efektivitas program parenting di pusat pembelajaran
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PROGRAM PARENTING DI
PUSAT PEMBELAJARAN KELUARGA
(PUSPAGA) KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi:
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Amira Ahadiana
11160541000047
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2021 M
ii
EFEKTIVITAS PROGRAM PARENTING DI
PUSAT PEMBELAJARAN KELUARGA
(PUSPAGA) KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi:
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Amira Ahadiana
11160541000047
Pembimbing Skripsi
Wati Nilamsari, M.Si,
NIP.197105201999032002
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H / 2021 M
i
ii
ABSTRAK
Amira Ahadiana, 11160541000047 “Efektivitas Program
Parenting Di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota
Tangerang Selatan”
Program Parenting Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan suatu edukasi kepada para Orang tua tentang
pengasuhan anak yang baik dan benar, terutama menangani
masalah yang di hadapi oleh para Orang tua kepada anak. Terdapat
empat tahapan kegiatan parenting yaitu; menjelaskan tentang
program parenting kepada para Orangtua, memberikan gambaran
masa kehamilan hingga persalinan dalam bentuk video, dan tahap
diskusi/sharing Orang tua.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik pemilihan
informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas
program parenting dalam pemahaman Orang tua tentang pengasuhan
anak dengan menggunakan teori Cambel J.P yang mengemukakan bahwa
pengukuran efektivitas menggunakan empat indikator yaitu; keberhasilan
kegiatan/program, keberhasilan sasaran, kepuasan sasaran, dan
pencapaian tujuan menyeluruh.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa program parenting
sudah berjalan Efektif bagi para Orang tua, kerena penerima manfaat
sudah merasa mengerti dan paham dengan edukasi yang telah di berikan
oleh pemateri, bahkan para Orang tua sudah menerapkan secara langsung
pengasuhan yang baik dan benar kepada anak mereka. Maka dari itu,
sesuai dengan tujuan kegiatan/program parenting ini mampu memberikan
perubahan yang lebih baik kepada Orang tua yang sudah mengikuti
kegiatan tersebut.
Kata kunci: Pengasuhan Orang tua kepada Anak, edukasi Parenting,
Efektivitas Program.
iii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الره الره بسم الله
Alhamdulillah Puji Sukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Program
Parenting Di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan” shalawat serta salam tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta kwluarga, sahabat, dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir dibuat untuk diajukan
sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Jurusan Kesejahteraan
Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penelitian ini. Maka dari itu masukan serta saran sangat diperlukan
untuk menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan, dan keikhlasan hati, peneliti ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Yang
terhormat Bapak Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed. Ibu Dr. Siti
Napsiyah, MSW. Selaku Wakil Dekan bidang Akademik,
Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA. Selaku Wakil Dekan bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya,
MA. Selaku Wkil Dekan bidang Kemahasiswaan.
iv
2. Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Bapak Ahmad
Zaky, M.Si. Ibu Nunung Khoiriyah, M.Ag. Selaku sekretaris
Program Studi Kesejahteraan Sosial,
3. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
(UIN) Jakarta. Yang telah memberikan yang berharga untuk di
masa depan, dan seluruh para pegawai Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang secara langsung dan tidak langsung
telah membantu penulis selama perkulihan.
4. Ibu Wati Nilamsari, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis
skripsi yang telah meluangkan segenap waktunya untuk
memberikan bimbingan serta memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Hj. Khadijah, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik.
6. Pihak Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang
Selatan, yang telah membantu memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian skripsi.
7. Kedua Orangtua yang tercinta Alm Ayah H. Abi Sindu Harto
dan Mamah Marlinah. Terimakasih telah membesarkan,
mendidik, mendoakan saya, serta tidak pernah henti
memberikan dukungan, kasih sayang dan rasa cinta yang tak
pernah padam, dan tak pernah bosan memberikan semangat
kepada penulis.
8. Serta tak lupa ucapan terimakasih juga kepada kakak Ines Putri
Karunia dan abang ipar Ibnu Hardi Sudiana yang telah
v
memberikan motivasi- motivasi kepada penulis. Dan yang
terakhir
vi
terakhir kepada adik saya Hania Syawalina, keponakan saya
Keanu dan kaylo yang telah menjadi penyemangat kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat- sahabat saya JHS, dan di InTeam yang telah menjadi
penyemangat dan acuan penulis untuk lulus dan menyelesaikan
skripsi ini.
10. Raffly Rizaldi Azami yang selalu ada di saat senang maupun
susah dan menjadi penyemangat penulis dalam Menyusun
skripsi ini.
11. Sahabat tercinta Uswatun Hasanah, terimakasih sudah
menemani saya disaat keadaan susah dan telah menjadi
penyemangat di masa perkulihan.
12. Serta teman- teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu yang telah memberikan masukan, do’a, dan
semangat di setiap perbincangan. Semoga skripsi ini
bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap
langkah kita. Aamiin yaa Rabb al- alamin.
Jakarta, 5 Agustus 2021
Amira Ahadiana
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................... 7
C. Batasan Masalah ........................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................ 7
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................... 9
G. Metode Penelitian ....................................... 15
H. Sistematika Penulisan ................................. 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................ 26
A. Landasan Teori ........................................... 26
1. Efektivitas ................................................ 26
2. Definisi Tentang Parenting ................... 32
3. Orang Tua ... Error! Bookmark not defined.
4. Pola Asuh .... Error! Bookmark not defined.
B. Kerangka Berpikir ...................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM PUSAT
PEMBELAJARAN KELUARGA (PUSPAGA)
TANGERANG SELATAN ............................. 39
A. Sajarah Pendirian Lembaga ........................ 39
B. Struktur Organisasi ..................................... 41
C. Visi dan Misi Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) ............................................... 42
1. Visi ........................................................... 42
2. Misi ........................................................... 42
viii
D. Tujuan, Sasaran, dan Moto ......................... 43
1. Tujuan ...................................................... 43
2. Sasaran ..................................................... 43
3. Moto ......................................................... 44
E. Ruang Lingkup ........................................... 44
F. Dasar Pelaksanaan Kegiatan ....................... 45
G. Program dan Kegiatan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA)................................ 45
H. Mekanisme Layanan ................................... 48
I. Struktur Kegiatan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA)................................ 49
BAB IV TEMUAN DATA ............................................. 52
A. Keberhasilan kegiatan/program Parenting di
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan ...................................... 52
B. Keberhasilan sasaran kegiatan/program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan ................ 59
C. Kepuasan sasaran kegiatan/program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) ............................................... 64
D. Pencapaian tujuan menyeluruh
kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) ......... 67
BAB V PEMBAHASAN ............................................... 86
A. Keberhasilan kegiatan/program parenting di
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan ...................................... 87
B. Keberhasilan sasaran kegiatan/program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan ................ 88
ix
C. Kepuasan sasaran kegiatan/program parenting
di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan ...................................... 90
D. Pencapaian Tujuan menyeluruh
kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan ...................................... 91
BAB VI PENUTUP ........................................................ 98
A. Kesimpulan ................................................. 98
B. Saran ........................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 101
LAMPIRAN .................................................................... 104
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kerangka Informan Penelitian ...................... 18
Tabel 4. 1 Kepuasan Penerima Manfaat ......................... 66
Tabel 4. 2 Indikator Pencapaian Tujuan ......................... 83
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Gedung Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan .............. 40
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi ................................... 42
Gambar 4. 1 Poster Webinar Program Parenting.......... 54
Gambar 4. 2 Kegiatan Program Parenting Secara Online
.................................................................. 58
Gambar 4. 3 Kegiatan Sosialisasi Program Parenting di
Majelis Taklim.......................................... 61
Gambar 4. 4 Setelah Melakukan Kegiatan/Program
Parenting .................................................. 61
Gambar 4. 5 Kegiatan Sosialisasi Program Parenting di
TK ............................................................. 61
Gambar 4. 6 Setelah Melakukan Kegiatan/Program
Parenting .................................................. 62
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ....................................... 36
Bagan 3. 1 Mekanisme Pelayanan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan . 48
Bagan 3. 2 Struktur kegiatan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan . 51
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian anak dalam hal praktek pengasuhan
orang tua terhadap anaknya. Orang tua sebagai pengasuh dan
pembimbing dalam keluarga sangat berperan dalam
meletakkan dasar-dasar perilaku anaknya. Sikap, perilaku dan
kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anak
yang kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anak.
Keluarga yang tentram, bahagia, dan sejahtera merupakan
dambaan setiap manusia.
Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan
lingkungan Pendidikan yang paling utama dan pertama.
Artinya, keluarga merupakan lingkungan yang paling
bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak. Mengasuh dan
membesarkan anak secara umum merupakan tanggung jawab
kedua orang tua. (Djamarah, 2014, p. 33). Sebagai firman
Allah SWT:
ارا ن م
هليك
وأ م
نفسك
أ ا وق
ءامنوا ذين
ٱل ها ي
أاس ي ٱلن ودها
وق
مرهم أ ما
ٱلل يعصون
ل شداد
ظ
غل
ةئك
مل يها
عل
حجارة
وٱل
ون ما يؤمرون ويفعل
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
2
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (QS At- Tahrim:6)
Orang tua bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-
nilai kepada anak-anaknya yaitu dengan cara memberikan
kasih sayang sepenuhnya pada anak. Pengasuhan Orang tua
merupakan cara yang di tempuh dalam mengasuh dan
menerapkan kemandirian kepada anaknya dalam membentuk
watak, kepribadian, dan memberikan nilai-nilai bagi anak agar
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak Orang tua yang
masih mempunnyai pola pikir bahwa Pendidikan sepenuhnya
tanggung jawab Lembaga Pendidikan saja. Hal ini seharusnya
keliru, dalam membentuk kepribadian anak untuk menjadi
lebih baik, peran pertama yang dilakukan adalah di dalam
keluarga, terutama peran ayah dan ibu. Dengan kata lain
kepribadian anak sangat di pengaruhi oleh bagaimana orang
tua menanamkan tata nilai kepada anak-anaknya. Dan tidak
kalah pentingnya anak-anak yang di didik dalam keluarga yang
baik akan membentuk anak-anak yang berkarakter dan tidak
mudah di pengaruhi oleh perilaku ataupun budaya buruk dari
luar.
Di dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (“UU Perlindungan
Anak”) sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3
(“UU 35/2014”) yang menyatakan bahwa setiap anak selama
dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun
yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan: diskriminasi; eksploitasi, baik
ekonomi maupun seksual; penelantaran; kekejaman,
kekerasan, dan penganiayaan; ketidakadilan; dan perlakuan
salah lainnya.
Pengasuhan yang baik dari Orang tua memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan moral anak ketika
dewasa. Pada dasarnya orang tua merupakan lingkungan
pertama bagi anak untuk mendapatkan pengetahuan,
pemahaman tentang pola asuh yang diterima anak dalam
lingkungan keluarga sangat penting bagi masa depan anak.
Dalam keluargalah anak dipersiapkan untuk membangun
pengetahuan tentang perkembangan sebelum memasuki
tingkatan-tingkatan perkembangannya dunia lainnya seperti
dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan kebudayaan.
Dampak pengasuhan yang kurang baik pada anak, akan
timbul berbagai dampak negatif bagi anak seperti kesulitan
beradaptasi dengan lingkungan sosial, pada saat memasuki
bangku sekolah anak akan mengalami kesulitan untuk
menerima pelajaran karena kurangnya perhatian yang
diberikan oleh orangtua. Maka, Orang tua dituntut untuk
menyadari dalam memberikan pemahaman kepada anak sejak
dini. Saat anak mulai beradaptasi dengan dunia luar, anak tidak
akan mudah terbawa kedalam hal-hal negatif yang banyak
terjadi di lingkungan sosial, namun demikian masih banyak
4
juga keluarga yang tidak terlalu memikirkan pemahaman akan
pengasuhan yang baik bagi anak-anaknya.
Di tahun 2020 Asisten Deputi Bidang Perlindungan
Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings
menyoroti maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang
terjadi selama pandemi. “Berdasarkan data SIMFONI PPA,
pada 1 Januari-19 Juni 2020 telah terjadi 3.087 kasus
kekerasan terhadap anak, diantaranya 852 kekerasan fisik, 768
psikis, dan 1.848 kasus kekerasan seksual, angka ini tergolong
tinggi (Indonesia, 2020).
Sedangkan tahun 2021 terdapat 5.463 kasus kekerasan
terhadap anak. Dari total kasus kekerasan pada perempuan dan
anak, sebanyak 5.198 kasus terjadi di lingkup rumah tangga.
Sementara, lainnya terjadi di tempat kerja, sekolah, fasilitas
umum dan lembaga pendidikan kilat. Jenis kekerasan yang
dialami anak pun beragam, mulai dari kekerasan seksual, fisik,
psikis, penelantaran, trafficing dan eksploitasi. (Saptoyo, 2021)
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
(DPMP3AKB) Kota Tangsel, Khairati mengatakan, sebanyak
126 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi pada 2018,
diantaranya adalah penelantaran, kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), hingga pelecehan seksual. (Deniansyah,
2019)
Berdasarkan temuan data dari Lembaga Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) pada 2018 terdapat 21
kasus mengenai penanganan tentang pengasuhan Orang tua,
5
serta terdapat 30 kunjungan orang tua untuk meminta
bimbingan konseling/ konsultasi pengasuhan yang baik pada
Anak, di susul pada tahun 2019 terdapat peningkatan jumlah
kasus sebanyak 27 kasus dan terdapat 41 kunjungan Orang tua
yang datang untuk meminta bimbingan konseling di Lembaga
PUSPAGA dimana pada tahun tersebut terjadi peningkatan
yang signifikan dalam penanganan kasus Anak yang terjadi di
Tangerang Selatan (Data. Puspaga 2019). Berdasarkan data di
atas terdapat masih banyaknya orang tua yang datang ke
Lembaga PUSPAGA untuk melakukan bimbingan konseling
mengenai permasalahan terhadap anak yang meminta bantuan
kepada Lembaga Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA),
oleh karena itu permasalahan terhadap anak pada tahun 2018
dan 2019 disebabkan terjadi oleh faktor kurangnya
keterampilan Orang tua dalam memberikan pengasuhan yang
baik terhadap Anak.
PUSPAGA menyediakan program parenting untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan Orang tua tentang
pengasuhan, serta perlindungan anak program tersebut di
selenggarakan dengan cara menyampaikan materi- materi
penting tentang bagaimana cara menerapkan pola asuh yang
benar kepada anak-anak. Parenting memiliki berbagai macam
makna. Secara tirminologi dapat diidentfikasikan sebagai
proses mengasuh anak. Di dalam Bahasa Indonesia, kata
mengasuh mengandung makna metode atau cara orang tua
mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikologis anak,
membesarkan anak berdasarkan dan standar kriteria yang
6
orangtua terapkan, menanamkan dan memberlakukan tata nilai
kepada anak. (Surbakti, 2012, p. 3)
Alasan peneliti melakukan penelitian tentang kegiatan
program parenting yaitu, peneliti ingin mengetahui apakah
program parenting ini akan efektif terhadap meningkatnya
pemahaman dan kemampuan keterampilan dalam pengasuhan
yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan anak dan tuntunan
zaman.
Menurut Agung Kurniawan efektivitas merupakan
kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan
program atau misi) dari suatu organisasi atau sejenisnya yang
tidak adanya tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaanya.
(Kurniawan, 2005, p. 109). Selain itu efektivitas merupakan
unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun
program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun
sasaran seperti yang telah ditentukan. Kegiatan dapat dikatakan
efektif apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan,
sejauh mana keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang di
harapkan, dan sesuatu pekerjaan dapat di selesaikan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas peneliti
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang efektivitas
kegiatan dari program parenting sehingga peneliti akan
memfokuskan dengan judul “Efektivitas Program Parenting
Di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota
Tangerang Selatan”
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tertulis, penulis memberikan
informasi berikut tentang masalah yang akan digunakan
sebagai bahan penelitian yaitu:
1. Tingginya kasus kekerasan terhadap Anak di Tangerang
Selatan.
2. Kurangnya perhatian Orangtua terhadap Anak
3. Minimnya pengetahuan Orangtua dalam memberikan pola
pengasuhan yang baik kepada Anak.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah
pada pembahasan dalam skripsi. Tujuan dari batasan masalah
agar terhindar dari terjadinya perluasan materi yang akan
dibahas, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal ilmu
pengetahuan, waktu, biaya, dan tenaga serta pikiran. Maka
peneliti memberikan batasan dalam lingkup penelitian yang
akan dilakukan dan hanya memfokuskan pada bahasan
efektivitas program parenting di pusat pembelajaran keluarga
(PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah diatas,
maka di jelaskan melalui beberapa pertanyaan umum dan yang
menjadi permasalahan dalam rumusan masalah adalah tentang
Efektivitas program Parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
8
(PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan. Adapun terdapat
pertanyaan-pertanyaannya yang meliputi rumusan masalah
penelitian ini, sebagai berikut:
Bagaimana efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini saya memiliki tujuan dan manfaat
penelitian. Berikut adalah tujuan dan manfaat penelitian saya:
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga Kota Tangerang Selatan.
Adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan.
b. Untuk mengetahui keberhasilan sasaran kegiatan
program parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan.
c. Untuk mengetahui kepuasan penerima manfaat terhadap
kegiatan program parenting di Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan.
9
d. Untuk mengetahui pencapaian tujuan menyeluruh
kegiaran parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Memberikan ilmu pengetahuan pada pembaca dan
khususnya bagi penulis yang berkaitan dengan
konsep dan metedeologinya.
2) Memberikan pengetahuan pada Mahasiswa
Kesejahteraan Sosial pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya mengenai dari efektvitas
program parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk
menambah pengetahuan mengenai upaya dalam
memberikan perlindungan anak. Dan juga dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis
dan pembacanya.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelum mengadakan penelitian ini terlebih dahulu
dilakukan tinjauan kajian untuk mengetahui apakah penelitian
di bidang yang sama sudah dilakukan penelitian atau belum,
10
sekaligus untuk menghindari penjiplakan dalam penelitian.
Setelah penulis melakukan tinjauan kajian, penulis
menemukan 10 skripsi dengan judul:
1. Efektivitas kegiatan parenting skill dalam
pemberdayaan keluarga anak jalanan di pusat
pengembangan pelayanan sosial anak atau Social
Development Center For Children (SDC) disusun oleh
Bani Fauziyyah Jehan (2015). Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah di teliti oleh penulis dapat
disimpulkan bahwa terdapat lima tahapan kegiatan yang
terstruktur dalam kegiatan parenting skill yaitu;
memberikan pemahaman tentang arti anak dalam kegiatan
orang tua, memberikan pemahaman tentang kewajiban
orang tua terhadap anak, memberikan gambaran perjalanan
hidup anak dari dalam kandungan sampai lahir ke dunia,
memberikan pemahaman dan berdiskusi tentang keahlian
yang harus dimiliki orang tua, memberikan gambaran kisah
nyata tentang kehidupan anak jalanan yang terpisah dan
menderita karena terpisah dari orang tuanya.
2. Evaluasi hasil program parenting skill Unit Pelayanan
Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang
Provinsi Banten terhadap anak binaan Disusun oleh
Muhammad Norman Novian (2017). Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah di teliti oleh penulis
dapat di simpulkan bahwa Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa konsep program parenting skill di
11
UPD, (i) Memberikan informasi kepada wali anak binaan
atau keluarga anak binaan (sosialisasi) tentang pengasuhan
yang baik (good parenting) untuk anak disabilitas, (ii)
Meningkatkan kemampuan baik fisik, psikis maupun sosial
secara optimal, (iii) Mendukung pengasuhan dengan
keluarga anak dengan disabilitas atau wali anak binaan.
Pelaksanaan program ini seharusnya dilaksanakan 7 kali
pertemuan atau selama 7 bulan. Karena pelaksanaannya
fleksibel, maka dilakukan 3 kali pada bulan Agustus,
Oktober dan Desember. Evaluasi hasil terhadap program
ini sudah berjalan sesuai dengan tujuannya, yaitu
memberikan informasi kepada wali anak binaan agar
anaknya mendapatkan pola pengasuhan yang lebih baik,
hal ini juga diperkuat dengan pemenuhan indikator dalam
pencapaian tujuan. Perubahan yang dihasilkan dalam
program parenting skill ini tidak jauh dari materi atau topik
bahasan dalam modul yang dipakai
3. Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Akhlak
Pada Anak Sejak Usia Dini (Studi Kasus TK Bakti Nusa
Indah, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Banten)
disusun oleh Susylowati (2019). Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah di teliti oleh penulis
dapat disimpulkan bahwa adanya keragaman pola asuh
yang dilakukan oleh wali murid TK Bakti Nusa Indah
dalam menanamkan akhlak pada anak sejak usia dini,
diantara pola asuh tersebut adalah pola asuh demokratis,
12
permisif dan otoriter. Pada pola asuh demokratis
menunjukkan tingkat penerimaan yang paling besar
dibandingkan dengan tipe permisif dan otoriter. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari data penelitian yang ada
orang tua memiliki kecenderungan dalam menanamkan
akhlak pada sejak usia dini dengan menggunakan pola asuh
demokratis.
