu

perlakuan pada media pasir dengan penambahan pupuk organik dengan

hasil rerata lebar daun 3,56 mm, sehingga termasuk dalam kategori tekstur

kasar. Tekstur daun ini berhubungan dengan tingkat kerapatan rumput,

apabila semakin tinggi kerapatan rumput dalam suatu luasan maka

semakin baik pula teksturnya. Pada spesies P. vaginatum tingkat kerapatan

rumput dalam satu luasan yang ditunjukkan oleh kepadatan pucuk pada

tabel 6 dan 8 lebih rendah daripada spesies Z. japonica, sehingga tekstur

yang lebih baik ditunjukkan oleh spesies Z. japonica.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Warna Daun

Warna ialah jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass.

Banyak orang menyukai warna hijau tua daripada hijau-kuning. Tetapi

orang-orang Eropa lebih menyukai warna hijau yang cerah. Kekurangan

warna dapat disebabkan oleh defisiensi nitrogen, kekeringan, stres suhu,

serangan hama dan penyakit, atau segala jenis kerusakan lainnya.

Beberapa spesies dan spesies secara normal memiliki warna hijau terang.

Kekurangan warna hijau tidak dapat diartikan bahwa turfgrass tidak sehat

(Emmons 2000).

Tabel 12. Rerata warna daun Zoysia japonica Perlakuan Rerata Warna Daun M1P0 3,00 c (Hijau) M1P1 3,50 b (Hijau Tua) M1P2 4,00 a (Hijau Tua) M2P0 3,00 c (Hijau) M2P1 3,67 b (Hijau Tua) M2P2 4,00 a (Hijau Tua)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Warna daun spesies Zoysia japonica (tabel 12) berkisar antara

3 – 4 sehingga warnanya dapat dikategorikan hijau hingga hijau tua. Hasil

analisis menunjukkan jenis media yang berbeda tidak berpengaruh nyata,

Namun, perlakuan dengan pupuk yang berbeda menunjukkan berbeda

nyata terhadap warna daun. Perlakuan dengan tidak menggunakan pupuk

pada media yang berbeda menunjukkan hasil warna yang kurang baik

yakni ditunjukkan dengan skor 3 yang dapat dikategorikan warnanya hijau.

Perlakuan jenis pupuk organik dan anorganik juga menunjukkan hasil

berbeda nyata. Pada perlakuan dengan penambahan pupuk organik skor

warnanya yakni 3,5 – 3,67, sedangkan pada perlakuan dengan penambahan

pupuk anorganik skor warnanya yakni 4 yang berarti berwarna hijau tua.

Hal tersebut ditunjukkan pada perlakuan M1P0 (perlakuan pada media

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tanah Alfisol tanpa penambahan pupuk) yang berbeda nyata dengan

perlakuan M1P1 (perlakuan pada media tanah Alfisol dengan penambahan

pupuk organik) dan juga perlakuan M1P2 (perlakuan pada media tanah

Alfisol dengan penambahan pupuk anorganik). Dari hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa perlakuan jenis pupuk berpengaruh nyata terhadap

warna daun. Perlakuan dengan pupuk anorganik dapat menghasilkan

warna yang lebih hijau daripada perlakuan pupuk organik. Hal tersebut

dikarenakan pupuk anorganik lebih cepat menyediakan unsur hara

sehingga dengan cepat dapat diserap oleh tanaman. Berbeda halnya dengan

pupuk anorganik yang bersifat slow release sehingga pelepasan unsur

haranya lebih lamban.

Tabel 13. Rerata warna daun Paspalum vaginatum Perlakuan Rerata Warna Daun M1P0 2,00 b (Hijau Kekuningan) M1P1 3,00 a (Hijau) M1P2 3,17 a (Hijau) M2P0 2,17 b (Hijau Kekuningan) M2P1 3,00 a (Hijau) M2P2 3,08 a (Hijau)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple RangeTest (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Pada spesies Paspalum vaginatum ini skor warna daun hanya

berkisar 2 – 3,33 sehingga warnanya dapat dikategorikan hijau kekuningan

hingga hijau. Hasil analisis menunjukkan jenis media yang berbeda tidak

berpengaruh nyata, namun perlakuan dengan pupuk yang berbeda

menunjukkan berbeda nyata antar perlakuan. Perlakuan dengan tidak

menggunakan pupuk pada kedua jenis media yang digunakan

menunjukkan hasil warna yang kurang hijau yakni ditunjukkan dengan

skor 2 yang dapat dikategorikan warnanya hijau kekuningan. Sedangkan

perlakuan jenis pupuk organik dan anorganik menunjukkan hasil tidak

berbeda nyata, dengan penambahan pupuk organik maupun anorganik

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

warna yang dihasilkan hampir sama yakni ditunjukkan dengan skor 3 yang

berarti berwarna hijau.

