efektivitas program sertifikasi pembimbing …

142
EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI PROFESIONAL DI SUBDISBINTAL DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI ANGKATAN LAUT JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh : HANIFAH AFRIANI NIM: 11160530000063 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020M/1442H

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING

MANASIK HAJI PROFESIONAL DI SUBDISBINTAL

DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI ANGKATAN

LAUT JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

HANIFAH AFRIANI

NIM: 11160530000063

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020M/1442H

EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING

MANASIK HAJI PROFESIONAL DI SUBDISBINTAL

DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI ANGKATAN

LAUT JAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi yang

berjudul “EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI

PEMBIMBING MANASIK HAJI PROFESIONAL TAHUN

2019 DI SUBDISBINTAL DISWATPERSAL MARKAS

BESAR TNI ANGKATAN LAUT JAKARTA”, dengan ini

menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang

lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Juli 2020

Hanifah Afriani

11160530000063

ABSTRAK

Hanifah Afriani, 11160530000063, Efektivitas Program

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Di

Subdisbintal Diswatpersal Markas Besar TNI Angkatan Laut

Jakarta. Di bawah bimbingan Drs. H. Ade Marfuddin, MM.

Dengan mempersiapkan pembimbing yang berkualitas dan

bertindak profesional dalam segala keadaan akan menghantar

jamaah haji menjadi haji yang mabrur. Hal ini yang menjadi alasan

kuat diselenggarakannya program sertifikasi di lingkungan TNI

Angkatan Laut Jakarta. Tujuan dari sertifikasi yang dilaksanakan

oleh TNI Angkatan Laut Jakarta diantaranya adalah untuk

menyiapkan para pembimbing manasik haji yang berkualitas dan

profesional.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur

efektivitas dari program sertifikasi pembimbing manasik haji

profesional di Subdisbintal Diswatpersal Markas Besar TNI

Angkatan Laut Jakarta yang dilihat dari beberapa aspek yakni

waktu dan tempat pelaksanaan, konsumsi transportasi dan

akomodasi, panitia pelaksana, pemateri atau narasumber, metode

dan materi serta media yang digunakan oleh pihak penyelenggara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang

mana hasil dari data tersebut diperoleh dari responden, observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian penulis temukan bahwa program

sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah dilaksanakan oleh

TNI Angkatan Laut Jakarta dikatakan baik dan efektif dinilai dari

hasil penilaian kuesioner peserta sertifikasi secara keseluruhan

sebesar 88,6%. Hal tersebut diukur dari tercapainya tujuan dari

pelaksanaan sertifikasi yang bisa dilihat dari aspek yang telah

penulis sebutkan di atas. Dengan demikian bahwa pelaksanaan

sertifikasi secara umum yang dilaksanakan oleh TNI AL Jakarta

berjalan dengan baik dan efektif.

Kata Kunci : Efektivitas, Program Sertifikasi, Pembimbing

Manasik Haji, Profesional, TNI Angkatan Laut Jakarta

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah wa syukru lillahi ta’ala, Pujian dan rasa

syukur penulis panjatkan hanya untuk Allah SWT., Robbul ‘Izzati,

Sang Pemberi Karunia, Zat Maha Kasih dan Maha Penyayang

yang senantiasa mengiringi setiap langkah penulis. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurahkan ke-haribaan Baginda Rasulullah

Muhammad SAW., Sang suri tauladan yang baik dan sempurna

(Uswah hasanah dan qudwah kamilah) bagi seluruh umat di jagat

raya ini, beserta keluarga dan sahabat-Nya. Semoga kita selaku

umatnya mendapat syafa’at di yaumil akhir kelak. Dengan niat dan

tekad karena Allah SWT., penulis diberikan kekuatan dan

kesabaran untuk melewati perjalanan panjang yang dihadapkan

penuh rintangan dan ujian ini.

Atas rahmat serta hidayah-Nya alhamdulillah dengan

penuh rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji Profesional Tahun 2019 Di Subdisbintal Diswatpersal

Markas Besar TNI Angkatan Laut Jakarta”. Penyusunan skripsi

ini adalah sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada

Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan

penulis sangat terbatas, maka dengan adanya bimbingan, arahan,

dukungan dan doa dari berbagai pihak sangat membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada

kedua orang tuaku Aba Hasan dan Ummi Nurhasanah, yang selalu

memberikan charger ruhiyah, doa, nasihat, dan motivasi yang

terus menerus kepada seorang anak yang dicintainya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya dengan penuh rasa hormat

dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA., selaku

rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S. Ag., BSW., MSW., selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabuddin Noor, M.

Ag., selaku Wakil Dekan Administrasi Umum, Bapak Drs.

Cecep Castrawijaya, MA., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan, serta Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak Drs. Sugiharto, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah, Bapak Amirudin, M. Si., selaku Sekretaris Jurusan

iii

Manajemen Dakwah yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji dan

Umrah.

5. Bapak Drs. H. Ade Marfuddin, MM., selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu

memberikan informasi, masukan dan kritikan dikala penulis

berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan penulis

agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

6. Bapak Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, M.A., selaku Dosen

Penasihat Akademik yang sejak awal semester memotivasi

penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

7. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua sidang,

Penguji I/II, Sekretaris dan Pembimbing yang telah

memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini

agar menjadi lebih baik lagi.

8. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah, yang selama ini

telah memberikan ilmu dan pengalamannya dengan tulus,

semoga segala ilmu yang diberikan menjadi pahala jariyah bagi

para Dosen dan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis baik

di dunia maupun di akhirat.

9. Bapak H. Mayor Bahrum selaku Perwira TNI Angkatan Laut

sekaligus Panitia Pelaksana Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji tahun 2019 yang telah bersedia meluangkan waktu

ditengah kesibukannya dan memberikan penulis banyak

informasi dan pemahaman mengenai penelitian skripsi penulis

iv

serta seluruh Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

10. Keluarga tercinta, Kakak Hanna, Nenek, Ncing, yang selalu

memberikan semangat dan dukungan serta doa yang tak pernah

putus. Tak lupa Om Subur, Tante Syefi dan Adik sepupuku

Keisa yang sudah baik hati meminjamkan laptop demi

kelancaran penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat seperjuangan Zenie, Maulida, Cindy dan Risa yang

selalu memberikan semangat, doa dan masukan untuk

menyempurnakan penulisan skripsi ini dan juga anak

kontrakan yang telah memberikan warna dari awal berada di

bangku kuliah hingga akhir perjalanan studi penulis.

12. Sahabat terbaik Leha, Dinda, Anida, Mpo Ati, Syahirah, Ebah,

Mila dan Nanda yang terus memotivasi dan membantu agar

skripsi ini dapat dengan segera terselesaikan.

13. Semua Pihak yang telah membantu memberikan kontribusi

terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan

satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.

v

Demikianlah atas kebaikan semua pihak, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka semua, penulis hanya

bisa berdoa: Jazaakumullahu ahsanal jazaa’ (semoga Allah

membalas kebaikan kalian dengan sebaik-baik pembalasan).

Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Jakarta, 3 Juli 2020

Penulis

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................. 7

C. Perumusan Masalah .................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 8

E. Metode Penelitian ....................................................... 9

1. Metode Penelitian ................................................. 9

2. Subjek dan Objek Penelitian .................................. 11

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ 11

4. Teknik Pengumpulan Data .................................... 11

5. Teknik Analisis Data ............................................ 14

F. Tinjauan Pustaka ........................................................ 16

G. Sistematika Penulisan ................................................. 17

vii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas .................................................................. 19

1. Pengertian Efektivitas ........................................... 19

2. Pengukuran Efektivitas ......................................... 21

3. Efektivitas Program .............................................. 24

B. Program ..................................................................... 25

1. Pengertian Program .............................................. 25

2. Aspek Program ..................................................... 26

3. Tujuan Program .................................................... 27

C. Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ......................... 28

1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji .. 28

2. Tujuan Sertifikasi ................................................. 28

3. Manfaat Sertifikasi ............................................... 29

4. Ruang Lingkup dan Sasaran Sertifikasi ................. 30

D. Pengertian Pembimbing Manasik Haji ........................ 31

E. Pengertian Profesional ................................................ 33

BAB III GAMBARAN UMUM SUBDISBINTAL

DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI AL

A. Sejarah Sub Dinas Pembinaan Mental Diswatpersal

MABES AL ................................................................ 35

B. Struktur Organisasi Sub Dinas Pembinaan Mental

Diswatpersal MABES AL ........................................... 39

C. Tugas Pokok Pembinaan Mental Diswatpersal MABES

AL............................................................................... 40

viii

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Oleh

TNI AL ....................................................................... 44

B. Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji .............. 51

C. Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ............. 55

BAB V ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta .. 58

B. Analisis Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut

Jakarta ......................................................................... 69

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 81

B. Saran ........................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 85

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Subdisbintal Diswatpersal

MABES AL

Tabel 4.1 Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Profesional

Tabel 5.1 Peserta Program Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji Tahun 2019

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Penilaian Peserta Terkait Pelaksanaan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.2 Penilaian Responden Terkait Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

tahun 2019

Gambar 5.3 Penilaian Responden Terkait Panitia Pelaksana

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.4 Penilaian Responden Terkait Konsumsi,

Transportasi dan Akomodasi Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.5 Penilaian Peserta Terkait Efektivitas Program

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.6 Penilaian Responden Terkait Pemateri atau

Narasumber Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

tahun 2019

Gambar 5.7 Penilaian Responden Terkait Materi Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.8 Penilaian Responden Terkait Metode Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.9 Penilaian Responden Terkait Tujuan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi

Lampiran 4 Hasil Penelitian Wawancara

Lampiran 5 Presentase Penilaian Responden Terhadap

Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji tahun 2019

Lampiran 6 Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman

Sertifikasi

Lampiran 7 Jadwal Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji Profesional tahun 2019

Lampiran 8 Nilai Akhir Peserta Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Profesional tahun 2019

Lampiran 9 Dokumen Penunjang Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji tahun 2019

Lampiran 10 Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji Profesional tahun 2019

di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan

menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi

Menteri Agama, dalam hal teknis pelaksanaannya

diselenggarakan oleh Direktorat Penyelenggaraan Haji dan

Umrah. Amanah yang diberikan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2019 menyebutkan Pemerintah memiliki kewajiban

memberikan pembinaan, pelayanan, perlindungan dan

mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam

penyelenggaraan ibadah haji.1

Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya

menganut agama Islam, dari tahun ke tahun terlihat antusias

masyarakat untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima lebih

besar. Ini dapat difahami mengingat haji bukan saja ibadah

yang mengandung kebiasaan secara sosio-religius, namun juga

menjadi tradisi yang sudah semakin lama berakar di kalangan

masyarakat muslim Indonesia. Pemerintah Arab Saudi

memberikan kuota ibadah haji paling besar terhadap Indonesia.

Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji harus

dilakukan secara baik dan professional.

1 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, Regulasi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, diakses dari situs

haji.kemenag.go.id pada tanggal 22 Juni 2020.

2

Dalam Al-qur’an surat Al Hajj ayat 27-28 Allah

berfirman :

ج فل ن ك ين م ت

ر يأ ضام

ل ى ك

وعل

اوك رجال

ت يأ

حج ٱل اس ب ي ٱلن ن ف

ذوأ

يق ) ي (٧٢عم ف

ٱسم ٱللروا

كهم ويذ

ع ل ف

من

هدوا

يش

ل

ت عل

ومعل ام م ي

ى أ

ير) قفس ٱل ئ

با ٱلموا ع

طنها وأ م

والك ف م

عن يمة ٱل ن به

هم م (٧٢ما رزق

Artinya : “Dan serulah manusia untuk mengerjakan

haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan

kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang

dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan

berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut

nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki

yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak.

Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)

berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi

fakir (Q.S. Al Hajj : 27-28).2

Ayat tersebut di atas secara tersirat memberikan dasar

pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan haji atau

manajemen haji antara lain penyampaian informasi, proses

perjalanan, angkutan/transportasi, kendala yang akan dihadapi

sampai dengan masalah manasik dan hikmah ibadah haji.

Penyelengaraan ibadah haji merupakan rangkaian

kegiatan yang beragam, melibatkan banyak pihak dan orang,

mengelola banyak dana masyarakat, dilaksanakan dalam

rentang waktu yang panjang di dalam negeri dan di Arab Saudi,

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.

Syaamil Cipta Media, 2005), h. 335

3

sehingga memerlukan kerjasama yang erat dan koordinasi

yang dekat, manajemen yang baik dan penanganan yang

cermat serta dukungan sumber daya manusia yang handal dan

amanah.3

Dalam era globalisasi masa kini, lembaga atau

perusahaan harus dapat mempersiapkan sumber daya manusia

yang unggul. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber

daya manusia yang unggul ini adalah dengan ditempuh melalui

pendidikan dan pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber

daya manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat

mempengaruhi lembaga atau perusahaan dalam perkembangan

serta kemajuan dari segi manapun.

Petugas haji merupakan salah satu komponen penting

dalam penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air maupun pada

masa berlangsungnya proses operasional ibadah haji di Arab

Saudi. Tugas yang paling penting adalah bagaimana sebagai

petugas penyelenggara ibadah haji mampu bekerja secara

profesional dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

standarisasi yang ditetapkan. Penyelenggaraan ibadah haji ini

menyangkut jumlah jamaah yang dilayani dan menyangkut

nama baik pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah dituntut

untuk mengelola secara professional dengan mengedepankan

kepentingan jamaah.

3 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2011), h. 1.

4

Dalam hal ini, Islam mensyaratkan agar dalam

menentukan petugas harus berdasarkan pada kemampuan,

keahlian dan pengalamannya di bidang tersebut. Sesuai dengan

firman Allah SWT dalam Surat Al Qashas ayat 26 :

ين م ي ال و

قجرت ال

ير من استأ

ن خ إ

ره ج

بت استأ

حداهما ياأ ت إ

الق

(٧٢)

Artinya : “Dan salah seorang dari kedua (perempuan)

itu berkata: “Wahai Ayahku, jadikanlah dia sebagai pekerja

(pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang

engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang

kuat lagi dapat dipercaya”. (Q.S. Al Qashas : 26)4

Petugas dalam penyelenggaraan ibadah haji salah

satunya adalah Pembimbing manasik haji, yaitu komponen

yang sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji,

dimana pembimbing manasik haji adalah petugas yang

langsung memberikan pelayanan kepada jamaah haji dalam hal

bimbingan ibadah dan perjalanan, pembimbing manasik juga

merupakan penyambung lidah dari pemerintah terkait

kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan dalam

penyelenggaraan ibadah haji tersebut, karena setiap tahunnya

kebijakan penyelenggaraan ibadah haji terus berubah, maka

disinilah peran pembimbing selain sebagai pembimbing

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.

Syaamil Cipta Media, 2005), h. 388

5

manasik haji juga sebagai penyampai informasi atau kebijakan

ter-update untuk kemudian oleh calon jamaah harus ditaati.

Upaya pemerintah untuk mendapatkan pembimbing

manasik haji yang faham dan sevisi dengan pemerintah adalah

melalui sertifikasi, dengan adanya pembimbing manasik yang

tersertifikasi maka akan mewujudkan petugas haji

yang profesional, yang mampu meningkatkan kualitas,

kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji.

Pemerintah dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan

baru kepada para jamaah haji salah satunya melalui petugas

pembimbing manasik haji, untuk itu maka perlu adanya

sertifikasi pembimbing manasik haji, dimana proses

mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji harus

melalui berbagai tahapan, salah satunya melalui pelatihan

pembimbing manasik haji yang di dalamnya diberikan materi-

materi mengenai berbagai kebijakan penyelenggaraan ibadah

haji dan materi-materi penunjang lainnya, sehingga dengan

penguatan materi-materi yang diberikan dalam program

tersebut dapat membentuk petugas pembimbing manasik haji

yang profesional dan mumpuni dalam segala hal yang

berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji dan tentunya

dalam hal prosesi manasik haji.

Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini berdasarkan atas UU Nomor 8

Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Peraturan

6

Menteri Agama (PMA) Nomor 6 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU

Nomor: D/127/2016 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji.5

Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak

Dirjen PHU untuk mencetak tenaga pembimbing manasik yang

berkualitas dan tentunya profesional, program ini

diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta salah

satunya dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta yang

bekerjasama dengan Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Program ini digalakkan untuk memenuhi tuntutan

perkembangan yang terus berkembang khususnya

dalam kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu

sendiri. Program ini berorientasi pada peningkatan

kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan

tentang kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air

maupun di Tanah Suci.