4. Efektivitas Program Pelatihan Parenting Skill
Terhadap Peningkatan Pemahaman Orang Tua
Tentang Pola Asuh disusun oleh Yani Komariah (2015)
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di
teliti oleh penulis dapat disimpulkan bahwa hasil program
pelatihan parenting skill efektif meningkatkan pemahaman
pola asuh orang tua siswa. Rekomendasi penelitian
ditujukan kepada pihak-pihak pertama kepala MI untuk
dapat mengimplementasikan program sebagai layanan
bimbingan bagi orang tua siswa, kedua jurusan PPB dan
Prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia, untuk
menjadikan program ini sebagai kajian pada matakuliah
yang relevan.
5. Peran Kegiatan Parenting Dalam Pola Asuh Orang Tua
Di Paud Cinta Kasih Amelia Di Desa Wunut,
Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo di susun
oleh Wahyu Mega Mustikaningrum (2014). Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan kegiatan parenting di Paud
13
Cinta Kasih dilakukan melalui proses perencanaan,
pelaksaan, dan evaluasi dengan dilibatkannya orang tua
sebagai pendukung untuk keberlangsungan kegiatan.
Dukungan orang tua dalam perencanaan kegiatan parenting
cukup memadai terlihat sebagian besar orang tua
mendukung secara aktif. Selain itu juga ada proses
pelaksaan kegiatan yaitu orang tua berpartisipasi aktif
secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan parenting
yang ditunjukkan melalui sumbangan saran dan
mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi
di dalam keluarga.
6. Pelaksanaan Program Parenting di Paud Uswatun
Khasanah Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah
disusun oleh Rafika Klaudia (2018). Di dalam skripsi ini
dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan program parenting
di Paud Khasanah dibagi menjadi 3 tahap. Pertama tahap
perencanaan, kedua tahap pelaksanaan program, ketiga
tahap evaluasi. Selain itu ada juga faktor pendukung dan
penghambst pelaksanaan program parenting di Paud
Uswatun Khasanah adalah faktor pendukung dalam
pelakasanaan program parenting yaitu adanya dukungan
dari pihak sekolah dan orang tua serta masyarakat desa
setempat. Serta penghambat kegiatan program parenting di
Paud Uswatun Khasanah yaitu kurangnya sarana yang
digunakan dalam pelaksaan program kegiatan.
14
7. Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang Tua Siswa
Di Kuttab Al- Fatih Banda Aceh disusun oleh Yulmita
Sari, Nelliraharti, Herawati (2019). Di dalam jurnal ini
dapat di simpulkan bahwa proses pelaksanaan program
parenting dimulai dengan perencanaan, perencanaan dibuat
secara tertulis dengan pembukaan, acara inti, dan penutup.
Evaluasi program parenting meliputi seluruh kegiatan dari
awal sampai akhir berjalan sesuai dengan perencanaan. Hal
ini didukung dengan beberapa faktor antara lain semangat
kekompakan dan keseriusan dari seluruh pihak, materi
program yang sesuai dengan kebutuhan serta sarana dan
prasarana yang sangat mendukung. Namun ada beberapa
hal yang perlu di tingkatkan yaitu tingkat kesadaran orang
tua terhadap program parenting tersebut, serta kesiapan
acara yang kurang matang.
8. Efektivitas Komunikasi Orangtua Pada Anak Dalam
Membentuk Perilaku Positif (Studi Deskriptif di
Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Sungai
Pinang) disusun oleh Neri Aprilia Inoq (2017). Hasil dari
penelitian dan pembahasan di dalam jurnal ini dapat
disimpulkan yaitu keterbukaan (openness), empati
(emphaty), sikap mendukung (supportiveness), sikap
positif (positiveness), dan keseteraan (equality). Maka dari
itu orang tua haruslah mempunnyai sikap-sikap yang di
sebutkan di atas agar anak mudah untuk terbuka dengan
15
orang tuanya. Merasa dirinya nyaman berada di dekat
orang tua.
G. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah teknik atau cara
mengumpulkan data atau bukti yang dalam hal ini perencanaan
tindakan yang di lakukan serta langkah- langkah apa yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian.
(Poerwandri, E. Kristi, 1998, p. 78)
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif, yaitu sebagai metode penelitian Ilmu- ilmu Sosial yang
mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan
maupun tulisan) dan perbuatan- perbuatan manusia serta peneliti
tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data
kualitatif yang telah di peroleh dan dengan demikian tidak
menganalisis angka-angka (Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif,
2015, p. 13).
Dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti dapat menggali
lebih dalam mengenai data dan fakta yang ada di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), guna mendapatkan data
yang akurat mengenai efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
Dalam penelitian kualitatif juga diusahakan pengumpulan data
secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam bentuk laporan.
Data yang di peroleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar,
16
dan bukan angka, maka dari itu saya memilih metode penelitian
kualitatif. Penelitian ini berupaya bagaimana cara PUSPAGA
memberikan tentang pemahaman pola asuh yang baik kepada
orang tua melalui media MS. Power Point, Video, dan Sharing
2. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian data
deskriktif berupa kata-kata, analisis dalam menguji keabsahan data
maka peneliti menentukan data valid, akurat, dan signifikan untuk
mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Karena peneliti
menganggap bahwa metode penelitian ini dapat menggambarkan
tentang suatu peristiwa, kondisi, dan situasi terutama dalam
menganalisis efektivitas kegiatan program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
Kata deskriktif berasal dari Bahasa Inggris, descriptive, yang
berarti sifat menggambarkan atau melukiskan suatu hal.
Menggambarkan atau melukiskan hal ini dalam arti sebenarnya
(harfiah), yaitu berupa foto yang didapat dari data lapangan dengan
kata-kata. Penelitian deskriptif kualitatif dijelaskan dengan kata-
kata sesuai dengan data yang diperoleh dari responden, apa adanya
sesuai dengan pertanyaan penelitiannya., kemudian dianalisis
dengan kata-kata apa yang melatarbelakangi responden
berperilaku, berperasaan, dan bertindak. Lalu direduksi,
ditriangulasi, disimpulkan (diberi makna oleh peneliti), dan
diverivikasi (dikonsultasikan kembali kepada responden dan
teman sejawat). (Usman, 2009, p. 41)
17
3. Sumber Data
Sumber data yang diambil oleh penulis ini terdapat dua data,
data primer (pokok), dan data sekunder (pendukung).
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari para informan yang ada di Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) pada waktu penelitian. Data
primer ini diperoleh melalui observasi partisipasi
moderat dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan
oleh seorang peneliti secara tidak langsung. Seperti
data-data yang ada di perpustakaan, dokumen, data-
data perusahaan atau lembaga.
4. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling (bertujuan). Purposive sampling teknik
purposive penentuan sample dengan pertimbangan
tertentu. Peneliti memilih 8 orang informan dari 50 peserta
yang berpartisipasi dalam kegiatan program parenting
tanpa melihat kriteria tertentu guna mengetahui
Efektivitas yang di rasakan oleh orangtua dalam kegiatan
18
yang di laksanakan di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan.
Tabel 1. 1
Kerangka Informan Penelitian
No. Informasi
yang dicari
Informan Metode
pengumpulan data
Jumlah
1. Data dan
Profil.
1. Ketua PUSPAGA Wawancara,
Dokumentasi, dan
data sekunder.
1 orang
2. Pelaksanaan
program
parenting.
1. Koordinator
pelaksana kegiatan
program parenting
2. Staff pelaksanaan
3. Staff penerimaan
Wawancara,
Dokumentasi.
3 orang
3. - Manfaat
program
parenting
- Hasil
kegiatan
program
parenting
Orang tua yang
berpartisipasi dalam
kegiatan program
parenting
Wawancara,
dokumentasi.
8 orang
Sumber: Data Primer
5. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pusat
Pembelajaran Keluarga Tangerang selatan
(PUSPAGA), Ruko Sentra Serua, Jl. Bukit Indah No.
3, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Banten 15310. Disana peneliti melakukan penelitian
19
untuk mendapat informasi dari beberapa staff yang
berada di PUSPAGA, sedangkan objeknya dalam
penelitian ini adalah peserta yang melakukan
bimbingan konseling pranikah di PUSPAGA. Dengan
melakukan wawancara secara langsung dan
melakukan observasi untuk mendapatkan data tertulis
seperti dokumentasi dan data-data lain untuk
mendukung dalam penelitian ini.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari
November 2020 hingga April 2021.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangatlah di perlukan
dalam data dan informasi untuk dapat menjawab dan
menjelaskan permasalahan ini. Ada beberapa teknik dalam
pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua
orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seseorang yang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu (Mulyana, 2004, p. 180). Dalam hal ini,
peneliti melakukan tanya jawab kepada Koordinator
pelaksanaan program kegiatan parenting, serta 8 dari
50 orang tua wali murid TK AL-Falah yang
20
berpartisipasi dalam kegiatan program parenting di
PUSPAGA untuk mengetahui seberapa efektif program
parenting yang di laksanakan oleh Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
Dapat dijelaskan melalui instrumen Wawancara
bahwa Orang tua yang mengikuti kegiatan Parenting di
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) 8 dari 50
Orang tua yang di wawancarai dapat disimpulkan oleh
peneliti yaitu: bertujuan ingin meningkatkan
keterampilan dalam mengasuh Anak,
Konseling/konsultasi keluh-kesah berbagai macam
permasalahan di Lingkungan Keluarga,
Mengintimidasi hubungan Orang tua dan Anak dengan
lebih baik.
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang berupa informasi yang
berasal dari catatan penting baik dari Lembaga atau pun
organisasi maupun perorangan. Peneliti menggunakan
metode ini untuk berusaha mendapatkan data sekunder
sebagai pendukung dari data primer. Dokumentasi
dilakukan dengan cara pengumpulan foto-foto, profil
Lembaga, mempelajari arsip-arsip, serta berbagai
bentuk data tertulis lainnya di Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan
berkaitan dengan masalah yang di teliti.
21
7. Teknik Analisa Data
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu
analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban
terhadap permasalahan yang diteliti. Dalam menulis data
tersebut peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu
mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis,
faktual dan akurat yang disertai dengan petikan hasil
wawancara.
Analisa adalah aktivitas yang dilakukan secara terus-
menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai
dari mengumpulkan data sampai pada tahap penulisan
laporan (Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, 2015, p.
176).
Aktivitas dalam analisis data yaitu:
a. Reduksi Data
Merangkum atau memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dan dicari
tema beserta polanya.
b. Display Data (Penyajian Data)
Kegiatan memaparkan data yang telah
dianalisis dan dikaji terlebih dahulu dalam bentuk
diagram batang, diagram lingkaran, table, naratif atau
grafik. Pada umumnya peneliti mengkaji data dalam
bentuk naratif atau statistik.
22
c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dari analisis kualitatif menurut
Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan
atau dapat dikatakan sebagai verifikasi data.
Verifikasi data dapat dilakukan apabila kesimpulan
awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak dibarengi dengan bukti-bukti kuat untuk
mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Masalah yang timbul dalam penelitian
kualitatif biasanya terletak pada sifatnya yang masih
sementara dan dapat berkembang setelah peneliti
terjun ke lapangan. Harapan dalam penelitian
kualitatif adalah menemukan teori baru. Temuan itu
dapat berupa gambaran suatu objek yang dianggap
belum jelas, setelah ada penelitian gambaran yang
belum jelas itu bisa dijelaskan. (Sugiyono, 2007, pp.
247-252)
8. Teknik keabsahan Data
Dalam penelitian kali ini menggunakan teknik
triangulasi, merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
untuk pengecekan atau perbandingan data tersebut
(Moleong, 2000, p. 178). Peneliti menggunakan
triangulasi sumber data karena untuk menggali kebenaran
23
informasi tertentu melalui beberapa metode dan sumber
perolehan data. Yaitu:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, misalnya untuk mengetahui efektivitas
kegiatan parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA).
b. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya
dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang
diberikan oleh penerima manfaat dengan jawaban yang
diberikan oleh pegawai atau instruktur di Pusat
Pembelajaran Keluaraga (PUSPAGA).
9. Pedoman Penulisan Skripsi
Penulisan penelitian kali ini mengacu pada Keputusan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017
tentang pedoman penulisan karja ilmiah (skripsi, tesis, dan
disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kali ini disajikan dalam enam bab,
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfat
penelitian, kajian terdahulu, metode penelitian
24
(yang terdiri dari pendekatan penelitian, jenis
penelitian, sumber data, tempat dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisa data, teknik kebasahan data, pedoman
penulisan skripsi, dan teknik pemlihan informan),
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori apa yang digunakan
dalam membahas permasalahan yang berisikan
tentang efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), kajian
pustaka, dan kerangka berpikir.
BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Peneliti menuliskan gambaran tempat penelitian
baik secara historis, struktur organisasi serta
efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang
Selatan.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Berisi uraian penyajian dan data temuan
penelitian yang dilakukan di lapangan sesuai
dengan judul “Efektivitas Program Parenting Di
Pusat Pembelajaran Keluarga Kota Tangerang
Selatan”
25
BAB V : PEMBAHASAN
Membahas tentang bagaimana efektivitas
program parenting di Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan,
dan manfaat apa saja yang di dapat oleh orang tua
setelah mengikutin kegiatan program parenting
di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan.
BAB VI : PENUTUP
Yang terdiri dari kesimpulan dan implikasi dari
penelitian tersebut serta saran untuk lembaga atau
untuk prodi Kesejahteraan Sosial kedepannya.
26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum
menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Senantiasa
dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun
sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya.
Efektifitas menekankan pada hal yang dicapai,
sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara
mencapai hasil yang dicapai itu dengan
membandingkan antara input dan outputnya. Istilah
efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua
istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam
upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasaran. Efektivitas ini
sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas
mencakup berbagai fator di dalam maupun di luar diri
seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya
dapat dilihat dari sisi produktvitas, tetapi juga dilihat
dari sisi persepsi atau sikap individu (M., 2008, p. 31)
Beberapa pengertian efektivitas menurut para ahli:
27
1) Menurut Agung Kurniawan efektivitas merupakan
kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan program atau misi) dari suatu organisasi
atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau
ketegangan di antara pelaksanaanya. (Kurniawan,
2005, p. 109).
2) Menurut Supriyono efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung
jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin
besar kontribusi dari pada keluaran yang di hasilkan
terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka
dikatakan efektif pula unit tersebut. (Supriyono,
2000, p. 29)
3) Selain itu menurut pendapat H. Emerson yang
dikutip Soewarno Handayaningrat S. yang
menyatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran
dalam arti tercapainya tujuan yang telah di tentukan
sebelumnya. Jadi apabila tujuan atau sasaran itu
tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
maka pekerjaan itu tidak efektif.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu
ukuran yang dapat menyatakan seberapa jauh target
berupa kuantitas, kualitas dan waktu yang telah
dicapai oleh dengan sebuah perencanaan dan
penerapan, yang dimana hal tersebut sudah
28
ditentukan terlebih dahulu. Dengan bahasa
sederhana efektif berarti “mencapai tujuan”, dan
efektivitas adalah “proses mencapai tujuan”.
b. Pengukuran Efektivitas
Efeketivitas di ukur dari tercapainya karena
adanya proses kegiatan. Dengan fokus tujuan peneliti
pada program parenting di Lembaga (PUSPAGA)
dengan wawancara, studi dokumentasi dan Observasi
secara langsung. Peneliti dapat melihat keberhasilan
dari program tersebut. Dari Analisa yang di lakukan
oleh peneliti program Efektivitas pada pola asuh anak
dan perempuan sudah berjalan dengan baik di
karenakan program tersebut rutin di adakan khususnya
terhadap orang tua yang pola asuh serta kesadaran
kepada masa depan anak belum dilakukan dengan
Relevan. Dengan begitu metode kualitatif
menggunakan pendekatan deskriptif dapat di
pergunakan melalui hasil Analisa langsung peneliti
dengan informasi yang di dapat dari wawancara di
Lembaga (PUSPAGA) Tangerang Selatan.
Menurut Campbell (Mutiarin, 2014, p. 14)
pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling
menonjol adalah:
1) Keberhasilan kegiatan/program
29
Suatu kegitatan dikatakan efektif apabila
kegiatan/program tersebut berhasil dilaksanakan
dari tahap pertama hingga terakhir dan dapat
menanggulangi hambatan yang ada.
2) Keberhasilan sasaran
Apabila tujuan tercapai dan tepat pada sasaran yang
dituju maka suatu kegiatan dinyatakan efektif.
3) Kepuasan terhadap kegiatan/program
Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran
dalam efektifitas ini bersifat kualitatif (berdasarkan
pada mutu). Jika kegiatan telah berhasil
dilaksanakan dan tepat sasaran maka kegiatan akan
dikatakan efektif bila pelaksana dan penerima
manfaat sama-sama merasakan keouasan atas
kegiatan tersebut.
4) Pencapaian tujuan menyeluruh
Ukuran dalam efektivitas ini bersifat kualitatif
(berdasarkan pada mutu). Jika kegiatan telah
berhasil dilaksanakan dan tepat sasaran makan
kegiatan akan dikatakatan efektif bila pelaksanaan
dan penerima manfaat sama-sama merasakan
kepuasan dalam kegiatan tersebut.
Budiani (2007:53) menyatakan bahwa untuk
mengukur efektvitas suatu program dapat dilakukan
30
dengan menggunakan variable-variabel sebagai
berikut:
1) Ketetapan sasaran program
Yaitu sejauhmana peserta program tepat dengan
sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
2) Sosialisasi program
Kemampuan penyelenggara program dalam
melakukan sosialisasi program sehingga informasi
mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan
kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran
peserta program pada khususnya.
3) Pencapaian tujuan program
Sejauhmana kesesuaian dilakukan setelah
dilaksanakan antara hasil pelaksanaan program
dengan tujuan program yang telah di tetapkan
sebelumnya.
4) Pemantauan program
Kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya
program program sebagai bentuk perhatian kepada
peserta program.
Sedangkan menurut Subagyo ada beberapa
indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas
yaitu sebagai berikut:
1) Ketepatan sasaran program
31
Ketepatan sasaran program yaitu sejauh mana
peserta program tepat dengan sasaran yang sudah di
tetapkan sebelumnya.
2) Sosialisasi program
Sosialisasi program yaitu kemampuan pelaksanaan
program dalam melakukan sosialisasi program
sehingga informasi mengenai pelaksanaan program
dapat tersampaikan kepada masyarakat pada
umumnya dan sasaran peserta program pada
umumnya.
3) Tujuan Program
Tujuan program adalah sejauh mana kesesuaian
antara hasil pelaksaan program dengan tujuan
program yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Pemantauan Program
Pemantauan program merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah dilaksanakan program sebagai
bentuk perhatian kepada para peserta.
Berdasarkan pengukuran dari efektivitas diatas maka peneliti
menggunakan indikator-indikator untuk mengukur efektivitas
menurut Campbell karena peneliti ingin mengetahui ukuran
efektivitas program parenting di PUSPAGA Kota Tangerang
Selatan melalui keberhasilan kegiatan/program, kebersihasilan
32
sasaran, kepuasan terhadap kegiatan/ program, pencapaian tujuan,
menyulruh.
Keberhasilan program dalam penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah, merupakan sebuah pencapaian tujuan
kegiatan/program yang ada dalam suatu lembaga. Selain itu
efektivitas program dari sebuah lembaga dapat dijalanakan dengan
kemampuan operasional dalam melaksanakan program-progran
tersebut secara terencana dan sistematis, dengan demikian
efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu
lembaga atau instansi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-
tugas pokoknya untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, ukuran dalam penelitian
ini mengenai efektivitas mencakup:
a. Orang tua/dewasa yang memiliki pengetahuan
pengasuhan dalam pola asuh anak yang dilakukan
melalui kegiatan parenting.
b. Orang tua yang telah mengikuti kegiatan program
parenting yang diselenggarakan oleh lembaga
PUSPAGA dapat menerapkan pengetahuannya itu
kepada anak-anak mereka sehingga orang tua memiliki
keterampilan pengasuhan yang telah di berikan oleh
PUSPAGA.
2. Definisi Tentang Parenting
a. Pengertian Parenting
33
Secara tirminologi dapat diidentifikasikan
sebagai proses mengasuh anak. Di dalam Bahasa
Indonesia, kata mengasuh mengandung makna metode
atau cara orang tua mencukupi kebutuhan fisiologis
dan psikologis anak, membesarkan anak berdasarkan
dan standar kriteria yang orangtua terapkan,
menanamkan dan memberlakukan tata nilai kepada
anak. (Surbakti, 2012, p. 3)
Selain itu parenting anak-anak dapat
digambarkan sebagai rangkaian Tindakan, perbuatan,
dan interaksi dari orang tua untuk mendorong
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak agar
mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola
asuh yang baik dan benar. Parenting bukanlah
kegiatan satu pihak arah dari orangtua untuk
mengayomi, mengasuh, mendidik, melindungi atau
membesarkan mereka melainkan proses interaksi dua
belah pihak yakni antara sekolah dan rumah atau
antara guru dan orang tua.