Warna yang paling hijau ditunjukkan oleh perlakuan M1P2

(perlakuan pada media tanah Alfisol dengan penambahan pupuk

anorganik) dengan hasil skor warna yaitu 3,17 (hijau). Sedangkan warna

rumput yang kurang hijau ditunjukkan pada perlakuan M1P0 (perlakuan

pada media tanah Alfisol tanpa penambahan pupuk) dengan hasil skor

warna yaitu 2 (hijau kekuningan) dan M2P0 (perlakuan pada media pasir

tanpa penambahan pupuk) dengan hasil skor warna yaitu 2,17 (hijau

kekuningan). Hal tersebut dikarenakan warna sangat dipengaruhi oleh

kandungan unsur hara yang tersedia, terutama unsur N. Pada perlakuan

tanpa penambahan pupuk warna yang dihasilkan kurang hijau karena

kebutuhan unsur N pada rumput tidak tercukupi. Hal tersebut ditunjukkan

dengan analisis awal media baik tanah Alfisol maupun media pasir

sebelum diberikan penambahan pupuk, kandungan N-nya cukup rendah

sehingga kebutuhan N bagi rumput tidak terpenuhi.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

E. Kualitas Fungsional Rumput

1. Lama penutupan rumput

Gambar 9. Grafik pengaruh spesies rumput, media, dan pemupukan

terhadap lama menutup pada spesies Zoysia japonica. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Kecepatan penutupan tanaman rumput adalah fungsi dari

pertumbuhan memanjang pucuk lateral dan frekuensi pembentukan stolon

dan rimpang baru. Pertumbuhan rimpang dipengaruhi oleh panjang hari,

intensitas cahaya, dan status nitrogen (Beard, 1973). Selain hal tersebut,

praktek pemangkasan dapat pula meningkatkan pertumbuhan horizontal

stolon dan rimpang.

Lama penutupan spesies Zoysia japonica pada penelitian ini

menunjukkan bahwa kecepatan menutup antar perlakuan berbeda sangat

nyata. Lama penutupan berkisar antara 21 – 25 MST (Minggu Setelah

Tanam). Jenis media yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap lama

M1P0

M1P1

M1P2

M2P0

M2P1

M2P2

29 c

23 b

21 a

30 c

23 b

21 a

Lama Menutup (MST)

Perlakuan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

penutupan. Perlakuan pemupukan yang berbeda menunjukkan hasil

berbeda nyata terhadap lama penutupan. Lama penutupan tanpa

penambahan pupuk yaitu 29 - 30 MST, dengan penambahan pupuk

organik dapat menutup selama 23 MST, dan dengan perlakuan

penambahan pupuk anorganik lama penutupan hanya membutuhkan waktu

21 MST. Lama penutupan yang paling cepat ditunjukkan oleh perlakuan

M1P2 dan M2P2 yaitu perlakuan dengan penambahan pupuk anorganik

pada media tanah Alfisol dan pasir dengan hasil rerata lama penutupan

yaitu 21 MST. Lama penutupan yang paling lambat ditunjukkan pada

M2P0 (perlakuan tanpa penambahan pupuk pada pasir) dengan hasil rerata

lama penutupan 30 MST. Hal tersebut dikarenakan pada perlakuan tanpa

penambahan pupuk unsur hara yang tersedia hanya sedikit sehingga

pertumbuhan rumput terhambat, sedangkan pada perlakuan penambahan

pupuk anorganik menunjukkan kecepatan penutupan yang terbaik karena

unsur hara yang terkandung pada pupuk anorganik tersebut bersifat fast

release sehingga dengan cepat dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk

tumbuh dan berkembang.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 10. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap lama menutup pada spesies Paspalum vaginatum.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Lama penutupan spesies Paspalum vaginatum (gambar 10)

menunjukkan bahwa kecepatan menutup antar perlakuan berbeda nyata.