Program sertifikasi pembimbing manasik haji tahun ini

diikuti 51 orang peserta yang berasal dari perwira TNI AL, TNI

AD, TNI AU serta instansi lainnya. Tujuan dari sertifikasi ini

diantaranya adalah untuk menyiapkan para pembimbing

manasik haji yang profesional dan nantinya dapat mengantar

jamaah haji khususnya personel TNI AL beserta keluarganya

5 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 9.

7

melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. Kepala

Dinas Perawatan Personel Angkatan Laut (Kadiswatpersal)

Laksamana Pertama TNI Nora Lelyana mengimbau agar

seluruh peserta mengikuti tahapan demi tahapan dari awal

hingga akhir agar materi yang didapat bisa dipraktikkan

sebagai pembimbing manasik haji yang mumpuni dalam

menghantar jamaah haji menjadi haji yang mabrur.6

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang tertulis

di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Profesional Di Subdisbintal Diswatpersal

Markas Besar TNI Angkatan Laut Jakarta tahun 2019”.

B. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup pembahasan, maka

penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada

efektivitas program sertifikasi pembimbing manasik haji

profesional yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta

tahun 2019.

C. Perumusan Masalah

Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas pada

penelitian ini adalah:

6 Laksamana dalam sambutannya yang disampaikan pada saat

pembukaan kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, diakses dari situs

indomaritim.id pada tanggal 28 November 2019 pukul 20.00 WIB.

8

1. Bagaimana Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji Profesional yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut

Jakarta?

2. Bagaimanakah Efektivitas Program Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilaksanakan

oleh TNI Angkatan Laut Jakarta?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilakukan

oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.

b. Untuk mengetahui Efektivitas Program Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilakukan

oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat secara akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih khazanah ilmu pengetahuan kepada

segenap civitas academia khususnya mahasiswa

Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah yang kelak

para mahasiswa yang menjadi alumni akan turun ke

lapangan untuk ikut mensukseskan pelaksanaan ibadah

haji dan menjadi referensi bagi Konsentrasi

9

Manajemen Haji dan Umrah dan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sudah mendidik mahasiswa

untuk memiliki kompetensi dalam bidang haji dan

umrah.

b. Manfaat secara praktis

1) Bagi Publik Khalayak

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

atau referensi penelitian serta pedoman untuk

peneliti lain.

2) Bagi Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

masukan dan pertimbangan serta rekomendasi bagi

TNI Angkatan Laut secara umum, menangani

masalah ini secara khusus, mengenai efektivitas

pada program sertifikasi pembimbing manasik haji

agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah

baik dan memaksimalkan kinerja yang belum

tercapai secara optimal.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan dinyatakan

dalam bentuk nilai relatif. Pada umumnya dilakukan pada

10

penelitian sosial dan hasilnya bersifat objektif, berlaku

sesaat dan setempat.7

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh

Lexy Moleong menyatakan bahwa metode dengan

menggunakan pendekatan kualitatif adalah sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.8

Dalam penelitian dengan metode penelitian

kualitatif peneliti mengumpulkan dan menganalisis data

kualitatif, yaitu data berupa kata-kata dan perbuatan

manusia.9 Menurut Prof. Dr. Sugiyono, Penelitian

Kualitatif ialah pengumpulan data yang dipandu oleh fakta-

fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.10

Untuk melengkapi data yang sudah ada, penulis

menggunakan cara sebagai berikut :

a. Data Primer (Primary Data), merupakan data utama

yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan

tertulis dari hasil wawancara dan dokumentasi.

7 Sukandarumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), h. 113. 8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 4. 9 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2016), h. 134. 10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 3.

11

b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari

penelitian kepustakaan untuk mencari konsep dari

teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam

penulisan skripsi ini, seperti buku-buku, brosur dan

sumber informasi terkait.

Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini,

penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang

lengkap dan akurat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah Subdisbintal

Diswatpersal MABES TNI AL Jakarta dan beberapa

peserta sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019.

b. Objek penelitian ini adalah efektivitas program

sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah

profesional.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di MABES TNI Angkatan

Laut Jakarta. Alamat Jalan Cilangkap Raya No. 1, RW. 3,

Cilangkap, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur 13870 Tlp.

(021) 8459-5576, 8459-5326.

4. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik atau metode yang dapat

digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini, yaitu:

12

a. Observasi

Observasi merupakan cara menghimpun bahan-

bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang dijadikan objek

pengamatan.11

Penulis melakukan pengamatan secara langsung

mengenai objek penelitian melalui pengamatan dan

penelitian dengan sistematika dari pemilihan data,

pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh

gambaran yang jelas mengenai kejadian yang terjadi di

Subdisbintal Diswatpersal TNI Angkatan Laut Jakarta

berkaitan dengan program sertifikasi pembimbing

manasik haji.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar

pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap

responden (subjek).12 Metode ini dilakukan dengan

cara meminta informasi atau menggali informasi baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada

responden (orang yang diwawancara atau yang

11 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), h. 173. 12 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 30.

13

dimintai informasi) dari pihak TNI Angkatan Laut

Jakarta.

Penulis melakukan wawancara dengan panitia

pelaksana program sertifikasi pembimbing manasik

haji dari pihak TNI Angkatan Laut Jakarta secara

daring (online).

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab.13 Angket ini digunakan

untuk mendapatkan data/informasi yang berkaitan

dengan keadaan peserta program sertifikasi

pembimbing manasik haji di lingkungan TNI Angkatan

Laut Jakarta guna mengetahui efektivitas program

sertifikasi pembimbing manasik haji.

Pengisian kuesioner dilakukan sejak tanggal 30

April s.d. 7 Mei 2020 yaitu sebanyak 26 orang

perwakilan peserta yang mengisi kuesioner dari 51

peserta sertifikasi pembimbing manasik haji tahun

2019.

13 Beni Ahmad Saebeni dan H. Yana Sutisna, Metodologi Penelitian

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 159.

14

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu proses pengumpulan dan

pengambilan data berdasarkan tulisan berbentuk

catatan, buku, dokumen atau arsip-arsip dari lembaga

yang diteliti yakni Subdisbintal Diswatpersal TNI

Angkatan Laut Jakarta sesuai dengan judul yang

dibahas.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses

mensistematiskan apa yang sedang diteliti dan mengatur

hasil wawancara seperti apa yang dilakukan dan dipahami,

supaya peneliti bisa menyajikan apa yang didapatkan pada

informan.14

Analisis data nantinya akan menarik kesimpulan

yang bersifat khusus atau berangkat dari kebenaran yang

bersifat umum mengenai suatu fenomena dan

mengeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu

peristiwa atau data yang berisikan dengan fenomena yang

bersangkutan. Pengelolaan data dalam penelitian lapangan

berlangsung sejak proses pengumpulan data yang

dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data,

penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.

14 Moh, Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang:

UIN Maliki Press, 2010), Cet II, h. 353.

15

a. Reduksi Data

Merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan

yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam

melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui

diskusi itu maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki

nilai temuan dan pengembangan teori signifikan.15

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.16

c. Kesimpulan atau Verifikasi Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

15 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 337. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 339.

16

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi

jelas, dapat beruba hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori.17

F. Tinjauan Pustaka

Untuk penyusunan karya ilmiah ini, penulis membaca

beberapa skripsi terdahulu untuk memahami dan mendalami

materi serta menentukan poin perbedaan hasil karya penulis

dengan karya tulis yang lain. Adapun setelah penulis

mengadakan kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan

judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang hampir

sama diantaranya:

1. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Regulasi Bimbingan

Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah

Haji Jamaah Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018” yang disusun oleh

Silvia Azizah, mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM

11150530000031, dalam skripsi ini membahas tentang

bagaimana efektivitas regulasi bimbingan manasik haji

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2018.

2. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Rekrutmen Dan Seleksi

Calon TIM Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 343.

17

Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat 2018” yang

disusun oleh Irwansyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah

Dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah

dengan NIM 1114053000091, dalam skripsi ini membahas

tentang bagaimana efektivitas rekrutmen dan seleksi calon

TPIHI di Kantor Kemenag Jakarta Barat 2018.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan

penulisan skripsi, maka penulis menguraikan secara rinci

masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi

enam bab dan masing-masing bab mempunyai sub bab dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori yang digunakan

sebagai acuan analisa hasil penelitian, yang terdiri

dari pengertian efektivitas, pengukuran efektivitas,

pengertian efektivitas program, pengertian

program, pengertian sertifikasi pembimbing haji,

tujuan dan manfaat sertifikasi pembimbing manasik

18

haji, pengertian pembimbing serta pengertian

profesional.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Dalam bab ini membahas tentang gambaran singkat

Subdisbintal Subdisbintal Diswatpersal MABES

TNI AL Jakarta dan menjelaskan mengenai kondisi

umum objek penelitian dan pembahasan.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang data dan temuan yang penulis

dapatkan selama proses penelitian sebagai bahan

pelengkap untuk menganalisis data yang akan

penulis teliti.

BAB V ANALISIS PENELITIAN

Berisi tentang hasil penelitian dan identifikasi

mengenai efektivitas program sertifikasi

pembimbing manasik haji profesional yang

dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.

BAB VI PENUTUP

Bab ini sebagai akhir dari karya ilmiah yang diteliti

yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran serta

lampiran yang diperlukan dalam penelitian skripsi

ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas secara bahasa berdasarkan Kamus Besar

Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang artinya a)

ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), b) manjur atau

mujarab, c) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha,

tindakan). Efektivitas juga secara bahasa berasal dari

bahasa inggris effective yang artinya berhasil atau sesuatu

yang dilakukan dengan baik. Lalu efektivitas dipopulerkan

yang secara definisi artinya ketetapan penggunaan, hasil

guna atau menunjang tujuan.1

Efektivitas juga menunjukan taraf tercapainya

suatu tujuan, suatu usaha dapat dikatakan efektif jika itu

mencapai tujuannya.2

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (Kuantitas, Kualitas dan Waktu) telah

tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang

dicapai, makin efektivitasnya.3

1 Hidayat, Efektivitas Kinejrja Karyawan (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1986), hal 30. 2 Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II CES-HAM, (Jakarta:

IchtiatBanu-Van), h.134. 3 Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1986), h. 30.

20

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk

mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan

didalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran

seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan

pendapat H. Emerson yang dikutip langsung oleh

Soewarno Handayaningrat menyatakan bahwa efektivitas

adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya. Apabila tujuan

atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif.4

Dari beberapa pendapat di atas mengenai

efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan sebuah alat ukur yang menyatakan sejauh mana

suatu organisasi atau instansi mampu mencapai tujuan dan

sasarannya dengan tepat, sesuai rencana, tanpa adanya

tekanan dari pihak manapun. Efektivitas ini merupakan

salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat

perubahan yang terjadi. Sehingga sebuah instansi mampu

menentukan apakah perlu dilakukan perbaikan dan

perubahan atau tidak terhadap suatu kegiatan.

4 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen (Jakarta: CV. Haji Masangung, 1990), Cet-10, h. 16.

21

2. Pengukuran Efektivitas

Mengukur tingkat efektivitas dalam sebuah

kegiatan bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena

efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan

tergantung pada siapa yang menilai dan

menginterpretasikannya. Selain itu dapat juga dengan cara

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan

dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.

Efektivitas digunakan sebagai tolak ukur untuk

membandingkan antara rencana dan proses yang dilakukan

dengan hasil yang dicapai. Sehingga untuk menentukan

efektif tidaknya suatu program maka diperlukan ukuran-

ukuran efektivitas. Maka dalam mencapai efektivitas

sebuah kegiatan, haruslah ada syarat-syarat yang harus

terpenuhi sebagai berikut :

a. Berhasil guna artinya suatu kegiatan terlaksana telah

sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

b. Ekonomis artinya dalam usaha menyampaikan efektif

itu maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan,

waktu, ruangan dan sebagainya yang telah

dipergunakan dan ditetapkan dalam perencanaan

sebelumnya, sehingga tidak adanya pemborosan atau

penyelewengan.

c. Pelaksana kerja yang bertanggung jawab artinya

seluruh sumber daya yang dipergunakan telah

22

dimanfaatkan dengan tepat dan dilaksanakan sesuai

dengan tanggung jawab yang ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata artinya pelaksanaan kerja

dibagi sesuai dengan kemampuan kerja dan waktu yang

telah disediakan.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab artinya

wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab yang

dibebankan.

f. Prosedur kerja yang praktis artinya sasaran yang

menjadi target haruslah efektif dan ekonomis,

pelaksanaan kerja juga dapat bertanggung jawab serta

pelayanan kerja yang memuaskan. Sehingga kegiatan

operasional tersebut dapat dilaksanakan dengan

lancar.5

Selain itu, Enjang dan Aliyudin juga

mengungkapkan pendapatnya terkait unsur-unsur dakwah

yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam pengukuran

efektivitas, sebagai berikut:

a. Da’i adalah orang yang mengajak atau orang yang

melakukan kegiatan dakwah, da’i diibaratkan sebagai

seorang guide atau pemandu yang memberikan

petunjuk kepada orang lain.

b. Mad’u atau sasaran objek dakwah, yakni individu,

5 Sujadi FX, Organisasi dan Manajemen Penunjang Berhasilnya Proses

Manajemen, Cet ke-3 (Jakarta: CV Masaguna,1990), hal 36-39.

23

kelompok, golongan umat manusia yang Allah bebani

untuk menjalankan Agama Islam.

c. Mau’du atau pesan, materi atau segala sesuatu yang

disampaikan oleh da’i atau narasumber kepada objek

dakwah atau peserta.

d. Media atau wasilah yaitu yang dapat menghantarkan

tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Alat yang

digunakan untuk menjadi saluran yang dapat

menghubungkan ide dengan mad’u. Sehingga pesan

dakwah sampai kepada mad’u melalui media yang

digunakan.

e. Metode atau uslub yakni sebagai bahan acuan dan

pertimbangan bagi da’i dalam melaksanakan kegiatan

dakwah termasuk dalam menentukan cara

penyampaian pesan dakwah.

g. Tujuan dakwah adalah hal tertentu yang ingin

dicapai. Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi

arahan dan pedoman bagi gerak kegiatan dakwah.6

Dengan menggunakan teori ini diharapkan dapat

mengukur efektivitas. Dalam hal ini adalah efektivitas

program sertifikasi pembimbing manasik haji profesional

oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.

6 Enjang & Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Bandung, Widya

Padjajaran : 2009), hal. 73-98.

24

3. Efektivitas Program

Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program

merupakan salah satu untuk mengukur efektivitas program.

Sementara itu pendapat peserta program dapat

dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas

program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kirkpatrick yang

dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi terhadap efektivitas

program pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui

reaksi peserta terhadap program yang diikuti.

Menurut Kirkpatrick, evaluasi terhadap efektivitas

program dapat dilakukan, diantaranya yaitu mengevaluasi

terhadap reaksi peserta pelatihan (Reaction Level) berarti

mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction).

Program pelatihan dianggap efektif apabila proses training

dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta

pelatihan sehingga mereka tertarik termotivasi untuk

belajar dan berlatih. Dengan kata lain, peserta akan

termotivasi apabila proses pelatihan berjalan memuaskan

bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi

dari peserta yang menyenangkan. Sebaliknya, apabila

peserta tidak merasa puas terhadap proses pelatihan yang

diikutinya maka mereka tidak akan termotivasi untuk

mengikuti kegiatan pelatihan lebih lanjut.

25

Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari

beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas

yang diberikan, strategi penyampaian materi yang

digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,

jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi

yang disediakan.7

B. Program

1. Pengertian Program

Program merupakan sederetan rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok

organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang,

sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara

mempunyai suatu program. Arikunto mengemukakan

program yaitu “Sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.8

Program merupakan pernyataan tertulis tentang

suatu yang harus dimengerti dan diusahakan. Program

menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan

mengapa hal itu perlu dilaksanakan. Program juga dapat

digambarkan berupa suatu pernyataan tertulis tentang

7 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs

(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006) 8 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: Bina

aksara, 1988) h. 2.