Pada kamus Besar Indonesia, pengasuhan
berarti hal (cara, perbuatan, dan sebagainya)
mengasuh. Di dalam mengasuh terkandung makna
menjaga, merawat, mendidik, membimbing,
membantu, melatih, memimpin mengepalai, dan
menyelenggarakan.
b. Manfaat Parenting
34
Manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan
program parenting khususnya bagi orang tua yaitu,
memiliki pengetahuan dan pengertian tentang tumbuh
kembang anak, cara mendidik anak dengan baik, dan
cara mengatasi permasalahan anak, dengan harapan
mereka mampu memberikan bimbingan yang tepat
bagi anak-anaknya.
1) Manfaat Parenting bagi orang tua
a) Meningkatkan perasaan orang tua untuk
mawas diri dalam memberikan pengaruh
pelayanan Pendidikan.
b) Membantu meningkatkan kepercayaan diri
orang tua dalam mendidik anak, sehingg
anggota keluarga lebih terlibat satu sama lain
dalam sebuah totalitas keluarga yang
harmonis.
c) Orang tua dapat belajar pentingnya Pendidikan
bagi anak dan membantu sekolah
memaksimalkan tujuan Pendidikan.
d) Orang tua menjadi pendukung dan penyokong
program-program sekolah
2) Manfaat Parenting bagi anak
35
a) Perhatian orang tua lebih berkualitas dapat
meningkatkan peluang untuk meningkatkan
prestasi lebih baik pada anak.
b) Memberikan akibat yang positif dalam
menjalin program sosial.
c) Orang tua dapat membantu mengembangkan
program Pendidikan bagi anak yang
berkualitas.
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai
parenting dan manfaatnya, penulis mengambil tema
ini dalam bentuk penelitian skripsi mengenai bentuk
kebermanfaatan program parenting serta efektivitas
atas audiens yang telah mengikuti kegiatan parenting
di Lembaga Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA).
B. Kerangka Berpikir
Keluarga mempunnyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian anak terutama Orang tua sebagai
pengasuh dan pembimbing dalam keluarga yang sama
berperan sangat penting dalam meletakan dasar-dasar perilaku
anak. Setiap orang tua mempunnyai pola pengasuhan yang
berbeda-beda, ada yang mengutamakan komunikasi sebagai
kunci pola pengasuhan terhadap anaknya, namun tidak sedikit
juga orang tua yang mengutamakan kekerasan dalam pola asuh
terhadap anaknya.
36
Perbedaan pola pengasuhan pada tiap-tiap orang tua
berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
tingkat Pendidikan, jumlah anak, kondisi ekonomi, dan
lingkungan sekitar.
Bagan 2. 1
Kerangka Berpikir
Sumber: Data Primer
Menurut kerangka berpikir penulis, meningkatnya kasus
kekerasan terhadap anak dan minimnya pemahaman
pengasuhan menjadi faktor utama, dalam hal ini harusnya
orang tua dapat membantu mengembangkan ataupun mampu
membangkitkan emosional sosial anak. Seorang anak masih
membutuhkan dukungan penuh dari orang tuanya agar
terciptanya kasih sayang dari orang tua maka dari itu perlunya
37
suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling
menerima dan mendengarkan pendapat-pendapat anggota
keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi generasi yang
terbuka, fleksibel, penuh inisiatif dan percaya diri. Perilaku
anak yang tidak dapat di pengaruhi oleh lingkungan luar
membawa dampak negatif pada anak.
Perilaku anak yang menyimpang dengan tidak adanya
dukungan ataupun penerapan yang baik di dalam
keluarga/orang tua. Maka mendorong seorang anak untuk
melakukan penyimpangan sosial secara berulang. Tidak
adanya kedisiplinan yang di buat oleh orang tua maka
memudahkan seorang anak melakukan penyimpangan sosial,
menjadikan anak tidak betah berada di dalam rumah,
rendahnya pertemuan dengan orang tua karena lebih banyak
menghabiskan waktu di luar rumah menjadikan interaksi
untuk mengembangkan dan menerepakan kedisiplinan pada
anak menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, seorang anak
menjadi tidak memiliki visi hidup kedepan dan tidak mampu
mengembangkan emosional sosialnya secara efektif dengan
demikian anak menjadi tidak ingin maju dan tumbuh.
Dimasa pandemi ini banyak sekali permasalahan pola
asuh pada anak terutama masalah bagaimana cara orangtua
mengajarkan anak dirumah, karena dengan adanya sekolah
online orangtua menjadi lebih ekstra untuk mengajarkan anak
terutama dalam belajar. Dan disinilah orangtua banyak sekali
yang kesulitan akan hal tersebut. Maka dari itu Pusat
38
Pembelajaran Keluarga membentuk suatu kegiatan/program
parenting, tujuan dari program parenting ini untuk
mengedukasi para Orangtua untuk mendapatkan ilmu- ilmu
yang bermanfaat dalam pengasuhan anak. Program ini sudah
di jalankan dari pertama kali berdirinya Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) di tahun 2016 guna mencapai tujuan
dari visi dan misi yaitu untuk layanan pencegahan.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSAT PEMBELAJARAN
KELUARGA (PUSPAGA) TANGERANG SELATAN
A. Sajarah Pendirian Lembaga
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana
(DPMP3AKB) Tangerang selatan, tepatnya di bidang
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) telah menyajikan
program unggulan yaitu Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan di dirikan pada bulan
September tahun 2016, (PUSPAGA) hadir sebagai tempat
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan menuju
keluarga sejahtera melalui peningkatan kapasitas orang tua,
keluarga, atau setiap orang yang bertanggungjawab terhadap
anak dalam menjalankan tanggungjawab mengasuh dan
melindungi anak, agar tercipta kebutuhan akan kasih sayang,
kelekatan, keselamatan demi kepentingan terbaik bagi anak,
agar anak merasa terlindungi dan terhindar dari kekerasan,
eksploitasi, dan juga penelantaran.
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) adalah
bentuk layanan pencegahan di bawah koordinator bidang
Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Tangerang Selatan,
yang terdiri dari tenaga profesional seperti tenaga konselor,
baik psikolog atau sarjana profesional bidang psikologi.
40
Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak (PPPA) telah menginisiasi Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dengan jumlah mencapai
18, yaitu di 2 Provinsi dan 16 Kabupaten/ Kota minimal satu
Pusat Pembelajaran Keluarag (PUSPAGA). Maka dari itu
hadirlah Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sebagai
perogram pemerintah dalam membantu atau memberdayaakan
keluarga untuk mengasuh dan melindungi anak, dikhwatirkan
akan menyebabkan anak berada dalam kondisi rentan beresiko
mengalami kekerasan, eksplorasi penelantaran, dan perlakuan
salah lainnya
Gambar 3. 1
Gedung Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan
Sumber: Data Primer
41
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan:
Dalam struktur Organisasi pusat pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan dapat terlihat pada gambar di
bawah ini yang terdiri dari Ketua yang bertugas dalam
memimpin serta bertanggung jawab penuh dalam Organisasi
(PUSPAGA), setelah itu ada Divisi Pencegahan yang
pelayanannya memberikan seluruh rangkaian kegiatan di
Organisasi (PUSPAGA) contoh kegiatanya adalah program
Parenting, Ada juga bagian Divisi tenaga administrasi yang
pelayanannya adalah memberikan/mencatat setiap bentuk
laporan-laporan di Organisasi (PUSPAGA). Dan yang terakhir
adalah Divisi rujukan yang pelayanannya berfungsi
memberikan suatu pelayanan rujukan terhadap kasus berat
yang harus di tangani lebih lanjut ke Lembaga besar yang dapat
menangani dengan lebih signifikan. Adapun beberapa
Lembaga rujukan tersebut yaitu (P2TP2A), Lembaga hukum,
psikolog, dsb.
42
Gambar 3. 2
Struktur Organisasi
Sumber: Data Sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
C. Visi dan Misi Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang
Selatan memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi
Adapun visinya yaitu, terwujudnya keluarga yang
memiliki kemampuan dalam mengasuh dan melindungi
anak
2. Misi
Untuk mendukung misi berjalan dengan baik maka di
perlukan adanya misi, yaitu:
a. Melakukan pembelajaran fungsi keluarga
b. Memberikan informasi dan edukasi tentang pola asuh
dan perlindungan anak
c. Melakukan bimbingan kepada calon orang tua
d. Koordinasi dengan jejaring perlindungan keluarga dan
anak
e. Memberikan layanan konseling terkait permasalahan
keluarga.
43
D. Tujuan, Sasaran, dan Moto
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) memiliki
tujuan, sasaran dan moto sebagai berikut:
1. Tujuan
Di bentuknya Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
mempunnyai tujuan yaitu:
a. Tersedianya “one stop services” layanan satu pintu
keluarga, Holistik Integratif Berbasis Hak Anak
b. Tersedianya tempat belajar keluarga melalui
Pendidikan bagi orang tua
c. Tersedianya tempat penghubung rujukan sebagai solusi
bagi permasalahan anak dan keluarga
d. Menguatnya kemampuan keluarga dalam mengasuh
dan melindungi anak
e. Menguatnya senergitas Kerjasama antara pusat dan
daerah dalam pemenuhan hak anak terutama mengenai
pembelajaran keluarga.
2. Sasaran
Untuk dapat memenuhi tujuan dari Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) sasaran yang tepat yaitu:
a. Anak
b. Orang tua/wali
44
c. Orang yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan
anak
d. Seluruh lapisan masyarakat yang berpartisipasi dalam
memberikan pencegahan terhadap kasus dalam
Keluarga
3. Moto
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) memiliki moto
yaitu:
a. Ceria
b. Empati
c. Respons
d. Inspiratif
e. Amanah
E. Ruang Lingkup
Pelaksanaan pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) merupakan acuan bagi pemerintah Kota
Tangerang Selatan dalam membentuk atau mengembangkan
keluarga yang sejahtera dan pemenuhan konvensi hak anak.
Pusat Pembelajaran Keluarga berfungsi secara optimal dalam
melakukan pelayanan dalam ruang lingkup rumah tangga,
pengasuhan berbasis hak anak, edukasi calon pengantin, dan
edukasi calon orang tua dan lain-lainnya.
45
F. Dasar Pelaksanaan Kegiatan
1. Undang- undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
2. Undang- undang No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang- undang No 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak
3. Undang- undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
4. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 03 Tahun 2011 tentang
Kebijakana Partisipasi Anak dalam Pembangunan
5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak
6. Keputusan Walikota Tangerang Selatan nomor: 188.
44/Kep. 11- Huk/2019 Tentang Pembentukan Pusat
Pembelajaran Keluarga Periode 2019-2022
G. Program dan Kegiatan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA)
Penyusunan program dan kegiatan dalam mendukung
penguatan kelembagaan PUSPAGA perlu dilakukan oleh
Badan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten/Kota yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah
setempat. Program/layanan yang ada di PUSPAGA Tangerang
Selatan diantaranya:
46
1. Layanan konseling
a. Konseling perkawinan
b. Konseling tumbuh kembang
c. Konseling pengasuhan anak
2. Penyuluhan/ceramah/narasumber
Layanan ini bisa dilaksanakan setiap hari di sesuaikan
kebutuhan masyarakat
3. Edukasi khusus kelas parenting
Kegiatan parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) adalah program yang unggul dari berdirinya
PUSPAGA di tahun 2016. Kegiatan/program ini di bentuk
oleh divisi pencegahan yang sifatnya untuk mencegah dari
kasus-kasus kekerasan anak dan perempuan. Kegiatan
parenting sangat rutin di laksanakan sebelum pandemic
covid-19 setiap hari senin dan jum’at dengan cara
melakukan sosialisasi- sosialisasi ke majelis taklim hingga
tingkat sekolah-sekolah guna menyampaikan ilmu-ilmu
yang bermanfaat bagi Orangtua dan anak. Sedangkan
selama Covid-19 kegiatan/program parenting diadakan
secara online/webinar dengan cara menghubungi pihak
sekolah bahwa PUSPAGA akan melakukan kegiatan
parenting kepada para Orangtua. Dan seiring berjalannya
waktu bahwa banyak sekali sekolah-sekolah yang sudah
mengetahui kegiatan/program ini maka dari itu banyak
47
kepala sekolah yang menghubungi PUSPAGA untuk
meminta pihak PUSPAGA mengadakan kegiatan/program
parenting kepada Orangtua wali murid.
Penyampaian kegiatan/program parenting yaitu
dengan cara memberikan materi kepada orang tua tentang
pola asuh agar orang tua memahami masing-masing
karakter pada anaknya, meningkatkan pemahaman orang
tua dalam pengasuhan anak secara baik dan benar,
mencegah dan melindungi anak dari tindak kekerasan,
penelantaran, dan perlakuan salah lainnya. Tahap kegiatan
parenting diantaranya:
a. Menjelaskan tentang program parenting kepada
orangtua, maksud dan tujuan dari program parenting.
b. Memberikan pemahaman tentang kewajiban orang tua
terhadap anak dengan cara mengedukasi orang tua
bahwa pentingnya wawasan mengenai kewajiban dan
tanggung jawab orang tua ketika telah mempunyai
anak.
c. Memberikan gambaran masa kehamilan hingga
persalinan ibu dalam bentuk video agar orang tua
menyentuh hati Nurani ketika mengingat kebahagiaan
saat mengandung.
d. Tahap diskusi/sharing orangtua, dimana tahap ini
sebagai acara akhir dari kegiatan parenting agar
orangtua bisa mencurahkan isi hatinya dengan masalah
48
apa yang mereka alami, selain itu orangtua juga bisa
melakukan konseling dengan pihak PUSPAGA.
H. Mekanisme Layanan
Mekanisme layanan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) yaitu:
Bagan 3. 1
Mekanisme Pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan
Sumber: Data Sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan
Mekanisme pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan terdapat tenaga profesi yang
berfungsi untuk melayani seluruh masyarakat dengan cara
49
melakukan kunjungan lapangan, sosialisasi, edukasi ke tingkat
RW, Kelurahan/Desa, dan kecamatan. Penanganan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) tertuju kepada anak,
orangtua/keluarga yang membutuhkan bantuan dari Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA).
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) memiliki
tenaga administrasi yang berfungsi untuk menerima
kunjungan dan mencatat bila ada klien yang datang ke
PUSPAGA, setelah tenaga administrasi mencatat klien
dirujuk ke divisi pencegahan dan dari situlah klien diberikan
pelayanan oleh PUSPAGA seperti layanan konseling, bila
kasus sudah di anggap berat klien akan dirujuk ke divisi
rujukan yaitu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A). Klien yang sudah di rujuk ke
P2TP2A akan di berikan pelayanan secara maksimal sesuai
dengan beratnya kasus dan akan di rujuk kembali ke
Puskesmas, rumah aman, rumah sakit, Lembaga hukum atau
Lembaga lainnya, setelah klien di berikan pelayanan yang
maksimal barulah kasus bisa dinyatakan selesai.
I. Struktur Kegiatan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA)
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) memiliki
struktur kelembagaan yaitu:
50
Struktur kelembagaan pelayanan PUSPAGA di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur/ 0Bupati/Walikota di bawah koordinasi
Kemen PPPA sebagai kementerian yang bertanggung jawab
atas urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
dengan susunan sebagai berikut:
1. Koordinator tingkat provinsi, kabupaten, kota adalah
Badan/Biro/ Dinas/Kantor Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
2. Divisi Pencegahan Divisi pencegahan dilaksanakan oleh
tenaga profesi yang mempunyai tugas memberikan layanan
konsultasi dan layanan informasi pengasuhan anak berbasis
hak anak terkait bidang kesehatan, pendidikan, sosial,
agama, iptek, dan hukum;
3. Divisi Rujukan Divisi rujukan dilaksanakan oleh tenaga
profesi yang mempunyai tugas memberikan layanan
konseling dan layanan rujukan untuk mendapatkan layanan
lebih lanjut dengan layanan kesehatan, sosial, pendidikan,
agama dan hukum:
4. Tenaga administrasi Tenaga administrasi mempunyai tugas
melakukan layanan administrasi pencatatan layanan dan
pendataan dalam kelembagaan PUSPAGA.
51
Bagan 3. 2
Struktur kegiatan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan
Sumber: Data Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan
52
BAB IV
TEMUAN DATA
Berdasarkan hasil temun penulis, dapat di peroleh suatu
informasi mengenai efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
Pada bab ini, hasil temuan penulis dijelaskan melalui teori Cambel
J.P yang mengemukakan bahwa pengukuran efektivitas dibagi
menjadi 4 yaitu: keberhasilan kegiatan/program, ketepatan
sasaran, kepuasan terhadap kegiatan/program, dan pencapaian
tujuan menyeluruh.
A. Keberhasilan kegiatan/program Parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
Bentuk-bentuk keberhasilan kegiatan program paranting
dalam pengasuhan anak di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan terdapat empat tahapan yang
telah dilaksanakan oleh PUSPAGA, diataranya:
1. Menjelaskan tentang program parenting
Merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh PUSPAGA
Tangerang Selatan setiap seminggu dua kali di hari Senin
dan Jum’at untuk menjalankan visi dan misi PUSPAGA.
Kegiatan parenting ini bertujuan untuk mengedukasi
orangtua agar memahami pola pengasuhan yang baik agar
tidak ada terjadinya penelantaran anak maupun kekerasan
pada anak. Di kegiatan ini orangtua bisa sharing apa saja
yang orangtua rasakan kepada anaknya. Seperti yang
53
diungkapkan oleh pemateri ibu Dewi S. B, M. Psi, Psikolog
sebagai berikut:
“Dengan mengikuti kegiatan ini banyak sekali nilai
positifnya yang bisa kita ambil, banyak ilmu-ilmu
yang bermanfaat untuk orangtua, selain itu
orangtua juga bisa menyampaikan keluh kesah
yang mereka rasakan, orangtua di bekali ilmu-ilmu
yang bermanfaat agar tidak adanya pola
pengasuhan yang salah. Dari kebanyakan
orangtua tidak memperhatikan hal seperti itu.
Maka dari itu saya sebagai pemateri harus jelas
dalam menyampaikan materi”. (Dewi S.B, M. Psi,
Psikolog, 27 Februari 2021).
Dan pemaparan dari koordinator program ibu E. Nuriyani,
S. Pd sebagai berikut:
“Program parenting ini dibentuk oleh divisi
pencegahan, yang setiap minggunya diadakan 2
kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin dan
Jum’at, kami melakukan sosialisasi-sosialisasi
ke tempat perkumpulan- perkumpulan seperti
majelis taklim, sekolah-sekolah dan lain
sebagainya. Dan Alhamdulillah sekali sudah
banyak orang yang mengetahui PUSPAGA
apalagi sekarang banyak kepala sekolah yang
menghubungi PUSPAGA untuk diminta mengisi
materi webinar program parenting terutama
tentang pola pengasuhan anak, maka dari itu
kegiatan ini sangat efektif karena para orangtua
sangat antusias mengikuti kegiatan ini “. (E.
Nuriyani, S. Pd, 3 Maret 2021).
54
Berikut ini adalah poster kegiatan/program parenting di
masa pandemic Covid-19 yang diadakan secara
online/webinar kepada seluruh Orangtua yang di
laksanakan di TK Al- Faalah
Gambar 4. 1
Poster Webinar Program Parenting
Sumber: Data sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga
Selama pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) untuk berbagi
ilmu kepada orangtua program parenting tetap berjalan
lancar secara daring online dengan cara mengadakan
webinar program parenting. Kegiatan ini berlangsung
dengan cara menggunakan mediasi MS. PowerPoint, video,
dan sharing untuk orang tua.
55
2. Memberikan pemahaman tentang kewajiban orang tua
terhadap anak dengan cara mengedukasi orangtua
PUSPAGA memberikan pemahaman tentang kewajiban orang
tua terhadap anak dengan cara menjelaskan berapa pentingkah
kewajiban orang tua ketika sudah mempunnyai anak. Di dalam
kegiatan parenting ini ada beberapa materi yang di sampaikan oleh
pemateri diantaranya:
a. Meningkatkan peran orangtua dalam proses
mendidik/mengasuh anak, dikarenakan peran orangtua
sebagai faktor utama dalam pembentukan kepribadian
seorang anak.
b. Memahami orangtua bahwa tidak hanya peran ibu saja
yang wajib dalam pengasuhan anak tetapi peran
seorang ayah juga sangat penting. Dari kebanyakan
orangtua tidak menyadari hal seperti, karena
menganggap peran ayah hanyalah bekerja.
c. Memberi pemahaman kepada orang tua bahwa
orangtua harus mengajarkan akhlak kepada anak,
merawat sisi jasmani anak, dsb.
d. Selain itu mengedukasi orang tua mengenai hak-hak
anak yang harus diketahui yaitu; hak hidup, hak
tumbuh kembang, hak untuk berpartisipasi, hak untuk
mendapatkan perlindungan, hak untuk mendapatkan
identitas, dsb.