Lama penutupan berkisar antara 13-22 MST. Jenis media yang berbeda

tidak berpengaruh nyata terhadap lama penutupan. Perlakuan pemupukan

yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap lama penutupan.

Lama penutupan tanpa penambahan pupuk yaitu 21-22 MST, dengan

penambahan pupuk organik dapat menutup selama 17 MST, dan pada

perlakuan penambahan pupuk anorganik dapat menutup hanya dalam

waktu 13-15 MST. Lama penutupan yang paling cepat ditunjukkan oleh

perlakuan M1P2 (perlakuan pada media tanah Alfisol dengan penambahan

pupuk anorganik) dengan hasil rerata lama penutupan yaitu 13 MST. Lama

penutupan yang paling lambat ditunjukkan pada perlakuan M2P0

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(perlakuan tanpa penambahan pupuk pada media pasir) dengan hasil rerata

lama penutupan 22 MST. Hal tersebut dikarenakan pada perlakuan tanpa

penambahan pupuk unsur hara yang tersedia hanya sedikit sehingga

pertumbuhan rumput terhambat, sedangkan pada perlakuan penambahan

pupuk anorganik menunjukkan kecepatan penutupan yang terbaik karena

unsur hara yang terkandung pada pupuk anorganik tersebut bersifat fast

release sehingga dengan cepat dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk

tumbuh dan berkembang.

Rumput yang memiliki kecepatan penutupan yang cepat lebih

disukai karena dapat mempercepat pembangunan area suatu hamparan.

Setiap spesies pada penelitian ini memiliki kecepatan penutupan yang

berbeda-beda. Spesies Paspalum vaginatum memiliki kecepatan

penutupan yang paling cepat dibanding spesies Zoysia japonica. Hal

tersebut diduga disebabkan oleh karakter genetik dan daya adaptasi

terhadap lingkungan.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Berat kering pucuk

Gambar 11. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap berat kering pucuk spesies Zoysia japonica.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

Berat kering pucuk merupakan indikator pertumbuhan rumput

yang dipengaruhi oleh pemupukan, penyiraman dan jenis pemeliharaan

lain serta faktor alami lingkungan. Pengukuran terhadap berat kering

pucuk dilakukan dengan memotong rumput, dikeringkan kemudian

ditimbang (Turgeon 2002). pada penelitian ini menunjukkan berat kering

pucuk spesies Zoysia japonica berkisar antara 0,91 – 1,54 g/100cm2.

Perlakuan jenis media dan pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata

terhadap berat kering pucuk. Rerata berat kering pucuk yang paling tinggi

ditunjukkan oleh perlakuan M1P2 (perlakuan pada media tanah Alfisol

dengan penambahan pupuk anorganik) dengan hasil rerata berat kering

pucuk sebesar 1,54 g/100cm2. Berat kering pucuk yang paling rendah

ditunjukkan pada perlakuan M1P0 (perlakuan pada media tanah Alfisol

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

tanpa penambahan pupuk) dengan hasil rerata berat kering pucuk 0,91

g/100cm2. Perlakuan M1P0 tersebut berbeda nyata dengan perlakuan

M1P2, hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penbambahan pupuk

anorganik dapat menghasilkan berat kering pucuk yang lebih baik

dibanding tanpa penambahan pupuk.

Gambar 12. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap berat kering pucuk spesies Paspalum vaginatum.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Berat kering pucuk spesies Paspalum vaginatum (gambar 12)

berkisar antara 1,24 – 1,60 g/100cm2. Hasil analisis menunjukkan jenis

media dan pemupukan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap

berat kering pucuk. Rerata berat kering pucuk yang paling tinggi

ditunjukkan oleh perlakuan M2P2 (perlakuan pada media pasir dengan

penambahan pupuk anorganik) dengan hasil rerata berat kering pucuk

sebesar 1,6 g/100cm2. Berat kering pucuk yang paling rendah ditunjukkan

M1P0 M1P1 M1P2 M2P0 M2P1 M2P2

1,24 b

1,39 ab1,29 b

1,46 ab 1,45 ab

1,6 a

Berat Kering Pucuk (g/100cm²)

Perlakuan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pada perlakuan M1P0 (perlakuan pada media tanah Alfisol tanpa

penambahan pupuk) dengan hasil rerata berat kering pucuk 1,24 g/100cm2.