26

situasi, tujuan- tujuan yang hendak dicapai, masalah-

masalah yang hendak dipecahkan dan cara pemecahannya.9

2. Aspek Program

Program dapat dilihat pada beberapa aspek sebagai

berikut:

a. Aspek tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan,

maka ukurannya adalah seberapa banyak program

tersebut telah memberikan keuntungan dan jika

program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat

bagi orang lain.

b. Aspek jenis, ada program pendidikan, program

koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya.

Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program yang

bersangkutan.

c. Aspek jangka waktu, ada program jangka pendek,

jangka menengah dan jangka panjang.

d. Aspek keluasan, ada program yang sempit dan program

luas. Program sempit hanya menyangkut program yang

terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak

variable.

e. Aspek pelaksanaannya, ada program kecil dan ada

program besar. Program kecil hanya dilaksanakan

9 I Gede Suyanto, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis,

dan Sifatnya dalam Metodologi PPM (Lampung : Universitas Lampung, 1986), h. 88.

27

beberapa orang, sedangkan program besar

dilaksanakan oleh banyak orang.

f. Aspek sifatnya, ada program formal dan juga ada

program nonformal. Program formal yang dampaknya

menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang

vital sedangkan program nonformal adalah

sebaliknya.10

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang

harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang

direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

Arikunto yaitu tujuan program merupakan suatu yang

pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator.

Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak

bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu

dilaksanakan.

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus (objektif). Tujuan umum

biasanya menunjukkan output dari program jangka

panjang, sedangkan jangka khusus outputnya jangka

pendek.

10 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: Bina

aksara, 1988) h. 2.

28

C. Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah

proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas

kemampuan dan keterampilan seseorang untuk melakukan

bimbingan manasik haji secara professional.11

Pengertian di atas sesuai dengan surat keputusan

Direktur Jenderal penyelenggaraan Haji dan Umrah

Nomor: D/127/2016, dalam bab I Pasal 1 poin 5 yang

menyebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pembimbing manasik haji melalui proses

pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian

Agama bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang memiliki prodi Manajemen Haji

dan Umrah.12

2. Tujuan Sertifikasi

Berdasarkan buku pedoman sertifikasi

pembimbing manasik haji tahun 2017, sertifikasi memiliki

tujuan, yaitu:

a. Meningkatkan kualitas, kreatifitas, dan integritas

pembimbing manasik agar mampu melakukan

11Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13. 12 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13

29

aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional

dalam rangka mewujudkan jamaah haji mandiri baik

dalam hal ibadah maupun perjalanan.

b. Memberikan pengakuan dan perlindungan atas

profesionalitas pembimbing manasik untuk

melaksanakan haji tugas, tanggung jawab, dan

kewenangannya dalam memberikan bimbingan

manasik haji sesuai ketentuan pemerintah.

c. Memberikan standarisasi kompetensi pembimbing

agar dapat memberikan jaminan kualitas pelayanan

bimbingan manasik haji dan

d. Menjadi mediasi bagi Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam mewujudkan

penjaminan mutu (quality assurance) bagi

pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah

maupun masyarakat.13

3. Manfaat Sertifikasi

Berdasarkan buku pedoman sertifikasi

pembimbing manasik haji tahun 2017, sertifikasi juga

memiliki beberapa manfaat diantaranya:

a. Sebagai sarana pembentukan pembimbing haji

profesional, yang mampu mengaktualisiasikan tujuan

penyelengaraan haji dengan meningkatkan

13 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13-14

30

pengetahuan dan praktik manasik serta kompetensi

lainnya dalam penyelenggaran ibadah haji.

b. Sebagai dasar kualifikasi pengetahuan dan tingkat

penguasaan materi dalam pelaksanaan bimbingan

manasik haji sesuai standar yang ditetapkan

pemerintah.

c. Sebagai syarat pendirian kelompok bimbingan haji

sekaligus kredibilitas bagi perseorangan maupun

kelompok dalam melakukan tugas bimbingan manasik

haji.

d. Sebagai jaminan kewenangan dan kualitas pemberian

bimbingan bagi jamaah haji Indonesia dalam

memperoleh pelayanan bimbingan manasik haji sesuai

ketentuan syariat agama Islam.14

4. Ruang Lingkup dan Sasaran

a. Ruang lingkup ini meliputi; ketentuan umum,

penyelenggaraan sertifikasi manasik dengan berbagai

persyaratan peserta, narasumber dan assesor, proses

kegiatan sertifikasi, monitoring dan evaluasi sertifikasi,

b. Dalam hal lingkup peserta, sertifikasi ini

diperuntukkan bagi seseorang yang bekerja dalam

tugas pemerintah dan swasta,

c. Seseorang yang bekerja dalam lingkup tugas

14 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 14.

31

pemerintah meliputi; pembimbing manasik dari unsur

KUA Kecamatan, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota,

dan Kanwil Kemenag Provinsi,

d. Seseorang yang bekerja dalam lingkup swasta

meliputi; pembimbing manasik yang berasal dari tokoh

masyarakat, ulama, guru agama, dan

pengurus/pembimbing kelompok bimbingan haji/

e. Sasaran utama sertifikasi pembimbing manasik haji

adalah untuk PTAIN meliputi; UIN/IAIN, Kanwil

Kemenag Provinsi, pembimbing manasik haji dan

peserta sertifikasi,

f. Sasaran dan target pembimbing sertifikasi seluruh

Indonesia sebanyak 4000 orang terdiri dari PNS dan

non-PNS,

g. Sasaran dan target didasarkan atas rasio ideal

pembimbing yaitu 1:45 orang, dari kuota haji jamaah

regular kurang lebih 155.200 orang.15

D. Pengertian Pembimbing Manasik Haji

Istilah pembimbing menurut kamus bahasa Indonesia

berasal dari kata bimbing dengan imbuhan kata depan pe- yang

artinya orang atau pelaku pembimbing.16

15 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 15. 16 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2003), hal 377.

32

Menurut konsep Kementerian Agama Pembimbing

adalah Alim Ulama’ yang menguasai pengetahuan manasik

haji atau mereka yang telah yang mengikuti Pelatihan Pelatih

Calon Jamaah Haji yang diselenggarakan oleh Departemen

Agama untuk memberikan bimbingan ibadah haji (Depag RI,

2001:2). Samsul Munir Amin menjelaskan pembimbing ialah

seorang yang menjadi rujukan dalam prilaku kehidupan sehari-

harinya, seseorang yang memiliki kemampuan untuk

melakukan bimbingan berdasarkan standar profesi (Munir,

2010:259).

Kemudian kata manasik berasal dari bentuk jamak (سك

yang artinya tata cara ibadah. Secara istilah menurut (منا

Harahap Sumuran menerangkan bahwa manasik adalah tata

cara pelaksanaan ibadah haji atau hal–hal peribadatan yang

berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan miqat

yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di

muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.17

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pembimbing manasik haji adalah orang-orang yang

beragam Islam, yang memiliki kemampuan pengetahuan dan

teknis di bidang bimbingan manasik haji serta pengalaman

yang dengan kemampuannya tersebut memberikan

pemahaman ataupun pelatihan bimbingan manasik haji kepada

17 Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji Dan Umrah (Jakarta:

Mitra Abadi Press, 2008) h.362.

33

calon jamaah dari segala usia yang membutuhkan pemahaman

terkait dengan ibadah haji yang akan dijalankan selama berada

di Tanah Suci nanti sehingga pembimbing mampu menjadi

pembimbing manasik haji yang profesional. Apalagi dengan

persoalan-persoalan yang semakin dinamis, disini

pembimbing harus terus dapat mengupdate serta mengkaji

keilmuan yang lebih mendalam untuk mengatasi persoalan dan

permasalahan yang ada.

Pembimbing ibadah haji yang profesional akan

menghasilkan proses dan hasil pembimbingan yang bermutu

dalam rangka mewujudkan jamaah haji mandiri yang

berkualitas sehingga mampu menjawab kegamangan calon

haji dalam melaksanakan ibadah. Kualitas tersebut antara lain

diindikasikan dengan penguasaan pemahaman tentang

perhajian, ketaqwaan, akhlak mulia, kesehatan, kecerdasan,

kreativitas dan kemandirian.

E. Pengertian Profesional

Profesional berasal dari kata profesi yang berarti secara

analogis mampu atau ahli. Profesi adalah suatu pekerjaan yang

di dasarkan atas studi intelektual dan latihan yang khusus,

sedangkan profesional adalah sederajat atau standar

performance (ability and attitude) anggota profesi yang

mencerminkan adanya kesesuaian dengan kode etik profesi.18

18Pupuh Fathurrohman & Aan Suryana, Guru Profesional (Bandung:

Refika Aditama, 2012), h. 3.

34

Profesional adalah bersangkutan dengan profesi dan

memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya serta

mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.19

Maka dapat dikatakan bahwa seseorang yang disebut

sebagai profesional itu jika profesional tersebut membawa

peningkatan kompetensi atau kemampuan serta

memberlakukan standart etika.33 Sehingga ahli dalam bidang

tersebut dan selalu melakukan inovasi dan kualitas yang baik

dalam setiap pelayanan, proses dan cara kerjanya. Artinya

seseorang yang profesional akan dipercaya berdasarkan

kemampuan yang diakui melalui profesi yang digeluti. Hal

tersebut didukung pula dengan norma-norma atau kaidah yang

ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan dan suatu organisasi

yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional didalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai standar

etika.

Jadi kesimpulannya profesional adalah ciri dari

seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang di

akui kredibilitasnya.

19Syafruddin Nudin & Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum (Jakarta: Ciputra Press, 2002), h. 15.

35

BAB III

GAMBARAN UMUM

SUBDISBINTAL SUBDISBINTAL DISWATPERSAL

MARKAS BESAR TNI AL

A. Sub Dinas Pembinaan Mental Subdisbintal Diswatpersal

MABES AL

Kondisi mental Prajurit Tentara Nasional Angkatan

Laut (TNI AL) yang mantap salah satunya dilatarbelakangi

oleh kondisi mental yang mantap pula. Bagi prajurit yang

lemah keimanan dan ketaqwaannya akan sangat mudah

terjerumus kepada pelanggaran-pelanggaran dan tindakan

asusila. Untuk menciptakan mental yang baik tentunya

dibutuhkan pembinaan mental yang baik pula, dan sudah

barang tentu upaya untuk menciptakan mental prajurit TNI

Angkatan Laut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pembinaan mental TNI Angkatan Laut adalah segala

usaha, tindakan dan kegiatan yang membentuk, memelihara

serta meningkatkan dan memantapkan kondisi jiwa anggota

TNI Angkatan Laut berdasarkan Pancasila, Saptamarga,

Sumpah Prajurit, Doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma

(Tridek), Trisila TNI AL, sehingga memiliki mental yang

tangguh dalam menghadapi setiap penugasan dan dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah munculnya pembinaan mental TNI ini berawal

dari pola pikir Jenderal Sudirman untuk menanamkan nilai-

36

nilai keagamaan. Oleh karenanya, pembentukkan lembaga

pembinaan mental TNI dibentuk berdasarkan Skep Kasad

Nomor: Skep/691/VII/1986 tanggal 30 November 1986

dengan tugas pokok mempertinggi moral dan moril tentara

melalui, antara lain: mengadakan pidato-pidato keagamaan,

memberi keterangan-keterangan keagamaan tertulis,

mengadakan pelajaran-pelajaran dan kursus-kursus

keagamaan, yang semuanya itu diperuntukkan dan ditujukan

kepada segenap anggota angkatan perang.1

Pembinaan mental merupakan bagian dari perawatan

personel yang diamanatkan dalam pasal 50 ayat 3 poin b

Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia. Kegiatan pembinaan mental bertujuan

meningkatkan disiplin dan profesionalitas personel sehingga

TNI Angkatan Laut memiki Sumber Daya Manusia yang

berkualitas. Keunggulan Sumber Daya Manusia (excellent

human resources) menjadi paradigma baru guna mewujudkan

harapan personel TNI Angkatan Laut yang kompeten,

berintegritas dan memiliki kinerja yang tinggi di tengah

tantangan perkembangan global dewasa ini. Fenomena

pergeseran nilai sebagai dampak negatif dari era global dan

kemajuan teknologi informasi telah menimbulkan perubahan

yang signifikan terhadap pola pikir, pola sikap dan pola tindak

personel TNI Angkatan Laut. Kondisi seperti ini akan

1 Asren Nasution, Religiositas TNI, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 131.

37

memberikan pengaruh terhadap mental personel khususnya

kesiapan dalam menghadapi penugasan Operasi Militer untuk

Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang

(OMSP).2

Pelaksanaan pembinaan mental TNI Angkatan Laut

saat ini dilaksanakan oleh Subdisbintal Subdisbintal

Diswatpersal yang berkedudukan sebagai salah satu Subdis di

jajaran Subdisbintal Diswatpersal berdasarkan Keputusan

Kepala Staf TNI AL Nomor Kep/27/VII/1997 tanggal 31 Juli

1997 tentang Organisasi dan Prosedur Dinas Perawatan

Personel TNI Angkatan Laut dengan tugas pokok

melaksanakan pembinaan mental yang meliputi Pembinaan

Mental Rohani, Pembinaan Mental Ideologi dan Pembinaan

Mental Tradisi Kejuangan (Pusbintal TNI AL, 2012: 143).

Dengan berkembangnya organisasi dan jumlah personel serta

tingginya angka permasalahan yang muncul maka perlu

penataan organisasi yang memiliki rentang kendali secara

mandiri agar pembinaan mental personel lebih optimal

sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas TNI

Angkatan Laut.

Mental rohani adalah keyakinan agama. Keyakinan

agama yang mantap akan nampak dalam etika, budi pekerti

atau tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Nilai

2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 22 Juni 2020.

38

keyakinan agama yang mantap akan menjadi dasar dan

memberikan dorongan moril dalam bertindak dan sekaligus

sebagai alat kontrol dalam tindakan itu. Pada mulanya,

pembinaan mental rohani di lingkungan TNI Angkatan Laut

bernama biro keagamaan. Saat itu, kebutuhan perawatan

personel hanya terpacu pada kebutuhan jasmani semata.

Seiring akan kebutuhan organisasi, maka dibentuklah biro-biro

yang menangani kerohanian prajurit TNI Angkatan Laut.

Kesadaran akan perawatan kerohanian personel menjadi lebih

terakomodir dengan adanya biro-biro rohani.3

Dengan perkembangan serta kebutuhan organisasi TNI

AL. Biro keagamaan berbentuk pembinaan mental rohani.

Pembinaan mental rohani terbagi menjadi beberapa biro rohani

dari masing-masing agama. Dalam masing-masing pembinaan

mental rohani dipimpin oleh Kepala Urusan (Kaur) Rohani.

Kaur rohani diemban oleh perwira dengan label kesarjanaan

agama. Penjelasan tentang pembinaan mental disampaikan

oleh Mayor Bahrum, beliau mengungkapkan bahwa

pembinaan mental TNI AL terdiri dari macam-macam mental,

yaitu terdiri dari mental rohani, mental ideologi dan mental

tradisi kejuangan. Dalam hal ini urusan haji dan umrah ada di

bawah pembinaan mental rohani yaitu dengan tujuan agar

personel TNI AL yang hendak melaksanakan ibadah haji bisa

3 Ditwatpers TNI-AL, Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan

Laut 1950-1959 II, Jakarta: Mabes TNI-AL, 1971), hal. 107.

39

dibimbing dengan baik dan benar sesuai syarat, rukun dan

wajib haji.4

B. Struktur Organisasi Sub Dinas Pembinaan Mental

Subdisbintal Diswatpersal MABES AL

Adapun struktur organisasi Sub Dinas Pembinaan

Mental Subdisbintal Diswatpersal MABES AL adalah sebagai

berikut :5

Tabel 3.1

Struktur Organisasi Subdisbintal Subdisbintal Diswatpersal

Mabes AL

4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020. 5 Keputusan Kasal Nomor Kep/467/III/2012, tanggal 29 Maret 2012.