56
e. Dan orang tua juga di bekali dengan ilmu-ilmu agar
orangtua bisa dekat dengan anaknya, dan bisa
mengambil hati anaknya. Seperti yang di ungkapkan
ibu Dewi S. B,M. Psi, Psikolog sebagai pemateri:
“Dalam tahap penyampaian materi orangtua
diberi pemahaman/mengedukasi orangtua agar
menerapkan pola pengasuhan yang baik, karena dari
kebanyakan orangtua tidak memahami dalam
pengasuhan anak. Yang saya sampaikan kepada
orangtua yaitu meningkatkan peran orangtua dalam
mendidik anak, karena orangtua faktor utama dalam
pembentukan karakter anak-anaknya, seperti seorang
anak di ajarkan agar di lingkungan sosialnya di nilai
baik oleh orang-orang, dsb. Selain itu yang saya
sampaikan kepada orang tua yaitu tidak hanya seorang
ibu yang berperan dalam pengurusan anak tetapi
seorang ayah juga ikut serta dalam pengurusan anak,
kebanyakan orang tua tidak memahami hal seperti itu.
Dan sebagai orangtua harus memperhatikan tumbuh
kembang mereka seperti memberikan makanan yang
sehat dan bergizi. Kita sebagai orangtua tidak bisa
mengganggap harus seorang anaklah yang terlebih
dahulu dekat dengan kita, tetapi kita harus bisa juga
mendekatkan anak agar anak bisa terbuka dengan kita,
karena orang tua adalah tempat curahan hati seorang
anak maka dari itu jadilah orang tua yang mampu
dijadikan sandaran yang baik bagi anak”. (Dewi S. B,
M. Psi, Psikolog, 27 Februari 2021).
Ditahap ini pemateri menggunakan bahasa yang jelas agar
para orangtua yang mengikuti kegiatan mudah mengerti, dan dapat
menerapkannya langsung kepada anak mereka.
57
3. Memberikan gambaran masa kehamilan hingga persalinan
ibu dalam bentuk video agar orang tua menyentuh hati
Nurani ketika mengingat kebahagiaan saat mengandung.
Diuangkapkan oleh ibu Dewi S. B, M. Psi, Psikolog selaku
pemateri:
“Tujuan kami memberikan video masa kehamilan
untuk ibu-ibu agar mengingat kebahagiaan saat
mengandung, menanti kehadiran seorang anak,
agar orangtua bisa lebih menyayangi anaknya, dan
mengingat perjuangan mereka untuk menanti
kehadiran anak itu tidak mudah”. (Dewi S. B, M.
Psi, Psikolog, 27 Februari 2021).
Tujuan dari tahap ini agar orangtua yang mengikuti kegiatan
parenting tidak merasa bosan, tidak hanya mendengarkan
ceramahan dari pemateri saja, tetapi bisa mendapat pelajaran juga
dari penyampaian media video.
4. Diskusi/Sharing orangtua
Setelah orangtua diberi pemahaman tentang pola
pengasuhan, orangtua melakukan sesi diskusi atau sharing bersama
pihak PUSPAGA, orangtua bisa mencurahkan isi hatinya apa saja
yang terjadi pada dirinya dan anaknya. PUSPAGA juga membuka
sesi untuk konseling langsung bila orangtua ingin lebih terbuka
lagi, seperti yang di ungkapkan oleh ibu E. Nuriyani, S. Pd selaku
koordinator acara:
“Tidak hanya materi saja yang kami sampaikan,
tetapi orangtua bisa melakukan sesi sharing
bersama pihak PUSPAGA, banyak permasalahan-
58
permasalahan yang orangtua alami, dan untuk
para orangtua juga jangan merasa malu untuk
mengungkapkan permasalahannya, dan jika
orangtua ingin lebih intens lagi bisa datang ke kami
atau menghubungi pihak PUSPAGA untuk
melakukan konseling”. (E. Nuriyani, S. Pd, 3 Maret
2021).
Berikut ini adalah data dokumentasi kegiatan/program
parenting berlangsung secara online:
Gambar 4. 2
Kegiatan Program Parenting Secara Online
Sumber: Data primer
Dari hasil wawancara dan temuan peneliti dapat di
simpulkan dalam sesi ini banyak sekali orangtua yang sangat
antusias untuk melakukan sharing, seperti yang di ungkapkan oleh
peserta orangtua ibu DD:
“Saya senang sekali mengikuti kegiatan ini, saya
tertarik sekali dengan pembahasan yang ibu Dewi
sampaikan, apa lagi pas sesi sharing saya bisa
59
menyampaikan keluhan yang saya rasakan”. (DD,
2 Maret 2021).
Dan bersependapat dengan peserta orangtua ibu IP:
“Senang ya mengikuti kegiatan ini bisa melakukan
sharing bersama ke ibu-ibu yang lain, dan
permasalahan yang ibu-ibu alami juga unik-unik”.
(IP, 17 Maret 2021).
Di sesi diskusi/sharing ini sangat mendapatkan antusias
dari orangtua yang mengikuti, karena para orangtua bisa
mencurahkan permasalahan apa saja yang mereka rasakan. Sesi
diskusi ini berlangsung selama 30 menit banyak sekali orangtua
secara bergantian mencurahkan permasalahan yang mereka alami
pada anaknya.
B. Keberhasilan sasaran kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
Sasaran kegiatan/program merupakan target dari Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang hendak dijadikan
sebagai proses program parenting dengan maksud agar
program ini memiliki nilai kebermanfaatan yang lebih tinggi
bagi orangtua. Dalam pemberian kegiatan parenting, Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) memilih orangtua dari
mulai tingkat TK, SD, SMP, dan SMA, selain itu PUSPAGA
juga melakukan sosialisasi ke majelis taklim atau tempat-
tempat perkumpulan lainnya untuk menyampaikan suatu ilmu
yang bermafaat terutama masalah pengasuhan, agar tetap pada
sasaran. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu E Nuriyani, S. Pd:
60
“Menurut saya, program ini sudah berhasil/tepat pada
sasaran karena tujuan dari PUSPAGA itu sendiri yaitu
untuk pencegahan tindak kekerasan dan penlantaran
pada anak, maka dari itu yang perlu kita edukasi
terlebih dahulu ya dari orangtuanya, mengapa
demikian karena orangtua itu individu sebagai
pembentukan karakter anak. Saya bersama tim
melakukan sosialisasi atau semacam blusukan
bahasanya ke kampung-kampung atau tempat
perkumpulan para ibu-ibu hingga ke sekolah dari
tingkat Paud, TK, SD, SMP, SMA melalukan
sosialisasi untuk mengedukasi para orangtua. Kalau
ke tempat perkumpulan cara kita menyampaikan yaitu
mensurvey dulu izin ke ketua pengajian misalnya
bahwa kita akan mengadakan kegiatan parenting,
sedangkan kalau ke sekolah kita menghubungi kepala
sekola bahwa kita akan mengadakan kegiatan
parenting dan Alhamdulillah semua merespon dengan
baik”. (E. nuriyani. S, Pd, 3 Maret 2021)
Dan ketua Pusat Pembelajaran Keluarga ibu Hj listya W,
S.Sos MKM mengungkapkan:
“Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang di
bentuk dengan naungan dari dinas PMP3AKB
khususnya di bidang PPPA tujuannya di dirikannya
PUSPAGA yaitu untuk layanan pencegahan masyarakat
dan di dalamnya juga ada beberapa kegiatan yaitu
konseling, dan untuk pembelajarannya kita mendirikan
program edukasi parenting, banyak sekali permasalahan
yang dialami oleh masyarakat Tangerang Selatan
khususnya yaitu tentang pola asuh anak maka dari itu
PUSPAGA selalu mengadakan kegiatan/program
parenting dengan tujuan utama yaitu sasarannya
orangtua terlebih dahulu. Selama saya menjadi ketua
disini kegiatan/program disini berjalan dengan tepat
sasaran yah mba, karena banyak sekali orang yang
berdatangan ke PUSPAGA untuk meminta diadakanya
kegiatan parenting orangtua”. (Hj listya W, S.Sos MKM,
12 Februari 2021).
61
Berikut ini adalah foto hasil data dokumentasi
kegiatan/program parenting sebelum pandemic Covid -19
Pusat Pembelajaran Keluarga ke para ibu-ibu majelis
taklim.
Gambar 4. 3
Kegiatan Sosialisasi Program Parenting di Majelis Taklim
Sumber: Data Sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Gambar 4. 4
Setelah Melakukan Kegiatan/Program Parenting
Sumber: Data Sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Gambar 4. 5
Kegiatan Sosialisasi Program Parenting di TK
62
Sumber: Data Sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Gambar 4. 6
Setelah Melakukan Kegiatan/Program Parenting
Sumber: Data sekunder Pusat Pembelajaran Keluarga
Dari hasil wawancara dan temuan data dokumentasi
kegiatan di PUSPAGA sebelum masa pandemi covid-19
diatas, peneliti menyimpulkan, bahwa keberhasilan sasaran
kegiatan/program parenting sudah berjalan dengan tepat
sasaran kepada Orangtua untuk terlebih dahulu di edukasi
agar bisa menerapkan pola pengasuhan yang baik dan
benar kepada anak. Dengan cara mengadakan sosialisasi
guna menyampaikan kegiatan/program parenting.
Seperti yang di ungkapkan oleh kedelapan informan
Orangtua wali murid yang mengikuti kegiatan Program
Parenting secara online yang penelti wawancarai:
Ibu IP, FM, A menurut mereka;
63
“Program ini menurut mereka sudah berhasil atau
tepat pada sasaran karena mereka mengungkapkan
sebagai Orangtua perlu di edukasi kembali atau
diberi pembelajaran lagi untuk mengasuh anak agar
tidak asal-asalan karena yang mereka terapkan
selama ini hanya cara mereka sendiri saja ternyata
setelah mereka mengikuti kegiatan ini banyak yang
mereka tidak tau dan baru paham”. (Ibu IP, 17 Maret
2021, Ibu FM, 4 Maret 2021, dan Ibu A, 3 Maret
2021).
Dan bersependapat dengan ibu AA, H, AD, dan D
menurut mereka;
“Menurut mereka program/kegiatan ini sudah
berhasil pada sasaran karena ada nya kegiatan ini
mereka bisa lebih mengintropeksi diri apa yang
kurang dari mereka dalam pengasuhan anak, mereka
jadi berfikir kembali kalau mengurus anak tuh
ternyata tidak mudah dan banyak cara sama
pelajaran yang mereka dapat”. (Ibu AA, 5 Maret
2021, Ibu H, 2 Maret 2021, dan Ibu D, 10 Maret
2021).
Dari hasil wawancara diatas dari kedelapan informan
Orangtua dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sasaran
kegiatan/program sudah berjalan dengan tepat sasaran,
yaitu ke Orangtua karena dengan mengikuti kegiatan
parenting Orangtua dapat menerapkanya kepada anak
mereka tentang ilmu apa saja yang mereka dapat setelah
mengikuti kegiatan/program parenting. Serta bisa
menjadikan mereka Orangtua yang tauladan bagi anak-
anaknya.
64
C. Kepuasan sasaran kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Kepuasan pelayanan kegiatan parenting yang dirasakan
oleh orang tua merupakan salah satu hal yang penting untuk
menentukan keberhasilan kegiatan tersebut. Hal ini dapat
diukur melalui perasaan orang tua yang di lihat dari pelayanan
yang di berikan oleh PUSPAGA. Dari beberapa orang tua yang
peneliti wawancarai, mereka mengungkapkan perasaan mereka
setelah mengikuti kegiatan parenting. Sebagaimana yang telah
diungkapkan oleh ibu IP dan Ibu Dan ibu A:
“Menurut mereka kegiatan ini sangat bagus untuk
diikuti, karena mereka bisa tau bagaimana cara
mendidik anak yang baik dan benar. Banyak ilmu-ilmu
yang di dapat setelah mengikuti kegiatan parenting”.
(Ibu IP, 17 Maret 2021, 3 Maret 2021).
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh ibu DD yang
mengikuti kegiatan parenting:
“Saya mengikuti kegiatan ini sangat senang sekali
karna banyak manfaatnya, banyak hal yang tadinya
saya tidak tau menjadi tau tentang mendidik anak
yang benar, penyampaiannya juga sangat jelas tidak
bikin bosan materi-materi yang di sampaikan, ya
semoga aja PUSPAGA bisa mengadakan kegiatan ini
kembali dengan tema yang berbeda”. (Ibu DD, 2
Maret 2021).
Dan ibu H mengungkapkan:
“Yaaa menurut saya bermanfaat sekali bisa sharing
dengan ibu-ibu yang lain masalah apa aja yang ibu-ibu
alami pada anaknya”. (Ibu H, 2 Maret 2021).
Selain itu ibu FM juga mengungkapkan:
65
“Walaupun ini secara online yaa menurut saya
penyampaiannya cukup jelas dan tidak bikin saya
bosen. Ini pertama kali saya ikut kegiatan parenting
yang awalnya saya berfikir kalau di tengah-tengah
acara saya akan keluar gitu, eh ternyata engga malah
pas akhir ada sharing tentang masalah anak, ya
semoga aja PUSPAGA bisa mengadakan kegiatan ini
Kembali”. (Ibu FM, 4 Maret 2021).
Selain itu ibu AA mengungkapkan:
“Banyak sekali yang di dapat dari kegiatan ini, bukan
hanya mendengarkan pemateri saja tetapi orang tua
bisa saling curhat dengan orang lembaganya”. (Ibu AA,
5 Maret 2021).
Dan juga dengan ibu AD mengatakan:
“Menurut saya kegiatan ini sangat bagus untuk
orangtua karena sama saja mendapatkan siraman
rohani mendengarkan nasihat-nasihat, dan menaikan
motivasi orangtua agar lebih jauh lagi mendidik dan
mengurus anak”. (Ibu AD, 10 Maret 2021).
Dari beberapa wawancara narasumber diatas dapat
disimpulkan bahawa orangtua yang mengikuti kegiatan
parenting yang di adakan oleh PUSPAGA merasa puas atas
pelayanan yang di berikan, karena para orang tua bisa saling
sharing dengan pihak PUSPGA dan berkeluh- kesah masalah
apa saja yang mereka alami pada anaknya. Selain itu juga
materi yang di sampaikan sangatlah menarik dan membantu
orang tua untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagaimana
cara mendidik/mengasuh anak dengan cara yang benar dan
baik. Tetapi ada salah satu orang tua yang tidak merasa puas
dengan waktu kegiatan seperti yang diungkapkan oleh ibu D:
“Saya senang mba ikut acara-acara seperti ini apa lagi
tadi materi yang di sampaikan tidak bikin bosan, dan
66
juga ada waktu sharing dengan orang PUSPAGA tapi
sayang sekali yaa mba waktunya terbatas untuk
sharingnya coba di tambah gitu 30-40 menit lagi”. (Ibu
D, 6 Maret 2021).
Menurut pemaparan salah satu orang tua diatas
ketidakpuasan kegiatan parenting ini didapatkan dari
kurangnya waktu pelaksanaan pada saat sharing bersama
orangtua yang mengikuti kegiatan.
Tabel 4. 1
Kepuasan Penerima Manfaat
No Nama Puas Tidak
Puas
Alasan
1 IP
√
Merasa puas dengan
kegiatan parenting, karena
banyak ilmu-ilmu yang di
dapat untuk mendidik anak.
2 DD
√
Merasa senang sekali
mengikuti kegiatan
parenting karena banyak
manfaatnya, materi yang di
sampaikan oleh pemateri
juga tidak bikin bosan,
berharap PUSPAGA bisa
mengadakan kegiatian ini
Kembali.
3 A
√
Kegiatanyan sangat
bermanfaat sekali untuk ibu-
ibu yang baru mempunnyai
anak, dan materi yang di
sampaikan juga menarik.
4 H
√
Cukup puas dengan kegiatan
parenting karena bisa
sharing masalah anak juga.
5 FM √ Walaupun kegiatan ini
secara online tidak membuat
bosan, dan berharap juga
PUSPAGA bisa
67
mengadakan kegiatan ini
Kembali.
6 AA
√
Banyak sekali manfaat yang
di dapat apa lagi orang tua
bisa curhat dengan orang
lembaganya.
7 AD √
Kegiatan ini sangat bagus
untuk orang tua karena bisa
menaikan motivasi orang
tua agar menjadi orangtua
yang baik.
8 D √
Sudah cukup dengan materi
yang di sampaikan, tetapi
tidak merasa puas dengan
waktu pelaksanaan saat
sharing masalah anak. Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel kepuasan penerima manfaat
diatas, menunjukkan tujuh diantara delapan informan
salah satu orangtua tidak merasa puas dengan waktu
pelaksaan kegiatan/program parenting yang diadakan
oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan di karenakan kurangnya waktu dalam
sesi sharing orangtua. Maka dari itu salah satu orangtua
meminta PUSPAGA menambahkan waktu pada saat
sharing agar semua orangtua dapat menyampaikan keluh-
kesah mereka.
D. Pencapaian tujuan menyeluruh kegiatan/program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Merujuk pada teori yang dikemukakan Cambel J.P
tentang efektivitas, disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan
68
menyeluruh dalam suatu kegiatan harus melewati tiga tahap
yakni keberhasilan kegiatan/program, ketepatan sasaran, dan
kepuasan sasaran kegiatan/program. Dilihat dari keberhasilan
kegiatan program parenting, semua tahap pelaksanaan
kegiatan berjalan dengan lancar dan dipahami oleh orangtua
serta mendapatkan antusias yang baik dari para orangtua yang
mengikuti kegiatan ini. PUSPAGA melakukan penyeleksian
yang selektif dalam memilih calon penerima manfaat sehingga
sasaran yang dituju tepat dengan kriteria yang telah di
tentukan. Sedangkan bila dilihat dari kepuasan sasaran
kegiatan program parenting para orang tua merasa puas dengan
mengikuti kegiatan ini. Tujuan menyeluruh kegiatan parenting
dapat terwujud apabila ketiga tahapan tersebut telah terlaksana.
Seperti yang diungkapakan oleh ibu Dewi S.B,M. Psi, Psikolog
selaku pemateri:
“Keberhasilan program parenting dapat dilihat dari
berapa jumlah peserta orangtua yang telah mengikuti
kegiatan parenting, sejauh ini sih banyak sekali orangtua
yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini mbak.
Bahkan pernah PUSPAGA mengadakan webinar di awal
pandemic pesertanya hampir 60 orang”. (27 Februari
2021).
Selain itu menurut ibu E Nuriyani. S. Pd. selaku koordinator
kegiatan yaitu:
“Sasaran utama kegiatan parenting yaitu para orangtua
yang bersedia mengikuti kegiatan parenting di
PUSPAGA, sedangkan kepuasan sasaran orang tua
sangat antusias mengkuti kegiatan ini menanggapi
dengan positif dan saat melakukan sharing orang tua
69
tidak merasa malu bahkan sangat terbuka sekali untuk
menceritakan masalah apa saja yang mereka alami pada
anaknya”. (E Nuriyani. S. Pd, 3 Maret 2021).
Berdasarkan pemaparan dari dua narasumber diatas,
dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan kegiatan program
parenting telah terlaksana dengan baik, banyak sekali respon
dari Orangtua yang sangat antusias untuk mengikuti kegiatan
parenting, dan ketetapan sasaran kegiatan yaitu orangtua yang
bersedia untuk mengikuti kegiatan parenting, selain itu dilihat
dari kepuasan sasaran orangtua sangat berantusias mengikuti
program ini karena orangtua bisa mencurahkan isi hati nya
terkait dengan masalah apa saja yang mereka alami pada
anaknya.
Berdasarkan temuan dilapangan dari kedelapan
responden orangtua yang mengikuti program/kegiatan
parenting dapat dijelaskan dengan dua kategorisasi/klasifikasi
konsep keberhasilan para orangtua setelah mengikuti
kegiatan/program parenting yaitu:
1. Keberhasilan kegiatan/program parenting bagi Orangtua
a. Meningkatkan perasaan orang tua untuk mawas diri
dalam memberikan pengaruh pelayanan Pendidikan.
Sebagai orangtua yang menjadi tauladan bagi anak-
anaknya harus memberikan hal yang positif terutama
dalam hal pengasuhan. Orangtua yang sudah mengikuti
kegiatan/program parenting di Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) dibekali ilmu-ilmu yang
70
bermanfaat, berdasarkan pengalaman dari delapan
informan setelah mendapatkan program parenting dari
puspaga dapat dijelaskan:
1) Pra sebelum mendapatkan program parenting
Sebelum mendapatkan program parenting
dari Pusat Pembelajaran Kelaurga (PUSPAGA)
para orangtua tidak paham betul tentang pola
pengasuhan, dari ke delapan informan dapat di
ketauhi empat diantaranya orangtua mengalami
permasalahan yaitu tidak merasa dekat dengan
anaknya sehingga orangtua kebingungan jika
anaknya menangis meminta sesuatu mereka tidak
paham apa yang anaknya inginkan, dan juga ketika
anak mengalami permasalahan pada dirinya tidak
mau bercerita dengan orangtuanya. Seperti yang di
katakan oleh ibu D:
“Permasalahan yang saya alami dengan
anak saya yaitu saya tidak bisa mendekatkan
diri ke anak saya, memang sih saya sangat
cuek dengan anak saya, apa lagi yang saya
sedih tuh anak saya perempuan ya mbak,
harusnya kalau apa-apa tuh cerita ke
mamahnya tapi ini di simpan aja kadang dia
suka murung dan saya tanya kenapa dia tidak
menjawab, saya bingung supaya saya dekat
dengan anak tuh gimana biar anak saya
terbuka dengan saya”. (Ibu D, 6 Maret 2021).