Perlakuan media pasir dan tanah Alfisol tidak berpengaruh

nyata terhadap peubah berat kering pucuk. Hal ini dikarenakan setiap

perlakuan memiliki kepadatan dan tekstur yang berbeda. Perlakuan dengan

kepadatan pucuk yang tinggi memiliki tekstur atau lebar daun yang sempit,

sedangkan pada perlakuan yang lain dengan kepadatan pucuk yang lebih

rendah memiliki lebar daun yang lebih lebar. Sehingga ketika dikeringkan

akan menghasilkan berat kering yang cenderung sama. Hal ini sesuai

dengan hasil percobaan Waryanti (2005) dan Ansari (2000) dimana

penggunaan media campuran pasir, bentonit dan sekam padi dengan

berbagai persentase tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peubah

rata-rata berat kering pucuk atau memberikan respon yang sama terhadap

semua perlakuan media tanam yang diujicobakan.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3. Panjang akar

Gambar 13. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap panjang akar spesies Zoysia japonica. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

Gambar 14. Perbandingan panjang akar spesies Zoysia japonica

M1P0 M1P1 M1P2 M2P0 M2P1 M2P2

4,66 b

5,76 b5,04 b

8,46 a 8,43 a 8,68 a

Panjang Akar (cm)

Perlakuan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Fungsi utama dari sistem perakaran adalah penyerapan air dan

hara dari tanah. Rumput dengan sistem perakaran yang baik sangat

diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas rumput, karena tanaman

menjadi lebih toleran terhadap kondisi stress. Perakaran yang panjang dan

lebat memudahkan rumput untuk menyerap air dan hara pada permukaan

media yang lebih dalam serta berpengaruh terhadap ketahanan pada

kekeringan (Emmons, 2000).

Panjang akar spesies Zoysia japonica (gambar 13) menunjukkan

bahwa panjang akar antar perlakuan berbeda nyata. Panjang akar spesies Z.

japonica berkisar antara 4,66 - 8,68 cm. Perlakuan pemupukan yang

berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Perlakuan jenis

media yang berbeda menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap panjang

akar. Panjang akar yang lebih panjang ditunjukkan pada perlakuan dengan

menggunakan media pasir dibanding media tanah. Panjang akar yang

paling panjang ditunjukkan oleh perlakuan M2P2 (perlakuan pada media

pasir dengan penambahan pupuk anorganik) dengan hasil rerata panjang

akar yaitu 8,68 cm. Panjang akar yang paling pendek ditunjukkan pada

perlakuan M1P0 (perlakuan pada media tanah Alfisol tanpa penambahan

pupuk) dengan hasil rerata panjang akar 4,66 cm. Pemberian media pasir

meningkatkan panjang akar.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 15. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap panjang akar pada spesies Paspalum vaginatum.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple RangeTest (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0: Tanpa Pupuk; P1: Pupuk Organik; P2: Pupuk Anorganik

Gambar 16. Perbandingan panjang akar spesies Paspalum vaginatum

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gamnbar 15 menunjukkan panjang akar spesies Paspalum

vaginatum antar perlakuan berbeda nyata. Panjang akar berkisar antara

4,43 – 8,66 cm. Hasil analisis menunjukkan perlakuan pemupukan yang

berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Namun perlakuan

dengan masukan pupuk dan tanpa penambahan pupuk memberikan

perbedaan yang nyata. Perlakuan jenis media yang berbeda juga

menunjukkan pengaruh yang nyata. Panjang akar yang lebih panjang

ditunjukkan pada perlakuan dengan media pasir dibanding pada media

tanah. Panjang akar yang paling baik yakni pada perlakuan M2P1

(perlakuan pada media pasir dengan penambahan pupuk organik) dengan

hasil rerata panjang akar yaitu 8,66 cm. Panjang akar yang paling kurang

ditunjukkan pada perlakuan M1P0 (perlakuan pada media tanah Alfisol

tanpa penambahan pupuk) dengan hasil rerata panjang akar 4,43 cm. Hasil

analisis pada spesies P. vaginatum ini juga menunjukkan bahwa

penggunaan media pasir meningkatkan panjang akar.

Emmons (2000) menyatakan bahwa kondisi tanah mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kedalaman akar rumput. Menurut Beard

(1982), perakaran pada media pasir memiliki aerasi yang baik, khususnya

oksigen untuk memperpanjang akar meskipun pada daerah perakaran

memiliki kekurangan yaitu terbatasnya kapasitas tukar kation dan

rendahnya retensi air. Pori aerasi yang tinggi memberikan ruang yang

optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan akar (Soepardi 1983).