KADISWATPERSAL

SETDIS

BAGREN BAGUM

SUBDISYANPERS SUBDISJAHPERS SUBDISBINTAL SUBDISBINJASMUS

SIBINROH SIBINIDEOLOGI SIBINTRAJUANG

40

C. Tugas Pokok Sub Dinas Pembinaan Mental Subdisbintal

Diswatpersal MABES AL

Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut bertugas

menyelenggarakan pembinaan mental prajurit dan Pegawai

Negeri Sipil TNI Angkatan Laut beserta keluarga dalam rangka

mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut. Dinas

Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut dipimpin oleh Kepala

Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Staf Angkatan Laut, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

dikoordinasikan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.6

Dalam hal ini, tugas pokok dari Sub Dinas Pembinaan

Mental Subdisbintal Diswatpersal antara lain :

1) Pembinaan Mental Ideologi

Pembinaan mental ideologi adalah pembinaan mental

untuk mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD 45

sehingga prajurit terhindar dari ideologi baru. Pembinaan

mental ideologi adalah segala usaha, pekerjaan dan

kegiatan pembinaan mental ideologi Pancasila dalam

kehidupan Prajurit TNI. Bintal ideologi akan membentuk

karakter nasionalisme dalam diri prajurit sehingga akan

menumbuhkan sikap disiplin, memiliki etos kerja yang

tinggi, soliditas yang handal dan cinta terhadap Negara

6 Pasal 147, Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia (Perpres

66 tahun 2019).

41

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Subdisbintal

Diswatpersal MABES AL, 2006: 9).

2) Pembinaan Mental Tradisi Kejuangan

Pembinaan mental tradisi kejuangan adalah pembinaan

mental prajurit TNI AL aspek kejuangan sesuai dengan

nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan bangsa

Indonesia umumnya dan TNI khususnya, dalam rangka

mewujudkan Prajurit Saptamarga dan Sumpah Prajurit.

Bintal trajuang dapat membentuk karakter militansi prajurit

yang memiliki jiwa keperwiraan atau keteladanan, pantang

menyerah dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadinya (Subdisbintal

Diswatpersal MABES AL, 2006: 4).

4) Pembinaan Mental Rohani

Pembinaan mental rohani adalah pembinaan mental

spiritual untuk masing-masing agama. Pembinaan rohani

adalah pembinaan kondisi jiwa seseorang/prajurit untuk

mempertinggi moral, budi pekerti yang luhur dengan

memperkuat keyakinan beragama, baik dalam hubungan

manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, maupun dalam

hubungan manusia dengan sesamanya ataupun dalam

hubungan manusia dengan diri pribadinya. Pembinaan

mental rohani akan membentuk karakter prajurit yang

mampu mengimplementasikan akhlak atau budi pekerti

yang mulia (akhlakul karimah), rajin dan taat dalam

42

beribadah atas dasar keimanan dan ketakwaannya kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pembinaan

mental rohani adalah usaha pekerjaan dan kegiatan untuk

membentuk, memelihara dan meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

berada di bawah kendali subdisbintal pada pembinaan mental

rohani Islam. Maka dalam penguatan pembinaan mental rohani

seluruh TNI AL, sejak tahun 1990 TNI AL telah melaksanakan

bimbingan manasik haji dan umrah dan tiap tahunnya

memberangkatkan rata-rata 500 s.d. 700 jamaah haji

sedangkan pada penyelenggaraan umrah memberangkatkan

rata-rata 1.500 s.d. 2000 jamaah yang dikelola secara internal

oleh Tim Pelaksana Urusan Haji TNI Angkatan Laut Jakarta.

Oleh karena itu, kehadiran kegiatan sertifikasi yang

dilaksanakan di lingkungan TNI Angkatan Laut dimulai sejak

tahun 2015 kemudian bekerjasama dengan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Kemenag dalam hal ini Dirjen PHU

adalah untuk memperkuat para pembimbing ibadah haji dan

umrah di lingkungan TNI AL supaya lebih memahami tugas

dan fungsi sebagai pembimbing ibadah haji dan umrah yang

profesional. Tim Pelaksana Urusan Haji TNI Angkatan Laut

yang berada di bawah kendali Kasubdisbintal Subdisbintal

Diswatpersal ini pun memiliki tugas dan fungsi, yaitu :

43

1. Menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi

keluarga besar TNI AL untuk membantu

memberikan pengetahuan tentang manasik haji

yang benar dan amalan-amalan lainnya.

2. Mendata calon jamaah

3. Membantu administrasi haji

4. Membantu pembuatan paspor

5. Membantu pemeriksaan kesehatan

6. Mendampingi jamaah haji untuk pelunasan biaya

haji

7. Membimbing jamaah haji melalui manasik haji.7

7 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 22 Juni 2020.

44

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Oleh

TNI AL

Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan

dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila tercapai

tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan

sebelumnya.

Adapun yang melatar belakangi kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL ini,

Mayor Bahrum mengungkapkan bahwa dalam rangka

mengakomodir calon jamaah haji yang berasal dari

anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya, maka

TNI AL dalam hal ini Subdisbintal Diswatpersal

mengadakan sertifikasi pembimbing manasik haji bagi

para perwira rohani Islam agar mampu menjadi

pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL, sehingga

prajurit TNI AL beserta keluarganya yang ingin

melaksanakan ibadah haji akan dibimbing langsung oleh

para perwira rohani Islam yang telah mengikuti sertifikasi

pembimbing manasik haji. Sertifikasi pembimbing

manasik haji di lingkungan TNI AL ini dimulai sejak tahun

2015 kemudian bekerjasama dengan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Kemenag dalam hal ini Dirjen

45

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.1

Sejak awal mengikuti program ini, TNI AL

meyakini bahwa program sertifikasi pembimbing manasik

haji bisa menjadi salah satu solusi bagi para prajurit TNI

AL beserta keluarganya dalam mengurangi permasalahan

yang sering terjadi pada pelaksanaan ibadah haji

khususnya yang berkaitan dengan rangkaian manasik,

karena tolak ukur kemabruran haji seseorang adalah

melaksanakan rangkaian ibadah haji yang tertib dan

sempurna, serta program ini merupakan upaya agar

terwujudnya petugas haji yang profesional.2

Dalam sebuah program, diperlukannya menetapkan

kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan demi tercapainya

tujuan yang diinginkan. Tujuan adalah sasaran atau sesuatu

yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan

program sertifikasi pembimbing manasik haji. Tujuan TNI

AL mengadakan sertifikasi pembimbing manasik haji

adalah untuk meningkatkan kualitas pembimbing di

lingkungan TNI AL dan membantu personel TNI AL yang

melaksanakan ibadah haji agar bisa beribadah dengan

sempurna, bisa mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib

1 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020. 2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020.

46

haji. Oleh karena itu, perlu pembimbing manasik haji yang

mumpuni untuk menghantarkan personel TNI AL yang

melaksanakan ibadah haji dengan baik. Khususnya dalam

pemahaman dan kaitannya dengan kebijakan

penyelenggaraan haji baik di Tanah Air maupun di Tanah

suci, karena setiap tahunnya kebijakan tersebut terus up

date. Maka dengan adanya program sertifikasi

pembimbing manasik haji ini diharapkan proses

pelaksanaan haji para perwira TNI AL dapat berjalan

dengan baik dan benar.

Mayor Bahrum ketika diwawancarai lebih lanjut

oleh penulis mengenai hal tersebut, beliau menuturkan

bahwa dalam hal ini penyelenggara menetapkan pula

kegiatan-kegiatan, penentuan waktu dan tempat, penentuan

syarat peserta serta hal-hal yang dibutuhkan dan perlu

dilibatkan dalam penyelenggaraan program sertifikasi

pembimbing manasik haji tersebut.

Untuk penyelenggaraan sertifikasi pembimbing

manasik haji tahun 2019 sebagai tim pelaksana, TNI

Angkatan Laut Jakarta mempersiapkan setahun sebelum

pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji

diselenggarakan, pihak MABES AL yaitu Subdisbintal

Diswatpersal merencanakan kegiatan dan anggaran untuk

program sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian

pihak Subdisbintal Diswatpersal membentuk panitia

47

pelaksana dan setelah terbentuk panitia, panitia tersebut

mengajukan surat izin dan kerja sama dengan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Kemenag untuk melaksanakan

sertifikasi pembimbing manasik haji, setelah di

koordinasikan dan disetujui oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Kemenag, kemudian selanjutnya membuat

surat ke satuan bawah untuk mengirimkan data calon

peserta sertifikasi.

Terbentuknya susunan panitia dalam kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji dari TNI AL yang

dibentuk oleh pihak Subdisbintal Diswatpersal ini agar

rencana kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji

berjalan dengan baik dan pekerjaan yang dilakukan

menjadi efektif dan efisien.

Panitia pelaksana ini berasal dari TNI Angkatan

Laut dan Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Agenda kegiatan dimulai dari merencanakan,

melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan

jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan calon peserta

dan melaporkan kegiatan sertifikasi kepada Kepala Kanwil

Kemenag DKI Jakarta. Panitia pelaksana memiliki

wewenang mengatur proses pelaksanaan kegiatan

sertifikasi dan penggunaan anggaran. Terkait anggaran,

Mayor Bahrum mengungkapkan bahwa anggaran

dibebankan kepada APBN yang sudah diajukan setahun

48

sebelumnya.

Mengenai laporan anggaran yang dikeluarkan

untuk pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji

ini, penulis tidak memuat laporan tersebut, hal ini

dikarenakan pihak TNI AL tidak membahas lebih rinci

mengenai anggaran ini, mereka menuturkan bahwa hal ini

tidak untuk di Publish karena beberapa alasan yang tidak

dapat disampaikan di halayak umum.

Berikut susunan panitia pelaksana sertifikasi

pembimbing manasik haji dari TNI AL tahun 2019,

berdasarkan Sprin Kadiswatpersal Nomor: SPRIN/563/X

tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Ketua : Kolonel Harun

2. Wakil Ketua : Letkol Fauzan

3. Sekretaris : Kapten Prasetiyo

4. Bendahara : PNS Fana Kartiko

5. Seksi Operasi Pengajaran : Mayor Bahrum

6. Seksi Akomodasi : Mayor Budi Purnomo

7. Seksi Konsumsi : PNS Oni

8. Seksi Peralatan : Mayor Jonri

9. Seksi Angkutan : PNS Alimudin

10. Seksi Umum : Serka Ruslan3

3 Kasal Nomor 167/WAT/1119 TWU 11071432, 31 Oktober 2019.

49

Berdasarkan penuturan Mayor Bahrum juga, dalam

melakukan kegiatan seluruh panitia penyelenggara

sertifikasi pembimbing manasik haji yang terlibat dalam

program ini selalu berkoordinasi satu sama lain dengan

baik antar divisi lainnya, mereka menerapkan sistem dan

peraturan yang berlaku kepada seluruh pihak yang terlibat,

seluruh unsur-unsur kepanitiaan seperti pembagian tugas,

tanggung jawab dan wewenang berdasarkan struktur

panitia, dijalankan dengan baik sesuai dengan tanggung

jawab masing-masing.

Setelah panitia pelaksana terbentuk, tahapan-

tahapan pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji

yang dilaksanakan oleh TNI AL tersebut yaitu sebagai

berikut :

1) Berkoordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Kemenag untuk menentukan tempat dan

tanggal pelaksanaannya,

2) Membuat surat kepada pemilik tempat sertifikasi untuk

peminjaman tempat pelaksanaan sertifikasi,

3) Melakukan pemanggilan calon peserta sertifikasi yang

telah memenuhi persyaratan administratif,

4) Menyiapkan tempat penginapan dan logistik untuk

peserta sertifikasi,

50

5) Berkoordinasi dengan para dosen atau pengajar dan

pihak yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji tersebut,

6) Melaksanakan sertifikasi pembimbing manasik haji

sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, dan

7) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji.4

Pada tahap pelaksanaan kegiatannya, penjadwalan

merupakan hal yang cukup penting dalam sebuah kegiatan.

Penjadwalan ini berfungsi baik dalam penentuan lokasi

maupun waktu yang dipergunakan. Tahap penjadwalan

kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji ini sudah

dikoordinasikan sebelumnya antara TNI AL dengan pihak

UIN yang kemudian setelah kedua pihak antara TNI AL

dengan UIN sudah deal dalam menentukan jadwal tersebut,

maka disusunlah hal tersebut. Lokasi yang digunakan

dalam kegiatan ini adalah bertempat di Asrama Haji

Pondok Gede Jakarta selama 6 hari dari tanggal 18

November 2019 sampai 23 November 2019. Adapun

realisasi kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan pihak

Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam konteks

pelaksanaannya yang bersifat OC (Organizing Commite)

4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020.

51

atau Panitia pelaksana hanya mengurusi masalah

pendaftaran peserta, akomodasi, transportasi, konsumsi,

persiapan-persiapan administrasi kepesertaan ditangani

oleh pihak TNI Angkatan Laut. Sedangkan untuk konten

materi, JPL, evaluasi dan narasumber termasuk penentuan

kelulusan, semuanya ditangani oleh pihak Fidikom dengan

Tim Sertifikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.5

B. Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Materi sertifikasi pembimbing manasik haji adalah

salah satu hal pokok yang harus disampaikan oleh pemberi

materi atau narasumber kepada para peserta sertifikasi

pembimbing manasik haji, dimana materi merupakan bekal

yang harus diketahui dan dikuasai oleh pembimbing

manasik haji agar dapat membimbing para jamaahnya

dengan sempurna sesuai ajaran syari’at Islam. Materi

tersebut dalam kegiatan ini telah tercantum dalam

pedoman SK Dirjen PHU Nomor: D/127/2016 tentang

Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.

5 Wawancara dengan Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM

Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.

52

Tabel 4.1

Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional6

6 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 26-27.

NO. MATERI SERTIFIKASI JML

1 MATERI DASAR:

a. Pre Test 3

b. Kebijakan Penyelenggaran Ibadah Haji 2

c. Kebijakan Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi / Taklimatul Hajj 4

d. Kebijakan Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan Jema’ah Haji 4

e. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji 2

f. Kebijakan Peningkatan Kualitas Manasik Haji 4

2 MATERI INTI:

a. Tugas dan Fungsi Pembimbing Manasik Haji 2

b. Fiqh Haji 4

c. Bimbingan Manasik Haji dan Umrah (Ziarah) 4

d. Bimbingan Manasik Haji Bagi Wanita 2

e. Praktik Manasik Haji 4

f. Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji 4

g. Perjalanan Haji, Pengenalan Situs Islam dan Sirah Nabawiyah 4

h. Tradisi dan Kultur Sosial Budaya Arab 2

i. Manajemen Perhajian Indonesia 4

j. Manajemen Pembimbingan Manasik Haji 4

k. Hikmah dan Filosofi Haji 2

l. Psikologi Kepribadian Pembimbing Haji 2

m. Strategi dan Metodologi Pembimbingan Manasik Haji di Tanah Air

dan Arab Saudi (Peer Guiding ) 4

n. Psikologi Komunikasi Massa 2

o. Percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris 3

3 MATERI PENUNJANG:

a. Rencana Kerja Operasional (RKO) 3

b. Micro Guiding 4

c. Evaluasi (Rencana Tindak Lanjut dan Refleksi) 2

d. Pemantapan Karakter 2

e. Post Test dan Wawancara 4

JPL 81

53

Adapun tahapan pelaksanaan sertifikasi tersebut melalui :

1) Pre test

Pre test dimaksudkan untuk mengukur tingkat

pengetahuan keterampilan, kepribadian, pengalaman

sebagai pembimbing manasik, penyamaan persepsi dan

pemahaman terhadap proses penguatan kompetensi

pembimbing manasik.

2) Kegiatan proses pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran sertifikasi

pembimbing manasik haji sesuai kurikulum dan silabi

yang telah ditetapkan. Kurikulum dan silabi sertifikasi

dialokasikan 81 jam pelajaran (JPL), setiap 1 (satu) JPL

60 menit. Dalam kegiatan sertifikasi pembimbing

manasik haji ini kurikulum yang diberikan adalah

sebagai berikut :

a) Materi dasar sebanyak 20%

b) Materi inti sebanyak 60%

c) Materi penunjang sebanyak 20%

Kurikulum sebagaimana yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

Dalam kegiatan pembelajaran sertifikasi menggunakan

metode dan pendekatan program. Metode yang

dimaksud meliputi; ceramah, dialog, brainstorming

(curah pendapat), problem solving, role playing,

pemutaran film, diskusi, demonstrasi, refleksi dan

54

dinamika kelompok. Sedangkan pendekatan program

yang dimaksud meliputi; andragogy dan participatory.

3) Post test

Pelaksanaan akhir sertifikasi, dilakukan post test untuk

mengukur keberhasilan proses penguatan pembelajaran

meliputi tes tertulis, lisan dan micro guiding.