71
Dan bersependapat dengan ibu FM:
“Iya mba, permasalahan saya sama anak
saya ya itu saya tidak merasa dekat dengan
anak karena saya bekerja, jadi anak saya
istilahnya apa-apa ke mba nya deh, kadang
sedih gitu saya di cuekin sama anak sendiri,
kalau dia nangis nih saya berusaha untuk
menenangkan gitu tapi diemnya malah ke
mbaknya, makanya saya senang banget
adanya kegiatan ini mba”. (Ibu FM,4 maret
2021).
Ibu DD mengungkapkan:
“Permasalahan saya yaitu mba merasa cuek
sama anak sih, dan gak ngerti keinginan dia
tuh apa kalau lagi nangis dan anak saya juga
tipe anak yang pendiam, suka murung… saya
ga ngerti gitu maksudnya apa, maklum aja
saya sibuk berjualan, nah saya bingung
caranya agar anak saya bisa dekat dengan
saya”. (Ibu DD, 2 Maret 2021).
Sedangkan Ibu AA mengungkapkan:
“Kalau saya kan punya 3 anak ya mba, jadi
saya merasa saya kurang perhatian ke anak
saya bingung gitu mba cara bagi waktunya,
habis adenya masih bayi terus kakak-
kakaknya juga kalau lagi belajar jarang saya
dampingin jadi anak saya yang 2 ini kurang
dekat dengan saya apa apa ke neneknya,
bahkan kadang jadi ngelawan gitu sama
saya” (Ibu AA, 5 Maret 2021)
Dapat disimpulkan dari ke empat informan
Orangtua mereka tidak merasa dekat dengan
72
anaknya, Orangtua merasa sedih karena tidak bisa
menjadi orangtua yang baik. Maka dari itu mereka
sangat untuk mengikuti kegiatan/program
parenting.
Sedangkan tiga informan dari orangtua
mengalami permasalahan kalau mereka tidak bisa
mengontrol emosi kepada anaknya, selalu berbicara
dengan nada yang tinggi. Seperti yang di
ungkapkan oleh ibu IP:
“Kalau saya tidak sabaran mba sama anak
kadang emosian apa lagi kalau dia nangis ga
berenti- berenti udah deh bentak-bentak aja
abis nya pusing kalau ngadepin anak yang
kaya gitu, tapi ujung- ujungnya saya kasihan
si mba udah saya bentak- bentak saya merasa
bersalah gitu, kadang suka sedih sendiri
gabisa jadi orangtua yang baik”. (Ibu IP, 17
Maret 2021).
Dan ibu AD mengungkapkan;
“Ya gini ya mba, saya menyadari kalau saya
suka emosian sama anak kadang tuh kalau
anak saya melakukan kesalahan ya udah saya
pake nada yang tinggi ngebentak dia, kadang
saya cubit aja abis gasabaran gitu mba, apa
lagi kalau susah di bilanginnya”. (Ibu AD, 10
Maret 2021).
Sedangkan ibu H mengungkapan:
“Permasalahan saya gasabaran sama anak
saya kalau lagi ngedampingin dia belajar
mba, kadang saya cubit aja pipinya kalau dia
ga konsen udah berulang-ulang saya ajarin
ga paham-paham jadi gemes sendiri gitu, tapi
73
saya merasa salah si mba kalau seperti itu
terus-terusan kadang suka bingung
ngehadapin anak saya, dan saya tidak tau
caranya mba”. (Ibu H, 2 Maret 2021).
Dari ke tiga informan orangtua dapat disimpulkan
bahwa mereka tidak sabaran dalam mengurus anaknya,
selalu membentak-bentak anaknya, dan tidak bisa
mengontrol emosi. Orangtua tidak mengerti bagaimana
cara menghadapi anaknya, sehingga orangtua merasa
sedih karena tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi
anaknya.
Dan permasalahan yang berbeda dari ke 7
informan lainnya, dari ibu A mengatakan:
“Permasalahan saya anak saya gabisa berenti
main handphone mba, sebel banget gitu kalau dia
udah megang handphone apa lagi nonton youtube
ya di panggil juga ga jawab-jawab jadi kaya autis
handphone, kadang sudah saya alihin gitu tetep aja
yang di cari handphone, jadi tuh lupa makan, ga
tidur siang, kalau saya ambil malah ngamuk-
ngamuk makanya saya suka pusing sendiri
ngadepin anak saya. Kalau kuota abis nih dia
nangis-nangis dah udah saya umpetin padahal
tetep aja yang di cari handphone, makanya saya
bingung gitu caranya biar anak saya engga
kecanduan handphone”, (Ibu A, 3 Maret 2021).
Dari ibu A merasa bingung dengan anaknya
karena kecanduan gadget, tidak bisa
memberhentikan ketika anaknya memainkan
handphone sehingga anaknya tidak tidur siang, dan
lupa untuk makan. Dapat disimpulkan bahwa
delapan dari informan orangtua yaitu empat
74
orangtua mengalami permasalahan tidak bisa
mengontrol emosi kepada anaknya, dan selalu
bernada tinggi saat berbicara kepada anak. Ke tiga
informan orangtua mengalami permasalahan tidak
bisa dekat dengan anaknya sehingga anak tidak
dekat dengan ibunya. Dan satu dari informan
orangtua mengalami permasalahan yaitu tidak bisa
memberhentikan anaknya ketika sudah memainkan
gadget sehingga orangtua merasa pusing sendiri
dan tidak tau bagaimana mencari solusinya agar
anak tidak memainkan gadget.
2) Pasca mendapatkan program parenting.
Pasca mendapatkan program parenting
Orang tua mengalami perubahan yang signifikan
yaitu orang tua sudah mengetahui bagaimana cara
mendidik dan mengasuh anak yang baik dan benar
seperti yang di katakan oleh ibu D yang tadinya
tidak merasa dekat dengan anaknya, setelah ibu D
mengikuti kegiatan/program parenting ini ibu D
bisa mengetahui keinginan anaknya dan sudah tau
bagaimana cara mendekatkan diri ke anaknya. Ibu
D mengatakan:
“Iya mba, sangat bermanfaat sekali kegiatan
ini jarang-jarang juga kan saya mendapatkan
edukasi jadi saya seperti belajar gitu dan
mengintropeksi diri apa yang kurang dari diri saya,
dan mencari cara bagaimana anak bisa dekat
dengan saya, yaitu mencari tahu ke senangan anak
75
saya dan saya ikutin, dan sekarang kalau ada apa-
apa langsung saya tanyakan ke anak saya misalnya
hari ini mau ngapain aja mau berkegiatan apa,
yaitu lah kan itu hal sepele ya tapi itu penting sekali
sih mba saya baru sadar aja gitu”. (Ibu D, 6 Maret
2021).
Dan bersependapat dengan ibu AD, IP:
“Alhamdulillah banget ya mba banyak sekali
pelajaran yang saya dapat dengan mengikuti
kegiatan ini, jujur aja ya mba saya sangat emosian
sama anak saya apa lagi kalau anak saya nakal
gabisa di bilangin gitu udah deh saya kesel banget
bentak-bentak terus kalau anak saya nangis juga
malah makin-makin saya emosi. Dan setelah
mengikuti kegiatan ini saya tau bagaimana cara
menghadapi anak yang seperti itu dan istilahnya
saya banyak bilang “owhh jadi gini ya, terus gini
yaaa… gitu loh mba “lebih bisa sabar sih
sekarang”. (10 Maret 2021).
Sedangkan ibu IP mengungkapkan:
“Saya mulai sekarang sudah bisa
menerapkan pola asuh yang baik kepada anak
saya, sudah bisa mengontrol emosi saya. Kalau
anak saya susah di bilangin ya udah saya cari cara
gitu biar ga bentak-bentak dia”. (17 Maret 2021).
Dan ibu FM mengungkapkan:
“Saya sibuk kerja ya mba dari pagi sampai
malam bakhan saya pulang kerja aja anak saya
sudah tidur, pagi saya berangkat kerja anak saya
masih tidur juga. Jadi kalau hari libur saya sudah
capek sendiri gitu… tapi saya merasa sedih aja jadi
kalau ada apa-apa anak saya ya ke mbaknya dan
yang saya sedih lagi dia manggil mbaknya jadi
sebutan mamah kadang makanya setelah saya
mengikuti kegitan itu saya sudah bisa mengatur
waktu sih untuk anak saya saya luangkan waktu
gitu di hari libur dan menyibukan diri ke anak saya,
kaya bikin sesuatu kaya misalnya masak pudding,
76
buat kue yang simple-simple aja gitu”. (Ibu FM, 4
Maret 2021).
Ibu H mengungkapkan:
“Saya tidak sabaran saat mengajarkan anak
saya apa lagi kalau anak saya sudah ga fokus ya
mba, tapi setelah saya mengikuti kegiatan ini saya
mencari cara agar anak saya fokus dalam belajar
gitu, yaudah jadi saya ikutin dulu kemauan dia apa
tapi saya kasih waktu misalnya 20 menit anak saya
ingin menonton tv tapi setelah itu saya bilang udah
ya 20 menit aja abis itu belajar, dan anak saya
nurut gitu mba, dan ternyata ketika anak sudah
tidak fokus belajar itu harus di kasih waktu dulu
untuk beristirahat lalu nanti di lanjut lagi, banyak
sih mba pelajaran yang saya ambil sehabis
mengikuti kegiatan ini”. (Ibu H, 2 Maret 2021).
Ibu AA mengungkapkan perasaannya:
“Setelah saya mengikuti kegiatan ini, saya
lebih perhatian kepada masing-masing anak saya.
Lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan
anak saya, tidak hanya adiknya saja tetapi kepada
kedua anak saya” (Ibu AA, 5 Maret 2021).
Ibu A mengungkapkan:
“Saya mencari cara gitu mba agar anak saya
lupa sama handphone dengan cara menyibukkan
anak saya bikin kegiatan kecil seperti memasak
barang dia, menyiapkan mainan yang dia suka,
kalau dia inget gitu sama handphone saya alihkan
gitu mba”. (Ibu A, 3 Maret 2021).
AA juga mengungkapkan:
“Setelah saya mengikuti kegiatan ini, saya
lebih perhatian kepada masing-masing anak saya.
Lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan
anak saya, tidak hanya adiknya saja tetapi kepada
kedua anak saya”. (AA 5 Maret 2021).
Dan yang terakhir ibu DD mengungkapkan:
77
“Sekarang saya bisa mendekatkan diri sama
anak saya dengan cara menemaninya dia saat
bermain, mengerti kemauan dia apa mbak,
menanyakan kegiatan apa yang ingin dia lakukan
gitu aja sih mba itu caranya setelah saya mengikuti
kegiatan ini”. (2 Maret 2021).
Dapat disimpulkan dari beberapa informan yang sudah
mengikuti kegiatan/program parenting banyak
perubahan yang signifikan dari orangtua pasca
mengikuti parenting. Banyak sekali perubahan yang
mereka alami yang sebelumnya para orangtua tidak
bisa mengontol emosi ke anaknya sekarang mereka
bisa lebih bersabar lagi menghadapi anaknya, tidak
mengeluarkan nada yang tinggi lagi, bisa mengatur
waktu untuk anaknya. Dan dari keberhasilan sasaran
sasaran kegiatan/program parenting ini sudah tepat
sasaran yaitu kepara orangtua yang memerlukan
pembelajaran/edukasi dalam mendidik dan mengasuh
anak sehingga menjadikan orangtua tauladan bagi
anak-anaknya.
b. Membantu meningkatkan kepercayaan diri orang tua
dalam mendidik anak, sehingga anggota keluarga lebih
terlibat satu sama lain dalam sebuah totalitas keluarga
yang harmonis.
Dalam kegiatan/program parenting orangtua
dibantu untuk percaya diri dalam proses mendidik anak
karena faktor utama pembentukan karakter anak yaitu
orangtua (Ayah, dan Ibu), sehingga dapat terciptanya
78
sebuah keluarga yang harmonis. Maka dari itu setelah
orangtua mengikuti kegiatan/program parenting sekali
pembelajaran yang orangtua ambil seperti yang di
ungkapkan oleh ibu AD dan ibu A mengungkapkan:
“Menjadi orangtua itu tidak mudah karena tidak
boleh sembarangan gitu loh cara mendidik anak.
Tetapi mereka mengatakan kalau tidak
mengetahui basic nya cara mendidik anak, hanya
dari cara mereka sendiri saja, dan padahal itu
masih salah, makanya mereka tidak mengerti
kemauan anak mereka kalau lagi nangis untuk
meminta sesuatu”. (Ibu AD, 10 Maret 2021, Ibu
A, 3 Maret 2021).
Dan ibu E. Nuriyani, S. Pd selaku koordinator
acara mengungkapkan:
“Di kegiatan/program parenting ini tujuannya
kan ke orangtua karena yang harus kita edukasi
itu orangtuanya dulu karena faktor pembentukan
seorang anak ya dari keluarganya atau orang
tuanya, maka dari itu orangtua di bekali dengan
kepercayaan diri agar menjadi orangtua yang
bisa mendidik anak dengan baik, karena itu salah
satu dari keharmonisan keluarga, kadang ada
orangtua yang asal-asalan aja gitu ngedidik
anaknya dan mereka anggap itu sudah benar,
dan juga dari PUSPAGA tidak terjadinya tindak
kekerasan dalam mendidik anak, karena
kebanyakan orangtua juga berfikir anaknya bisa
di didik dari sekolahnya itu yang sangat salah
yahh.., karena faktor utama dalam mendidik anak
yaitu tadi orangtua Ayah dan terutama banget
Ibu”.(E. Nuriyani, S. Pd, 3 Maret 2021).
Dan pendapat dari ibu Dewi S. B, M. Psi,
Psikolog:
79
“Saya selaku pemateri harus bisa menyampaikan
materi dengan jelas kepada para orangtua yang
mengikutinya, karena orangtua tidak hanya
mengikuti saja kegiatan ini tetapi juga harus
menerapkannya dengan anak mereka. Jadi
orangtua harus di bekali dengan ilmu kepercayaan
dirinya agar bisa mendidik anak agar anak juga
nurut dengan ayah dan ibunya. Yang saya
tanamkan dari orangtua disini, yaitu orangtua
harus meyakini dirinya kalau dia itu orang yang
sangat penting untuk proses pendidikan atau
mendidik anak, dari kebanyakan orangtua
menganggap hal ini yaaa sepele aja gitu padahal
ini sangat penting agar orangtua dapat di hargai
oleh anak dan menjadikan anaknya yang baik”.
(Dewi S. B, M. Psi, Psikolog, 27 Februari 2021)
Dapat disimpulkan untuk meningkatkan
kepercayaan diri orangtua dalam mendidik anak harus
meyakini dirinya terlebih dahulu kalau mereka sangat
penting untuk anaknya, dan menjadi orangtua yang di
banggakan oleh anaknya. Maka dari itu menjadi
orangtua tidaklah mudah perlu pengetahuan atau ilmu-
ilmu dalam pengasuhan agar tidak terjadinya pola
pengasuhan yang salah, dan terciptanya keluarga yang
harmonis. Menjadikan anak untuk membanggakan
orangtuanya di kemudian hari.
1. Manfaat Parenting bagi anak
a. Perhatian orang tua lebih berkualitas dapat
meningkatkan peluang untuk meningkatkan
prestasi lebih baik pada anak.
80
Setelah mengikuti kegiatan/program
parenting tidak hanya orangtua saja yang
mengalami perubahan yang signifikan tetapi
kepada anak juga mengalami perubahan seperti
yang diungkapkan oleh ibu A:
“Iya mba sekarang perubahan yang saya
rasakan ke anak saya perlahan sudah
udah bisa lupa sama handphone karena
saya kasih kegiatan yang bermanfaat gitu
mba, terus saya juga ga mainin
handphone di depan dia kalau dia liat
pasti minta lagi. Terus saya belikan
mainan yang dia sukai gitu mba”. (Ibu A,
3 Maret 2021).
Bersependapat dengan ibu D dan ibu AD:
“Perubahan anak saya selama saya
menerapkan pola asuh yang baik kan
saya coba dekatkan diri dan mencari
kesukaan anak saya apa dan
Alhamdulillah mba sekarang anak saya
jadi dekat sekali dengan saya, dan kalau
ada apa-apa sekarang cerita ke saya gak
di pendam sendiri lagi”. (Ibu D. 6 Maret
2021).
Dan ibu AD:
“Anak saya sekarang jadi nurut ke saya
ya mba apa lagi kalau lagi nangis gitu
biasanya saya bentak-bentak tapi ini
engga saya pakai nada yang halus lembut
sambil nanya keinginanya apa ternyata
81
kalau semakin kita bentak semakin dia
menjadi- jadi ya nangisnya mba”. (Ibu
AD, 10 Maret 2021).
Sedangkan ibu H mengungkapkan:
“Anak saya jadi lebih senang mba kalau
belajar sama saya, karena saya waktu-
waktuin gitu mba misalnya 20 menit kamu
boleh istirahat dulu boleh nonton TV tapi
setelah itu kamu belajar lagi yah. Dan
malah dia bilang gini “kok mamah ga
marah- marahin aku kalau aku gabisa-
bisa” saya jadi ketawa sendiri mba
hehe”. (Ibu H, 2 Maret 2021).
Ibu FM juga mengungkapkan;
“Perubahan ke anak saya jadi lebih dekat
sih mba sekarang, soalnya saya sudah
bisa mengatur waktu saya di saat saya
lagi libur kerja saya sempatkan waktu
buat anak kaya menemani dia main, terus
pas saya pulang kerja saya tanyakan hari
ini ngapain aja coba ceritakan sama
bunda, terus dia kaya senang gitu mba,
malah jadi apa-apa ngadunya ke saya
mba”. (Ibu FM, 4 Maret 2021).
Ibu IP juga mengungkapkan bahwa dia
senang sekali mengikuti kegiatan/ program
parenting ini karena setalah Ibu IP
menerepakan pola asuh yang di dapat dari
mengikuti kegiatan Parenting berjalan dengan
Efektif, perubahan yang dimaksud berpengaruh
langsung kepada pola asuh yang baik dan benar
82
kepada Anaknya dengan demikian Ibu IP
sebagai penerima manfaat merasakan langsung
Edukasi yang diberikan dari kegiatan
Parenting di PUSPAGA Tangerang Selatan
Ibu IP mengungkapkan;
“Anak saya jadi nurut mba ke saya, dan
ternyata dengan saya membentak-bentak
anak jadi tuh anak saya malah ngelawan
gitu y amba. Dan sekarang udah engga
sih misalnya dia nakal gitu ga saya
bentak pakai nada yang halus dia jadi
nurut gitu di bilanginnya” (Ibu IP, 17
Maret 2021).
Ibu DD juga mengungkapkan perasaanya:
“Anak saya jadi dekat dengan saya mba,
dan setelah saya cari tau kesukaan anak
saya tuh banyak. Gitu aja sih mba
perubahan dari anak saya”. (Ibu DD, 2
Maret 2021).
Dan yang terakhir ibu AA juga
mengungkapkan;
“Anak saya yang tadinya ga dekat
dengan saya jadinya dekat, dan biasanya
apa-apa minta ke neneknya ini jadi engga
lagi mba hehe, dan sekarang juga anak
saya apa-apa cerita ke saya”. (Ibu AA, 5
Maret 2021).
Dapat disimpulkan dari kedelapan
informan mengungkapkan bahwa ada
perubahan yang signifikan dari anaknya yaitu
83
anaknya menjadi nurut dengan orangtuanya,
menjadi dekat dan tidak lagi mengandalkan
pengasuhnya. Dari situlah keberhasilan sasaran
kegiatan/program tepat pada sasaran yang
dimana mengutamakan orangtua terlebih
dahulu untuk di berikan ilmu pengetahuan agar
dapat menerapkannya langsung ke anak-anak
mereka.
Untuk melihat gambaran pencapaian
tujuan yang dirasakan oleh orangtua dari
kegiatan program parenting terlihat dari tabel
dibawah ini:
Tabel 4. 2
Indikator Pencapaian Tujuan
No NAMA Indikator Pencapaian Tujuan
Sebelum Sesudah
1. IP Tidak bisa mengontrol
emosi saat anaknya
menangis, selalu
membentak-bentak
anaknya.
Lebih mengerti pola
asuh yang baik dan
benar, dan lebih
mengontrol emosi.
2. DD Merasa cuek terhadap
anaknya, dan tidak
mengerti keinginan
anaknya jsaat menangis
jika meminta sesuatu.
Lebih bisa
mendekatkan diri
kepada anaknya dan
perlahan juga bisa
mengerti keinginan
anaknya.
3. A Anak kecanduan
kecanduan bermain
gadget, sehingga ibu A
sulit untuk
memberhentikanya.
lebih bisa mencari cara
agar anak tidak
kecanduan gadget, dan
perlahan bisa
mengatur waktu pada
84
anaknya untuk boleh
memainkan gadget.
4. H Merasa tidak bisa
sabaran saat
mendampingi anaknya
dalam belajar.
Lebih bisa Manahan
kesabaran, dan
menerapkan pola asuh
yang baik.
5. FM Tidak bisa
mendekatkan diri
kepada anaknya,
sehingga sang anak
lebih dekat dengan
pengasuhnya karena
ibu FM bekerja.
Bisa mencari cara agar
anak dekat dengan ibu
FM, meluangkan
waktu saat ibu FM
libur untuk mengajak
anaknya jalan-jalan,
maupun berkegiatan
lainnya.
6. AA Kurangnya perhatian
kepada anak karena
memiliki tiga anak,
sehingga anak lebih
dekat dengan neneknya.
Lebih merhatikan
kebuhuhan anak, dan
keinginan masing-
masing anaknya.
7. AD Tidak bisa mengontrol
emosi saat anaknya
meminta sesuatu, selalu
berbicara dengan nada
yang tinggi.
Lebih bisa mengontrol
emosi, dan bisa
memberitahu anak
dengan nada yang
lembut.
8. D Tidak merasa dekat
dengan anaknya,
sehingga saat anak
mengalami sesuatu
tidak bercerita dengan
ibu D
Lebih bisa mengetahui
keinginan anak dan
mendekatkan diri
kepada anaknya, dan
lebih mengontrol
perkembangan anak di
lingkungannya. Sumber: Data Primer
Dapat disimpulkan dari table indikator pencapaian tujuan
yaitu dari ke delapan informan mengalami perubahan yang
signifikan dilihat dari sebelum dan sesudah orangtua mengikuti
kegiatan/program parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA), yang sebelumnya dari ke empat informan
85
mengalami permasalahan kurangnya perhatian kepada anaknya,
dan setelah mengikuti kegiatan/program parenting orangtua lebih
mengintropeksi diri lagi dan melakukan cara agar mereka
memperhatikan anaknya, dan menerapkan pola pengasuhan yang
baik dan benar. Dan tiga dari informan orangtua yaitu mengalami
permasalahan tidak bisa mengontrol emosi mereka maka dari itu
orangtua bertindak kasar kepada anaknya seperti; membentak
anaknya, mencubit anaknya ketika tidak paham apa yang orangtua
perintahkan, dan berbicara dengan nada yang tinggi. Setelah
orangtua mendapatkan edukasi dari kegiatan/program parenting
tentang pola pengasuhan orangtua lebih mengontrol emosi mereka,
tidak membentak-bentak anaknya bahkan mencubit anaknya.
Sedangkan satu dari tujuh informan mengalami
permasalahan tidak bisa memberhentikan anaknya ketika
memainkan gadget setelah mengikutin kegiatan/program ini
orangtua bisa mengatur waktu kapan saja anaknya di perbolehkan
untuk memainkan gadget, dan memberikan kegiatan yang
bermanfaat untuk anaknya. Dari table inilah dapat dilihat
perubahan yang signifikan dari pencapaian tujuan menyeluruh
kegiatan/program parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Tangerang Selatan.
86
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas dan menganalisis
data dan temuan lapangan dari hasil wawancara dan observasi yang
tertera di dalam bab IV tentang efektivitas program parenting di
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang
selatan, dengan mengaitkan teori-teori yang ada di dalam bab II
mengenai efektivitas sesuai dengan pendapat Campbell J.P yang
dikutip oleh Mutiarin (2014) yaitu keberhasilan kegiatan/program,
keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap kegiatan/program, dan
pencapaian tujuan menyeluruh.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan oleh peneliti hanya
berfokus pada efektivitas program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang Selatan.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mejalankan visi dan misi dari
PUSPAGA. Agar tidak terjadinya tindak kekerasan maupun
penelantaran pada anak, maka dari itu sasaran utama dalam
program/kegiatan ini yaitu para orangtua.
Dalam kegiatan program ini terdapat kegiatan-kegiatan
yang sangat berpengaruh positif untuk orangtua karena para
orangtua di berikan pembelajaran tentang cara mendidik anak yang
baik, selain itu orang tua juga di bekali ilmu bahwa seorang anak
mempunnyai hak-hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk
berpartisipasi, hak untuk mendapatkan identitas, dsb. Selain orang
tua dibekali ilmu pengetahuan orangtua juga bisa melakukan
sharing bersama pihak PUSPAGA menyampaikan keluh-kesah
87
yang mereka alami, dan bila ingin lebih lanjut orangtua juga bisa
melakukan konseling langsung.
A. Keberhasilan kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
Keberhasilan program/kegiatan adalah suatu kegiatan
dikatakan efektif apabila kegiatan/program tersebut berhasil
dilaksanakan dari tahap pertama hingga terakhir dan dapat
menanggulangi hambatan yang ada. Pada hasil temuan dalam
bab 4 peneliti telah menjelaskan bahwa, efektivitas program
parenting di Pusat Pembelaran Keluarga (PUSPAGA) Kota
Tangerang Selatan merupakan suatu kegiatan/program yang
diberikan kepada penerima manfaat khususnya para orangtua
agar menerapkan pengasuhan yang baik kepada anaknya
sehingga tidak adanya kasus-kasus kekerasan dan penelantara
pada anak dan itulah tujuan utama dari PUSPAGA.
Program parenting yang dibentuk oleh divisi pencegahan
guna mencegah kasus-kasus kekerasan terutama pada anak dan
perempuan, kegiatan ini sangat efektiv dilaksanakan setiap
seminggu dua kali yaitu di hari Senin dan Jum’at dengan cara
melakukan sosialisasi ke majelis taklim, tempat-tempat
perkumpulan hingga tingkat sekolah dari mulai PAUD, TK,
SD, SMP, SMA. Dan dimasa pandemi seperti ini banyak
sekolah- sekolah meminta Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) untuk mengisi materi dalam kegiatan webinar
parenting.
Dalam berlangsungnya kegiatan ada koordinator acara
dan pemateri untuk menyampaikan materi apa saja yang di
88
sampaikan, selain itu penerima manfaatnya para orangtua.
Materi yang disampaikan yaitu menjelaskan tentang program
parenting, memberikan pemahaman tentang kewajiban
orangtua terhadap anak/mengedukasi orangtua, agar orangtua
tidak merasa bosan pemateri memberikan video gambaran
masa kehamilan sampai melahirkan dan yang terakhir kegiatan
sharing para orangtua. Selama kegiatan berlangsung para
orangtua sangat antusias mengikutinya karena menurut dari
delapan informan yang sudah di wawancarai kegiatan ini
sangatlah positif banyak ilmu-ilmu yang berfmanfaat untuk
mereka.
Kegiatan ini disampaikan dengan pemateri dengan
penyampaian pembimbingan dangan menggunakan metode
penyampaian dan Bahasa-bahasa yang jelas agar orangtua
yang mengikuti kegiatan ini mudah memahami, dengan hal ini
penerima manfaat (orangtua) dapat mengikuti kegiatan dengan
baik, tidak merasa bosan, dan efektif seperti apa yang
diharapkan bersama. Dalam hal ini, para orangtua dituntut
untuk memahami atau mengerti apa yang telah disampaikan
oleh pemateri, dan dapat menerapkannya langsung kepada
anak-anak mereka.
B. Keberhasilan sasaran kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
Apabila tujuan telah tercapai dan tepat pada sasaran yang
dituju maka suatu kegiatan dinyatakan efektif. Seperti yang
sudah di jelaskan di bab sebelumnya bahwa program/ kegiatan
89
parenting dituju kepada orangtua Paud, TK, SD, SMP, SMA,
dan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) juga
melakukan sosialisasi ke majelis taklim, atau tempat-tempat
perkumpulan lainnya. Dimasa pandemi ini PUSPAGA
menjalankan kegiatan dengan secara online/ mengadakan
webinar.
Seperti yang di jelaskan di bab II manfaat yang diperoleh
di dalam melaksanakan program parenting khususnya bagi
orang tua memiliki pengetahuan dan pengertian tentang
tumbuh kembang anak, cara mendidik anak dengan baik, dan
cara mengatasi permasalahan pada anak, dengan harapan
mereka mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-
anaknya. Dalam berlangsungnya kegiatan/program parenting
PUSPAGA menuju kepada orangtua, menurut Ny, Singgih D.
Gunarsa bahwa orangtua adalah dua individu yang berbeda
memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan,
pendapat, dan kebiasaan sehari-hari. (N. S. Gunarsa 2005, 25).
Maka dari itu Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
memilih Orangtua untuk dilakukannya edukasi agar tidak
adanya pola pengasuhan yang salah pada anak, dan tercapainya
tujuan dari visi dan misi lembaga yaitu pelayanan untuk
pencegahan dari tindak kekerasan anak dan perempuan.
Keberhasilan sasaran kegiatan/program parenting ini
memang sudah tepat yaitu kepada para Orangtua yang
mengikuti kegiatan, dari kegiatan yang telah Orangtua ikuti
sangat berpengaruh sekali oleh mereka. Karena banyak
perubahan pada pola pengasuhan dari Orangtua setelah
90
mengikuti kegiatan parenting yaitu, Orangtua berintropeksi
diri apa yang salah dari dirinya dalam mendidik anak,
mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang pola pengasuhan,
Orangtua bisa lebih perhatian lagi kepada anak, dan masih
banyak lagi manfat setelah mengikuti kegiatan/program
parenting.
C. Kepuasan sasaran kegiatan/program parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam
efektivitas ini bersifat kualitatif (berdasarkan pada mutu). Jika
kegiatan ini telah berhasil dilaksanakan dan tepat pada sasaran
maka kegiatan akan dikatakan efektif bila pelaksanaan dan
penerima manfaat sama-sama merasakan kepuasan atas
kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan ini kepuasan pelayanan
kegiatan/program parenting yang dirasakan oleh orangtua
merupakan salah satu hal yang utama untuk menentukan
keberhasilan kegiatan. Hal ini diungkapkan oleh perasaan
orang tua setelah mengikuti kegiatan parenting dan dapat di
lihat dari tabel kepuasan penerima manfaat di dalam bab IV,
yaitu dari kedelapan informan penerima manfaat program
parenting memiliki kepuasan yang cukup tinggi dengan
berbagai alasan diantaranya; Para Orangtua merasa puas
dengan apa yang telah mereka rasakan setelah mengikuti
kegiatan parenting, banyak manfaat dengan adanya
kegiatan/program parenting, materi yang disampaikan oleh
91
pemateri sangat jelas sehingga Orangtua yang mengikuti
kegiatan ini dapat mudah memahami, Orangtua tidak merasa
bosan saat sedang mengikuti kegiatan ini dikarenakan tidak
hanya penyampaian materi saja tetapi, dari penyajian video
masa kehamilan orangtua juga dapat belajar dan mengingat
kembali masa- masa saat itu, dan dari sesi sharing sangat di
nantikan oleh orangtua karena mereka bisa sharing bersama
dengan Orangtua lainnya dan mendapatkan solusi dari pihak
PUSPAGA. Sehingga salah satu dari kedelapan informan tidak
merasa puas dengan waktu pelaksaan saat sesi sharing
dikarenakan banyaknya Orangtua yang antusias
menyampaikan keluhan mereka maka dari itu beberapa
Orangtua tidak bisa menyampaikan keluhannya.
D. Pencapaian Tujuan menyeluruh kegiatan/program
parenting di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Tangerang Selatan
Ukuran dalam efektivitas ini bersifat kualitatif
(berdasarkan pada mutu). Jika kegiatan telah berhasil
dilaksanakan dan tepat pada sasaran maka kegiatan akan
dikatakan efektif bila pelaksanaan dan penerima manfaat
sama-sama merasakan kepuasan dalam kegiatan. Pada di bab
IV bahwa pencapaian tujuan menyeluruh dalam suatu kegiatan
harus melewati tiga tahap diantaranya; keberhasilan
program/kegiatan, keberhasilan sasaran/program, dan
kepuasan sasaran/program. Pelaksanaan kegiatan /program
yang di buat oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
memiliki tujuan utama agar Orangtua menerapkan pola
92
pengasuhan yang baik dan benar kepada anak-anaknya agar
terhindarnya tindak kekerasan/penelantaran anak, dan pola
pengasuhan yang salah. Tujuan dari kegiatan/program
parenting sudah cukup tercapai dikarenakan banyak sekali
respon positif dan antusias Orangtua yang mengikuti kegiatan
ini. Dari penjelasan di atas maka teori yang di gunakan oleh
Ny, Singgih D. Gunarsa merumuskan bahwa manfaat yang di
peroleh ditemukan dalam beberapa permasalahan terlebih
dahulu, yang dilakukan dalam wawancara Bersama kedelapan
informan dari keempat informan tersebut peneliti menemukan
permasalahan yang muncul seperti:
1. Orang tua sulit untuk berinteraksi secara emosional kepada
seoarang Anak.
2. Orang tua merasa sedih akibat Anak merasa lebih dekat
dan nyaman jika berada dalam asuhan dari pengasuh di
bandingkan bersama dengan Orang tuanya.
3. Orang tua yang sulit memahami kemauan dari seorang
Anak
4. Orang tua tidak mengetahui permasalahan yang ada pada
seorang Anak oleh karena itu para Orangtua sulit
memahami kemauan seorang Anak yang mengakibatkan
Anak memendam permasalahanya sendiri serta tidak mau
menceritakan penyebab dari permasalahan seorang Anak.
Kemudian dari ketiga informan lain peneliti
menemukan beberapa permasalahan yang tidak bisa di
93
selesaikan langsung oleh para Orangtua terhadap Anak, 2
yaitu:
1. Orang tua tidak bisa mengontrol emosi dalam memberikan
pengasuhan yang baik dan pengawasan kepada seoarang
Anak
2. Orang tua mudah marah dalam mendidik seoarang Anak
ketika sedang dalam proses belajar sehingga anak menjadi
mudah murung dan malas untuk belajar.
3. Para Orang tua masih menggunakan nada tinggi dalam
berbicara kepada seoarang Anak dan hal tersebut masih
sulit dihindarkan dari para Orangtua dalam berinteraksi
secara sabar dan lemah lembut kepada Anak.
Setelah itu yang terakhir ada satu informan yang
memiliki permasalahan yang sulit di selesaikan oleh informan
tersebut yaitu:
Masalah utama dari satu informan ini adalah Orang tua
sulit dalam mengatasi memberhentikan dan menghindarkan
seoarang Anak dari Gadged jika sudah dimainakan oleh
seorang Anak oleh karena itu Orang tua tersebut sering
bertengkar dengan Anak akibat dari Anaknya yang kecanduan
bermain Gadged. Selanjutnya dari permasalahan-
permasalahan yang di temukan tersebut mengacu pada teori
Ny, Singgih D. Gunarsa bahwa Efektivitas dari program
parenting yang terlihat jelas adalah perubahan dan manfaat
penerapan pengasuhan yang baik dari para informan yang
94
mengikuti kegiatan parenting di Pusat Pembelejaran Keluarga
(PUSPAGA), yaitu:
1. Orang tua sudah mengetahui cara mendidik dan mengasuh
anak yang baik dan benar dari webinar atau kegiatan
parenting yang memberikan Edukasi terhadap para
Orangtua sehingga penerapannya dengan mudah dapat
dilakukan oleh para Orangtua
2. Orang tua dapat menimbulkan rasa percaya dirinya dalam
memberikan pola pengasuhan terhadap seorang Anak dan
pemahaman akan bahanya melakukan pola asuh yang tidak
baik memberikan suatu wawasan lebih para Orangua dari
kegiatan parenting di Lembaga PUSPAGA
3. Orang tua memahami bahwa waktu Bersama Anak juga
lebih di prioritaskan agar Anak merasa dekat dan nyaman
kepada Orang tua serta lebih banyak menyibukan waktu
ersama seorang Anak agar anak selalu dalam pengawasan
yang lebih baik dari para orang tua.
4. Setelah perubahan lebih terlihat lagi Orang tua dalam
menangani Anak yang salah satunya kecanduan Gadged,
Orang tua lebih bersabar dalam mendidik dan mengasuh
seorang Anak sehingga emosi dan rasa amarah kepada
Anak dapat berkurang maupun dikendalikan dengan efektif
dengan cara mengikuti kemauan seoarang Anak
contohnya” memberikan keluasaan Anak dalam menonton
telivisi namun membatasi waktunya sehingga Anak dan
Orang tua berinterkasi secara maksimal dan fokus anak
95
dalam belajarpun menjadi tidak terganggu akibat
keinginannya yang sudah terpenuhi”. Orang tua membujuk
seoarang Anak untuk lebih banyak menghabiskan waktu
kegiatan sehari-hari berdua dengan Anak hal tersebut
menjadikan keeratan dalam pengasuhan terhadap seoarang
Anak sehingga Anak dengan mudah melupakan
menghabiskan waktu dengan Gadged.
Program kegiatan parenting ini memang bertujuan
kepada Orang tua dan berfokus pada pola pengasuhan Orang
tua dalam menjaga, mendidik, mengasuh dan memberikan
segala apapun yang di butuhkan untuk tumbuh kembang dan
masa depan Anak. Namun program parenting ini juga
berpengaruh besar dan bermanfaat langsung bagi seorang
Anak, Adapun manfaat bagi Anak tersebut yaitu:
1. Manfaat pertama yang dirasakan langsung oleh Anak
adalah Orang tua lebih berkualitas dalam memberikan
pola pengasuhan terhadap seorang Anak sehingga dapat
meningkatkan prestasi seorang Anak dengan lebih baik
dan maksimal dalam mencapai prestasi tersebut.
2. Kedua Anak lebih banyak menghabiskan waktu Bersama
dengan Orang tua dengan pengawasan yang lebih lama
Anak menjadi terbiasa dalam melakukan kegiatan-
kegiatan positif seperti membantu Orang tua memasak,
membersihkan Rumah dan kegiatan yang menimbulkan
reaksi baik dari seoarang Anak sehingga terhindar dari
kegiatan-kegiatan negative seperti kecanduan penggunaan
Gadged.
96
3. Ketiga Anak menjadi lebih senang dan merasa gembira
belajar Bersama dengan kedua Orang tua di rumah dan
mengurangi waktu bermainya, dengan nada bicara yang
baik terhadap seorang Anak menjadikan Anak nyaman
belajar Bersama dengan Orang tuanya sehingga tidak
menimbulkan hal negatif seperti membentak-bentak
seoarang Anak dan emosi berlebihan dalam mendidik
seoarang Anak.
4. Keempat Anak menjadi lebih menurut kepada para
Orangthua dengan pola asuh yang baik dan benar serta
keeratan hubungan emosional ke keluargaan Orang tua
dan Anak terlihat sangat efektif.
5. Kelima dapat disimpulkan dengan jelas dan bahwa
perubahan pola pengasuhan tersebut menjadikan Anak
menimbulkan percaya diri, terhindar dari diskriminasi
pengasuhan Orang tua yang salah, tumbuh kembang Anak
menjadi maksimal dan pengaruh besar untuk mencapai
masa depannya dapat terpenuhi dengan baik akibat adanya
kegiatan parenting di Lembaga Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA).
Di dalam keluarga juga terdapat peran ayah sebagai
penopang ekonomi keluarga, dan tanggung jawab terhadap
kesejahteraan keluarga, sebagai contoh atau tauladan bagi
anak-anaknya, selain itu ayah berperan sebagai tumpuan
harapan bagi anak dalam mengatasi atau memecahkan
masalah yang dihadapi. Seorang ayah juga sebagai
pembimbing anak untuk merasa lebih yakin dan percaya diri
97
dalam menghadapi masalah dalam sehari-hari, baik yang
berhubungan dengan kesulitan belajar maupun permasalahan
lainnya.
Sedangkan dalam perkembangan anak ada juga peran
ibu yaitu, mengasuh membimbing, dan mendidik, serta
mengembangkan kepribadian anak sangat dibutuhkan seorang
ibu dituntut untuk berperan secara aktif dalam menanamkan
nilai, norma dan tanggung jawab sedini mungkin, diantaranya
membuat suasana aman, tentram di rumah perlu dijaga,
sehingga tercipta suatu kondisi yang menyenangkan bagi anak
untuk belajar. Dengan penuh kasih saying, perhatian,
bimbingan, serta tanggung jawab dari ibu menuruti segala
aturan yang di terapkan.
Adanya program/kegiatan parenting yaitu terfokus
kepada pola pengasuhan orang tua pada anak yang dimana
menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya psikologi remaja,
pola asuh orangtua adalah sikap dan cara orangtua dalam
mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda termasuk
anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak
sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan
bergantung kepada orangtua menjadi berdiri sendiri dan
bertanggung jawab sendiri (Gunarsa 2007, 109)
98
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini, peneliti anak memberikan kesimpulan
terkait skripsi dengan judul efektivitas Program Parenting di
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Tangerang
selatan. Maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil peneliti
yaitu, Kegiatan parenting yang dilakukan oleh Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan dapat
di katakana efektiv yaitu sebagai berikut:
1. Keberhasilan program/kegiatan parenting yang dilakukan
oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang
Selatan dengan menjalankan empat tahap diantaranya;
menjelaskan tentang program parenting, memberikan
pemahaman tentang kewajiban orangtua terhadap
anak/mengedukasi orangtua, memberikan gambaran masa
kehamilan hingga persalinan ibu dalam bentuk video, dan
yang terakhir kegiatan sharing para orangtua. Selama
kegiatan berlangsung semuanya berjalan dengan baik.
2. Ketepatan sasaran program/kegiatan ini sesuai dengan
sasaran yang dituju yaitu para orang tua seperti tingkat;
Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan PUSPAGA juga
melakukan sosialisasi ke majelis taklim, atau tempat-
tempat perkumpulan lainnya.
99
3. Kepuasan sasaran program/kegiatan Parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan
dilihat dari tabel kepuasan penerima manfaat menyatakan
puas dengan pelayanan kegiatan program parenting.
4. Pencapai tujuan menyeluruh kegiatan parenting di Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tangerang selatan
dilihat dari tabel indikator pencapaian tujuan terlihat
perbedaan yang signifikan apabila dilihat dari sebelum dan
sesudah kegiatan parenting.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, terdapat saran yang diberikan peneliti untuk pihak-
pihak yang terkait, diantaranya;
1. Saran yang diajukan kepada pihak Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Tangerang Selatan yaitu tidak
adanya seorang Pekerja Sosial tetapi hanya seorang
Psikolog saja yang menangani saat sesi konseling.
2. Saran bagi Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
dalam mengukur tingkat kepuasan atau keberhasilan
program parenting. Sebaiknya Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) perlu melakukan resech ulang
dalam menanggulangi para responden yang mengikuti
kegiatan/program dari parenting PUSPAGA, hal tersebut
utamanya bertujuan untuk menganalisa kembali perubahan
yang terjadi dari para responden yang mengikuti kegiatan
100
program parenting di PUSPAGA dengan cara mensurvey
dan mendata langsung para responden yang mengikuti
kegiatan parenting pada waktu yang di tentukan, serta
memberikan analisis terhadap instusi Lembaga PUSPAGA
bahwa perubahan dan pemahaman dari para
responden/masyarakat berjalan dengan signifikan.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya bahwa temuan peneliti ini
masih menemukan kekurangan misalnya; peneliti perlu
melakukan resech dengan pendekatan kuantitatif yakni,
melihat sejauh mana pengaruh keberhasilan program
parenting terhadap kepuasan, pengetahuan, dan partisipasi
orangtua terkait pentingnya parenting bagi anak.
101
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. In Afrizal, Metode
Penelitian Kualitatif (p. 13). Jakarta: Rajawali Pers.
_____. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. In Afrizal, Metode
Penelitian Kualitatif (p.176). Jakarta: Rajawali Pers.
Djamarah, S. B. (2014). Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi
dalam Keluarga . Jakarta: Rineka Cipta.
Elfira, I. d. (2015). PENGARUH KONSELING PRANIKAH
SOLUTION FOCUSED TERHADAP PENINGKATAN
KONSEP KELUARGA SAKINAH CALON
PENGANTIN. 136-137.
Gunarsa, N. s. (2005). Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.
___________. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Speanjang Masa Edisi Ke V. Jakarta:
Erlangga.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Keraf, G. (2004). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran
Bahasa. In G. Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa (p. 162). Flores: Nusa Indah .
Kurniawan, A. (2005). Transformasi Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Pembaruan.
M., N. R. (2008). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
MD, U. I. (2004). Akutansi Sektor Publik. Malang: UMM Press.
102
Moleong, l. J. (2000). Metodelogi Penelitian Kualitatif . In l. J.
Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (p. 178).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya .
Mutiarin, D. (2014). Manajemen Birokrasi dan Kebijakan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poerwandri, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi . In E. K. Poerwandri, Pendekatan Kualitatif
dalam Penelitian Psikologi (p. 78). Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia .
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyono. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Surbakti, E. B. (2012). Parenting Anak- Anak. Jakarta: PT Elex
Media.
Usman, A. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sumber Website
Deniansyah, R. (2019, februari 15). Kekerasan Seksual Terhadap
Anak di Tangsel Meningkat. Retrieved from
https://tangerangnews.com/tangsel/read/26172/Kekerasan
-Seksual-Terhadap-Anak-di-Tangsel-Meningkat
Adminkicau. (2017, Mei 20). Meningkatnya kasus kekerasan pada
Anak, ini Pernyataan P2TP2A Tangsel. Retrieved from
https://kicaunews.com/2017/05/20/meningkatnya-kasus-
kekerasan-pada-anak-ini-pernyataan-p2tp2a-kota-tangsel/
103
Redaksi. (2020, 21 Jumat). Perceraian di Tangsel Banyak di
Sebabkan Medsos. Retrieved from
https://www.bantennews.co.id/perceraian-di-tangsel-
banyak-disebabkan-medsos/
104
LAMPIRAN
105
LAMPIRAN
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA NARASUMBER
Informan: Hj. Listya W.S. SOS, MKM (Ketua Pusat Pembelajaran
Keluarga Tangerang Selatan)
Hari, Tanggal:
Pukul:
No Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan ibu menjadi ketua
di PUSPAGA?
2. Bagaimana Sejarah PUSPAGA
berdiri?
3. Bagaimana tahap pelayanan
sosial yang ada di PUSPAGA?
4. Apa saja program yang
dilaksanakan di PUSPAGA?
5. Siapa saja sasaran penerima
manfaat di PUSPAGA?
106
PEDOMAN WAWANCARA NARASUMBER
Informan: Dewi S.B, M.PSI, Psikolog (Narasumber)
Hari, Tanggal:
Pukul:
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana langkah-langkah dan upaya
(PUSPAGA) untuk mencapai
keberhasilan Program Parenting?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan sudah
berjalan dengan baik?
3. Bagaimana cara agar orangtua tidak
merasa malu untuk menyampaikan
permasalahannya pada sesi sharing?
4. Apa saja hambatan dari kegiatan
parenting?
5. Apa cara yang efektif untuk mengatasi
hambatan tersebut?
6. Materi apa saja yang disampaikan?
7. Apa point penting yang di sampaikan
melalui kegiatan parenting?
8. Bagaimana cara agar orangtua yang
mengikuti kegiatan parenting tidak
merasa bosan?
107
PEDOMAN WAWANCARA NARASUMBER
Informan: E. Nuriyani, S.Pd (Koordinator program
parenting/divisi pencegahan)
Hari, Tanggal:
Pukul:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang di maksud dengan
program/kegiatan parenting?
2. Bagaimana cara mengajak orangtua
untuk mengikuti kegiatan
parenting?
3. Dimana kegiatan program parenting
di laksanakan?
4. Apa tujuan dari kegiatan/ program
parenting diadakan?
5. Apakah program parenting ini sudah
tepat sasaran?
6. Apakah program parenting selama
ini berjalan dengan efektif?
7. Apakah pemahaman orangtua sudah
tercapai dan di wujudkan setelah
mengikuti kegiatan parenting?
8. Melalui media apa penyampaian
materi di berikan? Mengapa
memilih media tersebut?
108
PEDOMAN WAWANCARA NARASUMBER
TRANSKIP WAWANCARA
Informan: Penerima Manfaat (Orangtua)
Hari, Tanggal:
Pukul:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti
kegiatan parenting sebelumnya?
2. Apakah materi yang disampaikan cukup
jelas?
3. Apakah kegiatan parenting sudah membantu
bapak/ibu dalam mendapatkan ilmu tentang
pola asuh?
4. Masalah apa yang ibu/bapak alami kepada
anak?
5. Bagaimana bapak/ibu mengetahui kegiatan
parenting ini?
6. Apa yang ibu/bapak rasakan setelah
menonton video masa-masa kehamilan?
7. Apa yang di terapkan oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan parenting?
8. Menurut ibu/bapak apakah metode yang di
sampaikan dapat membantu dalam
mengasuh anak?
9. Apa yang diharapkan oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
10. Apakah bapak/ibu merasa puas dengan
pelayanan kegiatan parenting yang di
berikan oleh PUSPAGA?
109
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
Informan: Hj. Listya W.S. SOS, MKM (Ketua Pusat Pembelajaran
Keluarga Tangerang Selatan)
Hari, Tanggal: 12 Februari 2021
Pukul: 12.00- 13.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan ibu menjadi
ketua di PUSPAGA?
Sejak PUSPAGA berdiri tahun 2016
2. Bagaimana Sejarah
PUSPAGA berdiri?
Sejarah berdirinya Pusat
Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) yaitu dari Dina
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Dan Keluarga
Berencana (DPMP3AKB)
Tangerang selatan tepatnya di
bidang PPPA sebagai program
unggungal. Bidang PPPA membuat
program atau Lembaga ini bertujuan
untuk layanan pencegahan atas
kasus kekerasan terhadap anak dan
perempuan, tidak hanya itu
pelayanan PUSPAGA ini juga ada
layanan bimbingan pra nikah,
konseling dan lain sebagainya.
PUSPAGA ini terbentuk di bulan
September 2016.
3. Bagaimana tahap
pelayanan sosial yang
ada di PUSPAGA?
Pelayanan sosial dari PUSPAGA
yaitu kami sebagai tenaga profesi
melakukan sosialisasi- sosialisasi ke
tempat- tempat perkumpulan seperti
110
majels taklim, hingga tingat
sekolah, dan kami memiliki tenaga
administrasi yang berfungsi untuk
menerima kunjungan dan mencatat
bila ada klien yang datang ke
PUSPAGA, setelah tenaga
administrasi mencatat klien dirujuk
ke divisi pencegahan dan dari
situlah klien diberikan pelayanan
oleh PUSPAGA seperti layanan
konseling, bila kasus sudah di
anggap berat klien akan dirujuk ke
divisi rujukan yaitu ke Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Klien yang sudah di rujuk ke
P2TP2A akan di berikan pelayanan
secara maksimal sesuai dengan
beratnya kasus dan akan di rujuk
kembali ke Puskesmas, rumah
aman, rumah sakit, Lembaga hukum
atau Lembaga lainnya, setelah klien
di berikan pelayanan yang maksimal
barulah kasus bisa dinyatakan
selesai.
4. Apa saja program yang
dilaksanakan di
PUSPAGA?
Program yang dilaksanakan
PUSPAGA yaitu ada layanan
konseling berupa konseling
perkawinan, tumbuh kembang, dan
pengasuhan anak, serta ada
penyuluhan/ceramah, dan juga ada
layanan edukasi kegiatan parenting
yang diadakan setiap seminggu 2
kali.
5. Siapa saja sasaran
penerima manfaat di
PUSPAGA?
Sasaran penerima manfaat puspaga
yaitu terutama anak, orangtua, dan
seluruh lapisan masayarakat yang
perlu kita bantu.
111
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
Informan : Dewi S.B, M.PSI, Psikolog (Narasumber)
Hari, Tanggal : 27 Februari 2021
Pukul : 13.09-14.30 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana langkah-
langkah dan upaya
(PUSPAGA) untuk
mencapai keberhasilan
Program Parenting?
Langkah-langkah untuk mencapai
keberhasilan program yaitu pertama
kita harus menjelaskan program
parenting itu, fungsinya apa agar
Orangtua dapat tertarik mengikuti
kegiatan ini, dengan sosialisasi yang
kita adakan, setelah itu baru kita
mengedukasi Orangtua dengan cara
pemberian materi yang sudah kita
siapkan, tidak hanya materi yang kita
sampaikan para Orangtua kita sajikan
Video gambaran masa kehamilan.
Dan terakhir ada sesi sharing, kalau
Orangtua tidak merasa puas dengan
sesi sharing Orangtua bisa
menghubungi pihak PUSPAGA
untuk melakukan konseling.
2. Apakah pelaksanaan
kegiatan sudah berjalan
dengan baik?
Kalau menurut saya sudah berjalan
dengan baik ya mba, dari sebelum
pandemi covid-19 ini
kegiatan/program parenting berjalan
dengan setiap seminggu 2 kali secara
rutin, sedangkan selama pandemi-19
kita memang tidak melakukan
sosialisasi lagi tetapi
mengadakannya secara webinar. Dan
Alhamdulillah nya sekali sudah
banyak yang tau dengan kegiatan ini
apa lagi sekolah-sekolah jadi pihak
sekolah menguhubungi PUSPAGA
112
untuk diadakannya kegiatan/program
parenting.
3. Bagaimana cara agar
orangtua tidak merasa
malu untuk
menyampaikan
permasalahannya pada
sesi sharing?
Yaaaa itu, kita harus bersifat terbuka
dengan para Orangtua,
menganggapnya tidak hanya klien
atau para peserta saja tetapi
menganggap seperti kekeluargaan.
4. Apa saja hambatan dari
kegiatan parenting?
Hambatannya ke para ibu-ibu kaya
majelis taklim ya menganggap hal
sepele dengan kegiatan ini jadi kita
harus benar-benar meyakini mereka
gitu, kalau kegiatan ini sangat
bermanfaat untuk para Orangtua, dan
kalau sekarang ya karna Covid jadi
terhenti deh untuk kegiatan
sosialisasinya.
5. Apa cara yang efektif
untuk mengatasi
hambatan tersebut?
Ya itu tadi kita harus benar-benar
bisa meyakini orangtua agar
mengikuti kegiatan ini, dan
mengadakan sesi sharing orangtua
agar orangtua dapat menyampaikan
keluhan mereka gimana.
6. Materi apa saja yang
disampaikan?
Materi nya ya seputar pola asuh anak,
dari mulai cara mendidik anak yang
benar, hak- hak anak seperti; hak
tumbuh kembang hak untuk
berpartisipasi, hak untuk
mendapatkan perlindungan, hak
untuk mendapatkan identitas,
penyampaian video agar orangtua
tidak merasa bosan, meningkatkan
peran orangtua dalam proses
mendidik/ mengasuh, memahami
orangtua harus mengajarkan akhlak
kepada anak dan merawat sisi
jasmani anak,
7. Apa point penting yang
di sampaikan melalui
kegiatan parenting?
Point penting yang di sampaikan
yaitu tadi tentang pengasuhan
anaknya mba, bagaimana cara
113
mendidik anak yang baik dan benar,
terus saya sebagai pemateri juga
harus dapat menyampaikan
penjelasan yang mudah di pengerti
para Orangtua
8. Bagaimana cara agar
orangtua yang
mengikuti kegiatan
parenting tidak merasa
bosan?
Yaitu tidak hanya materi- materi saja
atau saya tidak ceramahin orangtua
saja tetapi dari pemberian video
tentang masa kehamilan agar
orangtua bisa keingat kembali di
masa-masa mereka menantikan
kehadiran buah hat, dan terakhir sesi
sharing itu sangat di nantikan oleh
orangtua karena mereka dengan
bebas bertanya dan mencurahkan isi
hatinya.
'
114
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
Informan : E. Nuriyani, S.Pd (Koordinator program
parenting/divisipencegahan)
Hari, Tanggal : 3 Maret 2021
Pukul : 11.07-12.00 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang di maksud
dengan program/kegiatan
parenting?
Program parenting ini adalah
kegiatan pembelajaran atau
edukasi kepada orangtua agar
memahami pola asuh yang baik
dan benar kepada anaknya.
2. Bagaimana cara
mengajak orangtua untuk
mengikuti kegiatan
parenting?
Kalau di sekolah pertama kita
mendatangi kepala sekolah
kalau kita ingin ada kegiatan ini,
dari situ kepala sekolah
menyampaikan ke orangtua wali
murid, sedangkan kalau di
majelis taklim atau tempat
lainnya kita meminta izin
kepada pihak RT.
3. Dimana kegiatan
program parenting di
laksanakan?
Sebelum pandemi ini kegiatan
berlangsung di sekolah-sekolah,
kami pihak PUSPAGA
mendatangi sekolah- sekolah,
dan selain itu kami melakukan
sosialisasi ke kampung-
kampung atau tempat lainnya
untuk melakukan kegiatan ini.
4. Apa tujuan dari kegiatan/
program parenting
diadakan?
Tujuan dari kegiatan ini yaitu
untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan orang tua dan
keterampilan dalam
melaksanakan pengasuhan,
perawatan, dan Pendidikan anak
dalam keluarga agar tidak
terjadinya penelantaran atau
kekerasan pada anak.
115
5. Apakah program
parenting ini sudah tepat
sasaran?
Ya, sudah tepat pada sasaran
karena program ini sudah tertuju
jelas kepada orangtua-orangtua.
6. Apakah program
parenting selama ini
berjalan dengan efektif?
Sangat berjalan efektif, karena
ini adalah salah satu dari visi dan
misi PUSPAGA, untuk
mencegah dari kasus- kasus
yang tidak di inginkan.
7. Melalui media apa
penyampaian materi di
berikan? Mengapa
memilih media tersebut?
Melalu media Ms PowerPoint,
dan video karena menurut kami
itu sangat efektif agar orangtua
merasa seperti sekolah Kembali,
dan memberikan video masa
kehamilan tujuan utamanya agar
orangtua bisa mengingat
Kembali perjuangan mereka
untuk menanti kehadiran anak
dan yang kedua tidak hanya
materi saja yang dapat kita
sampaikan dari video juga bisa
agar orangtua tidak merasa
bosan.
116
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 1
Informan : Ibu IP (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 17 Maret 2021
Pukul : 12.30-15.00 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu pernah
mengikuti kegiatan
parenting sebelumnya?
Yaa, saya belum pernah
mengikuti kegiatan ini dan ini
baru pertama kali.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup jelas?
Cukup jelas ya, dan menarik
sekali.
3. Apakah kegiatan parenting
sudah membantu
bapak/ibu dalam
mendapatkan ilmu tentang
pola asuh?
Sangat membantu karena
banyak sekali ilmu yang
bermanfaat untuk saya
mengurus anak, karena hal
yang tadinya saya belum
ketahui dari sinilah saya
menjadi tau.
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami kepada
anak?
Kalau saya tidak sabaran mba
sama anak kadang emosian apa
lagi kalau dia nangis ga
berenti- berenti udah deh
bentak-bentak aja abisnya
pusing kalau ngadepin anak
yang kaya gitu, tapi ujung-
ujungnya saya merasa bersalah
gitu kadang suka sedih sendiri
gabisa jadi orangtua yang baik.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah anak saya.
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah menonton
Saya merasa sedih, karena
perjuangan untuk menanti
117
video masa-masa
kehamilan?
kehadiran anak tuh memang
tidak mudah.
7. Apa yang di terapkan oleh
bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Saya mulai sekarang sudah
bisa menerapkan pola asuh
yang baik kepada anak saya,
sudah bisa mengontrol emosi
saya. Kalau anak saya susah di
bilangin ya udah saya cari cara
gitu biar ga bentak- bentak dia.
8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan setelah
menerapkan pola asuh
yang benar ke anak?
Anak saya jadi nurut mba ke
saya, dan ternyata dengan saya
membentak-bentak anak jadi
tuh anak saya malah ngelawan
gitu ya mba. Dan sekarang
udah engga sih misalnya dia
nakal gitu ga saya bentak pakai
nada yang halus dia jadi nurut
gitu di bilanginnya
9. Menurut ibu/bapak apakah
metode yang di sampaikan
dapat membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu karena
banyak sekali materi yang di
sampaikan yang belum saya
ketahui tentang pola
pengasuhan
10. Apa yang diharapkan oleh
bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Yang saya harapkan semoga
PUSPAGA bisa melaksanakan
kegiatan ini Kembali dengan
tema yang berbeda.
11. Apakah bapak/ibu merasa
puas dengan pelayanan
kegiatan parenting yang di
berikan oleh PUSPAGA?
Sangat puas sih mba dengan
kegiatan ini karena banyak
ilmu-ilmu yang di dapat untuk
mendidik anak saya.
118
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 2
Informan : AD (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 10 Maret 2021
Pukul : 13.00- 14.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu pernah
mengikuti kegiatan
parenting sebelumnya?
Belum pernah mbak
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup jelas?
Cukup jelas kok
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan ilmu
tentang pola asuh?
Sangat membantu kok
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami kepada
anak?
Ya gini mba, saya menyadari
kalau saya suka emosian sama
anak kadang tuh kalau anak saya
melakukan kesalahan ya udah
saya pake nada yang tinggi
ngebentak dia, kadang saya cubit
aja abis gasabaran gitu mba apa
lagi kalau susah dibilanginya.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
menonton video masa-
masa kehamilan?
Merasa sedih, dan mengingat
Kembali di moment itu.
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
Alhamdulillah banget ya mba
banyak sekali pelajaran yang
saya dapat dengan mengikuti
119
mengikuti kegiatan
parenting?
kegiatan ini, jujur aja ya mba
saya sangat emosian sama anak
saya apa lagi kalau anak saya
nakal gabisa di bilangin gitu udah
deh saya kesel banget bentak-
bentak terus kalau anak saya
nangis juga malah makin- makin
saya emosi. Dan setelah
mengikuti kegiatan ini saya tau
bagaimana cara menghadapi
anak yang seperti itu dan
istilahnya saya banyak bilang
“owhh jadi gini ya, terus gini
yaaa… gitu loh mba “lebih bisa
sabar sih sekarang
8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan setelah
menerapkan pola asuh
yang benar ke anak?
Anak saya sekarang jadi nurut ke
saya ya mba apa lagi kalau lagi
nangis gitu biasanya saya bentak-
bentak tapi ini engga saya pakai
nada yang halus lembut sambil
nanya keinginanya apa ternyata
kalau semakin kita bentak
semakin dia menjadi- jadi ya
nangisnya mba
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu, karena
sebelumnya kan banyak yang
tidak saya ketahui.
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Saya berharap bisa dapat
pengetahuan lebih yaa tentang
cara mengasuh anak.
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh PUSPAGA?
Sangat puas dengan kegiatan ini
sih mba karena sangat bagus
untuk orangtua karena bisa
menaikkan motivasi orangtua
agar menjadi orangtua yang baik
dan benar.
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
120
INFORMAN 3
Informan : DD (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 2 Maret 2021
Pukul : 10.00-11.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti
kegiatan parenting
sebelumnya?
Pernah sebelumnya, tapi bukan
tentang pola pengasuhan.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup
jelas?
Cukup jelas
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan
ilmu tentang pola
asuh?
Sangat membantu sekali
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami
kepada anak?
Permasalahan yang saya alami
dengan anak saya yaitu saya tidak
bisa mendekatkan diri ke anak
saya, memang sih saya sangat
cuek dengan anak saya, apa lagi
yang saya sedih tuh anak saya
perempuan ya mbak, harusnya
kalau apa-apa tuh cerita ke
mamahnya tapi ini di simpan aja
kadang dia suka murung dan saya
tanya kenapa dia tidak menjawab,
saya bingung supaya saya dekat
dengan anak tuh gimana biar anak
saya terbuka dengan saya
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah di umumkan lewat
whatsapp grup
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
Merasa sedih dan rasanya gamau
kehilangan anak.
121
menonton video
masa-masa
kehamilan?
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu
setelah mengikuti
kegiatan parenting?
Sekarang saya bisa mendekatkan
diri sama anak saya dengan cara
menemaninya dia saat bermain,
mengerti kemauan dia apa mbak,
menanyakan kegiatan apa yang
ingin dia lakukan gitu aja sih mba
itu caranya setelah saya
mengikuti kegiatan ini
8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan
setelah menerapkan
pola asuh yang benar
ke anak?
Anak saya jadi dekat dengan saya
mba, dan setelah saya cari tau
kesukaan anak saya tuh banyak.
Gitu aja sih mba perubahan dari
anak saya
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang
di sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu sekali.
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu
setelah mengikuti
kegiatan?
Saya berharap agar bisa
mendapatkan ilmu-ilmu lagi agar
menjadi orangtua yang baik.
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh
PUSPAGA?
Saya merasa puas dan senang
sekali mengikuti kegiatan
parenting ini karena banyak
manfaatnya, materi yang
disampaikan oleh pemateri juga
tidak bikin bosan. Berharap
supaya Puspaga mengadakan
kegiatan ini lagi ya mbak.
122
TRANSKIP WAWANCARA NARASUBMER
INFORMAN 4
Informan : A (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 3 Maret 2021
Pukul : 15.00-16.00 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti
kegiatan parenting
sebelumnya?
Belum pernah.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup
jelas?
Cukup jelas dan menarik dengan
tema yang di sampaikan.
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan
ilmu tentang pola asuh?
Membantu sekali
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami
kepada anak?
Permasalahan saya ke anak
gabisa berentiin anak saya main
handphone mba, sebel banget
gitu kalau dia udah megang
handphone apa lagi kalo lagi
nonton youtube di panggil juga
ga jawab- jawab jadi kaya autis
handphone. Kadang sudah saya
alihin gitu tetep aja yang di cari
handphone, jadi tuh lupa makan
ga tidur siang kalau saya ambil
malah ngamuk- ngamuk
makannya saya suka pusing
sendiri ngadepin anak saya.
Kalau kuota habis saya umpetin
padahal tetep aja yang di cari
123
handphone makanya saya
bingung gitu caranya biar anak
saya engga kecanduan
handphone.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
menonton video masa-
masa kehamilan?
Sedih sih mba jadi keingat
Kembali masa- masa kehamilan
sampai melahirkan.
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Saya mencari cara gitu mba
agar anak saya lupa sama
handphone dengan cara
menyibukkan anak saya bikin
kegiatan kecil seperti memasak
barang dia, menyiapkan mainan
yang dia suka, kalau dia inget
gitu sama handphone saya
alihkan gitu mba 8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan
setelah menerapkan
pola asuh yang benar
ke anak?
Iya mba sekarang perubahan
yang saya rasakan ke anak saya
perlahan sudah udah bisa lupa
sama handphone karena saya
kasih kegiatan yang bermanfaat
gitu mba, terus saya juga ga
mainin handphone di depan dia
kalau dia liat pasti minta lagi.
Terus saya belikan mainan
yang dia sukai gitu mba
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu ya mba
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Saya mengharapkan agar bisa
mengikuti kegiatan lagi
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
Sangat puas mba karena
kegiatanya sangat bermanfaat
124
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh
PUSPAGA?
sekali untuk ibu-ibu yang baru
mempunnyai anak dan materi
yang di sampaikan juga
menarik. Dan juga bisa sharing
dengan orangtua lainnya
mengenai masalah anak.
125
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 5
Informan : Ibu H (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 2 Maret 2021
Pukul : 13.00-14.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti
kegiatan parenting
sebelumnya?
Belum pernah mba ini baru
pertama kali
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup
jelas?
Cukup jelas ya, dan menarik
sekali.
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan
ilmu tentang pola asuh?
Sangat membantu karena banyak
sekali ilmu yang bermanfaat
untuk saya mengurus anak, karena
hal yang tadinya saya belum
ketahui dari sinilah saya menjadi
tau.
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami kepada
anak?
Permasalah saya gak sabaran
sama anak saya kalau lagi
ngedampingin dia belajar mba,
kadang saya cubit aja pipinya
kalau dia ga konsen udah
berulang-ulang saya ajarin ga
paham- paham jadi gemes sendiri
gitu. Tapi saya merasa salah si
mba kalau seperti itu ngehadapin
anak saya dan saya tidak tau
caranya mba.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah anak saya.
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
Saya merasa sedih, karena
perjuangan untuk menanti
126
menonton video masa-
masa kehamilan?
kehadiran anak tuh memang tidak
mudah.
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Saya tidak sabaran saat
mengajarkan anak saya apa lagi
kalau anak saya sudah ga fokus ya
mba, tapi setelah saya mengikuti
kegiatan ini saya mencari cara
agar anak saya fokus dalam
belajar gitu, yaudah jadi saya
ikutin dulu kemauan dia apa tapi
saya kasih waktu misalnya 20
menit anak saya ingin menonton
tv tapi setelah itu saya bilang udah
ya 20 menit aja abis itu belajar,
dan anak saya nurut gitu mba, dan
ternyata ketika anak sudah tidak
fokus belajar itu harus di kasih
waktu dulu untuk beristirahat lalu
nanti di lanjut lagi, banyak sih
mba pelajaran yang saya ambil
sehabis mengikuti kegiatan ini.
8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan
setelah menerapkan
pola asuh yang benar ke
anak?
Anak saya jadi lebih senang mba
kalau belajar sama saya, karena
saya waktu- waktuin gitu mba
misalnya 20 menit kamu boleh
istirahat dulu boleh nonton TV
tapi setelah itu kamu belajar lagi
yah. Dan malah dia bilang gini
“kok mamah ga marah- marahin
aku kalau aku gabisa-bisa” saya
jadi ketawa sendiri mba hehe
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Ohh tentu sangat membantu sekali
ya mba
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Yang saya harapkan semoga
PUSPAGA bisa melaksanakan
kegiatan ini Kembali dengan tema
yang berbeda.
127
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh
PUSPAGA?
Yaa, cukup puas dengan kegiatan
ini karena bisa sharing juga
masalah anak.
128
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 6
Informan : Ibu FM (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 4 Maret 2021
Pukul : 09.00-11.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu pernah
mengikuti kegiatan
parenting sebelumnya?
Yaa, saya belum pernah
mengikuti kegiatan ini dan ini
baru pertama kali.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup jelas?
Cukup jelas ya, dan menarik
sekali.
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan ilmu
tentang pola asuh?
Sangat membantu karena banyak
sekali ilmu yang bermanfaat
untuk saya mengurus anak,
karena hal yang tadinya saya
belum ketahui dari sinilah saya
menjadi tau.
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami kepada
anak?
Iya mba, permasalahan saya
sama anak saya tidak merasa
dekat dengan anak karena saya
bekerja, jadi anak saya istilahnya
apa-apa ke mba nya deh, kadang
sedih gitu saya di cuekin sama
anak sendiri kalau dia nangis nih
saya berusaha untuk
menenangkan gitu tapi diemnya
malah ke mbaknya makanya saya
senang banget adanya kegiatan
ini mba.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah anak saya.
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
menonton video masa-
masa kehamilan?
Saya merasa sedih, karena
perjuangan untuk menanti
kehadiran anak tuh memang
tidak mudah.
129
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Saya sibuk kerja ya mba dari pagi
sampai malam bakhan saya
pulang kerja aja anak saya sudah
tidur, pagi saya berangkat kerja
anak saya masih tidur juga. Jadi
kalau hari libur saya sudah capek
sendiri gitu… tapi saya merasa
sedih aja jadi kalau ada apa-apa
anak saya ya ke mbaknya dan
yang saya sedih lagi dia manggil
mbaknya jadi sebutan mamah
kadang makanya setelah saya
mengikuti kegitan itu saya sudah
bisa mengatur waktu sih untuk
anak saya saya luangkan waktu
gitu di hari libur dan menyibukan
diri ke anak saya, kaya bikin
sesuatu kaya misalnya masak
pudding, buat kue yang simple-
simple aja gitu 8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan setelah
menerapkan pola asuh
yang benar ke anak?
Perubahan ke anak saya jadi lebih
dekat sih mba sekarang, soalnya
saya sudah bisa mengatur waktu
saya di saat saya lagi libur kerja
saya sempatkan waktu buat anak
kaya menemani dia main, terus
pas saya pulang kerja saya
tanyakan hari ini ngapain aja
coba ceritakan sama bunda, terus
dia kaya senang gitu mba, malah
jadi apa-apa ngadunya ke saya
mba
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Yang saya harapkan semoga
PUSPAGA bisa melaksanakan
130
kegiatan ini Kembali dengan
tema yang berbeda.
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh PUSPAGA?
Yaa, saya merasa sangat puas
dengan kegiatan ini, walaupun
secara online saya tidak merasa
bosan dan berharap Puspaga
mengadakannya lagi.
131
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 7
Informan : Ibu AA (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 5 Maret 2021
Pukul : 10.00-11.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti
kegiatan parenting
sebelumnya?
Baru pertama kali mba saya ikut
kegiatan ini.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup
jelas?
Jelas si mba dan banyak yang
saya kepoin hehe.
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan
ilmu tentang pola
asuh?
Sangat membantu sekali ya apa
lagi ini tentang masalah pola
asuh anak jadi bermanfaat sekali
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami
kepada anak?
Kalau saya kan punya 3 anak
mba jadi saya merasa saya
kurang perhatian ke anak saya
bingung gitu mb acara bagi
waktunya habis adenya masih
bayi terus kakak-kakaknya juga
kalau lagi belajar kurang saya
dampingin jadi anak saya yang 2
ini kurang dekat dengan saya
apa-apa ke neneknya, bahkan
kadang jadi ngelawan gitu sama
saya.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah anak saya mbak.
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
Merasa sedih mba keinget
Kembali apa lagi perjuangan
132
menonton video masa-
masa kehamilan?
saya mendapatkan anak itu sulit
ya jadi keinget lagi gitu
moment-moment itu.
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Setelah saya mengikuti kegiatan
ini, saya lebih perhatian kepada
masing-masing anak saya. Lebih
memperhatikan kebutuhan dan
keinginan anak saya, tidak
hanya adiknya saja tetapi kepada
kedua anak saya
8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan
setelah menerapkan
pola asuh yang benar
ke anak?
Anak saya yang tadinya ga dekat
dengan saya jadinya dekat, dan
biasanya apa-apa minta ke
neneknya ini jadi engga lagi mba
hehe, dan sekarang juga anak
saya apa-apa cerita ke saya
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu kok untuk
para ibu-ibu
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Yang saya harapkan semoga
saya bisa mengikuti kegiatan ini
Kembali dengan tema yang
berbeda.
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh
PUSPAGA?
Sangat puas yaa mba, banyak
sekali manfaatnya yang di dapat
apa lagi orangtua bisa curhat ke
pada pihak lembaganya.
133
TRANSKIP WAWANCARA NARASUMBER
INFORMAN 8
Informan : Ibu D (Orangtua/penerima manfaat)
Hari, Tanggal : 6 Maret 2021
Pukul : 14.00-15.30 WIB
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti
kegiatan parenting
sebelumnya?
Yaa, saya belum pernah
mengikuti kegiatan ini dan ini
baru pertama kali.
2. Apakah materi yang
disampaikan cukup
jelas?
Cukup jelas ya, dan menarik
sekali.
3. Apakah kegiatan
parenting sudah
membantu bapak/ibu
dalam mendapatkan
ilmu tentang pola asuh?
Sangat membantu karena
banyak sekali ilmu yang
bermanfaat untuk saya
mengurus anak, karena hal
yang tadinya saya belum
ketahui dari sinilah saya
menjadi tau.
4. Masalah apa yang
ibu/bapak alami kepada
anak?
Iya mba, permasalahan saya
sama anak saya tidak merasa
dekat dengan anak karena saya
bekerja, jadi anak saya
istilahnya apa-apa ke mba nya
deh, kadang sedih gitu saya di
cuekin sama anak sendiri kalau
dia nangis nih saya berusaha
untuk menenangkan gitu tapi
diemnya malah ke mbaknya
makanya saya senang banget
adanya kegiatan ini mba.
5. Bagaimana bapak/ibu
mengetahui kegiatan
parenting ini?
Dari sekolah anak saya.
134
6. Apa yang ibu/bapak
rasakan setelah
menonton video masa-
masa kehamilan?
Saya merasa sedih, karena
perjuangan untuk menanti
kehadiran anak tuh memang
tidak mudah.
7. Apa yang di terapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan
parenting?
Iya mba, sangat bermanfaat
sekali kegiatan ini jarang-
jarang juga kan saya
mendapatkan edukasi jadi saya
seperti belajar gitu dan
mengintropeksi diri apa yang
kurang dari diri saya, dan
mencari cara bagaimana anak
bisa dekat dengan saya, yaitu
mencari tahu ke senangan anak
saya dan saya ikutin, dan
sekarang kalau ada apa-apa
langsung saya tanyakan ke
anak saya misalnya hari ini
mau ngapain aja mau
berkegiatan apa, yaitu lah kan
itu hal sepele ya tapi itu
penting sekali sih mba saya
baru sadar aja gitu. 8. Perubahan apa yang
bapak/ibu rasakan
setelah menerapkan pola
asuh yang benar ke
anak?
Perubahan anak saya selama
saya menerapkan pola asuh
yang baik kan saya coba
dekatkan diri dan mencari
kesukaan anak saya apa dan
Alhamdulillah mba sekarang
anak saya jadi dekat sekali
dengan saya, dan kalau ada
apa-apa sekarang cerita ke saya
gak di pendam sendiri lagi
9. Menurut ibu/bapak
apakah metode yang di
sampaikan dapat
membantu dalam
mengasuh anak?
Sangat membantu kok mba
135
10. Apa yang diharapkan
oleh bapak/ibu setelah
mengikuti kegiatan?
Yang saya harapkan semoga
PUSPAGA bisa melaksanakan
kegiatan ini Kembali dengan
tema yang berbeda.
11. Apakah bapak/ibu
merasa puas dengan
pelayanan kegiatan
parenting yang di
berikan oleh
PUSPAGA?
Ya saya merasa puas
mengikuti kegiatan ini cumin
pas lagi sharing saja ya saya
gak puas dengan waktunya
hanya 30 menit jadi say aga
kedapatan deh mba.
136
Lampiran 3
CATATAN OBSERVASI PENELITIAN
Waktu Observasi: 22 November 2020
Tempat Observasi: Posyandu Nusa Indah, Pondok Arens
Waktu Deskripsi
09.00-12.00 WIB Pihak Puspaga melakukan sosialisasi
ke daerah Nusa Indah Pondok Aren,
yang sebelumnya telah bekerja sama
dengan stickholder setempat untuk
mendatangi lokasi secara langsung.
Dengan bantuan stickholder Orangtua
berdatangan secara langsung, agar
para Orangtua dapat di edukasi tentang
pola pengasuhan yang baik dan benar.
Pihak Puspaga yaitu administrasi
mendata para Orangtua yang
mengikuti kegiatan/program parenting
ini. Dan barulah di mulai dengan
mengedukasi para Orangtua yaitu
mejelaskan tentang bagaimana cara
menerapkan pola pengasuhan yang
baik dan benar, menyampaikan hak-
hak pada anak. Dan yang terakhir
adalah sesi sharing pada Orangtua agar
Orangtua dapat menyampaikan keluh-
kesah mereka, dan menyampaikan
bahwa di Puspaga bisa melakukan
konseling.
137
CATATAN OBSERVASI PENELITIAN
Hari/Tanggal Waktu Deskripsi
27 Februari
2021
09.00
WIB
Pembukaan acara/sambutan yang di
pimpin oleh kepala sekolah TK Al-
Falaah dengan kegiatan melalui via
zoom.
09.00-
09.20
WIB
Sambutan dari ketua atau
koordinator acara program
parenting yang berupa tentang
penjelasan dari program parenting
itu apa
09.20-
10.30
WIB
Penyampaian materi kepada
seluruh Orang tua wali murid TK
Al- Falah yang berupa materi yaitu
memberikan pemahaman tentang
kewajiban Orangtua terhadap anak
dengan cara mengedukasi
Orangtua, dengan cara
meningkatkan peran Orangtua
dalam proses mendidik/mengasuh
anak, memberikan pemahaman
kepada seluruh Orangtua bahwa
tidak hanya peran ibu saja yang ikut
serta dalam pengasuhan anak tetapi
peran seorang ayah juga ikut dalam
pengasuhan anak, memberi
pemahaman kepada orangtua harus
mengajarkan akhlak kepada anak,
merawat sisi jasmani dsb,
mengedukasi Orangtua tentang
hak-hak pada anak yaitu hak untuk
hidup; berpartisipasi, hak tumbuh
kembang; hak untuk mendapatkan
perlindungan; hak untuk
mendapatkan identitas, dan
mengedukasi orangtua bahwa
Orangtua lah yang terlebih dahulu
harus bisa mendekatkan diri kepada
anak, dan yang terakhir adalah
138
Orangtua di putarkan video tentang
perjuangan seorang ibu yang
berjuang untuk mendapatkan anak
yaitu video melahirkan agar
Orangtua bisa tersentuh hati
nuraninya bahwa perjuangan untuk
mendapatkan seorang anak tidaklah
mudah.
10.30-
11.00
WIB
Sesi sharing Orangtua, dimana
Orangtua bisa menyampaikan
keluhan mereka dalam pola
pengasuhan anak, banyak sekali
para Orangtua yang menyampaikan
keluh-kesah mereka kepada
pemateri dan dari situlah mereka
mendapatkan solusi dari pemateri
dalam mendidik anak yang baik dan
benar itu seperti apa. Dan yang
terakhir pemateri menyampaikan
bahwa kalau Orangtua
membutuhkan Pusat Pembelajaran
Keluarga untuk lebih lanjut bisa
menghubungi pihak PUSPAGA,
dan melakukan konseling Bersama
psikolog.
11.00-
11.05
WIB
Penutupan dan doa bersama.
139
Lampiran 4
LAMPIRAN FOTO-FOTO WAWANCARA
Foto wawancara pihak Puspaga
140
Foto Wawancara Informan Orangtua (Penerima Manfaat)
141
142
Foto kegiatan Sosialisasi kegiatan Parenting
143
Materi kegiatan Parenting
144
Foto izin penelitian
145
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian
146
Surat izin bimbingan Skripsi
147