Manajemen air yang baik pada budidaya rumput akan

meminimalkan pencucian nutrisi sehingga kualitas rumput tetap terjaga

(Gibeault et al. 1985). Pertumbuhan dan perkembangan akar yang baik

memicu pertumbuhan tajuk melalui stolon dan rimpang sehingga

menghasilkan jumlah pucuk yang lebih banyak dengan tekstur daun yang

lebih halus, mempercepat daya recovery serta mempercepat penutupan

rumput 100%. Hal ini diduga media pasir memiliki aerasi yang baik dan

cukup oksigen sehingga akar dapat menstimulasi pertumbuhan batang

lateral untuk memproduksi pucuk baru dan menyebar di atas permukaan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tanah. Pertumbuhan tajuk maupun akar yang baik adalah pertumbuhan

yang seimbang. Dalam hal ini, pemberian pupuk dapat diserap dengan baik

oleh akar dan ditranslokasikan ke atas. Johns (2004) menyatakan bahwa

aerasi atau kehadiran udara pada media dapat meningkatkan kemampuan

tanaman untuk mengambil nutrisi, air dan oksigen yang diperlukan untuk

bertahan dan tumbuh.

4. Berat kering akar

Gambar 17. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap berat kering akar pada spesies Zoysia japonica

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 18. Perbandingan berat kering akar spesies Zoysia japonica

Menurut Sweeney et.al. (2001), berat kering akar merupakan

salah satu peubah yang sangat penting untuk menentukan ketahanan

tanaman jika tumbuh dalam kondisi stress. Berat kering akar spesies

Zoysia japonica (gambar 17) menunjukkan bahwa antar perlakuan tidak

berbeda nyata. Berat kering akar berkisar antara 0,84 – 1,78 g/100cm2.

Jenis media dan pemupukan yang berbeda tidak berpengaruh nyata

terhadap berat kering akar. Berat kering akar yang paling baik ditunjukkan

oleh perlakuan M2P2 (perlakuan pada media pasir dengan penambahan

pupuk anorganik) dengan hasil rerata berat kering akar yaitu 1,78

g/100cm2, sedangkan berat kering akar yang paling rendah ditunujukkan

pada perlakuan M2P0 (perlakuan pada media pasir tanpa penambahan

pupuk) dengan hasil rerata berat kering akar 0,84 g/100cm2.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 19. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap berat kering akar pada spesies Paspalum vaginatum.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

M1P0 M1P1 M1P2 M2P0 M2P1 M2P2

0,68 b 0,67 b

0,46 b

0,92 b

1,51 a

1,75 a

Berat Kering Akar (g/100cm²)

PerlakuanPerlakuan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 20. Perbandingan berat kering akar spesies Paspalum vaginatum

Berat kering akar spesies Paspalum vaginatum (gambar 19)

menunjukkan bahwa antar perlakuan berbeda nyata. Berat kering akar

berkisar antara 0,46 – 1,75 g/100cm2. Pemupukan yang berbeda tidak

berpengaruh nyata terhadap berat kering akar. Pada perlakuan M2P1 dan

M2P2 yang sama-sama mendapatkan masukan pupuk menunjukkan

berbeda nyata dengan perlakuan M2P0 dimana perlakuan ini tidak

mendapat masukan pupuk. Berat kering akar yang paling baik ditunjukkan

oleh perlakuan M2P2 (perlakuan pada media pasir dengan penambahan

pupuk anorganik) dengan hasil rerata berat kering akar yaitu 1,75

g/100cm2, sedangkan berat kering akar yang paling rendah ditunjukkan

pada perlakuan M1P2 (perlakuan pada media pasir dengan penambahan

pupuk anorganik) dengan hasil rerata berat kering akar 0,46 g/100cm2.

Jenis media yang berbeda pada spesies P. vaginatum ini menunjukkan

pengaruh yang nyata terhadap berat kering akar. Hasil analisis

menunjukkan bahwa media pasir menghasilkan berat kering akar yang

lebih besar daripada media tanah Alfisol.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

5. Daya recovery

Kemampuan recovery ialah kemampuan turfgrass untuk

memulihkan diri dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit, serangga,

dan penggunaan lapangan. Kemampuan recovery bervariasi dalam

beberapa genotipe dan sangat kuat dipengaruhi oleh teknik budidaya dan

kondisi lingkungan. Umumnya, kondisi yang cocok untuk pertumbuhan

dari turfgrass juga cocok bagi kemampuan pulih kembali dari kerusakan

(Turgeon, 2004).