4) Penilaian dan kelulusan

Kegiatan akhir sertifikasi, dilakukan penilaian

kelulusan dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8 JPL,

b) Format penilaian menggunakan bobot pre test 15%,

partisipasi 25%, post test 20% dan micro guiding

40%,

c) Standar kualifikasi kelulusan rata-rata nilai

tertimbang 70-100.

Peserta dinyatakan lulus bersyarat apabila memperoleh

nilai 60-69, dan dapat dinyatakan lulus apabila:

a) Telah mengikuti remedial micro guiding bagi

peserta yang nilai tes micro guidingnya rendah,

b) Lulus remedial tes.

Peserta dinyatakan tidak lulus apabila:

a) Memperoleh nilai kurang dari 60,

b) Tidak mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8

JPL.

55

5) Penetapan kelulusan sertifikasi

Dalam penetapan kelulusan sertifikasi, ditetapkan

sebagai berikut :

a) Penyelenggara sertifikasi melakukan pengujian dan

pengolahan hasil ujian peserta sertifikasi,

b) Hasil ujian peserta sertifikasi disampaikan kepada

Dirjen PHU,

c) Kriteria dan penetapan kelulusan dibuat oleh

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

d) Kelulusan sertifikasi manasik haji ditetapkan oleh

Dirjen sesuai usul penyelenggara sertifikasi.7

C. Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Untuk tahun 2019, peserta sertifikasi pembimbing

manasik haji yang turut serta sebagai peserta utama adalah

dari perwira TNI AL, dan mengundang dari perwakilan

masing-masing Angkatan dua orang, yaitu dari Matra

Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Polri.8 Dimana

peserta pada program ini adalah sebagai penerima

transferan ilmu yang diberikan pada saat kegiatan

berlangsung dengan materi-materi yang telah ditentukan

7 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 23-29 8 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020.

56

oleh pihak penyelenggara sebelumnya.

Subdisbintal Diswatpersal yang bertanggung jawab

atas program ini, khususnya terkait dengan peserta telah

menetapkan bahwa persyaratan khusus dari pada prajurit

TNI AL, AD, AU dan Polri yang bisa menjadi peserta

sertifikasi pembimbing manasik haji adalah diutamakan

yang memiliki background sarjana agama.

Maka ditetapkanlah calon peserta program

sertifikasi pembimbing manasik haji sebanyak 51 orang

untuk mengikuti sertifikasi pembimbing manasik haji ini

yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Pada

akhir kegiatan, berdasarkan hasil penilaian dari Tim

Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hanya

49 orang yang berhasil lulus dan akan mendapatkan

sertifikat. Ketentuan dan kelulusan peserta dipengaruhi

oleh kedisiplinan peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan

oleh penyeleggara.

Peserta sertifikasi yang dinyatakan lulus diberikan

sertifikat dan predikat kelulusan sebagai pembimbing

manasik haji. Predikat kelulusan dalam sertifikat tersebut

meliputi: sangat memuaskan, memuaskan dan baik.

Kemudian sertifikat tanda kelulusan pembimbing manasik

haji ditandatangani oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Dirjen PHU Kemenag RI. Selanjutnya

57

sertifikat pembimbing manasik haji yang dikeluarkan

tersebut diberikan nomor sertifikat, sebagai bahan kendali

bagi Dirjen PHU.9

Ketentuan kriteria kelulusan :

a. Lulus

Sangat memuaskan 91-100

Memuaskan 81-90

Baik 70-80

b. Remedial

*Diberi kesempatan untuk mengikuti Micro

Guiding hingga 2x

c. Tidak Lulus <60.10

9 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 29. 10 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat

Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 24.

58

BAB V

ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta

Program sertifikasi pembimbing manasik haji

dilaksanakan pada bulan November 2019 di Asrama Haji

Pondok Gede Jakarta. Proses kegiatan ini telah mendapat

rekomendasi langsung dari pusat (Dirjen PHU) untuk

melaksanakan kegiatan sertifikasi pembimbing manasik

haji dan umrah dengan mengacu pada prosedur

pelaksanaan Dirjen PHU. Setelah adanya intruksi, barulah

mengacu pada prosedur dalam pelaksanaan sertifikasi

pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan oleh

Dirjen PHU. Untuk perencanaan kegiatan, anggaran dan

pembentukan panitia telah disiapkan oleh pihak TNI

Angkatan Laut, kemudian melakukan koordinasi dan

kerjasama dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Fidikom UIN), selanjutnya melakukan proses seleksi

administrasi peserta. Bagi peserta yang telah memenuhi

persyaratan maka berhak untuk mengikuti sertifikasi.

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengajuan surat ke

satuan bawah untuk mengirimkan data calon peserta,

memeriksa peserta yang sudah lolos seleksi administrasi

dan berhak mengikuti kegiatan sertifikasi pembimbing

59

manasik haji profesional.1

Dengan serangkaian proses seleksi peserta,

ditetapkanlah 51 orang peserta yang mengikuti program

sertifikasi pembimbing manasik haji pada tahun 2019

meliputi perwira TNI Angkatan Laut sebagai peserta

utama, kemudian pihak TNI Angkatan Laut mengundang

perwakilan dari Matra Angkatan Darat, Angkatan Udara

dan Polri.

Tabel 5.1

Peserta Program Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji Tahun 20192

No. Nama Instansi JML

1. TNI AL 36

2. Pusbintal TNI 2

3. MABES TNI 2

4. Kodiklat TNI 1

5. TNI AD 2

6. TNI AU 2

7. Polri 2

8. Instansi luar 4

Jumlah Peserta 51 Orang

1 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020. 2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.

60

Dari hasil observasi dan berdasarkan data-data

yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian

mengenai program sertifikasi pembimbing manasik haji

melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Langkah

selanjutnya adalah menganalisa antara teori dengan

kenyataan di lapangan.

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menilai

bahwa dengan terlaksananya program sertifikasi

pembimbing manasik haji yang telah dilaksanakan oleh

TNI Angkatan Laut Jakarta dalam hal ini Subdisbintal

Diswatpersal merupakan bukti suksesnya menjadikan

pembimbing manasik haji yang profesional. Karena

menurut H. Emerson jika sasaran dan tujuan yang telah

ditentukan sesuai dengan yang direncanakan sudah

tercapai maka dapat dinilai bahwa kegiatan tersebut

efektif.

Dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari program

sertifikasi bagi pembimbing manasik haji yang telah

ditetapkan sebagai tolak ukur bahwa peserta sebelum

mengikuti program dan sesudah mengikuti program

mengalami peningkatan kualitas bimbingan manasik haji.

Selain itu efektivitasnya dapat dilihat dari nilai hasil para

peserta program sertifikasi dinyatakan bahwa peserta lulus

dengan hasil yang baik dan memuaskan sebagai bukti

bahwa program sertifikasi pembimbing manasik haji

61

profesional dinilai efektif.

Selanjutnya, responden dalam kuesioner adalah

26 orang perwakilan dari peserta program sertifikasi

pembimbing manasik haji, hal ini dilakukan sebagai

upaya untuk mengetahui penilaian peserta sertifikasi

pembimbing manasik haji mengenai efektivitas

pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik

haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.

Gambar di bawah ini adalah pendapat peserta

sertifikasi yang berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan

sertifikasi oleh TNI Angkatan Laut Jakarta:

Gambar 5.1

Penilaian Peserta Terkait Pelaksanaan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

PertanyaanNo. 1

PertanyaanNo. 2

PertanyaanNo. 3

PertanyaanNo. 7

PertanyaanNo. 8

Pertanyaan

No.12

Pertanyaan

No.13

Pertanyaan

No.14

Pertanyaan

No.19

Pertanyaan

No.16

Pertanyaan

No.17

Pertanyaan

No.11

Rata-rata

Sangat Baik 50.0% 50.0% 15.4% 15.4% 42.3% 30.8% 53.8% 73.1% 34.6% 19.2% 30.8% 19.2% 66.9%

Baik 42.3% 42.3% 46.2% 53.8% 50.0% 50.0% 34.6% 19.2% 57.7% 61.5% 53.8% 53.8% 87.0%

Cukup Baik 7.7% 7.7% 30.8% 30.8% 7.7% 19.2% 11.5% 7.7% 7.7% 19.2% 15.4% 23.1% 29.0%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 7.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 3.9% 7.7%

0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%90.0%

100.0%

62

Berdasarkan gambar 5.1 ini, terdapat 12

pertanyaan yang disampaikan kepada responden bahwa

secara umum peserta mengatakan baik terhadap efektivitas

pelaksanaan. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

sertifikasi pembimbing manasik haji oleh TNI Angkatan

Laut tahun 2019 sudah efektif. Berdasarkan perhitungan

nilai rata-rata keseluruhan yaitu jawaban responden

yang menjawab sangat baik sebanyak 66,9%, responden

yang menjawab baik sebanyak 87,0% dan responden yang

menjawab cukup baik 29,0%.

Selanjutnya, untuk mengukur efektifitas atau

tidaknya pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji

profesional oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat dilihat

dari syarat-syarat yang harus terpenuhi menurut Sujadi FX

secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, waktu dan tempat pelaksanaan. Bila

dilihat dari hasil kuesioner waktu dan tempat pelaksanaan

sertifikasi adalah sebagai berikut:

63

Gambar 5.2

Penilaian Responden Terkait Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun

2019

Pada pertanyaan nomor 3, responden yang

menjawab sangat baik sebanyak 15,4%, responden yang

menjawab baik sebanyak 46,2%, responden yang

menjawab cukup baik sebanyak 30,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa waktu dan tempat pelaksanaan

kegiatan ini menurut para peserta sertifikasi sudah baik dan

efektif. Pada tahapan pelaksanaannya, TNI Angkatan Laut

telah berkoordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Kemenag untuk menentukan waktu dan tempat

pelaksanaan dalam perencanaan sebelumnya, maka

ditentukanlah waktu pelaksanaannya selama sepuluh hari

sesuai dengan program dari Kemenag dan selama enam

Pertanyaan No. 3

Sangat Baik 15.4%

Baik 46.2%

Cukup Baik 30.8%

Tidak Baik 7.7%

0.0%5.0%

10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%50.0%

64

hari dari tanggal 18 November 2019 s.d. 23 November

2019 peserta benar-benar diberikan berbagai macam

materi. Lokasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah

bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.3

Kedua, panitia pelaksana. Bila dilihat dari hasil

kuesioner mengenai panitia pelaksana adalah sebagai

berikut:

Gambar 5.3

Penilaian Responden Terkait Panitia Pelaksana Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

3 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.

Pertanyaan No.

1

Pertanyaan No.

2

Pertanyaan No.

8

Pertanyaan No.

12

Pertanyaan No.

13

Pertanyaan No.

14

Pertanyaan No.

19

Pertanyaan No.

11

Rata-rata

Sangat Baik 50.0% 50.0% 42.3% 30.8% 53.8% 73.1% 34.6% 19.2% 78.6%

Baik 42.3% 42.3% 50.0% 50.0% 34.6% 19.2% 57.7% 53.8% 77.8%

Cukup Baik 7.7% 7.7% 7.7% 19.2% 11.5% 7.7% 7.7% 23.1% 20.5%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 3.9% 3.9%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

65

Dari 8 pertanyaan yang disampaikan kepada

responden bahwa secara umum peserta mengatakan sangat

baik terhadap kinerja panitia pelaksana. Hal tersebut dilihat

dari responden yang menjawab sangat baik sebanyak

78,6%, responden yang menjawab baik sebanyak 77,8%

dan responden yang menjawab cukup baik sebanyak

20,5%. Dalam panitia pelaksana ini, berdasarkan temuan

penulis, pihak Subdisbintal Diswatpersal membentuk

panitia pelaksana dengan dibagi-baginya tugas yang lebih

terperinci.4 Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya

akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana

saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan memberatkan

dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang

dalam panitia ini pun sudah sangat baik dan diisi oleh

orang-orang yang sangat berkompeten dibidangnya

masing-masing, sehingga dalam penetapan orang-orang

yang terlibat dalam susunan panitia ini sudah cukup tepat

sesuai dengan hal yang direncanakan sejak awal.

Ketiga, konsumsi transportasi dan akomodasi. Bila

dilihat dari hasil kuesioner konsumsi transportasi dan

akomodasi sebagai berikut:

4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.

66

Gambar 5.4

Penilaian Responden Terkait Konsumsi, Transportasi dan

Akomodasi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Gambar 5.4 ini secara lebih rinci, untuk pertanyaan

nomor 7 tentang akomodasi, bahwa responden yang

menjawab sangat baik sebanyak 15,4%, yang menjawab

baik sebanyak 53,8% dan responden yang menjawab

cukup baik sebanyak 30,8%. Kemudian pertanyaan nomor

16 tentang konsumsi, bahwa responden yang menjawab

sangat baik sebanyak 19,2%, yang menjawab baik

sebanyak 61,5% dan responden yang menjawab cukup

baik sebanyak 19,2%. Sedangkan pertanyaan nomor 17

tentang transportasi, bahwa responden yang menjawab

sangat baik sebanyak 30,8%, yang menjawab baik

sebanyak 53,8% dan responden yang menjawab cukup

baik sebanyak 15,4%.

Serta ketersediaan sarana dan prasarana juga media

Pertanyaan No.7

Pertanyaan No.16

Pertanyaan No.17

Rata-rata

Sangat Baik 15.4% 19.2% 30.8% 32.7%

Baik 53.8% 61.5% 53.8% 84.6%

Cukup Baik 30.8% 19.2% 15.4% 32.7%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%90.0%

67

yang digunakan selama program sertifikasi berlangsung

yakni, in focus, video-video baik di Asrama Haji maupun

di Tanah Suci, berita-berita, studi kasus dan power point

sudah memenuhi kebutuan peserta. Selain itu, peserta juga

dilengkapi dengan buku pedoman/modul serta buku

literatur terkait haji.5

Seluruh panitia yang terlibat mempersiapkan

semuanya secara detail dalam kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini, sehingga tidak adanya

pemborosan dan penyelewengan serta hal wajib yang

dibutuhkan oleh para peserta dalam rangkaian acara

tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar.

Jadi, secara umum responden menanggapi terkait

ketersediaan konsumsi, transportasi dan akomodasi selama

mengikuti sertifikasi ini rata-rata secara keseluruhan

menjawab sangat baik sebanyak 32,7%, responden yang

menjawab baik sebanyak 84,6%, responden yang

menjawab cukup baik sebanyak 21,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa konsumsi transportasi dan akomodasi

yang telah dipersiapkan oleh panitia pelaksana dalam

kegiatan ini menurut para peserta sertifikasi sudah baik dan

efektif.

5 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.

68

Dari ketiga indikator yang dijadikan tolak ukur di

atas walaupun belum ada formula yang diterima luas untuk

menilai efektivitas program dengan menggunakan skor

dalam menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi

pembimbing manasik haji dapat dikatakan efektif adalah

proses training tersebut dirasa menyenangkan dan

memuaskan bagi peserta. Sementara itu pendapat peserta

program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan

efektivitas program. Hal tersebut dinyatakan oleh

Kirkpatrick yang dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi

terhadap efektivitas program pelatihan dapat dilakukan,

diantaranya melalui reaksi peserta terhadap program yang

diikuti.

Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari

beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas

yang diberikan, strategi penyampaian materi yang

digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,

jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi

yang disediakan.6

6 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs

(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006)

69

B. Analisis Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji yang dilaksanajan oleh TNI Angkatan

Laut Jakarta

Dari hasil observasi dan berdasarkan data-data yang

penulis dapatkan selama melakukan penelitian mengenai

program sertifikasi pembimbing manasik haji melalui

wawancara dan penyebaran kuesioner. Langkah

selanjutnya adalah menganalisa antara teori dengan

kenyataan di lapangan.

Hasil kuesioner yang menunjukkan keefektifan

program sertifikasi pembimbing manasik haji yang

dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta yang berkaitan

dengan Efektivitas program sertifikasi oleh TNI Angkatan

Laut, yaitu :

70

Gambar 5.5

Penilaian Peserta Terkait Efektivitas Program Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Berdasarkan gambar 5.5 ini, terdapat 10

pertanyaan yang disampaikan kepada responden bahwa

secara umum peserta mengatakan baik terhadap efektivitas

program sertifikasi pembimbing manasik haji.

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata keseluruhan dari

10 pertanyaan di atas yang berkaitan dengan program

secara keseluruhan dari jawaban responden yang

menjawab sangat baik sebanyak 79,7%, responden yang

menjawab baik sebanyak 82,5% dan responden yang

menjawab cukup baik hanya 19,6%.

Selanjutnya, untuk mengukur efektivitas atau

PertanyaanNo. 4

PertanyaanNo. 5

PertanyaanNo. 6

PertanyaanNo. 9

Pertanyaan

No. 10

Pertanyaan

No. 15

Pertanyaan

No. 18

Pertanyaan

No. 20

Pertanyaan

No. 21

Pertanyaan

No. 22

Rata-rata

Sangat Baik 57.7% 34.6% 65.4% 26.9% 42.3% 53.8% 23.1% 38.5% 38.5% 57.7% 79.7%

Baik 38.5% 46.2% 30.8% 50.0% 50.0% 34.6% 61.5% 50.0% 53.8% 38.5% 82.5%

Cukup Baik 4.0% 19.2% 3.8% 23.1% 7.7% 11.5% 15.4% 11.5% 7.7% 4.0% 19.6%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

71

tidaknya program sertifikasi pembimbing manasik haji

profesional oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat

dilihat dari beberapa indikator menurut Enjang dan

Aliyudin, secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Pertama, pemateri atau narasumber berasal dari

pemerintahan, dosen dan akademisi yang berkompeten di

bidang haji. Dengan jumlah sekitar 20 narasumber yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan

disampaikan. Setiap materi disampaikan oleh satu orang

pemateri yang ahli di bidang tersebut. Menurut Mayor

Bahrum, tentu yang menjadi narasumber tersebut memiliki

kompetensi keilmuan dan praktik manasik yang mumpuni,

sudah profesional, berpengalaman dan sudah memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK Dirjen

PHU No. D/127/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.7

7 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.

72

Gambar 5.6

Penilaian Responden Terkait Pemateri atau Narasumber

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

Dilihat dari gambar 5.6 hasil kuesioner terkait

pemateri atau narasumber pada pertanyaan nomor 6

tentang penguasaan materi bahwa responden yang

menjawab sangat baik sebanyak 65,4%, yang menjawab

baik sebanyak 30,8% dan cukup baik sebanyak 3,8%,

kemudian nomor 10 tentang kehandalan dan kualitas

pemateri bahwa responden yang menjawab sangat baik

sebanyak 42,3%, yang menjawab baik sebanyak 50,0% dan

cukup baik sebanyak 7.7% sedangkan nomor 18 tentang

kemampuan dan keahlian pemateri dari segi praktik bahwa

responden yang menjawab sangat baik sebanyak 23,1%,

PertanyaanNo. 6

PertanyaanNo. 10

PertanyaanNo. 18

Rata-rata

Sangat Baik 65.4% 42.3% 23.1% 65.4%

Baik 30.8% 50.0% 61.5% 71.2%

Cukup Baik 3.8% 7.7% 15.4% 13.5%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

73

yang menjawab baik sebanyak 61,5% dan cukup baik

sebanyak 15,4%. Jadi, secara umum bahwa jawaban

responden yang menjawab sangat baik sebanyak 66,4%,

yang menjawab baik sebanyak 71,2% dan cukup baik

sebanyak 13,5%. Hal ini dapat dikatakan mereka berhak

untuk menjadi narasumber selama program sertifikasi

berlangsung dan efektif karena narasumber tersebut dinilai

dapat memberikan petunjuk berupa materi-materi manasik

haji, mereka menjalankan dengan baik sesuai dengan tugas

dan bidangnya masing-masing.

Kedua, ada 2 substansi materi pokok yang

diberikan yaitu materi dengan regulasi serta materi yang

substansinya manasik haji. Namun secara umum materi

yang telah diberikan bisa diklasifikasikan menjadi empat,

yakni :

a. Materi yang berkaitan dengan tugas dan urgensi

pembimbing manasik haji, teknis program sertifikasi

pembimbing manasik haji dimulai dari dasar, tujuan,

manfaat, hubungan pembimbing dengan jamaah,

pemerintah, pelaksana, penyelenggara hingga

menciptakan suasana bimbingan yang kondusif dan

lain sebagainya.

b. Materi yang berkaitan dengan fiqih, konsep dan praktik

manasik serta hikmah dan filosofi dari manasik haji dan

problem solving dari persoalan-persoalan haji yang

74

sering dan mungkin terjadi di lapangan.

c. Materi yang berkaitan dengan regulasi, kebijakan haji

Indonesia dan Arab Saudi, kebijakan pembinaan,

pelayanan Kesehatan jamaah haji.

d. Materi yang berkaitan dengan strategi dan metodologi

pembimbing manasik haji dalam melakukan

bimbingan manasik dengan jamaah, cara yang perlu

digunakan agar materi tersampaikan dengan tepat

kepada jamaah.

Dari ke-4 klasifikasi materi ini dapat dinilai bahwa

materi yang diberikan sudah efektif karena seluruh materi

yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan peserta untuk

bekal menjadi pembimbing manasik haji yang profesional.

Gambar 5.7

Penilaian Responden Terkait Materi Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji tahun 2019

PertanyaanNo. 5

PertanyaanNo. 20

PertanyaanNo. 21

Rata-rata

Sangat Baik 34.6% 38.5% 38.5% 55.8%

Baik 46.2% 50.0% 53.8% 75.0%

Cukup Baik 19.2% 11.5% 7.7% 19.2%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%

75

Dilihat dari gambar 5.7, hasil kuesioner terkait

materi sertifikasi pada pertanyaan nomor 5 adalah materi

tentang teori-teori terkait manasik haji bahwa responden

yang menjawab sangat baik sebanyak 34,6%, yang

menjawab baik sebanyak 46,2% dan cukup baik sebanyak

19,2%, kemudian nomor 20 adalah materi tentang regulasi

dan kebijakan haji bahwa responden yang menjawab

sangat baik sebanyak 38,5%, yang menjawab baik

sebanyak 50,0% dan cukup baik sebanyak 11,5%

sedangkan nomor 18 adalah materi tentang praktik manasik

haji bahwa responden yang menjawab sangat baik

sebanyak 38,5% dan yang menjawab baik sebanyak 53,8%

dan cukup baik sebanyak 7,7%. Jadi, materi ini dikatakan

efektif dengan presentase secara umum bahwa jawaban

responden yang menjawab sangat baik sebanyak 55,8%,

responden yang menjawab baik sebanyak 75,0%,

responden yang menjawab cukup baik sebanyak 19,2%.

Seluruh jadwal sudah tercantum dalam rundown

acara. Waktu pelaksanaan pembelajaran dialokasikan 75

jam pelajaran dan masing-masing materi diberikan waktu

2 jam pelajaran. Jika dirincikan dalam sehari ada 4 materi

yang disampaikan oleh narasumber kepada peserta.

Apabila waktu belajar yang diberikan kepada peserta lebih

dari 8 jam dalam sehari dinilai tidak efektif karena peserta

76

akan merasa jenuh. Maka dari itu, setiap 2 jam pelajaran

selesai selalu diselangi dengan coffee break dan ishoma.8

Ketiga, untuk menunjang keefektifan program

sertifikasi maka narasumber dalam menyampaikan

materinya menggunakan beberapa metode, diantaranya :

metode ceramah, metode dialog atau tanya jawab, metode

curhat pendapat (brainstorming), metode studi kasus

(problem solving), metode bermain peran (role playing),

metode diskusi, metode demonstrasi, metode refleksi dan

metode dinamika kelompok. Sementara untuk bimbingan

manasiknya melalui micro guiding sebagai solusi analisa.

Selain itu, metodologi pembimbingan dengan pendekatan

program meliputi, andragogy dan participatory.

Menurut Bpk. H. Suparno, salah satu peserta

sertifikasi, metode kasus sangat menarik, karena hal sepele

saja itu bisa menjadi penyebab bagi jamaah haji tidak mau

berangkat, contohnya jamaah ingin satu kamar dengan

istrinya atau banyak hal lainnya tanpa diduga.

Permasalahan yang sepele ini bisa berakibat fatal jika

pembimbing tidak mampu mengatasinya.9

8 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020. 9 Wawancara pribadi dengan Bpk. H. Suparno selaku Matra TNI

Angkatan Darat dan peserta sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 30 April 2020.

77

Gambar 5.8

Penilaian Responden Terkait Metode Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji tahun 2019

Berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan nomor 15,

dapat kita lihat bahwa jawaban responden terhadap metode

sertifikasi sebagai berikut : yang menjawab sangat baik

sebanyak 53,8%, responden yang menjawab baik sebanyak

34,6% dan responden yang menjawab cukup baik sebanyak

11,5%. Dengan demikian metode-metode yang diberikan

dan diajarkan narasumber kepada peserta dapat dikatakan

sangat baik dan efektif sesuai harapan peserta karena dapat

menjadi salah satu upaya yang memudahkan pembimbing

memberikan pemahaman kepada calon jamaah.

Keempat, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan kualitas pembimbing di lingkungan TNI AL

dan merupakan sebuah upaya untuk membantu personel

Pertanyaan No. 15

Sangat Baik 53.8%

Baik 34.6%

Cukup Baik 11.5%

Tidak Baik 0.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

78

TNI Angkatan Laut yang melaksanakan ibadah haji bisa

sempurna, bisa mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib

haji, oleh karena itu perlu pembimbing manasik haji yang

mumpuni untuk mengantarkan personel TNI Angkatan

Laut beserta keluarganya yang melaksanakan ibadah haji

dengan baik dan benar. Sehingga goal yang telah dicapai

seluruh calon jamaah haji khususnya dari personel TNI

Angkatan Laut itu sendiri beserta keluarganya akan

menerima bimbingan yang sangat baik dari pembimbing

manasik haji profesional yang bersertifikat.3

Gambar 5.9

Penilaian Responden Terkait Tujuan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji tahun 2019

PertanyaanNo. 4

PertanyaanNo. 9

PertanyaanNo. 22

Rata-rata

Sangat Baik 57.7% 26.9% 57.7% 71.2%

Baik 38.5% 50.0% 38.5% 63.5%

Cukup Baik 4.0% 23.1% 4.0% 15.6%

Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

79

Dari 3 pertanyaan yang disampaikan kepada

responden bahwa secara umum peserta mengatakan sangat

baik terhadap pencapaian tujuan dari kegiatan sertifikasi

ini. Jadi, secara umum responden yang menjawab sangat

baik sebanyak 71,2%, responden yang menjawab baik

sebanyak 63,5% dan responden yang menjawab cukup baik

sebanyak 15,6%.

Menurut Mayor Bahrum, beliau menyampaikan

bahwa dinilai dari efektif atau tidak menurutnya kegiatan

ini sangat efektif dan bermanfaat, mendapatkan

pengetahuan dan wawasan baru, mendapatkan pengalaman

baru, bertemu dengan orang-orang yang baru serta suasana

yang baru. Selain itu dalam pelaksanaan ini juga tidak ada

kendala karena perencanaannya sudah matang dari awal

mulai dari anggaran, koordinasi dengan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Kemenag serta pelaksanaannya

sudah direncanakan dengan baik.

Beliau mengungkapkan mulai dari perjalanan

rekrutmen yang sangat antusias dari peserta hingga

berlangsung kegiatan bersama dalam satu gedung,

membuka kedekatan emosional antar peserta, panitia

pelaksana, bahkan narasumber sekalipun. Hal tersebut

tentu respon yang sangat positif, itu berarti tanda bahwa

80

pelaksanaan program sertifikasi ini sukses

diselenggarakan.10

Dari keempat indikator yang dijadikan tolak ukur di

atas walaupun belum ada formula yang diterima luas untuk

menilai efektivitas program dengan menggunakan skor

dalam menyatakan bahwa program sertifikasi pembimbing

manasik haji dapat dikatakan efektif adalah proses training

tersebut dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi

peserta. Sementara itu pendapat peserta program dapat

dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas

program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kirkpatrick yang

dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi terhadap efektivitas

program pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui

reaksi peserta terhadap program yang diikuti.

Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari

beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas

yang diberikan, strategi penyampaian materi yang

digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,

jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi

yang disediakan.11

10 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL

dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI

AL pada tanggal 25 April 2020. 11 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs

(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006)

A. Kesimpulan

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya

sebagai upaya dari hasil penelitian tentang efektivitas

program sertifikasi pembimbing manasik haji profesional

di Subdisbintal Diswatpersal MABES TNI Angkatan Laut

Jakarta, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Penyelenggara Haji di lingkungan TNI Angkatan Laut

Jakarta telah melakukan salah satu dari tugas mereka

yaitu melaksanakan program sertifikasi pembimbing

manasik haji berdasarkan intruksi langsung dari pusat

yaitu Dirjen PHU dan sesuai dengan Keputusan Dirjen

Penyelenggara Haji dan Umrah nomor 127 tahun 2016

tentang pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji.

Penyelenggaraan berjalan sesuai dengan mekanisme

dan prosedur yang ditetapkan, respon positif dari

peserta dengan sikap terbuka, saling menghargai dan

komunikasi yang baik antara penyelenggara dan

peserta bahkan kedekatannya semakin bertambah

secara psikologi karena bersama-sama berbaur

mengikuti pelatihan di asrama selama 10 hari.

2. Pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik

haji oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat dikatakan

81

82

baik dan efektif dari hasil penilaian kuesioner peserta

sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019 secara

keseluruhan sebesar 88,6% dan terwujud dari nilai

kompetensi dasar, kompetensi inti dan kompetensi

penunjang peserta sertifikasi yang lulus dengan hasil

baik dan memuaskan. Nilai ini dapat menunjukkan

pembimbing manasik telah sesuai standar ketetapan

yang profesional. Artinya pembimbing manasik tidak

hanya paham dari sisi keilmuan fiqihnya saja tapi juga

menguasai, memahami tehnik bimbingan orang

dewasa yang tepat dan tanggap terhadap berbagai

kondisi apapun. Pengukuran efektivitas program

sertifikasi tersebut, dinilai efektif dari pendapat dan

reaksi peserta yang merasa puas terhadap program serta

tercapainya semua indikator pada penyelenggaraan

tersebut, baik waktu dan tempat pelaksanaan, konsumsi

transportasi dan akomodasi, panitia pelaksana,

narasumber, metode dan materi serta media yang

digunakan.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka

penulis dapat sampaikan sedikit masukan atau saran

kepada bagian Penyelenggara Haji dan Umrah di Markas

Besar TNI Angkatan Laut khususnya Panitia Pelaksana

dari Subdiisbintal Diswatpersal MABES AL, yaitu :

83

1. Kepada para peserta yang telah berhasil lulus agar

terus berupaya memberikan pelayanan yang baik dan

sepenuh hati kepada seluruh calon jamaah haji dan

umrah.

2. Kepada pihak penyelenggara program sertifikasi ini,

penulis menyarankan untuk sosialisasi yang dilakukan

agar lebih diperluas lagi. Agar lebih banyak

masyarakat yang mengetahui program ini, sehingga

bukan hanya dari jajaran kemenag, tokoh agama atau

instansi tertentu saja yang mengetahui program ini,

melainkan kami dari pihak mahasiswa manajemen haji

dan umrah juga bisa mempersiapkan diri untuk bisa

mengikuti sertifikasi pembimbing manasik haji kelak

ketika sudah mumpuni.

3. Kepada pihak TNI Angkatan Laut agar terus berusaha

mempertahankan pelayanan program sertifikasi haji

yang sudah baik dan meningkatkan pelayanan yang

dinilai masih kurang baik.

4. Melihat dari jumlah peserta yang lulus dalam

rangkaian program ini, hal tersebut tentu saja

mempengaruhi terhadap keberhasilan program

sertifikasi pada tahun 2019. Oleh karena itu, penulis

menyarankan kepada penyelenggara program ini agar

dapat meningkatkan kerjasama dengan kampus-

kampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji

84

dan umrah sejak dini dalam rangka penyediaan sumber

daya manusia yang sesuai dengan kriteria, dan standar

yang memenuhi kompetensi dalam bidang Haji dan

Umrah.

85

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan.

Jakarta: Bina aksara

Aswadi. 2015. Character Building Pembimbing Manasik Haji.

Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Enjang & Aliyudin. 2009. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Bandung,

Widya Padjajaran.

FX, Sujadi. 1990. Organisasi dan Manajemen Penunjang

Berhasilnya Proses Manajemen. (Cetakan ke-3). Jakarta:

CV Masaguna

Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu

Administrasi dan Manajemen. (Cetakan ke-10) Jakarta:

CV. Haji Masangung

Hidayat. 1986. Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press

Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metode

Penelitian Sosial. (Cetakan ke-6) Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Imamdudin, Dede. 2011. Mengenal Haji. Jakarta: PT. Mitra

Aksara Panaitan

Kartono, Ahmad. 2016. Solusi Hukum Manasik Dalam

Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab.

Jakarta: Pustaka Cendikiamuda

86

Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif

Kuantitatif. (Cetakan ke-2) Malang: UIN Maliki Press

Kementerian Agama.go.id. 2017. Kebijakan Pembinaan

Pelayanan dan Perlindungan

------------------, Kebijakan Teknis Pembinaan Petugas Haji

1438H/2017M

Kementrian Agama RI. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan

Ibadah Haji.

------------------. 2013. Tuntunan Manasik Haji dan Umroh,

Jakarta: Kemenag.

Kementrian Agama RI. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah. 2017. Pedoman Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji.

Keputusan Kasal Nomor Kep/467/III/2012, tanggal 29 Maret

2012

Kirkpatrick, Donald L & James D. Kirkpatrick. 2005. Evaluating

Training Programs. San Fransisco: Berret-Koehler

Publisher Inc.

Maleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Nasution, Asren. 2003. Religiositas TNI. Jakarta: Kencana

Nizam Alatif Hanan, Achmad. 2004. Manajemen Haji. Jakarta:

Nizam Press

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pasal 8

87

Perpres 66 tahun 2019. Pasal 147 Susunan Organisasi Tentara

Nasional Indonesia

Poerwodarminto. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

Pupuh Fathurrohman & Aan Suryana. 2012. Guru Profesional.

Bandung: Refika Aditama

Rafiq, Jauhary. 2014. Menjadi Muthawif Anda Di Tanah Suci.

Sukoharjo: Penerbit Nur Cahaya Ilmu

Ruslan, Rosadi. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid II CES-HAM. Jakarta:

IchtiatBanu-Van

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. (Cetakan ke-13) Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta

Sumuran, Harahap. 2008. Kamus Istilah Haji Dan Umrah.

Jakarta: Mitra Abadi Press

Suroso. Jurnal Haji. 2014. Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji

Menuju Petugas Haji yang Berkualitas

Suyanto, I Gede. 1986. Program Pengabdian Pada Masyarakat

Bentuk, Jenis, dan Sifatnya dalam Metodologi PPM.

Lampung: Universitas Lampung Aksara

Syafruddin Nudin & Basyiruddin Usman. 2002. Guru

Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:

88

Ciputra Press

TNI-AL, Ditwatpers. 1971. Sejarah Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Laut 1950-1959 II. Jakarta: Mabes TNI-AL

Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metode

Penelitian Sosial, (Cetakan ke-6) Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan

Pendidikan. Jakarta: Bumi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2

Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 3

Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4

Hasil Penelitian Wawancara

A. Data Narasumber

Nama : Bapak Mayor Bahrum

Jabatan : Perwira TNI AL/Panitia Pelaksana

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun

2019 (Seksi Operasi Pengajaran)

Tanggal Wawancara : 25 April , 30 April, 22 Juni 2020 dan

30 Juni 2020 via WhatsApp

Waktu Wawancara : 11.57 WIB, 12.24 WIB, 10.34 WIB

& 11.04 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Siapakah yang menjadi pemegang kendali Haji dan

Umrah di TNI AL Jakarta?

Jawab :

Di bawah kendali Subdisbintal Diswatpersal MABES

AL.

2. Bagaimana gambaran umum atau sejarah

terbentuknya Diswatpersal sampai akhirnya saat

ini menjadi payung/pengendali Haji dan Umrah

nya TNI AL?

Jawab :

Pembinaan mental merupakan bagian dari perawatan

personel yang diamanatkan dalam pasal 50 ayat 3 poin

b Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia. Kegiatan pembinaan

mental bertujuan meningkatkan disiplin dan

profesionalitas personel sehingga TNI Angkatan Laut

memiki Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Keunggulan Sumber Daya Manusia (excellent human

resources) menjadi paradigma baru guna mewujudkan

harapan personel TNI AL yang kompeten,

berintegritas, dan memiliki kinerja yang tinggi di

tengah tantangan perkembangan global dewasa ini.

Fenomena pergeseran nilai sebagai dampak negatif dari

era global dan kemajuan teknologi informasi telah

menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap pola

pikir, pola sikap dan pola tindak personel TNI

Angkatan Laut. Kondisi seperti ini akan memberikan

pengaruh terhadap mental personel khususnya kesiapan

dalam menghadapi penugasan Operasi Militer untuk

Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang

(OMSP). Pelaksanaan pembinaan mental TNI

Angkatan Laut saat ini dilaksanakan oleh Subdisbintal

Diswatpersal yang berkedudukan sebagai salah satu

Subdis di jajaran Diswatpersal berdasarkan Keputusan

Kepala Staf TNI AL Nomor Kep/27/VII/1997 tanggal

31 Juli 1997 tentang Organisasi dan Prosedur Dinas

Perawatan Personel TNI Angkatan Laut dengan tugas

pokok melaksanakan pembinaan mental yang meliputi

pembinaan rohani, pembinaan mental ideologi,

pembinaan mentan psikologi dan pembinaan mental

tradisi kejuangan. Dengan berkembangnya organisasi

dan jumlah personel serta tingginya angka

permasalahan yang muncul maka perlu penataan

organisasi yang memiliki rentang kendali secara

mandiri agar pembinaan mental personel lebih optimal

sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan

tugas TNI Angkatan Laut. Diswatpersal membawahi

beberapa subdis (sub dinas) diantara nya subdisbintal

(sub dinas pembinaan mental) sebetulnya sebagai

pelaksana adalah subdisbintal, salah satu fungsi dan

tugas subdisbintal yaitu sebagai kepala tim pelaksana

urusan haji dan umroh dilingkungan TNI AL.

3. Apa tugas pokok subdisbintal khususnya pada

urusan haji dan umrah di lingkungan TNI AL?

Jawab :

Tugas pokok subdisbintal adalah

a. Pembinaan mental rohani

b. Pembinaan mental idiologi

c. Pembinaan mental tradisi kejuangan

d. Pembinaan mental psikologi

Untuk urusan haji ada di bawah pembinaan mental

rohani yaitu agar personel TNI AL yang hendak

melaksanakan ibadah haji bisa dibimbing dengan baik

dan benar sesuai syarat, rukun dan wajib haji.

4. Siapa yang mengelola Haji dan Umrah di

lingkungan TNI AL?

Jawab :

Penyelenggaran haji wilayah dan umrah TNI AL

Jakarta dikelola oleh Tim Pelaksana Urusan Haji TNI

AL yang disingkat menjadi Timlak Urhaj TNI AL.

5. Apa saja tugas dan fungsi dari Timlak Urhaj TNI

AL?

Jawab :

Tugas dan fungsinya :

1. Menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi

keluarga besar TNI AL untuk membantu

memberikan pengetahuan tentang manasik haji

yang benar mulai dari rukun haji, wajib haji, sunah-

sunah dan amalan-amalan lainnya

2. Mendata calon jamaah

3. Membantu administrasi haji

4. Membantu pembuatan paspor

5. Membantu pemeriksaan kesehatan

6. Mendampingi jamaah haji untuk pelunasan biaya

haji

7. Membimbing jamaah haji melalui manasik haji.

6. Berapa jamaah TNI AL yang berangkat Haji dan

Umrah pada tiap tahunnya?

Jawab :

Untuk Haji rata-rata 500 s.d. 700 orang, sedangkan

umrah rata-rata 1.500 s.d. 2000 se-TNI AL.

7. Sejak kapan TNI AL ikut serta dalam kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji sudah di

mulai sejak tahun 2015.

Subdis bintal diswatpersal sebagai pengendali kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji ini sudah sesuai

dengan tugas pokoknya yaitu salah satu diantaranya

sebagai kepala tim pelaksana urusan haji dan umrah di

lingkungan TNI angkatan laut.

8. Apa yang melatarbelakangi TNI AL untuk

mengikuti kegiatan sertifikasi ini?

Jawab :

Dalam rangka mengakomodir calon jamaah haji yang

berasal dari anggota TNI AL beserta keluarganya.

maka TNI AL dalam hal ini Subdisbintal Diswatpersal

menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi keluarga

besar TNI AL untuk membantu memberikan

pengetahuan tentang manasik haji yang benar mulai

dari rukun haji, wajib haji, sunah-sunah dan amalan-

amalan lainnya,

9. Apa yang bapak ketahui tentang sertifikasi

pembimbing manasik haji?

Jawab :

Sertifikasi pembimbing manasik haji adalah kegiatan

pelatihan bagi para pembimbing manasik haji secara

profesional sehingga jamaah yang dibimbingnya

mengerti secara detail tentang pelaksanaan haji secara

sempurna dan mendapatkan haji yg mabrur.

10. Bagaimana persiapan dan prosedur pelaksanaan

sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan

TNI AL dan apa saja tahapan-tahapannya?

Jawab :

Persiapan dan Prosedurnya : setahun sebelum

pelaksanaan pihak MABES AL dalam hal ini

Diswatpersal merencanakan kegiatan dan anggaran

untuk sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian

pihak Diswatpersal membentuk panitia pelaksana dan

setelah terbentuk panitia, panitia mengajukan surat izin

dan kerjasama dengan UIN Syahid Jakarta dan Dirjen

PHU Kemenag untuk melaksanakan sertifikasi

pembimbing manasik haji, setelah di setujui oleh UIN

Syahid Jakarta dan Kemenag, kemudian membuat surat

ke satuan bawah untuk mengirimkan data calon peserta

sertifikasi. Tahapan nya :

1. Koordinasi dengan pihak UIN Syahid dan kemenag

untuk menentukan tempat dan tanggal pelaksanaannya

2. Membuat surat kepada pemilik tempat sertifikasi

untuk peminjaman tempat

3. Pemanggilan calon peserta sertifikasi

4. Menyiapkan tempat penginapan dan logistik peserta

5. Koordinasi dengan para dosen atau pengajar

6. Melaksanakan sertifikasi pembimbing manasik haji

sesuai jadwal

7. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji.

11. Siapa saja yang turut serta dalam pelaksanaan

sertifikasi ini? Dari TNI AL sendiri apakah ada

syarat-syarat khusus untuk menjadi peserta?

Jawab :

Yang turut serta sebagai peserta utama dari perwira

TNI AL, dan kita mengundang perwakilan masing-

masing dua orang dari Matra AD, AU dan Polri,

syaratnya diutamakan yang memiliki background

sarjana agama.

12. Apa tujuan dari TNI AL sendiri dalam mengikuti

sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Tujuan TNI AL mengadakan sertifikasi pembimbing

manasik haji adalah untuk membantu personel TNI AL

yang melaksanakan ibadah haji bisa sempurna, bisa

mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib haji, oleh

karena itu perlu pembimbing manasik haji yang

mumpuni untuk mengantarkan personel TNI AL yang

melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.

13. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan oleh

TNI AL pada pelaksanaan sertifikasi ini?

Jawab :

Anggaran dibebankan kepada APBN yang sudah kita

ajukan setahun sebelumnya.

14. Kapan waktu pelaksanaan sertifikasinya dan

berapa lama?

Jawab :

Pelaksanaan setiap triwulan pertama antara bulan

Februari atau Maret, selama sepuluh hari sesuai dengan

program dari Kemenag.

15. Apa saja materi yang di ujikan pada sertifikasi ini?

Menurut Bapak, apakah materi sudah sesuai

dengan kebutuhan peserta untuk bekal menjadi

pembimbing haji yang profesional?

Jawab :

Materinya berupa teori yang berkaitan dengan manasik

haji dan kebijakan penyelengaraan haji dan berupa

praktek di lapangan. Dan materi tersebut menurut saya

sudah memenuhi kebutuhan peserta untuk bekal

menjadi pembimbing manasik haji yang profesional.

16. Apa media yang digunakan selama pembelajaran

berlangsung?

Jawab :

Media yang digunakan adalah in focus, video-video baik di

asrama haji maupun di tanah suci, berita-berita, studi kasus

dan power point. Selain itu, peserta juga dilengkapi dengan

buku pedoman/modul serta buku literatur terkait haji.

17. Bagaimana dengan pematerinya?

Jawab :

Yang menjadi narasumber tersebut berasal dari

pemerintahan, dosen dan akademisi yang berkompeten

di bidang haji. Tentu sudah memiliki kompetensi

keilmuan dan praktik manasik yang mumpuni, sudah

profesional, berpengalaman dan sudah memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK

Dirjen PHU.

18. Apa kendala yang di alami selama pelaksanaan

berlangsung?

Jawab :

Tidak ada kendala karena perencanaannya sudah

matang dari awal, mulai dari anggaran, koordinasi

dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Kemenag serta pelaksanaannya sudah direncakan

dengan sebaik-baiknya. Mulai dari perjalanan

rekrutmen yang sangat antusias dari peserta hingga

berlangsung kegiatan bersama dalam satu gedung,

membuka kedekatan emosional antar peserta, panitia

pelaksana, bahkan narasumber sekalipun. Hal tersebut

tentu respon yang sangat positif, itu berarti tanda bahwa

pelaksanaan program sertifikasi ini sukses

diselenggarakan.

19. Lalu bagaimana susunan panitia pelaksanaannya

yang dibentuk oleh pihak diswatpersal pada

sertifikasi ini?

Jawab :

Susunan panitia di bagi dua, yaitu panitia dari UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan dari panitia

Diswatpersal MABES AL, adapun susunan panitia dari

Diswatpersal sbg berikut :

a. Ketua Kolonel Harun

b. Wakil Ketua Letkol Fauzan

c. Sekertaris Kapten Prasetiyo

d. Bendahara PNS Fana Kartiko

e. Seksi Operasi Pengajaran Mayor Bahrum

f. Seksi Akomodasi Mayor Budi Purnomo

g. Seksi Konsumsi PNS Oni

h. Seksi Peralatan Mayor Jonri

i. Seksi Angkutan PNS Alimudin

j. Seksi Umum Serka Ruslan

Kemudian dibagi-baginya tugas yang lebih terperinci.

Tugas ketua panitia adalah membuat perencanaan,

pelaksanaan dan pengakhiran, kemudian tugas wakil

ketua membantu ketua untuk merencanakan,

melaksanakan dan pengakhiran. Tugas sekretaris

adalah merekap, agenda kegiatan mulai dari

perencanaan sampai dengan pelaporan, titik tugas

bendahara adalah mencatat keluar masuk uang kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji, titik tugas seksi

operasi pengajaran adalah membuat dan merencanakan

jadwal dan materi pelajaran pada kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji. Tugas seksi akomodasi

adalah menyiapkan tempat penginapan dan tempat

belajar mengajar. Tugas seksi konsumsi adalah

menyiapkan kebutuhan logistik peserta sertifikasi

pembimbing manasik haji. Tugas seksi peralatan

adalah menyiapkan peralatan yang berhubungan

dengan kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji

tugas seksi angkutan adalah menyiapkan kendaraan

yang dibutuhkan pada saat kegiatan sertifikasi

pembimbing manasik haji. Adapun tugas dari seksi

umum adalah membantu kegiatan secara umum.

20. Apa harapan bapak untuk sertifikasi Haji TNI AL

selanjutnya?

Jawab :

Harapannya adalah kegiatan sertifikasi pembimbing

manasik haji yang dilaksanakan oleh TNI AL dalam hal

ini subdis bintal diswatpersal yang bekerja sama

dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dirjen

PHU Kemenag dapat dilaksanakan an-naba dan tahun-

tahun berikutnya sehingga para pembimbing yang baru

dapat melangsungkan bimbingannya dengan baik.

Lampiran 5

Presentase Penilaian Responden Terhadap Efektivitas

Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019

No. Pertanyaan

Persentase %

Sangat Baik

Baik Cukup Baik

Tidak Baik

Sangat Tidak Baik

1

Apakah proses pelaksanaan sertifikasi dilakukan secara tepat sesuai dengan kebijakan Pemerintah (Kemenag. RI), sesuai dengan buku pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji ?

50,0% 42,3% 7,7%

2 Bagaimanakah realisasi dan pelaksanaan program sertifikasi yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta ?

50,0% 42,3% 7,7%

3

Dalam segi waktu dan tempat, apakah pelaksanaan sertifikasi selama 6 hari yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut sudah baik untuk pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah yang profesional ?

15,4% 46,2% 30,8% 7,7%

4

Seberapa baik pedoman bagi gerak kegiatan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional yang Bapak/Ibu ikuti ?

57,7% 38,5% 4,0%

5

Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional terkait dengan teori-teori yang berkaitan dengan manasik haji?

34,6% 46,2% 19,2%

6

Seberapa baik penguasaan pemberi materi atau narasumber dalam pelaksanaan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?

65,4% 30,8% 3,8%

7

Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan (KBM) sertifikasi seperti: computer, alat tulis, alat komunikasi, tempat penginapan, dsb ?

15,4% 53,8% 30,8%

8 Bagaimana koordinasi TNI Angkatan Laut dengan dinas/instansi terkait dalam

42,3% 50,0% 7,7%

mempersiapkan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?

9

Apakah tujuan Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini sudah sesuai dengan arah pencapaian penyelenggaraan ibadah haji dan umrah ?

26,9% 50,0% 23,1%

10

Bagaimanakah kehandalan dan kualitas para pembimbing manasik haji dan umrah, didalam menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan peserta ?

42,3% 50,0% 7,7%

11

Apakah mekanime penyelenggara Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional sudah berjalan sesuai dengan kebijakan yang ada ?

19,2% 53,8% 23,1% 3,9%

12

Bagaimana panitia penyelenggara dalam memenuhi kebutuhan peserta, yang mengikuti program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah Profesional ?

30,8% 50,0% 19,2%

13

Bagaimanakah kedisiplinan dan keramahan pimpinan/panitia penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah selama pelaksanaan kegiatan ?

53,8% 34,6% 11,5%

14

Bagaimanakah keterlibatan atau peran aktif TNI Angkatan Laut sebagai organisasi pemerintah, yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional Profesional ?

73,1% 19,2% 7,7%

15 Bagaimanakah metode yang digunakan dalam penyampaian materi kepada peserta?

53,8% 34,6% 11,5%

16

Bagaimanakah ketersediaan konsumsi selama mengikuti kegiatan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?

19,2% 61,5% 19,2%

17

Bagaimanakah ketersediaan kendaraan operasional selama mengikuti kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional sekaligus pelayanan yang Bapak/Ibu terima ?

30,8% 53,8% 15,4%

18

Seberapa baik kemampuan dan keahlian pemateri atau narasumber dalam menyampaikan pemantapan praktik dilapangan kepada peserta?

23,1% 61,5% 15,4%

19

Bagaimanakah alur/proses mekanisme dan recrutmen peserta untuk mengikuti program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional, di lingkungan TNI Angkatan Laut ?

34,6% 57,7% 7,7%

20

Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional yang berkaitan dengan regulasi dan kebijakan tentang haji?

38,5% 50,0% 11,5%

21

Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional terkait dengan praktik manasik haji?

38,5% 53,8% 7,7%

22

Menurut Bapak/Ibu, Secara keseluruhan, bagaimana arahan bagi program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional tersebut ?

57,7% 38,5% 4,0%

Jumlah Responden 26 Orang Responden

Lampiran 6

Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi

Lampiran 7

Jadwal Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Profesional tahun 20191

1 Sumber data dari Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM

Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.

Hari/Tgl/

Waktu

Uraian Kegiatan/Materi Narasumber Moderat

or

Senin/18/11/

2019

07.30-08.30 Registrasi Peserta PANITIA TNI AL

08.30-10.00 Pembukaan Acara PANITIA TNI AL

09.30-10.00 Coffee Break

10.00-12.00 Kebijakan Penyelenggaraan Haji dan

Umroh; Perspektif Undang-Undang No. 8

Tahun 2019 dan Urgensi

Penyelenggaraan Sertifikasi Pembimbing

Manasik.

Dirjen PHU

Kemenag RI

TNI AL

12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA

13.00-15.00 Penjelasan Teknis program Sertifikasi

bagi Pembimbing Manasik Haji; meliputi

Dasar, Tujuan, Manfaat, Materi,

Penilaian, Absensi, Kelulusan dan

pembagian kelompok

Ketua Tim

Sertifikasi Fidikom

UIN Syahid Jakarta:

Drs. H. Ade

Marfuddin, MM

Amirudi

n

15.00-15.30 SHOLAT ASHAR

15.30-17.30 Manajemen Bimbingan Manasik Haji dan

Umrah

Dr. H. Ali Rohmat Sunanda

r

17.30-000 ISTIRAHAT PANITIA

Selasa/19/11/

2019

07.30-09.30 Kebijakan Pembinaan Ibadah Haji

(Manasik Haji dan Urgensi Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji)

Direktur Bina Haji

dan Umrah: Drs. H.

Khoirizi Dasir

TNI AL

09.30-10.00 Coffee Break

10.00-12.00 Filosofi/Hikmah dan Spiritual Ibadah

Haji dan Umrah

DR. KH. A.

Baidhowi

Mulkana

sir

12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA

13.00-15,00 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Jamaah

Haji di Tanah Air dan di Arab Saudi

Kepala Kapus

Kesehatan Haji

DepKes RI: Dr. dr.

H. Eka Yusuf

Singka, M. sc

M. Zen,

MA

15.00-15.15 SHOLAT ASHAR

15.15-17.45 Kebijakan Pelayanan Ibadah Haji di Arab

Saudi dan Ta’limatul Hajj

Direktur Pelayanan

Haji Luar Negeri:

Hj. Sri Ilham Lubis,

Lc

Dra. Hj.

Mastana

h, M. Si

17.45-000 ISTIRAHAT PANITIA

Rabu/20/11/2

019

07.30-09.30 Psikologi Kepribadian Pembimbing

Manasik haji

Prof. DR. H.

Ahmad Mujib. M.

Ag

Naschih

ah, MA

09.30-10.00 Coffee Break

10.00-12.30

Manasik Haji Perempuan, permasalahan

dan Solusinya

Drs. KH. A.

Kartono. M. Si

Dr.

Napsiya

h, MSW Rangkaian Ibadah Penunjang (Tayamum,

Jama’ Qasar, Sholat jenazah/Ghaib)

Dra. Hj. Mastanah.

M. Si

12.30-13.00 I-S-O-M-A PANITIA

13.00-15.00 Kebijakan Pembinaan calon jema’ah haji

(Bimbingan Manasik Haji);Studi Kasus

Provinsi DKI Jakarta

Ka. Kanwil

Kemenag Prov.

DKI Jakarta H.

Saeful Mujab.

S.Ag., MA

Drs.

Cecep

Castrawija

ya, MA

12.30-13.00 I-S-O-M-A PANITIA

13.00-15.00 Kebijakan Pembinaan calon jema’ah haji

(Bimbingan Manasik Haji);Studi Kasus

Provinsi DKI Jakarta

Ka. Kanwil

Kemenag Prov.

DKI Jakarta

H.Saeful Mujab.

S.Ag., MA

Drs.

Cecep

Castrawija

ya, MA

15.00-15.15 SHOLAT ASHAR

15.15-17.30 Strategi dan Metode Bimbingan Manasik

Haji

Drs. H. Hasanuddin.

MA

Nurul

Hidayati

17.30-000 ISTIRAHAT PANITIA

Kamis/21/

11/2019

06.30-07.30 Praktik Manasik Haji Tim Assesor

Fidikom UIN (Drs.

H.Hasanudin, MA)

07.30-09.30 Sholat Arbain, Ziarah (Pengenalan Situs

Islam dan Sirah Nabawiyah),

permasalahannya dan solusinya

Drs. H. Helmi

Hidayat. MA

Khaeron

Sirin

09.30-10.00 Coffee Break

10.00-12.00 Fiqih Haji dalam perspektif 4 Madzhab Drs. KH. A.

Kartono. M. Si

Drs.

Sugharto

, MA

12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA

13.00-15.00 Psikologi Komunikasi Pembimbing

Manasik Haji

Prof. Dr. Andi M.

Faisal Bakti, MA

Dr.

Sihabud

din,

M.Ag

15.15 –

18.00

Problematika Manasik Haji dan Umroh;

Studi Kasus Manasik Haji di Arab Saudi

Tahun 2019

(Pendalaman materi),

-Diskusi kelompok

Tim Konsultan

Ibadah Haji 2019;

1. Drs. KH. A.

Kartono. MSi

2. Drs. H.Ade

Marfuddin.

MM

3. Drs. H. Helmi

Hidayat. MA

4. Drs. H.

Hasanuddin.

MA

5. Dra. Hj.

Mastanah. Msi

18.00-selesai Presentasi/pleno Assesor

ISTIRAHAT PANITIA

SHOLAT ASHAR

Jum,at/22/11/

2019

Strategi dan Metode Bimbingan Manasik

Haji

Drs. H. Hasanuddin.

MA

Nurul

Hidayati

06.30-08.00 Praktik Manasik Haji Tim Assesor

Fidikom UIN (Dra.

Jundah

Sulaiman, MA)

08.00-09.30 Akhlak dan Etika Jema’ah Haji dan

Umroh

Prof. DR. H. Asep

Usman Ismail

Dra.

Jundah

Sulaiman,

MA

09.30-11.15 Tradisi dan Kultur Budaya Arab H. Arsyad Hidayat,

Lc, MA

TNI AL

11.15-13.00 I-S-O-M-A/SHOLAT JUM’AT PANITIA

13.00-15.00 RKO dan RKL H. Efa Ainul Falah, M.Ag

Dr.Shiha

-buddin,

M.Ag

15.00-15.30 SHOLAT ASHAR

15.30-17.30 Micro Guiding

Uji Kompetensi/ Evaluasi Post test dan

Wawancara

Suparto, Ph.D

-Tim Sertifikasi

Fidikom UIN

17.30–Selesai P E N U T U P A N PANITIA TNI AL

Lampiran 8

Nilai Akhir Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Profesional tahun 20192

2 Sumber data dari Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM

Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.

NO

NAMA

TEMPAT TANGGAL

LAHIR

JML

PREDIKAT

1 Dr. Munasita, S.Pd Pare-Pare, 18 Oktober

1968

77 BAIK

2 Hardiman, S.Ag., M.Sc Kampar, 15 Agustus 1973 81 MEMUASKAN

3 Akhmad Nur Sodiq, SH Lamongan, 17 Agustus 1964

76 BAIK

4 Baedlowi, S.Pd Semarang, 21 November

1963

77 BAIK

5 Yusup Imamnurdin

S.Kom.I

Sumedang, 12 September

1988

78 BAIK

6 Prabowo S.H Kulon Progo, 13 Juli 1976 78 BAIK

7 Abdul Azis S.Pd.I Grobogan, 06 April 1993 78 BAIK

8 Syarofah, S.E Mojokerto, 07 November

1975

77 BAIK

9 Mayor MF Abdul Haris, S.Ag

Jakarta, 22 Juli 1972 81 MEMUASKAN

10 H. Soleh, M.Pd.I Indramayu, 4 April 1969 81 MEMUASKAN

11 Suci Purnomo, S.Pd,

M.M.

Kediri, 30 Desember 1970 81 MEMUASKAN

12 H. Darussalam. S.S Depok, 15 Agustus 1976 81 MEMUASKAN

13 Nurman, S.Ag Bogor, 3 januari 1974 81 MEMUASKAN

14 H. Muhidin Pontianak, 07 Oktober

1969

78 BAIK

15 Sumadi S.Pd.I Kulon Progo, 27 januari 1973

79 BAIK

16 Riza Nevyan Syah Cirebon, 26 Februari 1973 77 BAIK

17 Arisanti Abriani Surabaya, Cirebon 10 78 BAIK

Maret 1972

18 M.Saleh Cahyadi

Mohan,S.Sos.I

Medan, 10 Maret 1982 77 BAIK

19 Ltk. Drs. Muhammad

As'ad, M.Mar.Pol

Polmas, 11 September

1968

81 MEMUASKAN

20 Ltk. H. Nazir Wansyah,

S.E.,M.M

Sekayu, 15 November

1968

79 BAIK

21 Ltk. Abd. Rohim, S.Sos. Bekasi, 29 Januari 1972 79 BAIK

22 Mayor Jamaluddin, S.H Bogor, 08 Februari 1968 79 BAIK

23 Kpt. Hariyadi, S.E Sidoarjo, 23 Maret 1973 78 BAIK

24 Mayor Kurnia Wira Sandi

Madiun, 29 Oktober 1974 79 BAIK

25 Ltk. Muslim Nurdin,

S.K.M

Bandung, 01 Februari

1970

81 MEMUASKAN

26 Joko Santoso, S.T. M.M Surakarta, 03 Maret 1966 80 BAIK

27 Ltd Suyono Cilacap, 02 Mei 1978 78 BAIK

28 Ltd Denny Riyan

Nugraha S.Ag

Surabaya, 26 Januari 1983 79 BAIK

29 Letkol Laut Nasrun S.H., M.H

Jambi, 10 Desember 1969 78 BAIK

30 Letkol Laut KH Johar

Setiadi, ST. MT

Surabaya, 25 April 1973 79 BAIK

31 Letkol Laut T Anjas S

S.T. M.M. MTr Hanla

Bandung, 24 Juni 1975 77 BAIK

32 Mayor Laut KH Budi

Eko Seputro, S.IP

Purworejo, 19 Oktober

1974

77 BAIK

33 Kapten Laut T Sudirno Tegal, 11 Maret 1974 77 BAIK

34 Lettu Laut KH Gunarto, S.Pd.I

Purworejo, 02 Maret 1980 78 BAIK

35 Serda Mus Rohmad Temanggung, 10 Agustus 1976

78 BAIK

36 Hasan Jakarta, 13 April 1964 77 BAIK

37 Letkol Sus Abdullah,

S.Ag

Sidoarjo, 04 Juni 1971 81 MEMUASKAN

38 H. Mahrus Ali, M.AP Lamongan, 22 Desember

1975

81 MEMUASKAN

39 Muftiono S.Ag., MA. Purbalingga, 5 Juni 1967 81 MEMUASKAN

40 RM. H. Aidi Arief Pamekasan, 02 Februari 1965

81 MEMUASKAN

41 Sarifudin, S.Ag Enrekang, 09 Maret 1973 79 BAIK

42 Bahrul Ulum, S.H.I Sidoarjo, 07 Juli 1983 79 BAIK

43 Abdullah Hakim, S.Pd.I Surabaya, 09 Maret 1973 78 BAIK

44 H. Suparno Labuhan Batu, 11 Oktober

1977

78 BAIK

45 Hj. Jaeroh., S.Pd.I., M.Si Indramayu, 4 Januari 1972 81 MEMUASKAN

46 Mumu, S.Pd Tasikmalaya, 08 Juni 1967 77 BAIK

47 Abdul Ma'sum, S.Ag Sidoarjo, 02 April 1965 78 BAIK

48 Ir. Purwoko Cimahi, 28 November

1958

77 BAIK

49 R. Abdul Rohim, S.Ag., MH

Teluk Betung, 10 Mei 1971

81 MEMUASKAN

Lampiran 9

Dokumen Penunjang Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

tahun 2019

Lampiran 10

Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Profesional tahun 2019 di Asrama Haji Pondok

Gede Jakarta

Gambar 1 : Fidikom, Kemenag dan TNI AL gelar sertifikasi

pembimbing manasik haji tahun 2019

Gambar 2 : Dirjen PHU, Kadiswatpersal bersama Tim Ahli

Fidikom UIN Jakarta foto bersama saat pembukaan kegiatan

sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019

Gambar 3 : Pemantapan materi manasik haji oleh Pakar dan

Tim Sertifikasi Fidikom kepada peserta sertifikasi di Gedung

Asrama Haji

Gambar 4 : Pemantapan praktik manasik haji oleh Tim

Sertifikasi Fidikom kepada peserta sertifikasi di Gedung

Asrama Haji

Gambar 5 : Perwira TNI AL foto bersama dengan perwakilan

dari Tim Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6 : Penutupan kegiatan sertifikasi pembimbing

manasik haji tahun 2019

Gambar 7 : Penyerahan Sertifikat pembimbing manasik haji

dan umrah yang diserahkan oleh Dekan Fidikom kepada

perwakilan TNI AL Jakarta

Gambar 8 : Contoh sertifikat pembimbing manasik haji dan

umrah