Gambar 21. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap daya recovery spesies Zoysia japonica. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

HSP : Hari Setelah Potong M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

Daya recovery spesies Zoysia japonica (gambar 21)

menunjukkan kecepatan untuk dapat pulih kembali antar perlakuan

berbeda nyata. Daya recovery berkisar antara 15– 33 HSP (Hari Setelah

Potong). Jenis media yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap daya

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

recovery. Perlakuan pemupukan yang berbeda menunjukkan hasil berbeda

nyata terhadap daya recovery. Daya recovery tanpa penambahan pupuk

yaitu 32 – 33 HSP, dengan penambahan pupuk organik dapat pulih

kembali selama 23 - 24 HSP, dan dengan perlakuan penambahan pupuk

anorganik daya recovery hanya membutuhkan waktu 15 - 17 HSP. Daya

recovery yang paling cepat ditunjukkan oleh perlakuan M1P2 (perlakuan

dengan penambahan pupuk anorganik pada media tanah Alfisol) dengan

hasil rerata daya recovery yaitu 15 HSP. Daya recovery yang paling lama

ditunjukkan pada perlakuan M1P0 (perlakuan tanpa penambahan pupuk

pada media tanah Alfisol) dengan hasil rerata daya recovery 33 HSP. Hal

tersebut dikarenakan pada perlakuan tanpa penambahan pupuk unsur hara

yang tersedia hanya sedikit sehingga pertumbuhan rumput terhambat,

sedangkan pada perlakuan penambahan pupuk anorganik menunjukkan

kecepatan penutupan yang terbaik karena unsur hara yang terkandung pada

pupuk anorganik tersebut bersifat fast release sehingga dengan cepat dapat

dimanfaatkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 22. Grafik pengaruh perlakuan spesies rumput, media, dan

pemupukan terhadap daya recovery spesies Paspalum vaginatum.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

HSP : Hari Setelah Potong M1 : Media Tanah Alfisols ; M2 : Media Pasir Merapi, P0 : Tanpa Pupuk ; P1: Pupuk Organik ; P2:Pupuk Anorganik

Daya recovery spesies Paspalum vaginatum (gambar 22)

menunjukkan bahwa kecepatan untuk dapat pulih kembali antar perlakuan

berbeda nyata. Daya recovery berkisar antara 15 – 26 HSP. Hasil analisis

menunjukkan jenis media yang berbeda tidak menunjukkan pengaruh yang

nyata terhadap daya recovery. Perlakuan pemupukan yang berbeda

menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap daya recovery. Daya recovery

tanpa penambahan pupuk yaitu 23 – 26 HSP, dengan penambahan pupuk

organik dapat pulih kembali selama 18 – 19 HSP, dan dengan perlakuan

penambahan pupuk anorganik daya recovery hanya membutuhkan waktu

15 HSP. Daya recovery yang paling cepat ditunjukkan oleh perlakuan

M1P2 dan M2P2 yaitu perlakuan dengan penambahan pupuk anorganik

M1P0 M1P1 M1P2 M2P0 M2P1 M2P2

23 c

18 b15 a

26 d

19 b

15 a

Daya Recovery (HSP)

PerlakuanPerlakuan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · pada media Alfisols dan pasir dengan penambahan pupuk organik dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Z. japonica

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pada media tanah Alfisol dan media pasir dengan hasil rerata daya

recovery yaitu 15 HSP. Daya recovery yang paling lambat ditunjukkan

pada perlakuan M2P0 yaitu perlakuan tanpa penambahan pupuk pada

media pasir dengan hasil rerata daya recovery 26 HSP. Hal tersebut

dikarenakan pada perlakuan tanpa penambahan pupuk unsur hara yang

tersedia hanya sedikit sehingga pertumbuhan rumput terhambat, sedangkan

pada perlakuan penambahan pupuk anorganik menunjukkan kecepatan

penutupan yang terbaik karena unsur hara yang terkandung pada pupuk

anorganik tersebut bersifat fast release sehingga dengan cepat dapat

dimanfaatkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang.